sripsi. edyman benaeeeeeeeeer

Upload: amir-udin

Post on 13-Jul-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang system pendidikan nasional (Nomor 20. 2003) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan Negara (Muhibin, 2004:23). Dalam undang-undang Sisdiknas tahun 2003 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003). Upaya setiap orang untuk mencapai tujuan dalam kreativitas karier yang diinginkan, kadang di tengah jalan banyak mendapat hambatan. Kenyataan tersebut terjadi akibat dari berbagai kendala dan factor yang dapat merintangi usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan seperti pengalaman, ekonomi, lingkungan yang berasal dari diri sendiri maupun dari luar

2

dirinya sendiri. Salah satu penghambat yang dapat mempengaruhi keberhasilan tersebut terjadi karena belum adanya pemahaman diri secara matang. Pemahaman diri merupakan perbuatan atau cara memahami dan menguasai pikiran serta perasaan diri. Dalam merencanakan untuk menghasilkan kreativitas dalam karier sehingga mencapai masa depan, pemahaman diri merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan adanya pemahaman diri dalam merencanakan kreativitas dalam sebuah karier masa depan seseorang akan lebih mudah mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya. Untuk dapat merencanakan kreativitas dalam sebuah karier masa depan, maka seseorangpun perlu memahami dirinya sendiri, lingkungan hambatan dan cara mengatasi masalah. Pemahaman terhadap kekuatan dan kelemahan diri dan pemahaman terhadap gaya hidup diri sendiri, pemahaman yang baik terhadap potensi diri akan dapat dijadikan rasa pertimbangan dalam pengembangan kreativitas dalam berkarier dan pengembalian keputusan kreativitas dalam berkarier untuk masa depan. (Sardiman, 1990: 50) Pengembangan Kreativitas dalam berkarier memerlukan pemahaman tentang nilai-nilai, minat, bakat, IQ dan kepribadian, sehingga siswa akan memperoleh gambaran dan cenderung akan memberikan arah dalam kehidupan seseorang untuk menuju masa depan. Masa-masa SMK atau SMA merupakan masa yang unik, masa belajar yang amat penting bagi Pengembangan seorang individu. Yang dimaksud dengan belajar di sini tidak hanya mencakup keterampilan belajar praktis, melainkan juga memperoleh perspektif yang lebih luas tentang belajar di seluruh area

3

Pengembangan manusia. Seorang guru untuk anak yang baik haruslah memahami Pengembangan anak yang normal sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi anak-anak bermasalah (Lesmana, 2005). Seorang guru pada tingkat SMK dapat melakukan hal-hal sebagai berikut (1) mencoba mengubah anak sehingga lebih cocok bagi lingkungannya, (2) mencoba mengubah lingkungan agar anak dapat berfungsi dengan lebih baik, dan (3) gabungan dari kedua usaha tersebut (Lesmana, 2005). Setiap anak harus mempunyai kesempatan untuk barmain. Bermain adalah hak anak dan tidak boleh diasingkan dari seorang anak apabila diinginkan pertumbuhan dan Pengembangan anak secara wajar. Sebab dalam bermain itu akan timbul kreativitas bagi anak dalam memilih karirnya, dan guru perlu mencermati dan memberi peluang bagi timbulnya kreativitas anak dalam memilih karir. Hal ini sesuai dengan tujuan SMKN 5 Bima untuk membantu meletakkan dasar-dasar ke arah Pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dengan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta Pengembangan selanjutnya (Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0486/U/92). Dalam rangka usaha untuk mencapai hasil pendidikan yang baik untuk tumbuhnya kreativitas anak, dibutuhkan konselor yang profesional serta alat perlengkapan yang cukup memadai. Setiap orang termasuk anak diasumsikan memiliki kemampuan kreatif Nurihsan, 2005). meskipun dengan tingkat yang seragam (Yusuf dan

Kreativitas seseorang berkembang dipengaruhi oleh faktor-

faktor internal (diri sendiri) dan eksternal (lingkungan). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri sendiri seperti kondisi kesehatan fisik, tingkat kecerdasan, kondisi

4

kesehatan mental. Sedangkan faktor lingkungan yang mendukung Pengembangan kreativitas, diantaranya (1) orang tua atau guru menerima anak apa adanya, serta memberi kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya dia baik dan mampu, (2) orang tua atau guru bersikap empati kepada anak, dalam arti mereka memahami pikiran, perasaan, dan prilaku anak, (3) orang tua atau guru memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan pikiran, perasaan, dan pendapatnya, (4) orang tua atau guru (sekolah) memupuk sikap dan minat anak dengan berbagai kegiatan yang positif, seperti perlombaan pidato, deklamasi dan drama, dan (5) seorang tua atau guru (sekolah) menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memungkinkan anak mengembangkan keterampilan dalam membuat karya-karya yang produktif-inovatif (Yusuf dan Nurihsan, 2005). Untuk mengetahui sejauh mana peranan konselor sekolah terhadap Pengembangan kreativitas anak, perlu diadakan penelitian secara mendalam terencana dengan baik dan benar. Pengembangan Kreativitas dalam berkarier juga memerlukan pemahaman tentang lingkungan, lingkungan dimana seseorang untuk hidup. Dalam menelusuri pengembangan kreativitas karier seseorang atau siswa yang dihadapkan oleh berbagai jalan untuk mengatasi dan memecahkan hambatan-hambatan itu secara mandiri. Untuk dapat mengatasi semua itu maka seseorang atau siswa harus memahami akan dirinya sendiri. Berdasarkan hasil peneliitian di SMKN 5 Bima terlihat bahwa masih banyak siswa yang belum memahami diri sehingga tidak ada pengembangan dalam kreativitas dalam memilih karier. Kenyataan dilihat bahwa siswa mengalami kegagalan di tengah pencapaian dalam kreativitas berkarier secara optimal, seperti kurangnya

5

kemampuan memahami dirinya sendiri, kemampuan mengantisipasi masalah yang mungkin timbul dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang dengan masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Peranan Konselor Sekolah Dalam Pengembangan Kreativitas Memilih Karier Siswa SMKN 5 Bima Tahun Pelajaran 2010/2011 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Seberapa besar peranan konselor dalam pengembangan Kreativitas memilih karir Pada Kelas Ajaran 2010- 2011. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui seberapa besar peranan konselor dalam pengembangan kreativitas memilih karir siswa SMKN 5 Bima Tahun Ajaran 2010-2011. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan atau acuan untuk meneliti lebih mendalam tentang aspek-aspek yang belum terjangkau dalam penelitian b. Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perangsang bagi peneliti lain untuk meneliti lebih mendalam, terutama yang berhubungan dengan peranan konselor dalam pengembangan kreativitas karier siswa. SMKN 5 Bima Tahun

6

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pendidik (guru dan petugas BK) dalam membimbing anak untuk menggunakan metode belajar yang efektif dan efisien 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru sebagai pedoman dalam rangka mendorong siswa supaya memiliki kreativitas yang baik sehingga dalam berkarier diharapkan dapat terarah dengan baik b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya. Karena dapat memberikan pengalaman yang nyata serta wawasan berpikir yang lebih luas dan bersifat ilmiah terutama dalam memahami gejala-gejala dilapangan c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi perkembangan ilmu pendiidkan terutama tentang aspek-aspek kepribadian dalam hubungannya dengan peranan konselor dalam kreativitas karier siswa E. Asumsi Penelitian Dalam buku petunjuk teknik penyusunan proposal skripsi dijelaskan bahwa Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu fakta yang mengandung kebenaran yang perlu dibuktikan lagi (Indun, 1986:12). Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jika melaksanakan dengan rela maka siswa akan memiliki kreativitas dalam memilih karier masa depan dengan baik. pengembangan

7

F. Ruang lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang lingkup a. Subyek penelitian : konselor dan siswa SMKN 5

Bima Tahun Pelajaran 2010/2011 b. Obyek penelitian : kreativitas siswa memilih karier

pada SMKN 5 Bima Tahun Pelajaran 2010/2011 2. Keterbatasan penelitian Keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah waktu kemudian anggaran atau dana demi untuk menunjang proses penelitian selama 2 bulan. G. 1. Definisi Operasional Istilah Konselor sekolah

Konselor sekolah adalah tenaga profesional yang mencurahkan seluruh waktu pada pelayanan bimbingan konseling yang bertugas menyusun program bimbingan utama secara menyeluruh dan terpadu termasuk bimbingan karoer serta mengkoordinasi bimbingan. 2. Kreativitas memilih karir adalah a. Kemampuan menciptakan yang

baru, b. Kemampuan mencerminkan kelancaran, c. Keluwesan, d. Orisinalitas e. Berpikir mengelaborasi suatu gagasan, f. Bereaksi dan memiliki daya cipta, g. Mampu memecahkan masalah secara kreatif untuk dikembangkan secara sistematis dalam pencapaian karir.

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang konselor 1. Pengertian konselor sekolah Menurut Winkel (dalam Sukardi, 1983) konselor sekolah (School Counselor) di istilahkan tenaga ahli. Tenaga ini, pria atau wanita, mendapat pendidikan khusus bimbingan dan konseling; secara ideal berijazah sarjana dari FIP IKIP, jurusan bimbingan dan konseling atau yang sejenis. Tenaga ahli ini bukanlah pengajar dengan keahlian, meskipun dia diangkat menjadi tenaga tetap disekolah. Tenaga ini dapat disebutfull-time guidance karena seluruh waktu dan perhatiannya dicurahkan pada pelayanan bimbingan dan karena dialah menjadi pelaksana konseling utama disekolah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Belkin (dalam Priyatno, 1975) mengemukakan 5 pedoman yang hendak diikuti oleh konselor sekolah untuk memenuhi tuntutan keprofesionalan yaitu: a. Konselor harus memulai kariernya sejak hari-hari pertama menampilkan diri sebagai konselor sekolah dengan program kerja yang jelas dan siap melaksanakan program tersebut. b. Konselor sekolah harus selalu mempertahankan sikap professional,

tanpa mengganggu keharmonisan hubungan antara konselor sekolah dengan personil sekolah lainnya dan siswa. c. Konselor sekolah memiliki tanggung jawab untuk memahami

peranannya itu kedalam kegiatan nyata.

