fakultas ekonomi universitas sebelas maret …/analisis-pengaruh-tingkat...perpustakaan.uns.ac.id...

117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PDRB PER KAPITA, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO (Studi Kasus periode Tahun 1994-2008) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta OLEH : Ardhian Fajar Cahyanto F0107028 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: others

Post on 16-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PDRB PER KAPITA, DAN

TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI

DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

(Studi Kasus periode Tahun 1994-2008)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat guna

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

OLEH :

Ardhian Fajar Cahyanto

F0107028

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”

( Filipi 4: 6)

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”

(Matius 6 : 33-34)

“Kita mendapatkan kekuatan, keberanian, dan kepercayaan diri melalui pengalaman dimana kita benar-benar berhenti untuk menghadapi rasa takut”

( Eleanor Roosvelt)

Page 5: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sripsi ini saya persembahkan untuk:

v My Beloved Father : Jesus Christ For Your Everlasting Love

v Ayah dan Ibu tercinta

v Mbak Linda, Mas Koen, Mas Tito, Mbak Heni, Beni

v Keponakanku Keenan dan Tita

v Sahabat-sahabat yang telah mendukungku

v Almameterku UNS

Page 6: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Dengan rasa bersyukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas pertolngan dan bimbingan- Nya sehingga penulis telah menyelesaikan

penelitiannya dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak sempurna dan

banyak kekurangannya, untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini dibantu oleh beberapa

pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada

:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.Si,. selaku dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Bapak Drs. Supriyono, M.Si dan Ibu Izza Mafruah, S.E, M.Si,. selaku

Ketua jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

membimbing dan memberikan masukan yangberarti dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Siti Aisyah Tri r, S.E, M.Si,. selaku dosen Pembimbing Akademik

5. Bapak/Ibu dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan UNS yang telah membantu saya selama menempuh

studi

Page 7: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

6. Seluruh pegawai BPS yang telah membantu penulis dalam

mengupulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi

7. Keluarga tercinta, Papa, Mama, Mbak Linda, Mas Koen, Mas Tito,

Mbak Heni, Beni, atas dukungan materiil, moril, dan spiritual.

8. Teman- teman EP 2007 kelas A dan B atas dukungan dan bantuan

serta pengalaman hidup yang berharga bersama kalian.

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, kami

ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan senantiasa memberikan anugrah-

Nya

Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran untuk skripsi ini dan

penulis juga mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya dan

Mahasiswa Fakultas Ekonomi pada khususnya.

Surakarta,

Penulis

Page 8: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………. xiv

ABSTRAK ................................................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................. 11

C. Tujuan penelitian ....................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ........................................................................................... 13

1. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................ 13

2. Produk Domestik Regional Bruto ....................................................... 14

3. Produk Domestik Regional Bruto Per kapita ..................................... 16

Page 9: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

4. Inflasi .................................................................................................. 17

5. Tingkat Pengangguran ......................................................................... 25

6. Sumber-Sumber Pendapatan Daerah .................................................. 31

B. Hasil Penelitian Sebelumnya .................................................................... 33

C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 35

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 38

B. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 38

C. Data dan Sumber Data .............................................................................. 38

D. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 39

E. Pemilihan bentuk Fungsi Empiris ............................................................. 40

F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 42

BAB IV ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ......................................................... 51

1. Keadaan Geografis ................................................................................. 51

2. Iklim ....................................................................................................... 51

3. Hidrologi ................................................................................................ 52

4. Luas Wilayah ......................................................................................... 52

B. Keadaan Demografi .......................................................................... 56

1. Keadaan Penduduk ....................................................................... 56

2. Komposisi Penduduk ................................................................... 56

C. Analisis Deskriptif ............................................................................. 60

1. Perkembangan Tingkat Inflasi Kabupaten Sukoharjo ................. 60

2. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita

Page 10: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Kabupaten Sukoharjo .................................................................. 62

3. Perkembangan Tingkat Pengangguran Kabupaten Sukoharjo .... 64

4. Tingkat Perkembangan PAD Kabupaten Sukoharjo ................... 67

D. Hasil seleksi Bentuk Fungsi Model Empiris .................................... 69

E. Analisis Statistik .............................................................................. 70

1. Uji Statistik .............................................................................. 74

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 76

F. Uji Hipotesa Teori ............................................................................ 81

G. Interpretasi Ekonomi dan Pembahasan ............................................. 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 83

B. Saran ................................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Realisasi Pendapatan Daerah Otonom Kabupaten Sukoharjo

Menurut Jenis Penerimaan Tahun Anggaran 2006 s.d 2007 …………… 10

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Presentase menurut Kecamatan

Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 …………………………………... 53

Tabel 4.2 Luas Penggunaan Lahan menurut Kecamatan

Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 …………………………………… 54

Tabel 4.3 Banyaknya Desa atau Kelurahan menurut Kecamatan

Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 …………………………………… 55

Tabel 4.4 Banyaknya Penduduk menurut Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 …………………… 57

Tabel 4.5 Banyaknya Penduduk (10 tahun keatas) menurut Pendidikan

Yang Ditamatkan Di Kabupaten Sukoharjo 2006 – 2008 ………………... 58

Tabel 4.6 Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha Utama Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 …………. 59

Tabel 4.7 Data Inflasi dari Tahun 1994-2008 ………………………………………. 61

Tabel 4.8 PDRB`Per Kapita Kabupaten Sukoharjo Tahun 1994-2008

Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) ..................................................... 63

Tabel 4.9 Tingkat Pengangguran Kabupaten Sukoharjo

Tahun 1994-2008 ………………………………………………………….. 66

Tabel 4.10 Laju Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Sukoharjo Tahun 1994-2008 ……………………………………………. 68

Tabel 4. 11 Hasil Uji MWD Bentuk model Linear …………………………………... 69

Page 12: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Tabel 4. 12 Hasil Uji MWD Bentuk Model LogLinear ………………………………. 70

Tabel 4. 13 Data Tingkat Inflasi, PDRB per Kapita, Tingkat Pengangguran,

dan PAD Kabupaten Sukoharjo dari tahun 1994 – 2008 ………………... 72

Tabel 4. 14 Regresi Linier memakai Log ……………………………………………… 73

Tabel 4. 15 Hasil Multikolinieritas ………………………………………………… 77

Tabel 4. 16 Hasil Heterokedastisitas ……………………………………………….. 79

Page 13: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Demand – pull inflation ………………………………………………… 21

Gambar 2.2 Cost – push inflation …………………………………………………. 22

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pemikiran …………………………………………….. 36

Gambar 3.1 Daerah terima dan daerah tolak uji t …………………………………… 45

Gambar 3.2 Daerah terima dan daerah tolak uji F …………………………………... 46

Gambar 3.3 Daerah Ho diterima dan ditolak dalam Uji Autokorelasi ………………. 49

Gambar 4.1: Uji Durbin – Watson …………………………………………………… 80

Page 14: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lamoiran 3

Page 15: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

ABSTRAK

ARDHIAN FAJAR CAHYANTO

NIM F0107028

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, PDRB PER KAPITA, DAN

TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

KABUPATEN SUKOHARJO (Studi Kasus periode Tahun 1994-2008)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel inflasi, PDRB perkapita, tingkat pengangguran terhadap PAD di Kabupaten Sukoharjo. Jenis data dalam peneltian ini adalah menggunakan data sekunder yang tergolong data time series yang diambil dari kantor BPS Kabupaten Sukoharjo serta beberapa sumber dan buku yang relevan dengan penelitian ini. Hipotesis dari penelitian ini adalah variabel inflasi dan pengangguran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PAD. Variabel PDRB perkapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda, dimana variabel PAD sebagai dependen variabel sedangkan inflasi, PDRB perkapita dan pengangguran sebagai variabel independen.

Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan variabel inflasi dan pengangguran tidak signifikan terhadap PAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai nilai probabilitas diatas 0,05. Variabel PDRB perkapita secara signifikan berpengaruh positif terhadap PAD Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai nilai probabilitas dibawah 0,05. Sedangkan secara keseluruhan inflasi, PDRB perkapita, dan pengangguran berpengaruh nyata terhadap PAD Kabupaten Sukohajo ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 30.47121> F tabel 3,68 pada α 5%. Artinya variabel - variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji ekonometrika menunjukkan tidak adanya gangguan multikolinieritas (nilai r untuk semua variabel dependen lebih kecil dari nilai R2, tidak adanya gangguan heterokedastisitas, dan tidak dapat disimpulkan apakah ada atau tidak ada masalah autokorelasi positif maupun negatif dari model regresi yang akan digunakan).

Melihat hasil analisis data ini, untuk meningkatkan PAD di Kabupaten Sukoharjo perlu kecermatan dalam meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto perkapita. Program pembangunan bidang ekonomi diantaranya dengan meningkatnya pendidikan tenaga kerja dan program Keluarga Berencana yang dijalankan dengan baik dapat meningkatkan nilai absolut PDRB dengan cepat

Kata Kunci ; PAD, Inflasi, PDRB perkapita, dan Tingkat Pengangguran

Page 16: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

ABSTRAK

ARDHIAN FAJAR CAHYANTO

NIM F0107028

AN ANALYSIS OF INFLATION LEVEL, PDRB PER CAPITA AND

UNEMPLOYMENT LEVEL, TOWARD LOCAL, INCOME, AT DISTRICT

SUKOHARJO ( A Study Case during 1994 – 2008)

This research proposed to know how far the impact of inflation, PDRB per capita, and unemployment variables toward local income at District Sukoharjo. This research used secondary data as same as time series data taken from BPS Office at District Sukoharjo and other sources and books that relevant to this research. Hypothesis showed that inflation and unemployment has negative and significant impact to local income. PDRB per capita has positive and significant impact to local income. This research used multi regression model as its data analysis where local income became dependent variable and inflation, PDRB per capita and unemployment became independent variable.

Statistical result showed that inflation an unemployment has no significant impact to local income of District Sukoharjo with probability value more than 0,05. PDRB per capita has positive and significant impact to local income of Sukoharjo with probability value less than 0,05. After al, inflation, PDRB per capita, and unemployment has real impact to local income of Sukoharjo. It shown by F-value about 30.47121> F tabel 3,68 pada α 5%; it means that independent variables have impact to dependent variables. Econometrical test showed no multi co-linearity inhibition (r-value for all dependent variables less than R2 value, no hetero-cedasticity and there is no conclution whether any positive and negative autocorrelation from this regression model or not).

Based on data analysis result, it can concluded that Sukoharjo needs an accuracy to increase Bruto Regional Domestic Product per capita; establish development program in economic sector by improve education for employees and good management and application for Planned Family program will increase absolute value of PDRB quickly.

Keyword: local income (PAD), inflation, PDRB per capita, and unemployment level

Page 17: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Tujuan pembangunan yang diinginkan pemerintah baik di tingkat pusat

maupun daerah adalah meningkatkan perekonomian yang berupa pemerataan

pembangunan di semua bidang, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

peningkatan taraf hidup rakyat. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, taraf

hidup rakyat akan meningkat. Hakekat pembangunan daerah sebagai bagian dari

pembangunan nasional adalah terwujudnya kesejahteraan umum yang berkeadilan

social sebagaimana telah diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945. Artinya

bahwa dengan adanya proses pembangunan yang dilaksanakan secara

berkelanjutan dari waktu ke waktu diharapkan adanya perubahan yang signifikan

terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Pertumbuhan

suatu sektor perekonomian yang terjadi di suatu wilayah akan berdampak tidak

hanya pada pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut tetapi juga di wilayah

lainnya yang memiliki keterkaitan ekonomi dengan wilayah tersebut.

Pembangunan suatu daerah harus meperhatikan sektor-sektor yang ada

pada suatu daerah. Salah satu penentu keberhasilan pembangunan daerah adalah

semakin meningkatnya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang

semakin meningkat akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut.

Dengan adanya pembangunan di bidang ekonomi maka diharapkan taraf hidup

1

Page 18: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

masyarakat menjadi lebih baik, tingkat kemakmuran semakin tinggi, kesempatan

kerja semakin luas, dan kualitas sumber daya manusia semakin membaik.

Pengelolaan pemerintah daerah baik ditingkat propinsi maupun tingkat

kabupaten atau kota telah memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya UU

No 32 Tahun 2004 dan UU No 33 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang

menggantikan Undang-Undang No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah

Undang-undang tentang pemerintahan daerah telah mengalami

penyempurnaan sejak tahun 1948. Undang-undang yang pertama adalah UU No

22 Tahun 1948 tentang Pemerintahan Daerah yang direvisi oleh UU No 1 Tahun

1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah yang direvisi oleh UU No. 18

Tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah yang direvisi oleh UU

No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah yang direvisi oleh

UU No. 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Daerah yang direvisi oleh UU No. 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang direvisi oleh No 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (UU. RI, No.32 dan 33, 2004).

. Berbagai kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk mengembalikan atau

menstabilkan perekonomian. Salah satunya adalah kebijakan otonomi daerah yang

mengubah system sentralisasi menjadi desentralisasi yaitu dengan adanya UU no

22 tahun 1999. Otonomi daerah adalah pemberian kekuasaan kepada daerah untuk

mengelola sendiri daerahnya masing-masing. Sebagaimana disebutkan dalam UU

no 32 tahun 2004 tentang pemerintah Daerah, pasal 1 ayat 5 bahwa “Otonomi

daerah adalah hak, wewenag, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

Page 19: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Jadi pemerintah daerah memiliki

kekuasaan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan masing-

masing, termasuk juga dalam mengelola sumber keuangan serta rencana anggaran

belanja.

Pencapaian tujuan strategis yang pokok dalam pembangunan yaitu

perluasan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang memungkinkan

peningkatan pengahasilan penduduk yang sehingga tercipta stabilitas

perekonomian. Untuk itu diperlukan peningkatan dan pemupukan sumber-sumber

pembiayaan maupun dunia usaha swasta. Hal ini dapat disebut sebagai masalah

utama pembangunan daerah. Sumber-sumber pembiayaan pembangunan

khususnya pembangunan daerah antara lain berasal dari Pendapatan daerah yang

menurut UU No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat

dengan daerah meliputi : PAD, dana perimabngan, dan lain-lain pendapatan yang

sah Jadi semua pemerintahan daerah, baik daerah, provinsi maupun

kabupaten/kota di Indonesia mengatur sendiri daerahnya masing-masing dengan

sumber dana sebagaimana yang telah ditetapkan pada UU no 33 tahun 2004

tersebut.

