bab6 - spek teknis

21
SPESIFIKASI TEKNIS Keterangan : Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelang, dengan ketentuan: 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakan produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional; 3. Metode pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan; 5. Harus mencantumkan macam jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk; 8. Harus mencantukan kriteria kinerja produk (output performance) yang diingikan 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran Keterangan : Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pangadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri; 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional; 3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; 6. Harus mencantumklan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk; 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (out put performance) yang diinginkan; 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran. BAGIAN – I S P E S I F I K A S I U M U M I. PENDAHULUAN 1. Penyedia jasa harus melindungi pengguna jasa dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau yang disediakan penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.

Upload: hendri-sked

Post on 16-Jun-2015

2.025 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab6 - Spek teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelang, dengan ketentuan:

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakan produksi dalam negeri;

2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;3. Metode pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan;4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;5. Harus mencantumkan macam jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal

yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan;7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;8. Harus mencantukan kriteria kinerja produk (output performance) yang diingikan9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pangadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;

2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal

yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;6. Harus mencantumklan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan;7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (out put performance) yang diinginkan;9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

BAGIAN – IS P E S I F I K A S I U M U M

I. PENDAHULUAN

1. Penyedia jasa harus melindungi pengguna jasa dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau yang disediakan penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.

2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh penyedia jasa, penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada direksi pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum direksi pekerjaan mentetapkan setuju atau tidak.

3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan penyedia jasa tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka penyedia jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam dokumen lelang.

4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon penyedia jasa untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan

Page 2: Bab6 - Spek teknis

kompetitif, sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa tanpa catatan atau persyaratan lain dalam penawaran mereka.

5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum dipergunakan, dari type/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.

6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb.) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau standar Internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM, dsb) padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan, dan pengerjaan/jasa/pabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau standar negara asing.

7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS (metre, kilogram, second), sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :1). Lingkup pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 di atas2). Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak.3). Spesifikasi umum :

a.Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :- UU tentang Lingkungan; - UU tentang Keselamatan Kerja; - UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja; - UU/PP tentang Galian “ C “ - Perda terkait; dsb

b.Dokumen acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.

c. Alingnment dan surveyd.Hari kerja dan jam kerjae.Gangguan dan keadaan daruratf. Penyingkiran material berlebih

4). Spesifikasi Khusus :

a.Lapanganb.Bangunan/desain/pengerjaan spesifik.c.Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik.d.Perancahe.Pengaturan lalu-lintasf. Pengendalian lingkungan.

5). Spesifikasi untuk Masing-masing Jenis Pekerjaan.

a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan menggunakan dasar standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut :PERUBAHAN :

Ketentuan ini didasarkan pada standar ……………………………………………(satu atau lebih standar pengerjaan atau standar fabrikasi).Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :

i). Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursif/Italic.

Page 3: Bab6 - Spek teknis

ii).Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret (strike out) sehingga kata-kata/kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat dibaca.

b. Lingkup pekerjaan.c. Dokumen acuan (standar-standar) yang digunakan.d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan,

apabila tidak digunakan standar tertentu.

II. UMUM

1. Uraian PekerjaanPaket Pekerjaan : Pembangunan Sumur Explorasi 3 (Titik) Lokasi tersebar.Lokasi : Tersebar.

2. Lokasi dan Uraian Singkat PekerjaanLokasi pekerjaan dapat dilihat dalam album gambar. Uraian singkat dari pekerjaan diberikan pada spesifikasi khusus.Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa dalam kontrak ini adalah :

Pekerjaan Persiapan; Pekerjaan Pemboran; Pengadaan Bahan dan Pemasangan

III. SPESIFIKASI TEKNIS PEMBORAN

1. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan Pemboran dan Konstruksi sumur Explorasi dan harus melakukan pengumpulan data dan pengujian sumur yang meliputi pengambilan contoh “Cutting“, Diskripsi Litologi, Logging Geofisik, Air lift Test, Pemompaan Uji, Pengambilan contoh Air dan Pemeriksaan Kwalitas Air dari sumur tersebut.

Pekerjaan Logging, Air Lift Test dan pemompaan uji harus dilaksanakan dibawah pengawasan langsung Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa meliputi penyediaan personil, peralatan Drilling Jenis Putar Langsung Kapasitas 540 Kg/m, diameter Luar stang Bor 73 mm atau 89 mm“, Pompa lumpur piston duplex/dauble action dengan Debit > 10 L/det), kompresore, Generating Set, dan lainnya, bahan-bahan, transportasi, kenderaan truck dan pickup, bahan bakar serta semua perlengkapan lain yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi dan pengujian sumur.

Semua peralatan, bahan-bahan, dan perlengkapan tersebut, yang akan disediakan oleh Penyedia Jasa, harus dicantumkan didalam Daftar Inventarisasi Kepemilikan Peralatan, dalam hal peralatan tersebut diperoleh dengan cara sewa maka harus dicantumkan dalam kolom keterangan. Sebelum peralatan-peralatan tersebut dimobilisasikan kelokasi, direksi Pekerjaan akan melakukan survey terhadap peralatan-paralatan dimaksud untuk membuktikan kebenaran dan kesiapan dari peralatan-peralatan tersebut. sebelum dipergunakan terlebih dahulu diperiksa dan disetujui oleh Panitia pengadaan jasa pemborongan/konstruksi dan Direksi pekerjaan. Jumlah sumur yang akan

Page 4: Bab6 - Spek teknis

dikerjakan oleh penyedia jasa adalah sebanyak 3 Sumur Explorasi yang lokasinya seperti ditunjuk pada peta terlampir.

1.2. Kualifikasi Perusahaan dan Personil

Untuk Kegiatan pekerjaan pemboran, Penyedia Jasa harus memiliki Surat Izin Pemboran Air Bawah Tanah (SIPAT) yang masih berlaku, sedangkan bagi personil pemboran khususnya untuk Tenaga Driller (Bor Master) dan Assiten Driller harus memiliki Sertifikat Bor Master yang dikeluarkan Oleh Badan Sertifikasi Ketrampilan (BSK LPJKN) atau yang setara.

