presus obgyn solutio placenta

24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam suatu persalinan merupakan suatu landasan bagi kami untuk memaparkannya dan mengajak teman-teman sejawat untuk berdiskusi, sehingga diharapkan apabila dalam menghadapi persalinan yang serupa dengan yang akan kami presentasikan teman-teman sudah mengerti dan dapat berbuat atau bertindak dengan benar sehingga diharapkan tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Latar belakang mengulas kasus ini ialah intra uterin fetal death dan solutio placenta. Dengan maksud untuk dapat memberikan diagnose dan terapi terhadap pada kehamilan dengan IUFD dan suspect solutio placenta serta mengetahui hal-hal yang dapat menjadi dasar pertimbangan. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan presentasi kasus ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara kronologis perjalanan diagnosis dan penatalaksanaan IUFD dan suspect solutio placenta. C. TINJAUAN PUSTAKA INTRA UTERINE FETAL DEATH Definisi : Kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. Kematian dinilai dengan fakta bahwa sesudah dipisahkan dari ibunya, janin tidak bernapas atau menunjukkan tanda-tanda kehidupan , seperti denyut jantung, atau pulsasi tali pusat, atau kontraksi otot. Kematian janin dapat dibagi dalam 4 golongan , yaitu: 1. Golongan I : kematian sebelum masa kehamilan mencapai 20 minggu penuh 2. Golongan II : Kematian sesudah ibu hamil 20 hingga 28 minggu 3. Golongan III : Kematian sesudah masa kehamilan lebih 28 minggu (late fetal death)

Upload: mulya-ningrum

Post on 08-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 1/24

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG 

Banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam suatu persalinan merupakan suatu landasan bagi

kami untuk memaparkannya dan mengajak teman-teman sejawat untuk berdiskusi, sehingga

diharapkan apabila dalam menghadapi persalinan yang serupa dengan yang akan kami

presentasikan teman-teman sudah mengerti dan dapat berbuat atau bertindak dengan benar

sehingga diharapkan tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan.

Latar belakang mengulas kasus ini ialah intra uterin fetal death dan solutio placenta.

Dengan maksud untuk dapat memberikan diagnose dan terapi terhadap pada

kehamilan dengan IUFD dan suspect solutio placenta serta mengetahui hal-hal yang

dapat menjadi dasar pertimbangan.

B.  MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan presentasi kasus ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara

kronologis perjalanan diagnosis dan penatalaksanaan IUFD dan suspect solutio placenta.

C.  TINJAUAN PUSTAKA

INTRA UTERINE FETAL DEATH

Definisi : Kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya tanpa memandang

tuanya kehamilan. Kematian dinilai dengan fakta bahwa sesudah dipisahkan dari ibunya, janin tidak

bernapas atau menunjukkan tanda-tanda kehidupan , seperti denyut jantung, atau pulsasi tali pusat,

atau kontraksi otot.

Kematian janin dapat dibagi dalam 4 golongan , yaitu:

1.  Golongan I : kematian sebelum masa kehamilan mencapai 20 minggu penuh

2.  Golongan II : Kematian sesudah ibu hamil 20 hingga 28 minggu

3.  Golongan III : Kematian sesudah masa kehamilan lebih 28 minggu (late fetal death)

Page 2: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 2/24

4.  Golongan IV : Kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan di atas

Etiologi:

1.  Infeksi : TORCH, sifilis, pneumonia, tifoid

2.  Kelainan congenital : anensefali

3.  Perdarahan antepartum : solutio plasenta, plasenta previa

4.  Kelainan darah : inkompabilitas Rh, ABO

5.  Preeklampsia, eklampsia

6.  Lilitan tali pusat

7.  After coming head

8.  Trauma

9. 

Hipoksia kronik10. Malnutrisi

Diagnosis

1.  Perut tidak bertambah besar (TFU >>)

2.  Tidak ada gerakan janin

3.  Tidak terdengar DJJ

4.  Ro : tanda Spalding (overlapping sutura janin)

5.  USG : tidak ada DJJ / gerakan janin

6.  Post partum : derajat maserasi janin

I : kulit belum rusak tetapi mudah terkelupas

II : bula (hemoragik) pada kulit

III : kulit kisut & kendor, jaringan & sendi kendor

Terminologi untuk menerangkan DJJ janin.

DJJ merupakan dasar merujuk pada kecepatan modalitas uang mengungkapkan sebagian dari

akselerasi periodik yang dikaitkan dengan kontraksi uterus. Angka dasar antara 120 dan 160

detak/menit dianggap normal, angka 100-120 bradikardi ringan dan kurang dari 100 bradikardi berat.

Takikardi dianggap ringan kalau angka dasarnya antara 161-180 detak/menit dan jelas kalau lebih dari

180 detak/menit.

