eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5283/1/isi skripsi.docx · web viewbab i. pendahuluan. a. latar...

135
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kehidupan dan kelangsungan hidup generasi penerusnya sebagai bangsa dan negara. Pendidikan yang berguna (berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik) akan membuat mereka mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara dan hubungan internasional. Di negara kita tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Upload: phamnhan

Post on 22-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya, pendidikan adalah upaya sadar dari suatu

masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kehidupan dan

kelangsungan hidup generasi penerusnya sebagai bangsa dan negara.

Pendidikan yang berguna (berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan

bermakna (berkaitan dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik) akan

membuat mereka mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa

berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara

dan hubungan internasional.

Di negara kita tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam

pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional tersirat bahwa pendidikan

diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Secara umum yang

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, hal.3

1

2

dimaksud dengan pembudayaan adalah proses pengembangan nilai, norma

dan moral dalam diri individu melalui proses perlibatan peserta didik dalam

proses pendidikan yang merupakan bagian integral dari proses kebudayaan

bangsa Indonesia.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan diri pada peserta didik yang beragam

dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia dan suku bangsa yang menjadi

warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pendidikan nilai secara kurikuler terintegrasi dalam mata pelajaran

pendidikan kewarganegaraan. Nilai yang terdapat dalam pendidikan

kewarganegaraan yaitu nilai religiusitas, kejujuran, kecerdasan,

ketangguhan, kapedulian, demokratis, nasionalis, kepatuhan terhadap aturan

sosial, menghargai keberagaman, sadar akan hak dan kawajiban diri dan

orang lain. Nilai-nilai ini yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk

menjadi warga negara yang baik dan cerdas.

Pendidikan nilai akan membantu peserta didik agar dapat

menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkanya secara integral

dalam keseluruhan hidupnya. Pendidikan nilai tidak hanya merupakan

program khusus yang diajarkan melalui sejumlah mata pelajaran, akan tetapi

mencakup keseluruhan program pendidikan.

3

Damayanti menyatakan bahwa:

“Pendidikan nilai ialah upaya mewujudkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, manusiawi dan berkepedulian terhadap kebutuhan serta kepentingan orang lain. Intinya adalah menjadi manusia yang terdidik baik terdidik dalam imannya, ilmunya maupun akhlaknya serta menjadi warga negara dan dunia yang baik”.2

Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang elementer,

yaitu kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

intrakurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya

terjadi proses belajar mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk

mendalami materi-materi ilmu pengetahuan. Sementara kegiatan

ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan

aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang

dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan

sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik

sesuai dengan tuntunan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan

sekitarnya.

Kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya merupakan kegiatan

pilihan yang disukai oleh peserta didik. Pada kegiatan tersebut sangat tepat

jika diintegrasikan nilai-nilai budaya dasar bangsa. Nilai-nilai rasa cinta

tanah air, kecintaan dan apresiasi terhadap budaya daerah dan nasional,

kebersamaan dan kerja sama, kemasyarakatan, sportivitas, kejujuran, sikap

2 Deni Damayanti, Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah (Yogyakarta: Araska, 2014), hlm. 22.

4

ilmiah, kepemimpinan dan kewirausahaan dapat ditanamkan secara optimal

melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.

Di Indonesia, kegiatan ekstrakurikuler sekolah bukan sesuatu hal

yang baru. Hampir semua di tingkat sekolah pada umumnya kegiatan

ekstrakurikuler berkembang dan bervariasi jenisnya. Salah satu kegiatan

ekstrakurikuler yang dilakukan adalah kegiatan kapramukaan.

Dengan diterapkanya berbagai perubahan kurikulum pendidikan

sejak 2006 hingga yang terbaru melalui Kurikulum 2013, merupakan spirit

perwujudan perbaikan sistem pendidikan di Indonesia agar mampu

melahirkan generasi berkualitas dan berkarakter. Komitmen itu dapat

dimaknai dari komponen Kurikulum 2013 yang memasukkan pendidikan

Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah. Dengan dimasukkanya

Pramuka dalam Kurikulum 2013 ini merupakan salah satu wahana

pembentukan karakter siswa (afektif).

Kegiatan pramuka diharapkan dapat membentuk watak dan

kepribadian anak bangsa. Proses latihan kepramukaan harus menjadi proses

pembelajaran diri dari, untuk dan oleh siswa di bawah bimbingan pembina

sebagai orang dewasa. Gerakan pramuka atau kepanduan, dirumuskan oleh

pendirinya sebagai media untuk meningkatkan karakter anak-anak dan

remaja, serta melatih mereka agar bertanggung jawab dan mandiri saat telah

dewasa nanti.

Kegiatan ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan oleh

sekolah merupakan salah satu media yang sangat potensial untuk

5

mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan peserta didik. Melalui

kegiatan ekstrakurikuler diharapkan mengembangkan kemampuan dan rasa

tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.

Munculnya berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi peserta

didik, misalnya masalah dan tantangan kebangsaan, terutama yang terkait

dengan perubahan nilai-nilai kehidupan sosial dan budaya. Kemudahan

akses informasi dan pengaruh globalisasi telah menyebabkan banyaknya

peserta didik yang mengalami internasionalisasi nilai-nilai sosial dan

budaya, bahkan terjerumus dalam gerakan fundamentalis-ekstremis. Tidak

mengherankan, jika kemudian banyak dari peserta didik menjadi tidak

peduli dengan masalah yang teradi di sekitrnya, baik dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

Derasnya arus globalisasi menyebabkan terkikisnya nilai-nilai

karakter bangsa. Anak-anak lebih menyukai dan bangga dengan budaya

asing dari pada budaya asli bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan

adanya rasa bangga yang lebih pada diri anak manakala menggunakan

produk luar negeri, dibandingkan jika menggunakan produk bangsa sendiri.

Selain daripada itu, lunturnya nilai-nilai kebangsaan pada anak-anak juga

dapat dilihat dari kurangnya penghayatan siswa ketika upacara bendera,

banyak sekali siswa yang tidak hafal lagu-lagu nasional maupun lagu

daerah, tidak mengetahui pahlawan-pahlawan nasional, bahkan juga banyak

siswa yang tidak hafal sila-sila pancasila. Selain itu, Karakter Bangsa

Indonesia yang berorientasi pada adat ketimuran juga mulai pudar,

6

dibuktikan dengan adanya kecenderungan sikap ketidakjujuran yang

semakin membudaya, berkembangnya rasa tidak hormat kepada guru, orang

tua dan pemimpin, serta kurangnya sopan santun dikalangan siswa. Hal ini

menunjukkan bahwa rasa Nasionalisme sebagai pijakan teguh kepribadian

bangsa telah hilang dan luntur seiring dengan perkembangan zaman.

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk dapat dilakukan untuk

mengatasi berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi oleh peserta didik

tersebut. Salah satu diantaranya, yang dinilai mempunyai peranan amat

penting adalah melibatkan peserta didik sejak usia awal dalam kegiatan

kepramukaan. Konsep pendidikan ini dianggap mampu membangun

karakter kaum muda, selain pula bersifat universal dan telah dilaksanakan di

banyak negara.

Selain itu kondisi SMA Negeri 1 Kahu yang memengaruhi peneliti

untuk memilih SMA Negeri 1 Kahu sebagai lokasi penelitian karena dari

pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa SMA Negeri 1 Kahu

merupakan sekolah yang sudah berupaya mengintegrasikan nilai-nilai

kewarganegraan khususnya melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.

Mengacu pada uraian diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Nilai-nilai

Kewarganegaraan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMA

Negeri I Kahu Kabupaten Bone”.

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang dikemukakan

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana relevansi kegiatan kepramukaan dengan pengembangan

nilai-nilai kewarganegaraan?

2. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat pengembangan

nilai-nilai kewarganegaraan melalui kegiatan kepramukaan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menjelaskan:

1. Relevansi kegiatan kepramukaan dengan pengembangan nilai-nilai

kewarganegaraan.

2. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pengembangan nilai-

nilai kewarganegaraan melalui kegiatan kepramukaan.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

berguna bagi:

1. Lembaga Universitas Negeri Makassar

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah atau memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan dan informasi serta karya ilmiah yang dapat

dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa yang hendak mengadakan

penelitian dalam bidang pendidikan.

8

2. Sekolah dan Guru

Dapat menambah informasi bagi ketua dan anggota Pramuka di dalam

setiap kegiatan Pramuka tertanam nilai-nilai kewarganegaraan

khususnya nilai karakter bangsa.

3. Peneliti

Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan berpikir secara

ilmiah.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

PKn sering juga disebut Civics Education, yang membahas

tentang kewarganegaraan, moral, norma, hukum, budi pekerti dan

lain-lain.

Nu’man menyatakan bahwa:

“Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainya, positive influence, pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua, yang kesemuanya itu diproses untuk melatih pelajar-pelajar berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945”. 3

Sementara menurut Azis, dkk menyatakan bahwa:

“PKn merupakan media pengajaran yang mengindonesiakan

para siswa secara sadar, cerdas dan penuh tanggung jawab”.4

Sedangkan Zamroni berpendapat bahwa:

“Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran pada generasi baru kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyrakat yang paling menjamin hak-hak masyrakat”.5

3 Harisa M. Ali dan Mustari , Pendidikan Kewargaan, (Makassar: Universitas Negeri Makasaar, 2010), hlm. 6-7.4 Ibid, hal 75 Ibid, hal 9.

9

10

Jadi, pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan

berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar

pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang

diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari

peserta didik baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik,

anggota masyarakat dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Dengan mempelajari PKn diharapkan peserta didik dapat menjadi

warga negara yang baik dan berkarakter. Pendidikan kewarganegaraan

membantu peserta didik untuk membentuk pola pikir dan pola sikap

sebagai seorang warga negara yang mencerminkan atau selaras

dengan nilai-nilai kemanusiaan. Termasuk dalam pembentukan watak

atau karakter, karena pendidikan kewarganegaraan mencakup nilai-

nilai hidup yang khas dari masyarakat sekitarnya.

Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 37 (1 dan 2) UU serta penjelasanya menegaskan bahwa

kurikulum di sekolah harus memuat pendidikan kewarganegaraan,

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. 6

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk

menumbuhkan wawaasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk

6 Log.cit. Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hal 12

11

sikap peka dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan

bangsa. 7

Hal senada dikemukakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah

disebutkan bahwa dalam Standar Kompetensi Kelompok Mata

Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok-kelompok mata pelajaran

yang salah satunya yaitu Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan

dan Kepribadian bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi

manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan

ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia,

kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.8

Dari defenisi tersebut, dapat dilihat bahwa pendidikan

kewarganegaraan merupakan mata pelajaran dasar/wajib untuk

seluruh jenjang pendidikan, tujuanya untuk membentuk peserta didik

menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

2. Nilai-nilai kewarganegraan

a. Pengertian Nilai

Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi

maupun sebagai kolektivitas, senantiasa berhubungan dengan nilai-

nilai, norma dan moral. Kehidupan masyarakat di mana pun tumbuh

7 Tim Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan (Makassar:Universitas Negeri Makassar, 2006), hlm. 2.8 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, hal 346

12

dan berkembang dalam ruang lingkup interaksi nilai, norma dan moral

yang memberi motivasi dan arah sekalian anggota masyarakat untuk

berbuat, bertingkah dan bersikap.

Dari segi etimologis nilai berarti harga, hal-hal yang penting atau berguna bagi manusia. Dalam ilmu-ilmu sosial perkataan nilai menunjukkan beberapa arti, yaitu:1. Unsur-unsur dari objek yang relevan dengan perhubungan antara

orang-orang yang diobservasi dengan benda.2. Relevansi objek atau unsur-unsurnya dengan sikap dan keinginan

orang yang diamati.3. Suatu standar (dalam kebudayaan) untuk mengukur relevansi

moral, estetika dan kognitif dengan sikap keinginan, kebutuhan dan yang diselidiki.

4. Sesuatu yang berguna bagi subyek.5. Suatu konsep yang implisit atau eksplisit yang membedakan yang

ada pada individu atau karakteristik kelompok yang didingini yang mempengaruhi pemilihan cara, alat, dan tujuan suatu perbuatan.9

Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu

berguna, berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estesis), baik (nilai

moral atau etis), religius (nilai agama).

Notonegoro, membagi nilai menjadi 3, yakni:

1) Nilai materiil, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.

2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas.

3) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas 4 macam, yaitu:

1) Nilai kebenaran/kenyataan, yang bersumber pada unsur akal manusia (rasio, budi, cipta);

2) Nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia (govels dan aestheis);

9 Andi Kasmawati, Dasar dan Konsep Pendidikan Moral, ( Makassar: PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar), hlm. 35.

