spek aj k.gading

Upload: jerri-tambun

Post on 08-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cont. spek teknis

TRANSCRIPT

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    Nama pekerjaan : Rehab Pustu Karang Gading

    Tahun Anggaran : 2015

    A. UMUM

    1. PERATURAN TEKNIS

    1.1 Adapun peraturan-peraturan tersebut meliputi :

    Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atas lazimnya disebut

    Algemence Voorwarden de Unit Voering by Anneming Van Openbare Werken In

    Indonesia (AV 41), yang disyahkan oleh pemerintah pada tanggal 28 Mei 1943, No.9

    Lembaran Negara No. 14751.

    Keputusan Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik.

    Analisa SNI.

    Standart Nasional Indonesia (SNI) Tahun 2008.

    Hukum perburuhan dan peraturan-peraturan yang berlaku.

    Undang-undang No. 1 Tahun 1970, tentang keselamatan Kerja.

    Peraturan beton Indonesia tahun 1971 (PBI 71).

    Peraturan bahan bangunan Indonesia (PBBI 71 N1-2).

    Standart Industri Indonesia (SNI)..

    Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Kontruksi.

    Undang-undang No. 28 tahun 2003 tentang Bangunan Gedung.

    PERMEN PU Rl NO. 45/PRT/M/2007 Tgl. 31 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis

    Penyelenggara Pembangunan Bangunan Gedung Gedung Negara.

    Sesuai dengan Surat Edaran No, 6 tahun 2010

    Peraturan Mentri No. 45 tahun 2007

    Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 tahun 2010

    Peraturan dan ketentuan lainnya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Setempat.

    2. GAMBAR BESTEK/ GAMBAR DETAIL

    2.1. Bila terdapat perbedaan antara RKS dengan gambar bestek detail, pelaksana harus

    mengikuti RKS.

    2.2. Gambar dan RKS tidak boleh diberikan kepada pihak/orang lain yang tidak ada

    hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan atau dengan tujuan akan depergunakan untuk

    maksud-maksud lain.

    2.3. Gambar detail yang belum ada, dan dianggap perlu oleh direksi pekerjaan, dibuat oleh

    pelaksana dan dilaksanakan bila telah disetujui oleh direksi pekerjaan.

    3. PERUBAHAN DOKUMEN

    3.1 Apabila pemberi tugas memandang perlu untuk mengadakan perubahan dalam gambar dan

    RKS maka pelaksana wajib melaksanakannya.

    3.2 Apabila dengan perubahan tersebut dalam ayat 1 pasal ini, mengakibatkan pekerjaan tambah

    atau kurang, maka perubahan harga borongan diatur dalam revisi/addendum Surat

    Perjanjian.

    3.3 Gambar perubahan diserahkan datam rangkap 3 (tiga) kepada direksi atas biaya pelaksana.

    4. RENCANA KERJA

    4.1 Setelah Surat Perintah Kerja (SPK) diterima, pelaksana wajib segera mengajukan rencana

    kerja kepada direksi untuk dipertimbangkan dan disetujui. Rencana kerja tesebut harus

    sedapat- dapatnya memuat sebanyak mungkin data-data mengenal cara urutan pekerjaan,

  • alat-alat bantu yang diperlukan, time schedule dan lain-lain.

    4.2 Apabila sesuatu hal, rencana kerja tersebut tidak dapat diikuti lagi, maka pelaksana wajib

    mengajukan rencana kerja kepada direksi dengan memberikan alas an-alasan yang wajar.

    5. FOTO DOKUMENTASI

    5.1 Pelaksana diwajibkan membuat foto keseluruhan pekerjaan dan bagian-bagian yang penting

    dalam 3 fase pekerjaan (awal, pertengahan, dan penyelesaian).

    5.2 Foto-foto tersebut diatas diserahkan kepada pemimpin proyek/pemberi tugas dalam rangkap

    3 (tiga) album, pada waktu penyerahan pekerjaan.

    5.3 Pada setiap pengajuan termyn pembayaran harus diserahkan photo keadaan terakhir

    sebanyak 7 (tujuh) rangkap.

    6. PENYIMPANAN BAHAN/ MATERIAL

    6.1 Penyimpanan bahan-bahan yang telah diperiksa dan telah disetujui oleh direksi harus diatur

    sedemikian rupa hingga memudahkan pengambilan dan memenuhi syarat-syarat

    penyimpanan untuk menghindari kerusakan atau menurunnya suatu bahan tersebut.

    6.2 Tempat penimbunan bahan-bahan ditunjuk oleh Direksi pekerjaan.

    7. TUGAS DAN PELAKSANA

    7.1 Wajib meneliti/mempelajari melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar dan RKS secara

    bagian-bagian maupun keseluruhan pekerjaan, sehingga dapat dicapai suatu hasil yang

    sesuai dengan rencana, baik kwalitas, kwantitas dan waktu.

    7.2 WajiB melaksanakan perintah-perintah dari direksi yang sesuai dengan RKS, gambar dan

    menjamin agar dilaksanakan oleh para pelaksananya.

    7.3 Wajib memberitahukan kepada direksi mengenai waktu, tempat, dan cara pelaksanaan yang

    belum tercantum dalam rencana kerja.

    7.4 Wajib menyampaikan kepada direksi untuk kemudian diputuskan, apabila ada ketidak

    cocokan antara gambar dengan RKS atau apabila terdapat kekeiiruan lainnya.

    7.5 Wajib membuat laporan tertulis, berupa laporan harian mengenai:

    Perincian jumlah pekerja yang bekerja setiap harinya.

    Jenis dan jumlah bahan-bahan/peralatan yang tersedia ditempat pekerjaan atau yang

    dipergunakan setiap harinya.

    Kemajuan, dari pekerjaan dan hambatan/masalah yang dihadapi. Apabila menurut

    pendapat direksi ternyata ada hal-hal yang tidak benar maka direksi behak memberi

    peringatan.

    7.6 Wajib memberitahukan kepada direksi, apabila menurut pelaksana ada petunJuk atau

    keputusan-keputusan dari direksi yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam

    perjanjian.pembiayaan, rencana kerja dan sebagainya selama hal-hai tersebut belum diatur

    dalam surat.

    8. BUKU HARIAN

    8.1. Pelaksana wajib menyediakan buku harian ditempat pekerjaan. Segala kejadian yang

    menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus dicatat setia harinya.

    Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari

    Hari-hari kerja dan hujan

    Bahan-bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan yang ditolak atau

    diterima.

    Kemajuan dari pekerjaan.

    Kejadian- kejadian ditempat pekerjaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan.

    8.2. Buku harian tersebut harus ditanda tangani bersama antara pelaksana dan pengawas harian

    sebagai tanda persetujuan. Apabila terjadi perbedaan maka masing- masing dapat

    mengajukan persoalan kepada direksi harian/kepada pelaksana untuk dapat menyelesaikan.

    8.3. Disamping buku harian pelaksana harus menyediakan buku direksi. Dimana dicatat semua

  • instruksi direksi yang ditanda tangani oleh direksi dan peiaksana.

    9. PENGAMAN

    9.1. Keamanan barang-barang milik pemborong, direksi maupun pihak ketiga lainnya dilapangan

    pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab pelaksana.

    9.2. Untuk itu pelaksana harus melakukan penjagaan slang malam dilapangan pekerjaan, dan

    dianggap perlu pelaksana harus memasang pagar keliling dari papan atau bahan lainnya

    cukup menjamin keselamatan barang-barang.

    9.3. Pelaksana berkewajiban:

    Menjaga keamanan dan tata tertib dan kebersihan ditempat pekerjaan.

    Mengambil tindakan yang perlu untuk kepentingan keselamatan para pekerja.

    Mentaati peraturan-peraturan setempat dan mengusahakan perzinan penggunaan

    peralatan yang diperlukan, penggunaan jalan, bangsal dan sebagalnya. Semua biaya

    menjadi tanggung jawab pelaksana.

    Pelaksana mentaati kewajiban yang dibebani kepadanya berhubung dengan peraturan-

    peraturan pelaksana pekerjaan juga peraturan yang diadakan selama penyelengaraan.

    Semua biaya yang timbul akibat peraturan tersebut diatas sepenuhnya dibebankan

    kepada pelaksana.

    10. KESELAMATAN KERJA

    10.1 Pelaksana berkewajiban :

    Menyediakan segala alat penolong untuk menghindari bahaya dan memberikan

    pertolongan jika terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan.

    Segera memberitahukan dengan tertulis kepada direksi mengenai terjadinya kecelakaan

    dengan disertai keterangan seperlunya.

    Menyediakan ditempat pekerjaan peralatan PPPK.

    Menyediakan air minum secukupnya dan memenuhi syarat - syarat bagi para pekerja

    yang semuanya menjadi beban pelaksana.

    Menyediakan tempat membersihkan badan dan peraturan yang layak bagi para pekerja

    maupun karyawan lainnya.