Page 3: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 3/24

Akselerasi merujuk pada meningkatnya DJJ diatas dasar dan deselerasi menunjukkan

perlambatan dibawah angka dasar. Tiga pola utama deselerasi :

1.  Pola deselerasi seragam mencerminkan bentuk yang terekam bersamaan dengan kejadian kontraksi

uterus. Deselerasi dini biasanya dihubungkan dengan kompresi kepala janin, meskipun stimulasiuntuk deselerasi dinin dapat lebih tidak menggembirakan lagi.

2.  Pola deselerasi awal yang ditandai dengan perlambatn DJJ saat mulainya kontraksi, kemudian

merupakan akibat penekanan tekanan intrakranial sementara karena kompresi kepala yang

merangsang N. Vagus dan karena inu memperlambat jantung. Tetapi deselerasi awal mempunyai

sebab yang lebh mengkhawatirkan yang sering disebabkan kompresi tali pusat.

3.  Pola deselerasi lambat kemungkinan akibat hipoksia dan gangguan metabolik yang ditimbulkan

serta asidosis karena sebab-sebab lain, misalkan jepitan tali pusat lama dan berulang atau sepsis

janin karena karioamnionitis. Kehamilan dapat ditangguhkan dengan aman hanya kalau insufisiensi

uteroplaebter dapat dikoreksi, seperti menghilangnya aktivitas uterus yang berlebihan dengan

menghentikan segera stimulasi oksitosin atau dengan segera mengkoreksi hipotensi ibu oleh sebab

itu akan memperbaiki sirkulasi uteroplasenter.

4.  Pola deselerasi variabel kemungkinan oleh kompresi tali pusat.

Alat yang dipakai :

-  Stetoskop Laenec/Doppler.

-  CTG.

Penilaian keadaan janin :

-  Pembuatan foto rontgen.

-  USG.

-  Amnioskopi.

-  Menganalisa air ketuban.

-  Perbandingan lesitin sfingomyelin.

-  NST (Non Stress Test).

-  OCT.

-  Gerakan janin.

Page 4: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 4/24

 

Terapi

1.  Preventif : ANC yang baik

2.  Observasi 2-3 minggu

3.  Persalinan

I. Pervaginam : priming dengan Misoprostol & induksi dengan infuse Oksitosin embriotomi

(atas indikasi)

II. Perabdominam : SC (atas indikasi)

Solutio Placenta

Def : Keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin

lahir.

Klasifikasi menurut derajat lepasnya plasenta :

1)  Solusio plasenta parsialis.

Hanya sebagian saja plasenta dari tempat perlekatannya.

2)  Solusio plasenta totalis.

Seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat perlekatannya.

3)  Kadang-kadang plasenta turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam, disebut :

³populasi placenta´.

Klasifikasi berdasarkan manifestasi klinis :

1.  Solusio plasenta ringan

Perdarahan kurang dari 200 cc, uterus tidak tegang, belum ada renjatan, pelepasan plasenta

kurang dari 1/6 bagian permukaan fibrinogen plasma > 250 mg %.

2.  Solusio plasenta sedang

Page 5: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 5/24

Perdarahan lebih dari 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pra renjatan, gawat janin atau

janin telah mati, pelepasan plasenta ¼-23 bagian permukaan plasenta, fibrinogen plasma

150-250 mg %.

3.  Solusio plasenta berat

Uterus tegang berkontraksi tetanik, terdpat tanda renjatan, janin telah mati, plasenta lepas >

2/3 permukaan atau keseluruhan permukaan.

Etiologi :

Sebab jelasnya belum diketahui.

Teori dari para ahli :

Turunnya darah secara tiba-tiba oleh spasme arteri yang menuju ke ruangan inter viller,

maka terjadi nekrosis, spasme hilang dan darah kembali mengalir ke dalam inter villi, pembuluh

darah distal tadi rapuh dan menjadi mudah pecah, sehingga hematom terbentuk dan lambat laun

melepaskan plasenta dari rahim. Darah yang berkumpul di belakang plasenta disebut hematom

retroplacenta.

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

1.  Faktor vaskuler

Yaitu toksemia gravidarum, glomerulonefritis, hipertensi esensial.

2.  Faktor trauma

Trauma langsung seperti jatuh, tertentdang, tarikan pada tali pusat yang pendek akibat

pergerakan janin yang banyak, versiluar, pertolongan persalinan.

3.  Faktor paritas

Lebih banyak dijumpai pada multi dari pada primi.

4.  Pengaruh lain

Seperti anemia, malnutrisi, tekanan uterus pada vena cava inferior.

Diagnosis :

1.  Anamnesis :

  Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut.

