skripsi.docx

Upload: kartini-wulandari-adam

Post on 10-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangProses menjadi tua ialah proses alami yang tidak mungkin dihindari oleh siapapun. Secanggih apapun penemuan di bidang kedokteran dan kesehatan, sampai kapanpun tidak akan pernah ditemukan obat atau alat kedokteran untuk mencegah seseorang menjadi tua. Konsekuensi dari proses penuaan yaitu penurunan secara perlahan fungsi tubuh dan menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti diri, dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya (1). Lanjut usia menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) meningkat secara cepat pada abad 21 ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia di dunia telah mencapai 425 juta jiwa ( 6,8 persen). Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan Amerika Serikat dimana terdapat 15.262.199 atau 7,28% dari total populasi. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan hampir dua kali lipat pada tahun 2025 (2,3). Penuaan pada manusia ditandai dengan kehilanganlean body massyang biasanya sudah dimulai sejak usia 40 tahun disertai dengan menurunnya metabolisme basal sebesar 2% yang kemudian disertai dengan perubahan pada semua sistem dalam tubuh manusia. Lean body massadan metabolisme dalam sel-sel otot mengalami pengurangan seiring dengan pertambahan usia. Adanya penurunan kekuatan otot sering mengakibatkan orang merasa letih dan merasa lemah serta daya tahan tubuh menurun. Protein juga mengalami penurunan. Adanya pengurangan protein pada tubuh akan menambah lemak. Perubahan metabolisme lemak ditandai dengan naiknya kadar kolesterol total dan trigliserida(3).Trigliserida merupakan lemak utama di dalam tubuh, dibentuk di hati dari gliserol dan lemak yang berasal dari makanan atau dari kelebihan kalori akibat makan berlebihan. Hampir seluruh trigliserida terutama yang bersifat jenuh dapat diserap oleh tubuh, sehingga mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kadar trigliserida dalam darah(4).Olah raga dikatakan dapat memperbaiki komposisi tubuh, seperti lemak tubuh, kesehatan tulang, massa otot, meningkatkan daya tahan, kekuatan otot, serta fleksibilitas sehingga lansia lebih sehat dan bugar dan risiko jatuh berkurang. Olah raga dikatakan juga menurunkan risiko penyakit diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Secara umum dikatakan bahwa olah raga pada lansia dapat menunjang kesehatan, yaitu dengan meningkatkan nafsu makan, membuat kualitas tidur lebih baik, dan mengurangi kebutuhan terhadap obat-obatan(5).Jenis-jenis olah raga atau aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh lansia meliputi latihan aerobik, penguatan otot (muscle strengthening), fleksibilitas, dan latihan keseimbangan.Seberapa banyak suatu latihan dilakukan tergantung dari tujuan setiap individu, apakah untuk kemandirian, kesehatan, kebugaran, atau untuk perbaikan kinerja (performance) (6).Salah satu hal yang penting dari latihan adalah dapat meningkatkan efisiensi respon jantung terhadap kegiatan dan juga dapat diharapkan bahwa individu terlatih dapat bekerja lebih produktif dan efisien daripada individu yang tidak terlatih.Latihan juga dapat meningkatkan metabolisme lemak (termasuk di dalamnya metaboilisme trigliserida) sehingga dapat digunakan sebagai salah satu metode program penurunan berat badan dan dengan latihan fisik dapat membantu mengatasi jumlah lemak tubuh dan memelihara stabilitas komposisi tubuh dan berat badan (7).. Penelitian sebelumnya didapatkan bahwa kondisi penurunan trigliserida plasma terjadi dalam 12 hingga 18 jam pasca olahraga dan bertahan 2-3 hari(8).Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh latihan beban terhadap kadar trigliserida lansia di Panti Wreda Betania Lembean.

B. Rumusan MasalahAdapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Pengaruh Latihan Beban Terhadap kadar Trigliserida Lansia di Panti Wreda Betania Lembean?

C. Tujuan PenelitianUntuk mengetahui pengaruh latihan beban terhadap kadar trigliserida lansia di Panti Wreda Betania Lembean.

