spec_tec
DESCRIPTION
SPECTRANSCRIPT
SPESIFIKASI TEKNIS
A. SPESIFIKASI UMUM : LINGKUP PEKERJAAN : Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam rencana kerja dan syarat –
syarat pekerjaan ini adalah : Pembangunan Gedung Balai Penyuluhan Keluarga Berencana, Kecamatan Plemahan Kab. Kediri.
1. JENIS DAN MUTU BAHAN : 1.1. Jenis dam mutu bahan yang akan dilaksanakan harus
diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan
Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23
Desember 1980 dan Keppres Nomor. 18 tahun 2000 1.2. Bahan-bahan bangunan/ tenaga kerja setempat, sesuai dengan
lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang
dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari
Pengawas (secara tertulis). 1.3. Bila bahan-bahan bangunan telah memenuhi spesifikasi teknis
terdapat beberapa/ bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
1.4. Bahan-bahan bangunan yang ditetapkan jenisnya, dimana
bahan-bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan mutu 1
(satu) / kwalitas I untuk dipergunakan. 1.5. Bila Kontraktor telah menandatangani/ melaksanakan jenis dan
mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus
ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24
jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1.6. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya
kontraktor dan harus sesuai dengan standard. Contoh tersebut
diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa, bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti dan contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang
dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat-
sifatnya. 1.7. Bila dalam uraian dan syarat disebutkan nama pabrik pembuatan
dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkkan kwalitas dan tipe dari barang-barang yang
memuaskan Pemberi Tugas. 1.8 Semua produk bahan atau pembuatan yang tercantum dalam
Buku Uraian Pekerjaan ini dimaksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat. Apabila Kontraktor dapat mengusulkan produk lain
sejauh mana masih dapat dibuktikan mempunyai kualitas sama dengan yang tersebut dalam Buku Uraian Pekerjaan ini kepada
Direksi Pengawas, maka produk tersebut dapat dipakai sebagai
pengganti. 1.9 Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor wajib membuat
komponen jadi (mock-up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis
sebagai acuan untuk pelaksanaan. 1.10 Setiap bahan/ material dan komponen jadi keluaran pabrik,
dalam pelaksanaannya harus dibawah pengawasan/ supervisi
Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat. 1.11 Apabila dianggap perlu. Direksi Pengawas berhak untuk
menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan/ atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam
hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukannya sebagai
pekerjaan tambah.
2. PERATURAN TEKNIS
PEMBANGUNAN YANG
DIPERGUNAKAN
: 2.1 Berlaku dan mengikat didalam rencana kerja dan syarat-syarat ini
PUBB (Peraturan Umum Pemeriksaan bahan-bahan Bangunan)
NI.3/56. dan Peraturan-peraturan Pemerintah setempat mengenai bangunan-bangunan.
2.2 Peraturan Perencanaan untuk struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur tembok bertulang untuk gedung tahun 1983, Peraturan
Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1981
atau Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung tahun 1983.
2.3 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) NI-6/1972. 2.4 Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : KEP.174/MEN/86 Tanggal 4 Maret
1986, 104/KPTS/1986 2.5 Tentang : Keselamatan dan kesehatan Kerja pada tempat
kegiatan Konstruksi. Perubahan pekerjaan dari dokumen pelaksanaan yang telah
disahkan oleh Pemberi Tugas dan Petunjuk dan atau perintah lisan/ tertulis dari Direksi atas nama dan atau Pemberi tugas.
3. PENJELASAN DOKUMEN LELANG DAN GAMBAR.
: 3.1 Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang dipakai atau diikuti.
3.2 Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan/ barang yang tidak sesuai dengan gambar, maka Dokumen lelang yang
diikuti.
3.3 Bila Kontraktor meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada baik mengenai mutu bahan yang dipakai
maupun konstruksi dengan Dokumen Lelang, maka Kontraktor berkewajiban untuk menanyakan kepada Pengawas/ Pemimpin
Proyek secara tertulis. 3.4 Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan penelitan tentang
hal-hal tersebut diatas. Setelah Kontraktor menerima dokumen
dari Kuasa Pengguna Anggaran/ Penanggung Jawab Kegiatan dan hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan.
3.5 Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan
Berita Acara Rapat Penjelasan.
4. PENJAGA KEAMANAN
LAPANGAN PEKERJAAN
: 4.1 Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjan
termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi tapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi.
4.2 Kontraktor harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segal
kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan
oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan melindungi memakai penutup dari air hujan
dengan melindungi memakai tutup layak, memompa, atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.
5. ALAT-ALAT PELAKSANAAN/ PENGUKURAN
: 5.1 Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan/ menyiapkan alat-alat, baik untuk alat peralatan pekerjaannya
maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton molen,
alat penggetar/ vibrator dan sebagainya.
5.2 Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun datar (Waterpast) dan tegak lurusnya bangunan harus
ditentukan dengan memakai alat ukur waterpast instrumen (keiker).
6. SYARAT-SYARAT
PEMERIKSAAN BAHAN
BANGUNAN
: 6.1 Kontraktor harus selalu memegang teguh disiplin, keras dan
perintah yang baik antar pekerjaannya dan tak akan
mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
6.2 Kontraktor menjamin semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru, dan
bahwa semua pekerjaan akan berkwalitas baik tanpa cacat.
Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standard ini dapat dianggap defektif.
6.3 Dalam pengajuan penawaran Kontraktor harus
mempertimbangkan biaya-biaya pengujian/ pemeriksaan
berbagai bahan pekerjaan. Diluar jumlah tersebut Kontraktor tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak
memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.
7. PENYELESIAN IJIN
MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB), IKLAN DAN PAPAN
NAMA PROYEK
: 7.1 Penyelesaian Ijin Mendirikan Bangunan /IMB (Bila ada) , Iklan &
Papan Nama Proyek :
a. Penyelesaian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), biaya dan
pengurusannya menjadi beban Kontraktor dan dikalkulasikan
dalam biaya pekerjaan persiapan dalam penawaran. b. Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk
apapun, dalam batas-batas lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa ijin pengawas
c. Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan pekerjaan
d. Kontraktor harus memasang papan nama proyek dilokasi
pekerjaan dengan ukuran minimal 0,8 x 1,2 m2 berwarna dasar putih dengan tulisan hitam, selambat-lambatnya 1
(satu) bulan terhitung sejak tanggal diterbikannya SPK (Surat Perintah Kerja).
CONTOH ISIAN PAPAN NAMA PROYEK
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI
Pekerjaan : Pembangunan Gedung Balai Penyuluhan Keluarga Berencana
Lokasi : Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri.
Kontrak : Nomor :…………………….
Tanggal :.……………………
Pelaksana : CV. ………………………………….
Jangka Waktu : ( ) Hari Kalender
Serah Terima I : Tanggal………………………..
Konsultan perencana : “ CV. KUSUMA ABADI KONSULTAN“
B. SYARAT KHUSUS PELAKSANAAN
8. PEKERJAAN PERSIAPAN : 8.1 Pekerjaan Persiapan a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyiapkan
bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah ditentukan/
dikoordinasikan oleh Pemberi Tugas/ User dan penempatan
barang-barang itu harus rapi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan aktivitas kerja pegawai/ penghuni
yang ada disekitarnya. b. Direksi Keet (Bouwkeet/ Barak)
Kontraktor harus menyediakan kantor untuk Direksi Lapangan, suatu Ruang kantor sementara beserta
peralatannya sebagai berikut :
1. Ruang : 3,00 x 4,00 m2 2. Peralatan/ Fasilitas :
Meja Tulis
Kursi
Papan Tulis 100 x 100 cm 2
Rak arsip gambar, buku tamu/ buku Direksi, Gambar
kerja, Time Schedule dll. c. Kontraktor harus membersihkan dan menjaga keamanan dari
Kantor tersebut beserta peralatannya, dengan catatan
pembuatan Direksi Keet tersebut diatas atas biaya dari Kontraktor sendiri tanpa dimasukkan dalam penawaran.
d. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini jika Kontraktor memanfaatkan/ memakai fasilitas yang ada seperti listrik,
PDAM maupun fasilitas lainnya yang ada dilingkungan Kantor harus ada Ijin dari Pihak sekolah tentang peraturan/ aturan-
aturan yang harus dipenuhi
8.2 Pekerjaan Pembongkaran/ Pembersihan
a. Sebelum pekerjaan dilaksanakan kontraktor harus menyiapkan segala peralatan dan tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan dan kontraktor harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan pihak-pihak yang
berkait / User sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
pembersihan lokasi. b. Dan selama pelaksanaan pembongkaran/ pembersihan,
Kontraktor harus bertanggung jawab serta menjaga kebersihan lingkungan dan Bangunan yang ada/ yang tidak
ikut dikerjakan dan selalu berkoordinasi dengan Pengawas
Lapangan, Kuasa Pengguna Anggaran / Penanggung Jawab Kegiatan dan user.
c. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pembongkaran, Kontraktor wajib membetulkan dan merapikan kembali, serta biaya yang ditimbulkan akibat
perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah. d. Pekerjaan pembongkaran lainnya yang dilaksanakan
disesuaikan dengan yang tertulis dalam gambar / Dokumen lelang atau petunjuk direksi lapangan/ Kuasa Pengguna
Anggaran/ Penanggung Jawab Kegiatan
e. Apabila ada barang bekas bongkaran yang kondisinya masih baik dan memungkinkan untuk dipakai kembali, dimana
kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa volume melebihi penawaran, dan atas persetujuan Direksi Pengawas / Kuasa
Pengguna Anggaran / Penanggung Jawab Kegiatan , maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambah kurang.
9. PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
: 9.1 Ketentuan Umum
a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan tanah yang diminta oleh bagian-bagian pekerjaan dari proyek ini, sebagaimana
dituntut oleh gambar dan Dokumen Lelang serta dokumen
kontrak b. Sebelum pekerjaan tanah ini dimulai kontraktor berkewajiab
untuk meneliti semua dokumen kontrak yang berhubungan, memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau
tempat pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada, melakukan
pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian kelengkapan
proyek. Pengukuran ini harus dilakukan dengan teliti bersama-sama dengan Pengawas lapangan
9.2 Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a. Tinggi dasar + 0.00 bangunan diasesuaikan dengan gambar kerja dengan menyesuaikan ketinggian lantai lama pada
bangunan yang ada atau sesuai petunjuk Direksi/ Pengawas lapangan
b. Segala pekerjaan pengukuran persiapan/Uitzeet tersebut menjadi tanggungan Kontraktor dan harus mendapat
persetujuan Direksi atau Kuasa Pengguna Anggaran/
Penanggung Jawab Kegiatan / User c. Urugan menggunakan bahan pasir dilaksanakan pada bawah
pondasi dan tempat lain sesuai gambar kerja dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang yang cukup sempurna dan
disetujui direksi
d. Urugan untuk lainnya dipakai Sirtu e. Tanah bekas galian yang tidak dipakai harus dibuang pada
tempat yang telah ditentukan oleh Pemberi tugas
10. PEKERJAAN PASANGAN : 10.1 Keterangan umum I. Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Kali
a. Pasangan Aanstamping dibawah pondasi batu kali
sebagai landasan pondasi setebal 20 cm. b. Pasangan pondasi batu kali dengan campuran 1Pc : 5Ps
II. Pekerjaan Pasangan Batu Merah
Pekerjaan meliputi pekerjaan pasangan dinding batu bata dan pasangan dinding batu bata trasram, serta pasangan
batu lainnya seperti yang tertera dalam gambar
10.2 Bahan-bahan
a. Batu Kali / Batu Gunung Belah 1. Batu kali atau batu gunung yang dipergunakan dengan
ukuran 15/20 utuh dan tidak poros 2. Apabila merupakan batu pecah / belah, bagian yang
terpecah harus bersudut runcing dan tajam
b. Batu Bata Batu bata liat produksi lokal kwalitas baik, pembakaran s
cukup baik, ukuran tiap unit harus sama, bersudut runcing, rata, tidak ada cacat/ retak atau mengandung kotoran
c. Pasir Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan
keras, bersih dan tidak berdebu
d. Air 1. Yang dimaksud air kerja adalah air untuk pencampuran/
dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Air untuk adukan beton sebelumnya harus dimintakan persetujuan
direksi
2. Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat
mengurangi mutu beton 3. Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan
dari direksi dan bila air yang digunakan meragukan, maka kontraktor harus mengadakan penelitian
Laboratorium atas tanggunan kontraktor
e. Semen 1. Semen dipakai produksi dalam negeri dalam hal ini
dipakai Semen Gresik, Tiga Roda, Cibinong, Padang, Nusantara dan masuk dalam standard SII dan
harus mencapai satu merk pabrik dengan jenis dan
kwalitas yang sama 2. Jenis semen Pc yang dipakai harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam NI.8-1969 dan sebagai pedoman dapat memakai semen
merk PC type I produksi Pabrik Semen Gresik/ setaraf
dan sesuai standard SII. Dalam melaksanakan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/ merk
3. Semen yang didatangkan ketempat pekerjaan harus baik dan baru serta didalam kantong-kantong semen yang
masih utuh tanpa sobekan-sobekan 4. Penyimpanan semen dalam gudang harus dilakukan
diatas lantai panggung minimal 20 cm diatas tanah
5. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya dan Semen yang mulai mengeras harus
segera dikeluarkan dari lapangan/ lokasi
10.3 Pelaksanaan Pekerjaan
I. Pasangan Pondasi Batu Kali a. Setelah pasir urugan diatas tanah galian mencapai
kepadatan yang diisyaratkan dan tebalnya telah diukur sesuai dengan rencana, maka dapat dipasang
aanstamping b. Pasangan aanstamping harus saling mengisi antar batu
kali, sehingga merupakan landasan pondasi yang utuh
dan padat c. Rongga – rongga antar batu aanstamping diisi dengan
pasir dan disiram air sampai jenuh dan padat d. Pasangan batu kali dengan spesi 1Pc : 5Ps mulai dari
permukaan aanstamping sampai permukaan pondasi
dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar bestek e. Pemasangan batu pondasi lapis demi lapis dengan
menggunakan pertolongan profil pondasi dan tarikan
benang
f. Penyusunan batu pondasi tidak boleh saling berhimpit
dengan rongga antar batu 2 – 5 cm g. Rongga antar batu diisi dengan spesi dan dipadatkan
dengan cetok h. Hasil akhir pekerjaan pondasi harus kokoh, rapih dan
presesi dengan bidang sisi dan permukaan rata
II. Pasangan Batu Merah a. Sebelum batu bata dipasang, batu bata terlebih dahulu
harus direndam dengan air sampai jenuh dan batu bata yang pecah/ retak tidak boleh lebih dari 10 %
b. Pemasangan batu bata dalam satu hari ketinggiannya
tidak boleh lebih dari 1,00 (Satu) meter tingginya dan pemasangannya harus lurus dengan ketebalan sesuai
gambar . Adukan yang dipakai yaitu 1Pc: 3 Ps & 1Pc: 6 Ps, kecuali pada bagian kedap air termasuk diatas sloof
sampai setinggi 30 cm diatas lantai atau ditentukan dalam gambar
c. Semua jenis adukan harus dicampur dengan baik dan
merata dan menggunakan molen, pengadukan dengan tangan harus sesuai petunjuk direksi dan tempat adukan
tidak boleh langsung ada diatas tanah tapi harus ada alas papan/ triplek atau sejenisnya