Page 6: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 6/24

  Perdarahan pervaginum dengan sifat bisa hebat dan sekonyong-konyong (non rekuren) terdiri

dari darah segar dan bekuan-bekuan darah.

  Pergerakan anak mulai hebat terasa pelan akhirnya tidak bergerak lagi.

  Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, pandangan berkunang-kunang.

Ibu kelihatan anemis, tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.

2.  Inspeksi :

  Pasien gelisaah, sering mengerang kesakitan.

  Pucat sianosis keringat dingin.

  Keluar darah per vaginam.

3.  Palpasi :

  Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya retro plasenter hematom, uterus tidak sesuai

dengan tuanya kehamilan.

  Uterus teraba tegang dan keras seperti papan [uterus in bois (wooden uterus)] baik waktu his

maupun di luar his.

  Bagian-bagian janin sukar dikenali karena perut (uterus) tegang.

4.  Auskultasi :

Sulit, karena uterus tegang. Bila BJJ terdengar biasanya di atas 140 x, kemudian turun di

bawah 100 dan akhirnya hilang.

5.  Pemeriksaan dalam :

  Serviks bisa telah terbuka atau masih tertutup.

  Kalau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang, baik sewaktu his

maupun di luar his.

  Kalau ketuban pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya, maka plasenta akan turun ke

bawah dan teraba pada pemeriksaan.

6.  Pemeriksaan umum :

  Tensi semula tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler tetapi lambat laun

turun dan pasien jatuh dalam keadaan syok.

  Nadi cepat, kecil.

7.  Pemeriksaan laboratorium :

Urin : albumin (+)

Darah : - Hb menurun

Page 7: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 7/24

- a/hipofibrinogenemia

8.  Pemeriksaan plasenta :

Sesudah bayi lahir plasenta cekung dan tipis di bagian plasenta yang terlepas dan terdapat

koagulum (haematom retroplasenter).

Diagnosis Banding

-  Plasenta previa.

-  Vasa previa.

Komplikasi

a.  Langsung : - Perdarahan

-  Infeksi

-  Emboli

b.  Tidak langsung :

y  Cauvelair uterus, sehingga kontrasi tidak baik, dan menyebabkan perdarahan post partum.

y  a/hipo-fibrinogenemia dengan perdarahan post partum.

y  Nekrosis-kontaks renalis, menyebabkan anuria dan uremia.

y  Kerusakan-kerusakan ringan seperti hati, hipofisis dan lain-lain.

Penatalaksanaan

1.  Terapi konservatif (ekspektatif)

Menunggu sampai perdarahan berhentiu dan partus berlansung spontan. Selama

menunggu/mengawasi diberikan :

  Perbaiki keadaan umum.

  Berikan antibiotik.

  Suntikan morfin sibkutan.

  Stimulasi dengan kardio tonika.

  Transfusi darah.

2.  Terapi aktif 

Page 8: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 8/24

Prinsip : melakukan tindakan dengan tujuan anak segera dilahirkan dan perdarahan dapat

segera dihentikan.

Persalinan yang tidak selesai, atau tidak diharapkan selesai dalam 6 jam setelah terjadinya solutio

placenta walaupun dengan pemecahan selaput ketuban, infus oksitosin, satu-satunya cara untuk 

segera mengosongkan uterus ialah dengan seksio sesarea. Seksio sesarea tidak usah menunggu

sampai darah tersedia secukupnya atau syok elah dapat diatasi, karena tindakan terbaik untuk 

mengatasi perdarahan ialah dengan mengatasi perdarahan.

Ruptura UteriRuptur uteri merupakan robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau dalam persalinan

dengan atau tanpa robeknya peritoneum viserale.

ETIOLOGI Menurut etiologinya :

(1).  Ruptura uteri spontanea

Menurut etiologi dapat dibagi 2 :

(a).  Karena dinding rahim yang lemah dan cacat, misalnya pada bekas seksio sesarea,

miomektomi, perforasi waktu kuretase, histerorafia, pelepasan plasenta secara manual.

Dapat juga pada graviditas pada kornu yang rudimenter dan graviditas interstitialis,

kelainan kongenital dari uterus, seperti hipoplasia uteri dan uterus bikornus, penyakit

pada rahim, misalnya mola destruens, dan lain-lain, atau pada gemeli dan hidramnion,

dimana dinding rahim tipis dan regang.

(b).  Karena peregangan yang luar biasa dari rahim, misalnya pada panggul sempit atau

kelainan bentuk panggul, janin besar seprti janin penderita D.M, hidup fetalis,

postmaturitas dan grandemultipara. Juga dapat karena kelainan kongenital dari janin :

hidrosefalus, monostrum, torakofagus, anensefalus dan shoulder dystocia; kelainan letak

janin : letak lintang dan presentasi rangkap; atau malposisi dari kepala : letak defleksi,

Page 9: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 9/24

letak tulang ubun-ubun dan putar paksi salah. Selain itu karena adanya tumor pada jalan

lahir; rigid cervix: conglumeratio cervicis, hanging cervix ; retrofleksia uteri gravida dengan

sakulasi; grandemultipara dengan perut gantung (pendulum); atau pimpinan partus yang

salah.

