spektrometri visible
DESCRIPTION
makalah analisa fisikokimiaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman, banyak digunakan alat kromatografi dalam
aplikasi kehidupan sehari-hari. Spektrofotometri merupakan sustu metoda analisayang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dengan detector fototube. Benda bercahaya seperti matahari atau
bohlam listrik memancarkan spectrum yang lebar yang terdiri atas panjang gelombang.
Panjang gelombang yang dikaitkan dengan cahaya tampak yaitu mampu mempengaruhi
selaput pelangi mata manusia dan karenanya menimbulkan kesan subyektif akan
ketampakkan (vision). Dalam analisis secara spektrofotometri terdapat tiga daerah
panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan yaitu daerah uv (200-380 nm),
daerah vis (380-700nm), daerah inframerah (700-3000 nm).
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisisyang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif maupun
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang
dimaksud dapat berupa cahaya visible, uv dan inframerah, sedangkan materi dapat
berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah electron yang ada pada
atom ataupun molekul bersangkutan.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam
mengenali zat kimia. Spektrofotometri dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan
visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorbansi energy radiasi oleh macam-
macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta
kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar
Ketiganya walaupun saling berkaitan dalam satu alat tetapi dalam bab ini akan
lebih di bahas tentang spektrofotometri vis yang berdasarkan panjang gelobangnya, yaitu
380-700 nm. Atau lebih jelasnya spektrofotometri vis ini dapat lebih jelas dilihat oleh
mata karena merupakan cahaya tampak.
1
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui deskripsi teoritis yang meliputi pengertian spektrofotometri,
pengertian spektrofotometri vis, macam-macam spektrofotometri, tipe sampel, dan
contoh difarmasi.
2. Untuk mengetahui prinsip kerja spektrofotometri vis.
3. Untuk mengetahui alat yang meliputi bagian alat dan fungsi dari spektrofotometri vis.
4. Untuk mengetahui cara kerja alat spektrofotometri vis.
5. Untuk memberikan contoh soal spektrofotometri vis.
6. Untuk memberikan study kasus dari jurnal.
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah:
1. Untuk analisis kuantitatif molekul.
2. Untuk meninjau stiokiometri reaksi.
3. Untuk studi termodinamika dan kinetika reaksi.
4. Untuk analisis kualitatif gugus fungsional pada senyawa organic.
2
BAB II
ISI
2.1 Deskripsi Teoritis
2.1.1 Pengertian Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan
yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang
dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat
berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.
2.1.2 Pengertian Spektrofotometri Vis
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah
cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang
dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380
sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih,
merah, biru, hijau, apapun, selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut
termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah
lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan
unsur kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang
tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya.karena sifat inilah maka ia digunakan
sebagai sumber lampu.
2.1.3 Macam-macam Spektrofotometri
Pada umumnya terdapat dua tipe instrument spektrofotometer, yaitu single-
beam dan double-beam. Double beam dalam instrumentnya terbagi menjadi double
beam in time instrument, dan double beam in space instrument. Dari kedua tipe
instrument tersebut akan dijelaskan di bawah ini yaitu:
3
a) Single-beam instrument (berkas tunggal)
Pada spektrofotometer ini hanya terdapat satu berkas sinar yang
dilewatkan melalui cuvet.Single-beam instrument dapat digunakan untuk
kuantitatif dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang tunggal.
Single-beam instrument mempunyai beberapa keuntungan yaitu
sederhana, harganya murah, dan mengurangi biaya yang ada merupakan
keuntungan yang nyata.Beberapa instrumen menghasilkan single-beam
instrument untuk pengukuran sinar ultra violet dan sinar tampak. Panjang
gelombang paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling tinggi adalah
800 sampai 1000 nm.
b) Double-beam instrument
Double-beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190
sampai 750 nm.Double-beam instrument dimana mempunyai dua sinar yang
dibentuk oleh potongan cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah sinar.
Sinar pertama melewati larutan blangko dan sinar kedua secara serentak
melewati sampel, mencocokkan foto detektor yang keluar menjelaskan
perbandingan yang ditetapkan secara elektronik dan ditunjukkan oleh alat
pembaca.
a. Double-beam in time instrument
4
b. Double-beam in space instrument
2.1.4 Tipe Sampel
Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memiliki
warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible.
Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat
berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa
berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan
analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang
dihasilkan harus benar-benar stabil.
