standar dan pedoman institusi pengembang program ... · - program2 pelat dari berbagai lembaga...
TRANSCRIPT
2
Bab I
SEAMOLEC dan Pendidikan Jarak Jauh
(PJJ)
1.1 Latar Belakang
Visi Departemen Pendidikan Nasional menekankan pada
pendidikan yang bersifat transformatif., yang
menempatkan kegiatan dan agen kependidikan sebagai
katalis perubahan masyarakat Indonesia dari tradisional
menjadi lebih maju dan siap menghadapi perubahan
dalam semua aspek kehidupan yang berlangsung dengan
cepat. Perubahan yang cepat tersebut mengharuskan
masyarakat untuk menjadi masyarakat berbasis
pengetahuan di mana peran pengetahuan dan teknologi
menjadi penting.
Saat ini masyarakat Indonesia dianggap belum
sepenuhnya mampu memanfaatkan perubahan
pengetahuan dan teknologi yang berlangsung terus
menerus, sebagai potensi utama untuk menggerakkan
kemajuan masyarakat di berbagai aspek kehidupan.
Dengan demikian sistem pendidikan di Indonesia
diharapkan mampu secara terus menerus memfasilitasi
dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk
menjawab kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan
peserta didik untuk mampu mengembangkan diri mereka
menjadi masayarakat yang berbudaya, dengan cara
menciptakan atmosfer pendidikan yang mendukung dan
proses-proses pembelajaran lain yang kreatif yang
3
melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
yang mencerahkan.
Strategi Depdiknas untuk mencapai visi yang telah
diuraikan di atas adalah dengan meluaskan akses ke
semua jenjang, jenis dan bentuk pendidikan bagi
masyarakat yang memerlukannya. Perluasan tersebut
dicapai bukan hanya dengan membangun institusi
pendidikan baru tetapi dengan meluaskan kapasitas
institusi yang telah ada. Salah satu cara perluasan
tersebut adalah dengan mengizinkan institusi pendidikan
dan pelatihan untuk menerapkan sistem dual mode, yaitu
pendidikan tatap muka dan jarak jauh yang keduanya
menerapkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran di
samping mengembangkan kemampuan TIK sebagai
bidang studi. Institusi pendidikan dan pelatihan
diharapkan mampu mengembangkan berbagai program
pendidikan formal maupun non formal, termasuk
politeknik, vokasional, profesional, serta program yang
menunjang kegiatan belajar seumur hidup bagi
masyarakat yang menginginkannya.
Dengan dibukanya kesempatan bagi institusi pendidikan
formal, non-formal dan informal untuk menawarkan
program pendidikan secara jarak jauh yang
memanfaatkan TIK, maka dirasakan perlu untuk
mengembangkan standar untuk menjamin mutu dari
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
insititusi-insitusi tersebut. Standar tersebut diharapkan
dapat menjadi panduan pelaksanaan program
pembelajaran jarak jauh yang ingin diselenggarakan oleh
suatu institusi
4
1.2 SEAMOLEC
SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) merupakan salah satu pusat yang didirikan oleh SEAMEO pada tanggal 27 Februari 1997. Tugas utama SEAMOLEC adalah membantu berbagai institusi dan negara, terutama di Asia Tenggara, dalam mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pendidikan dan menemukan solusi alternatif melalui pemanfaatan PJJ terutama yang berbasis TIK. Kegiatan SEAMOLEC meliputi pemberdayaan institusi pendidikan dalam pengembangan PJJ yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi melalui penelitian dan pengembangan, pelatihan, konsultasi, dan penyediaan jaringan tenaga ahli di bidang PJJ yang berbasis TIK.
Visi
Menjadi pusat keahlian dalam bidang PJJ
Misi
1. Membantu berbagai institusi dan negara, terutama di
Asia Tenggara, dalam mengembangkan kemampuan
untuk mengidentifikasi masalah-masalah pendidikan
dan menemukan solusi alternatif melalui
pemanfaatan PJJ.
2. Melayani dan bersinergi dengan institusi pendidikan
dan pelatihan dalam pencapaian satu juta klien pada
2010
5
Tujuan
SEAMOLEC bertujuan untuk menjalankan beragam
program responsif dan relevan terhadap berbagai
tantangan nasional maupun regional dalam bidang PJJ.
Untuk mencapai tujuan tersebut, program yang
dijalankan SEAMOLEC berfungsi untuk:
1. Mendiseminasi informasi tentang PJJ serta
pemanfaatan teknologi dalam PJJ
2. Mengembangkan kerjasama dengan institusi nasional
dan regional dan dengan pusat-pusat lain di bawah
SEAMEO
3. Menyediakan beragam pelatihan dalam bidang PJJ
yang berbasis TIK
4. Melakukan analisis kebutuhan, penelitian dan
pengembangan, serta evaluasi dalam bidang PJJ yang
berbasis TIK
5. Memfasilitasi pengembangan dan adopsi sistem
pembelajaran dalam PJJ di Indonesia dan di Asia
Tenggara
6. Memfasilitasi kerjasama antar ahli bidang PJJ
berbasis TIK.
6
Keanggotaan SEAMEO
Anggota SEAMEO dibagi menjadi tiga, yaitu;
1. SEAMEO member Countries:
Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Laos,
Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand,
Timor Leste dan Vietnam
2. SEAMEO Associate Members:
Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Belanda,
Selandia Baru, Norwegia dan Spanyol
3. SEAMEO Affiliate Members:
International Council for Distance Education (ICDE)
1.3 Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
Salah satu bentuk pendidikan atau pelatihan yang paling
tua adalah proses magang (apprenticeship), yaitu seorang
pemula belajar dengan bekerja pada pakar/ahli untuk
dapat menguasai suatu pengetahuan atau keterampilan
tertentu. Pada era komputer dan jejaring, maka batasan
atau kendala tempat dan waktu untuk mendapatkan akses
pada program dan proses pembelajaran dapat
dihilangkan atau dikurangi seminimal mungkin.
Komputer memungkinkan presentasi yang bersifat
digital dari pengetahuan untuk pembelajaran, dan
meningkatkan kecepatan untuk mendapatkan dan
memproses informasi. Teknologi Komunikasi
memungkinkan penyimpanan, transfer, dan berbagi
informasi antar institusi yang tersebar di wilayah yang
sangat luas dan berbeda zona waktu.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ini membuka
peluang untuk berbagai alternatif dalam penyampaian
7
pendidikan dan pelatihan. Secara khusus, perkembangan
di teknologi telekomunikasi membawa kepada
perkembangan peralatan pembelajaran yang berbasis
TIK, yang memungkinkan penyampaian materi dan
proses pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu. Dengan demikian pada awal abad 21 ini kita
menyaksikan pertumbuhan yang pesat dari jumlah
institusi, baik milik pemerintah maupun swasta yang
menawarkan program pendidikan dan pelatihan secara
jarak jauh. Untuk negara-negara dengan jumlah
penduduk yang besar seperti Indonesia, maka sistem PJJ
ini menjadi menarik untuk menawarkan program
pembelajaran kepada sejumlah besar peserta yang berada
pada wilayah yang tersebar di seluruh wilayah negara
yang luas, tanpa harus membangun fasilitas baru.
Beberapa alasan yang menyebabkan sistem PJJ menjadi
menarik sebagai alternatif memecahkan masalah
keterbatasan ruang, waktu, dan sumber daya adalah
sebagai berikut.
o Daya tampung sistem pendidikan tatap muka
selalu terbatas sesuai dengan kemampuan ruang
kelas, jumlah peralatan yang digunakan, dan
ketersediaan serta kemampuan tenaga akademik
dan administratif.
o Sistem PJJ ini menarik bagi orang dewasa yang
karena satu dan lain hal harus memperbaharui
pengetahuan dan keterampilan, tetapi karena satu
dan lain hal tidak dapat berpartisipasi pada sistem
tatap muka. Mereka ini tersebar di seluruh wilayah
negara.
