sol

5
DEFINISI Space-Occupying Lesions pada otak umumnya berhubungan dengan malignansi namun keadaan patologi lain meliputi Abses otak atau hematom. Adanya SOL dalam otak akan memberikan gambaran seperti tumor, yang meliputi gejala umum yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial, perubahan tingkah laku, false localizing sign serta kelainan tergantung pada lokasi tumor (true localizing sign). Tumor juga dapat menyebabkan infiltrasi dan kerusakan pada struktur organ yang penting seperti terjadinya obstruksi pada aliran LCS yang menyebabkan hidrosefalus atau menginduksi angiogenesis dan edem otak. -GEJALA KLINIS Gejala klinik umum —-Gejala klinik umum timbul karena peningkatan tekanan intracranial, meliputi : 1. Nyeri kepala, merupakan gejala awal pada 20% pasien tumor yang kemudian berkembang menjadi 60% . Nyeri kepala berat juga diperberat dengan oleh perubahan posisi, batuk, manuever valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% pasien. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80% dan terutama pada bagian frontal. Tumor fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher. 2. Muntah tanpa diawali dengan mual, mengindikasikan tumor yang luas dengan efek massa tumor tersebut juga mengidikasikan adanya pergeseran otak. 3. Perubahan status mental, meliputi gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif yang terletak pada lobus frontal atau temporal. 4. Ataksia dan gangguan keseimbangan. 5. Seizure, adalah gejala tumor yang berkembang lambat, paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal kemudian pada tumor lobus parietal dan temporal. Gejala epilepsi yang muncul pertama kali pada usia pertengahan mengindikasikan adanya suatu SOL. 6. Papil edem, dapat dinilai dengan ophthalmoskop. Pada keadaan awal tidak menyebabkan hilangnya daya penglihatan, tetapi edem papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap. - Gejala lokal yang menyesatkan dan tanda lateralisasi Gejala lokal yang menyesatkan ini melibatkan neuroaksis kecil dari lokasi tumor yang sebenarnya. Sering disebabkan karena penigkatan tekanan intrakranial, pergeseran dari struktur- struktur intrakranial atau iskemi. Gejala-gejala tersebut meliputi parese nervus VI, sindrom horner, gejala-gejala serebelum belum mengindikasikan lokasinya di serebelum. Gejala klinik lokal ü Lobus temporal : depersonalisasi, perubahan emosi, gangguan tingkah laku, disfasia, kejang , hemianopsia/quadrianopsia inferior homonym kontralateral. Lobus frontal : anosmia, dysphasia (Brocca), hemiparesis (contralateral) Lobus parietal : hemisensory loss, gangguan diskrimani 2 titik. Lobus oksipital : gangguan lapangan pandang kontalateral. Cerebellopontine angle : acoustic neuroma, tinitus, tuli ipsilateral, nystagmus, menurunnya refleks kornea, dan tanda cerebelar ipsilateral. Corpus callosum : deteorisasi intelektual, kehilangan kemampuan komunikasi. Midbrain : pupil anisokor, gangguan pada saraf kranial. Patofisiologi Tumor Otak Tumor secara langsung dapat memusnahkan sel-sel otak dan secara tidak langsung memusnahkan sel- sel apabila terjadi peradangan, penyumbatan akibat pertumbuhan tumor, pembengkakan dan peningkatan tekanan dalam otak (tekanan intrakranium). Tumor ini dapat menyerang baik serebrum serebelum ataupun pangkal otak. Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gejala – gejalanya terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan penderita. Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron, misalnya glioblastoma multiforme. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskular primer.Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal. Peningkatan tekanan kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : 1. massa dalam tengkorak