2.1.5 Contoh Di Farmasi
Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble
protein). Protein terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu,
larutan ini harus dibuat berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa
digunakan adalah reagent Folin. Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin
dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide pada protein akan membentuk senyawa
kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada panjang gelombang sekitar
578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan banyaknya senyawa
kompleks yang terbentu yang berarti semakin besar konsentrasi protein terlarut
dalam sampel.
2.2 Prinsip Kerja
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat
polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer
dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya
polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan
5
panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat
dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi)
dan ada pula yang dilewatkan.Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh
detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui
cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat
yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel
secara kuantitatif.
Hal – hal yang perlu diperhatikan:
1. Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna
Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna,
maka larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna.
Kecuali apabila diukur dengan menggunakan lampu UV.
2. Panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yang
mempunyai absorbansi maksimal.Hal ini dikarenakan pada panajgn gelombang
maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang tersebut,
perubahan absorbansi untuk tiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar. Selain
itu disekitar panjang gelombang maksimal, akan terbentuk kurva absorbansi yang
datar sehingga hukum Lambert-Beer dapat terpenuhi. Dan apabila dilakukan
pengukuran ulang, tingkat kesalahannya akan kecil sekali.
3. Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang
dipancarkan dan cahaya yang diabsorbsi.Hal ini bergantung pada spektrum
elektromagnetik yang diabsorb oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya pada
panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu
perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban pada spektrofotometer
agar pengukuran yang di dapatkan lebih teliti.
2.3 Alat
Instrument yang digunakan untuk mempelajari serapan atau emisi radiasi
elektromagnetik sebagai fungsi dari panjang gelombang disebut spectrometer atau
spektrofotometer. Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi:
1. Sumber tenaga radiasi yang stabil
2. Sistem yang terdiri atas lensa-lensa, cermin, celah-celah, dan lain-lain
6
3. Monokromator untuk mengubah radiasi menjadi komponen-komponen panjang
gelombang tunggal
4. Tempat cuplikan yang transparan
5. Detector radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter atau pencatat
Diagram sederhana dari spektrofotometer adalah sebagai berikut:
1. Sumber tenaga radiasi
Sumber tenaga radiasi terdiri dari benda yang tereksitasi hingga ke tingkat
tenaga yang tinggi oleh sumber bertegangan tinggi atau pemanasan
listrik.Benda/materi yang kembali ke tingkat tenaga yang lebih rendah atau tingkat
dasarnya, melepaskan foton dengan tenaga-tenaga yang karakteristiknya sesuai
dengan ∆E, yaitu perbedaan tenaga antara tingkat tereksitasi dan tingkat dasar rendah.
Sumber radiasi yang ideal untuk pengukuran serapan harus menghasilkan
spectrum kontinu dengan intensitas yang seragam pada keseluruhan kisaran panjang
gelombang yang sedang dipelajari.
Sumber radiasi vis. Sumber radiasi terlihat dan radiasi intramerah dekat yang
biasa digunakan adalah lampu filament tungsten.Filament dipanaskan oleh sumber
arus searah (d-c), atau oleh baterai.Filament tungsten menghasilkan radiasi kontinu
dalam daerah antara 350 dan 2500 nm.
7
Sumber tenaga radiasi
Monokromator
Sel penyerap Detektor Meter atau
pencatat
2. Manokromator
Sumber radiasi yang umum digunakan menghasilkan radiasi kontinu dalam
kisaran panjang gelombang yang lebar.Dalam spectrometer, radiasi yang polikromatik
ini harus diubah menjadi radiasi monokromatik.Ada 2 jenis alat yang digunakan untuk
mengurai radiasi polikromatik menjadi monokromatik yaitu penyaring dan
monokromator. Penyaring dibuat dari benda khusus yang hanya meneruskan radiasi
pada panjang gelombang tertentu dan menyerap radiasi dari panjang gelombang yang
lain. Monokromator merupakan serangkaian alat optic yang menguraikan radiasi
polikromatik menjadi jalur-jalur yang efektif atau panjang gelombang-gelombang
tunggalnya dan memisahkan panjang gelombang-gelombang tersebut menjadi jalur-
jalur yang sempit.Bagian-bagian monokromator, yaitu :
a. Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya di
dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
b. Grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi sinar
akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih
baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.
Keuntungan menggunakan kisi difraksi :
1. Dispersi sinar merata
2. Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama
3. Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spectrum
8
c. Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan
dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi
akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang
diharapkan.
d. Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan
merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.
