sputtering_alfan_m0207025_tugas_fabrikasi
TRANSCRIPT
-
8/8/2019 Sputtering_Alfan_M0207025_Tugas_Fabrikasi
1/5
SPUTTERING
Ini merupakan sputtering yang ada di lab pusat FMIPA UNS. sputtering yang kita tahu
ada dua macam yaitu Sputtering DC dan Sputtering RF dan yang ada di Lab pusat MIPA UNSini bisa untuk dua Sputtering tersebut. Dan sputtering juga berprinsip sistem vakum maka ada
rotaripumpnya dan juga ada cambernya sperti pada evaporator. Target yang akan kita kenaisputtering kita letakkan di atas deangan kita klem. Bisa dalam bentuk pelet maupun cair. Pelet
merupakan bentuk powder yang kita press sehingga menjadi padat.
Prinsipnya yang pertama kita lakukan dengan sputtering adalah kita pompa vakum
terlebih dahulu . jika sering dipakai bisa 1 atau 2 jam kita rotari pump tetapi jika tidak seringdipakai maka bisa sampai 4 jam sampai 5 jam. kemudian yang membedakan dengan evaporator
disini dalam sputtering kita membutuhkan ion sputtering yang berasal dari gas mulia, setelah dari
sekian tahun mulai dari 50an di teliti ternyata yang paling efesiensinya tinggi memakai gas mulia
argon (Ar). Setelah tadi sudah vakum baru gas kita masukkan dengan tekanan sesuai yang kita
inginkan dengan mengaturnya dengan flowmeter kemudian tegangannya kita naikkan disinisusahnya adalah bagaimana kita mengendalikan semuanya mulai dari tekanan sampai tegangan,
karena tidak ada setternya kalau ada setternya tinggal kita jalannkan timer kita tekan setternya.Tinggal kita tunggu. Dalam pembuatan camber relatif mudah tetapi yang paling susah adalah
membuat sil karet yang benar benar tidak bocor.
Nama : Alfan Muttaqin
NIM : M0207025
1
2
3
4
1. Sensor tekanan2. Sil karet3. Camber4.
Indikator Tekanan
-
8/8/2019 Sputtering_Alfan_M0207025_Tugas_Fabrikasi
2/5
Alat ini merupakan bagian dari SEM, maka ketika kita ingin melakuakn SEM maka kita
tidak bisa langsung bahan kita SEM karena untuk SEM harus ada permukaan yang halus
sehingga bisa kita gerus. Baru bisa kita lakuakan SEM.
Fenomena Sputtering
Permukaan bahan padat ketika ditembaki oleh partikel-partikel berenergi tinggi, maka
atom-atom permukaan bahan padat akan memperoleh energi yang cukup tinggi untuk
melepaskan diri dan terhambur dari permukaannya (Konuma,1992). Ketika ion-ion berenergimendekati permukaan zat padat yang biasa disebut target, maka terjadi semburan dari elektron
atom-atom atau molekul permukaan target akibat perpindahan momentum yang berasal dari
tembakan oleh partikel plasma berenergi tinggi (seperti ion), yang disebut elektron sekunder. Ion
tersebut mungkin terpendam dalam target yang disebut implantasi ion. Ion lain mungkindipantulkan dan akan dinetralkan. Tumbukan ion dapat berperan untuk penyusunan kembali
struktur dalam material target. Tumbukan tersebut dapat membentuk deret tumbukan antar atom
dalam target, yang mengakibatkan penyemburan atom-atom target. Proses penyemburan inidikenal sebagai sputtering (Chirag ,2003).
Keunggulan metode spputering dibanding dengan metode yang lain
1. Proses lebih cepat.2. Bersih, karena proses dilakukan di ruang vakum.3. Dapat menghasilkan lapisan tipis dari bahan yang mempunyai titik leleh tinggi.4. Hampir semua bahan padat, seperti semikonduktor, logam, logam paduan dan keramik
dapat ditumbuhkan.
5. Mempunyai daya lekat yang lebih kuat, sehingga dapat memperpanjang umur pemakaiankomponen yang dibuat.
6. Ketebalan lapisan dapat dikontrol dengan tepat.
-
8/8/2019 Sputtering_Alfan_M0207025_Tugas_Fabrikasi
3/5
Proses sputtering mulai terjadi ketika dihasilkan lucutan listrik dan gas argon secara
listrik menjadi konduktif karena mengalami ionisasi. Lucutan listrik bertekanan rendah dikenalsebagai lucutan pijar. Gas yang terionisasi menghasilkan ion-ion bermuatan positif dan ion-ion
bermuatan negatif yang mempunyai jumlah muatan seimbang yang disebut plasma.
