solutio plasenta case fix bgt

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perdarahan obstetrik masih memegang peranan penting sebagai penyebab utama kematian maternal, sekalipun di negara maju, terutama pada kelompok sosio- ekonomi lemah. Laporan oleh Chiaki dan kawan-kawan disebutkan perdarahan obstetrik disebutkan perdarahan obstetrik yang sampai menyebabkan kematian maternal terdiri atas solutio plasenta (19%) dan koagulopati (14%) ,robekan jalan lahir terutama ruptur uteri (16%), plasenta previa (7%) dan plasenta akreta/ ikreta dan perkreta (6%) dan atonia uteri (15 %). 1 Dalam Reproductive Health Library no.5 terdapat data global mengenai kematian maternal, setiap tahun terdapat 180 sampai 200 juta perempuan menjadi hamil dan 585.000 orang diantaranya meninggal akibat salah satu komplikasi sehubungan dengan kehamilan dan persalinan. 1 Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implatasinya yang normal pada lapisan desidua endomentrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. 2 1

Upload: nefri-tiawarman

Post on 14-Jul-2016

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fhgj

TRANSCRIPT

Page 1: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perdarahan obstetrik masih memegang peranan penting sebagai penyebab

utama kematian maternal, sekalipun di negara maju, terutama pada kelompok sosio-

ekonomi lemah. Laporan oleh Chiaki dan kawan-kawan disebutkan perdarahan

obstetrik disebutkan perdarahan obstetrik yang sampai menyebabkan kematian

maternal terdiri atas solutio plasenta (19%) dan koagulopati (14%) ,robekan jalan

lahir terutama ruptur uteri (16%), plasenta previa (7%) dan plasenta akreta/ ikreta dan

perkreta (6%) dan atonia uteri (15 %).1

Dalam Reproductive Health Library no.5 terdapat data global mengenai

kematian maternal, setiap tahun terdapat 180 sampai 200 juta perempuan menjadi

hamil dan 585.000 orang diantaranya meninggal akibat salah satu komplikasi

sehubungan dengan kehamilan dan persalinan.1

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan

maternal plasenta dari tempat implatasinya yang normal pada lapisan desidua

endomentrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir.2

Solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta previa bagi ibu

hamil dan janinnya. Pada perdarahan tersembunyi yang luas di mana perdarahan

retroplasenta yang banyak dapat mengurangi sirkulasi utero-plasenta dan

menyebabkan hipoksia janin. Di samping itu, pembentukan hematoma retroplasenta

yang luas bisa menyebabkan koagulopati konsumtif yang fatal bagi ibu.2

Komplikasi solusio plasenta berasal dari perdarahan retroplasenta yang terus

berlangsung sehingga menimbulkan bebrbagai akibat pada ibu seperti anemia, syok

hipovolemik, insufisiensi fungsi plasenta, gangguan pembekuan darah, gagal ginjal

mendadak, dan uterus couvelaire di samping komplikasi sindroma insufisiensi fungsi

plasenta pada janin berupa angka kematian perinatal yang tinggi. Kematian janin,

1

Page 2: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

kelahiran prematur dan kematian perinatal merupakan komplikasi yang paling sering

terjadi pada solusio plasenta.3

2

Page 3: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Solusio Plasenta

2.1.1 Definisi

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan

maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua

endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir.

Gambar 2.3 Solusio plasenta (sumber: Mayo Foundation for Medical Education And Research,2005)

2.1.2 Etiologi

Sebab yang jelas terjadinya solusio plasenta belum diketahui, hanya parah ahli

mengemukakan teori :

Akibat turunnya tekanan darah secara tiba-tiba oleh spasme dari arteri yang

menuju keruangan interviler, maka terjadilah anoksemia dari jaringan bagian

distalnya. Sebelum ini menjadi nekrotik, spasme hilang dan darah kembali

mengalir kedalam intervili, namun pembuluh darah distal tadi sudah demikian

rapuhnya serta mudah pecah, yang mengakibatkan terjadi hematoma yang

lambat laun melepaskan plasenta dari rahim. Darah yang berkumpul di

belakang plasenta disebut hematoma retroplasenter.