Upload: fikaimeliawati8283

Post on 01-Jan-2016

191 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SOL adalah

TRANSCRIPT

Page 1: SOL

DEFINISISpace-Occupying Lesions pada otak umumnya berhubungan dengan malignansi namun keadaan patologi lain meliputi Abses otak atau hematom. Adanya SOL dalam otak akan memberikan gambaran seperti tumor, yang meliputi gejala umum yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial, perubahan tingkah laku, false localizing sign serta kelainan tergantung pada lokasi tumor (true localizing sign). Tumor juga dapat menyebabkan infiltrasi dan kerusakan pada struktur organ yang penting seperti terjadinya obstruksi pada aliran LCS yang menyebabkan hidrosefalus atau menginduksi angiogenesis dan edem otak.-GEJALA KLINISGejala klinik umum—-Gejala klinik umum timbul karena peningkatan tekanan intracranial, meliputi :

1. Nyeri kepala, merupakan gejala awal pada 20% pasien tumor yang kemudian berkembang menjadi 60% . Nyeri kepala berat juga diperberat dengan oleh perubahan posisi, batuk, manuever valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% pasien. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80% dan terutama pada bagian frontal. Tumor fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.

2. Muntah tanpa diawali dengan mual, mengindikasikan tumor yang luas dengan efek massa tumor tersebut juga mengidikasikan adanya pergeseran otak.

3. Perubahan status mental, meliputi gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif yang terletak pada lobus frontal atau temporal.

4. Ataksia dan gangguan keseimbangan.5. Seizure, adalah gejala tumor yang berkembang lambat,

paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal kemudian pada tumor lobus parietal dan temporal. Gejala epilepsi yang muncul pertama kali pada usia pertengahan mengindikasikan adanya suatu SOL.

6. Papil edem, dapat dinilai dengan ophthalmoskop. Pada keadaan awal tidak menyebabkan hilangnya daya penglihatan, tetapi edem papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.

-Gejala lokal yang menyesatkan dan tanda lateralisasiGejala lokal yang menyesatkan ini melibatkan neuroaksis kecil dari lokasi tumor yang sebenarnya. Sering disebabkan karena penigkatan tekanan intrakranial, pergeseran dari struktur-struktur intrakranial atau iskemi. Gejala-gejala tersebut meliputi parese nervus VI, sindrom

horner, gejala-gejala serebelum belum mengindikasikan lokasinya di serebelum.Gejala klinik lokalü  Lobus temporal : depersonalisasi, perubahan emosi, gangguan tingkah laku, disfasia, kejang , hemianopsia/quadrianopsia inferior homonym kontralateral.

Lobus frontal : anosmia, dysphasia (Brocca), hemiparesis (contralateral)

Lobus parietal : hemisensory loss, gangguan diskrimani 2 titik.

Lobus oksipital : gangguan lapangan pandang kontalateral.

Cerebellopontine angle : acoustic neuroma, tinitus, tuli ipsilateral, nystagmus, menurunnya refleks kornea, dan tanda cerebelar ipsilateral.

Corpus callosum : deteorisasi intelektual, kehilangan kemampuan komunikasi.

Midbrain : pupil anisokor, gangguan pada saraf kranial.

Patofisiologi Tumor OtakTumor secara langsung dapat memusnahkan sel-sel otak dan secara tidak langsung memusnahkan sel-sel apabila terjadi peradangan, penyumbatan akibat pertumbuhan tumor, pembengkakan dan peningkatan tekanan dalam otak (tekanan intrakranium). Tumor ini dapat menyerang baik serebrum serebelum ataupun pangkal otak.Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gejala – gejalanya terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan penderita. Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron, misalnya glioblastoma multiforme.Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskular primer.Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.Peningkatan tekanan kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor :1. massa dalam tengkorak2. terbentuknya edema sekitar tumor, dan3. perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa karena tumor akan mengambil tempat dalam ruang yang relatif tetap dari ruangan tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan edema dalam jaringan