1.3. Lokasi Pekerjaan

Lokasi Pekerjaan Sumur Explorasi yang akan dilaksanakan di tersebar di Provinsi Aceh, Lokasi yang tepat dilapangan akan ditentukan oleh Direksi pekerjaan bersama salah satu panitia lelang saat annwyzing lapangan, Apabila dibutuhkan maka lokasi sumur dapat di pindahkan atas instruksi dari Direksi pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Asisten Teknik dan Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan Pengembangan Air Tanah dengan harapan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

1.4. Jalan Masuk Lokasi

Penyedia Jasa apabila diminta oleh Direksi harus membangun jalan masuk ke site, berukuran lebar ± 4 meter, dan konstruksi dengan lapisan batu setebal 0,25 meter, atau kemungkinan Penyedia Jasa harus memperbaiki jalan masuk yang rusak, berlubang-lubang atau memperkuat jalan masuk yang sudah ada sehingga mampu untuk dilewati kenderaan roda 4 meskipun dalam musim hujan.

Penyedia Jasa apabila diperlukan dan atau diperintah oleh Direksi pekerjaan juga harus memperkuat jembatan dan gorong-gorong, untuk masuknya peralatan pemboran.

Metode penguatan jembatan atau gorong-gorong harus mengikuti petunjuk Direksi pekerjaan. Jalan masuk site dan penguatan jembatan ini harus dipelihara selama pekerjaan berlangsung hingga seluruh pekerjaan tersebut selesai.

1.5. Persiapan Lokasi Pemboran

Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pemboran, sebelum mobilisasi Penyedia Jasa harus mengajukan usulan pada Direksi pekerjaan tentang peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk konstruksi sumur dan penempatannya pada tiap lokasi Pemboran.

Setelah usulan tersebut disetujui oleh Direksi pekerjaan maka pekerjaan persiapan lokasi dapat dimulai. Apabila diperlukan dan diminta oleh direksi pekerjaan, Penyedia Jasa harus memasang lapisan batu pada site pemboran hingga jadi lebih tinggi dari sekitarnya menghindari genangan air (terutama pada musim hujan).

Apabila pada lokasi tersebut terdapat tanaman atau bangunan, Penyedia Jasa harus membebaskannya dengan ganti rugi. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan atau mencegah masuknya orang yang tidak berkepentingan maka tiap lokasi pemboran harus dilengkapi pagar sesuai dengan yang diintruksikan Direksi.

Page 5: Bab6 - Spek teknis

1.6. Kolam Lumpur

Untuk pemboran dengan cara ”Direct Cirkulation Mud Flush“ Penyedia Jasa harus membuat 2 (dua) kolam lumpur pada tiap lokasi, berukuran 2 m x 2 m x 1,5 m dengan dinding dibuat miring, Penyedia Jasa juga harus membuat kolam pengendap berukuran 1 m x 1 m x 1 m, kolam-kolam tersebut dihubungkan satu dengan lainnya ke lobang bor dengan kanal berukuran lebar 0,4 m dengan kedalaman 0,4 m. Selama operasional pemboran, kolam dan saluran ini harus dibersihkan dari endapan. Untuk mencegah hilangnya lumpur (Bentonite Cair) didalam kolam maka dinding, dasar kolam dilapisi semen secukupnya. Penempatan kolam lumpur harus sedemikian rupa, sehingga lumpur yang akan keluar dari lobang bor langsung dialirkan melalui ayakan sebelum jatuh kesaluran/kanal, menuju kedalam kolam pengendap. selanjutnya cutting akan mengendap dan lumpur akan terus mengalir kedalam kolam kedua, dalam kolam kedua, yang dibuat sedemikian sehingga aliran cukup tenang, dimaksudkan agar material yang berbutir halus dapat mengendap dan lumpur yang bebas pasir dan kotoran akan diteruskan mengalir ke kolam ketiga, untuk dipompa sebagai bahan sirkulasi.

Pipa isap dari pompa lumpur yang dimasukkan dalam kolam ketiga harus ditempatkan dam jarak yang agak jauh dari saluran tempat datangnya lumpur kolam kedua, sehingga diperoleh kesempatan bagi sisa-sisa kotoran yang masih terbawa menjadi tidak langsung terisap ulang, demikian juga kedalam pembebanan ujung pipa isap pompa lumpur, dibuat sedemikian agar tidak langsung mengisap kotoran yang telah mengendap didasar kolam, dengan demikian letak mulut pengisap tidak boleh terlalu dekat dengan dasar kolam. Untuk Pemboran dengan Metode yang lain Direksi pekerjaan akan memberi petunjuk pada saat akan dimulainya operasi pemboran.

1.7. Penyediaan Air

Untuk keperluan pekerjaan pemboran Penyedia Jasa diwajibkan menjamin kelancaran penyediaannya. mutu dan jumlah air yang disediakan harus sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan. Tidak ada pembiayaan khusus yang dapat dimintakan kepada Pengguna Jasa untuk penyediaan air selama Pekerjaan ini berlangsung, sehingga Penyedia Jasa sudah harus memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan tersebut dengan biayanya sendiri.

1.8. Pengamanan Lokasi

Penedia Jasa berkewajiban menjaga keamanan peralatan, pipa-pipa dan semua perlengkapan yang terdapat dilokasi pemboran. Penyedia Jasa juga harus menjaga semua bangunan, pipa saluran, pohon, jalan dan lain-lainnya disekitar lokasi pemboran supaya tidak terganggu selam pekerjaan berlangsung.

Apabila seluruh pekerjaan selesai Penyedia Jasa harus merestorasi lokasi tersebut sehingga mendekati keadaannya semula dan membayar ganti rugi biaya sendiri seandainya terjadi kerusakan.