Terbentuknya plasma dalam lucutan pijar disebabkan oleh adanya beda tegangan antara anoda
dan katoda yang menyebabkan timbulnya medan listrik. Gas argon yang terionisasi akandipercepat oleh medan listrik dan bertumbukan dengan atom-atom gas argon lainnya yang belum
terionisasi, sehingga menghasilkan ion-ion bermuatan positif, ion-ion bermuatan negatif(elektron) dan molekul-molekul gas tereksitasi. Elektron-elektron memperoleh energi dari medan
lisrik dan bertumbukan dengan atom-atom gas argon. Tumbukan elektron-elektron dengan atom-
atom menyebabkan ionisasi kembali terjadi pada atom-atom gas argon yang menghasilkan ion-ion bermuatan positif, elektron-elektron dan molekul-molekul gas tereksitasi. Tumbukan yang
terjadi di antara partikel-partikel ini berlangsung terus menerus dan pada kondisi tertentu ion-ion
bermuatan positif dan ion-ion bermuatan negatif memiliki jumlah muatan yang seimbang
(Konuma,1992).
Ion-ion argon secara mikroskopik menumbuk target, karena target dihubungkan dengan
terminal negatif, maka target akan menarik ion-ion argon bermuatan positif (Ar+) yang
dihasilkan dalam lucutan pijar dan dipercepat pada daerah jatuh katoda (Cathode fall). Energi
ion-ion bermuatan positif sangat tinggi pada saat menumbuk target, sehingga menyebabkan
atom-atom permukaan target terlepas dari ikatan atomnya dan terpercik ke segala arah. Atom-atom permukaan target yang terpercik akan masuk dan melewati daerah lucutan hingga akhirnya
terdeposit pada substrat untuk membentuk lapisan tipis. Energi atom-atom yang terpercik saat
menumbuk permukaan substrat sangat besar, yaitu sekitar 2 hingga 30 eV (Purwaningsih, 2003)
Sistem DC Magnetron Sputtering
Teknik deposisi lapisan tipis paling sederhana adalah dengan metode dc magnetron
sputtering. Metode ini menggunakan catu daya searah (dc) tegangan tinggi yang menghasilkanmedan listrik antara katoda dan anoda. Gas argon sering digunakan sebagai bahan pembentuk
plasma, karena gas argon mempunyai massa lebih berat dan mudah terionisasi dari pada gas-gas
mulia lain seperti neon (Ne), helium (He), xenon (Xe) dan kripton (Kr) (Purwaningsih, 2003).Gas argon dan nitrogen yang melalui ruang antara elektroda dipecah oleh medan listrik tinggi
menjadi plasma yang mengandung elektron (e-), ion Ar, ion N dan atom N. Ion-ion positif Ar
dan N dipercepat oleh medan listrik menuju elektroda negatif (katoda), sehingga ion-ion positifmenumbuk atom-atom permukaan target yang dipasang di atas anoda. Ion-ion penumbuk
memiliki energi sangat besar sehingga atom-atom permukaan target terlepas dari permukaan
target terhambur ke segala arah. Atom-atom target yang terpental menempel pada permukaan
substrat sehingga membentuk film tipis.
Untuk meningkatkan derajat ionisasi dan mencegah terjadi resputtering oleh elektronpada permukaan film tipis yang terbentuk, maka di bawah target dipasang magnet permanen
untuk membuat perangkap elektron dengan medan magnet yang dihasilkan (Joshi, 2003). Untuk
menguji keadaan elektron, anggap medan magnet B sejajar dengan permukaan target dan medanlistrik E tegak lurus terhadap permukaan target. Elektron-elektron dalam plasma dipercepat oleh
medan listrik pada arah tegak lurus terhadap permukaan target. Jika medan magnet cukup kuat
untuk membelokan elektron, maka elektron akan terhenti pada permukaan target. Jumlah
-
8/8/2019 Sputtering_Alfan_M0207025_Tugas_Fabrikasi
4/5
elektron yang menuju anoda berkurang karena elektron banyak terperangkap dan bergerak di
daerah dekat target oleh interaksi medan magnet dengan medan listrik. Proses sputteringmenghasilkan panas pada daerah target akibat dari tumbukan antara ion-ion penumbuk dengan
atom-atom permukaan target dan pengaruh pemanasan substrat dengan pemanas (heater). Sistem
magnet harus dialiri air pendingin untuk menjaga kekuatan magnet agar tidak hilang karena
pengaruh panas selama proses deposisi film tipis. Kekuatan medan magnet ditentukan sesuaidengan jarak antara katoda dan anoda. Jika medan magnet terlalu besar, radius garis gaya
magnet mencapai permukaan substrat yang dapat merusak permukaan film yang terbentuk. Jikamedan magnet terlalu kecil radius garis gaya magnet hanya melingkupi permukaan target.