otak sekitarnya. Mekanismenya belum seluruhnya dipahami, tetapi diduga disebabkan oleh selisih osmotik yang menyebabkan penyerapan cairan tumor. Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikal lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus.Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa bila terjadi cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari–hari atau berbulan–bulan untuk menjadi efekif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intrakranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel–sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum.Herniasi unkus timbul bila girus medialis lobus temporalis tergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensefalon, menyebabkan hilangnya kesadaran, dan menekan saraf otak ketiga. Pada herniasi serebelum, tonsi serebelum tergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti pernapasan terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang cepat adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi) dan gangguan pernapasanH. Gejala KlinisTumor otak merupakan penyakit yang sukar terdiagnosa secara dini, karena pada awalnya menunjukkan berbagai gejala yang menyesatkan dan meragukan tapi umumnya berjalan progresif. Baik pada tumor jinak maupun ganas, gejalanya timbul jika jaringan otak mengalami kerusakan atau otak mendapat penekanan.Jika tumor otak merupakan penyebaran dari tumor lain, maka akan timbul gejala yang berhubungan dengan kanker asalnya. Misalnya batu berlendir dan berdarah terjadi pada kanker paru-paru, benjolan di payudara bisa terjadi pada kanker payudara.Gejala dari tumor otak tergantung kepada ukuran, kecepatan pertumbuhan dan lokasinya.Tumor di beberapa bagian otak bisa tumbuh sampai mencapai ukuran yang cukup besar sebelum timbulnya gejala; sedangkan pada bagian otak lainnya, tumor yang berukuran kecilpun bisa menimbulkan efek yang fatal.Manifestasi klinis tumor otak dapat berupa:1. Gejala serebral umum, nyeri kepala, kejang2. Gejala tekanan tinggi intrakranial3. Gejala tumor otak yang spesifik1 Gejala serebral umumDapat berupa perubahan mental yang ringan (Psikomotor asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan

Page 2: SOL

ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus.a. Nyeri KepalaDiperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Nyeri kepala terutama terjadi pada waktu bangun tidur, karena selama tidur PCO2 arteri serebral meningkat, sehingga mengakibatkan peningkatan dari serebral blood flow dan dengan demikian mempertinggi lagi tekanan intrakranium. Juga lonjakan tekanan intrakranium sejenak karena batuk, bersin, coitus dan mengejan akan memperberat nyeri kepala.Nyeri kepala juga bertambah berat waktu posisi berbaring, dan berkurang bila duduk.Adanya nyeri kepala dengan psicomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak. Nyeri kepala pada tumor otak, terutama ditemukan pada orang dewasa dan kurang sering pada anak-anak. Pada anak kurang dari 10-12 tahun, nyeri kepala dapat hilang sementara dan biasanya nyeri kepala terasa di daerah bifrontal serta jarang didaerah yang sesuai dengan lokasi tumor. Pada tumor di daerah fossa posterior, nyeri kepala terasa dibagian belakang dan leher.Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat tarikan (traksi) pada pain sensitive structureseperti dura, pembuluh darah atau serabut saraf. Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari tumor otak yang berlokasi di daerah lobus oksipitalis.b. MuntahMuntah dijumpai pada 1/3 penderita dengan gejala tumor otak dan biasanya disertai dengan nyeri kepala. Muntah tersering adalah akibat tumor di fossa posterior. Muntah tersebut dapat bersifat proyektil atau tidak dan sering tidak disertai dengan perasaan mual serta dapat hilang untuk sementara waktu.c. KejangBangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak.Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:- Bangkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun- Mengalami post iktal paralisis- Mengalami status epilepsi- Resisten terhadap obat-obat epilepsi- Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lainFrekwensi kejang akan meningkat sesuai dengan pertumbuhan tumor. Pada tumor di fossa posterior kejang hanya terlihat pada stadium yang lebih lanjut. Schmidt dan Wilder (1968) mengemukakan bahwa gejala kejang lebih sering pada tumor yang letaknya dekat korteks serebri dan jarang ditemukan bila tumor terletak dibagian yang lebih dalam dari himisfer, batang otak dan difossa posterior. Bangkitan kejang ditemukan pada 70% tumor otak di korteks, 50% pasien dengan astrositoma, 40% pada pasien meningioma, dan 25% pada glioblastoma.