3

Page 4: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain :

1) Faktor vaskuler (80-90%), yaitu toksemia gravidarum, glomerulonefritis

kronik, dan hipertensi esensial. Karena desakan darah tinggi, maka

pembuluh darah mudah pecah, kemudian terjadi hematoma retroplasenter

dan plasenta sebagian terlepas.

2) Faktor trauma

Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada hidramnion dan gemeli

Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang

banyak/bebas, versi luar, atau pertolongan persalinan.

3) Faktor paritas

Lebih banyak dijumpai pada multi daripada primi. Holmer mencatat

bahwa dari 83 kasus solusio plasenta dijumpai 45 multi dan 18 primi

4) Pengaruh lain seperti anemia, malnutrisi, tekanan uterus pada vena cava

inferior, dan lain-lain

5) Trauma langsung seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.

2.1.3 Klasifikasi

Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja (ruptur sinus marginalis),

dapat pula terlepas lebih luas (solusio plasenta parsialis), atau bisa seluruh permukaan

maternal plasenta terlepas (solusio plasenta totalis). Perdarahan yang terjadi dalam

banyak kejadian akan merembes antara plasenta dan miometrium untuk seterusnya

menyelinap dibawah selaput ketuban dan akhirnya memperoleh jalan ke kanalis

servikalis dan keluar melalui vagina ( reveled hemorrhage). Akan tetapi, ada kalanya,

walaupun jarang, perdarahan tersebut tidak keluar melalui vagina (concealed

hemorrhage) jika :

Bagian plasenta sekitar perdarahn masih melekat pada dinding rahim

Selaput ketuban masih melekat pada dinding rahim

4

Page 5: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

Perdarahan masuk kedalam kantong ketuban setelah selaput ketuban pecah

karenanya

Bagian terbawah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada segmen

bawah rahim

Dalam klinis solusio plasenta dibagi kedalam berat ringannya gambaran klinik

sesuai dengan luasnya permukaan plasenta yang terlepas, yaitu solusio plasenta

ringan, solusio plasenta sedang, dan solusio plasenta berat. Yang ringan biasanya

baru diketahui setelah plasenta lahir dengan adanya hematom yang tidak luas pada

permukaan maternal atau ada ruptur sinus marginalis. Pembagian secara klinik ini

baru definitif bila ditinjau retrospektif karena soluiso plasenta yang ringan bisa

berkembang menjadi lebih bera dari waktu ke waktu. Keadaan umum penderita bisa

menjadi buruk apabila perdarahnnya cukup banyak pada kategori concealed

hemorrhage.

Solusio plasenta ringan

Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25%, atau ada yang menyebutkan kurang

dari 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml. Tumpahan

darah yang keluar terlihat seperti pada haid bervariasi dari sedikit sampai seperti

menstruasi yang banyak. Gejala-gejala perdarahan sukar dibedakan dari plasenta

previa kecuali warna darah yang kehitaman. Komplikasi terhadap ibu dan janin

belum ada.

Solusio plasenta sedang

Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, tetapi belum mencapai separuhnya

(50%). Jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 ml tetapi belum mencapai

1.000 ml. Umumnya pertumpahan darah terjadi keluar dan kedalam bersama-sama.

Gejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus

menerus, denyut jantung janin menjadi cepat, hipotensi dan takikardi.

5

Page 6: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

Solusio plasenta berat

Luas plasenta yang terlepas sudah melebihi 50%, dan jumlah darah yang keluar telah

mencapai 1.000 ml atau lebih. Pertumpahan darah bisa terjadi keluar dan kedalam

bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda klinik jelas, keadaan umum penderita

buruk disertai syok, dan hampir semua janinnya telah meninggal. Komplikasi

koagulopati dan gagal ginjal yang ditandai pada oliguri biasanya telah ada.

