spww

6
BAB I PENDAHULUAN 2. 1 LATAR BELAKANG Kota – kota di Indonesia pada umumnya berkembang tanpa dilandasi perencanaan kota yang menyeluruh dan terpadu. Kota- kota kita tidak betul-betul dipersiapkan atau direncanakan untuk dapat menampung pertumbuhan penduduk yang besar dalam waktu yang relatif pendek. Oleh karena itu, bukanlah suatu pemandangan yang aneh bila kota – kota besar di Indonesia menampilkan wajah ganda. Di suatu sisi terlihat perkembangan pembangunan yang serba mengesankan dalam wujud arsitektur modern dan pasca moderen di sepanjang tepi jalan utama kota. Di balik semua keanggunan itu, Nampak menjamurnya lingkungan kumuh dengan sarana dan prasarana yang sangat tidak memadai untuk mendukung keberlangsungan kehidupan manusia yang berbudaya. Taman dan ruang terbuka yang semula cukup banyak tersedia, beralih rupa menjadi bangunan yang semakin memperpadat lingkungan binaan. Tugas ini akan mengulas dan memberikan tanggapan terhadap permasalahan pengembangan wilayah yang sedang berkembang dewasa ini dari media massa, penulis mengambil permasalahan dari media massa online yang berjudul “40% kawasan kumuh yang ada di depok ini penyebabnya” (Harian Jogja : 13 Maret 2015). 2. 2 MAKSUD DAN TUJUAN

Upload: mochamad-ihsan-rahmatulloh

Post on 17-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

spw

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

2. 1 LATAR BELAKANG

Kota kota di Indonesia pada umumnya berkembang tanpa dilandasi perencanaan kota yang menyeluruh dan terpadu. Kota-kota kita tidak betul-betul dipersiapkan atau direncanakan untuk dapat menampung pertumbuhan penduduk yang besar dalam waktu yang relatif pendek.Oleh karena itu, bukanlah suatu pemandangan yang aneh bila kota kota besar di Indonesia menampilkan wajah ganda. Di suatu sisi terlihat perkembangan pembangunan yang serba mengesankan dalam wujud arsitektur modern dan pasca moderen di sepanjang tepi jalan utama kota. Di balik semua keanggunan itu, Nampak menjamurnya lingkungan kumuh dengan sarana dan prasarana yang sangat tidak memadai untuk mendukung keberlangsungan kehidupan manusia yang berbudaya. Taman dan ruang terbuka yang semula cukup banyak tersedia, beralih rupa menjadi bangunan yang semakin memperpadat lingkungan binaan. Tugas ini akan mengulas dan memberikan tanggapan terhadap permasalahan pengembangan wilayah yang sedang berkembang dewasa ini dari media massa, penulis mengambil permasalahan dari media massa online yang berjudul 40% kawasan kumuh yang ada di depok ini penyebabnya (Harian Jogja : 13 Maret 2015).

2. 2 MAKSUD DAN TUJUANa. MaksudMenganalisa dan memberikan tanggapan tentang permasalahan pengembangan wilayah yang sedang berkembang dewasa ini dengan aspek aspek pengembangan wilayahb. TujuanMemberikan saran atau solusi terhadap permasalahan tersebut

BAB IIISI

2. 1 ISI BERITAPENATAAN SLEMAN40% Kawasan Kumuh Ada di Depok, Ini Penyebabnya

Ilustrasi hunian bantaran sungai (Dok/JIBI/Solopos)Sabtu, 28 Februari 2015 03:20 WIB |Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja|Penataan Slemanterkhusus di Wilayah Depok perlu dilakukan lantaran 18 titik di area tersebut merupakan kawasan kumuh.

Harianjogja.com, SLEMAN-Kasi Perumahan Swadaya Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Kabupaten Sleman, Achmad Subhan mengungkapkan terdapat 45 kawasan kumuh yang tersebar di enam kecamatan. Sebanyak 40 persen di antaranya berada di wilayah Kecamatan Depok lantaran memiliki 18 kawasan kumuh.

Enam kecamatan yang memilki kawasan kumuh adalah Depok, Mlati, Gamping, Ngemplak, Ngaglik, dan Godean. Depok paling banyak kawasan kumuhnya karena di sana memang padat penduduknya, ujar Subhan saat dihubungi pada Kamis (26/2/2015).Tahun ini, pemerintah berencana melakukan penataan terhadap 10 kawasan kumuh terlebih dahulu. Kecamatan Depok mendapatkan prioritas sehingga sebanyak enam kawasan kumuh di antaranya berada di wilayah tersebut.