2. PEMBERIAN PEKERJAAN

2.1. Tipe Sumur

Sumur yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa adalah jenis Explorasi Sumur Dalam, Pada bagian atas dari ruang anulus, harus dibeton atau dicor semen dan lubang pipa. Segala dimensi dan ukuran kedalaman, diameter, panjang, lebar, jenis dan detail dari konstruksi sumur Explorasi

Page 6: Bab6 - Spek teknis

2.2. Prosedur Pekerjaan Konstruksi Sumur Produksi

Untuk memulai pekerjaan Pemboran ditiap titik, Penyedia Jasa harus memberitahukan pada Direksi pekerjaan paling kurang 24 jam sebelumnya. Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi pekerjaan, maka pemboran akan dilakukan dengan metode Direct Circulation Mud Flush. Secara umum pekerjaan konstruksi sumur produksi adalah sebagai berikut :

1. Persiapan site dan persiapan pekerjaan.2. Pemasangan mesin Bor.3. Pemboran lubang Ø 18” dari permukaan tanah sampai pada kedalaman ±

12 m atau seperti yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan.4. Pemasangan pipa konduktor sementara dengan diameter 18”.5. Pemboran lubang Ø [8 ¾”] dari kedalaman 12 m sampai pada kedalaman ±

188 m dan pengambilan contoh batuan cutting pada tiap meter.6. Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpur dan mengurangi kekentalan

lumpur sampai 33 detik marsh funnel dengan cara menambah material pengencer.

7. Logging RESISTIVITY dan SELF POTENTIAL untuk menentukan kedalaman dan ketebalan lapisan pembawa air (akuifer).

8. Pelaksanaan Uji debit (Air Lift Test).9. Pelaksanaan pemompaan uji pendahuluan, step drawdown test minimal 4

step, Long Period Test dan Recovery.9. Pemasangan pipa kontruksi diameter 6”, sesuai dengan design sumur

Explorasi. 12. Pencabutan pipa konduktor sementara .15. Pengisian semen atau “grouting” kedalam rongga disekeliling pipa jambang 18. Pembongkaran mesin bor .19. Pemasangan tutup sumur dan kunci, dan pembuatan landasan beton

ukuran 1 x 1 x 0.5 meter disekeliling konstruksi sumur.21. Pemulihan dan pembersihan kembali lokasi pemboran.

2.2.1. Pemasangan Mesin Bor

Sebelum operasi pemboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan hati-hati diatas pondasi yang kuat agar dapat memberikan hasil pemboran yang baik dan mencegah kerusakan mesin bor itu sendiri serta menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap personil atau tenaga kerja pemboran.

Rel master dijaga tetap tegak lurus dan meja bor dijaga horizontal juga menjaga kelurusan lubang bor.

2.2.2. Pemasangan dan pencabutan pipa konduktor

Pipa konduktor Conduktor Pipe/Surface Casing dipasang disetiap lokasi sumur untuk mencegah runtuhnya lapisan tanah atas selama pengeboran berlangsung.

Diameter pipa konduktor, ditentukan oleh Direksi pekerjaan berdasarkan diameter lubang yang akan dibor. Kedalaman pipa konduktor ditentukan bersadarkan keadaan lapangan ditiap lokasi dan harus dengan persetujuan Direksi pekerjaan. Setelah pekerjaan yang membutuhkan pipa konduktor selesai dilaksanakan maka Penyedia Jasa harus mencabut pipa tersebutdan apabila tidak dapat dicabut akan menjadi resiko Penyedia Jasa.

2.2.3. Diameter Kedalaman Pemboran

Page 7: Bab6 - Spek teknis

Apabila tidak ditentukan lain untuk sumur produksi maka pemboran harus dilaksanakan sesuai dengan design yaitu dengan Ø 18” pada bagian atas lubang sumur explorasi Apabila potensi akuifer dinilai belum mencukupi atau disebabkan kualitas air yang tidak memenuhi syarat yang diinginkan, maka kedalaman pemboran dan pemasangan pipa dapat diubah atas pertimbangan atau intruksi Direksi pekerjaan.

2.2.4. Metoda Pemboran

Metoda pemboran yang akan digunakan adalah metoda Diret Circulation Mud Flush kecuali bila Direksi Pekrjaan menginstruksikan untuk menggunakan metoda lain sesuai dengan keadaan lapangan yang dihadapi.

2.2.5. Pengawasan Lumpur Pemboran

Alat Marsh Funnel dan Mud Balance mutlak harus selalu disediakan di lokasi pemboran agar selalu dapat dilakukan pengecekan sifat lumpur setiap saat. Selama operasi pemboran Kekentalan dan densitas lumpur harus diukur setiap jam dengan marsh Funnel dan Mud Balance. Kekentalan lumpur pemboran harus dipertahakan kira-kira antara 35 sampai 45 detik. Densitas lumpur harus dipertahankan kira-kira 1,07, Kadar pasir dari lumpur pemboran harus lebih kecil dari 5 %. Apabila sirkulasi lumpur berhenti pada waktu pekerjaan pemboran maka mata bor stang bor harus segera diangkat dari lubang sumur.

2.2.6. Pencucian Lubang Sumur

Untuk memperoleh lubang bordan contoh hasil boring sample yang baik maka Penyedia Jasa harus melaksanakan pencucian lubang bor dengan lumpur pemboran atau sirkulasi lumpur tanpa penetrasi tiap 6 meter atau setiap 1 (satu) batang stang bor. Pemcucian dilakukan dengan jalan melaksanakan sirkulasi lumpur tanpa menambah kedalaman lubang sampai lubang bor bersih dari material hancuran formasi (cutting).

