analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan...

101
ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN IKLIM LOKAL TERRHADAP KESEJAHTERAAN PETAMBAK UDANG (Studi Kasus di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat) NURMAN SYAHBANA DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: voxuyen

Post on 26-Sep-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN IKLIM LOKAL

TERRHADAP KESEJAHTERAAN PETAMBAK UDANG

(Studi Kasus di Kecamatan Muaragembong

Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat)

NURMAN SYAHBANA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENGATAKAN BAHWA SRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN IKLIM LOKAL TERHADAP

KESEJAHTERAAN PETAMBAK UDANG (STUDI KASUS DI KECAMATAN

MUARAGEMBONG KABUPATEN BEKASI PROVINSI JAWA BARAT)”

BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU

LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK MEMPEROLEH GELAR

AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN SKRIPSI INI

BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG

BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH

PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG

DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Januari 2011

Nurman Syahbana

Page 3: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

ii

RINGKASAN

NURMAN SYAHBANA. Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap

Kesejahteraan Petambak Udang (Studi Kasus di Kecamatan Muaragembong

Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat). Dibimbing Oleh Aceng Hidayat.

Dunia diramaikan oleh isu perubahan iklim bumi akibat meningkatnya gas

rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Perubahan iklim telah

berdampak negatif terhadap sektor perikanan dan kelautan. Perubahan iklim yang

terjadi diduga akan berdampak pada perikanan budidaya atau tambak udang.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi apakah perubahan iklim

menyebabkan perubahan produksi yang berimplikasi terhadap kesejahteraan

petambak udang khususnya di Kecamatan Muaragembong. Tujuan dari penelitian

ini adalah: (1) mengidentifikasi fenomena perubahan iklim lokal di Kecamatan

Muaragembong, (2) mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari fenomena

perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan petambak udang di Kecamatan

Muaragembong, dan (3) mengidentifikasi strategi adaptasi yang dilakukan

petambak udang di Kecamatan Muaragembong terhadap perubahan iklim lokal.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi,

Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

dengan alasan Kecamatan Muaragembong merupakan daerah muara dari Sungai

Citarum, pesisir pantai dan merupakan salah satu daerah yang banyak terdapat

tambak udang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2010 untuk

pengambilan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil

wawancara dengan responden (petambak udang) melalui kuesioner. Sedangkan

data sekunder diperoleh melalui pengumpulan data dari Badan Pusat Statistik

(BPS) Kabupaten Bekasi, Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten

Bekasi, Dinas Hidro dan Oseanografi (Dishidros) TNI AL, LIPI Oseanografi

Jakarta, dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta

literatur-literatur yang relevan dalam penelitian. Perubahan tingkat kesejahteraan

petambak udang dilihat dengan menggunakan analisis deskriptif mengenai

kerugian, penurunan produktifitas dan volume produksi, Nilai Tukar Petambak

Udang (NTPU), analisis ecological footprint, dan analisis regresi linear berganda.

Sedangkan untuk mengidentifikasi strategi adaptasi yang dilakukan oleh

petambak dalam menghadapi perubahan iklim digunakan metode analisis

deskriptif. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dengan

program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16.0.

Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi perubahan iklim di daerah

Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. Fenomena

perubahan iklim lokal yang terjadi adalah meningkatnya jumlah curah hujan,

meningkatnya jumlah hari hujan, meningkatnya jumlah hari atau bulan kering

ketika musim kemarau, meningkatnya suhu rata-rata, meningkatnya ketinggian banjir dan intensitas pasang, dan meningkatnya ketinggian dan intensitas banjir

sungai di Kecamatan Muaragembong yang dirasakan oleh para petambak udang.

Perubahan iklim yang terjadi menyebabkan gagal panen dan kerugian

kepada para petambak udang. Perubahan iklim juga mengakibatkan terjadinya

penurunan produktifitas tambak udang. Penurunan produktifitas yang terjadi akan

Page 4: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

iii

menyebabkan terjadinya penurunan terhadap volume produksi udang 25-50%.

Selain itu, telah terjadi peningkatan total biaya dari para petambak untuk

beradaptasi dengan perubahan iklim meningkat sebesar 201,01%. Berdasarkan

perhitungan NTPU, dapat diketahui bahwa telah terjadi penurunan tingkat

kesejahteraan para petambak udang di tahun 2010 akibat dari perubahan iklim.

Rata-rata NTPU sebelumnya sebesar 1,74 pada tahun 1999 menjadi 1,16 pada

tahun 2010 atau mengalami penurunan sebesar 33,58%. Namun, petambak masih

dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hidupnya (kebutuhan primer) dan

mempungai potensi untuk mengkonsumsi kebutuhan sekunder serta menabung

(saving) karena NTPU lebih besar dari satu.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis Ecological Footprint (EF), nilai

footprintnya sebesar 0,0905, nilai biocapacity (BC) sebesar 4.379,14, dan daya

dukung lingkungannya (CC) sebesar 48.378. Berdasarkan analisis linear berganda

dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 untuk menentukan fungsi

produksi sebagai variabel tidak bebas (dependent) dan unsur iklim dan luas areal

tambak sebagai variabel bebas (independent) didapatkan model produksi udang:

Y = 13,291 + 0,081 X1 + 0,257 X2 – 0,333 X3 – 0,822 X4 dimana variabel X1 (luas

lahan tambak), X2 (curah hujan rata-rata), X3 (jumlah hari hujan), dan X4 (suhu

rata-rata). Model fungsi produksi udang tersebut memiliki R-square sebesar

0,649. Adanya dampak dari perubahan iklim menyebabkan para petambak udang

untuk melakukan adaptasi. Sebagian besar petambak melakukan adaptasi dengan

merubah waktu panen udang, membuat atau meninggikan tanggul untuk menahan

banjir, dan menanam pohon di sekitar tambak.

Kata Kunci: Perubahan iklim, tambak udang, petambak, dan kesejahteraan.

Page 5: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN IKLIM LOKAL

TERRHADAP KESEJAHTERAAN PETAMBAK UDANG

(Studi Kasus di Kecamatan Muaragembong

Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat)

Nurman Syahbana

H44062151

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 6: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

i

Judul Skripsi : Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap

Kesejahteraan Petambak Udang (Studi Kasus di Kecamatan

Muaragembong Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat)

Nama : Nurman Syahbana

NIM : H44062151

Menyetujui,

Pembimbing,

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT.

NIP: 19660717 199203 1 003

Mengetahui,

Ketua Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT.

NIP: 19660717 199203 1 003

Tanggal lulus:

Page 7: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

v

RIWAYAT HIDUP

Nurman Syahbana dilahirkan di Depok pada tanggal 29 Maret 1988 dari

pasangan Abdul Rachim Suroso dan Siti Sofiah. Penulis merupakan anak kedua

dari empat bersaudara. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar Negeri

(SDN) 01 Bojong Gede, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) Negeri 5 Bogor, dan kemudian lulus dari Sekolah Menengah

Atas Negeri (SMAN) 2 Bogor pada tahun 2006.

Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan setahun kemudian masuk ke

Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan dengan minor manajemen fungsional. Selama kuliah, penulis aktif

dalam berbagai organisasi dalam kampus yaitu KOPMA IPB pada tahun 2006-

2009, BEM FEM IPB sebagai staf departemen politik, kajian strategis, dan

advokasi (Polkastrad) pada periode 2007-2008, Shariah Economic Student Club

(SES-C) FEM IPB sebagai staf divisi sumberdaya insani, BEM KM IPB sebagai

staf kebijakan daerah pada periode 2008-2010, BEM Se Bogor sebagai tim kajian

Kabupaten Bogor pada periode 2008-2009, dan Entrepreneurship Centre

(ENTER) FEM IPB periode 2009-2010. Selain itu penulis pun aktif dalam

berbagai kepanitiaan. Prestasi penulis yang pernah diraih selama menjadi

mahasiswa IPB ialah finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang

ke 23 yang diadakan di Universitas Mahasaraswati (UNMAS) Denpasar Bali.

Page 8: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi

dengan judul “Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap Kesejahteraan

Petambak Udang (Studi Kasus di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi

Provinsi Jawa Barat)” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi fenomena perubahan iklim lokal di

Kecamatan Muaragembong, mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari

fenomena perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan petambak udang, dan

mengidentifikasi strategi adaptasi yang dilakukan oleh petambak udang terhadap

perubahan iklim lokal. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberi

manfaat bagi pembangunan perikanan budidaya tambak udang di Kecamatan

Muaragembong pada umumnya serta dalam rangka mempersiapkan strategi

adaptasi terhadap dampak dari perubahan iklim yang terjadi agar tercapainya

kesejahteraan para petambak secara berkelanjutan. Semoga skripsi ini dapat

menjadi bahan referensi dan berguna bagi banyak pihak.

Bogor, Januari 2011

Penulis

Page 9: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga pada skripsi ini dapat

diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis yaitu Abdul Rachim Suroso dan Siti Sofiah, tante

Sutarti B.A, kedua adik penulis (Qorry Fatahillah dan Ahmad Fajarullah), dan

kakek Dr. Nurdin Ibrahim, M.Pd yang senantiasa tiada hentinya memberi

dukungan, do’a, dan bantuan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan

pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

3. Keluarga besar Bapak Ahdar Tuhuteru (Pak Ahdar dan istri, Daeng, dan

Rifay), keluarga besar Bapak lurah Pantai Bahagia (Pak Romli dan istri, Bang

Jafar, dan Mas Gunawan RT) yang telah membantu selama penulis melakukan

penelitian.

4. Pak Karim, Pak Kastana Sapanli, S.Pi, M.Si, Ibu Pini Wijayanti, S.P, M.Si,

dan Pak Rizal Bachtiar, S.Pi, M.Si yang bersedia memberikan masukan

terhadap penelitian.

5. Staf Dishidros TNI AL, staf LIPI Oseanografi, staf Kecamatan

Muaragembong, staf Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten

Bekasi, dan staf BPS Kabupaten Bekasi.

6. Teman-teman “Gank Macho” (Aditya Iqbal, Andi Aditya Atmaja, Rendra

Juniarza Dinata, Aseb Hasan Irfandi, dan Nala) yang telah banyak

Page 10: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

viii

memberikan bantuan, saran, kritik, dan pengalaman yang begitu berarti bagi

penulis.

7. Teman-teman seperjuangan (Osmaleli, Rosi Caesaria Hutabarat, dan Putri

Damayanti) atas kerjasama dan dukungan serta do’anya selama bimbingan

dan penyusunan skripsi.

8. Teman-teman IWA BERGER Corp. (Adit, Jihan, Nanda, dan Widisya) yang

senantiasa memberi motivasi dan berjuang bersama hingga PIMNAS XXIII di

Denpasar Bali.

9. Teman-teman ESL 43 dan IPB 43 yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah banyak memberikan bantuan dan memberikan kenangan indah.

10. Seluruh staf pengajar, staf tata usaha, dan karyawan/i Departemen ESL FEM

IPB yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

Penulis

Page 11: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan............................................................................ i

Ringkasan…………........................................................................... ii

Halaman Pernyataan........................................................................... iv

Riwayat Hidup……........................................................................... v

Kata Pengantar................................................................................... vi

Ucapan Terima Kasih......................................................................... vii

Daftar Isi............................................................................................. ix

Daftar Tabel........................................................................................ xii

Daftar Gambar.................................................................................... xiii

Daftar Lampiran.................................................................................. xv

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 7

II. Tinjauan Pustaka

2.1 Cuaca dan Iklim........................................................................ 8

2.2 Perubahan Iklim dan Dampaknya............................................. 9

2.2.1 Fenomena Pemanasan Global dan Perubahan Iklim........ 10

2.2.2 Perubahan Iklim di Indonesia........................................... 11

2.2.3 Dampak Perubahan Iklim................................................. 12

2.3 Dampak Terhadap Perikanan Budidaya................................... 17

2.4 Pengertian Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim................. 23

III. Kerangka Pemikiran…………….................................................. 25

IV. Metode Penelitian

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 28

4.2 Jenis dan Sumber Data.............................................................. 28

4.3 Metode Pengambilan Contoh.................................................... 29

4.4 Metode dan Prosedur Analisis................................................... 29

Page 12: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

x

4.4.1 Analisis Dampak Perubahan Iklim Terhadap Usaha Tambak

Udang di Kecamatan Muara Gembong……………….. 30

4.4.2 Analisis Regresi............................................................. 31

4.4.3 Analisis Nilai Tukar Petambak Udang………………. 32

4.4.4 Analisis Daya Dukung Lingkungan dengan Ecological

Footprint……………………………………………… 33

4.4.5 Analisis Persepsi dan Adaptasi Petambak Udang

Terhadap Perubahan Iklim............................................. 35

V. Gambaran Umum Penelitian

5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian........................................... 37

5.2 Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kecamatan

Muaragembong......................................................................... 40

5.3 Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Muaragembong.................. 41

5.4 Rencana Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Muaragembong... 41

5.5 Komoditas Udang..................................................................... 42

5.6 Karakteristik Responden

5.6.1 Jenis Kelamin dan Usia................................................... 43

5.6.2 Tingkat Pendidikan Terakhir........................................... 44

5.6.3 Status Perkawinan dan Jumlah Tanggungan................... 45

5.6.4 Luas dan Status Kepemilikan Tambak Udang................ 46

5.6.5 Lama Pengalaman Bertambak Udang............................. 47

VI. Hasil dan Pembahasan

6.1 Identifikasi Fenomena Perubahan Iklim Lokal di Kecamatan

Muaragembong

6.1.1 Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan............................... 48

6.1.2 Suhu................................................................................. 51

6.1.3 Ketinggian Pasang............................................................ 52

6.1.4 Kecepatan Angin.............................................................. 53

6.1.5 Persepsi Petambak Udang Terhadap Perubahan Iklim..... 54

6.1.5.1 Penilaian Responden Terhadap Suhu Udara........ 54

6.1.5.2 Penilaian Responden Terhadap Curah Hujan....... 55

6.1.5.3 Penilaian Responden Terhadap Jumlah Hari Hujan 56

6.1.5.4 Penilaian Responden Terhadap Jumlah Hari

atau Bulan Kering................................................. 56

6.1.5.5 Penilaian Responden Terhadap Tinggi dan

Intensitas Banjir Pasang....................................... 57

6.1.5.6 Penilaian Responden Terhadap Tinggi dan

Intensitas Banjir sungai......................................... 58

6.2 Identifikasi dan Analisis Dampak dari Perubahan Iklim Terhadap

Kesejahteraan Petambak Udang di Kecamatan Muaragembong. 58 6.2.1 Penurunan Produktifitas Udang Dampak dari Perubahan

Iklim……………………………………………………. 59

Page 13: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

xi

6.2.2 Analisis Nilai Tukar Petambak Udang (NTPU)

di Kecamatan Muaragembong.......................................... 60

6.2.3 Analisis Ecological Footprint........................................... 61

6.2.4 Analisis Regresi Berganda................................................ 64

6.3 Strategi Adaptasi Petambak Udang terhadap Peubahan Iklim.... 66

VII. Kesimpulan dan Saran

7.1 Kesimpulan.................................................................................. 68

7.2 Saran............................................................................................ 69

Daftar Pustaka........................................................................................ 71

Lampiran................................................................................................ 74

Page 14: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Luas Lahan Tambak dan Total Produksi Udang di Kecamatan

Muaragembong Tahun 2000-2009.................................................... 4

2. Sektor-Sektor yang Akan Terkena Dampak Perubahan Iklim dan

Upaya Adaptasi yang Dapat Dilakukan............................................ 16

3. Matriks Perbedaan Antara Musim Kemarau dan Musim Hujan Serta

Pengaruhnya Terhadap Kualitas Air dan Kondisi/Kualitas Udang.. 22

4. Metode Prosedur Penelitian.............................................................. 30

5. Tabel Isian Analisis Footprint……….............................................. 35

6. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan

Muaragembong Tahun 2000-2008.................................................... 39

7. Data Potensi Lahan Perikanan di Kecamatan Muaragembong Tahun

2009…………………………………………………………........... 40

8. Penggunaan Lahan di Kecamatan Muaragembong Tahun 2009....... 41

9. Nilai Tukar Petambak Udang (NTPU) di Kecamatan Muaragembong 61

10. Hasil Perhitungan Analisis Ecological Footprint.............................. 62

Page 15: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Proyeksi Dampak Perubahan Iklim Berdasarkan Hasil

Studi dan Model………..................................................................... 15

2. Kerangka Pemikiran……………....................................................... 27

3. Peta Letak Kecamatan Muaragembong.............................................. 37

4. Jumlah Luas Lahan Tambak dan Total Produksi Udang

di Kecamatan Muaragembong Tahun 2000–2009............................. 43

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia....................................... 44

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir 44

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan.............. 45

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Areal Tambak Udang

yang Dikelola...................................................................................... 46

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Pengalaman

Dalam Bertambak Udang................................................................... 47

10. Grafik Jumlah Hari Hujan Menurut Bulan di Kecamatan

Muaragembong Tahun 2000–2009……………................................. 48

11. Grafik Jumlah Curah Hujan Menurut Bulan di Kecamatan

Muaragembong Tahun 2000–2009……………................................. 50

12. Suhu Rata-Rata di Kecamatan Muaragembong Tahun 2000-2009.... 51

13. Ketinggian Rata-Rata Pasang Surut di Perairan Teluk Jakarta Tahun

2000-2009…………………………………………………………... 52

14. Grafik Kecepatan Angin Menurut Bulan di Perairan Teluk Jakarta

Tahun 2000-2009................................................................................ 53

15. Penilaian Responden Terhadap Perubahan Suhu di Kecamatan

Muaragembong………………………………................................... 55

16. Penilaian Responden Terhadap Curah Hujan

di Kecamatan Muaragembong............................................................ 55

17. Penilaian Responden Terhadap Jumlah Hari Hujan

di Kecamatan Muaragembong............................................................ 56

18. Penilaian Responden Terhadap Jumlah Hari Kering atau Bulan Kering

di Kecamatan Muaragembong............................................................ 57

19. Penilaian Responden Terhadap Tinggi dan Intensitas

Banjir Pasang...................................................................................... 57

20. Persepsi Petambak Terhadap Penyebab Gagal Panen

Akibat Perubahan Iklim...................................................................... 58

Page 16: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

xiv

21. Bentuk Adaptasi yang Dilakukan Responden Terhadap

Perubahan Iklim.................................................................................. 67

Page 17: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian................................................................. 75

Lampiran 2. Hasil Regresi Linear Berganda Menggunakan SPSS 16.0........ 78

Lampiran 3. Data Produksi, Luas Lahan Tambak, Curah Hujan, Jumlah

Hari Hujan, dan Suhu Rata-Rata.............................................. 80

Lampiran 4. Perhitungan Nilai Tukar Petambak Udang Tahun 1999 dan 2010 81

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian............................................................. 83

Page 18: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia diramaikan oleh isu perubahan iklim bumi akibat meningkatnya gas

rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

memicu terjadinya perubahan iklim bumi telah menyebabkan perubahan-

perubahan terhadap sistem fisik dan biologis bumi kita. United Nations

Development Program (2007), melaporkan bahwa pemanasan global dalam kurun

waktu 2000-2004 telah menyebabkan sekitar 262 juta orang terkena bencana iklim

(climate disaster), dan 8%-nya adalah penduduk di dunia ketiga. Pada dekade

terakhir ini, 90% bencana yang terjadi di berbagai belahan dunia terkait dengan

perubahan iklim.

