skripsi tubagus aria dwitama

82
1 PENGARUH RESIKO BANK, BOARD SIZE DAN TINGKAT PERTUMBUHAN BANK PADA GENDER DIVERSITY DI PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2010 SKRIPSI Diajukan Kepada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Agung Tirtayasa Dalam Rangka Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) OLEH NAMA : Tubagus Aria Dwitama NIM : 5552081061 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang 2012

Upload: aria-dwitama

Post on 29-Dec-2015

120 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tentang perbankan indonesia effolfknvkvndkfnrigfhi4trhipewnfiopewrfopewo]mwekfnikgnknkdgfnethiergnkngkdnfldfmlefmorjo3rgmlrgmrgnekgfbugr3otrj[pregmebnkvn;kvnkvnfbeourh;ewfl;fml;dvifngigfnpwn

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

1

PENGARUH RESIKO BANK, BOARD SIZE DAN TINGKAT PERTUMBUHAN BANK PADA GENDER DIVERSITY DI

PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2010

SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Sultan Agung Tirtayasa

Dalam Rangka Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

OLEH

NAMA : Tubagus Aria Dwitama

NIM : 5552081061

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang 2012

Page 2: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

2

PENGARUH RESIKO BANK, BOARD SIZE DAN TINGKAT PERTUMBUHAN BANK PADA GENDER DIVERSITY DI

PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2010

SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Sultan Agung Tirtayasa

Dalam Rangka Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

OLEH

NAMA : Tubagus Aria Dwitama

NIM : 5552081061

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang 2012

Page 3: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

3

Page 4: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

4

Page 5: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

5

PERSEMBAHAN

Bismillah adalah kata awal setelah meninggalkan Universitas ini.

Awal kehidupan setelah melewati masa yang panjang, saatnya merealisasikan

apa yang telah didapat.

Kebanggaan adalah yang didapat oleh keluarga, tapi ini merupakan

tanggung jawab yang harus dilaksanakan, mengejar cita-cita untuk menjadi

lebih baik setelah ini.

Segala macam cobaan untuk menyelesaikan karya ini telah dilewati.

Sempat pasrah tapi kemudian bangkit lagi sampai akhirnya terciptalah sebuah

karya kecil ini, karena begitu banyak yang memotivasi untuk tetap terus

berjuang. Dengan ini saya persembahkan sebuah karya ini untuk semua yang

telah memberi semangat, do’a dan bantuan pikiran selama mengerjakan.

• Mama dan papa terima kasih atas d’oa dan semangat yang telah kalian

berikan.

• Kakak dan keponakan, senyum kalian yang terus memberi semangat

dan kebahagian dikala bersama kalian pemacuku.

• Sahabat-sahabat, kalian tidak pernah bosan memberi motivasi.

Page 6: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

6

HALAMAN MOTTO

NOTHING CAN STOP ME TO FIGHT THE WORLD (ANONIM)

DALAM SETIAP TANTANGAN PASTI ADA PELUANG UNTUK BERHASIL (@YOTers)

It Ain’t About How Hard You Hit. It’s About How Hard You Can Get

It And Keep Moving Forward. How Much You Can Take And

Keep Moving Forward. The Rest Is God’s Will. (ANONIM)

Page 7: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik,

hidayah, dan inayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga bisa

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH RESIKO

BANK, BOARD SIZE DAN TINGKAT PERTUMBUHAN BANK PADA

GENDER DIVERSITY DI PERBANKAN YANG LISTING DI BEI

PERIODE 2008-2010”. Saya menyadari bahwa skripsi yang saya tulis ini

bukan merupakan suatu yang instan. Namun merupakan buah dari suatu

proses yang relative panjang, menyita segenap waktu, tenaga dan pikiran.

Penulisan skripsi ini saya lakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Jurusan

Akuntansi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Yang pasti, tanpa segenap doa

dan dukungan dari berbagai pihak mustahil saya sanggup untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan, baik

material dan spiritual, berupa bimbingan, saran, semangat, dan doa. Karena

itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Soleh Hidayat., M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. H. Wawan Prahiawan, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Hj. Lia Uzliawati SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 8: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

8

4. Yeni Januarsih, SE.Ak., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Wulan Retnowati,SE.,Ak.M.Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi,

yang telah memberikan waktu, semangat serta bimbingan yang

sangat berharga bagi terwujudnya skripsi ini.

6. Rita Rosiana,SE,.M.Si selaku Dosen Pembimbing Pembantu, yang

telah memberikan waktu, arahan yang jelas serta motivasi kepada

Penulis.

7. Kedua orang tuaku, kakakku dan keponakanku tersayang, terima kasih

atas segala doa, semangat tiada henti dan dukungannya selama ini.

8. Seluruh dosen pengajar, staff tata usaha, dan petugas perpustakaan

Universitas,Fakultas dan juga jurusan Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

9. Seluruh sahabat mahasiswa Akuntansi Reguler 2008 FE UNTIRTA

SERANG, yang selalu memberikan semangat pada masa perkuliahan

dan bantuan selama penyusunan skripsi.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan

semangat baik langsung atau tidak langsung yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Page 9: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

9

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu,

penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir

kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Serang, 24 Juli 2012

Tubagus Aria Dwitama

NIM. 5552081061

Page 10: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI……………….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………… iv

HALAMAN MOTTO…………………………………………. v

KATA PENGANTAR…………………………………………. vi

DAFTAR ISI…………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL……………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR………………………………................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… xiv

HALAMAN ABSTRAKSI……………………………………... xv

BAB I PENDAHULUAN………………………............. 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH………………… 1