Dana yang dibutuhkan akan digelontorkan baik dari pemerintah pusat, propinsi, maupun kabupaten. Misalnya untuk membenahi jalannya yang jelek, kondisi drainasenya kurang bagus, atau bagaimana instalasi pengelolaan air limbahnya, kata Subhan menerangkan. Subhan menambahkan baru empat wilayah kecamatan yang kawasan kumuhnya akan ditata pada tahun 2015. Di antaranya adalah Kecamatan Depok, Mlati, Gamping, dan Ngaglik.

Ini kami masih menunggu bagaimana kelanjutannya dari pemerintah pusat, ucapnya. Sementara itu, Camat Depok Budiharjo mengaku wilayahnya memang bisa dibilang paling padat dibanding kecamatan lain.

Kepadatan penduduk di Depok memang sangat tinggi sehingga kebutuhan akan pemukiman juga lebih besar. Hal ini yang memicu adanya beberapa kawasan kumuh, ungkap Budi kepada Harianjogja.com, Kamis pagi.

Budi mengatakan masalah penataan kawasan kumuh telah ditangani DPUP Sleman dan pihak terkait lain. Konsultan juga sudah mulai sosialisasi kepada masyarakat untuk pemetaan dan perencanaan pelaksanaan program ini, kata mantan Camat Gamping itu Budi berharap, masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam proses sosialisasi tersebutSupaya tepat sasaran dan sesuai kebutuhan, masyarakat bisa membantu dengan menyebutkanapa kebutuhannya kepada tim di lapangan, ucapnya menambahkan.

2. 2 ANALISA BERITA

Enam kecamatan yang memilki kawasan kumuh adalah Depok, Mlati, Gamping, Ngemplak, Ngaglik, dan Godean akar permasalahan dari kawasan kumuh tersebut yaitu disebabkan oleh kepadatan penduduk serta pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi.Dalam hal ini seharusnya pemerintah daerah lebih tegas lagi dalam memberikan perijinan untuk mendirikan pemukiman sehingga kawasan pemukiman padat penduduk tersebut tidak menjamur serta pemerataan penduduk akan terjadi.Dalam tataruang wilayah ini, kecenderungan yang terlihat pada prosedur perencanaan kota kita adalah, partisipasi warga kota diwujudkan alakadarnya. Saat ini permasalahan tersebut telah ditangani oleh DPUP sleman dan pihak terkait lain, konsultan sudah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemetaan dalam proyek penataan kawasan kumuh ini, sehingga akan tercipta kawasan hunian yang segar, sehat dan indah.BAB IIISOLUSI PERMASALAHAN

3. 1 SOLUSI PERMASALAHANKesimpulan dari permasalan tersebut adalah :1. Kawasan kumuh tersebut disebabkan oleh kepadatan penduduk serta penataan permukiman yang kurang tepat2. Dalam konsep wilayah, wilayah tersebut harus dikembangkan dan termasuk kedalam jalur binaan atau jalur pembangunan yang harus dilakukan secara intensif agar permasalahan tersebut dapat di selesaikan, karena penanganan permukiman kumuh merupakan permasalahan yang cukup kompleks3. Pemerintah sleman seharusnya melakukan kebijakan pemerataan permukiman penduduk sehingga tidak akan terjadi kepadatan di daerah tertentu sementara daerah lain kepadatan penduduk realtif rendah, serta harus meninjau pula aspek tata guna lahan sehingga perencanaan yang telah dirancang oleh pemerintah daerah dapat berjalan dengan semestinya serta tercapainya tujuan dari perencanaan wilayah itu sendiri4. Menerapkan prosedur perencanaan kota dengan sebaik mungkin, serta dengan perencanaan yang matang sesuai dengan konsep-konsep wilayah5. Dalam aspek pengembangan wilayah menurut sistem perkotaan, konsep agropolitan harus dikembangkan dan diterapkan sebaik mungkin yang memiliki prinsip desentralisasi dan mengikt sertakan sebagian besar penduduk wilayah misalnya menciptakan industri kecil untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat sehingga kawasan kumuh dapat teratasi, serta masyarakat harus ikut serta dalam penataan yang diterapkan oleh pemerintah daerah6. Perencanaan wilayah dengan pengaturan industri di wilayah tersebut dengan bantuan pemerintah yaitu dengan insentif pembiayaan, rangsangan prasarana industri sehingga akan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat7. Lebih memperhatikan perencanaan wilayah pada daerah pedesaan, misalnya dengan pengembangan tanah sebagai sektor pertanian sehingga kesenjangan sosial antara desa dan kota akan diminimalisir hal ini akan menurunkan urbanisasi