sripsi ekonomi.pdf

Upload: uchin

Post on 07-Aug-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    1/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    FAKULTAS EKONOMIPROGRAM S1 EKSTENSI

    MEDAN

    FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SAHAM

    PADA SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

    DRAFT SKRIPSI

    OLEH:J U L I A N I

    070521006MANAJEMEN

    Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana EkonomiUniversitas Sumatera Utara

    Medan2009

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    2/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    2

    ABSTRAK

    Juliani : Faktor faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Saham pada Sektor

    Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (Dibimbing oleh Drs. Syahyunan, M.Si ;Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si ; Dr. Isfenti Sadalia, ME; Dra. Nisrul

    Irawati, MBA).

    Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor Beta,PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), DER (Debt to Equity Ratio),

    PBV (Price to Book Value) terhadap Pendapatan Saham pada sektor Pertambangan diBursa Efek Indonesia. Penelitian ini memakai data sekunder laporan keuangan

    perusahaan yang menjadi sampel selama tahun 2006-2008 dalam bentuk tahunanserta harga saham individu dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per bulan.

    Hipotesis yang diambil adalah faktor Beta, PER (Price Earning Ratio), EPS (EarningPer Share), DER (Debt to Equity Ratio), PBV (Price to Book Value) berpengaruh

    signifikan terhadap Pendapatan Saham baik secara parsial maupun bersama sama.Metode Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen yangdigunakan dalam penelitian (Beta, PER EPS, DER dan PBV) berpengaruh signifikan

    secara bersama sama terhadap pendapatan saham. Sementara pengujian secaraparsial menunjukkan bahwa hanya ada dua variabel bebas yang memiliki pengaruh

    yang signifikan terhadap variabel terikat, yaitu Beta dan EPS. Sedangkan faktor lainyaitu PER, DER dan PBV tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

    Pendapatan Saham.

    Kata kunci : Pendapatan saham, Beta, PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning

    Per Share), DER (Debt to Equity Ratio), PBV (Price to Book Value).

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    3/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    3

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya maka

    penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

    Penulisan serta penyusunan skripsi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

    rasio Beta, PER, EPS, DER, PBV terhadap pendapatan saham pada sektor

    pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Bantuan dari berbagai pihak yang berupa

    moril maupun material telah menjadi dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan

    penulisan serta penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dalam kesempatan ini

    penulis memberikan ruang tersendiri untuk mengucapkan rasa terima kasih bagi

    seluruh pihak yang telah membantu. Allah SWT pasti membalas segala bantuan dan

    dorongan yang telah penulis terima.

    Adapun pihak pihak yang telah membantu proses penulisan serta

    penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Sumtera Utara

    2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen

    Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    4/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    4

    4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

    meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam proses penulisan serta

    penyusunan skripsi ini.

    5. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME, selaku Dosen Penguji I.

    6. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Dosen Penguji II.

    7. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang

    telah berkenan mengabdikan dirinya sebagai guru bangsa dengan memberikan

    serta mengajarkan ilmu pengetahuan yang baik serta berguna, terutama kepada

    penulis

    8. Seluruh staff dan Civitas Akademi di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas

    Sumatera Utara.

    9. Kedua Orang Tuaku Ayah ( Marjan), Ibu (Hermawati), Kakakku (Sujarno dan

    Sugeharti) dan Adikku ( Fadli dan M.Yunus) keponakanku Rara dan Yuda yang

    sangat aku sayangi. Terima kasih atas dukungan, semangat dan doanya.

    10.Sahabatku tercinta Ade Irma Sari Daulay dan Dewi A. Sitohang, Re Za, Keluarga

    Cullen CC Medan ( Evi, Rara, Ira, Senja, Lila, Su, Ema, Tika, Jack, Lucky, Kyo,

    Isk, Feri, Aji, Hans), CBC Medan, Team Leaderku Kak Saur Vita dan semua

    teman teman CC Medan, Sahabatku Jefri, Mas Dilaga, Putra, Yuna ,Mbak Esti,

    Maya, Ratna terima kasih untuk dukungannya.

    11.Teman-teman Manajemen 2007 Dewi Rohdearma, Sutriani, Dewi Nirwana,

    Yuniarti, Firmansyah, Amelya Natasha, Ernawati , Ikke, Mestika, Bima, Ibu Kost

    Nusa Sebayang dan teman teman kost 25 Medan Kak Ita, Bang Kiki, Kak Dewi,

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    5/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    5

    Ratna, Ona, Nora, Iyen, Lia terima kasih kita dapat saling berbagi meskipun tidak

    pernah terbayangkan kita bisa bertemu di tempat yang sama.

    Penulis berharap agar skripsi ini berguna bagi semua pihak, terutama bagi

    Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

    Medan, Desember 2009

    Penulis

    Juliani

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    6/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    6

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK

    KATA PENGANTAR .................................................................................. ................iDAFTAR ISI ...............................................................................................................ivDAFTAR TABEL ......................................................................................... ..............vi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... .............vii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1

    B. Perumusan Masalah ..............................................................................6C. Kerangka Konseptual 7

    D. Hipotesis ...9E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....9

    F. Metode Penelitian ...............101. Batasan Operasional ...10

    2. Definisi Operasional Variabel 113. Populasi dan Sampel ...13

    4. Tempat dan Waktu Penelitian .155. Jenis Data ....16

    6. Teknik Pengumpulan Data .167. Metode Analisis Data .16

    BAB II TINJAUAN TEORITIS .....21

    A. Penelitian Terdahulu ...............21B. Pengertian Saham ...22C. Keuntungan Kepemilikan Saham ...23D. Risiko Kepemilikan Saham ....24E. Teori Penilaian Investasi Saham .....26F. Beta .................27G. Price Earning Ratio.....29H. Earning Per Share..................30I. Debt to Equity Ratio ...31J. Price to Book Value31

    BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN...33

    A. Sejarah Umum Bursa Efek Indonesia ....33B. Prospek Bisnis Perusahaan Pertambangan .35C. Profil Perusahaan Pertambangan ....39

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .....50A. Deskripsi Variabel Penelitian ....50

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    7/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    7

    B. Uji Asumsi Klasik. .57C. Analisis Regresi Linear Berganda .65D. Uji Kesesuian .67E. Pengujian Hipotesis ...68

    1. Uji Serempak ( Uji F )...682. Uji Parsial ( Uji t)..69

    BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan 78B. Saran ..80

    DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    8/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    8

    DAFAR TABEL

    Tabel 1.1 Sampel Penelitian 15

    Tabel 1.2 Keputusan Autokorelasi ..19Tabel 4.1 Nilai Variabel Beta Perusahaan Pertambangan di BEI51Tabel 4.2 Nilai Variabel PER Perusahaan Pertambangan di BEI52

    Tabel 4.3 Nilai Variabel EPS Perusahaan Pertambangan di BEI.53Tabel 4.4 Nilai Variabel DER Perusahaan Pertambangan di BEI54

    Tabel 4.5 Nilai Variabel PBV Perusahaan Pertambangan di BEI55Tabel 4.6 Nilai Variabel Pendapatan Saham Perusahaan Pertambangan di BEI57

    Tabel 4.7 One- Sample Kolmogorof-Smirnov Test 60Tabel 4.8 Coefficients (absut)..62

    Tabel 4.9 Coeffiients (a)..63Tabel 4.10 Keputusan Autikorelasi ...64

    Tabel 4.11 Model Summary (b ..64Tabel 4.12 Coefficients (a).65

    Tabel 4.13 Model Summary ..67Tabel 4.14 ANOVA (b) .68

    Tabel 4.15 Coefficinets (a) 70

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    9/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    9

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Pergerakan Indeks Sektor Pertambangan 4

    Gambar 1.2 Kerangka Konseptual ..8

    Gambar 4.1 Histogram ...58Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual .59Gambar 4.3 Scatterplot ..61

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    10/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    10

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pasar modal di Indonesia sebagai salah satu lembaga yang memobilisasi dana

    masyarakat memiliki dua fungsi yang sangat penting dalam perekonomian. Fungsi

    yang pertama adalah fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau

    wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan

    dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (emiten). Adapun fungsi kedua

    adalah fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan

    kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan

    karakteristik investasi yang dipilih.

    Investasi di pasar modal merupakan salah satu investasi yang disukai oleh para

    investor. Pada umumnya, perusahaan yang menjual surat berharga (saham atau

    obligasi) ke pasar modal adalah perusahaan yang sudah mempunyai reputasi bisnis

    yang baik dan kredibel, sehingga efek-efek yang dikeluarkan akan laku dijualbelikan

    di bursa. Investasi di pasar modal lebih fleksibel, sebab setiap investor bisa dengan

    mudah memindahkan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya atau dari

    satu industri ke industri lainnya. Dengan menahan instrumen investasi tersebut, para

    investor mengharapkan dapat memperoleh keuntungan.

    Salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak dikenal luas oleh

    masyarakat adalah saham. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset

    perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Perusahaan-perusahaan yang telah

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    11/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    11

    menerbitkan sahamnya di pasar disebut dengan perusahaan terbuka atau go public

    yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan-perusahaan yang telah go

    publicterdiri dari berbagai macam jenis perusahaan yang dibagi berdasarkan bidang

    usahanya ke dalam sektor tertentu dua di antaranya adalah sektor pertambangan.