2.1.4 Patofisiologi

Solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang bermula dari

suatu keadaan yang mampu memisahkan vili-vili korialis plasenta dari tempat

implantasinya pada desidua basalis sehingga terjadi perdarahan. Oleh karena itu

patofisiologinya bergantung pada etiologi. Pada trauma abdomen etiloginya jelas

karena robeknya pembuluh darah di desidua.

Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel (apoptosis) yang

disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu yang dapat menyebabkan

pembentukan trombosis dalam pembuluh darah desidua atau dalam vaskular vili

dapat berujung kepada iskemia dan hipoksia setempat yang menyebabkan kematian

sejumlah sel dan mengakibatkan perarahan sebagai hasil akhir. Perdarah tersebut

menyebabkan desidua basalis terlepas kecuali selapisan tipis yang tetap melekat pada

miometrium. Dengan demikian, pada tingkat permulaan sekali dari proses terdiri atas

pembentukan hematom yang bisa menyebabkan pelepasan yang lebih luas, kompresi

dan kerusakan pada bagian plasenta sekelilingnya yang berdekatan. Pada awalnya

mungkin belum ada gejala kecuali terdapat hematom pada bagian belakang plasenta

yang baru lahir. Dalam arteri spiralis dalam desidua. Hematoma reroplasenta

mempengaruhi penyampaian nutrisi dan oksigen dari sirkulasi maternal/plasenta

kesirkulasi janin. Hematoma yang terbentuk dengan cepat meluas dan melepaskan

plasenta lebih luas/banyak sampai kepinggirnya sehingga darah yang keluar

merembes antara selaput ketuban dan miometrium untuk selanjutnya keluar melalui

6

Page 7: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

serviks ke vagina(revealed hemorrhage). Perdarahan tidak bisa berhenti karena uterus

yang lagi mengandung tidak mampu berkontraksi untuk menjepit pembuluh arteri

spiralis yang terputus. Walaupun jarang, terdapat perdarahan tinggal teperangkap

didalam uterus (concealed hemorrhage).

Terdapat beberapa keadaan yang secara teoritis dapat berakibat kematian sel

karena iskemia dan hipoksia pada desidua.

Pada pasien dengan korioamnionitis, misalnya pada ketuban pecah prematur

sitokines, eisikanoid, dan bahan-bahan oksidan lain seperti superoksida.

Semua bahan ini mempunyai daya sitotoksis yang menyebabkan iskemia dan

hipoksia yang berujung dengan kematian sel. Slah satu kerja sitotoksis dari

endotoksin adalah terbentuknya NOS (Nitric Oxide Synthase) yang

berkemampuan menghasilkan NO (Nitric Oxide) yaitu suatu vasodilator kuat

dan penghambat agregasi trombosit. Metabolisme NO menyebabkan

pembentukan peroksinitrit suatu oksidan tahan lama yang mampu

menyebabkan iskemia dan hipoksia pada sel-sel endotelium pembuluh darah.

Oleh karena faedah NO terlampaui oleh peradangan kuat, maka sebagai hasil

akhir terjadilah iskemia dan hipoksia yang menyebabkan kematian sel dan

perdarahan. Kedalam kelompok penyakit ini termasuk autoimun antibodi,

antikardiolopin antibodi, lupus antikoagulan, semuanya telah lama dikenal

berakibat buruk pada kehamilan termsuk melatarbelakngi kejadian solusio

plasenta.

Kelainan genetik berupa defisiensi protein c dan protein s keduannya

meningkatkan pembentukan trombosis dan dinyatakan terlibat dalam etilogi

preeklampsi dan solusio plasenta.