(2).  Ruptura uteri violenta (traumatika), karena tindakan dan trauma lain seperti :

-  Ekstraksi forsep

-  Versi dan ekstraksi

-  Embriotomi

-  Versi Braxton Hicks

-  Sindroma tolakan (pushing syndrome)

-  Manual plasenta

Kuretase-  Ekpressi Kristeller atau Crede

-  Pemberian pitosin tanpa indikasi dan pengawasan

-  Trauma tumpul dan tajam dari luar

Menurut gejala klinis :

(1).  Ruptura uteri imminens (membakat = mengancam); penting untuk diketahui. Gejala klinis akan

dibicarakan kemudian.

(2).  Ruptura uteri (sebenarnya).

MEKANISME RUPTUR UTERI

Pada umumnya uterus dibagi atas dua bagian besar : korpus uteri dan serviks uteri. Batas

keduanya disebut ismus uteri (2-3 cm) pada rahim yang tidak hamil. Bila kehamilan sudah kira-kira

± 20 mg, dimana ukuran janin sudah lebih besar dari ukuran kavum uteri, maka mulailah terbentuk

SBR ismus ini.

Batas antara korpus yang kontrakstil dan SBR yang pasif disebut lingkaran dari Bandl.

Lingkaran Bandl ini dianggap fisiologik bila terdapat pada 2-3 jari diatas simfisis, bila meninggi maka

kita harus waspada terhadap kemungkinan adanya ruptura uteri mengancam (RUM).

Page 10: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 10/24

Ruptur uteri terutama disebabkan oleh peregangan yang luar biasa dari uterus. Sedangkan

kalau uterus telah cacat, mudah dimengerti, karena adanya lokus minoris resistens.

Rumus mekanisme terjadinya ruptura uteri :

R = H + O

Dimana : R = Ruptura

H = His kuat (tenaga)

O = Obstruksi (halangan)

Pada waktu in-partu, korpus uteri mengadakan kontraksi sedang SBR tetap pasif dan cervix

menjadi lunak (effacement  dan pembukaan). Bila oleh sesuatu sebab partus tidak dapat maju

(obstruksi), sedang korpus uteri berkontraksi terus dengan hebatnya (his kuat), maka SBR yang pasif 

ini akan tertarik ke atas, menjadi bertambah regang dan tipis. Lingkaran Bandl ikut meninggi,

sehingga suatu waktu terjadilah robekan pada SBR tadi Ruptura Uteri.

Dalam hal terjadinya ruptur uteri jangan dilupakan peranan dari anchoring apparatus untuk

memfiksir uterus yaitu ligamentum rotunda, ligamentum latum, ligamentum sacrouterine, dan

jaringan parametra.

DIAGNOSIS DAN GEJALA KLINIS

Terlebih dahulu, dan ini yang penting, adalah mengenal betul gejala dari ruptura uteri

mengancam (threatened uterine rupture) sebab dalam hal ini kita dapat bertindak secepatnya

supaya tidak terjadi ruptura uteri yang sebenarnya.

Gejala ruptura uteri mengancam (RUM)

(1).  Dalam tanya jawab dikatakan telah ditolong/didorong oleh dukun/bidan, partus sudah lama

berlangsung.

(2).  Pasien nampak gelisah, ketakutan, disertai dengan perasaan nyeri di perut.

Page 11: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 11/24

(3).  Pada setiap datangnya his pasien memegang perutnya dan mengerang kesakitan bahkan

meminta supaya anaknya secepatnya dikeluarkan.

(4).  Pernafasan dan denyut nadi lebih cepat dari biasa.

(5).  Ada tanda dehidrasi karena partus yang lama (prolonged labor ), yaitu mulut kering, lidah

kering dan haus, badan panas (demam).

(6).  His lebih lama, lebih kuat dan lebih sering bahkan terus-menerus.

(7).  Ligamentum rotundum teraba seperti kawat listrik yang tegang, tebal dan keras, terutama

sebelah kiri atau keduanya.

(8).  Pada waktu datang his, korpus uteri teraba keras (hipertonik) sedangkan SBR teraba tipis dan

teregang.

(9).  Diantara korpus dan SBR nampak lingkaran Bandl sebagai lekukan melintang yang bertambah

lama bertambah tinggi, menunjukkan SBR yang semakin tipis dan teregang.Sering lingkaran Bandl ini dekelirukan dengan kandung kemih yang penuh, untuk itu

lakukan kateterisasi kandung kemih.