D. Manfaat Penelitian1. Bagi MasyarakatAgar dapat menambah wawasan tentang manfaat latihan beban pada lansia, terutama terhadap kadar trigliserida lansia.2. Bagi Bidang Ilmiaha. Agar dapat memberikan gambaran tentang pengaruh latihan beban terhadap kadar trigliserida pada lansia.b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

E. Hipotesis H0 : Tidak ada pengaruh latihan beban terhadap kadar trigliserida lansia. H1 : Ada pengaruh latihan beban terhadap kadar trigliserida lansia.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Lanjut Usia (Lansia)1. Definisi dan KlasifikasiPengertian lanjut usia menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (2).Klasifikasi lansia berdasarkan Depkes RI yaitu :a. Pralansia (prasenilis)Pralansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.b. Lansia Bila seseorang berusia 60 tahun atau lebih.c. Lansia risiko tinggiSeseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.d. Lansia potensialAdalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilka barang/jasa.e. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

2. Komposisi Tubuh LansiaTubuh manusia terdiri atas cairan dan zat padat. Empat puluh persen tubuh manusia merupakan zat padat seperti protein, lemak, mineral, karbohidrat, material organik dan non organik.Enam puluh persen sisanya adalah cairan.Dari 60% komposisi cairan, 20% merupakan cairan ekstraselular dan 40% nya adalah cairan intraselular. Komposisi tubuh diisi oleh adipose dan massa jaringan bebas lemak. Massa jaringan bebas lemak (lean body mass) terdiri atas otot, tulang, serta cairan ekstraseluler. Komposisi tubuh diukur untuk mendapatkan persentase lemak, tulang, air, dan otot dalam tubuh. Pengukuran komposisi tubuh juga dimaksudkan untuk mendeteksi kebutuhan tubuh terhadap asupan makanan serta mendapatkan informasi yang relevan terhadap upaya pencegahan dan penanganan penyakit.Proses menua mengakibatkan terjadinya kehilangan massa otot secara progressif dan proses ini dapat terjadi sejak usia 40 tahun, dengan penurunan metabolisme basal mencapai 2% pertahun. Saat seorang lansia berumur diatas 70 tahun, kehilangan massa otot dapat mencapai hingga 40%.Selain penurunan otot dan dan massa tulang, pada lansia juga terjadi peningkatan lemak tubuh, dan perubahan komposisi seperti ini sangat tergantung pada gaya hidup dan aktivitas fisik lansia (9).3. Perubahan Fungsional LansiaDengan makin lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya penurunan anatomik (dan fungsional) atas organ-organnya semakin besar. Penurunan anatomik dari organ-organ tersebut akan menyebabkan lebih mudah timbulnya penyakit pada organ tersebut. Batas antara penurunan fungsional dan penyakit seringkali tidak begitu nyata, sehingga seringkali para ahli lebih suka menyebutanya sebagai suatu perburukan yang gradual yang manifestasinya pada organ tergantung pada ambang batas tertentu dari organ tersebut dan pada dasarnya tergantung atas: a. Derajat kecepatan terjadinya perburukan atau deteriorisasi.b. Tingkat tampilan organ yang dicbutuhkan.Perubahan otot dan tulang pada lansia yaitu otot-otot mengalami atrofi disamping sebagai akibat berkurangnya aktivitas, juga seringkali akibat gangguan metabolik atau denervasi syaraf.Keadaan otot akibat inaktivitas ini dapat diatasi dengan memperbaiki pola hidup (olah-raga atau aktivitas terprogram) (10).Secara umum perubahan anatomi dan fisiologis tubuh meliputi:1.PenglihatanTerjadinya degenerasi struktur jaringan lensa mata, iris, pupil dan retina menyebabkan kemampuan penglihatan pada lansia menurun dan menimbulkan berbagai penyakit seperti katarak dan glaukoma. Bentuk bola mata lebih cekung sedangkan bentuk kelopak mata menjadi cembung disebabkan karena terjadinya penyusutan lemak periorbital.2.PendengaranPerubahan fungsi pendengaran bukan hanya menjadi masalah fisiologis tetapi juga berdampak pada kehidupan sosial lansia. Menurut Bocklehurst-Allen yang dikutip oleh Fatmah, pada beberapa penelitian di Negara Barat isolasi sosial yang diakibatkan oleh gangguan pendengaran lebih besar dibandingkan yang diakibatkan oleh gangguan penglihatan. Dilihat dari segi fisiologis, 65-70% lansia menunjukkan kemunduran pendengaran secara fungsional (tuli fungsional) setelah berusia 80 tahun dan 5% dari populasi usia di atas 65 tahun(11).B. Trigliserida Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh .Dipandang dari sudut ilmu kimia trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak (12).Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida, yaitu lemak netral yang terdiri dari satu molekul gliserol dan tigal asam lemak melekat padanya.Selama pencernaan dua atau tiga molekul asam lemak itu terpisah meninggalkan satu molekul monogliserida, satu molekul gliserol dengan satu molekul asam lemak.karena itu produk akhir pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap (13).Trigliserida sendiri di dalam tubuh digunakan untuk menyediakan energi berbagai proses metabolisme. Fungsi lipid ini mempunyai peranan yang hampir sama dengan karbohidrat yaitu memberi energi untuk tubuh. Sebagian besar sintesa trigliserida terjadi dalam hati tetapi ada juga yang disintesa dalam jaringan adipose.Trigliserida yang ada dalam hati kemudian ditransport oleh lipoprotein ke jaringan adipose, dimana trigliserida juga disimpan untuk energi (14).Sejumlah besar trigliserida terdapat di hati pada keadaan :1. Selama stadium awal kelaparan.2. Pada diabetes mellitus.3. Pada beberapa keadaan lain ketika lemak dipakai untuk energi, bukan dari karbohidrat.Pada keadaan ini, sejumlah besar trigliserida dimobilisasi dari jaringan adipose, yang ditranspor sebagai asam lemak bebas dalam darah dan ditimbun kembali sebagai triglisrida di hati, dimana merupakan tempat dimulainya tahap awal dari sejumlah besar degradasi lemak. jadi, dalam keadaan fisiologis normal, jumlah total trigliserida di hati sangat ditentukan oleh kecepatan penggunaan lipid sebagai sumber energy secara keseluruhan.Tahap pertama proses penggunaan trigliserida unutk energy adalah hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Setelah itu, asam lemak dan gliserol ditranspor dalam darah ke jaringan yang aktif tempat oksidasi kedua zat untuk menghasilkan energi. Hampir semua sel (dengan pengecualian jaringan otak dan sel darah merah) dapat menggunakan asam lemak sebagai sumber energi.Gliserol sewaktu memesuki jaringan yang aktif, segera diubah menjadi gliserol 3-fosfat oleh enzim intrasel yang memasuki jalur glikolisis untuk pemecahan glukosa dan kemudian dipakai untuk menghasilkan energi(15). Trigliserida di dalam tubuh terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak tunggal dan lemak jenuh ganda. Nilai rujukan trigliserida dapat dilihat pada tabel 1.Tabel 1. Kadar Trigliserida Tubuh(16)Kadar Trigliserida Normal Agak tinggi Tinggi Sangat Tinggi

