spek teknis pondok kayu

15
SPESIFIKASI TEKNIS KONSULTAN PERENCANAAN PEMBUATAN PONDOK KAYU KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN I. SPESIFIKASI UMUM A. URAIAN UMUM 1. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada: - Rencana kerja dan syarat-syarat - Bestek, detail dan gambar kerja - Risalah Aanwizjing - Keputusan Direksi lapangan 2.Ketidakcocokan yang mungkin ada diantara gambar dan kondisi lapangan harus segera dilaporkan pada Direksi. Jika terdapat perbedaan antara ukuran dan gambarnya, maka penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari para ahli untuk menetapkan mana yang benar. 3.Apabila terjadi perbedaan teknis/persepsi tentang pelaksanaan maka diharuskan berkonsultasi dan persetujuan pihak Direksi. 4.Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk dalam kontrak. Secara umum pekerjaan yang dicakup dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan mayor,sedangkan pekerjaan minor dianggap kontraktor telah memahami dan mengetahui spesifikasi yang lazim berlaku di Indonesia. Adapun item-item pekerjaan secara garis besar diuraikan sebagai berikut: a. Pekerjaan pendahuluan b. Pekerjaan tanah c. Pekerjaan struktur bawah & lantai d. Pekerjaan struktur badan & dinding e. Pekerjaan atap f. Pekerjaan pintu & jendela

Upload: selipanus

Post on 16-Dec-2015

237 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pondok kayu benuas

TRANSCRIPT

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

SPESIFIKASI TEKNIS

KONSULTAN PERENCANAANPEMBUATAN PONDOK KAYU KAWASAN KONSERVASI PERAIRANI. SPESIFIKASI UMUM

A. URAIAN UMUM 1. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada:

Rencana kerja dan syarat-syarat

Bestek, detail dan gambar kerja

Risalah Aanwizjing

Keputusan Direksi lapangan2. Ketidakcocokan yang mungkin ada diantara gambar dan kondisi lapangan harus segera dilaporkan pada Direksi. Jika terdapat perbedaan antara ukuran dan gambarnya, maka penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari para ahli untuk menetapkan mana yang benar.3. Apabila terjadi perbedaan teknis/persepsi tentang pelaksanaan maka diharuskan berkonsultasi dan persetujuan pihak Direksi. 4. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk dalam kontrak. Secara umum pekerjaan yang dicakup dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan mayor,sedangkan pekerjaan minor dianggap kontraktor telah memahami dan mengetahui spesifikasi yang lazim berlaku di Indonesia. Adapun item-item pekerjaan secara garis besar diuraikan sebagai berikut:a. Pekerjaan pendahuluan

b. Pekerjaan tanah

c. Pekerjaan struktur bawah & lantai

d. Pekerjaan struktur badan & dinding

e. Pekerjaan atap

f. Pekerjaan pintu & jendela

g. Pekerjaan sanitasi

h. Pekerjaan jembatan titian

i. Pekerjaan finishing5. Pada saat Aanwizjing lapangan di lokasi, akan ditunjukan pekerjaan yang akan dilaksanakan, untuk itu setiap rekanan diharuskan meneliti dengan seksama setiap detail bangunan rencana.6. Lahan bangunan akan diserahkan kepada Penyedia barang/jasa dengan kondisi seperti pada saat Aanwizjing lapangan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan meninjau lapangan adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak Penyedia barang/jasa7. Semua jenis pekerjaan tidak dapat dimulai/dikerjakan tanpa sepengetahuan dan persetujuan Pejabat Pembuat komitmen (PPK) atau Direksi Teknis atau orang yang dihunjuk oleh Dinas terkait, untuk itu penyedia barang/jasa (kontraktor) harus memberitahukan kepada yang berkepentingan seperti tersebut di atas sebelum pekerjaan itu dimulai.

B. PERATURAN & PERSYARATAN UMUMApabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikuti ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap penyedia jasa pemborongan telah mengetahui dan memahami termasuk jika ada perubahan dan tambahan, yaitu :

1. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5)

2. Peraturan Umum Instalsi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987

3. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja 4. Peraturan Bahan Bangunan Indonesia (PBBI)

5. Peraturan Semen Portland IndonesiaNI 8 Tahun 1972

6. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 032407-1997 7. Larangan penggunaan tenaga kerja dibawah umur

8. Peraturan & Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

C. MATERIAL DAN PENYIMPANAN

1. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi spesifikasi dan standart yang berlaku, termasuk ukuran, kebutuhan, type dan mutu.

