spm-rs-111003212923-phpapp02

Upload: fredik-malo

Post on 11-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • STANDAR PELAYANAN MINIMALRUMAH SAKIT

  • DASAR HUKUMUU No. 36 Tahun 2009 Tentang KesehatanUU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah SakitPP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLUPP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPMPP No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan KonsumenPermendagri No 6/2007 :Petunjuk Teknis Penyusunan & Penetapan SPM PERMENDAGRI No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUPeraturan Menteri dalam Negeri Nomor 79 TAHUN 2007 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian TANDAR PELAYANAN MINIMALKEPMENKES 340 Tahun 2010 Tentang Klas Rumah SakitKEPMENKES 147 Tahun 2009 Tentang ijin Rumah Sakit KEPMENKES No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal-RSPERMENKES No. 741 Tahun 2008 tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

  • LATAR BELAKANG PERLUNYA SPM :

    Peraturan perundanganPelayanan publik (kepuasan masyarakat)Sebagai salah satu persyaratan administratif PPK-BLUD.Dapat digunakan sebagai sarana kaji banding (benchmarking) antar organisasi yang satu dengan yang lain yang sejenis.

  • ALAT UKUR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT YANG DAPAT MENDUKUNG PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA RUMAH SAKIT

    STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT (SPM RS)

  • PENGERTIANStandar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal (PP No. 65 / 2008)SPM adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang diberikan oleh BLU kepada masyarakat (PP No. 23 / 2005)Penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah merupakan bagian dari penyelenggaraan Pelayanan Dasar Nasional (PP No. 65 / 2005)SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggung jawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian (PP No.65 / 2005)

  • MANFAAT SPM-RS Upaya menjamin kualitas pelayanan Kesehatan di RS.Menjamin keamanan pasienPengendalian biaya berobatMenjamin kemudahan mendapatkan pelayanan.Persyaratan administratif suatu RS untuk menjadi BLUD.Sebagai tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah.

  • Pelayanan Gawat DaruratPelayanan Rawat JalanPelayanan Rawat InapPelayanan BedahPelayanan Persalinan dan PerinatologiPelayanan IntensifPelayanan RadiologiPelayanan Lab. Patologi KlinikPelayanan Rehab MedikPelayanan FarmasiPelayanan Pengendalian Infeksi

  • Pelayanan GiziPelayanan Transfusi DarahPelayanan Keluarga MiskinPelayanan Rekam MedisPengelolaan LimbahPelayanan Administrasi ManajemenPelayanan Ambulans / Kereta JenazahPelayanan Pemulasaraan JenazahPelayanan LaundryPelayanan Pemeliharaan Sarana RS

  • INDIKATORSTANDAR1, Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

    2. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat

    3. Pemberi pelayanan gawat darurat yang bersertifikat yang masih berlaku

    4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana

    5. Waktu tanggap pelayanan Dokter di Gawat Darurat

    6. Kepuasan Pelanggan

    7. Kematian pasien< 24 Jam

    8. Khusus untuk RS Jiwa pasien dapat ditenangkan dalam waktu 48 Jam 9. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar 1. 100 %

    2. 24 Jam

    3. 100 %

    4. Satu tim

    5. lima menit terlayani, setelah pasien datang

    6. 70 %

    7. dua per seribu (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam) 8. 100 %

    9. 100%

  • INDIKATORSTANDARDokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis

    2. Ketersediaan Pelayanan

    3. Ketersediaan Pelayanan di RS Jiwa

    4. Jam buka pelayanan

    5. Waktu tunggu di rawat jalan

    6. Kepuasan Pelanggan

    7. a. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskop TB b. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan TB 100 % Dokter Spesialis

    a. Klinik Anak ,b. Klimik Penyakit dalam c. Klinik Kebidanan d. Klinik Bedah a. Anak Remaja b. NAPZA