500 mg/dl

C. Latihan Beban Pada LansiaBagi lansia disarankan untuk menambah latihan penguatan otot disamping latihan aerobik.Kebugaran otot memungkinkan melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.Latihan fisik untuk penguatan otot adalah aktivitas yang memperkuat diri menyokong otot dan jaringan ikat. Latihan dirancang supaya otot mampu membentuk kekuatan untuk menggerakkan atau menahan beban, misalnya aktivitas yang melawan gravitasi seperti gerakan berdiri dari kursi, ditahan beberapa detik, berulang-ulang atau aktivitas dengan tahanan tertentu misalnya latihan dengan angkat beban (lihat gambar 1).Latihan penguatan otot dilakukan setidaknya 2 hari dalam seminggu dengan istrahat di antara sesi untuk masing-masing kelompok otot. Intensitas untuk membentuk kekuatan otot menggunakan tahanan atau beban dengan 10-12 repetisi untuk masimg-masing latihan.Intensitas latihan meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan individu.Jumlah repetisi harus ditingkatkan sebelum beban ditambah.Waktu yang dibutuhkan adalah satu sesi latihan dengan 10-15 repetisi (5). Gambar 1. Contoh latihan beban lansia (5)

D. Pengaruh Latihan Beban Terhadap Kadar TrigliseridaLatihan jangka panjang tidak dapat mempertahankan penurunan trigliserida dalam plasma secara menetap, olahraga harus dilakukan secara teratur setidaknya setiap 3 hari agar kadar trigliserida tetap terjaga.Kondisi penurunan trigliserida plasma dapat dipicu oleh olahraga akut dalam jangka waktu pendek. Penelitian sebelumnya didapatkan bahwa kondisi penurunan trigliserida plasma ini terjadi dalam 12 hingga 18 jam pasca olahraga dan bertahan 2-3 hari. Penurunan trigliserida tersebut disebabkan oleh turunnya konsentrasi trigliserida dalam bentuk VLDL serta karena dibutuhkannya sejumlah energi selama olah raga. (8)

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Desain PenelitianPenelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental lapangan dengan rancangan pre post one group test.