Dapat peregangan dan tipisnya SBR terjadi di dinding belakang sehingga tidak dapat

kita periksa, misalnya terjadi pada asinklitismus posterior atau letak tulang ubun-ubun

belakang.

(10).  Perasaan sering mau kencing karena kandung kemih juga tertarik dan teregang ke atas,

terjadi robekan-robekan kecil pada kandung kemih, maka pada kateterisasi ada hematuri.

(11).  Pada auskultasi terdengar denyut jantung janin tidak teratur (asfiksia).

(12).  Pada pemeriksaan dalam dapat kita jumpai tanda-tanda dari obstruksi seperti edema porsio,

vagina, vulva, dan kaput kepala janin yang besar.

Gejala-gejala ruptura uteri

Bila ruptura uteri yang mengancam dibiarkan terus, maka suatu saat akan terjadilah

ruptura uteri.

(1).  Anamnesis dan inspeksi

-  Pada suatu his yang kuat sekali, pasien merasa kesakitan yang luar biasa, menjerit

seolah-olah perutnya sedang di robek kemudian jadi gelisah, takut, pucat, keluar 

keringat dingin sampai kolaps.

-  Pernafasan jadi dangkal dan cepat, kelihatan haus.

Page 12: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 12/24

-  Muntah-muntah karena perangsangan peritoneum.

-  Syok, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun bahkan tak terukur.

-  Keluar perdarahan pervaginam yang biasanya tak begitu banyak, lebih-lebih kalau

bagian terdepan atau kepala sudah jauh turun, dan menyumbat jalan lahir.

-  Kadang-kadang ada perasaan nyeri yang menjalar ke tungkai bawah dan di bahu.

-  Kontraksi uterus biasanya hilang.

-  Mula-mula terdapat defans muskuler kemudian perut menjadi kembung dan

meteoristis (paralisis usus).

(2).  Palpasi

-  Teraba krepitasi pada kulit perut yang menandakan adanya emfisema subkutan.

-  Bila kepala janin belum turun, akan mudah dilepaskan dari pintu atas panggul.

-  Bila janin sudah keluar dari kavum uteri, jadi berada di rongga perut, maka teraba

bagian-bagian janin langsung di bawah kulit perut, dan disampingnya kadang-

kadang teraba uterus sebagai suatu bola keras sebesar kelapa.

-  Nyeri tekan pada perut, terutama pada tempat yang robek.

(3).  Auskulatsi

Biasanya denyut jantung janin sulit atau tidak terdengar lagi beberapa menit setelah

ruptur, apalagi kalau plasenta juga ikut terlepas dan masuk ke rongga perut.

(4).  Pemeriksaan Dalam

-  Kepala janin yang tadinya sudah jatuh turun ke bawah, dengan mudah dapat

didorong ke atas, dan ini disertai keluarnya darah pervaginam yang agak banyak.

-  Kalau rongga rahim sudah kosong dapat diaraba robekan pada dinding rahim dan

kalau jari atau tangan kita dapat melalui robekan tadi, maka dapat diraba usus,

omentum, dan bagian-bagian janin.

Kalau jari tangan kita yang didalam kita temukan dengan jari luar, maka terasa

seperti dipidahkan oleh bagian yang tipis sekali dari dinding perut, juga dapat

diraba fundus uteri.

(5).  Kateterisasi

Hematuri yang hebat menandakan adanya robekan pada kandung kemih.

Page 13: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 13/24

Page 14: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 14/24

Atoni uteri merupakan salah satu penyebab perdarahan post partum, selain atoni uteri dapat juga oleh

perlukaan jalan lahir, terlepasnya sebagian plasenta dari uterus, tertinggalnya sebagian dari plasenta

misalnya kotiledon atau plasenta suksenturiata.

Atoni juga dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan memijat uterus ke bawah

dalam usaha melahirkan plasenta, sedang sebenarnya belum terlepas dari uterus.

Diagnosis

Diagnosis biasanya tidak sulit, terutama apabila timbul perdarahan banyak dalam waktu pendek. Apabila

terjadi perdarahan postpartum dan plasenta belum lahir, perlu diusahakan melahirkan plasenta segera.

Jikalau plasenta sudah lahir, perlu dibedakan antara perdarahan akibat atonia atau perdarahan akibat

perlukaaan jalan lahir. Pada perdarahan akibat atonia, uterus membesar dan lembek pada palpasi,

sedangkan bila akibat perlukaan jalan lahir, uterus berkontraksi dengan baik.

1. 