Pembangunan nasional tidak terlepas dari pembangunan daerah karena

keberhasilan dalam pembangunan daerah akan menunjang pula keberhasilan

dalam pembangunan nasional. Di dalam GBHN tahun 1998 tujuan pembangunan

nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang

merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam wdah Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat

dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis

Page 20: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka bersahabat, tertib dan

damai

Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah mepunyai peluang yang lebih

besar untuk mendorong member motivasi membangun daerah yang kondusif,

sehingga akan muncul kreasi dan dya inovasi yang dapat bersaing dengan daerah

lain, mengingat daerah lebih akrab dengan daerahnya sendiri dan lingkungannya

(HAW. Widjaja, 2002 : 208)

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, daerah dituntut untuk memiliki

kemampuan dalam membiayai pemerintahan dan pembangunan secara mandiri,

dimana daerah yang tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah dapat

dihapus atau digabung dengan daerah lain. Hal ini menunjukkan bahwa Pendaptan

Asli Daerah (PAD) sangat besar peranannya dalam menyelenggarakan otonomi

daerah. Semakin besar kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten, maka daerah akan

semakin mampu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan

pembangunan daerah juga akan semakin lancer. Dalam pasal 6 UU No 33 Tahun

2004, disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) bersumber dari :

1. Pajak Daerah

2. Retribusi Daerah

3. Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang Dipisahkan

4. Lain-lain Pendapatan Asli daerah yang sah

Menurut Ateng Syrifudin (1999 : 9 ) tujuan pemberian otonomi kepada

daerah dalah untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna

Page 21: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

penyelenggaraan pemerintah dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan

pelaksanaan pembangunan. Untuk melaksanakan tujuan tersebut maka kepada

daerah perlu diberikan kewenang-wenangan untuk melaksanakan berbagai urusan

rumah tangganya

Pelaksanaan otonomi daerah yang telah ditetapkan dengan Undang –

Undang No 32 tahun 2004 ternyata tidak dapat berjalan dengan mulus. Banyak

hambatan yang dialami oleh pelaksana pemerintahan di daerah untuk

melaksanakannya. Banyak hal-hal yang dilakukan oleh pelaksana pemerintah

pemerintah di daerah yang berdampak negatif yang disebabkan oleh adanya

pemahaman keliru. Meskipun undang-undang tersebut telah diberlakukan, namun

tidak diimbangi dengan pemahaman substansial sehingga konsep yang

direncanakan oleh pemerintah pusat tidak dapat dilaksanakan oleh pelaksana

pemerintah di daerah. Adanya keadaan tersebut juga melibatkan masalah

perekonomian di daerahyang juga tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Masalah-

masalah tersebut terlihat dengan adanya demo para buruh pabrik yang mengalami

kerugian maupun dikarenakan kepemilikan yang dialihkan kepada pengusaha lain

atau pengusaha asing yang dapat mengancam sumber kehidupan para buruh

tersebut. Hal lain yang diakibatkan oleh keadaan yang sama adalah naiknya harga

barng-barang yang merupakan salah satu indikasi terjadinya inflasi. Untuk itu

perlu dilakukan penanganan pada kegiatan perekonomian agar kehidupan

perekonomian dapat kembali seperti sedia kala.

Penanganan kegiatan ekonomi yang kurang tepat dapat menjadikan

kegiatan ekonomi menjadi runtuh. Sebaliknya penanganan kegiatan ekonomi yang

tepat karena adanya inflasi dapat menjadikan kegiatan ekonomi semakin kuat.

Page 22: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Kuat lemahnya kegiatan ekonomi dapat menjadi factor yang mempengaruhi

penerimaan daerah, terutama PAD yang terdiri dari pajak, retribusi, laba BUMD,

penerimaan dinas, dan pendapatan lain. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa

inflasi juga turut serta dalam mempengaruhi Pendapatan Asli daerah.

Seiring dengan kebutuhan tenaga kerja, jumlah penduduk menjadi salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat PDRB per kapita.

Semakin banyak jumlah penduduk yang ada di suatu wilayah, maka PDRB per

kapita akan semakin mengecil jika tidak diimbangi oleh meningkatnya jumlah

PDRB tersebut. Untuk itu jumlah penduduk yang diperlukan untuk dapat

mendukung peningkatan PDRB adalah jumlah penduduk yang berusia produktif.

Jumlah penduduk juga dapat memberikan informasi tentang jumlah pengangguran

dalam suatu wilayah tertentu. Jumlah penduduk yang besar yang tidak dimbangi

dengan lapangan kerja yang memadai akan menciptakan pengangguran yang

semakin hari semakin bertambah bila tidak segera dicari jalan keluarnya. Suatu

wilayah yang tidak berpotensi sebagai wilayah yang digunakan untuk

mengembangkan industri akan memiliki jumlah pengangguran yang lebih vabyak

dibandingkan dengan wil;ayah yang berpotensi untuk industri. Sebagaimana

wilayah Sukoharjo yang merupakan daerah yang berpotensi untuk mendirikan

industry baik berupa pabrik maupun agro industri. Potensi tersebut dapat menjadi

jalan keluar bagi pengangguran. Industri yang didirikan akan dapat menyetor

pajak dan meningkatkan retribusi daerah yang notabene akan menjadi sumber

PAD. Tingkat pengangguran yang terserap oleh industri akan dapat

mempengaruhi juga terhadap PAD melalui pajak-pajak, retribusi daerah, laba

BUMD, penerimaan dinas, ataupun pendapatan lain-lain.

Page 23: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terdapat sembilan

sektor berdasarkan lapangan usaha. Sembilan sektor tersebut yaitu sektor

pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor

industry listrik,gas dan air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan

restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, sewa dan jasa

perusahaan; sektor jasa-jasa.

Produk Domestik Bruto (PDRB) dikelompokkan menjadi tiga kelompok

yaitu sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Pengelompokan tersebut

didasarkan atas input-output dan awal terjadinya proses produksi. Kelompok

sektor primer meliputi kegiatan yang outputnya masih merupakan output proses

tingkat dasar. Yang termasuk sektor primer adalah sektor pertanian dan sektor

pertambangan dan penggalian. Sektor yang sebagian besar inputnya berasal dari

sektor primer dikelompokkan kedalam sektor sekunder. Kelompok sektor

sekunder meliputi sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih,

dan sektor bangunan. Sedangkan sektor tersier terdiri dari sektor perdagangan,

hotel dan peralatan; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa

Kesehjateraan masyarakat dapat dicapai dengan pembangunan, terutama

pembangunan ekonomi baik di tingkat nasional maupun daerah. Diberlakukanya

Undang-Undang Republik Indonesia No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

antara Pusat dan Daerah, pembangunan tidak lagi diawasi secara ketat dari pusat

namun sudah diserahkan kepada daerah kabupaten/kota seluas-luasnya.

Pemerintah daerah diharapkan mampu melaksanakan otonomi daerah tanpatanpa

berharap terlalu besar kepada pemerintah pusat karena pembangunan tidak lagi

Page 24: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dikendalikan oleh pemerintah pusat tetapi diserahkan kepada daerah/kota seluas-

luasnya.

Salah satu kabupaten di Indonesia juga telah mengatur daerahnya sendiri

adalah Kabupaten Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo merupakan daerah yang

berada di jalur utama bagian dari pulau Jawa. Sebagai daerah yang berada di jalur

utama, maka kegiatan perekonomian banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor

yang berasal dari daerah lain. Selain sebagai daerah yang berpotensi untuk

pengembangan industri yang dapat menyerap jumlah pengangguran penduduk

yang besar dengan pendapatan daerah yang belum maksimal, kabupaten

Sukoharjo juga merupakan daerah yang menjadi jalur utama di Pulau Jawa.

Sebagai daerah jalur utama maka daerah tersebut mudah mendapatkan pengaruh

dari daerah-daerah lain yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi.

Sebagai daerah otonom, Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi dan misi

dalam menunjang pembangunan ekonomi daerah. Visi dari Kabupaten Sukoharjo

adalah “Terwujudnya Sukoharjo MAKMUR di bidang pertanian, industry,

perdagangan serta tercapainya Good Govermance dean Clean Government”.

Sedangkan misi dari Kabupaten Sukoharjo natara lain adalah mengamalkan

Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat yang

bertumpu pada Peningkatan Ketahanan Pangan dan UKM serta mewujudkan

sumber daya manusia yang berkualitas dan aparatur pemerintah daerah yang

profesional dan bebas KKN.

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi tersebut, pemerintah daerah

Kabupaten Sukoharjo perlu menetapkan strategi pembangunan daerah yang

Page 25: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

merupakan bentuk kebijakan daerah. Strategi pembangunan daerah ini digunakan

sebagai payung dalam perumusan program dan kegiatan pembangunan. Dengan

menitik beratkan pembangunan di bidang pertanian, industry, dan perdagangan

serta mewujudkan pemerintah yang baik dan bersih, pemerintah daerah

Kabupaten Sukoharjo menetapkan strategi yang akan dilaksanakan untuk

meujudkan Sukoharjo yang MAKMUR (Maju, Aman, Konstitusional, Mantap,

Unggul dan Rapi).

Prinsip-prinsip ekonomi nyata dan bertanggung jawab menghendaki

kesanggupan keuangan sebesar-besarnya pula bagi tiap-tiap daerah khususnya

mengenai sumber keuangan, tentunya untuk membiayai berbagai pengeluaran

sebagai akibat dari tugasnya mengurus rumah tangga daerahnya dan dalam

menyelenggarakan tugas bantuan.

Meskipun pos asal penggalian dana itu sudah ditetapkan, akan tetapi

kondisi saat ini menuntut para pengelola daerah untuk mengoptimalkan dan

mengembangkan sumber sumber-sumber pendapatan di wilayah Kabupaten yaitu

kabupaten Sukoharjo. Langkah ini perlu ditempuh karena dengan diberlakukannya

otonomi daerah, daerah menjadi milik kewenangan yang luas untuk mengelola

daerahnya sendiri termasuk mengusahakan penggalangan dana PAD. Hal yang

bisa diusahakan oleh Pemerintah kabupaten Sukoharjo adalah mengoptimalkan

penerimaan dari sumber-sumber penggalian yang selama ini ada dan

mengembangkan sumber dana baru yang selama ini belum dioptimalkan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 26: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Tabel 1.1 Realisasi Pendapatan Daerah Otonom Kabupaten Sukoharjo

Menurut Jenis Penerimaan Tahun Anggaran 2006 s.d 2007

Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006

Kebijakan penyusunan anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tidak

saja bertujuan untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi daerah dengan cepat,

tetapi perlu dilakukan perbaikan para penyelenggara kebijakan mekanisme

institusional, maupun mekanisme institusional itu sendiri. Pada table diatas dapat

dilihat Realisasi Pendapatan dan Belanja daerah kabupaten Sukoharjo Tahun

Anggaran 2006 sampai dengan 2007

Nomor Urut Uraian Jumlah Tahun 2006 Tahun 2007

1 2 3 4

1. PENDAPATAN DAERAH

532,076,074,450.00 602,455,802,250.00

1. 1 Pendapatan Asli Daerah

35,724,137,450.00 38,621,230,250.00

1. 1. 1 Hasil Pajak Daerah 12,607,500,000.00 14,261,800,000.00

1. 1. 2 Hasil Retribusi Daerah

14,110,570,450.00 14,434,284,950.00

1. 1. 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

2,375,042,000.00 2,041,942,000.00

1. 1. 4 Lain - lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

6,631,025,000.00 7,883,203,300.00

1. 2 Dana Perimbangan 496,352,567,000.00 525,525,504,000.00

1. 2. 1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

23,416,711,000.00 23,339,504,000.00

1. 2. 2 Dana Alokasi Umum 421,438,000,00.00 460,662,000,000.00 1. 2. 3 Dana Alokasi Khusus 23,770,000,000.00 41,524,000,000.00

1. 3 Lain - lain Pendapatan Daerah yang Sah

25,908,717,000.00 38,309,068,000.00

1. 3. 1 Hibah 0.00 0.00 1. 3. 2 Dana Darurat 0.00 0.00 1. 3. 3 Dana Bagi Hasil Pajak, Retribusi

dan Bagi Hasil Lainnya dari Propinsi dan Pemerintah Lainnya

24,006,428,000.00 28,852,338,000.00

1. 3. 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 0.00 0.00

1. 3. 5

Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

1,902,289,000.00 9,456,730,000.00

Jumlah Pendapatan 569,130,778,750.00 602,455,802,250.00

Page 27: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini

diberi judul “Analisis Tingkat Inflasi,PDRB Per Kapita, dan Tingkat

Penganggguran terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sukoharjo

tahun 1994-2008

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh tingkat inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah di

Kabupaten Sukoharjo tahun 1994-2008 ?

2.Bagaimanakah pengaruh PDRB per kapita terhadap Pendapatan Asli Daerah di

Kabupaten Sukoharjo tahun 1994-2008 ?

3. Bagaimanakah tingkat pengangguran terhadap Pendapatan Asli Daerah di

Kabupaten Sukoharjo tahun 1994-2008 ?

4. Bagaimanakah pengaruh tingkat inflasi, PDRB perkapita, dan tingkat

pengangguran secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Sukoharjo tahun 1994-2008?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1.Mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat inflasi terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kabupaten Sukoharjo tahun 1994-2008 ?

2.Mengetahui dan menganalisis pengaruh PDRB per kapita terhadap Pendapatan

Asli Daerah di Kabupaten Sukoharjo tahun 1994-2008 ?

Page 28: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3.Mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat pengangguran terhadap

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sukoharjo tahun 1994-2008 ?

4.Mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat inflasi, PDRB perkapita, dan

tingkat pengangguran secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Sukoharjo tahun 1994-2008

D. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagi Instansi Terkait

Sebagai informasi atau masukan bagi instansi atau lembaga yaitu pemerintah

daerah dalam membuat kebijaksanaan khususnya usaha-usaha untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarkat dan meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah

2. Bagi Kepentingan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi dalam melakukan penelitian sejenis

sebagai bahan informasi serta perbandingan kepada penulis lain untuk dapat

dikembangkan lebih lanjut terutama penelitian yang berhubungan dengan

masalah regional.

3. Bagi Masyarakat

Menambah khasanah pengetahuan dan penelitian yang berhubungan dengan

masalah regional khususnya pertumbuhan ekonomi daerah dan Pendapatan Asli

Daerah

Page 29: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses peningkatan

produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan

bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan

diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Pertumbuhan

ekonomi dapat ditandai dengan laju kenaikan Produk Domestik Regional Bruto

per kapita yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat.

Pertumbuhan ekonomi memiliki dua pengertian yaitu pertambahan dalam GNP

real atau NNP real yang terjadi dalam jangka waktu tertentu atau pertambahan

dalam GNP real perkapita atau NNP real perkapita dengan berlangsungnya waktu.

Dari kedua pengertian diatas, yang mengarah pada standar kehidupan adalah

kehidupan adalah pengertian yang kedua. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu

wilayah perlu dipelajari agar dapat diketahui standar kehidupan yang lebih tinggi

Hal itu berarti bahwa dengan mengetahui standar kehidupan masyarakat maka

dapat diketahui tingkat kemakmuran rakyat yang merupakan tujuan utama

pembangunan.

Kendati pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan PDRB

perkapita dan jumlah penduduk, namun tidak berarti bahwa jumlah penduduk

merupakan syarat mutlak bagi pendapatan perkapita. Sebagaimana dikemukakan

13

Page 30: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Jhingan (1996 : 73) bahwa : “Di beberapa negara, laju pertumbuhan yang tinggi

dalam PDRB per kapita dibarengi dengan laju kenaikan penduduk yang tinggi dan

di negara lain dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang rendah”. Jadi

laju pertumbuhan ekonomi terkadang dibarengi dengan laju pertumbuhan

penduduk yang tinggi

Suatu perekonomian baru dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang

jika pendapatan perkapita menunjukkan kecenderungan jangka panjang yang

menaik. Namun demikian, tidaklah berarti bahwa pendapatan perkapita akan

mengalami kenaikan terus menerus. Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik,

dan penurunan ekspor misalnya dapat mengakibatkan suatu perekonomian

mengalami penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika keadaan demikian hanya

bersifat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun ke

tahun, maka masyarakat tersebut dapatlah dikatakan mengalami pembangunan

ekonomi.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah

nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau

merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh

seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

Produk Domestik Regional Bruto merupakan “penghitungan hasil

produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi

tersebut“(Pratama Rahardja dan Mandala Manurung 2004 : 215 ). Jadi, semua

faktor produksi yang ada dalam wilayah tersebut outputnya diperhitungkan dalam

Page 31: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

PDB. Dinyatakan juga oleh Robinson Tarigan (2004 : 18) bahwa “produk

domestik regional bruto adalah jumlah nilai tambah bruto (gross added value)

yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu”. Nilai tambah yang

dimaksudkan pada pengertian tersebut adalah nilai produksi dikurangi dengan

biaya antara. Nilai tambah tersebut terdiri dari pendapatan (upah dan gaji, bunga,

sewa tanah, dan keuntungan), penyusutan, dan pajak tidak langsung netto.

