universitas indonesia studi cost effectiveness...

96
UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS ANALYSIS (CEA) PENGGUNAAN TEKNIK ANESTESIA REGIONAL BLOK SUBARACHNOID PADA TINDAKAN MINI LAPARATOMI DI RSUP SANGLAH BALI 2014 TESIS PONTISOMAYA PARAMI NPM 1206301980 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK FEBRUARI 2014

Upload: others

Post on 20-Jul-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI COST EFFECTIVENESS ANALYSIS (CEA) PENGGUNAAN TEKNIK ANESTESIA REGIONAL BLOK

SUBARACHNOID PADA TINDAKAN MINI LAPARATOMI DI RSUP SANGLAH BALI

2014

TESIS

PONTISOMAYA PARAMI NPM 1206301980

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK FEBRUARI 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

i

UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI COST EFFECTIVENESS ANALYSIS (CEA)

PENGGUNAAN TEKNIK ANESTESIA REGIONAL BLOK SUBARACHNOID PADA TINDAKAN MINI LAPARATOMI

DI RSUP SANGLAH BALI TAHUN 2014

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar magister

PONTISOMAYA PARAMI NPM : 1206301980

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK FEBRUARI 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

NAMA : PONTISOMAYA PARAMI

NPM : 1206301980

TANDA TANGAN :

TANGGAL : 24 Maret 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

iii

SURAT PERNYATAAN Yang bertandatangan dibawah ini, saya :

Nama : Pontisomaya Parami

NPM : 1206301980

Program studi :Kajian Administrasi RumahSakit

Departemen :Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK)

Fakultas :Kesehatan Masyarakat

TahunAkademik : 2012/2013 - 2013/2014

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan

tesis saya yang berjudul

STUDI COST EFFECTIVENESS ANALYSIS (CEA) PENGGUNAAN

TEKNIK ANESTESIA REGIONAL BLOK SUBARACHNOID PADA

TINDAKAN MINI LAPARATOMI DI RSUP SANGLAH BALI TAHUN

2014

Apabila suatu saat terbukti saya melakukan kegiatan plagiat maka saya

akan menerima sanksi yang telah ditetapkan

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

Depok, 24 Maret 2014

( Pontisomaya Parami)

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Tesis ini diajukan oleh Nama : Pontisomaya Parami Program Studi : Pasca Sarjana Program Magister

Kajian Administrasi RumahSakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Judul : StudiCost Effectiveness Analysis (CEA)

PenggunaanTeknikAnestesi Regional Blok Subarachnoid

PadaTindakan Mini Laparatomi Di RSUP Sanglah Bali 2014

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Administrasi Rumah Sakit pada program studi KajianAdministrasi RumahSakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI Pembimbing : Dr. dr. Sandi Iljanto, MPH (………………….) Penguji : Dr. drg. MardiatiNadjib, MSc (………………….) Penguji : Dr. Budi Hartono, SE MARS (………………….) Penguji : Kurnia Sari, SKM. MSE (………………….) Penguji : dr. Ni WayanMilawati, MARS (………………….) Ditetapkan di Depok Tanggal 24 Maret 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

v

KATA PENGANTAR Om Swastiastu Ungkapan syukur kehadapan Ida Shang HyangWidhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya, maka tesis ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya, sebagai syarat dalam memperoleh Gelar Magister Administrasi RumahSakit, Program Kajian Administrasi RumahSakit, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Pada kesempatan ini, ucapan terimakasih disampaikan dengan penuh rasa hormat kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, masukan dan nasehat dalam proses pendidikan dan penyusunan tesis ini. Kepada Dr. dr. Sandi Iljanto, MPH, sebagai pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan tesis ini. Kepada Dr. drg. Mardiati Nadjib, MSc sebagai pengajar dan penguji, yang telah sejak awal memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini. Kepada Profesor Doktor Made Wiryana, dokter SpAn. KIC.KAO dan dokter I Ketut Sinardja, SpAn.KIC atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti pendidikan Magister Administrasi Rumah Sakit ini. Serta seluruh rekan-rekan spesialis Anestesi di lingkungan RSUP Sanglah Denpasar atas dukungannya selama mengikuti proses pendidikan ini.

Kepada Direktur RSUP Sanglah yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian, menggunakan data catatan medis dalam pelaksanaan penelitian ini.dr Happy yang telah membantu dalam mengumpulkan data, serta semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu demi satu.

Sembahbakti, rasa hormat dan cinta yang sedalam dalamnya kepada kedua orang tua. Mama & papa tercinta, almarhumah dokter Ni Luh Gede Srinadi M.Repro dan Drs I Ketut Winaya yang dengan penuh cinta kasih telah melahirkan, membesarkan dengan nilai-nilai dasar kehidupan yang baik.Kedua adik tercinta, Nyoman Angling Topan dan Maharainayati, yang selalu memberikan dukungan dan dorongan dalam menyelesaikan studi ini. Suami tercinta, IB Yoga Puspanta, SE serta putrid tercinta IA Landia Parami Puspanta yang merelakan hilangnya sedikit kebersamaan kita, agar dapat menyelesaikan studi ini. Serta kepada ayah &ibu mertua, IB Sukanta dan IA Puspawati yang selalu memberikan dukungan selama proses pendidikan ini berlangsung. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya. Akhir kata, penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya. Om SantiSantiSanti Om

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

_________________________________________________________________ Sebagai civitas Akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Pontisomaya Parami

NPM : 1206301980

Program studi :Kajian Administrasi RumahSakit

Departemen :Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK)

Fakultas :Kesehatan Masyarakat

JenisKarya :Tesis Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia HakBebas Royalty Non Eksklusif (Non-Exclusive-Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

STUDI COST EFFECTIVENESS ANALYSIS (CEA) PENGGUNAAN TEKNIK ANESTESIA REGIONAL BLOK SUBARACHNOID PADA

TINDAKAN MINI LAPARATOMI DI RSUP SANGLAH BALI TAHUN 2014

Beserta perangkat yang ada (biladiperlukan).Dengan hak bebas royalty non eksklusif, Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih mediakan/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Depok PadaTanggal24 Maret 2014

Yang Menyatakan

Pontisomaya Parami

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

vii

ABSTRAK

Nama : Pontisomaya Parami Program Studi : Pasca Sarjana Program Magister

Kajian Administrasi RumahSakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Judul : Studi Cost Effectiveness Analysis (CEA)

PenggunaanTeknikAnestesi Regional Blok Subarachnoid

Pada Tindakan Mini Laparatomi Di RSUP Sanglah Bali 2014

Teknik anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA) adalah yang paling banyak dilakukan setelah teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA PET) di RSUP Sanglah. Teknik anesthesia regional blok subarachnoid dapat menggantikan teknik anesthesia umum pipa endotrakea pada pasien mini laparatomi (appendisectomy dan laparatomi kehamil anektopik). Belum pernah dilakukan studi tentang cost effectiveness analysis (CEA )pada teknik anesthesia regional blok subarachnoid di RSUP Sanglah. Cost diambil dari catatan medis penggunaan obat di ruang operasi dan ruang pemulihan. Outcome (efektifitas) dilihat dari kejadian efek samping pascaoperasi (nyeriakutpascaoperasi, mual muntah pasca operasi / PONV dan menggigil(shivering).Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik anesthesia regional blok subarachnoid lebih cost effective dari pada teknik anesthesia umum pipa endotrakea pada pasien mini laparatomi (appendisectomi dan laparatomi kehamil anektopik) di RSUP Sanglah Bali. Kata Kunci :Cost Effectiveness Analysis, Regional Anesthesia Blok Subarachnoid, Teknik Anesthesia

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

viii

ABSTRACT

Name : Pontisomaya Parami Study Programme : Post Graduate Programme

Hospitality And Administration Programme. Faculty of Public Health, University Of Indonesia

Title : Cost Effectiveness Analysis Study

Regional Block Subarachnoid on Mini laparatomy at RSUP Sanglah Bali 2014

Regional anesthesia blok subarachnoid is the most common anesthesia technique after general anesthesia endotracheal tube at RSUP Sanglah. Regional anesthesia blok subarachnoid can replaced the general anesthesia endotracheal tube for minilaparatomy (appendisectomy& laparotomy ectopic pregnancy) patient. None of report on cost effectiveness analysis for regional anesthesia blok subarachnoid at RSUP Sanglah. Cost were calculated from anesthesia record paper at the operating room and recovery room. Outcome were taken from side effect after operation (acute pain, post operative nausea vomiting and shivering). The result, anesthesia regional blok subarachnoid were more cost effective than general anesthesia endotracheal tube for mini laparotomy (appendisectomy and laparotomy ectopic pregnancy) at RSUP Sanglah Bali. KeyWords :Cost Effectiveness Analysis, Regional Anesthesia Block Subarachnoid, Anesthesia Technique

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………. ii SURAT PERNYATAAN ………………………………………… iii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………… iv KATA PENGANTAR ………………………………………… v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……... vi ABSTRAK ………………………………………………………… vii ABSTRACT ………………………………………………………… viii DAFTAR ISI………………………………………………………….. ix DAFTARTABEL ……………………………………………………. xi DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… xii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………… xiii 1 PENDAHULUAN………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………… 1 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………… 5 1.3 Pertanyaan Penelitian …………………………………….. 5 1.4 Tujuan Penelitian…………………………………………. 6

1.3.1 Tujuan umum…………………………………….. 6 1.3.2 Tujuan khusus …………………………………… 6

1.5 Manfaat Penelitian………………………………………… 6 1.6 Ruang Lingkup Penelitian………………………………… 7

2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 8

2.1 Teknik Anesthesia …………………………… …… 8 2.1.1 Teknik Anesthesia Regional Blok Subarachnoid Dan Teknik Anesthesia Umum ……………………. 8

2.2 Klasifikasi Pasien Preoperasi…………………………….. 10 2.3 Pengertian Biaya .………………………………………… 11 2.4 Klasifikasi Biaya…………………………………………. 12 2.5 Farmako ekonomi..………………………………………… 15 2.6 Cost Effectiveness Analysis (CEA) ………………………. 16 2.7 Cost Effectiveness Plane …………………………………. 17 2.8 Farmako ekonomi dalam Anesthesia ……………………… 18 2.9 Cost Containment dalam Managed Care …………………. 19

3 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT …………………….. 21

3.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar …….. 21 3.2 VisidanMisi RSUPSanglah …………………………….. 21 3.3 Manajemen dan Struktur Organisasi RSUP Sanglah ……. 22 3.4 Sarana danPrasarana ……………………………………. 28 3.5 Gambaran umum tindakan anesthesia di RSUP Sanglah …… 33

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

x

4 KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL……………………………………… 37 4.1 Kerangka konsep ………………………………………….. 37 4.2 HipotesisNol ……………………………………………….. 39 4.3 Definisi Operasional Varibel Penelitian ……………………. 39 4.4 Alur Penelitian. ……………………………………………… 41

5 METODEPENELITIAN ………..……………………………… 42

5.1 Desain Penelitian …………………………………………… 42 5.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………… 42 5.3 Populasi dan Sampel Penelitian……….. …………………… 42

5.3.1 Populasi Penelitian ……………………………… 42 5.3.2 Kriteria Eksklusi ………………………………. 42 5.3.3 Sampel Penelitian ………………………………. 42

5.4 Pengumpulan Data ………………………………………….. 43 5.5 Teknik Pengolahan Data…………..……………………… 43

5.5.1 Biaya ………………………………………….. 43 5.5.2 Efektifitas ……………………………………… 44

5.6 Analisis Data ……………………………………………… 44 5.7 Penyajian Data …………………………………………….. 44

6 HASIL PENELITIAN …………………………………………… 46 6.1 Analisis Data SekunderdanDemografi ……………………. 46 6.1.1 Pemilihan Sampel …………………………….. 46 6.1.2 Data Demografi ……………………………….. 46 6.2. Data tentangBiaya…………………….………………….. 47 6.3. Data tentang Efektifitas ……………………………………. 49 6.4 Penyajian Data tentangcost-effectiveness ………………… 50

7 PEMBAHASAN …………………………………………………… 51 7.1 Biayadan Efektifitas ………………………………………… 51 7.2 Konsekuensi Biaya …………………………………………. 55 7.3 Perspektif Hasil Studi Cost Effectiveness analysis …………. 56 7.4 Kelemahan Penelitian ……………………………………….. 57

8 KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….. 58

8.1. Kesimpulan ………………………………………………….. 58 8.2. Saran ………………………………………………………… 59

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 60 LAMPIRAN1 …………………………………………………………. 66 LAMPIRAN2 …………………………………………………………. 68 LAMPIRAN3 …………………………………………………………. 69 LAMPIRAN4 …………………………………………………………. 70 LAMPIRAN 5 …………………………………………………………. 71 LAMPIRAN6 …………………………………………………………. 81

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel1

Kontra indikasi pada tindakan neuraxial block (Kleinman, 2002) ……… 9

Tabel 2

Tindakan Mini laparatomi di RSUP SanglahJuli - Desember2012… 33

Tabel 3

Teknik Anesthesia di RSUP SanglahJuli – Desember 2012 ………… 33

Tabel 4

Rekapitulasi pasien di kamaroperasi IRD dan IBS selama bulan

Juli – Desember 2013 berdasarkan klasifikasi status fisik ASA … 35

Tabel 5

Rekapitulasi pasien di kamaroperasi IRD dan IBS selama bulan

Juli – Desember 2013 berdasarkan cara pembayaran ..… 36

Tabel 6

Menyajikan hasil biaya dan efektifitas ………………………… 45

Tabel 7

Karakteristik kelompok penelitian …………………………………. 46

Tabel 8

Biaya tindakan anesthesia (rupiah per menit) ………………………… 47

Tabel 9

Biaya untuk mengatasi efek samping pascaoperasi …………………. 48

Tabel 10

Total biaya anesthesia ………………………………………… 48

Tabel 11

Kejadian efek samping di ruang pemulihan ………………………… 49

Tabel 12

Data tentang cost effectiveness……………………………………….. 50

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar1

Klasifikasi Biaya (Elliot, 2005) ………… 14

Gambar 2

Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) Quadrants…… 17

Gambar 3

CEA Plane ………… 18

Gambar 4

Cost-Matrix dalamr umahsakit ………… 19

Gambar 5

Struktur organisasi RSUP Sanglah ………… 28

Gambar 6

Kerangka konsep penelitian ………… 38

Gambar 7

Cost effectiveness grid(Rascati, 2009) ………… 52

Gambar 8

Quadarants in CEA Plane ………… 53

Gambar 9

Decision treedarihasilpenelitian ………... 55

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENGUMPULAN DATA ………………… 66

LAMPIRAN 2

DAFTAR HARGA OBAT DAN ALAT UNTUK TINDAKAN

ANESTHESIA ………………… 68

LAMPIRAN 3

FORMULASI DION UNTUK PENGHITUNGAN BIAYA

AGEN ANESTHESI INHALASI ………… 69

LAMPIRAN 4

PENGUKURAN NYERI DENGAN KARTU SKOR NYERI

VISUAL ANALOG SCORE ………… 70

LAMPIRAN 5

HASIL ANALISIS STATISTIK ………………… 71

LAMPIRAN 6

HASIL TABULASI DATA DASAR ………………… 81

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara umum di bidang kesehatan, biaya merupakan hal yang penting untuk

dipertimbangkan. Pelaku di bidang kesehatan dituntut untuk menyediakan pelayanan

kesehatan yang berkualitas dengan biaya serendah mungkin (cost containment)

(Watcha, 1997).

Konsep yang menyatakan bahwa biaya yang diperlukan untuk pelayanan

kesehatan sangat besar, bukanlah merupakan hal yang baru. Diseluruh dunia,

pemerintahnya selalu berusaha untuk mengendalikan biaya yang dihabiskan oleh

pelayanan kesehatan. Hal ini menyebabkan biaya rumah sakit, biaya penggunaan

obat-obatan serta pembayaran staf medis dan paramedis perlu dievaluasi dengan

seksama (Bevan, 2002).

Karena pembiayaan kesehatan secara langsung oleh pasien (out of

pocket)dianggap lebih mahal,maka berkembanglah sistem pembayaran kesehatan

yang lebih baru, antara lain dengan diagnosis-related group (DRG), managed care

program dan sistem pembayaran kapitasi dalam pelayanan kesehatan. Pada managed

care system terdapat integrasi dalam keuangan dan pelayanan kesehatan, sedangkan

pada sistem kapitasi pembayaran diberikan dalam jumlah yang tetap untuk semua

pelayanan kesehatan (Watcha, 1997).

Managed cared system secara tradisional didefinisikan sebagai sebuah

rancangan sistem kesehatan yang terinterasi antara keuangan dan pelayanan

kesehatan. Pembayar biasanya memiliki kontrak dengan provider tertentu untuk

memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan perjanjian dengan pembiayaan

perkapita atau per service. Pada praktek pelaksanaannya, managed care system

memiliki berbagai bentuk rancangan, beberapa dengan menggunakan sistem kontrak

fee for service, beberapa dengan menggunakan sistem kapitasi dan “gatekeepers”

(dokter primer, yang mengawali kontak dan mereferal pasien). Perkembangan

managed cared system saat ini merupakan respon dari kepentingan pembayar untuk

mengontrol biaya. Tetapi prinsip dibelakangnya adalah agar dapat memberikan

kualitas pelayanan kesehatan yang tinggi dan cost effective terhadap sebuah populasi

(Sekri, 2000).

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

2

Indonesia telah memasuki era pelayanan kesehatan dengan managed care

system melalui BPJS kesehatan (Ekahospital, Evaluasi Mutu Pelayanan Kesehatan

dalam Managed Care).Menurut PT Askes dalam persiapan BPJS,managed care

system adalah suatu sistem dimana pelayanan kesehatan dan pembiayaan kesehatan

diselenggarakan secara tersinkronisasi dalam kerangka kendali mutu dan biaya,

sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan dengan biaya yang

efisien. Pelaksanaan BPJS menggunakan konsep “gatekeeper”, quality assurance,

dengan sistem rujukan yang komprehensif (PT. Askes Persiapan BPJS).

Di dalam sebuah rumah sakit, evaluasi pembiayaan ini juga meliputi biaya di

ruang operasi, karena merupakan komponen yang menggunakan obat-obatan dan

komponen dari sebuah rumah sakit. Rumah sakit yang dahulu melihat kamar operasi

sebagai “profit centers” sekarang melihat mereka sebagai “cost centers” dan

berusaha mencari cara untuk mengurangi biaya perioperative (Sitzman, 2000).