9

d.

Konselor sekolah agar dapat bekerja secara efektif, harus

memahami tanggung jawabnya kepada semua siswa, baik siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, berkemungkinan putus sekolah, mengalami kesulitan belajar maupun siswa yang mempunyai bakat istimewa (gifted) dan permasalahan lain yang sering ada disekolah. Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah dan siswa yang menderita gangguan emosional, khususnya melalui penggunaan program kelompok, program di luar sekolah dan kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah dan bentuk-bentuk pelayanan lainnya,. Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik secara face to face maupun melalui media dalam memperoleh (a) pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kematangan dirinya (aspek kemampuan , emosi, social, dan moral spiritual), dan (b) menanggulangi masalah dan kesulitan yang dihadapinya, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar, maupun karier (Yusuf dan Nurihsan, 2005). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat seperti sekarang ini banyak menimbulkan perubahan-perubahan di dalam berbagai aspek seperti social, politik, ekonomi, industri dan sebagainya. Lebih jauh lagi perubahan tersebut menimbulkan beberapamasalah, seperti bertambahnya jenisjenis pekerjaan, keragaman jenis pola kehidupan, keragaman jenis pendidikian, persaingan antar individu dan sebagainya.

10

Masa adolesen merupakan masa di mana individu diharap akan dapat mempersiapkan kedewasan dengan menggantikan sikap dan pola tingkahlaku yang kekanak-kanakan dengan menggantikan sikap dan pola tingkah laku orang dewasa (Suryabrata, 1998:391). Dari pendapat para tokoh atau para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini konselor sekolah mempunyai peranan yang penting dalam

membantu mencapai tugas-tugas perkembangan kreativitas memilih karil. Dengan program bimbingan jadi siswa-siswa memperoleh bantuan untuk mengembangkan potensinya agar tercapai tingkatan perkembangan yang optimal. 2. Profil Konselor Sekolah Konselor adalah manusia biasa, meskipun ia seorang profesional. Seperti professional lainnya, ia juga menghadapi berbagai macam masalah yang kadangkadang hanya kecil saja, tetapi kadang-kadang serius. Yang menjadi masalah bukanlah masalah itu sendiri, tetapi bagaimana konselor menghadapi masalahmasalah itu, masalah yang diselesaikan dengan baik, merupakan kesempatan sangat berharga untuk menujukkan kepada klien bagaimana menyelesaikan masalah secara konstruktif. Sangatlah penting bahwa konselor (dan orang yang menjalani konseling) mengenali sebelumnya masalah-masalah yang potensial menanti mereka. Konselor yang berkualitas sangat mendukung berhasilnya konseling. Ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi oleh seorang konselor supaya dapat membantu terjadinya perubahan dalam diri klien yang dihadapinya. Beberapa karakteristik yang harus dipunyai konselor menurut Galdding (dalam Lesmana,

11

2005) adalah self awareness, kejujuran, kongruegensi, kemampuan untuk berkomunikasi dan pengetahuan. Selain itu ciri konselor harus ahli, menarik, dan dapat dipercaya. Lesmana (2005) menyatakan bahwa salah satu kualitas yang harus dipunyai konselor adalah menarik, harus dapat menempatkan diri dengan tempat dia memberikonseling, dalam arti, dia harus bisa menyesuaikan diri dalam hal penampilan, busana, tutur kata, dan lain-lain dengan tempat dia melaksanakan profesinya. Profil konselor sekolah adalah suatu penilaian individual, untuk memperlihatkan pola kemampuannya atau sifat-sifat kepribadiannya yang dikaitkan dengan norma-norma atau standar-standar tertentu bagi seorang konselor yang professional. Hal ini Graves (dalam Mansyur, 1999), menunjukkan bahwa profil seorang konselor adalah konselor hendaknya memiliki integritas dan vitalitas, gesit dan terampil memiliki kemampuan menilai dan memperkirakan secara tajam, standar professional yang tinggi, terlatih dan berpengalaman luas. Selanjutnya Cavanagh (dalam, Priyatno dan Anti, 1999) mengemukakan bahwa profil konselor yang memiliki standar kualitas, ditandai dengan beberapa karakteristik; pemahaman tentang dirinya, kompeten, memiliki kesehatan psikologis yang baik, dapat terpercaya, jujur, kuat, hangat, responsive, sabar, sensitive dan memiliki kesadaran yang holostik. Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka profil konselor sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam konseling. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa konselor yang memiliki profil atau kualitas pribadi yang baik, menjadi penentu utama bagi pencapaian pelayanan bimbingan dan konseling

12

yang efektif, disamping faktor pengetahuan tentang dinamika perilaku dan ketrampilan teraupetik atau konseling. 3. Fungsi Konselor Sekolah Fungsi utama konselor menurut Miller (dalam Nasution, 2002) adalah meng-implementasikan berbagai layanan program bimbingan, sedangkan Dunlop (dalam Nasution, 2002) lebih rinci menyatakan bahwa konselor adalah staf spesialisasi sekolah yang memiliki kualifikasi untuk membantu siswa mengatasi siswa pilihan jabatan, membantu siswa merencanakan dan menjalani programprogram yang tepat, dan membantu siswa menemukan pemecahan yang lebih memuaskan dalam masalah-masalah pribadi sosial. Apa yang dikemukakan Dunlop ini lebih menitik beratkan peranan konselor dalam kaitannya dengan permasalahan siswa, namun belum menunjukkan apa yang harus dilakukan konselor untuk melakukan peranannya (Nasution, 2002). Penampilan profil konselor sekolah dilihat dari fungsinya dan peranannya juga didekati melalui penelitian. Stinzi dan Hutsheon (dalam Nasution, 2002) telah meneliti peranan konselor sekolah menurut harapan siswa, guru dan administrator sekolah. Menurut siswa, konselor sekolah diharapkan: (1) menjadi sumber informasi karier dan lowongan kerja, (2) terbuka untuk diskusi masalah pribadi-sosial, (3) tidak menjadi tugas disiplin (disiplinarian), namun terbuka untuk konsultasi masalah-masalah pribadi, (4) mengijinkan siswa untuk mengambil keputusan sendiri, (6) memberikan orientasi kepada siswa baru, dan (7) mendorong terciptanya kebijakan yang terbuka. Oleh guru, konselor diharapkan: (1) mendukung pandangan dan keputusan guru, (2) memimpin studi

13

kasus, (3) menjadi konsultan masalah-masalah disiplin, (4) berkonsultasi dengan guru sebelum mengambil keputusan, (5) tidak memiliki posisi otonomi, (6) berpartisipasi dalam supervisi sekolah (7) mengkonseling siswa, dan (8) aktif dalam penempatan siswa. Oleh administrator sekolah, konselor diharapkan (1) berada di pihak kepala sekolah, (2) memberikan konseling individual dan kelompok, (3) berdiskusi dengan orang tua siswa, (4) aktif dalam perencanaan individual siswa dan program belajar siswa tertentu, (5) menjalin hubungan formal dengan siswa, (6) berkonsultasi dengan guru Sedangkan Arthur dan Stefflre (dalam Sukardi, 1983) menjeelaskan bahwa konselor sekolah memiliki fungsi untuk bertanggungjawab atas kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, dan kebutuhan sosial anak, dan ikut dalam segala kegiatan sekolah secara menyeluruh, khususnya mendampingi kepala sekolah dalam menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan pendidikan. Dan konselor harus bertugas mengadakan hubungan dengan guru-guru, mengadakan pertemuan dengan personil bimbingan dalam hubungan pelaksanaan pelayanan bimbiingan di sekolah. Peran konselor sekolah bersifat holistik, berakar pada cara mereka berada dan sikap-sikap mereka, tidak pada teknik-teknik yang dirancang agar klien melakukan sesuatu. Sikap terapislah yang memfasilitasi perubahan pada klien dan bukan pengetahuan, teori, atau teknik-teknik yang mereka miliki. Terapis menggunakan dirinya snediri, sebagai instrumen perubahan. Fungsi mereka menciptakan iklim terapeutik yang membantu klien untuk tumbuh (Rogers dalam

14

Lesmana, 2005). Konselor menyadari bahasa verbal klien dan merefleksikannya kembali. Konselor dan klien tidak tahu kemana sesi akan terarah dan sasaran apa yang akan dicapai. Konselor percaya bahwa klien akan mengembangkan agenda mengenai apa yang ingin dicapainya. Konselor hanya fasilitator dan kesabaran adalah esensial (Lesmana, 2005). B. Kreativitas siswa 1. Pengertian kreativitas Menurut Webster, menjadi kreatif berarti menjadi produktif. Dan suatu kegiatan dirancang sesuai dengan prosedur yang edukasional guna merangsang pembelajaran dengan mengalami secara langsung. Oleh sebab itu, suatu kegiatan yang kreatif adalah pengalaman yang produktif, langsung dialami, dan dapat dipelajari. Kreativitas didefenisikan berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan sudut pandang masing-masing. Perbedaan dalam sudut pandang ini menghasilkan berbagai definisi kreativitas dengan penekanan yang berbeda-beda. Barron

(1982:253) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru di sini bukan berarti sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya (Munandar,1992:47). Guildford dalam Ali dan Asrori (2006:41-420) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang yang kreatif.lebih lanjut Guildford megemukakan dua cara berpikir yaitu cara berpikir konvergen dan cara berpikir divergen. Cara berpikir konvergen adalah cara

15

individu dalam memikirkan sesuatu dengan pandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar, sedangkan cara berpikir divergen adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif jawaban terhadap suatu persoalan. Dalam kaitannya dengan kreativitas, guildford menekankan bahwa orang-orang kreatif lebih banyak memiliki cara-cara berpikir divergen daripada konvergen. Munandar (1992:47) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemam-puan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Lebih lanjut Munandar (1992:51) menekankan bahwa kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan yang merupakan tempat individu berinteraksi itu dapat mendukung berkembangnya kreativitas, tetapi ada juga yang justru menghambat berkembangnya kreativitas individu

kreativitas yang ada pada individu itu digunakan untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan mencari berbagai alternatif pencegahanya sehingga dapat tercapai penyesuaian diri secara kuat. Dari pendapat para tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kerja kreatif dengan prosedur yang edukasional,kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berpikir divergen dan memiliki kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas, dalam berpikir serta kemampuan dalam mengelaborasi suatu gagasan.