    11. GUDANG

    11.1. Pefaksana berkewajiban untuk mendirikan dan memetinara gudang darurat yang diperlukan

    selama pelaksanaan pekerjaan dengan luas yang memadai. Biaya pendirian menjadi

    tanggungan pelaksana.

    11.2. Gudang tersebut memenuhi persyaratan keamanan dan letaknya akan ditentukan oleh

    direksi

    12. PELAKSANA SEMENTARA

    12.1. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan berjalan diperlukan pembongkaran-pembongkaran

    yang bersifat sementara, maka pengamanan dan biaya pemasangan/perbaikan kembali

    untuk diserahkan dalam keadaan baik, menjadi tanggungan pelaksana yang dapat

    diperhitungkan didalam penawaran.

    12.2. Cara-cara pelaksana harus dilakukan sedemikian rupa tanpa mengakibatkan kerusakan

    pada bangunan lain atas petunjuk direksi.

    13. PEMERIKSAAN PEKERJAAN

    13.1 Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan ini dilakukan mengakibatkan

    tidak dapat diperiksanya pekerjaan yang telah dikerjakan, pelaksana diwajibkan meminta

    kepada direksi bagian pekerjaan yang telah dikerjakan itu, baru setelah direksi menyatakan

    bagian ini baik, pelaksana dapat memenuhi pekerjaan selanjutnya.

    13.2 Bila pernohonan pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam

    diterimanya permohonan, tidak terhitung dari hari libur dan atau hari raya resmi tidak

  • dipenuhi direksi maka pelaksana bisa meneruskan bagian pekerjaan itu sedang pekerjaan

    yang harus diperiksa ini dianggap telah diperiksa dan disetujui kecuali direksi minta

    perpanjangan waktu pemeriksaan dan peiaksana menyetujuinya.

    14. PEMBERSIHAN LAPANGAN

    14.1 Setelah pekerjaan selesai maka gudang - gudang bangunan - bangunan sementara dan

    pekerjaan - pekerjaan pembantu yang hanya diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan

    berlangsung, harus dibongkar agar pekerjaan dapat diserahkan kepada pemberi tugas

    dengan lapangan kerja yang bersih.

    14.2 Biaya untuk pembongkaran dan pembersihan adalah tanggungan pihak pemborongan.

    15. KEWAJIBAN PELAKSANA SELAMA WAKTU PEMELIHARAAN

    15.1. Selama jangka waktu pemeliharaan pelaksanaan berwenang/berkewajiban untuk

    menyempurnakan dan memperbaiki kerusakan - kerusakan yang terjadi disebabkan

    buruknya bahan - bahan atau mutu pelaksanaan segera setelah direksi mengajukan secara

    tertulis kepada pelaksana.

    15.2. Selama masa pemeliharaan pelaksana harus menempatkan seorang pelaksana untuk

    melakukan pengamatan dan perbaikan

    16. OPNAME PEKERJAAN

    16.1. Setiap akhir bulan/pekerjaan, yang dilaksanakan bersama oleh direksi dan pelaksana.

    16.2. Selesai opname dibuat Berita Acara, yang memuat hasil pekerjaan tersebut diatas yang

    ditanda tangani oieh direksi dan pelaksana.

    16.3. Berita Acara tersebut dipakai sebagai dasar lampiran pembayaran.

    B. TEKNIK

    Pasal - 1

    PEMERIKSAAN BAHAN

    1. Semua bahan-bahanyang dipertukan untuk pekeriaan ini harus disetujui dahulu oteh Direksi

    sebelum digunakan.

    2. Apabila terdapat perselisihan mengenai mutu dan jenis bahan tersebut atau Direksi lapangan

    meragukan kondisi bahan-bahan yang disediakan oleh pemborong, maka direksi pelaksana

    berhak mengirim contoh-contoh bahan tersebut di Balai Penelitian Bahan Bangnan untuk

    mendapat kebenaran mutu dan kualitas bahan-bahan yang dimaksud.

    3. Biaya yang timbul akibat pemeriksaan bahan yang diuraikan diatas adalah tanggung J'awab

    pemborong.

    4. Jika ada bahan-bahan yang drtolak oleh Direksi Lapangan, maupun peralatan lainnya yang

    dipergunakan untuk pekerjaan ini, pemborong diwajibkan untuk memeindahkan dari lolasi

    pekerjaan selambat-lambatnya dalam tempo 2 x 24 jam setelah penolakan bahan itu dikeluarkan

    oleh Direksi Lapangan.

    5. Bahan-bahan yang dinyatakan ditolak tidak diperkenankan untuk dipergunakan dan juga jika

    ternyata bahan-bahan yang dipakai terdapat cacat yang tidak memenuhi syarat harus segera

    dibongkar dan diganti dengan bahan lain yang bermutu baik sesuai dengan criteria yang telah

    ditetapkan.

    Pasal 2

    PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA

    Pemborong harus mengusahakan sendiri langkah-langkah untuk melindungi bahan-bahan dan

    pekerjaan dari cuaca, sehingga tidak berkurang akibat pengaruh cuaca.

  • Pasal - 3

    PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Pada dasarya semua jenis pekerjaan tidak dapat dimulai/dikerjakan tanpa sepengetahuan dan

    persetujuan direksi, untuk itu Pemborong harus memberitahukan sebelum pekerjaan itu dimulai.

    Pasal - 4

    PENGUKURAN, DAN KROSCEK VOLUME

    1. Pengukuran rencana Lanjutan bangunan hams dilakukan dengan teliti dan seksama, sehingga

    sesuai dengan gambar rencana dan gambar bestek.

    2. Penempatan dan volume lanjutan harus sesuai yang diharapkan dan dengan petunjuk direksi

    lapangan.

    Pasal - 5

    STANDARD MUTU BAHAN

    1. Semen

    a. Semen yang dipakai adalah Portland Cement, merk yang telah disetujui oleh Badan yang

    berwenang dan memenuhi persyaratan standart Portland cement Kelas I -475.

    b. Umur semen tidak boleh lebih dari 3 bulan sejak diproduksi, harus baik, belum terdapat

    butiran-butiran beku, mengeras/membantu, tidak dapat dipergunakan.

    c. Pengangkutan semen harus terhindar dari cuaca lembab dan kalau disimpan didalam

    gudang harus mempunyai ventilasi dan terhindar dari kelembaban dan bahan-bahan yang

    dianggap merusak.

    d. Penumpukan semen dalam gudang harus mempunyai jarak 30 cm diatas permukaan lantai

    gudang dengan mempergunakan alas dari kayu sehingga pada bagian bawah mempunyai

    sirkulasi udara.

    e. Penumpukan zat-zat semen dalam gudang tidak boleh lebih dari 2 m tingginya dan tiap

    penerimaan yang baru harus dipisahkan dan diberi tanda serta dipisahkan dari yang lama

    dengan maksud agar dilakukan menurut penerimaannya kelokasi pekeriaan.

    2. Agregate Halus (Pasir)

    a. Agregate halus (pasir) harus terdiri dari butir-butir keras, kekai dan tajam sebagai hasil dari

    Distegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir batuan yang dihasilkan oleh alat-alat

    pemecah batu.

    b. Pasir tidak boleh mengandung Lumpur tebih dari 5 % (d'rtentukan terhadap berat kering) dan

    kalau melebihi harus dicuci.

    c. Tidak boleh mengandung bahan-bahan organic terialu banyak yang dibuktikan dengan

    percobaan wama A-Bram-Harder (dengan larutan Na OH).

    d. Susunan butir-butimya harus beraneka ragam besamya dan harus memenuhi syarat-syarat

    sebagai berikut:

    Ayakan

    % Lewat ayakan (berat Kering

    4 mm

    98%

    1 mm 90%

    0.25 mm

    80-95%

    e. Pasir tidak mengandung garam

    3. Agregate Kasar (Kerikil dan. batu pecah)

    a. Agregate kasar harus terdiri dari butir-butir kasar tidak berpori bersifat kekal sebagai hasil

    dari desintegrasi dari batu-batuan berupa batuan/batu pecah yang diperoleh dari pecahan

    batu.

    b. Aggregate kasar yang mengandung butiran-butiran pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah

  • bitiran-butiran tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregate seluruhnya.

    c. Tidak boteh mengandung Lumpur dari 1 % dan apabila mengadung Lumpur lebih dari 1%

    aggregate tersebut harus dicuci.

    d. Kekerasan dari aggregate kasar jika diperiksa dengan bejana dari Rudolf beban penguji 201,

    harus memenuhi syarat sebagai berikut:

    1) Tidak terjadi perubahan sampai fraksi 9,5 -19 mm terdiri dari 24% berat

    2) Tidak terjadi perubahan sampai fraksi 19 - 30 mm terdiri dari 22% berat.

    3) Pengujian dapat dilakukan dengan mesin pengaus Los Angels dengan mana tidak boleh

    terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %.

    4) Susunan butir-butimya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut;

    Ayakan % Lewat ayakan (Berat kering)

    32,4 mm 100%

    4 mm 2% - 10%

    Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua syarat ayakan yang berurutan adalah

    maksimum 60% dan minimum 10%.