1.2 RUMUSAN MASALAH PENELITIAN…………… 6

1.3 TUJUAN PENELITIAN…………………………….. 7

1.4 MANFAAT PENELITIAN………………….............. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………. 9

2.1 TELAAH TEORI…………………………………….. 9

2.1.1 AGENCY THEORY……………………….. 9

2.1.2 RESOURCE DEPENDENCY THEORY…. 10

2.1.3 HUMAN CAPITAL THEORY……………. 11

Page 11: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

11

2.1.4 SOCIAL PSYCHOLOGI THEORY………… 12

2.2 SEKTOR PERBANKAN……………………………… 13

2.3 PENELITIAN TERDAHULU………………………… 14

2.4 PENGEMBANGAN HIPOTESIS…………………….. 16

2.5 KERANGKA PEMIKIRAN………………………….. 20

2.6 PERUMUSAN HIPOTESIS………………………….. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….................. 21

3.1 METODE PENGUMPULAN DATA………………… 21

3.1.1 JENIS DAN SUMBER DATA…................... 21

3.1.2 POPULASI DAN SAMPEL……................... 21

3.1.3 PENGUMPULAN DATA…………………… 22

3.1.4 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL…… 22

3.2 METODE ANALISIS…………………………………. 24

3.2.1 STATISTIK DESKRIPTIF………………….. 24

3.2.2 UJI ASUMSI KLASIK……………………… 24

1. UJI NORMALITAS…………………….. 24

2. UJI MULTIKOLINIEARITAS………… 24

3. UJI HETEROKEDASTISITAS………… 25

4. UJI AUTOKORELASI…………………. 25

3.2.3 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA 26

3.3 PENGUJIAN HIPOTESIS……………………………. 26

3.3.1 UJI F…………………………………………. 27

3.3.2 UJI t………………………………………….. 28

3.3.3 UJI R2………………………………………… 28

3.4 TEKNIK ANALISIS DATA………………………….. 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………… 30

Page 12: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

12

4.1 GAMBARAN UMUM DAN DESKRIPTIF DATA…. 30

4.1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 30

4.1.2 DESKRIPTIF STATISTIK…………………... 31

4.2 UJI ASUMSI KLASIK………………………………… 33

4.2.1 UJI NORMALITAS…………………………. . 33

4.2.2 UJI MULTIKOLINIEARITAS………………. 36

4.2.3 UJI HETEROKEDASTISITAS………………. 37

4.2.4 UJI AUTOKORELASI……………………….. 40

4.3 PENGUJIAN HIPOTESIS……………………………… 41

4.3.1 UJI R2………………………………………….. 41

4.3.2 UJI F……………………………………………. 42

4.3.3 UJI t……………………………………………. 43

4.4 PEMBAHASAN…………………………………………. 47

BAB V PENUTUP……………………………………………. 50

5.1 KESIMPULAN………………………………………….. 50

5.2 KETERBATASAN PENELITIAN……………………… 51

5.3 SARAN………………………………………………….. 51

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………... 52

LAMPIRAN…………………………………………………………. 55

Page 13: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

13

DAFTAR TABEL

HALAMAN

TABEL 2.1 REVIEW PENELITIAN TERDAHULU…………. 14

TABEL 3.1 OPERASIONAL VARIABEL……………………. 23

TABEL 4.1 DAFTAR SAMPEL PENELITIAN………………. 30

TABEL 4.2 DESKRIPSI VARIABEL PENELITIAN………… 31

TABEL 4.3 UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV………………… 35

TABEL 4.4 UJI MULTIKOLINIEARITAS……………………. 36

TABEL 4.5 HASIL BESARAN KORELASI ANTAR VARIABEL 37

TABEL 4.6 UJI GLEJSER………………………………………. 39

TABEL 4.7 UJI AUTOKORELASI…………………………….. 40

TABEL 4.8 UJI R2………………………………………………. 42

TABEL 4.9 UJI F………………………………………………… 43

TABEL 4.10 UJI t………………………………………………... 44

Page 14: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

14

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN……..…………. 20

GAMBAR 4.1 GRAFIK HISTOGRAM……………………. 34

GAMBAR 4.2 NORMAL PROBABILITY PLOT………… 34

GAMBAR 4.3 GRAFIK SCATTERPLOT…………………. 38

Page 15: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

15

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

LAMPIRAN A DAFTAR DATA SAMPEL………….. 56

LAMPIRAN B TABULASI DATA…………………... 57

LAMPIRAN C UJI ASUMSI KLASIK………………. 59

LAMPIRAN D OUTPUT REGRESI………………….. 62

Page 16: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

16

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BANK RISK, BOARD SIZE AND BANK’S GROWTH RATE ON GENDER DIVERSITY IN INDONESIAN

BANKING IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2008-201 0

BY:

TUBAGUS ARIA DWITAMA

This study examines the influence of bank risk, board size and bank’s growth rate on gender diversity in Indonesian banking which listing in Indonesian Stock Exchange. Gender diversity is defined as the percentage of women on the board of commissioners, board of directors and the audit committee. This research is important because it present empirical evidence examining whether gender diversity is associated with financial performance for banking sectors in Indonesia. Data was obtained by annual report from banks which accordance with the criteria of research sample. Processed data analysis of the study used multi-linear regression analysis by SPSS Windows Program v.16.0 the study is consisted of dependent and independent variables. The dependent variable is gender diversity and the independent variables are bank risk, board size and bank’s growth rate. The simultaneous test result that bank risk, board size and bank’s growth rate have no influence on gender diversity.

Keywords : bank risk, board size, bank’s growth rate, gender diversty, and banks.

Page 17: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

17

ABSTRAKSI

PENGARUH RESIKO BANK, BOARD SIZE DAN TINGKAT PERTUMBUHAN BANK PADA GENDER DIVERSITY DI

PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2010

OLEH:

TUBAGUS ARIA DWITAMA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan terhadap gender diversity di perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Gender diversity dapat didefinisikan sebagai persentase wanita di dalam dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit. Penelitian ini sangat penting karena memberikan bukti empiris yang menjelaskan hubungan antara gender diversity dengan kinerja perbankan di Indonesia. Data yang digunakan dari data annual report perbankan yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Proses analisis data menggunakan SPSS v.16, penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah gender diversity. Variabel independen terdiri dari resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank. Hasil tes yang dilakukan secara simultan menunjukkan bahwa resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank tidak berpengaruh terhadap gender diversity.

Keywords : resiko bank, board size, tingkat pertumbuhan bank, gender diversity dan bank.

Page 18: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Board diversity atau eksistensi dari seorang pria dan wanita yang

memiliki perbedaan kewarganegaraan, ras, agama dan umur di dalam

keanggotaan dewan direksi saat ini menjadi topik yang dibicarakan di

lingkungan perusahaan di dunia (Dutta dan Bose, 2006). Gender diversity di

dalam keanggotaan dewan direksi merujuk pada tingkat keterwakilan wanita

di dalam board of director dan merupakan salah satu aspek penting dalam

board diversity (Dutta dan Bose, 2006).

Banyak negara yang memfokuskan etika bisnis pada gender diversity

di dalam board of director untuk meningkatkan corporate governance.

Banyak negara di Eropa telah menerapkan regulasi tentang kuota

keterwakilan wanita di board of director di perusahaan terbuka (de Cabo,

2011). Norwegia, menjadi negara pertama yang menerapkan peraturan ini

yaitu 40% wanita di dalam anggota dewan. Spanyol dan Prancis akan

menerapkan peraturan tentang kuota keterwakilan wanita paling lambat tahun

2015 dan 2017. Parlemen Italia menyetujui kuota 30% untuk perusahaan

yang listing dan perusahaan milik negara. Belanda menerapkan kuota 30%

pada Januari 2016, sedangkan Belgia telah mengadopsi regulasi tentang kuota

gender harus 1/3 di perusahaan milik negara (selama 1 tahun) dan perusahaan

terbuka (antara 5 sampai 8 tahun). Di beberapa negara anggota Zona Euro

Page 19: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

19

seperti Inggris Raya, Finlandia dan Swedia telah menerapkan peraturan untuk

menyeimbangkan gender di dalam keanggotaan dewan direksi (Visser, 2011).