16

2.

Aspek-aspek kreativitas Aspek dari kreativitas, yaitu pribadi, pendorong (press), proses dan

produk (4P dalam kreativitas): a. Pribadi Kreativitas adalah ungkapan (ekspesi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungan. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dapatmenghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya (jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama). guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-bakatnya yang menghargai. b. Pendorong (Press) Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungan, ataupun jika ada dorongan yang kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang tidakmenunjang. Di dalam keluarga, sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan prilaku kreatif individu atau kelompok individu.c. Proses untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberikan kesempatan untuk bersibuk diri secara kraetif. Pendidkan hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan. Dalam hal iniyang terpenting adalah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugkan orang lain atau lingkungan. Yang terpenting

17

adalah jangan terlalu cepat menuntut dihasilkannya produk-produk kreatif yang bermakna, hal ini akan datang dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang, menerima dan menghargai. Perlu pula diingat bahwa kurikulum sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang siswa untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif. d. Produk Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong "press" seseorang untuk melibatkandirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif. Dengan memiliki bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengandorongan (internal maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif, maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul. Hendaknya pendidkan menghargai produk kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi. 3. Ciri-ciri kreativitas Ciri- ciri kreatif adalah, Mereka memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, misalnya rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya imajinasi tinggi, dan sebagainya. Namun begitu anak masuk sekolah, kreativitas anak pun semakin menurun. Hal ini sering disebabkan karena pengajaran di Sekolah terlalu menekankan pada cara berfikir konvergen, sementara cara berfikir secara divergen kurang dirangsang. Orang tua dan guru perlu memahami kreativitas yang ada pada diri anak-anak dengan

18

bersikap luwes dan kreatif pula, hendaknya tidak selalu memaksakan kehendaknya terhadap anak-anak namun secara rendah hati mau menerima gagasan-gagasan anak yang mungkin tampak aneh dan tak lazim. Anak-anak yang dihargai cenderung terhindar dari berbagai masalah psikologis serta akan tumbuh dan berkembang lebih optimal. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas Pada mulanya, kreativitas dipandang sebagai faktor bawaan yang hanya dimiliki oleh individu tertentu. Dalam perkembangan selanjutnya, ditemukan

bahwa perkembangan kreativitas tidak dapat berkembang secara otomatis tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Beberapa ahli mengemukakan faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas. Munandar (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah usia, tingkat pendidikan orang tua, tersedianya fasilitas, dan penggunaan waktu luang. Clark (dalam Ali dan Asrori, 2006:41-420) mengategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas ke dalam dua kelompok, yaitu faktor yang mendukung dan faktor yang menghambat. Faktor yang mendukung kreativitas adalah sebagai berikut: 1. 2. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banak pertanyaan. 3. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.

19

4. sesuatu. 5.

Situasi yang mendorong tanggung jawab dalam rangka menghasilkan

Situasi yang menekankan inisiatif untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasi, mencatat, menerjemahkan,

memperkirakan, menguji hasil pikiran, dan mengomunikasikan. 6. Kewibawaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreativitas secara lebih luas karena akan memberi pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda dari umunya yang muncul dari pengalaman yang dimilikinya. 7. Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreativitas, anak sulung laki-laki lebih kreatif daripada anak laki-laki yang lahir kemudian). 8. Perhatian dari orang tua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan sekolah, dan memotivasi diri. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat berkembangnya kreativitas

adalah sebagai berkut: 1. Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian

dalam menanggung resiko, atau upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui. 2. tekanan sosial. 3. Kurang berani dalam melakukan ekspolarasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan

20

4. 5. 6. 7. 5.

Stereotip peran seks atau jenis kelamin. Diferensiasi antara bekerja dan bermain. Otoritarianisme. Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan. Usaha-usaha untuk meningkatkan kreativitas Kecerdasan emosional ini dapat dilatih pada anak-anak sejak usia dini.

Salah satu aspeknya adalah kecerdasan sosial, dimana anak memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami orang lain serta bertindak bijaksana dalam hubungan antar manusia. Suasana damai dan penuh kasih sayang dalam keluarga, sikap saling menghargai, disiplin dan penuh semangat tidak mudah putus asa, semua ini memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan emosionalnya. Menyenangkan dan selalu ditunggu oleh anak. Ini adalah hal-hal yang merangsang pengembangan kecerdasan anak. Banyak dijumpai anak-anak yang memiliki kecerdasan dan kreativitas luar biasa adalah anak-anak yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tuanya. Keluarga yang menunjang kreativitas adalah keluarga dimana anak dan orang dewasa yang berada di dalamnya terlibat dalam kebiasan kreatif. Aktivitas mendongeng atau membacakan cerita sangat bersemangat untuk merangsang kecerdasan maupun kreativitas anak. Melalui kegiatan dalam merancang sebuah karya, anak juga dapat diajak berkomunikasi serta mencoba untuk melontarkan suatu gagasan terhadap pemecahan suatu masalah. Dan melalui dialog batin si anakl dengan merancang sebuah karya yang dikerjakan itu, tanpa sadar mereka

21

telah menyerap beberapa sifat positif, sperti keberanian, kejujuran, kehormatan diri, memiliki cita-cita, menyayangi alam dan lingkungan, membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk, dan seterusnya. Beberapa ahli mengatakan bahwa generasi sekarang cenderung banyak mengalami kesulitan emosional, seperti misalnya mudah merasa kesepian dan pemurung, mudah cemas, mudah bertindak agresif, kurang menghargai sopan santun dan sebagainya. Kecerdasan atau angka IQ yang tinggi bukanlah satu-satunya jaminan kesuksesan anak di masa depan. Ada faktor lain yang cukup populer yaitu Menyadari akan arti pentingnya orang tua bagi pengembangan kreativitas anak, maka sangat dianjurkan kepada setiap orang tua untuk meluangkan waktu secara teratur bagi putra-putrinya. Untuk mengembangkan kemampuan bahasa misalnya, biasakan agar orang tua rajin menjalin percakapan dengan si anak. Ajaklah berdialog dan berilah kesempatan kepada anak untuk mengemukakan

pendapatnya, sedangkan untuk mengembangkan kemampuan dasar kejuruan anak dapat diperkenalkan konsep kejuruan secara sederhana, misalnya mendesain sebuah karya seperti dalam jurusan pertanian. Sementara untuk memuaskan kebutuhan ilmiahnya, anak bisa diajak menjelajahi dunianya dengan cara melakukan eksperimen, misalnya mendesain bungga sehingga berbentuk indah. C. Peranan konselor dalam pengembangan kreativitas memilih karir SMK sebagai lembaga pendidikan kejuruan yang mencetak tenaga terampil yang siap bekerja. Lulusan siswa SMK diharapkan memiliki kemandirian dalam mengelola diri dan kemampuannya dalam mempersiapkan diri

22

menghadapi dunia kerjanya. Melalui bimbingan karier siswa memperoleh pemahaman tentang keselarasan bidang kejuruan yang ditekuni saat ini dengan bidang karier yang akan ditekuninya nanti. Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep, berbagai peranan dan

ketrampilannya guna mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma yang memiliki aplikasi bagi karier di masa depannya. Siswa SMK hendaknya memiliki inisiatif dan kreativitas dalam menambah dan memperluas ilmu yang diperolehnya untuk mengembangkan diri dan kemampuannya sebagai bekal dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depan kariernya. Siswa yang telah memiliki nilai-nilai lebih dalam kemampuannya tidak

dikhawatirkan untuk memiliki kemandirian dalam memilih karir yang sesuai dengan keadaan dirinya. Kontak pertama antara konselor dengan siswa mempunyai

pengaruh yang menentukan bagi kelangsungan pertemuan berikutnya. Apabila konselor memnginginkan ada perubahan yang terjadi pada diri klien, maka hubungan akrab harus ditumbuhkan dan dibina terus. Setiap klien mengharapakan adanya sikap empati, penghargaan dan kepekaan dari konselor, ingin merasakan bahwa konselor mempunyai kemampuan untuk melihat keadaan yang dihadapinya sebagaimana klien Menurut Miller dalam Roosdi Achmad Syuhada (1998:15)

Bimbingan didefinisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu dalam mencapai pemahaman dan pengarahan diri (Guidance is the proces of helping individualis achieve the self understanding and self

23

and direction) sedangkan karier diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaanpekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada dunia kerja (Dewa Ketut Sukardi, 1987:18), sedangkan bimbingan karier dapat

didefinisikan suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu dalam mencapai penanaman dan pengarahan diri pada pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang miliki oleh individu. Bimbingan karier adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa agar dapat memahami diri, memahami nilai-nilai, memahami lingkungan, mengenal masalah dan cara mengatasi, serta dapat merencanakan masa depan (Depdikbud Provinsi Jateng; 1991:4). Dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi (1987:22), mendefinisikan Bimbingan Karier adalah bantuan layanan yang diberikan kepada individuindividu untuk memilih, menyiapkan, menyesuaikan dan menetapkan dirinya dalam pekerjaan yang sesuai serta memperoleh kebahagiaan daripadanya. Berkaitan dengan sekolah, bimbingan karier dapat dipandang sebagai suatu proses perkembangan yang berkesinambungan yang membantu terutama dalam hal perencanaan karier, pembuatan keputusan, perkembangan ketrampilan! keahlian informasi karier, dan pemahaman diri. Dari definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan, bahwa bimbingan karier adalah suatu proses bantuan, layanan informasi dan pendekatan terhadap individu! kelompok individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja untuk menentukan pilihan karier, mampu untuk mengambil keputusan karier dan mengakui bahwa keputusan tersebut adalah yang paling

24

tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratanpersyaratan karier yang akan ditekuninya.