2.2.7. Pelebaran Lubang Bor

Apabila pemboran dilaksanakan dengan prosedur lubang penuntun Pilot Hole dan menunjukan adanya akifer produktif maka Penyedia Jasa harus melaksanakan pelebaran lubang bor reaming sampai dengan diameter dan kedalaman yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan, Pelebaran lubang bor dilaksanakan dengan mengunakan reaming bit atau three cutter hole opener dengan diameter yang sesuai dan dilengkapi dengan pilot bit sebagai alat bantu lubang berdiameter sama dengan lubang yang dilebarkan. Hal ini dimaksudkan supaya ketegak lurusan pelebaran lubang sama dengan lubang penuntun.

2.2.8. Berakhirnya Operasi Pemboran

Apabila lubang bor telah mencapai kedalaman yang ditentukan atau seperti yang diintruksi Direksi pekerjaan, maka pemboran akan dihentikan atas izin Direksi pekerjaan. Kemudian lubang bor harus dicuci sampai bersih dari endapan dengan melaksanakan sirculasi lumpur lebih kurang selama 4 (empat) jam terus menerus. Setelah lubang bor betul-betul bersih maka kekentalan lumpur pemboran dikurangi sampai 33 detik Marsh Funnel dengan cara menambah material pengencer, lalu Penyedia Jasa mempersiapkan sumur untuk pelaksanaan logging.

Page 8: Bab6 - Spek teknis

2.2.9. Pembongkaran Mesin Bor

Setelah pekerjaan pemboran, instalasi sumur dan pekerjaan lain yang memerlukan mesin bor dari satu lokasi dinyatakan selesai, maka mesin bor harus di bongkar dan dipindahkan oleh Penyedia Jasa ke lokasi berikutnya beserta semua peralatan dan material yang akan dipakai.

2.3. Pengumpulan Contoh Formasi (Sample)

Contoh Formasi sample dari formasi yang dibor harus diambil dan harus dapat mewakili litologi setiap meter pemboran, kemudian disimpan dalam botol /kantong plastik tembus pandang /transparan. Masing- masing contoh beratnya harus tidak kurang dari 1 Kg, dan bebas dari lumpur. Pada masing-masing botol, harus dicantumkan tulisan nama/lokasi, kedalaman dan tanggal pengambilannya, contoh hasil disusun pada kotak sample tiap kotak isi 50 contoh. Kotak sample, botol/plastik tersebut harus disediakan oleh Penyedia Jasa. Pemeriksaan bantuan (diskripsi litologi) harus dilakukan terhadap setiap contoh bantuan yang di kumpulkan dan Penyedia Jasa harus membuat catatan yang tepat mengenai batas kedalaman setiap litologi yang ditembus.

2.4. Logging Geofisik

Logging geoefisik diutamakan terdiri dari Resistivity Log dan SP Log, bila diperlukan, akan dipergunakan juga Gamma Ray Log yang harus dikerjakan Penyedia Jasa pada setiap sumur pada supervisi langsung Direksi. Sebelumnya lubang bor yang telah selesai dikerjakan. harus dicuci dengan sirkulasi secukupnya untuk menghilangkan endapan dan mencegah runtuhnya lubang bor, Kekentalan lumpur bor, dalam keadaan lubang sudah bersih dari kotoran, harus dipertahankan 33 detik marsh funnel; sehingga memudahkan pengoperasian logging sampai dasar lobang bor. Logging akan dikerjakan sepanjang lubang bor dari dasar sampai kepermukaan tanah, pengambilan logging dengan urutan dari permukaan sampai dasar dipakai sebagai dasar pengaturan skala-skala grafik yang dihasilkan pada pengambilan data yang sesungguhnya dengan urutan dari dasar lubang bor kepermukaan sudah diperoleh grafis yang tidak keluar dari lebar kertas maksimum. Pengambilan data logger harus dilakukan berulang kali sampai diperoleh gambaran atau data yang sebaik mungkin.

Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan elektrik logger termasuk tinta, kertas dan perlengkapan lain sehingga logger tidak terganggu dalam operasinya sampai mendapatkan hasil racording atou rekaman data yang memuaskan. Penyedia Jasa harus mempersiapkan sumur untuk dilogging dan memberikan laporan setelah persiapan selesai.

Penyedia Jasa harus menyediakan transportasi peralatan dan perlengkapan maupun operator logger dari manapun kelokasi. Transportasi harus menggunakan kendaraan tertutup bebes dari hujan, untuk mencegah kerusakan atau gangguan kerusakan pengopasian logger. Pekerjaan logging harus dihentikan sementara pada saat terjadinya hujan sangat lebat atau banyak petir, hal itu untuk menjaga ketelitiaan data yang bebas dari gangguan elektris.

Penyedia Jasa harus mencari imformasi dari radius maksimum 200 meter dari lubang bor dan melaporkan pada Direksi apabila di sekitar lubang bor yang dilogging terdapat meterial bangunan atau konstruksi metalik yang ditanam misalnya pipa besi, kabel tranmisi, telepon bawah tanah ,bahkan instalasi sumur berkontruksi metal, rel lori terpendam dan lain-lainnya. Hal tersebut mungkin akan diperlukan dalam koreksi data hasil rekaman logger.

Page 9: Bab6 - Spek teknis

2.5 . Ketegak Lurusan Lubang Bor

Lubang bor harus dibuat benar-bbenar vertikal dan tegak lurus untuk menjamin kelancaran pemasangan pipa sumur. Penyimpangan vertical (Vertikal deviation) tidak boleh melebihi dua pertiga dari diameter terkecil sumur untuk setiap 30 m.

Alat yang dipakai adalah Bobin Set. Sebagai contoh, bila mana diameter terkecil yang dibor adalah 180 mm, maka penyimpangan vertikal tidak boleh melebihi 100 mm setiap 30 m.

Data tersebut direkap pada gambar Assbuild Drawing. Bila mana deviasi ini dilewati maka Penyedia Jasa wajib melakukan pemboran ulang atas biaya sendiri.