    5) Besar bitur aggregate kasar maksimum tidak boteh dari 1/5 (seperiima) jarak bidang-

    bidang samping dari cetakan, 1/3 dari tebal plat atau % dari jarakbersih minimum

    diantara batang-batang atau berkas-berkas tulang, sehingga terhindar adanya rongga-

    rongga atau sarana-sarana pada pengecoran.

    4. Baja Tulangan dan Mengikat

    a. Baja tulangan yang dipergunakan untuk bangunan ini adalah baja tulangan yang bermutu

    seperti yang disyaratkan adalah mutu U - 24 dengan karakteristik 2400 Kg/cm.

    b. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan minimum 1 mm, yang telah dipijarkan

    teriebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

    c. Baja tulangan dan kawat pengikat harus bebas dari karat maupun organis lainnya yang

    dianggap bisa mengurangi daya tetaknya baja dengan beton.

    5. Batu Bata

    Batu bata dan tanah liat melalui proses pembakaran dengan ukuran minimal, tebal 5 cm, lebar

    10 cm, panjang 20 cm, ukuran tersebut diusahakan berkualitas baik yang merata tanpa cacat

    atau mengandung kotoran.

    6. Kayu

    a. Standard yang dipergunakan adalah harus memenuhi syarat seperti yang diuraikan/

    ditetapkan pada:

    Peraturan Umum untuk Badan Bangunan di Indonesia N1-3

    Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia N1-5

    Peraturan Bangunan Nasional dan Perlengkapannya

    b. Mutu kayu adalah mutu A sesuai dengan PPKI, bebas getah, cacat dan harus melalui proses

    pengeringan udara minimal 5 bulan.

    c. Kadar air dalam kayu harus lebih kecil atau sama dengan 15% sedangkan untuk kayu

    pekerjaan - pekerjaan kasar harus lebih kecil atau sama dengan 20% dan harus dijaga

    supaya kadar air tersebut konstans pada saat penyimpanan, pekerjaan maupun

    penyelesaian pekerjaan.

    d. Bahan-bahan lain yang dipergunakan untuk bangunan ini tetapi belum diuraikan mutu

    berkualitas alam berspesifikasi ini harus mempunyai standart yang sesuai dengan SSI

    tentang bahan - bahan tersebut.

    C. SFESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN

    PASAL - 1

  • PEKERJAAN PERSIAPAN

    1. Rencana Kerja

    Kontraktor harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan dengan network planning/Bar

    chart paling lambat lima hari sebelum dimulainya pelaksanaan, untuk mendapat persetujuan

    konsultan pengawas.

    Rencana Kerja yang telah disetujui Konsultan Pengawas harus dipasang di kantor lapangan dan

    menjadi acuan rencana kerja yang resmi dan mengikat bagi konsultan pengawas sebagai dasar

    untuk rnenentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan disiplin waktu sebagai tolak ukur

    prestasi pekerjaan kontraktor.

    2. Gudang bahan, Perancah & Direksi Keet.

    Pada pokoknya kontraktor harus mengusahakan agar semua bahan bangunan, peralatan dan

    perlengkapan lainnya yang telah berada di lapangan disimpan dan terlindung dari kerusakan dan

    kehilangan, karena hal tersebut akan menjadi resiko kontraktor tersebut.

    Perancah untuk keperluan pelaksanaan harus cukup kuat dan aman agar tidak sampai terjadi

    kecelakaan dalam pelaksanaan.

    3. Laporan Harian, Mingguan dan Pemotretan.

    Kontraktor diwajibkan membuat dan menyampaikan laporan dalam rangkap empat.

    A. Laporan Harian

    Adalah laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang :

    - Kapasitas/banyaknya tenaga kerja.

    - Pemasukan bahan bangunan,

    - Kegiatan pelaksanaan pada hari ini,

    - Catatan kegiatan lainnya ( curah hujan dan lain-lain ),

    - Catatan maupun peringatan dari konsultan pengawas.

    B. Laporan Mingguan

    Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa saja yang telah

    dicantumkan dalam laporan harian, misal jumlah atau persentase pekerjaan yang telah

    dikerjakan maupun rencana kerja minggu berikutnya.

    Laporan mingguan dibuat oleh kontraktor dengan persetujuan konsultan pengawas. Laporan

    berkala bulanan dibuat oleh konsultan pengawas yang ditujukan untuk pemberi tugas.

    Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka kontraktor harus

    mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan/bangunan yang sedang dalam pelaksanaan.

    Kuantitas dan arah pemotretan serta berapa set foto tersebut harus dicetak (minimal 5 set)

    ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun tahapan pada angsuran pembayaran.

    Foto/gambar harus dicetak di atas kertas bromida mengkilap dan berwarna ukuan 3R.

    4. Pemeriksaan Bahan Bangunan

    Sebelum semua bahan bangunan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini

    tersedia, terlebih dahulu kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk diperiksa serta

    mendapatkan persetujuan dari konsultan Pengawas, dalam hal ini umumnya Konsultan

    Pengawas diberi wewenang sepenuhnya. Cara pemeriksaan bahan akan ditentukan kemudian.

    Jika terdapat perbedaan pendapat dengan kontraktor, maka konsultan pengawas akan menuntut

    pemeriksaan lebih lanjut pada salah satu laboratorium penyelidikan bahan bangunan, dimana

    contohnya diambil dari bahan yang diperselisihkan.

    Pengadaan air bersih untuk keperluan pelaksanaan proyek menjadi tanggung jawab kontraktor.

    5. Gambar Kerja dan Revisi/Perbaikan

    Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar kerja yang belum ada karena sesuatu hal, perlu

    digambar demi kelancaran pelaksanaan. Sebelum dilaksanakan, gambar tersebut harus

  • mendapat persetujuan konsultan pengawas terlebih dahulu.

    Apabila selama pelaksanaan diadakan perubahan dari gambar kerja sebelumnya, kontraktor

    diwajibkan membuat gambar revisi/ perbaikan diatas kutipan/ cetak biru dengan tinta berwarna

    yang rnenyolok sebagai bahan pembuatan as built drawing. Gambar revisi tersebut harus

    dikirimkan pula kepada pihak Direksi lainnya.

    PASAL - 2

    PEKERJAAN BETON

    1. U m u m

    Beton merupakan campuran semen, agregat halus dan agregat kasar dan air dengan komposisi

    proporsional dengan menggunakan semen minimum sebagaimana dalam spesifikasi ini.

    Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan:

    - Pedoman Ketahanan Gempa untuk rumah dan gedung (SKSI-1.3.53.1987).

    - Metode Pengujian Kuat Tekan Beton SNI03-1974-19901

    - Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang Untuk Rumah dan Gedung

    SKBI-2.3.53.1987.

    - Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI03 - 2847-2002.

    - Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) N1-3/1982.

    - Peraturan-peraturan lain yang berlaku di Indonesia dan negara lain yang ada kaitannya dengan

    pekerjaan yang dilaksanakan dengan mendapat persetujuan Wakil Pemberi Tugas.

    Mutu Beton dan Campuran

    a) Beton Struktur

    1. Sebelum pengecoran dimulai, semua tulangan harus diperiksa dan mendapat

    persetujuan tertulis dari Direksi/ Pengawas.

    2. Pada saat pelaksanaan pekerjaan yang akan dicor harus dilaksanakan terus menerus

    sampai selesai.

    3. Beton bertulang digunakan pada pekerjaan- pekerjaan antara lain:

    - Pekerjaan Sloof uk. 15 cm x 20 cm

    - Pekerjaan Kolom uk. 15 cm x 15 cm

    - Pekerjaan Balok Ring uk. 15 cm x 10 cm

    - Pekerjaan Plat Kanopi

    4. Semua pekerjaan beton-bertulang harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton

    Bertulang yang berlaku di Indonesia, baik mengenai syarat-syarat mutu bahan,

    metode pelaksanaan, panjang penjangkaran pembesian dan lain-lainnya.

    b) Beton non Struktur

    Untuk beton non struktur memakai campuran sebagai berikut :

    - Untuk cor lantai kerja dan drop area memakai campuran = 1 PC : 2 Ps : 3 Kr

    2. Bahan

    1. Semen

    Semen harus memenui persyaratan untuk Portland Cement " Specification for Portland Cement"

    (ASTM C 150).

    2. Aggregat

    Aggregat yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan "Spesification for Concrete

    Aggregagates" (ASTM C 33).

    a) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel,

    tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila

    Kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian beton yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat

    campuran yang disyaratkan dalam Tabel. Sifat-sifat Aggregat

    Tabel. Ketentuan Gradasi Agregat

  • Ukuran Ayakan

    Persen Berat Yang Lolos Ontuk Agregat

    ASTM

    (mm)

    Halus

    Kasar

    2"

    1 "

    50,8

    38,1

    -

    -

    100

    95-100

    -

    100

    -

    -

    -

    -

    1"

    25,4

    -

    -

    95-100

    100

    -

    "

    19

    -

    35-70

    -

    90-100

    100

    " 12,7 - - 25-60 - 90-100

    3/8"

    9,5

    100

    10-30

    -

    20-55

    40-70

    No.4

    4,75

    95-100

    0-5

    0-10

    0-10

    0-15

    No.8

    No.16

    2,36

    1,18

    -

    45-80

    -

    -

    0-5

    -

    0-5

    -

    0-5

    -

    No.50

    0,300

    10-30

    -

    -

    -

    -

    No.100

    0,150

    2-10

    -

    -

    -

    -

    b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari

    dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau

    celah-celah lainnya di mana beton harus dicor

    c) Sifat-sifat Agregat

    Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat yang

    diperoleh dengan pemecahan batu atau berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan

    pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.