Pengertian PDRB menurut kantor Statistik dapat dibedakan menjadi 3

(tiga) bagian yaitu : Pendekatan menurut Produksi, Pendekatan menurut

Pendapatan, dan Pendekatan menurut Pengeluaran. (Robinson Tarigan, 2004 : 23).

Pengertian PDRB menurut pendekatan produksi adalah jumlah nilai

produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di

dalam suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit produksi

tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha

(kelompok sektor) meliputi:

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air Minum

5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran

7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

9. Jasa-jasa

Page 32: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Pengertian PDRB menurut pendekatan pendapatan adalah balas jasa yang

diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di

suatu wilayah dalam rangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang

dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan,

semuanya belum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam

pengertian PDRB, kecuali faktor pendapatan diatas termasuk pula komponen

jangka waktu tertentu (satu tahun).

Pengertian PDRB menurut pendekatan pengeluaran adalah jumlah

pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta

tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto,

perubahan stok dan ekspor netto di suatu wilayah.

Pengertian PDRB yang lain dalah PDRB atas dasar harga yang berlaku

dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku adalah

jumlah nilai produksi atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai

debgan harag berlaku pada tahun yang bersangkutan. PDRB atas dasar harga

konstan adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan atau pengeluaran yang

dinilai atas harga tetap suatu tahun tertentu

3. PDRB per Kapita

PDRB per kapita yaitu PDRB suatu daerah tertentu dibagi jumlah

penduduk daerah tersebut. PDRB yang merupakan ukuran tingkat kemakmuran

rakyat suatu daerah tertentu masih bersifat umum. Artinya bahwa kemakmuran

tersebut menggambarkan keadaan secara menyeluruh daerah tersebut. Sedangkan

untuk mengetahui kemakmuran rakyat pada sisi yang lebih kecil adalah dengan

Page 33: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

mengetahui PDRB per kapita. Dengan mengetahui PDRB per kapita, maka dapat

diketahui bagaimana kemakmuran rakyat per kapita, meskipun hal itu juga tidak

semua rakyat menikmati kemakmuran tersebut.

Untuk mengetahui besarnya PDRB per kapita sebagaimana dikemukakan

di atas adalah dengan membagi PDRB daerah tersebut dengan jumlah

penduduknya. Dengan perhitungan tersebut, maka jika perkembangan PDRB per

tahun tidak berkembang dengan jumlah penduduk, maka tingkat kemakmuran

rakyat akan semakin rendah

4. Inflasi

a.Pengertian Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara

terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu

naik dengan presentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut

tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara

terus-menerus selama satu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya sekali

saja (meskipun dengan presentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi

(Nopirin 2000 :174).

Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga – harga produk

secara keseluruhan. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi

ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya kondisi ekonomi mengalami

permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya , sehingga

harga – harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga

akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money).

Page 34: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tingginya tingkat inflasi merupakan suatu hal yang mengkhawatirkan dan

harus diwaspadai karena pada umumnya inflasi yang terjadi di Negara

berkembang bersumber pada impor besar-besaran bahan baku bagi industry yang

belum dapat diproduksi di dalam negeri dan juga rumor politik yang merupakan

salah satu pemicu terjadinya inflasi serta pola kehidupan konsumeristis

masyarakat terutama terhadap barangbarang konsumsi akibat dari perdagangan

bebas yang sudah mulai diterapkan serta globalisasi pasar yang membuat semakin

parahnya kinerja perekonomian.

Peningkatan laju inflasi disebabkan oleh depresiasi nilai tukar dan kenaikan

administered prices yang juga telah mendorong meningkatnya ekspetasi inflasi

masyarakat. Selain itu, tingginya tingkat inflasi terjadi karena ketidakseimbangan

antara permintaan dan penawaran barang dan jasa. Ini membuktikan bahwa

tingginya laju inflasi di Indonesia lebih hanya dipengaruhi sektor riil dan bukan

sektor moneter.

Kenaikan harga diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa

indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain :

1. Indeks biaya hidup (consumer price index)

Indeks biaya hidup mengukur biaya atau pengeluaran untuk membeli sejumlah

barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup.

Banyaknya barang dan jasa yang tercakup dapat bermacam – macam. Di

Indonesia dikenal indeks 9 bahan pokok, 62 macam barang serta 162 macam

barang. Karena arti penting masing-masing barang dan jasa tersebut bagi

seseorang itu tidak sama, maka dalam perhitungan angka indeksnya diberi

angka penimbang tertentu. Angka penimbang biasanya didsarkan atas

Page 35: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

besarnya presentase pengeluaran untuk barang tertentu terhadap pengeluaran

keseluruhan. Besarnya presentase ini dapat berubah dari tahun ke tahun. Oleh

karena itu perlu direvisi apabila ternyata terdapat perubahan.

2. Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index)

Indeks perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat

perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau setengah

jadi masuk dalam perhitungan indeks harga. Biasanya perubahan indeks harga

sejalan atau searah dengan indeks biaya hidup

3. GNP deflator

GNP deflator adalah jenis indeks yang lain. Berbeda dengan dua indeks diatas,

dalam cakupan barangnya. GNP deflator mencakup jumlah barang dan jasa

yang masuk dalam perhitungan GNP, jadi lebih banyak jumlahnya bila

dibanding dua indeks diatas. GNP deflator diperoleh dengan membagi GNP

nominal (atas dasar harga berlaku) dengan GNP riil (atas dasar harga konstan)

b. Jenis Inflasi

Laju inflasi dapat berbeda dari suatu Negara dengan Negara lain atau

dalam suatu Negara untuk waktu yang berbeda. Adapun besarnya laju inflasi

dapat dibedakan ke dalam tiga kategori (Nopirin, 2000 :27) :

1. Inflasi Merayap (Creeping Inflation)

Pada umumnya creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang rendah

(<10% /th). Kenaikan harga berjalan secara lambat dengan persentase yang kecil

serta dalam jangka relatif sama.

Page 36: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2. Inflasi Menengah (Galloping Inflation)

Inflasi menengah ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar (biasanya

double digit atau bahkan triple digit) dan kadang kala berjalan dalam waktu yang

relative pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya, harga minggu ini/bulan

ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.

3. Inflasi Tinggi (Hiper Inflation)

Inflasi tinggi merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Nilai uang

merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang

makin cepat, harga naik secara akselerasi.

Menurut teori kuantitas sebab utama timbulnya inflasi adalah kelebihan

permintaan yang disebabkan karena penembahan jumlah uang beredar. Adapun

jenis-jenis inflasi menurut sebabnya adalah :

a) Demand – pull inflation

Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (aggregate

demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh

atau hamper mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir

kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total di samping menaikkan harga

dapat juga menaikkan hasil produksi (output). Apabila kesempatan kerja penuh

(full employment) telah tercapai; penambahan permintaan selanjutnya hanyalah

akan menaikkan harga saja (sering disebut dengan inflasi murni). Apabila

kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbanagn GNP berada diatas atau

melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh maka akan terdapat adanya

“inflationary gap”. Inflationary gap inilah yang dapat menimbulkan inflasi

Page 37: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Gambar 2.1 .Demand – pull inflation

Bermula dengan harga P1 dan output Q2 , kenaikan permintaan total dari

Ad1 ke AD2 menyebabkan ada sebagian permintaan yang tidak dapat dipenuhi

oleh penawaran yang tidak dapat dipenuhi oleh penawaran yang ada. Akibatnya,

harga naik menjadi P2 dan output naik menjadi QFE. Kenaikan AD2 selanjutnya

menjadi AD3 menyebabkan harga naik menjadi P3 sedang output tetap ada QFE.

Kenaikan harga ini disebabkan oleh adanya inflationary gap. Proses kenaikan

harga ini akan berjalan terus sepanjang permintaan total terus naik (misalnya

menjadi AD4).

b) Cost – push inflation

Berbeda dengan demand pull inflation, cost-push inflation biasanya

ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi, inflasi yang

dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya

Inflationary grap

Page 38: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

penurunan dalam penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan

biaya produksi. Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan harga

dan turunnya produksi. Kalau proses ini berjalan terus maka timbullah cost push

inflation.

Gambar 2.2 Cost – push inflation

Bermula pada harga P1 dan QFE. Kenaikan biaya produksi akan menggeser

kurva penawaran total dari AS1 menjadi AS2 . Konsekuensinya harga naik

menjadi P2 dan produksi turun menjadi Q1. Kenaikan harga selanjutnya akan

menggeser kurva AS menjadi AS3, harga naik dan produksi turun menjadi Q2.

Page 39: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Proses ini akan berhenti apabila AS tidak lagi bergeser ke atas. Proses

kenaikan harga ini (yang sering juga dibarengi dengan turunnya produksi) disebut

juga dengan cost-push inflation.

c) Inflasi Struktural

Merupakan inflasi yang terjadi akibat dari adanya berbagai kendala

struktural (structural rigidities) yang menyebabkan penawaran di dalam

perekonomian menjadi kurang responsive terhadap permintaan yang meningkat.

d) Inflasi sebagai akibat kebijakan (policy induced inflation)

Disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga bisa merefleksikan

deficit anggaran yang berlebihan dan cara pembiayaannya. Contoh klasik

hyperinflation di Jerman tahun 1920 tergolong kelompok ini. Non policy-induced

inflation disebabkan oleh pengaruh eksogen yang dapat merefleksikan.

e) Internal Inflation

Jenis inflasi ini cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama sampai

kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah. Jika inflasi terus bertambah dan

tingkat ini diantisipasi dalam bentuk kontrak financial dan upah, kenaikan inflasi

akan terus berlanjut. Internal inflation biasanya disebut sebagai inflasi dasar.

c. Teori Inflasi

Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan

yang dijumpai di hampir semua negara di dunia. Menurut Boediono (2000:160),

secara garis besar terdapat tiga kelompok teori mengenai inflasi yang masing-

masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi. Ketiga teori ini adalah:

Page 40: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1. Teori Kuantitas

Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari (a) jumlah uang beredar,

dan (b) psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga

(ekspetations). Inti dari teori ini adalah :

a) Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar.

Tanpa ada kenaikan jumlah uang yang beredar, kejadian seperti kegagalan

panen, hanya akan menaikkan harga-harga untuk sementara waktu saja.

Penambahan jumlah uang yang beredar ibarat “bahan bakar” bagi api inflasi.

Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya,

apapun sebab musabab awal dari kenaikan harga tersebut.

b) Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan

oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa

mendatang.

Tambahan jumlah uang beredar sebesar x% bisa menumbuhkan inflasi kurang

dari x%, sama dengan x% atau lebih besaran dari x%, tergantung kepada apakah

masyarakat tidak mengharapkan harga naik lagi, akan naik tetapi tidak lebih buruk

daripada sekarang atau masa-masa lampau, atau akan naik lebih cepat dari

sekarang atau masa-masa lampau.

2. Teori Keynes.

Teori ini mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup diluar

batas kemampuan ekonomisnya. Teori ini menyoroti bagaimana perebutan rezeki

antara golongan-golongan masyrakat bisa menimbulkan permintaan agregat yang

lebih besar daripada jumlah barang yang tersedia (yaitu apabila timbul

“inflationary gap”). Selama inflationary gap tetap ada, selama itu pula proses

Page 41: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

inflasi berkelanjutan. Teori ini menarik karena : (a) menyoroti peranan sistem

distribusi pendapatan dalam proses inflasi, (b) menyarankan hubungan antara

inflasi dan faktor-faktor non- ekonomis .

3. Teori Strukturalis.

Teori strukturalis adalah teori inflasi “jangka panjang” karena menyoroti

sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya ;

ketegaran suplai bahan makanan dimana dikatakan bahwa produksi bahan

makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertmbahan penduduk dan

penghasilan per kapita, sehingga harga bahan makanan di dalam negeri cenderung

untuk naik melebihi kenaikan harga barang-barang lain. Selanjutnya ketegaran

penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban disbanding

dengan pertumbuhan sector-sektor lain. Karena sebab-sebab “struktural’,

pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat disbanding dengan

pertumbuhan kebutuhannya, sehingga menaikkan harga bahan makanan dan

kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga lain, sehingga

terjadi inflasi. Inflasi semacam ini tidak bisa diobati hanya dengan misalnya

mengurangi jumlah uang beredar, tetapi harus diobati dengan pembangunan

sektor bahan makanan dan ekspor.

5. Tingkat Pengangguran

Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari

pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru, atau penduduk yang

tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan

(discouraged workers) atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah

Page 42: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

diterima bekrja atau mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (Todaro,

2000 :307).

Tenaga kerja, sebagai salah satu modal dasar pembangunan, tidak akan

efektif bila tidak memiliki kualitas sebagaimana yang diharapkan. Kualitas tenaga

kerja tergantung pada sebagian besar dari tingkat pendidikan yang dimiliki tenaga

kerja. Banyak lulusan sarjana pada saat ini belum memiliki pekerjaan tetap atau

sering disebut pengangguran, tersedianya tenaga kerja dan lapangan pekerjaan

yang dapat menampung tenaga kerja yang tersedia akan memunculkan tingkat

pengangguran. Menurut Prathama Rahardja dan Manda Manurung (2004 :329)

timgkat pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidak/belum

mendapatkan pekerjaan, tidak atau belum mendapatkan pekerjaan tidaka sama

dengan tidak mau bekerja. Jadi yang disebut pengangguran adalah mereka-mereka

yang mendaftar sebagai pencari kerja, namun belum memperoleh pekerjaan.

Demikian juga yang dinyatakan Sadono Sukirno (2000 :169) mengenai sebutan

pengangguran bahwa “apabila mereka tidak bekerja dan tidak mencoba untuk

mencari pekerjaan maka walaupun umur mereka adalah dalam lingkungan umum

diatas, mereka tidak termasuk dalam golongan angkatan kerja.

Demikian juga yang dinyatakan oleh Payaman J Simanjuntak (2001 :5 )

bahwa tingkat pengangguran adalah perbandingan jumlah penganggur dengan

jumlah angkatan kerja, dinyatakan dalam persen. Jadi tingkat pengangguran dapat

dihitung dengan rumus dibawah ini :

Page 43: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Jumlah Penganggur

Tingkat Pengangguran = x 100%

Jumlah angkatan kerja

Pertumbuhan dari pertumbuhan angkatan kerja (yang terdiri beberapa

tahun setelah pertumbuhan) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor

positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Angkatan kerja adalah penduduk

usia kerja (15 tahun keatas) yang bekerja atau yang mencari pekerjaan. Dengan

demikan, angkatan kerja terdiri dari komponen yaitu mereka yang bekerja dan

mereka yang mencari pekerjaan (Disnaker, 2006 :2).

Pemahaman dan pengertian mengenai angkatan kerja tersebut

dimaksudkan untuk menentukan besarnya tingkat pengangguran, karena kalau

dibatasi dengan pengertian tersebut, tingkat pengangguran yang dihitung akan

menjadi lebih tinggi, sehingga hal ini tidak dapat dipergunakan untuk menjelaskan

keadaan di masa yang akan datang. Dengan adanya penjelasan yang berdasarkan

pada perhitungan yang tepat juga dapat digunakan untuk menentukan kebijakan-

kebijakan bagi pihak pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Pada hal tingkat kesejahteraan bagi suatu daerah tersebut juga terkait

dengan masalah pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan masalah pertumbuhan

ekonomi yang merupakan indikator tingkat kesejahteraan masyarakat, Sadono

Sukirno (2000:169) menyebutkan bahwa masalah pengangguran yang

menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat

tidak mencapai potensinya yang maksimal adalah masalah pokok makro ekonomi

yang paling utama dalam permasalahan perekonomian secara makro. Arti masalah

Page 44: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pengangguran tersebut merupakan masalah yang umum dan terjadi diseluruh

tempat, dimana orang melakukan kegiatan perekonomian dan kegiatan lainnya.