    08.00 s/d 13.00 Setiap hari kerja kecuali Jumat : 08.00 - 11.00 60 menit

    90 %

    a. 60 %

    b. 60 %

  • INDIKATORSTANDARPemberi pelayanan di Rawat Inap

    2. Dokter pen.jawab pasien rawat inap

    3. Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap

    4. Jam Visite Dokter Spesialis

    5. Kejadian infeksi pasca operasi

    6. Kejadian Infeksi Nosokomial

    7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan / kematian

    8. Kematian pasien > 48 jam 9. Kejadian pulang paksa a. Dr. Spesialis , b. Perawat min D3

    100 %

    Anak, P.Dalam , Kebidan , Bedah

    08.00 s/d 14.0 setiap hari kerja

    1,5 %

    1,5 %

    100 %

    0.24 % 5 %

  • INDIKATORSTANDAR1. Waktu tunggu operasi elektif

    2. Kejadian Kematian di meja operasi

    3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi

    4. Tidak adanya kejadian opersi salah orang

    5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi

    6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi

    7. Komplikasi anestesi karena overdosis 2 hari

    1 %

    100 %

    100 %

    100 %

    100 %

    6 %

  • INDIKATORSTANDARKejadian kematian ibu karena persalinan

    2. Pemberi pelayanan persalinan normal

    3. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit

    4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi

    5. Kemampuan menangani BBLR 1500 gr 2500 gr

    6. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria 7. Keluarga Berencana a. Perdarahan 1 % b. Pre-eklampsia 30 % c. Sepsis 0,2 % Dokter Sp.OG b. Dokter umum Bidan Tim PONEK yang terlatih

    a. Dokter Sp.OG b. Dokter Sp.A c. Dokter Sp.An

    5. 100 %

    6. 20 %

    7. 100 %

  • INDIKATORSTANDARRata rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam

    2. Pemberi pelayanan Unit Intensif 3 %

    Dokter Sp.Anestesi dan dokter spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani b. 100 % Perawat minimal D3 dengan sertifikat Perawat mahir ICU / setara (D4)

  • INDIKATORSTANDAR1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto

    2. pelaksana ekspertisi

    3. Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen

    4. Kepuasan pelanggan 1. 3 jam

    2. Dokter Sp.Rad

    3. Kerusakan foto 2 %

    4. 80 %

  • *Format SPM (Kepmenkes 129 thn 2008) HERU ARIYADI (ARSADA)

    Jenis PelayananIndikatorStandar

    HERU ARIYADI (ARSADA)

  • *Format SPM (Permendagri 6/2007)HERU ARIYADI (ARSADA)

    HERU ARIYADI (ARSADA)

  • *

    Judul Diisi dengan judul indikatorDimensi mutuDiisi dengan dimensi mutu yang mana yang terkait dengan indikator tsbTujuan indikatorDiisi dengan apa yang ingin ditunjukkan dengan indikator tsb (apa maksud dari penggunaan indikator tersebut); untuk memberi petunjuk/tanda bahwa.Definisi OperasionalDiisi dengan pengertian indikator pada jenis layanan yang menggambarkan sasaran yang hendak dicapaiFrekuensi updating data (pengumpulan data)Diisi dengan kapan pengumpulan data harus dilakukan apakah tiap hari, 1 minggu sekali, 1 bulan sekali, dsbPeriode analisis Diisi dengan kapan indikator tsb dianalisis untuk kemudian dilaporkan dan difeedback pada unit terkaitNumerator (pembilang)Pembilang dari indikator tersebutDenominator (penyebut)Pembagi dari indikator tersebutSumber data numerator dan denominatorDiisi dengan dari mana data dapat diperoleh, apakah dari survei, dari data rekam medik, dari register, dsbStandar pencapaianDiisi dengan target yang harus dicapaiPenanggung jawabDiisi dengan pejabat yang ditunjuk terhadap indikator yang hendak dicapai

  • Contoh SPM di UGD

    NoJenis PelayananIndikatorStandar1Gawat Darurat1. Kemampuan menangani life saving2. Jam Buka Pelayanan3. Pemberi pelayanan bersertifikat ATLS/BTLS/ACLS/PPGD4. Kecepatan pelayanan dokter5. Kepuasan Pelanggan100%