Hal ini menyebabkan pemberi layanan anesthesia harus familiar dengan

prinsip dasar ekonomi medis dan ikut berperan serta secara aktif dalam

mengendalikan biaya dari segi obat, alat, personel untuk tindakan anesthesia. Pemberi

layanan anesthesia memiliki banyak kesempatan untuk mengurangi biaya ini, tentu

saja dengan tujuan tetap menjaga keseimbangan antara keuntungan, keamanan dan

biaya, bukan sekedar untuk menghemat uang (Sitzman, 2000). Fred Orkin pada

sebuah jurnal di tahun 1993, mendeskripsikan hal ini sebagai suatu usaha untuk

memberikan outcome terbaik bagi pasien, dengan biaya yang reasonable (Johnstone,

1999).

Meskipun data di Indonesia belum dapat diperoleh, tetapi pengeluaran yang

dikontrol oleh pemberi layanan anesthesia mencakup 3-5 % dari seluruh pelayanan

kesehatan di Amerika Serikat (Johnstone, 1993). Sedangkan apabila dilihat dari

seluruh biaya rumah sakit, anesthesia memberikan kontribusi sebanyak 6% dengan

hampir separuhnya merupakan biaya langsung atau variabel. Sehingga hampir

sebanyak 3% dari seluruh biaya rumah sakit merupakan subyek dari keputusan ahli

anestesi dan merupakan hal yang potensial untuk dihemat.Selama 4 tahun proyek

peningkatan kualitas di ruang operasi University of Michigan Medical Center mampu

mencapai penghematan hingga 2,2% dari total biaya rumah sakit (Orkin, 1995).

Farmakoekonomi adalah deskripsi yang digunakan untuk menggambarkan

analisa biaya yang ditimbulkan oleh penggunaan obat-obatan pada suatu sistem

pelayanan kesehatan. Terdiri dari tiga area analisis yaitu membandingkan berbagai

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

3

modalitas terapi, membandingkan efektifitas biaya dari berbagai modalitas terapi,

memberikan metoda dan prosedur untuk meningkatkan efektifitas biaya (Bevan

2002). Secara spesifik, tools yang dapat digunakan untuk analisa

farmakoekonomiadalah : cost benefits analysis, cost effectiveness analysis, cost of

illness analysis, cost minimization analysis, cost utility analysis (Muenning, 2008).

Cost effectiveness analysis dapat digunakan untuk melakukan penilaian

obyektif tentang biaya dari pelayanan anesthesia, meliputi obat-obatan, peralatan, staf.

Menurut WHO cost effectiveness analysis mampu memberikan informasi pada

pembuat keputusan, untuk menentukan pilihan tindakan pada pelayanan kesehatan

tertentu. Selain itu juga mampu memberikan informasi umum tentang biaya dan

keuntungan dari teknik kesehatan tertentu (Rascati, 2009). Cost effectiveness analysis

adalah evaluasi ekonomi yang menilai efektifitas dari sejumlah cost (input) dan

outcome kesehatan spesifik (output) yang dihasilkan. Cost dinilai dalam ukuran

moneter sedangkan outcome dinilai dalam ukuran outcome kesehatan yang umum

digunakan (Elliot, 2005).

Bagi sebagian besar pasien, pembedahan merupakan hal yang tidak

menyenangkan. Pembedahan menyebabkan keterbatasan dalam produktifitas,

memerlukan bantuan dari keluarga, menyebabkan keterbatasan dalam lingkungan

serta menghambat aktifitas kehidupan normal mereka. Tindakan anesthesia memiliki

hubungan yang sangat erat dengan tindakan pembedahan. Selama 50 tahun terakhir,

perkembangan dalam obat-obatan dan teknik anesthesia mampu memperbaiki

keselamatan dalam pembedahan, menurunkan kejadian efek samping pasca operasi

dan menyebabkan pasien pulang lebih cepat dari rumah sakit. Meskipun demikian,

obat dan teknik anesthesia yang ada saat ini masih jauh dari sempurna. Masih

diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk memperbaiki proses anesthesia dan

kenyamanan pasien (Bevan, 2002).

Selain mempertimbangkan masalah selama pembedahan, tambahan outcome

pasca pembedahan dan anesthesia juga merupakan hal yang sangat penting bagi

pasien. Hal ini meliputi ketidaknyamanan akibat nyeri, mual muntah pasca operasi

(post operative nausea and vomiting / PONV)(Meyer, 2010)

Biaya medis untuk sebuah tindakan anesthesia tidak hanya terdiri dari biaya

untuk obat-obatannya saja. Harus dipikirkan juga biaya sekunder akibat efek samping

obat dan biaya untuk staf kamar operasi. Komponen biaya ini dapat dijabarkan

sebagai berikut (Golembiewski, 2010) :

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

4

• Biaya medis langsung terdiri atas : obat-obatan, alat-alat, waktu yang

dihabiskan oleh staf, peralatan, biaya bahan habis pakai.

• Biaya medis tidak langsung meliputi : biaya akibat efek samping pasca

pembedahan dan anesthesia antara lain meliputi nyeri pasca operasi, mual

muntah pasca operasi, menggigil.

• Biaya intangible : meliputi biaya yang ditimbulkan akibat sakit dan

penderitaan pasien.

Sedangkan menurut Elliot, 2005, biaya langsung dibedakan dahulu menjadi

biaya langsung medis dan biaya langsung non medis. Kemudian biaya langsung

medis dibedakan menjadi biaya tetap (untuk bahan dan alat habis pakai), biaya

semitetap (untuk tindakan anesthesia) dan biaya variabel (untuk mengatasi efek

samping).

Tindakan anesthesia secara umum dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu

teknik anesthesia umum dan teknik anesthesia regional. Masing-masing dari 2

kelompok besar ini memiliki penjabaran lebih lanjut didalamnya. Secara umum,

teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea dan teknik anesthesia regional blok

subarachnoid merupakan dua teknik yang paling umum dikerjakan. Pilihan teknik

anesthesia tergantung kepada jenis pembedahan dan kondisi pasien. Salah satu

tindakan pembedahan yang dapat dikerjakan dengan anesthesia umum inhalasi pipa

endotrakea atau dengan anesthesia regional blok subarachnoid adalah mini laparotomi

(Sitzman, 2000).

Dengan adanya pilihan teknik anesthesia ini, berkembanglah berbagai

penelitian yang melakukan evaluasi dari berbagai aspek. Salah satu aspek yang diteliti

adalah biaya. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa anesthesia spinal menyebabkan

pemulihan yang lebih lambat, sehingga meningkatkan biaya (Mulroy, 2000 dan

Pavlin, 1998). Tetapi sebuah studi yang lebih baru menunjukkan bahwa anesthesia

spinal dan anesthesia umum tidak menyebabkan pemulihan yang berbeda pada pasien

yang menjalani pembedahan laparaskopi (Stewart, 2001 dan Lennox, 2001).

Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, selama bulan Juli – Desember 2012,

teknik anesthesia umum pemasangan pipa endotrakea (GA PET) dan teknik

anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA) adalah dua teknik anesthesia yang

paling sering digunakan. Dari seluruh pasien yang menjalani tindakan anesthesia,

sebanyak 44,2% dengan teknik anesthesia umum pemasangan pipa endotrakea (GA

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

5

PET) dan 29,7% dengan teknik anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA).

Tindakan mini laparatomi merupakan salah satu tindakan pembedahan yang dapat

dikerjakan dengan teknik anesthesia umum pemasangan pipa endotrakea (GA PET)

atau teknik anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA).

Hingga saat ini di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah belum pernah diteliti

apakah ada perbedaan efektifitas pembiayaan pada teknik anestesi umum inhalasi

pipa endotrakea dan teknik anestesi regional blok subarachnoid dengan menggunakan

pendekatan farmakoekonomi cost effectiveness analysis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dengan memperhatikan latar belakang permasalahan diatas, maka masalah

yang ditemukan pada tindakan anesthesia pasien dengan pembedahan mini laparatomi

di RSUP Sanglah adalah teknik anesthesia mana yang lebih cost effective, apakah

teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GAPET) atau teknik anesthesia

regional blok subarachnoid (RA BSA), apabila dilihat dari perspektif penderita dan

rumah sakit.

1.3 PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimanakah perbedaan efektifitas biaya antara teknik anesthesia umum

inhalasi pipa endotrakea (GA PET) dan teknik anesthesia regional blok

subarachnoid (RA BSA) pada pasien mini laparotomi di RS Sanglah?

2. Bagaimananakah perbedaan biaya antara teknik anesthesia umum inhalasi

pipa endotrakea (GA PET) dan teknik anesthesia regional blok

subarachnoid (RA BSA) pada pasien mini laparatomi di RSUP Sanglah.

3. Bagaimanakah perbedaan biaya untuk mengatasi efek samping antara

teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA PET) dan teknik

anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA) pada pasien mini

laparatomi di RSUP Sanglah.

4. Bagaimanakah perbedaan waktu untuk mengatasi efek samping antara

teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA PET) dan teknik

anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA) pada pasien mini

laparatomi di RSUP Sanglah.

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

6

1.4 TUJUAN PENELITIAN

1.4.1 Tujuan Umum :

Mengetahui gambaran umum efektifitas biaya antara teknik anesthesiaumum

inhalasi pipa endotrakea (GA PET) dan teknik anesthesia regional blok subarachnoid

(RABSA) pada pasien mini laparatomi di RSUP Sanglah.

1.4.2 Tujuan Khusus :

1. Mengetahui perbedaan efektifitas antara teknik anesthesia umum inhalasi

pipa endotrakea (GA PET) dan teknik anesthesia regional blok

subarachnoid ( RABSA) pada pasien mini laparotomi di RS Sanglah.

2. Mengetahui perbedaan biaya antara teknik anesthesia umum inhalasi pipa

endotrakea (GA PET) dan teknik anesthesia regional blok subarachnoid

(RA BSA) pada pasien mini laparatomi di RSUP Sanglah.

3. Mengetahui perbedaan biaya untuk mengatasi efek samping tindakan

anesthesia antara teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA

PET) dan teknik anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA) pada

pasien mini laparatomi di RSUP Sanglah.

4. Mengetahui perbedaan waktu untuk mengatasi efek samping tindakan

anesthesia antara teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA

PET) dan teknik anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA) pada

pasien mini laparatomi di RSUP Sanglah.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi rumah sakit, dapat memberikan informasi umum tentang biaya

tindakan anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA PET) dan biaya

tindakan anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA) pada pasien

mini laparotomi di RSUP Sanglah.

2. Bagi pembayar biaya kesehatan (pasien, pihak asuransi atau pembiayaan

ksehatan lainnya) dapat diberikan informasi tentang pilihan teknik

anesthesia mana yang biayanya lebih efektif pada tindakan mini

laparotomi di RSUP Sanglah.

3. Dalam pelaksanaan sistem jaminan kesehatan nasional, melalui badan

pelaksana jaminan sosial, dapat dipilih teknik anesthesia yang lebih cost-

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

7

effective sesuai dengan sistem pembiayaan managed care untuk tindakan

mini laparotomi di RSUP Sanglah.

4. Bagi peneliti, sebagai penerapan langsung ilmu ekonomi kesehatan yang

diperoleh pada program studi KARS FKM UI.

1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada pasien ASA 1 dan 2 yang telah menjalani

pembedahan mini laparatomi di kamar operasi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah

Denpasar selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Pengumpulan data dilakukan

dengan mengambil data dari catatan medis dan catatan biaya pemakaian obat yang

digunakan pada sampel penelitian.

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknik Anesthesia

Teknik anesthesia secara umum dibedakan menjadi teknik anesthesia umum

dan teknik anesthesia regional. Pemilihan teknik anesthesia ini tergantung pada tipe

pembedahan, faktor resiko dari pasien dan pilihan dari pasien itu sendiri. Secara

umum bagi pasien, pilihannya dapat berupa anesthesia umum, anesthesia regional

atau kombinasi dari kedua teknik tersebut. Teknik anesthesia regional dapat dibagi

menjadi teknik anesthesia regional blok saraf perifer, teknik anesthesia regional blok

pleksus, teknik anesthesia regional blok intravena dan teknik anesthesia regional blok

neuraxial (Avidan, 2003).

Neuraxial anestesia merupakan salah satu teknik anesthesia regional. Teknik

neuraxial anesthesia dapat berupa teknik epidural anesthesia atau teknik spinal

anesthesia. Teknik epidural anesthesia dilakukan dengan memasukkan obat anestesi

lokal ke dalam jaringan lemak yang mengelilingi serabut saraf yang berada didalam

tulang belakang. Sedangkan teknik spinal anesthesia dilakukan dengan memasukkan

obat anestesi local ke dalam cairan serebrospinal yang berada di dalam ruangan

subarachnoid (intrathecal space) (Drasner, 2007 ; Duke, 2013).

Karena lebih mudah dalam teknik pelaksanaannya dan kebutuhan obat

anestesi lokal yang lebih sedikit (sehingga mengurangi kejadian toksisitas obat

anestesi lokal) maka teknik anesthesia regional blok subrachnoid menjadi bentuk

neuraxial anesthesia yang lebih dominan, apabila dibandingkan dengan teknik

anesthesia regional blok epidural sejak abad ke 20 (Duke, 2013).

2.1.1 Teknik Anestesia Regional Blok Subarachnoid dan Teknik Anestesia Umum

Teknik anesthesia umum dilakukan dengan menghilangkan kesadaran pasien,

saat menyediakan kondisi lapangan operasi yang adekuat dengan tetap

mempertahankan fungsi fisiologis yang esensial. Untuk mencapai hal ini, ahli anestesi

akan melakukan strategi yang sesuai dengan kondisi kesehatan fisik pasien

preoperasi. Induksi pada anestesi umum biasanya dilakukan dengan obat anestesi

intravena (meskipun kadangkala dapat digunakan dengan agen anestesi inhalasi).

Pemeliharaan anestesi selama tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

9

memberikan obat anestesi intravena atau agen anestesi inhalasi. Selama tindakan

anesthesia umum, patensi jalan nafas penderita harus dijaga, dapat menggunakan

sungkup muka, sungkup laring, atau dengan pemasangan pipa endotrakea (Avidan,

2003).

Teknik anestesi regional blok subarachnoid dapat menjadi alternative pilihan

yang aman dan efektif bagi tindakan anesthesia umum pada tindakan pembedahan

yang sesuai dengan indikasinya. Indikasi untuk tindakan regional anesthesia blok

subarachnoid antara lain : untuk pembedahan dengan lokasi pada ekstremitas bawah,

perineum atau abdomen bagian bawah (Drasner, 2007; Duke, 2013).

Kontraindikasi absolut untuk tindakan spinal anesthesia antara lain : pasien

menolak untuk pilihan teknik anesthesia ini, pasien tidak kooperatif, infeksi pada

lokasi injeksi, gangguan pembekuan darah, memiliki gangguan berupa obstruksi

outflow ventrikel kiri, hipovolemia dan peningkatan tekanan intracranial (Allen,

2002) .

Tindakan anesthesia regional blok subarahnoid juga sebaiknya dikerjakan

dengan penuh pertimbangan pada pasien multiple sclerosis, bakterimia dan nyeri

tulang belakang menahun (Duke, 2013)

Tabel1

Kontraindikasi pada tindakan neuraxial block (Kleinman, 2002)

Absolute :

Pasien menolak

Infeksi pada lokasi injeksi

Gangguan pembekuan darah

Hipovolemia berat

Peningkatan tekanan intracranial

Severe aortic stenosis

Severe mitral stenosis

Relative :

Sepsis

Pasien tidak kooperatif

Dengan deficit neurologis

Stenosis valvilar heart lesions

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

10

Deformitas tulang belakang yang berat

Kontroversi :

Riwayat pembedahan di lokasi injeksi

Tidak mampu berkomunikasi dengan pasien

Pembedahan yang kompleks (durasi lama, perdarahan banyak, manuver pada

respirasi)

Persiapan sebelum melakukan tindakan anesthesia regional blok subarachnoid

sama seperti persiapan untuk tindakan anesthesia umum. Dimulai dengan pemasangan

cairan infus pada akses intravena, kemudian persiapan obat dan alat anesthesia,

suplemen oksigen dengan nasal kanula serta persiapan monitor di dalam kamar

operasi.

Pasien dapat diposisikan lateral decubitus, duduk atau prone (kurang umum).

Selanjutnya dilakukan identifikasi dan pemilihan interspace tulang belang yang akan

diinjeksi. Umumnya dilakukan tidak dicephalad dari interspace lumbal 3-4. Tindakan

anesthesia regional blok subarachnoid dilakukan dengan teknik steril, menggunakan

topi, masker dan sarung tangan steril serta alat yang diperlukan telah dipersiapkan

steril sebelumnya. Pada lokasi injeksi, kulit dipersiapkan dengan teknik antiseptik.

Setelah lokasi injeksi dipersiapkan, obat analgetik lokal disuntikkan untuk

mengurangi rasa nyeri di kulit dan jaringan subkutan pada lokasi pilihan. Selanjutnya

dengan menggunakan jarum spinal (umumnya digunakan 27 gauge) dilakukan injeksi

sampai di ruang subarachnoid (ditandai dengan keluarnya cairan serebrospinal).

Selanjutnya sejumlah abat analgetik lokal (sediaan khusus untuk spinal) diinjeksikan

kedalam ruang subarachnoid ini (Drasner, 2007).

2.2 Klasifikasi Pasien Preoperasi

Status fisik pasien preoperasi sesuai dengan kriteria American Society of

Anaesthesiologists (ASA), dibedakan menjadi seperti dibawah ini (Vacanti, 1970)

(Aronson, 2003) :

I pasien yang sehat

II pasien dengan penyakit sistemik ringan

III pasien dengan penyakit sistemik berat, tanpa keterbatasan.

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

11

IV pasien dengan penyakit berat & keterbatasan, yang secara konstan

mengancam kehidupannya

V pasien yang tidak dapat bertahan hidup dalam 24 jam dengan atau

tanpa pembedahan

Kriteria skor dari ASA banyak dipergunakan sebagai alat untuk membuat

keputusan, evaluasi performa saat melakukan audit, alokasi sumberdaya,

reimbursement dalam pelayanan anesthesia, dan sangat sering disitasi dalam

penelitian klinis. Selain itu, kriteria skoring dari ASA ini secara statistik dapat

menunjukkan angka mortalitas perioperatif sebanyak 0 – 0.3% (ASA I), 0.3 – 1.4%

(ASA II), 1.8 – 4.5% (ASA III), 1.8 – 4.5% (ASA IV), 9.4 – 57.8% (ASA V)

(Daabiss, 2011).

Kriteria skor dari ASA mampu memprediksi penggunaan sumber daya pasca

operasi dan angka kematian pada beberapa pembedahan (Daabiss, 2011). Selain itu,

menurut Wolters (1996), terdapat hubungan yang erat antara klasifikasi skor ASA dan

variabel perioperatif (kehilangan darah perioperatif, durasi ventilasi dan perawatan di

ruang intensif), komplikasi pasca operasi dan angka kematian.