3. Tempat cuplikan
Cuplikan yang akan dipelajari pada daerah vis/terlihat yang biasanya berupa gas
atau larutan di tempatkan dalam sel atau cuvet. Untuk daerah terlihat digunakan gelas
biasa atau quartz. Sel yang digunakan untuk cuplikan yang berupa gas mempunyai
panjang lintasan dari 0,1 hingga 100 nm, sedang sel untuk larutan yang mempunyai
panjang lintasan tertentu dari 1 hingga 10cm. Sebelum sel dipakai harus dibersihkan
dengan air, atau jika dikehendaki dapat dicuci dengan larutan detergen atau asam
nitrat panas.
9
Kuvet harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya.
2. Permukaannya secara optis harus benar-benar sejajar.
3. Harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan-bahan kimia.
4. Tidak boleh rapuh.
5. Mempunyai bentuk (design) yang sederhana.
Pelarut.Pelarut yang digunakan dalam spektrofotometri harus melarutkan
cuplikan dan meneruskan radiasi dalam daerah panjang gelombang yang sedang
dipelajari. Beberapa pelarut yang biasa digunakan dalam daerah-daerah vis atau
terlihat seperti aseton, benzene, karbon tetraklorida, kloroform, dioksan,
diklorometan, etanol 95%, etil eter, methanol, air, dan sebagainya.
Pembuatan larutan. Larutan selalu dibuat dengan cermat: larutan standar dibuat
dalam labu ukur, konsentrasinya sekitar 0,1 %. Untuk pekerjaan yang memerlukan
ketelitian, semua gelas-gelas standar dan sebagainya harus mempunyai kualitas
analisis yang tinggi, dan jika pengenceran dilakukan harus dikerjakan dalam volume
yang dapat diukur dengan teliti, karena perbedaan volume yang sangat kecil akan
dapat menyebabkan kesalahan.
4. Detector
Setiap detector menyerap tenaga foton yang mengenainya dan mengubah tenaga
tersebut untuyk dapat diukur secara kuantitatif seperti sebagai arus listrik atau
perubahan-perubahan panas. Kebanyakan detector menghasilkan sinyal listrik yang
dapat mengaktifkan meter atau pencatat. Setiap pencatat harus menghasilkan sinyal
yang secara kuantitatif berkaitan dengan tenaga cahaya yang mengenainya.
Persyaratan-persyaratan penting untuk detector meliputi:
a. Sensitifitas tinggi hingga dapat mendeteksi tenaga cahaya yang mempunyai
tingkatan rendah sekalipun
b. Waktu respon yang pendek
c. Stabilitas yang panjang atau lama untuk menjamin respon secara kuantitatif
d. Sinyal elektronik yang mudah diperjelas
Detector yang digunakan dalam spektofotometer vis atau terlihat adalah detector
fotolistrik.
10
Macam-macam detektor :
1. Detektor foto (Photo detector)
2. Photocell, misalnya CdS.
3. Phototube
4. Hantaran foto
5. Dioda foto
6. Detektor panas
(PHOTOVOLTAIC)
(PHOTOTUBE)
5. Pencatat
Pencatat merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik
yang berasal dari detektor.
2.4 Cara Kerja Alat
Cara kerja spektrofometer secara singkat adalah sebgai berikut: tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yanakan dianalisis
pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm)
agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi.Dengan ruang fotosel dalam keadaan
tertutup “nol” galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current.Pilih h yang
diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol”
galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas.Dengan menggunakan tombol
11
transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan
sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.
2.5 Contoh Soal
Larutan K2Cr2O7 1,0x10-3 M menunjukkan absorbansi 0,200 pada 450 nm dan 0,050
pada 530 nm. Larutan KMnO4 1,0x10ˉ4 M tidak menunjukkan absorbansi pada 450 nm,
sedangkan pada 530 nm absorbansinya 0,420. Hitunglah konsentrasi K2Cr2O7 dan KMnO4
yang ada dalam larutan yang menunjukkan absorbansi 0,370 dan 0,710 pada 450 dan 530
nm bila lebar sel yang digunakan adalah 10 mm.