2.6. Pengisian Semen

Setelah development sumur selesai dan pipa Penyedia Jasa dicabut maka rongga sisa lubang bor dengan pipa jambang diluar pipa jambang sumur harus diisi semen atau grouting mulai kedalaman tertentu sampai kepermukaan tanah.

Cara pengisian dan kedalamannnya untuk tiap lokasi akan ditentukan oleh Direksi dilapangan. Pengisian semen (Grouting) dapat juga dilakukan pada suatu zona kedalaman tertentu guna menahan interusi dan atau kontaminasi air tanah yang berkualitas jelek atau tidak diinginkan airnya untuk disadap, penyemenan tersebut apabila ada akan diperintahkan dan diberi petunjuk oleh Direksi pekerjaan.

3. PEMASANGAN PIPA SUMUR

3.1. Material Sumur

Material Sumur yang akan dipasang untuk instalasi sumur Explorasi antara lain terdiri dari : a. Pipa GIV Ø 6”x 6 meterb. Tutup atas sumur top cap

3.2. Pemasangan Pipa Sumur

Setelah pemboran selesai sesuai dengan kedalaman yang ditentukan, maka harus dilakukan sirkulasi lumpur lebih kurang 4 (empat) jam atau sampai lubang bor betul-betul bersih dari sisa cutting, sesuai dengan pasal 2.2.8. Spesifikasi ini. Kemudian Penyedia Jasa harus memasang pipa dan pipa saringan didalam lubang bor pada posisi yang tepat sesuai dengan design sumur yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan. serta penyemenan atau grouting bagian atas.

4. PEKERJAAN AIR LIFT TEST SUMUR

Penyedia Jasa harus melakukan melakukan uji pendahuluan dengan cara Air lift test untuk mengetahui debit sementara sumur explorasi tersebut. Metode Air lift test sumur yang mungkin dipilih untuk dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Kompressor Udara (Air Compessor)c. Pipa tiup kompessor ditempatkan kurang lebih pada kedalaman yang sama

pada ujung jambang sumur.

Page 10: Bab6 - Spek teknis

Penentuan cara air lift test sumur explorasi dan urut-urutan kerjanya secara terperinci akan dijelaskan oleh Direksi pekerjaan pada waktu pelaksanaaan pekerjaan dilapangan.

5. PEMOMPAAN UJI

Setelah konstruksi sumur selesai, Penyedia Jasa harus mempersiapkan pemompaan uji. Pengian yangakan dilaksanakan antara lain adalah sebagai berikut :a. Pemompaan uji pendahuluan (Preliminary pumping test)b. Uji penurunan bertingkat (step drawdown test)c. Uji debit tetap (constant rate test)d. Uji pemulihan (recovery test)Penyedia Jasa harus menyediakan semua perlatan, pekerja, bahan baker dan semua kebutuhan lain untuk selama periode waktu pemompaan uji, kecuali jika ditetapkan atau diinstruksikan lain oleh Direksi.

5.1. Peralatan Pemompaan Uji

Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pemompaan uji adalah sebagai berikut :

1. Alat Pemompaan

Pemompaan uji dilaksanakan dengan jenis pompa turbin / submersible yang mempunyai kapasitas maksimum tidak kurang dari 10 L / det dengan tinggi head penghisap tidak kurang dari 60 m untuk sumur dalam DWS lengkap dengan mesin penggerak dan pengatur debit.

2. Alat Pengukur Debit

Debit pemompaan diukur dan diamati dengan menggunakan kotak pengukur debit yang dilengkapi dengan alat ukur Thompson type V-Notch atau Orifice weir atau flow meter.

3. Alat Pengukur Muka Air

Permukaan air dalam sumur diukur dengan indicator muka air dengan ketelitian pengukuran paling tidak 1 (satu) Cm dan menggunakan tenaga listrik battery atau menggunakan sounding meter.

4. Alat Pelengkap Lainnya

Untuk melaksanakan pengukuran yang tepat dan sesuai dengan periode waktu yang ditentukan maka dibutuhkan stop watch atau jam meteran, EC meter, blangko-blangko, flash light, tenda pengaman, tali temali, jerigen sample air, semua biaya ditanggung Penyedia Jasa. Jika diperlukan untuk melakukan pengamatan pada sumur-sumur pengamat disekitar sumur yang dipompa dibutuhkan alat transportasi untuk personil pemompaan uji.

5.2. Pemompaan Uji Pendahuluan

Setelah pemasangan pompa uji selesai, Penyedia Jasa harus melaksanakan pemompaan uji pendahuluan yaitu dengan melakukan pemompaan pada sumur tersebut dengan debit maksimum pompa selama 6 (enam) jam dan setelah

Page 11: Bab6 - Spek teknis

pompa berhenti dilaksanakan pengukuran kambuhnya muka air (recovery) atau seperti yang diinstruksikan oleh Direksi pekerjaan.

Tujuan dari pemompaan uji pendahuluan adalah untuk melakukan pemeriksaan terhadap hasil development sumur dan untuk memperoleh gambaran umum tentang hubungan debit pemompaan dan penurunan muka air sehingga debit pemompaan pada tiap tingkat dari uji penurunan bertingkat dapat ditentukan.

Oleh sebab itu Penyedia Jasa diharuskan melakukan pengamatan terhadap debit, kedalaman muka air dan kandungan pasir dari air yang dipompa sesuai dengan yang ditentukan oleh Direksipekerjaan.

Apabila hasil pemompaan uji pendahuluan menunjukan bahwa Development sumur belum sempurna maka Direksi berhak memberikan instruksi untuk melanjutkan Development sumur dan Penyedia Jasa harus melaksanakannya. Setelah segala persyaratan pengujian dianggap telah memenuhi oleh Direksi pekerjaan maka Penyedia Jasa dapat mempersiapkan pelaksanaan uji penurunan bertingkat.