d. Semua adukan yang berserakan pada saat pemasangan
harus segera dibersihkan dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan dan pada hari yang sama setelah
pasangan selesai semua voeg/ siar diantara pasangan bata harus dikeruk sedalam 1 cm bagian luar dalam
e. Semua pekerjaan tembok harus dipasang tegak lurus, siku, rata, dan tidak boleh ada retak-retak dan cacat-
cacat lainnya
f. Pasangan tembok batu bata ½ batu maksimum dipasang luas 12 m2, bila lebih harus dipasang kolom praktis 12/15
dengan tulangan 4 Ø Ø –15 cm
11. PEKERJAAN BETON
BERTULANG
: 11.1 Ketentuan Umum
a. Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali ditentukan lain, maka
untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71 b. Mutu beton yang disyaratkan untuk konstruksi yang bersifat
struktural adalah campuran spesi 1 Pc:2 Ps: 3 Kr , atau beton
mutu K 225
11.2 Bahan Untuk Adukan Beton a. Semen, air dan Pasir
Ketentuan sama dengan pekerjaan Pasangan b. Kerikil
a. Ukuran maksimum dari batu pecah/ split adalah 3 cm
dengan bentuk lebih kurang dan seperti mempunyai bidang pecah minimum 3 muka dan split harus bersih,
keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu beton
b. Susunan ukuran koral/ pembagi butir harus termasuk susunan batu agregat campuran
c. Besi Beton a. Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan
mutu U-24 (besi polos) dengan diameter seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang
diperkenankan apabila ada persetujuan dari Direksi
b. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar/ rencana detail dengan
menggunakan alat potong dan mal/ patrun sesuai dengan diameter masing-masing
d. Kayu Untuk Cetakan Beton
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat
dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu tahun b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu
tahun tebal 2 cm dan pemakaiannnya maksimum 2 kali c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting
dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu
pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai kayu meranti
minimum ukuran 5/7.
11.3 Pelaksanaan Pekerjaan Beton
a. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali bila
sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan direksi
b. Kontraktor harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pengamanan pelindung dan lain-lain yang dapat
menjamin kontinuitas pengecoran
11.4 Pengaduk Beton/ Concrete Mixer (Molen)
a. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata kontraktor harus memakai mesin pengaduk/ molen sehingga
merata/ homogen dan waktu pengadukan minimum 2 menit
untuk setiap kali mencampur. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan bila telah mendapat peresetujuan tertulis dari
Direksi. Untuk itu selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum tanggal pengecoran yang direncanakan kontraktor harus
mengajukan permohonan ijin untuk pengecoran kepada Direksi
b. Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari
pengeringan dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaannya terus menerus selama paling tidak 5
(lima) hari setelah pengecoran khususnya pelat atap beton c. Pembongkaran bekisting tidak boleh dilakukan sebelum
waktu pengerasan menurut PBI ’71 dipenuhi dan
pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Direksi d. Konstruksi dari bekisting harus kedap adukan dan tidak
melengkung menerima beban-beban dari adukan basah,
tulangan dan lain-lain tidak berubah bentuk akibat pemadatan adukan dengan vibrator
e. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai dengan
gambar-gambar rencana f. Tiang cetakan atau stut werk harus dipasang dibawah dan
disamping papan kayu yang kokoh dan harus mudah di setel,
bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang cetakan disamping kekuatan dan kekakuan dari cetakan juga
stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik terutama terhadap berat beton sendiri
g. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting
harus bersih dan kering dari air limbah, minyak dan kotoran-kotoran lainnya
h. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak ditentukan dalam gambar
i. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus di jaga jarak antara tulangan dengan
tulangan, jarak antara tulangan dengan bekisting untuk
mendapatkan tebal selimut beton/ beton decking yang cukup j. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau
diganti bilamana dianggap Direksi/ Pengawas akan melemahkan konstruksi Pengecoran tidak diperkenankan
apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi
12. PEKERJAAN PLESTERAN
DINDING, BETON DAN
BENANGAN
: 12.1 Plesteran Dinding Dan Benangan
a. Dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan
disiram dengan air, sebelumnya harus dibuatkan kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran
yang direncanakan (1,5 cm) sesuai dengan gambar rencana/
detail atau sesuai dengan yang adan dan selalu mengikuti petunjuk pengawas lapangan
b. Plesteran dinding biasa adukan 1 Pc : 5 Ps, dan plesteran trasram dan sudut-sudut/ sponing dipakai adukan 1 Pc : 3 Ps
kemudian plesteran baru saja selesai dilaksanakan/
dikerjakan tidak boleh langsung diselesaikan dengan acian semen/ ondrongan
c. Plesteran dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus di aci/ diondrong dengan semen dan digosok
dengan amplas nekas pakai atau kertas zak semen, sedangkan untuk sponingan/ benangan sudut harus rata,
siku dan tajam pada sudutnya
