standar icu

9
DEFINISI : Unit perawatan insentif / ICU adalah :suatu unit perawatan yang terpisah di dalam rumah sakit yang khusus di kelola untuk merawat pasien sakit berat dan kritis (critically ill) dengan melibatkan tenaga yang terlatih khusus dan di dukung dengan peralatan khusus. Dlm RS besar Unit Perawatan Intensif ini Dapat Di Bagi Lagi Menjadi : Unit Perawatan Intensif Jantung Unit Perawatan Intensif Anak Unit Perawatan Pasca Bedah Jantung Unit Dealisa Ginjal Unit Perawatan Intensif Luka Bakar Dan sebagainya . TUJUAN : Mengatasi keadaan gawat dan kritis atau potensial terjadinya kegawatan. Menurunkan mortality rate Rumah Sakit. Keuntungan : Tenaga terlatih & peralatan khusus yang terbatas jumlahnya dapat di konsentrasikan pada suatu unit. Pasien – pasien kritis dapat di pantau secara intensif , sehingga kelainan – kelainan yang timbul dapat diketahui sedini mungkin dan dapat segera di berikan terapi atau tindakan yang di butuhkan secara efektif. Pasien Sakit Kritis Meliputi : Pasien – pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter , perawat, perawatan nafas yang terkoordinasi dan berkelanjutan , sehingga memerlukan perhatian yang teliti agar dapat di lakukan pengawasan yang konstan dan titrasi terapi. Pasien – pasien yang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis dan karena itu memerlukan pemantauan konstan dan kemampuan tim intensive care untuk melakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyakit yang merugikan.

Upload: nvy

Post on 03-Jan-2016

88 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Standar ICU

DEFINISI :

Unit perawatan insentif / ICU adalah  :suatu unit perawatan yang terpisah di dalam rumah sakit yang khusus di kelola untuk merawat pasien sakit berat dan kritis (critically ill) dengan melibatkan tenaga yang terlatih khusus dan di dukung dengan peralatan khusus.

Dlm RS besar Unit Perawatan Intensif ini Dapat Di Bagi Lagi Menjadi :  Unit Perawatan Intensif Jantung  Unit Perawatan Intensif Anak  Unit Perawatan Pasca Bedah Jantung  Unit Dealisa  Ginjal  Unit Perawatan Intensif Luka Bakar  Dan sebagainya .

TUJUAN  :  Mengatasi keadaan gawat dan kritis atau potensial terjadinya kegawatan.  Menurunkan mortality rate Rumah Sakit.

Keuntungan :  Tenaga terlatih & peralatan khusus yang terbatas jumlahnya dapat di konsentrasikan

pada suatu unit.  Pasien – pasien kritis dapat di pantau secara intensif , sehingga kelainan – kelainan yang

timbul dapat diketahui sedini mungkin dan dapat segera di berikan terapi atau tindakan yang di butuhkan secara efektif.

Pasien Sakit Kritis Meliputi :  Pasien – pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan memerlukan dokter , perawat,

perawatan nafas yang terkoordinasi dan berkelanjutan , sehingga memerlukan perhatian yang teliti agar dapat di lakukan pengawasan yang konstan dan titrasi terapi.

  Pasien – pasien yang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis dan karena itu memerlukan pemantauan konstan dan kemampuan tim intensive care untuk melakukan intervensi segera untuk mencegah timbulnya penyakit yang merugikan.

  Pasien  sakit kritis membutuhkan pemantauan dan tunjangan hidup khusus yang harus di lakukian oleh suatu tim, termasuk diantaranya dokter yang mempunyai dasar pengetahuan , keterampilan teknis komitmen waktu dan secara fisik selalu berada di tempat untuk melakukan perawatan titrasi dan berkelanjutan . Perawatan ini harus berkelanjutan dan bersifat proaktif yang menjamin pasien di kelola  dengan cara yang aman, manusiawi dan efektif . dengan menggunakan sumber daya yang ada , sedemikian rupa sehingga memberikan kualitas pelayanan yang tinggi dan hasil yang optimal.