Dampak perubahan iklim akan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

Namun yang paling merasakan dampaknya adalah masyarakat miskin. Pertama,

sumber nafkah sebagian masyarakat miskin berada di sektor pertanian dan

perikanan, sehingga sumber-sumber pendapatan mereka sangat di pengaruhi oleh

iklim. Kedua, sanitasi yang buruk mengakibatkan banjir ketika curah hujan lebat,

masyarakat akan terkena berbagai macam penyakit seperti malaria, diare, kolera,

demam berdarah, dan lain-lain. Ketiga, iklim yang berubah-ubah sering

menyebabkan terjadinya gagal panen yang pada akhirnya menyebabkan

kekurangan pangan. Keempat, kekurangan persediaan air akibat pola hujan yang

berubah-ubah (Moediarta dan Stalker, 2007).

Selain itu, perubahan iklim juga berdampak negatif pada kehidupan di

daerah pesisir pantai. Intergovernmental Panel on Climate Change (1990) dalam

Page 19: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

2

makalah Dekimpraswil (2002), mengemukakan kenaikan permukaan air laut

Indonesia sebesar 30-60 cm. Kenaikan muka air laut selain mengakibatkan

perubahan arus laut pada wilayah pesisir juga mengakibatkan hilangnya lahan-

lahan budidaya seperti sawah, payau, kolam ikan, kerusakan mangrove, dan

penurunan produktivitas lahan perikanan budidaya. Apabila keberadaan mangrove

tidak dapat dipertahankan lagi, maka abrasi pantai akan kerap terjadi karena tidak

adanya penahan gelombang, pencemaran dari sungai ke laut akan meningkat

karena tidak adanya filter polutan, dan zona budidaya (aquaculture) pun akan

terancam dengan sendirinya. Peningkatan volume air pada kawasan pesisir akan

memberikan efek akumulatif apabila kenaikan muka air laut serta peningkatan

frekuensi dan intensitas hujan terjadi dalam kurun waktu yang bersamaan.

Perubahan iklim juga menyebabkan gelombang pasang dan banjir yang sering

terjadi, hujan lebat, badai, kekeringan yang silih berganti, sulitnya ketersediaan air

bersih, dan penyebaran berbagai penyakit.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau tidak kurang

dari 17.500 serta memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km sehingga memiliki

sumberdaya laut yang melimpah seperti perikanan, terumbu karang, udang, cumi-

cumi, kerang, lobster, dan berbagai sumberdaya laut lainnya. Bagi Indonesia

sebagai negara kepulauan, pesisir merupakan kawasan strategis dengan berbagai

keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga berpotensi menjadi penggerak

utama (prime mover) pembangunan nasional. Penduduk Indonesia yang tinggal di

daerah pesisir cukup besar, sebagai contoh 65% penduduk Jawa mendiami daerah

pesisir (Dekimpraswil, 2002). Kondisi tersebut menyebabkan negara kita sangat

rawan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Perubahan iklim telah mengubah

Page 20: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

3

pola presipitasi dan evaporasi sehingga berpotensi menimbulkan banjir di

beberapa lokasi. Hal ini sangat mengancam berbagai bidang mata pencaharian di

tanah air terutama pada sektor perikanan. Perubahan iklim jelas mengganggu

aktivitas warga pesisir secara ekonomi, pendidikan, dan sosial.

Salah satu potensi perikanan yang dimiliki Indonesia adalah perikanan

budidaya tambak udang yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Udang

merupakan salah satu komoditas unggulan dari sektor perikanan Indonesia. Udang

selalu menjadi komoditas perdagangan terpenting dilihat dari aspek nilainya yang

mencapai 45,6% dari keseluruhan nilai perdagangan (ekspor) komoditas

perikanan Indonesia. Komoditas udang didapatkan melalui penangkapan yang

dilakukan oleh para nelayan di laut ataupun melalui penangkapan atau pemanenan

yang dilakukan oleh para petani tambak (budidaya). Produksi udang terutama

dihasilkan dari budidaya sebesar 56,81% dan dari penangkapan di laut sebesar

40,85% (Anwar, 2009).

Kecamatan Muaragembong merupakan salah satu daerah pesisir pantai

Teluk Jakarta dan hilir Sungai Citarum. Muaragembong adalah salah satu

kecamatan yang berada di Kabupaten Bekasi sebagai sentra produksi perikanan

laut dan darat (budidaya) di pesisir Teluk Jakarta. Sebagian besar daerahnya

berada di kawasan pesisir pantai dan 76,67% penggunaan lahannya untuk tambak

sehingga masyarakatnya sebagian besar bermata pencaharian utama sebagai

petambak udang.

Selama periode 2000–2009 luas areal tambak mengalami peningkatan

sebesar 1.764 ha. Pada tahun 2000 luas areal tambak sebesar 8.977 ha dan pada

tahun 2009 luas areal tambak sebesar 10.741 ha. Namun, penambahan total

Page 21: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

4

produksi udang hanya sebesar 207,9 ton dari tahun 2000 sebesar 1569,1 ton

menjadi 1.777 ton pada tahun 2009. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

1 berikut ini.

Tabel 1. Luas Lahan Tambak dan Total Produksi Udang di Kecamatan

Muaragembong Tahun 2000-2009

Tahun Luas (ha) Produksi (ton)

2000 8.977 1.569,1

2001 8.977 1.929

2002 10.199 1.898,6

2003 10.204 1.915,8

2004 10.231 1.956,1

2005 10.233 864,8

2006 10.736 1.145,9

2007 10.743 1.620,6

2008 10.741 1.717,25

2009 10.741 1.777 Sumber: BPS dan Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Bekasi, 2010

Perubahan iklim yang terjadi pada saat ini mempengaruhi kualitas

lingkungan diduga berdampak terhadap produktifitas dan volume produksi udang

di Kecamatan Muaragembong. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi apakah perubahan iklim menyebabkan perubahan produksi yang

berimplikasi terhadap kesejahteraan petambak udang khususnya di Kecamatan

Muaragembong.

1.2 Perumusan Masalah

Perikanan merupakan salah satu sektor yang terkena dampak dari perubahan

iklim. Kecamatan Muaragembong merupakan salah satu wilayah perikanan

budidaya tambak terluas di Kabupaten Bekasi yakni sebesar 10.741 ha.

Muaragembong merupakan salah satu wilayah pesisir Teluk Jakarta yang menjadi

sentral perikanan budidaya tambak khususnya tambak udang di Kabupaten

Bekasi.

Page 22: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

5

Perubahan iklim global yang terjadi akibat meningkatnya gas rumah kaca

dalam skala lokal memicu timbulnya fenomena perubahan iklim lokal. Perubahan

iklim lokal yang terjadi diduga akan mempengaruhi kondisi lingkungan dan

menimbulkan dampak terhadap perikanan budidaya tambak udang. Perubahan

iklim lokal yang terjadi diindikasikan oleh adanya perubahan suhu yang semakin

meningkat, curah hujan yang meningkat, jumlah hari hujan yang meningkat, dan

peningkatan permukaan air laut. Tingkat suhu yang tinggi dapat meningkatkan

salinitas dan tingkat keasaman (PH) air tambak. Curah hujan dan jumlah hari

hujan yang tinggi dapat menurunkan tingkat salinitas air, tingkat kecerahan (air

menjadi lebih keruh), tingkat keasaman (PH) yang rendah, dan fluktuasi suhu di

tambak yang akan berakibat pada menurunnya daya tahan tubuh dari udang dan

menimbulkan penyakit. Selain itu, jika curah hujan, jumlah hari hujan, dan pasang

yang tinggi terjadi secara bersamaan bisa mengakibatkan banjir pada daerah

tambak.

Terbatasnya informasi yang diperoleh oleh para petambak mengenai adanya

fenomena perubahan iklim lokal yang berpengaruh pada aktifitas usaha budidaya

tambak udang dalam merespon dampak dari perubahan iklim yang terjadi

sehingga menyebabkan kerugian bagi para petambak. Hal ini dapat menyebabkan

menurunnya produktifitas dan volume produksi tambak udang yang akan

berimplikasi menurunnya pendapatan petambak. Oleh karena itu, diperlukan

analisis mengenai dampak dari perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

petambak udang.

Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 23: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

6

1. Bagaimana fenomena perubahan iklim lokal di Kecamatan Muaragembong?

2. Bagaimana dampak dari perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

petambak udang di Kecamatan Muaragembong?

3. Bagaimana strategi adaptasi yang dilakukan petambak udang di Kecamatan

Muaragembong akibat perubahan iklim?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi fenomena perubahan iklim lokal di Kecamatan

Muaragembong.

2. Mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari fenomena perubahan iklim

lokal terhadap kesejahteraan petambak udang di Kecamatan Muaragembong.

3. Mengidentifikasi strategi adaptasi yang dilakukan petambak udang di

Kecamatan Muaragembong terhadap perubahan iklim lokal.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti diharapkan ini dapat berguna di dalam pengembangan ilmu

pengetahuan.

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk pemerintah dalam membuat kebijakan

dalam menanggulangi dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim

terhadap sektor perikanan tambak khususnya tambak udang di Kecamatan

Muaragembong Kabupaten Bekasi.

3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya.

Page 24: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Muaragembong hanya mengidentifikasi

fenomena gejala-gejala perubahan iklim lokal, mengidentifikasi dan menganalisis

dampak dari perubahan iklim yang dirasakan oleh petambak udang, dan

mengidentifikasi strategi adaptasi petambak udang di Kecamatan Muaragembong,

Identifikasi fenomena perubahan iklim lokal dilihat dari data jumlah curah hujan,

jumlah curah hujan, suhu rata-rata, ketinggian pasang surut air laut, kecepatan

angin, dan persepsi dari petambak. Dampak perubahan iklim terhadap

kesejahteraan petambak dilihat dengan melakukan analisis deskriptif penurunan

produktifitas, kenaikan biaya adaptasi, nilai tukar petambak udang, dan analisis

ecological footprint.

Page 25: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cuaca dan Iklim

Menurut Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah (2002), cuaca dan

iklim adalah proses interaktif alami (kimia, biologis, dan fisis) di alam, khususnya

di atmosfer. Hal ini terjadi karena adanya sumber energi, yaitu matahari dan

gerakan rotasi bumi pada poros (kurang dari 24 jam) serta revolusi bumi

mengelilingi matahari. Dalam peristiwa ini, pendekatan fisis lebih dominan

daripada kimia dan biologis. Cuaca sebagai kondisi udara sesaat dan iklim sebagai

kondisi udara rata-rata dalam kurun waktu tertentu yang merupakan hasil interaksi

proses fisis. Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu

perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman,

tahunan maupun siklus beberapa tahunan. Selain perubahan yang berpola siklus,

aktivitas manusia menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik

dalam skala global maupun skala lokal.

Menurut Sutjahjo dan Susanta (2007), cuaca adalah rata-rata kondisi

atmosfer di suatu tempat tertentu dengan waktu yang relatif singkat. Iklim adalah

keadaaan rata-rata cuaca dari suatu wilayah yang luas dan diperhitungkan dalam

jangka waktu yang lama. Cuaca dan iklim mempunyai unsur-unsur sebagai

berikut:

1. Temperatur atau suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara

disuatu tempat pada waktu tertentu.

2. Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air yang terdapat di

udara.

Page 26: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

9

3. Curah hujan adalah titik-titik air hasil pengembunan uap air di udara yang

jatuh ke bumi.

4. Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara

maksimum ke daerah yang bertekanan udara minimum.

5. Tekanan udara adalah udara yang mempunyai massa atau tenaga yang

menekan bumi.

6. Penyinaran matahari adalah penerimaan energi matahari oleh permukaan bumi

dalam bentuk sinar-sinar gelombang pendek yang menerobos atmosfer.

Banyak atau sedikitnya panas dari sinar matahari yang sampai ke bumi

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

a). Besarnya sudut datang sinar matahari.

b). Lama penyinaran matahari.

c). Jenis tanah atau benda yang disinari oleh matahari.

d). Keadaan awan pada waktu penyinaran.

2.2 Perubahan Iklim dan Dampaknya

Menurut Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah (2002), perubahan

iklim didefinisikan sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau

tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer, yang

akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang.

Menurut Hardjawinata (1997), perubahan iklim (climate change) adalah

berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi. Proses perubahan iklim ditentukan oleh

proses eksternal maupun internal dan kegiatan manusia. Proses eksternal tercakup

antara lain variasi aktivitas matahari, variasi rotasi bumi, variasi dan proses

kegiatan bumi. Dalam proses internal dapat bersifat global, regional maupun

Page 27: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

10

lokal, yang kemudian lebih dikenal sebagai elemen iklim, yaitu suhu udara,

kelembapan udara, curah hujan, angin, radiasi matahari, dan penguapan.

Sedangkan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia adalah daya kehidupan,

pembukaan dan pemakaian lahan, polusi, dan sebagainya.

2.2.1 Fenomena Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Menurut Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Dekimpraswil)

(2002), pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena

peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah

kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas

seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O), dan CFC

sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur

menunjukkan kenaikan temperatur global termasuk Indonesia yang terjadi pada

kisaran 1,5–40C pada akhir abad 21. Iklim bumi dipengaruhi oleh suhu global

rata-rata dan peka terhadap perubahan suhu. Suhu bumi ditentukan oleh

keseimbangan antara energi yang datang dari matahari dan energi yang

diemisikan dari permukaan bumi ke luar angkasa. Radiasi inframerah dari

permukaan bumi sebagian diserap oleh beberapa gas rumah kaca (khususnya CO2

dan uap air) diatmosfer dan sebagian diemisikan ke permukaan untuk memanasi

permukaan bumi dan atmosfer bawah.

Menurut Lembaga Penelitian Antariksa Nasional (2002), gas rumah kaca

(GRK) merupakan gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan dalam

menyerap gelombang radiasi gelombang panjang yang dipancarkan kembali ke

atmosfer oleh permukaan bumi. Sifat termal radiasi inilah penyebab pemanasan

global. Tanpa GRK suhu bumi akan lebih dingin 330C dibandingkan pada kondisi

Page 28: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

11

sekarang. Akumulasi konsentrasi GRK yang cepat di atmosfer dapat

mengakibatkan penyimpangan iklim.

Menurut Koesmaryono (1999), perubahan iklim dan pemanasan global

diduga akan meningkatkan kekerapan dan intensitas peristiwa El-Nino Southern

Oscillation (ENSO). Peristiwa ini sering dikaitkan dengan penghangatan atau

pendinginan suhu muka laut yang menyimpang dari normal yang berakibat pada

cuaca atau sering disebut dengan El-Nino dan La-Nina. Kejadian kekeringan

akibat El-Nino telah menyebabkan meningkatnya luas daerah tanam yang terkena

kekeringan sampai 8-10 kali lipat dan sebaliknya La-Nina menyebabkan

meningkatnya luas tanaman yang terkena banjir sempai 4-5 kali lipat dari kondisi

normal.

Studi yang dilakukan Ratag et al. (1998) dalam laporan akhir Kementerian

Lingkungan Hidup (2001), menunjukkan bahwa apabila konsentrasi CO2

meningkat dua kali lipat dari konsentrasi CO2 saat ini, maka diperkirakan

konsentrasi kejadian ENSO yang saat ini terjadi sekali dalam 3-7 tahun akan

meningkat menjadi 2-5 tahun. Dengan demikian, perubahan iklim akan mengarah

pada terjadinya penurunan atau peningkatan curah hujan yang berlebihan pada

suatu lokasi tertentu.

2.2.2 Perubahan Iklim di Indonesia

Kenaikan atau peningkatan GRK berpengaruh dalam kenaikan suhu di

lintang sedang atau tinggi. Indonesia menurut Boer et al. (2003), berdasarkan data

hujan historis yang dibagi dua periode, yaitu tahun 1931-1960 dan 1961-1990,

diperoleh kecenderungan bahwa curah hujan dimusim penghujan wilayah selatan

Indonesia dan sebagian kawasan Indonesia Timur akan semakin basah dan musim

Page 29: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

12

kemarau akan semakin kering. Sedangkan pada Indonesia bagian utara, curah

musim penghujan akan semakin berkurang dan musim kemarau akan semakin

bertambah. Dengan demikian, sebenarnya Indonesia sudah mengalami perubahan

iklim.

Menurut Tjahyono (1997) dalam laporan akhir Kementerian Lingkungan

Hidup (2001), menyebutkan bahwa pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang

dipengaruhi oleh sistem monsoon, lemah pada daerah sistem equatorial dan tidak

jelas pada daerah dengan sistem lokal. Menurut Koesmaryono (1999), gejala

kebalikan dari El-Nino adalah La-Nina, yaitu mendinginnya permukaan laut

Pasifik Timur sehingga pusat konvergensi udara pasifik tropis akan berada di

wilayah Indonesia dimana udara panas cenderung membentuk awan dan hujan

serta memungkinkan terjadinya banjir. Frekuensi kejadian La-Nina dalam kurun

waktu 100 tahun terakhir sekitar separuh jumlah kejadian El-Nino dan 16 kali

peristiwa La-Nina, sekitar 87% terjadi berdampingan dengan El-Nino, serta

umumnya La-Nina mendahului El-Nino.

2.2.3 Dampak Perubahan Iklim

Menurut Sutjahjo dan Susanta (2007), efek pemanasan global yang akan

terjadi di daerah tropis adalah kelembaban yang tinggi yang akan berdampak

antara lain sebagai berikut:

a). Curah hujan akan meningkat. Kondisi saat ini, curah hujan di seluruh dunia

telah meningkat sebesar 1% dalam seratus tahun terakhir. Hal ini dikarenakan

untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan akan mengakibatkan kenaikan

curah hujan sebesar 1%.

b). Badai akan menjadi lebih sering terjadi.

Page 30: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

13

c). Air tanah akan lebih cepat menguap.

d). Beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.

e). Angin akan bertiup lebih kencang dengan pola yang berbeda-beda.

f). Terjadinya badai topan akan menjadi lebih besar.

g). Beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi.

h). Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

Pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim akan berpengaruh

kepada sektor pertanian dan perikanan Indonesia antara lain menurunkan

produktivitas pertanian dan perikanan khususnya pada wilayah pantai akibat

naiknya temperatur bumi; terjadinya iklim ekstrim yang meningkat sehingga

sektor pertanian dan perikanan akan kehilangan produksi akibat bencana kering

dan banjir yang silih berganti; kerawanan pangan akan meningkat di wilayah yang

rawan bencana kering dan banjir; dan tanaman pangan dan hutan dapat

mengalami serangan hama dan penyakit yang lebih beragam dan lebih hebat.

Menurut Handoko et al (2008), konsekuensi perubahan iklim bagi Indonesia

adalah:

1. Perubahan Musim dan Curah Hujan

Petani di Jawa dan Sumatera telah mengeluhkan kejadian cuaca yang tidak

normal dalam beberapa tahun terakhir. Permulaan musim hujan bergeser 10-20

hari lebih lambat dan musim kering sekitar 10-60 hari lebih cepat. Daerah-daerah

Indonesia yang berada di selatan garis khatulistiwa akan mengalami musim kering

yang lebih panjang dan musim hujan yang lebih pendek namun lebih intensif.