5.3. Uji Penurunan Bertingkat (Step Drawdown Test)

Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari pemompaan uji pendahuluan maka Penyedia Jasa harus melaksanakan uji penurunan bertingkat. Sumur dipompa dengan debit yang meningkat secara berurutan selama periode 120 menit untuk masing-masing tingkat debit.Pengujian harus dilaksanakan paling kurang 4 (emat) tingkat. Debit untuk tiap tingkat pengujian ditentukan oleh Direksi pekerjaan berdasarkan hasil pemompaan uji pendahuluan.

Debit pemompaan pada setiap tingkat pengujian harus dipertahankan supaya tetap stabil dengan melaksanakan pengamatan secara efektif. Pengamatan terhadap debit pemompaan dan penurunan muka air didalam sumur yang dipompa harus dilakukan pada interval waktu tertentu sesuai dengan formulir yang terdapat pada Lampiran – A.

5.4. Uji Debit Tetap ( Constans Rate Test )

Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari uji penurunan bertingkat maka Penyedia Jasa harus melaksanakan uji debit tetap yaitu melakukan pemompaan dengan debit yang tetap selama 72 (Tujuh Puluh Dua) jam secara terus menerus. Debit pemompaan ditentukan oleh Direksi berdasarkan uji penurunan bertingkat. Pengamatan terhadap debit pemompaan harus dilaksanakan paling tidak sekali tiap jam supaya debit pemompaan dapat dipertahankan stabil.

Penyedia Jasa harus melaksanakan pengamatan terhadap penurunan muka air tanah pada sumur yang dipompa. Apabila kondisi lapangan memungkinkan maka disamping melaksanakan pengamatan pada sumur yang dipompa, Penyedia Jasa harus melaksanakan pengamatan penurunan muka air tanah paling tidak pada 2 (dua) sumur tabung yang terdapat dalam radius 1200 meter dari sumur yang dipompa dan 1 (satu) sumur gali yang terdapat dalam radius 400 meter dari sumur yang dipompa, sumur yang diukur tanpa dipompa tersebut selanjutnya disebut sebagai sumur pengamat. Pengukuran permukaan air pada sumur yang dipompa dan sumur-sumur pengamat dilakukan pada interval waktu sebagai berikut (lihat juga formulir pada lampiran -B) :

Waktu sejak pemompaan dimulai interval waktu pengukuran

0-10 menit setiap 1 menit 10-25 menit setiap 3 menit25-60 menit setiap 5 menit

Page 12: Bab6 - Spek teknis

1-2 menit setiap 10 menit 2-3 jam setiap 15 menit 3-6 jam setiap 30 menit 6-24 jam setiap 1 jam24-48 jam setiap 2 jam48-72 jam setiap 3 jam

Selama pemompaan uji debit tetap, Kontraktor harus melaksanakan pengukuran terhadap Ph, Temperatur dan Ec air yang dipompa. Pengukuran dilaksanakan paling tidak 4 kali selama pemompaan dengan selang waktu kira-kira 24 jam.

Penyedia Jasa harus menjaga supaya lokasi pemompaan uji bebas dari genangan air permukaan atau air hujan serta air hasil pemompaanuji itu sendiri sehingga tidak mempengaruhi pengujian. Untuk itu sebelum pelaksanaan pemompaan uji Penyedia Jasa harus membuat saluran pembuang untuk menyalurkan air yang dipompa ke tempat yang lebih jauh dari sumur tanpa menimbulkan kerugian pihak lain.

Apabila pemompaan terhenti sebelum waktu yang ditentukan karena kerusakan mesin atau kehabisan bahan bakar maka Penyedia Jasa harus mengulangi pemompaan uji dan biaya yang dikeluarkan untuk pemompaan sebelum pompa berhenti sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

5.5. Uji Pemulihan ( Recovery Test )

Setelah pemompaan dihentikan pada akhir uji debit tetap, maka air mulai pulih menuju kedudukannya yang semula. Uji pemulihan akan dimulai setelah pemompaan berhenti sampai muka air pulih seperti kedudukannya sebelum dipompa.

Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran muka air sejak pemompaan berhenti sampai muka air kembali pulih pada kedudukannya semula atau maksimum selama 24 jam.

Pengukuran dilakukan pada sumur yang telah dipompa dan pada semua sumur pengamat dengan interval waktu seperti pada waktu uji debit tetap.

6. ANALISA KWALITAS AIR

Pada waktu pemompaan uji ditiap sumur, Penyedia Jasa harus mengambil air untuk dianalisa. Pengambilan contoh air dilaksanakan pada menjelang berakhirnya pemompaan uji debit tetap sebanyak 2 (dua) contoh untuk setiap sumur dengan volume masing-masing tidak kurang dari 1 (satu) liter. Contoh air tersebut disimpan dalam botol Polyethilene yang sebelum dipakai harus dicuci dan dibilas dengan air sumur tersebut paling tidak sebanyak 3 (tiga) kali, kemudian diisi penuh sehingga tidak ada udara yang tertinggal didalam, lalu ditutup dengan rapat. Pada masing-masing botol/jerigen dicantumkan tulisan nomor sumur, lokasi, dan tanggal pengambilan contoh air tersebut. K Penyedia Jasa harus melakukan analisa kimia terhadap salah satu dari contoh air tersebut dengan segera yaitu dengan mengirimkan pada laboratorim yang disetujui oleh Direksi. Contoh air yang kedua harus segera dikirimkan pada Direksi diKantor Proyek untuk diamati. Analisa kimia air harus dilakukan terhadap parameter sebagai berikut :