2. Penyedia jasa harus menyerahkan contoh-contoh material yang akan dipakai untuk disetujui dan memberikan informasi tentang rencana pengadaan, sumber material dan sepesifikasi yang sesuai untuk itu;

3. Pemesanan material tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi dan Material tidak boleh digunakan untuk maksud lain dari pemakaian yang telah disetujui;

4. Jika jenis dan mutu material yang dikirim ke tempat pekerjaan tidak sesuai dengan jenis dan mutu yang ditetapkan dalam spesifikasi harus disingkirkan dari tempat pekerjaan dalam jangka waktu 3x24 jam kecuali ada persetujuan dari Direksi;

5. Material harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya tetap terjamin serta siap dipergunakan suatu waktu dan memudahkan bagi Direksi untuk melakukan pemeriksaan;

6. Tempat penyimpanan bahan di lapangan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan, sampah dan genangan air;

7. Material harus ditumpuk sedemikian rupa sehingga mencegah terjadinya kontak dengan tanah, dan tidak berkadar air berlebihan;8. Material kayu yang digunakan harus dalam kondisi kering tanur, hal ini untuk mencegah terjadinya penyusutan akibat penggunaan kayu yang basah sehingga dapat mengakibatkan kayu menjadi melengkung dan mengakibatkan sambungan menjadi lepas atau kayu menjadi retak/pecah. D. PEMBUATAN LAPORAN DAN PHOTO DOKUMENTASI1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia jasadalam hal ini pemborong diwajibkan membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) dan meminta persetujuan dari bidang teknik dan pengawas lapangan yang ditunjuk . 2. Setelah pekerjaan selesai Penyedia jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar pekerjaan terpasang (As Build Drawing)

3. Penyedia Jasa harus melakukan pemotretan untuk Photo dokumentasi yang meliputi Photo sebelum pekerjaan dilaksanakan, photo pekerjaan sedang dilaksanakan dan photo setelah pekerjaan selesai dilaksanakan. Setiap tahap pemotretan ini minimal 3 titik yang berbeda dengan objek photo adalah pekerjaan-pekerjaan mayor.

4. Pembuatan Laporan harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan

II. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAANA. PEKERJAAN PENDAHULUAN1. Papan Nama Kegiatan

Sebelum memulai kegiatan, penyedia barang/jasa membuat dan memasang papan nama kegiatan dari pekerjaan ini, ukuran papan nama proyek minimal 120 X 80 cm. Didirikan tegak menggunakan kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat :

Nama Kegiatan

Pemilik Kegiatan/Penanggung Jawab Kegiatan

Lokasi proyek

Jumlah biaya (kontrak)

Nama pelaksana (kontraktor)

Proyek dimulai dan berakhir (tanggal, bulan, tahun)2. Pembersihan dan Perataan Lokasi

Lokasi pekerjaan dibersihkan dari rumput, semak, akar pohon, tanah humus, dan segala sesuatu yang tidak diperlukan atau yang dapat mengganggu proses pekerjaan. Tanah diratakan secara manual. Selama pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa harus tetap memelihara pekerjaan sedemikian rupa sehingga bebas dari tumpukan sisa bangunan, kotoran-kotoran, sampah-sampah dan lain- lain akibat adanya kegiatan proyek sehingga seluruh system tetap dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Pada akhir kontrak, Penyedia jasa harus menyingkirkan seluruh bahan sisa, perlengkapan, peralatan dan lain-lain dari site sehingga permukaan hasil penananganan terlihat bersih dan rapi.

Pada saat pembersihan akhir, seluruh pekerjaan yang tercakup dalam kontrak harus diperiksa kembali dari kemungkianan adanya kerusakan fisik. Pembayaran terhadap kegiatan pembersihan akhir telah termasuk dalam harga penawaran.

Bila Penyedia barang/jasa tidak melaksanakan pembersihan akhir pekerjaan, maka Pengguna anggaran berhak tidak akan menyetujui pembayaran anggaran sampai pekerjaan tersebut dilaksanakan.3. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank

Letak titik duga pokok (titik nol) akan ditentukan oleh Direksi Lapangan bersamasama pemborong. Ukuran selanjutnya, benchmark tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran dan kedalaman.