Observasi TTV syok2.  Palpasi uterus (TFU & UC) atonia uteri

3.  Periksa kelengkapan plasenta plasenta restan

4.  Eksplorasi cavum uteri plasenta restan

5.  Periksa jalan lahir laserasi jalan lahir

6.  Cek lab (DL,PT, APTT, LED) kelainan darah

Terapi

1.  Syok infuse RL

2.  Masase fundus uteri masih perdarahan:

3.  Eksplorasi cavum uteri

4.  Kompesi bimanual eksternal

5.  Uterotonik:

y  Oksitosin 20 IU (2 amp) + 500 cc RL drip 20 tpm

y  Injeksi Metil Ergometrin 0,2 mg 1x1 amp i.m

6.  Kompresi bimanual internal masih perdarahan:

7.  Rujuk laparotomi, selama di perjalanan

y  Oksitosin 20 IU (2 amp + 500 cc RL drip)

y  Kompresi bimanual eksternal + kompresi aorta abdominalis

8.  Ligasi A. uterina dan/ atau A. Hipogastrika masih perdarahan :

9.  Operatif : Histerektomi

10. Cek DL : Hb< 8 transfusi: WB/ PRC/ FFP

Page 15: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 15/24

 

BAB II

KASUS

A.  Identitas 

Nama : Ny. R

Umur : 28 th

Alamat : Tamansari 1/6 Kr Uwas

No. CM : 074113

Dtg/Tgl : 12.30 WIB, 1 Agustus 2009

B.  Anamnesis 

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan kencang-kencang, belum keluar lendir darah dan ketuban tak lama

kemudian, gerak janin tidak dirasakan. Perut tegang dan nyeri tekan (+). Riwayat Haid : HPHT : 14-12-

2008, HPL : 21-9-09, Riwayat nikah 1x selama 1 tahun, Riwayat ANC : teratur sebulan 1x di bidan, TT (-),

Riwayat KB Pil (+) 2 Th . Riwayat obstetric : An.I hamil ini. Riwayat Penyakit Dahulu : Jantung, Hipertensi,

DM, Asma disangkal

C.  Pemeriksaan Fisik 

Keadaan Umum : Pucat

Kesadaran : Compos Mentis

Vital Sign : T : 90/70 mmHg, N : 120x/ menit

Page 16: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 16/24

R : 40 x/ mnt, S : Afebris

Tinggi Badan : 150 cm

Berat Badan : 52 kg

Status Generalis : - Mata : Conjuntiva Anemis (-), Skelra Ikterik (-)

- Thorak : Cor : S1> S2 Reguler, Bising (-), Gallop (-)

Pulmo: Suara Dasar Vesikuler, Suara Tambahan (-)

- Genetalia Eksterna : Lendir darah (-), Edeme Vulva (-)

- Ektremitas : Udeme (-) ekstremitas bawah, Reflek Fisiologis (+), Reflek

Patologis (-)

Status Obstetri

- Pemeriksaan Luar :

Inspeksi : Perut Membuncit tampak membujur

Palpasi : TFU 22 cm,

Presentasi belakang kepala, His (-)

Perkusi : Tympani

Auskultasi : DJJ : tidak terdengar

- Pemeriksaan Dalam :

Vaginal Toucher : Pembukaan 1 cm, selaput ketuban (+), lendir darah (-), kepala turun

Hodge I

D.  Diagnosis 

G1P0A0, 28 th, Hamil 33 mgg, Janin Mati Intrauterine, Presentasi belakang kepala, Letak membujur,

Suspect solutio placenta

Page 17: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 17/24

 

E.  Penatalaksanaan 

y  Rencana Diagnostik : Lapor dokter umum IGD

y  Rencana Terapi : Usaha darah 3 kolff, cek lab darah lengkap, tunggu hasil lab

y  Rencana Diagnostik: Lapor dokter konsulen jaga obsgin

y  Rencana Terapi : Infus 2 jalur, injeksi Ampicillin 3x1 gr , konsul anestesi untuk SC, siapkan SC

F. Observasi di VK IGD

Tgl : 01/08/2009 jam 15.00 : Dapat darah 2 kolff, TD: 100/70

Jam 15.15 : Dokter residen anestesi periksa dan diberi ranitidin

Jam 16.00 : Operasi dimulai

Jam 16.10 : Bayi lahir mati, perempuan, pada ibu ditemukan adanya rupture uteri

spontan dan atonia uteri maka dilakukan histerektomi

Jam 17.30 : Operasi selesai, usaha darah lagi 4 kolff, observasi keadaan umum

Laporan Operasi

Tanggal Pembedahan : 1 Agustus 2009

Pembedahan dimulai : Jam 16.00

Pembedahan Selesai : jam 17.30

Diagnosis Pra Bedah : G1P0A0, 28 thn, hamil 33 minggu, IUFD, presentasi belakang kepala,

letak membujur, suspect solutio placenta

Diagnosis Pasca Bedah : Post SCTP & Histerektomi a.i IUFD, rupture uteri spontan dan atonia uteri