Beberapa studi di dunia menunjukkan bahwa keterwakilan wanita di

dalam dewan direksi atau dewan komisaris masih sangat rendah. Berdasarkan

data dari Ethical Investment Research Service menunjukkan dari 1600

perusahaan di FTSE All World Developed Index, hanya 7% perusahaan yang

dipimpin oleh wanita. Hanya Norwegia (>25%) dan Swedia (mendekati 20%)

yang memiliki tingkat keterwakilan yang tertinggi dibandingkan dengan

Amerika Serikat (12,7%) dan Jepang memiliki tingkat keterwailan yang

sangat ekstrim yaitu 0,4%. Penelitian dari European Professional Women’s

Network (2006) melaporkan lebih dari 300 perusahaan top di Eropa,

menunjukkan rata-rata hanya 8,5% wanita berada di dalam board of director

dibandingkan dengan di Amerika Serikat yaitu 14,6% wanita berada di board

of director di perusahaan Fortune 500 pada tahun yang sama. Di Indonesia

sendiri berdasarkan data statistik Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi menunjukkan bahwa jumlah penduduk wanita yang bekerja

pada Agustus 2011 dalam jenis pekerjaan tenaga kepemimpinan adalah

sebanyak 211.123 jiwa (18%) dari total 1.117.093 tenaga kepemimpinan dan

hanya mengalami perubahan 5% selama periode 2005-2011

(depnakertrans.go.id). Berdasarkan data Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia periode 2009-2014 menunjukkan bahwa dari total 560 anggota

dewan terdapat 101 anggota dewan berjenis kelamin wanita atau sebesar 18%

dari kuota yang telah ditetapkan yaitu 30% sesuai dengan Pasal 20 UU No.2

tahun 2008 tentang Partai Politik.

Page 20: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

20

Untuk mempresentasikan gender di sektor perbankan, Quack dan

Hancke (1997) menunjukkan proporsi wanita dalam posisi manajer

mengalami penurunan di bank-bank komersial Uni Eropa. Mereka juga

menunjukkan adanya jarak antara proporsi wanita sebagai karyawan dan

keterwakilan mereka pada posisi manajer.

Berdasarkan kelangkaan wanita di dalam dewan direksi, banyak

peneliti di bidang bisnis telah mengeksplorasi gender diversity dan corporate

governance, walaupun secara umum fokus terhadap satu negara dan analisa

lintas industri, kecuali sektor perbankan. Sehingga hanya sedikit penelitian

tentang struktur governance di perusahaan perbankan. Perbankan memiliki

dua karakteristik yang lebih spesifik dari industri keuangan (de Cabo, 2011).

Pertama, secara umum bank lebih rumit dibandingkan jenis industri lainnya.

Kedua, adanya jaring pengaman untuk mencegah bank gagal menghasilkan

insentif yang kurang baik (moral hazard), dalam kasus bank yang menerima

kebijakan jaring pengaman maka akan menimbulkan resiko yang lebih

banyak (de Cabo, 2011). Kebijakan ini menunjukkan bahwa corporate

governance semakin penting bagi perbankan dengan melihat kecenderungan

resiko sistemik yang sangat potensial (European Central Bank, 2005).

Relevansi dari keberadaan wanita di dalam anggota dewan direksi dan

komisaris tidak hanya dilihat dari sisi etika bisnis tetapi juga dilihat dari

beberapa studi yang menyatakan hasil penelitian mereka memberikan

pengertian yang lebih baik pada corporate governance. Watson (1993) dan

Fondas dan Sassaloss (2000) berpendapat bahwa keberagaman gender dalam

komposisi anggota dewan direksi melalui keterwakilan wanita yang lebih

Page 21: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

21

dominan akan meningkatkan pengawasan terhadap kepentingan para

shareholder dengan pengelolaan manajemen yang lebih baik. Hal ini

dikarenakan wanita diharapkan memiliki tanggung jawab yang tinggi sebagai

direktur sehingga dapat meningkatkan efektifitas dalam hal mengawasi para

manajer (Fondas dan Sassaloss, 2000) dan beragamnya anggota dewan

direksi lebih efektif dalam mengidentifikasi masalah dan menghasilkan

banyak alternatif solusi (Watson, 1993). Wanita juga memiliki sikap kehati-

hatian yang tinggi, cenderung menghindari resiko dan lebih teliti dari pria

(Kusumastuti, 2006). Hal inilah yang membuat wanita lebih berhati-hati

dalam pengambilan keputusan dan dengan adanya wanita di dalam jajaran

direksi dikatakan dapat membantu mengambil keputusan yang lebih tepat dan

beresiko rendah (Carter, 2003).

Di Indonesia sendiri board diversity menjadi hal yang menarik untuk

diteliti hal ini dikaitkan dengan corporate governance di Indonesia karena

masih ada anggapan bahwa pria lebih pantas menduduki posisi penting dalam

perusahaan (Kusumastuti, 2006) dan masih sedikit penelitian tentang gender

diversity di industri perbankan nasional. Masih sedikitnya wanita yang

ditempatkan di level puncak manajemen mungkin disebabkan adanya

pandangan yang berbeda terhadap penyebab kesuksesan yang diraih oleh pria

dan wanita. Kesuksesan seorang pria dianggap karena kemampuan atau

kecerdasan yang tinggi, sedangkan kesuksesan wanita dianggap sebagai

keberuntungan (Crawford, 2006 dalam Kusumastuti, 2006). Namun pada saat

suatu pekerjaan tidak dilihat dari faktor keberuntungan, maka kesuksesan

wanita didapat dengan kerja keras. Selain itu pada saat terjadi kegagalan,

Page 22: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

22

maka kegagalan yang didapat oleh seorang pria disebabkan karena faktor

keberuntungan dan kegagalan yang didapat seorang wanita dikarenakan

ketidakmampuan (Crawford, 2006 dalam Kusumastuti, 2006). Hal ini

menyebabkan proporsi wanita dalam anggota dewan direksi dan komisaris

hanya sedikit.

Di Indonesia, pada tahun 2006 melalui Bank Indonesia mengeluarkan

peraturan tentang corporate governance untuk mengatur perbankan dalam

menjalankan usahanya. Berdasarkan peraturan corporate governance yang

berlaku di Indonesia, maka Indonesia mengadopsi sistem two-tier board dari

sistem yang ada di Belanda dan Amerika Serikat. Ini berarti ada dua dewan,

yaitu dewan direksi dan dewan komisaris. Untuk jenis perusahaan perbankan

maka ada yang dinamakan komite audit. Posisi dewan komisaris berada di

atas posisi dewan direksi dan posisi komite audit sejajar dengan dewan

direksi (Fitri, 2009).