Karena terdapat perbedaan dalam alokasi sumber daya, perbedaan dalam

angka mortalitas dan variabel perioperatif bagi pasien ASA III keatas, pemilihan

sampel penelitian biasanya dibatasi pada pasien ASA I dan II. Selain itu studi

menunjukkan bahwa sebagian besar pasien preoperasi adalah termasuk dalam ASA II

atau III (>75%) (Wolters, 1996).

2.3 Pengertian Biaya

Biaya adalah sejumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan

suatu produk atau layanan, sehingga sumber daya ini tidak dapat digunakan lagi untuk

menghasilkan produk atau layanan yang lainnya. Berdasarkan teori ekonomi, biaya

yang “sebenarnya” adalah “opportunity cost”. Selanjutnya, “Opportunity cost”

adalah sejumlah nilai yang hilang yang mampu dihasilkan apabila sumber daya itu

digunakan untuk produksi atau menghasilkan sebuah layanan yang terbaik. Ini terjadi

karena sumber daya itu tidak mampu digunakan untuk menghasilkan produk atau

layanan terbaik (Rascati,2009).

Sedangkan menurut McCrone (1998) biaya adalah sesuatu yang terjadi saat

adanya produksi yang memerlukan sumber daya, dimana sumber daya ini sebenarnya

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

12

dapat digunakan untuk produksi lainnya. “Opportunity cost” dinyatakan sebagai

besarnya nilai yang hilang akibat sumber daya digunakan untuk sebuah produksi

sehingga tidak bisa digunakan untuk produksi barang atau layanan lainnya. Menurut

Elliot (2005)“opportunity cost” adalah kegunaan yang dapat dihasilkan dari

penggunaan terbaik sebuah sumber daya.

Menurut Hansen & Mowen (2000), biaya adalah kas atau nilai ekuivalen yang

dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini

dan masa datang untuk organisasi.

Definisi diatas memberikan pemahaman bahwa biaya merupakan sejumlah

nilai yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa, dimana pengorbanan

tersebut diukur dengan berkurangnya harta atau bertambahnya kewajiban pada saat

perolehan.

2.4 Klasifikasi Biaya

Biaya adalah sejumlah pengorbanan sebagai harga yang harus dibayar untuk

mengganti penggunaan sumberdaya yang tidak dapat digunakan kembali (Watcha,

1997). Menurut Elliot (2005) dalam buku Essensial of Economic Evaluation in

Healthcare, dalam ruang lingkup ekonomi terdapat berbagai macam klasifikasi biaya.

seperti dibawah ini:

• Biaya langsung

Adalah biaya yang langsung berhubungan dengan intervensi kesehatan.

Dibedakan menjadi biaya medis langsung dan biaya non medis langsung. Biaya

medis langsung dibedakan menjadi biaya tetap, biaya tidak tetap dan biaya

semitetap.

Biaya tetap

Adalah biaya yang tetap dihabiskan pada saat adanya

pelayanan kesehatan ataupun tidak ada pelayanan kesehatan.

Biaya ini termasuk biaya pembangunan gedung, biaya untuk

pencahayaan (lampu), biaya kebersihan dan biaya AC.

Biaya variabel

Biaya ini terjadi akibat suatu pelayanan kesehatan. Biaya ini

termasuk pemeriksaan pemunjang, obat-obatan, produk darah

dan bahan sekali pakai.

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

13

Biaya semitetap

Biaya ini cenderung meningkat dengan adanya peningkatan

aktifitas. Misalnya adalah biaya staf yang meningkat apabila

terjadi peningkatan jumlah pasien yang sangat banyak.

• Biaya tidak langsung

Dalam buku ini menurut Hodgeson (1994) menyatakan bahwa biaya tidak

langsung adalah biaya yang diperlukan oleh lingkungan sosial akibat kehilangan

produktifitas akibat suatu kejadian sakit. Antara lain biaya mengganti waktu yang

diperlukan untuk pergi ke rumah sakit, biaya untuk menyuruh orang menjaga

rumah, biaya yang diperlukan oleh keluarga akibat sisakit tidak bisa bekerja, dan

lainnya. Biaya ini sulit untuk dinilai sehingga seringkali tidak diperhitungkan

dalam studi ekonomi.

• Biaya intangible

Biaya ini sulit bahkan hampir tidak mungkin untuk diukur, tetapi tetap terjadi

sehingga harus kita identifikasi. Misalnya rasa cemas, nyeri dan penderitaan

akibat kesakitan.

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

14

Gambar 1

Klasifikasi Biaya (Elliot, 2005)

Ada dua cara dalam mengumpulkan data tentang biaya, yaitu “top down” atau

“bottom up”, hal ini juga disebut dengan microcosting. “Top down” mempelajari

total budget untuk memperoleh biaya rata-rata per pasien. Metode ini paling cepat

tetapi mengasumsikan bahwa setip pasien memiliki diagnosis yang sama, tingkat

keparahan dan terapi yang sama. Biaya yang didapatkan dari metode ini tidak sensitif

apabila ada perubahan dalam terapi. “Bottom up” studi mengukur sumber daya yang

digunakan oleh masing-masing pasien sehingga mampu menunjukkan adanya

perbedaan terapi pada masing-masing pasien. Metode ini lebih baik untuk

menunjukkan biaya, tetapi mungkin lebih sulit dan membutuhkan lebih banyak waktu

untuk mengerjakannya. “Bottom up” cost dapat menunjukkan sumber daya yang

digunakan melalui studi observasional, selanjutnya dapat menentukan cost dan dapat

TOTAL COST

INTANGIBLE COST

VARIABEL COST SEMIFIXED COST FIXED COST

DIRECT NON-MEDICAL COST DIRECT MEDICALCOST

INDIRECT COST DIRECT COST

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

15

digunakan untuk evaluasi ekonomi. Sumber daya ini diukur dalam unit fungsional

misalnya waktu yang dihabiskan oleh staf atau jumlah obat yang diberikan. (Elliot,

2005)

Selanjutnya adalah hal penting untuk membedakan antara biaya riil dan harga

yang digunakan pada sebuah intervensi. Harga riil menunjukkan konsumsi

sumberdaya yang dihabiskan oleh sebuah intervensi, sehingga ini sesuai dengan

perkiraan “opportunity cost”. (Elliot, 2005). Sedangkan menurut Feldstein (1981)

dalam buku oleh Elliot (2005), harga yang digunakan oleh penyedia layanan

kesehatan seringkali merupakan subsidi akibat kehilangan profit dari servis yang

lainnya, pada saat bersamaan merupakan surplus dari sebuah servis untuk

pertumbuhan finansial yang baru.

2.5 Farmakoekonomi

Farmakoekonomi merupakan bagian dari ilmu ekonomi kesehatan. Awalnya

digunakan pada literatur ilmu ekonomi di tahun 1960 (Gattani, 2009).

Farmakoekonomi adalah deskripsi yang digunakan untuk menggambarkan analisa

biaya yang ditimbulkan oleh penggunaan obat-obatan pada suatu sistem pelayanan

kesehatan (Gattani, 2009) (Bevan, 2002). Farmakoekonomi terdiri dari tiga area

analysis yaitu membandingkan berbagai modalitas terapi, membandingkan efektifitas

biaya dari berbagai modalitas terapi, memberikan metoda dan prosedur untuk

meningkatkan efektifitas biaya. Secara spesifik, tools yang dapat digunakan untuk

analisa farmakoekonomi adalah : cost benefits analysis (CBA), cost effectiveness

analysis (CEA), cost of illness analysis, cost minimization analysis (CMA), cost utility

analysis (CUA) (Bevan, 2002)

Cost minimization adalah membandingkan biaya dari berbagai alternatif terapi

tanpa mempertimbangkan outcome yang berhubungan dengan efek samping yang

terjadi (dalam anesthesia misalnya efek samping muntah, sadar yang terlambat dan

sebagainya) (Watcha, 1997). Hasil sintesisnya adalah berupa kesimpulan, berapakah

tambahan biaya untuk terapi A dibandingkan dengan B? (Gattani, 2009).

Cost benefit analysis adalah mengukur keuntungan (benefit) dari sebuah

intervensi (dalam ukuran moneter) (Watcha, 1997).

Cost effectiveness analysis menunjukkan biaya dari sebuah intervensi dalam

unit keberhasilan atau efektifitas. Analisis ini lebih sering digunakan dalam bidang

kesehatan karena kesulitan untuk menerjemahkan outcome ke dalam nilai moneter

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

16

(Watcha, 1997). CEA tidak memungkinkan untuk digunakan pada dua alternative

berbeda dengan outcome yang tidak sama (Gattani, 2009).

Cost utility analysis hampir sama dengan cost effectiveness analysis, tetapi

ukuran outcome ditunjukkan dalam quality of adjusted life years (QALY) (Watcha,

1997).

Komponen dari evaluasi ekonomi kesehatan adalah input (biaya) dan output

(keuntungan atau outcome) dari sebuah intervensi kesehatan. Oleh karena itu evaluasi

ekonomi memerlukan identifikasi sistematis dari biaya dan output (dapat berupa

efektifitas, utility atau nilai moneter). (Elliot, 2005)

2.6 Cost Effectiveness Analysis (CEA)

Cost effectiveness analysis adalah penilaian obyektif tentang biaya dari

pelayanan anesthesia, meliputi obat-obatan, peralatan, staf. Menurut WHO cost

effectiveness analysis mampu memberikan informasi pada pembuat keputusan, untuk

menentukan pilihan tindakan pada pelayanan kesehatan tertentu. Selain itu juga

mampu memberikan informasi umum tentang biaya dan keuntungan dari teknik

kesehatan tertentu (Sitzman, 2000) (Sorkin,1984)

Cost effectiveness analysis (CEA) mengukur biaya dalam moneter dan

outcome dalam unit kesehatan natural yang dapat menunjukkan perbaikan status

kesehatan. Outcome ini biasanya ditunjukkan dalam ukuran angka harapan hidup atau

angka kesakitan yang dapat dihindari untuk terjadi. (Rascati, 2009)(Arnorld,2010)

Secara umum tujuan dari cost effectiveness analysis (CEA) adalah untuk

memberikan sebuah hasil pengukuran, yaitu Incremental Cost Efffectiveness Ratio

(ICER) yang dapat menunjukkan jumlah keuntungan yang mampu dihasilkan oleh

suatu tindakan medis tertentu, dibandingkan dengan tindakan lainnya. Dalam konsep

farmakoekonomi, perbedaan biaya (pembilang) dinilai dalam ukuran moneter,

sedangkan outcome (penyebut) bukan dalam ukuran moneter (Arnold, 2010).

COST option2 – Cost option 1 ICER = --------------------------------------------------------------- EFFECTIVENESSoption2 – EFFECTIVENESSoption1

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

17

Gambar 2

Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) Quadrants

2.7 Cost Effectiveness Plane

Analisis farmakoekonomi bertujuan untuk menunjukkan seberapa besar

outcome kesehatan yang dapat diperoleh untuk sejumlah finansial yang dihabiskan.

Keterbatasan sumber daya seringkali menyebabkab kita harus menentukan diantara

berbagai pilihan medis yang ada. Cost-effectiveness plane menggambarkan posisi

pilihan tindakan medis dari aspek biaya dan efektifitas. Gambaran ini akan membantu

kita untuk menentukan pilihan tindakan medis yang dipilih dipertimbangkan dari

kedua aspek ini. Cost-effectiveness plane biasanya digambarkan dalam axis y dan x.

Pada axis y adalah perbedaan biaya (atau incremental cost) diantara dua pilihan pada

axis x.

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

18

Gambar 3

CEA Plane

2.8 Farmakoekonomi Dalam Anesthesia

Di dalam sebuah rumah sakit, evaluasi pembiayaan ini juga meliputi tindakan

anesthesi, karena merupakan komponen yang menggunakan obat-obatan dan

komponen dari sebuah rumah sakit. Hal yang umum terjadi adalah diminta untuk

melakukan tindakan dengan biaya minimal tetapi tetap disertai dengan kualitas dan

pertimbangan patient safety. Analisis ekonomi untuk tindakan anesthesia terdiri atas

input (biaya) dan outcome (efektifitas). Biaya tidak hanya terdiri dari biaya untuk

obat-obatannya saja. Harus dipikirkan juga biaya sekunder akibat efek samping obat

dan biaya untuk staf kamar operasi (Phillips, 2009; Alagia, 2010).

Biaya langsung terdiri atas biaya tetap, biaya semitetap dan biaya variable.

Biaya tetap dianggap sama pada kedua kelompok. Biaya langsung yang diukur untuk

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

19

tindakan anesthesia adalah obat dan alat yang digunakan selama tindakan anesthesia

dan yang digunakan untuk mengatasi efek samping anesthesia (Golembiewski, 2010).

Efektifitas (outcome) dinilai berupa proporsi kejadian efek samping yang

dapat dihindari serta lama berada di ruang pemulihan. Efek samping yang dinilai

adalah nyeri akut pasca operasi, PONV (Post Operatif Nausea Vomitting) dan

shivering (menggigil) (Meyer, 2010).

Gambar dibawah ini dapat menunjukkan latar belakang pekerjaan beserta

“cost-center” dan pembiayaan pada level pasien. Gambaran ini juga menunjukkan

posisi anesthesia dalam pembiayaan rumah sakit (Vogl, 2012).

Gambar 4

Cost-Matrix dalam rumah sakit

2.9 Cost Containment dalam Managed Care

Secara teknis, pelayanan kesehatan merupakan produk jasa yang harus

diberikan sesuai dengan standar teknologi kedokteran. Semakin berkembangnya

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

20

teknologi kedokteran di dunia saat ini, berdampak terhadap melonjaknya pembiayaan.

Keadaan ini merupakan konsekuensi logis yang sekaligus merupakan tekanan berat

bagi manajemen rumah sakit dan masyarakat pengguna pelayanan kesehatan individu

di rumah sakit (IMRS PERSI, 2011).

Pembiayaan kesehatan yang terus meningkat, menyebabkan asuransi

kesehatan menjadi hal yang dibutuhkan. Dalam asuransi kesehatan, sistem managed

care menjadi salah satu alternatif.Managed care merupakan suatu sistem yang

terintegrasi dalam pembiayaan dan layanan kesehatan dengan menggunakan salah

satu atau lebih elemen berikut : seleksi unit layanan harus memenuhi standar,

pelaksanaan program dalam rangka perbaikan mutu, menekankan agar peserta tetap

sehat sehingga utilisasi berkurang, insentif bagi para peserta untuk menggunakan unit

layanan yang telah ditentukan (Hosizah, 2011).

Faktor utama dalam managed care yang harus dilakukan adalah : mengelola

pembiayaan dan pemberian jasa kesehatan, penggunaan teknik kendali biaya (cost

containment), membagi resiko keuangan antara provider dan asuransi, mengatur dan

mengelola utilisasi dari layanan kesehatan (Hosizah, 2011).

Indonesia telah memasuki era pelayanan kesehatan dengan managed care

system melalui BPJS kesehatan (Ekahospital, Evaluasi Mutu Pelayanan Kesehatan

dalam Managed Care). Menurut PT Askes dalam persiapan BPJS, managed care

system adalah suatu sistem dimana pelayanan kesehatan dan pembiayaan kesehatan

diselenggarakan secara tersinkronisasi dalam kerangka kendali mutu dan biaya,

sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan dengan biaya yang

efisien (PT. Askes Persiapan BPJS).

Cost containmentyang memiliki arti sebagai usaha penekanan atau

pengendalian pembiayaan terhadap berbagai aspek dalam rumah sakit, mulai dari

kepegawaian, infrastruktur, peralatan, obat-obatan, bahan habis pakai dan lain

sebagainya, merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam

sistem managed care (Sinuraya, 2012).

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

21

BAB 3

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

3.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

Dibangun pada tahun 1956 dan diresmikan pada tanggal 30 Desember 1959,

saat itu RSUP Sanglah memiliki kapasitas 150 tempat tidur. Bekerjasama dengan FK

Unud sebagai RS Pendidikan pada tahun 1962. Pada tahun 1978 menjadi rumah sakit

pendidikan tipe B dan sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk Bali, NTB, NTT, Timor

Timur (SK Menkes RI No.134/1978).

Selanjutnya RSUP Sanglah mengalami beberapa kali perubahan status, pada

tahun 1993 menjadi rumah sakit swadana (SK Menkes No.

1133/Menkes/SK/VI/1994). Pada tahun 1997 menjadi Rumah Sakit PNBP

(Pendapatan Negara Bukan Pajak). Pada tahun 2000 berubah status menjadi Perjan

(Perusahaan Jawatan) sesuai peraturan pemerintah tahun 2000. Terakhir pada tahun

2005 berubah menjadi PPK BLU (Kepmenkes RI NO.1243 tahun 2005 tgl 11 Agustus

2005) dan ditetapkan sebagai RS Pendidikan Tipe A sesuai Permenkes 1636 tahun

2005 tertanggal 12 Desember 2005.

3.2. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah

3.2.1 Visi

”Menjadi RS Indonesia Kelas Dunia untuk Mewujudkan Masyarakat Sehat

yang Mendiri dan Berkeadilan”

3.2.2 Misi

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan

berkeadilan untuk seluruh lapisan masyarakat

2. Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan yang profesional dan

nasionalis.

3. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang kesehatan

3.2.3 Sasaran

1. Terciptanya tata kelola rumah sakit yang berhasil guna dan berdaya guna

Terciptanya pelayanan rumah sakit kelas dunia.

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

22

2. Terselenggaranya pendidikan dokter umum, dokter spesialis disemua

SMF/Bagian dan tenaga kesehatan lainnya.

3. Terselenggaranya penelitian kesehatan yang berkualitas, terdokumentasi

dan dipublikasikan ke seluruh dunia.

3.2.4 Falsafah

Menjunjung Tinggi Harkat dan Martabat Manusia Dalam Bidang Pelayanan,

Pendidikan dan Penelitian.

3.2.5 Tujuan

Tercapainya tata kelola rumah sakit yang berhasil guna dan berdaya guna,

dalam rangka mewujudkan pelayanan rumah sakit yang berkelas dunia agar

tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

3.2.6 Kebijakan Mutu

Pelayanan yang holistik dan paripurna dengan mengutamakan kepuasan

pelanggan, aman dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

3.2.7 Motto

Kepuasan Anda Kebahagiaan Kami

3.3 Manajemen dan Struktur Organisasi RSUP Sanglah

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 167 /Menkes/

Per /XII 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat, maka

RSUP Sanglah Denpasar adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen

Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal

Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan dan dipimpin oleh seorang kepala

yang disebut Direktur Utama.