Patok bouwplank dan papannya boleh menggunakan kayu lokal, tebal minimum 2 cm, lebar 20 cm, sisi atasnya harus rata.

Pemasangan bouwplank harus kokoh, kuat dan tidak berubah oleh cuaca maupun getaran serta harus rata air.

B. PEKERJAAN TANAH1. Galian Tanah Galian tanah dilaksanakan pada semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah dan semua bagian dari tanah yang harus dibuang. Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya. Kontraktor wajib menutup lubang bekas galian agar pada saat hujan, air hujan tidak menggenangi lobang galian. kontraktor menguras genangan air dari galian lobang lagian apabila lobang galian tergenangi oleh air.2. Urugan Tanah/Pasir Urug Urugan dilaksanakan pada semua bekas lobang galian dan semua bagian yang harus ditinggikan menurut gambar rencana, juga termasuk perataan dan penyelesaian tanah di sekitar lokasi pengurugan. Penimbunan tanah kembali dipadatkan dengan cara manual dan selama proses pemadatan, harus dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum hal ini mengantisipasi adanya pergerakan tanah dikemudian hari. C. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH DAN LANTAIPekerjaan struktur bawah meliputi pekerjaan tiang pondasi, kait angin (suai/pengaku), Gelagar pondasi, gelagar lantai dan tangga. Semua material struktur bawah menggunakan kayu kelas kuat I dan kelas awet I (satu) seperti kayu ulin/benuas atau sesuai dengan petunjuk direksi yang tahan terhadap pelapukan akibat cuaca, kondisi lingkungan, maupun serangan rayap serta bebas dari cacat-cacat kayu (PKKI NI-5). Bagian-bagian kayu yang harus diketam/dihaluskan mengacu gambar rencana atau sesuai arahan direksi lapangan.1. Tiang Pondasi/TongkatDetail dan titik pemasangan serta jarak tiang pondasi mengacu pada gambar rencana. Tiang pondasi ditajamkan/dilancipkan pada bagian ujung bawahnya. Tiang pondasi ditancapkan hingga mencapai tanah keras. Pemancangan dilakukan secara manual menggunakan alat penumbuk yang terbuat dari kayu atau benda keras lain. Tiang pondasi diperkuat dengan balok pengaku (suai/kait) sesuai gambar rencana.2. Gelagar pondasi dan gelagar lantaiGelagar pondasi dan gelagar lantai dipasang mengacu pada gambar rencana. Ketinggian gelagar dari permukaan air sungai maksimum ditentukan sesuai data/kondisi di lapangan berdasarkan kesepakatan/keputusan direksi.3. Lantai papanDimensi maupun jarak lantai papan pondok dipasang mengacu pada gambar rencana. Permukaan lantai diserut rapi pada satu sisi (sisi bagian atas). Bagian dalam ruangan lantai dipasang dengan rapat tanpa spasi, lantai pada selasar dipasang dengan jarak/spasi 2 cm, sedangkan lantai kamar mandi dipasang dengan spasi 1 cm. Khusus untuk lantai KM/WC menggunakan kayu kelas awet I dan dinding bagian bawah dipasang kayu kelas awet I setinggi 50 cm. Lantai papan menggunakan papan dengan ketebalan 3 cm.4. TanggaKonstruksi tangga mengacu pada gambar rencana, jumlah anak tangga disesuaikan dengan ketinggian lantai dari permukaan sungai/tanah berdasarkan data atau kondisi lapanganD. PEKERJAAN STRUKTUR BADAN DAN DINDINGPekerjaan struktur badan meliputi pekerjaan tiang kolom, Pengaku kolom, Kusen pintu & jendela, Railling pagar, hiasan tameng dan dinding. Semua material struktur badan menggunakan kayu kelas kuat II dengan jenis kayu sesuai dengan petunjuk direksi serta kriteria mutu dan persyaratan kayu sesuai PKKI NI-5. Bagian-bagian kayu yang harus diketam/dihaluskan mengacu gambar rencana atau sesuai arahan direksi lapangan.1. Tiang kolomTiang kolom dipasang berdasarkan gambar rencana. Pemasangan tiang kolom harus memperhatikan sambungan ujung bagian bawah dengan gelagar agar tiang kolom menjadi kokoh dan berdiri tegak.2. Pengaku kolomPengaku kolom dipasang pada bagian bawah, tengah serta pada bagian atas kolom seperti pada gambar rencana. Pemasangan pengaku kolom bagian tenah termasuk juga ambang kusen harus memperhatikan tata letak maupun ukuran daun pintu & jendela yang akan dibuat. Pengaku kolom dipaku pada tiang kolom sehingga kolom menjadi kokoh dan dapat berdiri tegak.3. Pekerjaan Pintu, Jendela & Ventilasi Daun pintu klamp terbuat dari kayu kelas II, diketam rapi. Ukuran dan pemasangannya disesuaikan dengan gambar rencana,