25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah suatu pendekatan yang di gunakan dalam

suatu penelitian. Dalam buku metode penelitian (Sudarwan, 2004: 136). Di jelaskan bahwa Rancangan pada dasarnya merupakan gambaran mengenai keseluruhan aktivitas peneliti. Selama melakukan penelitian mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan penelitian. 1. Jenis penelitian Di lihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini tergolong kuantitatif (penelitian statistik). Dalam buku statistik untuk penelitian (Sugiyono, 2004: 15). Di jelaskan Jenis penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian dimana datadatanya berbentuk anggapan atau data kualitatif yang di angka kan (scoring). Dimana untuk menjawab setiap pertanyaan pada pilihan a, b, dan c peneliti menyiapkan alternatif jawaban yaitu : pilihan (a) sekornya 3, pilihan (b) sekornya 2 dan pilihan (c) skornya 1. selanjutnya berdasarkan total skor yang dicapai setiap siswa di kelompokkan dua kategori yaitu tentang peranan konselor dan pengembangan kreativitas karier. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah suatu teknik yang digunakan dalam rangka mengadakan penelitian terhadap masalah yang di teliti. Dalam pendekatan memerlukan metode, hal ini sesuai dengan pendapat (Nawawi, 2003:61). Yang

26

mengatakan bahwa metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan . Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam buku statistik infrensial di jelaskan bahwa metode penelitian dibedakan menjadi dua yaitu: 1). Metode empiris dan 2). Metode eksperimen (Surachmad, 1994:55). Lebih lanjut dalam buku metodologi penelitia dijelaskan bahwa Metode Eksperimen adalah suatu pendekatan dimana situasi atau gejala dibuat dengan sengaja(Suharsimi, 1994:95). Sedangkan yang di maksud dengan metode Empiris adalah sesuatu pendekatan dimana gejala-gejala yang akan di teliti tidak dibuatkan dengn sengaja (Hadi, 1991 : 36). Sehingga dalam penelitian ini, peneliti ini menggunakan metode empiris karena gelaja yang akan diteliti sudah ada secara wajar, maka kita tidak perlu ditimbulkan secara sengaja yaitu berupa pemahaman diri dan pengembangan karier siswa pada SMKN 5 BIMA Tahun Pelajaran 2010/2011. Selanjutnya dalam buku metodologi penelitian (Suprapto, 1988: 14). Di jelaskan bahwa penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran fariable yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara dua variable tersebut. B. Subyek Penelitian Penelitian ini adalah melihat semua konselor sekolah di SMKN 5 Bima yang berjumlah 3 orang. Penelitian ini termasuk penelitian populasi artinya, semua konselor sekolah yang ada di SMKN 5 Bima dan menjadi subjek langsung

27

siswa. Menurut Arikanto (1992: 102), penelitian yang melibatkan semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka dinamakan penelitian populasi. Pendapat lain mengatakan: totalitas nilai yang mungkin hasil menghitung atau mengukur, kuantitatif maupun kualitatif dari pada karekteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang dipelajari sifat- sifatnya dinamakan populasi (Sudjana, 1984: 05). Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SMKN 5 Bima dengan jumlah keseluruhan sebanyak 65 orang siswa. Jumlah siswa inilah yang akan dikenai generalisasi dalam penelitian ini. C. Tehnik Pengumpulan Data Tahapan atau tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tahaptahap sebagai berikut: 1. Persiapan Penelitian a. Memperoleh surat ijin penelitian b. Menyampaikan surat ijin ke sekolah tempat penelitian c. Menyusun jadwal dan lokasi waktu penelitian d. Menyusun instrument pengumpulan data. 2. Pelaksanaan Penelitian dan Pengumpulan Data: a. Penelitian pendahuluan b. Pengumpulan data c. Pengolahan data

28

3. Tahap Penyusun Laporan dan Ujian : a. Menyusun laporan hasil penelitian b. Menghadapi ujian skripsi. D. Dalam Instrumen Penelitian penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode

Dokumentasi, dan metode angket 1. Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkripsi, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen rapor, leger, agenda dan sebagainya (Arikunto, S., 1987:188). Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka yang maksud dengan metode documenter adalah mencari data mengenai variable penelitian yang tersimpan dalam berbagai bentuk yang sewaktu-waktu dapat di catat dan diperoleh kembali untuk dipakai sebagai obyek penelitian. Dalam penelitian ini document yang akan di catat adalah data tentang nama-nama siswa kelas II Jurusan Pertanian, Peternakan, THP dan Tata Busana yang dijadikan sebagai responden, yang berasal dari data administrasi dari bagian administrasi yang ada di sekolah SMKN 5 Bima. 2. Angket Angket adalah usaha untuk mengumpulkan informasi untuk

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Nawawi, 2003:117). Pendapat (Nurkencana, 1990:45). Menyatakan bahwa angket adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara

29

mengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis kepada sejumlah individu, dan individu yang diberikan daftar pertanyaan tentang pengembangan kreativitas dan masalah memilih karir siswa. E. Analisis Data Analisis data adalah data yang sudah diolah dan dianalisa dalam buku metodologi penelitian dinyatakan bahwa data adalah bahan mentah yang tidak mempunyai arti apa-apa di dalam suatu penelitian apabila data tersebut tidak segera diolah (Netra, `979:75). Sedangkan (Hadi, 1987:221). Menjelaskan bahwa wawancara statistik adalah cara yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, penyajian dan penelitian yang berbentuk angka-angka sehingga dengan wawancara ini diharapkan menyediakan dasar yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk menarik kesimpulan yang baru. Kemudian untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah peneliti akan menggeneralisasikan dan mendeskripsikan hasil dari pada data yang diambil melalui metode observasi, wawancara serta angket yang diberikan kepada siswa sehingga apa yang menjadi target dalam penelitian ini bisa tercapai sesuai dengan penelitian. Untuk mengetahui sejauh mana peranan konselor sekolah dalam

pengembangan tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis statistic dengan menggunakan rumus statistic parametric yaitu chi-kuadrat, (Sugiyono, 1997). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: (Fo Fh)2 X2 = Fh Keterangan : X2 = Chi kuadrat Fo = Frekuensi dari tiap tanggapan indicator Fh = Frekuensi yang diharapkan

30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui peranan konselor dalam pengembangan kreativitas memilih karir siswa SMKN 5 Bima tahun pelajaran 2010/2011. Untuk memperoleh data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan observasi terhadap 65 orang siswa sebagai subjek penelitian dan 3 orang responden yaitu guru-guru pada SMKN 5 Bima. Untuk lebih jelasnya siswa sebagai subjek penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1.Tabel 4.1 Data Tentang Keadaan Subjek Penelitian SMKN 5 Bima Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2010/ 2011

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Nama Siswa Abas Abdul Hamid Ade Irma Adi Haryanto Ahmad Ardiansyah Anita Jumhari Ardiansyah Arif Jayadin Amirudin Alwanada Atmah Angriani Fikram Firmansyah Hayumaratun Alamsyah Ardi andila Arsyad Azan fauji Bambang

Jenis Kelamin L L P P L L P P P P P P L L L P L L L L L

Kelas Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Peternakan Peternakan Peternakan Peternakan Peternakan

Ket Kelompok A

31

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

Darmin Faizal Farid Ainun yakin Fitratul akbar Hendra Iswan Mahrunas M. Guntur M. indrianto M. salahudin Muhlis Aktifian Bima Abdul malik Aminah Andreas Ernawati Fatimah Fitriani Hardiana Nur intan Junaidin Kurniawati Kristian Lubis Mirasanika Muhtar Rahmawati Sri wahyuningsih Tendri Nurainsyah Hidayatin Ijatul Ira Mariam Nurhayati Sarafiah Suharni Rubianti Masah Sri suharni Nurwahidah Sumiati Siti Fatimah Sukrin

P L L P L L L L L L L L L L P L P P P P P L L L L P L P P P P P P P P P P P P P P P P L

Peternakan Peternakan Peternakan Peternakan Peternakan Peternakan Peternakan Peternakan Peternakan Peternakan Peternakan Peternakan THP THP THP THP THP THP THP THP THP THP THP THP THP THP THP THP THP THP TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB TB

Kelompok B

Sumber data: Dokumentasi SMKN 5 Bima tahun 2011.