8
Definisi Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan Jarak Jauh adalah kegiatan
pembelajaran/pelatihan yang disampaikan kepada
individu peserta didik yang terpisah secara ruang dan
waktu dengan dosen/instruktur/widyaiswara/tutor
dengan memanfaatkan TIK. Keterpisahan kegiatan
pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas
dari PJJ. Keterpisahan tersebut dapat berupa jarak fisik,
misalnya karena peserta didik bertempat tinggal jauh dari
lokasi institusi pendidikan. Keterpisahan dapat pula
karena jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang
memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari
lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran di institusi tersebut.. Selain itu
dalam PJJ juga menggunakan bermacam metode
pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sistem PJJ
didasarkan pada keterpisahan antara peserta didik dan
pengajarnya dalam ruang dan waktu, pemanfaatan
(paket) bahan belajar yang dirancang dan diproduksi
secara sistematis, ada fasilitasi untuk interaksi tenaga
dosen dan peserta didik yang tidak terus menerus (non-
contiguous), antara peserta didik dengan peserta didik,
tutor, dan organisasi pendidikan melalui beragam media,
serta adanya penyeliaan dan pemantauan yang intensif
dari suatu organisasi pendidikan. Implisit dalam
pengertian tersebut adalah kemandirian peserta didik
dalam mengelola proses belajarnya melalui pemanfaatan
beragam pelayanan, baik yang disediakan oleh organisasi
pendidikan maupun yang tersedia di lingkungan sekitar,
serta adanya proses perencanaan, pelaksanaan, dan
10
Menurut kesepakatan komponen sistem pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut
Untuk Kegiatan penjaminan mutu, maka proses yang dilakukan adalah sebagai berikut
INPUT PROCESS OUTPUT
Students
Management
System
Study Program
Delivery System
Media
Learning Process
Students Support
System
Program
Evaluation
Learning
Assessment
11
Untuk pelaksanaan pendidikan terbuka dan jarak jauh ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu
� Access: provision of quality education everywhere needed
Input Process Output/ outcome
efficiency productivity
Objectives
Minimal requirement
effectiveness
12
� Equity: provision of quality of education to everyone (education for all)
� Quality: standardized of quality education everywhere, everytime, for everybody
Sedangkan untuk indikator yang perlu diperhatikan yang sangat khas untuk sistem PTJJ adalah:
� Quality of ODL = quality of face to face learning (knowledge, skills, attitude).
� Economics of scale versus price for quality
� Networking vs. self-sufficient
� Sustainability issue (massive versus focused)
13
Dengan memperhatikan uraian diatas maka standar yang akan
dikembangkan sebaiknya memperhatikan hal-hal tersebut untuk
dapat dijadikan rujukan bagi institusi yang ingin
menyelenggarakan PTJJ.
Lebih jauh lagi Standar SEAMOLEC ini dikembangkan dalam
rangka pengembangan SEA-EDUnet yang merupakan kerangka
bagi network, konten pembelajaran dan mekanisme pelaksanaan
dari program-program pembelajaran jarak jauh berbasis ICT dan
berwawasan nasional dan regional (Asia Tenggara).
SEA EDUNet terdiri dari tiga komponen sebagai berikut.
A. Network of Institutions
Jejaring institusi yang terlibat dalam dunia pendidikan dan
pelatihan (formal, informal, nonformal, pada berbagai jenis dan
jenjang) dapat menjadi anggota SEA EduNet ini. Dalam konteks
SEAMOLEC maka insititusi tersebut terbagi menjadi:
1. Mitra 100, yang merpakan institusi pendidikan tinggi di
Indonesia (personal, konsultan ekspert di daerah mengenai
seamolec
2. Mitra 150, yang merupakan institusi pendidikan tinggi di Asia
Tenggara 9termasuk seamolec centre, p4tk,
3. Mitra 500, yang merupakan institusi pendidikan dan pelatiahn
yang dapat menjadi pusat belajar bagi Mitra 150 atau sebagai
pusat pelatihan pembelajaran berbasis TIK di kabupaten,
sekoloah, tempat kursus yang sesuai std seamolec (internet
connection, program dll)
B. Konten Pembelajaran
Konten pembelajaran dapat merupakan program-program
pembelajaran yang menunjang berbagai konsorsium program
14
pendidikan terbuka dan jarak jauh, seperti:
- Konsorsium Institusi yang menawarkan Program D3TKJ
model PJJ
- Konsorsium Institusi yang menawarkan Program Pariwisata
model PJJ
- Konsorsium Institusi yang menawarkan Program
Gametechnology model PJJ
- Konsorsium perguruan tinggi di Asia Tenggara yang
berminat menawarkan program pembelajaran model PJJ ke
Asteng
- Program2 pelat dari berbagai lembaga
Konten pembelajaran dapat juga merupakan program-program
pembelajaran yang dapat menunjang pengembangan
profesionalisme guru, dosen atau masyarakat umum yang
berminat. Konten tersebut dapat berupa RPP untuk sekolah dasar
dan menengah, berbagai model pembelajaran untuk perguruan
tinggi dan berbagai model pelatihan yang diminati oleh
masyarakat umum
C. Mekanisme Pelaksanaan
� Mekanisme Perencanaan dan Pengembangan materi program
pembelajarana/pelatihan.
� Mekanisme Proses pelaksanaan program
pembelajaran/pelatihan secara hybrid, dengan kombinasi,
tatap muka dan jarak jauh secara online dengan menerapkan
sistem multicast, IPv6, SEA Radio
� Mekanisme Evaluasi hasil dan proses
� Monitoring dan Evaluasi Program
� Revisi dan pemeliharaan keberlangsungan program (tracer
study)
15
SEAMOLEC Mitra
SEAMOLEC Mitra adalah yang menjalin kerja sama dengan
SEAMOLEC untuk menyelenggarakan program pembelajaran
jarak jauh berbasis TIK baik program perkuliahan maupun
pelatihan. Sesuai dengan standar SEAMOLEC
Seamolec Mitra terdiri dari:
- Institusi penyelenggara program pendidikan yang berhak
memberi ijazah (degree granting institution) D3, S1, S2,
S3. Jumlah institusi tersebut ditrgetkan sebanyak 100
institusi di Indonesia dan 50 institusi di Asia Tenggara.
Muncul istilah Mitra 150
- Institusi penyelenggara program pelatihan berbasis TIK
seperti ICT Centre, KKG, MGMP, Diklat
- SEAMEO centre lain di Asia Tenggara
Untuk menjadi SEAMOLEC Mitra selain harus memenuhi standar
SEAMOLEC yang telah ditetapkan, juga akan dikenakan iuran
tahunan, untuk Mitra 100 sebesar….., untuk Mitra 150 dan
SEAMEO Centre sebesar….., dan Mitra 500 sebesar Rp …...
Manfaat menjadi Mitra SEAMOLEC
� Menjadi anggota mailing list SEAMOLEC
� Akses pada 3 terbitan SEAMOLEC pertahun, yaitu 2
laporan riset dan 3 publikasi SEAMOLEC info
� Mendapat pelatihan gratis 2 kali satu tahun
� Dapat melakukan pelatihan modul2 SEAMOLEC di
institusi masing-masing sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
� Dapat melakukan kolaborasi dengan SEAMOLEC melalui
teknologi multicast.