    Dampak krisis keuangan dunia yang berawal di Amerika Serikat dan merembet

    ke negara lain termasuk kawasan Eropa, Asia, Amerika Latin dan Australia, telah

    mengakibatkan lemahnya pertumbuhan ekonomi global, sehingga menimbulkan

    krisis ekonomi dunia. Turunnya permintaan konsumen terhadap produk manufaktur,

    terutama di negara-negara industri, berpengaruh pada pengurangan permintaan bahan

    baku industri seperti logam dan energi. Kondisi ini menyebabkan turunnya

    permintaan produk pertambangan yang begitu besar karena daya beli konsumen

    industri yang lemah tanpa diikuti pengurangan produksi atau pasokan dari para

    produsen pertambangan. Saat ini, harga produk pertambangan dan energi sedang

    mencari titik keseimbangan baru antara permintaan riil konsumen dan ketersediaan

    pasokannya di pasar. Sejalan dengan pemulihan ekonomi, kebutuhan akan produk

    pertambangan mulai meningkat. Tentunya harganya akan naik dan saham-saham

    perusahaan pertambangan mulai diminati kembali oleh investor.

    Penelitian yang dilakukan oleh Norico Gaman, Head Departemen Riset PT BNI

    Securities, menyatakan bahwa harga saham pertambangan selama 2008 memang

    menurun, tetapi memasuki pertengahan 2009 ada prospek perbaikan harga saham

    pertambangan secara bertahap. Persepsi perbaikan harga saham itu berdasarkan

    fundamental perusahaan yang masih bagus dalam jangka panjang dan peluang

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    12/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    12

    pertumbuhan usaha yang lebih baik ketika terjadi pemulihan ekonomi dunia tahun

    2010. Selain itu, valuasi saham pertambangan saat ini sudah sangat rendah, bila

    melihat nilai perbandingan harga saham terhadap laba bersih per saham (price earning

    ratio/PER) saham-saham pertambangan dibandingkan dengan nilai PER rata-rata

    sektor pertambangan pada kondisi sekarang sebesar 12,2 kali. Jika memperhatikan

    nilai PER, saham batu bara seperti PT Tabang Batubara Bukit Asam (PTBA), Indo

    Tambangraya Megah (ITMG), dan BUMI sudah berada di bawah nilai PER rata-rata

    sektor pertambangan. Perbandingan harga saham terhadap nilai buku per saham

    (price to book value/PBV) saham-saham perusahaan tersebut sudah di bawah nilai

    PBV rata-rata sektor pertambangan sebesar 3,0 kali. Nilai PER dan PBV yang lebih

    rendah dari rata-rata industri pertambangan memberi gambaran bahwa harga saham

    perusahaan tambang saat ini relatif masih rendah (undervalued) dibanding harga

    pasar wajarnya (fair market value), dan potensi pertumbuhan usaha dalam jangka

    panjang. Ketika pertumbuhan ekonomi dunia pulih kembali, maka harga saham

    perusahaan pertambangan diharapkan memberi imbal hasil yang sangat tinggi bagi

    investor yang telah berinvestasi saham pada periode pelemahan harga sahamnya.

    Karena itu, periode kuartal kedua tahun 2009 ini akan menjadi peluang investasi di

    sektor pertambangan bagi investor yang memiliki perspektif investasi jangka panjang

    (http:// www.swa.co.id/swamajalah/portofolio).

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    13/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    13

    Sumber :www.idx.co.id

    Gambar 1.1 : Pergerakan Indeks Sektor Pertambangan

    Sektor pertambangan di Indonesia mengalami peningkatan beberapa tahun

    terakhir seperti tampak pada grafik pergerakan indeks sektoral di atas. Grafik

    menunjukkan adanya peningkatan harga saham saham pertembangan yang

    menyebabkan indeks sektoral pertambangan terus bergerak naik. Pada tahun 2007

    indeks berada pada level tertinggi 3,270.09 dan pada tahun 2008 mengalami

    penurunan pada level 877.68. Pada tahun 2007 rata-rata nilai transasksi mencapai

    angka di atas Rp 4,3 triliun per hari. Bahkan pada tahun 2008, sampai dengn semester

    pertama, rata-rata nilai transaksi harian menigkat menjadi Rp 5,6 triliun. Meskipun

    pada Semester II, terjadi penurunan karena ada krisis suprime di Amerika yang

    http://www.idx.co.id/http://www.idx.co.id/http://www.idx.co.id/http://www.idx.co.id/
  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    14/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    14

    mempengaruhi semua bursa di dunia tidak terkecuali Indonesia, akan tetapi rata-rata

    nilai transaksi pada tahun 2008 masih lebih tinggi dari tahun 2007 yaitu sekitar Rp

    4,5 triliun.

    Keputusan pilihan investasi yang dilakukan oleh investor lebih banyak

    mengacu pada pertimbangan aspek fundamental persahaan berupa emiten yang

    berkinerja baik atau yang dapat memberikan dividen menarik. Indeks LQ 45

    merupakan salah satu indeks yang dianggap mewakili saham-saham yang mempunyai

    kinerja yang baik di Bursa Efek Indonesia. Selama periode 2006 2008 dari 19

    perusahaan yang listing di BEI ada 7 perusahaan yang terus berada di indeks LQ 45.

    Ketujuh Perusahaan tersebut adalah PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT. Bumi

    Resources Tbk, PT. Energi Mega Persada Tbk, PT. International Nickel Indonesia

    Tbk, PT. Medco Energi International Tbk, PT. Tambang Batubara Bukit AsamTbk,

    PT. Timah Tbk (www.idx.co.id).

    Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diteliti tentang ketertarikan investor

    berinvestasi pada sektor pertambangan. Investor tentu sangat tertarik untuk

    menanamkan dananya pada industri yang dapat memberikan pendapatan

    (keuntungan) yang tinggi. Untuk memperoleh pendapatan yang tinggi tentunya ada

    faktor-faktor yang harus diperhatikan atau dipertimbangkan oleh investor.

    Menurut teori CAPM (Capital Assets Pricing Models), risiko sistematik (Beta)

    merupakan satu-satunya risiko yang patut dipertimbangkan dalam mempengaruhi

    pendapatan saham. Risiko diukur dengan Beta () yaitu koefisien risiko suatu saham

    terhadap pasar.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    15/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    15

    Penelitian-penelitian dilakukan secara terus-menerus yang pada akhirnya

    menumbuhkan dan mengembangkan alur pemikiran baru. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa selai Beta () yang diharapkan mempunyai pengaruh positif

    terhadap pendapatan (return) saham juga ditemukan faktor-faktor lain seperti Price

    Earning Ratio(PER) (Prasetya, 2009),Earning Per Share(EPS) (Resmi, 2002),Debt

    to Equity Ratio(DER), Price to Book Value(PBV) (Sitinjak, 2008).

    Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian yang berjudul Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

    Saham pada Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya,

    maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Apakah faktor Beta, PER (Price Earning Ratio),EPS (Earning Per Share), DER

    (Debt to Equity Ratio), PBV (Price to Book Value), secara bersama-sama

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham Sektor

    Pertambangan di BEI?

    2. Apakah faktor Beta, PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), DER

    (Debt to Equity Ratio), PBV (Price to Book Value), secara parsial mempunyai

    pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham Sektor Pertambangan di

    BEI?

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    16/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    16

    C. Kerangka Konseptual

    Dalam model keseimbangan CAPM (Capital Assets Price Models), nilai Beta

    sangat mempengaruhi tingkat return yang diharapkan suatu saham. Semakin tinggi

    nilai Beta maka akan semakin tinggi tingkat return yang disyaratkan oleh investor

    (Tandelilin, 2001:193). Studi empiris yang dilakukan oleh para peneliti menunjukkan

    bahwa selain Beta masih ada faktor lain yang mempengaruhi pendapatan saham yaitu

    PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share),DER (Debt to Equity Ratio),

    PBV (Price to Book Value)

    PER adalah salah satu rasio yang merefleksikan penilaian investor atas

    pertumbuhan keuntungan (return saham), risiko, dan kondisi keuangan perusahaan.

    Price earning ratio menggambarkan rasio atau parbandingan antara harga saham

    terhadap earning perusahaan. Dalam pendekatan PER investor akan mengitung

    berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham

    (Fakhruddin,2001 : 66).

    EPS atau pendapatan per lembar saham, diperoleh dari laba bersih dibagi

    dengan jumlah lembar saham yang beredar. EPS yang semakin besar menunjukkan

    kemampuan perusahaan unuk menghasilkan laba per lembar saham juga meningkat

    (Tandelilin, 2001: 242).

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sitinjak (2008) menghasilkan bahwa

    DER mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham. Bahwa

    saham-saham yang memiliki rasio DER yang rendah akan menghasilkan returnyang

    tinggi dibanding saham-saham yang memiliki rasio DER yang tinggi.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    17/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    17

    Menurut Rosenberg bahwa saham-saham yang memiliki rasio PBV yang rendah

    akan menghasilkan return yang secara signifikan dibanding saham-saham yang

    memiliki rasio PBV yang tinggi. Dengan demikian Rosenberg merekomendasikan

    untuk membeli saham-saham yang mempunyai rasio PBV yang rendah jika investor

    mengharapkan tingkat returnyang lebih besar pada tingkat risiko tertentu (Tandelilin,

    2001: 195).

    Berdasarkan uraian di atas kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian

    ini adalah sebagai berikut:

    Sumber : Tandelillin (2001)Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual

    BETA (X1)

    PER (X2)

    EPS (X3)

    DER (X4)

    PENDAPATAN

    SAHAM

    (Y)

    PBV (X5)

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    18/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    18

    D. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan

    sebelumnya, maka dihipotesiskan sebagai berikut :

    1. Faktor Beta, PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), DER (Debt to

    Equity Ratio), PBV (Price to Book Value), secara bersama-sama mempunyai

    pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham.

    2. Faktor Beta, PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), DER (Debt to

    Equity Ratio), PBV (Price to Book Value), secara parsial mempunyai pengaruh

    yang signifikan terhadap pendapatan saham.