3.3.1 Manajemen RSUP Sanglah

Direktur Utama : Dr. Anak Ayu Sri Saraswati, M.kes

Direktur Medik & Keperawatan : Dr.AA Ngurah Jaya Kusuma, SpOG(K),

MARS

Direktur SDM dan Pendidikan: Drg.Triputro Nugroho, M.Kes

Direktur Keuangan : Ni Nyoman Rupini, SH, MARS

Direktur Umum dan Operasional : Dr. I Gusti Lanang Suartana, MM

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

23

3.3.2 Struktur Organisasi RSUP Sanglah Denpasar :

• Sebagai rumah sakit pendidikan kelas A, RSUP Sanglah Denpasar

dipimpin oleh direktur utama yang dibantu oleh direktur keuangan,

direktur pelayanan, direktur sumber daya manusia dan direktur umum

operasional. Pejabat dibawah direktur terdiri dari kepala bidang, kepala

bagian, kepala seksi dan kepala sub bagian.

• Dewan pengawas adalah dewan yang mewakili pemilik, yang terdiri dari

ketua dan anggota, yang bertugas melakukan pengawasan terhadap

pengelolaan rumah sakit yang dilakukan oleh direksi dan memberikan

nasihat kepada direksi dalam menjalankan kegiatan pengelolaan rumah

sakit.

• Satuan pemeriksa intern (SPI) adalah unit kerja yang berkedudukan

dibawah pimpinan rumah sakit yang bertugas melaksanakan pemeriksaan

intern di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

• Komite medik adalah wadah non struktural yang keanggotaannya berasal

dari ketua-ketua staf medik fungsional (SMF) atau yang mewakili secara

tetap, yang berada dan bertanggung jawab kepada direktur utama.

• Komite keperawatan adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga

ahli atau profesi keperawatan dibentuk untuk memberikan pertimbangan

strategis kepada direktur utama dalam rangka peningkatan dan

pengembangan rumah sakit.

• Komite etik dan hukum adalah wadah non-struktural yang bertugas

memberikan pertimbangan kepada direktur utama dalam hal menyusun

dan merumuskan medikoetikolegal dan etika pelayanan rumah sakit,

penyelesaian masalah etika rumah sakit, pemeliharaan etika

penyelenggaraan fungsi rumah sakit, kebijakan yang terkait dengan

“hospital bylaws” dan “medical staf bylaws”, gugus tugas bantuan hukum

dalam penanganan masalah hukum di Rumah Sakit Umum pusat Sanglah

Denpasar.

• Staf Medik Fungsional (SMF) adalah kelompok dokter dan / dokter

spesialis serta dokter gigi dan / dokter gigi spesialis yang melakukan

pelayanan dan telah disetujui serta diterima sesuai dengan aturan yang

berlaku untuk menjalankan profesi masing-masing di Rumah Sakit Umum

Pusat Sanglah Denpasar.

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

24

3.3.2.1 Direktorat Medik dan Keperawatan

Dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Direktur Utama yang terdiri dari :

a. Bidang Pelayanan Medik :

• Seksi Pelayanan Medik Rawat Jalan

• Seksi Pelayanan Medik Rawat Inap

• Seksi Pelayanan Medik Rawat Khusus

b. Bidang Pelayanan Keperawatan :

• Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan

• Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap

• Seksi Keperawatan Rawat Khusus

c. Bidang Pelayanan Penunjang :

• Seksi Pelayanan Penunjang Medik

• Seksi Pelayanan Peninjang Non Medik

d. Unit-unit Non Struktural :

• Instalasi Rawat Jalan

• Instalasi Rawat Darurat

• Instalasi Rawat Inap A

• Instalasi Rawat Inap B

• Instalasi Rawat Inap C

• Instalasi Rawat Inap D

• Instalasi Rawat Inap Intensif

• Instalasi Bedah Sentral

• Instalasi Rehabilitasi Medik

• Instalasi Laboratorium Klinik

• Instalasi Radiologi

• Instalasi Farmasi

• Instalasi Paviliun Amerta (Wing Internasional)

• Instalasi Geriatri

• Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu

• Instalasi Gizi

• Instalasi Patologi Anatomi

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

25

` 3.3.2.2 Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan

Dipimpin oleh seorang direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada direktur utama terdiri dari :

a. Bagian Sumber Daya Manusia

• Sub Bagian Administrasi Kepegawaian

• Sub Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia

b. Bagian Pendidikan dan Peneitian

• Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian Medik

• Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian Keperawatan dan Non

Medik

c. Unit-unit Non Struktural

• Instalasi Sterilisasi Sentral

• Instalasi Binatu

3.3.2.3 Direktorat keuangan

Dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada direktur utama terdiri dari :

a. Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran :

• Sub Bagian Penyusunan Anggaran

• Sub Bagian Evaluasi Anggaran

b. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana :

• Sub Bagian Perbendaharaan

• Sub Bagian Mobilisasi Dana

c. Bagian Akuntasi dan Verifikasi

• Sub Bagian Akuntansi Keuangan

• Sub Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi

3.3.2.4 Direktorat Umum dan Operasional

Dipimpin oleh seorang direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada direktur utama terdiri dari :

a. Bagian Umum :

• Sub Bagian Tata Usaha

• Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga

b. Bagian perencanaan dan Evaluasi :

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

26

• Sub Bagian Perencanaan

• Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan

c. Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat :

• Sub Bagian Hukum

• Sub Bagian Hubungan Masyarakat

• Sub Bagian Pemasaran dan Pelayanan Langganan

d. Unit – unit Non Struktural :

• Instalasi Kedokteran Forensik

• Instalasi Rekam Medik

• Instalasi Pengamanan dan Penertiban Lingkungan

• Instalasi Pemeliharaan Prasarana, Gedung & Sanitasi

• Instalasi Sarana Medik, Non Medik, & Perbengkelan

• Instalasi EDP

3.3.2.5 Unit-unit Non Struktural terdiri dari :

• Dewan Pengawas

• Komite Medik

• Komite Etik dan Hukum

• Komite Keperawatan

• Satuan Pemeriksa Intern

3.3.2.6 Staf Medik Fungsional SMF ( Staf Medis Fungsional )

• Bedah Umum

• Orthopedi dan Traumatologi

• Bedah Saraf

• Urologi

• Rehabilitasi Medis

• Patologi Klinik

• Gigi dan Mulut

• Obstetri dan Gynecologi

• Kulit dan Kelamin

• Patologi Anatomi

• Penyakit Dalam

• Anak

• Mata

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

27

• Forensik

• Psikiatri

• Radiologi

• Kardiovaskuler

• Neurologi

• Anestesi

• THT-KL

• Mikrobiologi

• Dokter Umum

3.3.2.7 Instalasi di RSUP Sanglah

• Instalasi Rawat Jalan

• Instalasi Rawat Darurat

• Instalasi Rawat Inap A

• Instalasi Rawat Inap B

• Instalasi Rawat Inap C

• Instalasi Rawat Inap D

• Instalasi Rawat Inap Intensif

• Instalasi Bedah Sentral

• Instalasi Sterilisasi Sentral

• Instalasi Kedokteran Forensik

• IPS Prasarana Gedung & Sanitasi

• IPS Medik, Non Medik & Perbengkelan

• Instalasi Farmasi

• Instalasi Geriatri

• Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu

• Instalasi Rehabilitasi Medis

• Instalasi Radiologi

• InstalasiPatologi Klinik

• Instalasi Patologi Anatomi

• Instalasi Mikrobiologi

• Instalasi Paviliun Amertha

• Instalasi Gizi

• Instalasi Binatu

• Instalasi Rekam Medik

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

28

• Instalasi Pengamanan & Ketertiban Lingkungan

• Instalasi EDP

• Instalasi Hemodialisa.

Gambar 5

Struktur organisasi RSUP Sanglah

3.4 Sarana dan Prasarana

3.4.1 Sarana dan Prasarana Dasar

• Luas area (13,5 Ha), terdiri dari : gedung pelayanan medis (44,83%),

gedung penunjang dan pendidikan (29,67%), gedung administrasi (4,45%),

taman/halaman/jalan/tempat parkir (21,04%), tempat ibadah (0,01%)

• Kapasitas listrik sebanyak 2.550 KVA berasal dari jaringan PLN serta

2000 KVA dari 3 unit genzet.

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

29

• Sarana komunikasi terdiri atas : telepon (PABX system) dan nurse call,

radio panggil dengan repeater khusus, paging system seta SIM-RS (billing

system).

• Sumber air bersih berasal dari PAM (4 titik dengan kapasitas 28,8

liter/detik), Sumur bor (3 buah dengan kapasitas 13,3 liter/detik) serta

reservoar (2 buah dengan daya tampung 120m3)

• Sarana pengelolaan limbah RS berupa incenerator (1 unit dengan 2

burner), IPAL (3 buah), Produsen kompos (1 buah).

• Sarana pencegaha kebakaran berupa alarm, alat pemadam api ringan (240

buah), serta hydrant kebakaran (40 unit).

3.4.2 Sarana / Fasilitas Medis

• CT Scan single dan multislice

• USG Color Doppler 3-4 dimensi dan endoskopi

• ESWL – Echocardiografi

• ECG – treadmill

• EEG – Laparaskopi

• Angiografi – TUR

• Bone Marrow Densitometer – EMG

• Cath lab

• Alat rehab medis

• Alat hemodialisa

• Endoskopi

• Dental kit

• Kolposkopi

• Laparaskopi

• Alat lab

• Alat bayi tabung

• Alat ICU (ventilator, ECG monitor, syringe pump, dll)

• Radioterapi (Cobalt 60, brachiterapi) – holter

• Intervensi radiologi C Arm 10

• Argon Laser biometri B scan

• General X ray

• Hyperbaric Chamber

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

30

3.4.3 Sarana Fasilitas Non Medis

• Peralatan gizi

• Peralatan sterilisasi

• Peralatan laundry

• Incenerator

• Morgue post mortem table

• ambulance

• Mobil Jenazah

• Mobil operasional

• Motor operasional

3.4.4 Jumlah Tempat Tidur

No Nama ruangan Jumlah TT

Jumlah paramedis

Jumlah tenaga

perawat jaga

Ratio perawat jaga dengan

TT 1 Paviliun Amerta 28 41 7 1 : 3,6 2 IRNA A Mahottama 25 33 7 1: 3,6 Sanjiwani 16 19 5 1: 3 Wijaya Kusuma 16 18 4 1 : 4,5 Flamboyan 28 19 4 1 : 7 3 IRNA B Bakung Barat 28 23 5 1 : 5,6 Bakung Timur 29 16 3-4 1 : 6,7 Cempaka Timur 20 14 3 1 : 6 Cempaka Barat 40 23 5 1 : 7,5 Anggrek 16 18 4 1 : 3,2 Jempiring 40 21 5 1 : 8 Pudak 20 17 3 1 : 5,5 4 IRNA C Angsoka I 45 24 5 1 : 9,6 Angsoka II 39 24 5 1 : 8,4 Angsoka III 45 23 5 1 : 9,6 Gadung 18 12 3 1 : 6,7 Kamboja 24 12 3 1 : 9 5 IRNA D Lely 28 17 4 1 : 7 Mawar 32 18 4 1 : 8

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

31

Nusa Indah 23 20 4 1 : 5,8 Naga Sari 10 11 4 1 : 3,8 6 IRIT (intensif

terpadu)

Luka Bakar 15 21 4 1 : 4 ICU 10 24 5 1 : 2 ICCU 7 17 3 1 : 1,8 7 Instalasi Geriatri Gandasturi 11 12 3 1 : 4,1 Total 704

3.4.5 Sumber Daya Manusia

Data Status Ketenagaan pada Bulan Desember 2012 :

No Jenis Tenaga Status Tenaga BLU

PNS Diknas

Pengabdi Akademik

PTT Res. Tgs

Belajar Total

BLU PNS

BLU Non PNS

I Medis 204 1 16 8 11 0 50

1 Dokter Spesialis 141 1 10 18 0 0 270 2 Dokter Umum 53 0 0 0 0 0 53 3 Dokter Gigi 10 0 6 0 0 0 16 4 Dokter Bsb 0 0 0 0 11 0 11 5 Dokter Residen 0 0 0 0 0 0 0

Ii Tenaga Keperawatan 741 294 0 0 0 0 1035 Iii Tenaga Non Keperawatan 217 104 0 0 0 0 321

1 Farmasi/ Apoteker 39 37 0 0 0 0 6 2 Pisikologi 3 1 0 0 0 0 4 3 Kesehatan Masyarakat 9 5 0 0 0 0 4 4 Analis 37 7 0 0 0 0 44 5 Gizi 40 22 0 0 0 0 62 6 Radiologi 24 6 0 0 0 0 0 7 Sanitarian 8 4 0 0 0 0 22 8 Fisioterapi 6 1 0 0 0 0 7 9 Tenaga Lain 31 21 0 0 0 0 52

Iv Tenaga Non Medis 604 376 0 0 0 0 80

1 Manajemen 41 0 0 0 0 0 1 2 Staf Administrasi 321 231 0 0 0 0 52 3 Keamanan 28 26 0 0 0 0 54 4 Pekarya 214 119 0 0 0 0 33

Jumlah 1766 775 16 18 11 0 686

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

32

3.4.6 HASIL KEGIATAN TAHUN 2012

Distribusi pasien berdasarkan jenis pelayanan dan tahun anggaran

No Tahun anggaran

Jenis pelayanan

Jan s/d Des 2011

Jan s/d Des 2012

Selisih

(%)

1 Rawat Jalan Jumlah Kunjungan 1. Poliklinik 194.886 191.029 1,97 2. WA 49.420 50.009 1,19 3. IRD 65.820 59.734 9,24 2 Rawat Inap ( BOR ) 81,34 82,38 1,27 3 Kegiatan Operasi Jumlah Operasi 11.427 10.871 4,86 1. IBS 5.883 5.739 2,44 2. IRD 3.513 3.303 5,97 3. WA 2.031 1.829 9,94 4 Pelayanan Radiologi Jumlah Kunjungan Radiologi 63.961 61.863 3,28 1. Inst Radiologi 16.264 17.988 10,60 2. IRD 38.483 33.695 12,44 3. WA 9.214 10.180 10,48 5 Pelayanan Laboratorium 1. Jumlah Tindakan 942.633 973.684 3,29 2. Jumlah Pasien 215.969 212.888 1,42 6 Pelayanan Hemodialisa 1. Jumlah Tindakan 21.053 26.056 23,76 2. Jumlah Pasien 3.556 4.083 14,82 7 Pelayanan Jamkesmas 1. Pasien a. Rawat Inap 7.434 10.610 42,72 b. Rawat Jalan 9.454 9.841 4,09 2. Kunjungan a. Rawat Inap 8.057 11.248 39,60 b. Rawat Jalan 29.088 29.599 1,75 8 Kunjungan JKBM 1) Rawat Jalan 21.605 20.969 2,94 2) Rawat Inap 6.129 10.199 66,40

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

33

3.5 GAMBARAN UMUM TINDAKAN ANESTHESIA DI RSUP SANGLAH

Selama bulan Juli - Desember tahun 2012, dari tiga area kamar operasi di

lingkungan RSUP Sanglah Denpasar dilakukan sebanyak 532 tindakan bedah mini

laparatomi. Tindakan bedah mini laparatomi ini meliputi tindakan apendisectomy,

herniotomy, laparatomi kehamilan ektopik terganggu (KET), tubektomy (MOW).

Tabel 2

Tindakan Mini laparatomi di RSUP SanglahJuli - Desember 2012

Kamar operasi

IRD

Kamar operasi

IBS

Kamar operasi

WING

TOTAL

Appendisectomie 138 12 37 187

Herniotomy 21 21 54 96

Laparatomi KET 54 51 - 105

Tubektomy - 144 - 144

JUMLAH 213 228 91 532

Tabel 3

Teknik Anesthesia di RSUP Sanglah Juli – Desember 2012

Kamar operasi IRD

Kategori Jumlah L 513 P 558

DEWASA 981 ANAK 90

GA-OTT 591 GA-FM 6

GA-LMA 18 RA-BSA 447 RA-Epid 3 RA-CSE 0

OTT-Epid 0 GA-IV 6 TOTAL 1071

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

34

Kamar Operasi IBS Kategori Jumlah

L 2366 P 2148

DEWASA 3696 ANAK 848

GA-OTT 2135 GA-FM 278

GA-LMA 554 RA-BSA 835 RA-Epid 175 RA-CSE 122

OTT-Epid 161 GA-IV 71

TOTAL 4514

Tabel diatas menunjukkan penggunaan teknik anesthesia pada pasien di kamar

operasi IBS, IRD dan Wing RSUP Sanglah selama bulan Juli – Desember 2012.

Kamar Operasi WING Kategori OBGYN BEDAH ORTO TOTAL

L 0 97 174 271 P 564 100 78 742

DEWASA 564 176 225 965 ANAK 0 21 27 48

GA-OTT 66 62 63 191 GA-FM 0 9 0 9

GA-LMA 0 16 66 82 RA-BSA 489 105 87 681 RA-Epid 0 0 6 6 RA-CSE 6 2 18 26

OTT-Epid 3 1 3 7 GA-IV 0 0 9 9

TOTAL 1013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

35

Penggunaan teknik anesthesia umum pemasangan pipa endotrakea (GA-PET)

dan teknik anesthesia regional blok subarachnoid (RA-BSA) merupakan 2 jenis

tindakan anesthesia yang paling sering digunakan. Teknik anesthesia umum

pemasangan pipa endotrakea (GA PET) sebanyak 44,2% dan teknik anesthesia

regional blok subarachnoid (RA BSA) sebanyak 29,7%, dari seluruh pasien yang

menjalani tindakan anesthesia di RSUP sanglah pada bulan Juli – Desember 2012.

Dibawah ini adalah data pasien yang menjalani operasi selama bulan Juli

sampai Desember 2013 di ruang operasi Instalasi Bedah Sentral (IBS) dan ruang

operasi Instalasi Rawat Darurat (IRD) Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Data

menunjukkan pasien berdasarkan klasifikasi ASA dan cara pembayaran.

