spec_tec

14
SPESIFIKASI TEKNIS A. SPESIFIKASI UMUM : LINGKUP PEKERJAAN : Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam rencana kerja dan syarat syarat pekerjaan ini adalah : Pembangunan Gedung Balai Penyuluhan Keluarga Berencana, Kecamatan Plemahan Kab. Kediri. 1. JENIS DAN MUTU BAHAN : 1.1. Jenis dam mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan Keppres Nomor. 18 tahun 2000 1.2. Bahan-bahan bangunan/ tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Pengawas (secara tertulis). 1.3. Bila bahan-bahan bangunan telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/ bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis. 1.4. Bahan-bahan bangunan yang ditetapkan jenisnya, dimana bahan-bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan mutu 1 (satu) / kwalitas I untuk dipergunakan. 1.5. Bila Kontraktor telah menandatangani/ melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab Kontraktor. 1.6. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya kontraktor dan harus sesuai dengan standard. Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa, bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti dan contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat- sifatnya. 1.7. Bila dalam uraian dan syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkkan kwalitas dan tipe dari barang-barang yang memuaskan Pemberi Tugas. 1.8 Semua produk bahan atau pembuatan yang tercantum dalam Buku Uraian Pekerjaan ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat. Apabila Kontraktor dapat mengusulkan produk lain sejauh mana masih dapat dibuktikan mempunyai kualitas sama dengan yang tersebut dalam Buku Uraian Pekerjaan ini kepada Direksi Pengawas, maka produk tersebut dapat dipakai sebagai pengganti. 1.9 Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor wajib membuat komponen jadi (mock-up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis sebagai acuan untuk pelaksanaan. 1.10 Setiap bahan/ material dan komponen jadi keluaran pabrik, dalam pelaksanaannya harus dibawah pengawasan/ supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat. 1.11 Apabila dianggap perlu. Direksi Pengawas berhak untuk menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan/ atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukannya sebagai pekerjaan tambah.

Upload: anugrah-widyamandala

Post on 16-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SPEC

TRANSCRIPT

Page 1: Spec_Tec

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SPESIFIKASI UMUM : LINGKUP PEKERJAAN : Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam rencana kerja dan syarat –

syarat pekerjaan ini adalah : Pembangunan Gedung Balai Penyuluhan Keluarga Berencana, Kecamatan Plemahan Kab. Kediri.

1. JENIS DAN MUTU BAHAN : 1.1. Jenis dam mutu bahan yang akan dilaksanakan harus

diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan

Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23

Desember 1980 dan Keppres Nomor. 18 tahun 2000 1.2. Bahan-bahan bangunan/ tenaga kerja setempat, sesuai dengan

lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang

dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari

Pengawas (secara tertulis). 1.3. Bila bahan-bahan bangunan telah memenuhi spesifikasi teknis

terdapat beberapa/ bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.

1.4. Bahan-bahan bangunan yang ditetapkan jenisnya, dimana

bahan-bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan mutu 1

(satu) / kwalitas I untuk dipergunakan. 1.5. Bila Kontraktor telah menandatangani/ melaksanakan jenis dan

mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus

ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24

jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.6. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya

kontraktor dan harus sesuai dengan standard. Contoh tersebut

diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa, bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan

pekerjaan nanti dan contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang

dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat-

sifatnya. 1.7. Bila dalam uraian dan syarat disebutkan nama pabrik pembuatan

dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkkan kwalitas dan tipe dari barang-barang yang

memuaskan Pemberi Tugas. 1.8 Semua produk bahan atau pembuatan yang tercantum dalam

Buku Uraian Pekerjaan ini dimaksudkan sebagai dasar

perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat. Apabila Kontraktor dapat mengusulkan produk lain

sejauh mana masih dapat dibuktikan mempunyai kualitas sama dengan yang tersebut dalam Buku Uraian Pekerjaan ini kepada

Direksi Pengawas, maka produk tersebut dapat dipakai sebagai

pengganti. 1.9 Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor wajib membuat

komponen jadi (mock-up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis

sebagai acuan untuk pelaksanaan. 1.10 Setiap bahan/ material dan komponen jadi keluaran pabrik,

dalam pelaksanaannya harus dibawah pengawasan/ supervisi

Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat. 1.11 Apabila dianggap perlu. Direksi Pengawas berhak untuk

menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan/ atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam

hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukannya sebagai

pekerjaan tambah.

Page 2: Spec_Tec

2. PERATURAN TEKNIS

PEMBANGUNAN YANG

DIPERGUNAKAN

: 2.1 Berlaku dan mengikat didalam rencana kerja dan syarat-syarat ini

PUBB (Peraturan Umum Pemeriksaan bahan-bahan Bangunan)

NI.3/56. dan Peraturan-peraturan Pemerintah setempat mengenai bangunan-bangunan.

2.2 Peraturan Perencanaan untuk struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur tembok bertulang untuk gedung tahun 1983, Peraturan

Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1981

atau Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung tahun 1983.

2.3 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) NI-6/1972. 2.4 Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor : KEP.174/MEN/86 Tanggal 4 Maret

1986, 104/KPTS/1986 2.5 Tentang : Keselamatan dan kesehatan Kerja pada tempat

kegiatan Konstruksi. Perubahan pekerjaan dari dokumen pelaksanaan yang telah

disahkan oleh Pemberi Tugas dan Petunjuk dan atau perintah lisan/ tertulis dari Direksi atas nama dan atau Pemberi tugas.

3. PENJELASAN DOKUMEN LELANG DAN GAMBAR.

: 3.1 Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang dipakai atau diikuti.

3.2 Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan/ barang yang tidak sesuai dengan gambar, maka Dokumen lelang yang

diikuti.