Bedasarkan faktor-faktor yang menimbulkannya, menurut Sadono Sukirno

(2000 :294) pengangguran dapat dibedakan kepada tiga jenis : pengangguran

konjungtur, pengangguran struktural, dan pengangguran normal atau

pengangguran friksional. Ketiga jenis pengangguran ini dapat dikelompokkan

sebagai pengangguran terbuka yaitu dalam periode di mana tenaga kerja

menganggur, mereka tidak melakukan sesuatupun pekerjaan. Disamping itu di

Negara-negara berkembang, didapat beberapa bentuk pengangguran lain yaitu

:pengangguran tersembunyi, pengangguran bermusim, dan setengah menganggur.

Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang diakibatkan oleh

perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian. Pada waktu kegiatan

ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi

kegiatan memproduksinya. Dalam pelaksanaannya hal itu berarti jam kerja

dikurangi, sebagian mesin produksi tidak digunakan dan sebagian tenaga kerja

diberhentikan. Dengan demikian kemunuduran ekonomi akan menaikkan jumlah

dan tingkat pengangguran.

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh

adanya perubahan sturuktur ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi. Ada

dua kemungkinan yang menyebabkan pengangguran struktural.yaitu adanya

akibat dari kemerosotan permintaan atau sebagai akibat semakin canggihnya

teknik memproduksi. Faktor yang kedua memungkinkan sesuatu perusahaan

menaikkan produksi dan pada waktu yang sama mengurangi pekerja.

Page 45: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Pengangguran yang diakibatkan oleh kemajuan teknik memproduksi dinamakan

pengangguran teknologi.

Pengangguran normal atau friksional adalah pengangguran yang tidak

diakibatkan dari ketidakmampuan mendapatkan pekerjaan tetapi berlaku sebagai

akibat dari keinginan untuk mencari kerja yang lebih baik. Keadaan seperti ini

akan menimbulkan beberapa perubahan dalam pasaran tenaga buruh. Keadaan

yang akan timbul adalah para pekerja di kegiatan-kegiatan yang cepat

berkembang akan menuntut kenaikan gaji dan akan didapati pula dimana

segolongan tenaga kerja akan meninggalkan kerjanya yang lama dan mencari

pekerjaan yang baru yang lebih baik masa depannya.

Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran sebagai akibat dari

kelebihan tenaga kerja dan sebagian tenaga kerja di kegiatan tersebut dapat

dipindahkan ke kegiatan ekonomi yang lain tanpa mengurangi tingkat produksi di

kegiatan perekonomian. Apabila dalam suatu kegiatan perekonomian jumlah

tenaga kerja sangat berlebihan, pengangguran tersembunyi atau pengangguran tak

ketara dapat berlaku.

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada waktu-

waktu tertentu di dalam satu tahun. Biasanya pengangguran ini berlaku pada

waktu-waktu di mana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya.

Pengangguran ini bersifat sementara dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu.

Pengangguran yang disebut setengah menganggur adalah tenaga kerja

bekerja dan berproduksi, namun mereka memiliki jam kerja terbatas. Penganggur

semacam ini adalah terjadi karena banyaknya penawaran tenaga kerja yang tidak

sebanding dengan penawaran pekerjaan, jadi sebagian dari mereka bekerja

Page 46: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

meskipun hanya setengah waktu bekerja pada umumnya. Dengan waktu terbatas

mereka juga memperoleh hasil atau dengan kata lain mereka juga berproduksi

atau memiliki produktivitas.

Bermacam jenis pengangguran tersebut sedikit banyak mempengaruhi

kegiatan perekonomian pada daerah tempat pengangguran tersebut berada.

Adanya kegiatan perekonomian yang terganggu oleh adanya pengangguran juga

akan menjadi kendala terhadap Pendapatan Asli Daerah melalui sektor pajak,

retribusi, laba BUMD atau yang lainnya.

Menurut Sadono Sukirno (2000 : 297), dampak pengangguran

menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang. Pengangguran diakibatkan

oleh tingkat kegiatan ekonomi yang rendah, dan dalam kegiatan ekonomi yang

rendah pendapatan pajak pemerintah semakin sedikit. Dengan demikian

pengangguran yang tinggi mengurangi kemampuan pemerintah menjalankan

kegiatan pembangunan.

Pengangguran juga akan mempengaruhi kehidupan individu dan

kestabilan masyarakat. Sadono Sukirno (2000 : 298) menyebutkan kegiatan

ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan rasa tidak

puas masyarakat kepada pemerintah. Berbagai tuntutan dan kritik akan

dilontarkan kepada pemerintah dan adakalanya disertai oleh demonstrasi dan

huru-hara. Kegiatan-kegiatan kriminal akan meningkat sehingga dapat

menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Page 47: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

6. Sumber – Sumber Pendapatan Daerah

Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah

bahwa Pendapatan Daerah adalah hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai

kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Secara lebih

rinci sumber-sumber penadapatan daerah terdiri atas :

1. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD.

Dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 BAB VII tentang Keuangan

Daerah pasal 157, PAD terdiri dari :

a. Hasil Pajak Daerah

Pajak daerah ditetapkan dengan undang-undang yang pelaksanaannya di

daerah diatur lebih lanjut dengan perda.

b. Hasil Retribusi Daerah

Retribusi daerah juga ditetapkan dengan undang-undang yang

pelaksanaannya di daerah diatur lebih lanjut dengan Perda. Pemerintahan

daerah dilarang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain di luar yang

telah ditetapkan undang-undang

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ditetapkan dengan

Perda yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

d. Lain-lain PAD yang sah

Lain-lain PAD yang sah ditetapkan dengan Perda berpedoman pada

peraturan perundang-undangan

2. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan terdiri atas :

Page 48: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

a. Dana bagi hasil

Dana bagi hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam

Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak terdiri atas :

1). Pajak Bumi Bangunan (PBB) sector pedesaan, perkotaan, perkebunan,

pertambangan serta kehutanan.

2). Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) sektor

pedesaan, perkotaan, perkebunan, pertambangan serta kehutanan.

3). Pajak Penghasilan (PPh) dan wajib pajak orang pribadi dalam negeri

Dana bagi hasil yang bersumber dari sumber daya alam terdiri atas :

1). Penerimaan kehutanan yang berasal dari iuran pengusaha hutan

(IHPH), provinsi sumber daya hutan (PSDH) dan dana reboisasi yang

dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan;

2). Penerimaan pertambangan umum yang berasal dari penerimaan iuran

tetap (landrent) dan penerimaan iuran eksplorasi (royalty) yang

dihasilkan dari wilayah daerah bersangkutan.

3). Penerimaan perikanan yang diterima secara nasional yang dihasilkan

dari penerimaan pungutan pengusahaan perikanan dan penerimaan

pungutan hasil perikanan;

4). Penerimaan pertambangan minyak yang dihasilkan dari wilayah

daerahyang bersangkutan;

5). Penerimaan pertambangan gas alam yang dihasilkan dari wilayah

daerah yang bersangkutan

Page 49: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

6). Penerimaan pertambangan panas bumi yang berasal dari penerimaan

setoran bagian pemerintah, iuran tetap dan iuran produksi yang

dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan

b. Dana Alokasi Umum (DAU)

DAU dialokasikan berdasarkan persentase tertentu dari pendataan

dalam negeri netto yang ditetapkan dalam APBN. DAU suatu daerah

ditetapkan berdasarkan criteria tertentu yang menetapkan pada aspek

pemerataan dan keadilan yang selaras urusan pemerintahan yang formula

dan penghitungan DAU-nya ditetapkan sesuai undang-undang.

c. Dana Alokasi Khusus

Dana alokasi khusus dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu

dalam rangka pendanaan pelaksanaan desntralisasi untuk :

1). Mendanai kegiatn khusus yang ditentukan pemerintah atas dasar

prioritas nasional

2). Mendanai kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu.

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.

Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan seluruh pendapatan

daerah selain PAD dan dana perimbangan yang meliputi hibah, dana darurat

dan lain-lain pendapatan yang diterapkan pemerintah

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini terinspirasi dari hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian

yang berjudul Analisis Tingkat Inflasi, PDRB perkapita, dan Tingkat

Pengangguran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sragen tahun 1989-

Page 50: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2003. Penelitian tersebut dilakukan oleh Guritno Kanigoro. Kesimpulan dari hasil

penelitian tersebut menunjukkan variabel inflasi dan tingkat pengangguran

mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan sedangkan variabel PDRB

per kapita memiliki pengaruh positif dan signifikan.

Penelitian lain yang juga menjadi salah satu pertimbangan dilakukannya

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Romikayeni dengan judul Analisis

faktor-faktor yang Mempengaruhi PAD di Kabupaten Karanganyar periode 1993

– 2004. Penelitian tersebut mempermasalahkan tentang pengaruh investasi dan

produk domestik regional bruto terhadap PAD. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa secara parsial masing-masing variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen. Begitu juga secara bersama sama kedua

variabel independen tersebut juga berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Dengan adanya pengaruh secara parsial maupun simultan, penelitian

menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara investasi dan PDRB

terhadap PAD baik secara parsial maupun simultan.

Zhang dan Zou (1998), meneliti tentang pengaruh desentralisasi fiskal

pertumbuhan ekonomi pada 28 provinsi di Cina, dan menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh negatif dan signifikan desentralisasi fiskal terhadap

pertumbuhan eonomi provinsi di Cina. Pengaruh negatif ini dianggap bahwa

memang lebih baik masalah kebijakan fiskal bangsa dengan eksternalitas yang

luas ditangani langsung oleh pemerintah pusat.

Davoodi dan Zou (1998), meneliti tentang desentralisai fiskal di 46

negara-negara berkembang antara tahun 1970-1989, dengan menggunakan data

panel. Penelitian tersebut menemkan bahwa adanya hubungan yang negatif dan

Page 51: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

tidak signifikan antara desentralisai fiskal dengan pertumbuhan ekonomi di negara

berkembang (tidak semua sampel negara berkembang dimasukkan sebagai data

penelitian). Tetapi pada saat keseluruhan sampel digunakan, hubungan negatif dan

tidak signifikan antara desentralisasi fiskal dan pertumbuhan ekonomi berubah

menjadi signifikan

Berdasarkan penelitian diatas, maka peneliti ingin mengungkap hal yang

berkaitan dengan masalah Pendapatan Asli Daerah, namun ditinjau dari sudut

tingkat inflasi, PDRB perkapita, dan tingkat pengangguran sehingga penelitian

ingin membahas masalah “Analisis Tingkat Inflasi,PDRB Per Kapita, dan Tingkat

Penganggguran terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sukoharjo tahun

1994-2008.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Untuk memudahkan kegiatan penelitian sejak dari perencanaan

pelaksanaan sampai dengan penyelesaian sehingga diperoleh suatu kesimpulan

yang digambarkan kerangka pemikiran yang sistematis :

Page 52: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pemikiran

Gambar diatas menunjukkan bahwa :

1. Tingkat inflasi mempengaruhi terhadap jumlah PAD, dimana adanya inflasi

dapat meningkatkan penerimaan dari sector pajak dan retribusi. Namun ada

kemungkinan bila inflasi terlalu tinggi dapat mengakibatkan penurunan

jumlah PAD karena daya beli masyarakat berkurang

2. PDRB per kapita juga mempengaruhi PAD, dimana dengan PDRB per kapita

dapat dilihat tingkat kemakmuran rakyat yang berefek pada kemampuan

masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi. Selain itu, daya beli

masyarakat yang tinggi dapat mempengaruhi terhadap meningkatnya objek

pajak, seperti pembelian kendaraan bermotor yang dapat meningkatkan

penerimaan pajak dan retribusi

PDRB per kapita

Tingkat Pengangguran

Tingkat Inflasi

PAD

Page 53: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. Tingkat pengangguran juga dapat mempengaruhi PAD. Pengaruh tingkat

pengangguran terhadap PAD diperkirakan bersifat negatife. Artinya semakin

tinggi pengangguran maka semakin rendah PAD yang diperoleh. Hal ini

karena dengan tingkat pengangguran yang banyak, dapat menjadi faktor yang

dapat mengganggu stabilitas perekonomian. Sedangkan bila tingkat

pengangguran rendah, maka akan dapat meningkatkan sektor-sektor seperti

pajak, retribusi, laba BUMD, dan penerimaan sah lainnya

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, serta kajian

teori yang telah dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga ada pengaruh negatif secara signifikan tingkat inflasi terhadap

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sukoharjo tahun 1994 – 2008.

2. Diduga ada pengaruh positif secara signifikan PDRB per kapita terhadap

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sukoharjo tahun 1994 – 2008.

3. Diduga ada pengaruh negatif secara signifikan tingkat pengangguran terhadap

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sukoharjo tahun 1994 – 2008.

4. Diduga ada pengaruh yang signifikan inflasi, PDRB per kapita, dan tingkat

pengangguran secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah di

Kabupaten Sukoharjo tahun 1994 – 2008.

Page 54: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dimana data yang

dikumpulkan adalah berupa data yang bersifat kuantitatif kemudian diolah dengan

teknik statistik yang sesuai untuk dapat mengetahui hubungan antara variabel-

variabel yang diteliti

B. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Sukoharjo tahun 1994 – 2008. Inflasi, PDRB per kapita dan tingkat pengangguran

adalah variabel independen, sedangkan PAD adalah variabel dependen.

C. Data dan Sumber Data

1. Jenis data

Sesuai dengan tujuan penelitian maka bahan penelitian analisis yang

digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian ini dengan menggunakan data

Inflasi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, tingkat

pengangguran, dan data tentang Pendapatan Asli daerah kabupaten Sukoharjo

selama kurun waktu tahun 1994 sampai dengan tahun 2008. Data diambil selama

15 tahun terakhir sampai dengan tahun 2008 menyesuaikan dengan laporan

perkembangan kabupaten Sukoharjo

38

Page 55: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2. Sumber Data

Data yang digunakan sebagai bahan analisis pada penelitian ini adalah data

dokumen yang diperoleh dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan

penelitian ini yaitu dokumen data tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD)

kabupaten Sukoharjo, data tingkat inflasi, jumlah penduduk, data tingkat

Pengangguran di Kabupaten Sukoharjo dan data PDRB. Instansi yang dimaksud

adalah BPS Kabupaten Sukoharjo

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah pernyataan tentang definisi, batasan,

pengertian dan pengambilan variable dalam penelitian.

a. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel

bebas Dalam hal ini adalah Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah

adalah tingkat penghasilan yang dimiliki suatu daerah dengan mengandalkan

kemampuan daerah itu sendiri dalam mengoptimalkan sumber daya alam yang

ada ataupun potensi-potensi yang dimiliki. Pendapatan Asli daerah diukur dalam

satuan rupiah

b. Variabel bebas (x), dibedakan menjadi 3 variabel :

1. Inflasi

Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara

umum terus menerus (dari tahun ke tahun). Kecenderungan dalam hal tersebut

mempunyai arti bahwa harga akan naik jika tidak dicegah atau ditutupi.

Page 56: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Produk Domestik Regional Bruto per kapita

Produk domestik regional bruto per kapita merupakan jumlah nilai tambah

yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan

jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi di suatu wilayah dibagi jumlah penduduk daerah tersebut

3. Tingkat Pengangguran

Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari

pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo

satuan pengukurannya dinyatakan dalam satuan jiwa (BPS, 2000 : 75).