Tabel 4

Rekapitulasi pasien di kamar operasi IRD dan IBS selama bulan Juli – Desember

2013 berdasarkan klasifikasi status fisik ASA

REKAPITULASI KAMAR OPERASI IRD JULI – DESEMBER 2013

ASA JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER

NOVEMBER DESEMBER TOTAL

I 49 13 70 40 21 20 213 II 35 57 92 143 150 131 608 III 59 26 46 47 27 49 254 IV 0 0 0 0 0 0 0 V 0 0 0 0 0 0 0 TOTAL 143 96 208 230 198 200 1075

REKAPITULASI KAMAR OPERASI IBS JULI – DESEMBER 2013

ASA JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER

NOVEMBER DESEMBER TOTAL

I 108 65 49 67 55 75 419 II 348 318 230 245 235 260 1636 III 68 88 157 142 150 132 737 IV 0 0 0 0 0 0 0 V 0 0 0 0 0 0 0 TOTAL 524 471 436 454 440 467 2792

Tabel diatas menunjukkan sebagian besar pasien adalah ASA I dan II yaitu sebanyak

74,3% sedangkan sisanya sebanyak 25,7 % adalah pasien dengan status fisik asa III

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

36

Tabel 5

Rekapitulasi pasien di kamar operasi IRD dan IBS selama bulan Juli – Desember

2013 berdasarkan cara pembayaran

REKAPITULASI CARA PEMBAYARAN KAMAR OPERASI IBS JULI – DESEMBER 2013

JULI AGUSTU

S SEPTEMB

ER OKTOBE

R NOVEMB

ER DESEMBE

R TOTA

L ASKES 117 74 90 75 77 82 515 UMUM 90 81 83 92 130 102 578 JKBM 194 201 130 195 186 175 1081 JAMKESMAS 86 74 57 77 65 64 423 JAMSOSTEK 14 15 11 9 21 11 81 JAMPERSAL 12 19 4 10 12 21 78 IKS 6 2 1 2 8 9 28 APBD 0 0 1 2 2 0 5 TIMOR 0 0 0 3 0 0 3 TOTAL 519 466 377 465 501 464 2792

REKAPITULASI CARA PEMBAYARAN KAMAR OPERASI IRD JULI – DESEMBER 2013

JULI AGUSTU

S SEPTEMB

ER OKTOBE

R NOVEMB

ER DESEMBE

R TOTA

L ASKES 16 2 16 8 19 12 73 UMUM 7 16 43 54 36 53 209 JKBM 43 57 63 65 59 62 349 JAMKESMAS 0 0 14 22 24 15 75 JAMSOSTEK 0 0 3 4 8 4 19 JAMPERSAL 52 26 58 84 65 55 340 IKS 0 0 2 2 4 2 10 TOTAL 118 101 199 239 215 203 1075

Tabel diatas menunjukkan sebagian besar cara pembayaran pasien di kamar operasi

IBS dan IRD adalah dengan menggunakan cara bayar JKBM sebanyak 37%, umum

sebanyak 20.4% , askes 15.2%, Jamkesmas 12.9%, Jampersal 10.8%, Jamsostek 2.6%

dan lain-lain (IKS,APBD,Timor) 1.2%.

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

37

BAB 4

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

4.1 Kerangka Konsep

Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan cost effectiveness analysis

pada pasien yang menjalani pembedahan mini laparatomi dengan menggunakan

teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA PET) dan teknik anesthesia

regional blok subarachnoid (RA BSA).

Total biaya dalam klasifikasi biaya menurut Elliot, 2005 dibagi menjadi biaya

langsung, biaya tidak langsung dan biaya intangible. Dengan pertimbangan kesulitan

teknis, biaya tidak langsung dan biaya intangible tidak dimasukkan ke dalam

perhitungan. Biaya langsung dibagi menjadi biaya langsung medis dan biaya langsung

non medis. Selanjutnya biaya langsung medis dibagi menjadi : biaya tetap, biaya

semitetap dan biaya variabel. Dalam penelitian ini, biaya langsung non medis dan

biaya tetap dianggap sama. Sehingga perhitungan total biaya diperoleh dari

perhitungan biaya semitetap dan biaya variabel.

Biaya semitetap dan biaya variabel dihitung dengan menggunakan data pada

catatan medis anesthesia dan lampiran daftar harga obat. Biaya semitetap meliputi

biaya untuk obat dan alat anesthesia. Biaya variabel meliputi biaya obat dan alat

untuk mengatasi efek samping anesthesia di kamar operasi.

Efektifitas tindakan anesthesia dilihat dari kejadian efek samping pasca

operasi di ruang pemulihan yaitu nyeri akut pasca operasi, mual muntah pasca operasi

(post operative nausea & vomiting / PONV), shivering (menggigil), durasi di ruang

pemulihan serta biaya yang diperlukan untuk tindakan anesthesia tersebut.

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

38

Gambar 6

Kerangka konsep penelitian :

TOTAL COST (BIAYA LANGSUNG MEDIS ) 1. BIAYA

VARIABEL 2. BIAYA

SEMITETAP

EFEKTIFITAS 1. EFEK SAMPING NYERI 2. EFEK SAMPING PONV 3. EFEK SAMPING

SHIVERING 4. DURASI DI RUANG

PULIH 5. BIAYA PER MENIT DI

RUANG PULIH

CER = TOTAL COST EFEKTIFITAS

CER = TOTAL COST EFEKTIFITAS

CEA

EFEKTIFITAS 1. EFEK SAMPING

NYERI 2. EFEK SAMPING

PONV 3. EFEK SAMPING

SHIVERING 4. DURASI DI RUANG

PULIH 5. BIAYA PER MENIT

DI RUANG PULIH

TOTAL COST (BIAYA LANGSUNG MEDIS )

1. BIAYA VARIABEL

2. BIAYA SEMITETAP

TEKNIK ANESTESIA REGIONAL BLOK SUB ARACHNOID

(RA BSA)

TEKNIK ANESTESIA UMUM INHALASI PIPA ENDOTRAKEA

(GA PET)

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

39

4.2 Hipotesis Nol

• Tidak ada perbedaan efektifitas biaya antara teknik anesthesia umum

inhalasi pipa endotrakea (GA PET) dan teknik anesthesia regional blok

subarachnoid (RA BSA) pada pasien mini laparatomi di RSUP Sanglah.

• Tidak ada perbedaan biaya antara teknik anesthesia umum inhalasi pipa

endotrakea (GA PET) dan teknik anestesi regional blok subarachnoid (RA

BSA) pada pasien mini laparatomi di RSUP Sanglah.

• Tidak ada perbedaan biaya untuk mengatasi efek sampingantara teknik

anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA PET) dan teknik anesthesia

regional blok subarachnoid (RA BSA) pada pasien mini laparatomi di

RSUP Sanglah.

• Tidak ada perbedaan waktu untuk mengatasi efek sampingantara teknik

anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA PET) dan teknik anesthesia

regional blok subarachnoid (RA BSA) pada pasien mini laparatomi di

RSUP Sanglah

4.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL

ALAT

UKUR

CARA

UKUR

SKALA

UKUR

HASIL

UKUR

Biaya Tindakan

Anesthesia [A]

Biaya dari alat dan obat yang

digunakan untuk tindakan anesthesia

di kamar operasi. Diperoleh dari

dokumentasi catatan medis

(penggunaan alat dan obat) pasien

selama tindakan anesthesia di dalam

kamar operasi. Harga obat dan alat

yang digunakan kemudian dihitung

berdasarkan daftar harga di apotik,

seperti tertera pada lampiran 2

Kuisioner

Isi

Kuisioner

Numerik

---------

Rupiah

Durasi Tindakan

Anesthesia [B]

Durasi anesthesia dilihat pada catatan

medis tindakan anesthesia.

Dimulaidari saat pasien diinduksi

Kuisioner

Isi Kuisioner

Numerik

---------

Menit

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

40

sampai anesthesia selesai dan pasien

dipindahkan ke ruang pulih.

Biaya tindakan

anesthesia (X)

[X = A/B]

Diperoleh dari perhitungan biaya

anesthesia (A) dibagi durasi tindakan

anesthesia (B).

Kuisioner

Isi kuisioner

Numerik

---------

rupiah per

menit

Efek Samping

Pasca Tindakan

Anesthesia

Efek samping pasca tindakan

anesthesia dinilai di ruang pemulihan.

Meliputi :

Nyeri akut (sedang-berat) pasca

operasi, PONV dan

Shivering (menggigil).

Kuisioner

Isi Kuisioner

Dijelaskan

dibawah

Dijelaskan

dibawah

Nyeri Akut

(sedang-berat)

Pasca Operasi

Keluhan nyeri dari pasien diukur

dengan Visual Analogue Score (VAS)

dikerjakan di ruang pemulihan. Kartu

VAS disediakan pada lampiran 3.

Nyeri sedang-berat dikategorikan efek

samping pasca operasi karena

memerlukan tambahan obat analgetik.

Keluhan nyeri diambil dari catatan

medis di ruang pemulihan.

Kuisioner

Isi Kuisioner

nominal

kategorik

Tidak

(Ringan ) /

Ya (Sedang

Berat )

PONV (Pasca

Operasi Naussea

& Vomitting)

Keluhan mual muntah (PONV) dari

pasien saat berada di ruang

pemulihan. Keluhan mual muntah

(PONV) diambil dari catatan medis di

ruang pemulihan.

Kuisioner

Isi Kuisioner

Nominal

kategorik

Ya /

Tidak

Menggigil

(shivering)

Pasien menggigil saat berada di ruang

pemulihan. Keluhan menggigil

(shivering) diambil dari catatan medis

di ruang pemulihan

Kuisioner Isi kuisioner Nominal

kategorik

Ya / tidak

Biaya untuk

mengatasi efek

samping pasca

anesthesia [C]

Biaya yang diperlukan untuk obat dan

alat dalam mengatasi efek samping

pasca anesthesia di ruang pemulihan

(nyeri sedang berat, PONV,

menggigil). Obat dan alat yang

digunakan diambil datanya dari

catatan medis di ruang pemulihan.

Biaya dihitung berdasarkan lampiran

2, daftar harga obat dan alat di apotik.

Kuisioner Isi kuisioner Numerik

Rupiah

Durasi di ruang

pemulihan [D]

Lama pasien berada di ruang

pemulihan. Dimulai sejak pasien tiba

Kuisioner Isi kuisioner Numerik ----------

Menit

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

41

di ruang pemulihan sampai diijinkan

pindah ke ruangan rawat biasa.

Biaya untuk

mengatasi efek

samping (Y)

[Y = C/D]

Diperoleh dari perhitungan biaya

untuk mengatasi efek samping pasca

anesthesia (C) dibagi durasi di ruang

pemulihan (D).

Kuisioner

Isi kuisioner

Numerik

------------

Rupiah per

menit

Total Biaya

Anesthesia

(X + Y)

Adalah jumlah dari biaya tindakan

anesthesia (X) dan biaya untuk

mengatasi efek samping pasca

anesthesia(Y).

Kuisioner

Isi Kuisioner

Numerik

--------

Rupiah per

menit

4.4 ALUR PENELITIAN

35sampel pasien ASA 1 dan 2 yang telah menjalani pembedahan mini

laparatomi selama bulan Oktober – Desember 2013 (35 dengan anesthesia umum

inhalasi pipa endotrakea [GA PET] dan 30 dengan anestesia regional blok

subarachnoid [RA BSA])yang memenuhi kriteria diambil data sekundernya dari

catatan anestesi selama tindakan anesthesia di ruang operasi dan selama berada di

ruang pemulihan.

Dari catatan medis di ruang operasi, didapatkan data penggunaan obat dan alat

serta durasi selama tindakan anesthesia. Dari catatan medis di ruang pemulihan

didapatkan data tentang efek samping pasca operasi dan tatalaksananya serta durasi

berada di ruang pemulihan.

Berdasarkan penggunaan alat dan obat diatas, dihitung biayanya dengan

menggunakan daftar harga obat dan alat di apotik RSUP Sanglah Denpasar, yang

dicantumkan dalam lampiran 2.

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

42

BAB 5

METODE PENELITIAN

5.1 Desain Penelitian

Merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik, dengan

meneliti data sekunder (catatan biaya & catatan medis) pada satu saat tertentu

(crossectional).

5.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah Denpasar Bali

selama bulan Januari tahun 2014.

5.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

5.3.1 Populasi penelitian

Populasi adalah seluruh pasien yang menjalani pembedahan mini laparatomi

di kamar operasi RSUP Sanglah Denpasar. Populasi yang sesuai adalah yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

5.3.2 Kriteria Eksklusi

• Pasien dengan riwayat penyalahgunaan obat

• Pasien dengan riwayat alergi obat analgetik lokal

• Pasien gangguan mental

• Pasien obesitas (IMT > 30 kg/m2)

• Pasien dengan gangguan pembekuan darah

• Usia < 12 tahun

• Pasien dengan riwayat menggunakan obat anti koagulan

• Pasien dengan pencatatan medis anesthesia di kamar operasi dan ruang

pemulihan yang tidak lengkap.

5.3.3 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah pasien ASA 1 dan 2 yang menjalani pembedahan

mini laparatomi dengan teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA PET)

& teknik anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA) di Rumah Sakit Umum

Pusat Sanglah Denpasar selama bulan Oktober – Desember 2013.

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

43

Song, 2000 menyarankan agar mengumpulkan minimal 25 penderita pada tiap

kelompok untuk mendapatkan 30% penurunan biaya dengan power penelitian sebesar

90% pada level significant 0.05.

5.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data diambil dari data sekunder. Data tentang biaya, diambil

dari catatan biaya penggunaan obat dan alat anesthesia selama di kamar operasi dan

ruang pemulihan. Daftar harga obat dan alat anesthesia ditampilkan pada lampiran.

Data tentang efek samping anesthesia dan durasi di ruang pemulihan diambil dari

catatan medis selama di ruang pemulihan.

Pengumpulan data dilakukan setelah memperoleh ijin dari Ketua Litbang dan

Direktur Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Data

sekunder yang diperoleh dari rekam medis anestesi dan catatan penggunaan obat di

dalam ruang operasi dan ruang pemulihan kemudian didokumentasikan kedalam

kuisioner.

Catatan medis dari pasien yang menjalani pembedahan mini laparatomi

(aooendicitis acute dan kehamilan ektopik) selama bulan Oktober – Desember 2013,

dengan teknik anesthesia umum pemasangan pipa endotrakea dan teknik anesthesia

regional blok subarachnoid, dikumpulkan dari rekam medis, sehingga memperoleh

masing-masing 35 sampel yang datanya lengkap untuk tiap kelompok penelitian.

5.5 Teknik Pengolahan Data

5.5.1 Biaya

Data tentang biaya tindakan anesthesia dan durasi anesthesia yang telah

dicatat dalam kuisioner kemudian dilakukan tabulasi. Data tentang biaya untuk

mengatasi komplikasi anesthesia dan durasi di ruang pemulihan diambil dari catatan

medis di ruang pemulihan.

Diperoleh data tentang biaya tindakan anesthesia (rupiah per menit) dan biaya

untuk mengatasi efek samping (rupiah per menit). Total biaya anesthesia adalah

penjumlahan dari biaya tindakan anesthesia dan biaya untuk mengatasi efek samping.

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

44

5.5.2 Efektifitas

Data tentang efektifitas anesthesia yang diperoleh dari catatan anesthesia di

ruang pemulihan kemudian ditabulasi. Diperoleh data tentang kejadian efek samping

nyeri akut pasca operasi, mual muntah pasca operasi (PONV) dan menggigil pasca

operasi (shivering).

5.6 Analisis Data

Data yang telah didokumentasikan dalam kuisioner kemudian dianalisis. Data

ini dimasukkan kedalam program Microsoft excel. Data variable numerik (biaya,

biaya per menit, durasi di ruang pemulihan) dianalisis statistik dengan menggunakan

uji t bila sebarannya normal, apabila sebarannya tidak normal digunakan uji Mann

Whitney. Sedangkan data tentang efek samping di ruang pemulihan (kejadian nyeri,

PONV, menggigil) yang merupakan variable katagorikal dianalisis dengan

menggunakan uji chi square atau uji fisher (bila syarat uji chi square tidak terpenuhi).

Data tentang cost effectiveness ditampilkan dengan menggunakan table cost-

consequence analysis (CCA) kemudian dihitung average cost-effectiveness ratio,

incremental cost-effectiveness ratio. Incremental cost effectiveness ratio (ICER)

dihitung berdasarkan perbedaan biaya, dibagi dengan perbedaan komplikasi yang

dapat dicegah. Kemudian dibuat CEA plane, untuk kemudian disimpulkan posisinya.

5.7 Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk table, cost effectiveness analysis grid dan cost

effectiveness analysis plane.

GA PET RA BSA

Biaya Tindakan Anesthesia [X]

(rupiah per menit)

Biaya untuk mengatasi efek

samping pasca anesthesia [Y]

(rupiah per menit)

Total Biaya Anesthesia

[X + Y]

(rupiah per menit)

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

45

GAPET RABSA

Nyeri +

Nyeri -

GAPET RABSA

PONV +

PONV-

GAPET RABSA

Shivering +

Shivering -

Tabel 6

Menyajikan hasil biaya dan efektifitas

GAPET RABSA

1. Cost consequences analysis (CCA)

Biaya anesthesia [X]

(rupiah/menit)

Biaya untuk mengatasi efek

samping [Y]

(rupiah per menit)

Total biaya anesthesia [X + Y]

9rupiah per menit)

% No PONV

% No Shivering

% No Pain

2. Average cost-effectiveness ratios

Total biaya anesthesia / % No

PONV

Total biaya anesthesia / % No

PONV

Total biaya anesthesia / % No

Shivering

Total biaya anesthesia / % No

Shivering

Total biaya anesthesia / % No Pain Total biaya anesthesia / % No Pain

3. Incremental cost-effectiveness ratios

Bandingkan dominasi (dari hasil diatas)

Hitung perbedaan biaya dibagi dengan perbedaan outcome

(No PONV, No Shivering, No Pain)

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

46

BAB 6

HASIL PENELITIAN

6.1 Analisis Data Sekunder Dan Demografi

6.1.1 Pemilihan Sampel

Penelitian ini dilakukan selama bulan Januari 2014. Diperoleh 70 sampel yang

diambil dari catatan medis pasien yang sesuai dengan kriteria penelitian selama bulan

Oktober – Desember 2013 di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Sebanyak

70 sampel ini adalah catatan medis yang memuat data yang diperlukan, dari pasien

yang menjalani pembedahan mini laparatomi (appendicitis acute dan kehamilan

ektopik). Terdiri atas 2 kelompok. Kelompok I sebanyak 35 pasien dengan tindakan

anesthesia umum pemasangan pipa endotrakea (GA PET) dan kelompok II terdiri atas

35 pasien dengan tindakan anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA).

6.1.2 Data Demografi

Data tentang karakteristik umur, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin,

status fisik ASA dan diagnosis ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 7

Karakteristik kelompok penelitian

GA PET

Mean (SD) RA BSA

Mean (SD) P

Umur (tahun) 26,49 (10,626) 30,00 (11,371) 0.219 Berat badan (kilogram) 57,00 (12,485) 54,89 (9,625) 0.478

Tinggi badan (centimeter) 157,09 (10,576) 159,83(8,176) 0.193

GA PET RA BSA P Jenis kelamin L 13 9 0.303

P 22 26 ASA 1 13 18 0.229

2 22 17 Diagnosis App 17 19 0.632

KE 18 16 Tampak dari tabel diatas, bahwa distribusi karakteristik adalah normal (semua

p>0.05)

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

47

6.2 Data Tentang Biaya

Dari catatan medis penggunaan obat dan alat selama tindakan anesthesia di

kamar operasi, kemudian dihitung biayanya berdasarkan daftar harga di apotik yang

dicantumkan pada lampiran 2.