Keunggulan deposisi film tipis dengan metode plasma sputtering ialah sebagai berikut (Sujitno,
2003):
1. Proses lebih cepat sehingga dapat menghemat waktu.2. Bersih karena proses dilakukan di ruang vakum.3. Dapat menghasilkan film tipis dari bahan yang mempunyai titik leleh tinggi.4. Hampir semua bahan padatan seperti semikonduktor, logam, logam paduan dan
keramik dapat ditumbuhkan dengan metode ini.
5. Memiliki daya lekat kuat sehingga rangkaian mempunyai masa pakai lama6. Ketebalan lapisan dapat dikontrol dengan baik.7. Metode ini relatif lebih murah dan sederhana dari metode sputtering yang lain.Kelemahan metode dc magnetron sputtering secara umum ialah lapisan film tipis yang
dihasilkan memiliki kualitas kurang baik dari metode lain.
RF Sputtering
Dalam representasi paling sederhana, fenomena sputtering terdiri dari erosi bahan dari
target pada skala atom, dan pembentukan lapisan tipis bahan diekstraksi pada substrat yangcocok. Proses ini dimulai dengan glow discharge yang dihasilkan dalam ruang vakum di bawah
aliran gas dengan tekanan yang dikendalikan. Target erosi terjadi karena penembakan partikel
energik oleh salah satu ion reaktif atau non-reaktif yang diproduksi.
Skema dari deposition chamber dan teknik RF magnetron off-axis sputtering
-
8/8/2019 Sputtering_Alfan_M0207025_Tugas_Fabrikasi
5/5
Frekuensi radio teknik off-axis magnetron sputtering, skematisnya ditunjukkan di atas,
terdiri dari target, yaitu sebuah pelat dari campuran stoikiometri dari bahan untuk penumbuhandan dengan substrat ditempatkan pada pemegang sampel ground berada 90 dari target. glow
discharge dimulai dengan memberikan kekuatan untuk target dalam suasana gas dikontrol, dan
tersusun dari gas terionisasi sebagian ion, elektron dan netral. Bahan dikeluarkan berdifusi
hingga mencapai nukleasi dari substrat. Lamanya proses mengontrol ketebalan lapisan tipis,penumbuhan kristal film tipis pada substrat kristal tunggal, dengan orientasi yang baik, dengan
mendefinisikan epitaksi.
Penggunaan frekuensi radio (RF) generator adalah penting untuk menjaga stabil dan
untuk menghindari biaya membengkak maka harus mempelajari bahan isolasi sputtering.Kehadiran jaringan pencocokan antara generator RF dan target yang diperlukan untuk
mengoptimalkan disipasi daya pada cairan tersebut. Magnet digunakan untuk meningkatkan
tingkat sputtering, dengan meningkatkan efek ionisasi elektron magnetis terjebak di sekitar target
(magnetron sputtering). Penggunaannya memberikan keuntungan sebagai perangkap elektron,sehingga mereka tidak memukul substrat sehingga kualitas film tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Chirag, J.2003. Characterization and Corrosion of BBC-Tantalum Coating Deposited on Aluminium and
Steel Substrate by DC Magnetron Sputtering.Thesis. New Jersey: New Jersey Institut of
Technology Press. 18-20.
Joshi, C. 2003. Characterization and Corrosion of BCC-Tantalum Coating Deposited On
Aluminium And Steel Substrat By Dc Magnetron Sputtering. New Jersey: New Jersey
Institute of Technology Press (Tesis):18-20.Konuma, M. 1992. Film Deposition by Plasma Technique. New York: Springer Verlag. 2-12.
Purwaningsih, Y. S. 2003. Pembuatan Lapisan Tipis ZnO : Al Pada Substrat Kaca dengan Metode dc
Magnetron Sputtering dan Karakterisasi Sifat Fisisnya. Thesis.Yogyakarta: FISIKA
FMIPA UGM: 1-10.
RF Sputtering Copyright 2010 PHASIS, Switzerland. Thin Films for High-Technology Applications.
http://www.phasis.ch/index.php?option=com_content&view=article&id=57&Itemid=65
di akses tanggal 30 November 2010.
Sujitno, T. A. B. 2003. Aplikasi Plasma Dan Teknologi Sputtering Untuk Surface Treatment.
Workshop: Sputtering Untuk Rekayasa Permukaan Bahan. Yogyakarta: PuslitbangTeknologi Maju BATAN: 3.