16
PJJ pada dasarnya adalah proses pembelajaran secara jarak jauh,
oleh karena itu proses pembelajaran menjadi penting untuk
diuraikan karena akan menentukan kualitas hasil pembelajaran.
Beberapa langkah yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
pembelajaran antara lain:
1. Pemilihan program berdasarkan kebutuhan.
2. Pengemasan program pembelajaran yang sesuai dengan
kaidah-kaidah yang baik dan benar.
3. Pengaturan waktu belajar, waktu tes, dan lain lain.
4. Pemanfaatan secara efisien dan efektif berbagai bantuan
belajar yang tersedia seperti, tutorial dan pembimbingan
akademik dan konseling.
5. Ketersediaan sistem yang mudah diakses oleh peserta didik
untuk mendapatkan hal-hal yang tersebut pada butir 1 sampai
dengan 4
17
Bab 2
Standar Program
Pendidikan Jarak Jauh SEAMOLEC
Untuk setiap program PJJ yang ditawarkan diharapkan telah
melalui tahap pengembangan program sesuai dengan model
pengembangan program pembelajaran/pelatihan yang baku untuk
setiap institusi, yaitu melalui tahap analisis, perancangan,
pengembangan, implementasi evaluasi and revisi. Program PJJ
yang ditawarkan dapat secara tatap muka, model hybrid, yaitu
gabungan antara tatap muka dan jarak jauh berbasis TIK, atau 100
% jarak jauh berbasis TIK.
Dalam mode hybrid, pemanfaatan bahan ajar berbasis TIK akan
mencapai 30 – 79%. Dengan demikian proses pembelajarn peserta
didik akan lebih banyak belajar mandiri. Pembelajaran hybrid ini
terdiri dari:
1. pembelajaran tatap muka (residensial + tutor kunjung/tutor
jaga)
2. pembelajaran menggunakan media cetak (bila diperlukan)
3. pembelajaran menggunakan audio-video
4. pembelajaran berbasis web
Bagian pembelajaran secara tatap muka dapat sebagai bagian dari
program residensial atau dengan memanfaatkan teknologi
multicast.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai standar program PJJ yang
dikembangkan berdasarkan standard SEAMOLEC.
1. Perancangan
2. Pengembangan
18
3. Implementasi
4. Evaluasi
2.1 Perancangan
Beberapa langkah yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
pembelajaran pada suatu program pendidikan atau pelatihan
antara lain:
1. Pemilihan program berdasarkan kebutuhan.
2. Pengemasan program pembelajaran yang sesuai dengan
kaidah-kaidah yang baik dan benar.
3. Pengaturan waktu belajar, waktu tes, dan lain lain.
4. Pemanfaatan secara efisien dan efektif berbagai bantuan
belajar yang tersedia seperti, tutorial dan pembimbingan
akademik dan konseling.
5. Ketersediaan sistem yang mudah diakses oleh peserta didik
untuk mendapatkan hal-hal yang tersebut pada butir 1
sampai dengan 4
Untuk mendapatkan program pembelajaran yang efisien dan
efektif, maka harus dimulai dengan membuat perancangan/desain
program. Hal ini berlaku pula untuk program PJJ. Hasil
perancangan ini adalah kurikulum program studi, standar
kelulusan dan silabus silabus untuk setiap mata kuliah.
Perancangan dimulai dengan melakukan analisis Analisis terhadap
peserta didik, konteks dan konten
pembelajaran/perkuliahan/pelathan. Hasil analisis kebutuhan
instruksional ini adalah kompetensi utama dari lulusan program
studi atau lulusan satu mata kuliah.
Kompetensi utama ini di analisis menjadi berbagai kompetensi
yang akan dikuasai peserta didik setelah melalui partisipasi
19
sejumlah mata kuliah/diklat wajib dan pilihan dari suatu program
studi atau pelatihan.
Setelah didapat kompetensi utama suatu mata kuliah maka
dilakukan analisis instruksional untuk memetakan susunan
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah
menempuh satu program studi atau pelatihan. Setiap kompetensi
dijabarkan menjadi 1 atau lebih mata kuliah/diklat. Hasil dari
kegiatan penjabaran kompetensi program studi dan mata kuliah
adalah gambaran program studi dan silabus untuk setiap mata
kuliah. Setelah mendapatkan silabus matakuliah dapat mulai
dikembangkan SAP untuk pertemuan tatap muka pada residensial
atau video teleconference atau tutor kunjung, dan bahan ajar untuk
untuk setiap matakuliah. Pada lampiran 2 dapat dilihat contoh
format silabus dan SAP . Setelah didapat silabus per matakuliah
maka dilakukan tahap pengembangan bahan ajar (cetak,
audiovisual, dan berbasis web) dan bahan ujian
Standar perancangan/desain program SEAMOLEC adalah:
1. Berdasarkan analisis kebutuhan
2. Dilaksanakan berdasarkan tahap pengembangan sistem
pembelajaran/pelatihan (mis. model ADDIE)
3. Untuk perancangan pembelajaran berbasis web, melibatkan
tiga komponen dasar yaitu pemetaan program (program
mapping), objek belajar atau learning object materials, dan
rancangan proses belajar atau proses interaksi (learning
design). Pemetaan program adalah proses pemetaan
komponen-komponen dalam bahan ajar berbasis web dan
strategi/prosedur yang akan digunakan bersama bahan
tersebut untuk mencapai kompetensi belajar yang diharapkan.
Hasilnya adalah peta program yang menjelaskan serangkaian
objek belajar yang sudah tertata dan terorganisasi secara
berurutan sesuai dengan urutan belajar yang dirancang serta
strategi belajar/interaksi antar objek belajar tersebut, antar
20
objek belajar dengan peserta didik yang belajar, dan antara
objek belajar, mahasiswa, dan sumber belajar lainnya. Dalam
program tatap muka, peta program ini disebut sebagai garis
besar program pembelajaran (GBPP) atau silabus. Langkah
pengembangan program pembelajaran berbasis Web sesuai
dengan buku Pedoman pengembangan Bahan ajar berbasis
web. Khusus untuk pemenuhan standar SEAMOLEC maka,
bahan tersebut harus terdiri dari video dari dosen yang
disertai dengan presentasi berbasis powerpoint dan simulasi
konsep-konsep yang penting.
4. Untuk pemeblajaran berbasis audio visual.....
5. Untuk pembelajaran berbasis bahan ajar cetak.......
6. Semua mata kuliah/diklat tersedia lengkap saat peserta didik
memerlukan
7. Ada pelatihan/pengarahan bagi tim pengembang sesuai
dengan tahapan pengembangan tersebut
8. penjadwalan yang jelas, menggunakan platform yang sama
(utk mk/md online), konsistensi dalam format mk/md,
penjadwalan mk/md dalam beberapa semester ke depan untuk
membantu peserta didik dalam merancang pemelajaran
mereka
9. Kualifikasi anggota tim pengembang (sesuai perannya +
keterampilan PJJ dan cara mendapatkan mereka)
10. Kerja sama lokal, nasional, regional dan International
(kesepakatan transfer kredit yang telah ditempuh, antar
institusi yang terlibat)
2.2 Pengembangan Program
Setelah dibuat perancangan program selanjutnya harus melakukan
pengembangan bahan penunjang program, seperti:
a. Pengembangan Naskah Akademik (kurikulum dan mata
kuliah)
b. Pengembangan Panduan Operasional
21
c. Pengembangan bahan ajar
d. Pengembangan bahan ujian
2.2.1 Pengembangan Naskah Akademik
Naskah Akademik adalah rencana akademik program yang di
dalamnya termasuk penyusunan kurikulum dan mata kuliah.