    24 jam

    100% 5 Menit70%

  • *

    IndikatorKecepatan Pelayanan DokterDimensi mutuKeselamatan dan Efektifitas Tujuan indikatorTerselenggaranya yan yang cepat, responsif & mampu menyelamatkan pasien gawat darurat Definisi terminologi yang digunakanKecepatan pelayanan dokter di gawat darurat adalah sejak pasien itu datang sampai mendapat pelayanan dokter Frekuensi pengumpulan dataSetiap bulanPeriode dilakukan analisis Tiga bulan sekaliNumerator (pembilang)Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak kedatangan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dilayani dokter Denominator (penyebut)Jumlah seluruh pasien yang di sampling ( n >50) Standar 5 menit terlayani dokter setelah pasien datang Sumber SampelPenanggung jawabKepala UGD

  • JANGKA WAKTU DAN TARGET PENCAPAIAN SPM DAERAHRencana pencapaian SPM di daerah mengacu pada batas waktu pencapaian SPM secara Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Sesuai dengan SK Menkes No 129 Th 2008 : Setiap RS Harus sudah dpt menyesuaikan dengan SPM - RS dalam waktu 2 th sejak ditetapkan Thn 2010 setiap RS sudah harus memiliki SPM RS (minimal dengan adanya dokumen awal tentang rencana pencapaian SPM RS)dilaksanakan secara bertahap berdasarkan pada analisis kemampuan dan potensi daerahPemerintah Daerah dalam menentukan rencana pencapaian dan penerapan SPM mempertimbangkan:a. kondisi awal tingkat pencapaian pelayanan dasar;b. target pelayanan dasar yang akan dicapai; danc. kemampuan, potensi, kondisi, karakteristik, prioritas daerah dan komitmen nasional

  • PERAN DINAS KESEHATAN Melakukan Advokasi ke Kab/Kota serta RS tentang Penerapan SPM-RSMelakukan Bimbingan Teknis bersama dalam mempersiapkan SPM-RSMelakukan Monev Implementasi SPM-RS

  • *Kesimpulan SPM disusun dengan tiga alasan, yaitu :Peraturan perundangan menghendaki demi menjamin akuntabilitas pelayanan publik, Pasien sebagai fokus pelayanan membutuhkan & menghendaki pelayanan berkualitas, memuaskan, dan dapat dijamin memberikan keamanan, dan Untuk menjadi BLUD, RS harus dapat menunjukkan akuntabilitas kinerjanya dengan ditetapkannya indikator dan target pencapaian tiap indikator kinerja.HERU ARIYADI (ARSADA)

    HERU ARIYADI (ARSADA)

  • * (lanjutan)SPM mempunyai 2 elemen pokok, yaitu:indikator kinerja target (threshold) yang harus dicapai perlu disusun dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan (baik pelayanan dasar maupun rujukan) dan kerangka waktu pencapaian HERU ARIYADI (ARSADA)

    HERU ARIYADI (ARSADA)

  • KESIMPULANTugas Dinas Kesehatan : melakukan pembinaan program pelayanan kesehatan di seluruh RS baik pemerintah maupun swasta,SPM RS dapat di gunakan untuk mengukur Akuntabilitas kinerja pelayanan RS melalui penerapan Indikator dan Target,SPM-RS menjadi salah satu syarat untuk mempersiapkan RS menjadi BLUD,Berdasarkan dengan SK Menkes No 129/Th 2008, pada Thn 2010, setiap RS sudah harus memiliki SPMRS dalam bentuk dokumen awal,Batas Waktu Pencapaian SPM-RS, berdasarkan pada analisis kemampuan dan potensi yang dimiliki Daerah,

  • TERIMA KASIH

    *Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

    Amanat dari UUD 45, dituangkan dalan beberapa peraturan perundangan yang terkait dengan pelayanan kesehatan agar masyarakat dapat menerima haknya mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal. ***PENGERTIANUmum:Standar Pelayanan Minimal:adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat.* Standar Pelayanan Minimal- Rumah Sakit dapat di gunakan untuk mengukur Akuntabilitas kinerja pelayanan RS melalui penerapan Indikator dan Target.

    Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit menjadi salah satu syarat untuk mempersiapkan RS menjadi BLUD.

    **

    Jenis Pelayanan Indikator Standar (SPM)1. Gawat Darurat1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa = 100 %2. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat = 24 Jam3. Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat ATLS/BTLS/ACLS/PPGD = 100 %.4. Kecepatan pelayanan Dokter di Gawat Darurat = 5 menit terlayani setelah pasien datang5. Kepuasan Pelanggan = 70 % 6. Kematian pasien 24 Jam = dua perseribu (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam) 7. Khusus untuk RS Jiwa Pasien dapat ditenangkan dalam waktu 48 Jam = 100%2. Rawat Jalan 1. Dokter Pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis = 100 % Dokter Spesialis 2. Ketersediaan Pelayanan = a. Klinik Anak , b. Klinik Penyakit Dalam, c. Klinik Kebidanan, d. Klinik Bedah 3. Ketersediaan Pelayanan di RS Jiwa = a. Anak Remaja, b. NAPZA, c. Gangguan Psikotik, d. Gangguan Neurotik, e. Mental Retardasi, f. Mental Organik, g. Usia Lanjut 4. Jam buka pelayanan = 08.00 s/d 13.00 Setiap hari kerja kecuali Jumat : 08.00-11.00 5. Waktu tunggu di rawat jalan = 60 menit 6. Kepuasan Pelanggan = > 90 %

    3. Rawat Inap1. Pemberi pelayanan di Rawat Inap = a. Dr. Spesialis, b. Perawat minimal pendidikan D32. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap = 100 %3. Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap = a. Anak, b. Penyakit Dalam, c. Kebidanan, d. Bedah4. Jam Visite Dokter Spesialis = 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja5. Kejadian infeksi pasca operasi = 1,5 %6. Kejadian Infeksi Nosokomial = 1,5 %7. Tidak adanya kejadian Pasien jatuh yang berakibat kecacatan /kematian = 100 %8. Kematian pasien > 48 jam = 0,24 %9. Kejadian pulang paksa = 5 %10.Kepuasan pelanggan = > 90 %

    4. Bedah Sentral1. Waktu tunggu operasi elektif = 2 hari2. Kejadian Kematian di meja operasi = 1 %3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi = 100%4. Tidak adanya kejadian operasi salah orang = 100%5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi = 100 %6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi = 100%7. Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi, dan salah penempatan endotracheal tube = 6%5. Persalinan dan perinatologi ( kecuali RS Khusus di luar RS Ibu dan Anak 1. Kejadian kematian ibu karena persalinan = a. Perdarahan 1 %, b. Pre-eklampsia 3 %, c. Sepsis 0,2 %2. Pemberi pelayanan persalinan normal = a. Dokter Sp.OG, b. Dokter umum terlatih (Asuhan Persalinan Normal), c. Bidan 3. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit = Tim PONEK yang terlatih4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi = a. Dokter Sp.OG, b. Dokter Sp.A, c. Dokter Sp.An5. Kemampuan menangani BBLR < 1500 gr-2500 gr = 100 %6. Pertolongan Persalinan melalui seksio cesaria = 20 %7. Kepuasan Pasien = > 80 %6. Intensif1. Rata-rata Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam = 3 % 2. Pemberi pelayanan Unit Intensif = a.Dokter Sp.An, b. 100% Perawat minimal D3 dengan sertifikat Perawat mahir ICU / setara (D4)

    7. Radiologi1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto = 3 jam2. Pelaksana ekspertisi = dr Sp Rad3. Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen = Kerusakan foto 2 %Kepuasan pelanggan = > 80 %

    8. Lab. Patologi Klinik1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium = 140 menit2. Pelaksana ekspertisi = Dokter Sp.PK3. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium = 100 %Kepuasan pelanggan = > 80 %9. Rehabilitasi Medik1. Kejadian Drop Out pasien terhadap pelayanan Rehabilitasi Medik yang direncanakan = 50 %2.Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik = 100 %3. Kepuasan Pelanggan = > 80 %