Berpijak pada penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian ini karena penelitian tentang gender diversity pada

industri perbankan Indonesia masih sangat terbatas dengan bukti empiris

yang sedikit dan topik penelitian yang belum banyak dieksplorasi lebih jauh.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Mateos de Cabo (2011)

untuk mengetahui hubungan antara resiko yang diasumsikan oleh bank, board

size dan tingkat pertumbuhan perbankan pada gender diversity di dalam

dewan direksi di industri perbankan Uni Eropa. Adapun perbedaan penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada uji statistik, software statistik

dan tahun penelitian. Uji statistik sebelumnya menggunakan regresi poisson

Page 23: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

23

sedangkan penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Kemudian

software yang digunakan adalah SPSS 16.0 sedangkan penelitian sebelumnya

menggunakan STATA V9. Tahun penelitian yang digunakan adalah periode

2008-2010 sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan periode 1998-

2004. Dalam penelitian ini resiko bank menggunakan indikator Log Equity on

Total Asset sebagai pengukur tingkat leverage, untuk mengetahui seberapa

besar proteksi yang diberikan oleh bank terhadap nilai yang investasi oleh

stockholder kepada bank tersebut. Untuk variabel board size menggunakan

indikator jumlah anggota dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit

sesuai dengan Komite Nasional Kebijakan Governance (2006). Variabel

tingkat pertumbuhan bank menggunakan indikator growth rate of total assets,

untuk merefleksikan tingkat strategi pertumbuhan bank tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih

lanjut dengan mengambil judul : Pengaruh Resiko Bank, Board Size dan

Tingkat Pertumbuhan Bank Pada Gender Diversity Di Perbankan yang

Listing di Bursa Efek Indonesia 2008-2010.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Sesuai dengan penjelasan latar belakang di atas, maka disimpulkan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah resiko bank berpengaruh negatif terhadap gender

diversity?

2. Apakah board size berpengaruh positif terhadap gender diversity?

Page 24: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

24

3. Apakah tingkat pertumbuhan bank berpengaruh positif terhadap

gender diversity?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dapat disusun secara konsisten untuk

menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu :

1. Resiko bank berpengaruh negatif terhadap gender diversity.

2. Board size berpengaruh positif terhadap gender diversity.

3. Tingkat pertumbuhan bank berpengaruh positif terhadap gender

diversity.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

pihak berikut :

• Kegunaan ilmiah

1. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan bagi peneliti yang berikutnya yang obyek penelitian

yang sejenis. Dan memberikan kontribusi pada literatur

tentang corporate governance pada industri perbankan

nasional.

• Kegunaan praktek

1. Bagi Manajemen

Page 25: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

25

Penelitian ini diharapkan memberi pertimbangan berupa

kebijakan-kebijakan kepada pihak manajemen bank dalam

merekrut wanita ke dalam dewan komisaris, dewan direksi dan

komite audit serta dampaknya terhadap kinerja keuangan

perusahaan.

2. Bagi Stakeholder

Penelitian ini diharapkan memberi masukan terhadap kinerja

wanita di dalam dewan komisaris, dewan direksi dan komite

audit, sehingga para stakeholder dapat memberi saran atau

masukan terhadap kinerja wanita di dalam dewan komisaris,

dewan direksi dan komite audit.

Page 26: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Teori

Ada beberapa teori yang dapat digunakan dalam meneliti manfaat

gender diversity terhadap kinerja perusahaan. Beberapa teori yang berasal

dari berbagai bidang memberikan sudut pandang yang berbeda tentang

manfaat gender diversity terhadap sebuah perusahaan. Penelitian Carter

(2010) yang menggunakan beberapa teori dalam melakukan penelitian

hubungan antara board diversity dan kinerja perusahaan, yaitu resource

dependence theory, human capital theory, agency theory dan social

psychology, sehingga penelitian ini menggunakan pendekatan dari berbagai

disiplin ilmu dan memakai empat teori yang diambil dari teori organisasi,

ekonomi dan sosial psikologi.

2.1.1 Agency Theory

Penelitian Fama (1980) mengungkapkan bahwa mekanisme

pengendalian internal mejadi alat yang sangat penting dalam menjaga

kepentingan para shareholder dan ini hanya dapat dilakukan ketika

pemantauan dilakukan dengan sangat baik. Pada penelitian Carter (2003)

mengindikasikan bahwa semakin banyak keberagaman dalam dewan

direksi/komisaris dapat memberikan pengawasan yang lebih baik kepada para

manajer karena board diversity dapat meningkatkan independensi dewan

direksi/komisaris.

Page 27: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

27

Penelitian Hillman dan Dalziel (2003) menyatakan dalam

menjalankan fungsi pengawasan, para anggota direksi membutuhkan

kemampuan untuk memadukan antara pengalaman dan kapabilitas untuk

mengevaluasi manajemen dan menilai strategi bisnis.

Meningkatnya gender diversity dapat diartikan sebagai peningkatan

kualitas pengawasan dan pengendalian para manajer. Sehingga bank-bank

yang ingin meningkatkan gender diversity dalam dewan direksi dan komisaris

harus mencari direktur wanita diluar dari pool of candidates, karena sebagian

kandidat lebih senior dan homogen (Powell, 1999 dalam de Cabo, 2011).

2.1.2 Resource Dependence Theory

Beberapa penelitian menggunakan perspektif resource dependency

bahwa sebuah organisasi bekerja di dalam sebuah sistem yang terbuka dan

perlu untuk berubah dan memperoleh sumber daya tertentu untuk bertahan

hidup dan mendapatkan sumber daya, hal ini menciptakan ketergantungan

antara perusahaan dengan unit eksternal. Dalam konteks ini, keberagaman

yang tinggi dalam anggota direksi dapat memperluas jaringan dan kontak

serta membantu menempatkan perusahaan dalam jaringan dan hubungan

dengan perusahaan lainnya (Hillman, 2000 dalam de Cabo, 2011).

Resource dependency theory menawarkan fungsi dewan direksi yang

menyediakan manfaat kepada perusahaan dari hubungan dengan pihak luar,

yaitu memberikan saran dan konsultasi, legitimasi (Hillman dan Dalziel,

2003) dan saluran untuk mengkomunikasikan informasi dan mendapatkan

komitmen dan bantuan dari elemen penting dari luar perusahaan (Pfeffer dan

Salancik, 1978 dalam de Cabo, 2011).

Page 28: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

28

Resource dependency theory menyediakan dasar dari beberapa teori

untuk penelitian bisnis yang berhubungan dengan board diversity (Carter,

2010). Keberagaman secara umum dan perbedaan gender secara khusus,

dapat menciptakan informasi unik yang dapat membantu para manajemen

dalam membuat keputusan yang lebih baik. Anggota direksi yang beragam

dapat memberikan opini yang berbeda terhadap suatu masalah, sehingga

dapat menyelesaikan suatu masalah dan meningkatkan kualitas dari proses

pengambilan keputusan (Forbes dan Milliken, 1999 dalam de Cabo, 2011).

Namun, pentingnya manfaat dari gender diversity tergantung pada

tingkat strategi perusahaan (Hillman, 2000 dalam de Cabo 2011). Perusahaan

beroperasi pada lingkungan yang kompleks akan menghadapi ketergantungan

lingkungan yang luas dan lebih cenderung untuk menilai lebih jauh setiap

perspektif dan hubungan dengan pihak eksternal yang disediakan dari gender

diversity. Dengan demikian berdasarkan strategi yang berorientasi pada

pertumbuhan seharusnya dapat meningkatkan manfaat dari keterwakilan

wanita di dalam anggota dewan direksi.