Pada pasien dengan penyakit trombofilia dimana ada kecenderungan

pembekuan berkhir dengan pembentukan trombosis didalam desidua basalis

yang megakibatkan iskemia dan hipoksia.

7

Page 8: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

Keadaan hyperhomocysteinemia dapat menyebabkan kerusakan pada

endotelium vaskular yang berakhir dengan pembentukan trombosis pada vena

atau menyebabkan kerusakan pada arteria spiralis yang memasok darah ke

plasenta dan menjadi sebab lain dari solusio plasenta. Pemeriksaan PA

plasenta dari penderita hiperhomosisteinemia menunjukkan gambaran

patologik yang mendukung hiperhomosisteinemia sebagai faktor etiologi

solusio plasenta. Meningkatkan konsumsi asam folat dan piridoksin akan

mengurangi hiperhomosisteinemia karena kedua vitamin ini berperan sebagai

kofaktor dalam metabolisme metionin menjadi homosstein. Metionin

mengalami remetilasi oleh enzim metilentetrahidrofolat reduktase (MTHFR)

menjadi homosistein. Mutasi pada gen MTHFR mencegah proses remetilasi

dan menyebabkan kenaikan kadar homosistein dalam darah. Oleh sebab itu,

disarankan melakukuan pemeriksaan hiperhomosisteinemia pada pasien

solusio plasenta yang penyebab laiinya tidak jelas.

Nikotin dan kokain keduanya dapat menyebabkan vasokontriksi yang bisa

menyebabkan iskemia dan pada plasentas sering dijumpai bermacam lesi

sepert infark, oksidatif stres, apoptosis, dan nekrosis, yang kesemuanya ini

berpotensi merusak hubungan uterus dengan plasenta yang berujung kepada

solusio plasenta.

2.1.5 Manifestasi klinis

Solusio plasenta ringan

Kurang lebih 30 % penderita solusio plasenta ringan tidak atau sedikit sekali

melahirkan gejala. Pada keadaan yang sangat ringan tidak ada gejala kecuali

hematom yang berukuran beberapa sentimeter terdapat pada permukaan maternal

plasenta. Ini dapat diketahui secara retrospektif pada inspeksi plasenta setelah partus.

Rasa nyeri pada perut masih ringan dan darah yang keluar masih sedikit, sehingga

belum keluar melalui vagina. Nyeri yang belum terasa menyulitkan membedakannya

8

Page 9: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

dengan plasenta previa kecuali darah yang keluar berwarna merah segra pada plasenta

previa. Tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu ataupun janin masih baik. Pada

inspeksi atau auskultasi tidak dijumpai kelainan kecuali pada palpasi sedikit terasa

nyeri lokal pada tempat terbentuk hematom dan perut sedikit tegang tapi bagian-

bagian janin masih dapat dikenal. Kadar fibrinogen darah dalam batas-batas normal

yaitu 350 mg%. Walaupun belum memerlukan intervensi segera, keadaan yang

ringan ini perlu dimonitor terus sebagai upaya mendeteksi keadaaan bertambah berat.

Pemeriksaan ultrasonografi berguna untuk menyingirkan plasenta previa dan

mungkin bisa mendeteksi luasnya solusio solusio terutama pada solusio sedang atau

berat.

Solusio plasenta sedang

Gejala-gejala dan tanda-tanda sudah jels seperti rasa nyeri pada perut yang

terus menerus, denyut jantung janin biasanya telah menunjukkan gawat janin,

perdarahan yang tampak keluar lebih banyak, takikardi, hipotensi, kulit dingin dan

keringatan, oliguria mulai ada, kadar fibrinogen berkurang antara 150 sampai 250

mg/100 ml, dan mungkin kelainan pemebekuan darah dan gangguan fungsi ginjal

sudah mulai ada.

Rasa nyeri dan tegang perut jelas sehingga palpasi bagian-bagian anak sukar.

