spo kamar isolasi

5
RS PARU RESPIRA PERAWATAN PASIEN DI KAMAR ISOLASI No. Dokumen No. Revisi 00 Halaman 1 / 3 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur RS PARU RESPIRA dr. Joko Santoso, M.Kes 19601126 199010 1 001 Pengertian 1. Ruang isolasi adalah ruangan untuk penempatan bagi pasien dengan penyakit infeksi yang menular agar tidak menular kepada pasien lain, petugas, dan pengunjung. 2. Ruang isolasi di RS Paru Respira adalah ruang isolasi tipe Standard yaitu kamar isolasi tanpa beda tekanan dengan ruangan sekitarnya yang mengandalkan ventilasi alamiah serta mekanik, dengan pergantian udara minimal 12 ACH (Air Change per Hour). 3. Pasien yang memerlukan perawatan isolasi adalah pasien dengan infeksi yang menular melalui transmisi kontak, yaitu misalnya MRSA/MSSA 4. Pasien dengan infeksi Mycobacterium Tuberculosis yang bukan termasuk TB Resisten Obat adalah satu-satunya infeksi yang menular melalui transmisi airborne yang dapat dirawat di kamar isolasi RS Paru Respira Tujuan Mengoptimalkan fungsi kamar rawatan isolasi sehingga dapat mengurangi transmisi infeksi terutama yang melalui metode transmisi kontak antar pasien, pasien ke pengunjung, maupun dari pasien ke petugas. Kebijakan 1. Kep. Menkes No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS 2. Kep. Menkes No. 382 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan PPI RS 3. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Isolasi yang diterbitkan Dit. JangMed Tahun 2014

Upload: alifia

Post on 12-Jul-2016

652 views

Category:

Documents


113 download

TRANSCRIPT

Page 1: Spo Kamar Isolasi

RS PARU RESPIRA

PERAWATAN PASIEN DI KAMAR ISOLASI

No. Dokumen No. Revisi

00

Halaman

1 / 3

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal TerbitDitetapkan

Direktur RS PARU RESPIRA

dr. Joko Santoso, M.Kes19601126 199010 1 001

Pengertian 1. Ruang isolasi adalah ruangan untuk penempatan bagi pasien dengan penyakit infeksi yang menular agar tidak menular kepada pasien lain, petugas, dan pengunjung.

2. Ruang isolasi di RS Paru Respira adalah ruang isolasi tipe Standard yaitu kamar isolasi tanpa beda tekanan dengan ruangan sekitarnya yang mengandalkan ventilasi alamiah serta mekanik, dengan pergantian udara minimal 12 ACH (Air Change per Hour).

3. Pasien yang memerlukan perawatan isolasi adalah pasien dengan infeksi yang menular melalui transmisi kontak, yaitu misalnya MRSA/MSSA

4. Pasien dengan infeksi Mycobacterium Tuberculosis yang bukan termasuk TB Resisten Obat adalah satu-satunya infeksi yang menular melalui transmisi airborne yang dapat dirawat di kamar isolasi RS Paru Respira

Tujuan Mengoptimalkan fungsi kamar rawatan isolasi sehingga dapat mengurangi transmisi infeksi terutama yang melalui metode transmisi kontak antar pasien, pasien ke pengunjung, maupun dari pasien ke petugas.

Kebijakan 1. Kep. Menkes No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS

2. Kep. Menkes No. 382 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan PPI RS

3. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Isolasi yang diterbitkan Dit. JangMed Tahun 2014

4. Kebijakan Rumah Sakit Paru Respira tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

Prosedur Persiapan memasukkan pasien :1. Di UGD atau Poliklinik Umum/Spesialis : DPJP memeriksa

pasien dan menetapkan diagnosa pasien serta menentukan perlunya pasien dirawat di ruang isolasi.

2. DPJP (atau dokter jaga yang mewakili) menjelaskan kepada pasien (dan dengan seijin pasien kepada keluarga) mengenai penyakit yang dideritanya serta indikasi dan perlunya pasien dirawat di ruang rawat isolasi.

3. Di Ruang Rawat Isolasi : Petugas memastikan semua jendela dan pintu terbuka lebar.

4. Petugas memastikan blower fan serta exhaust fan hidup serta terjadi aliran udara ke arah yang tepat (menjauhi lorong, menuju pasien dan keluar ke udara bebas melalui jendela atau exhaust fan).

5. Petugas memakai Respirator N95, memastikan rapat sempurna, serta APD tambahan menurut kebutuhan sebelum memasukkan

Page 2: Spo Kamar Isolasi

RS PARU RESPIRA

PERAWATAN PASIEN DI KAMAR ISOLASI

No. Dokumen No. Revisi

00

Halaman

2 / 3

pasien ke ruang rawatan isolasi.6. Pasien dibawa menuju ruang rawatan isolasi dengan melewati jalur

khusus yang ditentukan oleh DPJP dan Tim PPI-RS. Petugas memastikan pasien memakai masker bedah dengan benar sebelum memindahkan pasien menuju ruang rawatan isolasi.

7. Selama pasien dirawat : Perawat atau bagian Kesling setiap hari mengontrol ventilasi ruangan, memastikan jendela terbuka, blower dan exhaust fan hidup dan memastikan telah memenuhi standar minimal 12 ACH.

8. Anggota keluarga pasien tidak diperkenankan memasuki ruang perawatan kecuali dengan alasan kuat, diijinkan dan didampingi oleh perawat/dokter jaga, dengan sebelumnya melakukan kebersihan tangan, serta mengenakan APD lengkap (masker N95, gaun, sarung tangan bersih).

9. Perawat/dokter/petugas lain yang akan memasuki ruang isolasi harus melakukan kebersihan tangan dan mengenakan APD lengkap (masker N95, gaun, sarung tangan bersih) sebelum memasuki ruangan.

10. Pembesuk pasien tidak diperkenankan memasuki ruangan dengan alasan apapun.

11. Pasien tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan dengan alasan apapun sebelum dinyatakan boleh pulang oleh DPJP.

12. Semua tindakan kedokteran/yang berhubungan dengan terapi dan manajemen penyakit pasien dikerjakan di dalam ruang perawatan dengan memperhatikan kewaspadaan kontak (dan airborne pada TB non Resisten Obat).

13. Pintu ruang Isolasi harus selalu dalam keadaan tertutup setelah ada yang masuk/keluar ruangan tersebut.

Unit kerja

terkait

1. Unit Gawat Darurat2. Instalasi Rawat Jalan3. Instalasi Rawat Inap4. Laboratorium5. Instalasi Radiologi6. Instalasi Gizi7. Unit Fisioterapi8. Cleaning Service

Page 3: Spo Kamar Isolasi

RS PARU RESPIRA

PERAWATAN PASIEN DI KAMAR ISOLASI

No. Dokumen No. Revisi

00

Halaman

3 / 3

Page 4: Spo Kamar Isolasi

RS PARU RESPIRA

PERAWATAN PASIEN DI KAMAR ISOLASI

No. Dokumen No. Revisi

00

Halaman

4 / 3