Ruang Lingkup Pelayanan Yang Di Berikan Di ICU  Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit – penyakit akut yang mengancam

nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari.  Memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan

pelaksanaan spesifik problema dasar.

Page 2: Standar ICU

  Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang di timbulkan oleh :

  Penyakit Primer  Iatrogenik  Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang nyawanya pada saat itu bergantung

pada fungsi alat / mesin dan orang lain.

PERANAN PERAWATBidang Kerja Pelayanan Intensive Care Meliputi :  Pengelolaan Pasien. Di lakukan secara primer oleh intensivist dengan melaksanakan

pendekatan pengelolaan total pada apsien sakit kritis, menjadi katua tim dari berbagai pendapat konsultan atau dokter yang ikut merawat pasien .

  Administrasi Unit . Palayanan icu di maksud untuk memastikan suatu lingkungan yang menjamin pelayanan yang aman , tepat waktu dan efektif untuk tercapainya tugas ini di perlukan partisipasi dari intensivist pada aktivitas manajemenit.

  Pendidikan  Penelitian

Standar Minimum Palayanan ICUTingkat pelayanan ICU harus di sesuaikan dengan kelas Rumah Sakit. Tingkat pelayanan itu

di tentukan oleh jumlah staf, fasilitas pelayanan penunjang , jumlah dan macam pasien yang di rawat.

Yang perlu dilakukan perawat ICU  Menjelaskan tentang ICU dan tujuan dirawat di ICU  Menjelaskan alat – alat yang digunakan tetapi cegah peristilahan medik  Persiapkan jika mendengar bunyi alarm  →  tidak selalu kondisi yang membahayakan  Menjelaskan pembatasan di ICU seperti ; waktu besuk, jumlah pengunjung, dsb  Menjelaskan peraturan – peraturan rumah sakit  Buatlah daftar barang – barang klien yang boleh di bawa di ICU dan amankan.

Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :  Resusitasi jantung paru.  Pengelolaan jalan nafas , termasuk intubasi trakheal dan penggunaan ventilator

sederhana .  Terapi oksigen.  Pemantauan EKG, pulse oksimetri terus menerus .  Pemberian nutrisi enteral dan parenteral .  Pemeriksaan laboboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh.  Pelaksanaan terapi secara titrasi .  Kemampuan melaksanakan teknis khusus sesuai dengan kondisi pasien.  Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat – alat portabel selama transportasi

pasien gawat.  Kemampuan melakukan fisioterapi dada

Page 3: Standar ICU

Indikasi Masuk Dan Keluar ICUSuatu ICU menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam bidang kedokteran

dan keperawatan gawat darurat yang di butuhkan untuk merawat pasien sakit kritis . keadaan ini memaksa di perlukannya mekanisme untuk membuat prioritas pada sarana yang terbatas ini apabila kebutuhan ternyata melebihi jumlah tempat tidur yang tersedia di ICU.

Kepala ICU bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di ICU,bila kebutuhan masuk ICU melebihi temapttidur yang tersedia.Kepala ICU menentukan berdasarkan prioritas kondisi medik , Pasien mana yang akan di rawat di ICU.

Prosedur untuk melaksanakan kebijakan ini harus di jelaskan secara rinci untuk tiap ICU.