    Tabel. Sifat-sifat Agregat

    Sifat-sifat

    Metode Pengujian

    Batas Maksimum yang

    dnjinkan untuk Agregat

    Halus

    Kasar

    Keausan Agregat dengan Mesin Los

    Angeles pada 500 putaran

    SN I03-2417-1991

    -

    40%

    Kekekalan Bentuk Batu terhadap

    Larutan Natrium Sulfat atau

    Magnesium Sulfat setelah 5 siklus

    SNI 03-3407-1994

    10%

    12%

    Gumpalan Lempung dan Partikel yang

    Mudah Pecah

    SKSNI M-01-1994-03

    - 0,5%

    0,25 %

    Bahan yang Lolos Ayakan No.200 '

    SKSNIM-02-1994-03

    3%

    1%

    1. Pelaksanaan dan Penyimpangan Mutu

    1. Beton tidak boleh dicor langsung berhubungan dengan tanah kecuali lantai kerja.

    2. Bila diperlukan penambahan pembesian dan bahan pembantu lainnya pada tempat sambungan

    pengecoran, maka kewajiban tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat

    diclaim sebagai kerja tambah.

    2. Pekerjaan Besi Beton

    1. Besi beton yang dipakai adalah sebagai berikut:

    a) Untuk tulangan utama dipakai besi beton polos 12 mm.

    b) Untuk tulangan utama dipakai besi beton polos 8 mm.

    2. Toleransi ukuran diameter besi adalah 0.1 mm.

    3. Bila diperlukan Kontraktor harus membuat shop drawing untuk setiap bentuk penulangan yang

    akan dipasang/dipakai, untuk disetujui Pengawas sebelum dilaksanakan.

    4. Semua besi beton harus bersih dari karat , minyak, oli , cat dan bahan kotoran lain yang dapat

    mengurangi adhesi dengan beton. Test uji tarik dilakukan untuk setiap diameter tulangan yang

    digunakan.

  • 5. Pemotongan dan Pembengkokan

    a) Secara umum, pemotongan dan pembengkokan tulangan sesuai dengan SNI 2002, bar

    schedule dan detail yang tersedia, kecuali diinstruksikan lain.

    b) Pembengkokan tulangan tanpa cara pemanasan (hot bending): membengkokkan tulangan

    dengan mesin membengkok yang disetujui.

    c) Pembengkokkan kembali tidak diperbolehkan tanpa persetujuan.

    d) Penyesuaian : Sediakan fasilitas alat pembengkok manual di lapangan untuk melakukan

    penyesuaian-penyesuaian di tempat.

    e) Tulangan yang menunjukkan tanda-tanda retak dan berbentuk pipih tidak boleh digunakan.

    f) Pembengkokan tulangan dengan cara pemanasan (hot bending) tidak diijinkan.

    1. Pelaksanaan

    a. Kontraktor harus menyerahkan semua prosedur dan material yang diusulkan, yaitu:

    i. Data produk : Serahkan literatur manufaktur untuk tipe grout dan jenis primer yang

    diusulkan untuk digunakan, termasuk persyaratan persiapan,

    instalasi, dan peralatan.

    ii. Contoh warna : Jika dibutuhkan untuk pemilihan warna oleh Arsitek, serahkan

    contoh atau daftar warna standar dari manufaktur.

    iii. Sertifikat : Serahkan sertifikat dari laboratorium uji independen yang disetujui

    yang menerangkan bahwa produk yang diusulkan tersebut

    memenuhi, persyaratan yang dispsesifikasikan dan telah diuji sesuai

    dengan standar yang dispesifikasikan.

    b. Bila material yang diajukan menurut Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas tidak dapat

    diterima, maka Kontraktor wajib memakai rnaterial yang ditentukan oleh Pemberi Tugas/

    Konsultan Pengawas.

    c. Setiap langkah-langkah/prosedur pelaksanaan harus diajukan secara tertulis kepada Pemberi

    Tugas/ Konsultan Pengawas untuk direview. Bila prosedur yang diajukan dinilai Pemberi

    Tugas/ Konsultan Pengawas tidak sesuai, maka Kontraktor wajib mengubah perosedur

    pelaksanaan sesuai anjuran Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas. Setiap pelaksanaan harus

    ada izin tertulis dari Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.

    2. Quality Assurance

    a. Material : material yang dipakai harus sejenis dan berasal dari manufaktur yang sama yang

    telah dibuktikan kemampuannya ketika digunakan pada keadaan yang sama untuk waktu

    minimum 5 tahun.

    b. Peralatan : disetujui oleh manufaktur material injeksi.

    PASAL - 3

    PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA

    1. KETERANGAN

    Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata disusun bata dan

    satu bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

    2. BAHAN

    a. Batu bata (bata merah)

    Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks daerah setempat

    dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10 x 20 cm yang dibakar dengan baik, warna merah

    merata, keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung

    kotoran.

    Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin tidak sama dengan ukuran

    tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu

    menyimpang.

    Kualitas bata harus sesuai dengan PUBI 1982. Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih

  • dahulu kepada Pengawas Lapangan.

    Pengawas Lapangan berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak

    memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.

    b. Adukan

    Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.

    Komposisi adukan adalah 1 pc : 4 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 2 pasir untuk trasraam.

    Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang yang mempunyai kualitas standar

    konstruksi.

    Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras, bukan

    langsung diatas tanah; Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan

    kembali.

    Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk seluruh

    pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya.

    3. PELAKSANAAN

    Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut masing-

    masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

    a. Kolom praktis dan ringbalk

    Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : kolom praktis 15x15 cm, dan balok latei

    15 x 20 cm. Kolom praktis diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai tebal 15

    cm. Bekisting terbuat dari kayu sembarang/ kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm

    yang rata dan berkualitas papan baik.

    b. Pasangan dinding Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu

    sampai jenuh.

    Tidak diperkenankan memasang batu bata :

    1) Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain

    para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

    2) Yang ukurannya kurang dari setengahnya

    3) Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan

    4) Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap

    5) Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton praktis

    (kolom, dan ring balok).

    Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan bentang benang

    yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak lurus.

    Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.

    Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen aluminium harus dibuat

    balok latei 15/20 dan diatas kosen kayu dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus

    dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-

    kusen harus diisi dengan adukan.

    c. Semua Pasangan Batu Bata dipasang rata sampai dengan ring balok strukturnya sebagai

    penumpu rangka atap diplester dan diaci 1 : 4.

    d. Dinding yang berada diatas plafon dan dibawah ring balok harus diplester 1 : 4 tanpa acian

    PASAL - 4

    PEKERJAAN PELAPIS DINDING

    1. Pekerjaan Plesteran Dinding

    1.1. Lingkup Pekerjaan

    a) Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-

    bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk

    melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat mencapai hasil pekerjaan yang bermutu

  • baik,

    b) Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan di luar

    serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

    1.2. Persyaratan Bahan

    a) Semen Portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan).

    b) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.

    c) Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.

    d) Penggunaan adukan plesteran :

    1) Adukan 1 PC ; 2 psr dipakai untuk plesteran Kedap air,

    2) Adukan 1 PC : 4 psr dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.

    3) Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

    1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

    a) Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan

    petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan

    Syarat-syarat Pekerjaan ini.

    b) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan

    dinding bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sesuai Uraian dan Syarat-syarat

    Pekerjaan ini.

    c) Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur

    terutama pada gambar potongan mengenai ukuran tebal/peil dan bentuk profilnya.

    d) Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara

    pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai

    berikut:

    (1). Untuk adukan kedap air, herus ditambah dengan Daily bond dengan perbandingan 1

    bagian PC : 1 bagian Daily bond.

    (2). Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 pc : 4 psr.

    (3). Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran

    yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering

    benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan additive plamix

    dengan dosis 200 - 250 gram plamix untuk setiap 40 kg semen

    (4). Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga

    selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu

    pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit

    terutama untuk adukan kedap air

    e) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa

    listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.

    f) Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan

    kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat

    bekisting harus tertutup aduk plester.

    g) Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan

    cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).

    h) Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.

    i) Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur

    garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan

    finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.

    j) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan

    dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.

    k) Tebal plesteran minimum 2.5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam

    untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang

    diijinkan Konsultan Pengawas.

    l) Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang

    tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2mm.