3.3 Bila Kontraktor meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada baik mengenai mutu bahan yang dipakai

maupun konstruksi dengan Dokumen Lelang, maka Kontraktor berkewajiban untuk menanyakan kepada Pengawas/ Pemimpin

Proyek secara tertulis. 3.4 Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan penelitan tentang

hal-hal tersebut diatas. Setelah Kontraktor menerima dokumen

dari Kuasa Pengguna Anggaran/ Penanggung Jawab Kegiatan dan hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan.

3.5 Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan

Berita Acara Rapat Penjelasan.

4. PENJAGA KEAMANAN

LAPANGAN PEKERJAAN

: 4.1 Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjan

termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi tapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi.

4.2 Kontraktor harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segal

kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan

oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan melindungi memakai penutup dari air hujan

dengan melindungi memakai tutup layak, memompa, atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.

5. ALAT-ALAT PELAKSANAAN/ PENGUKURAN

: 5.1 Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan/ menyiapkan alat-alat, baik untuk alat peralatan pekerjaannya

maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton molen,

alat penggetar/ vibrator dan sebagainya.

5.2 Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun datar (Waterpast) dan tegak lurusnya bangunan harus

ditentukan dengan memakai alat ukur waterpast instrumen (keiker).

6. SYARAT-SYARAT

PEMERIKSAAN BAHAN

BANGUNAN

: 6.1 Kontraktor harus selalu memegang teguh disiplin, keras dan

perintah yang baik antar pekerjaannya dan tak akan

mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.

6.2 Kontraktor menjamin semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru, dan

bahwa semua pekerjaan akan berkwalitas baik tanpa cacat.

Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standard ini dapat dianggap defektif.

Page 3: Spec_Tec

6.3 Dalam pengajuan penawaran Kontraktor harus

mempertimbangkan biaya-biaya pengujian/ pemeriksaan

berbagai bahan pekerjaan. Diluar jumlah tersebut Kontraktor tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak

memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

7. PENYELESIAN IJIN

MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB), IKLAN DAN PAPAN

NAMA PROYEK

: 7.1 Penyelesaian Ijin Mendirikan Bangunan /IMB (Bila ada) , Iklan &

Papan Nama Proyek :

a. Penyelesaian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), biaya dan

pengurusannya menjadi beban Kontraktor dan dikalkulasikan

dalam biaya pekerjaan persiapan dalam penawaran. b. Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk

apapun, dalam batas-batas lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa ijin pengawas

c. Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan pekerjaan

d. Kontraktor harus memasang papan nama proyek dilokasi

pekerjaan dengan ukuran minimal 0,8 x 1,2 m2 berwarna dasar putih dengan tulisan hitam, selambat-lambatnya 1

(satu) bulan terhitung sejak tanggal diterbikannya SPK (Surat Perintah Kerja).

CONTOH ISIAN PAPAN NAMA PROYEK

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

Pekerjaan : Pembangunan Gedung Balai Penyuluhan Keluarga Berencana

Lokasi : Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri.

Kontrak : Nomor :…………………….

Tanggal :.……………………

Pelaksana : CV. ………………………………….

Jangka Waktu : ( ) Hari Kalender

Serah Terima I : Tanggal………………………..

Konsultan perencana : “ CV. KUSUMA ABADI KONSULTAN“

B. SYARAT KHUSUS PELAKSANAAN

8. PEKERJAAN PERSIAPAN : 8.1 Pekerjaan Persiapan a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyiapkan

bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah ditentukan/

dikoordinasikan oleh Pemberi Tugas/ User dan penempatan

barang-barang itu harus rapi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan aktivitas kerja pegawai/ penghuni

yang ada disekitarnya. b. Direksi Keet (Bouwkeet/ Barak)

Kontraktor harus menyediakan kantor untuk Direksi Lapangan, suatu Ruang kantor sementara beserta

peralatannya sebagai berikut :

1. Ruang : 3,00 x 4,00 m2 2. Peralatan/ Fasilitas :

Meja Tulis

Kursi

Papan Tulis 100 x 100 cm 2

Rak arsip gambar, buku tamu/ buku Direksi, Gambar

kerja, Time Schedule dll. c. Kontraktor harus membersihkan dan menjaga keamanan dari

Kantor tersebut beserta peralatannya, dengan catatan

pembuatan Direksi Keet tersebut diatas atas biaya dari Kontraktor sendiri tanpa dimasukkan dalam penawaran.

d. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini jika Kontraktor memanfaatkan/ memakai fasilitas yang ada seperti listrik,

PDAM maupun fasilitas lainnya yang ada dilingkungan Kantor harus ada Ijin dari Pihak sekolah tentang peraturan/ aturan-

aturan yang harus dipenuhi

Page 4: Spec_Tec

8.2 Pekerjaan Pembongkaran/ Pembersihan

a. Sebelum pekerjaan dilaksanakan kontraktor harus menyiapkan segala peralatan dan tenaga kerja yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan dan kontraktor harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan pihak-pihak yang

berkait / User sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan

pembersihan lokasi. b. Dan selama pelaksanaan pembongkaran/ pembersihan,

Kontraktor harus bertanggung jawab serta menjaga kebersihan lingkungan dan Bangunan yang ada/ yang tidak

ikut dikerjakan dan selalu berkoordinasi dengan Pengawas

Lapangan, Kuasa Pengguna Anggaran / Penanggung Jawab Kegiatan dan user.

c. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan

pembongkaran, Kontraktor wajib membetulkan dan merapikan kembali, serta biaya yang ditimbulkan akibat

perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor dan

tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah. d. Pekerjaan pembongkaran lainnya yang dilaksanakan

disesuaikan dengan yang tertulis dalam gambar / Dokumen lelang atau petunjuk direksi lapangan/ Kuasa Pengguna

Anggaran/ Penanggung Jawab Kegiatan

e. Apabila ada barang bekas bongkaran yang kondisinya masih baik dan memungkinkan untuk dipakai kembali, dimana

kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa volume melebihi penawaran, dan atas persetujuan Direksi Pengawas / Kuasa

Pengguna Anggaran / Penanggung Jawab Kegiatan , maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambah kurang.

9. PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN

: 9.1 Ketentuan Umum

a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan tanah yang diminta oleh bagian-bagian pekerjaan dari proyek ini, sebagaimana

dituntut oleh gambar dan Dokumen Lelang serta dokumen

kontrak b. Sebelum pekerjaan tanah ini dimulai kontraktor berkewajiab

untuk meneliti semua dokumen kontrak yang berhubungan, memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau

tempat pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada, melakukan

pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian kelengkapan

proyek. Pengukuran ini harus dilakukan dengan teliti bersama-sama dengan Pengawas lapangan

9.2 Syarat Pelaksanaan Pekerjaan

a. Tinggi dasar + 0.00 bangunan diasesuaikan dengan gambar kerja dengan menyesuaikan ketinggian lantai lama pada

bangunan yang ada atau sesuai petunjuk Direksi/ Pengawas lapangan

b. Segala pekerjaan pengukuran persiapan/Uitzeet tersebut menjadi tanggungan Kontraktor dan harus mendapat

persetujuan Direksi atau Kuasa Pengguna Anggaran/

Penanggung Jawab Kegiatan / User c. Urugan menggunakan bahan pasir dilaksanakan pada bawah

pondasi dan tempat lain sesuai gambar kerja dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang yang cukup sempurna dan

disetujui direksi

d. Urugan untuk lainnya dipakai Sirtu e. Tanah bekas galian yang tidak dipakai harus dibuang pada

tempat yang telah ditentukan oleh Pemberi tugas

10. PEKERJAAN PASANGAN : 10.1 Keterangan umum I. Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Kali

a. Pasangan Aanstamping dibawah pondasi batu kali

sebagai landasan pondasi setebal 20 cm. b. Pasangan pondasi batu kali dengan campuran 1Pc : 5Ps

Page 5: Spec_Tec

II. Pekerjaan Pasangan Batu Merah

Pekerjaan meliputi pekerjaan pasangan dinding batu bata dan pasangan dinding batu bata trasram, serta pasangan

batu lainnya seperti yang tertera dalam gambar

10.2 Bahan-bahan

a. Batu Kali / Batu Gunung Belah 1. Batu kali atau batu gunung yang dipergunakan dengan

ukuran 15/20 utuh dan tidak poros 2. Apabila merupakan batu pecah / belah, bagian yang

terpecah harus bersudut runcing dan tajam

b. Batu Bata Batu bata liat produksi lokal kwalitas baik, pembakaran s

cukup baik, ukuran tiap unit harus sama, bersudut runcing, rata, tidak ada cacat/ retak atau mengandung kotoran

c. Pasir Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan

keras, bersih dan tidak berdebu

d. Air 1. Yang dimaksud air kerja adalah air untuk pencampuran/

dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Air untuk adukan beton sebelumnya harus dimintakan persetujuan

direksi

2. Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat

mengurangi mutu beton 3. Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan

dari direksi dan bila air yang digunakan meragukan, maka kontraktor harus mengadakan penelitian

Laboratorium atas tanggunan kontraktor

e. Semen 1. Semen dipakai produksi dalam negeri dalam hal ini

dipakai Semen Gresik, Tiga Roda, Cibinong, Padang, Nusantara dan masuk dalam standard SII dan

harus mencapai satu merk pabrik dengan jenis dan

kwalitas yang sama 2. Jenis semen Pc yang dipakai harus memenuhi ketentuan-

ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam NI.8-1969 dan sebagai pedoman dapat memakai semen

merk PC type I produksi Pabrik Semen Gresik/ setaraf

dan sesuai standard SII. Dalam melaksanakan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/ merk

3. Semen yang didatangkan ketempat pekerjaan harus baik dan baru serta didalam kantong-kantong semen yang

masih utuh tanpa sobekan-sobekan 4. Penyimpanan semen dalam gudang harus dilakukan

diatas lantai panggung minimal 20 cm diatas tanah

5. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya dan Semen yang mulai mengeras harus

segera dikeluarkan dari lapangan/ lokasi

10.3 Pelaksanaan Pekerjaan

I. Pasangan Pondasi Batu Kali a. Setelah pasir urugan diatas tanah galian mencapai

kepadatan yang diisyaratkan dan tebalnya telah diukur sesuai dengan rencana, maka dapat dipasang

aanstamping b. Pasangan aanstamping harus saling mengisi antar batu

kali, sehingga merupakan landasan pondasi yang utuh

dan padat c. Rongga – rongga antar batu aanstamping diisi dengan

pasir dan disiram air sampai jenuh dan padat d. Pasangan batu kali dengan spesi 1Pc : 5Ps mulai dari

permukaan aanstamping sampai permukaan pondasi

dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar bestek e. Pemasangan batu pondasi lapis demi lapis dengan

menggunakan pertolongan profil pondasi dan tarikan

Page 6: Spec_Tec

benang

f. Penyusunan batu pondasi tidak boleh saling berhimpit

dengan rongga antar batu 2 – 5 cm g. Rongga antar batu diisi dengan spesi dan dipadatkan