Kriteria Masuk ICU  Sakit berat / pasien gawat yang memerlukan pengawasan perawatan dan pengobatan

secara intensif  Secara medis masih ada harapan dapat di sembuhkan :Pasien Prioritas Pertama (I)penyakit atau gangguan akut pada sistem organ – organ vital memerlukan tindakan terapi

intensif dan agresif untuk mengatasinya yaitu :  Gangguan atau gagal nafas akut  Gangguan atau gagal sirkulasi  Gangguan atau gagal susunan syaraf pusat  Gangguan atau gagal ginjal               Prioritas 2Pemantauan intensif secara invasive atau non invasive atau keadaan – keadaan yang dapat

menimbulkan ancaman gangguan pada system organ misalnya :  Pasca bedah intensif  Pasca henti jantung dalam keadaan stabilPrioritas 3  Pasien dalam keadaan kritis dengan harapan kecil untuk penyembuhan  Pasien kelompok penyakit, tetapi tidak dilakukan terapi invasive.

Prosedur Pasien Masuk ICU  Ada indikas.  Konsul tertulis dari bagian ( dokter ) yang mengirim pasien dengan menyebutkan

diagnosis dan alasan di kirim ke ICU.  Setelah di pertimbangkan keadaan pasien , tempat tidur yang tersedia , fasilitas alat ,

dokter ICU dapat menerima atau menolak pasien tersebut masuk ICU dengan menjawab nya secara tertulis .

  Bila pasien di terima masuk ICU pasien harus di antar oleh perawat ruangan yang mengirim pasien tersebut ke ICU .

Kriteria Pasien Keluar Dari ICUSesuai kriteria  :  Kondisi fungsi vital tubuh telah membaik dan stabil

Page 4: Standar ICU

  Bila telah dilakukan terapi intensif tidak bermanfaat atau tidak memberi hasil yang diharapkan misal pasien mengalami mati batang otak

  Pasien kelompok prioritas 2 jika ada pasien prioritas 1 yang memerlukan perawatan

Kriteria Pasien Tidak Perlu Masuk ICU  Pasien yang telah di pastikan mengalami brain death. Pasien seperti ini dapat di

masukan ke ICU, bila mereka potensial donor organ, tetapi hanya untuk menunjang fungsi – fungsi organ sementara menungu donasi organ.

  Pasien yang kompeten tetapi menolak terapi tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi ” Perawatan yang nyaman” saja .

  Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.  Pasien yang secara fisiologis stabil, secara statistik resikonya rendah untuk memerlukan

terapi ICU.Contoh pasien kelompok ini antara lain :  Pasien pasca bedah vaskuler yang stabil  Pasien diabetic ketoacidosis tanpa komplikasi  Keracunan obat , tetapi sadar  Concussion  Payah jantung kongestif  ringan  Pasien – pasien ini lebih di sukai di masukan ke suatu unit intermediate untuk terapi

definitif dan atau observasi

PRASARANALokasiDi anjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih berdekatan atau

mempunyai askes yang mudah ke UGD, laboratorium dan radiologi .

DesainStandar ICU yang memadai , di tentukan disain yang baik dan pengaturan ruang yang ade

kuat :

Bangunan ICU  Terisolasi  Mempunyai standar tertentu terhadap :  Bahaya api  Ventilasi  AC  Exhaust fan  Pipa air  Komunikasi  Bakteriologis  Kabel monitor  Lantai mudah di bersihkan , keras dan rata (area pasien) :  Unit terbuka  12 – 16 m / tempat tidur  Unit tertutup 16 – 20 m / tempat tidur

Page 5: Standar ICU

  Jarak antara tempat tidur  : 2 mUnit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan setiap 2 tt  Unit tertutup 1 ruangan, 1 tempat cuci tangan  Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU, ICU tersier paling sedikit

3 outlet udara tekan , dan 3 pompa hisap dan minimal 16 stop kontak setiap tempat tidur .

  pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan lampu TL Day Light 10 watt/ m. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan personil .

Area Kerja Meliputi   :   Ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual perawat dengan pasien .  Ruang yang cukup untuk memonitor pasien , peralatan resusitasi dan penyimpanan obat

dan alat ( termasuk lemari pendingin )  Ruang yang cukup untuk  mesin x – ray mobile dan mempunyai negatif skop .  Ruang untuk telpon dan sistem komunikasi lain , komputer dan koleksi data , juga

tempat penyimpanan alat tulis dan terdapat ruang yang cukup untuk untuk resepsionis dan petugas administrasi.