    10. Farmasi1. Waktu tunggu pelayanan a. Obat Jadi = 30 menit b. Obat Racikan = 60 menitKepuasan pelanggan = 100 %11. Gizi1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien = > 90 %2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien = 20 %3. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet = 100 %*12. GiziKetepatan waktu pemberian makanan pada pasien = > 90 %2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien = 20 %3. Tidak ada kesalahan pemberian diet = 100%

    13. Transfusi Darah 1. Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi = 100 % terpenuhi2. Kejadian Reaksi transfusi = 0,1 % 14. Pelayanan GAKINPelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan = 100 % terpenuhi

    15. Rekam Medik1. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan = 100 %2. Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas = 100 %3. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan = 10 %4. Waktu penyelesaian dokumen rekam medik pelayanan rawat inap = 15 menit16. Pengelolaan limbah 1. Baku mutu limbah cair = a.BOD < 30 mg/l, b.COD < 80 mg/l, c.TSS < 30 mg/l, d.PH 6-92. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan = 100 %

    17. Pelayanan Administrasi Managemen

    Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi = 100 %Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja = 100 %Ketepagtan waktu pengusulan kenaikan pangkat = 100 %Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala = 100 %Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun = 60 %Cost recovery = 40 %Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan = 100 %Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap = 2 jamKetepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu = 100 %

    18. Ambulance/Kereta Jenazah1. Waktu pelayanan ambulance/Kereta Jenazah = 24 jam2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance /Kereta Jenazah di Rumah Sakit = 30 menit

    19. Pemulasaraan Jenazah1. Waktu pelayanan ambulance/Kereta jenazah = 24 jam 2. Kecepatan pelayanan pemulasaraan jenazah = 30 menit20. Pelayanan Laundry Tidak adanya kejadian linen yang hilang = 100 %Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap = 100 %

    21. Pelayanan Pemeliharaan Sarana RS

    Kecepatan waktu menangapi kerusakan alat = 80 % Ketepatan waktu pemeliharaan alat = 100 %Peralatan Laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi = 100%

    *****Peran dari Kementerian Kesehatan seperti yang tertuang di atas, untuk pelaksanaan SPM-RS diperlukan peran Pemerintah Propinsi dan Peran Pemerintah Kab/Kota adalah sebagai berikut:

    1. PELAKSANAAN DAN PEMBINAANRumah sakit wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal yang disusun dan disahkan oleh Kepala Daerah. Pemerintah Daerah wajib menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal. Pemerintah dan Pemerintah Propinsi memfasilitasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal dan mekanisme kerjasama antar daerah kabupaten/kotaFasilitasi dalam bentuk pemberian standar teknis, pedoman, bimbingan teknis, pelatihan, meliputi:1). Perhitungan kebutuhan pelayanan rumah sakit sesuai Standar Pelayanan Minimal2). Penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target SPM3). Penilaian pengukuran kinerja4). Penyusunan laporan kinerja dalam menyelenggarakan pemenuhan standar pelayanan minmal rumah sakit2. PENGAWASANGubernur/Bupati/Walikota melaksanakan pengawasan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal rumah sakit di daerah masing-masingGubernur/Bupati/Walikota menyampaikan laporan pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit sesuai standar pelayanan minimal yang ditetapkan

    ***KESIMPULAN Standar pelayanan minimal rumah sakit pada hakekatnya merupakan jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah/ pemerintah provinsi/ pemerintah kabupaten/kota dengan standar kinerja yang ditetapkan. Namun demikian mengingat kondisi masing-masing daerah yang terkait dengan sumber daya yang tidak merata maka diperlukan pentahapan dalam pelaksanaan SPM oleh masing-masing daerah sejak ditetapkan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2012, sesuai dengan kondisi/perkembangan kapasitas daerah. Mengingat SPM sebagai hak konstitusional maka seyogyanya SPM menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran daerahDengan disusunnya Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit diharapkan dapat membantu pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan Minimal di rumahsakit. SPM ini dapat dijadikan acuan bagi pengelola rumahsakit dan unsur terkait dalam melaksanakan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan setiap jenis pelayanan.

    **