Data tentang biaya ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Biaya tindakan

anesthesia (rupiah per menit) didapatkan dari data penggunaan obat dan alat di dalam

kamar operasi dibagi dengan durasi anesthesia.

Tabel 8 menunjukkan perbedaan biaya untuk tindakan anesthesia antara

kelompok GA PET dengan kelompok RA BSA adalah sangat bermakna (p=0.001).

Tabel 8

Biaya tindakan anesthesia (rupiah per menit)

GA PET RA BSA p Mean (SD)

Mean (SD)

Biaya anesthesia (rupiah)

691.000

(197.603)

176.000 (22.065)

0.001

Durasi anesthesia (menit)

145 (75)

82

(28)

0.001

Biaya tindakan anesthesia (rupiah per menit)

5.587 (2136)

2.389 (844)

0.001

Data tentang biaya untuk menangani efek samping ditunjukkan pada tabel

dibawah ini. Biaya untuk mengatasi efek samping (rupiah per menit) didapatkan dari

data penggunaan obat dan alat untuk mengatasi efek samping dibagi dengan durasi di

ruang pemulihan.

Tabel 9 menunjukkan perbedaan biaya untuk mengatasi efek samping pasca

anesthesia pada kelompok GA OTT dan RA BSA adalah tidak bermakna (p=0.729)

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

48

Tabel 9

Biaya untuk mengatasi efek samping pasca operasi

GA PET RA BSA p

Mean (SD)

Mean (SD)

Biaya untuk mengatasi efek

samping (rupiah)

56.900

(29.830)

67.800

(26.719)

0.113

Durasi di ruang pemulihan

(menit)

86.66

(47.54)

98.71

(42.96)

0.189

Biaya untuk mengatasi efek samping (rupiah per menit)

828

(567)

877

(663)

0.729

Data tentang total biaya anesthesia ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Total

biaya anesthesia adalah jumlah dari biaya tindakan anesthesia dan biaya untuk

mengatasi efek samping pasca operasi.

Tabel 10

Total biaya anesthesia

GAPET RABSA

Biaya anesthesia [X]

(rupiah/menit)

5.587 2.389

Baya atasi efek samping [Y]

(rupiah/menit)

828 877

Total biaya anesthesia [X + Y]

(rupiah per menit)

Rp 6.415 per menit Rp 3.266 per menit

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

49

6.3 Data Tentang Efektifitas

Data dibawah ini menunjukkan kejadian efek samping pasca operasi, meliputi

kejadian nyeri akut pasca operasi, mual muntah pasca operasi (PONV), dan menggigil

(shivering) pasca operasi.

Tabel 11

Kejadian efek samping di ruang pemulihan

GA PET RA BSA

p

Nyeri

+ 15 (21,42)

8 (11,4)

0.075

_ 20 (28,6)

27 (38,6)

Mual Muntah Pasca operasi

(PONV)

+ 7 (10)

11 (15,71)

0.274

_ 28 (40%)

24 (34,3%)

Menggigil

+

5 (7,1%)

17 (24,2%)

0.002

_ 30 (42,8)

18 (25,7%)

Dari data diatas, dapat ditunjukkan bahwa hanya efek samping menggigil

pasca operasi yang menunjukkan perbedaan bermakna (p=0.002) yaitu sebesar 24,2%

pada kelompok RABSA dan 7,1% pada kelompok GA PET.

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

50

6.4 Penyajian data tentang cost-efffectiveness

Tabel 12

Data tentang cost effectiveness GAPET RABSA

1. Cost consequences analysis (CCA)

Biaya anesthesia [X]

(rupiah/menit)

5.587 2.389

Baya atasi efek samping [Y]

(rupiah/menit)

828 877

Total biaya anesthesia [X + Y]

(rupiah per menit)

Rp 6.415 per menit Rp 3.266 per menit

% tidak PONV 80% 68.6%

% tidak menggigil 85.7% 51.4%

% tidak nyeri 57.1% 77.1%

2. Average cost-effectiveness ratios

Total biaya di kamar operasi dan

ruang pemulihan (rupiah per menit)

6.415 3.266

Total biaya di kamar operasi &

ruang pemulihan / % tidak PONV

(6.415 / 0.8) =

Rp 8.018 per kejadian tidak PONV

Total biaya di kamar operasi &

ruang pemulihan / % tidak PONV

(3.266 / 0.686) =

Rp 4.761 per kejadian tidak PONV

Total biaya di kamar operasi &

ruang pemulihan / % tidak

menggigil

(6.415 / 0.857) =

Rp 7.485 per kejadian tidak

menggigil

Total biaya di kamar operasi &

ruang pemulihan / % tidak

menggigil

(3.266 / 0.514) =

Rp 6.354 per kejadian tidak

menggigil

Total biaya di kamar operasi &

ruang pemulihan / % tidak nyeri

(6.415 / 0.571) =

Rp 11.235 per kejadian tidak nyeri

Total biaya di kamar operasi &

ruang pemulihan / % tidak nyeri

(3.266 / 0.771) =

Rp 4.236 per kejadian tidak nyeri

3. Incremental cost-effectiveness ratios (ICER)

Teknik anestesi RA BSA dominan daripada GA PET pada efektifitas nyeri pasca operasi (lebih kecil biayanya,

lebih banyak kejadian tanpa nyeri pasca operasi).

Teknik anestesi RA BSA lebih kecil biayanya, tetapi kejadian tanpa efek samping PONV dan menggigil lebih

rendah, sehingga harus dihitung ICER.

GA PET dibandingkan dengan RA BSA

(6.415 – 3.266) / (0,8-0,686) = Rp 27.623 per ekstra tanpa efek samping PONV

GA PET dibandingkan RABSA

(6.415 – 3.266) / (0.857 – 0.514) = Rp 9.181 per ekstra tanpa efek samping menggigil.

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

51

BAB 7

PEMBAHASAN 7.1 Biaya Dan Efektifitas

Cost consequence analysis (CCA) adalah istilah yang ditujukan untuk

menyajikan data dari masing-masing alternatif teknik (teknik anesthesia), dengan

menunjukkan cost dan outcome (efektifitas) tanpa menampilkan rasio. (Rascati, 2009)

Selain menggunakan cost consequence analysis, metode lain yang dapat

digunakan untuk menunjukkan hasil cost effectiveness analysis adalah dengan

melakukan perhitungan average cost effectiveness ratio (ACER) untuk masing-masing

teknik anesthesia. Cost effectiveness ratio adalah rasio dari sumber daya yang

digunakan untuk tiap unit keuntungan yang diperoleh. Implikasi dari perhitungan ini

adalah untuk memutuskan apakah kita akan melakukan sesuatu atau tidak (dari

sebuah alternatif tindakan), setelah melihat besarnya sumber daya yang digunakan.

(Rascati, 2009)

Berdasarkan hasil perhitungan pada CCA, diperoleh bahwa total biaya

anesthesia untuk teknik GA PET adalah 6.415 rupiah per menit, sedangkan pada

teknik anesthesia RA BSA adalah 3.266 rupiah per menit. Hasil perhitungan statisik

menunjukkan bahwa biaya untuk tindakan anesthesia lebih murah untuk teknik

anesthesia RABSA dan hasil ini sangat bermakna (p=0.001), meskipun perhitungan

statistik untuk biaya mengatasi efek samping tidak berbeda bermakna antara kedua

kelompok (828 dan 877 rupiah per menit untuk kelompok GA PET dan RA BSA).

Selanjutnya dengan perhitungan average cost effectiveness analysis diperoleh

hasil untuk teknik GA PET sebagai berikut : tambahan Rp 8.018 per kejadian bebas

PONV, tambahan Rp 7.485 per kejadian bebas menggigil dan tambahan Rp 11.235

per kejadian bebas nyeri. Hasil perhitungan average cost effectiveness analysis

menunjukkan pada teknik RABSA diperlukan tambahan Rp 4.761 per kejadian tidak

PONV, tambahan Rp 6.354 per kejadian tidak menggigil serta tambahan Rp 4.236 per

kejadian tidak nyeri.

Di RSUP Sanglah, selama bulan Juli – Desember 2012 terdapat 292 kasus

mini laparatomi (appendisectomie dan kehamilan ektopik). Berdasarkan data selama 6

bulan tersebut, diperoleh asumsi terdapat 584 kasus mini laparatomi (appendisectomie

dan kehamilan ektopik) dalam waktu 1 tahun.

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

52

Dengan besar proporsi kejadian efek samping menggigil sebanyak 24,2% pada

kelompok RA BSA dari seluruh sampel penelitian, apabila dalam satu tahun

diasumsikan terdapat sebanyak 584 pasien mini laparatomi (appendisectomi dan

laparatomi kehamilan ektopik) maka biaya yang diperlukan untuk mengatasi efek

samping mengigil pada teknik anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA)

adalah sebesar Rp 896.726 (diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: Rp 6.345 x

24,2% x 584 kasus ).

Selanjutnya, sebuah cost effectiveness grid atau CEA plane dapat digunakan

untuk menggambarkan definisi “cost-effectiveness”. (Rascati, 2009)

Gambar 7

Cost effectiveness grid (Rascati, 2009)

Cost effectiveness Lower cost Same cost Higher cost

Lower effectiveness A B C

Same effectiveness D E F

Higher effectiveness G H I

Apabila menggunakan cost effectiveness grid , dari data CCA dapat kita lihat

bahwa teknik anestesi regional blok subarachnoid (RABSA) berada pada kolom G,

sehingga dianggap lebih cost-effective untuk outcome nyeri (dominan dibandingkan

dengan GAPET). Sedangkan untuk outcome PONV dan menggigil, teknik RABSA

berada di kolom A, sehingga harus dilakukan perhitungan ICER untuk mengetahui

tambahan biaya yang diperlukan untuk setiap kejadian bebas efek samping PONV dan

menggigil.

Apabila menggunakan CEA plane, teknik anesthesia RABSA berada pada

quadrant II (dominan) untuk efek samping nyeri pasca operasi dan berada pada

quadrant III (trade off) untuk efek samping PONV dan menggigil.

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

53

Gambar 8

Quadrants in CEA Plane

Karena teknik anesthesia RA BSA berada pada quadrant III maka diperlukan

perhitungan incremental cost effectiveness ratio (ICER) untuk membandingkan biaya

dan efek samping antar kedua kelompok. Pada kelompok RA BSA perhitungan ICER

membantu menentukan apakah biaya yang lebih murah ini sesuai dengan kejadian

efek samping yang terjadi?

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

54

Berdasarkan perhitungan ICER, apabila kita menggunakan teknik anesthesia

umum pemasangan pipa endotrakea (GAPET) untuk memperoleh kejadian tanpa efek

samping PONV diperlukan tambahan biaya sebesar Rp 27.623 dan tambahan biaya

Rp 9.181 untuk kejadian tanpa efek samping menggigil.

Data efektifitas biaya dapat dirangkum sebagai berikut :

• Dari data statistik, hanya satu dari tiga efek samping pasca operasi yang

menunjukkan perbedaan bermakna, yaitu kejadian efek samping menggigil

yang lebih besar secara signifikan (p=0.002) pada kelompok RABSA

dibandingkan dengan kelompok GAPET. Dua kejadian efek samping lainnya,

mual muntah pasca operasi (PONV) dan nyeri tidak menunjukkan perbedaan

statistik yang bermakna. Apabila dilakukan perhitungan ICER didapatkan

tambahan biaya sebesar Rp 9.181 per ekstra tanpa kejadian menggigil apabila

menggunakan teknik anestesi GA PET.

• Dengan besar proporsi kejadian efek samping menggigil sebanyak 24,2% pada

kelompok RA BSA dari seluruh sampel penelitian, perhitungan ACER

memerlukan tambahan biaya Rp 6.345 per kejadian tidak menggigil, maka

biaya yang diperlukan untuk mengatasi efek samping mengigil pada teknik

anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA) dalam satu tahun adalah

sebesar Rp 896.726 (Rp 6.354 x 24,2% x 584 kasus).

• Dua kejadian efek samping lainnya, yaitu mual muntah pasca operasi (PONV)

dan nyeri pasca operasi tidak menunjukkan perbedaan bermakna secara

statistik, dengan p=0.274 dan p=0.075. Apabila dilakukan perhitungan ICER

memerlukan tambahan Rp 27.623 per kejadian bebas PONV dengan teknik

GA PET. Sedangkan untuk kejadian efek samping nyeri pada CEA plane dan

grid menunjukkan bahwa teknik RA BSA lebih dominan daripada GA PET,

sehingga tidak dilakukan perhitungan ICER.

• Data biaya menunjukkan bahwa biaya tindakan anesthesia dengan teknik

RABSA lebih murah secara signifikan daripada GA PET (p=0.001).

• Data tentang durasi pasien berada di ruang pemulihan antara kedua kelompok

tidak berbeda bermakna (p=0.189)

• Dengan asumsi terdapat 584 pasien mini laparatomi dalam satu tahun. Apabila

menggunakan teknik GA PET diperlukan total biaya Rp 473.107.160 dalam

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

55

satu tahun (diperoleh dari perhitungan Rp 5.587 x 145 menit x 584 kasus).

Apabila menggunakan teknik RA BSA, dengan tambahan biaya untuk

mengatasi efek samping menggigil yang signifikan secara statistik, diperlukan

total biaya Rp 114.404.432 (diperoleh dari perhitungan biaya Rp 2.389 x 82

menit x 584 kasus ditambah Rp 841.448 untuk mengatasi efek samping

menggigil).

Maka berdasarkan hal diatas teknik anestesi RA BSA lebih cost effective daripada

teknik GA PET pada tindakan mini laparatomi appendicitis akut dan kehamilan

ektopik.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dibuat decision tree, yang ditampilkan

pada gambar dibawah ini.

Gambar 9 Decision tree dari hasil penelitian

7.2 Konsekuensi Biaya

Apabila tindakan pembedahan mini laparatomi (appendisectomi dan

laparatomi kehamilan ektopik) akan dikerjakan dengan teknik anesthesia regional

blok subarachnoid (RA BSA) dengan tambahan biaya untuk mengatasi efek samping

menggigil yang secara statistik jumlahnya signifikan lebih banyak pada kelompok ini,

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

56

diperlukan biaya Rp 114.404.432. Biaya ini masih lebih kecil daripada menggunakan

teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA PET) yaitu sebesar Rp

473.107.160 dengan penghematan sebesar Rp 358.702.728 dalam waktu satu tahun.

Perhitungan diatas menunjukkan bahwa teknik RA BSA lebih cost effective,

maka hal ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan

untuk sebuah kebijakan.

RSUP Sanglah memiliki proporsi pasien Askes, Jamkesmas, Jamsostek,

Jampersal sebanyak 41,5 %. Sesuai dengan program Jaminan Kesehatan Nasional,

yang pembiayaannya dikelola dengan sistem managed care maka isu cost

containment menjadi sangat penting agar dapat mengelola anggaran dengan sebaik-

baiknya. Strategi harus dibuat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik

(kendali mutu) dengan pembiayaan yang lebih efisien (kendali biaya). (PT Askes

Persiapan BPJS Kesehatan)

Kendali mutu dan kendali biaya ini harus dilakukan oleh setiap level dalam

sebuah rumah sakit. Di tingkat manajemen kendali mutu dan kendali biaya serta bagi

ahli anesthesiologi, berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat dianjurkan agar

pada pasien mini laparatomi (appendisectomi dan laparatomi kehamilan ektopik)

tanpa kontraindikasi dan telah setuju (melalui inform consent) dipilih teknik

anesthesia regional blok subarachnoid (RA BSA).

7.3 Perspektif Hasil Studi Cost Effectiveness Analysis

Bagi pasien, hasil studi CEA penggunaan teknik anesthesia regional blok

subarachnoid pada tindakan mini laparatomi di RSUP Sanglah Bali ini menunjukkan

bahwa hanya satu dari tiga efek samping pasca operasi yang menunjukkan perbedaan

bermakna, yaitu kejadian efek samping menggigil yang lebih besar secara signifikan

(p=0.002). Biaya untuk mengatasi kejadian efek samping ini (saat pasien berada di

ruang pemulihan), dari perhitungan ACER adalah sebesar Rp 6.345 per kejadian tidak

menggigil. Dengan biaya tindakan anesthesia yang lebih murah secara signifikan

daripada GA PET (p=0.001) dan durasi pasien berada di ruang pemulihan antara

kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p=0.189), maka bagi pasien teknik RABSA

lebih cost effective, hal ini dapat disampaikan saat melakukan inform consent untuk

pemilihan teknik anesthesia.

Bagi rumah sakit, dengan perhitungan jumlah kasus selama satu tahun,

penggunaan teknik RABSA pada kasus mini laparatomi (appendicitis akut dan

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

57

kehamilan ektopik) dapat dilakukan penghematan sebesar Rp 358.702.728 dalam

waktu satu tahun

7.4 Kelemahan Penelitian

Komponen biaya langsung medis terdiri atas biaya tetap (bahan dan alat habis

pakai), biaya semitetap (biaya untuk tindakan anesthesia) dan biaya variabel (biaya

untuk mengatasi efek samping pasca pembedahan). Dalam penelitian ini, biaya tetap

(bahan dan alat habis pakai) pada kedua kelompok dianggap sama, sesuai dengan

besarnya tarif tindakan di kamar operasi yang dikeluarkan oleh rumah sakit. Hal ini

menyebabkan total biaya (biaya langsung medis) dalam penelitian ini, tidak

menunjukkan hingga ke tingkat mikro (micro costing). Padahal hasil penelitian

menunjukkan bahwa durasi penggunaan kamar operasi dengan teknik RA BSA secara

signifikan lebih kecil daripada teknik GA PET. Penghitungan hingga ke level micro

costing mungkin dapat menunjukkan bahwa penggunaan biaya tetap (bahan dan alat

habis pakai, misal penggunaan balon lampu ruangan, lampu meja operasi, listrik,

suction unit, dan lainnya yang dipengaruhi oleh durasi) lebih kecil pada teknik RA

BSA.

Catatan medis anesthesia pada sebagian besar sistem kesehatan dicatat secara

manual pada selembar kertas, meskipun pada beberapa institusi menggunakan sistem

pencatatan secara otomatis. Sebenarnya secara tepat, sangat sulit untuk memperoleh

data yang akurat tentang konsentrasi penggunaan agen inhalasi, karena seringkali ahli

anestesi harus melakukan titrasi untuk memperoleh level anesthesia yang sesuai (hal

ini menyebabkan perubahan pada setting vaporizer harus dilakukan berulang kali),

sedangkan pencatatan yang detail pada paper-based anesthesia record sangat

terbatas. Dilain pihak, agen anestesi inhalasi memberikan porsi besar dalam biaya

obat untuk tindakan anesthesia. Hal ini merupakan kelemahan dalam penelitian ini.