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor Beta , PER, EPS,

    DER, PBV, secara bersama-sama terhadap pendapatan saham pada sektor

    pertambangan.

    b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor Beta, PER, EPS,

    DER, PBV, secara parsial terhadap pendapatan saham pada sektor

    pertambangan.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Bagi Praktisi/Investor, dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dalam

    mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi pada saham

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    19/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    19

    perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia dengan tujuan meraih

    pendapatan tinggi.

    b. Bagi kalangan akademis, diharapkan dapat memberikan sumbangan positif

    mengenai faktor-faktor yang memepengaruhi pendapatan saham.

    c. Bagi Para Peneliti Lanjutan, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan

    sebagai referensi untuk penelitian lanjutan pada ruang lingkup dan kajian

    yang lebih luas.

    d. Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan dan pola pikir tentang saham.

    F. Metode Penelitian

    1. Batasan Operasional

    Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian penulis, yaitu:

    a. Data Laporan Keuangan Sektor Pertambangan terbuka di Indonesia untuk

    periode 2006 - 2008 serta harga saham.

    b. Faktor-faktor yang diteliti yaitu faktor Beta, PER (Price Earning Ratio),

    EPS (Earning Per Share), DER (Debt to EquityRatio), (PBV (Price to

    Book Value).

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    20/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    20

    2. Definisi Operasional Variabel

    a. Variabel Independen (variabel bebas)

    1. Beta, (X1 )

    Merupakan risiko suatu saham terhadap pasar. Taksiran Beta ()

    diperoleh dari Simple Market Model Regresi Linear (Jogiyanto,

    2003:233), sebagai berikut :

    PS= + . PPS + e

    Dimana:

    PS = Pendapatan saham individu pada periode ke-t

    = intercept

    = koefisien regresi (taksiran Beta) saham i

    PPS = Pendapatan pasar saham pada periode ke-t

    Pendapatan saham individu (PS) dan pendapatan pasar saham (PPS)

    dihitung sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:110):

    PS =

    HS t = Harga saham pada periode t

    HS1t = Harga saham pada periode t-1

    PPS =

    Faktor Beta dihitung dengan rumus:

    Beta =

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    21/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    21

    2. Price Earning Ratio (X2)

    Price Earning Ratio (EPS) merupakan menggambarkan rasio atau

    parbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Dalam

    pendekatan PER investor akan mengitung berapa kali (multiplier) nilai

    earning yang tercermin dalam harga suatu saham (Tandelillin, 2001:

    191).Rasio ini dihitung dengan rumus:

    PER =

    Nilai PER yang digunakan adalah menurut ukuran individual

    perusahaan per tahun.

    3. Earning Per Share(X3)

    Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan

    besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua

    pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan dapat

    dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba

    perusahaan. Rasio ini dihitung dengan rumus (Tandelilin, 2001: 242):

    EPS =

    Nilai EPS yang digunakan adalah menurut ukuran individual

    perusahaan per tahun.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    22/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    22

    4. Debt to Equity Ratio( X4)

    Debt to Equity ratio( DER) merupakan rasio hutang terhadap modal,

    rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang,

    dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang

    kurang baik bagi perusahaan, Rasio ini dihitung dengan rumus

    (Sartono, 2001: 121):

    DER =

    Nilai DER yang digunakan adalah menurut ukuran individual

    perusahaan per tahun .

    5. Price to Book Value (X5)

    Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang menunjukkan

    apakah harga saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku

    saham tersebut.

    Rumus yang digunakan adalah (Fakhruddin, 2001:67):

    PBV =

    Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing

    price) per tahun dan ukuran nilai buku saham (book value) adalah

    menurut ukuran rata-rata book valueperusahaan individual per tahun.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    23/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    23

    b. Variabel Dependen (variabel terikat)

    Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Pendapatan

    saham yang diteliti adalah pendapatan realisasi yaitu pendapatan aktual

    yang sudah terjadi yang disebut dengan capital gain. Capital gainadalah

    selisih harga saham sekarang dengan periode sebelumnya.

    Pendapatan saham (Y i ) dihitung sebagai berikut ( Jogiyanto, 2003:110):

    Y i =

    = harga saham penutupan pada periode ke-t

    = harga saham penutupan pada periode sebelumnya.

    3. Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan Pertambangan yang

    terdaftar (listing)di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2008 yang berjumlah

    19 perusahaan untuk sektor pertambangan. Penarikan sampel yang dilakukan oleh

    penulis adalah dengan menggunakan pendekatan non probability random sampling

    dengan metode purposive sampling. Purposive samplingadalah tekhnik penentuan

    sampel dengan menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu (Sugiyono,

    2003:78).

    Kriteria (pertimbangan) penarikan sampel yang digunakan penulis adalah:

    a. Emiten yang memiliki laporan keuangan yang telah diaudit lengkap selama tahun

    2006-2008.

    b. Emiten yang memiliki harga saham.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    24/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    24

    c. Emiten yang terus listingdi Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2008 (tidak

    pernah di-suspend).

    Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh sampel perusahaan dapat dilihat

    pada Tabel 1.1 berikut:

    Tabel 1.1

    Nama-Nama Sampel Perusahaan

    No Kode Emiten Nama Emiten

    1. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

    2. ATPK ATPK Resources Tbk

    3. BUMI Bumi Resources Tbk

    4. CNKO Central Korporindo International Tbk

    5. CTTH Citatah Industri Marmer Tbk6. ENRG Energi Mega Persada Tbk

    7. INCO International Nickel Indonesia Tbk

    8. KKGI Resource Alam Indonesia Tbk

    9. MEDC Medco Energi International Tbk

    10. MITI Mitra Investindo Tbk

    11. PTBA Tambang Batubara Bukit AsamTbk

    12. PTRO Petrosea Tbk

    13. TINS Timah Tbk

    Sumber: www.idx.co.id

    4. Tempat dan Waktu Penelitian

    a. Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan situs

    www.idx.co.id

    b. Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan sejak Agustus 2009 sampai dengan

    November 2009.

    http://www.idx.co.id/http://www.idx.co.id/http://www.idx.co.id/
  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    25/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    25

    5. Jenis Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

    bersumber dari data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil publikasi Bursa

    Efek Indonesia tentang data emiten, media internet, jurnal-jurnal penelitian, buku-

    buku referensi, majalah dan surat kabar lainnya.

    6. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan

    data pendukung literatur, jurnal, skripsi, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan

    gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari

    laporan yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia.

    7. Metode Analisis Data

    Metode analisis data menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:

    a. Metode Analisis Deskriptif

    Metode analisis deskriptif merupakan metode penganalisaan data yang

    mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa dan menginterpretasikan

    data sehingga memberikan gambaran menyeluruh mengenai masalah yang

    dihadapi (Sugiyono,2003).

    b.Metode Analisis Statistik

    Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model

    analisis regresi berganda. Dengan model analisis tersebut akan dijelaskan

    hubungan antara variabel-variabel terikat dan variabel bebas dengan rumus:

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    26/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    26

    Y = a + b1X1+ b2X2+b3X3+b4X4+e

    Keterangan:

    Y = Pendapatan saham

    a = Konstanta

    X1 = Resiko Sistematis

    X2 =Earning Per Share

    X3 =Debt to Equity Ratio

    X4 = Price to Book Value

    b1...b4 = Koefisien Regresi Variabel

    e = error

    Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda harus memenuhi

    syarat asumsi klasik yang meliputi:

    1. Uji Normalitas

    Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal,

    metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan

    Kolmogrov Smirnov terhadap nilai standar residual hasil persmaan regresi. Apabila

    probabilitas hasil persamaan regresi. Apabila probabilitas hasil Kolmogrov Smirnov

    lebih dari 0,05 (5%), maka data terdistribusi normal dan sebaliknya. Selain itu deteksi

    normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

    diagonal dari grafik normalitas. Tetapi jika data menyebar di setiap garis diagonal,

    maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun jika data menyebar jauh

    dari data garis diagonal atau titik tidak mengikuti arah garis diagonal, maka regresi

    tidak memenuhi asumsi normalitas.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    27/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    27

    2. Uji Multikolinearitas

    Dalam permasalahan regresi linier berganda selain dilakukan uji di atas juga

    perlu diadakan pengujian yang berkaitan dengan multikolinearitas, karena hal

    tersebut dapat mempengaruhi bias atau tidaknya kesimpulan suatu analisis regresi

    berganda. Multikolinieritas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya

    hubungan di antara variabel-variabel bebas dan hubungan yang terjadi adalah cukup

    besar.

    3. Uji Heterokedastisitas

    Masalah yang sering muncul dalam analisis regresi berganda adalah

    heterokedastisitas. Hal ini timbul pada saat asumsi bahwa varian dari faktor alat

    adalah konstan untuk semua variabel bebas yang tidak terpenuhi. Jika varian tidak

    sama, dikatakan terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya

    heterokedastisitas dalam model regresi digunakan analisis residual yang berupa grafik

    dengan dasar pengamiblan keputusan jika pola tertentu yang teratur maka terjadilah

    heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di bawah

    angka 0 pada sumbu Y tidak terjadi heterokedastisitas.

    4. Uji Autokorelasi

    Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada

    korelasi antara kesalahan pada periode t dan kesalahan pada periode t-1 (periode

    sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

    Uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson (DW) test dengan ketentuan:

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    28/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    28

    Tabel. 1.2

    Keputusan Autokorelasi

    Hipotesis Nol Keputusan Jika

    Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    29/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    29

    b. ditolak atau diterima, jika t hitung > t tabel pada tingkat kepercayaan 95% atau

    a = 0,5

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    30/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    30

    BAB II

    URAIAN TEORITIS

    A. Penelitian Terdahulu

    Penelitian Lumbantoruan (2006) yang melakukan penelitian tentang faktor

    yang mempengaruhi pendapatan saham sektor properti di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

    Penelitian ini menghasilkan bahwa faktor DER, EPR, PBV tidak mempunyai

    pengaruh positif dan signifikan terhadap saham , sedangkan Beta merupakan variabel

    yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan saham.