12.2 Plesteran Beton
a. Permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu dengan menggunakan betel agar plesteran dapat
melekat, tebal plesteran beton minimal rata-rata 1 cm,
sedangkan untuk plesteran ini digunakan perbandingan campuran 1Pc : 3Ps
b. Sebelum pelaksanaan plesteran dilaksanakan jalur-jalur instalasi air/ listrik yang masuk dalam beton/ dinding tembok
terlebih dahulu harus dipasang dan untuk pasangan tembok diatas plafond harus diplester kasar dengan perekat yang
sama
13. PEKERJAAN LANTAI DAN
PELAPIS DINDING
: 13.1 Ketentuan Umum
a. Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan lantai dan finishing
dinding didalam dan diluar bangunan mulai dari pengadaan
bahan, pemasangan sampai finishing b. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memenuhi syarat dan
ketentuan-ketentuan yang tertera dalam PUBB 70 NI-3 dan NI-10
13.2 Lantai Dan Pelapis Dinding Keramik
a. Pekerjaan keramik yaitu untuk lantai keramik yang dipakai kwalitas A (KW I) warna, untuk lantai ruang dipakai keramik
ukuran 40 x 40 warna putih, dinding dipakai keramik ukuran 20 x 25 cm, lantai km / wc dipakai ukuran keramik 20 x 20
cm. Sesuai Petunjuk Direksi Pengawas/ Kuasa Pengguna Anggaran/ Penanggung Jawab Kegiatan / User
b. Untuk keramik putih ditentukan kemudian produksi
ROMAN, KIA, ASIA atau dari pabrik lain yang setaraf dan contoh sebelumnya harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi/ Konsultan Pengawas c. Setelah dipasang warna tiap keramik harus sama dan
merata, bila ternyata terdapat perbedaan warna kontraktor
harus membongkar dan menggantinya kecuali diminta ada pengaturan pola dan warna khusus
d. Sebelum pemasangan keramik dilaksanakan, lapisan pasir dibawahnya harus dipadatkan dan disiram air sampai padat
kemudian diberi lantai kerja campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr tebal 5 cm
e. Keramik dipasang dengan adukan 1 Pc : 3 Ps dengan tebal
adukan + 3 cm. Celah antar keramik lebarnya minimal 2mm diisi dengan air semen dan selama pemasangan semua
keramik harus dilindungi dan tidak boleh dikotori f. Pasangan ini harus dilaksanakan dengan rata dan dikerjakan
oleh tukang yang cakap dan mampu, pemotongan harus
dilakukan dengan pisau khusus dan pada pertemuan sudut harus dibuat dengan sambungan verstek dan campuran apesi
adukan yang dipakai 1 Pc : 3 Ps
14. PEKERJAAN KAYU, KUSEN,
DAUN PINTU DAN JENDELA
: 14.1 Keterangan Umum
a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang tercakup dalam
pekerjaan kusen dari bahan kayu kamper, untuk daun pintu menggunakan bahan kayu kamfer, dan daun jendela
menggunakan bahan kayu kamfer, serta pekerjaan lain
yang disebut secara khusus dalam persyaratan ini b. Bahan serta pelaksanaan pekerjaan kayu harus memenuhi
syarat dan ketentuan yang tertera didalam PPKI ’61 kayu kwalitas baik, tua kering, dan tidak cacat serta tidak terdapat
kayu muda / spint
c. Selama pelaksanaan mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan menyimpannya ditempat kering terlindung dari panas
terutama kusen - kusen dan rangka daun pintu yang telah disetel
d. Pekerjaan ini juga termasuk pembuatan pintu shfat lengkap dengan plat baja penutup shaft (4 mm) serta tangga shaft
dari bahan pipa galvanis
14.2 Syarat Pelaksanaan
a. Sambungan Kayu dikerjakan dengan pen dan lubang sampai didapatkan sambungan yang kokoh dan dikerjakan dengan
mesin/ dengan alat khusus dengan ukuran-ukuran sesuai
gambar adalah ukuran jadi b. Lubang bekas paku / sekrup harus ditutup dengan dempul
sehingga permukaannya menjadi halus dan rata kembali c. Untuk pembuatan kusen sambungan kayu dikerjakan dengan
pen dan lubang sampai didapatkan sambungan yang kokoh. Kontraktor juga harus menyediakan plat-plat/ logam, klos
kayu/ baut/ sekrup, paku-paku dan lain-lain yang dibutuhkan
bagi pelaksanaan yang sempurna untuk batang kusen vertikal yang berhubungan dengan dinding harus diangker
besi Ø
15. PEKERJAAN RANGKA DAN
PENUTUP ATAP
: 15.1 Keterangan Umum
a. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan atap untuk kuda-kuda menggunakan bahan kayu dengan bentuk, ukuran
dan dimensi sesuai gambar rencana b. Pekerjaan rangka atap serta semua yang tercantum dalam
gambar, dengan bentuk, ukuran dan dimensi sesuai
keterangan yang tertera dalam gambar c. Disamping meliputi hal tersebut diatas meliputi pengadaan
dari semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan, serta pemasangan dari semua pekerjaan kayu yang bersifat
struktural, pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera dalam
gambar rencana/ detail
d. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, kecuali kalau gambar rencana/ Detail menunjuk hal tersebut diatas
e. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan diselesaikan dengan rapi, dan dalam pelaksanannya tidak
hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pada
tempatnya tetapi dimungkinkan untuk mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan terutama bagian-
bagian yang terhalang oleh benda lain f. Pekerjaan yang telah selesai harus bebas dari puntiran-
puntiran, bengkokan-bengkokan dan sambungan-sambungan
yang mengganggu
15.2 Rangka Atap a. Bahan
1. Kuda-kuda, ½ kuda-kuda, ikatan angina, Gording, skur dan usuk dipakai kayu kruing, reng, konsol dan lisplank
menggunakan papan woodplank, papan reuter dipakai
kayu meranti
2. Semua perlengkapan untuk kesempurnaan pekerjaan
atap kayu seperti koer, baut, pelat, pasak, paku harus
disediakan oleh kontraktor dan disesuaikan dengan gambar rencana