13

3) Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak/kemauan manusia (will, karsa, ethic);

4) Nilai kebaikan religius yang merupakan ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan keyakinan manusia.10

Dengan perkataan lain, nilai adalah sesuatu yang berharga,

yang berguna, yang indah, yang memperkaya batin. Nilai bersumber

pada budi yang berfungsi mendorong, mengarahkan sikap dan

perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem (sistem nilai) merupakan

salah satu wujud kebudayaan, disamping sistem sosial dan karya.11

Dalam pelaksanaanya nilai-nilai dijabarkan dalam wujud

norma, ukuran, kriteria sehingga merupakan suatu keharusan, anjuran

atau larangan, tidak dikehendaki atau dicela. Oleh sebab itu nilai

berperan sebagai dasar pedoman yang menentukan kehidupan setiap

manusia. Nilai berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai

suatu keyakinan, kepercayaan yang bersumber dari berbagai sistem

nilai.

b. Macam-macam Nilai Kewarganegaraan

Nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa perlu

diimplementasikan untuk membangkitkan karakter bangsa yang

semakin menurun. Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional

sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan

untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan

10 C.S.T. Kansil dan Chiristine S.T. Kansil, Empat pilar Berbangsa dan Bernegara (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 30-31.11 Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi (Malang: Laboratorium Pancasila IKIP Malang, 1993), hlm. 22.

14

menyeluruh. Pancasila sebagai ideologi baik dalam pengertian

ideologi negara atau ideologi bangsa masih dipertahankan. Namun,

seiring kesalahan tafsir bahwa Pancasila dipergunakan untuk

memperkuat otoritarianisme negara. Salah satu ciri kekuasaan yang

otoriter di manapun adalah selalu menganggap ideologi sebagai maha

penting yang berhubungan erat dengan stabilitas atau kohesi sosial.

Tetapi asumsi bahwa usaha menyeragamkan ideologi penting demi

menciptakan stabilitas dan memperkuat kohesi masyarakat adalah

menyesatkan.

Bagaimanapun sejarah telah membuktikan bahwa nilai materiil

Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan bangsa

Indonesia. Nilai-nilai Pancasila merupakan pengikat sekaligus

pendorong dalam usaha menegakkan dan memperjuangkan

kemerdekaan sehingga menjadi bukti bahwa Pancasila sesuai dengan

kepribadian dan keinginan bangsa Indonesia. Pancasila merupakan

sublimasi nilai-nilai budaya yang menyatukan masyarakat Indonesia

yang beragam suku, ras, bahasa, agama, pulau, menjadi bangsa yang

satu. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila merupakan jiwa

kepribadian, dan pandangan hidup masyarakat di wilayah nusantara

sejak dahulu.

15

Nilai-nilai karakter bangsa yang bersumber dari dan mengakar

dalam budaya bangsa Indonesia, dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara berwujud atau mewujudkan diri secara statik

menjadi dasar negara, ideologi nasional dan jati diri bangsa,

sedangkan secara dinamik menjadi semangat kebangsaan.

Sebagai dasar negara nilai-nilai karakter bangsa tersebut

melandasi segala kegiatan pemerintahan negara, baik dalam

pengelolaan pemerintahan negara maupun dalam membangun

hubungan dengan negara-negara lain. Nilai-nilai karakter bangsa

dalam hal ini juga menjadi etika bagi penyelenggara negara.

Secara aksiologis, bangsa indonesia marupakan pendukung nilai-

nilai Pancasila (subscriber of values Pancasila). Bangsa Indonesia

yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang

berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial. Sebagai pandukung nilai,

bangsa Indonesia itulah yang menghargai, mengakui, menerima

Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai. 12

Sedangkan sebagai ideologi nasional nilai-nilai karakter bangsa

melandasi pandangan (cara pandang) atau falsafah hidup bangsa

Indonesia. Nilai-nilai tersebut mewujud dalam realita kehidupan

bangsa Indonesia yang majemuk (pluralistik) yang menjadi

kesepakatan dalam membangun kebersamaan. Sebagai ideologi, nilai-

nilai kebangsaan tersebut menjadi etika dalam kehidupan

12 Syarbani, Syahrial, dkk, Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hlm.29.

16

bermasyarakat dan berbangsa serta sekaligus menjadi tujuan yang

ingin dicapai oleh bangsa Indonesia.

Sebagai jati diri bangsa, nilai tersebut berwujud menjadi sikap

dan perilaku yang nampak pada atau ditunjukkan oleh bangsa

Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Misalnya, bagaimana seseorang bangsa Indonesia harus bersikap dan

berperilaku dalam kebersamaan sebagai anggota masyarakat,

bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku sebagai komponen

bangsa, serta bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku sebagai

warga negara Indonesia.

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan nilai karakter

bangsa teridentifikasi sejumlah nilai sebagai berikut.

1. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat di percaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku etnis, sikap, pandapat, dan tindakan orang lain yang berbeda darinya.

4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sunggguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk meng hasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas.

8. Demokrasi : Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

17

9. Rasa ingin tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

10. Semangat kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa, diatas kepentingan kelompok taupun individu.

11. Cinta tanah air : Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat / komunikatif : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,dan bekerjasama dengan orang lain.

14. Cinta damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakana alam yang sudah terjadi.

17. Peduli sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memeberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) , negara dan Tuhan Yang Maha Esa. 13

Nilai-nilai karakter bangsa tersebut sebagai sistem nilai

yang bersumber dari dan mengakar dalam budaya bangsa

Indonesia itu telah disepakati dinamakan Pancasila.

3. Kegiatan kepramukaan

13 Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya Sebagai Karakter Bangsa (Jakarta: Kemendiknas. 2010), hlm 9-10.

18

Kegiatan Kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib bagi peserta

didik di Sekolah Dasar dan Menengah, sejalan dan relevan dengan amanat

Sistem Pendidikan Nasional dan Kurikulum 2013. Ada dua hal yang

menjadi alasan dalam menjadikan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib:

(1) dasar legalitas berupa UU nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan

Pramuka,(2) Pramuka mengajarkan banyak nilai, mulai dari

kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, hingga kemandirian.

Membangun sikap tidak bisa dilakukan hanya di dalam kelas tetapi

dibentuk melalui ekstrakurikuler dan ko-kurikuler, untuk itulah, gerakan

Pramuka menjadi salah satu kegiatan yang diwajibkan dalam

ekstrakurikuler.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 81A tahun

2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada Lampiran III, kegiatan

ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan

complements) kurikulum yang perlu disusun dan dituangkan dalam

rencana kerja tahunan dan kalender pendidikan sekolah.

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka peserta

didik memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan yang baik sebagai

warga negara Indonesia. Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada satuan

pendidikan memiliki fungsi pengembangan.

a. Pengertian Pramuka

19

Gerakan Pramuka atau dalam dunia internasional disebut

scouting, merupakan organisasi kaum muda yang telah berkembang

tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Kepramukaan di

Indonesia sebelum tahun 1961 lebih sering disebut sebagai gerakan

pavinder atau kepanduan.14

Kepramukaan merupakan proses pendidikan di luar lingkungan

sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan

menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang

dilakukan di alam terbuka yang sasaran akhirnya adalah pembentukan

watak, akhlak dan budi pekerti luhur.15

Pramuka termasuk pula organisasi yang ada di sekolah-sekolah

mulai dari Sekolah Dasar, SMP, SMA bahkan di perguruan tinggi.

Organisasi pramuka di sekolah bernama gugus depan. Menjadi

anggota pramuka dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1) Pramuka Siaga, golongan usia 7 - 10 tahun.

2) Pramuka Penggalang, golongan usia 11 -15 tahun.

3) Pramuka Penegak, golongan usia 16 - 20 tahun.

4) Pramuka Pandega, golongan usia 21 - 25 tahun.

Apabila usianya telah lewat dari usia Pandega, ia akan dilepas

oleh pembinanya untuk berkarya dan berbakti pada masyarakat

melalui upacara pelepasan.16

14 Lukman Santoso Az, Panduan Terlengkap Pramuka (Jogjakarta: Buku Biru, 2014), hlm. 17.15Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 265.16 http://bse.kemdiknas.go.id/buku/20090610122633/pdf/04_bab_3.pdf, diakses pada tanggal 20 Mei 2014 jam 10:30 wita.

20

Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan melalui Gugus

depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di sekolah dan

merupakan upaya pembinaan melalui proses kegiatan belajar dan

mengajar di sekolah. Melalui pendidikan kepramukaan ini dapat

dilakukan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila,

pendidikan pendahuluan bela negara, kepribadian dan budi pekerti

luhur, berorganisasi, pendidikan kewiraswastaan, kesegaran jasmani

dan daya kreasi, persepsi, apresiasi dan kreasi seni, tenggang rasa dan

kerja sama. Tujuan kegiatan pembinaan kesiswaan di bidang

kepramukaan di sekolah adalah untuk menunjang kegiatan belajar

mengajar, khususnya dalam pembentukan watak dan kepribadian

siswa.17

Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa tujuan

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada satuan pendidikan adalah

untuk: (1) meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor peserta didik, (2) mengembangkan bakat dan minat

peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan

manusia seutuhnya.18

Pramuka Indonesia berasaskan pada Pancasila dan memiliki

beberapa tujuan, yaitu:

17 Heri Gunawan. Op.Cit, hlm. 26518 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013

21

a. Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,

berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-

nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, serta sehat jasmani dan

rohani;

b. Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia, dan patuh

kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi

anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat

membangun dirinya sendiri secara mandiri, serta bersama-sama

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara,

memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam

lingkungan.19

b. Nilai-nilai yang ada dalam kegiatan kepramukaan

Masuknya pramuka dalam kurikulum 2013 ini merupakan salah

satu wahana pembentukan karakter siswa (afektif). Berbagai kegiatan

kepramukaan, seperti kepemimpinan, kerja sama, solidaritas, mandiri,

dan keberanian, dianggap mampu membentengi siswa dari berbagai

pengaruh negatif. Selain dimaksudkan sebagai penyeimbang kegiatan

pembelajaran dalam kurikulum formal yang lebih berorientasi pada

ranah kognitif (pengetahuan), Pramuka juga di yakini dapat

mengembalikkan sikap dan sifat bangsa yang dikenal baik, yang telah

diwariskan oleh nenek moyang kita.20

19 Lukman Santoso Az. Op Cit, hlm. 38.20 Ibid, hlm. 12-13

22

Penerapan nilai-nilai kepramukaan yang mempunyai inti pokok

ketaatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kewajiban terhadap tanah

air, kewajiban terhadap masyarakat, dan kewajiban terhadap diri

sendiri, serta kepatuhan terhadap kode kehormatan yang

diselenggarakan pada masa penjajaahan Belanda, telah berhasil

dengan gemilang membentuk watak, kepribadian, dan pekerti kaum

muda indonesia yang handal untuk menyiapkan upaya kemerdekaan

Indonesia. 21

Nilai-nilai yang dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan

kepramukaan adalah demokratis, percaya diri, patuh pada aturan-

aturan sosial, menghargai keberagaman, mandiri, kerja keras, disiplin

dan bertanggung jawab.22

Pramuka merupakan kegiatan yang sarat dengan nilai-nilai

karakter. 18 nilai dalam pendidikan karakter bangsa  yaitu Religius,

Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis,

Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air,

Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikasi, Cinta Damai, Gemar

Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial dan Tanggung Jawab. 18

nilai dalam pendidikan karakter tersebut sangat cocok dengan Dasa

Dharma Pramuka. 23

21 Ibid, hlm. 1122 Heri Gunawan. Op.Cit . Hlm. 26523 http://romdlonelqudsy.wordpress.com/2012/12/08/pramuka-sarat-nilai-karakter/, diakses pada tanggal 28 Mei 2014 28 Mei 2014 12:06 Wita

23

Dasadharma adalah ketentuan moral. Oleh karena itu,

Dasadharma memuat pokok-pokok moral yang harus ditanamkan

kepada anggota masyarakat agar mereka dapat berkembang menjadi

manusia yang berwatak, warga negara Republik Indonesia yang setia,

sekaligus mampu menghargai dan mencintai sesama manusia serta

alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, rumusan Dasadharma

Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam kehidupanya sehari-

hari.

