spm

9
MODUL V PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BIAYA Pusat pendapatan (revenue center ) Pusat Pendapatan (Revenue Center) , adalah pusat pertanggungjawaban yang: Bertugas menciptakan pendapatan iberi wewenang mengatur pendapatan Prestasinya diukur berdasarkan perbandingan antara pendapatan yang dengan realisasinya Pada Pusat Pendapatan !utputnya adalah berupa pendapatan yang diper!leh dapat diukur secara m!neter" akan tetapi tidak ada tindakan #!rmal untuk menghubungkan !utput (pendapatam) dengan input (biaya)"engan demikian PusatPendapatan mempunyai karakteristik: a. $idak mempunyai tanggung jawab atas harga p!k!k penjualan barang%barang y dipasarkan" b. "Penjualan atau pesanan aktual akan dibandingkan dengan anggaran atau ku!ta yang ditentukan" c. &anajer dimintai pertanggung jawaban terhadap biaya langsungdi dalam unit !rganisa%sinya, tetapi tidak dilakukan pembandingan antara pendapatan yang diper!leh dengan biaya tersebut" C!nt!h unit !rganisasi yang ditetapkan sebagai pusat pendapatan adalah: depa pemasaran, agen penjualan, dan sebagainya Pusat ba!a (e"pense center) Pusat Biaya merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki ciri (karakte &elaksanakan tugas'pekerjaan yang tidak terkait dengan per!lehan pend atau laba iberi wewenang untuk mengatur biaya dalam rangka melaksanakan pekerj yang menjadi tugasnya, Prestasinya diukur berdasarkan perbandingan biaya yang dianggarkan d realisasinya Pusat biaya merupakan pusat pertanggung jawaban yang prestasinya diukur dasar masukkan atau biayanya" alam pusat biaya, masukan (input) diukur dalam sa Materi Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen Supriyanto Ilyas: Fakultas Ekonomi Widyatama (20!"

Upload: taufiq-ismail

Post on 07-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SPM

TRANSCRIPT

MODUL V

PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BIAYA

Pusat pendapatan (revenue center )

Pusat Pendapatan (Revenue Center) , adalah pusat pertanggungjawaban yang:

Bertugas menciptakan pendapatan

Diberi wewenang mengatur pendapatan

Prestasinya diukur berdasarkan perbandingan antara pendapatan yang dianggarkan dengan realisasinya

Pada Pusat Pendapatan outputnya adalah berupa pendapatan yang diperoleh dapat diukur secara moneter. akan tetapi tidak ada tindakan formal untuk menghubungkan output (pendapatam) dengan input (biaya). Dengan demikian Pusat Pendapatan mempunyai karakteristik:

a. Tidak mempunyai tanggung jawab atas harga pokok penjualan barang-barang yang dipasarkan.

b. .Penjualan atau pesanan aktual akan dibandingkan dengan anggaran atau kuota yang ditentukan.c. Manajer dimintai pertanggung jawaban terhadap biaya langsung di dalam unit organisa-sinya, tetapi tidak dilakukan pembandingan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya tersebut.

Contoh unit organisasi yang ditetapkan sebagai pusat pendapatan adalah: departemen pemasaran, agen penjualan, dan sebagainyaPusat biaya (expense center)Pusat Biaya merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki ciri (karakteristik):

Melaksanakan tugas/pekerjaan yang tidak terkait dengan perolehan pendapatan atau laba

Diberi wewenang untuk mengatur biaya dalam rangka melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugasnya,

Prestasinya diukur berdasarkan perbandingan biaya yang dianggarkan dengan realisasinyaPusat biaya merupakan pusat pertanggung jawaban yang prestasinya diukur atas dasar masukkan atau biayanya. Dalam pusat biaya, masukan (input) diukur dalam satuan moneter (uang), tetapi keluaran (output) tidak selalu dapat diukur dalam satuan uang . Pada pusat biaya, manager pusat pertanggungjawaban terutama bertanggungjawab atas pengendalian biaya.

