bio pro spek
DESCRIPTION
bioprospekTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang paling banyak keanekraragaman
hayatinya, baik itu hewan maupun tumbuhan. Tumbuhan di Indonesia sangat
banyak jenisnya, yang masing-masing memiliki bioprospek sebagai obat-obatan,
kerajinan, sayuran, kosmetik, tekstil, dan lain-lain yang terdapat di dalam
kawasan hutan, terutama di kawasan konservasi, sehingga sesungguhnya
kawasan hutan ini dapat berfungsi sebagai biowisata, bioekologi yang hidup
terbesar di alam. Salah satu tanaman yang memiliki prospek yaitu tanaman
dioscore.
Wild Yam (Dioscorea spp.), di Indonesia dikenal dengan nama Uwi (jenis
uwi-uwian), merupakan jenis umbi-umbian yang banyak tumbuh di Indonesia,
meskipun sekarang sudah sulit dijumpai di pasaran. Penanaman umbi uwi masih
cukup luas di pedesaan. Terdapat lebih dari 600 spesies dari genus Dioscorea
spp., antara lain Dioscorea hispida (gadung), Dioscorea esculenta (gembili),
Discorea bulbifera (gembolo), Dioscorea alata (uwi ungu/purple yam),
Dioscorea opposita (uwi putih), Dioscorea villosa (uwi kuning), Dioscorea
altassima, Dioscorea elephantipes dan lain-lain
Uwi merupakan perdu yang memanjat dan dapat mencapai ketinggian 3-
10 m. Tumbuhan ini semusim. berumah 2, memanjat, sistem perakarannya
berserabut. Umbinya beragam, bulat, pipih panjang, bercabang, atau menjari.
Uwi dinamai berdasarkan bentuk umbinya. Kulit umbi berwarna coklat hingga
coklat-kehitaman. Kulit umbi beralur kasar. Daging umbinya ada yang putih
ungu atau warna gading. Daging umbinya berlendir. Bunganya berwarna dua
macam, yang jantan berwarna kuning/kuning kehijauan, sementara yang betina
berwarna kuning saja.Perbungaannya majemuk, terletak di ketiak daun, bulir
jantan tersusun rapat dengan ukuran 1-3 cm, sementara betina tidak. Panjangnya
12-50 cm, mahkotanya hijau, panjangnya ± 2 mm. Batangnya bersayap
4, memanjat ke kanan, tidak berduri tetapi kadangkala kasar atau berbintik di
bagian dasar, bersudut 4 dan berwarna hijau sampai
keunguan. Daunnya berbentuk bulat telur, tunggal, berseling di bagian dasar,
berhadapan dibagian atas, agak seperti anak panah atau melonjong seperti
tombak, hijau terang atau seringkali agak keunguan. Berukuran 15-20 cm × 10-
15cm. Bentuk pertulangannya melengkung, dan licin.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu bagaimana prospek
dari beberapa beberapa jenis tumbuhan kelompok dioscorea.?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui
prospek dari beberapa jenis tumbuhan kelompok dioscorea.
D. Manfaat penulisan
Manfaat dari pembuatan makalah tentang bioprospek tumbuhan air untuk
mengurangi pencemaran yaitu:
1. Dengan adanya pembuatan makalah ini dapat menambah wawasan serta
pemahaman tentang ilmu bioprospek tumbuhan.
2. Dengan adanya makalah maka bisa dijadikan sebagai bahan bacaan acuan
dalam pembuatan makalah selamjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dioscorea
Tanaman uwi-uwian (Dioscorea)merupakan tanaman sumber karbohidrat dan
sudah dikenal lama penduduk Indonesia, namun terdesak oleh komoditas pangan
yang bernilai ekonomis. Uwi-uwian (Dioscorea) secara alami bersifat toleran
naungan dan kekeringan, hidup merambat dan menghasilkan umbi di dalam
tanah. Sebagai bahan pangan tradisional, uwi-uwian juga potensial sebagai bahan
pangan fungsional. Umbi Dioscorea mengandung lendir kental yang terdiri dari
glikoprotein dan polisakarida larut air.
Uwi (Dioscorea spp.) adalah tanaman pangan pokok berpati yang sangat
penting dalam pertanian tropika dan sub tropika karena tanaman ini
menunjukkan siklus pertumbuhan yang kuat. Komposisi umbi uwi (Dioscorea
spp.) sangat beragam tergantung varietasnya, umumnya umbi uwi memiliki
kandungan pati tinggi yaitu sebesar 25%, serta kandungan provitamin A rendah
tetapi vitamin C beragam antara 5-15 mg/100gr, kandungan protein umbi uwi
sebesar 2%.