E. Pemilihan Bentuk Fungsi Model Empiris

Dalam metode ekonometrika, pemilihan model merupakan salah satu

langkah yang penting di samping pembentukan model teoritis dan model yan

dapat ditaksir, estimasi, pengujian hipotesis, peramalan (forecasting) dan analisis

mengenai implikasi kebijakan dari model tersebut. Terlebih lagi jika analisis

dikaitkan dengan pembentukan model dinamsi yang perumuannya dipengaruhi

oleh berbagai faktor, seperti perilaku atau tindak-tanduk pelaku ekonomi, peranan

dan kebijaksanaan penguasa ekonomi, faktor-faktor kelembagaan dan pandangan

pembuat model terhadap realitas yang dihadapi (Insukindro, 1992:3; Insukindro

dan Alimon, 1999).

Pemilihan bentuk fungsi model empirik merupakan pertanyaan atau masalah

empirik (empirical question) yang sangat penting, hal ini karena teori ekonomi

tidak secara spesifik menunjukkan ataupun mengatakan apakah sebaiknya bentuk

Page 57: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

fungsi model empirik dinyatakan dalam bentuk linear ataupun log-linear. Oleh

karena itu, dalam melakukan suatu studi empiris, sebaiknya model yang akan

digunakan diuji dulu, apakah sebaiknya menggunakan bentuk linear ataukah log-

linear.

Dalam hal ini, penulis menggunakan salah satu metode untuk menentukan

model regresi, linear ataukah log-linear yaitu dengan metode Mackinnon. White

dan Davidson (1980) atau lebih dikenal dengan MWD test. Untuk dapat

menerapkan uji tersebut dianggap bahwa model empirik untuk persamaan ekspor :

PAD1 = a1 + a2 Inf + a3 PDRBPERKAP + a4 Pengangguran + ut …………(3.1)

lnPAD2 = b1 + b2lInf + b3lPDRBPERKAP + b4 Pengangguran +e1 …………(3.2)

Adapun langkah untuk menerapkan uji diatas adalah sebagai berikut :

1. Estimasi terhadap persamaan (3.1) kemudian dapatkan nilai fitted dari PAD

yang dinamai dengan PADF (nilai fitted PAD = nilai aktual PAD –

residualnya)

2. Estimasi terhadap persamaan (3.2) kemudian dapatkan nilai fitted dari Log

PAD yang dinamai dengan LPADF (nilai fitted LogPAD = nilai aktual log

PAD – residualnya)

3. Dapatkan nilai Z1 dengan cara mengurangkan nilai log dari PADF dengan nilai

fitted dari log PAD

4. Dapatkan nilai Z2 dengan cara mengurangkan nilai antilog dari LPADF dengan

PADF

Page 58: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

5. Lakukan regresi dengan menggunakan model (3.1) ditambahkan Z1 sebagai

variabel penjelas atau

PAD1 = a1 + a2 Inf + a3 PDRBPERKAP + a4 Pengangguran + a5 Z1 + ut

Bila Z1 signifikan secara statistik maka akan menolak model yang benar adalah

linear atau dengan kata lain, bila Z1 signifikan maka model yang benar adalah

model log linear.

6. Lakukan regresi dengan menggunakan model (3.2) ditambahkan Z2 sebagai

variabel penjelas atau

lnPAD2 = b1 + b2lInf + b3lPDRBPERKAP + b4Pengangguran + b5Z2 + e1

Bila Z2 signifikan secara statistik maka akan menolak model yang benar adalah

log linear atau dengan kata lain, bila Z2 signifikan maka model yang benar

adalah model linear.

F. Teknik Analisa Data

Alat analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan alat yang disebut

dengan regresi, yaitu suatu model yang menyatakan suatu hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen dalam persamaan matematik. Karena

pada penelitian ini variabel independen berjumlah lebih dari satu maka alat

analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Pengertian linier

dalam hal ini adalah bila penyajian variabel independen dan parameternya hanya

satu indeks dan tidak dikalikan atau dibagi dengan variabel atau parameter lainnya

(Gunawan S, 2001 : 100).

Fungsi regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 59: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Y = β 0 + β1 X1 + β 2X 2 + β 3X 3 + e

Dimana :

Y = PAD

X1 = Inflasi

X2 = PDRB per kapita

X3 = Tingkat Pengangguran

β1 - β 3 = koefisien regresi

β 0 = konstansa

e 1 = variable pengganggu

1. Uji Statistik

Untuk memperoleh hasil regresi yang terbaik secara statistik disebut BLUE (

Best Linier Unbiased Estimator ) beberapa kriteria untuk memenuhi kriteria

BLUE adalah 1) Uji t, 2) Uji F ,dan 3) Uji Koefisien Determinasi (R2). Kriteria

digunakan untuk menguji hipotesis secara statistic di dalam analisis regresi

sederhana dan regresi berganda melalui pendekatan signifikan (test signifikan)

a) Uji t

Yaitu pengujian untuk mengetahui pengaruh variable bebas (X1,X2,dan X3)

terhadap variable terikat (Y) secara parsial atau individu.

Menurut Gujarati (1995)

Dengan langkah : β

1) t hitung = SE ( )

Page 60: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Dimana :

β = Nilai masing-masing koefisien regresi

SE (β) = Standar error untuk masing-masing koefisien regresi

2). Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,05 dengan

derajat kebebasan (n-k-1), karena pengujian dua sisi maka pada penentu t table

menggunakan α/2 = 0,025

Dimana :

n = jumlah pengamatan

k = jumlah variable

3). H0: β1: β2: β3=0 ( secara parsial, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap

variable terikat )

Ha : β1: β2: β3 ≠0 (paling tidak salah satu variabel bebas berpengaruh terhadap

variable terikat)

4). Uji t ini dipergunakan untuk mengetahui apakah H0 diterima atau ditolak

dengan ketentuan sebagai berikut :

a). –t tabel < t hitung > +ttabel , H0 diterima Ha ditolak. Kesimpulannya α1 tidak

berbeda dengan nol (α1 tidak signifikan pada tingkat α ). Ini berarti bahwa X1

secara statistik tidak berpengaruh terhadap Y pada tingkat α.

b). t hitung < –t table atau t hitung > +ttabel H0 ditolak Ha diterima. Kesimpulannya α1

berbeda dengan nol (α1 signifikan pada tingkat α ). Ini berarti bahwa X1 secara

statistik berpengaruh terhadap Y pada tingkat α.

Page 61: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

-

tα/2 -tα /2

Gambar 3.1 Daerah terima dan daerah tolak uji t

b) Uji F

Uji F merupakan pengujian variabel-variabel independent secara

keseluruhan dan serentak yang dilakukan untuk melihat apakah variabel

independent mempengaruhi varibel dependent secara signifikan.

Menurut Gujarati (1995)

Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1). F hitung

R2 / (k-1)

F = (1-R)2 / (n-k-1)

Dimana :

R2 = koefisien determinan

K = jumlah variabel independent

n = jumlah data / sampel

Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak

Page 62: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2). Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat

kebebasan (df) pembilang ( k-1) dan penyebut (n-k)

Df = k-1 ; n-k

3). H0: β1: β2: β3=0 (tidak ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel

terikat dengan variabel bebas )

Ha : β1: β2: β3 ≠0 (ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel terikat

dengan variabel bebas )

4). Uji F ini dipergunakan untuk mengetahui apakah H0 diterima atau ditolak

dengan ketentuan sebagai berikut :

a). Fhit > F table artinya Ho ditolak, Ha diterima. Kesimpulannya α1 dan α2 tidak

berbeda dengan nol. Sehingga dapat disimpulkan semua koefisien regresi

secara bersama-sama signifikan pada taraf signifikansi sebesar 0,05.

b). Fhit < F table artinya Ha ditolak, Ho diterima. Kesimpulannya α1 dan α2 tidak

berbeda dengan nol. Sehingga dapat disimpulkan secara bersama-sama

koefisien regresi tidak signifikan pada taraf signifikansi sebesar 0,05.

H0 diterima

H0 ditolak

0 Fα F

Gambar 3.2 Daerah terima dan daerah tolak uji F

Page 63: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

c) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien detreminasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Untuk mengukur

kebaikan dari model regresi maka diperlukan perhitungan determinasi (R2), yaitu

angka untuk persentase total variasi variabel dependent yang dapat dijelaskan

variabel independent dalam model. Dimana nilai koefisien determinasi adalah

antara 0 sampai 1. R2 sebesar 1 artinya suatu kecocokan yang sempurna,

sedangkan R2 yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variable

independen dengan variable dependen.

2. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah masalah yang timbul berkaitan dengan adanya

hubungan linier diantara variabel-variabel penjelas. Uji multikolinieritas

merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel bebas terdapat korelasi

dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata lain suatu variabel bebas

merupakan tugas linier dari variabel bebas lainnya.

Cara paling mudah untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah

dengan metode Auxillary Regresi, yaitu dengan melihat R2 dan r2. Apabila dari

hasil pengujian statistik diperoleh r2 < R2 berarti tidak ada multikolinieritas,

sedangkan jika r2 > R2 berarti terjadi multikolinieritas.

Page 64: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b) Uji Heteroskedatisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana sebaran atau varian faktor

pengganggu tidak konstan sepanjang observasi. Uji heterokedastisitas adalah

pengujian untuk melihat apakah kesalahan pengganggu mempunyai varians yang

sama atau tidak. Hal tersebut dilambangkan sebagai berikut (Gujarati,

Ekonometrika Dasar, 1995 :177) :

E (U2) = σ2

Dimana :

σ = varians

i = 1, 2, 3, …. N

Apabila terdapat varians yang sama maka asumsi homosekedastisitas

(penyebaran yang sama) diterima. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala

heterosekedastisitas dalam suatu model maka dilakukan pengujian dengan LM

ARCH. Uji tersebut biasanya digunakan untuk menguji masalah

heterosekedastisitas ketika ada perubahan struktur, misal perubahan struktur

ekonomi. Ide dasar dari uji ini adalah anggaplah akan meregres model regresi

linier berganda semua variabel bebas dengan residual kuadrat di persamaan

regresi sebelumnya. Kemudian dari hasil regresi tersebut akan diperoleh t hitung

dan nilai probabilitasnya, jika –t tabel < ± t hitung < + t tabel maka variabel

tersebut bebas dari masalah heterosekedastisitas.

Page 65: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

c) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terhadap trend dalam variable yang

diteliti sehingga mengakibatkan e juga mengandung trend. Adanya korelasi

antara variable gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien, baik dalam sampel

kecil maupun sampel besar. Ada beberapa metode untuk menguji ada tidaknya

masalah auotokorelasi. Antara lain adalah: metode grafik, Runs test, Durbin -

Watson d test, dan Breusch-Godfrey(B-G) Test.

Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan percobaan d

(Durbin -Watson). Rumus untuk menghitung DW statistic adalah :

d = 2

0 dL dU 2 4- dU 4- dL 4

Gambar 3.3 Daerah Ho diterima dan ditolak dalam Uji Autokorelasi

1- ∑ е1 еi-t

∑ еi2

Autokorelasi positif

Ragu-ragu

Ragu-ragu

Autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi

Page 66: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Hipotesis untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah :

Ho : tidak ada serial autokorelasi baik positif maupun negative

Untuk menguji hipotesis nol tidak ada autokorelasi, terdapat table Durbin-

Watson (DW), dengan kriteria hasil perhitungan DW statistic dibandingkan

dengan tabel (DW) sebagai berikut :

Jika d < dL = menolak Ho

Jika d dU < d < 4 - dU = tidak menolak Ho

Jika dL ≤ d ≤ dU atau 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL = pengujian tidak meyakinkan

(inconclusive)

Page 67: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Keadaan Geografis

Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten terkecil di Propinsi Jawa

Tengah, Secara geografis, terletak diantara Bagian ujung timur 110. 57O LS,

Bagian Ujung Sebelah Barat 110 42O LS, Bagian Ujung Sebelah Utara 7 32O BT,

Bagian Ujung Sebelah Utara 7 49O 32.00O BT. Dengan luas 46,666 Km2, atau

1,43% luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Sukoharjo memiliki batas-

batas wilayah administrasi sebagai berikut :

Sebelah utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten

Secara topografi terdiri atas daerah, dataran rendah dan perbukitan. Daerah

dataran rendah merupakan kawasan di bagian Utara, daerah perbukitan

merupakan kawasan di bagian Selatan dan Timur.

2. Iklim

Sesuai dengan letak geografis, Kabupaten Sukoharjo dipengaruhi iklim

daerah tropis yang dipengaruhi oleh angin muson dengan 2 musim, yaitu musim

51

Page 68: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

kemarau pada bulan April – September dan musim penghujan antara bulan

Oktober – Maret. Curah hujan tahunan rata-rata sebesar 2.790 mm, suhu udara

berkisar antara 230C sampai dengan 340C, dengan kelembaban udara tahunan

rata-rata 77%.

3. Hidrologi

Kabupaten Sukoharjo dalam suatu sistem hidrologi, merupakan kawasan

yang berada pada aliran sungai Bengawan Solo, mengalir beberapa sungai yang

tergolong besar seperti yaitu Sungai Bengawan Solo, Sungai Proyek Waduk GM,

Sebagai Daerah aliran, dengan sendirinya merupakan daerah limpasan debit air

dari sungai yang melintas dan sering mengakibatkan terjadinya banjir pada musim

penghujan.

4. Luas Wilayah

Secara administrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan

yang terdiri dari 167 Desa/Kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Sukoharjo tercatat

46.666 Ha atau sekitar 1,43 % luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan

yang terluas adalah Kecamatan Polokarto yaitu 6.218 Ha (13%), sedangkan yang

paling kecil adalah kecamatan Kertasura seluas 1.923 Ha (4%) dari luas

Kabupaten Sukoharjo.

Page 69: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.1

Luas Wilayah dan Presentase menurut Kecamatan

Di Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2008

Kecamatan Luas (Ha) Prosentase (%)

1. Weru 4.198 9.00

2. Bulu 4.386 9.40

3. Tawangsari 3.998 8.57

4. Sukoharjo 4.458 9.55

5. Nguter 5.488 11.76

6. Bendosari 5.299 11.36

7. Polokarto 6.218 13.32

8. Mojolaban 3.554 7.62

9. Grogol 3.000 6.43

10. Baki 2.197 4.71

11. Gatak 1.947 4.17

12. Kartasura 1.923 4.12

Jumlah 46.666 100.00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo

Pola tata guna lahan terdiri dari Perumahan, Tegalan, Kebun campuran,

Sawah, Perusahaan, Jasa, Industri dan Penggunaan lainnya dengan sebaran

sawah sebesar 45,26 %, dan lahan bukan sawah 54,74%, dari lahan sawah

Page 70: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

tersebut terdiri dari 70,17% irigasi teknis, irigasi setengah teknis 8,98%, irigasi

sederhana 9,17% dan sawah tadah hujan 11,67 %.