Pusat biaya dapat digolongkan sesuai dengan karakteristik biaya. Ditinjau dari hubungan antara input dan output, biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yitu biaya teknik (engineered expense) dan biaya kebijakkan (discretionary expense). Biaya teknik merupakan biaya yang hubungan antara output dan input mempunyai hubungan yang jelas, dapat dihitung secara kuantitatif dan proporsional. Sebaliknya, biaya kebijakan merupakan biaya yang hubungan antara input dan outputnya tidak jelas dan sulit untuk diukur secara kuantitatif serta tidak bersifat proporsional. Contoh biaya teknik ialah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sedangkan contoh biaya kebijakan adalah biaya administrasi, biaya penelitian dan pengembangan, biaya pemasaran dan sebagainya. Berdasarkan kalsifikasi tersebut, pusat biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu pusat biaya teknik (engineered expense center) dan pusat biaya kebijakan (discretionary expense center).

Pusat biaya teknik merupakan pusat pertanggung jawaban yang didominasi oleh biaya-biaya teknik. Pada pusat biaya teknik ini, biaya standar merupakan alat yang paling umum digunakan. Prestasi manager yang bersangkutan diukur sejauh mana manajer tersebut mampu untuk bekerja di atas atau dibawah standar yang telah ditentukan. Walau demikian, standar bukanlah satu-satunya alat ukur prestasi. Selain efisiensi pelaksanaan, manager yang bersangkutan juga harus dinilai efektifitas kerjanya.

Contoh biaya teknik adalah biaya produksi suatu barang di unit produksi. Pusat biaya teknik merupakan pusat biaya yang sebagian besar biayanya mempunyai hubungan fisik yang erat dengan output yang dihasilkan. .Karakteristik Pusat biaya teknik ialah: a. input-outputnya dapat diukur dengan satuan unit moneter

b. Input-outputnya dapat diukur dalam bentuk fisik

c. Jumlah optimum input yang akan diproduksi untuk satu unit output produksi bisa diukur.

d. Pengukuran kinerjanya adalah efisiensi biayanya, disamping itu mutu produk dan volume produksinya juga menjadi dasar pengukurankinerja.

Pusat biaya kebijakan merupakan pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak mempunyai hubungan fisik yang erat dengan output yang dihasilkan..Karakteristik Pusat biaya kebijakan ialah:

a. Inputnya dapat diukur dengan satuan unit moneter

b. Outputnya diukur bukan bentuk fisik (moneter)

c. Jumlah optimum input yang akan diproduksi untuk satu unit output produksi tidak bisa diukur.

Dengan demikian, pusat biaya kebijakkan merupakan pusat pertanggungjawaban yang didominasi oleh biaya kebijakan. Contoh pusat biaya kebijakan ialah departemen akuntansi, departemen hukum dan hubungan masyarakat, departemen personalia dan sebagainya. Mengingat begitu tidak jelasnya hubungan antara input dengan output, pusat biaya ini tidak dapat diukur efisiensi dan efektifitasnya dengan menggunakan satuan uang. Perbedaan sifat (karakteristik) kedua jenis biaya tersebut menyebabkan cara pengendalian masing-masing katagori berbeda pula.

Pengukuran kinerja pusat biaya kebijakan adalah bukan selisih realisasi dan anggaran atau efisiensi, melainkan peran manajer dalam perencanaan program kerja serta pengendalian dalam pengeluaran uang harus disetujui oleh atasannya. Walaupun konotasinya kebijakan, tidak berarti bahwa pertimbangan manajemen tidak dapat diduga atau bersifat insidentil. Oleh sebab itu biaya yang telah ditetapkan harus diawasi agar tidak melewati jumlah yang telah ditetapkan (anggarannya).

Beberapa pusat biaya yang pada umumnya termasuk dalam kelompok pusat biaya kebijakan ialah: pusat administrasi (administratif center), pusat penelitian dan pengembangan (research and developmnet center) dan sebagian pusat marketing (marketing center). Berikut ini akan disajikan gambaran umum pusat-pusat biaya tersebut dengan karakteristik masalah pengendalian masing-masing.

