sphere of reflection_ etalase citra demokrat

12
Blog ini merupakan ruang publik baru yang bebas dari dominasi dan didedikasikan untuk pengarusutamaan literasi politik dan literasi media. Sangat meyakini setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya sehingga terus berpikir, bergerak dan bermanfaat dalam penguatan semangat komunitarian. Saatnya warga negara kian berdaya untuk berpikir dan bersikap atas hak-hak sipil politiknya. Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html 1 of 12 20/02/2015 19:49

Upload: mbelgedeshu

Post on 21-Nov-2015

247 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

  • Blog ini merupakan ruang publik baru yang bebas dari dominasi dan didedikasikan untukpengarusutamaan literasi politik dan literasi media. Sangat meyakini setiap orang ada masanya dansetiap masa ada orangnya sehingga terus berpikir, bergerak dan bermanfaat dalam penguatansemangat komunitarian. Saatnya warga negara kian berdaya untuk berpikir dan bersikap atas hak-haksipil politiknya.

    Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    1 of 12 20/02/2015 19:49

  • Dari sudut pendekatan public relations politik dan publisitas politik penyelenggara konvensiakan menuai keuntungan politik. Kita bisa menengok pengalaman sebelumnya saat Golkarmenyelenggarakan konvensi di 2004. Sejumlah nama populer masuk mendaftarkan diriantaralain Nurcholish Madjid, Jusuf Kalla, Wiranto, Prabowo Subianto, Surya Paloh,Hamengkubuwono X dan Agum Gumelar. Di penghujung cerita tepatnya Rabu 21 April 2004Wiranto keluar sebagai pemenang mengalahkan Akbar Tanjung. Meskipun Wiranto sendirikalah saat pemilu presiden lawan SBY, tapi yang pasti, Golkar mengantongi kemenanganpemilu legislatif dengan perolehan suara 21,58 persen. Salah satu penyumbang citra positifGolkar saat itu tentunya adalah konvensi. Memang tak sedikit yang mengkritik modelkonvensi Golkar sebagai konvensi yang rawan terjadinya praktik money politic. Sekali lagi,terlepas dari plus minusnya penyelenggaraan konvensi tersebut, fakta politiknya konvensiturut member insentif elektoral terutama bagi partai penyelenggaranya.

    Secara normatif, konvensi menguntungkan dalam tiga hal. Pertama, partai penyelenggarakonvensi memiliki momentum membangun relasi politik dengan publik. Fokus pendekatan inipada proses identifikasi, pencarian dan pengaturan hubungan dengan tokoh-tokoh kunci(key persons) dan bisa membentuk citra kekinian yang positif. Caranya, partai menyerapenergi kreatif dari sejumlah figur yang dikenal publik dan memiliki reputasi untukmemperbaiki persepsi pemilih dari antipati ke netral ke positif. Oleh karenanya, konvensimensyaratkan sejumlah figur yang terlibat sebagai kandidat adalah orang-orang yang punyakapasitas, profesionalitas dan modal sosial berbentuk trust.

    Kedua, penyelenggara punya kesempatan mempraktikkan pendekatan grunigian. Intipendekatan ini, partai bisa menciptakan pemahaman bersama (mutual understanding)antara organisasi dengan publik internal dan eksternalnya. Ke dalam, konvensi berpeluangmenciptakan kohesivitas, ke luar bisa menjadi jembatan untuk membangun good will danunderstanding. Menurut Grunig dan Hunt dalam dalam bukunya Managing Public Relations(1984), tindakan pokoknya adalah bagaimana mengembangkan mutual benefit (keuntunganbersama). Tentu konvensi akan dijual citranya sebagai terobosan penting dalam kontekspelembagaan politik partai di Indonesia.

    Ketiga, menjadi momentum hype politik. Pendekatan ini biasanya dengan mudah bisamemanfaatkan publisitas di media massa. Sebagai contoh konvensi Demokrat yang secarapraktis akan digelar selama delapan bulan yakni dari September 2013 hingga April 2014.Selama rentang waktu tersebut, Demokrat bisa melakukan free ride publicity melalui isukonvensi. Akan muncul panggung bagi Demokrat melalui reportase dan sejumlah talkshowdi berbagai media. Ini menjadi sangat berarti dalam pengelolaan opini publik. Merujuk padapendapat Alexis S Tan, dalam Mass Communication Theories and Research (1991),bahwa meningkatnya nilai penting suatu topik pada media massa menyebabkanmeningkatnya nilai penting topik tersebut pada khalayak. Dua tahapan konvensi DemokratSeptember-Desember 2013 serta Januari-April 2014 bisa dikapitalisasi sebagai momentumpolitik Demokrat.

    Catatan Kritis

    Ketiga keuntungan tadi sesungguhnya baru menjadi potensi keuntungan bagi pihakDemokrat. Dalam bahasa lain, konvensi menjadi instrumen manajemen reputasi politik.Lantas publik dapat apa? Di situlah letak kritisisme yang harus dibangun oleh masyarakat.Kita jangan terkecoh oleh kemasan wah bernama konvensi Demokrat! Terlebih modelkonvensi yang digunakan Demokrat adalah mirip-mirip reality show. Seluruh pesertakonvensi akan bersama-sama dipajang di etalase bernama konvensi. Publik bisa melihatdan berpartisipasi melalui sejumlah suara yang disurvei. Dalam industri media, meminjamterminologi Denis McQuail, model ini dikenal sebagai model ekspresi. Yakni khalayakdiperkenalkan pada suatu program dan mereka seintensif mungkin dilibatkan secarapsikologis sehingga bisa muncul kepuasan bersama.

    Etalase citra itu harus diposisikan tidak berlebihan, bahkan perlu kehati-hatian terutama bagikonsumen dan pemasok produk yang akan mengisi etalase. Bagi kandidat yang akanbertarung di konvensi, mereka harus memastikan terlebih dahulu bahwa prosedur danaturan mainnya jelas, transparan dan akuntabel. Jangan sampai terjebak pada permainanpolitik yang hanya menjadikan mereka sebagai objek pelengkap penderita atau pemeranfiguran di alur cerita setingan. Bagi pemilih yang akan menjadi konsumen dalam pemilujangan mudah termanipulasi oleh realitas pulasan. Jika konvensi penuh kepura-puraan maka

    Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    2 of 12 20/02/2015 19:49

  • Langganan: Poskan Komentar (Atom)

    Diposkan oleh Gun Gun Heryanto di 18.34

    kita bisa melabeli etalase tersebut dengan tulisan besar kepalsuan yang otentik!. **

    Poskan Komentar

    Tidak ada komentar:

    Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    3 of 12 20/02/2015 19:49

  • Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    4 of 12 20/02/2015 19:49

  • Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    5 of 12 20/02/2015 19:49

  • Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    6 of 12 20/02/2015 19:49

  • Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    7 of 12 20/02/2015 19:49

  • Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    8 of 12 20/02/2015 19:49

  • Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    9 of 12 20/02/2015 19:49

  • Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    10 of 12 20/02/2015 19:49

  • Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    11 of 12 20/02/2015 19:49

  • Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

    Sphere of Reflection: Etalase Citra Demokrat http://gunheryanto.blogspot.com/2013/08/etalase-citra-demokrat.html

    12 of 12 20/02/2015 19:49