Tetapi meskipun terdapat keterbatasan tersebut, catatan anesthesia tetap dapat

digunakan untuk menghitung estimasi kasar penggunaan agen anestesi inhalasi dan

kecepatan aliran gas segar (fresh gas flow rates). Hal inilah yang menyebabkan

penggunaan agen anestesi inhalasi memberikan kontribusi dalam biaya tetap

anesthesia (Golembiewski, 2010)

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

58

BAB 8

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa fakta yang dapat dilihat

antara lain :

• Biaya tindakan anesthesia lebih rendah pada kelompok RA BSA secara signifikan.

Biaya untuk mengatasi efek samping pada kedua kelompok tidak berbeda

bermakna.Perhitungan total biaya anesthesia menunjukkanbahwa total biaya

untuk tindakan anesthesia dengan teknik RABSA lebih murah daripada GA PET.

• Terdapat perbedaan efektifitas biaya antara teknik anesthesia umum inhalasi pipa

endotrakea (GA PET) dan teknik anesthesia regional blok subarachnoid (RA

BSA) pada pasien mini laparatomi. Teknik RA BSA berbiaya anesthesia lebih

murah dengan hanya satu dari tiga kejadian efek samping pasca operasi yang

berbeda bermakn.

• Waktu yang diperlukan untuk mengatasi efek samping (durasi pasien berada di

ruang pemulihan) antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna.

• Tindakan pembedahan mini laparatomi (appendisectomi dan laparatomi

kehamilan ektopik) yang dikerjakan dengan teknik anesthesia regional blok

subarachnoid (RA BSA) dengan tambahan biaya untuk mengatasi efek samping

menggigil yang secara statistik jumlahnya signifikan lebih banyak pada kelompok

ini, diperlukan biaya Rp 108.192.552. Biaya ini masih lebih kecil daripada

menggunakan teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea (GA PET) yaitu

sebesar Rp 443.943.020, dengan penghematan sebesar Rp 335.749.468 dalam

waktu satu tahun.

Maka Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik

anesthesia regional blok subarachnoid lebih cost effective dibandingkan dengan teknik

anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea pada pasien mini laparatomi

(appendisectomie dan laparatomi kehamilan ektopik) di RSUP Sanglah Denpasar.

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

59

8.2 Saran

Teknik anesthesia regional blok subarachnoid lebih cost effective

dibandingkan dengan teknik anesthesia umum inhalasi pipa endotrakea, hal ini dapat

digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang

sesuai dengan kendali mutu dan kendali biaya. Sehingga dapat disarankan pada pasien

mini laparatomi (appendisectomi dan laparatomi kehamilan ektopik) tanpa

kontraindikasi dan telah setuju (melalui inform consent) agar dipilih teknik anesthesia

regional blok subarachnoid (RA BSA).

RSUP Sanglah memiliki proporsi pasien Askes, Jamkesmas, Jamsostek,

Jampersal sebanyak 41,5 %. Sesuai dengan program Jaminan Kesehatan Nasional,

melalui BPJS kesehatan yang pembiayaannya dikelola dengan sistem managed care

maka cost containment menjadi sangat penting agar dapat mengelola anggaran

dengan sebaik-baiknya. Salah satu cost containment yang dapat dilakukan adalah

dengan memilih menggunakan teknik RA BSA pada pasien mini laparatomi.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan penelitian, menyebabkan semakin

banyak dikembangkan teknik anesthesia yang bertujuan untuk keamanan pasien dan

mengurangi efek samping pasca operasi. Dengan adanya kebutuhan untuk melakukan

cost containment dan perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian seperti tersebut

diatas, strategi harus dibuat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik

(kendali mutu) dengan pembiayaan yang lebih efisien (kendali biaya). Lebih lanjut,

untuk perkembangan kedepan, berbagai macam teknik anesthesia yang lebih baru

harus dinilai dari segi biaya dan efektifitasnya, dengan tujuan memperoleh teknik

anesthesia yang terbaik dengan biaya yang seefisien mungkin.

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

60

DAFTAR PUSTAKA

Alagia FA, et al. cost-effectiveness analysis on spinal anesthesia versus

local anesthesia plus sedation for loop colostomy closure. Arq

Gastroenterol. 2010 apr-Jun ; 47(2):159-64.

From

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20721460

http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_pdf&pid=S0004-

28032010000200008&lng=en&nrm=iso&tlng=en

Allen DJ, Chae-Kim SH, Trousdale DM . Risk and complication of neuraxial

anesthesia and the use of anticoagulant in the surgical patient. BUMC

Proceedings 2002;15:369-373

Arnold JG. Pharmacoeconomics : From Theory to Practice. CRC Press

Taylor & Francis Group. 2010

from

http://id.scribd.com/doc/75951834/Pharmacoeconomics

Aronson WL, McAuliffe MS, Miller K. AANA Journal. August 2003,

Vol.71,No.4, 265-274

Avidan M, Harvey AMR, Ponte J, Wendon J, Ginsburg R; Techniques of

anaesthesia in Perioperative Care, Anaesthesia, Pain Management and

Intensive Care an Illustrated Colour Text . Churchill Livingstone, 2003:

42-43

Bevan D. Pharmacoeconomics: Cost Effective Choices in IARS 2002

review course lectures page 7-11

Chen CJ, Lin WH. Agency Cost and Firm Performance – The Moderating Effect of Budget Function. Taiwan. 2006 from http://www.gobookee.net/get_book.php?u=aHR0cHM6Ly9hYWFocS5vcmcvbWFzL01BU1BBUEVSUzIwMDcvY29udHJvbF9zeXN0ZW1zL0NoZW4lMjBhbmQlMjBMaW4ucGRmCjEwMjggQWdlbmN5IGNvc3QgYW5kIHBlcmZyb21hbmNlLXRoZSBtb2RlcmF0aW5nIGVmZmVjdCBvZiAuLi4

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

61

Daabiss M. Indian J Anaesth. 2011 Mar-Apr; 55(2): 111-115

Dahlan MS. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan

kesehatan. Sagung Seto, Jakarta 2008

Dion P. The cost of anaesthetic vapors (letter). Can J Anaesth 1992;39:633-4

from

Drasner K, Larson MD. Spinal and epidural anesthesia in Basic of Anesthesia. Fifth

ed. Churchill Livingstone Elseiver 2007: 241-257

http://link.springer.com/article/10.1007%2FBF03008331

Duke JC. Subarachnoid Spinal Block Overview. Updated Aug 5, 2013. From

http://emedicine.medscape.com/article/2000841-overview diunduh 21

februari 2014

EkaHospital. Evaluasi Mutu Pelayanan Kesehatan dalam Managed Care diunduh

dari http://www.ekahospital.com/uploads/Evaluasi-Mutu-Pelayanan-

Kesehatan-dalam-Managed-Care-IHQN-2013.pdf tanggal 1 Maret 2014

Elliot R, Payne K. essential of Economic Evaluation in Healthcare. Pharmaceutical

Press. London UK. 2005

Gattani SG, Patil AB, Kushare SS. Pharmacoeconomics: A Review in review article.

Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. July-September

2009, Vol 2, isuued 3, 15- 26

Golembiewski J. Economic Consideration in the use of inhaled anesthetic agents. Am

J Health-Syst Pharm. Apr 15 2010; 67(4)S9-S12.

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

62

Hansen DR, Mowen M. Cost Management Accounting & Control. Fifth edition.

2006. Thomson South Western from

http://www.gobookee.net/get_book.php?u=aHR0cDovL3d3dy5jZW5nYWdl

YnJhaW4uY29tLm14L2NvbnRlbnQvaGFuc2VuMzMxMDhfMDMyNDIz

MzEwOF8wMi4wMV9jaGFwdGVyMDEucGRmCjJDSEFQVEVSIDEgSW

50cm9kdWN0aW9uIHRvIENvc3QgTWFuYWdlbWVudA==

Hosizah. Case-Mix : Upaya Pengendalian Biaya Pelayanan Rumah Sakit Di

Indonesia. 02 November 2011, diunduh pada 16 Maret 2014 dari mik-

esaunggul.blogspot.com

Huskisson EC. Measurement of pain. Lancet 1974, Nov 9; 2 (7889) : 1127-31 from

http://www.gobookee.net/get_book.php?u=aHR0cDovL3d3dy53b3JrY292Z

XIuY29tL2RvY3VtZW50cy5hc2h4P2lkPTEyOTYKVmlzdWFsIEFuYWxv

Z3VlIFNjYWxl

IMRS PERSI. Term of Reference (TOR) Bimbingan Teknis Cost Containment

(Pengendalian Biaya) Rumah Sakit. Diunduh pada tanggal 16 maret 2014

dari http://www.pdpersi.co.id/kegiatan/tor_cost.pdf

Johnstone RE, From Economics to Ethics : Values-based Anesthesia. Editorial. J.

Clin. Anesth. Vol.11, February 1999: 1-3.

Johnstone RE, Martinec CL. Cost of Anesthesia. Anesth Analg 1993;76:840-8

Kleinman W. Section III Regional Anesthesia & Pain Management, Spinal, Epidural

& Caudal Blocks in Clinical Anesthesiology. Third Edition. McGraw-Hill

2002; 261-263

Lennox PH, Chilvers C, Vaghadia H. Selective Spinal Anesthesia Versus Desflurane

Anesthesia in Short Duration Outpatient Gynecological Laparascopy : A

Pharmacoeconomic Comparison. Anesth Analg 2002;94:565-8

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

63

McCrone PR. Understanding health Economics A Guide for Health care Decision

Makers. Kogan Page Limited. London 1998.

Meyer T. Introduction in Clinical and economic considerations in the use of inhaled

anesthesia from the perspective of health-system pharmacists and

anesthesiologists. Am J Health-Syst Pharm. 2010;67(Suppl 4): S2-3

Muenning P. Chapter 2, Principles of Cost Effectiveness Analysis in Cost

Effectiveness Analyses in Health A Practical Approach, second edition. John

Wiley & Sons, Inc. 2008. Published by Jossey-Bass, San Francisco. Page 29-

35

Mulroy MF, Larkin KL, Hodgson PS, Helman JD, Pollock JE, Liu SS. A Comparison

of spinal epidural and general anesthesia for outpatients anesthesia. Anesth

Analg 200;91:860-4

Musgrove P, Fox-Rushby. “Cost-Effectiveness Analysis for Priority Setting”. In

Disease Control Priorities in Developing Countries, 2nd ed, ed DT Jamison et

all. New York: Oxford University Press 2008 page 271-285

Orkin FK. Meaningful Cost Reduction Penny Wise, Pound Foolish. Anesthesiology,

Dec 1995, V 83, No 6, 1135-1137

Pavlin DJ, Rapp SE, Polissar NL, Malmgren JA, Koerschgen M, Keyes H. Factors

affecting discharge time in adults outpatients. Anesth Analg 1998;87:1245-8

Philips C. What is cost-effectiveness? In what is…? Series. Second edition. Hayward

Group Ltd from . www.whatisseries.co.uk februari 2009. Page 1 – 8

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

64

PT. Askes Persiapan BPJS Kesehatan diunduh dari

http://www.djsn.go.id/PT.%20Askes_Persiapan%20BPJS%20Kesehata

n.pdf tanggal 1 Maret 2014.

Rascati KL. “Essential of Pharmacoeconomics” Wolters Kluwer Lippincott William

& Wilkins, Baltimore Philadelphia 2009, page 47-66

Sekri NK. Managed Care : the US experience. Bulletin of World Health Organization.

2000 78 (6).

Sinuraya RK, Destiani DP, Abdulah R. Cost Of Illness Dan Cost Containment

Analysis Penggunaan Antibiotic Empiric Kombinasi Pada Pasien Sepsis Di

Bandung. Jurnal Farmasi Klinik Indonsia Volume 1, No 4, Desember 2012.

Diuduh tanggal 16 Maret 2014 dari http://www.ijcp.or.id/en/release/Vol-

1_No-4-1.pdf

Sorkin AL. Chapter 5, The Cost and Benefits Of Health Program in Health

Economics : An Introduction . Lexington Books D.C Heath and Company

Lexington, Massachusetts Toronto. 1984. Page 107-127

Scale and assessments for measuring and recording pain from

http://www.fibroaction.org/Images/content/Pain_Assessment_VAS_lrg.png

diunduh 21 september 2013

Song D, Greilich NB, White PF, Watcha MF, Tongier WK. Recovery Profiles and

Cost of anesthesia for Outpatient Unilateral Inguinal Herniorraphy. Anesth

Analg 2000;91;876-81

Stewart AVG, Vaghadia H, Collins L, Mitchell WE. Small-dose selective spinal

anesthesia for short duration outpatient laparascopy : recovery characteristics

compared to propofol anesthesia. Br J Anaesth 2001;86:570-2

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

65

Sitzman BT, Dorsch JA. Cost Effectiveness Analysis of Anesthesia Equipment and

Techniques. Diunduh dari

http://gasnet.med.yale.edu/esia/1998/may/ceaword.html

Vacanti CJ, Vanhouten RJ, Hill RC. Anesthesia and Analgesia Current Researches.

July-August, 1970. Vol.49, No. 4

Varkey JK. Cost Analysis of Desflurane and Sevoflurane An Integrative Review and

Implementation Project Introducing the Volatile Anesthetic Cost Calculator

(iVAC). Texas Christian University October, 2012.

Vogl M. Assessing DRG cost accounting with respect to resource allocation and tariff

calculation: the case of Germany. Health Economics Review. 2012,2:15

diunduh dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22935314

Watcha MF, White PF. Economics of Anesthetic Practice. Anesthesiology. May

1997; 86(5):1170-1196.

Wewers ME, Lowe NK. A Critical Review of Visual Analogue Scores in the

measurement of Clinical Phenomena Research in Nursing and Health 13,

227-236 from

http://www.gobookee.net/get_book.php?u=aHR0cDovL3d3dy5ibGFja3dlbG

xwdWJsaXNoaW5nLmNvbS9zcGVjaWFsYXJ0aWNsZXMvamNuXzEwXz

cwNi5wZGYKSU5GT1JNQVRJT04gUE9JTlQ6IFZpc3VhbCBBbmFsb2d1

ZSBTY2FsZSAoVkFTKQ==

Wolters U, Wolf T, Stutzer H, Schroder T. British Journal of Anaesthesia

1996;77:217-222

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

66

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGUMPULAN DATA A. IDENTITAS • Nama • No CM • Umur • Jenis kelamin • Alamat • Diagnosis • Status fisik ASA • Berat badan • Tinggi badan • Tindakan bedah • Tindakan anesthesia B. BIAYA (OBAT & ALAT) UNTUK TINDAKAN ANESTHESIA Biaya tindakan anesthesia (obat & alat durante operasi)

___________________ rupiah

Durasi anesthesia

___________________ menit

C. EFEKTIFITAS (EFEK SAMPING) Dinilai di ruang pemulihan, setelah penderita keluar dari kamar operasi

NYERI Visual Analogue Score 1. Ya (Sedang berat ) 2. Tidak (Ringan)

Terapi __________________ Harga __________________ rupiah

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

67

SHIVERING 1. Ya 2. Tidak

Terapi __________________ Harga __________________ rupiah MUAL MUNTAH PASCA OPERASI (PONV) 1. Ya 2. Tidak

Terapi _________________ Harga _________________ rupiah LAMA BERADA DI RUANG PEMULIHAN (Tiba di ruang pemulihan sampai pindah ke ruangan) __________________________ (menit) BIAYA UNTUK MENGATASI EFEK SAMPING TINDAKAN ANESTHESIA ___________________________(Rupiah)

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

68

LAMPIRAN 2 DAFTAR HARGA OBAT DAN ALAT UNTUK TINDAKAN ANESTHESIA General anesthesia pemasangan pipa endotrakea (rupiah)

Regional anesthesia blok sub arachnoid (rupiah)

1. Propofol 200 mg 104.762 2. Lidokain 2% 1.313 3. Atrakurium 50 mg 64.350 4. Pipa endotrakea 57.200 5. Sevoflurane 3.375.000 per botol

(250 ml) (13.500 per ml)

6. Ketorolac 30 mg 17.375 7. Neostigmine 17.675 8. Sulfas atropine 1.777 9. Aquabidest 25 cc 3.432 10. Spuit 3 cc 3.790 11. Spuit 5 cc 4.576 12. Spuit 20 cc 10.368 13. Needle g 19 1.430

1. Betadine 30 ml 16.159 2. Alcohol 70% 4.290 3. Spinal needle g 27 28.600 4. Bupivakain heavy 0,5% 28.600 5. Lidokain 2% 1.313 6. Ephedrine 50 mg 22.880 7. Ketorolac 30 mg 17.375 8. Aquabidest 25 cc 3.432 9. Spuit 1 cc 5.220 10. Spuit 3 cc 3.790 11. Spuit 5 cc 4.576 12. Spuit 10 cc 5.935 13. Nasal kanul oksigen 14.300

Untuk efek samping anesthesia di ruang pemulihan (rupiah) 1. Fentanyl 50.871 2. Pethidine 100 mg 17.149 3. Ondansentrone 4 mg 10.010 4. Deksamethasone 5 mg 2.080 5. Diphenhydramine 10 mg 1.248 6. Spuit 3 cc 3.790 7. Spuit 5 cc 4.576 8. Aquabidest 25 cc 3.432

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

69

LAMPIRAN 3

FORMULASI DION UNTUK PENGHITUNGAN BIAYA AGEN ANESTHESI

INHALASI (Dion P, Varkey JK)

PFTMC

Cost (rupiah/ml) = ------------------

2412 d

M : Molecular Weight (gram)

Molecular weight sevoflurane 200 gram

d : density (gram/ml)

density sevoflurane 1,52 gram/ml

P : konsentrasi vaporizer (%)

F : fresh gas flow (Liter/menit)

T : durasi anesthesia (menit)

C : harga agen inhalasi (rupiah) per ml

…… x ……. x ………. X MC

Cost = --------------------------------------------------- = ----------------- rupiah

------------------------

Disederhanakan dengan menggunakan aplikasi CRNA iVac pada appstore,

dengan memasukkan data :

• Volatile agen yang digunakan

• Konsentrasi % inspirasi

• Flow rate L/min

• Duration (min)

• Harga per botol 3.375.000 (per 250 ml)

• Volume per botol 250 ml

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

70

LAMPIRAN 4

PENGUKURAN NYERI DENGAN KARTU SKOR NYERI VISUAL ANALOG SCORE

from http://www.fibroaction.org/Images/content/Pain_Assessment_VAS_lrg.png

Pasien diminta menunjukkan titik diantara kedua garis (tidak nyeri sampai sangat

nyeri) untuk menunjukkan besarnya rasa nyeri yang dirasakan.