Rasa nyeri datangnya akut kemudian menetap tidak bersifat hilang timbul sperti pada

his yang normal. Perdarahan pervaginam jelas dan berwarna kehitaman, penderita

pucat karena mulai ada syok sehingga keringat dingin. Kaeadaan janin biasanya

sudah gawat. Pada stadium ini bisa jadi telah timbul his dan persalinan telah mulai.

Pada pemantauan keadaan janin dengan kardiotokografi bisa jadi telah ada deselerasi

lambat. Perlu dilakukan tes gangguan pembekuan darah. Bila terminasi persalinan

terlambat atau fasilitas perawatan intensif neonatus tidak memadai, kematian

perinatal dapat dipastikan terjadi.

9

Page 10: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

Solusio plasenta berat

Perut sangat nyeri dan tegang serta keras seperti papan (defance musculaire)

disertai perdarahan yang berwarna hitam. Oleh karena itu palpasi bagian-bagian janin

tidak mungkin lagi dilakukan. Fundus uteri lebih tinggi daripada yang seharusnya

oleh karena terjadi penumpukan darah didalam rahim pada kategori concealed

hemorrhage. Jika dalam mas aobservasi tinggi fundus bertambah lagi berarti

perdarahan baru masih berlangsung. Pada inspeksi rahim kelihatan membulat dan

kulit diatasnya kencang dan berkilat. Pada asukultasi denyut jantung janin tidak

terdengar lagi akibat gangguan anatomik dan fungsi dari plasenta. Keadaan umum

menjadi buruk disertai syok. Ada kalanya keadaan umum ibu jauh lebih bruruk

dibandingkan perdarahan yang tidak seberapa keluar dari vagina. Hipofibrinogenemia

dan oliguria boleh jadi telah ada sebagai akibat komplikasi pembekuan darah

intravaskuler yang luas (disseminated intravascular coagulation), dan gangguan

fungsi ginjal. Kadar fibrinogen darah rendah yaitu kurang dari 150 mg% dan telah

ada trombositopenia.

2.1.6 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinik yaitu perdarahan

melalui vagina, nyeri pada uterus, kontraksi tetanik pada uterus, dan pada solusio

plasenta yang berat terdapat kelainan denyut jantung janin pada pemeriksaan dengan

CTG. Namun, adakalanya pasien datang dengan gejala mirip persalinan prematur,

ataupun datang dengan perdarahan tidak banyak dengan perut tegang, tetapi janin

telah meninggal. Diangnosis definitif hanya bisa ditegakkan secara retrospektif yaitu

setelah partus dengan melihat adanya hematoma retroplasenta.

Pemeriksaan dengan ultrasonografi berguna untuk membedakannya dengan

plasenta previa, tetapi pada solusio plasenta pemeriksaan dengan USG tidak

memberikan kepastian berhubung kompleksitas gambaran retroplasenta yang normal

mirip dengan gambaran perdarahan retroplasenta pada solusio plasenta. Kompleksitas

10

Page 11: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

gambaran normal retroplasenta, kompleksitas vasskuler rahim sendiri, desidua dan

mioma semuanya bisa mirip dengan solusio plasenta dan memberikan hasil positif

palsu.

Penggunaan color doppler bisa membantu diagnosis solusio plasenta dimana

tidak terdapat sirkulasi darah yang aktif, sedangkan pada kompleksitas lain, baik

kompleksitas retroplasenta yang hiperekoik maupun yang hipoekoik seperti mioma

dan kontraksi uterus, terdapat sirkulasi darah yang aktif. Pada kontraksi uterus

terdapat sirkulasi aktif didalamnya, pada mioma sirkulasi aktif terdapat lebih banyak

pada bagian perifer daripada di bagian tengahnya.