Pusat administrasi (administratif center)

Pusat administrasi adalah unit-unit organisasi yang mempunyai tugas inti berupa pelaksanaan kegiatan pengelolaan organisasi atau unit-unit organisasi secara keseluruhan. Pusat Administratif (administrative center), meliputi manajemen senior korporat (kantor pusat), dan manajemen unit bisnis serta para manajer unit pendukung. Pusat Pendukung adalah unit-unit pendukung yang menyediakan layanan kepada Pusat Pertanggungjawaban yang lain. Contoh pusat-pusat administrasi adalah para direktur beserta para staf, departemen akuntansi, departemen hukum, keamanan, hubungan masyarakat dan sebagainya. Masalah-masalah yang berkaitan dengan pengendalian biaya administrasi adalah : (1) sulitnya mengukur hasil (output) dan (2) sering terjadi ketidak serasian tujuan organisasi secara keseluruhan (lack of goal congruence). Dengan demikian, Pusat biaya kebijakan memiliki beberapa karakteristik:a. Kesulitan mengukur outputnya.

b. Kadang kala tidak terdapat kesesuaian antara cita-cita staf departemen dengan dengan cita-cita perusahaan secara keseluruhan (lack of goal congruence). Hal ini disebabkan karena manajer administratif ingin mencapai keunggulan fungsional.

c. Pengendaliannya dilakukan melalui anggarannya serta evaluasi apakah program kerja yang diajukan telah secara rinci yang mencakup : biaya administratif dan pendukung termasuk untuk tetap dalam bisnis-nya (being in business), kebijakan pusat tersebut termasuk diskripsi tujuan biaya serta estimasinya, alasan semua tambahan biaya di luar inflasi.

Kadang-kadang, beberapa kegiatan staf telah begitu rutin sehingga dapat diperlakukan sebagai pusat biaya teknik. Namun demikian, hasil utama kegiatan unit yang lain adalah nasehat atau jasa yang tidak mempunyai alat pengukur yang meyakinkan untuk mengetahui nilai dan bahkan jumlah hasilnya. Dalam hal demikian, tidaklah mungkin untuk menetapkan biaya standar dan mengukur prestasi manager secara kuantitatif. Anggaran tidak dapat dipakai untuk mengukur efisiensi kegiatan.

Pada sebagian besar kantor staf administrasi, adalah menguntungkan bagi manager untuk memiliki bagian yang sehebat mungkin. Seolah-olah, departemen yang hebat adalah yang terbaik untuk organisasi atau perusahaan. Sebenarnya, hal tersebut sangat tergantung pada definisi mengenai suatu departemen yang hebat. Tidak jarang, suatu departemen dalam meraih kehebatannya menelan sumber daya yang melampaui manfaatnya. Tidak jarang pula tampak kecenderungan unit-unit organisasi untuk membangun kerajaannya sendiri tanpa memperhatikan nilai dan manfaatnya bagi organisasi secara keseluruhan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan

Pusat Penelitan dan Pengembangan (research and development center), adalah suatu unit perusahaan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan penelitian dan pengembangan produk-produk baru, proses baru dan patent. Karakteristik kesulitan pengendalian pusat penelitian dan pengembangan disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

1. Output yang dihasilkan sulit diukur secara kuantitatif. Namun demikian, hasil tersebut lebih nyata daripada output yang dihasilkan oleh pusat administrasi, misalnya hak paten, produk baru, teknologi proses produksi baru dan sebagainya.

2. Adanya kesenjangan tujuan pada pusat penelitian dan pengembangan seperti yang tampak pada pusat administrasi. Kecenderungan tujuan pusat penelitian dan pengembangan ini selalu ingin lebih baik daripada yang lampau dan menjadi yang terbaik diantara yang lain.

3. Pusat penelitian dan pengembangan ini sulit dikendalikan efektivitasnya dengan menggunakan anggaran tahunan atau periodik. Organisasi penelitian dan pengembangan selalu ingin berkembang untuk jangka waktu yang panjang. Anggaran biaya yang digunakan tidak harus turunnya, hal tersebut sangat tergantung pada definisi mengenai suatu departement yang hebat. Tidak jarang, suatu departement dalam meraih kehebatannya menelan sumber daya yang melampaui manfaatnya. Tidak jarang pula tampak kecenderungan unit-unit organisasi untuk membangun kerajaannya sendiri tanpa memperhatikan nilai dan manfaatnya bagi organisasi keseluruhan. Anggaran biaya yang digunakan tidak harus turun karena rugi dan tidak harus naik karena untung.Hal-hal tersebut menyebabkan timbulnya karakteristik pengendalian Pusat penelitian dan pengembangan yaitu:

a. Kesulitan menghubungkan input-outputnya, karena termasuk penelitian pada tahun-tahun sebelumnya.