B. Tempat dan Waktu1. Tempat PenelitianPanti Wreda Betania Lembean, Manado.2. Waktu PenelitianPenelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai Januari 2015.

C. Populasi dan Sampel Penelitian1. Populasi Populasi target pada penelitian ini yaitu lansia di Panti Wreda Betania Lembean.2. Sampela. Subyek penelitian berjumlah 30 orang lansia di Panti Wreda Betania Lembean yang diambil dengan metode random sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi.b. Kriteria Inklusi1. Usia 60 tahun.2. Lansia yang sehat dan aktif.3. Lansia yang bersedia berpartisipasi pada penelitian.4. Lansia yang mengisi informed consent. c. Kriteria eksklusi:1. Lansia sehat tetapi memiliki riwayat penyakit seperti stroke yang tidak memungkinkan untuk melakukan latihan beban.2. Lansia sehat tapi tidak aktif ataupun pernah mengalami cedera sehingga tidak dapat melakukan latihan beban.

D. Variable Penelitian1. Variable bebas : latihan beban.2. Variable terikat : kadar trigliserida pada lansia.

E. Definisi Operasional1. Lansia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun atau lebih.2. Latihan beban adalahjenis olahraga umum untuk mengembangkan kekuatan yang menggunakangaya beratgravitasi,untuk menentanggaya yang dihasilkanoleh otot melalui kontraksikonsentris ataueksentrik. Bentuk latihan tersebut dimana otot-otot tubuh mengalami kontraksi menggunakan berat badan atau perangkat lain untuk merangsang pertumbuhan/kerja otot dan daya, tahan dengan menargetkan kelompok otot tertentu dan jenis gerakan.3. Cara pelaksanaan latihan beban yaitu mengangkat beban dengan menggunakan ekstremitas atas kiri dan kanan secara bergantian. Diulangi sebanyak 10 kali repetisi untuk masing-masing ekstremitas atas kiri dan kanan.4. Trigliserida adalah bentuk lemak yang bisa berasal dari makanan atau dibentuk sendiri oleh tubuh. Trigliserida yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah trigliserida yang diambil melalui pengambilan darah vena yang diukur sebelum dan setelah melakukan latihan beban

F. Instrumen PenelitianInstrumen yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu :1. Beban yang digunakan untuk alat latihan dengan berat tidak boleh lebih dari 5 pon atau setara dengan 2,5 kg, namun pada penelitian ini digunakan beban dengan berat 1 kg.2. Set pengukur kadar trigliserida.3. Antikoagulan EDTA.4. Alkohol 70 %.

G. Prosedur Penelitian1. Tahap Persiapana. Datang ke lokasi penelitian (Panti Wreda Betania Lembean).b. Melakukan sosialisasi pada subjek penelitian tentang prosedur penelitian.c. Melakukan pemeriksaan kesehatan pada subyek penelitian.d. Membagikan informed consent untuk diisi oleh subyek penelitian.e. Untuk persiapan pengambilan darah sebelum melakukan latihan beban, lansia diharuskan puasa terlebih dahulu 8 jam, untuk hal ini minum air putih masih diperbolehkan.f. Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah, tetapi jika memang harus perlu adanya pencatatan.2. Tahap Pelaksanaan a. Datang ke lokasi penelitian (BPLU Senja Cerah).b. Tim medik kesehatan melakukan pengambilan darah sebelum dilakukan latihan beban pada subyek.c. Subjek melakukan latihan beban dituntun oleh instruktur dua kali seminggu dalam kurun waktu 4 minggu.d. Satu hari setelah hari terakhir jadwal latihan beban, tim medik kesehatan akan datang kembali untuk melakukan pengambilan darah setelah melakukan latihan beban ( subyek dianjurkan berpuasa 12 jam sebelumnya).e. Mengolah data dan membandingkan kadar trigliserida sebelum dan setelah melakukan latihan beban pada subyek.f. Hasil yang diperoleh dicatat.