Rangka daun jendela dibuat dari kayu kelas kuat II berkualitas baik. Ukuran dan bentuknya disesuaikan dengan gambar rencana. Daun Jendela menggunakan kaca bening tebal 5 mm. Pemasangan kaca tidak boleh terlalu rapat, harus sedikit memiliki jarak/spasi, minimal 8 mm masuk ke dalam alur kaca dan didempul untuk menjaga kaca tidak pecah bila terjadi pemuaian.

Sambungan-sambungan pada rangka ambang pintu dan jendela menggunakan sistem pen dan lubang yang diperkuat dengan lem kayu atau paku. Sambungan-sambungan harus betul-betul rapat dan tidak goyang.

Pekerjaan Kunci, handle, Engsel, Grendel dan aksesoris lainnya harus dilakukan oleh tukang kayu yang ahli dan dipasang dengan rapid an berfungsi dengan baik. Engsel pintu & jendela, Handle, Grendel dan aksesoris lainnya harus terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel. Engsel pintu dipasang 3 buah pada masing-masing daun pintu, dan Engsel Jendela dipasang 2 (dua) buah pada masing-masing daun jendela. Grendel, kait/hak angin dan tarikan jendela (pull handel) dipasang 1 buah pada masing-masing daun jendela. Grendel pada daun pintu utama dipasang 2 buah pada bagian dalam pada masing-masing daun pintu utama di bagian atas dan bawah pintu. Khusus untuk grendel yang dilengkapi pengaman gembok dipasang 1 buah pada bagian depan pintu (bagian tengah). Grendel pada daun pintu KM/WC dipasang dipasang 1 buah pada bagian dalam, dan pull handle dipasang 1 pasang. Handle pintu (pull handle) dipasang masing-masing 1 pasang pada masing-masing daun pintu.4. DindingDinding bangunan pondok menggunakan papan kayu dengan tebal 2 cm, papan diserut rapi kedua sisi dan tepi papan dibuat sambungan lidah alur yang berguna sebagai penyambung papan satu dengan papan lainnya. Pada saat pemasangan dinding harus dilakukan dengan hati-hati agar sambungan tidak pecah.

5. Railling pagar & hiasan tamengRailling pagar selasar dan hiasan tameng dibuat sesuai dengan gambar rencana, hiasan tameng diketam/diserut rapi.E. PEKERJAAN ATAP & PLAFONDSemua material pekerjaan atap menggunakan kayu kelas kuat II dengan jenis kayu sesuai dengan petunjuk direksi serta kriteria mutu dan persyaratan kayu sesuai PKKI NI-5. Bagian-bagian kayu yang harus diketam/dihaluskan mengacu gambar rencana atau sesuai arahan direksi lapangan.1. Kuda-kuda, Konsol, gording, nok, papan reuter dan Rangka Atap Dimensi kayu untuk kuda-kuda, konsol, gording, nok, papan reuter dan rangka atap mengacu pada gambar rencana. Bagian joint kuda-kuda harus dipasang plat penguat (strip plat) mengacu pada gambar rencana sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan diperkuat dengan baut/paku kayu. Kuda-kuda dipasang kait angin untuk menjaga kedudukan kuda-kuda dan memperkokoh kuda-kuda. Hasil pemasangan kuda-kuda harus disetujui oleh direksi lapangan. Gording dipasang sesuai dengan gambar rencana dan untuk menjaga posisi/kedudukan gording harus dipasang kayu klose atau gording dipasang sedemikian rupa sehingga gording tidak berubah dari posisinya. Sambungan gording dipasang tidak boleh berupa garis lurus, melainkan selang seling atau zig zag. Pemasangan rangka untuk usuk jika tidak ditentukan dalam gambar rencana, harus dipasang dengan jarak/spasi setiap 50-60 cm, sedangkan rangka atap reng dipasang dengan spasi 38,5 cm atau sesuai dengan spesifikasi atap yang digunakan berdasarkan acuan pabrik pembuatnya.2. Atap & Nok Genteng Metal