B. Pengertian Bioprospek
Bioprospeksi (bioprospecting) adalah penelusuran sistematik, klasifikasi, dan
investigasi untuk tujuan komersial dari sumber senyawa kimia baru, gen, protein,
mikroorganisme, dan produk lain dengan nilai ekonomi aktual dan potensial,
yang ditemukan dalam keanekaragaman hayati (Pusat Inovasi LIPI, 2004).
Bioprospek adalah eksplorasi terhadap keanekaragaman hayati untuk mencari
sumber daya genetic dan biokimia untuk kepentingan komersil (Supriatna, 2008).
C. Bioprospek Jenis-jenis Dioscorea
1. Uwi Ungu ( Dioscorea Alata)
Menurut Lingga (1986) Uwi Ungu (Dioscorea alata) secara umum
memiliki panjang batang 10-25 m, bersayap pendek dan jumlahnya empat
buah, berdiameter 1cm. Uwi (Dioscorea alata) merupakan salah satu varietas
umbi umbian potensial sebagai sumber bahan pangan karbohidrat non beras.
Selain sebagai sumber pangan non beras, Diosorea alata bermanfaat untuk
kesehatan. Varietas lokal yang berwarna ungu mengandung zat-zat yang
bermanfaat untuk kesehatan dan manfaat lain yang belum banyak diketahui
oleh masyarakat. Dioscorea alata mempunyai umbi yang berwarna putih
kekuningan dan ada yang berwarna biru tua Uwi ini biasa disebut uwi ireng
(Jawa) kulit umbi bagian dalam berwarna ungu tua dagingnya berwarna ungu
muda, terkadang terdapat bercak-bercak ungu tak beraturan. Terdapat juga
uwi dorok (Jawa), uwi memerah/uwi abang (Jawa) yang masih termasuk ke
dalam kategori ini.
Panjang uwi sekitar 80 cm. Daging bagian tengah berwarna merah
daging cerah serta kulit dalamnya berwarna merah atau coklat kekuningan.
Kulitnya kasar berserabut,bentuknya tidak beraturan berwarna ungu
kecoklatan karena warna diikuti warna coklat kayu (Anonim, 2009).muda,
terkadang terdapat bercak-bercak ungu tak beraturan. Terdapat juga uwi dorok
(Jawa), uwi memerah/uwi abang (Jawa) yang masih termasuk ke dalam
kategori ini. Panjang uwi sekitar 80 cm. Daging bagian tengah berwarna
merah daging cerah serta kulit dalamnya berwarna merah atau coklat
kekuningan. Kulitnya kasar berserabut,bentuknya tidak beraturan berwarna
ungu kecoklatan karena warna diikuti warna coklat kayu.Tanaman ini tumbuh
di tanah datar hingga ketinggian 800 m dpi, tetapi dapat juga tumbuh pada
ketinggian 2.700 m dpi. Pada musim kemarau umbinya mengalami masa
istirahat. Agar tidak busuk biasanya umbinya disimpan di tempat kering, atau
dibungkus abu. Menjelang musim hujan umbi ini akan bertunas. Umbi yang
telah bertunas digunakan sebagai bibit. Setelah masa tanam 9-12 bulan,
umbinya dapatdipanen.
2. Gembili ( Dioscorea esculanta)
Gembili merupakan suku gadung-gadungan atau Dioscoreceae masih
cukup luas penanamannya di pedesaan walaupun semakin terancam
kelestariannya. Umbi biasanya dikonsumsi dengan cara direbus dan
mempunyai tekstur kenyal. Umbi gembili serupa dengan gembolo tetapi
berukuran lebih kecil. (Anonym, 2009) Di daerah pedesaan, kulit kupasan
umbi dan umbi hasil buangan atau sisa juga dapat digunakan sebagai pakan
ternak atau bahkan cadangan makanan saat terjadi paceklik. Umbi tanaman
gembili biasanya digunakan sebagai sumber karbohidrat setelah dimasak atau
dibakar. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran sayuran setelah
Zat Gizi Satuan JumlahEnergiProteinLemakKarbohidratSeratAbuKalsiumFosforBesiKaroten TotalVitamin AVitamin B1Vitamin CAirBdd
kkalggggg
mgmgmgmgSImgmgg%
1311,10,231,36,31,014560,6--
0,084
66,485
dimasak, direbus atau digoreng (Kay, 1973). Sementara itu di Indonesia
umbinya dipergunakan sebagai bahan makanan pokok pengganti beras dengan
nilai tambahnya berupa rasa yang manis sehingga disukai orang. Kandungan
gizi zat umbi gembili dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini
Tabel 2. Kandungan Gizi dalam 100 g Umbi Gembili
Gembili adalah varietas umbi yang tumbuh merambat dengan daun
berwarna hijau dan batang agak berduri. Buahnya menyerupai ubi jalar
dengan ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa. Berwarna coklat muda
dengan kulit tipis. Umbi gembili biasanya dimasak dengan cara direbus. Kulit
gembili yang sudah direbus akan menjadi kering. Umbinya berwarna putih
bersih dengan tekstur menyerupai ubi jalar dan rasa yang khas. Gembili
mengandung etanol yang dapat digunakan sebagai bahan baku bio-etanol atau
minuman beralkohol. Seringkali umbi gembili dikeringkan dan dibuat menjadi
tepung dan belum lama ini dikembangkan produk olahan lain seperti
keripik/flake. Selain itu umbinya juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pati
dan alkohol. Pati yang dihasilkan merupakan produk yang lebih mudah
dicerna dibanding pati dari umbi geus Diescorea yang lain seperti D. hispida
dan D. alata, sehingga biasa digunakan bagi orang yang mempunyai kelainan
saluran pencernaan. (Anonymous, 2009). Gembili dapat mulai dipanen pada
umur 8-9 buan setelah masa panen. Gembili dapat tumbuh didataran rendah
hingga ketinggian 700 m dpl.