32

Sebagaimana dikatakan pada bab III bahwa metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan penyebaran angket pada 65 orang responden sebagai sampel penelitian. Adapun variabel yang ditanyakan dalam angket adalah tentang peranan konselor dalam pengembangan kreativitas dalam memilih karir siswa seperti Kesadaran diri, kesadaran pendidikan dan kesadaran ekonomi, pembuatan keputusan, kompetisi awal, kecakapan bekerja dan sikap apresiasi. Peranan konselor dalam pengembangan kreativitas memilih karir siswa oleh konselor sekolah sesuai dengan skor angket yang diberikan dengan jumlah item pertanyaan dalam angket adalah 40 item. Tabel 4.2 Data Hasil Angket Peranan konselor dalam pengembangan kreativitas memilih karir siswa Kelompok A di SMKN 5 Bima. I S KS TS 9 2 1 9 0 1 9 0 1 9 2 1 9 2 0 6 2 1 9 2 0 12 0 1 3 2 1 6 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 I 15 0 0 12 2 0 9 2 1 3 2 0 0 0 1 1 0 0 5 2 1 3 II S KS 6 2 9 2 9 2 9 0 9 2 6 2 9 2 9 2 9 0 15 0 15 0 12 2 6 2 6 2 3 2 6 2 3 0 3 2 3 2 6 0 9 0 Indikator III S KS TS 6 2 0 6 2 0 3 0 1 3 2 1 9 2 0 15 0 0 9 2 1 9 2 1 6 2 1 0 0 5 9 2 0 9 0 1 9 2 0 3 2 1 6 2 1 9 2 0 12 0 1 12 2 0 9 0 1 0 2 1 0 2 1 IV KS 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2

No I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Kode Siswa Ab Abd Ade Adi Ahm Ard Ani Ard Arif Am Alw Atm Ang Fik Fir Hay Ala Ardi Ars Aza Bam

TS 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1

S 12 12 15 9 6 15 15 12 3 9 3 3 9 6 0 0 12 12 9 9 9

TS 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1

33

Dar 3 2 1 6 Fai 3 2 1 3 Far 3 2 0 6 Ain 3 2 1 b Fit 9 2 0 6 Hen 6 2 1 15 Isw 6 2 1 3 Mah 3 2 1 6 M.tur 3 2 1 3 6 2 1 12 M.in 12 M. din 15 0 0 Muh 0 10 0 15 Jmlh 21 60 31 25 0 5 Lanjutan table indikator .. No Kode I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 TT 15 TT 16 Tr 17 TT 18 19 20 21 TT 22 TT 23 TT 24 25 TT Ab Abd Ade Irma Adi Hary Ahm Ard Ani Ard Arif Am Alw Atm Ang Fik Fir Hay Ala Ardi Ars Aza Bam Dar Fai Far Ain S 9 9 9 9 9 6 9 12 3 6 3 3 3 3 15 12 9 3 0 15 3 3 3 3 3 V KS 2 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 46

0 1 1 1 1 0 2 1 1 0 1 0 20

15 6 12 12 3 9 12 12 12 3 3 6 249

0 2 0 2 2 2 0 0 0 2 2 2 44

0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 25

9 6 12 12 9 9 12 12 12 3 3 3 282

2 2 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 48

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 21

Indikator TS 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 5 0 1 1 1 0 1 S 6 9 9 9 9 6 9 9 9 15 15 12 6 6 3 6 3 3 S 3 6 9 6 3 6 6 VI KS 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 TS 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 S 6 6 3 3 9 15 9 9 6 0 9 9 9 3 6 9 12 12 9 0 0 15 6 12 12 VII KS 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 0 2 0 2 TS 0 0 1 1 0 0 1 1 1 5 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 S 12 12 15 9 6 15 15 12 3 9 3 3 9 6 0 0 12 12 9 9 9 9 6 12 12 VIII KS 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 6 6 0 2 2 0 2 2 2 0 0 TS 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

34

26 Fit 9 27 Hen 6 28 Isw 6 29 Mah 3 TT M.tur 3 30 TT M.in 6 31 TT M. 15 32 TT Muh 0 33 din TT Jmlh 210 Tabel 4.3

2 2 2 2 2 2 0 10 60

0 1 1 1 1 1 0 0 27

6 15 3 6 3 12 12 15 255

2 0 2 2 2 2 0 0 46

1 0 1 1 1 0 1 0 19

3 9 12 12 12 3 3 6 249

2 2 0 0 0 2 2 2 42

1 0 1 1 1 1 1 1 26

9 9 12 12 12 3 3 3 282

2 2 2 2 0 2 2 2 56

1 1 0 0 1 1 1 1 22

Data Hasil Angket Peranan konselor dalam pengembangan kreativitas memilih karir siswa kelompok B di SMKN 5 Bima. Indikator I KS 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 II KS 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 0 2 2 0 2 0 2 2 2 0 III KS TS S 0 1 i2 0 1 12 2 1 15 2 0 9 2 1 6 2 0 15 0 1 15 2 1 12 2 1 3 2 1 9 2 1 3 2 1 3 2 1 9 0 0 6 2 0 0 2 1 0 2 0 12 0 5 12 0 0 9 2 1 9 2 1 9 2 1 9 2 0 6 2 1 12 2 0 12 2 1 9 2 1 9 2 1 12 IV KS 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2

No Kode S I Akt 12 2 Abu 12 3 Amn 15 4 An 9 5 Ern 6 6 Fat 15 7 Fi 15 8 Har 12 9 Nur 3 10 intan 9 Ju 11 Ku .3 12 Kri 3 13 Lu 9 14 Mir 6 15 Mu 0 16 Rah 0 17 Sri 12 18 wahyu 12 Te 19 Hi 9 20 Ij 9 21 Ir 9 22 Mar 9 23 Nur 6 24 Sar 12 25 Su 12 26 Ru 9 27 Ma 9 28 Sr 12

TS 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0

S 6 6 3 3 9 15 9 9 6 0 9 9 9 3 6 9 12 12 9 0 0 15 6 12 12 3 9 12

TS 0 0 1 1 0 0 1 1 1 5 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1

S 9 9 9 9 6 9 12 3 6 3 3 3 3 15 12 9 3 0 15 3 3 3 3 3 9 6 6 3

TS 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0

35

29 30 31 32

Nw Sum Sit Suk Sa

12 12 3 12 288

2 0 2 2 46

0 1 1 0

12 12 6 12 19 525

0 0 2 2 42

1 1 1 1

3 6 12 6 24 204

2 2 0 2

1 1 0 1 50 27

12 12 15 12 30 0

2 0 0 2 19

0 1 0 1

Lanjutan tabel indikator Indikator No Kode I Akt 2 Abu 3 Amn 4 An 5 Ern 6 Fat 7 Fi 8 Har Nur 9 intan 10 Ju 11 Ku 12 Kri 13 Lu 14 Mir 15 Mu 16 Rah 17 Sri 18 wahyu Te 19 Hi 20 Ij 21 Ir 22 Mar 23 Nur 24 Sar 25 Su 26 Ru 27 Ma 28 Sr 29 Nw 30 Sum 31 Sit 32 Suk S 9 9 9 9 9 6 9 12 3 6 3 3 3 3 15 12 9 3 0 15 3 3 3 3 3 9 6 6 3 3 6 15 V KS 2 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 TS 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 5 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 S 6 6 3 3 9 15 9 9 6 0 9 9 9 3 6 9 12 12 9 0 0 15 6 12 12 3 9 12 12 12 3 3 VI KS TS 2 0 2 0 0 1 2 1 2 0 0 0 2 1 2 1 2 1 0 5 2 0 0 1 2 0 2 1 2 1 2 0 0 1 0 1 0 1 2 1 2 1 0 0 2 0 0 1 2 0 2 1 2 0 0 1 0 1 0 1 2 1 2 1 S 12 12 15 9 6 15 15 12 3 9 3 3 9 6 0 0 12 12 9 9 9 9 6 12 12 9 9 12 12 12 3 3 VII KS 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 0 2 2 TS 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 S 12 12 15 9 6 15 15 12 3 9 3 3 9 6 0 0 12 12 9 9 9 9 6 12 12 9 9 12 12 12 3 3 VIII KS 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 0 2 2 TS 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1

36

Jmlh 210 50 27 24 40 3 279 46 20 279 46 20 SaTotal nilai tiap-tiap siswa yang di SMKN 5 Kabupaten Bima 3 0 Table 4.4. No 1 2 Tanggapan Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Jumlah A 210 60 31 288 46 19 654 B 255 46 20 249 42 24 642 C 249 44 25 201 50 27 599 Indikator D E 282 210 48 60 21 27 279 210 44 50 19 27 714 584 F 255 46 19 243 40 30 543 G 249 42 26 279 46 20 662 H 282 56 22 279 46 20 705 Jumlah (Fo) 1992 402 191 2028 364 186 5193

Dalam tahap berikutnya yaitu mendapatkan nilai besaran dari Fh, dapat dilakukan dengan tehnik perhitungan sebagai berikut : 1. a. 1992 + 2028 F = 5193 4020 = 5193 b. 402 + 364 F = 5193 766 = 5193 c. 191 + 186 F = X 100 % Tanggapan tidak setuju X 100 % = 15 % X 100 % Tanggapan kurang setuju X 100 % = 78 % X 100 % Untuk Kelompok A Tanggapan Setuju

37

5193

38

377 = 5193 2. a. 1992 + 2028 F = 5193 4020 = 5193 b. 402 + 364 F = 5193 766 = 5193 c. 191 + 186 F = 5193 377 = 5193 A. Pembahasan3.