Jenis Pembedahan : SCTP dan Histerektomi

Laporan Operasi

y  Penderita tidur telentang dimeja operasi

Page 18: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 18/24

y  Asepsi dan anti sepsis abdomen dan daerah sekitarnya

y  Tutup dengan duk steril kecuali di daerah tindakan

y  Insisi pada linea mediana sampai cavum abdomen terbuka

y  Pasang speculum abdomen, tampak uterus sebesar hamil aterm

y  Insisi Segmen Bawah Rahim sampai cavum uteri terbuka.

y  Pecah kulit ketuban

y  Bayi lahir dengan ekstraksi kaki, perempuan, IUFD , BB : 1750 gr, PB : 43 cm

y  Jahit Corpus dengan benang Dixon share jelujur terkunci

y  Dilanjutkan dengan menjahit SBR dengan cara yang sama

y  Dilanjutkan dengan sterilisasi Pomeroy

y  Perdarahan minimal

y  Tutup dinding abdomen selapis demi selapis

y  Operasi selesai

Instruksi Post Operasi :

y  Infus RL + NaCl = 1:2:1 = 30 tpm

y  Transfusi s/d Hb 10 gr/dl

y  Ceftriaxone injeksi 2x1 gr 1L

y  MetronIdazol drip 2x500 gr (2 hari)

y  Alinamin F injeksi 2x1 gr 1L

y  Vit. C injeksi 3x1 gr 1L

y  Tiamolol injeksi 3x1 gr

Page 19: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 19/24

 

HASIL LABORATORIUM

DARAH LENGKAP

Hb : 7,9 gr/dl (nilai normal 12-16 gr/dl)

Leukosit : 14.700 gr/dl (nilai normal 5000-10000 gr/dl)

Hematokrit : 21,1 % (nilai normal 37-47%)

Eritrosit : 2 juta 3,7 juta (nilai normal 4,2 -5,4 juta/ uL

Trombosit : 87.000 (nilai normal 150.000-450.000/ uL)

Hitung Jenis Leukosit :

-  Basofil : 0 (nilai normal 0-1 %)

-  Eosinofil : 0 (nilai normal 2-4 %)

-  Batang : 0 (nilai normal 2-5 %)

-  Segmen : 70 (nilai normal 40-70%)

-  Limfosit : 30 (nilai normal 20-40%)

-  Monosit : 0 (nilai normal 2-8 %)

GLUKOSA SEWAKTU : 129 mg/dl (nilai normal 200 mg/dl)

SGOT : 22 (nilai normal 14-36)

SGPT : 19 (nilai normal 9-52)

UREUM DARAH : 21-9 (nilai normal 15-36,4)

KREATININ DARAH : 0-88 (nilai normal 0,7-1,2)

Page 20: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 20/24

 

Follow up di Bangsal Flamboyan

Tanggal S O A  P 

02/08/09 Perut terasa mules

BAK : (+) DC

BAB : (-)

Flatus : (-)

PPV : (+)

K U: Lemah, Compos Mentis.

VS : T : 100/70 mmHg

N : 90 x /Mnt

S : Afebris

R : 72 x/mnt

St Generalis

Mata: CA -/-, SI -/-

Thorax: C/P dbn

Ekstemitas :dbn

St. Obstetrik 

I : Datar, luka op tertutup kasa

Pa : TFU 3 jr dibawah pusat

Nyeri tekan (-)

Pe : Tympani

A : Bising Usus (+) N

PIA0,28 th Post

SCTP &

histerektomi a.i

IUFD, rupture

uteri spontan,

atoni uteri

03/08/09 Perut masih sakit

Kel: Flatus (-)

BAK (+) DC

BAB (-)

ASI (-)

PPV (+)

K U: sedang, Compos Mentis.

VS : T : 110/70 mmHg

N : 80 x /Mnt

S : Afebris

R : 28 x/mnt

St Generalis

Mata: C

A-/-,

SI-/-

Thorax: C/P dbn

Ekstemitas :dbn

St. Obstetrik 

I : Datar, luka op tertutup kasa

Pa : TFU 3 jr dibawah pusat

PIA0,28 th Post

SCTP &

histerektomi a.i

IUFD, rupture

uteri spontan,

atoni uteri

-Ampicillin 3x500

mg

- Sulfas Ferrosus

Vit C

Page 21: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 21/24

Nyeri tekan (-)

Pe : Tympani

A : Bising Usus (+) N

05/08/09P

erut masih sakitKel:

Flatus (+)

BAK (+)

BAB (-)

PPV (+)