Penutup atap yang digunakan harus terbuat dari bahan metal anti karat, sekualitas sakura roof dengan ketebalan 3,5 mm Setiap lembaran material atap yang didatangkan ke lokasi pekerjaan harus dalam keadaan baik tidak cacat permukaan catnya, tidak robek dan tidak melengkung/penyok. Pemasangan lembaran atap menggunakan paku genteng metal anti karat. Pemasangan harus teliti terhadap kebocoran. Penyambungan penutup atap genteng metal harus disesuaikan dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya atau sesuai arahan direksi lapangan. Bentuk, warna dan ukuran disesuaikan dengan persyaratan dari petunjuk Direksi Material nok bubungan atap harus sesuai dan serasi dengan bentuk dan model atap.

Pada setiap lembar material atap harus tercantum Merk Dagang, Type Produksi, Jenis Produksi dan Ketebalan Material.

Kontraktor Pelaksana harus menjamin akan adanya Petunjuk/Cara Pemasangan dan Cara Penyimpanan Material dilokasi pekerjaan oleh Tenaga Ahli Pabrik sebelum pekerjaan pemasangan atap dimulai.3. Listplank

Setelah pemasangan genteng metal telah selesai dapat dipasang Lisplank 2/20 di sekeliling pinggir atap, pasangan harus lurus dan rapi.

Lisplank terbuat dari kayu kelas Kelas Kuat II, Kelas Awet I yang telah diketam rapi dengan ukuran 2/20.

Sambungan-sambungan listplank harus dibuat sedemikian rupa atau saling berkait sehingga kuat menahan gaya tarik.4. Penutup langit-langit Bahan penutup langit-langit adalah lembaran plywood dengan ketebalan 4 mm atau sesuai gambar rencana. Plywood dipasang diantara usuk dan reng, sesuai gambar rencana dan petunjuk dari direksi lapangan.F. PEKERJAAN SANITASI

1. Kloset jongkok yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang rusak atau cacat dan telah disetujui oleh Direksi. Kloset jongkok dipasang pada lantai beton K-175 dengan ukuran sesuai gambar rencana yang dinaikkan 20-30 cm atau sesuai dengan gambar kerja. Kloset jongkok yang digunakan sekualitas TOTO.2. Jaringan Air Bersih pipa PVC AW 3/4. Jaringan pipa yang tegak lurus dan yang tergantung dalam bangunan dipasang dengan klem-klem/angker baut setiap jarak 2 m yang tertanam kuat pada bangunan. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat.3. Untuk saluran air kotor septictank digunakan pipa PVC 4. Kemiringan jaringan pipa- mendatar mengikuti kondisi lapangan.4. Septic tank dibuat dari buis beton berdiameter 80 cm. Bagian atas dari septic tank diberi penutup dari beton bertulang, diperhitungkan beban atasnya 200 kg/m2. Diberi tempat untuk pemeriksaan yang ditutup dengan beton plat yang diberi pengangkat, dan diberi pipa hawa dari pipa PVC diameter 1,5.

5. Setelah septic tank jadi, bagian dasar dari septic tank diberi lapisan ijuk, pasir, batu kali belah/ batu karang, satu sama lainnya sesuai gambar.6. Khusus untuk bangunan di atas air/danau, septic tank terbuat dari papan kayu kelas I yang di pancang hingga mencapai dasar danau dan dirangkai membentuk kotak yang di perkuat dengan klem balok.7. Pemasangan sesuai dengan item masing-masing pekerjaan dengan ukuran & letak berdasarkan gambar kerja atau menurut petunjuk Direksi/Pengawas lapangan.G. PEKERJAAN ELEKTRIKAL1. Semua pekerjaan Instalasi listrik harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang terdaftar sebagai Instalatir & harus mempunyai izin instalator dari PLN setempat2. Pemasangan instalasi listrik harus menurut gambar kerja dan pemasangan harus mengikuti peraturan-peraturan instalasi listrik yang berlaku.