Tabel 4.2

Luas Penggunaan Lahan menurut Kecamatan

Di Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2008

Kecamatan Lahan Sawah Bukan Lahan

Sawah

Jumlah

1. Weru 1.866 2.332 4.198

2. Bulu 1.117 3.269 4.386

3. Tawangsari 1.651 2.347 3.998

4. Sukoharjo 2.364 2.094 4.458

5. Nguter 2.680 2.808 5.488

6. Bendosari 2.569 2.730 5.299

7. Polokarto 2.576 3.642 6.218

8. Mojolaban 2.234 1.320 3.554

9. Grogol 1.007 1.993 3.000

10. Baki 1.276 921 2.197

11. Gatak 1.266 681 1.947

12. Kartasura 515 1.408 1.923

Jumlah 21.121 25.545 46.666

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo

Page 71: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 4.3

Banyaknya Desa atau Kelurahan menurut Kecamatan

Di Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2008

Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah

1. Weru 13 0 13

2. Bulu 12 0 12

3. Tawangsari 12 0 12

4. Sukoharjo 0 14 14

5. Nguter 16 0 16

6. Bendosari 13 1 14

7. Polokarto 17 0 17

8. Mojolaban 15 0 15

9. Grogol 14 0 14

10. Baki 14 0 14

11. Gatak 14 0 14

12. Kartasura 10 2 12

Jumlah 150 17 167

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo

Page 72: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

B. Keadaan Demografi

1. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2008 tercatat sebanyak

837.279 jiwa yang terdiri dari 414.292 laki-laki (49,48%) dan 422.987 perempuan

(50,52%). Apabila dilihat dari penyebaran penyebaran penduduk, Kecamatan

Grogol paling tinggi persentasenya yaitu 12,21 %, kemudian Kecamatan

Kartasura 10,7%, Kecamatan Sukoharjo 10,03%, sedangkan yang terkecil

Kecamatan Gatak 5,74%. Rasio jenis kelamin pada tahun 2008 sebesar 97,94

yang berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-laki,

hamper di semua kecamatan angka rasio jenis kelamin di bawah 100, yaitu

berkisar 93 dan 99, kecuali Kecamatan Baki mempunyai sex ratio 100,76

2. Komposisi Penduduk

Kepadatan Penduduk Kabupaten Sukoharjo dalam kurun waktu lima tahun

(2003-2008) cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah

penduduk. Pada tahun 2008 tercatat sebesar 1.794 jiwa setiap Km2. Di sisi lain

penyebaran penduduk masih belum merata, Kecamatan Kartasura paling padat

penduduknya yaitu 4.681 jiwa per Km2. Sedangkan Kecamatan Nguter adalah

Kecamatan yang paling jarang kepadatan penduduknya yaitu 1.173 jiwa per Km2.

Page 73: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.4

Banyaknya Penduduk menurut Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

0-4 26.388 24.499 50.887

5-9 30.603 29.063 59.666

10-14 33.821 32.338 66.159

15-19 36.126 35.804 71.930

20-24 39.954 42.812 82.766

25-29 39.293 42.481 81.774

30-34 34.766 36.621 71.387

35-39 31.632 33.384 65.016

40-44 29.678 30.265 59.943

45-49 25.972 25.030 51.002

50-54 20.805 19.657 40.462

55-59 16.011 15.990 32.001

60-64 13.685 14.637 28.322

65-69 12.062 13.630 25.692

70-74 9.862 11.562 21.424

75+ 13.634 15.214 28.848

Jumlah 414.292 422.987 837.279

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo

Page 74: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang

sangat dibutuhkan dalam berbagai hal pembangunan sehingga untuk mendapatkan

tenaga kerja yang terampil sangat terkait dengan hal-hal pendidikan, di Kabupaten

Sukoharjo pencari kerja terbanyak diduduki lulusan SLTA, sedangkan pekerja

terbanyak dibidang industry tekstil.

Tabel 4.5

Banyaknya Penduduk (10 tahun keatas) menurut Pendidikan Yang

Ditamatkan Di Kabupaten Sukoharjo 2006 – 2008

Pendidikan yang

Ditamatkan

2006 2007 2008

Tidak/Belum Pernah sekolah 110.827 110.153 70.964

Tidak/Belum Tamat SD 100.692 91.728 47.046

Tamat SD/MI 210.228 180.840 169.934

Tamat SLTP/MTS 132.862 136.572 194.428

Tamat SLTA/MA 121.435 144.990 182.360

Akademi/Diploma 14.563 22.836 23.076

S1/S2/S3 15.037 23.046 38.916

Jumlah 705.644 710.165 726.726

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo

Page 75: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Selanjutnya penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan

usaha utama tahun 2008 terbanyak di lapangan usaha perdagangan kemudian

industry. Hal ini terjadi karena adanya perkembangan wilayah yang terjadi di

daerah permukiman baru yang menggunakan lahan pertanian.

Tabel 4.6

Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan

Usaha Utama Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008

Jenis Lapangan Usaha Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Pertanian 55.088 30.472 85.560

2. Pertambangan dan Galian 693 666 1359

3. Industri 47.608 56.338 103.946

4. Listrik, Gas dan Air 324 310 634

5. Konstruksi 26.431 310 26.741

6. Perdagangan 50.097 55.679 105.776

7. Komunikasi 13.441 5.092 18.533

8. Keuangan 3.792 2.158 5.950

9. Jasa 33.610 27.053 63.663

Jumlah 234.084 178.078 412.162

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo

Page 76: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

C. Analisis Deskriptif

1. Perkembangan Tingkat Inflasi Kabupaten Sukoharjo

Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga-harga produk

secara keseluruhan. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi

ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya kondisi ekonomi mengalami

permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya sehingga

hargaharga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan

menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money).

Disamping itu inflasi perlu pula dihindari oleh karena dapat menimbulkan

berbagai akibat buruk ke atas kegiatan dalam perekonomian yang pada akhirnya

akan menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan yang lambat dan pengangguran

yang semakin meningkat.

Dalam perekonomian modern sekarang ini masalah dan penyebab inflasi

adalah sangat kompleks. Inflasi bukan saja disebabkan oleh penawaran uang yang

berlebihan tetapi juga oleh banyak faktor lain seperti kenaikan gaji,

ketidakstabilan politik, pengaruh inflasi di luar negeri dan kemerosotan nilai mata

uang. Berikut ini adalah data perkembangan tingkat inflasi kabupaten Sukoharjo

dari tahun 1994 – 2008.

Page 77: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.7 Data Inflasi dari Tahun 1994-2008 (%)

Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo dalam Angka beberapa Edisi,diolah

Kabupaten Sukoharjo tahun 2005 mengalami inflasi sebesar 14,88 persen,

mengalami kenaikan yang sangat tinggi dibandingkan inflasi tahun 2004 yang

tercatat 2,78 %. Perbedaan yang cukup besar ini disebabkan karena adanya

kenaikan berantai antara harga BBM pada bulan Juni dan kenaikan tarif dasar

Tahun Inflasi (%)

1994 8.30

1995 8.64

1996 6.42

1997 9.07

1998 58.59

1999 1.83

2000 5.80

2001 10.32

2002 9.16

2003 0.89

2004 2.78

2005 14.88

2006 5.73

2007 4.43

2008 11.39

Page 78: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

listrik pada bulan Juli dan Oktober yang berpengaruh terhadap perubahan harga

barang dan jasa lainnya.

Pertumbuhan laju inflasi yang paling tinggi terjadi pada periode tahun 1997

dan 1998. Tingkat inflasi yang terjadi di tahun 1997 yaitu 9,07% dan pada tahun

1998 sebesar 58,59%. Hal tersebut menandakan terjadi kenaikan sebesar 49,52%.

Pada tahun tersebut Indonesia mengalami krisis moneter dan sangat memukul

perekoomian Indonesia.

2. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita

Kabupaten Sukoharjo.

Peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat menjadi tujuan pokok

dalam pembangunan ekonomi dewasa ini. Salah satu indikator yang dapat

digunakan untuk melihat besaran tingkat kesejahteraan masrayakat adalah dengan

PDRB Per Kapita. Data ini diperoleh dengan membagi nilai PDRB dengan jumlah

penduduk dalam satu periode.Besaran PDRB Per Kapita akan bergerak kearah

yang lebih baik apabila nilai absolut PDRB terus meningkat dengan cepat disertai

dengan makin melambatnya laju pertumbuhan penduduk, apalagi jika program

pembangunan bidang ekonomi semakin digalakkan dan program KB dijalankan

dengan baik untuk menekan populasi penduduk. Berikut ini adalah data

perkembangan PDRB per kapita kabupaten Sukoharjo dari tahun 1994 – 2008.

Page 79: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 4.8 PDRB`Per Kapita Kabupaten Sukoharjo Tahun 1994-2008

Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

Tahun PDRB per

Kapita ADHB

(Juta)

Tingkat

Pertumbuhan

(%)

1994 1.339.624,26 2,02

1995 1.645.605,84 2,49

1996 1.865.643,91 2,82

1997 2.138.613,06 3,23

1998 2.686.624,29 4,06

1999 2.923.249,73 4,42

2000 3.607.670,31 5,46

2001 3.713.844,27 5,62

2002 3.784.499,29 5,72

2003 3.908.546,86 5,91

2004 5.919.927,32 8,95

2005 6.778.229,98 10,25

2006 7,618.364,55 11,53

2007 8.506.525,96 12,87

2008 9.634.517,19 14,58

Jumlah 66.071.486,82 100

Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo dalam Angka beberapa Edisi, diolah

Page 80: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Data pada Tabel 4.8 menunjukkan perkembangan yang konstan PDRB

perkapita kearah yang lebih baik. Hal ini secara tidak langsung mengindikasikan

keberhasilan pada dua sektor, yaitu sektor ekonomi dan sektor kependudukan.

Perkembangan nilai absolut PDRB perkapita secara berkesinambungan terus

dapat ditingkatkan melalui pembangunan yang berkelanjutan pada sektor ekonomi

sehingga dapat meningkatkan besaran PDRB sekaligus juga diikuti dengan

melambatnya laju pertumbuhan penduduk salah satunya melalui program KB.

Pada tahun 2000 PDRB perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten

Sukoharjo sebesar Rp. 3.607.670,31 meningkat hingga mencapai Rp.

9.634.517,19 pada tahun 2008.

3. Perkembangan Tingkat Pengangguran Kabupaten Sukoharjo.

Pengangguran merupakan masalah tersendiri bagi pemerintah yang harus

segera diselesaikan. Pengangguran tercipta karena tidak ada keseimbangan

pertumbuhan tenaga kerja dengan pertumbuhan lapangan kerja. Lebih tepatnya

adalah bahwa pertumbuhan tenaga kerja lebih cepat dibandingkan dengan

pertumbuhan lapangan kerja, keadaan yang demikian ini banyak faktor yang

mempengaruhinya. Beberapa diantaranya adalah angka kelahiran yang cukup

tinggi atau banyaknya tenaga kerja yang tidak siap pakai dari sisi penduduk.

Sedangkan dari sisi pemerintah adalah penyediaan lapangan kerja yang lebih

lamban. Namun demikian pemerintah juga tidak pernah tinggal diam untuk

menyelesaikan masalah pengangguran tersebut, salah satunya meningkatkan

kesejahteraan para pekerja yang masih bekerja di lapangan kerja informal.

Tantangan ini diikuti dengan pentingnya pemberdayaan Usaha Menengah Kecil

Page 81: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Mikro (UMKM) yang banyak menyerap tenaga kerja informal; pengembangan

program pemberdayaan masyarakat yang banyak menyerap tenaga kerja informal

serta; peningkatan kualitas pelayanan TKI yang akan bekerja di luar negeri.

Penciptaan lapangan kerja bagi penduduk belatar pendidikan relatif rendah,

miskin dan tidak terampil juga telah diupayakan Pemerintah. Berbagai program

perluasan kesemptaan kerja yang dibiayai oleh APBN, termasuk revitalisasi

pertanian, perikanan, kehutanan dan pedesaan, telah mulai dikembangkan dan

dikonsolidasikan agar tenaga kerja yang dicakup semakin banyak dan merata

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa walaupun beberapa program

penanggulangan pengangguran telah dilakukan oleh pemerintah, permasalahan

pengangguran masih belum bisa teratasi dengan baik dan efektif.Program-

program penanggulangan pengangguran pada umumnya belum dapat memberikan

peluang kerja yang berkesinambungan, mungkin berhubungan dengan

ketidakinginan masyarakat untuk memelihara kelangsungan program terutama

karena tidak adanya kecocokan antara program yang ditawarkan oleh pemerintah

dengan kebutuhan dan karakteristik penganggur. Berikut ini adalah data

perkembangan tingkat Pengangguran Kabupaten Sukoharjo dari tahun 1994-2008.

Page 82: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 4.9 Tingkat Pengangguran Kabupaten Sukoharjo Tahun 1994-

2008

Tahun Tingkat

Pengangguran

Tingkat

Pertumbuhan

(%)

1994 11.915 2,87

1995 29.077 7,00

1996 29.973 7,23

1997 8.166 1,96

1998 36.216 8,72

1999 26.441 6,37

2000 23.362 5,63

2001 14.042 3,38

2002 22.622 5,45

2003 34.253 8,25

2004 40.221 9,69

2005 33.771 8,13

2006 35.867 8,64

2007 44.532 10,73

2008 36.379 8,76

Jumlah 414.922 100

Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo dalam Angka beberapa Edisi, diolah

Page 83: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui tingkat pengangguran di

Kabupaten Sukoharjo selama 15 tahun terakhir sampai dengan tahun 2008.

Pertumbuhan tingkat pengangguran tiap tahun ada kenaikan ataupun penurunan

yang tidak beraturan. Pada tahun 1997 tingkat pengangguran sebesar 2,13 persen

mengalami penurunan dari tahun 1996 yang sebesar 7,84 persen karena terjadi

lonjakan perekonomian yang berdampak pada pengangguran dan pada tahun 1998

pertumbuhan pengangguran mengalami peningkatan 9,47 persen karena hal

tersebut terjadi karena banyak perusahaan mengalami gulung tikar sehingga

terjadi pemutusan hubungan kerja secara besar-besran. Sehingga berdampak pada

tingkat inflasi yang tinggi, kurangnya kepercayaan dari investor asing untuk

menanamkan modalnya ke Indonesia. Dan pasca krisis ekonomi, pengangguran

semakin tidak dapat terkendali karena dari tahun ke tahun pengangguran

meningkat sehingga belum dikatakan stabil.

4. Tingkat Perkembangan PAD Kabupaten Sukoharjo

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh dari

daerah itu sendiri dengan memberdayakan potensi daerah yang ada sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan asli daerah ini sangat

penting karena dari PAD ini bisa dilihat seberapa besar kemandirian daerah di

dalam mengurus rumah tangganya sendiri.sehubungan dengan hal ini maka

pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo selalu berusaha agar penerimaan PAD

selalu meninkat dari tahun ke tahun.

Berikut ini adalah data perkembangan tingkat Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Sukoharjo dari tahun 1994-2008

Page 84: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4.10 Laju Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Sukoharjo Tahun 1994-2008

(Ket. Pada tahun sebelum 2001, PAD memakai tahun anggaran dimana tahun

anggaran 2000/2001, 1999/2000, 1998/1999, dst.)

Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo dalam Angka beberapa Edisi, diolah

Tahun Nilai

(Juta Rupiah)

Laju

Pertumbuhan (%)

1994 5.431.867 2,18

1995 23.903.827 9,16

1996 28.146.740 0,11

1997 37.894.092 0,15

1998 59.421.890 0,23

1999 80.563.394 0,32

2000 14.807.854.947 5,95

2001 14.787.714.098 5,94

2002 18.555.317.620 7,45

2003 19.929.269.513 8,01

2004 21.702.124.540 8,72

2005 30.384.474.927 12,21

2006 44.008.080.723 17,69

2007 42.449.908.603 17,06

2008 41.898.320.000 16,84

Page 85: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Dari tabel 4.10 diatas, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sukoharjo

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1994 sampai tahun 2000

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sukoharjo memakai tahun

anggaran.Pada periode tersebut PAD Kabupaten Sukoharjo mengalami kenaikan

dari tahun ke tahun.