Selain itu cuaca menjadi lebih bervariasi dengan variabilitas curah hujan menjadi

lebih tinggi.

Page 31: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

14

2. Kondisi cuaca yang semakin ekstrem

Indonesia akan mengalami potensi bencana kekeringan dan banjir yang

lebih sering dengan magnitude yang lebih tinggi karena cuaca yang ekstrim.

Curah hujan yang tinggi juga berpotensi mengakibatkan bencana longsor pada

berbagai daerah di Indonesia.

3. Kenaikan tinggi muka air laut

Peningkatan suhu global mengakibatkan pencairan salju dan gleicer di kutub

utara dan selatan yang menyebabkan kenaikan tinggi muka laut antara 9 hingga

100 cm. Hal ini akan mempercepat erosi pantai, intrusi air laut ke dalam air tanah,

merusak lahan-lahan basah di pantai dan menenggelamkan pulau-pulau kecil.

2. Suhu Lautan yang menghangat

Air laut yang menghangat dapat menurunkan perkembangan plankton dan

membatasi pasokan nutrisi bagi ikan, sehingga ikan akan bermigrasi ke daerah-

daerah yang lebih dingin dan memiliki cukup pakan. Air laut yang menghangat

juga menyebabkan kerusakan koral (coral).

3. Suhu udara semakin meningkat

Kondisi ini akan mengubah pola vegetasi serta distribusi serangga termasuk

nyamuk, sehingga mampu bertahan pada daerah-daerah yang sebelumnya terlalu

dingin.

Page 32: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

15

Secara skematis, dampak-dampak perubahan iklim dapat dilihat pada

Gambar 1 berikut.

Sumber: IPCC (2001) dalam Boer et al, 2003

Gambar 1 . Proyeksi Dampak Perubahan Iklim Berdasarkan Hasil Studi dan

Model

Menurut UNDP (2007), sektor-sektor yang akan terkena dampak perubahan

iklim dan upaya adaptasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut dalam

Tabel 2.

Dampak

Perubahan

Iklim

Dampak Positif:

1. Meningkatkan

potensi hasil

tanaman pada

beberapa daerah

lintang tengah

akibat naiknya

suhu.

2. Meningkatnya

suplai kayu global

dari hutan

produksi.

3. Meningkatnya

ketersediaan air

untuk manusia

pada daerah kurang

air ~ misalnya

sebagian wilayah

Asia Tenggara.

4. Menurunnya

tingkat kematian

pada musim dingin

di daerah lintang

tinggi.

5. Menurunnya

konsumsi energi

untuk pemanasan

karena naiknya

suhu pada musim

dingin.

Dampak negatif:

1. Menurunnya

produksi potensial

pertanian di daerah

tropik dan sub tropik

akibat naiknya suhu.

2. Menurunnya

ketersediaan air

khususnya pada

daerah subtropik.

3. Meningkatnya

jumlah manusia yang

terekspose terhadap

penyakit menular

(seperti malaria dan

kolera) dan kematian

karena panas.

4. Meluasnya wilayah

beresiko banjir di

daerah permukiman

akibat meningkatnya

curah hujan dan

naiknya muka air

laut.

5. Meningkatnya

konsumsi energi

untuk AC atau

terganggunya suplai

energi dari

pembangkit listrik

tenaga air.

Page 33: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

16

Tabel 2. Sektor-Sektor yang Akan Terkena Dampak Perubahan Iklim dan

Upaya Adaptasi yang Dapat Dilakukan

Sektor Dampak Adaptasi

Pengairan

1. Kendala suplai irigasi dan

air minum, dan

peningkatan salinitas.

2. Intrusi air asin ke daratan

dan aquifer pantai.

1. Perencanaan, pembagian air,

dan komersialisasi.

2. Suplai air alternatif dan

mundur.

Ekosistem

Darat

1. Peningkatan salinitas di

lahan pertanian dan aliran

air.

2. Kepunahan

keanekaragaman hayati.

3. Peningkatan resiko

kebakaran.

4. Invasi gulma.

Perubahan praktek penggunaan

lahan, pengelolaan pertamanan,

pengelolaan lahan, dan

perlindungan terhadap

kebakaran.

Ekosistem

Air

1. Salinisasi lahan sawah di

wilayah pantai.

2. Perubahan ekosistem

sungai dan sawah.

3. Eutropikasi.

1. Intervensi fisik.

2. Perubahan alokasi air.

3. Perubahan alokasi air dan

mengurangi aliran masuk

hara.

Ekosistem

Pantai

1. Perusakan terumbu karang.

2. Limbah beracun.

Penyemaian terumbu karang.

Pertanian

dan

Kehutanan

1. Penurunan produktivitas,

resiko banjir dan

kekeringan, dan resiko

kebakaran hutan.

2. Perubahan pada pasar

global.

3. Peningkatan serangan

hama dan penyakit.

4. Peningkatan produksi oleh

peningkatan CO2 diikuti

dengan penurunan

produksi oleh perubahan

iklim.

1. Perubahan pengelolaan dan

kebijakan, perlindungan

terhadap kebakaran, dan

peramalan musim.

2. Pemasaran, perencanaan, dan

perdagangan karbon.

3. Pengendalian terpadu dan

penyemprotan.

4. Merubah teknik usaha tani

dan industri.

Hortikultura

Dampak campuran dan

tergantung spesies dan

lokasi.

Relokasi

Perikanan Perubahan tangkapan. Monitoring dan pengelolaan

Perumahan

dan

Industri

Peningkatan dampak banjir,

badai, dan kenaikan muka air

laut.

Pewilayahan dan perencanaan

bencana.

Kesehatan 1. Ekspansi dan perluasan

vektor penyakit.

2. Peningkatan polusi

fotokimia udara.

1. Karantina, eradikasi atau

pengendalian penyakit.

2. Pengendalian emisi.

Sumber: United Nations Development Program–Indonesia, 2007

Page 34: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

17

2.3 Dampak Terhadap Perikanan Budidaya

Kegiatan perikanan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim karena

lokasinya yang berada pada dataran rendah (low lying area). Untuk kegiatan

budidaya, dampak utama berupa penggenangan kawasan budidaya, kehilangan

aset ekonomi dan infrastruktur perikanan, meningkatnya erosi dan rusaknya lahan

budidaya di wilayah pesisir serta keanekaragaman hayati pesisir dan pulau-pulau

kecil.

Kerugian akan diderita oleh masyarakat pesisir, nelayan tangkap, dan

pembudidaya dalam bentuk:

a). Menurunnya kualitas lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil akibat erosi

pantai, intrusi air laut, dan pencemaran.

b). Berkurangnya produktifitas perikanan karena rusaknya ekosistem mangrove

dan terumbu karang akibat kenaikan suhu permukaan air laut dan perubahan

rezim air tanah.

c). Kerusakan lahan budidaya perikanan akibat penggenangan oleh air laut

maupun banjir yang disebabkan kenaikan muka air laut.

d). Kerusakan rumah dan potensi kehilangan jiwa akibat kejadian ekstrim seperti

badai tropis dan gelombang tinggi.

Untuk menghitung kerugian secara ekonomis masih memerlukan kajian

lebih detail terkait dengan nilai ekonomi sumberdaya, lahan produktif, kegiatan

ekonomi, dan infrastruktur di wilayah pesisir. Sebagai gambaran umum, saat ini

Indonesia telah memiliki ± 400.000 ha lahan budidaya tambak dan berbagai

infrastruktur perikanan. Penggenangan lahan tersebut tentu saja akan mengganggu

produksi terutama udang yang merupakan komoditas ekspor strategis. Selain itu,

Page 35: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

18

dampak perubahan iklim juga akan memperburuk kondisi sosial ekonomi dari

sekitar 8.000 desa pesisir dengan populasi sekitar 16.000.000 jiwa dengan indeks

kemiskinan mencapai 32% (Dekimpraswil, 2002).

Pada sektor pertambakan, perubahan iklim membuat udang menjadi lebih

rentan dengan perubahan cuaca. Daya tahan udang menurun sehingga mudah

terserang penyakit. Selain itu, perubahan cuaca dan suhu perairan dapat memicu

stress pada udang.

Menurut Muralidhar et al (2010), menyatakan bahwa curah hujan dan

jumlah hari hujan yang tinggi mengakibatkan terjadinya penurunan salinitas,

fluktuasi tingkat keasaman (PH), dan mengurangi Dissolved Oxygen (DO) air

tambak. Dampak yang akan ditimbulkan adalah daya tahan tubuh udang akan

turun, molting, udang terkena penyakit, dan biaya produksi yang keluarkan

menjadi besar. Suhu yang tinggi mengakibatkan salinitas meningkat, tingkat

keasaman (PH) meningkat, dan kekeringan sehingga menyebabkan tingkat

pertumbuhan udang rendah, periode budidaya meningkat, dan meningkatnya

biaya produksi.

Menurut Sutanto (2009)1, peralihan dari musim hujan ke kemarau dan

perubahan cuaca yang ekstrem menurunkan daya tahan udang sehingga di

beberapa daerah mulai merebak penyakit virus pada udang. Di Jawa Timur,

penyakit Infectious Myo Necrosis Virus (IMVN) menyebar pada beberapa areal

tambak di Banyuwangi, Situbondo, dan Malang. Adapun di Lampung terjadi

serangan penyakit bintik putih atau White Spot Syndrome Virus (WSSV). Serangan

virus telah menyebabkan produksi udang turun 30-40 persen. Gangguan penyakit

1. Harian Kompas Selasa 5 Mei 2009. Perubahan Cuaca Ekstrem, Penyakit Udang Merebak.

Http://koralonline.com/artikel/12. Diakses tanggal 1 Oktober 2010.

Page 36: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

19

pada udang memang setiap tahun terjadi. Biasanya terjadi pada periode

Desember-Februari, yang dipicu oleh perubahan cuaca dan suhu perairan.

Menurut Subiyakto (2009)2, budidaya udang juga terpengaruh dampak

peralihan musim hujan ke musim kemarau yang berkepanjangan. Selain itu,

dampak perubahan iklim yang tercermin dari pergantian cuaca harian yang

ekstrem, yakni panas dan hujan datang bergantian sehingga membuat suhu

perairan di tambak berfluktuasi 280–31

0C. Gejolak perubahan cuaca dan suhu

perairan telah memicu stress pada udang dan melemahnya daya tahan tubuh benih

udang (benur). Menurunnya daya tahan tubuh mengakibatkan udang lebih mudah

terjangkit penyakit. Perubahan suhu perairan juga memacu meletupnya

pertumbuhan plankton di perairan, hal ini dapat menggangu sirkulasi oksigen di

tambak yang akhirnya berdampak pada udang. Selain udang dewasa, perubahan

cuaca yang ekstrem juga berpengaruh pada benur. Angka kehidupan benur yang

biasanya 75-80% kini turun menjadi sekitar 50%.

Beberapa item yang perlu diwaspadai pada saat musim hujan terkait dengan

teknis budidaya antara lain:

1. Tingkat kestabilan kualitas air tambak. Pada saat musim hujan, kualitas air

tambak cenderung tidak stabil dan berfluktuasi serta pada kondisi ekstrim

akan terjadi penurunan kualitas perairan secara drastis. Kualitas perairan erat

sekali dengan aktivitas plankthon (phytoplankthon) dalam berfotosintesa

untuk menghasilkan cholorophyl (zat hijau daun) yang sangat berguna

dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan tersebut. Kegiatan

fotosintesa oleh plankthon (phytoplankthon) tersebut sangat tergantung oleh

2. Harian Kompas Selasa 5 Mei 2009. Perubahan Cuaca Ekstrem, Penyakit Udang Merebak.

Http://koralonline.com/artikel/12. Diakses tanggal 1 Oktober 2010.

Page 37: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

20

adanya sinar matahari, sedangkan pada musim hujan intensitas sinar

matahari di dalam perairan tambak relatif minim sehingga kualitas air

tambak cenderung tidak stabil. Pada saat curah hujan sangat tinggi, bahkan

sering dijumpai fenomena “plankthon collaps”, yaitu plankthon yang ada di

dalam perairan tambak mengalami “kematian secara massal”. Pada kondisi

kualitas air tambak tidak stabil, udang akan sangat mudah mengalami stress

dan sangat rentan terhadap berbagai ancaman penyakit.

2. Sumber pemasukan air (inlet). Di Indonesia secara umum sumber

pemasukan air (inlet) yang digunakan untuk sirkulasi air tambak adalah air

yang diambil secara langsung dari laut atau sungai besar. Pada saat musim

hujan sumber pemasukan air ini relatif keruh dan kotor karena erosi dan

kotoran yang terbawa oleh aliran air laut atau sungai. Kondisi air seperti ini

jika digunakan secara langsung dalam proses sirkulasi air tambak akan

berpengaruh terhadap kualitas air yaitu adanya partikel-partikel di dalam

perairan tambak. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan penyakit insang

merah pada udang.

3. Program pemberian pakan. Pada saat musim hujan, program pemberian

pakan (terutama yang terkait dengan pakan harian) biasanya terganggu baik

itu frekuensi yang diberikan maupun tingkat rataan sebaran pakan dalam

petakan. Kondisi seperti ini lebih terkait dengan sikap dan kedisiplinan dari

petugas pemberi pakan, karena biasanya seseorang cenderung malas dan

seenaknya dalam memberikan pakan dalam kondisi hujan. Perubahan

frekuensi pakan dan sebaran pakan yang tidak merata secara tidak langsung

Page 38: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

21

dapat mengakibatkan ukuran udang atau tingkat variasi udang akan beragam

dan pada kondisi ekstrim dapat memperburuk kondisi udang.

Menurut Marindro (2008), faktor musim memiliki pengaruh yang nyata

terhadap proses budidaya udang terutama terkait dengan pengelolaan kualitas air

tambak dan kondisi serta kualitas udang. Sebagai negara tropis Indonesia

memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan yang masing-

masing memiliki karakteristik yang berbeda terhadap proses budidaya udang.

Karakteristik tersebut terkait dengan intensitas sinar matahari dan intensitas air

hujan pada perairan tambak. Mengacu pada perbedaan karakteristik tersebut maka

sudah selayaknya jika sistem pengelolaan budidaya udang pada kedua musim

tersebut juga berbeda agar tidak terjadi treatment error yang dapat merugikan

usaha budidaya udang pada periode tersebut.

Pengetahuan dasar tentang karakteristik musim kemarau dan musim hujan

bagi proses budidaya udang sudah sewajarnya dipahami oleh para pelaku

budidaya udang, karena bagaimanapun juga pada umumnya proses budidaya

udang di Indonesia dilakukan pada dua periode musim tersebut dalam satu tahun

secara bergantian. Tabulasi di bawah ini merupakan matriks perbedaan antara

musim kemarau dan musim hujan serta pengaruhnya terhadap kualitas air dan

kondisi atau kualitas udang.

Page 39: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

22

Tabel 3. Matriks Perbedaan Antara Musim Kemarau dan Musim Hujan

Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Air dan Kondisi/Kualitas

Udang

No. Items Musim Kemarau Musim Hujan

1. Intensitas sinar matahari Tinggi Rendah

2. Salinitas air tambak Tinggi Rendah – sedang

3. Kestabilan plankton Stabil – booming Tidak stabil –

collaps

4. Pertumbuhan udang Lambat – kuntet Normal

5. Kecerahan air Cenderung rendah (pada

kecerahan tinggi

berpotensi menumbuhkan

lumut di dasar tambak)

Cenderung tinggi

6. Warna air Dominan hijau, hijau

pupus, dan hijau

kekuningan, Pada malam

hari terkadang dijumpai

fenomena air menyala

Dominan coklat

dan coklat

kehijauan.

Sumber: Marindro, 20083

Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat bahwa intensitas sinar matahari sangat

berpengaruh terhadap kualitas air tambak yang pada akhirnya ikut berpengaruh

pula pada pertumbuhan udang. Meskipun memiliki karakteristik yang berbeda,

proses budidaya udang pada kedua musim tersebut sama-sama memerlukan

penanganan yang cermat terutama dalam pengelolaan kualitas air tambak.

Kecermatan penanganan dibutuhkan sebagai upaya mencegah kecenderungan

perubahan kualitas air secara drastis yang disebabkan oleh karakteristik kedua

musim tersebut. Pengetahuan dasar tentang karakteristik musim kemarau dan

musim hujan bagi proses budidaya udang sudah sewajarnya dipahami oleh para

pelaku budidaya udang, karena bagaimanapun juga pada umumnya proses

budidaya udang di Indonesia dilakukan pada dua periode musim tersebut dalam

satu tahun secara bergantian.

3. Marindro, I. 2008. Waspada Terhadap Musim Hujan. Dalam Http://marindro-ina.blogspot.com//. Diakses

pada tanggal 30 September 2010.

Page 40: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

23

2.4 Pengertian Adaptasi Perubahan Iklim

Menurut Bennett (1978) dalam Mulyadi (2005), menyatakan bahwa adaptasi

merupakan tingkah laku penyesuain (behavioral adaptation) yang menunjuk pada

tindakan. Menurut Vayda dan Rappaport (1968) dalam Mulyadi (2005), adaptasi

manusia dapat dilihat secara fungsional dan prosesual. Adaptasi fungsional

merupakan respon suatu organisme atau sistem yang bertujuan untuk

mempertahankan kondisi stabil. Adaptasi prosesual merupakan sistem tingkah

laku yang dibentuk sebagai akibat dari proses penyesuaian manusia terhadap

berbagai perubahan lingkungan di sekitarnya.

Proses adaptasi merupakan satu bagian dari proses evolusi kebudayaan,

yakni proses yang mencakup rangkaian usaha-usaha manusia untuk menyesuaikan

diri atau memberi respon terhadap perubahan lingkungan fisik maupun sosial

yang terjadi secara temporal. Perubahan lingkungan yang sangat berpengaruh

terhadap sistem adaptasi manusia adalah perubahan lingkungan yang berupa

bencana, yaitu kejadian yang mengancam terhadap kelangsungan hidup

organisme termasuk manusia. Dalam menghadapi perubahan lingkungan akibat

bencana tersebut, manusia mengembangkan pola adaptasi yang berbentuk pola-

pola tingkah laku yang salah satunya adalah perubahan strategi mata pencaharian

(Mulyadi, 2005).

Adaptasi perubahan iklim adalah upaya antisipasi untuk menyesuaikan diri

yang harus dilakukan berbagai sektor pembangunan dengan terjadinya perubahan

iklim global yang akan menimbulkan berbagai dampak terhadap seluruh aktivitas

manusia (Tim Peneliti LPPM-IPB, 2010). Menurut Murdiyarso (2001), adaptasi

terhadap dampak perubahan iklim adalah salah satu cara penyesuaian yang

Page 41: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

24

dilakukan secara spontan atau terencana untuk memberikan reaksi terhadap

perubahan iklim yang diprediksi atau yang sudah terjadi.