    Resmi (2002) menguji keterkaitan antara kinerja keuangan dengan

    menggunakan EPS, ROE dan PER terhadap return saham perusahaan LQ 45 pada

    tahun 1997-1999. Hasil dari penelitian ini menunjukkan variabel EPS dan ROE

    mempunyai hubungan yang signifikan baik secara simultan maupun parsial untuk

    tahun 1997 dan variabel PER untuk tahun 1998 memiliki pengaruh yang signifikan

    terhadap returnsaham.

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sitinjak (2008) yang melakukan

    penelitian tentang faktor yang mempengaruhi pendapatan saham pada sektor

    telekomunikasi di BEI. Penelitian ini menghasilkan bahwa DER dan PBV

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham, sedangkan

    pengaruh Beta, EPR dan Salestidak terbukti.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    31/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    31

    B. Pengertian Saham

    Saham dapat didefenisikan sebagai tanda atau bukti penyertaan atau pemilikan

    seeorang atau badan usaha dalam perusahaan atau perseroan terbatas (Anoraga,

    2006:54). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

    adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi

    kepemilikan ditentukan oleh beberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam

    perusahaan.

    Berbagai jenis saham yang dikenal di bursa dan diperdagangkan yaitu saham

    preferen (preferredstock) dan saham biasa ( common stock).

    1. Saham Preferen

    Mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa

    (Jogiyanto,2003:67). Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman,

    saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen.

    Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen

    dibawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa,

    saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak

    pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen

    dianggap mempunyai karakteristik di tengah-tengah antara bonddan saham biasa.

    2. Saham Biasa

    Merupakan saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa

    mempunyai hak untuk memperoleh dividen sepanjang perseroan memperoleh

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    32/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    32

    keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada RUPS ( Rapat Umum

    Pemegang Saham) sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya (one share one

    vote). Pada likuidasi perseroan, pemilik saham memiliki hak memperoleh

    sebagian dari kekayaan setelah semua kewajiban dilunasi (Anoraga, 2006:54).

    Saham biasa ada dua jenis, yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Untuk

    saham atas nama, nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut, sedangkan

    saham atas unjuk yaitu nama pemilik saham tidak tertera di atas saham, tetapi

    pemilik saham adalah yang memegang saham tersebut.

    C. Keuntungan Kepemilikan Saham

    Saham merupakan sekuritas yang menerbitkan penghasilan yang diperoleh

    pemodal dengan membeli dan memiliki saham. Penghasilan tersebut dapat berupa

    dividendan capital gain.

    1. DividenDividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit

    saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah

    mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham

    (RUPS). Umumnya dividen ini merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang

    saham dengan orientasi jangka panjang. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat

    berupa dividen tunai dan dividen saham. Dividen tunai adalah dividen yang dibagikan

    kepada pemeganf saham dalam bentuk uang tunai dalam jumlah tertentu untuk setiap

    saham, sedangkan dividen saham adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    33/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    33

    sejumlah saham sehingga jumlah yang dimiliki seseorang pemodal akan bertambah

    dengan adanya pembagian dividen tersebut.

    2. Capital GainCapital gain adalah realisasi keuntungan yang diperoleh dari selisih harga beli

    dan harga jual saham akibat fluktuasi harga yang terjadi di pasara modal ketika

    pemegang saham tersebut menjual sahamnya. Capital Gainakan diperoleh jika harga

    saham saat penjualan lebih tinggi dibnadingkan hargsa saham pada saat pembelian.

    D. Resiko Kepemilikan Saham

    Para Pemegang saham selain mendapatkan keuntungan juga memiliki risiko

    terhadap saham akibat fluktuasi harga pasar (Darmadji, 2001:9). Risiko tersebut

    antara lain:

    1. Tidak mendapat dividen

    Dividen adalah keuntungan yang diberikan oleh emiten kepada pemegang

    sahamnya. Emiten wajib menerbitkan laporan keuangan, biasanya setiap tiga bulan

    sekali. Dalam laporan keuangan tersebut akan terlihat keuntungan/kerugian dari

    perusahaan pada tahun berjalan. Potensi keuntungan ditentukan oleh kinerja

    perusahaan, jika operasi perusahaan tidak mendapat keuntungan ( perusahaan

    mengalami kerugian), maka perusahaan tidak dapat membagikan dividen.

    2. Capital Loss

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    34/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    34

    Fluktuasi harga saham terjadi tidak hanya mengakibatkan pemegang saham

    memperoleh keuntungan (capital gain) namun dapat menyebabkan kerugian ( capital

    loss), hal ini terjadi apabila harga pada saat penjualan saham lebih rendah

    dibandingkan harga saham saat pembelian saham tersebut.

    3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

    Berdasarkan peraturan pencatatan saham di bursa efek, maka jika suatu

    perusahaan bangkrut atau dilikuidasi maka secara otomatis saham perusahaan

    tersebut akan dikeluarkan dari bursa (di-dealist). Dalam kondisi tersebut, maka

    pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditur atau

    pemegang obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan yang dilikuidasi tersebut

    dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang obligasi dan

    juka masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.

    4. Saham di-delistdari bursa

    Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang

    buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,

    mengalami kerugian beberapa tahun, tidak mendapat dividen secara berturut-turut

    selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan

    pencatatan efek di bursa. Saham yang telah di-delist tentu saja tidak dapat lagi

    diperdagangkan dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika

    terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya.

    5. Saham di-suspend

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    35/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    35

    Saham di-suspend berarti saham dihentikan perdagangannya sementara oleh

    otoritas bursa, dan pemodal tidak dapat menjual sahamnya sampai suspend dicabut.

    Suspend biasanya berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan, hal

    tersebut dilakukan otoritas bursa jika misalnya suatu saham mengalami lonjakan

    harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya dan berbagai

    kondisi lainnya yang mengharuskan otoritas bursa mensuspend saham perusahaan

    tersebut untuk kemudian dimintakan konfirmasi dan informasi lainnya dari

    perusahaan tersebut, sedemikian sehingga informasi yang belum jelas tersebut tidak

    menjadi ajang spekulasi. Jiak telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka

    suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat

    diperdagangkan kembali seperti semula.

    E. Teori Penilaian Investasi Saham

    Penilaian investasi dalam bentuk saham terdiri dari dua pendekatan, yaitu The

    Firm Foundation Theorydan The Castle in The Air Theory (Anoraga,2006:61). The

    Firm Foundation Theorymenyatakan bahwa setiap instrumen mempunyai landasan

    yang kuat yang disebut dengan nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu

    analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di

    masa yang akan datang. Pada saat harga turun atau naik dari nilai intrinsiknya yang

    bersifat pasti, maka kesempatan menjual atau membeli muncul karena perubahan

    harga pasar itu pada akhirnya akan dikoreksi.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    36/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    36

    Penilaian kinerja suatu perusahaan memerlukan suatu analisis yang

    menyeluruh. Para investor dapat menggunakan suatu pendekatan yang dapat

    mencakup seluruh aspek yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Ada tiga

    aspek yang dapat dipakai sebagai rujukan untuk menganalisis secara fundamental,

    yaitu dengan analisis secara ekonomi makro, analisis secara industri dan pada

    akhirnya investor menilai perusahaan yang bersangkutan, yaitu melalui laporan

    keuangannya (Tandelilin,2001:209).

    Salah satu alat investor untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan adalah

    penilaian melalui laporan keuangan yang diterbitkan secara berkala oleh perusahaan-

    perusahaan yang tercatat di bursa. Perusahaan tersebut harus memberikan laporan

    keuangannya karena perusahaan yang telah di listingdi bursa wajib menyampaikan

    dan memberikan laporan keuangannya kepada publik. Laporan keuangan suatu

    perusahaan dapat menunjukkan informasi kekayaan, pendapatan, kinerja serta

    prospek ke depannya. Berdasarkan laporan keuangan tersebut investor dapat

    memutuskan apakah perusahaan tersebut layak sebagai tempat investor berinvestasi

    atau tidak.

    Ada tiga jenis laporan keuangan yang dapat dijadikan patokan dalam

    menganalisis kinerja serta prospek suatu perusahaan, yaitu neraca, laporan rugi laba

    dan laporan aliran kas perusahaan. Neraca adalah laporan keuangan yang

    menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Di dalamnya

    terdapat keterangan tentang aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan tersebut. Sesuai

    dengan namanya maka dalam neraca kolom antara aktiva dan kolom kewajiban dan

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    37/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    37

    ekuitas harus seimbang. Laporan rugi laba yaitu laporan pendapatan dan keuntungan

    suatu perusahaan pada peruode tertentu. Laporan ini memaparkan besarnya

    pendapatan dan biaya yang dikeluarkan perusahaan selama periode tertentu, sehingga

    terdapat keuntungan ataupun kerugian.

    F. Beta ()

    1. Pengertian Beta ()

    Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu saham terhadap pasar. Beta

    Menunjukkan sensitifitas pendapatan saham terhadap perubahan pendapatan

    pasar.Taksiran Beta () diperoleh dari Simple Market Model Regresi Linear

    (Jogiyanto, 2003:233), sebagai berikut :

    PS= + . PPS + e

    Dimana:

    PS = Pendapatan saham individu periode ke-t

    = intercept

    = koefisien regresi (taksiran Beta) saham i

    PPS = Pendapatan pasar saham periode ke-t

    2. Hubungan Beta dengan Pendapatan Saham

    Dalam model keseimbangan CAPM (Capital Assets Price Models), nilai Beta

    sangat mempengaruhi tingkat return yang diharapkan suatu saham. Semakin tinggi

    nilai Beta maka akan semakin tinggi tingkat returnyang disyaratkan oleh investor.