Naskah akademik tersebut akan menggambarkan hal-hal berikut,
yang merupakan Indikator pemenuhan persyaratan per SK
Mendiknas 107/2001 – SK Dirjen Dikti 108/2001:
Indikator
1. Pendahuluan
a. Peta kondisi peserta didik di wilayah/propinsi
tempat institusi berada
b. Bagaimana PTJJ dipersepsikan dapat membantu
penanganan masalah peserta didik di
wilayah/propinsi tersebut?
c. Bagaimana posisi PTJJ di dalam institusi
(dukungan internal)?
d. Bagaimana keberadaan PTJJ dapat
meningkatkan layanan penyelenggaraan
pendidikan/pelatihan oleh institusi?
e. Bagaimana institusi dapat menghindari
terjadinya persaingan tidak sehat antar institusi
di wilayah/ propinsi atau antar program
studi/pelatihan yang sama di beberapa institusi di
wilayah/propinsi tersebut?
f. Bagaimana gambaran keberlanjutan program
(proyeksi pangsa pasar, sumber
masukan/pendapatan?)
2. Kurikulum program studi/pelatihan
22
Indikator
a. Kompetensi lulusan yang diharapkan
b. Kurikulum (sequence, continuity, organization,
and integration)
c. Rujukan program yang digunakan
3. Pengelolaan Sumber Daya
a. Sumberdaya Manusia (lampirkan data
pendukung)
1) Perancang program
2) Penyusun/pengembang bahan ajar
3) Produser bahan ajar
4) Penyebar luas (distributor) bahan ajar
b. Sumberdaya dan mekanisme pemutakhiran
bahan ajar (updating)
c. Sumberdaya penyelenggaraan interaksi dengan
peserta didik
1) Tutorial tatap muka
2) Telekonferensi
3) Surat menyurat elektronik
4) Interaksi jarak jauh (sinkronus dan
asinkronus)
d. Sumberdaya bidang keahlian manajemen PTJJ
dan pembelajaran jarak jauh
e. Tenaga administrasi dan Penunjang Akademik
f. Fasilitas, sumberdaya, dan akses peserta didik
untuk praktikum (lampirkan data fasilitas)
1) Sarana dan prasarana umum
23
Indikator
2) Sarana dan prasarana praktikum
3) Sarana dan prasarana praktek
pengalaman lapangan
4) Sarana dan prasarana sumberdaya, dan
sistem untuk evaluasi hasil belajar
secara terprogram minimal 2x per
semester.
4. Proses Pembelajaran
a. Belajar Mandiri (strategi pelaksanaan)
b. Belajar Terbimbing (strategi pelaksanaan)
c. Interaksi dua arah dengan dosen/instruktur/tutor
d. Bahan ajar (ragam, strategi)
e. Media pembelajaran (ragam, strategi)
f. Evaluasi hasil belajar (ragam, strategi)
g. Evaluasi hasil belajar harus mencerminkan
tingkat kematangan dan kemampuan peserta
didik melalui mekanisme ujian komprehensif
secara tatap muka atau secara jarak jauh dengan
pengawasan langsung.
h. Layanan bantuan belajar (ragam, strategi)
5. Kelulusan dan sertifikasi
6. Organisasi unit sumber belajar untuk layanan teknis dan
layanan akademis
7. Pendanaan program studi
a. Dana investasi
b. Dana operasional dan pemeliharaan
c. Penerimaan internal
d. Penerimaan eksternal
24
Indikator
8. Manajemen Akademik
a. Rencana pengembangan program studi
b. Manajemen sumberdaya
c. Manajemen mutu akademis
9. Kerjasama dengan institusi lain yang mempunyai ijin
penyelenggaraan program studi/pelatihan yang sama
untuk memfasilitasi kegiatan pengembangan program
dan bahan ajar, pemberian bantuan belajar, layanan
perpustakaan dan pelaksanaan praktikum dan
pemantapan pengalaman lapangan, serta
penyelenggaraan evaluasi hasil belajar secara jarak jauh.
1. Kurikulum
- Mutu Kurikulum yang melibatkan kerja lab dan bagaimana
akan dilaksanakannya
- Perjanjian dengan tenaga pengawas dari institusi lain
- Perjanjian dengan institusi lain yang terlibat dalam
pelaksanaan kurikulum dan pemelajaran (Antar Mitra 100,
Mitra 150, dan Mitra 500)
2. Struktur Mata kuliah/Diklat
- Kontrak Perkuliahan/Pelatihan (menggambarkan populasi
sasaran program, tujuan, tenggat waktu, dan jadwal yang
disarankan)
- Susunan materi matakuliah merupakan hasil analisis
instruksional
- Tugas-tugas (harus dapat menggambarkan usaha program
untuk membantu peserta mengembangkan
kemampuannya)
25
- Ada usaha untuk mencegah dropout dan mahasiswa yang
tidak aktif berinteraksi untuk pemelajarannya sendiri
- Strategi pemelajaran (kombinasi residensial dan online
learning)
- Pemutakhiran matakuliah/diklat,
� untuk pelatihan setiap selesai 1 X pelatihan,
� untuk D-3 setiap 3 tahun sekali,
� untuk S1 setiap 4 tahun sekali,
� untuk S2 setiap 2 tahun sekali)
- Mekanisme login setiap minggu sekali bagi mahasiswa
untuk setiap mk/md untuk melakukan kegiatan diskusi,
menjawab latihan, asesmen, dan pembimbingan dan
pembuatan jurnal online mingguan (perenungan terhadap
apa yang sudah dilakukan) oleh peserta didik.
2.2.2 Pengembangan Panduan Operasional
Panduan Operasional merupakan panduan pengelolaan yang wajib
dikembangkan oleh setiap penyelenggara program PJJ, dimana di
dalamnya mencakup hak dan kewajiban penyelenggara dan
mahasiswa.
Adapun panduan operasional yang harus dikembangkan adalah:
a. Panduan Penyelenggaraan
b. Panduan Mahasiswa
c. Panduan Tutorial dan Tutorial Online
d. Panduan Praktek
e. Praktikum
f. Ujian
2.2.3 Panduan Pengembangan Bahan ajar
2.2.3.1. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Cetak
26
2.2.3.2. Panduan Pengembangan Bahan Audio-Visual
2.2.3.3. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web
2.3 Implementasi
Model pembelajaran PJJ yang dikembangkan oleh SEAMOLEC
ini adalah model Hybrid, dimana dalam proses pembelajarannya
dilakukan secara tatap muka dan online (mandiri). Implementasi
dari model hybrid ini adalah sebagai berikut.
1. Pendaftaran bisa dilakukan di tempat penyelenggara, dan/atau
mitra SEAMOLEC
2. Residensial; 1 bulan pertama setiap semester di kampus PT.
Untuk semester 2, 3, dst., digabungkan dengan pelaksanaan
ujian semester sebelumnya. Dalam masa residensial ini
mahasiswa belajar secara tatap muka atau melakukan
praktikum di kampus.
3. Belajar mandiri secara online: 4-5 bulan berikutnya,
mahasiswa pulang ke tempat masing-masing, membaca bahan
ajar cetak dan belajar melalui web-based course.