1. Warna 2. Bau 3. Kekeruhan4. Dissolved Soilds5. Suspended Solide

11. K 12. Ca 13. Mg 14. Fe 15. Mn

21. CI22. NO223. NO324. Co225. HC)3

Page 13: Bab6 - Spek teknis

6. pH7. Kesadahan (CaCo3) 8. SAR 9. Daya Hantar Listrik 10. Na

16. Cu 17. As 18. Ph 19. SiO2 20. NH4

26. CO327. B28. PO429. SO430. H2S

Kandungan-kandungan zat kimia tersebut diukur dan dinyatahkan dalam satuan ppm serta diberikan rekomendasi dari laboratorium penguji tentang memenuhi syarat atau tidaknya air tersebut dipakai sebagai air minum maupun air irigasi. Prosentase kesadahan maksimum yang diizinkan untuk analisa kimia dari contoh air dari tiap sumur ditetapkan sebagai berikut :

TDS ( ppm ) 50 100 200 500 1.000 2.000

% kesalahan maksimum 15 7 5 4 3 2yang diizinkanApabila hasil analisa kimia contoh air dari suatu sumur menyimpang dari yang telah ditentukan maka Kontraktor harus melakukan analisa ulang terhadap contoh air sumur tersebut dengan biaya sendiri.

7. ANALISA BESAR BUTIR

Kalau dibutuhkan atau diinstruksikan oleh Direksi pekerjaan, Penyedia Jasa harus melaksanakan analisa besar butir (analisa ayakan) terhadap beberapa contoh cutting dari setiap sumur yang akan dipilih oleh Direksi dan menyerahkan hasil analisanya kepada Direksi pekerjaan.

Sebelum dianalisa, sisa Lumpur pemboran yang masih terdapat pada contoh tersebut harus dihilangkan dengan mencucinya, kemudian contoh tersebut dikeringkan dengan memakai alat pengering atau sinar matahari.

8. PEMASANGAN TUTUP SUMUR DAN PATOK NOMOR SUMUR

Apabila pemompaan uji telah selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa harus memasang tutup sumur lengkap dengan kuncinya untuk mencegah material-material asing masuk kedalam sumur.Setelah sumur tertutup.

Penyedia Jasa harus memasang patok tanda pengenal sumur dimana tercantum nomor sumur, tahun pembuatan dan tanda pengenal / nama Penyedia Jasa yang melaksanakannya. Pembuatan patok dan tempat pemasangan harus sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.

9. LAPORAN DAN CATATAN

Catatan terperinci mengenai semua data dan informasi yang diperoleh dari semua pekerjaan yang dilaksanakan pada masing-masing sumur harus disimpan untuk sewaktu-waktu akan diperiksa dan disahkan oleh Direksi pekerjaan.

Penyedia Jasa harus membuat laporan setiap hari kepada Direksi pekerjaan mengenai material yang digunakan, pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk kedalaman pemboran dan data lain yang dibutuhkan Direksi pekerjaan.

Setelah pekerjaan selesai pada akhir kontrak, maka Penyedia Jasa harus membuat laporan akhir pekerjaan yang akan diserahkan pada Direksi pekerjaan. Bentuk laporan akan dibuat mengikuti blangko yang mengandung penjelasan-penjelasan detil mengenai data yang diperoleh selama pembuatan

Page 14: Bab6 - Spek teknis

sumur dan ringkasan pekerjaan yang telah diselesaikan, Laporan juga harus meliputi hal-hal tersebut dibawah ini

1. Log Pemboran harian, meliputi keterangan mengenai jalannya operasi antara lain pekerjaan pemboran, instalasi sumur, development sumur, personil, peralatan dan material yang dipakai, pengukuran pipa, kedalaman sumur, dan data lain yang dibutuhkan oleh Direksi pekerjaan,

2. Log geologi dan log geofisik yang memberikan informasi mengenai jenis dan sifat batuan, kedalamannya, nomor contoh Cutting Log Resistivity, SP dan log EC air,

3. Catatan mengenai rencana posisi pipa saringan (design sumur) dan hasil pemasangannya berupa gambar konstruksi sumur dan susunan komponen sumur yang terpasang, termasuk catatan mengenai penyambungan pipa,

4. Catatan jumlah gravel pack yang terpakai dan jumlah adukan semen yang diisikan keruang anulus tiap sumur,

5. Catatan mengenai pengujian ketegaklurusan sumur (kalau ada), 6. Catatan mengenai pekerjaan development sumur meliputi debit, muka air

tanah, lama pengoperasian, pengamatan kekeruhan air, alat dan material yang dipakai, jumlah personil, jam kerja dan sebagainya,

7. Catatan mengenai kegiatan pemompaan uji dan semua data yang dikumpulkan selama pengujian,

8. Catatan mengenai pH, temperatur, EC dan jumlah kandungan pasir dari air yang dipompa,

9. Kurva gradasi hasil analisa besar butir contoh cutting dan gravel pack.

Bentuk dan format/blangko laporan akan diarahkan oleh Direksi pekerjaan.Kegiatan pekerjaan pembuatan sumur harus didokumentasikan dengan foto-foto yang diambil untuk masing-masing sumur.

Pengambilan foto tiap sumur harus meliputi :

1. Saat sumur dalam kondisi 0 %2. Saat mata bor akan dioperasikan3. Saat 50 % pemboran4. Saat pengambilan contoh cutting5. Saat stang bor masuk seluruhnya6. Saat contoh cutting sudah diperoleh seluruhnya7. Saat proses logging8. Saat persiapan pemasangan pipa air lift test9. Saat pemasangan pipa setiap tahapan 10. Saat pemompaan uji 11. Saat pemasangan tutup sumur atau kondisi 100 % (pemulihan lokasi)

Foto harus dicetak rangkap 1 (satu)dan film negatif harus diserahkan pada Direksi

10. PENGADAAN – PENGADAAN LAIN

Guna menunjang pekerjaan ini kalau masih diperlukan bahan atau peralatan tambahan lainnya,maka bahan dan peralatan tersebut harus diadakan / dibuat oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

11. PEMULIHAN LOKASI

Setelah pelaksanaan seluruh kegiatan pekerjaan pemboran selesai maka penyedia jasa diwajibkan untuk memulihkan keadaan lokasi pemboran mendekati kondisi semula.