Jawab:
Hitung absortivitas molar dari K2Cr2O7 dan KMnO4 pada 450 nm dan 530 nm. A =
abc, jika b = 1 maka A = ac sehingga a = ϵ
Untuk K2Cr2O7 pada 530 nm ϵ K2Cr2O7 = 0,05
0,001 = 50
Untuk K2Cr2O7 pada 450 nm ϵ K2Cr2O7 = 0,2
0,001 = 200
ϵ KMnO4 pada 450 nm = AKMnO 4c 450 nm
= 0
ϵ KMnO4 pada 530 nm = AKMnO 4c 450 nm
= 0,420
0,0001 = 4,2 x 102
Dengan menggunakan :
Λ λ2 = (a1 c1) λ1 + (a2 c2) λ1 jika λ1 = 450 nm (i)
Λ λ2 = (a1 c1) λ2 + (a2 c2) λ1 jika λ2 = 530 nm (ii)
Substitusi nilainya:
0,370 = 200 (c1) + 0 (c2)
0,710 = 50 (c1) + 4200 (c2)
Maka:
c1 = 1,9 x 10-3 M
c2 = 1,46 x 10-4 M
12
2.6 Studi Kasus
Emas (III) bereaksi dengan Tizanidine di kisaran pH 1,0-5,0 membentuk solusi yang
kompleks berwarna kuning yang memiliki serapan maksimum pada 450 nm. Penelitian
dilakukan pada pH 3,0. Intensitas warna mencapai nilai maksimum setelah 30 menit pada
60o C. garis lurus hubungan antara absorbansi dan jumlah Tizanidine memenuhi
persamaan A = 0,0133 C - 0,0023. Plot linier menunjukkan bahwa Hukum Beer dalam
kisaran 5,0-70,0 µg/ml Tizanidine. Absorptivitas molar dan sensitivitas Sandell ini
masing-masing adalah 3,355 × 103 l mol-1 cm-1 dan 0.0757μg cm-2. Standar deviasi
metode untuk sepuluh penentuan 30 ug / ml Tizanidine adalah 0,002. Koefisien korelasi
() dari data percobaan plot kalibrasi adalah 0,9999. Dipengaruh oleh berbagai eksipien.
Komposisi kompleks 1: 1 [Au (III): Tizanidine]. Stabilitas konstan kompleks adalah 4.22
× 104. Perkembangan metode divalidasi sesuai dengan pedoman ICH yang akurat dan
tepat. Parameter validasi seperti, linearitas, akurasi, presisi, LOD, LOQ dan kekasaran.
Metode yang diusulkan adalah akurat, tepat, sangat sensitif dan selektif, untuk estimasi
Tizanidine dalam formulasi farmasi tanpa gangguan dari baik Aceclofenac atau
parasetamol. Oleh karena itu metode yang diusulkan berhasil diterapkan untuk penentuan
Tizanidine di formulasi farmasi.
13
BAB III
PENUTUP
2.7 Kesimpulan
1. Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.
2. Spektrofotometri vis merupakan spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh
mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga
semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun,
selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak
(visible).
3. Macam-macam spektrofotometri terdapat dua tipe instrument spektrofotometer, yaitu
single-beam dan double-beam. Double beam dalam instrumentnya terbagi menjadi
double beam in time instrument, dan double beam in space instrument.
4. Tipe sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memiliki
warna.
5. Contohnya di farmasi adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein).
Protein terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus
dibuat berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent
Folin.
6. Prinsip kerjanya adalah cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram
yang bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada
spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian akan
mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-
berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang
mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu.
7. Alat dan bagiannya adalah sumber tenaga radiasi yang stabil; sistem yang terdiri atas
lensa-lensa, cermin, celah-celah, dan lain-lain; monokromator untuk mengubah radiasi
menjadi komponen-komponen panjang gelombang tunggal; tempat cuplikan yang
transparan; dan detector radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter atau pencatat.
14
8. Cara kerja spektrofometer secara singkat adalah sebgai berikut: tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yanakan
dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok, pilih h yang diinginkan,
buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer
didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol
transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada
larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan
sampel.
2.8 Saran
Penulis berharap spektrofotometri vis yang telah disajikan dalam bab pembahasan
dapat dijadikan referensi ataupun tambahan wawasan bagi pembaca sehingga dapat
membedakannya dan dapat menerapkannya secara tepat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Khopar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta:Universitas Indonesia Press.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 1991. Spektroskopi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.
Day, R. Dan Underwood, A. 2002. Analisis Kimia Kuantitas Edisi Keenam.
Jakarta:Erlangga.
Pecsok and Shield. 1968. Modern Methods of Chemical Analysis. New York : John Wiley &
Sons.
Skoog, D. A. 1996. Fundamental of Analytical Chemistry.Seventh edition. USA: Saunders College
Publishing.
16