4. Interaksi dengan tutor dilakukan secara tatap muka (tutor
kunjung) sebanyak 2 kali dalam satu semester, dan melalui
interaksi online (synchronous melalui videoconference,
discussion forum, atau asynchronous melalui
email/discussion forum)
5. Ujian dilaksanakan secara tatap muka di kampus atau online
di Mitra 500 dengan pengawasa untuk menghindari joki atau
kegiatan menyontek
2.4 Evaluasi
Pelaksananan evaluasi dalam program PJJ ini dibagi ke dalam 2
tahap, yakni:
1. Evaluasi terhadap hasil perkuliahan/pelatihan
27
a. prosedur pengembangan soal ujian akhir
perkuliahan/pelatihan
b. Prosedur administrasi ujian (offline/onsite/on campuss
dan online)
c. Instrumen penilaian yang digunakan.
- untuk keterampilan kognitif: tes tertulis seperti
quizz, esai, pilihan ganda
- Untuk keterampilan psikomotor/praktek, test kinerja
(performance test)
- Untuk keterampilan affektif, daftar observasi dan
studi kasus
2. Terhadap proses perkuliahan/pelatihan
a. Evaluasi oleh peserta didik terhadap matakuliah/diklat,
proses interaksi pembelajaran, teknik penyampaian,
kinerja dosen/pelatih/tutor, dukungan pembelajaran dan
administrasi yang tersedia
b. Evaluasi oleh komite dosen, asisten dosen/tutor, staf TI
dan staf pendukung lainnya
c. Tracer study, evaluasi oleh para pengguna lulusan
28
Bab 3
MITRA SEAMOLEC
Mitra SEAMOLEC adalah individu, dan institusi yang menjadi
partner SEAMOLEC dalam melaksanakana program PJJ. Para
MITRA SEAMOLEC ini diharapkan dapat menjamin pelaksanaan
PJJ sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga didapat hasil
lulusan yang setara kompetensinya dengan lulusan sistem
pembelajaran tatap muka. Untuk mencapai hal tersebut, maka
diperlukan standar minimum yang jelas untuk pelaksanaan
program, termasuk standar untuk para pelaksana program PJJ
dalam hal ini para MITRA SEAMOLEC.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai standar minimal yang
harus dipenuhi oleh MITRA SEAMOLEC. Pada bab ini akan
dibahas Beberapa standar minimal untuk Mitra SEAMOLEC yang
dibatasi untuk hal berikut:
a. Standar Institusi
b. Standar Sarana dan Prasarana
c. Standar SDM
Untuk standar program (perancangan, pengembangan,
implementasi, dan Evaluasi) telah dibahas di bab 2.
3.1 Standar Institusi
Institusi adalah penyelenggara utama di dalam kegiatan PJJ.
Karena secara hukum, institusi inilah pelaksana dan penanggung
jawab kegiatan pada garda terdepan. Oleh sebab itu, standarisasi
terhadap institusi pelaksana program PJJ harus dilakukan. Ini juga
sebagai bagian penilaian kesiapan dan keseriusan insitusi tersebut
29
untuk melaksanakan program PJJ.
Hal-hal yang harus ada sehingga institusi dapat menjadi mitra
SEAMOLEC dalam penyelenggaraan program PJJ secara
kelembagaan adalah:
1. memiliki ijin penyelenggaraan kegiatan atau program di
dalam wilayah Republik Indonesia;
2. memiliki MoU/MoA dengan SEAMOLEC untuk
penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada bidang tertentu;
3. memiliki sertifikat ISO 9001:2000 khususnya pada bagian
yang akan menyelenggarakan Pendidikan Jarak Jauh;
4. memiliki sertifikat Standar SEAMOLEC untuk
penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
5. memiliki naskah akademik penyelenggaraan Pendidikan Jarak
Jauh yang menggambarkan secara detail program yang akan
dikembangkan;
6. pimpinan institusi telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
mengenai manajemen Pendidikan Jarak Jauh yang
dilaksanakan oleh SEAMOLEC;
7. memiliki tim pengembang dan pengelola Pendidikan Jarak
Jauh yang ditetapkan oleh pimpinan institusi;
8. memiliki tim instruktur/dosen/widyaiswara yang telah
mengikuti pendidikan atau pelatihan mengenai manajemen
Pendidikan Jarak Jauh serta pendidikan atau pelatihan
penyusunan bahan ajar cetak, audio-visual, berbantuan
komputer (computer assisted instruction = CAI), dan berbasis
web;
9. memiliki web site yang aktif diperbarui serta dapat menjadi
sumber informasi penyelenggaraan program;
10. memiliki alamat email yang aktif dan dapat menjadi sarana
komunikasi penyelenggaraan program.
3.2 Standar Sarana dan Prasarana
30
Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat bergantung kepada
sarana dan prasarana yang mencukupi, agar pelaksanaan kegiatan
dapat menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi yang
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
3.2.1 Standar Prasarana
Prasarana yang dibutuhkan di dalam program ini adalah:
1. ruang laboratorium komputer dan atau multimedia yang dapat
digunakan oleh mahasiswa/pengguna program di luar dari
intitusi tersebut, dengan waktu yang cukup dan kondisi yang
nyaman untuk pelaksanaan program;
2. ruang kelas atau ruang belajar yang sesuai dengan program
Pendidikan Jarak Jauh yang dilaksanakan pada institusi;
3. koneksi internet dedicated minimal 128 Kbps (broadband)
Prasarana ini mutlak diperlukan agar peserta program dapat
mengikuti seluruh kegiatan dengan nyaman. Khusus untuk
ruangan, agar disusun jadwal pemakaian yang tetap serta tidak
berubah-ubah agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Koneksi internet sebesar 128 Kbps adalah koneksi ke link
internasional, bukan link ke lokal server yang berada di ISP. Hal
ini amat dibutuhkan karena program PJJ berbasis TIK ini sangat
bergantung terhadap koneksi internet yang ada untuk
pendistribusian program.
3.2.2 Standar Sarana
Sarana yang dibutuhkan di dalam program ini adalah:
1. koneksi ke SEA EduNet dengan perangkat:
- 1 Set Parabola Mesh/Solid 10/12 feet
- 1 unit DVB Receiver
31
- 1 Unit PC Router
- 1 Unit software Multicast
2. perangkat Local Area Network yang menghubungkan seluruh
PC yang digunakan pada program dengan seluruh server yang
ada;
3. 1 Unit Web Server untuk penyimpanan materi yang
dikirimkan secara multicast dengan spesifikasi minimal:
- Processor setara Intel Pentium 4
- Memori 1 Gb
- Hard Disk 250 Gb SATA
4. komputer pada laboratorium berjumlah minimal 20 unit
dengan spesifikasi:
- Processor setara Intel Celeron
- Memori 256 Mb
- Hard Disk 80 Gb
5. LCD Projector dan layar projector
6. Perangkat Wireless LAN yang terhubung dengan koneksi
internet
7. Perangkat video converence (minimal Webcam atau
Handycam yang terhubung pada PC)
8. Perangkat lunak legal, yang terinstalasi pada seluruh PC yang
digunakan
- Perangkat lunak server dan aplikasinya
- Perangkat lunak untuk klien
- Perangkat lunak aplikasi perkantoran
- Perangkat lunak lainnya, sesuai dengan program yang
dilaksanakan
3.3. Standar SDM
Sumber Daya Manusia di dalam program Pendidikan Terbuka dan
Jarak Jauh adalah sumber daya utama, karena disinilah proses
32
pembelajaran itu bertumpu. Walaupun sistem yang digunakan
menggunakan TIK, namun seluruh proses di belakangnya tetap
dikendalikan oleh manusia. Apabila
pengendali tidak memiliki keahlian yang memadai, maka dapat
dipastikan proses juga akan mengalami kekacauan.