Persepsi petambak yang tidak akurat mengenai perubahan iklim akibat dari

rendahnya kesadaran dan pemahaman. Hal ini akan menyebabkan perbedaan cara

adaptasi yang dilakukan oleh petambak udang. Menurut Natawijaya et al. (2009),

faktor penghambat utama adaptasi adalah kurangnya akses terhadap informasi

yang relevan. Akibatnya informasi dan pengetahuan terkait perubahan iklim

menjadi rendah. Sedangkan faktor yang membantu adaptasi adalah pengalaman

dan mengikuti petambak lain.

Page 42: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

25

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Perubahan iklim global yang diakibatkan dari meningkatnya emisi gas

rumah kaca salah satunya ditandai dengan munculnya gejala El Nino dan La-Nina

dengan konsekuensi dampak pada fluktuasi variabilitas iklim global dengan

adanya kekeringan yang berkepanjangan dan musim hujan yang panjang sehingga

terjadi banjir ditempat lain serta munculnya gejala cuaca ekstrim. Perubahan iklim

global dapat mempengaruhi iklim lokal. Dalam konteks lokal perubahan iklim

dapat dilihat dari peningkatan suhu, perubahan jumlah curah hujan, perubahan

jumlah hari hujan, dan perubahan ketinggian pasang surut.

Perubahan iklim merupakan ancaman bagi kegiatan perikanan budidaya

yaitu penurunan produksi, memperlambat pertumbuhan, dan dapat menyebabkan

timbulnya penyakit. Sehinga diperlukan penelitian mengenai dampak perubahan

iklim lokal terhadap usaha perikanan tambak salah satunya adalah tambak udang.

Diperlukan kajian secara komprehensif mengenai fenomena gejala-gejala

perubahan iklim, dampak perubahan iklim terhadap kesejahteraan petambak

udang, dan strategi adaptasi yang dilakukan oleh petambak udang akibat dari

perubahan iklim.

Berdasarkan penjelasan di atas penelitian ini akan melihat keterkaitan antara

tiga komponen di atas. Langkah pertama adalah mengidentifikasi fenomena

perubahan iklim lokal yang terjadi di Kecamatan Muaragembong. Langkah

selanjutnya adalah mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari perubahan

iklim terhadap kesejahteraan petambak udang di Kecamatan Muaragembong.

Hipotesis pertama adalah perubahan iklim lokal berpengaruh terhadap

kesejahteraan petambak udang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis

Page 43: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

26

data penurunan produktifitas udang, kenaikan biaya adaptasi, Nilai Tukar

Petambak Udang (NTPU), dan analisis ecological footprint. Hipotesis kedua

adalah produksi udang dipengaruhi oleh variabel iklim (curah hujan, jumlah hari

hujan, dan suhu rata-rata) dan luas lahan yang berpengaruh terhadap jumlah

produksi udang. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Langkah yang terakhir adalah dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk

adaptasi yang dilakukan oleh petambak udang di Kecamatan Muaragembong

akibat dari perubahan iklim. Data yang diperlukan adalah data primer yang

diperoleh dari hasil survei dan wawancara langsung terhadap petambak udang.

Setelah itu data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

Kemudian ditentukan rekomendasi kebijakan untuk permasalahan akibat

perubahan iklim yang berdampak pada sektor perikanan budidaya tambak udang

di Kecamatan Muaragembong. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka

pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 44: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

27

IV. METODE PENELITIAN Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Rekomendasi

kebijakan

Analisis penurunan

produktifitas, kenaikan

biaya adaptasi , Nilai

Tukar Petambak Udang,

dan analisis ecological

footprint

Identifikasi fenomena perubahan iklim lokal

Identifikasi dan analisis

dampak perubahan iklim lokal

Strategi adaptasi

petambak akibat

perubahan iklim lokal

Analisis dampak perubahan iklim

lokal terhadap usaha tambak udang

Perubahan iklim global

Fenomena perubahan

iklim lokal

Potensi dampak perubahan iklim lokal

terhadap perikanan budidaya

Perubahan iklim lokal

berpengaruh terhadap

kesejahteraan petambak

udang

Produksi udang dipengaruhi oleh

variabel iklim (curah

hujan, jumlah hari

hujan, dan suhu rata-

rata).

Analisis regresi

Page 45: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

28

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi,

Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

dengan alasan Kecamatan Muaragembong merupakan daerah muara dari Sungai

Citarum, pesisir pantai Teluk Jakarta, dan merupakan salah satu daerah yang

banyak terdapat tambak udang di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Juli-Oktober 2010 untuk pengambilan data primer dan sekunder.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden

(petambak udang) melalui kuesioner. Data primer meliputi data karakteristik

petambak udang, pendapatan dan pengeluaran petambak udang, jumlah musim

panen, dan adaptasi dari petambak udang akibat perubahan iklim serta data

lainnya yang diperlukan dalam penelitian.

Sedangkan data sekunder diperoleh melalui pengumpulan data dari Badan

Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bekasi, Kecamatan Muaragembong, Dinas

Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Bekasi, Dinas Hidro dan

Oseanografi (Dishidros) TNI AL, LIPI Oseanografi Jakarta, dan Badan

Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta literatur-literatur yang

relevan dalam penelitian. Data sekunder berupa daerah penelitian, data produksi

udang, luas areal tambak udang, jumlah hari hujan, curah hujan, suhu, dan lain-

lain yang diperlukan dalam penelitian dengan series data dari tahun 2000-2009.

Page 46: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

29

4.3 Metode Pengambilan Contoh

Pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja (purposive sampling) dengan

metode non-probability sampling pengambilan sampel dengan cara tidak acak.

Dengan teknik ini tidak semua individu dalam populasi memiliki peluang yang

sama untuk menjadi sample. Pengambilan sampel akan dilakukan secara sengaja

atau dipilih berdasarkan suatu kriteria tertentu agar suatu individu dijadikan

sampel. Kriteria yang dipilih adalah petambak yang bertempat tinggal secara pasti

di Kecamatan Muaragembong tersebut dan telah bertambak udang selama lima

tahun.

Hal ini agar mendapat responden yang berpengalaman sehingga diperoleh

informasi yang mendalam mengenai akibat perubahan iklim yang mempengaruhi

usaha tambak udang. Dalam penelitian ini objek yang akan dijadikan sampel

adalah para petambak udang di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi.

Jumlah responden sebanyak 62 orang yang mewakili pelaku usaha tambak udang

di Kecamatan Muaragembong.

4.4 Metode dan Prosedur Analisis

Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur, observasi, browsing melalui

internet, pengisian kuesioner, dan wawancara secara langsung dengan responden.

Metode pengisian kuesioner dan wawancara langsung dilakukan secara purposive

dalam penentuan respondennya. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis

secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara

manual dan menggunakan komputer dengan bantuan program Microsoft Office

Exxcel dan SPSS 16.0. Metode prosedur penelitian yang digunakan dapat dilihat

pada Tabel 4 berikut ini.

Page 47: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

30

Tabel 4. Metode Prosedur Penelitian

Tujuan Jenis dan

Sumber Data

Pengumpulan

Data

Metode Analisis

Data

Mengidentifikasi

fenomena

perubahan iklim

lokal.

Data primer dari

petambak udang

di Kecamatan

Muaragembong.

Kabupaten Bekasi

dan data sekunder

dari BPS

Kabupaten Bekasi,

LIPI Oseanografi,

Dishidros TNI

AL, dan BMKG

Bogor.

Wawancara,

kuesioner, dan

studi literatur

Analisis

deskriptif

Mengidentifikasi

dan menganalisis

dampak dari

fenomena

perubahan iklim

lokal terhadap

kesejahteraan

petambak udang

di Kecamatan

Muaragembong.

Data primer dari

petambak udang

di Kecamatan

Muaragembong,

Kabupaten Bekasi.

Data sekunder

dari BPS

Kabupaten Bekasi,

LIPI Oseanografi,

Dishidros TNI AL

dan BMKG

Bogor.

Kuesioner,

wawancara, dan

studi literatur

Analisis

deskriptif

mengenai

kenaikan biaya

adaptasi,

penurunan

produktifitas,

Nilai Tukar

Petambak Udang

(NTPU), Analisis

ecological

footprint, dan

analisis regresi

linear berganda.

Mengidentifikasi

strategi adaptasi

yang dilakukan

oleh petambak

udang dalam

menghadapi

perubahan iklim

lokal.

Data primer dari

petambak udang

di Kecamatan

Muaragembong,

Kabupaten Bekasi

Kuesioner dan

wawancara

Analisis

deskriptif

4.4.1 Analisis Dampak Perubahan Iklim Terhadap Usaha Tambak Udang di

Kecamatan Muaragembong

Dampak dari perubahan iklim dapat dilihat dari trend produksi di sektor

perikanan tambak udang. Data mengenai jumlah udang per panen atau per tahun

sangat berguna untuk melihat trend yang terjadi, apakah mengalami peningkatan

atau penurunan. Perubahan iklim akan menyebabkan periode panen menjadi

Page 48: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

31

berubah-ubah sehingga pendapatan petambak udang menjadi tidak menentu.

Dampak perubahan iklim terhadap sektor perikanan tambak yang akan dianalisis

adalah perubahan kenaikan pasang surut air laut, perubahan produktifitas,

perubahan biaya, perubahan musim hujan dan kemarau, dan intensitas banjir

akibat kenaikan curah hujan.

4.4.2 Analisis Regresi

Analisis regresi diperlukan untuk melihat keterkaitan hasil produksi dengan

unsur iklim dalam rangka menginterpretasikan tingkat kesejahteraan petambak.

Model rancangan regresi tersebut yaitu (Lains, 2003):

Y = α + β1X1 + β2 X2 +………+βn Xn+εi ……………………….......……………(i)

Dimana : Y : Nilai rata-rata dugaan

α : Intersep

β1 : Parameter yang mempengaruhi nilai rataan

X1 : Variabel yang mempengaruhi nilai rataan

βn : Parameter ke n

Xn : Variabel ke n

εi : Galat/error

Dalam penelitian ini analisis regresi dilakukan melalui analisis hubungan

antara produksi udang dan indikator perubahan iklim yaitu:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + ε …………………………..…………(ii)

Dimana: Y : Produksi udang (ton)

X1 : Luas lahan tambak (ha)

X2 : Curah hujan (mm/tahun)

X3 : Jumlah hari hujan (hari)

X4 : Suhu rata-rata (0C)

Rumus regresi tersebut diformulasikan dari hasil studi yang dilakukan oleh

Buwono (1993), DKP (2002), Kisworo (2007), dan Marindro (2008) tentang

kesesuaian lahan untuk tambak udang, menyatakan bahwa produksi tambak udang

dipengaruhi oleh faktor luas lahan tambak dan variabel iklim (curah hujan, jumlah

hari hujan, dan suhu rata-rata). Dengan demikian, penelitiaan ini menggunakan

Page 49: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

32

fungsi produksi udang sebagai fungsi dari luas lahan, curah hujan, jumlah hari

hujan, dan suhu rata-rata. Dalam konteks ini produksi udang akan dipengaruhi

oleh perubahan yang terjadi pada variabel-variabel iklim dan luas lahan. Produksi

akan dipengaruhi oleh peningkatan luas lahan akan menyebabkan meningkatnya

jumlah produksi udang. Peningkatan curah hujan, jumlah hari hujan, dan suhu

rata-rata menyebabkan meningkatnya intensitas dan ketinggian banjir serta

datangnya penyakit pada udang yang dapat mengakibatkan turunnya jumlah

pruduksi udang.

4.4.3 Analisis Nilai Tukar Petambak Udang

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan petambak adalah

menggunakan Nilai Tukar Petambak Udang (NTPU) berasal dari konsep Nilai

Tukar Nelayan atau Nilai Tukar Petani. NTPU mempertimbangkan seluruh

pendapatan dan seluruh pengeluaran keluarga. Pada dasarnya NTPU merupakan

indikator untuk mengukur kesejahteraan petambak secara relatif. Oleh karena

indikator tersebut juga merupakan ukuran kemampuan keluarga petambak untuk

memenuhi kebutuhan subsistennya. NTPU juga disebut nilai tukar subsisten

(subsistence term of trade). Oleh karena itu, segala upaya pemerintah untuk

memberdayakan masyarakat petambak atau nelayan yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan petambak dan nelayan harus mampu meningkatkan

NTPU atau NTN secara teratur secara terus menerus. NTPU merupakan indikator

untuk mengukur nilai kesejahteraan masyarakat yang mengusahakan tambak

udang secara relatif dengan rumus sebagai berikut:

NTPU = Yt / Et .........................................(4.3)

Yt = YFt + YNFt ..................................(4.4)

Page 50: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

33

Et = EFt + EKt ...................................(4.5)

Dimana:

YFt = Total pendapatan dari usaha perikanan (Rp)

YNFt = Total pendapatan dari non-perikanan (RP)

EFt = Total pengeluaran untuk usaha perikanan (Rp)

EKt = Total pengeluarn untuk konsumsi keluarga (Rp)

t = Periode waktu (tahun)

4.4.4 Analisis Daya Dukung Lingkungan dengan Ecological Footprint

Analisis ecological footprint merupakan alat analisis untuk menghitung daya

dukung lingkungan. Prinsip ecological footprint dalam suatu populasi adalah

mengestimasi jumlah lahan dan air yang dibutuhkan untuk memproduksi semua

barang konsumsi serta menyerap limbah yang dihasilkan oleh populasi tersebut

(Wackernagel dan Rees, 1996). Ecological footprint menunjukkan seberapa besar

suatu populasi atau bangsa menggunakan alam.

Secara konseptual, ecological footprint tidak boleh melebihi biocapacity.

Biocapacity dapat diartikan sebagai daya dukung biologis atau daya dukung saja.

Ferguson (2002) dalam PKSPL (2005), mendefinisikan biocapacity sebagai

sebuah ukuran ketersediaan lahan produktif secara ekologis. Daya dukung

lingkungan adalah daya dukung suatu kawasan untuk menopang suatu kehidupan

biota dan populasi disuatu daerah tertentu. Daya dukung suatu kawasan dapat

turun atau naik tergantung dari kondisi ekologis, biologis, dan pemanfaatan

manusia terhadap sumberdaya alam. Daya dukung yang menurun, disebabkan

oleh meningkatnya pemanfaatan manusia dan bencana alam yang terjadi.

Sementara itu daya dukung lingkungan dalam kaitan ini dapat disajikan dalam

bentuk jumlah orang yang dapat hidup di lokasi tersebut, dapat didukung oleh

biocapacity yang ada.

Page 51: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

34

Daya dukung lingkungan (carrying capacity) adalah total biocapacity dibagi

dengan total ecological footprint. Menurut Ceballos-Lasurian (1991) dalam Azizy

(2009), daya dukung lingkungan didefinisikan sebagai kapasitas dari suatu

ekosistem untuk mendukung pemeliharaan organisme yang sehat baik

produktifitasnya, kemampuan beradaptasi, dan kemampuan pembaruan.

Daya dukung lingkungan adalah daya dukung suatu kawasan yang ditunjang

dari sumberdaya yang tersedia, energi yang diperlukan, dan produktifitas. Dari

analisis ecological footprint dihasilkan konsumsi dan produktifitas masyarakat

dalam suatu kawasan. Dengan demikian akan diketahui daya dukung suatu

lingkungan untuk menopang kehidupan suatu wilayah. Apabila daya dukung

lingkungan menurun ini artinya konsumsi masyarakat terhadap sumberdaya alam

berkurang dan produktifitasnya meningkat tanpa ada pemanfataan yang

berkelanjutan.

Harberl et al. (2001) dalam Azizy (2009), menggunakan tiga metode yang

berbeda dalam menentukan ecological footprint. Metode yang pertama

menggunakan data produktifitas rata-rata dunia tahun 1995 sebagai acuan tetap.

Metode yang kedua menggunakan data produktifitas rata-rata dunia pada tahun

yang bersangkutan (bervariasi). Metode yang ketiga menggunakan data

produktifitas lokal pada tahun yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah data produktivitas lokal

maka ecological footprint dihitung dengan rumus (Wackernagel dan Rees, 1996):

EFi = (DEi / Ylkl i) ................................................(4.6)

EF = ∑ EFi ...........................................................(4.7)

EFi : Ecological Footprint produk ke-i

EF : Total Ecological Footprint (dalam satuan lokal)

DEi : Domestic Extraction produk ke-i (Kg/kapita)

Page 52: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

35

Ylkl i : Yield (produktivitas lokal) produk ke-i (Kg/ha)

Sementara itu biocapacity (BC) dihitung dengan menggunakan rumus:

BClok = ∑ Ak ........................................................(4.8)

Ak : Luas land cover kategori ke-k (ha)

Agar biocapacity dapat diekspresikan sehingga setara dengan perhitungan

ecological footprint, maka biocapacity dikalikan bukan dengan YF global tapi

dengan produksi lokal (Ylkl k):

BC = ∑ Ak YFlkl k ................................................(4.9)

Ak : Luas land cover kategori ke-k (ha)

YFlkl k : Yield Factor land cover kategori ke-k

Selanjutnya daya dukung lingkungan (CC) dihitung dari:

CC = (BC / EF) ..................................................(4.10)

Analisis selanjutnya adalah membandingkan komponen EFi yang sejenis

dengan CCk yang sesuai. Analisis ini untuk melihat komponen EFi mana yang

tersedia di lokasi dan EFi mana yang tidak tersedia dan harus disediakan dari

daerah lain.

Tabel 5. Tabel Isian Analisis Footprint

Kategori Produktivitas

(Y) =Kg/ha

Konsumsi

(DE)=Kg/kapita

Komponen

footprint (FP)

= ha/kapita

Biocapacity

(BC) = ha

DD = BC/EF

Bahan pangan dari Tambak Udang

1. Udang

2. Lainnya

4.4.5 Analisis Persepsi dan Adaptasi Petambak Udang Terhadap Perubahan

Iklim

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan

karakteristik responden dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki untuk mengkaji persepsi dan adaptasi

Page 53: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

36

petambak udang akibat perubahan iklim. Analisis deskriptif menurut Nazir (1988)

adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

kondisi, serta suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuannya adalah membuat suatu deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Bentuk pertanyaan untuk mengkaji persepsi maupun adaptasi berupa

kombinasi pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan mengenai persepsi

meliputi pemahaman mengenai perubahan iklim dan sumber informasi terkait

perubahan iklim. Selain itu ditanyakan juga mengenai masalah perubahan iklim

yang dihadapi dalam bertambak dan dampaknya terhadap produktivitas tambak

udang. Sedangkan pertanyaan terkait dengan adaptasi meliputi bentuk adaptasi

yang dilakukan serta hambatan apa saja yang dihadapi dalam melakukan adaptasi.

Kuesioner diolah dan dibuat dalam bentuk persentase kemudian dideskripsikan

sehingga dapat diketahui persepsi dan adaptasi petambak udang terhadap

perubahan iklim.

Selain itu analisis deskriptif yang dilakukan adalah dengan melihat

bagaimana cara petambak udang dalam beradaptasi akibat terjadinya perubahan

iklim baik secara ekonomi, sosial, maupun teknologi. Misalnya petambak udang

akan memanen sebelum waktunya atau berhenti bertambak dan mencari sumber

pendapatan lain apabila terjadi banjir akibat meningkatnya curah hujan atau cuaca

ekstrim, petambak udang akan membuat tanggul untuk menahan banjir atau

menanam mangrove untuk meminimalisasi kerugian akibat dari perubahan iklim.