    CAPM merupakan suatu model yang menghubungkan tingkat pendapatan

    yang diharapkan dari suatu aset yang berisiko dengan risiko dari aset tersebut pada

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    38/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    38

    kondisi pasar yang seimbang. Menurut teori CAPM yang dikembangkan pertama

    sekali pada tahun 1960 oleh William F Sharpe, Linter dan Mossin. Weston, Besley

    dan Brigham (Tandelilin, 2001:193) tingkat pendapatan yang diharapkan dari suatu

    sekuritas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

    E( ) = + [E( )- ]

    Dimana:

    E(Ri ) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari sekuritas yang

    mengandung resiko

    Rf = Tingkat pendapatan bebas risiko

    E(Rm ) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari portofolio pasar

    i = Tolak ukur risiko yang tidak bisa terdiversifikasi dari sudut berharga

    yang ke-i

    G. Price Earning Ratio (PER)

    1. Pengertian PER

    Price Earning Ratio (EPS) merupakan menggambarkan rasio atau

    parbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Dalam pendekatan

    PER investor akan mengitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin

    dalam harga suatu saham (Tandelillin, 2001: 191).Rasio ini dihitung dengan rumus:

    PER =

    2. Hubungan PER dengan pendapatan saham

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    39/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    39

    Price earning ratio adalah rasio price yang dihitung dengan membagi harga

    saham saat ini dengan earning per share (EPS), EPSsendiri merupakan rasio yang

    menunjukan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham

    per saham. Semakin tinggi nilaiEPS tentu saja menggembirakan pemegang saham

    karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. PER

    menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan laba.

    H. Earning Per Share(EPS)

    1. Pengertian EPS

    Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya laba

    bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan.

    Besarnya EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca

    dan laporan rugi laba perusahaan. Rasio ini dihitung dengan rumus (Tandelilin, 2001:

    242):

    EPS =

    Nilai EPS yang digunakan adalah menurut ukuran individual perusahaan per tahun.

    2. Hubungan EPS dengan Pendapatan Saham

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    40/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    40

    Earningmerupakan suatu indikator utama untuk melihat prospek perusahaan,

    dan variabel yang sangat berkaitan dengan earning adalahEarning Per Share(EPS)

    yang merupakan sebuah rasio yang berkaitan langsung denga laba perusahaan dan

    menunjukkan seberapa besar tingkat pengembalian saham yang dapat diterima oleh

    investor. Earning Per Share dan pergerakannya merupakan indikator penting untuk

    melihat prospek keuangan perusahaan. Prospek perusahaan ini akan menarik investor

    untuk berinvestasi pada saham tersebut. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan

    pengaruh dariEarning Per Shareterhadap pendapatan perusahaan.

    3. Debt to Equity Ratio(DER)

    1. Pengertian DER

    Debt to Equity Ratio ( DER) merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio

    ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi

    nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan, Rasio ini

    dihitung dengan rumus (Sartono, 2001: 121):

    DER =

    2. Hubungan DER dengan Pendapatan Saham

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    41/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    41

    DER merupakan indikator untuk melihat prospek perusahaan karena

    mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan. Menurut penelitian yang

    dilakukan oleh Sitinjak (2008) menghasilkan bahwa DER mempunyai pengaruh yang

    signifikan terhadap pendapatan saham. Bahwa saham-saham yang memiliki rasio

    DER yang rendah akan menghasilkan return yang tinggi dibanding saham-saham

    yang memiliki rasio DER yang tinggi.

    4. Price to Book Value(PBV)

    1. Pengertian PBV

    Price to Book Value(PBV) merupakan rasio yang menunjukkan apakah harga

    saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Rumus yang

    digunakan adalah (Fakhruddin, 2001:67):

    PBV =

    2. Hubungan PBV dengan Pendapatan Saham

    Informasi rasio Price to Book Value ini dipakai dalam keputusan investasi.

    Menurut Rosenberg bahwa saham-saham yang memiliki rasio PBV yang rendah akan

    menghasilkan return yang secara signifikan dibanding saham-saham yang memiliki

    rasio PBV yang tinggi. Dengan demikian Rosenberg merekomendasikan untuk

    membeli saham-saham yang mempunyai rasio PBV yang rendah jika investor

    mengharapkan tingkat returnyang lebih besar pada tingkat risiko tertentu (Tandelilin,

    2001: 195).

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    42/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    42

    BAB III

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

    YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

    A. Sejarah Bursa Efek Indonesia

    Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

    Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya

    pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia

    Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal

    telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak

    berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal

    mengalami kevakuman. Hal tersebut disebakan oleh beberapa faktor seperti perang

    dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah

    Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak

    dapat berjalan sebagaimana semestinya.

    Bursa efek merupakan satu lembaga perantara investor dengan perusahaan

    Indonesia. Melalui bursa efek ini investor dapat membeli saham perusahaan yang

    diinginkan dan sebaliknya melalui bursa ini juga perusahaan dapat memperoleh

    sejumlah dana melalui sejumlah penjualan sahamnya. Hal-hal mengenai tata cara jual

    beli saham ini telah diatur oleh bursa efek dengan cara yang sistematis. Bursa efek

    Indonesia berawal dari pendirian bursa di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda

    pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan

    obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    43/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    43

    Perkembangan bursa efek di Batavia sangat pesat sehingga mendorong

    pemerintah Belanda membuka bursa efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan

    bursa efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1952. Kedua bursa ini kemudian ditutup

    karena terjadinya gejolak politik Eropa pada awal tahun 1939. Bursa Efek Indonesia

    pun akhirnya ditutup karena terjadinya perang dunia kedua, sekaligus menandai

    berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia.

    Pasar modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya kembali Bursa

    Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 3 Juni 1952. Pada tahun 1958 kegiatan Bursa Efek

    Jakarta kembali dihentikan karena adanya inflasi dan resesi ekonomi. Hal ini tak

    berlangsung lama sebab Bursa Efek Jakarta dibuka kembali dan akhirnya mengalami

    kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim

    Uang dan Pasar Modal, disusul dengan tahun 1976 berdirinya BAPEPPAM (Badan

    Pelaksana Pasar Modal) serta berdirinya perusahaan investasi PT. Dana Reksa.

    Kebangkitan ini didukung dengan diresmikannya aktivitas perdagangan di Bursa

    Efek Jakarta oleh presiden Soeharto pada tahun 1977.

    Pemerintah mengeluarkan kebijakan paket deregulasi Desember 1987 dan

    Desember 1988 tentang diperbolehknnya swastanisasi bursa efek . Paket deregulasi

    ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT. Bursa Efek Jakarta

    pada tanggal 13 juli 1992. Pemilik saham adalah perusahaan efek yang menjadi

    anggota bursa. Pada tahun itu juga BAPEPPAM yang awalnya sebagai badan

    pelaksana pasar modal kerja berubah menjadi badan pengawas pasar modal.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    44/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    44

    Pertumbuhan bursa efek pada tahun-tahun berikutnya menjadi semakin cepat,

    terutama sejak dilakukan sistem otomasi perdagangan pada tanggal 25 Mei 1995.

    Semua indikator perdagangan seperti nilai , volume dan frekuensi transaksi

    menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Pada tahun 2007, rata-rata transaksi

    menunjukkan pertumbuhan luar biasa . pada tahun 2007, rata-rata nilai transaksi telah

    mencapai angka di atas Rp 4,3 triliun per hari. Bahkan pada tahun 2008, sampai

    dengan semerter pertama , rata-rata nilai transaski harian meningkat menjadi Rp 5,6

    triliun. Meskipun pada semester II, terjadi penurunan karena ada krisis suprime di

    Amerika yang mempengaruhi semua bursa di dunia tidak terkecuali Indonesia, akan

    tetapi rata-rata nilai transaksi pada tahun 2008 masih lebih tinggi dari tahun 2007

    yaitu sebesar Rp 4,5 triliun. Angka-angka tersebut meningkat luar biasa jika

    dibandingkan dengan awal-awal swastanisasi bursa efek atau sebelum diberlakukn

    otomasi perdagangan. Pada tahun 1994 , rata-rata nilai transaksi hanya sebesar Rp

    104 miliar per hari. Hal ini berarti dalam kurun waktu 14 tahun rata-rata nilai

    transasksi harian telah meningkat sebesar lebih kurang 4000 %.

    Seiring dengan perkembangan pasar dan tuntutan untuk lebih meningkatkan

    efisiensi serta daya saing di kawasan regional, maka efektif tanggal 3 desember 2007

    secara resmi PT. Bursa Efek Jakarta digabung dengan PT. Bursa Efek Surabaya dan

    beganti nama menjadi PT. Bursa Efek Indonesia.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    45/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    45

    B. Prospek Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia

    Saham batu bara mulai bergairah seiring adanya proses pemulihan ekonomi

    global, salah satunya kebutuhan energi listrik yang murah akan terus meningkat. Hal

    ini mengakibatkan kenaikan permintaan batu bara dan harga jualnya mampu

    mendorong peningkatan kinerja usaha dan keuangan perusahaan yang bergerak di

    bisnis ini. Hal ini sejalan dengan mulai meningkatnya harga minyak dunia yang saat

    krisis permintaan dan harganya menurun.

    Laporan keuangan kuartal I tahun 2009 perusahaan publik yang bergerak di

    pertambangan batu bara memicu minat investor untuk membeli saham di sektor ini.