2.1.3 Human Capital Theory

Ada sebuah asumsi umum yang menyatakan wanita tidak memiliki

kemampuan untuk mencapai posisi dewan direksi (Burke, 2000 dalam de

Cabo, 2011). Namun, yang sebenarnya adalah wanita itu sama saja dengan

pria pada beberapa hal termasuk tingkat pendidikan tetapi wanita tidak terlalu

berpengalaman dalam bidang bisnis (Terjesen, 2010).

Berdasarkan penelitian Carter (2010) yang menyatakan bahwa teori

human capital memprediksi kinerja dewan direksi dapat dipengaruhi oleh

Page 29: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

29

keberagaman karena beragam dan unik. Faktanya, human capital theory

merupakan komplemen dari beberapa konsep yang berhubungan dengan

board diversiy yang merupakan penjabaran dari resource dependence theory.

Sebagai contoh, penelitian Robinson dan Deschant (1997) menyatakan bahwa

keberagaman dalam perusahaan (gender, ras dan usia) dapat meningkatkan

kreatifitas dan inovasi serta lebih efektif dalam memecahkan suatu masalah.

Namun, Carter (2010) memperingatkan bahwa berdasarkan teori

kontijensi, efek dari gender diversity bisa positif atau negatif tergantung

perspektif kinerja keuangan perusahaan, tergantung keadaan internal dan

eksternal yang berbeda dari perusahaan. Dalam hal ini, Aguilera (2008)

menunjukkan bahwa keefektifitas dari praktek corporate governances

(termasuk meningkatkan board diversity) mungkin tergantung pada ukuran

perusahaan, fase pertumbuhan atau penurunan yang merupakan

perkembangan perusahaan dan pemerintah yang mengatur aktifitas bisnis.

Adam dan Ferreira (2009) juga melaporkan bukti yang serupa, bahwa gender

diversity dalam direksi perusahaan konsisten dengan teori kontijensi,

walaupun direksi yang berbeda jenis kelamin merupakan pengawas yang

bagus yang cenderung memiliki karakteristik yang positif yang kadang-

kadang merugikan perusahaan.

2.1.4 Social Psychology Theory

Teori ini memprediksikan bahwa setiap individu yang memiliki status

mayoritas mempunyai potensi untuk menggunakan pengaruhnya terhadap

keputusan dalam grup (Westphal dan Milton, 2002 dalam de Cabo, 2011).

Faktanya, sebagai pionir dari penelitian yang menggunakan teori ini, Kanter

Page 30: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

30

(1977) menyatakankan grup yang homogen dibangun oleh sebuah

kepercayaan dan orang-orang yang berada diluar grup dianggap sebagai

ancaman. Dengan demikian, menambahkan satu atau dua orang wanita

kedalam grup yang didominasi oleh para pria sama halnya dengan

meningkatkan fenomena tokenisme. Becker (1957) menyatakan bahwa

bekerja dengan anggota kelompok tertentu dapat membebankan biaya non-

moneter. Hasilnya output dari kelompok ini sangat rendah walaupun

produktifitas setiap anggota sangat tinggi. Di sisi lain, Westphal dan Milton

(2002) menyarankan anggota kelompok yang minoritas dapat mendorong

cara berpikir yang berbeda dalam proses pengambilan keputusan. Kim (2009)

menyatakan bahwa board diversity secara positif terkait dengan seberapa luas

dan cepatnya dari strategi yang dilaksanakan oleh pihak manajemen tingkat

atas.

2.2 Sektor Perbankan

Literatur dari penelitian pada anggota dewan direksi/komisaris masih

sangat terbatas, baik di luar negeri dan di Indonesia sendiri. Secara khusus,

komposisi dan tugas dari dewan direksi merupakan inti dari praktek

corporate governance di industri perbankan, tetapi gender diversity tidak

mendapat perhatian yang cukup. Faktanya, hanya beberapa penelitian yang

meneliti hubungan antara gender diversity dengan kinerja perbankan. Richard

(2000) meneliti tentang hubungan antara keberagaman ras, strategi bisnis dan

kinerja perbankan dan menemukan keberagaman ras dihubungkan dengan

strategi pertumbuhan dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan

kontribusi untuk menciptakan nilai bagi para manajer bank. Bantel dan

Page 31: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

31

Jackson (1989) berpendapat bahwa heterogenitas memberikan pengaruh

positif berupa pengambilan keputusan yang kreatif dan inovatif. Hal ini

menunjukkan bahwa bank yang lebih inovatif dipimpin oleh manajemen

tingkat atas yang berpendidikan tinggi yang berbeda latar belakang

pendidikan. Sementara itu, untuk penelitian tentang board diversity di

Indonesia hanya di perusahaan manufaktur saja tetapi penelitian di

perusahaan perbankan sangat terbatas sehingga topik tentang board diversity

sangat relevan untuk diteliti agar dapat mengetahui kondisi perbankan yang

memiliki dewan direksi dan dewan komisaris yang berjenis kelamin wanita

memiliki kinerja yang baik atau tidak.

2.3 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah review penelitian terdahulu :

Tabel 2.1

Review penelitian terdahulu

PENELITI JUDUL HASIL

Richard, O.C 2000

Racial diversity, business strategy and firm performance : A resource based review.

meneliti tentang hubungan antara keberagaman ras, strategi bisnis dan kinerja perbankan dan menemukan keberagaman ras dihubungkan dengan strategi pertumbuhan dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan kontribusi untuk menciptakan nilai bagi para manajer bank

Ruth Mateos de Cabo, et al 2011

Gender Diversity on European Bank’s Board of Director

Bank yang memiliki lebih banyak wanita di dewan direksi merupakan bank yang resikonya lebih rendah dan hutangnya sedikit.

Bank yang memiliki lebih banyak wanita di dalam dewan direksi dapat lebih mengontrol para manajernya untuk tidak melakuakn moral hazard.

Wanita sering tidak dimasukkan dalam keanggotaan dewan direksi karena para

Page 32: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

32

anggota dewan direksi lainnya lebih menyukai homogenitas.

Luis Rodriguez-Dominguez, et al, 2010

Explanatory factors of the relationship between gender diversity and corporate performance

Tinggi nya tingkat keterwakilan wanita di sector energy dan minyak mempunyai hubungan positif dengan ROA, ROE dan GM serta mempunyai hubungan negative dengan nilai pasar, ROS dan ROAN, walaupun tidak signifikan. Berbeda dengan sector energy dan minyak, keterwakilan wanita di sector consumer goods dan real estate mempunyai hubungan positif dengan kinerja perusahaan tetapi tidak signifikan.

Keterwakilan wanita di industi manufaktur, konstruksi dan bahan mentah mempunyai hubungan positif dengan market value dan negative terhadap ROA. Keterwakilan wanita di industri jasa menunjukkan negative dengan ROS dan ROE serta ROA.

Perusahaan yang memiliki keseimbangan antara wanita dan pria di dalam anggota dewan direksi memiliki kinerja yang lebih baik disbanding yang tidak seimbang.