Page 54: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

37

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Muaragembong berada pada posisi 6000’-6

005’ Lintang Selatan

dan 106057’-107

002’ Bujur Timur. Kecamatan ini mempunyai luas 14.009 km

2

yang merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar di Kabupaten Bekasi.

Secara administrasi, batas-batas wilayah Kecamatan Muargembong adalah

sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cabang Bungin, Kecamatan

Tambelang, dan Kecamatan Babelan.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Jawa.

Sumber: BPS Kab. Bekasi, 2010

Gambar 3. Peta Letak Kecamatan Muaragembong

Page 55: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

38

Kecamatan Muaragembong meliputi memiliki enam desa yakni Desa Jaya

Sakti, Desa Pantai Sederhana, Desa Pantai Bahagia, Desa Pantai Bakti, Desa

Pantai Mekar, dan Desa Pantai Harapan Jaya. Dari enam desa ini secara tata letak

berdekatan, lima desa yakni Desa Pantai Sederhana, Desa Pantai Bahagia, Desa

Pantai Bakti, Desa Pantai Mekar, dan Desa Pantai Harapan Jaya berada di sekitar

pantai dan dialiri muara sungai. Wilayahnya berada di antara pertemuan Laut

Jawa dengan sungai Citarum menjadikan wilayah ini berlumpur. Hal ini dapat di

lihat dari pengelolaan lahan untuk tambak yang mencapai 10.741 ha dari luas

total 14.009 ha. Sedangkan Desa Jaya Sakti lebih terisolasi dari garis pantai

namun dialiri aliran sungai. Disamping itu memiliki daerah garis pantai atau

pesisir sepanjang 22 km yang membentang dari Muara CBL hingga Muara

Bungin. Secara topografi, Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi dapat

dikategorikan sebagai dataran rendah, dengan elevasi 0-5 derajat dan ketingian

dari permukaan laut ± 0,74 m.

Jumlah penduduk Kecamatan Muaragembong pada tahun 2008 sebanyak

38.967 jiwa dengan kepadatan rata-rata 3 jiwa/ha. Jumlah tersebut meningkat dari

tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 37.780 jiwa. Jumlah penduduk

Muaragembong tersebar di enam desa dengan perbandingan 50,22% laki-laki dan

49,78% perempuan. Kepadatan penduduk terbesar berada di Desa Pantai Mekar

dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 4 jiwa/km2. Sebanyak 4.731 jiwa

(12,14%) usia balita (0–5 tahun), 18.641 jiwa (47,83%) usia sekolah (6-21 tahun),

14.412 jiwa (36,99%) usia kerja (22-59 tahun), dan 1.183 jiwa (3,04%) usia

manula (60 tahun keatas).

Page 56: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

39

Tabel 6. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan

Muaragembong Tahun 2000-2008

Tahun

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk

(jiwa) (jiwa/km2)

2000 31.309 2

2001 32.593 2

2002 33.052 2

2003 33.852 2

2004 34.723 2

2005 36.108 3

2006 36.538 3

2007 37.780 3

2008 38.967 3 Sumber: BPS Kabupaten Bekasi, 2009

Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan tidak menunjukan tingkat

kelahiran laki-laki lebih tinggi dari perempuan atau tingkat kematian laki-laki

lebih rendah dari perempuan. Namun, faktor lain yang dapat mempengaruhi

komposisi penduduk tersebut adalah banyaknya penduduk laki-laki dari luar

daerah yang datang ke Muaragembong untuk mencari nafkah (nomaden).

Sedangkan, ada kecenderungan perempuan mencari pekerjaan di luar

Muaragembong. Penduduk di Kecamatan Muaragembong secara umum tergolong

masyarakat yang aktif bekerja. Hal ini terlihat dari keaktifan dalam hal mencari

nafkah, tidak hanya kaum laki–laki saja akan tetapi kaum perempuan pun ikut

serta, bahkan para remaja juga ikut membantu orang tua dalam mengerjakan

pekerjaan mereka.

Terdapat empat jenis usaha yang menjadi andalan masyarakat Kecamatan

Muaragembong yaitu perikanan tangkap (termasuk pengolahan), tambak, dagang,

dan pertanian. Di Desa Pantai Mekar, Pantai Bahagia, Pantai Sederhana, Harapan

Jaya, dan Pantai Bakti jenis usaha yang paling dominan adalah petambak dan

nelayan tangkap. Sedangkan di Desa Jaya Sakti jenis usaha yang paling dominan

adalah pertanian dan perdagangan.

Page 57: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

40

5.2 Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kecamatan

Muaragembong

Kecamatan Muaragembong adalah kecamatan dengan wilayah terluas di

Kabupaten Bekasi. Luas wilayah tersebut merupakan potensi pengembangan

ekonomi terutama budidaya (tambak) dan penangkapan ikan di laut. Potensi lahan

tambak mencapai 10.881 ha dan yang sudah dimanfaatkan 10.741 ha (Dinas

Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Bekasi, 2009). Sedangkan laut

Muaragembong yang memiliki garis pantai mencapai 22 km menjanjikan untuk

pengembangan perikanan budidaya laut. Selama ini perikanan yang dikelola

adalah perikanan tangkap dan budidaya (tambak) dengan komoditi unggulan

berupa rajungan, kepiting, cumi, udang windu, udang putih, dan bandeng.

Pembesaran ikan di perairan tambak payau adalah bandeng, udang windu, udang

putih, udang api-api, dan udang peci. Sedang pengolahan hasil perikanan diolah

dalam bentuk terasi, ikan asin, kepiting, kupas rajungan, dan kerang.

Tabel 7. Data Potensi Lahan Perikanan di Kecamatan Muaragembong

Tahun 2009

No. Desa Potensi (ha) Pemanfaatan (ha)

Tambak Kolam Tambak Kolam

1. Pantai Mekar 1.147 1 1.143 0,03

2. Pantai Sederhana 1.140 - 1.137 -

3. Pantai Bahagia 2.887 - 2.887 -

4. Pantai Bakti 2.890 0,5 2.851 -

5. P. Harapan Jaya 2.033 5 1.983.5 0,12

6. Jaya Sakti 784 15 739 0,27

Total 10.881 21,5 10.741 0,42 Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Bekasi, 2009

Kecamatan Muaragembong memiliki satu Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

yang terletak di Muara Bendera. Lokasi Muaragembong yang dekat dengan TPI

Cilincing menyebabkan produksi ikan di PPI Muara Bendera relatif kecil. Untuk

Page 58: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

41

mendapatkan harga yang lebih tinggi nelayan dan petambak mendaratkan hasil

produksinya di PPI Cilincing.

5.3 Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Muaragembong

Kawasan Kecamatan Muaragembong terdiri dari areal pemukiman, kebun,

tegalan, sawah, tambak, semak, dan hutan. Sebagian besar pemanfaatan lahan

didominasi oleh tambak dan sawah yang dikelola secara tradisional oleh

masyarakat setempat. Luas areal tambak mencapai 76,67% dari seluruh kawasan

Kecamatan Muaragembong, yakni sebesar 10.741 ha, sawah 15,91% (2.228 ha),

hutan 2,62% (367 ha), kebun campuran 2,14% (299,8 ha), perkampungan 1,49%

(208,7 ha), semak 0,95% (137 ha), dan tegalan 0,9% (26,6 ha). Untuk lebih jelas

dapat di lihat pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Penggunaan Lahan di Kecamatan Muaragembong Tahun 2009

Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)

- Pemukiman 208,7 1,49

- Sawah 2.228,8 15,91

- Tambak 10.741,0 76,67

- Kebun Campuran 299,8 2,14

- Tegalan 26,6 0,19

- Semak 137 0,95

- Hutan 367 2,62

Jumlah 14.009 100% Sumber: Kecamatan Muaragembong, 2009

5.4 Rencana Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Muaragembong

Rencana tata ruang dari pemerintah daerah yang dibuat oleh Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) berdasarkan Perda No. 5

tahun 2003 tentang rencana tata ruang wilayah khusus Pantai Utara Kabupaten

Bekasi, sampai saat ini belum terlaksana. Hampir keseluruhan isi dari rencana

pengembangan kawasan ini berbenturan dengan perencanaan pengelolaan yang

dibuat oleh Departemen Kehutanan. Dalam perencanaan ini, Kecamatan

Page 59: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

42

Muaragembong akan dijadikan sebagai bagian dari pengembangan Kota Pantai

Makmur, sesuai dengan pasal 19 Perda No. 5 tahun 2003.

Rencana pemanfaatan ruang mencakup rencana pengembangan sektor

pertanian, perdagangan dan jasa, industri, perkantoran, pariwisata serta

pergudangan atau terminal peti kemas. Pengembangan usaha agribisnis di

kawasan Pantai Utara Kabupaten Bekasi ini diarahkan kepada subsektor

perikanan khususnya perikanan laut dan tambak. Pengembangan dilakukan

dengan mengembangkan areal produksi perikanan terutama komoditas unggulan

dengan memanfaatkan potensi atau kesesuaian lahan. Rencana pengembangan

komoditas perikanan dilaksanakan di Kecamatan Muaragembong bagian Utara

(KP V), yakni pengembangan kepiting di Desa Pantai Bakti, budidaya rumput laut

di Desa Pantai Sederhana, dan Tambak di seluruh Muaragembong bagian Utara

Desa Pantai Sederhana, Desa Pantai Bakti, dan Desa Pantai Bahagia.

5.5 Komoditas Udang

Selain budidaya ikan laut, potensi perikanan lain yang ada di Kecamatan

Muaragembong adalah budidaya tambak. Budidaya tambak mendominasi

penggunaan kawasan sebesar 76,67 % dari total luas kawasan, dengan udang

sebagai produk utama. Beberapa jenis udang yang dibudidayakan adalah udang

windu, udang putih, dan udang api-api. Selama periode 2000–2009 luas areal

tambak mengalami peningkatan sebesar 1.764 ha, pada tahun 2000 luas areal

tambak sebesar 8.977 ha dan pada tahun 2009 luas areal tambak sebesar 10.741

ha. Namun, penambahan total produksi udang hanya sebesar 207,9 ton dari tahun

2000 sebesar 1.569,1 ton menjadi 1.777 ton pada tahun 2009. Pada tahun 2005

jumlah volume produksi udang di Kecamatan Muaragembong mengalami

Page 60: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

43

penurunan karena pada saat itu banyak petambak yang mengalami gagal panen

akibat kekeringan (kemarau panjang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 4 berikut ini.

Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan dan BPS Kab. Bekasi, 2010

Gambar 4. Jumlah Luas Lahan Tambak dan Total Produksi Udang di

Kecamatan Muaragembong Tahun 2000–2009

5.6 Karakteristik Responden

5.6.1 Jenis Kelamin dan Usia

Penduduk yang menjadi responden dalam penelitian terdiri atas jenis

kelamin laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin mempengaruhi jenis pekerjaan

yang dilakukan petambak. Petambak dengan jenis kelamin laki–laki lebih

diandalkan untuk bertambak dibandingkan jenis kelamin perempuan. Umur

berkaitan dengan kemampuan fisik responden untuk melakukan kegiatan. Umur

juga menjadi faktor yang menentukan pola pikir seseorang dalam menentukan

jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan termasuk keputusan untuk

mengalokasikan pendapatan yang diperoleh. Petambak udang yang menjadi

responden sebanyak 62 orang yang terdiri dari 96,7 % laki–laki dan 3,23%

perempuan. Pada Gambar 5 terlihat bahwa sebanyak 29,03 % berusia 41–50

0

500

1000

1500

2000

2500

8500

9000

9500

10000

10500

11000Luas (Ha)

Produksi udang (Ton)

Ha

Ton

Page 61: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

44

tahun; 27,42% berusia 31–40 tahun; 20,97% berusia 20–30 tahun; 16,33% berusia

51–60 tahun; dan 6,45% berusia lebih dari 60 tahun. Adapun sebaran kelompok

umur responden dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

5.6.2 Tingkat Pendidikan Terakhir

Pendidikan menunjukkan pendidikan formal yang pernah ditempuh

seseorang. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi berpengaruh terhadap

pemahaman dan pola pikir seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan dan

tindakan yang akan diambil untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Selain itu

tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap jenis pekerjaan yang dimiliki. Jenis

pekerjaan mempengaruhi jumlah pendapatan yang kemudian jumlah pendapatan

berpengaruh terhadap kesejahteraan seseorang. Berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan, tingkat pendidikan terakhir responden masih sangat rendah.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Terakhir

20.97%

27.42%29.03%

16.13%6.45%

20-30 Tahun31-40 Tahun41-50 Tahun51-60 Tahun>60 Tahun

6.45%

70.97%

12.90%

9.68%

Tidak Sekolah

SD

SLTP

SLTA

Page 62: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

45

Pada Gambar 6 terlihat bahwa responden yang berpendidikan terakhir SD

sebanyak 70,79% dan yang tidak sekolah sebanyak 6,45%. Sementara responden

yang berpendidikan SLTP sebanyak 12,90% dan SLTA sebanyak 9,68%.

Rendahnya tingkat pendidikan disebabkan oleh keadaan perekonomian yang

masih tergolong rendah dan fasilitas pendidikan yang kurang ketika itu.

Rendahnya pendidikan para petambak menyebabkan pemahaman dan pola pikir

mereka yang masih rendah sehingga dalam melakukan teknik budidaya tambak

udang masih tradisional dan adaptasi yang dilakukan terhadap perubahan iklim

masih sangat sederhana.

5.6.3 Status Perkawinan dan Jumlah Tanggungan

Status perkawinan dan jumlah tanggungan menunjukkan tingkat konsumsi

keluarga dalam kebutuhan primernya. Seseorang yang sudah menikah dan

memiliki anak, pendapatan yang diperolehnya untuk memenuhi konsumsi

keluarga. Jumlah tanggungan responden ditentukan dari jumlah anggota rumah

tangga yang terdiri dari istri, anak, dan anggota keluarga lainnya yang tinggal

bersama dalam satu atap dan menjadi tanggungan.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Berdasarkan hasil survei yang telah dilaksanakan, sebanyak 93,55%

responden sudah menikah dan sebanyak 6,45% responden belum menikah. Pada

9.68%

24.19%

35.48%

17.74%

12.90% Jumlah Tanggungan 2 orang

Jumlah Tanggungan 3 orang

Jumlah Tanggungan 4 orang

Jumlah Tanggungan 5 orang

Jumlah Tanggungan >5 orang

Page 63: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

46

Gambar 7 terlihat bahwa jumlah tanggungan para responden sebanyak 35,48%

responden memiliki tanggungan sebanyak empat orang, 24,19% responden

memiliki tanggungan tiga orang, 17,74% responden memiliki tanggungan

sebanyak lima orang, 12,90% responden memiliki tanggungan lebih dari lima

orang, dan 9,68% responden memiliki tanggungan dua orang.

5.6.4 Luas dan Status Kepemilikan Tambak Udang

Luas tambak dan status kepemilikan menunjukkan jumlah produksi udang

dari lahan tambaknya dan pendapatan yang diterima dari usaha tambak udang.

Luas lahan yang semakin luas maka jumlah produksinya akan tinggi. Jika status

kepemilikan lahan tambaknya adalah pemilik maka pendapatannya lebih besar

dari penyewa dan penjaga tambak (bujang). Pada Gambar 8 terlihat bahwa luas

lahan yang dikelola oleh responden bervariasi, yakni sebanyak 77,42% responden

luas areal tambak udang yang dikelola seluas 1–5 ha, 11,29% responden luas areal

tambak udang yang dikelola seluas 5,11–10 ha dan 11,29% responden luas areal

tambak udang yang dikelola seluas dari 10 ha. Sedangkan berdasarkan status

kepemilikannya yakni 67,74% pemilik tambak, 19,35% bujang (penjaga tambak),

dan 12,90% penyewa.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Areal Tambak

Udang yang Dikelola

77.42%

11.29%

11.29%

1 - 5 Ha

5.1 - 10 Ha

> 10 Ha

Page 64: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

47

5.6.5 Lama Pengalaman Bertambak Udang

Pengalaman bertambak menunjukkan pengetahuan dan penguasaan

petambak dalam usaha tambak udang. Petambak yang memiliki pengalaman yang

lama maka tingkat pengetahuan dan penguasaan dalam bertambak udang lebih

tinggi. Berdasarkan wawancara umumnya responden telah memiliki pengalaman

dalam usaha budidaya tambak udang. Sebanyak 46,77% responden telah memiliki

pengalaman 5-10 tahun, sebanyak 20,97% responden dengan pengalaman lebih

dari 20 tahun, sebanyak 19,35% responden dengan pengalaman 16–20 tahun, dan

sebanyak 12,90% responden dengan pengalaman sebanyak 11–15 tahun.

Persentase lama pengalaman bertambak udang dapat dilihat pada Gambar 9.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Pengalaman Dalam

Bertambak Udang

Pada uraian karakteristik di atas, responden petambak udang di Kecamatan

Muaragembong bersifat homogen. Ini terlihat pada tingkat pendidikan terakhir

yang mayoritas rendah. Sehingga pengetahuan serta pola berfikir antar responden

masih relatif sama. Selain itu, dilihat dari status perkawinan dan jumlah

tanggungan serta status kepemilikan dan luas areal tambak yang relatif sama

menunjukkan bahwa status sosial antar responden juga homogen.

46.77%

12.90%

19.35%

20.97%5 - 10 Tahun

11 - 15 Tahun

16 - 20 Tahun

>20 Tahun

Page 65: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

48

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.3 Identifikasi Fenomena Perubahan Iklim Lokal di Kecamatan

Muaragembong

6.1.1 Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bekasi dan BMKG, jumlah hari hujan

di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi dari tahun 2000 hingga tahun

2009 berfluktuatif. Pada tahun 2000, jumlah hari hujan di Kecamatan

Muaragembong Kabupaten Bekasi sebanyak 79 hari. Jumlah hari hujan tersebut

meningkat drastis pada tahun 2001 menjadi sebanyak 105,1 hari. Namun, pada

tahun 2002 jumlah hari hujan di Kecamatan Muaragembong turun menjadi 57 hari

hujan. Jumlah hari kering ditahun 2002 lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

hari hujannya. Dalam wawancara dengan responden, pada tahun 2002 musim

kemarau lebih panjang. Setelah tahun 2002, jumlah hari hujan kembali

mengalami peningkatan hingga tahun 2009.

Sumber: BPS Kabupaten Bekasi dan BMKG, 2010

Gambar 10. Grafik Jumlah Hari Hujan Menurut Bulan di Kecamatan

Muaragembong Tahun 2000-2009

0

5

10

15

20

25

30

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Page 66: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

49

Berdasarkan data yang diperoleh, hujan sering terjadi pada bulan Desember

hingga bulan Maret. Namun, berdasarkan data BMKG telah terjadi pergeseran

bulan jumlah hari hujan terbanyak (puncak musim hujan). Pada tahun 2001

jumlah hari hujan terbanyak terjadi di bulan Desember namun pada tahun–tahun

berikutnya jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari, Februari, dan

Maret.