3. Gembolo ( Dioscorea bulbifera)
Gembolo merupakan suku gadung-gadungan atau Dioscoreceae masih cukup
luas penanamannya pekarangan penduduk. Umbi gembolo serupa dengan
umbi gembili namun berukuran lebih besar. Umbi gembolo mempunyai
sinonim Dioscorea saliva, disebut juga uwi klapa (Jakarta), huwi (Sunda),
gembolo (Jawa Tengah), kambubu (Madura), ubi ipit (Bali), kapupu
(Halmahera). Nama Lain adalah jebubug basa, jebug endog, uwi gandul, uwi
upas kombolo,air potato (Inggris). Panjang batang 10 m (berbentuk galah).
Umbi agak tersembul ke atas permukaan tanah, ukurannya besar dan pada
permukaannya ditumbuhi bulu-bulu kasar. Umbi biasanya berpasangan,1
berukuran besar dan 1 lagi berukuran kecil, bentuknya bulat, bulat melebar
dengan lekukan-lekukan yang dalam pada bagian ujung menyerupai kipas,
kulitnya berwarna coklat kemerahan sedangkan dagingnya putih, panjang 10-
20 cm, lebar 20-30 cm, tebal 12 2,5-8 cm. Umbi gantung keluar dari ketiak
daun, tidak bertangkai, permukaannya berwarna abu-abu atau abu-abu
berbecak coklat dan timbul, ukurannya panjang 4-15 cm, lebar 4-13 cm,tebal
4-7,5 cm. Gembolo (dioscorea bulbifera) dapat tumbuh di dataran rendah
hingga ketinggian 700 m dpl. Pada musim kemarau mengalami masa istirahat
selama 1-6 bulan. Menjelang musim hujan umbi ini akan bertunas dan
dipergunakan sebagai bibit. Perbanyakan dapat dilakukan selain dengan
umbinya, juga dapat dilakukan dengan stek batang. Umbi gembolo dapat
mulai dipanen pada umur 8-9 bulan setelah masa tanam.
4. Uwi Kuning Kulit Coklat (Dioscorea rotundata)
Uwi ini biasa tumbuh cepat dan terlihat bagus. Berbentuk bola atau
silinder. Umbi ini berwarna coklat pada permukaan luarnya dan berwarna
putih dan kuning pada daging umbinya. (Dave’s, 2010). Uwi kuning kulit
coklat ini tumbuh melalui umbi akar, dapat diolah dan dimakan seperti
kentang. Kandungan nutrisinya lebih banyak dibandingkan kentang serta
teksturnya lebih padat. Kandungan gizi uwi sangat beragam disamping kaya
akan serat, uwi ini diperkaya dengan vitamin C, fosfor dan protein. (Michael,
2010). Huwi tiang atau atau uwi manis (Melayu) (Dioscorea alata), uwi legi
(Jawa) penyebarannya tidak hanyaterbatas di Jawa dan Madura saja
melainkan meliputi pulau-pulau lain di kawasan Indonesia. Bentuk umbinya
lonjong, ujungnya rata atau berlekuk dalam.
D. Tanaman Dioscorea sebagai Pestisida Alami
Tanaman gadung ( Dioscorea sp ) biasa tumbuh liar di pekarangan dan
biasanya juga digunakan sebagai tanaman pagar. Tanaman berbunga majemuk
itu mampu hidup pada ketinggian 0 – 1500 m dpl. Menurut para peneliti umbi
gadung ternyata mengandung dioskorin salah satu alkaloid yang bersifat racun
bagi serangga, ulat, cacing (nematoda) bahkan juga tikus. Kandungan kimia umbi
gadung yang berpotensi menimbulkan gangguan metabolisme (anti makan,
keracunan, bahkan manusiapun bisa mengalami ini), yaitu jenis racun dioscorin
(racun penyebab kejang), diosgenin (antifertilitas) dan dioscin yang dapat
menyebabkan gangguan syaraf, sehingga apabila memakannya akan terasa
pusing dan muntah-muntah.