2 Gejala Tekanan Tinggi IntrakranialBerupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan. Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering memberikan gejala TTIK anpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum dan craniopharingioma.Papil edemaKeadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi menggunakan oftalmoskop. Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil berubah menjadi lebih kemerahan dan pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-kadang tampak terputus-putus. Untuk mengetahui gambaran edema papil seharusnya kita sudah mengetahui gambaran papil normalterlebih dahulu. Penyebab edema papil ini masih diperdebatkan, tapi diduga akibat penekanan terhadap vena sentralis retinae. Biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau pembesarannya menckan jalan aliran likuor sehingga mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrosefalus interim.3 Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:a. Lobus frontal- Menimbulkan gejala perubahan kepribadian apatis dan masa bodoheuphoria, tetapi lebih sering ditemukan adalah gabungan dari keduatipe tersebut.- Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontralateral, kejang fokal- Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia- Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster-kennedy- Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia motorik dan disartria.b. Lobus parietal- Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsihomonymus- Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan padagyrus angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s. Bangkitankejang dapat umum atau fokal, hemianopsia homonim, apraksia. Bilatumor terletak pada lobus yang dominan dapat menyebabkan afasiasensorik atau afasia sensorik motorik, agrafia dan finger agnosia.c. Lobus temporal- Akan menimbulkan gejala hemianopsia kontralateral, bangkitanpsikomotor atau kejang yang didahului dengan aura atau halusinasi(auraolfaktorius)- Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia sensorikmotorik atau disfasia serta hemiparese.- Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukangejala choreoathetosis, parkinsonism.d. Lobus oksipital- Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan

penglihatan (aura berupa kilatan sinar yang tidak berbentuk) dimanamakula masih baik.- Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopiaberkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia.e. Tumor di ventrikel ke III- Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan penurunan kesadaranf. Tumor di cerebello pontin angie- Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma- Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa gangguan fungsi pendengaran- Gejala lain timbul bila tumor membesar dan keluar dari daerah pontin angelg. Tumor Hipotalamus- Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe- Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe, dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit, bangkitanh. Tumor di cerebelum- Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi disertai dengan papil udem- Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otot-otot servikalGangguan Gerak Pada Tumor SerebelumGangguan    KeteranganTremor intensional    Tremor osilasi yang paling jelas pada akhir gerakan halusAsinergia    Kurangnya kerjasama antara otot-ototDekomposisi gerakan    Gerakan dilakukan secara terpisah-pisah bukan sebagai satu gerakan yang utuhDismetria    Kesalahan dalam mengarahkan gerakanDeviasi dari jalur gerakan    Salah tujuan gerakanDisdiadokokinesis    Tidak dapat melakukan gerkan yang bergantianNistagmus    Osilasi mata yang cepat saat memandang atau meilah suatu bendai. Tumor fosa posteriorDitemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma.Tumor pada ventrikel IV dan serebelum akan menggangu sirkulasi cairan serebrospinalis sehingga memperlihatkan gejala tekanan tinggi intrakranial. Keluhan nyeri kepala, muntah dan papil edem akan terlihat secara akut, sedangkan tanda-tanda lain dari serebelum akan mengikuti kemudian.o False localizing sign: yaitu parese N.VI bilateral/unilateral, respons ekstensor yang bilateral, kelainann mental dan gangguan endokrino Gejala neurologis fokal, dapat ditemukan sesuai dengan lokalisasi tumor.