Pada masa krisis ekonomi tahun 1996 ke tahun 1998, laju pertumbuhan

PAD mengalami peningkatan yang paling kecil yaitu sebesar 0,04 hingga 0,09

persen .Sedangkan pertumbuhan PAD yang paling tinggi adalah masa otonomi

daerah pada tahun 2000, yaitu sebesar 5,95 % dan tahun 2006 yaitu sebesar

17,69%

D. Hasil seleksi Bentuk Fungsi Model Empiris

Berdasarkan hasil uji MWD dengan membandingkan nilai Z1 dan Z2 (Z1

dan Z2 variabel Penjelas), maka didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4. 11 Hasil Uji MWD Bentuk model Linear

Dependent Variable: PAD Method: Least Squares Date: 12/04/12 Time: 10:02 Sample: 1994 2008 Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -8.71E+08 3.78E+09 -0.230647 0.8222 INFLASI -1.65E+08 87701179 -1.880386 0.0895

PDRBPERKAPITA 5631.994 449.9934 12.51573 0.0000 PENGANGGURAN -117153.8 91943.14 -1.274198 0.2314

Z1 0.184316 0.277049 0.665283 0.5209

R-squared 0.951796 Mean dependent var 1.66E+10 Adjusted R-squared 0.932514 S.D. dependent var 1.68E+10 S.E. of regression 4.36E+09 Akaike info criterion 47.49027 Sum squared resid 1.90E+20 Schwarz criterion 47.72629 Log likelihood -351.1770 F-statistic 49.36266 Durbin-Watson stat 1.628774 Prob(F-statistic) 0.000001

Page 86: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 4. 12 Hasil Uji MWD Bentuk Model LogLinear

Dependent Variable: LOG(PAD) Method: Least Squares Date: 12/03/12 Time: 20:13 Sample: 1994 2008 Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 21.89037 1.517368 14.42653 0.0000 INFLASI 0.000877 0.025378 0.034571 0.9731

LOG(PDRBPERKAPITA) 0.007991 0.097931 0.081599 0.9366 PENGANGGURAN -4.14E-06 2.61E-05 -0.158533 0.8772

Z2 9.85E-11 7.68E-11 1.282568 0.2286

R-squared 0.176692 Mean dependent var 22.88399 Adjusted R-squared -0.152631 S.D. dependent var 1.150344 S.E. of regression 1.235017 Akaike info criterion 3.521247 Sum squared resid 15.25266 Schwarz criterion 3.757264 Log likelihood -21.40935 F-statistic 0.536531 Durbin-Watson stat 0.897196 Prob(F-statistic) 0.712472

Sumber : Hasil Print Out dengan Eviews 3.0

Dari hasil pengujan dengan uji MWD , dengan melihat tingkat signifikansi

dari variabel Z1 dan Z2 yang sama-sama tidak signifikan, maka dapat

disimpulkan bahwa kedua bentuk fungsi model baik linier maupun log linier bisa

atau layak digunakan. Oleh karena kedua bentuk fungsi model empiris sama

baiknya maka penulis dapat menggunakan salah satu dari kedua bentuk fungsi

model empiris tersebut. Pada penelitian ini penulis menggunakan bentuk fungsi

model log linier

E Analisis Statistik

Untuk membuktikan hipotesa yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya

maka dilakukan analisis dari data yang ada yaitu data time series dari tahun 1994

sampai dengan tahun 2008. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda

Page 87: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dengan variabel dependen PAD dan variabel independen tinkat inflasi, PDRB per

kapita dan tingkat pengangguran. Rumus yang digunakan adalah :

Y = β 0 + β1 X1 + β 2X 2 + β 3X 3 + e 1

Dimana :

Y = PAD

X1 = Inflasi

X2 = PDRB per kapita

X3 = Tingkat Pengangguran

β1 - β 3 = koefisien regresi

β 0 = konstansa

e 1 = variable pengganggu

Berikut ini data yang telah diperoleh yang kemudian akan diolah lebih lanjut

:

Page 88: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 4.13 Data Tingkat Inflasi, PDRB per Kapita, Tingkat

Pengangguran, dan PAD Kabupaten Sukoharjo dari

tahun 1994 - 2008

Tahun PAD Inflasi PDRB per Kapita Pengangguran

1994 5,431,867 8.30 1,339,624 11,915

1995 23,903,827 8.64 1,645,605 29,077

1996 28,146,740 6.42 1,865,643 29,973

1997 37,894,092 9.07 2,138,613 8,166

1998 59,421,890 58.59 2,686,624 36,216

1999 80,563,394 1.83 2.923.249 26,441

2000 14,807,854,947 5.80 3,607,670 23,362

2001 14,787,714,098 10.32 3,713,844 14,042

2002 18,555,317,620 9.16 3,784,499 22,622

2003 19,929,269,513 0.89 3,908,546 34,253

2004 21,702,124,540 2.78 5,919,927 40,221

2005 30,384,474,927 14.88 6,778,229 33,771

2006 44,008,080,723 5.73 7,618,364 35.867

2007 42,449,908,603 4.43 8,506,525 44.532

2008 41,898,320,000 11.39 9,634,517 36,379

Berdasarkan data diatas kemudian dilakukan perhitungan data yang

menggunakan E-views. Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 89: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Model Regresi Linier Memakai Log

Dependent Variable: LOGPAD Method: Least Squares Date: 12/10/12 Time: 21:26 Sample: 1994 2008 Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -6.74E+09 4.60E+09 -1.464734 0.1710 INFLASI -59375644 1.32E+08 -0.448143 0.6627

LOGPDRBPERKAPITA 5726.750 619.6895 9.241322 0.0000 PENGANGGURAN -163270.5 137952.3 -1.183529 0.2615

R-squared 0.892592 Mean dependent var 1.30E+10 Adjusted R-squared 0.863299 S.D. dependent var 1.78E+10 S.E. of regression 6.59E+09 Akaike info criterion 48.27883 Sum squared resid 4.78E+20 Schwarz criterion 48.46764 Log likelihood -358.0912 F-statistic 30.47121 Durbin-Watson stat 1.139914 Prob(F-statistic) 0.000013

Sumber : Hasil Print Out dengan Eviews 3.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut :

LOGPAD = -6744873758 - 59375643.96*INFLASI + 5726.750248*LOGPDRBPERKAPITA - 163270.4935*PENGANGGURAN

Tahap selanjutnya setelah dilakukan estimasi regresi dengan menggunkan

MWD test,maka dilakukan uji asumsi klasik dan uji statistik. Untuk mengetahui

adanya kesesuaian model parameter estimasi dengan teori, hasil estimasi model

analisis diatas perlu diuji dengan uji statistik dan uji asumsi klasik

Page 90: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

1. Uji Statistik

a. Uji t (Uji secara individu)

Merupakan pengujian variabel-variabel independen secara individu,

dilakukan untuk melihat signifikansi dari variabel independen sementara variabel

yang lain konstan. Jika besarnya t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung > t tabel)

atau t hitung lebih kecil dari – t tabel ( t hitung < - t tabel), maka variabel bebas

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen secara

individu.

1) Variabel inflasi

Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien regresi

inflasi sebesar -59375644 dengan nilai t hitung sebesar -0.448143< -

2,145, maka Ho diterima. Dimana nilai probabilitas inflasi sebesar 0.6627>

0,05 maka koefisiean regresi tersebut tidak signifikan pada taraf 5%. Artinya

variabel inflasi secara statistik tidak berpengaruh terhadap PAD.

2) Variabel PDRB per Kapita

Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien

regresi LogPDRB per Kapita sebesar 5726.750, dengan nilai t hitung sebesar

9.241322> 2,145, maka Ho ditolak. Dimana nilai probabilitas PDRB per

Kapita sebesar 0.0000< 0,05 maka koefisiean regresi tersebut signifikan pada

taraf 5%. Artinya variabel PDRB per kapita secara statistik berpengaruh

terhadap PAD.

Page 91: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

3) Variabel Tingkat Pengangguran

Berdasarkan hasil regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien

regresi tingkat pengangguran sebesar -163270.5, dengan nilai t hitung sebesar

--1.183529 < 2,145, maka Ho diterima. Dimana nilai probabilitas tingkat

pengangguran sebesar 0.2615> 0,05 maka koefisiean regresi tersebut tidak

signifikan pada taraf 5%. Artinya variabel tingkat pengangguran secara

statistik tidak berpengaruh terhadap PAD.

b. Uji F

Uji F adalah pengujian variabel-variabel independen secara serentak guna

melihat apakah variabel independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel

dependen. Apabila nilai F hitung lebih besar dari f tabel (α 5%) maka Ho ditolak

artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari semua variabel independen

terhadap variabel dependen pada α 5%. Sebaliknya apabila F hitung lebih kecil

dari f tabel (α 5%.) maka Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari semua variabel independen terhadap variabel dependen pada α 5%.

Dari hasil regresi dengan menggunakan model regresi dengan MWD test,

didapat nilai F hitung sebesar 30.47121> F tabel 3,68 pada α 5%. Hal tersebut

menunjukkan bhwa semua variabel independen yang meliputi inflasi, PDRB per

kapita, dan tingkat pengangguran serentak berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen yaitu PAD pada α 5%.

Page 92: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

c. R2 ( Uji Koefisien Determinasi)

R2 dilakukan untuk mengetahui persentase total variansi dari varibel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabelindependen dalam model, maka

digunakan koefisien determinasi (R2). Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1.

Apabila R2 mendekati 1, ini menunjukkan bahwa variansi variabel dependen

secara bersama-sama dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.

Sebaliknya jika nilai R2 mendekati 0, maka variasi dari variabel dependen tidak

dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Dari pengujian yang telah dilaksanakan menghasilkan nilai adjusted R2

sebesar 0.86% yang artinya 86% variasi variabel PAD dapat dijelaskan oleh

variasi variabel inflasi, PDRB per kapita, dan tingkat pengangguran, sedangkan

sisanya 14% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Pada dasarnya multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan liniear yang

sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel beab. Ini

suatu masalah yang sering muncul dalam ekonomi karena In economics,

everything depends on everything else. Gujarati (1995 : 335) mengatakan bahwa

bila korelasi antara dua variabel bebas melebihi 0,8, maka multikolinieritas

menjadi masalah yang serius.

Untuk menguji ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu model

empirik setidaknya dapat dilakukan dengan metode Auxillary Regresi, yaitu

dengan melihat R2 dan r2. Apabila dari hasil pengujian statistik diperoleh r2 < R2

Page 93: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

berarti tidak ada multikolinieritas, sedangkan jika r2 > R2 berarti terjadi

multikolinieritas.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.13

Tabel 4.15 Hasil Multikolinieritas

Keterkaitan

Antar Variabel

R2 r2 Tanda Keterangan

X1 dengan X2

X3

0.809969 0.073385 > Tidak terjadi

masalah

multikolinieritas

X2 dengan X1

X3

0.809969 0.012615 > Tidak terjadi

masalah

multikolinieritas

X3 dengan X1

X2

0.809969 0.075194 > Tidak terjadi

masalah

multikolinieritas

Sumber : Hasil Print Out dengan Eviews 3.0

Dari tabel diatas dapat ditunjukkan bahwa pada nilai R squared pada regresi

dengan semua variabel independen menunjukkan nilai 0.809969. Sedangkan

regresi dengan masing-maing variabel independen, menunjukkan nilai 0.073385,

0.012615, 0.075194; yang lebih rendah daripada nilai R squared hasil regresi

dengan semua variabel independen. Hal iu menunjukkan bahwa tidak ada masalah

multikolinieritas di dalam tabel.

Page 94: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

b. Uji Heterokedastisitas.

Salah satu asumsi yang paling penting dari model regresi linier klasik adalah

varian residual bersifat homokedastik atau bersifat konstan. Asumsi ini idak selalu

realistis karena sering terjadi pelonggaran asumsi klasik itu yang disebabkan

varian residual tidak lagi bersifat konstan atau disebut terjadi masalah

heterokedastis. Heterokedastis terjadi jika gangguan mutual dalam fungsi regresi

yang mempunai varian yang tidak sama sehingga penaksiran OLS ( Ordinary

Least Square) tidak efisien, varian estimator tidak lagi minimum, kendatipun

estimator itu sendiri tidak bias.

Pada penelitian ini akan menggunakan LM ARCH yaitu membandingkan

nilai Obs*R2 dengan x2 tabel dengan df (jumlah regresor) dan α 5%, jika nilai

Obs*R2 < x2 maka tidak signifikan secara statistik. Berarti hipotesa yang

menyatakan bahwa model empirik tidak terdapat masalah heterokedastisitas tidak

ditolak (Siti Aisyah Tri Rahayu, Modul Lab Ekonometrika, 2007 : 106). Hasil dari

ui LM ARCH adalah seperti tabel berikut:

Page 95: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 4.16 Hasil Heterokedastisitas

ARCH Test:

F-statistic 0.525029 Probability 0.482594 Obs*R-squared 0.586857 Probability 0.443637

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 10/27/11 Time: 00:16 Sample(adjusted): 1995 2008 Included observations: 14 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.95E+19 2.22E+19 1.778293 0.1007 RESID^2(-1) 0.204100 0.281678 0.724589 0.4826

R-squared 0.041918 Mean dependent var 4.95E+19 Adjusted R-squared -0.037922 S.D. dependent var 6.36E+19 S.E. of regression 6.48E+19 Akaike info criterion 94.20554 Sum squared resid 5.04E+40 Schwarz criterion 94.29683 Log likelihood -657.4388 F-statistic 0.525029 Durbin-Watson stat 2.113200 Prob(F-statistic) 0.482594

Sumber : Hasil Print Out dengan Eviews 3.0

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, nilai Obs*R Squared adalah 0.586857.

Sedangkan nilai x2 (df=1,α = 5%) adalah 3,84146. Nilai Obs*R Squared lebih

kecil dari x2, sehingga tidak ada masalah heterokedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainnya. Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai adanya

korelasi antara variabel gangguan sehingga penaksiran tidak lai efisien baik dalam

sampel kecil atupun besar.

Page 96: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi

akan digunakan uji Durbin Watson. Sedangkan kriteria pengujian adalah sebagai

berikut:

0 0,81 1,75 2 2,25 3,19 4

Gambar 4.1: Uji Durbin - Watson

Dari hasil pengujian, dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, sampel

yang dimiliki sebanyak 15 observasi, dan variabel penjelas sebanyak 3, diketahui

bahwa dL = 0,81, dU= 1,75, 4-dL = 3,19, 4 – dU = 2,25. Besarnya nilai koefisien

DW = 0.979966 terletak diantara batas dL sebesar 0,81 dan dU sebesar 1,75.

Sehingga tidak dapat disimpulkan apakah ada atau tidak ada masalah autokorelasi

positif maupun negatif dari model regresi yang akan digunakan.

Autokorelasi positif

Ragu-ragu

Ragu-ragu

Autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi

Page 97: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

F. Uji Hipotesa Teori

a. Koefisien variabel inflasi bernilai negatif sebesar -59375644 artinya jika

nilai inflasi meningkat maka PAD cenderung mengalami penurunan

sesuai hipotesa

b. Koefisien variabel PDRB per kapita bernilai positif sebesar 5726.750

artinya jika nilai PDRB per kapia meningkat maka PAD cenderung

mengalami peningkatan sesuai hipotesa

c. Koefisien variabel tingkat pengangguran bernilai negatif sebesar -

163270.5 artinya jika nilai pengangguran meningkat maka PAD

cenderung mengalami penurunan sesuai hipotesa

G. Interpretasi Ekonomi dan Pembahasan

Dari hasil analisis data, diperoleh model persamaan regresi berikut ini :

LOGPAD = -6744873758 - 59375643.96*INFLASI + 5726.750248*LOGPDRBPERKAPITA - 163270.4935*PENGANGGURAN

a. Pengaruh Nilai Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh

terhadap PAD. Hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien regresi variabel inflasi

mempunyai tanda negatif dan besarnya adalah -59375644 dengan nilai

probabilitas 0.6627 (> 0.05) sehingga dapat diartikan variabel inflasi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel PAD. Sehingga tinggi rendahnya

inflasi yang ada di Kabupaten Sukoharjo tidak akan mempengaruhi PAD.