Selain itu, umbi gadung (Dioscorea composita) juga mengandung saponin,
amilum, CaC2O4, antidotum, besi, kalsium, lemak, garam fosfat, protein, dan
vitamin. Komponen yang merugikan pada gadung yaitu zat beracun berupa asam
sianida (HCN), yang merupakan bahan aktif dalam pengendalian tikus.
Tumbuhan ini sebenarnya ada dua jenis, yaitu gadung KB (Dioscorea
composita) yang mempunyai efek penekan kelahiran (aborsi atau kontrasepsi)
yang mengandung steroid. Gadung jenis ini berbatang persegi empat dengan
diameter 2-4 mm, tidak berduri, berdaun tunggal, berbentuk perisai dan
permukaan daunnya licin. Sedangkan gadung racun (Dioscorea hispida),yang
mempunyai efek penekan populasi yang biasanya mengandung alkaloid,
berbatang bulat dan berduri, daunnya majemuk menjari beranak daun tiga, dan
permukaan daun kasap. Kita bisa menggunakan dua jenis gadung ini sebagai
insektisida alami.
(gambar gadung (Dioscorea hispida))
Cara Pembuatan Pestisida Nabati Dari Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) 1. Ekstrak umbi
Bahan dan Alat :½ kg umbi gadung, 10 liter air, Alat penumbuk/ Blender, SaringanCara Pembuatan :Bahan ditumbuk halus peras dengan kain halus. Tambahkan 10 liter air. Aduk hingga merata.Cara Penggunaan :Semprot pada seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hariOPT Sasaran :Berbagai macam ulat dan hama pengisap
2. Pelet Umbi gadung Racun + Umbi gadung KBBahan dan Alat : 1 kg umbi gadung, 10 kg dedak padi/jagung, 1 ons tepung ikan, 1 buah kemiri, AirCara Pembuatan :Haluskan umbi gadung. Tambahkan dengan 10 kg dedak/jagung, tepung ikan dan kemiri beri sedikit air. Aduk adonan hingga rata. Buat menjadi pelet.Cara Penggunaan :Tempatkan di tempat yang sering dikunjungi tikus
OPT Sasaran :Tikus
3. Ekstrak Gadung dan TembakauBahan dan Alat : 1 kg gadung, 1 ons tembakau, Air secukupnyaCara Pembuatan :Gadung dikupas, dicuci dan diparut tambah dengan 3 gelas air biarkan selama 12 – 24 jam. Tembakau direndam dalam 2 gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam . satukan bahan tadi, aduk hingga merata. Saring Cara Penggunaan :Ambil larutan dengan dosis 2 – 2.5 gelas untuk 1 tangki sprayer. Semprot pada seluruh bagian tanaman yang terserang. Pada pagi atau sore hariOPT Sasaran :Hama – hama padi
4. Ekstrak gadungBahan dan Alat : 1 kg gadung, Air secukupnya, Kain saringCara Pembuatan :Gadung dikupas, dicuci, dan diparut lalu diperas dengan kain bersihCara Penggunaan :Ambil larutan dengan dosis 5 – 10 ml/liter air. Semprotkan ke seluruh tanaman yang terserang pada pagi atau sore hariOPT Sasaran :Walang sangit dan OPT padi
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini yaitu tanaman dioscorea memiliki prospek
yang sangat banyak untuk kebutuhan masyarakat diantaranya yaitu sebagai
sumber karbohidrat, pakan ternak, obat-obatan, dan pestisida alami.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam makalah ini yaitu sebaiknya tanaman-
tanaman yang memiliki nilai penting dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
masyarakat yaitu dengan mengelolanya secara berkelanjutan sehingga tanaman
tersebut dapat terlestarikan.
DAFTAR PUSTAKA
Djaafar, T.F., Sarjiman, dan Arlyna B.P.2008. Pengembangan Budi Daya Tanaman Garut dan Teknologi Pengolahannya Untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta.
Kartasapoetra, V. A. G., 1988. TeknologiBudidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik. Bina Aksara, Jakarta.
Rubatzky, V. E., dan Yamaguchi, M., 1998.Sayuran Dunia 1 (prinsip, produksi dangizi). Penerjemah C. Herison. Penerbit ITB, Bandung.
Sastrapradja, S.D., 2012. Perjalanan Panjang Tanaman Indonesia. Yayas
MAKALAH BIOPROSPEK TUMBUHAN
BIOPROSPEK TUMBUHAN AIR SEBAGAI PAKAIAN (SENI KERAJINAN)
Oleh:
Kelompok
1. I Wayan Rustanto (F1D1 12 039)
2. Saharudin (F1D1 12 027)
3. La Ode Muh. Yusuf (F1D1 12 037)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015