Dasadharma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah

sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikrar, dan ungkapan kata

hati). Dengan demikian, Dasadharma Pramuka yang pertama-tama

adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya, kemudian dilengkapi

dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.24

Secara ringkas, aplikasi dari masing-masing Dasadharma tersebut

tergambar dalam penjelasan sebagai berikut:

1. Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Mengerjakan yang utama dan meninggalkan yang tercela

sesuai dengan petunjuk dan perintah Tuhan Yang Maha Esa.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Ketuhanan. Oleh karena

itu, acuan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan

berbangsa adalah aturan Tuhan Yang Maha Esa. Dharma ini

merupakan perwujudan Pancasila sila pertama.

Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari24 Lukman Santoso Az. Op Cit, hlm. 111-112.

24

a. Penguatan unsur keimanan dan ketakwaan anggota

Pramuka.

b. Mendorong dipraktikkanya perintah-perintah keimanan,

seperti jujur, patuh, setia, dan tabah.

c. Menuntun anak melaksanakan ibadah.

d. Menyelenggarakan hari-hari besar keagamaan.

e. Menghormati orang dengan agama lain dan wajib

menjalankan agama lain dan wajib menjalankan agama

sesuai ketentuan agamanya masing-masing.

f. Menghormati orang tua dan lain-lain.

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam dan seisinya,

termasuk manusia. Maka, sudah menjadi keharusan bagi Pramuka

untuk melimpahkan cinta kasihnya kepada alam dan sekitar dan

menjaga kelestarianya. Hal ini bertujuan agar alam sekitar dapat

terus memberikan manfaat secara berkelanjutan sampai generasi

berikutnya.

Cinta kasih sesama manusia memberikan pemahaman agar

Pramuka memiliki satu kesatuan dengan sesama, tidak membeda-

bedakan antara manusia satu dengan yang lain dalam koridor

ketentuan moral yang ada. Dharma ini merupakan perwujudan

Pancasila sila kedua.

Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari

25

a. Membawa Pramuka ke alam bebas agar mengetahui

berbagai jenis tumbuhan, hewan, dan alam sekitar.

b. Mendorong dipraktikkanya sikap-sikap cinta kasih, seperti

tidak mementingkan diri sendiri, menghargai orang lain,

membantu orang lain, dan sebagainya.

c. Aktivitas seharian yang sering terjalin mendorong rasa

cinta kasih, sehingga terhindar dari rasa benci, marah, iri,

dengki dan sifat-sifat tercela lainya.

3. Patriot yang sopan dan kesatria

Sebagai warga negara, maka Pramuka adalah putra terbaik

bangsa yang siap dan setia membela tanah airnya. Kehalusan dan

kesopanan yang ada pada dirinya tidak boleh menghalangi sikap

kesatria yang gagah berani membela bangsa dan negara. Dharma

ini merupakan perwujudan Pancasila sila ketiga.

Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari

a. Menghormati simbol-simbol negara Indonesia, seperti

lambang, bendera, dan lagu kebangsaan.

b. Mengenal nilai-nilai luhur bangsa.

c. Mengenal seni, adat istiadat, budaya, dan suku bangsa

Indonesia.

d. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dari pada

kepentingan pribadi atau golongan.

4. Patuh dan suka bermusyawarah

26

Patuh merupakan wujud konsistensi terhadap kesepakatan dan

aturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan,

musyawarah adalah sikap utama sesorang demokrat untuk

menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka

bermusyawarah terhindar dari sikap arogan, otoriter dan

kecenderungan semanya sendiri. Dharma ini merupakan

perwujudan Pancasila sila keempat.

Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari

a. Membiasakan diri menepati janji, mematuhi aturan yang

berlaku, baik itu dalam kelompok, organisasi,

mmasyarakat, ataupun bernegara.

b. Belajar mendengar dan menghargai pendapat orang lain.

c. Membiasakan diri untuk merumuskan kesepakatan dengan

memperhatikan kepentingan orang banyak.

5. Rela menolong dan tabah

Rela menolong merupakan perbuatan yang jauh dari

perhitungan untung ruugi. Keikhlasan adalah kunci dari dharma ini,

bahwa menolong sesama hharus dilandasi keikhlasan. Ketabahan

menunjukkanketangguhan dan kegigihan dalam menghadapi ujian

yang sedang dijalani. Dharma ini merupakan perwujudan Pancasila

sila kelima.

Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari

a. Membiasakan diri menolong sesama tanpa diminta.

27

b. Membantu menyebrang jalan bagi yang membutuhkan

bantuan.

c. Memberi tempat terlebih dahulu kepada wanita, orang tua,

dan anak-anak.

d. Membiasakan secara bertahap mengatasi masalah-masalah

keseharian di rumah dan masyarakat.

6. Rajin, terampil, dan gembira

Manusia diciptakan dengan kelebihan akal budi. Oleh karena

itu, sudah menjadi kewajiban bagi manusia untuk mengembangkan

diri. Pramuka dituntutnuntuk rajin belajar dalam proses

pengembangan diri. Mengembangkan keterampilan diri agar bisa

hidup di atas kakinya sendiri, serta selalu berupaya menjaga

kegembiraan dalam aktivitasnya sebagai wujud syukur atas karunia

Tuhan Yang Maha Esa.

Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari

a. Membaca buku, berlatih membuat karya tulis, diskusi-

diskusi ilmiah, mengolah pikiran, dan mengemukakan

pendapat.

b. Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan harian.

c. Mengasah jenis keahlian dan keterampilan tertentu sebagai

bekal bekerja.

d. Berlatih secara terus-menerus dalam upaya pengembangan

diri dan keterampilan diri.

28

e. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

f. Selalu ceria dan bergembira dalam menjalankan tugas serta

aktivitas kkeseharian.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja

Hemat merupakan wujud ketepatan dalam penggunaan

sesuatu. Cermat adalah ketelitan dan kehati-hatian dalam

menjalankan tugas atau melakukan sesuatu. Sedangkan, bersahaja

adalah kesederhanaan dalam menjalani semua aktivitas.

Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari

a. Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah.

b. Menggunakan sesuatu secara tepat dan tidak berlebihan,

misalnya pemakaian listrik, air, dan sebagainya.

c. Bekerja berdasarkan manfaat dan terencana.

d. Menggunakan pakaian secara sederhana dan sepantasnya

sesuai dengan kebutuhan yang ada.

8. Disiplin, berani dan setia

Disiplin adalah kemampuan diri untuk mengendalian diri dan

patuh pada ketentuan yang ada. Berani adalah sikap mental untuk

bersedia menghadapi dan mengatasi sesuatu masalah atau

tantangan. Sedangkan, setia adalah ketetapan pada satu pendirian

atau pilihan.

Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari

a. Mendorong sikap pengendalian diri dan patuh pada aturan.

29

b. Belajar untuk menilai kenyataan, bukti, dan kebenaran

sebagai suatu keterangan.

c. Mendorong siswa untuk patuh atas dasar keyakinan dan

pertimbangan tertentu.

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

Pramuka itu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang

telah diperbuat. Rasa tanggung jawab tersebut menimbulkan

kepercayaan orang lain terhadap pribadi-pribadi dalam pramuka.

Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari

a. Mendorong siswa untuk berani berkata jujur meski itu

pahit dan bertentangan dengan kepentingan pribadi.

b. Apabila ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka

Pramuka dapat dipercaya dan tidak akan berbuat yang tidak

baik meskipun tidak ada orang yang mengawasinya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Pikiran, perrkataan, dan perbuatan yang suci akan

menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa

Pramuka, sehingga Pramuka itu menemukan dirinya sesuai

dengan tujuan gerakan pramuka, diantaranya”...menjadi manusia

yang berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi mental-moral,

budi pekerti, dan kuat keyakinan beragama...”

Pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari

30

a. Mendorong siswa untuk selalu berpikiran baik, tidak

berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap

tercela, serta selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang

lain, sehingga saling harga-menghargai sesama manusia

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk

mengendalikan diri dari perkataan-perkataan yang ttidak

pantas dan menimbulkan ketidakpercayaan orang lain.25

Sebagaimana yang diatur dalam pasal 7 Anggaran Dasar Gerakan

Pramuka yang menyebutkan bahwa:

Nilai Kepramukaan mencakup :

a. Keimanan dan Ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Kecintaan pada alam dan sesama manusia.

c. Kecintaan pada tanah air dan manusia.

d. Kedisiplinan, keberanian, dan kesetiaan.

e. Tolong menolong.

f. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

g. Jernih dalam berpikir, berkata dan berbuat.

h. Hemat, cermat dan bersahaja.

i. Rajin dan terampil26

c. Bentuk-bentuk Kegiatan Kepramukaan

25 Ibid, Hal.138-145.26 TEAM DAP, Buku Pintar Pramuka (Jakarta: DAP Jakarta) hlm. 38-39.

31

Dalam Kepramukaan terdapat banyak kegiatan. Semua kegiatan

kepramukaan sesuai dengan metoda pendidikan kepramukaan. Metoda

Pendidikan Kepramukaan adalah metoda belajar mengajar yang

interaktif dan progresif yang dilaksanakan di : alam terbuka, dalam

bentuk permainan yang menantang, menarik dan menyenangkan

sesuai dengan perkembangan kaum muda, secara ber-kelompok dalam

satuan terpisah, bersifat kompetitif, dan menerapkan sistem tanda

kecakapan (APK2-T). Terdapat kegiatan-kegiatan yang biasa bahkan

rutin dilakukan dalam kegiatan kepramukaan. Berikut uraian tentang

kegiatan kepramukaan.

1. Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka

Jamboree On The Air (JOTA) dan Jambore On The Internet

(JOTI), adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama

dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan

pertemuan Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini

dilaksanakan secara serentak. Kegiatan ini diselenggarakan di

tingkat nasional dan internasional. Estafet Tunas Kelapa (ETK),

adalah kirab Pramuka secara estafet dengan membawa obor,

Bendera Merah Putih dan Panji Kepramukaan yang dilaksanakan

oleh Kwartir Daerah dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun

Pramuka. Estafet dimulai dari beberapa titik pemberangkatan dan

berakhir di arena Upacara HUT tingkat Daerah. Petugas ETK

32

biasanya dari Pramuka Penggalang, Pramuka penegak dan

Pramuka Pandega.

2. Kegiatan Pramuka Siaga

Selain kegiatan latihan rutin, Pramuka Siaga mempunyai

kegiatan: Pesta Siaga. Pesta Siaga adalah pertemuan untuk

golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam

dan/atau gabungan dari bentuk: Permainan Bersama (kegiatan

keterampilan kepramukaan yang dikemas dengan permainan),

Pameran Siaga, Pasar Siaga (simulasi situasi di pasar yang

diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata, Pentas Seni

Budaya, Karnaval, Perkemahan Satu Hari (Persari).

3. Kegiatan Pramuka Penggalang

a) Jambore

Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam

bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir

Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting, Jambore

Cabang, Jambore Daerah, Jambore Nasional, Jambore

Regional dan Jambore se-Dunia.

b) Lomba Tingkat

Lomba Tingkat (LT) adalah pertemuan Pramuka Penggalang

dalam bentuk perlombaan beregu atau perorangan atas nama

33

regu yang mempertandingkan sejumlah ketrampilan. Lomba

tingkat dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Lomba

tingkat terdiri atas: LT-I (tingkat gugus depan), LT-II (tingkat

Kwartir Ranting), LT-III (tingkat Kwartir Cabang), LTIV

(tingkat Kwartir Daerah) dan LT-V (tingkat Kwartir

Nasional).

c) Perkemahan Bhakti

Perkemahan Bakti (PB) adalah kegiatan Pramuka Penggalang

dalam rangka bhakti pada masyarakat yang biasanya

berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan.

d) Dianpinru

Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru) adalah kegiatan

Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama),

Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu

(Wapinru), yang bertujuan memberikan pengetahuan di

bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru

diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau

kwartir cabang.

e) Perkemahan

Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang

diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil

34

latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti

Perkemahan Pelantikan Penggalang Baru, Perkemahan

Kenaiakan Tingkat (dari Penggalang Ramu ke Penggalang

Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap),

Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat

Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan

sejenisnya. perkemahan juga merupakan gerakan penghibur

dan pengetahuan bagi mereka yang tak pernah mengenal

dunia luar.

f) Forum Penggalang

Forum Penggalang adalah pertemuan Pramuka Penggalang

untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil

kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari

kegiatan ini adalah untuk pengenalan demokratisasi dan

pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai modal

bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang.

g) Penjelajahan

Penjelajahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang

berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan

pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.

