sp 1 pasien gangguan jiwa

6
Kasus : Ny. D (39 tahun) mengalami depresi berat sejak suaminya meninggal 2 bulan yang lalu karena penyakit jantung. Sebelumnya, suaminya merupakan tulang punggung keluarga dengan penghasilan yang pas-pasan. Sedangkan pasien hanya seorang ibu rumah tangga. Pasien memiliki 4 orang anak yang semuanya masih bersekolah. Sejak ditinggal suaminya, pasien selalu mengeluh bagaimana menghidupi keempat anaknya, tidak mau bersosialisasi dengan tetangga sekitar, murung dan menangis di malam hari. SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan. Orientasi (Perkenalan): Perawat : Selamat pagi ibu. Pasien : (diam) Perawat : Selamat pagi ibu. Pasien : Selamat pagi. Perawat : Bagaimana kabar ibu hari ini? Pasien : (diam) Perawat : Ibu, bolehkah saya berkenalan dengan ibu? Pasien : (mengangguk)

Upload: ayu-safitri

Post on 06-Sep-2015

10 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

membina hubungan saling percaya dengan pasien

TRANSCRIPT

Kasus :Ny. D (39 tahun) mengalami depresi berat sejak suaminya meninggal 2 bulan yang lalu karena penyakit jantung. Sebelumnya, suaminya merupakan tulang punggung keluarga dengan penghasilan yang pas-pasan. Sedangkan pasien hanya seorang ibu rumah tangga. Pasien memiliki 4 orang anak yang semuanya masih bersekolah. Sejak ditinggal suaminya, pasien selalu mengeluh bagaimana menghidupi keempat anaknya, tidak mau bersosialisasi dengan tetangga sekitar, murung dan menangis di malam hari.

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan. Orientasi (Perkenalan):Perawat: Selamat pagi ibu.Pasien: (diam)Perawat: Selamat pagi ibu.Pasien: Selamat pagi.Perawat: Bagaimana kabar ibu hari ini?Pasien: (diam)Perawat: Ibu, bolehkah saya berkenalan dengan ibu?Pasien: (mengangguk)Perawat: Perkenalkan, saya Yuliana Tahuk. Saya senang dipanggil Yuli. Saya perawat di Ruang Melati ini. Saya yang akan merawat ibu.Pasien: Iya.Perawat: Ibu namanya siapa?Pasien: De.Perawat: Ibu senang dipanggil siapa?Pasien: D.Perawat: Apa keluhan D hari ini?Pasien: (menunduk dan diam)Perawat: Ibu D, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga ibu, teman-teman ibu, anak-anak ibu?Pasien: Iya boleh.Perawat: Bagaimana kalau kita bercakap-cakap di taman?Pasien: Lebih baik di kamar saya saja suster.Perawat: Baik ibu, mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?Pasien: Iya suster.Perawat: Baik ibu.

Kerja:Perawat: Apa yang D rasakan selama dirawat di sini?Pasien: Saya selalu sendiri suster.Perawat: Siapa saja yang D kenal di tempat ini?Pasien: Hanya teman sekamar saya saja suster.Perawat: Apa saja kegiatan yang D lakukan dengan teman yang D kenal?Pasien: Hanya berbincang-bincang singkat saja suster.Perawat: Apa yang menghambat D dalam berteman dengan pasien lain?Pasien: Mereka seperti tidak peduli dengan saya. Mereka tidak mengerti apa yang saya rasakan selama ini suster. Perawat: Menurut D, apa saja keuntungan kalau kita punya teman?Pasien: Kita tidak kesepian.Perawat: Ya, betul. Lalu apa lagi?Pasien: Bisa saling berbagi cerita dan bisa saling membantu.Perawat: Bagaimana kalau kerugiannya jika kita tidak mempunyai teman?Pasien: Kita selalu sendiri, tidak bisa saling berbagi cerita dan membantu. Kita hanya menanggung beban yang kita punya sendiri.Perawat: Wah, ternyata banyak juga ya kalau kita tidak mempunyai teman. Kalau begitu apakah D ingin belajar bergaul dengan orang lain.Pasien: Saya mau suster.Perawat: Kalau begitu, bagaimana kalau kita sekarang belajar berkenalan dengan orang lain?Pasien: Iya suster, saya mau.Perawat: Nah begini ibu. Untuk berkenalan dengan orang lain, kita sebutkan dullu nama kita, nama panggilan yang kita suka, asal daerah kita, dan hobi yang kita punya. Misalnya, nama saya Yuliana. Saya senang dipanggil Yuli. Asal saya dari Belu, dan hobi saya memasak.Pasien: Baik suster.Perawat: selanjutnya, D menanyakan nama orang yang D ajak berkenalan. Misalnya, nama Ibu siapa? Senang dipanggil siapa? Asal ibu dari mana? Hobi ibu apa?Pasien: baik suster.Perawat: Nah, ayo D dicoba.Pasien: nama saya De. Saya senang dipanggil D. Asal saya dari Flores. Hobi saya Menjahit.Perawat: bagus sekali D. Ayo coba sekali lagi.Pasien: nama saya De. Saya senang dipanggil D. Asal saya dari Flores. Hobi saya Menjahit.Perawat: Bagus sekali D. Sekarang coba D ajak orang lain berkenalan. Misalnya, D belum berkanalan dengan saya. Ayo dicoba.Pasien: Nama suster siapa?Perawat: Nama saya Yuliana.Pasien: Suster senang dipanggil siapa?Perawat: Saya senang dipanggil Yuli.Pasien: Asal suster dari mana?Perawat: Saya berasal dari Belu.Pasien: Hobi suster apa?Perawat: Hobi saya memasak.Pasien: Baik Yuli, perkenalkan nama saya De. Saya senang dipanggil D. Asal saya dari Flores. Hobi saya memasak.Perawat: wah, Bagus sekali ibu D. Nah setelah berkenalan, D bisa melanjutkan dengan percakapan tentang hal-hal yang disukai. Misalnya tentang pekerjaan, keluarga, teman-teman, dan sebagainya.Pasien: Iya suster.

Terminasi:Perawat: Nah, bagaimana perasaan D setelah kita latihan berkenalan tadi?Pasien: Saya rasa saya lebih berani untuk berkenalan dengan orang lain.Perawat: Baiklah, selanjutnya D dapat mengingat-ingat apa yang telah kita pelajari tadi selama saya tidak berada di sini, sehingga D lebih siap berkenalan dengan orang lain.Pasien: Iya suster.Perawat: Apakah D mau praktikkan pada orang lain?Pasien: Iya saya mau suster.Perawat: Kalau begitu, mau jam berapa mencobanya? Agar saya masukkan dalam jadwal kegiata hariannya.Pasien: Saya mau jam 3 besok sore.Perawat: Baiklah, besok sore jam 3 saya akan datang ke sini untuk mengajak D berkenalan dengan teman saya Perawat Ayu. Bagaimana D, mau kan?Pasien: Iya saya mau suster.Perawat: Baiklah, sampai jumpa besok sore. Selamat pagi.