  • Jika melebihi, kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya tanggungan sendiri.

    m) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu

    tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi

    dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan

    air secara cepat.

    n) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar

    kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan

    biaya atas tanggungan kontraktor. Selama 7 hari setelah pengacian selesai, kontraktor

    harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.

    o) Selama pemasangan dinding batu bata/ beton bertulang belum difinishing, kontraktor wajib

    memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab

    kontraktor dan wajib diperbaiki.

    2. Pekerjaan Dinding Keramik

    2.1. Lingkup Pekerjaan

    a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang

    dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

    b. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam

    gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

    2.2. Persyaratan Bahan Keramik Dinding :

    - Jenis : Keramik Tile

    - Finishing Permukaan : Berglazur

    - Produksi : ROMAN, ROYAL, ASIA TILE atau yang , setara

    - Ketebalan : Minimum 1,2 cm

    - Bahan perekat : Adukan 1 PC : 3 PSR

    - Warna/texture : ditentukan kemudian

    - Ukuran : 20x20 cm,

    2.3. sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (N1-19), PVBB 1970

    dan PVBI 1982.

    2.4. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-

    contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

    2.5. Syarat-syarat pelaksanaan

    a) Pada permukaan dinding, keramik dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan

    perekat 1 PC : 3 PSR, diaduk baik rnemakai larutan super cement, jumlah pemakaian

    adalah 10 % dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih 1,5 cm atau

    bahan perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding

    seperti tertera pada gambar.

    b) Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik

    harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.

    c) Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk

    pabrik.

    d) Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.

    e) Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.

    f) Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan serta

    harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan

    pemasangan dimulai.

    g) Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.

    Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan

    satu garis lurus.

    h) Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap

    perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan

    bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam

  • persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.

    i) Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan

    menggunakan cairan pembersih untuk keramik.

    PASAL - 5

    PEKERJAAN PELAPIS LANTAI

    1. Pekerjaan Sub-lantai/Rabat Beton

    1.1 Lingkup Pekerjaan

    a. Lingkup pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu

    yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

    b. Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar

    sebagai alas lantai finishing.

    1.2 Persyaratan Bahan

    a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan SNI (Nl-2), PUBB

    1956 dan Nl-8.

    b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-

    contohnya kepada Direksi lapangan untuk disetujui.

    1.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

    a. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang Rabat Beton

    harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh

    daya dukung tanah maksimum, pemadatan dipergunakan alat timbris.

    b. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih

    dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu

    pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan 10 cm atau sesuai gambar, disiram

    air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.

    c. Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan Rabat Beton setebal 5 cm atau sesuai yang

    ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 koral.

    2. Pekerjaan Lantai Keramik

    2.1. Lingkup Pekerjaan

    a. Lingkup pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu

    yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

    b. Pasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan

    dalam gambar, berikut plint dan norsing tangga.

    2.2. Persyaratan Bahan

    Lantai keramik yang digunakan :

    Jenis : Ceramic Tile dan Homogeneous Ceramic Tile

    Ukuran : 40x40 cm, untuk K. Mandi 20x20 cm.

    Produksi : Keramik untuk lantai, yang digunakan adalah produk ROYAL,

    ROMAN (untuk jenis glazed ceramic tile) dengan Essenza atau

    Niro untukjenis Homogeneous Ceramic Tile

    Bahan pengisi : Untuk spesi lantai kamar mandi menggunakan 1 Pc : 2 psr

    Grout semen berwarna/IGI grout spesi 1 PC : 3 psr.

    Warna : akan ditentukan kemudian

    2.3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASIM, Peraturan

    keramik Indonesia (Nl-18), PUBB 1970 dan PUBI 1982.

    2.4. Semen portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat yang

    ditentukan dalam PUBB 1970 (Nl-3), PUBI 1982.

    2.5. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-

    contoh kepada konsultan pengawas.

    2.6. Syarat-syarat pelaksanaan

    a. Sebelum dimulai pekerjaan, kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai pola

  • keramik.

    b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.

    c. Adukan pasangan/ pengikat dengan adukan 1 PC : 3 psr pasang dan ditambah bahan

    perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah

    bahan perekat.

    d. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung

    asam alkali) sampai jenuh.

    e. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar

    rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras.

    f. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus

    sesuai persyaratan dari pabrik.

    g. Keramik yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan

    dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

    PASAL - 6

    PEKERJAAN KUSEN PINTU & JENDELA

    1. Pekerjaan Kusen Kayu

    1.1. Lingkup Pekerjaan

    Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan

    pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

    Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht seperti yang

    dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari kontraktor.

    1.2. Persyaratan Bahan

    Kusen yang digunakan :

    Bahan :

    Dari bahan Kayu Sesuai gambar.

    2. Pekerjaan Pintu Kayu.

    2.6. Lingkup Pekerjaan

    Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk

    melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

    Pekerjaan ini meliputi pembuatan kusen dan daun pintu panel seperti yang ditunjukkan dalam

    gambar.

    2.7. Persyaratan Bahan -Bahan Rangka Kayu.

    1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam Nl-5 (PPKI 1961)

    dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab mengenai material kayu.

    2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari

    cacat seperi retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.

    3. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12 % -14 %.

    4. Untuk rangka kayu yang dipakai adalah kayu Meranti dengan mutu baik, keawetan kelas 1

    dan kelas kuat II. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar adalah ukuran yang

    sebenarnya (jadi).

    5. Daun pintu dengan konstruksi panel kayu, ukuran disesuaikan gambar-gambar detail,

    tidak diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh untuk 1 muka (kecuali

    ditentukan lain dalam gambar)

    6. Tebal rangka kayu daun pintu dan jendela minimum 40 mm, sedang ukuran kusen

    minimum adalah 50 x 140 mm2.

    - Bahan Perekat:

    Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik merk Herferin atau yang

    setara.

    Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus dan rata.

    Lurus dan siku.

  • - Bahan Panel Daun Pintu.

    Daun pintu dengan konstruksi panel kayu dengan ketentuan sebagai berikut:

    1. Panel kayu tebal minimal 35 mm.

    2. Semua permukaan rangka kayu diserut halus rata, lurus dan siku.

    3. List akhiran daun pintu digunakan kayu meranti.

    - Bahan Finishing.

    Finishing untuk permukaan panel kayu adalah dengan diplitur melamic.

    2.8. Syarat-syarat Pelaksanaan

    Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang

    ada kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,

    penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

    Sebelum penimbunan, bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat

    dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan

    dan kelembaban.

    Harus diperhatikan semua sambungan siku/ sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang

    diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga kerapihan terutama

    untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetalan.

    Semua kayu tampak harus diserut, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan di

    lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.

    Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan

    pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan/pemasangan.

    PASAL - 7

    PEKERJAAN PENGGANTUNG & PENGUNCI

    1. Lingkup Pekerjaan

    1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu/daun

    jendela dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk

    mendapatkan hasil yang baik.

    1.2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada

    daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang

    ditujukan/disyaratkan dalam detail gambar.

    2. Persyaratan Bahan.

    Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku

    Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian hardware akibat pemilihan merk,

    kontraktor"wajib melaporkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

    Seluruh kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran 3 x 6 cm

    dengan tabal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.

    Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan "backed Enamel Finish" yang dilengkapi

    dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya. Lemari berukuran lebar x

    tinggi adalah 40 x 50 cm, berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan handle aluminium.

    3. Perlengkapan Pintu dan Jendela.

    1.1. Pekerjaan kunci dan pegangan pintu

    a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci dari merk Dekkson atau yang setara dengan

    segala perlengkapannya antara lain : Lock case, Andel, Backplate, anak kunci dan

    perlengkapannya.

    b. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Dekkson atau yang setara.

    c. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang

    setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan.

    d. Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Dekkson dengan jenis yang ditentukan

    oleh Direksi Lapangan atas contoh-contoh yang disampaikan.

    1.2. Pekerjaan Engsel.

    a. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Dekkson atau

  • yang setara jenis solid brass hinges atau stainless steel dan dipasang sekurang-

    kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan

    warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus

    diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, ukuran engsel yang digunakan adalah 4"

    x 3" x 20 mm with 2 ball bearing (untuk berat maximum 35 kg/daun) dan 5" x 3" x 3,0

    mm with 2 ball bearing untuk berat 40 - 75 kg/ daun).

    b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel yang menggunakan engsel lantai (fioor

    hinge) double action, merk Dekkson, Dorma atau yang setara dan dipasang dengan baik

    pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan

    gambar.

    c. Untuk jendela digunakan engsel sidehung Friction Stay Dekkson atau Coswold

    d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk Arch ex Jepang atau setara

    disetel pada posisi single action.

    1.3. Pekerjaan Door Closer, Door Stopper dan Door Holder

    a. Untuk seluruh daun pintu panel-panel dan daun pintu sesuai yang ditentukan dalam

    gambar, menggunakan door closer merk Cisa, Dorma atau yang setara. Warna akan

    ditentukan oleh Direksi Lapangan. Door closer harus terpasang dengan baik dan merekat

    dengan kuat pada batang kusen dan daun pintu, disetel sedemikian rupa sehingga pintu

    selalu menutup rapat kusen pintu.

    b. Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel, lantai diberi door stopper merk Cisa atau

    setaraf. Door stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan sekrup pintu kecuali pintu-

    pintu toilet, pintu masuk utama dan pintu-pintu besi.