3. Gambar-gambar Instalasi listrik menunjukan pekerjaan Instalasi listrik yang akan dikerjakan dimana di dalamnya digambarkan besaran-besaran listrik, kedudukan alat-alat listrik dan spesifikasi lainnya dibuat ditentukan oleh direksi lapangan. Untuk pekerjaan dalam garis besar harus seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat dirubah untuk disesuaikan dengan kondisi lapangan atau bangunan atas persetujuan dari Direksi. Persetujuan tersebut diatur tidaklah membebaskan pemborong dari kewajiban untuk memasang instalasi dengan cara yang ahli, yang betul dan tepat fungsi dan ukuran-ukurannya.

4. Pelaksanaan pekerjaan Electrical harus selalu mengadakan koordinasi dengan pelaksana-pelaksana pekerjaan lain seperti pekerjaan sipil, pekerjaan finishing dan lain-lain.

5. Perlengkapan seperti fitting, stop kontak sakelar, union buls, kabel- kabel isolator dan sebagainya harus berkualitas baik dan disetujui Direksi. Sakelar dan stop kontak ex lokal untuk lampu dipasang pada ketinggian 125 cm dari lantai.

6. Semua biaya pemeriksaan gambar instalasi dan lain-lain ditanggung pemborong.

7. Semua pemasangan lampu penerangan harus dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar rencana dengan memperhatikan kode-kode yang ada.

8. Penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan tersebut sesuai dengan ketentuan seperti pada gambar rencana baik mengenai model, kapasitas, kualitas, warna dan sebagainya. Bila ada kekurangan mengenai hal tersebut dan terdapat ketidakjelasan terhadap apa yang ditunjukkan pada gambar, maka bisa dimintakan persetujuan Direksi untuk menetapkannya. H. PEKERJAAN JEMBATAN/TITIANSemua material kayu untuk jembatan/titian menggunakan kayu kelas kuat I, kelas awet I dengan ketentuan-ketentuan seperti pada gambar rencana dan persyaratan mutu dalam PKKI.1. Tiang Pondasi/TongkatDetail dan titik pemasangan serta jarak tiang pondasi mengacu pada gambar rencana. Tiang pondasi ditajamkan/dilancipkan pada bagian ujung bawahnya. Tiang pondasi ditancapkan hingga mencapai tanah keras. Pemancangan dilakukan secara manual menggunakan alat penumbuk yang terbuat dari kayu atau benda keras lain. Tiang pondasi diperkuat dengan balok pengaku (suai/kait) sesuai gambar rencana.

2. Gelagar pondasi dan gelagar lantaiGelagar pondasi dan gelagar lantai dipasang mengacu pada gambar rencana. Ketinggian gelagar dari permukaan air sungai maksimum ditentukan sesuai data/kondisi di lapangan berdasarkan kesepakatan/keputusan direksi.3. Lantai papanDimensi maupun jarak lantai papan pondok dipasang mengacu pada gambar rencana. Lantai titian dipasang dengan spasi maksimum 2 cm atau sesuai petuntuj direksi lapangan. lantai papan dipasang pengunci/klem sesuai dengan gambar rencana.4. TanggaKonstruksi tangga mengacu pada gambar rencana, jumlah anak tangga disesuaikan dengan ketinggian lantai dari permukaan sungai/tanah berdasarkan data atau kondisi lapangan

I. PEKERJAAN FINISHING

Bagian yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah Dinding, Kolom, daun pintu jendela dan bagian-bagian lain yang ditentukan dalam RAB/oleh direksi lapangan.

Pekerjaan kayu yang akan dicat harus digosok, dihaluskan terlebih dahulu, kemudian diplamur dengan plamur kayu sampai lubang-lubang /pori-pori terisi sempurna, kemudian dipulas dengan menie kayu sebagai penutup pori-pori kayu 1 lapis.

Bidang yang telah diplamur dapat diamplas dengan menggunakan amplas yang sesuai hingga rata kemudian baru dipulas dengan cat hingga warnanya merata.

Tidak diperkenankan mencat selama permukaan kayu terpengaruh oleh air hujan atau selama permukaan kayu masih basah.

Setelah sekurang-kurangnya 24 jam baru lapisan cat yang berikut dapat diberikan dan setiap lapisan cat harus kering betul sebelum yang berikutnya diberikan. Material cat, warna serta mutu cat yang digunakan harus mendapat persetujuan/ditentukan oleh direksi lapangan.