2.1.7 Penanganan

Semua pasien dengan solusio plasenta harus segera dilakukan pemeriksaan

darah lengkap termasuk kadar hb dan golongan darah serta gambaran pembekuan

darah dengan memeriksa waktu pembekuan, waktu protrombin, waktu tromboplastin

parsial, kadar fibrinogen dan kadar hancuran fibrin dan hancuran fibrinogen dalam

plasma. Pemeriksaan dengan ultrasonografi berguna terutama untuk membedakannya

dengan plasenta previa dan memastikan janin masih hidup.

Penanganan terhadap solusio plasenta bisa bervariasi sesuai keadaan kasus

masing-masing tergantung berat ringannya penyakit, usia kehamilan, serta keadaan

ibu dan janinnya. Bilamana janin masih hidup dan cukup bulan, dan bilamana

persalinan normal belum ada tanda-tanda, umumnya dipilih persalinan melalui bedah

sesar darurat. Pada perdarahan yang cukup banyak segera lakukan resusitasi dengan

pemberian tranfusi darah dan kristaloid yang cukup diikuti persalinan yang dipercepat

untuk mengendalikan perdarahan dan menyelamatkan ibu. Umumnya kehamilan

diakhiri dengan induksi atau stimulasi partus pada kasus ringan atau janin telah mati

atau langsung dengan bedah sesar pada kasus yang berat atau telah terjadi gawat

janin.

11

Page 12: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

Penanganan ekspektatif pada kehamilan belum genap bulan berfaedah bagi

janin, tetapi umumnya persalinan preterm tidak terhindarkan baik spontan sebagai

komplikasi solusio plasenta maupun atas indikassi obstetrik yang timbul setelah

beberapa hari dalam rawatan.

Pada kasus dimana telah terjadi kematian janin dipilih pervaginam kecuali ada

perdarahan berat yang tidak teratasi dengan tranfusi darah yang banyak ada indikasi

lain yang menghendaki persalinan dilakukan perabdominam.

2.1.8 Komplikasi

Komplikasi solusio plasenta berasal dari perdarahan retroplasenta yan terus

berlangsung sehingga menimbulkan berbagai akibat pada ibu seperti anemia, syok

hipovolemik, insufisiensi fungsi plasenta, gangguan pembekuan darah, gagal ginjal

mendadak, dan uterus couvelaire disamping komplikasi sindroma insufisiensi fungsi

plasenta pada janinberupa angka kematian perinatal yang tinggi. Sindroma sheehan

terdapat pada beberpa penderita yang terhindar dari kematian setelah menderita syok

yang berlangsung lama yang menyebabkan iskemia dan nekrosis adenohipofisis

sebagai akibat solusio plasenta.

Kematian janin, kelahiran prematur dan kematian perinatal merupakan

komplikasi yang paling sering terjadi pada asoluiso plasenta. Solusio plasenta

berulang dilaporkan juga bisa terjadi pada 25% perempuan yang pernah menderita

solusio plasenta sebelumnya. Solusio plasenta kronik dilaporkan juga tejadi dimana

proses pembentukan hematom retroplasenta berhenti tanpandijelang oleh persalinan.

Komplikasi koagulopati dijelaskan sebagai berikut. Hematoma retroplasenta yang

tebentuk mengakibatkan pelepasan tromboplastin kedalam peredaran darah.

Tromboplastin bekerja mempercepat perobmakan protrombin menjadi trombin.

Trombin yang terbentuk dipakai untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin untuk

membentuk lebih banyak bekuan darah terutama pada solusio plasenta berat. Melalui

mekanisme ini apabila pelepasan tromboplastin cukup banyak dapat menyebabkan

12

Page 13: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

terjadi pembekuan darah intravaskular yang luas (disseminated intravascular

coagulation) yang semakin menguras persediaan fibrinogen dan faktor-faktor

pemebkuan lain. Akibat lain dari pembekuan darah intravaskular ialah terbentuknya

plasmin dari plasminogen yang dilepaskan pada setiap kerusakan jaringan. Karena

kemampuan fibrinolisis dari plasmin ini maka fibrin yang terbentuk dihancurkannya.