Page 98: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

b. Pengaruh Nilai PDRB Per Kapita terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi

variabel PDRB per kapita mempunyai tanda positif dan besarnya adalah

5726.750 dengan nilai probabilitas 0.0000 (< 0,05). Hal ini berarti bahwa setiap

kenaikan PDRB perkapita sebesar Rp 1.000 akan mengakibatkan kenaikan PAD

sebesar Rp 5726.75 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.

Sehingga dapat diartikan variabel PDRB perkapita berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel PAD.

c. Pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengangguran tidak

berpengaruh terhadap PAD. Hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien regresi

variabel pengangguran mempunyai tanda negatif dan besarnya adalah

-163270.5 dengan nilai probabilitas 0.2615 (> 0.05) sehingga dapat diartikan

variabel pengangguran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

PAD. Sehingga banyak sedikitnya pengangguran yang ada di kabupaten

Sukoharjo tidak akan mempengaruhi PAD.

Page 99: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai beikut :

1. Variabel inflasi mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

PAD Kabupaten Sukoharjo. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien

regresi variabel inflasi mempunyai tanda negatif dan besarnya adalah --

59375644 dengan nilai probabilitas 0.6627 (> 0.05) sehingga dapat diartikan

variabel inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel PAD

2. Variabel PDRB perkapita mempunyai pengaruh yang postif dan signifikan

terhadap pembentukan besarnya PAD Kabupaten Sukoharjo. Dari hasil

perhitungan diperoleh nilai koefisien regresi variabel PDRB per kapita

mempunyai tanda positif dan besarnya adalah 5726.750 dengan nilai

probabilitas 0.0000 (< 0,05). Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan PDRB

perkapita sebesar Rp 1.000 akan mengakibatkan kenaikan PAD sebesar Rp

5726.75. Sebaliknya jika PDRB perkapita turun Rp 1.000 maka PAD

Kabupaten Sukoharjo akan turun sebesar Rp 5726.75.

3. Variabel Pengangguran mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap PAD Kabupaten Sukoharjo. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai

koefisien regresi variabel pengangguran mempunyai tanda negatif dan

besarnya adalah -163270.5 dengan nilai probabilitas 0.2615 (> 0.05)

83

Page 100: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

sehingga dapat diartikan variabel pengangguran tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel PAD.

4. Inflasi, PDRB perkapita dan tingkat pengangguran secara bersama-sama

berpengaruh terhadap PAD di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan hasil

perhitungan menunjukkan bahwa. nilai F hitung sebesar 30.47121> F tabel

3,68 pada α 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua variabel independen

yang meliputi inflasi, PDRB per kapita, dan tingkat pengangguran serentak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu PAD pada α

5%.

B. SARAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan, PDRB perkapita mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap PAD Kabupaten Sukoharjo. Oleh karena itu,

peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Dalam upaya meningkatkan PAD, Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo

perlu berupaya meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto perkapita

(PDRB perkapita). Besaran PDRB Per Kapita akan bergerak kearah yang lebih

baik apabila nilai absolut PDRB terus meningkat dengan cepat disertai dengan

makin melambatnya laju pertumbuhan penduduk, apalagi jika program

pembangunan bidang ekonomi semakin digalakkan dan program KB dijalankan

dengan baik untuk menekan populasi penduduk. Selain itu, dengan cara

memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara optimal agar jumlah

produksi meningkat. Dalam hal ini berkaitan dengan peningkatan modal

manusia (human capital) yang berkaitan tentang anggaran tentang

Page 101: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

pendidikan.Dengan meningkatnya pendidikan tenaga kerja menyebabkan

kualitas tenaga kerja meningkat, akibatnya produktivitas meningkat dan

kontribusi terhadap kecepatan konvergensi PDRB perkapita pun meningkat.

2. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo harus mampu menggali sumber pendapatan

yang lain yang dapat meningkatkan pendapatan daerah dan mengelola sumber

pendapatan yang ada, supaya target pendapatan dapat terealisasi dengan baik

3. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo harus melakukan review terhadap belanja

daerah yang sekiranya tidak begitu efektif dan efisien dapat

dikurangi/dihilangkan dan mengalokasikan dana anggaran belanja tersebut

untuk belanja daerah yang sekiranya lebih penting untuk menekan laju

pertumbuhan belanja daerah yang terus meningkat.

Page 102: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincoln. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.

Yogyakarta : BPFE

Ateng, Syarifudin. 1999. Titik Berat Otonomi daerah Pada Daerah Tingkat II.

Bandung : Mandar Maju

Boediono. 1995. Ekonomi Makro. Yogyakarta : BPFE – UGM

Davodi, H and H. Zou.1998. Fiscal Decentralization and Economic Growth. A Cross –

Country Study. Journal of Urban Economics 43. Diakses di www.docstock.com

Endri. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia.

Jurnal Ekonomi Pembangunan.Institute PERBANAS Jakarta. Vol 13 No.1.

April

Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Edisi III. Jakarta : Erlangga

HAW, Widjaja. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Jhingan, M.L. 1996. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Diterjemahkan

oleh Guritno. Jakarta : Rajawali Pers

Kanigoro, Guritno. 2005. Analisis Tingkat Inflasi, PDRB perkapita, dan Tingkat

Pengangguran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Sragen tahun 1989-2003. Laporan Skripsi [tidak

dipublikasikan].Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter Buku II Edisi I. Yogyakarta : BPFE

Prasasti, Diah. 2006. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Per

Kapita 30 Provinsi Di Indonesia Periode 1993-2003 :Pendekatan

Disparitas Regional dan Konvergensi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia. FEUGM. Vol 21, No 24, 2006, 344-360

Page 103: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi

(Mikro ekonomi dan Makroekonomi). Edisi Revisi. Jakarta : FE UI

Romikayeni. 2005. Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi PAD di

Kabupaten Karanganyar periode 1993 – 2004. Laporan Skripsi [tidak

dipublikasikan].Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Bab VII

Keuangan daerah

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Bab I

Ketentuan Umum

Wahyudiyanto. 2008. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Asli Daerah Kaupaten Banjarnegara Tahun 1993-2006.

Laporan Skripsi [tidak dipublikasikan].Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Wardhana, Dharendra dan Dhanie Nugroho. 2006. Pengangguran Struktural di

Indonesia : Keterangan dari Analisis Svar Dalam Rangka

Hysteresis. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Bappenas. Vol 21, No

4, 2006, 361-375

Zhang, T.and H. Zou. 1998. Fiscal Decentralization Public Spending and

Economic Growth in China. Journal of Public Economic 67. Diakses

di www.docstock.com

Page 104: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 1

Tahun PAD Inflasi PDRB per Kapita Pengangguran

1994 5,431,867 8.30 1,339,624 11,915

1995 23,903,827 8.64 1,645,605 29,077

1996 28,146,740 6.42 1,865,643 29,973

1997 37,894,092 9.07 2,138,613 8,166

1998 59,421,890 58.59 2,686,624 36,216

1999 80,563,394 1.83 2.923.249 26,441

2000 14,807,854,947 5.80 3,607,670 23,362

2001 14,787,714,098 10.32 3,713,844 14,042

2002 18,555,317,620 9.16 3,784,499 22,622

2003 19,929,269,513 0.89 3,908,546 34,253

2004 21,702,124,540 2.78 5,919,927 40,221

2005 30,384,474,927 14.88 6,778,229 33,771

2006 44,008,080,723 5.73 7,618,364 35.867

2007 42,449,908,603 4.43 8,506,525 44.532

2008 41,898,320,000 11.39 9,634,517 36,379

Page 107: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 2

Hasil Uji MWD Bentuk model Linear

Dependent Variable: PAD Method: Least Squares Date: 12/04/12 Time: 10:02 Sample: 1994 2008 Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -8.71E+08 3.78E+09 -0.230647 0.8222 INFLASI -1.65E+08 87701179 -1.880386 0.0895

PDRBPERKAPITA 5631.994 449.9934 12.51573 0.0000 PENGANGGURAN -117153.8 91943.14 -1.274198 0.2314

Z1 0.184316 0.277049 0.665283 0.5209

R-squared 0.951796 Mean dependent var 1.66E+10 Adjusted R-squared 0.932514 S.D. dependent var 1.68E+10 S.E. of regression 4.36E+09 Akaike info criterion 47.49027 Sum squared resid 1.90E+20 Schwarz criterion 47.72629 Log likelihood -351.1770 F-statistic 49.36266 Durbin-Watson stat 1.628774 Prob(F-statistic) 0.000001

Hasil Uji MWD Bentuk model Linear

Dependent Variable: LOG(PAD) Method: Least Squares Date: 12/03/12 Time: 20:13 Sample: 1994 2008 Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 21.89037 1.517368 14.42653 0.0000 INFLASI 0.000877 0.025378 0.034571 0.9731

LOG(PDRBPERKAPITA) 0.007991 0.097931 0.081599 0.9366 PENGANGGURAN -4.14E-06 2.61E-05 -0.158533 0.8772

Z2 9.85E-11 7.68E-11 1.282568 0.2286

R-squared 0.176692 Mean dependent var 22.88399 Adjusted R-squared -0.152631 S.D. dependent var 1.150344 S.E. of regression 1.235017 Akaike info criterion 3.521247 Sum squared resid 15.25266 Schwarz criterion 3.757264 Log likelihood -21.40935 F-statistic 0.536531 Durbin-Watson stat 0.897196 Prob(F-statistic) 0.712472

Page 108: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Model Regresi Linier Memakai Log

Dependent Variable: LOGPAD Method: Least Squares Date: 12/10/12 Time: 21:26 Sample: 1994 2008 Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -6.74E+09 4.60E+09 -1.464734 0.1710 INFLASI -59375644 1.32E+08 -0.448143 0.6627

LOGPDRBPERKAPITA 5726.750 619.6895 9.241322 0.0000 PENGANGGURAN -163270.5 137952.3 -1.183529 0.2615

R-squared 0.892592 Mean dependent var 1.30E+10 Adjusted R-squared 0.863299 S.D. dependent var 1.78E+10 S.E. of regression 6.59E+09 Akaike info criterion 48.27883 Sum squared resid 4.78E+20 Schwarz criterion 48.46764 Log likelihood -358.0912 F-statistic 30.47121 Durbin-Watson stat 1.139914 Prob(F-statistic) 0.000013

Estimation Command: ===================== LS LOGPAD C INFLASI LOGPDRBPERKAPITA PENGANGGURAN Estimation Equation: ===================== LOGPAD = C(1) + C(2)*INFLASI + C(3)*LOGPDRBPERKAPITA + C(4)*PENGANGGURAN Substituted Coefficients: ===================== LOGPAD = -6744873758 - 59375643.96*INFLASI + 5726.750248*LOGPDRBPERKAPITA - 163270.4935*PENGANGGURAN

Page 109: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Model Regresi Linier Tanpa Log

Dependent Variable: PAD Method: Least Squares Date: 12/04/12 Time: 10:06 Sample: 1994 2008 Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.36E+09 2.97E+09 -0.793913 0.4440 INFLASI -1.63E+08 85390515 -1.905720 0.0831

PDRBPERKAPITA 5508.475 399.3856 13.79237 0.0000 PENGANGGURAN -109664.2 88909.31 -1.233439 0.2431

R-squared 0.949662 Mean dependent var 1.66E+10 Adjusted R-squared 0.935934 S.D. dependent var 1.68E+10 S.E. of regression 4.25E+09 Akaike info criterion 47.40024 Sum squared resid 1.98E+20 Schwarz criterion 47.58906 Log likelihood -351.5018 F-statistic 69.17460 Durbin-Watson stat 1.515737 Prob(F-statistic) 0.000000

Estimation Command: ===================== LS PAD C INFLASI PDRBPERKAPITA PENGANGGURAN Estimation Equation: ===================== PAD = C(1) + C(2)*INFLASI + C(3)*PDRBPERKAPITA + C(4)*PENGANGGURAN Substituted Coefficients: ===================== PAD = -2356169138 - 162730452.4*INFLASI + 5508.47525*PDRBPERKAPITA - 109664.234*PENGANGGURAN

Page 110: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Uji Heterokedastisitas

ARCH Test:

F-statistic 0.525029 Probability 0.482594 Obs*R-squared 0.586857 Probability 0.443637

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 10/27/11 Time: 00:16 Sample(adjusted): 1995 2008 Included observations: 14 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.95E+19 2.22E+19 1.778293 0.1007 RESID^2(-1) 0.204100 0.281678 0.724589 0.4826

R-squared 0.041918 Mean dependent var 4.95E+19 Adjusted R-squared -0.037922 S.D. dependent var 6.36E+19 S.E. of regression 6.48E+19 Akaike info criterion 94.20554 Sum squared resid 5.04E+40 Schwarz criterion 94.29683 Log likelihood -657.4388 F-statistic 0.525029 Durbin-Watson stat 2.113200 Prob(F-statistic) 0.482594

Uji Multikolinieritas

Dependent Variable: INFLASI Method: Least Squares Date: 10/27/11 Time: 00:21 Sample: 1994 2008 Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.530540 9.905215 0.558346 0.5869 PDRBPERKAPITA -2.85E-07 1.35E-06 -0.211811 0.8358 PENGANGGURAN 0.000269 0.000290 0.927311 0.3720

R-squared 0.073385 Mean dependent var 10.54867 Adjusted R-squared -0.081051 S.D. dependent var 13.81049 S.E. of regression 14.35927 Akaike info criterion 8.343524 Sum squared resid 2474.262 Schwarz criterion 8.485134 Log likelihood -59.57643 F-statistic 0.475180 Durbin-Watson stat 2.148727 Prob(F-statistic) 0.632990

Page 111: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dependent Variable: PDRBPERKAPITA Method: Least Squares Date: 10/27/11 Time: 00:22 Sample: 1994 2008 Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4734769. 1653283. 2.863859 0.0143 INFLASI -13048.65 61605.04 -0.211811 0.8358

PENGANGGURAN -16.76278 64.08102 -0.261587 0.7981

R-squared 0.012615 Mean dependent var 4209882. Adjusted R-squared -0.151949 S.D. dependent var 2860439. S.E. of regression 3070078. Akaike info criterion 32.88916 Sum squared resid 1.13E+14 Schwarz criterion 33.03077 Log likelihood -243.6687 F-statistic 0.076657 Durbin-Watson stat 0.342009 Prob(F-statistic) 0.926657

Dependent Variable: PENGANGGURAN Method: Least Squares Date: 10/27/11 Time: 00:24 Sample: 1994 2008 Included observations: 15

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 21905.42 7270.811 3.012790 0.0108 INFLASI 248.3528 267.8203 0.927311 0.3720

PDRBPERKAPITA -0.000338 0.001293 -0.261587 0.7981

R-squared 0.075194 Mean dependent var 23101.23 Adjusted R-squared -0.078940 S.D. dependent var 13276.88 S.E. of regression 13790.96 Akaike info criterion 22.07827 Sum squared resid 2.28E+09 Schwarz criterion 22.21988 Log likelihood -162.5870 F-statistic 0.487847 Durbin-Watson stat 1.650256 Prob(F-statistic) 0.625610

Page 112: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Analisis-Pengaruh-Tingkat...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v HALAMAN PERSEMBAHAN Sripsi ini saya persembahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user