H. Analisis DataMetode uji analisis data pada penelitian ini menggunakan perangkat SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20.0.1. Analisis univariat digunakan untuk memperoleh deskriptif karakteristik sampel (umur dan jenis kelamin).2. Uji saphiro-wilk digunakan untuk menguji kenormalan data yang didapatkan dari penelitian.3. Uji t berpasangan, uji analisis yang digunakan untuk membandingkan perbedaan kadar trigliserida sebelum dan setelah dilakukan latihan beban.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil PenelitianMetode penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat eksperimental lapangan di mana peneliti memberikan intervensi kepada responden berupa latihan beban pada ekstremitas atas kanan dan kiri. Penelitian ini dimulai pada bulan November 2014 dan berakhir pada bulan Januari 2015 di Panti Wreda Betania Lembean. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada pengelola panti dengan membawa surat izin melakukan penelitian yang dikeluarkan oleh bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Setelah mendapatkan izin, penelti melakukan sosialisasi tentang proses dan cara penelitian termasuk didalamnya membagikan kuesioner dan informed consent kepada responden yaitu lansia di Panti Wreda Betania Lembean.Jumlah sampel pada peneliian ini yaitu 30 orang lansia yang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan peneliti .Sebelum melakukan latihan beban, dilakukan pengambilan darah awal pada lansia dimana telah dianjurkan untuk berpuasa 8 jam sebelum pengambilan darah dan juga tidak menggunakan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida darah. Selanjutnya lansia diberikan latihan beban pada ekstremitas atas kanan dan kiri bergantian masing-masing 10 kali repetisi.

Untuk data hasil berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.Tabel 2. Klasifikasi berdasarkan jenis kelaminJenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 10 33,3%Perempuan 20 66,7%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 30 orang yang menjadi sampel penelitian , 20 orang(66,7%) diantaranya adalah perempuan dan sisanya 10 orang(33,3%) adalah laki-laki. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini lansia perempuan lebih dominan dibanding lansia laki-laki.Sedangkan untuk data hasil berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 3.Tabel 3. Klasifikasi berdasarkan usiaUmur Jumlah Persentase

60-69 8 26,7%70-79 12 40%80-89 7 23,3%90-99 3 10%

Berdasarkan data dari tabel diatas diperoleh jumlah lansia dengan rentang usia 60-69 tahun berjumlah 8 orang (26,7%), berbeda dengan lansia dengan rentang usia 70-79 tahun berjumlah 12 (40%), untuk lansia dengan rentang usia 80-89 tahun berjumlah 7 orang (23,3%). Sedangkan lansia yang berada pada rentang usia 90-99 berjumlah 3 orang (10%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel terbanyak pada penelitian ini berada pada rentang usia 70-79 (40 %).

Sumber : Data OlahanGambar 2. Perbandingan trigliserida awal dan akhir

Dari diagram di atas dapat dilihat untuk pengukuran trigliserida pre-test, bahwa jumlah lansia dengan kadar trigliserida normal adalah 24 orang (80.0%). Sedangkan untuk lansia dengan kadar trigliserida yang termasuk kategori borderline high berjumlah 4 orang (13.3%). Untuk lansia yang termasuk dalam kategori kadar trigliserida tinggi berjumlah 2 orang (6.7%).Sedangkan pada pengambilan darah post-test dapat dilihat bahwa lansia yang termasuk dalam kategori trigliserida normal berjumlah 29 orang (96.7%), untuk kategori trigliserida borderline high, tidak ditemukan pada data hasil olahan dan lansia kategori trigliserida tinggi berjumlah 1 orang (3.3%).Dapat dilihat pula terjadi penurunan hasil pengukuran kadar trigliserida pre-test dan post-test pada lansia yang diberikan intervensi berupa latihan beban pada ekstremitas atas kanan dan kiri, walaupun ada beberapa lansia yang mengalami peningkatan kadar trigliserida. Hal ini terjadi karena banyak faktor salah satunya sampel tidak mengikuti kegiatan latihan beban dengan baik, tidak puasa sebelum proses pengambilan darah dan sebagainya.

TG-pre=109.93TG-post=75.06Sumber : Data OlahanGambar 3. Pebandingan rata-rata trigliserida pre dan post test.