4. Kegiatan Pramuka Penegak-Pandega

a) Raimuna

35

Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega

dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh

kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting,

Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional. Kata

Raimuna berasal dari bahasa suku Asli di wilayah Yapen

Waropen-papua, yang berasal dari kata Rai dan Muna yang

artinya pertemuan ketua suku dalam suatu forum yang

menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan bersama.

Raimuna Nasional VIII yang diadakan pada tahun 2003

merupakan Raimuna Nasional pertama yang diadakan diluar

"kebiasaan" , Raimuna Nasional VIII diadakan di Taman

Candi Prambanan-Yogyakarta , biasanya Raimuna Nasional

diselenggarakan di BUPERTA WILADATIKA - Cibubur-

Depok. Untuk Raimuna Nasional IX tahun 2008,

dilaksanakan kembali di BUPER WILADATIKA - Cibubur-

Depok .

b) Gladian Pimpinan Satuan

Gladian Pimpinan Satuan, adalah kegiatan Pramuka Penegak

dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama,

Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang

bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan

kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan,

kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan

36

Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila

dipandang perlu.

c) Perkemahan

Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan

Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk

mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode,

seperti Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan

Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan

sejenisnya.

d) Perkemahan Wirakarya

Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka

Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar,

dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan

ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW

diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler,

khusus untuk PW Nasional, diselenggarakan apabila

dipandang perlu.

e) Perkemahan Bhakti

Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka

Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar,

dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan

pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di

37

gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam

bentuk bakti kepada masyarakat.

f) Perkemahan Nasional Kesehatan (Kemnaskes)

Perkemahan Nasional Kesehatan (Kemnaskes) Pertama

diadakan pada tanggal 16 – 18 April 2010 di Buperta

Cibubur. Kemnaskes I diselenggarakan atas prakarsa dari

Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Kemnaskes I melibatkan tidak kuarn dari 760 pramuka

Penegak dan Pandega dari seluruh Indonesia.

5. PERAN SAKA (Perkemahan Antar Saka)

Perkemahan Antar (Peran) Saka, adalah Kegiatan Pramuka

Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan

Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang

diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan

Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan

apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka. Dalam

Saka Bakti Husada(SBH) terdapat 6 krida yaitu :

1. Krida Bina Lingkungan

2. Krida Bina Keluarga Sehat

3. Krida Bina Gizi

4. Krida Penanggulangan Penyakit

5. Krida Bina Obat

6. Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

38

Pengembaraan

Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan

Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka

mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta,

kompas dan survival.

Latihan Pengembangan Kepemimpinan

Latihan Pengembangan Kepemimpinan, adalah pertemuan

Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan

dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda

agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan

di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam

Gerakan Pramuka.

Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK)

Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), adalah pertemuan

Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi

anggota Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan

pengalaman mengenai pengelolaan Dewan Kerja, sehingga

para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya dapat

mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.

Kursus Instruktur Muda

Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak

dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik

sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk

39

mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber

Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan

Penanggulangan Bencana.

Penataran, Seminar dan Lokakarya

Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan

Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji

suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta

memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan

masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.

Sidang Paripurna

Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan

Pramuka Pandega yang tergabung dalam Dewan Kerja

Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun

program kerja/kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka

Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan bahan dalam

Rapat Kerja Kwartir.

Musppanitera

Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan

Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak

dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan

pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di

wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja

dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.

40

Ulang Janji

Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya)

bagi Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa yang

dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka

Hari Ulang Tahun Pramuka. Pengucapan ulang janji juga

dilaksanakan pada saat ulang tahun gugus depan.

6. Kegiatan Pramuka Dewasa

Pramuka Dewasa adalah Pembantu Pembina, Pembina, Intruktur,

Andalan dan anggota Majelis Pembimbing. KegiatanPramuka

Dewasa antara lain:

1. Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD)

2. Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan (KML)

3. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD)

4. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan (KPL)

5. Musyawarah Gugusdepan (Mugus), Musyawarah Ranting

(Musran), Musyawarah Cabang (Muscab), Musyawarah

daerah (Musda) dan Musyawarah Nasional (Munas)

6. Ulang Janji27

B. Kerangka Berpikir

27http://bppsdmk.depkes.go.id/bbpkjakarta/wpcontent/uploads/2011/12/Kegiatan_pramuka.pdf diakses pada tanggal 07 Desember 2014 22:20 WITA

41

Bangsa Indonesia adalah adalah bangsa yang beragama, maka nilai yang

terkandung dalam agamanya dijadikan dasar membentuk karakter bangsa.

Pancasila dijadikan sumber karena dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara Pancasila adalah dasarnya. Selain itu, mengingat bahwa bangsa

Indonesia adalah terbentuk dari berbagai macam suku bangsa dan beraneka

macam budaya, maka adalah suatu keharusan dalam menanamkan nilai

karakter bangsa berdasarkan nilai budaya yang ada di mana mereka berada.

Pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah merupakan salah

satu cara penanaman nilai-nilai fundamental bangsa. Keberhasilan Pendidikan

Kewarganegaraan akan melahirkan warga negara yang baik dan

betanggungjawab, karena kualitas warga negara tergantung terutama pada

keyakinan dan pegangan hidup mereka dalam bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, disamping pada tingkat serta mutu penguasaannya atas ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan sarana dan wadah yang tepat untuk

melatih kemandirian siswa. Melalui kegiatan ini anak dilatih dan diberi

kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki dan

mengembangkannya seoptimal mungkin. Kegiatan ekstrakurikuler sangat

membantu proses pengembangan ini. Untuk anak yang berbakat diberi

kesempatan untuk mengembangkannya, baik dari sisi akademis maupun non

akademis. Kegiatan non akademis yang cukup menarik dan dikenal secara

universal adalah melalui kegiatan Pramuka atau gerakan kepanduan.

42

Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan

Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk

membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual,

social, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa membentuk kepribadian dan

akhlak mulia kaum muda, menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air

dan bela negara bagi kaum muda, meningkatkan keterampilan kaum muda

sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan

pejuang yang tangguh, serta menjdai calon pemimpin bangsa yang handal

pada masa depan.

Dengan Pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah secara

maksimal dan dibarengi dengan Pendidikan Pramuka yang direvitalisasi akan

dapat membentuk generasi penerus yang unggul dan sesuai dengan cita-cita

nasional.

Kegiatan kepramukaan merupakan salah satu media yang sangat

potensial untuk mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan peserta didik.

Melalui kegiatan kegiatan ini diharapkan mengembangkan kemampuan dan

rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.

43

Kerangka pikir penelitian ini digambarkan dalam bentuk skema berikut :

Pengembangan Nilai Kewarganegaraan

(Nilai Karakter Banga)

Faktor Pendukung dan

Faktor Penghambat

Meningkatnya Pelaksanaan Nilai Kewarganegaraan

(Nilai Karakter Bangsa)

Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bone

SMA Negeri 1 Kahu

Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka

Relevansi Kegiatan Pramuka Dengan Pengembangan

Nilai-Nilai Kewarganegaraan

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

tunggal yang berkenaan dengan pengembangan nilai-nilai

kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone dalam

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, penelitian ini bertujuan untuk

memberikan gambaran tentang suatu gajala atau hubungan antara dua

gejala atau lebih. Penggunaan metode ini untuk menggambarkan

bagaimana pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kahu

Kabupaten Bone.

B. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghidari terjadinya kekacauan variabel yang akan diteliti,

maka variabel dikemukakan secara operasional.

44

45

1. Pengembangan

Pengembangan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan

mengembangkan. Jadi, pengembangan adalah perbuatan menjadikan

bertambah, berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya).

2. Nilai Kewarganegaraan

Yang dimaksud dengan nilai-nilai kewarganegaraan yaitu nilai

karakter bangsa. Nilai karakter bangsa adalah nilai-nilai yang berusaha

memperbaiki, meningkatkan dan membentuk watak dan perilaku yang

mencakup adat istiadat, nilai-nilai, potensi, kemampuan, bakat, dan

pikiran suatu bangsa. Ada 18 Nilai Karakter Bangsa yang harus

ditanamkan dalam ucapan dan tindakan/perilaku peserta didik dalam

aktivitasnya di lingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat,

yaitu : Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri,

Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air,

Menghargai prestasi, Bersahabat / Komunikasi, Cinta Damai, Gemar

Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab.

Nilai-nilai  yang  dikembangkan  dalam  nilai karakter  bangsa

diidentifikasi dari sumber-sumber   inti. Sumber dimaksud adalah

Agama, Pancasila, budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan diartikan sebagai aktivitas, usaha, pekerjaan, kekuatan

dan ketangkasan (dalam berusaha), kegairahan. Jadi kegiatan berarti

aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk menjalankan sesuatu.

46

Kegiatan kepramukaan yang dapat membentuk karakter peserta didik,

termasuk meningkatkan, adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan tali temali

b. Kegiatan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

c. Ketangkasan pionering

d. Kegiatan morse dan semaphore

e. Kegiatan membaca sandi Pramuka

f. Penjelajahan dengan tanda jejak

g. Kegiatan pengembaraan

h. Kegiatan baris berbaris

i. Kegiatan menentukan arah.

Sedangkan ekstrakurikuler merupakan pendidikan di luar jam

pelajaran yang ditunjukkan untuk membantu perkembangan peserta didik,

sesuai dengan kebutuhan petensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan

yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah

Jadi Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegitan pendidikan yang

tercangkup dalam kurikulum yang dilaksanakan di luar mata pelajaran untuk

mengembangkan bakat, minat, kretivitas dan karakter peserta didik di

sekolah.

4. Kepramukaan

Menurut Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (ARTGP)

Pasal 6 ayat 1 Kepramukaan adalah:

47

“Proses pendidikan yang dilakukan di luar sekolah dan di luar lingkungan

keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat,

teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip

dasar dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan

watak, akhlak dan budi pekerti.”

Jadi kegiatan kepramukaan adalah suatu aktivitas yang dilakukan

Pramuka yang menarik dan menyenangkan yang dilakukan di alam

terbuka dengan tujuan pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Jumlah populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini diambil dari

siswa SMA Negeri 1 Kahu yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka yang berjumlah 50 orang termasuk siswa pengurus inti dan

anggota Pramuka.

2. Sampel

Dalam penelitian ini, penarikan sampelnya digunakan metode

“Purposive Sampling” teknik ini digunakan oleh peneliti dengan

pertimbangan bahwa hanya siswa yang aktif dalam kegitan

ekstrakurikuler Pramuka yang terdaftar sebagai pengurus inti dan

termasuk Penegak Bantara. Tidak semua anggota Pramuka dapat menjadi

Penegak Bantara, yang dapat dikategorikan menjadi Pramuka Penegak

Bantara adalah Anggota Pramuka penegak yang telah menyelesaikan

Syarat Kecakapan Umum tingkat Bantara. Penegak Bantara adalah orang

48

muda yang sadar akan dirinya, sadar akan fungsinya sebagai  bagian dari

masyarakat, mampu menjadi bagian antar komponen masyarakat, pelopor

bagi kemajuan masyarakat dan pelopor bagi perubahan yang  bermanfaat.

Sehingga orang yang dipilih menjadi subjek penelitian dianggap dapat

mewakili seluruh dari populasi dan dapat memberikan data dan informasi

yang sesuai dengan yang diinginkan peneliti.

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 12 orang

pengurus inti Pramuka di SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone dengan

rincian sebagai berikut:

1. Perwakilan dari pengurus gugus depan Putra 10.089 diambil 6

orang.

2. Perwakilan dari pengurus gugus depan Putri 10.090 diambil 6

orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti

adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mengadakan pengamatan langsung di

lapangan, yakni pengamatan terhadap anggota Pramuka SMA Negeri 1

Kahu Kabupaten Bone pada saat latihan Pramuka. Guna mengetahui

langsung bagaimana gambaran pengembangan nilai-nilai

kewarganegaraan dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di sekolah

.

49

2. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau

informasi dengan cara bertanya secara langsung kepada informan, yakni

pengurus inti Pramuka di SMA Negeri 1 Kahu tentang berbagai hal yang

berkaitan pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka.

3. Dokumen

Dokumen disini merupakan pengumpulan data berupa fakta dan

data tersimpan dalam bentuk dokumen yang berkaitan dengan kegiatan

penelitian ini, seperti data jumlah anggota gerakan Pramuka, gambaran

umum gerakan Pramuka SMA Negeri 1 Kahu, Program Kegiatan

Ambalan gugus depan 10.089-10.090 dan Program Kerja Tahunan gugus

depan 10.089-10.090 di SMA Negeri 1 Kahu.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif. Dimana melalui analisis ini peneliti mengangkat fakta,

variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi serta memberikan penjelasan

apa adanya sesuai dengan kondisi dan keadaan yang berkenaan dengan

pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka di SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone.