Allen N.Berger, et al, 2011

Executive board composition and

bank risk taking

1. Semakin muda anggota dari anggota eksekutif maka semakin berorientasi dengan semakin tinggi resiko yang diambil.

2. Eksekutif wanita lebih memilih ke bank yang stabil.

3. Keterwakilan eksekutif dengan gelar Ph.D dapat mengurangi pengambilan resiko.

Louis T.W. Cheng 2010

Management Demography and

Corporate Performance : Evidence

from China

H1a diterima karena pemimpin dengan tingkat pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan kinerja perusahaan. H1b ditolak karena pemimpin dengan title akademik tidak berpengaruh dalam meningkatkan kinerja perusahaan. H1c ditolak karena umur dari pemimpin perusahaan tidak berpengaruh dalam meningkatkan kinerja perusahaan. H1d ditolak karena lama masa jabatan pemimpin perusahaan tidak berpengaruh dalam meningktkan kinerja perusahaan. H1e diterima karena ada perbedaan kinerja perusahaan yang dipimpin oleh seorang wanita dibandingkan dipimpin oleh pria.

Page 33: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

33

2.4 Pengembangan Hipotesis

Rendahnya keterwakilan wanita dalam anggota dewan direksi

biasanya dihubungkan dengan fenomena glass ceiling. Yaitu sebuah setting

yang berupa prosedur, struktur, hubungan khusus atau kebiasaaan yang

menyulitkan wanita untuk mencapai posisi puncak dalam suatu perusahaan

(Powell dan Butterfield, 1994). Hal ini juga terjadi di dalam industri

perbankan luar negeri maupun nasional.

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi rendahnya keterwakilan

wanita dalam anggota dewan direksi karena mereka lebih menghindari resiko

daripada pria (de Cabo, 2011). Hal ini juga dipertimbangkan oleh beberapa

peneliti lainnya yang menunjukkan wanita tidak merefleksikan keadaan

ekonomi saat ini dan menjadi faktor utama yang menyebabkan ada glass

ceiling dalam perusahaan. Lebih lanjut lagi, Schubert (1999) menemukan

bahwa di dalam kontekstual pengambilan keputusan keuangan, sikap wanita

yang cenderung menghindari resiko sehingga bisa menjadi faktor dari

diskriminasi secara statistical terhadap wanita (wanita dinilai rata-rata di

dalam grup dan bukan di nilai secara individual) di dalam perusahaan

(Phelps, 1992 dalam de Cabo, 2011). Hal ini menunjukkan ketika perusahaan

atau bank berasumsi ada tingkat resiko yang signifikan, mereka tidak

menyukai memperkerjakan wanita di dalam keanggotaan dewan direksi, hal

ini terjadi saat wanita tidak mempunyai kemampuan dalam membuat

keputusan yang beresiko yang dapat membuat bank tersebut sukses (de Cabo,

2011). Sejalan dengan penelitian Adam dan Ferreira (2004) yang menemukan

Page 34: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

34

bahwa dewan direksi lebih homogen ketika perusahaan menghadapi

lingkungan yang beresiko. Berdasarkan uraian, maka kami simpulkan

hipotesis :

H1 : Resiko bank berpengaruh negatif terhadap gender diversity.

Tipe kebiasaan yang sering ditemukan di dalam dewan direksi (Pearce

dan Zahra, 1992 dalam de Cabo, 2011) adalah adanya kemungkinan

sedikitnya keterwakilan wanita di dalam anggota dewan direksi yang kecil

merupakan bias dari grup yang homogen, ketika heterogenitas menjadi inti

permasalahan dari konflik dan menyulitkan dalam pengambilan keputusan

dalam anggota dewan direksi. Adams dan Ferreira (2007) menyatakan bahwa

beberapa CEO akan lebih memilih anggota dewan direksi yang kecil dan

homogen, hal ini diambil karena dapat mengurangi proses pengawasan dewan

direksi. CEO lebih tertarik pada dewan direksi yang homogen karena para

CEO akan lebih mudah untuk berteman dengan para direksi, yang mana

biasanya didominasi oleh para pria yang berimplikasi pada wanita yang

dianggap sebagai unsur pengganggu.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa diversity, terutama pada

gender, telah diperkenalkan secara luas dengan meningkatnya jumlah direksi

dan independen dalam prakteknya. Hal ini sesuai dengan ditemukannya

dalam dewan direksi yang anggotanya banyak dengan tingkat keterwakilan

wanita yang tinggi sebagai direksi independen berarti lebih beragam

(Brammer, 2007 dalam de Cabo, 2011). Robinson dan Dechant (Kusumastuti,

2006) memberikan beberapa proposisi dan bukti empiris yang berkaitan

dengan persebaran dalam dewan. Pertama, diversity dalam dewan

Page 35: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

35

memberikan pemahaman yang lebih baik tentang marketplace, di mana hal

ini berhubungan dengan demografi supplier dan customer perusahaan yang

juga beragam. Kedua, diversity dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi.

Ketiga, diversity menghasilkan alternative pemecahan masalah yang efektif.

Keempat, diversity dapat meningkatkan efektifitas dalam kepemimpinan

perusahaan. Kelima, diversity dapat meningkatkan hubungan global yang

semakin efektif. Berdasarkan uraian tersebut, maka disimpulkan hipotesis

sebagai berikut :

H2 : Board size berpengaruh positif terhadap gender diversity.

Berdasarkan literatur tentang diversity juga memberikan pentingnya

akuntansi sebagai variabel untuk menilai budaya keberagaman dalam

perusahaan (de Cabo, 2011). Sehingga dapat ditentukan ada hubungan yang

mungkin terjadi antara gender diversity dan strategi pertumbuhan bank, yang

mana cara yang paling mudah diidentifikasi dari laporan tahunan bank.

Dalam industri jasa keuangan terutama pada perbankan, pertumbuhan

yang sangat cepat melalui merger dan akuisisi menghasilkan ketidakefisienan

dalam beroperasi, yang mana memberikan efek negatif pada kinerja

perusahaan (Hopkins dan Hopkins, 1997 dalam de Cabo, 2011). Ketika bank-

bank berorientasi pada pertumbuhan dihadapkan dengan masalah efisiensi,

mereka mungkin lebih proaktif dalam meningkatkan jumlah direksi wanita,

hal ini mungkin sejalan dengan perspektif dan isu-isu yang menyatakan

wanita yang cenderung mempertimbangkan proses pengambilan keputusan

dan menghasilkan keputusan yang lebih baik (Bear, 2010). Board diversity

dapat memainkan peran yang sangat penting dalam keadaan krisis karena dari

Page 36: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

36

perspektif resource-dependence, ini akan lebih meningkatkan kesempatan

keberagaman jaringan kerja (Hambrick dan D’Aveni, 1992 dalam de Cabo,

2011). Lebih jauh lagi, perushaan yang beroperasi pada lingkungan yang

kompleks akan tumbuh positif dan mendapatkan hasil yang signifikan ketika

mereka memiliki jumlah pekerja wanita yang banyak (Francoeur, 2008).