Page 3: SOL

Efek Klinis Peninggian TIK:  nyeri kepala, muntah, edema papil.Pergeseran otak: perburukan tingkat kesadaran, dilatasi  pupil.Epilepsi: terjadi pada 30 persen pasien dengan tumor otak. Bisa umum, fokal, atau fokal berkembang menjadi umum. 1.      Bangkitan  parsial membantu lokalisasi lokasi  tumor:2.      Bangkitan motor Jacksonian timbul dari korteks motor, tonik atau klonik, dimuka atau anggota kontralateral. 3.      Bangkitan sensori timbul dari korteks sensori dan menyebabkan baal dan tingling muka dan anggota  kontralateral.4.      Bangkitan visual atau auditori sejati jarang.5.      Bangkitan  partial kompleks (lobus  temporal)  timbul dari lobus temporal medial, membentuk halusinasi  visual atau auditori, perasaan rasa abnormal, perasaan cemas,  deja vu, tidak familier atau  depersonalisasi serta automatisme.

Gangguan Fungsi:SupratentorialLobus Frontal:- Kelemahan muka, lengan, tungkai kontralateral- Disfasia ekspresif (hemisfer dominan)- Perubahan personalitas:tabiat antisosial, kehilangan inhibisi, kehilangan inisiatif, gangguan intelektual, ditemukan demensia terutama bila korpus kalosum terkena (terkenanya jalur fronto-ponto-serebeler mungkin  menyerupai penyakit serebeler)   Lobus Temporal:- Disfasia reseptif (hemisfer dominan)

- Defek lapang pandang, kuadrantanopia homonim atas

Lobus Oksipital:- Defek lapang pandang, hemianopia homonim

Korpus Kalosum:- Sindroma diskoneksi, Apraksia, Buta kata-kata        Lobus Parietal:- Gangguan sensasi:lokalisasi sentuh,  diskriminasi dua titik, gerak pasif, astereognosis, inatensi sensori- Gangguan lapang pandang, kuadrantanopia homonim bawah Hemisfer dominan: disfasia reseptif, konfusi kiri/kanan, agnosia jari, akalkulia, agrafiaHemisfer nondominan: apraksia, agnosia

Hipotalamus/Pituitari:- Disfungsi endokrin

Tumor  supratentorial  mungkin langsung  merusak  saraf  kranial I dan II. Penekanan atau invasi pada sinus  kavernosus mungkin mengenai saraf kranial III-VI.

Infratentorial

Otak Tengah/Batang Otak:- Lesi saraf kranial III-XIITanda traktus panjang, motor dan sensori, Perburukan tingkat kesadaran, Tremor (nukleus merah), Gangguan gerak mata,

Abnormalitas pupilMuntah, tersedu (medulla)        Serebelum:Langkah ataksik, Tremor intensi, Inkoordinasi, Disartri, Nistagmus

Tumor batang otak intrinsik berlawanan dengan yang ekstrinsik, lebih sering menimbulkan tanda traktus panjang  (motor dan sensori) pada awal perjalanan penyakit.        Gejala Astrositoma & Oligodendroglioma Astrositoma dan oligodendroglioma merupakan tumor yang pertumbuhannya lambat dan mungkin hanya menyebabkan kejang. Jika lebih ganas (astrositoma anaplastik dan oligodendroglioma anaplastik) bisa menyebabkan kelainan fungsi otak, seperti kelemahan, hilangnya rasa dan langkah yang goyah. Astrositoma yang paling ganas adalah glioblastoma multiformis, yang tumbuh sangat cepat sehingga menyebabkan meningkatnya tekanan di dalam otak dan menyebabkan sakit kepala, berfikir menjadi lambat dan rasa ngantuk atau bahkan koma.

  Gejala Meningioma

Tumor jinak yang berasal dari selaput yang membungkus otak (meningen) bisa menyebabkan berbagai gejala yang tergantung kepada lokasi pertumbuhannya. Bisa terjadi kelemahan atau mati rasa, kejang, gangguan penciuman, penonjolan mata dan gangguan penglihatan. Pada penderita lanjut usia bisa menyebabkan hilang ingatan dan kesulitan dalam berfikir, mirip dengan yang terjadi pada penyakit Alzheimer.