    1.4. Bahan-bahan disesuaikan dengan yang sudah ada

    a. Engsel : * Floor Hinge dengan hold open ;

    * Engsel kupu-kupu dan engsel jendela jungkit dari merk

    sejenis

    b. Lock Case : Type D 23

    c. Cylinder : Type 08310

    d. Kunci dan jendela kaca : Type Centre Horizontal; Warna ditentukan kemudian; Handle

    dan block plate dari merk Cisa

    e. Door Closer : Type Hydraulic Over Head Door Closer merk Cisa, Dorma

    atau yang setara

    f. Door Holder : Sesuai dengan rangka dan panel pintu yang terpasang.

    Warna akan ditentukan kemudian.

    1.5. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Direksi

    Lapangan.

    4. Persyaratan Pelaksanaan

    4.1. Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang 32

    cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua

    engsel tersebut.

    4.2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang 28 cm dari permukaan pintu, engsel

    tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

    4.3. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.

    4.4. Pemasangan lockcase, handle, back plate, serat door closer harus rapi, lurus dan sesuai

    dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi Lapangan. Apabila hal tersebut tidak

    tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.

    4.5. Door stopper dipasang pada lantai letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur

    tembok pada saat pintu terbuka.

    4.6. Door holder dipasang didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan

    harus baik sehingga pada saat ditekan kebawah, karet holder akan menekan lantai pada

    posisi yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang menggunakan door

  • closer.

    4.7. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian

    secara kasar dan halus.

    4.8. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

    4.9. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar

    dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Didalam shop drawing

    harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara

    pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar

    dokumen kontrak, sesuai dengan standar spesifikasi pabrik.

    4.10. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh direksi lapangan.

    PASAL - 8

    PEKERJAAN PLAFOND (LANGIT-LANGIT)

    Untuk menjamin tersedianya bahan pada waktunya, bahan harus dipesan paling lambat 1 bulan sebelum

    dipasang. Untuk kontraktor harus menunjukkan penegasan pesanan setelah contoh bahan disetujui oleh

    konstultan pengawas.

    Untuk menjaga mutu dan kwalitas bahan yang terpasang, pemasangan harus dilaksanakan oleh agen

    resmi yang ditunjuk oleh pabrik.

    1. PEKERJAAN PLAFOND TRIPLEK 6 MM

    a. Lingkup Pekerjaan

    Lingkup pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan langit-langit gypsum board

    atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

    b. Persyaratan Bahan

    o Spesifikasi bahan langit-langit :

    o Jenis : triplek/ kayu lapis

    o Tebal : 6 mm (atau sesuai petunjuk pada gambar)

    o Ukuran : 120 x 240 mm, atau sesuai petunjuk gambar

    o Rangka panel memakai suspension system yang terdiri dari besi hotdipped roll formed

    galvanized yang ditutup dengan cat ulang.

    o Pada rangka tiang steel stud terdapat beberapa lubang konstruksi untuk penguat horizontal

    (melintang).

    o Setiap rangka tiang harus dapat membentuk konstruksi penguat atau penjepit terhadap

    sambungan antara dua lembar gypsum board.

    c. Persyaratan Pelaksanaan

    o Pada pekerjaan ini perlu diperhatikan pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat

    berkaitan erat.

    o Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar rencana plafond,

    maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain. Untuk detail pemasangan

    kontraktor harus berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas.

    o Rangka penggantung langit-langit harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib

    diperhatikan terhadap peil-peil rencana, rangka yang datar harus rata air.

    PASAL - 9

    PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP

    1. Lingkup Pekerjaan

    Lingkup pekerjaan ini adalah pemasangan dan perakitan rangka atap dengan baja ringan yang

    meliputi perhitungan struktur, Spesifikasi Teknis dan desain oleh pabrikasi yang ditunjuk, berikut

    pengadaan aplikator yang direkomendasi oleh pabrik penghasil:

    o Sistem rangka atap

    o Reng

    o Ikatan angin

    o Dan aksesori pelengkap lainnya untuk melengkapi pemasangan.

  • 2. Tenaga Kerja.

    Tukang-tukang yang dipergunakan harus dari tenaga-tenaga ahli pada bidangnya dan melaksanakan

    pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk konsultan pengawas.

    Sebelum pekerjaan dimulai tukang-tukang las diminta menyerahkan foto copy sertifikat/reference

    dari keahlian/penjelasannya. Konsultan Pengawas dapat meminta pengetesan contoh hasil las,

    sebelum pekerjaan dimulai untuk dilakukan pengujian. Biaya untuk ini menjadi tanggungan

    kontraktor.

    3. Bahan.

    Semua bagian/bahan baja yang digunakan/dipasang harus dari jenis yang sama kwalitasnya.

    Semua baja ringan harus baru dan sebelum dikerjakan baja tersebut harus dalam keadaan baik

    sehingga toleransi yang dianjurkan oleh JISG-3192-1966 atau ASTM specification A-6 tidak

    dilampaui.

    Batang-batang Rangka baja tekan tidak boleh bengkok lebih dari 1/4000 kali panjang batang. Batang

    profil harus bebas dari puntiran, lubang-lubang ataupun bengkokan.

    Perbedaan panjang tidak boleh melebihi 1/32 inch.

    Semua Rangka Baja diperkuat dengan menggunakan sekrup yang ditanam dengan bor listrik.

    4. Penyerahan Untuk Pemasangan

    Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan Rangka baja dan memperbaiki

    semua kerusakan sampai diserahkan dan diterima baik di lapangan.

    Segera setelah menerima penyerahan rangka baja, pelaksanaan erection akan segera

    rnenyampaikan kepada konsultan pengawas atau wakil-wakilnya, setiap kehilangan atau ketidak

    cocokan dari barang-barang besi itu dan akan melaporkan juga secara tertulis kepada Konsultan

    Pengawas setiap kerusakan serta cacat tanpa ditunda-tunda.

    Sebelum pekerjaan perbaikan atas rangka baja yang bengkok, rusak akibat pemindahan

    pelaksanaan. Erection, harus mengajukan cara perbaikan untuk mendapat persetujuan Konsultan

    Pengawas.

    5. Penutup Atap

    Pekerjaan Atap Seng Gelombang

    a) Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan bahan dan peralatan yang

    dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan atap Seng Gelombang seperti

    yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

    Pekerjaan ini dilaksanakan pada atap seperti yang ditunjukan dalam gambar.

    b) Bahan - bahan

    Lembaran Atap Seng Gelombang:

    - Ukuran tinggi gelombang, jarak gelombang, tebal dan panjang disesuaikan dengan

    gambar pelaksanaan dan atas petunjuk Direksi Lapangan.

    Perlengkapan:

    Perlengkapan roof connector, flashing, metal sealant dan lain -lain disesuaikan dengan

    kebutuhan, sesuai gambar pelaksanaan standar pabrik dan atas petunjuk Direksi Lapangan.

    c) Garansi

    Kontraktor harus memberikan jaminan tertulis yang menyatakan bahwa kualitas bahan dan

    cara pemasangan adalah yang terbaik sehingga tak akan,mengalami kebocoran/kerusakan.

    Jaminan tertulis yang diberikan harus berlaku selama 10 tahun setelah penyerahan pekerjaan

    pertama, dan apabila dalam masa tersebut ternyata pekerjaan mengalami

    kerusakan/kebocoran, maka kontraktor harus memperbaiki/mengganti bahan pada bagian

    yang rusak tersebut, dan biaya perbaikan/penggangtian pekerjaan ini sepenuhnya menjadi

    tanggung jawab kontraktor.

    d) Pelaksanaan

    Semua lubang - lubang untuk pemasangan sekrup atau pengikat lainnya harus dibor tangan

    atau bor mesin agar tidak mengakibatkan rusaknya lembaran - lembaran baja gelombang.

    Perhatikan untuk jarak tumpangan akhir dan sudut kemiringan atap.

  • PASAL - 10

    PEKERJAAN KACA

    1. Lingkup Pekerjaan

    1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan

    pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

    1.2. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

    2. Persyaratan Bahan.

    2.1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih. Pada umunya mempunyai ketebalan

    yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus

    cahaya, tarik, gilas dan pengambangan (float glass),

    2.2. Toleransi lebar dan panjang

    Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.

    2.3. Kesikuan

    Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang

    rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.

    2.4. Cacat-cacat

    Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.

    Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang

    terdapat pada kaca).

    Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu

    pandangan.

    Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian atau seluruh tebal

    kaca).

    Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/

    masuk).

    Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul

    yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan

    mengganggu pandangan.

    Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (doud) dan goresan (scratch),

    Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

    Mutu kaca lembaran yang dipergunakan mutu AA.

    Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan

    oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.