X 100 % = 7, 25 % Untuk kelompo B Tanggapan Setuju X 100 % X 100 % = 78 % Tanggapan kurang setuju X 100 % X 100 % = 14, 75 % Tanggapan tidak setuju X 100 % X 100 % = 7, 25 %

Pembahasan tentang kelompok A Dari Tabel Kelompok A tersebut dapat dilihat mengenai variasi nilai yang

diperoleh responden untuk tiap indikator yaitu; untuk indikator I, tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode Fir, M Din, sedangkan nilai terendah sebesar 0. Adapun tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 10 dengan kode Muh, nilai terendah sebesar 0, serta untuk tanggapan tidak setuju nilai

39

tertinggi sebesar 1, dan nilai terendah sebesar 0. Sementara itu untuk indikator II, untuk tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode Am, Alw, Hen dan Muh, nilai terendah sebesar 3. Tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2, dan nilai terendah sebesar 0, serta tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 1 dan nilai terendah sebesar 0. Untuk indikator III untuk tanggapan setuju nilai tertinggi 15 dengan kode Ard, dan Dar, nilai terendah sebesar 0, kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2 dan nilai terendah sebesar 0 dengan, tidak setuju nilai tertinggi sebesar 5 dengan kode Am, dan terendah 0. Sedangkan indikator IV, tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode Ard, dan Ani, serta nilai terendah sebesar 0. Tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2 dan nilai terendah sebesar 0, tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 1, dan nilai terendah sebesar 0. Untuk indikator V, tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode Fir, Aza, dan M.Din, sedangkan nilai terendah sebesar 0. Adapun tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 10 dengan kode Muh, nilai terendah sebesar 0, serta untuk tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 5 dengan kode Ars, dan nilai terendah sebesar 0.4.

Pembahasan kelompok B Dari Tabel Kelompok B tersebut dapat dilihat mengenai variasi

nilai yang diperoleh responder untuk tiap indikator yaitu; untuk indikator I, tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode Amn, Fat, Fi, sedangkan nilai terendah sebesar 0. Adapun tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2, dan nilai terendah sebesar 0, serta untuk tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 1, dan nilai terendah sebesar 0.

40

Sementara itu untuk indikator II, untuk tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode Fat, Mar, nilai terendah sebesar 0, tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2, dan nilai terendah sebesar 0, serta tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 5 dengan kode Ju dan nilai terendah sebesar 0. Untuk indikator III untuk tanggapan setuju nilai tertinggi 15 dengan kode Mir, Hi, dan nilai terendah sebesar 0, kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2 dengan dan nilai terendah sebesar 0, tidak setuju nilai tertinggi sebesar 5 dengan kode Nur, dan terendah 0. Sedangkan indikator IV, tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode Amn, Fat, Fi, dan Sit, serta nilai terendah sebesar , tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2, dan nilai terendah sebesar 0, tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 1, dan nilai terendah sebesar 0. Untuk indikator V, tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode Mu, Ij, dan Suk, sedangkan nilai terendah sebesar, tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2, nilai terendah. sebesar 0, serta untuk tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 5 dengan kode Hi, dan nilai terendah sebesar 0.

41

Sementara itu untuk indikator VI, tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode Fat, Mar, nilai terendah sebesar, tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2, nilai terendah sebesar 0, serta tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 5 dengan kode Ju dan nilai terendah sebesar 0. Untuk indikator VII, dan indikator VIII mempunyai nilai yang sama yaitu tanggapan setuju nilai tertinggi 15 dengan kode Amn, Fat, Fi, nilai terendah sebesar 0, kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2 nilai terendah sebesar 0, tidak setuju nilai tertinggi sebesar 2, dan terendah 0. Dengan hasil tersebut, menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh atau kons elor s ekolah mempunyai peranan yang cukup besar dalam mengembangkan kreativitas siswa ke arah karier untuk menunjang

keberhasilan dan cita-cita siswa di masa yang akan datang, baik tentang kesadaran diri, kesadaran pendidikan, kesadaran karier, kesadaran ekonomi, pembuatan keputusan, kompetisi awal, kecakapan bekerja serta sikap dan apresiasi. Sehingga dengan demikian asumsi penelitian yang diajukan dalam penelitian ini yang berbunyi : Peranan dan pola pendekatan yang dilakukan oleh konselor dapat membantu dalam mengembangkan kreativitas siswa dalam memilih karier pada SMKN 5 Bima, serta terjadi perubahan yang signifikan dalam peningkatan keaktifan dalam proses belajar terhadap diri siswa, dengan memanfaatkan sumber informasi karir siswa jurusan di SMKN 5 Bima dapat diterima.

42

Dari hasil pengukuran dari tanggapan responden dan bervariatifnya nilai tersebut menandakan terjadi perbedaan tanggapan responden terhadap kinerja atau peranan yang dilakukan oleh konselor sekolah selama ini dalam membantu mengembangkan kreativitas siswa ke arah karier. Untuk indikator kesadaran diri dan kesadaran pendidikan yang diperoleh responden dari kegiatan yang dilakukan oleh konselor sekolah, rasa-rasa mereka memberikan penilaian positif dimana tedadi perubahan pemahaman, pengetahuan keilmuan ataupun informasi dari keadaan sebelumnya. Siswa dapat mengetahui keadaan lingkungan sekitar khususnya di luar lingkungan sekolahnya yang menjadi faktor pendorong atau yang mempengaruhi cita-cita mereka dimasa yang akan datang, terutama adalah hubungan langsung antara karier siswa dengan prestasi belajar. Dalam hal mengenai kesadaran karier dan kecakapan bekerja, siswa dapat mengetahui bahwa dengan prestasi belajar dan bakat khusus yang dimiliki memungkinkan siswa dapat menentukan jenis pekerjaan yang akan dipilih atau menjadi alternatif apabila suatu saat tidak tersedia jenis peker aan yang sesuai dengan jurusan, lingkungan yang dapat menunjang karier, atau beberapa contoh badan usaha dan pribadi yang telah berhasil dalam tingkat usahanya, konselor memberikan beberapa alternatif pilihan yang sesuai dengan keinginan siswa. Gambaran ini tentu tidak terlepas dari dukungan ekonomi keluarga, baik yang berhubungan dengan jumlah anggota keluarga, jenis pekedaan, pendapatan yang dapat menunjang karier tersebut. Terhadap pengembangan pembuatan keputusan dan kompetisi awal, siswa jugs memberikan tanggapan positis dari kegiatan dan peranan konselor sekolah

43

tersebut, dimana konselor telah mengarahkan siswa untuk dapat berprestasi atau menunjukkan karier lebih baik dari sebelumnya sehingga dapat mewujudkan harapan di masa yang akan datang, sesuai dengan bakat ataupun minat yang dimiliki oleh pribadi siswa. Konselor mampu menempatkan siswa untuk terus menunjukkan jati dirinya sesuai dengan keahlian yang dimiliki, memanfaatkan setiap kelebihan dan mengejar kekurangan, sehingga pads suatu saat siswa mampu bersaing dengan lingkungan sekitar yang cepat berubah. Dalam memotivasi siswa untuk mengembangkan diri dan kariemya dalam berapresiasi dan sikap dalam kesehariannya, konselor sekolah mampu membangkitkan semangat untuk berbuat sesuai dengan pola pikir dan kemampaun dengan dukungan daya cipta dan kreasi dari diri siswa. Keadaan ini dapat berhasil karena dukungan lingkungan sekolah yang menyediakan sarana dan prasarana pendukung proses kegiatan belajar mengajar yaitu fasilitas praktek yang sesuai dengan jurusannya masing-masing dan adanya kerjasama dengan badan usaha lain-nya, baik di dalam sekolah maupun bekerjasama dengan dunia usaha di luar lingkungan sekolah. Selanjutnya Siswa dapat memahami dan menilai dirinya terutama mengenai potensi dasar, minat, sikap, kecakapan, kelemahan dan kekuatan dirinya, memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan yang dilingkungannya, mempelajari dan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dan minatnya, dan mempelajari dan mengetahui jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan untuk suatu pendekatan tertentu, dan merencanakan masa depannya serta menemukan karir dan kehidupannya yang serasi, dan memahami tingkat kepuasan yang mungkin dicapai (Erman Amti, 1998:78). Gatot S., (1985:8) yang menyatakan bahwa pemilihan karir lebih

44

merupakan suatu proses dari pada sebagai suatu peristiwa. Ini berarti bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses atau kegiatan yang terus menerus, pemilihan dan penyesuaian karir dimulai dari pengetahuan diri. Ini berarti bahwa tidak hanya menekankan aspek karir tetapi aspek individu. Agar individu dapat memilih karir dan menyesuaikan karir dengan sebaikbaiknya, maka perlu sekali individu memahami dirinya seperti bakat, kecakapan, minat, hasil belajar dan sebagainya. Bimbingan karir harus merupakan suatu proses perkembangan konsep diri. Pemahan tentang diri dan penyesuaian pekerjaan hendaknya menjadikan orang mempunyai gambaran yang jelas dan obyektif tentang dirinya.

45

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan hasil temuan serta pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa asumsi penelitian yang diajukan dalam penelitian ini yang berbunyi: Peranan dan pola pendekatan yang dilakukan oleh konselor dapat membantu dalam mengembangkan kreativitas siswa dalam memilih karier pada SMKN 5 Bima, serta terjadi perubahan yang signifikan dalam peningkatan keaktifan dalam proses belajar terhadap diri siswa, dengan memanfaatkan sumber informasi karir siswa jurusan di SMKN 5 Bima dapat diterima. Dari hasil pengukuran dari tanggapan responden dan bervariatifnya nilai tersebut menandakan terjadi perbedaan tanggapan responden terhadap kinerja atau peranan yang dilakukan oleh konselor sekolah selama ini dalam membantu mengembangkan kreativitas siswa ke arah karier. Untuk indikator kesadaran diri dan kesadaran pendidikan yang diperoleh responden dari kegiatan yang dilakukan oleh konselor sekolah, rasa-rasa mereka memberikan penilaian positif dimana terjadi perubahan pemahaman, pengetahuan keilmuan ataupun informasi dari keadaan sebelumnya B. Saran-Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

46

a. Dalam mengembangkan kreativitas anak pada SMKN 5 Bima diperlukan pengertian dan keterlibatan langsung orang tua, konselor, guru di sekolah, dan dukungan lingkungan masyarakat umumnya. b. Diharapkan kepada siswa agar dapat dimanfaatkan waktu luang yang ada untuk dapat dimanfaatkan keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang dapat membantu siswa memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga siswa dapat menemukan kembali jati diri.