    Kinerja yang ditunjukkan sejumlah emiten batu bara cukup baik. PT Adaro Enegy

    Tbk. (ADRO), misalnya pada kuartal I tahun 2008 masih merugi Rp 12 miliar, tetapi

    kuartal I tahun 2009 laba bersihnya meningkat ke angka Rp 1,14 triliun (naik

    9.642%). Lalu, laba bersih PT Indo Tambangraya Megah Tbk. naik dari Rp 18,95

    miliar menjadi Rp 101,76 miliar (437,01%), PT Bayan Resources Tbk. (BYAN)

    meningkat 587% dari Rp 16,49 miliar menjadi Rp 113,22 miliar. Sementara itu, laba

    bersih PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. (PTBA) naik 220% dari Rp 286,4

    miliar ke level Rp 920,6 miliar.

    Saham-saham tambang batu bara naik dengan pesat. Selama Januari sampai

    Juni 2009 hampir semua harga saham pertambangan, termasuk saham batu bara mulai

    menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, kenaikan tertinggi

    diraih oleh PT. Bayan Resources dari Rp 890 per 30 Januari naik 489,89% menjadi

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    46/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    46

    Rp 5.250 per 29 Juni 2009. Kemudian saham PT. Bumi Resources (BUMI) naik

    279,59% dari Rp 510 menjadi Rp 1.890

    Saham PTBA dan BUMI terlihat memiliki nilai ROE yang lebih tinggi dari

    nilai ROE rata-rata sektor pertambangan sebesar 35%. Menunjukkan nilai positif

    prospek pertumbuhan saham perusahaan pertambangan dalam jangka panjang dua

    tahun ke depan, meskipun pelemahan harga komoditas tambang akan mengganggu

    kinerja usaha dalam jangka pendek.

    Meski demikian, ketika berinvestasi di saham batu bara, yang perlu

    diperhatikan adalah bagaimana perusahaan batu bara itu mengelola utang perusahaan

    agar kinerja arus kasnya terjaga dan peningkatan jumlah cadangan batu bara, untuk

    menjamin kelangsungan produksi jangka panjang. Hindari saham perusahaan

    tambang batu bara yang memiliki jumlah cadangan kecil, tetapi kondisi utang

    perusahaan relatif besar bila dibanding nilai penjualannya.Supaya investor fokus

    berinvestasi di saham perusahaan tambang batu bara yang jumlah cadangannya besar,

    dan memiliki basis konsumen yang kuat baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu,

    kondisi keuangan yang baik dengan porsi utang yang kecil dari nilai ekuitasnya,

    sehingga perusahaan itu masih mampu menciptakan pertumbuhan laba bersih yang

    sangat baik.

    Adanya proses pemulihan ekonomi global, maka kebutuhan energi listrik

    yang murah akan terus meningkat sehingga akan terjadi kenaikan permintaan batu

    bara, lalu harga jualnya mampu mendorong peningkatan kinerja usaha dan keuangan

    perusahaan. Seperti halnya PTBA, sekarang terus memasok kebutuhan batu bara di

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    47/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    47

    dalam negeri. Proyek yang sedang ditangani adalah PLTU 4 x 600 MW di Tanjung

    Enim, proyek kereta api dan pembangunan rel baru dari Tanjung Enim ke Lampung.

    Proyek-proyek itu nantinya membutuhkan volume batu bara sebesar 20 juta ton dan

    sampai saat ini pryoyek masih dalam proses. Semua proyek tersebut mulai dikerjakan

    tahun 2009-2010, dan direncanakan selesai tahun 2013-2014. Dengan proyek itu,

    manajemen menargetkan setelah tahun 2014 terjadi peningkatan skala volume

    produksi menjadi 50 juta ton per tahun. Perusahaan sudah menetapkan kapan dan

    bagaimana mencapai produksi 50 juta ton per tahun. Namun, target yang

    memungkinkan di tahun 2013 mempunyai kapasitas terpasang sebesar 22 juta ton per

    tahun dan saat ini hanya 50% yang sanggup dihasilkan karena keterbatasan jalur

    kereta api

    Harga jual batu bara PTBA periode Januari sampai Maret 2009, baik untuk

    pasar domestik maupun pasar ekspor, naik signifikan dibanding harga jual batu bara

    periode yang sama tahun 2008. Harga jual rata-rata (tertimbang) batu bara pasar

    domestik naik 79% menjadi Rp 737 ribu/ton dan harga jual rata-rata batu bara PTBA

    periode Januari-Maret 2009 juga naik, yaitu 4% menjadi 2,82 juta ton. Sementara itu,

    posisi kas dan setara kas PTBA per 31 Maret 2009 tercatat sebesar Rp 3,58 triliun,

    atau naik 70% dibanding kas dan setara kas periode yang sama tahun 2008.

    Perusahaan menargetkan volume penjualan tahun 2009 naik 13% menjadi 14,5 juta

    ton.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    48/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    48

    Di sini bisa kita lihat, di samping harga batu bara yang cenderung meningkat ke

    depan, para pengelola perusahaannya terus berupaya memberikan nilai tambah

    kepada investor, agar sektor pertambangan khususnya batu bara ini tetap diminati.

    C. Profil Perusahaan Pertambangan yang terdatar di Bursa Efek Indonesia

    1. PT.Aneka Tambang Persero Tbk

    PT. Aneka Tambang Tbk, berpusat di Gd. Aneka Tambang Jl. Letjen TB

    Simatupang No.1 Lingkar Sel Tan-Bar Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan

    pada tanggal 5 Juli 1968 dan bergerak dalam bidang eksplorasi, penambangan,

    pemrosesan, pemasaran dan perdagangan nikel dan emas

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. Aneka Tambang Tbk:

    Corporate Secretary : Bimo Budi Satriyo

    Direktur : Djaja M. Tambunan

    Direktur : Winardi

    Direktur : Tato Wiraza

    Direktur : Achmad Ardianto

    Direktur : Denny Maulana

    Komisaris Utama : Irwan Bahar

    Komisaris : Mahendra Siregar

    Komisaris independent : Mahmud Hamundu

    Direktur Utama : Alwin Syah Loebis

    Komisaris Utama : Wisnu Askari marantika

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    49/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    49

    Komisaris Independen : Hikmahanto Juwana

    2. PT. ATPK Resources Tbk

    PT. ATPK Resources Tbk, berpusat di Wisma GKBI 39th Floor Suite 3901,

    JL.Jendral Sudirman No.28 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 12 januari

    1983 dan bergerak dalam bidang tambak udang.

    Susunan Komisaris dan direksi PT. ATPK Resources Tbk:

    Komisaris : Akhmad Taufik

    Direktur Utama : Raymond Bernadus

    Corporate Secretary : Andreas Andy Santoso

    Komisaris Utama : Dr.H.M. Wasisto Budiharsoyo

    Komisaris ( Independen) : Anwar Pulukadang

    Komite Audit (Ketua) : Ir. Anwar Pulukadang

    Direktur : Saur Maruli Silalahi

    Komite Audit (anggota) : Abdul Ficar, SH., MH

    Komite Audit (anggota) : Darman Amran

    Direktur : Socrates Rudy Sirait

    3. PT. Bumi Resources Tbk

    PT. Bumi Rsources Tbk, berpusat di Gedung Mit Plaza 2 Lt.11 Jl. Jend.

    Sudirman Kav.10-11 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 Juni 1973 dan

    bergerak dalam bidang investasi perusahaan minyak dan gas serta perhotelan.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    50/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    50

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. Bumi Resources Tbk:

    Direktur : Kenneth P Farrell

    Komite Audit (Anggota) : Drs.Kanaka Puradiredja

    Komite Audit (Anggota) : Indra Safitri

    Komite Audit (Anggota) : Mawar I.R Napitupulu

    Komisaris ( Independen) : Fuad Hasan

    Komisaris : Kusumo Martoredjo

    Komisaris Utama : Suryo B. Sulisto

    Komisaris : Sulaiman Zudhi Pane

    Direktur Utama : Ari Saptari Hudaya

    Direktur : Eddie J. Soebari

    Komisaris : Nalinkant Rathod

    Komisaris : Iman Taufik

    Komisaris : Jay Abdullah Alatas

    Corporate Secretary : Dileep Srivastava

    4. PT. Central Korporindo International Tbk

    PT. Central Korporindo International Tbk, berpusat di Wisma Metropolitan II

    Lt. 11 Jl. Jendral Sudirman Kav.29 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 13

    September 1999 . Pada awal pendiriannya perusahaan bergerak dalam bisnis

    pemasokan berbagai jenis benang untuk pabrik tekstil. Di awal tahun 2000

    perusahaan memulai bisnis penjualan batubara di Banjar Baru , Kalimantan Selatan.

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. Central Korporindo International Tbk:

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    51/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    51

    Corporate Secretary : Jafar Chan SH, MH

    Komisaris : Bambang Mudljojati

    Direktur : Jansen Surbakti

    Direktur Utama : Erry Indriana

    Komisaris Utama : Wiwik Sukarno

    Komisaris : Trias Nugroho

    Komite Audit (Anggota) : Trias Nugroho

    Komite Audit (Anggota) : Yunita Triana

    Direktur : Ir. Sudarwanta

    Direktur : Pudjianto Gondosasmito, SE

    Komite Audit (Ketua) : Syoni Supriyanto

    Komisaris ( Independen) : Syoni Supriyanto

    Direktur : Andri Cahyadi

    5. PT. Citatah Tbk.

    PT. Citatah Tbk, berpusat di Jl.Pinangsia III No.31 Jakarta. Perusahaan ini

    didirikan pada tanggal 26 September 1974. Perusahaan ini merupakan produsen

    marmer terbesar di Indonesia, dengan kapasitas penambangan terluas dan fasilitas

    produksi di Sulawesi Utara dan pabrik khusus produksi di kawasan Jakarta.