    2.5. Bahan Kaca

    Untuk jendela kaca digunakan Kaca Reyben dengan ketebalan 5 mm

    Untuk Ventilasi digunakan Kaca Reyben dengan ketebalan 5 mm

    Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan direksi

    lapangan.

    Untuk lebih jelasnya penggunaan kaca di sesuai dengan gambar rencana.

    2.6. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus

    digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

    3. Syarat-syarat Pelaksanaan

    3.1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat

    pekerjaan dalam buku ini.

    3.2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.

    3.3. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

    3.4. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk

    mudah diketahui, tanda tersebut tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat

    dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.

    3.5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca

    khusus.

  • 3.6. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca

    pada kusen.

    3.7. Pembersihan akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan

    cairan pembersih kaca.

    3.8. Hubungan kaca dengan kaca tau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi

    dengan lem silikon warna transparan, cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan

    harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.

    PASAL - 11

    PEKERJAAN PENGECATAN

    1. Lingkup Pekerjaan

    1.1. Persiapan pemukaan yang akan diberi cat.

    1.2. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.

    1.3. Pengecatan semua perlengkapan dan area yang ada pada gambar bila tidak disebutkan secara

    khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas.

    2. Persyaratan Bahan.

    2.1. Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, kontraktor harus melakukan pengecatan pada

    satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.

    2.2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh konsultan pengawas dan bidang-

    bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal bagi keseluruhan pekerjaan pengecatan.

    3. Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan

    3.1. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang

    transparan ukuran 30x30 cm2

    .

    3.2. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada konsultan pengawas. Jika contoh-

    contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh konsultan pengawas, kontraktor melanjutkan

    dengan pembuatan mock up seperti tercantum diatas.

    3.3. Kontraktor harus menyerahkan kepada konsultan pengawas, untuk kemudian akan diteruskan

    kepada pemberi tugas, minimal 5 gallon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.

    3.4. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat

    yang ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh pemberi

    tugas.

    4. Pekerjaan Cat Dinding

    4.1. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran dinding bangunan

    dan finishing/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

    4.2. Untuk dinding-dinding luar (exterior walls) bangunan digunakan cat khusus exterior jenis

    weathershield, produk ICI, mowilex.

    4.3. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus benar-benar kering, tidak ada retak-retak

    dan kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas.

    4.4. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur

    dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.

    4.5. Sesudah 7 hari plamur terpasang dengan percobaan warna besi kemudian dibersihkan dengan

    bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya di dinding dicat dengan menggunakan rollor.

    4.6. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri-dari 1 lapis alkali resistance sealer yang dilanjutkan

    dengan 3 lapis acrylic emuision dengan kekentalan cat sebagai berikut:

    Lapisan I : encer (tambahan 20% air)

    Lapisan II : kental

    Lapisan III : encer

    5. Pekerjaan Cat Langit-langit

    5.1. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit Gypsum, pelat beton atau

    bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

    5.2. Cat yang digunakan acrylic emulsi, catylac, dana paint atau setara, warna ditentukan direksi

    setelah melakukan percobaan pengecatan.

  • 5.3. Selanjutnya semua metode/prosedur sama, dengan pengecatan dinding lapis alkali resistance

    sealer pada pengecatan langit-langit ini.

    5.4. Untuk pekerjaan cat semprot bertexture, dipakai merek ICI, atau yang setara.

    5.5. Sambungan-sambungan multiplek harus diberi flexsible sealant agar tidak terlihat sebagai

    retakan sesudah dicat.

    6. Pekerjaan Cat Kayu

    6.1. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panel seluruh bagian kayu yang

    terlihat, dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar, kecuali ditentukan lain.

    6.2. Cat yang digunakan adalah merek ICI, Dana paint atau setara jenis synthetic Enamel, warna

    ditentukan konsultan pengawas setelah melakukan percobaan pengcatan.

    6.3. Bidang yang dicat diberi minyak kayu warna merah 1 lapis, kemudian diplamur dengan plamur

    kayu sampai lubang-lubang/pori-pori terisi sempurna.

    6.4. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diampelas besi halus dan dibersihkan dari debu kemudian

    dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas.

    6.5. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, rata, tidak ada bintik-bintik atau

    gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.

    7. Pekerjaan Cat Besi

    7.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar beserta

    pintunya, pintu-pintu besi talang-talang seluruh bagian besi yang terlihat dan pekerjaan besi

    lain ditentukan dalam gambar, kecuali ditentukan lain.

    7.2. cat yang dipakai adalah merk ICI jenis syntetic super gloss A 365, Dana paint atau setara.

    7.3. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diampelas halus dan bebas

    debu, minyak dan lain-lain.

    7.4. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali, sambungan las dan ujung-

    ujungnya yang tajam diberi "touch up" dengan 2 lapis.

    7.5. Setelah kering sesudah 8 jam, dan diampelas kembali disemprot 1 lapis. Setelah 16 jam

    mengering baru lapisan akhir disemprot 3 lapis.

    7.6. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 3 lapis.

    PASAL - 12

    PEKERJAAN SANITAIR

    1. Lingkup Pekerjaan

    Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan

    peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapainya hasil

    pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/operasinya.

    Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam detail gambar, uraian

    dan syarat-syarat dalam buku ini.

    2. Persyaratan Bahan.

    Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan dipasaran kecuali bila

    ditentukan lain.

    Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya sesuai dengan yang telah

    disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih,

    Barang-barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-

    masing type yang dipilih,

    Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat

    dalam buku.

    3. Syarat-syarat Pelaksanaan

    Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada perencana beserta

    persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus

    diganti tanpa biaya tambahan.

    Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus-disetujui konsultan

    pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan kontraktor.

  • Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dari kondisi di

    lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara

    pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

    Bisa ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka

    kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas.

    Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disatu tempat bila ada kelainan/ perbedaan di tempat

    itu sebelum kelainan tersebut terselesaikan.

    Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil

    pekerjaan dan fungsinya.

    Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa

    pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh

    tindakan Pemilik.

    4. Syarat Pemasangan

    a. Contoh Bahan

    o Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu harus

    menyerahkan contoh-contoh perlengkapan sanitair yang akan dipasang lengkap dengan

    sertifikat/surat penyataan dari produsennya yang menjelaskan bahwa kualitas produk

    tersebut benar-benar sesuai dengan persyaratan diatas.

    o Contoh-contoh tersebut apabila oleh Konsultan Pengawas dianggap perlu, harus ditest di

    laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas, biaya pengujian di laboratorium ini menjadi

    tanggungan Kontraktor.

    b. Tenaga

    Pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan

    trampil dalam pekerjaannya dengan menunjukkan Surat Keterangan yang pernah dikerjakan.

    c. Persiapan

    o Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, kontraktor terlebih dahulu harus memeriksa

    semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oteh pasangan pekerjaan ini.

    o Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah :

    - Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi

    - Pekerjaan waterproofing

    - Dan lain-lain yang dianggap perlu

    o Sebelum pemasangan pekerjaan sanitair, alas permukaannya harus dibuat rata dan halus

    terlebih dahulu.

    o Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa, kontraktor harus meminta

    persetujuan Konsultan Pengawas untuk melanjutkan pekerjaannya.

    o Kontraktor wajib membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk pelaksanaan yang

    dibuat berdasarkan gambar rencana. Ukuran-ukuran bedasarkan dengan kondisi lapangan.

    o Gambar kerja ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

    d. Pelaksanaan

    o Setiap pemasangan pekerjaan sanitair pada dinding harus diperkuat dengan ankur-ankur dan

    perlengkapan/accessories lainnya yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya.

    o Setiap pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan dengan teliti, tepat pada posisi pipa

    sanitasinya.

    5. Syarat Pemeliharaan

    a. Perbaikan

    o Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara yang

    dianjurkan oleh pabriknya.

    o Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan

    finishing lainnya.

    o Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lantai keramik tersebut,

    maka kerusakan-kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya

    kontraktor.

  • b. Pengamanan

    o Selama 3x24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang harus dibiarkan mengering

    dan selama itu tidak boleh digunakan.

    o Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan-kemungkinan

    terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-

    noda dan sebagainya. Apabila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut

    hingga pulih kembali seperti semula atas biaya kontraktor.

    6. Syarat Penerimaan

    a. Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat, tidak bocor dan

    terjamin hubungan kerapihannya.

    b. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang lengkap dengan accessoriesnya dan dapat berfungsi

    dengan sempurna, tanpa cacat.

    7. Alat-alat sanitair

    Pekerjaan Kloset

    1) Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah merk ToTo type projecta

    dengan warna akan ditentukan oleh konsultan pengawas.

    2) Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telan diseleksi dengan baik, tidak ada

    bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui konsultan pengawas.

    3) Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua tebal 3cm dan telah dicelup dalam larutan

    pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset disekrupkan pada papan tersebut

    dengan sekrup kuningan.

    4) Kloset harus terpasang dengan kokoh, letak dan ketinggian sesuai dengan gambar, waterpass.

    Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak ada kebocoran-

    kebocoran.