47

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Arikunto, S, 1994. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Yusuf, S. Dan Nurihsan. J. 2005. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hadi, 1991. Metodologi Research III Yayasan. Penerbit Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta. Indun. 1986. Petunjuk Teknik Penyusunan Skripsi. IKIP Mataram. Muhibin, 2004. Belajar dan Berubah. Angkasa Bandung. Netral, I.B.1979. Metode penelitian, usaha Nasional. Balai pustaka Jakarta. Nurkencana, 1990. Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional. Nurkencana Waya, 1993. Pemahaman Individu. Penerbit Usaha Nasional. Poerwanto. 1984. Administrasi Pendidikan. Remaja Dakarya. Bandung. Sadiman, dkk. 1990. Media Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali Sugiyono , 2003. Metode Penilaian Administrasi. Alvabetai. Bandung Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabet Sukardin, D.K. 1993. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Usaha Nasional. Surabaya. Surachman, (1994), Dasar dan Teknik Penelitian, Tarsita, Bandung Kompas, 13 September 2000 Usahawan, Maret 1999 UU RI No 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Aneka Ilmu. Sudjana Nana, 1987. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (makala,sripsi ,tesis dan Disertasi ) Penerbit Sinar Baru. Bandung.

48

Margono. S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Pustaka Setia. Bandung.

Lesmana, 2005). Yusuf dan Nurihsan, 2005 Indun, 1986:12 Winkel (dalam K.Sukardi, 1983) Wetik B. (1989) Agus S. (1988 Priyatno, 1975 Surya, 1975:3). Suryabrata, 1998:391). Lesmana (2005 Mansyur, 1999 Priyatno dan Anti, 1999 Miller (dalam Nasution, 2002 Munandar,1992:47). Ali dan Asrori (2006:41-420 Barron Munandar (1992:47 Clark, Brubaker & Zuck, 1986: 557560). Ahli lain, yaitu Torrace (1981) Nawawi, 2003:61 Hadi, 1991 : 36 Suprapto, 1988: 14 Arikanto (1992: 102 Sudjana, 1984: 05). Nurkencana, 1990:45). Netra, `979:75.

49

PERANAN KONSELOR SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS KARIR SISWA SMKN 5 BIMA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SRIPSI

Diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Strata Satu (S1) Program Studi Bimbingan dan Konseling

OLEH : EDYMAN NPM. 07.1.02.0156

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) BIMA 2011

50

PERANAN KONSELOR SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS KARIR SISWA SMKN 5 BIMA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SRIPSI

OLEH : EDYMAN NPM. 07.1.02.0156

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) BIMA 2011

51

ABSTRAK

Edyman, 2011. Peranan Konselor Dalam Pengembangkan Kreativitas Memilih Karir Siswa SMKN 5 Bima. Skripsi Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. dibimbing oleh Pembimbing I Drs. Juanda Mansyur, M.Pd dan Pembimbing II Drs. Muhammadiah, M.Pd. Kata Kunci : Pengembangan Kreativitas, Karir siswa. Dalam undang-undang system pendidikan nasional (Nomor 20. 2003) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan Negara (Muhibin, 2004:23) Upaya setiap orang untuk mencapai tujuan dalam kreativitas karier yang diinginkan, kadang di tengah jalan banyak mendapat hambatan. Kenyataan tersebut terjadi akibat dari berbagai kendala dan factor yang dapat merintangi usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan seperti pengalaman, ekonomi, lingkungan yang berasal dari diri sendiri maupun dari luar dirinya sendiri. Salah satu penghambat yang dapat mempengaruhi keberhasilan tersebut terjadi karena belum adanya pemahaman diri secara matang. Pemahaman diri merupakan perbuatan atau cara memahami dan menguasai pikiran serta perasaan diri. Dalam merencanakan untuk menghasilkan kreativitas dalam karier sehingga mencapai masa depan, pemahaman diri merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan adanya pemahaman diri dalam merencanakan kreativitas dalam sebuah karier masa depan seseorang akan lebih mudah mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya. Untuk dapat merencanakan kreativitas dalam sebuah karier masa depan, maka seseorangpun perlu memahami dirinya sendiri, lingkungan hambatan dan cara mengatasi masalah. Pemahaman terhadap kekuatan dan kelemahan diri dan pemahaman terhadap gaya hidup diri sendiri, pemahaman yang baik terhadap potensi diri akan dapat dijadikan rasa pertimbangan dalam pengembangan kreativitas dalam berkarier dan pengembalian keputusan kreativitas dalam berkarier untuk masa depan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Seberapa besar peranan konselor dalam pengembangan Kreativitas memilih karir Pada Kelas SMKN 5 Bima Tahun Ajaran 2010- 2011Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui seberapa besar peranan konselor dalam pengembangan kreativitas memilih karir siswa SMKN 5 Bima Tahun Ajaran 2010-2011Dalam buku petunjuk teknik penyusunan proposal skripsi dijelaskan bahwa Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu fakta yang mengandung

52

kebenaran yang perlu dibuktikan lagi (Indun, 1986:12). Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jika melaksanakan dengan rela maka siswa akan memiliki kreativitas dalam memilih karier masa depan dengan baik Berdasarkan paparan data dan hasil temuan serta pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa asumsi penelitian yang diajukan dalam penelitian ini yang berbunyi: Peranan dan pola pendekatan yang dilakukan oleh konselor dapat membantu dalam mengembangkan kreativitas siswa dalam memilih karier pada SMKN 5 Bima, serta terjadi perubahan yang signifikan dalam peningkatan keaktifan dalam proses belajar terhadap diri siswa, dengan memanfaatkan sumber informasi karir siswa jurusan di SMKN 5 Bima dapat diterima. Dari hasil pengukuran dari tanggapan responden dan bervariatifnya nilai tersebut menandakan terjadi perbedaan tanggapan responden terhadap kinerja atau peranan yang dilakukan oleh konselor sekolah selama ini dalam membantu mengembangkan kreativitas siswa ke arah karier.

53

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena berkat rahmat, Taufik serta hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan sikripsi ini. Sholawat dan Salam di curahkan atas junjungan teragung Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil mengantarkan umatNya dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bimbingan dan dorongan serta bantuan yang telah di berikan dalam rangka penulisan sikipsi ini. Pernyataan rasa syukur dan terimakasih ini penulis sampaikan kepada Yth: 1. Bapak Drs. H. Darwis, M.Si. selaku Ketua STKIP Bima, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian serta yang telah menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang terselesainya skripsi ini. 2. Bapak Drs. Juanda Mansyur, M.Pd selaku Ketua Jurusan, yang banyak berperan dalam proses akademik khususnya pada Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling sekaligus sebagai dosen

pembimbing Pertama yang telah mengarahkan penulis dalam penelitian skripsi ini. 3. Bapak Drs. Muhammadiah, M.P.d, selaku Pembimbing Kedua yang dengan penuh kesabaraan dan keikhlasan membimbing serta memberi pengarahan sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan benar

54

4. Bapak Kepala SMKN 5 Bima, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian 5. Kepala dan staf perpustakaan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima yang membantu penulis menyediakan literatur. 6. Dosen dan karyawan STKIP Bima, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah melayani mulai dari masuk di STKIP sampai selesainya proses akademik yang penulis ikuti. 7. Ayahanda H. Hasan dan Ibunda St. Hawa tercinta juga saudara-saudaraku tersayang Rafi, Taufik, Dedi dan Adikku tersayang Suryani dan Adi yang selama ini memberikan dorongan bantuan baik moral maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 8. Rekan-rekanku seangkatan di STKIP Bima dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu di sini. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan balasan yang setimpal atas peranan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, berkenaan dengan itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, Amin.

Penulis,

55

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi Oleh Edyman ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan Bima, ..2011.

Bima, Pembimbing I

2011

Drs. Juanda Mansyur M.Pd Nip. 19581231 1985031 020Pembimbing II

Drs. Muhammadiah, M.Pd NIDN. 0827076501 Mengetahui Ketua Prodi IP/ BK

Drs. Juanda Mansyur, M.Pd.

Nip. 19581231 1985031 020

56

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ......................................................................... HALAMAN JUDUL ............................................................................ LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... KATA PENGANTAR .......................................................................... ABSTRAK ............................................................................................. DAFTAR ISI ......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A.....................................................Latar Belakang Masalah .............................................................................................1 B. Rumusan Masalah................................................................. C................................................................Tujuan Penelitian .............................................................................................5 D. Manfaat Penelitian................................................................. E. Asumsi Penelitian.................................................................. F. Ruang Lingkup penelitian..................................................... G. Definisi Operasional Variabel............................................... BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Konselor 1. Pengertian konselor................................. 8 2. Profil konselor ........................................ 10 3. Fungsi konselor....................................... 12 B. Kreativitas Diri 1. Pengertian kreativitas diri................................................ 14 2. Aspek kreativitas diri...................................................... 16 3. Cirri- cirri kreativitas diri................................................ 17 4. Factor- factor kreatifitas.................................................. 18 5. Usaha- usaha untuk mengembangkan kreativitas diri. 20 C. Peranan konselor dalam pengembangan kreativitas memilih karir siswa ............................................................................ 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian............................................................ B. Subyek Penelitian.................................................................. C. Tehnik Pengumpulan Data.................................................... D. Instrumen Penelitian.............................................................. E. Analisis Data......................................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................. 24 25 26 27 28 29 i ii iii iv v vi vii viii

5 5 6 7 7

57

B. Pembahasan .................................................................... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ B. Saran-Saran.. DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