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM GERAKAN PRAMUKA SMA NEGERI 1 KAHU

1. Profile Gerakan Pramuka SMA Negeri 1 Kahu

Gerakan Pramuka merupakan wadah pendidikan luar sekolah yang

dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan menarik dan menantang

yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar dan metode

kepramukaan. Gerakan Pramuka memberikan pendidikan kepramukaan

bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi

yang lebih baik, bertanggung jawab, dan mampu membina serta

membangun penerus generasi selanjutnya.

Salah satu kegiatan yang sangat menonjol di SMA Negeri 1 Kahu

adalah Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka. Ekstrakurikuler Pramuka

merupakan ekstra wajib yang harus dilaksanakan di sekolah-sekolah

begitupun dengan SMA Negeri 1 Kahu. Meskipun sekolah ini berada di

pedesaan namun tidak menyurutkan semangat para pendidiknya untuk

tetap membekali peserta didik dengan keahlian, keterampilan dan ilmu.

Semula SMA Negeri 1 Kahu memiliki nama gugus depannya 737-738

Namun pada tanggal 27 Maret 2014 mendapat nomor Gudep (Gugus

Depan) yang baru. Nomor Gudep yang diterima adalah 10.098 untuk

Putra, dan 10.090 untuk Putri.

Disamping itu dari segi prestasi Pramuka juga tidak kalah dengan

sekolah lain terbukti pernah menjuarai berbagai Lomba Tingkat yang di

50

51

adakan oleh Kwarran Kecamatan Kahu. Dari Segi pelatih dan pembina

juga cukup berkualitas. Untuk Ketua Gugus depan sudah pernah

mengikuti Kursus Pelatih Pembina Pramuka (KPD), untuk pembinanya

sudah pernah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD). Pengurus Pramuka

di SMA Negeri 1 Kahu merupakan orang-orang yang aktif

dikepramukaan baik di tingkat kwarran maupun tingkat kwartir cabang.

Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi pramuka di SMA Negeri 1

Kahu.

Berdiri dengan nama Ambalan Bolong Sanrego, Pramuka menjadi

salah satu ekstrakurikuler terbesar di lingkungan SMA Negeri 1 Kahu.

Dalam kegiatannya, Pramuka Ambalan Bolong Sanrego selalu

menempatkan kebersamaan dan melatih daya kreatif para anggotanya.

2. Landasan Hukum

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961

tentang Gerakan Pramuka, Juncto, Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 57 Tahun 1998 tentang Pengesahan Anggaran Dasar

Gerakan Pramuka.

2. Surat Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI dan

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 156/Kab/6 tanggal

27 September 1965 tentang pengintegrasian Gerakan Pramuka dengan

sekolah.

52

3. Surat Menteri Pendidikan RI Nomor 3282/MPK/84 tanggal 11 April

1984, perihal Peningkatan Usaha Pendidikan / Pembinaan

Kepramukaan.

4. Surat Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 533/C8/U 1995

tanggal 7 September 1995, perihal Peningkatan Pembinaan

Ekstrakurikuler di Bidang Kepramukaan.

5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 107 Tahun

1985 tentang Petunjuk Penmyelenggaraan Gerakan Pramuka di Gugus

Depan.

6. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 041 tahun

1985 tentang Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Satuan Pramuka.

7. Keputusan Kwartir Nasonal Gerakan Pramuka Nomor 107 Tahun

1999, tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

8. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 045 Tahun

2003 tentang Pokok-pokok Pengorganisasian Gerakan Pramuka.

3. Identitas Gerakan Pramuka SMA Negeri 1 Kahu

a. Nama Pangkalan Sekolah : SMA Negeri 1 Kahu

b. Nama Ambalan : Bolong Sanrego

c. Nomor Gugus Depan (Gudep) :

1. Putra : 10.089

2. Putri : 10.090

d. Alamat : Jl. A.Cakkele No. 03 Balle

e. Kabupaten/Kota : Bone

53

f. Kode Pos : 92767

g. Provinsi : Sulawesi Selatan

4. Keadaan Anggota

Jumlah anggota Gerakan Pramuka SMA Negeri 1 Kahu pada tahun

2014/2015 seluruhnya berjumlah 50 orang. Anggota Pramuka berasal dari

siswa kelas X dan XI.

Tabel 4.1. Keadaan Anggota Gerakan Pramuka SMA Negeri 1 Kahu

Kelas

Jumlah

Jumlah Laki-Laki Perempuan

X 12 15 27

XI 11 12 23

Jumlah 23 27 50

Sumber: Dokumen Kepramukaan SMA Negeri 1 Kahu

5. Tujuan Gerakan Pramuka SMA Negeri 1 Kahu

Tujuan Pembinaan kegiatan Ekstrakurikuler di bidang Kepramukaan di

SMA Negeri 1 Kahu adalah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar,

khususnya di bidang pembinaan kesiswaan dalam pembentukan watak

dan kepribadian siswa melalui kegiatan kepramukaan.

6. Sasaran

Sasaran peningkatan pembinaan Gudep 10.089-10.090 adalah Siswa dan

Siswi yang berpangkalan di SMA Negeri 1 Kahu.

54

7. Bentuk Organisasi

Anggota Gerakan Pramuka SMA Negeri 1 Kahu dihimpun dalam Gudep.

Anggota putera dan anggota putri dihimpun dalam Gudep yang terpisah,

masing-masing merupakan Gudep yang berdiri sendiri, yang terdiri dari

Pasukan Penegak Putra dan Pasukan Penegak Putri.

Struktur Organisasi

1. Mabigus : Drs.Muhammad Yusuf,M.M

2. Koordinator Pembina OSIS : Drs. Amdar

3. Pembina Pramuka :

a. Pembina Putra : Drs. Alisyahbana,M.Kes

b. Pembina Putri : Dra.A.Sukmawati AZ,M.Si

4. Ketua/Pradana:

a. Pradana Putra : Andi Baso Abdi Harun

b. Pradana Putri : Andi Firda Reseuwati

5. Sekertaris/Kirani :

a. Sekertaris/Kirani Putra : Andi Dede Hafizullah

b. Sekertaris/Kirani Putri : Magfirah

6. Bendahara/Bankir :

a. Bendahara/Bankir Putra: Andi Zulkarnain

b. Bendahara/Bankir Putri : A.Novia Putri Rasni

7. Pemangku Adat

a. Pemangku Adat Putra : Andi Muhammad azhar

b. Pemangku Adat Putri : Evi Sulfiana

55

8. Mekanisme Kerja

Kedudukan Gudep Gerakan Pramuka yang berpangkalan di SMA Negeri

1 Kahu adalah sebagai Mitra dari Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang

merupakan satu-satunyanya wadah Organisasi siswa di sekolah.

Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pramuka dikoordinasikan dengan

OSIS dan mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah selaku ketua

Mabigus dan merupakan tanggung jawab bersama antara OSIS dan Gudep

yang yang ada di SMA Negeri 1 Kahu.

9. Tata Kerja

a) Pelaksanaan Latihan / Kegiatan

1. Pendidikan Pelatihan dan Pelantikan Calon Dewan Ambalan.

Demi mencapai tujuan Ambalan Bolong Sanrego, dibutuhkan

Dewan Ambalan yang bertugas untuk mengurus setiap kegiatan

pramuka  untuk  mencapai sebuah kesuksesan. Dewan Ambalan

memiliki masa kerja selama satu  tahun.  Oleh karena  itu,

diperlukan  regenerasi  dan  pengkaderan    bagi   para   anggota

Dewan Ambalan  yang  baru  dalam  bentuk Pendidikan

Pelatihan sekaligus Pelantikan Calon Dewan Ambalan yang

dilaksanakan diakhir masa jabatan Dewan Ambalan

sebelumnya.

2. Penerimaan Tamu Ambalan. Penerimaan Tamu Ambalan adalah

kegiatan bagi calon Pramuka Penegak untuk bisa bergabung

secara resmi menjadi anggota Ambalan Pramuka Penegak.

56

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk perkemahan selama 3

hari 2 malam.

3. Latihan Gabungan. Latihan Gabungan adalah latihan

kepramukaan yang dilaksanakan oleh Ambalan Bolong Sanrego

bersama dengan Ambalan dari sekolah lain dalam rangka

menjalin tali persaudaraan dan kerja sama yang baik antar

sekolah. 

4. Pelaksanaan kegiatan latihan golongan peserta didik dilakukan

di sekolah satu minggu satu kali.

5. Pelaksanaan latihan dilakukan dengan praktek dan tetap

memperhatikan ketertiban dan keamanan, berupa kegiatan nyata

yang memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan

pengetahuan dan kecakapan yang sesuai dengan usia.

6. Pelaksanaan kegiatan dialkukan secara praktis yaitu : sederhana,

mudah, memanfaatkan sumberdaya yang ada dan menghemat

biaya tetapi berhasil guna dan tepat guna.

b) Pendanaan Gudep diperoleh dari:

1. Bantuan pemerintah melalui sekolah.

2. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan perundang-

undangan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Gerakan Pramuka.

57

B. HASIL PENELITAN

1. Relevansi kegiatan kepramukaan dengan pengembangan nilai-nilai

kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat efektif dalam

mengembangkan pendidikan khususnya nilai karakter bangsa, sehingga

siswa memiliki karakter baik yang nantinya akan bermanfaat dalam

kehidupannya di masa yang akan datang. Pendidikan yang menekankan

pada pembentukan kepribadian sejatinya telah dilaksanakan oleh SMA

Negeri 1 Kahu karena pada dasarnya tujuan pendidikan adalah

menciptakan manusia yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi serta akhlak mulianya, sehingga pelaksanaan pendidikan oleh

setiap sekolah tentunya mengacu pada tercapainya hal tersebut.

Pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan khususnya nilai-nilai

karakter bangsa pada anggota pramuka di SMA Negeri 1 Kahu dapat

diketahui dari kegiatan-kegiatan dalam kepramukaan yang memang

mengajarkan siswa untuk menjadi lebih berkarakter mandiri, disiplin

serta bertanggung jawab atas tugas yang diberikan yang memang

karakter tersebut sudah ada dan tercantum dalam tri satya dan dasa

dharma pramuka.

Seperti dalam kegiatan latihan rutin yang dilaksankan oleh anggota

Pramuka di SMA Negeri 1 Kahu, yang pada saat pelaksanaannya banyak

sekali mengandung karakter yang nantinya lama kelamaan melalui proses

58

kegiatan tersebut akan membentuk karakter yang ada didalam dirinya

yang dikembangkan melalui kegiatan Pramuka tersebut.

Dalam kegiatan ektrakurikuler Pramuka kegiatan-kegiatan yang

dapat mengembangkan nilai karakter bangsa pada peserta didik

diantaranya kegiatan perkemahan, ketangkasan pioneering,  keterampilan

tali temali, penjelajahan dengan tanda jejak.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Muhammad Azhar (17

tahun) sebagai berikut :

“Menurut saya kak, bentuk kegiatan pramuka yang paling banyak mengajarkan sikap cinta tanah air, peduli lingkungan, kerja sama, dan tanggung jawab kepada saya yaitu kegiatan penjelajahan dengan tanda jejak. Karena ini merupakan salah satu bentuk latihan berpetualang di alam bebas tidak terdapat rambu-rambu secara jelas sebagaimana di jalan raya. (wawancara tanggal 6 Februari 2015). ”

Berbeda yang disampaikan oleh Andi Dede Hafizullah (17 tahun)

sebagai berikut:

“Kalau saya kak, paling suka dengan kegiatan baris-berbaris karena dalam kegiatan ini kita diajarkan untuk lebih bersikap disiplinan, kreatif, kerja sama, dan tanggung jawab. (wawancara tanggal 6 Februari 2015).”

Kegiatan dalam pramuka yang dapat membangun karakter anggota

pramuka adalah seluruh kegiatan yang ada dalam pramuka, akan tetapi

dari seluruh kegiatan yang ada dalam pramuka, baik kegiatan LKBB,

Bakti Sosial, PPBN, Latihan Rutin, Study Tour, Berkemah, dan lain

sebagainya. Kegiatan yang paling membentuk karakter adalah kegiatan

berkemah karena dalam berkemah seluruh aspek kegiatan yang ada

dalam pramuka dapat dilaksanakan dalam perkemahan yang dilakukan

59

dengan menarik, menantang dan edukatif. Nilai karakter bangsa yang

ada dalam kegiatan tersebut adalah nilai Peduli sosial, Peduli lingkungan,

Cinta damai, Toleransi, Demokratis, Menghargai Prestasi dan Gemar

Membaca. Karena karakter-karakter tersebut ada pada seluruh kegiatan

yang ada dalam pramuka kegiatan rutin atau kegiatan lain dapat

dilaksanakan dalam perkemahan seperti kegiatan Out Bound. Karakter

yang dapat dikembangkan melalui proses dan nilai-nilai pembentukan

karakter bangsa dalam kegiatan pramuka adalah karakter Religius, Jujur,

Mandiri, Kerja sama, Disiplin ,Rasa ingin tahu, Kreatif ,Tanggung jawab,

Komunikatif.