b. Sering ditemui ketidak-sesuaian tujuan (lack of goal congruence), karena manajer litbang ingin mencapai penelitian yang terbaik dan unggul, walaupun biayanya mahal.

c. Litbang suatu rangkaian yang diawali penelitian dan akhir pengujian produk, sifatnya tidak terencana dan tenggang waktu yang lama serta berjangka panjang. d. Pada program litbang tidak ada cara ilmiah untuk menentukan skala optimum anggaran litbang, sehingga prosesnya bagi kue.

e. Pengendalian program litbang dilakukan melalui anggarannya, dengan sistem proyek dan cara kalenderisasi atas pengeluaran dalam periode anggaran.

f. Pengukuran kinerja secara periodik membandingkan biaya aktual dengan anggarannya, untuk kendali pengeluran berikutnya.Sebagian Pusat Pemasaran (marketing center)

Kegiatan pusat pemasaran dan pokoknya terdiri atas dua macam yaitu kegiatan melayani (memenuhi ) pesanan (order filling activities) dan kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk memperoleh pesanan (order getting activities). Usaha untuk memperoleh pesanan merupakan kegiatan sebelum terjadinya pemesanan barang atau jasa oleh langganan sedangkan pelayanan pesanan merupakan kegiatan setelah pesanan dari langganan diperoleh. Berdasarkan sifat kegiatannya tersebut, pusat pemasaran mempunyai tiga kegiatan yang dijadikan dasar untuk mengukur prestasi manager yang bersangkutan yaitu :

1. Pusat pemasaran diukur berdasarkan jumlah hasil penjualan yang dicapai. Pengukuran ini dilakukan melalui pembandingan hasil penjualan yang dianggarkan dengan jumlah hasil penjualan yang sebenarnya.

2. Pusat pemasaran diukur prestasinya atas kegiatannya dalam hal pemenuhan pesanan (order filling/logistic activity). Dalam banyak hal, biaya yang timbul atas kegiatan ini adalah biaya teknik. Dengan demikian, pengendalian kegiatan ini harus dibedakan dengan pengendalian kegiatan pusat pemasaran lainnya.

3. Pusat pemasaran diukur prestasinya dalam hal upaya perolehan pesanan (order getting activity). Biaya yang timbul atas kegiatan ini sebagian besar adalah biaya kebijakan. Walaupun pusat pemasaran juga merupakan pusat pendapatan (revenue center), pusat pemasaran harus dibedakan dengan pusat laba karena biaya produksi barang yang dijual tidak dibebankan pada pusat pemasaran tersebut.

Karakteristik pengendalian pusat pemasaran ialah:

a. Aktivitas pemenuhan pesanan (order filling activities) seperti halnya pusat biaya di pabrik, sehingga biayanya disusun secara standard sesuai dengan berbagai tingkatan volume, tetapi dengan adanya internet aktivitas ini bisa diselesaikan dengan cepat dan biayanya rendah.

b. Aktivitas penciptaan pendapatan (order getting activities), adalah biaya kebijakan sehingga yang dievaluasi adalah membandingkan antara pendapatan (unit moneter) dan kuantitas fisik aktual yang dijual dengan pendapatan dan kuantitas fisik yang dianggarkan, Unit organisasi yang melaksanakan aktivitas ini biasanya diperlakukan sebagai pusat pendapatan.c. Aktivitas pencarian pesanan, yang dievaluasi adalah biaya pencarian pesan yang merupakan biaya kebijakan, sehingga tidak seorangpun tahu akurasi berapa jumlah optimal yang harus dikeluarkan.

d. Kesimpulannya, Pusat Pemasaran merupakan pusat peryanggungjawaban yang bisa bersifat campuran (hybrid). Artinya, dalam satu unit terdiri atas pusat biaya dan pusat pendapatan tapi secara keseluruhan bukan pukan pusat laba..