Penghancuran butir-butir fibrin yang terbentuk intravaskular oleh plasmin berfaedah

menghancurkan bekuan-bekuan darah dalam pembeluh darah kecil dengan demikian

berguna mempertahankan keutuhan sirkulasi mikro. Pada solusio plasenta berat

dimana telah terjadi perdarahan melebihi 2.000 ml dapat dimengerti kalau akhirnya

akan terjadi kekurangan fibrinogen dalam darah sehingga persediaan fibrinogen

lambat laun mencapai titik kritis (<150 mg/100 ml darah) dan terjadi

hipofibrinogenemia. Pada kadar ini telah terjadi gangguan pembeuan darah

(consumptive coagulopathy) yang secara laboratoris terlihat pada memanjangya

waktu pembekuan melebihi 6 menit dan bekuan darah yang telah terbentuk mencair

kembali. Pada keadaan yang lebih parah darah tidak mau membeku sama sekali

apabila kadar fibrinogen turun dibawah 100 mg%.

2.1.9 Prognosis

Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu hamil dan

lebih buruk lagi bagi janin jika dibandingkan dengan plasenta previa. Solusio plasenta

ringan masih mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada

kematian dan morbiditasnya rendah. Solusio plasenta sedang mempunyai prognosis

yang lebih buruk terutama terhadap janinnya karena mortalitas dan morbiditas

perinatal yang tinggi disamping morbiditas ibu, yang lebih berat. Solusio plasenta

berat mempunyai prognosis paling buruk baik terhadap ibu lebih-lebih terhadap

janinnya. Umumnya pada keadaan yang demikian janin telah mati dan mortalitas

maternal meningkat akibat salah satu komplikasi. Pada solusio plasenta sedang dan

berat prognosisnya juga bergantung pada kecepatan dan ketepatan bantuan medik

13

Page 14: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

yang diperoleh pasien. Transfusi darah yang banyak dengan segera dan terminasi

kehamilan tepat waktu sangat menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal dan

perinatal.

14

Page 15: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan

maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua

endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir.

Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja (ruptur sinus marginalis),

dapat pula terlepas lebih luas (solusio plasenta parsialis), atau bisa seluruh permukaan

maternal plasenta terlepas (solusio plasenta totalis). Sebab yang jelas terjadinya

solusio plasenta belum diketahui, hanya parah ahli mengemukakan teori : Akibat

turunnya tekanan darah secara tiba-tiba oleh spasme dari arteri yang menuju

keruangan interviler, maka terjadilah anoksemia dari jaringan bagian distalnya,

Faktor trauma, Pengaruh lain seperti anemia, malnutrisi, tekanan uterus pada vena

cava inferior, dan lain-lain.

Penanganan terhadap solusio plasenta bisa bervariasi sesuai keadaan kasus

masing-masing tergantung berat ringannya penyakit, usia kehamilan, serta keadaan

ibu dan janinnya. Bilamana janin masih hidup dan cukup bulan, dan bilamana

persalinan normal belum ada tanda-tanda, umumnya dipilih persalinan melalui bedah

sesar darurat.

15

Page 16: Solutio Plasenta Case Fix Bgt

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirodihardjo S,Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke 3. PT Bina

pustaka sarwono prawirohardjo. 2010. 493-503.

2. Cunningham FG,Leveno KJ, Bloom SL,Hauth JC, Gilstrap L, Wenstrom KD.

Williams Obsterics. 22nd. McGraw Hill. 2005. 819-23.

3. Chalik TMA. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut Dan Persalinan. Dalam: Ilmu

Kebidanan, Saifuddin AB, Rachimhadi T, Wiknjosastro GH, editors. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. Hal 492-521.

4. Cunningham FG et al. Obstetri Williams. Jakarta: EGC; 2005. Hal. 246, 336-

7,685-735.

16