    Floor Drain dan Clean Out

    1) Floor drain dan clean out yang digunakan adalah floor drain merk american standard dan clean

    out 3' dan 4" merk american standard type S.10.901-3 dan S.00.901-4 dilengkapi dengan

    siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan doperchroom dengan drad untuk clean out.

    2) Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar.

    3) Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan disetujui konsultan

    pengawas.

    4) Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan

    rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran, sesuai ukuran floor drain tersebut.

    5) Hubungan pipa metal dengan beton/ lantai menggunakan perekat beton kedap air.

    6) Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari

    noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

    Bak Air

    1) Bak air terbuat dari fiber glass dengan kapasitas 1 m3.

    2) Pipa masuk dipasang PVC 1 dan pipa keluar dipasang

    Pekerjaan Pipa

    1) Pipa pembuangan air kotor, air bekas, air bangunan digunakan pipa PVC

    2) Pipa air kotor digunakan pipa PVC diameter 3 inchi.

    3) Pipa air bersih diguankan pipa PVC diameter inchi.

    4) Pipa yang digunakan PVC yang digunakan produksi Wavin, Paralon, Maspion atau merek lain

    yang sudah mendapat klasifikasi SII.

    5) Penyambungan Pipa PVC menggunakan lem khusus untuk pipa, bagian yang akan disambung

    terlebih dahulu dibersihkan dan diamplas, kemudian kedua bagian pipa disambung dengan lem.

    6) Pipa-pipa yang dipasang harus tertanam didalam dinding dan yang dibawah tertanam dengan

    kedalaman 50 cm kedalam tanah.

    7) Agar lebih jelas letak dan posisi pipa, serta ukuran masing-masing pipa yang akan dipasang

  • disesuaikan dengan gambar rencana kerja.

    PASAL - 13

    PEKERJAAN KAYU NON STRUKTURAL

    1. Lingkup Pekerjaan

    Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan

    pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapih, Pekerjaan ini meliputi

    antara lain :

    1.1 Pekerjaan Kayu Halus :

    - Pintu dan jendela berikut rangka

    - Pekerjaan kayu halus pada umumnya.

    2. Persyaratan Bahan.

    2.1. Jenis kayu yang dipakai :

    1) Meranti yang diawetkan, kelas kuat II,

    2) Digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan di atas, terkecuali dinyatakan lain

    dalam Buku Syarat-syarat Teknis dan dinyatakan dalam gambar.

    3) Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah,

    mata kayu, melintang basah dan lapuk.

    4) Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PPKI, Untuk kayu

    kamper Kalimantan, ketembaban tidak-dibenarkan melebihi 12 %.

    5) Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.

    6) Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan bahan pengawet kualitas baik.

    2.2. Bidang Panel dan Pintu :

    1) Bahan yang digunakan untuk bidang panel,

    2) Jenis plywood dan teablock yang digunakan adalah teablock plywood, dengan muka

    berkwalitas baik untuk bidang tampak. Tiap lembar plywood atau teablock yang dipakai

    harus mempunyai tanda/cap dari pabrik yang dikenal.

    3) Plastic laminated yang digunakan adalah plastic laminated dari produk .............. atau

    setara, sesuai dengan DIN 53799, tebal 1,3 mm. Bahan perekat yang digunakan adalah

    perekat tahan air sekelas Herferin dengan penggunaan sesuai dengan petunjuk pabrik

    pembuat.

    4) Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus digalvanisasikan

    sesuai dengan N1-5.

    5) Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di satu

    tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung

    dan harus dilindungi dari kerusakan.

    3. Syarat-syarat Pelaksanaan.

    3.1 Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk detail

    tertentu atas persetujuan Direksi Lapangan.

    3.2 Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lain-lain harus digalvanisasi sesuai dengan Nl-5,

    Bab VI, Pasal 14,15,17. Tidak diperkenankan pengerjaan ditempat pemasangan.

    3.3 Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk mendapat

    pekerjaan pemasangan di lapangan.

    3.4 Rangka kayu untuk langit-langit dibuat sesuai pola dari langit-langit yang telah direncanakan

    dalam gambar, dengan memperhatikan letak dan bentuk armature lampu yang akan terpasang

    pada langit-langit dan lain- lain yang terpasang.

    3.5 Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan waterpass.

    3.6 Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melewati batas toleransi kerataan 0,5

    cm untuk setiap 2 m2,

    3.7 Pekerjaan kayu halus

    o Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diketam halus dan siap

    di-finish). Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing dan contoh jadi untuk bagian detail

  • tertentu pada direksi untuk mendapat persetujuan.

    o Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan mesin tanpa

    kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakannya di tempat pemasangan.

    o Bahan kayu tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara lainnya yang

    telah disetujui Direksi Lapangan.

    o Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau sejenisnya yang

    telah disetujui Direksi Lapangan.

    o Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.

    o Permukaan kayu yang terlihat, harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap

    menerima finish. Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan

    dempul atau sejenisnya, kecuali disyaratkan lain oleh Direksi Lapangan.

    o Jika diperlukan bahan perekat, maka kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik

    kualitas maupun jenisnya kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

    o Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi

    lapangan, Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka kontraktor harus mengganti atas

    tanggung jawabnya.

    o Sernua pekerjaan berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasikan sesuai

    dengan N1-5.

    3.8 Pekerjaan Daun Pintu Kayu

    Lihat pekerjaan pintu rangka kayu.

    PASAL - 14

    PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL

    1. Lingkup Pekerjaan.

    Pekerjaan dalam hal ini meliputi :

    - Pekerjaan Rangka Langit-langit

    - Pekerjaan Besi

    2. Persyaratan Bahan,

    2.1 Rangka Langit-langit

    1) Rangka langit-langit disesuaikan dengan gambar yaitu rangka kayu penggantung plafond.

    2.2 Besi

    1) Pipa besi yang digunakan adalah GIP dengan bentuk dan ukuran sesuai yang tertera pada

    gambar.

    2) Pipa besi Stainless Steel

    3) Baja Ringan.

    4) Semua ukuran sesuai yang tertera pada gambar,

    3. Syarat-syarat Pelaksanaan

    Pekerjaan Aluminium Rangka Langit-langit

    Sebelum pemasangan rangka langit-langit dilaksanakan, perlu diperhatikan pekerjaan lain yang erat

    hubungannya dengan pekerjaan ini.

    Pekerjaan lain yang termasuk di sini adalah :

    1) Elektrikal - Penerangan.

    2) Air conditioning/exhaust fan.

    3) Perlengkapan Instalasi yang diperlukan.

    4) Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak tercantum pada Gambar rencana langit-langit, harus

    diteliti dahulu pada gambar instalasi pekerjaan yang dimaksud (elektrikal, mekanikal dengan

    Direksi Lapangan).

    5) Pola pemasangan disesuaikan dengan gambar rencana yang ada.

    6) Cara pemasangan menurut ketentuan pabrik yang mengeluarkan produk yang akan digunakan.

  • 7) Pada waktu pemasangan rangka langit-langit harus diperhatikan ketinggian ceiling sesuai dengan

    gambar.

    8) Sebelum pemasangan, kontraktor harus membuat shop drawing untuk mendapatkan persetujuan

    Direksi Lapangan.

    9) Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melewati toleransi kerataan (0,5 cm

    untuk setiap 2 m2).

    Pekerjaan Besi

    1) Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di

    lapangan.

    2) Bahan-bahan pelengkap lainnya seperti skrup, baut, mur, paku metal fittings yang akan

    berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.

    3) Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain, dengan mengikuti

    semua petunjuk gambar rencana secara seksama.

    4) Kontraktor diminta untuk menyiapkan shop drawing/ gambar kerja untuk pekerjaan-pekerjaan

    dengan petunjuk konsultan pengawas.

    5) Pemotongan dengan membakar dibengkel harus dilakukan dengan mesin potong pembakar yang

    standar.

    6) Semua pekerjaan metal yang terpotong harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

    7) Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.

    8) Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.

    9) Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan las sesuai gambar.

    10) Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapih, tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan

    pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata dari cairan elektroda

    tersebut. Permukaan dari daerah yang dilas harus bersih dan bebas dari kotoran, cat minyak dan

    karat.

    11) Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan berputar

    atau membengkok. Setelah pengelasan, sisa-sisa/ kerak las harus dibersihkan dengan baik

    (wire, brush, amplas). Cacat pada pengelasan harus dipotong dan dilas kembali atas tanggung

    jawab kontraktor.

    PASAL - 15

    PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

    1. Kabel Uk. 2 x2,5 NYM

    - Untuk menyalurkan daya listrik ke titik lampu ( kabel distribusi ), digunakan

    kabel Uk. 2 x 2,5 NYM. Merek setara KABELINDO, SUPREME, ETRANA.

    2. Lampu SL 18 dan 24 watt

    - Downlight 18 dan 24 watt di posisikan pada seluruh ruangan.

    3. Saklar Tunggal

    4. Saklar Ganda

    5. Stop kontak

    Deli Tua, Agustus 2015

    Dibuat oleh :

    CV. Aritra Jaya

    Frans Julih Rajagukguk, SE

    Direktur