Hal ini seperti dituturkan oleh A.Sry Meilani Ananda (16 tahun)

sebagai berikut :

“Menurut saya kak, kegiatan dalam kepramukaan yang dapat meningkatkan nilai karakter bangsa yaitu Perkemahan, karena dalam kegitan ini kita diajarkan untuk lebih mandiri dan kita diajarkan untuk saling bekerja sama dalam suatu kegiatan dan saling melengkapi satu sama lain. (wawancara tanggal 6 Februari 2015).

Irsal Amir (16 tahun) juga menyampaikan hal yang senada sebagai

berikut :

“Saya sangat senang dan bersemangat mengikuti perkemahan karena dalam kegiatan tersebut banyak kegiatan yang dapat kita laksanakan seperti acara renungan malam yanng dapat mengajarkan sikap keberanian dan kegiatan out bound yang mengajarkan kita sikap kerja sama, toleransi dan tanggung jawa.” (wawancara tanggal 6 Februari 2015).

60

Berikut hasil wawancara peneliti kepada Andi Baso Abdi Harun

(16 tahun) yaitu sebagai berikut:

Pembina Pramuka mengajarkan sikap:

Tabel 4.2. Hasil wawancara tentang penerapan nilai karakter bangsa dengan kegiatan Pramuka

No.

Nilai Contoh

1. Religius Melaksanakan ibadah tepat waktu2. Jujur Mengakui Kesalahan dan dalam bertutur

kata3. Toleransi Menghargai pendapat orang lain4. Disiplin Selalu tepat waktu5. Kerja keras Melaksanakan tugas6. Kreatif Membuat hasta karya7. Mandiri Dalam perkemahan8. Demokrasi Dalam diskusi 9. Rasa Ingin Tahu Bertanya dalam setiap penerimaan materi10. Semangat

kebangsaanMelaksanakan upacara

11. Cinta tanah air Kegiatan bela negara12. Menghargai prestasi Memberikan penghargaan 13. Bersahabat /

komunikatifTidak memandang bulu dalam memilih teman

14. Cinta damai Tidak pernah bertengkar15. Gemar membaca Selalu belajar 16. Peduli lingkungan Kegiatan baksos17. Peduli social Memberikan bantuan kepada teman yang

membutuhakan18. Tanggung jawab Dalam tugas yang diberikan

Berikut ini nilai-nilai pendidikan nilai kebangsaan : Religius,

Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis,

Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai

prestasi, Bersahabat / Komunikasi, Cinta Damai, Gemar Membaca,

Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab.

61

Sedangkan nilai-nilai dalam Dasa Dharma Pramuka meliputi:

Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa; Cinta alam dan kasih sayang

sesama manusia, Patriot yang sopan dan ksatria; Patuh dan suka

bermusyawarah; Rela menolong dan tabah; Rajin, terampil, dan gembira;

Hemat, cermat, dan bersahaja; Disipilin, berani, dan setia; Bertanggung

jawab dan dapat dipercaya; Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Table 4.3. Relevansi antara nilai-nilai karakter bangsa dengan nilai-nilai

Dasa dharma Pramuka

No Nilai-nilai Dasa Dharma Pramuka

Nilai Karakter Bangsa

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Religius Toleransi

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

Cinta Damai Peduli Lingkungan

3. Patriot yang sopan dan ksatria. Semangat Kebangsaan Cinta Tanah Air

4. Patuh dan suka bermusyarah. Demokratis Bersahabat/Komunikatif

5. Rela menolong dan tabah. Peduli Sosial6. Rajin terampil dan gembira. Kerja Keras

Rasa Ingin Tahu Gemar Membaca

7. Hemat, cermat, dan bersahaja. Menghargai Prestasi8. Disiplin, berani, dan setia. Disiplin

Kreatif9. Bertanggung jawab dan dapat

dipercaya. Mandiri

10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Jujur

Kegiatan Kepramukaan merupakan sistem pendidikan kepanduan

yang sangat tepat dalam melaksanakan pendidikan nilai karakter bangsa

62

pada anak. Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu

mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab Anak-anak yang

tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi

kader pembangunan yang berjiwa Pancasila. Dalam Pramuka terdapat

ketentuan-ketentuan moral yang di sebut dengan Dasa Dharma Pramuka

yang berisi pokok-pokok moral yang harus ditanamkan kepada anggota

Pramuka agar mereka dapat berkembang menjadi manusia berwatak,

warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus mampu

menghargai dan mencintai sesama manusia dan alam ciptaan Tuhan.

Dengan adanya ketentuan moral tersebut dalam dasa dharma

pramuka, maka sangat mendukung pengembangan nilai karakter bangsa

yang pada intinya adalah penanaman nilai-nilai religius, kesadaran

berbangsa dan bernegara, cinta tanah air serta kesiapan awal bela Negara.

Hal seperti ini dituturkan oleh A.Baso Abdi Harun (16 tahun) yaitu

sebagai berikut:

“Menurut saya kak, penerapan Dasa Dharma Pramuka sangat mendukung adanya pengembangan nilai karakter bangsa karena di dalam Dasa Dharma terkandung nilai religius, kesadaran berbangsa dan bernegara, kerelaan berkorban serta kemampuan awal bela negara.” (wawancara pada tanggal 6 Februari 2015).

Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 6 Februari 2015,

sebelum pemberian materi Pramuka di dalam kelas, adik-adik Pramuka

selalu diajak untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Hal

tersebut dilakukan untuk meneguhkan rasa cinta kepada negeri Indonesia

63

sejak dini. Melalui lagu-lagu kebangsaan diharapkan dapat

menumbuhkembangkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Setiap

kegiatan latihan rutin juga melaksanakan upacara yang didalamnya

terdapat hormat bendera Merah Putih sebagai perwujudan cinta tanah air

dan bangsa Indonesia. Bendera merupakan lambang negara dan

pemersatu bangsa, maka anak-anak dikenalan dan dibiasakan untuk

hormat kepada sang merah putih. Pembina selalu menekankan kepada

anak-anak agar mengingat dan menghargai perjuangan para pahlawan

dalam melawan penjajah.

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan nilai-

nilai kewarganegaraan melalui kegiatan kepramukaan di SMA

Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone

a. Faktor-faktor pendukung pengembangan nilai-nilai

kewarganegaraan melalui kegiatan kepramukaan di SMA

Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone

Pengembangan nilai kewarganegaraan dalam kegiatan

kepramukaan di SMA Negeri 1 Kahu membutuhkan dukungan dari

dalam lingkungan sekolah maupun dari luar sekolah serta pihak

stake holder.

Inti kegiatan kepramukaan adalah menanamkan nilai-nilai

kewajiban terhadap Tuhan, terhadap negara, terhadap sesama serta

terhadap diri sendiri seperti yang tercantum dalam Satya dan Dharma

Pramuka. Maka dukungan baik yang bersifat materiil maupun moriil

64

sangat dibutuhkan guna terlancarnya Pengembangan nilai

kewarganegaraan dalam kegiatan kepramukaan. Terdapat berbagai

faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka di SMA

Negeri 1 Kahu. Adapun berbagai pihak tersebut adalah :

a. Sekolah

Dukungan dari pihak sekolah sangat dibutuhkan dalam

pelaksanaan kegiatan Pramuka. Bentuk dukungan tersebut yaitu

dengan menjadikan kegiatan Pramuka sebagai satu-satunya

ekstrakurikuler wajib bagi siswa. Selain itu, bentuk dukungan

lain yaitu berupa perlengkapan sarana dan prasarana yang

dibutuhkan dalam setiap kegiatan Pramuka.

Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 6 Februari

2015, sarana dan prasarana untuk kegiatan yang tersedia di

dalam ruang Pramuka SMA Negeri 1 Kahu sudah tergolong

lengkap karena memiliki banyak peralatan, media ajar serta

piranti dalam kepramukaan.

Sehingga sarana dan prasarana tersebut sangat menunjang

terlaksananya pengembangan nilai kewarganegaraan khususnya

nilai karakter bangsa yang dilakukan dalam setiap kegiatan

latihan maupun pada saat perlombaan.

b. Pembina Pramuka

Pembina Pramuka SMA Negeri 1 Kahu merupakan guru-

guru dari sekolah tersebut, sehingga secara bergantian dapat

65

melakukan pengawasan dan pembinaan di setiap kegiatan

Pramuka karena komitmen untuk bersama-sama memajukan

gerakan Pramuka di sekolah tersebut. Pengalaman yang dimiliki

oleh Pembina Pramuka dapat dijadikan faktor pendukung

terlaksananya pengembangan nilai kewarganegaraan yang mana

yang dimaksud adalah nilai karakter bangsa mengingat terdapat

kesamaan antara nilai-nilai dalam nilai karakter bangsa dengan

nilai-nilai Dasa Dharma Pramuka.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan Irsal

Amir (16 tahun) sebagai berikut:

“Menurut saya kak, Dari segi Pembina Pramuka disekolah ini sangat berkualitas karena pernah mengikuti Kursus Pelatih Pembina Pramuka (KPD) dan mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) dan pembina kami merupakan guru tetap di sekolah ini serta aktif dikepramukaan baik di tingkat kwartir ranting maupun tingkat kwartir cabang”. (wawancara pada tanggal 6 Februari 2015).

c. Minat Siswa

Minat siswa-siswi SMA Negeri 1 Kahu dalam setiap

kegiatan kepramukaan sangat tinggi. Hal ini seperti dituturkan

oleh A.Novia Dwi Putri Rasni (16 tahun) berikut ini.

“Saya senang sekali ikut Pramuka, kak. Karena kegiatan Pramuka itu sangat menarik dan menyenangkan. Kami bermain bersama, belajar bersama dengan teman-teman, Apalagi kalau ada permainan-permainan dari kakak Pembina. Menjadikan kami lebih semangat” (wawancara pada tanggal 6 Februari 2015).

66

Berdasarkan observasi pada tanggal tanggal 6 Februari

2015, ketika kegiatan latihan, anak-anak dengan segera

menempatkan diri di lapangan ketika ada aba-aba dari Pembina

untuk berkumpul di lapangan. Pada waktu itu Pembina

menawarkan kepada anak-anak yang ingin pemimpin kegiatan

upacara pembukaan latihan. Dari pengamatan terlihat bahwa

antusiasme anak-anak sangat tinggi karena banyak sekali yang

mengangkat tangan untuk bisa menjadi pemimpin dalam

kegiatan upacara pembukaan. Namun, Pembina hanya menunjuk

satu orang anak yang dapat menjadi pemimpin. Begitu pula pada

kegiatan-kegiatan lain dalam Pramuka, misalnya upacara

penutupan, kemah, baris berbaris dan lain sebagainya.

Dengan semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi dari anak-

anak maka akan memudahkan Pembina Pramuka dalam

menanamkan nilai-nilaikarakter bangsa kegiatan dalam

Pramuka.

d. Dukungan Orang Tua

Dukungan dari orang tua berupa dukungan moril dan

materiil kepada anak. Hal ini seperti dituturkan oleh Nur Ayu

Farahgta Fansab (15 tahun) sebagai berikut :

“Ibu saya mendukung sekali kalau aku ikut kegiatan

Pramuka, kak. Makanya Ibu selalu mengijinkan saya rutin

ikut kegiatan. (wawancara tanggal 6 Februari 2015).

67

Bentuk dukungan orangtua dalam kegiatan ini adalah

sekecil mengantarkan dan menjemput anak ketika mengikuti

kegiatan latihan. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya

orangtua yang mengantarkan anaknya di depan pintu gerbang

sekolah. Bahkan ada beberapa orang tua yang menunggu di luar

ketika anak-anak mengikuti kegiatan latihan Pramuka. Walapun

jarak antara rumah dengan sekolah jauh, orang tua meluangkan

waktu unutk menjemput anak-anaknya usai kegiatan Pramuka di

sekolah.

b. Faktor-faktor penghambat pengembangan nilai-nilai

kewarganegaraan melalui kegiatan kepramukaan di SMA

Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone

Pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan

kepramukaan di SMA Negeri 1 Kahu menemui beberapa hambatan.