K U

: sedang, ComposM

entis.VS : T : 110/70 mmHg

N : 84 x /Mnt

S : Afebris

R : 20 x/mnt

St Generalis

Mata: CA -/-, SI -/-

Thorax: C/P dbn

Ekstemitas :dbn

St. Obstetrik I : Datar, luka op tertutup kasa

Pa : TFU 3 jr dibawah pusat

Nyeri tekan (-)

Pe : Tympani

A : Bising Usus (+) N

PIA

0,28 thP

ostSCTP &

histerektomi a.i

IUFD, rupture

uteri spontan,

atoni uteri

- Obat diteruskan- Amoxicillin 3x500

mg

- Vit C/ SF

- Asam mefenamat

3x500 mg

- Pengawasan K U,

TFU, PPV, BAK,

BAB, Flatus

-

06/08/09 Batuk 

Kel:

Flatus (+)

BAK(+)

BAB (+)

PPV (+)

K U: sedang, Compos Mentis.

VS : T : 100/60 mmHg

N : 80 x /Mnt

S : Afebris

R : 20 x/mnt

St Generalis

Mata: CA -/-, SI -/-

Thorax: C/P dbn

Ekstemitas :dbn

St. Obstetrik 

I : Datar, luka op tertutup kasa

Pa : TFU 3 jr dibawah pusat

Nyeri tekan (-)

Pe : Tympani

A : Bising Usus (+) N

PIA0,28 th Post

SCTP &

histerektomi a.i

IUFD, rupture

uteri spontan,

atoni uteri

-Amoxicillian 3x500

mg

-Vit C/ SF 2x5 tab

-Asam mefenamat

3x500 mg

-Diet biasa

-Pengawasan K U,

TFU, PPV, BAK,

BAB, Flatus

-Boleh pulang

Page 22: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 22/24

 

BAB III 

PEMBAHASAN

Dari laporan kasus yang kami presentasikan ini, pasien datang dengan GIP0A0, 28 thn, Hamil 33

minggu, Janin Mati Intrauterin, Presentasi belakang kepala, Letak membujur, Suspect Solutio Placenta.

Diagnosis ini berdasarkan pada :

-  GIP0A0 : ini adalah kehamilan pasien yang pertama, pasien belum pernah

melahirkan dan belum pernah abortus.

-  Hamil 33 minggu : ini berdasarkan HPHT pasien, yaitu 14 Desember 2008 dengan

HPL tanggal 21 September 2009.

-  Janin mati intra uterine, Letak membujur ditentukan dengan pemeriksaan Leopold

dan DJJ (-).

-  Suspect Solutio Placenta pada pasien ini didiagnosis dari perut tegang dan adanya

nyeri tekan di perut, serta Hb rendah : 7,9 gr/dl

Pada kasus ini dilakukan tindakan untuk segera mengakhiri persalinan yakni dengan tindakan

secsio secaria dan histerektomi. Karena pada kasus ini memenuhi kriteria untuk segera melakukan

tindakan secsio secaria dan histerektomi, adapun kriterianya adalah pada kasus ini didapatkan keadaan

IUFD , rupture uteri spontan, dan atoni uteri.

Page 23: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 23/24

 

BAB IV

KESIMPULAN

1. Diagnosis pada kasus ini : GIP0A0, 28 thn, Hamil 33 minggu, Janin Mati Intrauterin, Presentasi

Belakang Kepala, Letak Membujur, Suspect Solutio Placenta

2. Janin tidak bisa dilahirkan pervaginam karena adanya kegawatdaruratan janin yang harus segera

dilakukan tindakan sectio secaria.

3. Intra Uterine Fetal Death kemungkinan dikarenakan adanya perdarahan antepartum

4. Dasar diagnosis suspect solutio placenta didasarkan pada adanya perut tegang, nyeri tekan di perut,

Hb yang rendah (7,9 gr/dl).

5. Histerektomi dilakukan atas dasar rupture uteri dan atoni uteri. Sehingga bila uterus tidak diangkat

dikhawatirkan akan terjadi perdarahan post partum

Page 24: PRESUS obgyn solutio placenta

8/7/2019 PRESUS obgyn solutio placenta

http://slidepdf.com/reader/full/presus-obgyn-solutio-placenta 24/24

 

DAFTAR PUSTAKA

1.  Sarwono P, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta ,

Tahun 1999, Bab Perlukaan dan Peristiwa Lain dalam Persalinan, Hal 668-672

2.  Sarwono P, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta ,

Tahun 1999, Bab Gangguan dalam Kala III Persalinan, Hal 653-654.

3.  Delfi Lutan, (1998), SINOPSIS OBSTETRI : Obstetri Fisiologi dan Patologi , Penerbit Buku

Kedokteran, EGC, Jakarta.

4.  Anonim, (1984), Obstetri Patologi , Bagian Obstetri dan Ginekologi Fk Unpad, Bandung.