Gambar 10 menunjukkan bahwa jumlah hari hujan di Kecamatan

Muaragembong mengalami turun naik (fluktuatif). Gambar 10 juga menunjukkan

puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember-Maret. Pada tahun 2000 jumlah

hari hujan terbanyak pada bulan Januari yakni sebanyak 15 hari hujan. Jumlah

hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember 2001 yakni 29 hari hujan. Pada

tahun 2002, jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari dan Februari yakni

sebanyak 15 hari hujan. Pada tahun 2003, jumlah hari hujan terbanyak pada bulan

Februari yakni sebanyak 20 hari hujan. Pada tahun 2004, jumlah hari hujan

terbanyak pada bulan Februari yakni sebanyak 16 hari hujan.

Pada tahun 2005, jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Maret yakni

sebanyak 26 hari hujan. Pada tahun 2006, jumlah hari hujan terbanyak pada bulan

Januari yakni sebanyak 15 hari hujan. Pada tahun 2007, jumlah hari hujan

terbanyak pada bulan Februari yakni sebanyak 18 hari hujan. Pada tahun 2008,

jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Februari yakni sebanyak 24 hari hujan.

Pada tahun 2009, jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Februari yakni

sebanyak 20 hari hujan.

Sementara itu, jumlah curah hujan di Kecamatan Muaragembong dari tahun

2000–2009 juga berfluktuatif. Pada tahun 2000, jumlah curah hujan di Kecamatan

Page 67: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

50

Muaragembong sebanyak 2.252 mm tertinggi pada bulan Januari. Jumlah curah

hujan terbanyak terjadi pada tahun 2007 yakni sebanyak 2.441.9 mm tertinggi

terjadi pada bulan Februari. Curah hujan terendah terjadi pada tahun 2002 yakni

sebanyak 1.146 mm tertinggi pada bulan Januari. Untuk lebih jelasnya mengenai

perkembangan curah hujan menurut bulan di Kecamatan Muaragembong dapat di

lihat pada Gambar 11 berikut ini.

Sumber: BPS Kabupaten Bekasi dan BMKG, 2010

Gambar 11. Grafik Jumlah Curah Hujan Menurut Bulan di Kecamatan

Muaragembong Tahun 2000-2009

Pada tahun 2001 dan 2002 jumlah curah hujan di Kecamatan

Muaragembong mengalami penurunan jumlah menjadi 1.530 mm tahun 2001 dan

1.146 mm tahun 2002 dengan curah hujan tertinggi pada bulan Februari. Pada

tahun 2003 dan 2004 jumlah curah hujan meningkat kembali menjadi 2.393 mm

dan 2.416 mm dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari. Pada

tahun tahun berikutnya jumlah curah hujan turun drastis menjadi 1.442 mm tahun

2005 dan 1.593 mm tahun 2006 dengan jumlah curah hujan tertinggi terjadi di

bulan Januari.

0.0

100.0

200.0

300.0

400.0

500.0

600.0

700.0

800.0

900.0

1000.0

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

(mm

)

Page 68: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

51

Pada tahun 2007, jumlah curah hujan kembali meningkat menjadi 2.441,9

mm dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari. Pada tahun 2008

dan 2009 jumlah curah hujannya lebih kecil dari tahun 2007 yaitu 1.568 mm

dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari tahun 2008 dan 1.610

mm curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2009. Jumlah curah hujan

pada tahun 2010 menurut perkiraan Badan Meteorologi. Klimatologi. dan

Geofisika (BMKG) akan terus meningkat diperkirakan akan terjadi La Nina.

6.1.2 Suhu

Suhu adalah keadaan derajat panas pada suatu tempat. Pada periode 2000-

2009 terjadi peningkatan suhu rata-rata di Kecamatan Muaragembong. Hal ini

dapat di lihat pada Gambar 12 di bawah ini.

Sumber: Dishidros TNI AL, 2010

Gambar 12. Suhu Rata-Rata di Kecamatan Muaragembong Tahun 2000-

2009

Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa pada rentang waktu 2000–2009 suhu

udara rata-rata di Kecamatan Muaragembong berkisar antara 28,09–28,75 0C.

Suhu rata-rata maksimum terjadi pada tahun 2005 dan 2006 yakni sebesar

28,730C dan 28,75

0C. Berdasarkan data BMKG pada tahun 2005 dan 2006 terjadi

curah hujan dan jumlah hari hujan terendah. Hal ini berarti pada tahun tersebut

28.00

28.10

28.20

28.30

28.40

28.50

28.60

28.70

28.80

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Suhu Rata-Rata (0C)

Page 69: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

52

mengalami musim kemarau yang cukup panjang. Suhu rata-rata terendah terjadi

pada tahun 2001 yakni sebesar 28,010C.

Namun, dalam rentang waktu 2000-2009 suhu di Kecamatan

Muaragembong mengalami fluktuasi dan perubahan-perubahan dalam bulan suhu

maksimum. Terjadinya fluktuasi dan perubahan suhu yang tidak menentu

berakibat pada pertumbuhan udang. Suhu yang tidak menentu mengakibatkan

udang stress dan pertumbuhannya terhambat.

6.1.3 Ketinggian Pasang

Berdasarkan data Dinas Hidro dan Oseanografi (Dishidros) TNI AL,

ketinggian pasang rata-rata di perairan Teluk Jakarta termasuk Muaragembong.

mengalami fluktuasi. Hal ini dapat di lihat pada Gambar 13 berikut ini.

Sumber: Dishidros TNI AL, 2010

Gambar 13. Ketinggian Rata-Rata Pasang Surut di Perairan Teluk Jakarta

Tahun 2000-2009

Ketinggian pasang surut harian di perairan Teluk Jakarta meliputi

Muaragembong berkisar antara 10–120 cm. Sedangkan ketinggian pasang surut

menurut bulan berkisar antara 59,84–60,80 cm. Ketinggian maksimum terjadi

pada bulan Desember 2001 yakni sebesar 60,80 cm. Ketinggian minimum terjadi

pada bulan November tahun 2003 sebesar 59,84 cm.

59.97

59.99

60.01

60.03

60.05

60.07

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Ketinggian Rata-

Rata Pasang Surut

(Cm)

Page 70: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

53

Ketinggian pasang surut rata-rata maksimum biasanya terjadi pada bulan

Februari dan Maret. Namun pada tahun 2001, ketinggian maksimum terjadi pada

bulan Desember. Pada tahun 2009, ketinggian rata-rata maksimum terjadi dua kali

yakni pada bulan Februari dan Desember. Biasanya para petambak dapat

memperkirakan kapan terjadinya pasang, namun sekarang para petambak tidak

bisa. Para petambak mengalami kerugian akibat banjir yang ditimbulkan jika

ketinggian pasang air laut, curah hujan, dan jumlah hari hujan yang tinggi terjadi

bersamaan.

6.1.4 Kecepatan Angin

Angin memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan gelombang,

arus air, dan perpindahan pasir. Angin merupakan udara yang bergerak dari

daerah yang bertekanan udara tinggi ke daerah yang bertekanan udara rendah.

Kecepatan angin yang terjadi di daerah perairan Teluk Jakarta termasuk

Muaragembong tahun 2000-2009 dapat dilihat pada Gambar 14.

Sumber: Dishidros TNI AL, 2010

Gambar 14. Kecepatan Angin Menurut Bulan di Perairan Teluk Jakarta

Tahun 2000-2009

2

4

6

8

10

12

142000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

(Km

/Jam

)

Page 71: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

54

Perubahan musim menyebabkan perubahan arah dan kecepatan angin.

Berdasarkan Gambar 14 dapat dilihat bahwa kecepatan angin maksimum terjadi

pada bulan Desember 2001 sebesar 14,1 km/jam. Kecepatan angin minimum

terjadi pada bulan Mei tahun 2008 sebesar 2 km/jam.

Kecepatan angin yang besar dapat menyebabkan gelombang yang menuju

pantai menjadi besar dan kuat. Gelombang yang besar dan kuat dapat

membahayakan tanggul sehingga rentan untuk rusak. Apabila tanggul–tanggul

rusak maka udang-udang akan keluar dari kolam. Karena itu petambak harus

menambah biaya tambahan untuk meninggikan atau membuat penahan agar

tanggulnya tidak rusak atau abrasi.

6.1.5 Persepsi Petambak Udang Terhadap Perubahan Iklim

Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden mengenai persepsinya

terhadap perubahan iklim, semua responden pernah mendengar istilah perubahan

iklim. Mayoritas mendengar istilah perubahan iklim berasal dari informasi media

televisi. Mayoritas responden memahami apa yang dimaksud dengan perubahan

iklim hal ini dibuktikan dengan penjelasan yang diberikan oleh mereka mendekati

dengan fenomena–fenomena yang ditimbulkan akibat perubahan iklim. Menurut

mereka perubahan iklim adalah berubahnya cuaca, musim hujan tidak menentu,

dan pasang surut yang tidak menentu lagi serta semakin tinggi.

6.1.5.1 Penilaian Responden Terhadap Suhu Udara

Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden, sebagian besar responden

merasakan telah terjadi peningkatan suhu di Kecamatan Muaragembong.

Berdasarkan data dari BMKG menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan suhu

rata-rata di daerah Muaragembong dalam selang waktu 2000-2010. Hal ini

Page 72: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

55

menunjukkan bahwa, persepsi responden petambak udang sesuai dengan data.

Untuk lebih jelasnya mengenai penilaian responden terhadap perubahan suhu

dapat dilihat pada Gambar 15.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Gambar 15. Penilaian Responden Terhadap Perubahan Suhu di Kecamatan

Muaragembong

6.1.5.2 Penilaian Responden Terhadap Curah Hujan

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, sebanyak 50% responden

merasakan telah terjadi peningkatan curah hujan di Kecamatan Muaragembong

selama 10 tahun terakhir. Berdasarkan data dari BMKG dan BPS Kabupaten

Bekasi menunjukkan bahwa telah terjadi kenaikan curah hujan selama 10 tahun

terakhir (2000-2010) yang fluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa, persepsi

responden petambak udang sesuai dengan data yang didapatkan. Untuk lebih

jelasnya mengenai penilaian responden terhadap curah hujan dapat dilihat pada

Gambar 16.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Gambar 16. Penilaian Responden Terhadap Curah Hujan di Kecamatan

Muaragembong

62.90%

24.19%

0% 12.90%

Meningkat Tetap

Menurun Tidak Tahu

50%

17.74%

11.29%

20.97%

Meningkat

Tetap

Menurun

Tidak Tahu

Page 73: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

56

6.1.5.3 Penilaian Responden Terhadap Jumlah Hari Hujan

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, sebanyak 69,35%

responden merasakan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah hari di Kecamatan

Muaragembong selama 10 tahun terakhir. Sedangkan responden yang berpendapat

bahwa jumlah hari hujan tidak mengalami peningkatan sebanyak 25,91%.

Sementara itu, responden yang berpendapat bahwa jumlah hari hujan mengalami

penurunan sebanyak 3,23%, sedangkan sisanya 1,61% menyatakan tidak tahu.

Berdasarkan data dari BMKG dan BPS Kabupaten Bekasi menunjukkan telah

terjadi kenaikan jumlah hari hujan selama 10 tahun terakhir (2000-2010)

walaupun fluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa, persepsi responden petambak

udang sesuai dengan data sekunder yang didapatkan. Untuk lebih jelasnya

mengenai penilaian responden terhadap curah hujan dapat dilihat pada Gambar

17.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Gambar 17. Penilaian Responden Terhadap Jumlah Hari Hujan di

Kecamatan Muaragembong

6.1.5.4 Penilaian Responden Terhadap Jumlah Hari atau Bulan Kering

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, sebanyak 54,84%

responden merasakan telah terjadi peningkatan jumlah hari kering dimusim

kemarau di Kecamatan Muaragembong selama 10 tahun terakhir. Sedangkan

responden yang berpendapat bahwa jumlah hari kering tidak mengalami

69.35%

25.81%

3.23% 1.61%

Meningkat

Tetap

Menurun

Page 74: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

57

peningkatan sebanyak 33,87%. Sementara itu, responden yang berpendapat bahwa

jumlah hari kering mengalami penurunan sebanyak 4,84%, sedangkan sisanya

6,45% menyatakan tidak tahu. Untuk lebih jelasnya mengenai penilaian

responden terhadap jumlah hari kering dapat dilihat pada Gambar 18.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Gambar 18. Penilaian Responden Terhadap Jumlah Hari atau Bulan Kering

di Kecamatan Muaragembong

6.1.5.5 Penilaian Responden Terhadap Tinggi dan Intensitas Banjir Pasang

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, sebanyak 82,20%

responden merasakan telah terjadi peningkatan tinggi dan intensitas banjir pasang

di Kecamatan Muaragembong selama 10 tahun terakhir dan sebanyak 17,74%

mengatakan tetap. Selain itu juga, mereka mengatakan bahwa pasang yang terjadi

pada saat ini sudah tidak menentu atau tidak dapat diperkirakan lagi. Untuk lebih

jelasnya mengenai penilaian responden terhadap tinggi dan intensitas banjir

pasang dapat dilihat pada Gambar 19.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010.

Gambar 19. Penilaian Responden Terhadap Tinggi dan Intensitas Banjir

Pasang

54.84%33.87%

4.84% 6.45%

Meningkat

Tetap

Menurun

Tidak Tahu

82.26%

17.74%0% 0%

Meningkat

Tetap

Menurun

Tidak Tahu

Page 75: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

58

6.1.5.6 Penilaian Responden Terhadap Tinggi dan Intensitas Banjir Sungai

Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden. seluruh responden

merasakan bahwa telah terjadi peningkatan tinggi dan intensitas banjir pasang di

Kecamatan Muaragembong selama 10 tahun terakhir. Dengan meningkatnya

jumlah curah dan hari hujan di Kecamatan Muaragembong mengakibatkan banjir

sungai. Selain itu juga, peningkatan banjir sungai di Kecamatan Muaragembong

disebabkan karena adanya peningkatan curah dan jumlah hari hujan di daerah

hulu yang mengakibatkan banjir kiriman.

6.2 Identifikasi dan Analisis Dampak dari Perubahan Iklim Terhadap

Kesejahteraan Petambak Udang di Kecamatan Muaragembong

Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan responden, sebanyak

45,16% responden merasakan adanya perubahan iklim yang berdampak pada

usaha budidaya tambak sejak tahun 2005. Sebanyak 30,65% responden mereka

merasakan adanya perubahan iklim yang berdampak pada usaha budidaya tambak

mereka sejak tahun 2000. Sebanyak 24,19% responden tidak memperhatikan

fenomena–fenomena perubahan iklim.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Gambar 20. Persepsi Petambak Terhadap Penyebab Gagal Panen Akibat

Perubahan Iklim

24.19%

25.81%

12.90%

37.10%

Hujan yang tidak menentu.

Pasang yang tidak menentu; dan hujan yang tidak menentu.

Hujan yang tidak menentu; dan kemarau panjang.

Pasang yang tidak menentu; hujan yang tidak menentu; dan kemarau panjang.

Page 76: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

59

Berdasarkan hasil survei dan wawancara terhadap responden, seluruh

responden menjawab mengalami kerugian dan gagal panen akibat perubahan

iklim. Pada Gambar 20 dapat dilihat bahwa sebanyak 37,10% responden

mengalami gagal panen akibat pasang yang tidak menentu, hujan yang tidak

menentu, dan kemarau yang panjang. Sebanyak 25,81% responden mengalami

gagal panen akibat dari pasang yang tidak menentu dan hujan yang tidak menentu.

Sebanyak 24,19% responden mengalami gagal panen akibat hujan yang tidak

menentu. Sisanya sebanyak 12,90% responden mengalami gagal panen akibat dari

hujan yang tidak menentu dan kemarau yang panjang.

Menurut keterangan yang didapatkan dari responden, kemarau panjang

mengakibatkan tambak–tambak mengalami kekeringan dan meningkatkan suhu

air ditambak sehingga tingkat keasaman (PH) air tambak menjadi asam. Hal ini

dapat menyebabkan udang stress atau berpenyakit dan kemudian akan mati.

Jumlah curah hujan dan hari hujan yang banyak akan mengakibatkan banjir pada

tambak mereka yang mengakibatkan gagal panen. Hal ini juga dapat diperparah

dengan pasang yang semakin tidak menentu dan ketinggiannya semakin naik.

Perubahan iklim yang terjadi menyebabkan tambak udang gagal panen.

Kegagalan panen menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi para petambak

udang. Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden. kerugian akibat gagal

panen berkisar antara Rp. 1.000.000.- sampai Rp. 2.000.000.- untuk setiap hektar

lahan tambak udang.

6.2.1 Penurunan Produktifitas Udang Dampak Dari Perubahan Iklim

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 62 responden, terdapat keterkaitan

antara perubahan iklim yang mengakibatkan terjadinya penurunan produktifitas

Page 77: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

60

tambak udang. Penurunan produktifitas menyebabkan penurunan total produksi

tambak udang di Kecamatan Muaragembong sebesar 25–50%. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan di daerah Lampung telah

terjadi penurunan produksi udang sebesar 30–40% dan di Jawa Timur sebesar

40% yang terkait dengan perubahan iklim.

Perubahan iklim membuat udang menjadi lebih rentan dengan perubahan

cuaca. Daya tahan udang menurun sehingga mudah terserang penyakit. Selain itu,

perubahan cuaca dan suhu perairan dapat memicu stress pada udang. Perubahan

iklim juga menyebabkan menyebarnya berbagai macam penyakit udang seperti

virus myo atau Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) dan penyakit bintik putih

atau White Spot Syndrome Virus (WSSV).

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, perubahan iklim juga

membutuhkan biaya untuk beradaptasi dan meminimalisasi dampak dari

perubahan iklim. Total biaya adaptasi terhadap perubahan iklim sebesar

Rp.205.900.000,- (meningkat sebesar 201,01%), naik dari Rp. 203.700.000,-

menjadi Rp. 409.600.000,-.

6.2.2 Analisis Nilai Tukar Petambak Udang (NTPU) di Kecamatan

Muaragembong

Perubahan iklim lokal telah mengakibatkan penurunan jumlah produksi

udang yang mengakibatkan pada penurunan pendapatan dan kesejahteraan

petambak udang. Ukuran tingkat kesejahteraan tidak hanya berdasarkan

perubahan pendapatan. tetapi juga dengan membandingkan total pendapatan

dengan total pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga.

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan petambak adalah

menggunakan Nilai Tukar Petambak Udang (NTPU) dengan mengadoptasi

Page 78: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

61

konsep Nilai Tukar Nelayan atau Nilai Tukar Petani. NTPU memperhitungkan

seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran keluarga. Pada dasarnya NTPU

merupakan indikator untuk mengukur kesejahteraan petambak secara relatif.

NTPU juga merupakan ukuran kemampuan keluarga petambak untuk memenuhi

kebutuhan subsistennya, karena itu disebut nilai tukar subsisten (subsistence term

of trade). NTPU dihitung dengan cara membandingkan total pendapatan

petambak dengan total pengeluaran petambak udang.