Panjang skala adalah 10.

Interpretasi adalah sebagai berikut.

• Skala 0 tidak nyeri

• Skala 1- 3 nyeri ringan

• Skala 4 - 6 nyeri sedang

• Skala 7 - 10 nyeri berat

Nyeri sedang berat dikategorikan sebagai efek samping pasca pembedahan yang

memerlukan tambahan obat analgetik di ruang pemulihan.

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

71

LAMPIRAN 5 HASIL ANALISIS STATISTIK

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Umur GAOTT .127 35 .166 .928 35 .025

RA BSA .164 35 .019 .910 35 .007 Biaya GAOTT .172 35 .011 .851 35 .000

RA BSA .348 35 .000 .752 35 .000 Durasi GAOTT .181 35 .005 .894 35 .003

RA BSA .126 35 .175 .953 35 .137 Total_biaya GAOTT .135 35 .109 .945 35 .082

RA BSA .150 35 .044 .914 35 .010 Biaya_ES GAOTT .126 35 .175 .963 35 .277

RA BSA .080 35 .200* .984 35 .872 Durasi_di_RR GAOTT .312 35 .000 .827 35 .000

RA BSA .216 35 .000 .885 35 .002 BB GAOTT .176 35 .007 .931 35 .031

RA BSA .171 35 .011 .871 35 .001 TB GAOTT .194 35 .002 .909 35 .007

RA BSA .151 35 .042 .918 35 .012 IMT GAOTT .101 35 .200* .964 35 .293

RA BSA .106 35 .200* .963 35 .277 Biaya_ES_per_durasi_RR

GAOTT .139 35 .083 .920 35 .014

RA BSA .216 35 .000 .786 35 .000 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

72

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Biaya_ES GAOTT 35 5.69E4 29830.165 5042.218

RA BSA 35 6.78E4 26719.076 4516.348 IMT GAOTT 35 22.951 3.4448 .5823

RA BSA 35 21.360 2.3994 .4056

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Biaya_ES

Equal variances assumed

.284 .596 -1.607 68 .113

-10879.8

00

6769.148

-24387.4

24

2627.824

Equal variances not assumed

-1.607

67.191 .113

-10879.8

00

6769.148

-24390.3

68

2630.768

IMT Equal variances assumed

5.878 .018 2.243 68 .028 1.5914 .7096 .1754 3.0074

Equal variances not assumed

2.243 60.70

5 .029 1.5914 .7096 .1723 3.0105

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

73

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Umur GAOTT 35 26.49 10.626 1.796

RA BSA 35 30.00 11.371 1.922 BB GAOTT 35 57.00 12.485 2.110

RA BSA 35 54.89 9.625 1.627 TB GAOTT 35 157.09 10.576 1.788

RA BSA 35 159.83 8.176 1.382 Biaya GAOTT 35 6.91E5 197603.077 33401.016

RA BSA 35 1.76E5 22065.218 3729.703 Durasi GAOTT 35 144.86 74.956 12.670

RA BSA 35 81.74 27.768 4.694 Total_biaya GAOTT 35 5587.15 2136.266 361.095

RA BSA 35 2389.16 843.996 142.661 Durasi_di_RR GAOTT 35 86.66 47.545 8.037

RA BSA 35 98.71 42.966 7.263 Biaya_ES_per_durasi_RR GAOTT 35 8.2899E2 567.56151 95.93541

RA BSA 35 8.7747E2 663.98279 112.23358

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

74

Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks Umur GAOTT 35 32.51 1138.00

RA BSA 35 38.49 1347.00 Total 70

BB GAOTT 35 37.21 1302.50 RA BSA 35 33.79 1182.50 Total 70

TB GAOTT 35 32.37 1133.00 RA BSA 35 38.63 1352.00 Total 70

Biaya GAOTT 35 53.00 1855.00 RA BSA 35 18.00 630.00 Total 70

Durasi GAOTT 35 46.37 1623.00 RA BSA 35 24.63 862.00 Total 70

Total_biaya GAOTT 35 51.00 1785.00 RA BSA 35 20.00 700.00 Total 70

Durasi_di_RR GAOTT 35 32.41 1134.50 RA BSA 35 38.59 1350.50 Total 70

Biaya_ES_per_durasi_RR GAOTT 35 34.66 1213.00

RA BSA 35 36.34 1272.00 Total 70

Test Statisticsa

Umur BB TB Biaya Durasi Total_bia

ya Durasi_di_

RR

Biaya_ES_per_dura

si_RR

Mann-Whitney U 508.000 552.500 503.000 .000 232.000 70.000 504.500 583.000

Wilcoxon W 1.138E3 1.182E3 1.133E3 630.000 862.000 700.000 1134.500 1213.000

Z -1.229 -.709 -1.303 -7.294 -4.476 -6.374 -1.313 -.347

Asymp. Sig. (2-tailed) .219 .478 .193 .000 .000 .000 .189 .729

a. Grouping Variable: Kelompok

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

75

Jenis_kelamin * Kelompok

Crosstab Kelompok

Total GAOTT RA BSA

Jenis_kelamin Laki-laki Count 13 9 22

% within Kelompok 37.1% 25.7% 31.4%

% of Total 18.6% 12.9% 31.4% Perempuan Count 22 26 48

% within Kelompok 62.9% 74.3% 68.6% % of Total 31.4% 37.1% 68.6%

Total Count 35 35 70 % within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided) Pearson Chi-Square 1.061a 1 .303 Continuity Correctionb .597 1 .440 Likelihood Ratio 1.065 1 .302 Fisher's Exact Test .440 .220 Linear-by-Linear Association 1.045 1 .307

N of Valid Casesb 70 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.00. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Jenis_kelamin (Laki-laki / Perempuan) 1.707 .614 4.744

For cohort Kelompok = GAOTT 1.289 .810 2.051

For cohort Kelompok = RA BSA .755 .429 1.330

N of Valid Cases 70

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

76

ASA * Kelompok

Crosstab Kelompok

Total GAOTT RA BSA ASA ASA I Count 13 18 31

% within Kelompok 37.1% 51.4% 44.3%

% of Total 18.6% 25.7% 44.3% ASA II Count 22 17 39

% within Kelompok 62.9% 48.6% 55.7% % of Total 31.4% 24.3% 55.7%

Total Count 35 35 70 % within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.447a 1 .229 Continuity Correctionb .926 1 .336 Likelihood Ratio 1.453 1 .228 Fisher's Exact Test .336 .168 Linear-by-Linear Association 1.427 1 .232

N of Valid Casesb 70 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.50. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for ASA (ASA I / ASA II) .558 .215 1.448

For cohort Kelompok = GAOTT .743 .452 1.223

For cohort Kelompok = RA BSA 1.332 .836 2.122

N of Valid Cases 70

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

77

Diagnosis * Kelompok

Crosstab Kelompok

Total GAOTT RA BSA Diagnosis App Count 17 19 36

% within Kelompok 48.6% 54.3% 51.4%

% of Total 24.3% 27.1% 51.4% KET Count 18 16 34

% within Kelompok 51.4% 45.7% 48.6% % of Total 25.7% 22.9% 48.6%

Total Count 35 35 70 % within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .229a 1 .632 Continuity Correctionb .057 1 .811 Likelihood Ratio .229 1 .632 Fisher's Exact Test .811 .406 Linear-by-Linear Association .225 1 .635

N of Valid Casesb 70 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.00. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Diagnosis (App / KET) .795 .311 2.034

For cohort Kelompok = GAOTT .892 .558 1.425

For cohort Kelompok = RA BSA 1.122 .700 1.798

N of Valid Cases 70

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

78

Ponv * Kelompok

Crosstab

Kelompok

Total GAOTT RA BSA Ponv Positif Count 7 11 18

% within Kelompok 20.0% 31.4% 25.7% % of Total 10.0% 15.7% 25.7%

Negatif Count 28 24 52 % within Kelompok 80.0% 68.6% 74.3%

% of Total 40.0% 34.3% 74.3% Total Count 35 35 70

% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided) Pearson Chi-Square 1.197a 1 .274 Continuity Correctionb .673 1 .412 Likelihood Ratio 1.204 1 .272 Fisher's Exact Test .413 .206 Linear-by-Linear Association 1.179 1 .277

N of Valid Casesb 70 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.00. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Ponv (Positif / Negatif) .545 .183 1.628

For cohort Kelompok = GAOTT .722 .384 1.358

For cohort Kelompok = RA BSA 1.324 .827 2.121

N of Valid Cases 70

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

79

Shivering * Kelompok

Crosstab

Kelompok

Total GAOTT RA BSA

Shivering Positif Count 5 17 22

% within Kelompok 14.3% 48.6% 31.4%

% of Total 7.1% 24.3% 31.4% Negatif Count 30 18 48

% within Kelompok 85.7% 51.4% 68.6% % of Total 42.9% 25.7% 68.6%

Total Count 35 35 70 % within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided) Pearson Chi-Square 9.545a 1 .002 Continuity Correctionb 8.021 1 .005 Likelihood Ratio 9.948 1 .002 Fisher's Exact Test .004 .002 Linear-by-Linear Association 9.409 1 .002

N of Valid Casesb 70 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.00. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Shivering (Positif / Negatif) .176 .056 .561

For cohort Kelompok = GAOTT .364 .163 .810

For cohort Kelompok = RA BSA 2.061 1.341 3.167

N of Valid Cases 70

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

Universitas Indonesia

80

Pain * Kelompok

Crosstab

Kelompok

Total GAOTT RA BSA Pain Positif Count 15 8 23

% within Kelompok 42.9% 22.9% 32.9%

% of Total 21.4% 11.4% 32.9% Negatif Count 20 27 47

% within Kelompok 57.1% 77.1% 67.1% % of Total 28.6% 38.6% 67.1%

Total Count 35 35 70

% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided) Pearson Chi-Square 3.173a 1 .075 Continuity Correctionb 2.331 1 .127 Likelihood Ratio 3.211 1 .073 Fisher's Exact Test .126 .063 Linear-by-Linear Association 3.128 1 .077

N of Valid Casesb 70 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.50. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pain (Positif / Negatif) 2.531 .899 7.124

For cohort Kelompok = GAOTT 1.533 .981 2.395

For cohort Kelompok = RA BSA .605 .329 1.116

N of Valid Cases 70

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

LAMPIRAN 6 HASIL TABULASI DATA DASAR

Umur Jenis Kelamin ASA Diagnosis Biaya Durasi Total Biaya Biaya ES Durasi

RR Biaya ES per

Durasi RR Pain Shivering Ponv BB TB IMT Kelompok

1 13 1 1 1 575579 110 5232.5 13800 60 230 2 2 2 43 160 16.8 1 2 24 1 1 1 730234 180 4056.9 61635 85 725.1176471 2 2 2 80 180 24.7 1 3 12 1 2 1 379598 60 6326.6 34965 150 233.1 2 2 1 38 135 20.9 1 4 15 1 2 1 852557 255 3343.4 53458 60 890.9666667 2 2 1 80 170 27.7 1 5 48 1 2 1 850255 105 8097.7 82301 180 457.2277778 2 1 2 50 155 20.8 1 6 44 1 1 1 731950 155 4722.3 54953 60 915.8833333 2 2 1 50 160 19.5 1 7 44 2 2 1 1277550 300 4258.5 53705 30 1790.166667 2 2 1 65 150 28.9 1 8 16 1 1 1 697091 165 4224.8 40470 40 1011.75 1 2 2 45 155 18.7 1 9 13 1 1 1 646578 130 4973.7 74225 145 511.8965517 1 2 2 56 150 24.9 1

10 18 2 1 1 686047 120 5717.1 40470 60 674.5 2 2 2 50 160 19.5 1 11 27 1 2 1 758370 165 4596.2 40316 120 335.9666667 1 2 2 70 180 21.6 1 12 31 2 1 2 691766 130 5321.3 134356 133 1010.195489 1 2 2 83 170 28.7 1 13 23 2 1 2 512074 50 10241.5 24708 60 411.8 2 2 2 58 153 24.8 1 14 33 2 2 2 618250 100 6182.5 30825 60 513.75 2 2 2 55 155 22.9 1 15 23 2 2 2 812444 95 8552 47835 60 797.25 2 2 2 65 150 28.9 1 16 19 1 1 1 1345883 285 4722.4 45873 60 764.55 1 2 2 55 160 21.5 1 17 33 2 2 2 672631 80 8407.9 21750 60 362.5 2 2 2 50 150 22.2 1 18 19 2 2 2 665208 155 4291.7 68188 60 1136.466667 1 2 2 60 155 25 1 19 12 2 2 1 702000 130 5400 0 60 0 2 2 2 37 130 21.9 1 20 26 2 1 2 741098 130 5700.8 125746 130 967.2769231 1 2 1 46 162 17.5 1 21 33 2 2 2 607830 70 8683.3 48420 120 403.5 2 2 2 60 150 26.7 1 22 30 2 2 2 469241 40 11731 53458 60 890.9666667 2 2 2 50 150 22.2 1 23 26 2 2 2 625080 95 6579.8 63468 35 1813.371429 2 2 1 60 155 25 1 24 28 2 2 2 683890 100 6838.9 94391 60 1573.183333 1 2 2 50 150 22.2 1 25 33 2 2 2 893765 165 5416.8 105213 70 1503.042857 1 2 2 54 152 23.4 1 26 28 2 2 2 493765 105 4702.5 53186 30 1772.866667 1 1 2 54 158 21.6 1 27 19 2 2 2 649157 115 5644.8 26516 120 220.9666667 1 1 2 45 155 18.7 1 28 29 2 2 2 443970 135 3288.7 42900 180 238.3333333 2 2 2 60 155 25 1 29 28 2 2 2 637026 120 5308.6 40470 180 224.8333333 2 2 2 46 160 18 1 30 26 2 2 2 570096 90 6334.4 63468 180 352.6 2 2 1 90 180 27.8 1 31 14 1 1 1 636199 240 2650.8 69431 60 1157.183333 1 2 2 45 158 18 1 32 34 2 1 1 513375 265 1937.3 91092 40 2277.3 1 2 2 55 155 22.9 1 33 20 1 1 1 646243 190 3401.3 74936 45 1665.244444 1 1 2 60 165 22 1 34 28 2 2 2 498933 80 6236.7 26788 60 446.4666667 2 2 2 60 150 26.7 1 35 58 1 2 1 873185 360 2425.5 88151 120 734.5916667 1 1 2 70 165 25.7 1 36 19 1 2 1 204969 128 1601.3 29284 130 225.2615385 1 2 1 45 155 18.7 2 37 13 2 1 1 162833 90 1809.3 61481 60 1024.683333 2 1 1 48 154 20.2 2 38 26 1 2 1 167409 110 1521.9 58631 130 451.0076923 2 2 1 55 170 19 2 39 25 1 2 1 162833 110 1480.3 72389 180 402.1611111 2 1 2 60 168 21.3 2 40 47 1 1 1 162833 115 1415.9 84719 110 770.1727273 2 1 2 60 165 22 2

81

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA STUDI COST EFFECTIVENESS …erepo.unud.ac.id/id/eprint/5283/1/493ef072a7d5c854c0ba9... · 2020. 7. 21. · Pada kesempatan ini, ... rekan-rekan spesialis Anestesi

41 43 1 2 1 162833 90 1809.3 61481 60 1024.683333 2 1 1 75 167 26.9 2 42 26 1 2 1 162833 105 1550.8 68957 135 510.7925926 2 1 1 72 181 22 2 43 25 1 2 1 199034 165 1206.3 78763 120 656.3583333 2 2 2 80 175 26.1 2 44 53 2 2 1 162833 95 1714 39504 60 658.4 2 1 2 50 150 22.2 2 45 54 2 1 1 223071 50 4461.4 60669 70 866.7 2 1 2 50 150 22.2 2 46 28 2 1 1 162833 40 4070.8 60823 60 1013.716667 2 2 2 50 160 19.5 2 47 20 2 1 1 223071 85 2624.4 74469 120 620.575 2 1 2 50 160 19.5 2 48 17 1 1 1 134519 43 3128.3 98161 30 3272.033333 2 1 2 56 176 18.1 2 49 22 2 1 1 162833 60 2713.9 100241 60 1670.683333 1 2 2 51 160 19.9 2 50 22 2 1 1 162833 60 2713.9 47953 60 799.2166667 2 2 2 55 161 21.2 2 51 20 2 1 1 162833 65 2505.1 59309 60 988.4833333 2 1 2 45 155 18.7 2 52 15 2 1 1 208401 80 2605 108191 90 1202.122222 1 2 2 59 160 23 2 53 27 2 1 2 174989 65 2692.1 54555 180 303.0833333 1 2 2 47 150 20.9 2 54 29 2 1 2 182917 50 3658.3 75379 30 2512.633333 2 1 2 45 150 20 2 55 27 2 2 2 208401 90 2315.6 138462 60 2307.7 1 1 1 51 158 20.4 2 56 19 2 2 2 208401 105 1984.8 70776 60 1179.6 2 1 2 45 155 18.7 2 57 19 2 1 2 211833 60 3530.6 47953 60 799.2166667 2 2 1 54 162 20.6 2 58 33 2 1 2 162833 40 4070.8 84479 120 703.9916667 2 1 1 50 150 22.2 2 59 52 2 2 1 162833 90 1809.3 26975 60 449.5833333 2 2 1 60 160 23.4 2 60 56 1 2 1 162833 60 2713.9 66633 120 555.275 2 2 1 80 172 27 2 61 34 2 1 2 162833 70 2326.2 34153 120 284.6083333 2 2 2 55 155 22.9 2 62 36 2 2 2 162833 90 1809.3 95025 120 791.875 1 2 2 48 150 21.3 2 63 29 2 2 2 162833 70 2326.2 61635 120 513.625 2 2 2 50 150 22.2 2 64 34 2 2 2 204969 90 2277.4 13800 180 76.66666667 2 2 2 50 155 20.8 2 65 37 2 2 2 162833 45 3618.5 107466 120 895.55 1 1 2 54 160 21.1 2 66 23 2 1 2 162833 80 2035.4 74469 120 620.575 2 1 1 40 155 16.6 2 67 32 2 2 2 162833 85 1915.7 47953 60 799.2166667 2 2 2 50 165 18.4 2 68 27 2 1 2 176275 120 1469 84633 180 470.1833333 1 2 2 58 155 24.1 2 69 29 2 1 2 162833 70 2326.2 96101 90 1067.788889 2 1 2 60 160 23.4 2 70 32 2 2 2 162833 90 1809.3 26788 120 223.2333333 2 2 2 63 165 23.1 2

82