dengan cetok h. Hasil akhir pekerjaan pondasi harus kokoh, rapih dan

presesi dengan bidang sisi dan permukaan rata

II. Pasangan Batu Merah a. Sebelum batu bata dipasang, batu bata terlebih dahulu

harus direndam dengan air sampai jenuh dan batu bata yang pecah/ retak tidak boleh lebih dari 10 %

b. Pemasangan batu bata dalam satu hari ketinggiannya

tidak boleh lebih dari 1,00 (Satu) meter tingginya dan pemasangannya harus lurus dengan ketebalan sesuai

gambar . Adukan yang dipakai yaitu 1Pc: 3 Ps & 1Pc: 6 Ps, kecuali pada bagian kedap air termasuk diatas sloof

sampai setinggi 30 cm diatas lantai atau ditentukan dalam gambar

c. Semua jenis adukan harus dicampur dengan baik dan

merata dan menggunakan molen, pengadukan dengan tangan harus sesuai petunjuk direksi dan tempat adukan

tidak boleh langsung ada diatas tanah tapi harus ada alas papan/ triplek atau sejenisnya

d. Semua adukan yang berserakan pada saat pemasangan

harus segera dibersihkan dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan dan pada hari yang sama setelah

pasangan selesai semua voeg/ siar diantara pasangan bata harus dikeruk sedalam 1 cm bagian luar dalam

e. Semua pekerjaan tembok harus dipasang tegak lurus, siku, rata, dan tidak boleh ada retak-retak dan cacat-

cacat lainnya

f. Pasangan tembok batu bata ½ batu maksimum dipasang luas 12 m2, bila lebih harus dipasang kolom praktis 12/15

dengan tulangan 4 Ø Ø –15 cm

11. PEKERJAAN BETON

BERTULANG

: 11.1 Ketentuan Umum

a. Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali ditentukan lain, maka

untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71 b. Mutu beton yang disyaratkan untuk konstruksi yang bersifat

struktural adalah campuran spesi 1 Pc:2 Ps: 3 Kr , atau beton

mutu K 225

11.2 Bahan Untuk Adukan Beton a. Semen, air dan Pasir

Ketentuan sama dengan pekerjaan Pasangan b. Kerikil

a. Ukuran maksimum dari batu pecah/ split adalah 3 cm

dengan bentuk lebih kurang dan seperti mempunyai bidang pecah minimum 3 muka dan split harus bersih,

keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu beton

b. Susunan ukuran koral/ pembagi butir harus termasuk susunan batu agregat campuran

c. Besi Beton a. Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan

mutu U-24 (besi polos) dengan diameter seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang

diperkenankan apabila ada persetujuan dari Direksi

b. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar/ rencana detail dengan

menggunakan alat potong dan mal/ patrun sesuai dengan diameter masing-masing

Page 7: Spec_Tec

d. Kayu Untuk Cetakan Beton

a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat

dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu tahun b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu

tahun tebal 2 cm dan pemakaiannnya maksimum 2 kali c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting

dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu

pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai kayu meranti

minimum ukuran 5/7.

11.3 Pelaksanaan Pekerjaan Beton

a. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali bila

sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan direksi

b. Kontraktor harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pengamanan pelindung dan lain-lain yang dapat

menjamin kontinuitas pengecoran

11.4 Pengaduk Beton/ Concrete Mixer (Molen)

a. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata kontraktor harus memakai mesin pengaduk/ molen sehingga

merata/ homogen dan waktu pengadukan minimum 2 menit

untuk setiap kali mencampur. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan bila telah mendapat peresetujuan tertulis dari

Direksi. Untuk itu selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum tanggal pengecoran yang direncanakan kontraktor harus

mengajukan permohonan ijin untuk pengecoran kepada Direksi

b. Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari

pengeringan dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaannya terus menerus selama paling tidak 5

(lima) hari setelah pengecoran khususnya pelat atap beton c. Pembongkaran bekisting tidak boleh dilakukan sebelum

waktu pengerasan menurut PBI ’71 dipenuhi dan

pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras dengan terlebih dahulu

mendapatkan persetujuan Direksi d. Konstruksi dari bekisting harus kedap adukan dan tidak

melengkung menerima beban-beban dari adukan basah,

tulangan dan lain-lain tidak berubah bentuk akibat pemadatan adukan dengan vibrator

e. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai dengan

gambar-gambar rencana f. Tiang cetakan atau stut werk harus dipasang dibawah dan

disamping papan kayu yang kokoh dan harus mudah di setel,

bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang cetakan disamping kekuatan dan kekakuan dari cetakan juga

stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik terutama terhadap berat beton sendiri

g. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting

harus bersih dan kering dari air limbah, minyak dan kotoran-kotoran lainnya

h. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak ditentukan dalam gambar

i. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus di jaga jarak antara tulangan dengan

tulangan, jarak antara tulangan dengan bekisting untuk

mendapatkan tebal selimut beton/ beton decking yang cukup j. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau

diganti bilamana dianggap Direksi/ Pengawas akan melemahkan konstruksi Pengecoran tidak diperkenankan

apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi

Page 8: Spec_Tec

12. PEKERJAAN PLESTERAN

DINDING, BETON DAN

BENANGAN

: 12.1 Plesteran Dinding Dan Benangan

a. Dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan

disiram dengan air, sebelumnya harus dibuatkan kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran

yang direncanakan (1,5 cm) sesuai dengan gambar rencana/

detail atau sesuai dengan yang adan dan selalu mengikuti petunjuk pengawas lapangan

b. Plesteran dinding biasa adukan 1 Pc : 5 Ps, dan plesteran trasram dan sudut-sudut/ sponing dipakai adukan 1 Pc : 3 Ps