3. Semua pekerjaan rangka atap yang di finish menggunakan cat pelaksanaan pekerjaan harus gergaji
mesin dengan model dan masing-masing ukuran sesuai
gambar b. Syarat Pelaksanaan
1. Pekerjaan rangka atap kayu harus baik, rapi dan kokoh sehingga didapatkan bidang atap yang rata, rapi, dan
rapat
2. Bila gambar rencana tidak tertera, maka Kontraktor harus mengerjakan sesuai petunjuk Direksi
3. Penutup bidang atap tidak boleh dipasang, bila keseluruhan komponen rangka atap belum dilakukan
pengawetan dengan koolteer berikut kelengkapannya serta semua perlengkapan seperti baut-baut, mur dan
lain-lain belum dipasang dengan baik dan sempurna dan
mendapat persetujuan Direksi 4. Sebelum sambungan-sambungan balok kayu dimatikan,
semua bidang harus disambung secara teknis dan rapi dan harus di kolteer terlebih dahulu
5. Setiap sambungan gording kayu harus diperkuat dengan
baut 0 12 mm 6. Pemasangan lisplank atap harus dilaksanakan dengan
rapi, sambungan kayu menggunakan sambungan ekor burung tertutup dan sebelum sambungan difinish dengan
cat terlebih dahulu harus di meni kayu terlebih dahulu
15.3 PENUTUP ATAP
a. Bahan 1. Untuk penutup atap digunakan genteng kodok model
Karangpilang / Kodok KW I. Atau sesuai dengan yang ada
2. Genteng harus mulus, bentuknya teratur, tidak muntir,
melengkung, kaitannya harus cocok dan warnanya sama 3. Sebelum genteng didatangkan ke lokasi pekerjaan contoh
genteng yang akan harus ditunjukkan kepada Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas
4. Dalam satu Genteng harus dibuat satu produk dan tidak
boleh ada genteng dengan produk lain kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan/ Konsultan Pengawas
5. Sebagai genteng wuwungan/ nok digunakan model genteng produksi sama dengan tersebut diatas dan
dipasang dengan perekat 1 Pc : 3 Ps, untuk menghindari kebocoran diperkuat dengan kawat nyamuk dilapisi
plastik tebal 0,8 mm dengan teknis pemasangan sesuai
petunjuk Direksi
b. Syarat Pelaksanaan 1. Sebelum pemasangan genteng, bidang atap/ reng harus
benar-benar lurus, rapi dan rata. Ukuran dan jarak reng
disesuaikan dengan ukuran dan type genteng 2. Atap genteng harus dipasang hingga betul-betul tersusun
rapi dalam segala arah kaitan dan saling menutup, harus cocok dan rapat
3. Untuk menghindari hal tersebut maka dalam rencana pemasangannnya harus disesuaikan dengan ukuran atap
dan jarak-jarak antara harus ditentukan supaya cocok
dengan genteng yang akan dipakai
16. PEKERJAAN PLAFON DAN RANGKA
: 16.1 Pekerjaan Rangka Plafond
a. Yang termasuk pekerjaan rangka ini ialah rangka langit-langit
pada bangunan yang ditunjukkan dalam gambar rencana/ Detail atau dilaksanakan hanya pada bagian dalam ruang
kantor, rumah dinas dan pondok jaga
b. Kayu yang digunakan ialah kayu meranti kwalitas baik
dengan ukuran dan motif/ bentuk sesuai gambar rencana
dan menggunakan kayu baru c. Sisi yang tampak bagian bawah, harus dipasrah halus dan
rata dan semua sisi (empat) dilapisi dengan meni kayu d. Pemasangan rangka ini harus sudah diperhitungkan terhadap
beban dan aktivitas lainnya
16.2 Pekerjaan Penutup Plafond
a. Dipasang pada bagian sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana/ Detail
b. Bahan penutup langit-langit ini dipakai Kalsiboard produksi
Eternit Gresik, semua pekerjaan ini mengikuti NI-5 ’61 dan NI-3 ’70 dan pola pemasangan disesuaikan dengan gambar
rencana contoh terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas
c. Untuk semua penutup plafond ini pemasangannya dilengkapi dengan list kayu, khususnya yang berhubungan dengan
bentuk maupun motif dan teknis pemasangan sesuai dengan
gambar d. Langit-langit penutup plafond baru boleh dipasang apabila
semua keperluan-keperluan/ kepentingan-kepentingan yang aka ditutup selesai terpasang secara keseluruhan seperti
kabel listrik, pipa air talang dan sebagainya
17. PEKERJAAN ALAT
PENGGANTUNG, KUNCI DAN KACA
: 17.1 Pekerjaan Alat-alat Penggantung Dan Kunci
a. Alat penggantung yang dimaksud disini yaitu anak kunci asli, Grendel handle, Engsel dan kunci yang merupakan satu
kesatuan dalam hasil produk dari pabrik
b. Seluruh perlengkapan ini merupakan perlengkapan yang harus diikut sertakan sebagai satu kesatuan dengan
pekerjaan pokoknya c. Jenis perlengkapan ini terlebih dahulu diajukan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan pemakaiannya
apabila dipandang perlu direksi akan mengajukan jenis yang diinginkannya
d. Engsel daun pintu/ daun jendela menggunakan engsel ARCH Kwalitas baik dan tiap daun pintu menggunakan 3 engsel
besar dengan segala perlengkapannya, untuk daun jendela
menggunakan 2 engsel kecil dengan segala perlengkapannya e. Cara Pemasangan kunci harus dipasang rapi dan kuat dan
daun pintu dan jendela dalam keadaan terkunci harus kuat, kokoh dan tidak bergoyang
f. Kwalitas Untuk daun pintu menggunakan Kunci merk Kuda terbang atau setaraf 2 x putar sebelum dipasang/ dipesan
harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu
g. Kait Angin jendela/ Hak angin menggunakan hak angin putar, tarikan jendela dan grendel dipakai kwalitas baik dengan
letak pemasangannya sesuai gambar dan petunjuk Direksi/ Pengawas lapangan
17.2 Pekerjaan Kaca a. Pekerjaan mencakup seluruh jenis pekerjaan kaca yang
tercantum dalam kontrak b. Kwalitas kaca yang dipakai adalah kaca Jendela ex ASAHI
jenis “Clear Sheet Glass/ Kaca Bening atau setaraf c. Kaca tidak bergelombang dan tidak ada cacat lain yang
merugikan, secara umum pekerjaan kaca dipasang pada
tempat sesuai yang tertera dalam gambar detail.