Hambatan tersebut diantaranya adalah perbedaan lingkungan antara

lingkungan sekolah dengan lingkungan keluarga. Seperti yang

dijelaskan sebelumnya bahwa di SMA Negeri 1 Kahu terdiri dari

siswa yang heterogen termasuk dengan nilai-nilainya, tidak jarang

nilai-nilai tersebut berbenturan antara satu dengan yang lainnya,

sehingga sulit menentukan nilai yang sesuai dengan berbagai latar

belakang tersebut.

Berdasarkan hasil observasi peneliti dapat diketahui bahwa

anak-anak SMA Negeri 1 Kahu mempunyai latar belakang keluarga

68

yang berbeda-beda sehingga sangat sulit menentukan nilai-nilai

kewarganegaraan khususnya yang sesuai dengan berbagai latar

belakang tersebut. Selain itu, lingkungan sekitar anak-anak yang

tidak mendapat keteladanan yang baik juga menjadi penghambat

masuknya nilai-nilai karaktr bangsa Indonesia.

Selain hal tersebut diatas, hambatan lain yaitu keterbatasan dana

dalam setiap kegiatan. Padahal, untuk dapat mengadakan suatu

kegiatan yang bertujuan untuk membantu anak menjadi pribadi yang

mandiri, tangguh dan berjiwa patriot juga dibutuhkan dukungan dana

yang cukup.

Hal ini seperti dituturkan oleh Andi Zulkarnain (16 tahun)

sebagai berikut :

“Yang menjadi hambatan ketika mengadakan sebuah kegiatan terkadang terkendala oleh dana, kak. Dana dari pusat dan sekolah pun terbatas karena dialokasikan ke berbagai bidang. Padahal setiap kegiatan seperti perkemahan dan Study Tour juga membutuhkan dana yang cukup besar.” (wawancara tanggal 6 Februari 2015).

Dan yang sering menjadi hambatan bagi siswa adalah rasa

kelelahan anak-anak ketika mengikuti kegiatan Pramuka. Kegiatan

Pramuka di SMA Negeri 1 Kahu dilaksanakan pada hari Jumat pukul

14.00. Hal tersebut merupakan waktu yang tanggung dengan jam

pulang sekolah anak-anak SMA Negeri 1 Kahu yaitu pukul 11.00.

Sebagian besar anak-anak rumahnya sangat jauh dari sekolah dan

tidak memungkinkan untuk pulang terlebih dahulu ke rumah

sehingga mereka menunggu saatnya latihan dengan tetap berada di

69

sekolah. Ada juga beberapa anak istirahat dan menunggu di rumah

teman yang jarak rumahnya dekat dengan sekolah.

Fina Pratiwi Agus (16 tahun) menuturkan sebagai berikut :

“Saya merasa capek dan kelelahan kak, karena dari pagi-pagi sampai sore berada di sekolah. Jarak rumahku dan sekolah sangat jauh. Jadi kalau pulang naik angkutan umum kalau tidak tidak dijemput pulang latihan Pramuka sekitar jam 5 sore. Kalau nunggu saatnya latihan, saya kadang diajakin teman ke rumahnya. Kebetulan rumahnya tidak jauh dari sekolah.” (wawancara tanggal 6 Februari 2015).

Dandis (15 tahun) juga menyampaikan hal yang senada sebagai

berikut :

“Sebenarnya saya senang ikut Pramuka di sekolah. Tapi kadang capek banget rasanya pas kegiatan Pramuka. Soalnya banyak PR (pekerjaan rumah) yang harus dikerjakan PR tuh setiap hari kak” (wawancara tanggal 6 Februari 2015).

Anak-anak juga sering terbebani dengan tugas dari sekolah yang

sangat banyak. Mereka mempunyai kegiatan yang sangat padat dari

pagi hingga sore serta tanggungan tugas-tugas dari sekolah yang

harus dikerjakan tepat waktu. Hal itu menyebabkan rasa lelah dan

kurang fit ketika mengikuti kegiatan Pramuka pada waktu sore hari

C. PEMBAHASAN

1. Relevansi kegiatan kepramukaan dengan pengembangan nilai-nilai

kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone

Pendidikan kepramukaan sesuai dengan Undang-undang Republik

Indonesia nomor 12 tahun 2010 Pasal 4 yakni bertujuan untuk membentuk

setiap siswa agar memiliki kepriabdian yang beriman, bertakwa, berakhlaq

70

mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai

luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam

menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia,

mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

Pendidikan kepramukaan sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler

wajib di sekolah bisa menjadi wadah bagi pembentukan jiwa nasionalisme

dan kebangsaan anak sejak dini. Melalui gerakan Pramuka juga akan

tertanamkan jiwa dan semangat gotong royong dan kesadaran pada

kebhinekaan yang ada di Indonesia. Pendidikan kepramukaan sangat

relevan dengan pembentukan nasionalisme pada anak, hal ini terbukti

dengan adanya kesamaan nilai-nilai pendidikan nilai karakter bangsa

dengan nilai-nilai Dasa Dharma dalam Pramuka, sehingga sangat tepatlah

bila lewat Pramuka pendidikan nilai karakter bangsa ditanamkan.

Relevansi kegiatan Pramuka di SMA Negeri 1 Kahu sangatlah

menunjang dalam menanamkan nilai-nilai karakter bangsa. Hal tersebut

dapat dilihat melalui berbagai kegiatan-kegiatan Pramuka, yaitu : upacara

pembukaan dan penutupan ketika kegiatan latihan rutin, uji Syarat

Kecakapan Khusus (SKU), kegiatan perkemahan, dan Baksos. Kegiatan-

kegiatan tersebut dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa (anggota

Pramuka) dan disesuaikan dengan fungsi kepramukaan yakni kegiatan

yang menarik bagi anak dan pemuda, pengabdian (job) bagi orang dewasa,

serta alat (means) bagi masyarakat dan organisasi.

71

Pengembangan nilai karakter bangsa yang diintegrasikan melalui

kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 1 Kahu telah menanamkan nilai-

nilai karakter bangsa pada anak. Sejak dini, anak sudah mempunyai

karakter pemberani, mandiri dan bertanggung jawab terhadap tugas dan

kewajiannya. Oleh karen itu, diharapkan anak akan lebih siap dalam

menghadapi segala rintangan multi dimensional pada masa yang akan

datang.

Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah

sangat relevan dengan pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan, yang

dimaksud adalah nilai karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-

nilai dalam pendidikan nilai karakter bangsa dengan nilai-nilai Dasa

Dharma, sehingga sangat tepatlah bila lewat pramuka pendidikan nilai

karakter bangsa ditanamkan. Setiap kegiatan pramuka terdapat

penanaman cinta alam dan lingkungan, selain tetap mendidik anak untuk

disiplin dalam berbagai bidang kehidupan. Solidaritas di antara sesama

juga menjadi salah satu bidang garapan Gerakan Pramuka.

Dengan adanya pendidikan nilai karakter bangsa yang dilakukan

dalam kegiatan kepramukaan, sedikit demi sedikit sikap dan perilaku anak

(anggota Pramuka) mulai mengalami kemajuan secara progresif. Sebagai

contoh anak-anak mulai mengenal sejarah kebangsaan Republik Indonesia,

mampu menghafal lagu-lagu perjuangan, bersikap berani dalam setiap

kegiatan, serta bertindak dengan segera ketika terdapat teman yang

membutuhkan pertolongan. Dengan demikian, anak-anak nantinya dapat

72

menampilkan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia melalui kehidupanya

sehari-hari.

Kegiatan Pramuka yang diselenggarakan di SMA Negeri 1 Kahu

yaitu: Kegiatan latihan rutin yang dilakukan setiap hari Jumat, Persami,

Pionering, Semaphore, LKBB, Tali temali Pengamalan pancasila, Publik

speaking serta Baksos. Semua kegiatan tersebut merupakan program kerja

pangkalan SMA Negeri 1 Kahu. Nilai-nilai yang ditanamkan melalui

kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 1 Kahu meliputi nilai kebangsaan,

menghargai prestasi, cinta tanah air, kreativitas, peduli lingkungan, berani,

mandiri dan tanggung jawab.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di SMA Negeri

1 Kahu, dapat diketahui bahwa pengembangan nilai kewarganegaraan

khususnya nilai karakter bangsa dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka

yaitu berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara, kecintaan

terhadap tanah air, keyakinan pada Pancasila, kerelaan berkorban untuk

bangsa dan negara serta kemampuan awal bela negara.

Dalam mengimplementasikan materi kesadaran berbangsa dan

bernegara Indonesia dalam kegiatan Pramuka, pembina mengharuskan

anak-anak untuk berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar. Pemberian tugas kelompok membuat tiang bendera dan kemudian

menegakkan bendera merah putih juga merupakan upaya dalam

menanamkan sikap kesadaran berbangsa dan bernegara.

73

Penanaman sikap cinta tanah air melalui kegiatan kepramukaan di

SMA Negeri 1 Kahu dilakukan oleh pembina dengan cara mengajak adik-

adik Pramuka untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya

sebelum pemberian materi Pramuka, setiap kegiatan latihan rutin juga

melaksanakan upacara yang didalamnya terdapat hormat bendera merah

putih, mengenalkan anak-anak pada hasil kekayaan alam Indonesia berupa

rempah-rempah, serta penanaman cinta tanah air juga dilalkukan melalui

permainan-permainan yang dapat membangun semangat cinta tanah air

dan mengandung nilai-nilai kerja sama anak-anak. Dalam setiap kegiatan

Pramuka, pembina selalu mengenalkan anak-anak tentang berbagai

kebudayaan yang dimiliki Negara Indonesia.

Dalam upaya menumbuhkan keyakinan Pancasila kepada anak-anak,

Pembina Pramuka mengharuskan anak-anak dituntut untuk hafal Pancasila

dalam sejak dini, anak-anak diharuskan untuk menghafal Pancasila untuk

selanjutnya dididik agar dapat menghayati nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu, pembina juga menumbuhkan jiwa

persatuan dan kesatuan yang terkandung dalam Pancasila, hal ini dapat

dilihat dalam acara api unggun pada waktu perkemahan pindah golongan

atau pelantikan.

Pendidikan kepramukaan juga berperan dalam membentuk anak

untuk memiliki kemampuan awal bela negara. Kemampuan bela negara

secara psikis dan mental dilakukan dengan menanamkan anak-anak untuk

memiliki sikap berani. Cara yang dilakukan Pembina yaitu menawarkan

74

anak-anak yang ingin menjadi petugas untuk melafalkan Dasa Dharma,

adanya kegiatan jurit malam pada saat perkemahan, menanamkan sikap

disiplin dengan menyuruh anak untuk datang tepat waktu, memakai

seragam Pramuka lengkap beseserta atributnya. Selain itu juga

mengembangkan sikap tanggung jawab melalui penugasan individu

maupun kelompok.

Dalam pendidikan kepramukaan yang sangat berkaitan dengan nilai-

nilai karakter bangsa, anak-anak dilibatkan secara langsung dalam

penanaman dan pengembangan nilai-nilai tersebut serta mempraktekannya

ke dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak belajar melalui cara dia hidup.

Dalam pendidikan kepramukaan, banyak kegiatan yang mendorong anak

menjadi pribadi yang berani dan penuh percaya diri. Kegiatan-kegiatan

Pramuka di kemas dengan menarik dan menyenangkan berupa permainan-

permainan edukatif yang tidak mengabaikan nilai-nilai karakter bangsa

dalam pelaksanannya.

Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih

dipentingkan melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta

perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk intelegensia,

kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut. Hal tersebut terlihat pada

cara kerja regu dan kelompok dimana mereka diajak untuk bekerja sama

dalam satu tim dalam mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam

kelompok tersebut dapat terlihat latihan dalam berdemokrasi, bahkan itu

adalah demokrasi pancasila dalam praktiknya. Pramuka adalah wadah

75

pelatihan dan pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang

mampu hidup berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan

apapun yang tidak hanya bisa bergantung kepada orang lain.

Dalam konteks pengembangan nilai kewarganegaraan pelaksanaan

pendidikan karakter dalam pendidikan kepramukaan dibahas dan

diimplementasikan Dasa Darma Pramuka oleh anggota pramuka. Dalam

Pendidikan budaya dan karakter bangsa yang bersumber pada Agama,

Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional teridentifikasi 18 Nilai

karakter, dan ternyata bila kita cermati dari 18 nilai tersebut juga

merupakan bentuk pengamalan satya dan dharma pramuka. Nilai tersebut

antara lain :

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk agama lain. (merupakan bentuk

pengamalan dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa).

Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan nilai religius adalah

penjelajahan dengan tanda jejak, kegiatan pengembaraan dan

renungan malam.

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan. (Bentuk pengamalan dharma ke 10. Suci dalam fikiran

76

perkataan dan perbuatan). Contoh kegiatan yang dapat

mengembangkan nilai Jujur yaitu dalam kegiatan perkemahan.

3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

(merupakan bentuk pengamalan dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa). Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan nilai

toleransi yaitu Perkemahan dan penjelajahan dengan tanda jejak.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan. (Bentuk pengamalan darma ke 8. Disiplin

Berani dan setia). Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan nilai

disiplin yaitu Keterampilan Baris-Berbaris (KBB) dan dalam setiap

kegiatan rutin yang dilakukan.

5. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sunggguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan

tugas dengan sebaik-baiknya. . (Bentuk pengamalan darma ke 6.

Rajin, Terampil dan gembira). Contoh kegiatan yang dapat

mengembangkan nilai kerja keras adalah Keterampilan Menentukan

Arah.

77

6. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk meng hasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki. (Bentuk pengamalan darma ke 8.

Disiplin Berani dan setia). Contoh kegiatan yang dapat

mengembangkan nilai kreatif adalah Keterampilan Morse dan

Semaphore, Kegiatan Pengembaraan, Keterampilan Baris-Berbaris

(KBB), dan Keterampilan Menentukan Arah.

7. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas. (Bentuk pengamalan darma ke 9.

bertanggung jawab dan dapat dipercaya). Contoh kegiatan yang dapat

mengembangkan nilai Mandiri adalah Kegiatan Perkemahan.

8. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain. (bentuk pengamalan darma ke 4.

Patuh dan suka bermusyawarah). Contoh kegiatan yang dapat

mengembangkan nilai Demokratis yaitu dalam kegiatan Debat dan

dalam setiap Rapat yang dilaksanakan.

9. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar, nilai ini tertanam dalam pola pendidikan kepramukaan

dimana pendidikan ke-pramukaan dilaksanakan di alam terbuka

78

dengan metode yang menarik dan menantang hal ini disebutkan dalam

UU No 12 Tahun 2012 tentang Gerakan Pramuka  dan dipertegas

dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan

Pramuka. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan nilai rasa

ingin tahu yaitu

Keterampilan Menentukan Arah.

10. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya (bentuk pengamalan darma ke 3. Patriot yang sopan dan

ksatria). Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan nilai Semangat

Kebangsaan yaitu Kegiatan Pelatihan Bela Negara.

11. Cinta Tanah Air

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. (bentuk

pengamalan darma ke 3. Patriot yang sopan dan ksatria). Contoh

kegiatan yang dapat mengembangkan nilai cinta tanah air adalah

penjelajahan dengan tanda jejak, perkemahan dan menyanyikan lagu-

lagu perjuangan.

12. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

79

menghormati keberhasilan orang lain. (Bentuk pengamalan darma ke

7. Hemat, Cermat dan Bersahaja). Contoh kegiatan yang dapat

mengembangkan nilai menghargai presatasi adalah dalam kegiatan

perkemahan.

13. Bersahabat / Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan

bekerja sama dengan orang lain. (Nilai ini merupakan pengamalan

dasa darma ke 4. Patuh dan suka bermusyawarah). Contoh kegiatan

yang dapat mengembangkan nilai bersahabat / komunikatif adalah

Keterampilan Morse dan Semaphore.

14. Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa

senang dan aman atas kehadiran dirinya.diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara nilai ini merupakan

pengamaan dasa darma ke 2. cinta alam dan kasih sayang sesama

manusia, dan ke 4 Patuh dan suka bermusyawarah dengan jiwa kasih

sayang sesama manusia dan patuh akan memberikan nunasa berfikir

jernis dan bijaksana kepada manusia untuk mementingkan

kepentingan orang banyak dan tentu saja mementingkan ketentraman

masyatakat, jadi tidak menjadi provokator di tengah masyarakat.

Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan nilai cinta damai adalah

dalam perkemahan.

80

15. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya. (Nilai ini merupakan pengamalan

dasa darma ke 6. Rajin, trampil dan gembira) dan demikian juga

dengan nilai-nilai yang lain, akan tertuang dalam proses pembelajaran

yang dilaksanakan dalam gerakan pramuka. Contoh kegiatan yang

dapat mengembangkan nilai gemar membaca adalah dalam kegiatan

perkemahan.

16. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. (Bentuk

pengamalan darma ke 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama

manusia). Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan nilai peduli

lingkungan adalah kegiatan penjelajahan dengan tanda jejak dan

kegiatan pengembaraan.

17. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan. (Bentuk pengamalan darma

ke 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia). Contoh kegiatan

yang dapat mengembangkan nilai peduli sosial adalah dalam

Keterampilan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), Kegiatan

Pengembaraan, dan Bakti Sosial.

81

18. Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan

Yang Maha Esa. (Bentuk pengamalan darma ke 9. bertanggung jawab

dan dapat dipercaya). Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan

nilai tanggung jawab adalah dalam kegiatan penjelajahan dengan

tanda jejak, keterampilan tali-temali, Keterampilan Pertolongan

Pertama Gawat Darurat (PPGD), Keterampilan Morse dan

Semaphore, Kegiatan Pengembaraan dan Keterampilan Baris-Berbaris

(KBB).

Dari paparan di atas, secara tersirat maupun tersurat pendidikan

karakter sudah ada dalam pramuka. Pramuka telah mengajarkan

pendidikan karakter sejak berdirinya kepanduan ini, jauh sebelum isu

pendidikan karakter marak di Indonesia. Dengan adanya pramuka di

satuan pendidikan dan keberadaanya tidak hanya sebatas papan nomor

gudep, tetapi di dalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan,

maka disadari/tidak dan secara langsung/tidak langsung penanaman

pendidikan karakter dengan indikator 18 nilai karakter sudah berjalan

seiring dengan berjalannya proses kepramukaan tersebut. Dalam kegiatan

kepramukaan diajarkan nilai karakter bangsa yang diajarkan oleh pembina

pramuka kepada setiap anggota pramuka yang ada di SMA Negeri 1 kahu.

82

Pengembangan nilai karakter bangsa dilakukan melalui

pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-

hal berikut: upacara pada hari Senin, beribadah/sholat bersama, berdoa

waktu mulai dan selesai  pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru;

tenaga kependidikan atau teman, menolong orang lain, memperoleh

prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang atau mengoreksi

perilaku teman yang tidak terpuji, berpakaian rapi, datang tepat pada

waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, penuh kasih sayang,

perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan dan lain

sebagainya.

Kegiatan yang harus ditinggalkan diantaranya: membuang sampah

tidak pada tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain,

berkelahi, memalak,  berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak rapi

dan lain sebagainya.

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan nilai-nilai

kewarganegaraan dalam kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 1

Kahu Kabupaten Bone

Dalam upaya penanaman nilai karakter terdapat beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu proses

penanaman nilai karakter. Perbedaan sikap atau perilaku setiap manusia

berbeda-beda, hal ini dapat dipengaruhi oleh pengaruh yang berasal dari

dirinya sendiri maupun motivasi yang berasal dari luar dirinya.

83

Penanaman nilai tanggungjawab melalui ekstrakurikuler

kepramukaan di SMA Negeri 1 Kahu terdapat beberapa faktor

pendukung dan faktor penghambat.

Faktor pendukung pelaksanaan pendidikan nilai kebangsaan

kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 1 Kahu meliputi sarana prasarana

yang menunjang, dimasukkannnya pendidikan kepramukaan sebagai

ekstrakurikuler wajib, kualitas pembina serta adanya dukungan dari

keluarga. Sedangkan hambatan dalam pelaksanaan pendidikan nilai

kebangsaan melalui kegiatna kepramukaan di SMA Negeri 1 Kahu terdiri

dari hambatan internal dan eksternal. Hambatan yang timbul dari faktor

internal antara lain rasa kelelahan anak-anak karena banyaknya tugas dari

sekolah, terbatasnya dana kegiatan untuk mengembangkan pelaksanaan

pendidikan nilai kebangsaan melalui kegiatan kepramukaan. Sedangkan

hambatan dari faktor eksternal yaitu perbedaan lingkungan berkarakter

antara lingkungan sekolah dengan lingkungan masyarakat sekitar.

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian berkenaan dengan Penegembangan Nilai-nilai

Kewarganegaraan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMA Negeri 1

Kahu Kabupaten Bone, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Relevansi kegiatan Pramuka di SMA Negeri 1 Kahu sangat menunjang

dalam menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan khususnya nilai karakter

bangsa. Hal tersebut dapat dilihat melalui berbagai kegiatan yang

dilaksanakan dalam kepramukaan. Dalam kegiatan ektrakurikuler

Pramuka banyak kegiatan yang dapat mengembangkan nilai

kewarganegaraan khususnya nilai karakter bangsa pada peserta didik,

meliputi nilai religius, cinta tanah air, kedisiplinan, tanggung jawab,

semangat kebangsaan, kreativitas, peduli lingkungan, kerjasama, dan

keberanian. Dengan adanya pendidikan nilai karakter bangsa yang

dilakukan dalam kegiatan kepramukaan, sedikit demi sedikit sikap dan

perilaku anak (anggota Pramuka) mulai mengalami kemajuan secara

progresif.

2. Faktor yang mendukung kegiatan dalam pengembangan nilai-nilai

kewarganegaraan yaitu sarana prasarana yang menunjang, dimasukkannya

pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakulikuler wajib, kualitas pembina

serta adanya dukungan dari keluarga. Hambatan yang ada dibagai menjadi

dua yaitu hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal

84

85

antara lain yaitu rasa kelelahan anak-anak karena banyaknya tugas dari

sekolah, terbatasnya dana kegiatan untuk mengembangkan nilai karakter

bangsa melalui kegiatan kepramukaan. Hambatan ekstrenal yaitu

perbedaan lingkungan berkarakter antara lingkungan sekolah dengan

lingkungan masyarakat sekitar.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa saran, sebagai

berikut :

1. Kegiatan Pramuka harus ditingkatkan dalam pelaksanaan kegiatannya di

sekolah-sekolah karena pada dasarnya kegiatan kepramukaan sangat

bermanfaat dalam mengembangkan dan membina mental siswa dalam

mempersiapkan masa depan yang lebih cerah.

2. Kegiatan Pramuka harus didukung oleh semua pihak agar kegiatan-

kegiatan yang sudah diprogramkan oleh siswa dapat terlaksana dengan

baik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah sewajarnya untuk

mendukung dan peduli terhadap berbagai kegiatan yang ada dan untuk

Anggota Pramuka dapat membuat program kerja berskala jangka pendek

dan jangka panjang dan untuk Pembina Pramuka seharusnya dalam

melaksanakan pembinaan memiliki silabus sehingga kegiatan dapat

terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

86

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ali M. Harisa dan Mustari. 2010. Pendidikan Kewargaan. Makassar: Universitas Negeri Makasaar.

C.S.T. Kansil dan Chiristine S.T. Kansil. 2011. Empat pilar Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Rineka Cipta.

Deni Damayanti. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Araska.

Heri Gunawan. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasmawati Andi. 2011. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral. Makassar: PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar.

Komaruddin Hidayat dan Azyumardi Azra. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, Hak Asasi manusia, dan Masyrakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lukman Santoso Az. 2014. Panduan Terlengkap Pramuka. Jogjakarta: Buku Biru.

Syarbani, Syahrial, dkk. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

TEAM DAP, Buku Pintar Pramuka. Jakarta: DAP Jakarta.

Tim Dosen Pendidikan Kewarganegaraan. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi . 1993. Malang: Laboratorium Pancasila IKIP Malang.

Wiyani, Novan Ardy. 2013. Konsep, Praktik, dan Strategi Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

87

Undang-Undang :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Sebagai Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka

Internet:

http://bse.kemdiknas.go.id/buku/20090610122633/pdf/04_bab_3.pdf, diakses pada tanggal 20 Mei 2014 jam 10:30 wita.

http://romdlonelqudsy.wordpress.com/2012/12/08/pramuka-sarat-nilai-karakter/, diakses pada tanggal 28 Mei 2014 28 Mei 2014 12:06 Wita.

http://bppsdmk.depkes.go.id/bbpkjakarta/wpcontent/uploads/2011/12/Kegiatan pramuka.pdf diakses pada tanggal 07 Desember 2014 22:20 Wita.