kemudian plesteran baru saja selesai dilaksanakan/

dikerjakan tidak boleh langsung diselesaikan dengan acian semen/ ondrongan

c. Plesteran dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus di aci/ diondrong dengan semen dan digosok

dengan amplas nekas pakai atau kertas zak semen, sedangkan untuk sponingan/ benangan sudut harus rata,

siku dan tajam pada sudutnya

12.2 Plesteran Beton

a. Permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu dengan menggunakan betel agar plesteran dapat

melekat, tebal plesteran beton minimal rata-rata 1 cm,

sedangkan untuk plesteran ini digunakan perbandingan campuran 1Pc : 3Ps

b. Sebelum pelaksanaan plesteran dilaksanakan jalur-jalur instalasi air/ listrik yang masuk dalam beton/ dinding tembok

terlebih dahulu harus dipasang dan untuk pasangan tembok diatas plafond harus diplester kasar dengan perekat yang

sama

13. PEKERJAAN LANTAI DAN

PELAPIS DINDING

: 13.1 Ketentuan Umum

a. Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan lantai dan finishing

dinding didalam dan diluar bangunan mulai dari pengadaan

bahan, pemasangan sampai finishing b. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memenuhi syarat dan

ketentuan-ketentuan yang tertera dalam PUBB 70 NI-3 dan NI-10

13.2 Lantai Dan Pelapis Dinding Keramik

a. Pekerjaan keramik yaitu untuk lantai keramik yang dipakai kwalitas A (KW I) warna, untuk lantai ruang dipakai keramik

ukuran 40 x 40 warna putih, dinding dipakai keramik ukuran 20 x 25 cm, lantai km / wc dipakai ukuran keramik 20 x 20

cm. Sesuai Petunjuk Direksi Pengawas/ Kuasa Pengguna Anggaran/ Penanggung Jawab Kegiatan / User

b. Untuk keramik putih ditentukan kemudian produksi

ROMAN, KIA, ASIA atau dari pabrik lain yang setaraf dan contoh sebelumnya harus disetujui terlebih dahulu oleh

Direksi/ Konsultan Pengawas c. Setelah dipasang warna tiap keramik harus sama dan

merata, bila ternyata terdapat perbedaan warna kontraktor

harus membongkar dan menggantinya kecuali diminta ada pengaturan pola dan warna khusus

d. Sebelum pemasangan keramik dilaksanakan, lapisan pasir dibawahnya harus dipadatkan dan disiram air sampai padat

kemudian diberi lantai kerja campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr tebal 5 cm

e. Keramik dipasang dengan adukan 1 Pc : 3 Ps dengan tebal

adukan + 3 cm. Celah antar keramik lebarnya minimal 2mm diisi dengan air semen dan selama pemasangan semua

keramik harus dilindungi dan tidak boleh dikotori f. Pasangan ini harus dilaksanakan dengan rata dan dikerjakan

oleh tukang yang cakap dan mampu, pemotongan harus

dilakukan dengan pisau khusus dan pada pertemuan sudut harus dibuat dengan sambungan verstek dan campuran apesi

adukan yang dipakai 1 Pc : 3 Ps

Page 9: Spec_Tec

14. PEKERJAAN KAYU, KUSEN,

DAUN PINTU DAN JENDELA

: 14.1 Keterangan Umum

a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang tercakup dalam

pekerjaan kusen dari bahan kayu kamper, untuk daun pintu menggunakan bahan kayu kamfer, dan daun jendela

menggunakan bahan kayu kamfer, serta pekerjaan lain

yang disebut secara khusus dalam persyaratan ini b. Bahan serta pelaksanaan pekerjaan kayu harus memenuhi

syarat dan ketentuan yang tertera didalam PPKI ’61 kayu kwalitas baik, tua kering, dan tidak cacat serta tidak terdapat

kayu muda / spint

c. Selama pelaksanaan mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan menyimpannya ditempat kering terlindung dari panas

terutama kusen - kusen dan rangka daun pintu yang telah disetel

d. Pekerjaan ini juga termasuk pembuatan pintu shfat lengkap dengan plat baja penutup shaft (4 mm) serta tangga shaft

dari bahan pipa galvanis

14.2 Syarat Pelaksanaan

a. Sambungan Kayu dikerjakan dengan pen dan lubang sampai didapatkan sambungan yang kokoh dan dikerjakan dengan

mesin/ dengan alat khusus dengan ukuran-ukuran sesuai

gambar adalah ukuran jadi b. Lubang bekas paku / sekrup harus ditutup dengan dempul

sehingga permukaannya menjadi halus dan rata kembali c. Untuk pembuatan kusen sambungan kayu dikerjakan dengan

pen dan lubang sampai didapatkan sambungan yang kokoh. Kontraktor juga harus menyediakan plat-plat/ logam, klos

kayu/ baut/ sekrup, paku-paku dan lain-lain yang dibutuhkan

bagi pelaksanaan yang sempurna untuk batang kusen vertikal yang berhubungan dengan dinding harus diangker

besi Ø

15. PEKERJAAN RANGKA DAN

PENUTUP ATAP

: 15.1 Keterangan Umum

a. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan atap untuk kuda-kuda menggunakan bahan kayu dengan bentuk, ukuran

dan dimensi sesuai gambar rencana b. Pekerjaan rangka atap serta semua yang tercantum dalam

gambar, dengan bentuk, ukuran dan dimensi sesuai

keterangan yang tertera dalam gambar c. Disamping meliputi hal tersebut diatas meliputi pengadaan

dari semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan, serta pemasangan dari semua pekerjaan kayu yang bersifat