36 42 43 44

58

ANGKET PERTANYAAN PERANAN KONSELOR DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS MEMILIH KARIER SISWA DI SM KN 5 KABU PTEN B IMA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Angket pertanyaan ini merupakan salah satu metode utama pelaksanaan penelitian untuk mengumpulkan data dalam penyusunan skripsi. Oleh karena itu diharapkan kepada anda (siswa) untuk dapat menjawab pertanyaan dengan benar sesuai dengan kondisi sekarangdan nilai ini tidak ada hubungan nilai yang anda peroleh di SMK ini angket ini sebagai salah persyaratan kami dalam menyusun sebuah skripsi, sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih. Petunjuk : 1. Angket pertanyaan ini berjumlah 40 pertanyaan 2. Isilah tanggapan anda sesuai dengan nomor angket dengan memberikan tanda (V) pada kolom jawaban pilihan yang telah disediakan 3. Apabila terdapat hal yang belum anda mengerti dapat menanyakan kepada kami 4. Diusahakan tidak tejadi komunikasi yang aktif dengan teman lainnya Pertanyaan : No 1 Pertanyaan 1. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang diri 2. Konselor telah membantu mengenal Kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri anda 3. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang bakat yang ada 4. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat 5. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang minat Tanggapan Kurang Tidak setuju setuju

Setuju

59

2

3

4

jabatan 6. Konselor telah membantu anda untuk mengembangkan kecakapan yang dimiliki 7. Konselor tela'a membantu anda untuk meningkatkan prestasi belajar 8. Konselor telah membantu anda untuk mengembangkan keunggulan yang dimiliki dalam diri 9. Konselor telah membantu anda memberikan pemahaman bahwa factor ekonomi akan berpengaruh dalam proses pendidikan 10. Kemudian dipengaruhi oleh unsure keluarga dan masyarakat 11. Konselor telah membantu anda memberikan pemahaman tentang kasadaran karier 12. Konselor telah membantu anda memberikan pemahaman tentang seluk beluk pekerjaan 13. Dalam hubungannya dengan jurusan yang ada sekarang 14. Konselor telah membantu anda memberikan pemahaman tentang kesempatan untuk memperoleh jenis pekerjaan 15. Tingkat persaingan yang akan dihadapi 16. Konselor telah membantu anda dalam mengenal tentang hubungan ekonomi keluarga dengan karier siswa 17. Dalam hubungannya dengan jumlah anggota keluarga yang dimiliki 18. Besarnya penghasilan orangtua dalam menunjang karier siswa 19. Dan tingkat kebutuban ekonomi dalam hubungannya dengan jenis pekerjaan

60

5

6

7

Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang faktor ekonomi dengan dukungan karier siswa 21. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang pembuatan keputusan 22. Menyangkut perencanaan masa depan 23. Anda telah mendapat gambaran bagaimana cara mengambil keputusan yang baik 24. Konselor telah membantu anda untuk mengembangkan sikap apresiasi 25. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang tata nilai baik nilai agama, sosial dan kemanusiaan 26. Konselor telah membantu anda dalam memberikan. Pemahaman tentang tingkat persaingan yang akan dihadapi dalam lingkungan 27. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang keterampilan kognitif 28. Tentang tingkat kemampuan dan kecakapan yang dimiliki dalam karier 29. Anda telah mempunyai pemahaman beberapa keterampilan khusus yang menunjang kecakapan kognitif 30. Tingkat keahlian yang dimiliki dalam pengembangan karier 31. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman kemampuan dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan pekerjaan 32. Begitu pula halnya dalam20.

61

8

kemampuan menempatkan diri dan kemampuan tersebut 33. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang hubungan langsung antara kecakapan bekerja dengan karier 34. Baik dalam hubungannya dengan lingkungan keluarga 35. Dan lingkungan masyarakat serta lingkungan sekolah 36. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang tata cara mengevaluasi diri 37. Terutama yang menyangkut system nilai agama 38. Ataupun nilai kemanusiaan 39. Dan nilai kemasyarakatan atau nilai social 40. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang peranan lingkungan dalam mengembangkan sikap dan apresiasi

62

Dari Tabel tersebut di atas dapat dilihat mengenai variasi nilai yang diperoleh siswa untuk tiap indikator yaitu; untuk indikator A, tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode siswa Ed, Fid an Ro, sedangkan nilai terendah sebesar 0 pada kode siswa De dan Sa. Adapun tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 10 dengan kode Sa, nilai terendah sebesar 0, serta untuk tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 1, dan nilai terendah sebesar 0. Sementara itu untuk indikator B, untuk tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode M 0, TT 11, TT27 dan TT33, nilai terendah sebesar 3. tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2, dan nilai terendah sebesar 0, serta tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 1 dan nilai terendah sebesar 0. Untuk indikator III untuk tanggapan setuju nilai tertinggi 15 dengan kode TT6, dan TT22, nilai terendah sebesar 0, kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2 dan nilai terendah sebesar 0 dengan, tidak setuju nilai tertinggi sebesar 5 dengan kode TT 10, dan terendah 0. Sedangkan indikator IV, tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode TT6, dan TT7, serta nilai terendah sebesar 0. Tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 2 dan nilai terendah sebesar 0, tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 1, dan nilai terendah sebesar 0. Untuk indikator V, tanggapan setuju nilai tertinggi sebesar 15 dengan kode TT15, TT20, dan TT32, sedangkan nilai terendah sebesar 0. Adapun tanggapan kurang setuju nilai tertinggi sebesar 10 dengan kode TT33, nilai terendah sebesar 0, serta untuk tanggapan tidak setuju nilai tertinggi sebesar 5 dengan kode TT19, dan nilai terendah sebesar 0.

63

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Kode Siswa

I/ skor 12 10 10 12 11 9 11 13 6 9 6 6 6 6 15 14 12 5 1 15 6 6 6 5 6 11 9 9 6 6 9 15 10 301

II / skor 9 12 12 10 11 9 11 11 10 15 15 14 8 8 6 9 4 6 5 7 10 8 6 9 9 9 15 7 9 6 14 13 15 321

III / skor 8 8 4 6 11 15 12 12 9 5 11 10 11 6 9 11 13 14 10 3 3 15 8 13 14 6 11 13 13 13 6 6 9 318

Indikator IV / V/ skor skor 14 12 14 10 15 10 12 12 8 11 15 9 15 11 14 13 6 6 12 9 6 6 6 6 11 6 7 6 3 15 3 14 13 12 14 5 11 5 10 15 12 6 12 6 9 6 13 5 13 6 12 11 12 9 14 9 14 6 13 6 6 9 6 15 6 10 351 297

VI / skor 9 12 12 10 11 9 11 11 9 15 15 14 8 8 5 8 3 5 5 6 9 8 5 8 8 8 15 5 8 5 14 13 15 320

VII / skor 8 8 4 6 11 15 12 12 9 5 11 10 11 6 9 11 13 13 10 3 3 15 8 13 14 6 11 13 13 13 6 6 9 317

VIII / skor 14 14 15 11 8 15 15 14 6 13 6 6 11 7 7 7 13 14 11 10 13 13 9 13 13 12 12 14 14 13 6 6 6 360

Jumlah

86 88 82 79 82 96 98 100 61 83 76 72 72 54 69 77 83 76 58 69 62 83 57 79 83 75 94 84 83 75 70 80 80 2566

Keterangan: A B C D E F G H = = = = = = = = Pemantapan tentang kesadaran diri Pemantapan tentang kesadaran pendidikan Kesadaran karir Kesadaran ekonomi Pembuatan keputusan Kompetisi awal Kecakapan bekerja Sikap dan apresiasi

64

65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

66

No Variabel 1 Kreativitas

Kisi-kisi angket Item Soal Indikator Sub Indikator 1. Kemampuan 1. Memiliki rasa ingin 5 menciptakan tahu yang besar yang baru 2. Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot 3. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah 4. Mempunyai daya imajinasi yang kuat 2. Ide gagasan 1. M 5 ampu mengajukan baru pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain 2. M ampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi) Perencanaan karir 1. Informasi tentang karir 2. Penempatan jurusan 3. Bimbingan karir sesuai dengan bakat 4. Penetapan tujuan dan citacita 5. Pemahaman konsep diri siswa 6. Pemahaman karakteristik program jurusan 1. Jenis pekerjaan 2. Hubungan jurusan 3. Persaingan 1. Perencanaan masa depan 2. Kesempatan bekerja 1. K eterampilan kognitif 2. K eterampilan khusus 1. Penyesuaian diri 2. Hubungan langsung Sekolah, Keluarga dan social 5

2

Karir

Kesadaran karir Pembuat keputusan karir Kompetisi

5 5 5

Kecakapan bekerja

5

67

Sikap dan apresiasi

1. Evaluasi (system nilai) 2. Peranan terhadap lingkungan

5

68

PERANAN KONSELOR DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS MEMILIH KARIER SISWA DI SM KN 5 KABU PTEN B IMA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Angket pertanyaan ini merupakan salah satu metode utama pelaksanaan penelitian untuk mengumpulkan data dalam penyusunan skripsi. Oleh karena itu diharapkan kepada anda (siswa) untuk dapat menjawab pertanyaan dengan benar sesuai dengan kondisi sekarangdan nilai ini tidak ada hubungan nilai yang anda peroleh di SMK ini angket ini sebagai salah persyaratan kami dalam menyusun sebuah skripsi, sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih. Nama Siswa : Nis : Kelas :Soal :

41. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang diri 42. Konselor telah membantu mengenal Kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri anda 43. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang bakat yang ada 44. Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat Konselor telah membantu anda dalam memberikan pemahaman tentang minat jabatan 45. Konselor telah membantu anda untuk mengembangkan kecakapan yang dimiliki 46. Konselor tela'a membantu anda untuk meningkatkan prestasi belajar 47. Konselor telah membantu anda untuk mengembangkan keunggulan yang dimiliki dalam diri Konselor telah membantu anda memberikan pemahaman bahwa factor ekonomi akan berpengaruh dalam proses pendidikan