Area LingkunganMempunyai pendingin ruangan / AC yang dapat mengontrol suhu dan kelembaban sesuai

dengan luas ruanganSuhu ruangan    :  22 -  25, kelembaban      : 50 – 70 %

Ruang IsolasiDi lengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri

Ruang Penyimpanan Peralatan Dan Barang BersihUntuk menyimpan monitor , ventilator, infus pump,syringe pump, peralatan dialisis , alat –

alat sekali pakai cairan, penggantung infus , troli, penghangat darah alat hisap , linen dan tempat penyimpanan barang dan alat bersih.

Ruang Tempat Pebuangan   Alat / Bahan Kotor Ruang untuk membersihkan alat – alat , pemeriksaan urine , pengososngan dan

pembersihan pispot dan botol urine desaian unit menjamin tidak ada kontaminasi .

Ruang PerawatTerdapat ruang terpisah yang dapat di gunakan oleh perawatan yang bertugas dan

pimpinannya .

Ruang Staf DokterTempat kegiatan organisasi dan administrasi termasuk kantor kepala bagian dan staf dan

kepustakaan .Ruang Tunggu Keluarga PasienLaboratoriumHarus di pertimbangkan pada unit yang tidak mengandalkan palayanan terpusat .

Peralatan

Page 6: Standar ICU

Jumlah dan macam peralatan beruarisasi, tergantung tipe ukuran, dan fungsi ICU dan harus sesuai dengan beban kerja ICU . di sesuikan dengan standar yang berlaku.

terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat .Peralatan dasar meliputi :  Ventilator  Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas  Alat hisap  Peralatan akses vaskuler  Paralatan monitor invasif dan non invasif  Defibrilator dan alat pacu jantung  Alat pengatur suhu pasien  Peralatan drain thorax  Infusion pump dan syringe pump  Peralatan portable untuk transportasi  Tempat tidur khusus  Lampu untuk tindakan  Continous renal replacement terapi.  Peralatan lain untuk prosedur diagnostik dan atau terapi khusus hendaknya tersedia ,

bila secara klinis ada indikasi dan untuk mendukung fungsi ICU  Protokol dan pelatihan kerja untuk staf medik . dan para medik perlu tersedia untuk

penggunaan alat – alat , termasuk langkah – angkah untuk mengatasi apabila terjadi malfungsi.

Monitoring Peralatan  Tanda bahaya kegagalan pasokan gas  Tanda bahaya kegagalan pasokan oksigen  Alat secara otomatis teraktifikasi untuk memonitor penurunan tekanan pasokan oksigen

yang selalu terpasang di ventilator  Pemantauan kosentrasi oksigen  Di perlukan untuk mengukur kosentrasi oksigen yang oleh ventilator atau sistem

pernafasan.  Tanda bahaya kegagalan ventilator atau diskosentarasi sistem pernafasan  Volume dan tekanan ventilator  Volume yang keluar dari ventilator harus terpantau , tekanan jalan nafas dan tekanan

sirkuit pernafasan harus terpantau terus menerus dan dapat mendeteksi tekanan yang berlebihan

  Suhu alat pelembab ( Humidifier )  Ada tanda bahaya bila terjadi peningkatan suhu udara inspirasi  Elektrokardiograf  Terpasang pada setiap pasien dan dipantau terus-menerus.  Pulse – oximeter  Harus tersedia untuk setiap pasien di ICU.  Emboli udara  Bila pasien sedang menjalani hemodialisa , plasma pheresis , alat perfusi , harus ada

pemantaan untuk emboli udara .

Page 7: Standar ICU

Read more: http://berkaskep.blogspot.com/2012/08/standard-minimal-ruang-icu-intensive.html#ixzz2Lb4hNG7P