Secara umum, standar SDM untuk program ini adalah:
1. memiliki kompetensi yang sesuai dengan materi yang
diberikan;
2. memiliki kualifikasi akademik yang sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi masing-masing;
3. memiliki keterampilan dalam bidang Pendidikan Jarak Jauh
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing;
4. mampu mengoperasikan komputer dan perangkat penunjang
Pendidikan Jarak Jauh lain untuk mengelola informasi;
5. mampu berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris baik
lisan maupun tulisan (Minimal TOEFL 450);
6. telah menyelesaikan diklat dalam bidang Pendidikan Jarak
Jauh yang dilaksanakan oleh SEAMOLEC;
7. memiliki kompetensi untuk menulis laporan dan
menyebarkan informasi melalui media blog.
Khusus untuk SDM tertentu, standar yang digunakan adalah:
1. Dosen Pengampu/Koordinator Widyaiswara
- memenuhi standar dari Ditjen Dikti/standard lain yang
relevan untuk menjabat sebagai dosen
pengampu/coordinator widyaiswara;
- memiliki kemampuan untuk menerapkan Pendidikan
Jarak Jauh pada mata kuliah/mata diklat yang diampu
2. Dosen pelaksana/Widyaiswara
- memenuhi standar dari Ditjen Dikti/standard lain yang
relevan untuk menjabat sebagai dosen
pelaksana/widyaiswara;
- memiliki kemampuan untuk menerapkan Pendidikan
Jarak Jauh pada mata kuliah/mata diklat yang diajarkan;
33
- memiliki kemampuan untuk berkumunikasi dengan
memanfaatkan perangkat TIK di luar waktu
perkuliahan/pelatihan.
3. Perancang Pemelajaran (Instructional Designer)
- pernah mengikuti pelatihan PEKERTI/AA atau pelatihan
sejenis atau lulusan dari jurusan yang relevan;
- mampu merancang pemelajaran berbasis Pendidikan
Jarak Jauh
4. IT Specialist utk mitra 150 dan 500 berbeda
- memiliki kualifikasi akademik minimal Strata 1 (S1)
- memiliki sertifikat KKPI untuk kelas Instruktur;
- memiliki sertifikat CCNA;
5. Tutor
- memiliki kualifikasi akademik minimal Strata 1 (S1) dan
sesuai dengan jenjang pendidikan (misal, untuk jenjang
S2, maka tutor harus minimal S2);
- memiliki sertifikat KKPI untuk kelas Instruktur;
- memiliki sertifikat kompetensi yang sesuai dengan
matakuliah/diklat yang diberikan.
6. Asisten
- memiliki kualifikasi akademik minimal Diploma 3 (D3);
- memiliki sertifikat KKPI untuk kelas siswa;
- memiliki sertifikat CCNA, minimal CCNA 2;
- memiliki sertifikat JENI, minimal Jeni 2.
7. Teknisi
- memiliki kualifikasi akademik minimal SLTA dan atau
sedang/telah menempuh pendidikan Diploma 3 TKJ (D3
TKJ)
- memiliki sertifikat KKPI untuk kelas siswa;
- memiliki sertifikat CCNA, minimal CCNA 2;
- memiliki sertifikat JENI, minimal Jeni 2.
34
Lampiran 1: Contoh Perjanjian Kerja Sama (MOU)
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
PROGRAM S1 PENDIDIKAN JARAK JAUH PGSD
ANTARA
SEAMOLEC MITRA 150
(UNIVERSITAS ..............................)
DENGAN
SEAMOLEC MITRA 500
(SEKOLAH .....................................)
Nomor : ........................
Nomor : .........................
35
Pada hari ini ................ tanggal ............. bulan ............... tahun dua
ribu delapan, yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : .......................................................
Jabatan : ...........................................................................
Alamat : ...........................................................
……………………………………………….
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor: ………………………………….. tanggal
............................. dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Jabatan, yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai
PIHAK PERTAMA
2. Nama : ................................................
Jabatan : ................................................
Alamat : ................................................
................................................
Berdasarkan Surat Keputusan ................................. Nomor
................................., tanggal .................................
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama jabatan
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
36
Berdasarkan :
1. Surat Penetapan Seamolec Depdiknas No.
............................................... tanggal ................................
2. Proposal Seamolec Mitra 500
Nomor:…………............................................... Tanggal:
.................................................
3. Koordinasi Seamolec, Dikti, PMPTK dan usulan Dinas
Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kab/Kota tentang
Kerjasama pelaksanaan S1 PJJ PGSD tanggal
………………………….
Kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan kerjasama yang
dituangkan dalam suatu naskah perjanjian kerjasama dengan
ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
PENGERTIAN UMUM
Yang dimaksud dalam perjanjian ini :
1. Perjanjian Kerjasama: adalah suatu ikatan kerjasama antara
Seamolec Mitra 150 dalam hal ini adalah Universitas
…………………………………………………………………
. Untuk melaksanakan program S1 PJJ PGSD di Kab/Kota
…………………………………. Propinsi
…………………………………………………………………
……………………………………. dengan Seamolec Mitra
500 dalam hal ini Sekolah ……………………………………
yang merupakan sekolah standar internasional / sekolah
standar nasional /
2. Program S1 PJJ PGSD : adalah program pendidikan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
37
menggunakan system hybrid yaitu dengan system residensial
(tatap muka di kampus) dan belajar mandiri dengan ict (email,
chating, web base, video conference serta tutor kunjung
dengan system on-line)
Pasal 2
DASAR HUKUM
Program S1 PJJ PGSD ini dilandasi ketentuan perundangan
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003.
2. Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005
3. Keputusan Menteri No 107 tahun 2001: provider of ODL
4. Keputusan Dirjen Dikti No.108/2001 tentang pembukaan
program studi/jurusan (selanjutnya sebagai Juknis)
Pasal 3
Tujuan
Tujuan diselenggarakannya Program S1 PJJ PGSD adalah:
1. Seluruh guru yang belum berkualifikasi akademik S1 agar
dapat mencapai kualifikasi tersebut dalam waktu dekat, agar
dapat mengikuti ujian sertifikasi guru dan memperoleh
sertifikat pendidik
2. Percepatan pendidikan S1 bagi guru SD dengan biaya
terjangkau dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
3. Peningkatan SDM S1 guru SD yang mampu memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
4. Peningkatan SDm S1 guru SD dengan tidak mengganggu
proses pemelajaran di sekolahnya masing-masing, dengan
melalaksanakan residensial saat sekolah libur dan tugas-tugas
38
bisa dikirim dengan menggunakan sistem informasi dan
komunikasi.
Pasal 4
Lingkup Pekerjaan
1. PIHAK PERTAMA yang berasal dari perguruan tinggi
ditetapkan atas persetujuan Dikti, PMPTK dan Seamolec,
sesuai standar yang berlaku.
2. PIHAK KEDUA yang berasal dari Seamolec Mitra 500 yang
merupakan sekolah sebagai ICT Center / SBI / SSN atau KKG
/ MGMP dalam melaksanakan pekerjaan tersebut pada pasal 1,
ditetapkan dengan persetujuan Dinas Pendidikan Kab/Kota,
Dinas Pendidikan Propinsi serta Seamolec di sesuaikan
dengan standar yang telah ditetapkan untuk Seamolec Mitra
500.
3. Setelah di tetapkan maka diwajibkan menyusun program
pendidikan yang meliputi waktu pemanfaatan ruang Lab.
Komputer Multimedia yang terkoneksi internet dedicated serta
memberikan bantuan tutor dan teknisi dengan koordinasi
dengan provider atau perguruan tinggi disesuaikan dengan
tugas materi kuliah, strategi pelaksanaan dan jadwal
pelaksanaan serta disampaikan kepada PIHAK PERTAMA.