17.3 Cara Pemasangan a. Pemasangan harus dilakukan oleh ahli dengan peralatan-
peralatan yang lengkap dengan sudah memperhitungkan
perubahan-perubahan bentuk akibat cuaca dan seluruh bahan tambahan lain yang dibutuhkan dalam pemasangan ini
juga tetap harus disediakan
b. Ukuran kaca menurut ukuran lubang dengan kelonggaran
yang cukup agar tidak pecah waktu mengembang.
Pemasangan kaca menggunakan dempul akan tidak menimbulkan suara waktu menerima getaran, dempul yang
digunakan berkwalitas baik
18. PEKERJAAN PENGECATAN : 18.1 Keterangan Umum
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan pengecatan dari bagian yang ditunjuk dalam gambar maupun bagianlain yang
memerlukan perlindungan dengan pengecatan b. Semua pekerjaan kayu maupun dinding yang kelihatan atau
terekspose harus dicat dengan baik yaitu 1 x meni, 1 x
plamur, 1x cat dasar dan 2 s/d 3 x cat penutup sampai baik c. Dan pekerjaan lainnya sesuai dengan ditunjuk dalam gambar
rencana, dengan warna akan ditentukan kemudian oleh User/ Direksi. Dan pekerjaan lainnya sesuai yang ditunjuk dalam
gambar rencana, dengan warna akan ditentukan kemudian oleh user/ Direksi
d. Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan maupun meni
karena belum merata, berubah warna atau sebab-sebab kecacatan lainnya sampai saat serah terima pekerjaan yang
kedua kalinya menjadi tanggung jawab kontraktor
18.2 Cat Dinding dan Plafond
a. Bahan cat yang dipakai untuk finishing dinding dalam luar, plafond luar dalam dan beton, termasuk menara air dipakai
adalah VYNILEX atau setaraf dengan warna Super White atau petunjuk User dan bahan plamur yang digunakan
dengan merk yang sama dengan merk cat yang dipakai b. Sebelum dicat permukaan dinding/ Beton harus betul-betul
rata dan dibersihkan menggosok memakai kain yang
dibasahi/ amplas basah. Setelah kering baru diplamur sehingga permukaan menjadi rata dan licin
c. Pengecatan dilakukan dengan Roller sampai diadapatkan hasil yang merata warnanya minimal 3 (tiga) kali
pengecatan dan harus didapat warna putih yang merata dan
semua pengecatan harus diulang minimal 12 jam setelah pengecatan seluruhnya selesai dilaksanakan
18.3 Cat Kayu
a. Pekerjaan pengecatan kayu dilaksanakan pada tempat sesuai
dengan tersebut diatas dan bagian-bagian kayu yang memerlukan finishing dengan cat kayu menggunakan merk
EMCO Warna Agung / PATNA Surabaya dengan warna sesuai petunjuk Direksi/ User
b. Semua pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan dengan baik yaitu 1 meni, 2 kali plamur dan 3 kali Cat penutup
sampai baik
19. PEKERJAAN INSTALASI
LISTRIK
: 19.1 Keterangan Umum
a. Sesuai persyaratan yang masih untuk pekerjaan listrik juga
berlaku persyaratan umum tersebut.
b. Kontraktor harus menawar seluruh lingkup pekerjaan sesuai gambar rencana
19.2 Lingkup Pekerjaan Instalasi Listrik
Sebagai mana tercantum pada gambar rancangan, Kontraktor wajib melakukan pengadaan, pemasangan, pengujian serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap pakai seluruh
instalasi penerangan dan tenaga, yang secara garis besar meliputi pekerjaan sebagai berikut :
a. Instalasi penerangan dan stop kontak. b. Lampu penerangan.