Alasan lain tingginya keterwakilan wanita dalam dewan direksi pada

bank dengan growth-oriented berasal dari perspektif diskriminasi Becker

(1957). Pada tipe tasted-based discrimination yang artinya perusahaan akan

lebih memilih keuntungan yang sedikit daripada mempromosikan wanita ke

dalam dewan direksi. Jika bank memiliki strategi pertumbuhan yang tinggi

akan menghasilkan pendapatan yang sangat tinggi atau akan menghadapi

masalah efisiensi dalam beroperasi, mereka mungkin bersedia membayar atau

kehilangan pendapatan daripada tidak bekerja dengan wanita, sehingga

memungkinkan mereka mempunyai banyak keberagaman dalam dewan

direksi ketika mereka bebas memilih para wanita untuk bekerja dalam dewan

direksi. Dalam penelitian tentang diskriminasi pada dewan direksi di

perusahaan-perusahaan Spanyol, de Cabo (2011) menemukan bahwa

perusahaan dalam kondisi pasar yang kompetitif memiliki tingkat

keterwakilan wanita yang lebih tinggi. Peneliti menginterpetasikan ini adalah

manifestasi dari teori diskriminasi Becker, bahwa dalam pasar yang

kompetitif, diskriminasi tidak lagi diterima sejak tidak memberikan efek

ekonomi. Berdasarkan uraian, maka dapat disimpulkan :

H3 : Tingkat pertumbuhan bank berpengaruh positif terhadap

gender diversity.

Page 37: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

37

2.5 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu maka kerangka

konseptual penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.6 Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka maka dapat disimpulkan hipotesis

sebagai berikut :

H1 : Resiko bank berpengaruh negatif terhadap gender diversity.

H2 : Board size berpengaruh positif terhadap gender diversity.

H3 : Tingkat pertumbuhan bank berpengaruh positif terhadap

gender diversity.

Resiko bank

Gender

diversity

Board size

Tingkat

pertumbuhan

bank

Page 38: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

3.1.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data historis. Penelitian ini menggunakan

jenis data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank yang listing di

Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010 yang dipublikasikan secara umum

serta tercantum dalam Direktori Perbankan yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia.

3.1.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang diteliti (Mustofa,

2001). Populasi penelitian ini adalah bank yang listing di Bursa Efek

Indonesia. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi, dimana sampel

yang baik adalah sampel yang dapat mewakili sebanyak mungkin criteria

populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

perbankan dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk

memilih sampel adalah :

• Bank yang sudah go public terdaftar di BEI 2008-2010.

• Bank yang mempublikasikan laporan keuangan selama periode

2008-2010.

Page 39: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

39

• Bank yang memiliki sedikitnya 1 orang wanita di dalam dewan

komisaris, dewan direksi dan komite audit selama 2008-2010.

• Data yang tersedia harus cukup, lengkap dan baik serta bisa diolah

dan dapat diakses melalui web BEI dan web bank bersangkutan.

3.1.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data dokumentasi

yaitu data annual report bank yang go public dan dipublikasikan selama

periode 2008-2010.

3.1.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

1. Variabel Dependen

Gender diversity sebagai variabel dependen diukur dengan proporsi

jumlah wanita di dalam keanggotaan dewan karena di Indonesia menganut

two-tier board structure yang terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi dan

komite audit pada setiap badan hukumnya.

2. Variabel Independen

. Untuk menguji hubungan antara board diversity dan resiko bank akan

menggunakan indikator Log Equity on Total Assets sebagai pengukur tingkat

leverage, variabel ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar proteksi

yang diberikan bank terhadap nilai investasi yang diinvestasikan oleh pihak

lain kepada bank tersebut.

Board size dimasukan sebagai variabel independen karena mewakili

homogenitas dalam pengertian bias terhadap keberagaman dianggap tidak

Page 40: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

40

memberi manfaat dan mereka memilih anggota dewan dengan jumlah kecil

dan homogen.

Growth rate of total asset dari 2008-2010 dimasukkan sebagai

indikator variabel independen dari tingkat pertumbuhan bank.

Berdasarkan uraian di atas maka disusun tabel operasionalisasi variabel

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Tabel operasional variabel

Variabel Definisi operasional Indikator Skala

Resiko bank (X1) Mengukur tingkat proteksi yang diberikan kepada ekuitas yang diinvestasikan kpd mereka

Log Equity on Total Assets

Rasio

Board size (X2) ukuran anggota dewan di perusahaan

Anggota dewan komisaris + anggota dewan direksi + komite audit

Nominal

Tingkat Pertumbuhan Bank

(X3)

Tingkat pertumbuhan pada total asset

Growth Rate of Total Assets

Rasio

Gender Diversity (Y) Jumlah wanita di dalam dewan

Total anggota wanita / total anggota dewan

Rasio

Page 41: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

41

3.2 Metode Analisis

3.2.1 Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran secara umum data

penelitian, mengenai variabel-variabel penelitian yaitu gender diversity,

resiko yang diasumsikan oleh bank, board size dan tingkat pertumbuhan

bank. Deskripsi variabel tersebut disajikan untuk mengetahui nilai rata-rata

minimum, maksimum dan standar deviasi dari variabel yang diteliti. Mean

digunakan untuk menghitung rata-rata variabel yang diteliti. Maksimum

digunakan menghitung jumlah atribut paling banyak diungkapkan disektor

perbankan. Analisis deskriptif bertujuan untuk pengujian hipotesis. Selain itu

juga dilakukan uji asumsi klasik.

3.2.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka data yang diperoleh

dalam penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar

dan pengujian yang dilakukan antara lain :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan grafik normal

probability plot dan pengujian one sample Kolmogorov Smirnov, yaitu

untuk membandingkan antara distribusi kumulatif dari data

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Page 42: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

42

Uji multikolinearitas ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

kemiripan yang akan menyebabkan terjadinya korelasi, antara variabel

independen yang satu dengan variabel independen lainnya dalam satu

model. Apabila sebagian atau seluruh variabel independen berkorelasi

kuat berarti terjadi multikolinearitas. Uji ini dapat dilakukan dengan

menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance value

tiap-tiap variabel independen (Gozali, 2005).

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji

heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah pada model

regresi penyimpangan variabel bersifat konstan atau tidak. Untuk

menguji ada tidaknya heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat

digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen

(ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila grafik yang

ditunjukkan dengan titik-titik tersebut membentuk suatu pola tertentu

maka telah terjadi heterokedastisitas dan apabila polanya acak tersebar

maka tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji ini muncul karena adanya observasi yang berurutan sepanjang

waktu yang berkaitan satu sama lain. Uji autokorelasi bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel pada periode tertentu

dengan variabel sebelumnya. Uji ini dapat dilakukan dengan

menggunakan uji Durbin-Watson, dimana hasil pengujian ditentukan

Page 43: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

43

berdasarkan nilai Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson dihitung

berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan

yang berurutan.

3.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk

mengetahui kelinieritas variabel terikat dengan variabel bebasnya, selain itu

juga dapat menunjukkan ada atau tidaknya data yang ekstrim. Analisis regresi

linear berganda terdiri dari satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel

independen. (idmatgokil.wordpress.com).