Tabel 9. Nilai Tukar Petambak Udang (NTPU) di Kecamatan

Muaragembong

No. Uraian

Tahun

1999 2010

1 Total Pendapatan (Rp./Tahun) 38.063.010 29.084.214

2 Total Pengeluaran (Rp./Tahun) 21.843.290 25.128.774

3 Nilai Tukar Petambak Udang (NTPU) 1,74 1,16 Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Pada Tabel 9 terlihat bahwa rata-rata NTPU di Kecamatan Muaragembong

Kabupaten Bekasi mengalami penurunan sebesar 33,58%. Pada tahun 1999,

NTPU sebesar 1,74 menjadi 1,16 pada tahun 2010. NTPU di Kecamatan

Muaragembong masih lebih besar dari 1 (NTPU > 1) yang artinya rata-rata para

petambak tersebut mempunyai tingkat kesejahteraan yang cukup baik. Dalam hal

ini, rata-rata petambak udang di Kecamatan Muaragembong mempunyai

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hidupnya (primer) dan

mempunyai potensi untuk mengkonsumsi kebutuhan sekunder serta menabung

(saving).

6.2.3 Analisis Ecological Footprint

Analisis jejak ekologi (ecological footprint analysis) merupakan alat analisis

untuk menentukan atau menghitung daya dukung lingkungan. Ecological

footprint menunjukkan seberapa besar suatu populasi atau bangsa memanfaatkan

Page 79: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

62

alam. Analisis ecological footprint ditentukan berdasarkan konsumsi masyarakat

di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis footprint menunjukkan bahwa nilai

footprint udang sebesar 0,04, nilai biocapacity (BC) sebesar 2.685,25, dan daya

dukung lingkungan parsial tambak udang (CC) sebesar 75.240. Artinya adalah

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi udang setiap orang dalam setahun dapat

dipenuhi dengan 0,04 ha lahan tambak udang, dengan daya dukung biologis atau

ukuran ketersediaan lahan produktif secara ekologis sebanyak 2.685,25 ha. dan

kapasitas dari lahan tambak udang di Kecamatan Muaragembong untuk

menopang kehidupan suatu wilayah yang berkelanjutan sebanyak 75.240 orang

dengan udang sebagai bahan pangannya.

Tabel 10. Hasil Perhitungan Analisis Ecological Footprint

Kategori Produktifitas Konsumsi

Komponen

Footprint

Biocapacity

(BC)= ha

(Y)= Kg/ha

(DE)=

Kg/kapita

(FP)=

ha/kapita DD=BC/EF

Bahan Pangan Dari Tambak Udang

1. Udang 297,57 10,62 0,04 YF= 0,25

A = 10.741 ha

Sub Total 297,57 10,62 0,04 2.685,25

Daya dukung Parsial (Tambak Udang)

75.240

Bahan Pangan Kebutuhan Pokok

1. Beras 4.570 219 0,0479 YF=0,76

2. Sayuran 11.725 81 0,0069 A= 2.228,8 ha

Sub Total

211 0,0548 1.693,89

Daya dukung Parsial (Pertanian)

30.894

Total 0,0905 4.379,14

Total Daya Dukung Lingkungan 48.378 Sumber: Data Primer diolah, 2010

Berdasarkan hasil perhitungan analisis footprint menunjukkan bahwa nilai

footprint pertanian sebesar 0,0548, nilai biocapacity (BC) sebesar 1.693,89 dan

daya dukung lingkungan parsial pertanian (CC) sebesar 30.894. Artinya adalah

Page 80: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

63

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan kebutuhan pokok setiap orang

dalam setahun dapat dipenuhi dengan 0,0548 ha lahan pertanian, dengan daya

dukung biologis atau ukuran ketersediaan lahan produktif secara ekologis

sebanyak 1.693,89 ha, dan dengan kapasitas dari lahan pertanian di Kecamatan

Muaragembong untuk menopang kehidupan suatu wilayah yang berkelanjutan

sebanyak 30.894 orang dengan beras dan sayuran sebagai bahan pangan

pokoknya.

Melalui metode footprint menunjukkan total daya dukung lingkungan di

Kecamatan Muaragembong sebesar 48.378 orang yang lebih besar dari jumlah

penduduk di Kecamatan Muaragembong 38.967 orang, maka dapat disimpulkan

bahwa telah terjadi kelebihan (surplus) sumberdaya sehingga “mengekspor” ke

daerah luar. Selain itu, total nilai footprint di Kecamatan Muaragembong sebesar

0,0905 lebih kecil dari perbandingan antara jumlah penduduk dengan nilai daya

dukung lingkungan sebesar 0,81 menunjukkan telah terjadi surplus sumberdaya

sehingga “diekspor” ke daerah lain.

Jika dilihat dari kondisi iklim akibat dari perubahan iklim yang terkadang

tidak menentu akhir-akhir ini mengakibatkan menurunnya produktifitas tambak

udang dan kualitas lahan tambak. Dengan menurunnya produktifitas udang dan

kualitas lahan tambak akan mengakibatkan menurunnya kemampuan dari daya

dukung lingkungan (carrying capacity) dan biocapacity lahan tambak udang di

Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi ini. Apabila kondisi iklim yang

tidak menentu dampak dari perubahan iklim maka akan menghakibatkan

kemampuan daya dukung lingkungannya dan sumberdaya alam dan lingkungan di

Page 81: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

64

Kecamatan Muaragembong tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan

masyarakatnya.

6.2.4 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk menentukan fungsi produksi

sebagai variabel tidak bebas (dependent) dan unsur iklim dan luas areal tambak

sebagai variabel bebas (independent). Berikut ini adalah model fungsi produksi

dari udang dengan menggunakan data sekunder yang diolah dengan program

SPSS 16.0:

Y = 13,291 + 0,081 X1 + 0,257 X2 – 0,333 X3 – 0,822 X4 + ε

Dimana: Y = Produksi udang (ton)

X1 = Luas lahan tambak (ha)

X2 = Curah hujan (mm/tahun)

X3 = Jumlah hari hujan (hari/tahun)

X4 = Suhu rata-rata (0C)

Model fungsi produksi udang diatas memiliki R-square sebesar 0,649 yang

artinya variabel luas lahan tambak, curah hujan, jumlah hari hujan, dan suhu rata-

rata, dalam model dugaan di atas mampu menjelaskan 64,9% terhadap variabel

produksi udang (Y) dan sisanya dijelaskan oleh varibel lain yang tidak

dimasukkan kedalam model. Berikut ini adalah penjelasan mengenai koefisien

yang berada pada model:

1. Luas lahan tambak (X1), nilai koefisien regresi untuk luas tambak dalam

model bertanda positif artinya kenaikan 1 ha luas lahan tambak udang diduga

akan meningkatkan produksi udang sebesar 0,081 ton dengan asumsi varibel

X2, X3, dan X4 (konstan).

Page 82: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

65

2. Curah hujan (X2), nilai koefisien regresi untuk curah hujan dalam model

bernilai positif artinya kenaikan curah hujan sebesar 1 mm/tahun diduga akan

meningkatkan produksi udang sebesar 0,257 ton dengan asumsi variabel X1,

X3, dan X4 tetap (konstan). Menurut DKP (2002) dan Buwono (1993), kriteria

lahan budidaya udang yang sesuai untuk curah hujan di daerah tambak udang

adalah 1.000–3.000 mm /tahun. Hasil regresi curah hujan di Kecamatan

Muaragembong berpengaruh positif karena curah hujan di Kecamatan

Muaragembong masih berada dibatas kriteria kesesuaian curah hujan di

wilayah pertambakan. Curah hujan akan berpengaruh negatif terhadap

produksi udang jika curah hujan di daerah tambak udang melebihi atau

kurang dari batas kesesuaian curah hujan di daerah tambak udang. Selain itu,

apabila curah hujan dan jumlah hari hujan di Kecamatan Muaragembong dan

di daerah hulu tinggi, maka akan bernilai negatif karena akan menimbulkan

banjir yang dapat menurunkan jumlah produksi. Pada saat curah hujan sangat

tinggi, bahkan sering dijumpai fenomena “plankthon collaps”, yaitu

plankthon yang ada di dalam perairan tambak mengalami “kematian secara

massal”. Pada kondisi kualitas air tambak tidak stabil, udang akan sangat

mudah mengalami stress dan sangat rentan terhadap berbagai ancaman

penyakit.

3. Jumlah hari hujan (X3), nilai koefisien regresi untuk jumlah hari hujan dalam

model bernilai negatif artinya kenaikan jumlah hari hujan sebesar 1 hari

diduga akan menurunkan produksi udang sebesar 0,333 ton dengan asumsi

variabel X1, X2, dan X4 tetap (konstan).

Page 83: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

66

4. Suhu rata-rata (X4), nilai koefisien regresi untuk suhu udara rata-rata dalam

model bernilai negatif artinya kenaikan suhu rata-rata sebesar 10C diduga akan

menurunkan produksi udang sebesar 0,822 ton dengan asumsi variabel X1, X2,

dan X3 tetap (konstan). Gejolak perubahan suhu telah memicu stress pada

udang dan melemahnya daya tahan tubuh benih udang (benur). Menurunnya

daya tahan tubuh mengakibatkan udang lebih mudah terjangkit penyakit.

Perubahan suhu perairan juga memacu meletupnya pertumbuhan plankton di

perairan, hal ini dapat mengganggu sirkulasi oksigen di tambak yang akhirnya

berdampak pada udang.

6.3 Adaptasi Petambak Udang Terhadap Perubahan Iklim

Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden, seluruh responden

melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. Bentuk adaptasi yang dilakukan

didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Bentuk adaptasi

yang dilakukan adalah berhenti sejenak untuk bertambak, merubah waktu panen

udang, membuat atau meninggikan tanggul untuk menahan banjir, dan menanam

pohon mangrove di sekitar tambak, Masing–masing para responden melakukan

adaptasi yang berbeda–beda.

Bentuk–bentuk adaptasi yang dilakukan oleh para petambak masih

tergolong sangat sederhana. Mereka hanya mengandalkan pengalaman dan

“insting” mereka sebagai seorang petambak udang. Tingkat pendidikan yang

masih rendah sangat mempengaruhi teknologi adaptasi yang dilakukan. Sebagian

besar responden melakukan adaptasi dengan merubah waktu panen udang,

membuat atau meninggikan tanggul untuk menahan banjir dan erosi, dan

Page 84: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

67

menanam pohon di sekitar tambak. Bentuk adaptasi yang dilakukan oleh para

responden disajikan dalam Gambar 21.

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Gambar 21. Bentuk Adaptasi yang Dilakukan Responden Terhadap

Perubahan Iklim

Selain itu, dari hasil wawancara diketahui bahwa para petambak masih

sering berspekulasi dalam menentukan waktu untuk menebar benur udang. Hal ini

menyebabkan pertumbuhan udang menjadi kurang baik dan kurang maksimal bila

waktu menebar yang tidak tepat. Para petambak udang juga terkadang tidak

memperhatikan kondisi iklim dan cuaca dalam menebar benur sehingga dapat

menimbulkan kerugian apabila waktunya tidak tepat. Hampir sebagian besar

tambak udang yang berada di Kecamatan Muaragembong masih dikelola secara

tradisional. Karena dikelola secara tradisional petambak hanya mengandalkan

kondisi alam dan iklim untuk mendapatkan hasil udang yang lebih baik. Bila alam

dan iklim berubah maka hasil udang yang mereka dapatkan pun akan berubah.

6.45%

8.06%

41.94%14.52%

8.06%

20.97%

Berhenti sejenak bertambak; merubah waktu

panen udang; dan membuat atau meninggikan tanggul untuk menahan banjir.

Berhenti sejenak bertambak; membuat atau

meninggikan tanggul untuk menahan banjir; dan menanam pohon mangrove di sekitar

tambak.Merubah waktu panen udang; membuat atau

meninggikan tanggul untuk menahan banjir; dan menanam pohon mangrove di sekitar

tambak.Merubah waktu panen udang; dan membuat

atau meninggikan tanggul untuk menahan

banjir.

Membuat atau meninggikan tanggul untuk

menahan banjir; dan menanam pohon mangrove di sekitar tambak.

Berhenti sejenak bertambak; merubah waktu

panen udang; membuat atau meninggikan tanggul untuk menahan banjir; dan menanam

pohon mangrove disekitar tambak.

Page 85: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

68

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat

menyimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Fenomena perubahan iklim lokal di Kecamatan Muaragembong Kabupaten

Bekasi Provinsi Jawa Barat telah terjadi. Hal ini berdasarkan dari data yang

diperoleh dari BMKG, BPS Kabupaten Bekasi, LIPI Oseanografi, Dishidros

TNI AL, dan hasil wawancara terhadap para petambak udang. Fenomena

perubahan iklim meliputi meningkatnya jumlah curah hujan, meningkatnya

hari hujan, meningkatnya jumlah hari atau bulan kering ketika musim

kemarau, meningkatnya suhu rata-rata, meningkatnya ketinggian banjir dan

intensitas pasang, dan meningkatnya ketinggian dan intensitas banjir sungai di

Kecamatan Muaragembong yang dirasakan oleh para petambak udang.

2. Perubahan iklim yang terjadi menyebabkan gagal panen dan kerugian bagi

para petambak udang. Perubahan iklim juga mengakibatkan terjadinya

penurunanan produktifitas tambak udang. Penurunan produktifitas yang terjadi

menyebabkan terjadinya penurunan terhadap volume produksi udang 25-50%.

Selain itu, telah terjadi peningkatan total biaya produksi sebesar 201,01%

yaitu meningkat dari Rp. 203.700.000,- menjadi Rp. 409.600.000,- akibat

adanya perubahan iklim. NTPU turun dari 1,74 tahun 1999 menjadi 1,16 pada

tahun 2010 atau mengalami penurunan sebesar 33,58%. Melalui metode

Ecological Footprint (EF) menunjukkan total daya dukung lingkungan di

Kecamatan Muaragembong sebesar 48.378 orang, nilai footprintnya 0,0905

ha/kapita, dan biocapacity (BC) 4.379,14 ha. Total nilai footprint di

Page 86: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

69

Kecamatan Muaragembong sebesar 0,0905 lebih kecil dari perbandingan

antara jumlah penduduk dengan nilai daya dukung lingkungan sebesar 0,81

menunjukkan telah terjadi surplus sumberdaya sehingga “diekspor” ke daerah

lain.

3. Perubahan iklim telah mendorong para petambak udang melakukan adaptasi.

Bentuk adaptasi yang dilakukan didasarkan pada pengalaman dan

pengetahuan yang dimiliki. Bentuk adaptasi yang dilakukan adalah berhenti

sejenak untuk bertambak, merubah waktu panen udang, membuat atau

meninggikan tanggul untuk menahan banjir, dan menanam pohon mangrove di

sekitar tambak.

7.2 Saran

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada instansi yang

terkait seperti Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Bekasi,

pemerintah Kabupaten Bekasi, dan dinas lainnya yang terkait dalam melakukan

kebijakan. Adapun beberapa saran yang dihasilkan dalan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Diperlukan adanya sosialisasi mengenai perubahan iklim kepada para

petambak udang secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dilakukan

agar para petambak udang memiliki pengetahuan yang baik mengenai

perubahan iklim dan dapat memahami serta mampu merespon dengan baik

dampak perubahan iklim.

2. Pemerintah serta stakeholder yang terkait harus membantu petambak udang

dalam menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan menunjang

khususnya yang memerlukan modal besar. Hal ini dapat berupa pembangunan

Page 87: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

70

tanggul permanen untuk menahan banjir, pemecah ombak dan pasang agar

tidak terlalu besar, pembuatan saluran-saluran air yang lebih baik, dan

penyediaan pompa air.

3. Masih tradisionalnya teknik tambak udang yang dilakukan oleh para petambak

membuat produktifitasnya masih rendah karena masih sangat bergantung

kepada alam. Sehingga diperlukan fasilitator dari pemerintah untuk

meningkatkan pengetahuan para petambak udang dalam melakukan usaha

budidaya tambak udang yang baik dan benar serta mendatangkan penghasilan

yang besar. Selain itu juga diperlukan bantuan dari pemerintah mengenai

perbaikan teknologi penangkapan dan penyediaan modal berbunga rendah.

4. Diperlukannya penelitian lanjutan untuk keterkaitan mengenai penurunan

produktifitas, daya dukung lingkungan, dan tingkat kesejahteraan dengan

perubahan iklim dilakukan dengan uji statistik serta menggunakan data dalam

rentang waktu yang cukup lama sehingga keterkaitannya lebih jelas terlihat.

Page 88: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

71

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, N. 2009. Analisis Respon Produksi, Permintaan Domestik, dan

Penawaran Ekspor Udang Indonesia. Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Bogor.

Azizy, A. 2009. Analisis Keterkaitan Daya Dukung Ekosistem Terumbu Karang

Dengan Tingkat Kesejahteraan Nelayan Tradisional (Studi Kasus

Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu,

Provinsi DKI Jakarta). Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bogor. 2010. Curah dan Jumlah

Hari Hujan Menurut Bulan. BMKG Bogor. Bogor.

Badan Pusat Satistik Kabupaten Bekasi. 2009. Kecamatan Muaragembong Dalam

Angka. BPS Kabupaten Bekasi. Bekasi.

Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Japara. 2007. Penerapan Best

Management Practices (BMP) Pada Budidaya Udang Windu (Penaeus

monodon Fabricius) Intensif. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya

Departemen Kelautan dan Perikanan. Jepara.

Boer R, Baharsjah J. S, Las I, Pawitan H. 2003. Analisis Kerentanan dan Adaptasi

Terhadap Keragaman dan Perubahan Iklim. Di dalam seminar Anomali dan

Perubahan Iklim Sebagai Peluang Untuk Meningkatkan Hasil Perikanan dan

Ketahanan Pangan 9-10 September 2003 di Bogor. PERHIMPI. Bogor.

Britain’s Meteorological Office. November 1999. Dalam

http://www.ecobridge.org.htm. Diakses tanggal 30 September 2010.

Buwono, I.D. 1993. Tambak Udang Windu Sistem Pengelolaan Berpola Intensif.

Kanisius. Yogyakarta.

Dinas Hidro dan Oseanografi TNI AL. 2010. Data Ketinggian Pasang Surut

Perairan Indonesia. Dishidros TNI AL. Jakarta.

Dekimpraswil. 2002. Review Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional: Kebijakan

Nasional Untuk Pengembangan Kawasan Budidaya. Bahan Sosialisasi

RTRWN dalam rangka Roadshow dengan Departemen Pertanian 17

Oktober. Ditjen Penataan Ruang Dekimpraswil. Jakarta.

Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Bekasi. 2008. Kajian

Potensi Perikanan Laut di Kecamatan Muaragembong. Dinas Peternakan.

Perikanan. dan Kelautan. Bekasi.

Hardjawinata, S. 1997. Perubahan Iklim Bumi, di Dalam Sumberdaya Air dan

Iklim dalam Mewujudkan Pertanian Efisien. PERHIMPI. Jakarta. Hal. 255-

283.

Handoko, I., Y. Sugiharto, dan Y. Syaukat. 2007. Keterkaitan Perubahan Iklim

dan Produksi Pangan Strategis: Telaah Kebijakan Independen dalan

Bidang Perdagangan dan Pembangunan. Seameo Biotrop. Bogor.