Pendahuluan

Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Fungsi laba pada berbagai perusahaan ialah:

1. Menjadi tujuan setiap perusahaan yaitu memperoleh laba yang tinggi.

2. Laba merupakan tolok ukur efektivitas.

3. Laba adalah selisih pendapatan (output) dengan biaya (input).

4. Laba juga juga mengukur efisensi dan efektivitas.

Pusat laba merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang bertugas menciptakan laba, diberi wewenang mengatur laba, dan diukur prestasinya berdasarkan laba yang diperoleh. Dalam pusat laba masukan (biaya) dan keluaran (pendapatan) dinyatakan dalam satuan moneter. Dengan demikian, pusat laba adalah gabungan antara pusat biaya dan pusat pendapatan sehingga ukuran laba merupakan indikator kinerja yang komprehensif dari pada menggunakan beberapa indikator. Pertimbangan pembentukan Pusat Laba dapat dilakukan pada organisasi perusahaan yang:

Fungsi-fungsi produksi dan pemasaran di dalam perusahaan dipisahkan (pada organisasi fungsional)

Bentuk organisasi dimana unit utama fungsi produksi dan pemasaran disatukan (pada organisasi unit bisnis/divisional).

Pemberian wewenang suatu unit organisasi untuk menghasilkan laba didelegasikan penuh kepada suatu unit usaha di dalam perusahaan (ditetapkan sebagai pusat laba) apabila:

1. Manajer pusat pertanggungjawaban memiliki akses informasi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pengambilan keputusan.

2. Ada suatu cara untuk mengukur trade off biaya/pendapatan

yang dibuat oleh manajer.

Langkah yang utama dalam menciptakan pusat laba adalah dengan menetapkan unit paling rendah dalam organisasi yang terdapat 2 keadaan yang disebutkan di atas.

Keuntungan (manfaat) Pusat Laba

Mendirikan unit organisasi sebagai pusat laba akan menghasilkan beberapa keuntungan (manfaat) :

Keputusan operasional dapat dilakukan lebih cepat karena tidak memerlukan pertimbangan dari Kantor Pusat.

Kualitas keputusan cenderung lebih baik, karena dilakukan oleh orang yang benar-benar mengerti tentang keputusan tersebut.

Manajemen kantor pusat bebas dari urusan operasional rutin dan bisa lebih memfokus-kan pada keputusan yang lebih luas.

Kesadaran laba (profit consciousness) lebih meningkat pada manajer pusat laba, karena ukuran prestasinya adalah laba.

Pengukuran prestasi pusat laba lebih luas dari pada hanya pengukuran pada pusat pendapatan dan pusat biaya yang terpisah.

Manajer pusat laba lebih bebas berkreasi.

Dapat difungsikan sebagai pusat/sarana pelatihan yang handal, karena pusat laba hampir sama dengan satu perusahaan yang independen.

Memudahkan kantor pusat untuk memperoleh informasi profitabilitas dari komponen produk-produk perusahaan.

Untuk meningkatkan kinerja bersaing karena outputnya siap pakai/jelas, dan sangat respon-sif terhadap tekanan

Kesulitan-kesulitan (kelemahan)penciptaan Pusat Laba

Selain berbagai keuntungan tersebut di atas, pembentukan pusat laba mengandung kelemahan-kelemahan yang harus diwaspadai. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah meliputi: Manajemen kantor pusat kehilangan kendali mengenai keputusan yang telah didelegasikan.

Manajer Pusat laba cenderung hanya memperhatikan laba jangka pendek.

Organisasi yang pada awalnya bekerja sama antara fungsi satu dengan lainnya menjadi saling bersaing.

Terdapat kemungkinan peningkatan perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan yang dapat menimbulkan pertentangan atar pusat pertanggungjawaban.

Tidak ada yang menjamin bahwa divisionalisasi pada masing-masing pusat laba akan menjamin peningkatan laba perusahaan menjadi lebih optimal.

Kualitas pengambilan keputusan oleh manajer divisi mungkin bisa lebih jelek dari pada manajer puncak.

Menimbulkan terjadinya tambahan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan manajerial divisi.

Kompetensi general manajer sering-kali menjadi tidak diperlukan. PAGE 9Materi Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen

Supriyanto Ilyas: Fakultas Ekonomi Widyatama (2015)