struktural, pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera dalam

gambar rencana/ detail

d. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, kecuali kalau gambar rencana/ Detail menunjuk hal tersebut diatas

e. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan diselesaikan dengan rapi, dan dalam pelaksanannya tidak

hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pada

tempatnya tetapi dimungkinkan untuk mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan terutama bagian-

bagian yang terhalang oleh benda lain f. Pekerjaan yang telah selesai harus bebas dari puntiran-

puntiran, bengkokan-bengkokan dan sambungan-sambungan

yang mengganggu

15.2 Rangka Atap a. Bahan

1. Kuda-kuda, ½ kuda-kuda, ikatan angina, Gording, skur dan usuk dipakai kayu kruing, reng, konsol dan lisplank

menggunakan papan woodplank, papan reuter dipakai

kayu meranti

Page 10: Spec_Tec

2. Semua perlengkapan untuk kesempurnaan pekerjaan

atap kayu seperti koer, baut, pelat, pasak, paku harus

disediakan oleh kontraktor dan disesuaikan dengan gambar rencana

3. Semua pekerjaan rangka atap yang di finish menggunakan cat pelaksanaan pekerjaan harus gergaji

mesin dengan model dan masing-masing ukuran sesuai

gambar b. Syarat Pelaksanaan

1. Pekerjaan rangka atap kayu harus baik, rapi dan kokoh sehingga didapatkan bidang atap yang rata, rapi, dan

rapat

2. Bila gambar rencana tidak tertera, maka Kontraktor harus mengerjakan sesuai petunjuk Direksi

3. Penutup bidang atap tidak boleh dipasang, bila keseluruhan komponen rangka atap belum dilakukan

pengawetan dengan koolteer berikut kelengkapannya serta semua perlengkapan seperti baut-baut, mur dan

lain-lain belum dipasang dengan baik dan sempurna dan

mendapat persetujuan Direksi 4. Sebelum sambungan-sambungan balok kayu dimatikan,

semua bidang harus disambung secara teknis dan rapi dan harus di kolteer terlebih dahulu

5. Setiap sambungan gording kayu harus diperkuat dengan

baut 0 12 mm 6. Pemasangan lisplank atap harus dilaksanakan dengan

rapi, sambungan kayu menggunakan sambungan ekor burung tertutup dan sebelum sambungan difinish dengan

cat terlebih dahulu harus di meni kayu terlebih dahulu

15.3 PENUTUP ATAP

a. Bahan 1. Untuk penutup atap digunakan genteng kodok model

Karangpilang / Kodok KW I. Atau sesuai dengan yang ada

2. Genteng harus mulus, bentuknya teratur, tidak muntir,

melengkung, kaitannya harus cocok dan warnanya sama 3. Sebelum genteng didatangkan ke lokasi pekerjaan contoh

genteng yang akan harus ditunjukkan kepada Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas

4. Dalam satu Genteng harus dibuat satu produk dan tidak

boleh ada genteng dengan produk lain kecuali atas persetujuan Direksi Pekerjaan/ Konsultan Pengawas

5. Sebagai genteng wuwungan/ nok digunakan model genteng produksi sama dengan tersebut diatas dan

dipasang dengan perekat 1 Pc : 3 Ps, untuk menghindari kebocoran diperkuat dengan kawat nyamuk dilapisi

plastik tebal 0,8 mm dengan teknis pemasangan sesuai

petunjuk Direksi

b. Syarat Pelaksanaan 1. Sebelum pemasangan genteng, bidang atap/ reng harus

benar-benar lurus, rapi dan rata. Ukuran dan jarak reng

disesuaikan dengan ukuran dan type genteng 2. Atap genteng harus dipasang hingga betul-betul tersusun

rapi dalam segala arah kaitan dan saling menutup, harus cocok dan rapat

3. Untuk menghindari hal tersebut maka dalam rencana pemasangannnya harus disesuaikan dengan ukuran atap

dan jarak-jarak antara harus ditentukan supaya cocok

dengan genteng yang akan dipakai

16. PEKERJAAN PLAFON DAN RANGKA

: 16.1 Pekerjaan Rangka Plafond

a. Yang termasuk pekerjaan rangka ini ialah rangka langit-langit

pada bangunan yang ditunjukkan dalam gambar rencana/ Detail atau dilaksanakan hanya pada bagian dalam ruang

kantor, rumah dinas dan pondok jaga

Page 11: Spec_Tec

b. Kayu yang digunakan ialah kayu meranti kwalitas baik

dengan ukuran dan motif/ bentuk sesuai gambar rencana

dan menggunakan kayu baru c. Sisi yang tampak bagian bawah, harus dipasrah halus dan

rata dan semua sisi (empat) dilapisi dengan meni kayu d. Pemasangan rangka ini harus sudah diperhitungkan terhadap

beban dan aktivitas lainnya

16.2 Pekerjaan Penutup Plafond

a. Dipasang pada bagian sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana/ Detail

b. Bahan penutup langit-langit ini dipakai Kalsiboard produksi

Eternit Gresik, semua pekerjaan ini mengikuti NI-5 ’61 dan NI-3 ’70 dan pola pemasangan disesuaikan dengan gambar

rencana contoh terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas

c. Untuk semua penutup plafond ini pemasangannya dilengkapi dengan list kayu, khususnya yang berhubungan dengan

bentuk maupun motif dan teknis pemasangan sesuai dengan

gambar d. Langit-langit penutup plafond baru boleh dipasang apabila

semua keperluan-keperluan/ kepentingan-kepentingan yang aka ditutup selesai terpasang secara keseluruhan seperti