4. Program S1 Pendidikan Jarak Jauh PGSD yang dilaksanakan
oleh Perguruan Tinggi atau PIHAK PERTAMA harus
dituntaskan sampai dengan program selesai termasuk
pemberian Ijazah dengan selalu berkoordinasi dengan
Seamolec Mitra 500, Dinas Pendidikan Propinsi dan Dinas
Pendidikan Kab/Kota.
Pasal 5
Jangka Waktu Pelaksanaan
39
Jangka waktu pelaksanaan Program S1 PJJ PGSD menggunakan
aturan di Dikti dan Perguruan Tinggi penyelenggara
Pasal 6
Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. PIHAK PERTAMA harus melaksanakan tugas pemenuhan
atas rencana kuliah sesuai sistem Hybrid dan memaksimalkan
pemanfaatan teknologi Informasi dan komunikasi.
2. PIHAK KEDUA harus melaksanakan tugas dengan
memberikan fasilitas layanan Lab Komputer terkoneksi
internet dengan tutor dan teknisi sesuai standar yang berlaku.
3. PIHAK PERTAMA harus mengkoordinir Seamolec Mitra
500 yang menjadi partner kerjasama bersama Seamolec, serta
membimbing apabila standar minimal pelayanan yang ada di
Seamolec MItra 500 belum memenuhi standar yang berlaku.
4. PIHAK KEDUA harus membuat laporan pelaksanaan dan
disampaikan kepada PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA diwajibkan memberikan laporan juga
kepada Dinas Pendidikan Kab/Kota beserta Dinas Pendidikan
Propinsi serta Seamolec Depdiknas
Pasal 7
Pendanaan
Pendanaan Program S1 Pendidikan Jarak Jauh PGSD diatur
sebagai berikut:
1. PIHAK PERTAMA dengan koordinasi dengan Seamolec
Depdiknas, Dikti dan PMPTK untuk dilanjutkan dengan Dinas
Pendidikan Propinsi serta Dinas Pendidikan Kab/Kota.
40
2. Segala akibat dari Program S1 PJJ PGSD termasuk dengan
Seamolec Mitra 500, maka PIHAK PERTAMA (Perguruan
Tinggi / Provider) harap dikoordinasikan dengan Seamolec
Depdiknas, Dikti, PMPTK, Dinas Pendidikan Propinsi dan
Dinas Pendidikan Kab/Kota.
Pasal 8
PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA
1. Penyaluran dana bantuan akan dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
PIHAK KEDUA membuka rekening bank atas nama institusi.
PIHAK KEDUA harus mengangkat Tim dan
Bendahara Pengelola Keuangan kegiatan Program
Pendidikan Jarak Jauh S1 PGSD..
Penyaluran dana bantuan akan dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sesuai prosedur
yang berlaku.
Pembayaran dana bantuan akan dilakukan sekaligus
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
sesuai aturan yang berlaku di Seamolek Depdiknas.
2. Dana bantuan digunakan untuk mensubsidi program
Pendidikan Jarak Jauh S1 PJJ PGSD sesuai aturan yang
disepakati PIHAK I dan PIHAK II.
Pasal 9
KEWAJIBAN DAN SANKSI
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas
terlaksananya kegiatan, kebenaran prosedur sesuai aturan
standar Seamolec Mitra 500 yang telah ditentukan oleh
Seamolec Depdiknas.
41
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajiban sesuai
dengan Diktum yang tertuang dalam surat perjanjian ini
beserta lampirannya, maka PIHAK KEDUA wajib
mengembalikan dana subsidi yang telah diberikan kepada
PIHAK PERTAMA untuk dikembalikan yang berhak.
3. Apabila terjadi kerugian negara akibat penyalahgunaan dana
bantuan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
Pasal 10
LAIN-LAIN
1. Perubahan atas Surat Perjanjian Kerjasama ini, hanya dapat
dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak;
2. Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 6 (enam), tiga rangkap di
beri meterai Rp 6.000,- dengan masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama;
3. Dokumen proposal, petunjuk pelaksanaan Program S1
Pendidikan Jarak Jauh dan lampiran surat perjanjian
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian
ini dan bersifat mengikat.
Pasal 11
PENUTUP
Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah
pihak, pada hari dan tanggal tersebut di atas.
42
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
.......................................
NIP.
………………………………………
NIP.
Mengetahui
Dinas Pendidikan
Prop......................
Mengetahui
Dinas Pendidikan kab/kota..............
.......................................
NIP.
………………………………………
NIP.
43
Lampiran 2: Contoh format2 silabus matakuliah dan SAP
GBPP
Perancangan Sistem Pembelajaran
Mata kuliah/Diklat :
Semester :
Dosen/Instruktur :
Deskripsi Singkat :
No Standar
Kompetensi/Kompetensi
Utama/TIU
Kompetensi
Dasar/Kompetensi
Khusus/TIK
Indikator/TIK
yang lebih
rinci
Pokok
Bahasan/Subpokok
Bahasan
Pengalaman
Belajar
Media Tes Waktu Sumber
Ctk Lain O E P
Media: Cetak, Lain: Audio visual, CAI, Web, internet, realia, lingkungan sekitar dll
Tes: O = Obyektif; E = Essay, P = Prilaku/Kinerja/Sikap
44
Program Mapping
Perancangan Sistem Pembelajaran
Mata Kuliah : Perancangan Sistem Pembelajaran
Deskripsi : Mata kuliah ini akan membahas mengenai kegiatan instruksional sebagai sistem, model-model pengembangan instruksional, perumusan tujuan instruksional umum, analisis instruksional, perilaku awal dan karakteristik siswa, tujuan instruksional khusus, penulisan tes acuan patokan, strategi instruksional, produksi bahan-bahan instruksional, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif.
Standar Kompetensi : Pada akhir semester mahasiswa Program Pasca Sarjana UNILA yang mengambil mata kuliah ini akan dapat:
a. menganalisis beragam model perancangan sistem instruksional b. menerapkan konsep, prinsip, dan prosedur perancangan sistem instruksional c. melakukan evaluasi formatif terhadap prototipe sistem instruksional yang telah
dirancang
No Komptensi Dasar Pokok
Bahasan
Tatap Muka Print +
Audio
Visual
Video
Teleconference
Web-
based
Course
1 menjelaskan konsep, prinsip, dan prosesur
Konsep, prinsip, dan
Dosen utama
45
No Komptensi Dasar Pokok
Bahasan
Tatap Muka Print +
Audio
Visual
Video
Teleconference
Web-
based
Course
penyusunan desain instruksional
prosedur desain instruksional
2 menganalisis beragam model perancangan instruksional
Konsep, prinsip, dan prosedur desain instruksional
Dosen utama
3 mengidentifikasi kebutuhan instruksional
Kebutuhan instruksional
Tutor dan
Mahasiswa
menyajikan
makalah
kelompok
4 menulis tujuan instruksional umum
tujuan instruksional umum
Tutor dan
Mahasiswa
menyajikan
makalah
kelompok
5 melakukan analisis analisis Dosen Utama
46
No Komptensi Dasar Pokok
Bahasan
Tatap Muka Print +
Audio
Visual
Video
Teleconference
Web-
based
Course
instruksional instruksional
6 mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa
perilaku dan karakteristik awal siswa
Tutor dan
Mahasiswa
menyajikan
makalah
kelompok
7 menulis tujuan instruksional khusus
tujuan instruksional khusus
Tutor dan
Mahasiswa
menyajikan
makalah
kelompok
8 mengembangkan tes acuan patokan
Penilaian hasil belajar (tes acuan patokan)
Dosen Utama
9 mengembangkan strategi instruksional
strategi instruksional
Tutor dan
Mahasiswa
menyajikan
makalah
47
No Komptensi Dasar Pokok
Bahasan
Tatap Muka Print +
Audio
Visual
Video
Teleconference
Web-
based
Course
kelompok
10 menyusun Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) untuk mata kuliah yang dibinannya atau mata pelajaran lain yang diminatinya.
Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
Dosen Utama
11 menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang meliputi lingkup materi untuk diajarkan selama 4 perkuliahan tatap muka (4x60 menit)
Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
Dosen Utama
12 menyusun bahan perkuliahan untuk dipergunakan dalam 4 jam perkuliahan
bahan ajar Dosen utama
48
No Komptensi Dasar Pokok
Bahasan
Tatap Muka Print +
Audio
Visual
Video
Teleconference
Web-
based
Course
13 melakukan evaluasi formatif bahan perkuliahan tersebut sehingga menjadi bahan yang siap pakai.
ujicoba lapangan (evaluasi formatif)
Dosen Utama
Program Mapping
Perancangan Sistem Pembelajaran (Videoteleconference)
Mata Kuliah : Perancangan Sistem Pembelajaran
Deskripsi : Mata kuliah ini akan membahas mengenai kegiatan instruksional sebagai sistem, model-model pengembangan instruksional, perumusan tujuan instruksional umum, analisis instruksional, perilaku awal dan karakteristik siswa, tujuan instruksional khusus, penulisan tes acuan patokan, strategi instruksional, produksi bahan-bahan instruksional, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif.
Standar Kompetensi : Pada akhir semester mahasiswa Program Pasca Sarjana UNILA yang mengambil mata kuliah ini akan dapat:
d. menganalisis beragam model perancangan sistem instruksional e. menerapkan konsep, prinsip, dan prosedur perancangan sistem instruksional
49
f. melakukan evaluasi formatif terhadap prototipe sistem instruksional yang telah dirancang
No Kompetensi
Dasar (TIK)
Pokok
Bahasan
Inisiasi Interaksi Tugas Waktu Referensi
1 menjelaskan konsep, prinsip, dan prosesur penyusunan desain instruksional
Konsep, prinsip, dan prosedur desain instruksional
2 menganalisis beragam model perancangan instruksional
Konsep, prinsip, dan prosedur desain instruksional
3 mengidentifikasi kebutuhan instruksional
Kebutuhan instruksional
4 menulis tujuan instruksional umum
tujuan instruksional umum
5 melakukan analisis instruksional
analisis instruksional
50
No Kompetensi
Dasar (TIK)
Pokok
Bahasan
Inisiasi Interaksi Tugas Waktu Referensi
6 mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa
perilaku dan karakteristik awal siswa
7 menulis tujuan instruksional khusus
tujuan instruksional khusus
8 mengembangkan tes acuan patokan
Penilaian hasil belajar (tes acuan patokan)
9 mengembangkan strategi instruksional
strategi instruksional
10 menyusun Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) untuk mata kuliah yang dibinannya atau mata pelajaran lain yang diminatinya.
Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
11 menyusun Satuan Satuan Acara
51
No Kompetensi
Dasar (TIK)
Pokok
Bahasan
Inisiasi Interaksi Tugas Waktu Referensi
Acara Perkuliahan (SAP) yang meliputi lingkup materi untuk diajarkan selama 4 perkuliahan tatap muka (4x60 menit)
Perkuliahan (SAP)
12 menyusun bahan perkuliahan untuk dipergunakan dalam 4 jam perkuliahan
bahan ajar
13 melakukan evaluasi formatif bahan perkuliahan tersebut sehingga menjadi bahan yang siap pakai.
evaluasi formatif
52
Program Mapping
Perancangan Sistem Pembelajaran (Web-based)
Mata Kuliah : Perancangan Sistem Pembelajaran
Deskripsi : Mata kuliah ini akan membahas mengenai kegiatan instruksional sebagai sistem, model-model pengembangan instruksional, perumusan tujuan instruksional umum, analisis instruksional, perilaku awal dan karakteristik siswa, tujuan instruksional khusus, penulisan tes acuan patokan, strategi instruksional, produksi bahan-bahan instruksional, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif.
Standar Kompetensi : Pada akhir semester mahasiswa Program Pasca Sarjana UNILA yang mengambil mata kuliah ini akan dapat:
g. menganalisis beragam model perancangan sistem instruksional h. menerapkan konsep, prinsip, dan prosedur perancangan sistem instruksional i. melakukan evaluasi formatif terhadap prototipe sistem instruksional yang telah
dirancang
No Activity Teks/Ppt Images Video Test/Quiz/
Assignment
Syllabus/
calender
Link:
URL
Addresses
glossary Instructional
Method
(interaction
& learning
path)
1 menjelaskan konsep, prinsip,
1. Prosedur
Pembelajaran
53
No Activity Teks/Ppt Images Video Test/Quiz/
Assignment
Syllabus/
calender
Link:
URL
Addresses
glossary Instructional
Method
(interaction
& learning
path)
dan prosedur penyusunan desain instruksional
2 menganalisis beragam model perancangan instruksional
PPT
1. Model
Desain
2. Tinjauan
Model
Pengemban
gan
Instruksiona
l
3 mengidentifikasi kebutuhan instruksional
PPt bagian
dari Model
Desain
4 menulis tujuan instruksional umum
54
No Activity Teks/Ppt Images Video Test/Quiz/
Assignment
Syllabus/
calender
Link:
URL
Addresses
glossary Instructional
Method
(interaction
& learning
path)
5 melakukan analisis instruksional
Ragam
pengetahuan
PPt :
Analisis
Instruksiona
6 mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa
7 menulis tujuan instruksional khusus
8 mengembangkan tes acuan patokan
9 mengembangkan strategi instruksional
10 menyusun Garis-Garis Besar
55
No Activity Teks/Ppt Images Video Test/Quiz/
Assignment
Syllabus/
calender
Link:
URL
Addresses
glossary Instructional
Method
(interaction
& learning
path)
Program Pengajaran (GBPP) untuk mata kuliah yang dibinannya atau mata pelajaran lain yang diminatinya.
11 menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang meliputi lingkup materi untuk diajarkan selama 4 perkuliahan tatap muka (4x60 menit)
56
No Activity Teks/Ppt Images Video Test/Quiz/
Assignment
Syllabus/
calender
Link:
URL
Addresses
glossary Instructional
Method
(interaction
& learning
path)
12 menyusun bahan perkuliahan untuk dipergunakan dalam 4 jam perkuliahan
13 melakukan evaluasi formatif bahan perkuliahan tersebut sehingga menjadi bahan yang siap pakai.
57
Matriks SAP/RPP/Tutorial Tatap Muka dan Kunjung
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
Standar Kompetensi:
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Tahap Uraian Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan Dosen
(Metode)/Kegiatan
Mahasiswa
(pengalaman belajar)
Media Waktu
Keg.
Dosen
Kegiatan
Mhsw
Dosen Mhsw
Pendahuluan/
Kegiatan Awal
Deskripsi
Singkat
Relevansi
Indikator
Uraian
58
Tahap Uraian Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan Dosen
(Metode)/Kegiatan
Mahasiswa
(pengalaman belajar)
Media Waktu
Keg.
Dosen
Kegiatan
Mhsw
Dosen Mhsw
Penyajian/
Kegiatan Inti
Materi
Contoh
Latihan
Penutup Tes
Formatif
dan
Umpan
Balik
Tindak
Lanjut