Page 89: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

72

Intergovermental Panel Climate Change. 2000. Emission Scenarios. Cambridge

University Press. Cambridge.

Jarraud, M. 2008. Perubahan Iklim III: Dampak Terhadap Kawasan Pantai dan

Negara Kepulauan. Dalam lokakarya media 21. Global Journalism

Network. Geneva.

Kementerian Lingkungan Hidup. 2001. Naskah Akademis Rancangan Peraturan

Pemerintah (RPP) Tentang Perubahan Iklim. Laporan Akhir. KLH. Jakarta.

. 2007. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Konteks dan Implikasinya Bagi Indonesia. Seameo Biotrop. Bogor.

Kisworo, Y. 2007. Analisis Usaha Budidaya Tambak Udang Dengan Pendekatan

Tata Ruang Wilayah Pada Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Tesis.

Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Koesmaryono, I. 1999. Pendekatan IPTEK Dalam Mengantisipasi Penyimpangan

Iklim. Di dalam Prosiding Diskusi Panel Strategi Antisipasif Menghadapi

Gejala Alam El-Nino dan La-Nina untuk Pembangunan Pertanian 1

Desember 1998 di Bogor. PERHIMPI. Bogor. Hal. 43-57.

Kompas. 5 Mei 2009. Perubahan Cuaca Ekstrem, Penyakit Udang Merebak.

Http://koralonline.com/artikel/12. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2010.

Lains, A. 2003. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Jilid 1. A. Mulyadi, Julius.

Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta.

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional. 2002. Perubahan Iklim: Basis

Ilmiah dan Dampaknya. LAPAN. Jakarta.

Marindro, I. 2008. Waspada terhadap Musim Hujan. Artikel. Dalam marindro-

ina.blogspot.com. Diakses pada tanggal 30 September 2010.

Moediarta, R dan P, Stalker. 2007. Sisi Lain Perubahan Iklim: Mengapa

Indonesia Harus Beradaptasi untuk Melindungi Rakyat Miskinnya. UNDP

Indonesia. Jakarta.

Mulyadi, S. 2005. Ekonomi Kelautan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Muralidhar, M., M. Kumaran, B. Muniyandi, N. W. Abery, N. R. Umesh, S. De

Silva, dan S. Jumnongsong. 2010. Perception of Climate Change Impacts

and Adaptation of Shrimp Farming in India: Farmer Focus Group

Discussion and Stakeholder Workshop Report (2nd

Edition). Network of

Aquaculture Centers in Asia-Pasific. India.

Murdiyarso, D. 2003. Protokol Kyoto Implikasinya Bagi Negara Berkembang.

Kompas. Jakarta.

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut. 2005. Kajian Daya dukung

Lingkungan Pengembangan Pulau Wetar Kabupaten Maluku Tenggara

Barat. IPB. Bogor.

Natural Nusantara. 2010. Budidaya Udang. PT. Natural Nusantara. Jakarta.

Page 90: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

73

Natawijaya, R.S, D. Supyandi, C. Tulloh, A.C. Tridakusumah, E.M. Calford, dan

M. Ford. 2009. Ketahanan Pangan dan Distribusi Pendapatan: Adaptasi

Petani Padi Berlahan Sempit. Crawford School of Economics and

Government at The Australian National University. Australia.

Sari, N. 2005. Penilaian Dampak Perubahan Iklim Terhadap Hasil Tanaman

Jagung (Zea Mays L.) dan Kedelai (Glicine mak L.) di Puspanegara dan

Margahayu Jawa Barat. Skripsi. Departemen Geofisika dan Meteorologi

FMIPA IPB. Bogor.

Satria, A. 2009. Pesisir dan Laut Untuk Rakyat. IPB Press. Bogor.

Suryani, S. 2008. Analisis Kelayakan Ekologi Budidaya Tambak Udang Dalam

Rangka Pengembangan Kawasan Pesisir di Kabupaten Purworejo. Tesis.

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor

Sutjahjo, H dan Gatut S. 2007. Akankah Indonesia Akan Tenggelam Akibat

Pemanasan Global ? Penebar Plus. Jakarta.

Tahir, A.G. 2000. Kajian Pengembangan Pertambakan Dalam Pemanfaatan

Lahan Pesisir Secara Lestari (Studi Kasus: Kabupaten Takalar, Sulawesi

Selatan). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Sulawesi Selatan.

Tim Peneliti LPPM-IPB. 2010. Analisis Dampak Perubahan Iklim Terhadap

Perekonomian Masyarakat Pesisir di Kecamatan Kadang Haur Kabupaten

Cirebon. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)

IPB. Bogor.

United Nations Development Program – Indonesia. 2007. Sisi lain perubahan

iklim - Mengapa Indonesia harus beradaptasi untuk melindungi rakyat

miskinnya. ISBN: 978-979-17069-0-2.

Ustriyana, I N. G. 2005. Model dan Pengukuran Nilai Tukar Nelayan (Kasus

Kabupaten Karangasem). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wackernagel, M and W.E. Rees. 1996. Our Ecological Footprint: Reducing

Human Impact on the Earth. New Society Publishers. Canada.

Page 91: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

74

LAMPIRAN

Page 92: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

75

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

Jl. Kamper level 5 Wing 5 Kampus IPB Darmaga Bogor (16680)

Telp. (0251) 8621 834. Fax. (0251) 8421 762

KUESIONER PENELITIAN

Hari/Tanggal: ………………………..

Nomor Responden : ……………………………………………………………..

Nama Responden : ……………………………………………………………..

Alamat Responden : ……………………………………………………………..

……………………………………………………………..

No. Telpon/HP : .........................................................................................

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai “Analisis

Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap Kesejahteraan Petambak Udang

(Studi Kasus Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Provinsi

Jawa Barat)” oleh Nurman Syahbana, Mahasiswa Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Saya mohon partispipasi

Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap

sehingga dapat memberikan data yang obyektif. Informasi Bapak/Ibu/Saudara/i

berikan akan terjamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasikan dan tidak untuk

kepentingan politis. Atas perhatian dan partisipasinya Saya ucapkan terima kasih.

A. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin : L/P

2. Usia : …….. tahun

3. Pendidikan Terakhir : a. Tidak Sekolah e. D1/Sederajat

b. SD/Sederajat f. D2/Sederajat

c. SLTP/Sederajat g. D3/Sedarajat

d. SLTA/Sederajat h. S1/Sederajat

4. Status Perkawinan : a. Menikah b. Belum Menikah

5. Jumlah Tanggungan : ………………. Orang

6. Penghasilan Bertambak: Rp. …………………………/Bulan

7. Penghasilan Selain Bertambak: Rp. ………………………./Bulan

8. Jumlah Pengeluaran : Rp. ………………………...../bulan

Keluarga Untuk Pangan

9. Jumlah Pengeluaran : Rp. ………………………...../bulan

Keluarga Untuk Non-Pangan

B. Kondisi Sumberdaya Perikanan Tambak

10. Lahan Tambak : - Luas Lahan : ……………….(Ha)

- Jenis Udang : ……………………….

- Sumber Air : a. Laut b. Sungai c. Lainnya………

- Satus Lahan : a. Pemilik b. Penyewa c. Lainnya………

- Pengalaman Bertambak: ……………. Tahun

Page 93: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

76

- Jumlah Panen dalam Setahun : …………. Kali

- Jumlah Produksi Rata-Rata Udang setiap panen: ...............Kg/Ha

- Jumlah Biaya dalam Bertambak : Rp……………………./Ha

- Jumlah Keuntungan Tambak : Rp. …………………../Ha

11. Konsumsi Udang Per KK/hari:

- Jenis Udang: ……………………….. (…….Kg/hari)

- Jenis Udang: ……………………….. (…….Kg/hari)

- Lainnya ………………………………

12 Berapa kali makan udang setiap hari? .......................... kali

C. Persepsi Terhadap Perubahan Iklim

13 Apakah Saudara pernah mendengar istilah perubahan iklim?

a. Pernah: Dari 1. TV 2. Radio 3. Koran

4. Petugas Pemerintah 5. Lainnya………………

b. Belum Pernah

14 Apakah Saudara memahami apa yang dimaksud dengan perubahan

iklim?

a. Ya b. Tidak

Jika Ya. Jelaskan: ………………………………………………………

……………………………………………………………………………

15 Menurut Saudara perubahan apa yang telah dirasakan di daerah

Saudara dalam 10 tahun terakhir?

- Suhu a. Meningkat c. Menurun

b. Tetap d. Tidak Tahu

- Curah hujan a. Meningkat c. Menurun

b. Tetap d. Tidak Tahu

- Jumlah hari/bulan hujan a. Meningkat c. Menurun

b. Tetap d. Tidak Tahu

- Jumlah hari/bulan kering a. Meningkat c. Menurun

b. Tetap d. Tidak Tahu

- Tinggi dan Intensitas a. Meningkat c. Menurun

Banjir Pasang b. Tetap d. Tidak Tahu

- Tinggi dan Intensitas a. Meningkat c. Menurun

Banjir Sungai b. Tetap d. Tidak Tahu

16. Sejak kapan Saudara merasakan adanya perubahan iklim?

a. 0 – 5 tahun lalu b. 5 – 10 tahun lalu c. Tidak Jelas

17. Apakah dampak perubahan iklim di Muaragembong sangat

berpengaruh terhadap kehidupan nelayan?

a. Ya b. tidak

18. Jika Ya, apakah yang dirasakan?............

19. Apakah Saudara mengalami kerugian akibat adanya perubahan iklim?

a. Ya, sejak kapan: …………………………………………………… b. Tidak, alasan : ……………………………………………………

20. Apakah Saudara pernah mengalami gagal panen akibat perubahan

iklim?

a. Tidak

Page 94: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

77

b. Ya, Karena (pilihan boleh lebih dari satu)

- Pasang yang tidak menentu. Kapan? ..................................................

- Hujan yang tidak menentu. Kapan? …………………………………

- Kemarau panjang. Kapan? …………...………………………………

- Lainnya………………………………..……………………………...

Jumlah kerugian : ……………………………..……………………….

21. Menurut Saudara, apakah perubahan iklim telah menurunkan tingkat

produktivitas (hasil) panen udang? a. Ya b. Tidak

Jika Ya, kira-kira penurunan dari…………./Ha menjadi

……………/Ha (…….%)

22. Menurut Bapak/ibu/sdr/i apakah perubahan iklim yang terjadi

mempengaruhi total pendapatan sebelum 10 tahun terakhir (1990-

1999)?

a. Ya

b. Tidak

23. Jika ya. bagaimana perubahan total pendapatan sebelum 10 tahun

terakhir (1990-1999):

a. Turun. berapa (Rp)…..? b. Naik. berapa (Rp)…..?

24. Bagaimana perubahan total pendapatan setelah 10 tahun terakhir

(2000-2009)?

a. Turun. berapa (Rp)................................................

b. Naik. berapa (Rp)……..............................

D. Adaptasi yang Dilakukan Akibat Perubahan Iklim

25. Apakah Saudara melakukan respon akibat perubahan iklim?

a. Ya, (lanjut kepertanyaan berikutnya)

b. Tidak, alasan: ……………………………………………………....

26. Apa yang Saudara lakukan untuk merespon perubahan iklim tersebut?

(pilihan boleh lebih dari satu)

a. Berhenti sejenak bertambak

b. Merubah waktu panen udang

c. Membuat tanggul untuk menahan banjir

d. Menanam pohon mangrove di sekitar tambak

e. Lainnya…………………….

27. Berapa jumlah biaya yang saudara keluarkan untuk merespon akibat

dari perubahan iklim setiap tahunnya?

- Sebelum (1990-1999) : Rp. ......................................................

- 10 tahun Terakhir (2000-2009): Rp .....................................................

Catatan:

Page 95: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

78

Lampiran 2. Hasil Regresi Linear Berganda Menggunakan SPSS 16.0

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 X4, X3,

X2, X1a

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Y

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .806a .649 .369 2.51961 1.276

a. Predictors: (Constant). X4. X3. X2. X1

b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 58.758 4 14.689 2.314 .191a

Residual 31.742 5 6.348

Total 90.500 9

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 13.291 2.931 4.535 .006

X1 .081 .331 .098 .244 .817 .439 2.276

X2 .257 .251 .338 1.027 .352 .648 1.543

X3 -.333 .363 -.276 -.916 .402 .775 1.290

X4 -.822 .403 -.742 -2.042 .097 .532 1.880

a. Dependent Variable: Y

Page 96: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

79

Page 97: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

80

Lampiran 3. Data Produksi. Luas Lahan Tambak. Curah Hujan, Jumlah

Hari Hujan, dan Suhu Rata-Rata

Tahun Produksi

(ton)

Luas

(ha)

Curah

Hujan

(mm)

Jumlah

Hari Hujan

(hari)

Suhu

Rata-Rata

(0C)

2000 1569.10 8957.00 2252.00 79.00 28.66

2001 1929.00 8977.00 1529.50 105.10 28.09

2002 1898.60 8977.00 1146.00 57.00 28.32

2003 1915.80 10199.00 2393.00 87.00 28.28

2004 1956.10 10204.00 2416.00 96.00 28.53

2005 864.80 10231.00 1442.00 96.00 28.73

2006 1145.90 10233.00 1593.00 83.00 28.75

2007 1620.60 10736.00 2441.90 106.00 28.68

2008 1717.25 10743.00 1568.00 84.00 28.63

2009 1777.00 10741.00 1610.00 85.00 28.67

Page 98: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

81

Lampiran 4. Perhitungan Nilai Tukar Petambak Udang Tahun 1999 dan

2010

No.

2010 1999

Total

Pendapatan

Total

Pengeluaran

NTPU

Total

Pendapatan

Total

Pengeluaran

NTPU (Rp./Tahun) (Rp. /Tahun) (Rp./Tahun) (Rp. /Tahun)

1 22.716.000 18.000.000 1,26 30.474.000 16.500.000 1,85

2 16.611.600 15.600.000 1,06 24.917.400 11.100.000 2,24

3 39.090.000 28.800.000 1,36 54.311.400 23.800.000 2,28

4 31.200.000 30.000.000 1,04 44.400.000 25.000.000 1,78

5 27.600.000 27.240.000 1,01 34.800.000 22.240.000 1,56

6 46.800.000 36.000.000 1,30 58.320.000 31.000.000 1,88

7 28.800.000 25.200.000 1,14 40.320.000 20.200.000 2,00

8 61.200.000 38.400.000 1,59 73.800.000 33.400.000 2,21

9 25.200.000 22.800.000 1,11 38.160.000 20.300.000 1,88

10 43.080.000 27.804.000 1,55 56.328.000 20.304.000 2,77

11 14.400.000 14.400.000 1,00 21.600.000 11.900.000 1,82

12 45.597.000 36.600.000 1,25 60.955.800 35.900.000 1,70

13 48.000.000 36.000.000 1,33 57.750.000 33.500.000 1,72

14 39.600.000 25.800.000 1,53 46.620.000 20.800.000 2,24

15 21.600.000 25.200.000 0,86 27.450.000 22.700.000 1,21

16 22.800.000 22.800.000 1,00 28.650.000 20.300.000 1,41

17 18.000.000 18.000.000 1,00 25.200.000 15.500.000 1,63

18 84.000.000 45.600.000 1,84 102.000.000 38.100.000 2,68

19 18.000.000 16.800.000 1,07 27.000.000 14.300.000 1,89

20 18.000.000 16.800.000 1,07 25.200.000 14.300.000 1,76

21 18.000.000 16.800.000 1,07 27.000.000 14.300.000 1,89

22 30.000.000 32.400.000 0,93 45.000.000 27.400.000 1,64

23 19.126.667 14.400.000 1,33 26.890.000 13.400.000 2,01

24 25.200.000 25.200.000 1,00 35.280.000 22.700.000 1,55

25 14.400.000 14.400.000 1,00 21.600.000 8.400.000 2,57

26 28.800.000 25.200.000 1,14 35.820.000 20.200.000 1,77

27 45.600.000 38.400.000 1,19 54.240.000 33.400.000 1,62

28 54.000.000 52.440.000 1,03 63.000.000 49.940.000 1,26

29 21.600.000 25.200.000 0,86 32.400.000 22.700.000 1,43

30 36.000.000 28.800.000 1,25 43.200.000 26.300.000 1,64

31 30.600.000 28.800.000 1,06 34.800.000 26.300.000 1,32

32 9.600.000 14.400.000 0,67 13.440.000 11.900.000 1,13

33 19.200.000 18.000.000 1,07 25.200.000 13.500.000 1,87

34 36.000.000 24.000.000 1,50 42.300.000 21.500.000 1,97

35 30.000.000 29.400.000 1,02 39.000.000 26.900.000 1,45

Page 99: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

82

36 36.000.000 36.000.000 1,00 48.000.000 31.000.000 1,55

37 32.400.000 22.020.000 1,47 41.400.000 19.520.000 2,12

38 25.200.000 37.200.000 0,68 34.800.000 34.700.000 1,00

39 21.600.000 21.600.000 1,00 27.000.000 20.100.000 1,34

40 18.000.000 22.200.000 0,81 27.000.000 19.700.000 1,37

41 18.000.000 18.600.000 0,97 27.000.000 16.100.000 1,68

42 33.600.000 22.800.000 1,47 44.400.000 20.300.000 2,19

43 24.000.000 23.400.000 1,03 33.000.000 21.900.000 1,51

44 18.000.000 19.200.000 0,94 27.000.000 16.700.000 1,62

45 24.000.000 21.600.000 1,11 31.200.000 19.100.000 1,63

46 36.000.000 28.800.000 1,25 44.400.000 26.300.000 1,69

47 26.400.000 23.400.000 1,13 36.000.000 20.900.000 1,72

48 18.000.000 14.400.000 1,25 22.680.000 11.900.000 1,91

49 18.000.000 14.400.000 1,25 25.200.000 11.400.000 2,21

50 14.400.000 14.400.000 1,00 19.080.000 11.900.000 1,60

51 14.400.000 14.400.000 1,00 21.600.000 13.400.000 1,61

52 21.600.000 18.000.000 1,20 32.400.000 13.500.000 2,40

53 72.000.000 48.000.000 1,50 83.700.000 38.000.000 2,20

54 36.000.000 35.640.000 1,01 42.000.000 32.640.000 1,29

55 22.800.000 20.040.000 1,14 30.000.000 17.540.000 1,71

56 18.000.000 18.000.000 1,00 25.200.000 15.500.000 1,63

57 39.600.000 32.400.000 1,22 46.620.000 29.400.000 1,59

58 21.600.000 18.000.000 1,20 32.400.000 15.000.000 2,16

59 43.200.000 38.400.000 1,13 52.800.000 35.900.000 1,47

60 18.000.000 18.000.000 1,00 27.000.000 15.500.000 1,74

61 18.000.000 19.800.000 0,91 27.000.000 17.300.000 1,56

62 24.000.000 21.600.000 1,11 33.600.000 19.100.000 1,76

Rata-

Rata 29.084.214 25.128.774 1,16 38.063.010 21.843.290 1,77

Page 100: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

83

Lampiran 5: Dokumentasi Penelitian

Page 101: Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap ... · iv pernyataan dengan ini saya mengatakan bahwa sripsi yang berjudul “analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap kesejahteraan

84