Dari data grafik di atas diperoleh hasil rata-rata trigliserida sebelum diberikan intervensi latihan beban pada ekstremitas atas kiri dan kanan lansia yaitu 109.93 mg/dL. Sedangkan untuk hasil pemeriksaan trigliserida setelah intervensi yaitu 75.06 mg/dL. Dengan menggunakan nilai = 0.00 ( 4 minggu)c. Pengontrolan yang lebih ketat terhadap factor-faktor lain yang mempengaruhi perubahan kadar trigliserida.

DAFTAR PUSTAKA1. Haryadi E. Perubahan Fisiologis Lansia. 2011[Manado 2014 oktober 6] . Available from: http://www.deherba.co.id/seputar-perubahan-fisiologis-pada-lansia.html2. Badan Pusat Statistik (BPS). Penduduk Lanjut Usia. 2011 [Manado 2014 september15] Available from: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB8QFjAA&url=http%3A%2F%2Fmenegpp.go.id%2Fv2%2Findex.php%2Fdatadaninformasi%2Fkependudukan%3Fdownload%3D9%253Apenduduk-lanjut usia&ei=TrsaVIG2I4rJuATCnIDYCA&usg=AFQjCNHdkQyoibWQeoii0_A9wXeF-PKUCw&bvm=bv.75097201,d.c2E . 3. Khairani R, Sumiera M. Profil lipid pada penduduk lanjut usia di Jakarta. Universa Medicina. 2005;24:4.4. Artanti D. Pengaruh pemberian jus buah pare terhadap kadar trigliserida serum tikus wistar jantan yang diberi diet tinggi lemak. Fakultas Kedokteran Diponegoro; 2008. 5. Ambardini RL. Aktivitas Fisik Pada Lanjut Usia.Universitas NegeriYogyakarta.[Manado 2014 September 17] Availablefrom :http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132256204/Aktivitas%20Fisik%20Lansia.pdf .6. Gunter K. Healthy, Active Aging: Physical Activity Guidelines for Adults. Oregon State University. 2002.7. Rismayanthi. Bahan Ajar Biokimia Lemak.[Manado 2014 september 18] Available from :http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Cerika%20Rismayanthi,%20S.Or./BAHAN%20AJAR%20STATUS%20GIZI.pdf . 8. Fitantra J.B. Pengaruh Olahraga Terhadap Metabolisme Trigliserida. [Manado 2014 september 18]Available from: http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/sel-dan-biomolekuler/pengaruh-olahraga-terhadap-metabolisme-trigliserida/.9. Depkes RI. Komposisi Tubuh Lansia. 2010.[Manado 2014 September 16] Available from :http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2010/07/komposisi-tubuh-lansia.pdf.10. Darmojo B. Aspek Fisiologik dan Patologik Akibat Proses Menua. In: Martono H. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). 4th ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2009.p. 56-7.11. Fatmah. Gizi usia lanjut: kebutuhan zat gizi. Jakarta: Erlangga; 201012. Bangun A.P. Terapi Jus Dan Ramuan Tradisional Untuk Kolesterol,: agromedia pustaka, Jakarta. 2003.13. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi ke-6. Jakarta: ECG; 2011. h. 642-3. 14. Guyton A.C. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa Adji Dharmadan P. Lukmanto. Jakarta : EGC; 1991.15. Guyton A.C, Hall J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: ECG; 2006. h. 884-5.16. Kasron. Kelainan Dan Penyakit Jantung Pencegahan Serta Pengobatannya. yogyakarta: Nuha Medika; 2012.h. 202-4.17. Unud. Alium Sativum (bawang putih) Dapat Menurunkan Kadar Lemak Buruk (Trigliserida dan LDL) Serta Meningkatkan Kadar Lemak Baik (HDL) Dalam Darah.[Manado 2015 januari 10] Avaiable from http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-221-678274975-tesis%20final.pdf.18. Munawwarah M. Penambahan Latihan Kekuatan Otot pada Pelatihan Interval Menurunkan Interval Trigliserida Mahasiswi Gemuk Universitas Esa Unggul. e-jurnal. Vol.11 Universitas Esa Unggul. 2011.19. Dahliana. Pengaruh Pemberian Angkak Pada Senam Aerobik Terhadap Kadar LDL dan Trigliserida Wanita Anggota PKK Kelurahan Demang Lebar Daun Palembang. 2012.

26