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. Citatah Tbk:

    Komite Audit (Ketua) : Gregory Nanan Aswin

    Komisaris Independen : Gregory Nanan Aswin

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    52/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    52

    Komite Audit (Anggota) : Marika Prawira

    Komite Audit (Anggota) : Alwi Sjaff

    Direktur : Tiffany Johanes

    Direktur : Sergio Magliocco

    Komisaris : Ismail Husin

    Direktur : Denise Johannes

    Presiden Komisaris : Arief Sianto

    6. PT. Energi Mega Persada Tbk

    PT. Energi Mega Persada Tbk, berpusat di Gd. Wisma Mulia Lt.33, Jl. Jend.

    Gatot Subroto No.42 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 16 Oktober

    2001. Sejak tahun 2003 perusahaan melakukan ekspansi pada inti bisnis untuk fokus

    dalam bidang eksplorasi , pengembangan dan produksi minyak dan gas bumi.

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. Energi Mega Persada Tbk:

    Komite Audit (Ketua) : A. Qoyum Tjandranegara

    Komisaris Independen : A. Qoyum Tjandranegara

    Komite Audit (Anggota) : Toha Abidin

    Corporate Secretary : Riri Hosniari Harahap

    Komite Audit (Anggota) : Drs. Hertanto

    Direktur Utama : Imam Pria Agustino

    Komisaris : Ir. Suyitno Patmosukismo

    Komisaris : Nalinkant Amratlal Rathod

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    53/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    53

    Direktur : Didit Agripinanto Ratam

    Komisaris Utama : Saptari Hoedaja

    Direktur : Amir Balfas

    7. PT. International Nickel Indonesia Tbk

    PT. International Nickel Indonesia Tbk, berpusat di Bapindo Plaza II Lantai

    22 JL. Jend Sudirman Kav. 54-55 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25

    Juli 1968 dan memproduksi bahan baku nikel dan bahan setengah di mana peleburan

    dan proses produksi dilakukan di kawasan Soroako, Sulawesi.

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. International Nickel Indonesia Tbk:

    Direktur : Ciho D. Bangun

    Corporate Secretary : Indra N. Ginting

    Komisaris : Takeshi Kubota

    Direktur Utama : Dr. Arif S. Siregar

    Komite Audit (Anggota) : Jusuf Halim

    Komite Audit (Ketua) : Rozik B. Soetjipto

    Komisaris Independen : Rozik B. Soetjipto

    Komite Audit (Anggota) : Kanaka Puradiredja

    Komisaris : Naoyuki Tsuchida

    Komisaris : Jennifer Maki

    Komisaris : Marco Aurelio Lopes Fires

    Wakil Direktur Utama : Claudio R.C. Bastos

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    54/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    54

    Komisaris : Roberto Moretzsohn

    Direktur : Helwanurrachman Djumiril

    Presiden Komisaris : Tito Botelho Martins Junior

    Wakil Komisaris Utama : Peter Poppinga

    Komisaris Independen : Arief T. Surowidjojo

    Komisaris Independen : Nicolaas D. Kanter

    8. PT. Resources Alam Indonesia Tbk

    PT. Resources Alam Indonesia Tbk, berpusat di Gd Bumi Raya Utama Group

    Jl. Pembangunan I No. 3 Jakarta Pusat. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 28

    Agustus 1990 dan bergerak dalam bidang produksi formalin dan damar. Perusahaan

    juga memasok lem perekat untuk pabrik kayu melalui PT. Bumi Raya Utama.

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. Resources Alam Indonesia Tbk:

    Komisaris Utama : Hendro Martowardojo. MBA

    Komite Audit (Ketua) : Hendro Martowardojo. MBA

    Komisaris Independen : Hendro Martowardojo. MBA

    Komite Audit (Anggota) : Surya Martara Tjahaja, MBA

    Komisaris Independen : Surya Martara Tjahaja, MBA

    Komisaris : Thomas Agap, SH.MM

    Komisaris : DR. Suparno Adijanto

    Direktur Utama : Ir. Pintarso Adijanto

    Direktur : Ir. Hendrajaya

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    55/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    55

    Direktur : Ge Luiyanto Yamin, M.Si

    Komite Audit (Anggota) : Eddy Salimah

    9. PT. Medco Energi International Tbk

    PT. Medco Energi International Tbk, berpusat di Gedung The Energy, Lt 52-

    55 SCDB Lot, 11A, Jl. Jend Sudirman Senayan Jakarta Selatan. Perusahaan ini

    didirikan tanggal 09 Juni 1980 dan merupakan perusahaan holding untuk hubungan

    bisnis energi dengan Perusahaan Medco Grup. Pada bulan Maret 1997 perusahaan

    bekerja sama dengan Myanmar Oil and Gas Enterprise yang berencana untuk

    menangani 8000 m2 ladang tertunda di Myanmar.

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. Medco Energi International Tbk:

    Komite Audit (Anggota) : Zulfikri Aboebakar

    Komisaris : Retno Dewi Arifin, IR

    Direktur Utama : Darmoyo Doyoatmojo

    Direktur : Darwin Cyril Noerhadi

    Komite Audit (Ketua) : Sudono N.S

    Komite Audit (Anggota) : Djoko Sutarjo

    Corporate Secretary : Cisca Alimin

    Komisaris Utama : Hilmi Panigoro

    Komisaris Independen : Gustiaman Deru

    Direktur : Lukman Mahfoedz

    Direktur : Larry L. Luckey

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    56/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    56

    Komisaris ( Independen) : Rachmat Sudibjo

    Komisaris : IR. Yani Yuhani Rodyat, MM

    Komite Audit (Anggota) : Gustiaman Deru

    10. PT. Mitra Investindo Tbk

    PT. Mitra Investindo Tbk, berpusat di Jl. Teluk Betung No. 39 Jakarta.

    Perusahaan ini didirikan tanggal 16 September 1993 dan beroperasi dalam

    penyewaan juga pemesanan modal ventura dan penguangan piutang dagang.

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. Mitra Investindo Tbk:

    Direktur : Diah Pertiwi Gandhi

    Wakil Komisaris Utama : Mustofa

    Corporate Secretary : E. Dyah Isnaini

    Komite Audit (Ketua) : Simon Halim

    Komisaris ( Independen) : Simon Halim

    Komite Audit (Anggota) : Yuliantina Wongso

    Komite Audit (Anggota) : Eko Santo

    Komisaris Utama : Andreas Tjahjadi

    Direktur Utama : Herman Setyadi Budi

    Direktur : Kumari

    11. PT. Tambang Batubara Bukit AsamTbk

    Tambang Batubara Bukit AsamTbk, berpusat di Jl. Parigi No. 1 Tanjung

    Enim 31716 Sumatera Selatan. Perusahaan ini didirikan tanggal 15 Desember 1980.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    57/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    57

    Perusahaan bekerja pada eksplorasi tambang sejak 1919 di bawah pemerintahan

    Hindia Belanda . Diambil alih oleh Jepang tahun 1942 dan dinasioanlisasikan

    Pemerintah Indonesia tahun 1945. Pada tahun 1983 perusahaan ditugaskan oleh

    pemerintah untuk pengembangan batu bara.

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. Tambang Batubara Bukit AsamTbk:

    Direktur : Milawarma

    Komisaris Utama : Supriyadi

    Direktur Utama : Ir. Sukrisrno

    Direktur : Ir. Tiandas Mangeka

    Direktur : Ir. Heri Supriyanto

    Direktur : Ir. Drs. Mahbub Iskandar

    Komisaris : Umyatun Hayati Sri Astuti

    Komisaris : Thamrin Sihite

    Komisaris : Suranto Soemarsono

    Komite Audit (Ketua) : Suranto Soemarsono

    Komisaris : Abdul Latief Baky

    Komite Audit (Anggota) : Azhar Zainuri

    Komite Audit (Anggota) : Ridho Kresna Wattimena

    Corporate Secretary : Achmad Sudarto

    12. PT. Petrosea Tbk

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    58/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    58

    PT. Petrosea Tbk, berpusat di Wisma Anugraha Jl. Taman Kemang No.32 B

    Jakarta. Perusahaan ini didirikan 11 Januari 1901 dan beroperasi dalam bidang jasa

    konstruksi tekhnis dan kontrak penambangan.