19.3 Instalasi penerangan dan Stop Kontak a. Instalasi Penerangan
1. Untuk pekerjaan instalasi penerangan pipa PVC harus
diklem pada struktur bangunan atau rangka daripada
plafond yang diatur serapi mungkin
2. Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan dari jenis NYM 2 x 2,5 mm yang dimasukkan pada pipa PVC
3. Semua Instalasi Listrik yang dipasang harus diadakan pengetesan dengan merger test 1000 volt digital/ diputar
dan pada titik tertentu kondisi kabel harus terbuka
4. Untuk pekerjaan instalasi penerangan ini. Pihak Kontraktor harus menempatkan satu personil yang
handal dalam penanganan instalasi listrik 5. Bentuk-bentuk belokan dan penyilangan pipa konduit ini
harus menggunakan bending spring yang terbuat dari
metal yang besarnya sama dengan pipa yang diindtalasi tersebut
b. Stop Kontak + Saklar 1. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding
tembok bata atau pada partisi adalah type pemasangan masuk/ inbow (flush – Mounting)
2. Kotak kontak biasa (Inbow) yang dipasang mempunyai
rating 134 A dan mengikuti standart VDE 3. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, stop kontak
dinding harus dipakai dari jenis bahan bakelite atau metal 4. Stop kontak dinding dipasang 30 cm dari permukaan
lantai atau sesuai gambar dan pada ruang-ruang yang
basah/ lembab harus jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai
5. Stop kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water dicht dan dilengkapi dengan
system pentanahan
19.4 Lampu Penerangan
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dan harus dikoordinasikan dengan Direksi
untuk menentukan titik koordinat pekerjaan tersebut 2. Jenis-jenis lampu yang digunakan adalah yang tertera dalam
gambar/ BQ dan type lampu yang digunakan adalah PHILLIP
3. Sebelum pemasangan lampu pihak Kontraktor diharuskan untuk mengajukan contoh material yang akan dipasang
untuk mendapatkan persetujuan 4. Seluruh armature dan komponen lampu harus baru dan
bukan barang bekas
5. Adapun jenis-jenis lampu dan Armature yang digunakan disesuaikan dengan gambar dan BQ
20. PEKERJAAN SANITASI : 20.1 Semua Instalasi air bersih did lam dan diluart bangunan
termasuk pipa distribusi antar bangunan dalam kompleks sampai ketandon air dipakai pipa PVC kelas AW dengan ukuran
sesuai gambar
20.2 Untuk penggantian Closed pada KM/WC menggunkan closed jongkok Produksi INA
a. Pembersihan lantai dan dinding keramik harus betul-betul bersih
21. PEKERJAAN PEMBERSIHAN & PENGAMAN SETELAH
SELESAI
: 21.1 Pembersihan tapak konstruksi dan semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan seperti yang tercantum dalam
buku spesifikasi ini, dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab kontraktor bersangkutan selesai 21.2 Semua bekas bongkaran bangunan harus dikeluarkan dari tapak
Konstruksi dengan persetujuan Direksi Pengawas selambat-
lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari 21.3 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga
keamanan bahan/ material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima
21.4 Kerusakan dan pengamanan dari kecurian selama masa
pelaksanaan sampai tahap serah terima menjadi tanggung jawab penuh kontraktor yang bersangkutan
21.4 Pembersihan seluruh pekerjaan terutama untuk bahan galian
yang berlebihan dan tidak dipakai, semua sampah dan bekas
bongkaran-bongkaran lainnya harus betul-betul diperhatikan dan
dibuang dari lokasi sesuai dengan petunjuk/ pengarahan Pimpro/ Direksi/ Pengawas Lapangan
22. PEMELIHARAAN BANGUNAN
SEBELUM PENYERAHAN
KEDUA
: 22.1 Terhitung mulai tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang
pertama, sehingga ….. hari kalender adalah merupakan masa
pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya, antara lain :
a. Keamanan dan penjagaan. b. Penyempurnaan dan Pemeliharaan
c. Pembersihan
d. Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka penyerahan pekerjaan yang
kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang pertama
23. PENUTUP : 23.1 Hal-hal yang belum disebut dalam persyaratan ini supaya
disesuaikan dengan gambar rencana/ detail.
23.2 Persediaan barang cadangan : 23.3 Pada saat penyerahan pekerjaan, harus diikuti dengan
penyerahan bahan cadangan meliputi :
No Bahan Jumlah
1. Genteng 1 M2
2. Cat Tembok 1 Galon
3. Cat Kayu 1 Kg
23.4 Apabila dalam bestek ini untuk uraian bahan-bahan dan
pekerjaan tak disebut perkata atau kalimat “Diselenggarakan” oleh Kontraktor maka dalam hal ini harus dianggap seperti
disebutkan 23.5 Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-
bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan tetapi tidak dimasukkan dalam atau tidak disebut kata demi kata dalam
bestek ini haruslah diselenggarakan oleh Kontraktor dan diterima
sebagai hal yang disebut 23.6 Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan
perhitungan kubikasi dan lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan
dugaan kontraktor. dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari
lewatnya kendaraan-kendaraan berat dan lain-lain sehubungan dengan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab kontraktor
23.7 Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak Direksi/ Pemberi Tugas,
bilamana perlu akan diadakan perbaikan dalam peraturan ini
Disusun oleh ; CV. KUSUMA ABADI KONSULTAN
HERI WAHYUDIONO, ST. Direktur