kabel listrik, pipa air talang dan sebagainya

17. PEKERJAAN ALAT

PENGGANTUNG, KUNCI DAN KACA

: 17.1 Pekerjaan Alat-alat Penggantung Dan Kunci

a. Alat penggantung yang dimaksud disini yaitu anak kunci asli, Grendel handle, Engsel dan kunci yang merupakan satu

kesatuan dalam hasil produk dari pabrik

b. Seluruh perlengkapan ini merupakan perlengkapan yang harus diikut sertakan sebagai satu kesatuan dengan

pekerjaan pokoknya c. Jenis perlengkapan ini terlebih dahulu diajukan kepada

Direksi untuk mendapatkan persetujuan pemakaiannya

apabila dipandang perlu direksi akan mengajukan jenis yang diinginkannya

d. Engsel daun pintu/ daun jendela menggunakan engsel ARCH Kwalitas baik dan tiap daun pintu menggunakan 3 engsel

besar dengan segala perlengkapannya, untuk daun jendela

menggunakan 2 engsel kecil dengan segala perlengkapannya e. Cara Pemasangan kunci harus dipasang rapi dan kuat dan

daun pintu dan jendela dalam keadaan terkunci harus kuat, kokoh dan tidak bergoyang

f. Kwalitas Untuk daun pintu menggunakan Kunci merk Kuda terbang atau setaraf 2 x putar sebelum dipasang/ dipesan

harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu

g. Kait Angin jendela/ Hak angin menggunakan hak angin putar, tarikan jendela dan grendel dipakai kwalitas baik dengan

letak pemasangannya sesuai gambar dan petunjuk Direksi/ Pengawas lapangan

17.2 Pekerjaan Kaca a. Pekerjaan mencakup seluruh jenis pekerjaan kaca yang

tercantum dalam kontrak b. Kwalitas kaca yang dipakai adalah kaca Jendela ex ASAHI

jenis “Clear Sheet Glass/ Kaca Bening atau setaraf c. Kaca tidak bergelombang dan tidak ada cacat lain yang

merugikan, secara umum pekerjaan kaca dipasang pada

tempat sesuai yang tertera dalam gambar detail.

17.3 Cara Pemasangan a. Pemasangan harus dilakukan oleh ahli dengan peralatan-

peralatan yang lengkap dengan sudah memperhitungkan

perubahan-perubahan bentuk akibat cuaca dan seluruh bahan tambahan lain yang dibutuhkan dalam pemasangan ini

juga tetap harus disediakan

Page 12: Spec_Tec

b. Ukuran kaca menurut ukuran lubang dengan kelonggaran

yang cukup agar tidak pecah waktu mengembang.

Pemasangan kaca menggunakan dempul akan tidak menimbulkan suara waktu menerima getaran, dempul yang

digunakan berkwalitas baik

18. PEKERJAAN PENGECATAN : 18.1 Keterangan Umum

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan pengecatan dari bagian yang ditunjuk dalam gambar maupun bagianlain yang

memerlukan perlindungan dengan pengecatan b. Semua pekerjaan kayu maupun dinding yang kelihatan atau

terekspose harus dicat dengan baik yaitu 1 x meni, 1 x

plamur, 1x cat dasar dan 2 s/d 3 x cat penutup sampai baik c. Dan pekerjaan lainnya sesuai dengan ditunjuk dalam gambar

rencana, dengan warna akan ditentukan kemudian oleh User/ Direksi. Dan pekerjaan lainnya sesuai yang ditunjuk dalam

gambar rencana, dengan warna akan ditentukan kemudian oleh user/ Direksi

d. Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan maupun meni

karena belum merata, berubah warna atau sebab-sebab kecacatan lainnya sampai saat serah terima pekerjaan yang

kedua kalinya menjadi tanggung jawab kontraktor

18.2 Cat Dinding dan Plafond

a. Bahan cat yang dipakai untuk finishing dinding dalam luar, plafond luar dalam dan beton, termasuk menara air dipakai

adalah VYNILEX atau setaraf dengan warna Super White atau petunjuk User dan bahan plamur yang digunakan

dengan merk yang sama dengan merk cat yang dipakai b. Sebelum dicat permukaan dinding/ Beton harus betul-betul

rata dan dibersihkan menggosok memakai kain yang

dibasahi/ amplas basah. Setelah kering baru diplamur sehingga permukaan menjadi rata dan licin

c. Pengecatan dilakukan dengan Roller sampai diadapatkan hasil yang merata warnanya minimal 3 (tiga) kali

pengecatan dan harus didapat warna putih yang merata dan

semua pengecatan harus diulang minimal 12 jam setelah pengecatan seluruhnya selesai dilaksanakan

18.3 Cat Kayu

a. Pekerjaan pengecatan kayu dilaksanakan pada tempat sesuai

dengan tersebut diatas dan bagian-bagian kayu yang memerlukan finishing dengan cat kayu menggunakan merk

EMCO Warna Agung / PATNA Surabaya dengan warna sesuai petunjuk Direksi/ User

b. Semua pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan dengan baik yaitu 1 meni, 2 kali plamur dan 3 kali Cat penutup

sampai baik

19. PEKERJAAN INSTALASI

LISTRIK

: 19.1 Keterangan Umum

a. Sesuai persyaratan yang masih untuk pekerjaan listrik juga

berlaku persyaratan umum tersebut.

b. Kontraktor harus menawar seluruh lingkup pekerjaan sesuai gambar rencana

19.2 Lingkup Pekerjaan Instalasi Listrik

Sebagai mana tercantum pada gambar rancangan, Kontraktor wajib melakukan pengadaan, pemasangan, pengujian serta

menyerahkan dalam keadaan baik dan siap pakai seluruh

instalasi penerangan dan tenaga, yang secara garis besar meliputi pekerjaan sebagai berikut :

a. Instalasi penerangan dan stop kontak. b. Lampu penerangan.