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. Petrosea Tbk:

    Direktur : Hendrick U Ibrahim

    Komite Audit (Ketua) : John S. Karamoy

    Komite Audit (Anggota) : Mabel Parungkuan

    Komite Audit (Anggota) : Iman Setiadi

    Direktur Utama : Micky a. Hehuwat

    Komisaris : Azis Armand

    Direktur : Neil Whittaker

    Komisaris ( Independen) : Simon F. Sembiring

    Komisaris Utama : Pandri Pradono Moelyo

    Komisaris : Wadyono Sliantoro W

    Komisaris ( Independen) : Barry T. Davies

    Komisaris ( Independen) : Sriyanto

    Komisaris ( Independen) : Anies Baswedan

    Wakil Direktur Utama : Richard Bruce Ness

    Direktur : Hanifa Indradjaya

    Direktur : Sudirman Said

    Corporate Secretary : Sudirman Said

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    59/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    59

    13. PT. Timah Tbk

    PT. Timah Tbk, berpusat di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 56 A Jakarta. Perusahaan

    ini didirikan tanggal 01 Agustus 1976 dan bergerak dalam bidang penambangan dan

    tekhnis. Operasi perusahaan meliputi Pulau Bangka, Pulau Karium dan kawasan

    pantai Sumatera

    Susunan Komisaris dan Direksi PT. Timah Tbk:

    Direktur : Setyo Sardjono

    Direktur : Gatut Hari Prasetyo

    Komisaris Utama : Ismerda Lebang

    Komisaris Independen : Fachri Ali

    Direktur : M. Krisna Syarif

    Komisaris : Wimpy S. Tjetjep

    Komisaris : Boni Siahaan

    Direktur Utama : Wachid Usman

    Direktur : Surawardi

    Komisaris : Marwansyah Lobo Balia

    Komisaris Independen : Bingrosalto L. Tobing

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    60/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    60

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    61/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    61

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Deskriptif Variabel

    Berdasarakan hasil pengelolaan data maka akan dilakukan analisis dengan

    tujuan untuk menjawab seluruh permasalahan dalam penelitian ini. Sebelum

    pembahasan sampai pada tahap analisis model maka terlebih dahulu akan dibahas

    secara deskriptif nilai variabel independen (Beta, Price Earning Ratio (PER),

    Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio(DER), Price to Book Value (PBV)

    dan variabel dependen (Pendapaan Saham):

    1. Variabel Beta

    Mengetahui Beta suatu sekuritas atau Beta suatu portofolio merupakan hal

    yang penting untuk menganalisis sekuritas atau portofolio tersebut. Beta suatu

    sekuritas menunjukkan resiko sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan karena

    diversifikasi. Untuk menghitung beta fortofolio, maka Beta masing-masing sekuritas

    perlu dihitung terlebih dahulu.

    Nilai Variabel Beta yang ditunjukkan Tabel 4.1 menggambarkan nilai Beta

    tahun 2006 2008. Nilai Beta tertinggi tahun 2006 diperoleh PT. Central Korporindo

    International Tbk senilai 0,5388 dan terendah diperoleh PT. Mitra Investindo Tbk

    senilai -0,4938. Tahun 2007 nilai Beta tertinggi diperoleh PT. Resource Alam

    Indonesia Tbk senilai 1,7144 dan terendah oleh PT. Timah Tbk senilai -0,3501

    sedangkan tahun 2008 tertinggi oleh PT. Timah Tbk senilai 0,6869 dan terendah oleh

    PT. Resource Alam Indonesia Tbk senilai -0,3291.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    62/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    62

    Tabel 4.1

    Deskriptif Nilai Variabel Beta Perusahaan Pertambangan

    Yang Terdaftar di BEI

    Nama Emiten Periode Rata -

    Rata2006 2007 2008Aneka Tambang (Persero) Tbk 0,3901 0,0448 0,5710 0,3353

    ATPK Resources Tbk 0,3258 0,4904 0,1859 0,3340

    Bumi Resources Tbk 0,1066 0,1691 0,1582 0,1446

    Central Korporindo International Tbk 0,5388 0,4185 0,1581 0,3718

    Citatah Industri Marmer Tbk 0,1587 0,0699 0,0957 0,1081

    Energi Mega Persada Tbk -0,0366 0,0696 0,2871 0,1067

    International Nickel Indonesia Tbk -0,4078 0,1404 0,5277 0,0867

    Resource Alam Indonesia Tbk 0,0926 1,7144 -0,3291 0,4926

    Medco Energi International Tbk -0,1294 0,0399 0,4716 0,1274

    Mitra Investindo Tbk -0,4938 0,1231 0,1436 0,0757

    Tambang Batubara Bukit AsamTbk -0,1605 0,3472 0,6282 0,2716Petrosea Tbk -0,0824 0,0580 0,0493 0,0083

    Timah Tbk 0,2632 -0,3501 0,6869 0,2000

    Sumber : Data diolah (2009)

    2. Variabel Price Earning Ratio(PER)

    Rasio ini menggambarkan parbandingan antara harga saham terhadap earning

    perusahaan. Dalam pendekatan PER investor akan mengitung berapa kali (multiplier)

    nilai earningyang tercermin dalam harga suatu saham.

    Nilai Variabel Price Earning Ratio yang ditunjukkan Tabel 4.2

    menggambarkan nilai tahun Price Earning Ratio tahun 2006 2008. Nilai PER

    tertinggi tahun 2006 diperoleh PT. Bumi Resources Tbk senilai 78,5 dan terendah

    diperoleh PT. Central Korporindo International Tbk senilai 0,5. Tahun 2007 nilai

    PER tertinggi diperoleh PT. Medco Energi International Tbk senilai 260,1 dan

    terendah oleh PT. Central Korporindo International Tbk senilai 0,6 sedangkan tahun

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    63/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    63

    2008 tertinggi oleh PT. Energi Mega Persada Tbk senilai 34,57 dan terendah oleh PT.

    Central Korporindo International Tbk senilai 0,13.

    Tabel 4.2Deskriptif Nilai VariabelPrice Earning RatioPerusahaan Pertambangan

    Yang Terdaftar di BEI

    Nama Emiten Periode Rata -Rata2006 2007 2008

    Aneka Tambang (Persero) Tbk 49,14 7,59 7,59 21,44

    ATPK Resources Tbk -0,67 -22,77 -32 -18,48

    Bumi Resources Tbk 78,5 139,31 27,07 81,63

    Central Korporindo International Tbk 0,5 0,6 0,13 0,41

    Citatah Industri Marmer Tbk -1,43 -10,51 17,54 1,87

    Energi Mega Persada Tbk -27,79 185,55 -34,57 41,06

    International Nickel Indonesia Tbk 68,74 85,18 4,41 52,77Resource Alam Indonesia Tbk -0,98 -8,67 10,8 0,38

    Medco Energi International Tbk 31,98 260,10 1,87 97,98

    Mitra Investindo Tbk -14,77 162,12 24,29 57,21

    Tambang Batubara Bukit AsamTbk 16,71 38,09 9,31 21,37

    Petrosea Tbk 10,52 8,59 18,65 12,58

    Timah Tbk 10,68 80,84 3,91 31,81

    Sumber : Data diolah (2009)

    3. VariabelEarning Per Share(EPS)

    Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya laba

    bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan.

    Besarnya EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca

    dan laporan rugi laba perusahaan.

    Nilai variabel Earning Per Share (EPS) yang ditunjukkan Tabel 4.3

    menggambarkan nilai EPS tahun 2006 2008. Nilai EPS tertinggi tahun 2006

    diperoleh PT. Petrosea Tbk senilai 575 dan terendah diperoleh PT. ATPK Resources

    Tbk senilai -74. Tahun 2007 nilai EPS tertinggi diperoleh PT. International Nickel

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    64/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    64

    Indonesia Tbk senilai 1130 dan terendah oleh PT. Resource Alam Indonesia Tbk

    senilai -98 sedangkan tahun 2008 tertinggi oleh PT. Medco Energi International Tbk

    senilai 999 dan terendah oleh PT. Energi Mega Persada Tbk senilai -2,4.

    Tabel 4.3

    Deskriptif Nilai VariabelEarning Per SharePerusahaan Pertambangan

    Yang Terdaftar di BEI

    Nama Emiten Periode Rata -Rata2006 2007 2008

    Aneka Tambang (Persero) Tbk 162,79 536,67 143,48 280,98

    ATPK Resources Tbk (74) (54) (4) -44

    Bumi Resources Tbk 11,46 43,07 33,62 29,38

    Central Korporindo International Tbk 320 350 390 353,33

    Citatah Industri Marmer Tbk (24,5) (8,28) 2,85 -9,97Energi Mega Persada Tbk (18,71) 8,03 (2,43) -4,37

    International Nickel Indonesia Tbk 451 1130 438 673

    Resource Alam Indonesia Tbk (107) (98) 162 -14,33

    Medco Energi International Tbk 111 19,8 999 376,60

    Mitra Investindo Tbk (2,37) 0,66 5,27 1,18

    Tambang Batubara Bukit AsamTbk 211 315 741 422,33

    Petrosea Tbk 575 663 193 477

    Timah Tbk 414 355 276 348,33

    Sumber : Data diolah (2009)

    4. VariabelDebt to Equity Ratio(DER)

    Rasio ini mengambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan

    perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk

    memenuhi seluruh kewajibannya. Peningkatan hutang pada gilirannya akan

    mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham

    termasuk dividen yang diterima, karena kewajiban untuk membayar hutang lebih

    diutamakan daripada pembagian dividen.

  • 8/21/2019 sripsi ekonomi.pdf

    65/102

    Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

    Indonesia, 2010.

    65

    Tabel 4.4

    Deskriptif Nilai VariabelDebt to Equity RatioPerusahaan Pertambangan

    Yang Terdaftar di BEI

    Nama Emiten Periode Rata -

    Rata2006 2007 2008Aneka Tambang (Persero) Tbk 0,70 0,38 0,27 0,45

    ATPK Resources Tbk 0,91 0,11 0,01 0,34

    Bumi Resources Tbk 5,95 1,26 2,01 3,07

    Central Korporindo International Tbk 0,18 0,16 0,18 0,17

    Citatah Industri Marmer Tbk 3,77 3,29 3,46 3,51

    Energi Mega Persada Tbk 3,63 1,79 2,39 2,60

    International Nickel Indonesia Tbk 0,26 0,36 0,21 0,27

    Resource Alam Indonesia Tbk 0,84 1,08 0,82 0,91

    Medco Energi International Tbk 2,21 2,94 1,68 2,27

    Mitra Investindo Tbk 4,23 5,33 5,50 5,02

    Tambang Batubara Bukit AsamTbk 0,35 0,48 0,51 0,45Petrosea Tbk 0,60 0,94 1,52 1,02

    Timah Tbk 1,06 0,49 0,51 0,68

    Sumber : Data diolah (2009)

    Tabel 4.4 menjelaskan nilai Debt to Equity Ratio (DER) tahun 2006 2008.