Page 15: Bab6 - Spek teknis

Jika diperlukan Penyedia Jasa harus menimbun kembali bekas galian kolam lumpur maupun kolam pengendap dan lain sebagainya, semua biaya yang timbul akibat pemulihan lokasi peboran menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

12. WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan Pekeerjaan adalah 150 (seratus delapan puluh) hari kalender.

13. DAFTAR PERALATAN

Didalam Dokumen Penawaran, Penyedia Jasa harus melampirkan Daftar kepemilikan/ Inventarisai Peralatan, dalam hal peralatan tersebut diperoleh dengan cara sewa, maka harus melampirkan Surat Sewa yang masih berlaku disesuaikan dengan masa berakhir kegiatan pekerjaan pemboran dimaksud.

14. PERALATAN DAN BAHANPenyedia Jasa menyediakan peralatan, bahan, personil dan bahan antara lain sebagai berikut :

Peralatan Utama dan Peralatan bantu

Mesin bor dan peralatan yang akan digunakan harus lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknis, yaiyu ;

- Mesin Bor Mesin Bor yang dipergunakan adalah mesin bor putar (rotari teable

drilling rig) atau top head drive type mounted untuk pemboran air tanah dengan sistim sirkulasi lumpur langsung (direct mud cirkulation, ukuran dan kapasitas drilling ring yang akan digunakan sebagi berikut;

Capacity ; 200 meter ; Menara/tripot tinggi ± 9 meter, dengan kekuatan menahan beban 12 ton,

Draw work kapasitas 3.5 ton single line dan wire rope 16 mm, Rotary teable/spindel turge mampu memutar drill pipe > 2 7/8 dan

biasa memasang temporery cassing dia 18 ” Power unit ; sesuai dengan karateristik drilling rig. Mud Pump ; Mud pump untuk sirkulasi mud pemboran berupa mud

pump duplex/dauble action piston, dengan capacity > 600 l/menit dan tekanan kerja minimal 120 psi.

Air compresore ; Air compresore yang digunakan adalah compresore udara dengan kapasitas 20 bar atau > 350 cpm.

Peralatan Pemboran dan Alat bantu ;

Drill pipe : berdiamter 73 mm atau 89 mm, lengkap sub dengan total panjang 200 meter dalam kondisi baik dan aman untuk dipakai,

Drill Coller dan sub ; Rangkaian Drill coller dilengkapi dengan dua buah drill coller dengan ukuran 4” atau 6” x 3 meter, lengkap dengan sambungan (sub) yang sesuai dengan berat 750 kg.

Stabilazer dan sub ; Rangkaian Stabilazer dilengkapi dengan dua buah Stabilazer dengan ukuran 4” atau 6” x 3 meter, lengkap dengan sambungan (sub) yang sesuai dengan berat 750 kg.

Drill Bit ; Drill bit yang digunakan adalan roller rock bit untuk berbagai formasi batuan dengan ukuran diameter 8 ¾”, 12 ¼”, 14 ¾” dan 18” kondisi baik dan siap pakai.

Engine generating set ; Engine generating set yang digunakan dengan kapasitas 200 ampere, lengkap dengan alat pemotong dan selalu ada dilokasi pekerjaan.

Page 16: Bab6 - Spek teknis

Peralatan Pemompaan Uji ; Pompa submersible dengan kapasita > 7.5 l/det sampai dengan 20 l/det dengan head 60 meter lengkap dengan mesin penggerak uatama dan genet.

Alat Ukur muka air tanah dengan akurasi 1 cm (dengan sistim electrik) Alat Ukur Debit irifice atau V-Nocth Termometer, pH meter dan Ec meter

Peralatan penyempurnaan sumur

Kompresore udara dengan kapasitas 20 bar atau 350 cfm Air pipe dengan ukuran 1” Dauble swambing blok dia 6” Single swambing blok dia 6” Sand Conten (alat ukur kandungan pasir) STTP Jetting toll

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan Pengeboran Air Tanah (4 Titik) Lokasi Tersebar sebagai berikut ;

No.

Jenis Peralatan Capacity Jumlah

123456789

Drilling RigMud PumpAir CompresoreGenerating SetPeralatan Pumping testTruckPic upPompa airPeralatan Geofisika dan Alat Bantu Geoelectric Logging Water Level -

saunding Orifece atau V-Noth

200 meter, DP 73 mm/89 mm600 L/menit, tekanan kerja 120 psi20 bar/350 cfm, tekanan kerja 120 psi200 Amp10 L/det s/d 20 L/det, head 60 meter6 ton1.5 ton2 L/det

200 meter, SP, Resistivity 100 meter-

1 Unit1 Unit1 Unit1 unit1 unit1 unit1 unit1 unit

1 unit1 unit1 unit

14.2 . Spesifiksi Bahan Sumur Produksi ;1. Pipa GIV dia 6”,2. Weel Cup dia 6”,3. Bahan Sirkulasi Bentonite yang bersertifikat Produksi,4. Patok Tanda sumur,5. Kotak PPPK dan isinya,6. Kotak tempat contoh batuan sesuai dengan kedalaman pemboran7. Dan bahan/peralatan bantu lainnya.

14.3 Personil inti ;

Kepala Pelaksanaan/ Hidrogeoelogist Pelaksana/geoelogist : 1 orang (sertifikat), Driller : 1 orang (sertifikat), Assisten Driller : 1 orang (sertifikat), Welder : 1 orang, Mekanik : 1 orang, Operator pumping test : 1 orang, Staf Administrasi : 1 orang, Staf Logistik : 2 orang.

Page 17: Bab6 - Spek teknis

Banda Aceh, Desember 2009

Mengetahui;Pejabat Pembuat Komitmen

Pendayagunaan Air Tanah Prov. Aceh

Ir. Akhyar, MENip. 19560604 199502 1 001