19.3 Instalasi penerangan dan Stop Kontak a. Instalasi Penerangan

1. Untuk pekerjaan instalasi penerangan pipa PVC harus

Page 13: Spec_Tec

diklem pada struktur bangunan atau rangka daripada

plafond yang diatur serapi mungkin

2. Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan dari jenis NYM 2 x 2,5 mm yang dimasukkan pada pipa PVC

3. Semua Instalasi Listrik yang dipasang harus diadakan pengetesan dengan merger test 1000 volt digital/ diputar

dan pada titik tertentu kondisi kabel harus terbuka

4. Untuk pekerjaan instalasi penerangan ini. Pihak Kontraktor harus menempatkan satu personil yang

handal dalam penanganan instalasi listrik 5. Bentuk-bentuk belokan dan penyilangan pipa konduit ini

harus menggunakan bending spring yang terbuat dari

metal yang besarnya sama dengan pipa yang diindtalasi tersebut

b. Stop Kontak + Saklar 1. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding

tembok bata atau pada partisi adalah type pemasangan masuk/ inbow (flush – Mounting)

2. Kotak kontak biasa (Inbow) yang dipasang mempunyai

rating 134 A dan mengikuti standart VDE 3. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, stop kontak

dinding harus dipakai dari jenis bahan bakelite atau metal 4. Stop kontak dinding dipasang 30 cm dari permukaan

lantai atau sesuai gambar dan pada ruang-ruang yang

basah/ lembab harus jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai

5. Stop kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water dicht dan dilengkapi dengan

system pentanahan

19.4 Lampu Penerangan

1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dan harus dikoordinasikan dengan Direksi

untuk menentukan titik koordinat pekerjaan tersebut 2. Jenis-jenis lampu yang digunakan adalah yang tertera dalam

gambar/ BQ dan type lampu yang digunakan adalah PHILLIP

3. Sebelum pemasangan lampu pihak Kontraktor diharuskan untuk mengajukan contoh material yang akan dipasang

untuk mendapatkan persetujuan 4. Seluruh armature dan komponen lampu harus baru dan

bukan barang bekas

5. Adapun jenis-jenis lampu dan Armature yang digunakan disesuaikan dengan gambar dan BQ

20. PEKERJAAN SANITASI : 20.1 Semua Instalasi air bersih did lam dan diluart bangunan

termasuk pipa distribusi antar bangunan dalam kompleks sampai ketandon air dipakai pipa PVC kelas AW dengan ukuran

sesuai gambar

20.2 Untuk penggantian Closed pada KM/WC menggunkan closed jongkok Produksi INA

a. Pembersihan lantai dan dinding keramik harus betul-betul bersih

21. PEKERJAAN PEMBERSIHAN & PENGAMAN SETELAH

SELESAI

: 21.1 Pembersihan tapak konstruksi dan semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan seperti yang tercantum dalam

buku spesifikasi ini, dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan

yang menjadi tanggung jawab kontraktor bersangkutan selesai 21.2 Semua bekas bongkaran bangunan harus dikeluarkan dari tapak

Konstruksi dengan persetujuan Direksi Pengawas selambat-

lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari 21.3 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga

keamanan bahan/ material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima

21.4 Kerusakan dan pengamanan dari kecurian selama masa

pelaksanaan sampai tahap serah terima menjadi tanggung jawab penuh kontraktor yang bersangkutan

21.4 Pembersihan seluruh pekerjaan terutama untuk bahan galian

Page 14: Spec_Tec

yang berlebihan dan tidak dipakai, semua sampah dan bekas

bongkaran-bongkaran lainnya harus betul-betul diperhatikan dan

dibuang dari lokasi sesuai dengan petunjuk/ pengarahan Pimpro/ Direksi/ Pengawas Lapangan

22. PEMELIHARAAN BANGUNAN

SEBELUM PENYERAHAN

KEDUA

: 22.1 Terhitung mulai tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang

pertama, sehingga ….. hari kalender adalah merupakan masa

pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya, antara lain :

a. Keamanan dan penjagaan. b. Penyempurnaan dan Pemeliharaan

c. Pembersihan

d. Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka penyerahan pekerjaan yang

kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang pertama

23. PENUTUP : 23.1 Hal-hal yang belum disebut dalam persyaratan ini supaya

disesuaikan dengan gambar rencana/ detail.

23.2 Persediaan barang cadangan : 23.3 Pada saat penyerahan pekerjaan, harus diikuti dengan

penyerahan bahan cadangan meliputi :

No Bahan Jumlah

1. Genteng 1 M2

2. Cat Tembok 1 Galon

3. Cat Kayu 1 Kg

23.4 Apabila dalam bestek ini untuk uraian bahan-bahan dan

pekerjaan tak disebut perkata atau kalimat “Diselenggarakan” oleh Kontraktor maka dalam hal ini harus dianggap seperti

disebutkan 23.5 Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-

bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan tetapi tidak dimasukkan dalam atau tidak disebut kata demi kata dalam

bestek ini haruslah diselenggarakan oleh Kontraktor dan diterima

sebagai hal yang disebut 23.6 Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan

perhitungan kubikasi dan lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan

dugaan kontraktor. dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari

lewatnya kendaraan-kendaraan berat dan lain-lain sehubungan dengan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab kontraktor

23.7 Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak Direksi/ Pemberi Tugas,

bilamana perlu akan diadakan perbaikan dalam peraturan ini

Disusun oleh ; CV. KUSUMA ABADI KONSULTAN

HERI WAHYUDIONO, ST. Direktur