Persamaan regresi adalah sebagai berikut :

GD = β0 + β1RISK + β2BSIZE + β3GROWTH + e

Keterangan :

GD : Gender diversity

β0 : Konstanta

RISK : Resiko yang diasumsikan oleh bank

BSIZE : Board size

GROWTH : Tingkat pertumbuhan bank

β 1- β3 : koefesien regresi

e : error

3.3 Pengujian Hipotesis

Untuk melakukan pengujian hipotesis terhadap variabel independen

pada variabel dependen (H1, H2, dan H3) digunakan alat analisis regresi

berganda. Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis yang digunakan antara lain

Page 44: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

44

adalah uji koefisiensi regresi simultan (uji F), pengujian signifikan parameter

individual (uji t) dan Koefisien Determinan (Uji R2).

3.3.1 Uji F

Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan hubungan

resiko bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank pada gender diversity

di dalam anggota dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit. Jika nilai

signifikan F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif tidak dapat ditolak

atau dengan α = 5% variabel independen secara statistik mempengaruhi

variabel dependen secara bersama-sama (Ghozali, 2005). Langkah-langkah

yang dilakukan adalah (Gujarati, 2003):

1. Merumuskan Hipotesis (Ha) Ha diterima: berarti terdapat pengaruh

yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel

dependen secara simultan.

2. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (α=0,05).

3. Membandingkan Fhitung

dengan Ftabel

Nilai F hitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 2003):

F hitung = R2 / (k-1) (1-R2) / (N-k)

Dimana :

R2 = Koefisien Determinasi

k = Banyaknya koefisien regresi

N = Banyaknya observasi

• Bila F hitung < F tabel, variabel independen secara bersama-

sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Page 45: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

45

• Bila F hitung > F tabel, variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

4. Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika

probabilitas kurang dari 0,05.

5. Menentukan nilai koefisien determinasi, dimana koefisien ini

menunjukkan seberapa besar variabel independen pada model yang

digunakan mampu menjelaskan dependennya.

3.3.2 Uji t

Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan dari masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Apabila tingkat signifikan

yang diperoleh (p-value) lebih kecil dari 0,05 maka H0 dapat ditolak atau

dengan α = 5 % variabel independen tersebut berhubungan secara statistik

terhadap variabel dependen. Uji t ini pada dasarnya menunjukan seberapa

jauh pengaruh satu variabel penjelas (independen) secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen.

3.3.3 Uji R2

Koefisiensi determinan (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

kemampuan model dapat dalam menerangkam variasi dependen. Nilai

koefiensi determinan antara nol dan satu. Nilai (R2) yang paling kecil berarti

kemampuan variabel-variabel dalam menjelaskan variasi variabel dependen

sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen. Secara umum koefisiensi determinasi untuk

data silang (cross section) relative rendah karena adanya variasi yang besar

Page 46: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

46

antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtut waktu (time

series) biasanya mempunyai nilai koefisiensi determinan yang tinggi.

Kelemahan dari penggunaan koefisiensi determinan ini adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Oleh

karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted

(R2) pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Nilai adjusted

(R2) dapat naik turun apabila satu variabel independen ditambah ke dalam

model.

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan akan dianalisis

menggunakan statistik dengan bantuan program SPSS 16 untuk melakukan

uji statistik deskriptif, uji normalitas dan regresi linier berganda.

Page 47: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum dan Deskriptif Data Obyek Penelitian

4.1.1.Gambaran Umum Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan perbankan nasional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan

periode 2008-2010. Pada periode ini terdapat 84 bank, akan tetapi setelah

dilakukan metode purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan

dalam penelitian ini 69 perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia. Data diambil dari annual report bank-bank tersebut. Terdapat 15

sampel yang digugurkan yaitu karena data bank tersebut tidak memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan. Berikut adalah data bank yang dijadikan

sampel penelitian.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Penelitian

NO KODE EMITEN NAMA BANK 1 AGRO Bank Agroniaga Tbk 2 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 3 BBCA Bank Central Asia Tbk 4 BBKP Bank Bukopin Tbk 5 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 7 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 8 BMRI Bank Mandiri Tbk 9 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

Page 48: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

48

10 BNII Bank International Indonesia Tbk 11 BNLI Bank Permata Tbk 12 BSWD Bank Swadesi Tbk 13 BVIC Bank Victoria International Tbk 14 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 15 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 16 MEGA Bank Mega Tbk 17 NISP Bank OCBC NISP Tbk 18 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 19 SDRA Bank Himpunan Saudara Tbk 20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 21 MCOR Bank Capital Indonesia Tbk 22 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 23 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

4.1.2.Deskriptif Statistik Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka berikut didalam

Tabel 4.2 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai

maksimum, nilai minimum dan standar deviasi untuk masing-masing

variabel.

Tabel 4.2

Deskripsi Variabel Penelitian Bank-Bank Sampel

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

GENDER_DIVERSITY 69 .010 .375 .13686 .073589

RISK 69 -1.222 -.041 -.95249 .233549

BSIZE 69 7 27 15.14 5.001

GROWTH 69 -.132 .626 .17772 .143794

Valid N (listwise) 69

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012

Page 49: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

49

Pada Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 69 sampel data yang diambil dari

annual report yang dipublikasi oleh perusahaan perbankan yang tercatat di

BEI dari periode 2008 sampai 2010.

Data rasio GENDER_DIVERSITY terendah (minimum) adalah 0,010

yaitu AGRO dan BBRI pada tahun 2008 dan yang tertinggi (maksimum)

adalah 0,375 yaitu AGRO pada tahun 2010. Kemudian rata-rata (mean)

gender diversity adalah 0,13686. Sementara standar deviasi 0,073589

menunjukkan simpangan data yang relatif kecil, karena nilainya yang lebih

kecil daripada mean-nya. Dengan tidak besarnya simpangan data,

menunjukkan bahwa data variabel GENDER_DIVERSITY dikatakan cukup

baik.

Data rasio RISK yang terendah (minimum) adalah -1,222 yaitu BBKP

pada tahun 2010 dan yang tertinggi (maksimum) adalah -0,41 yaitu AGRO

pada tahun 2008. Kemudian rata-rata RISK adalah -0,95249 dan standar

deviasi 0,233549 menunjukkan simpangan data relatif kecil, karena nilainya

lebih kecil daripada mean-nya.

Data nominal BSIZE yang terendah (minimum) adalah 7 yaitu BNBA

pada 2009 dan 2010, sedangkan yang tertinggi (maksimum) adalah 27 yaitu

BNGA pada tahun 2010. Rata-rata BSIZE adalah 15,14 dan standar

deviasinya adalah 5,001 menunjukkan simpangan data relatif kecil karena

nilainya lebih kecil daripada mean-nya.

Page 50: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

50

Data rasio GROWTH yang terendah (minimum) adalah -0,132 yaitu

AGRO pada tahun 2008 dan yang tertinggi (maksimum) adalah 0,626 yaitu

BTPN pada tahun 2009. Rata-rata GROWTH adalah 0,17772 dan standar

deviasinya adalah 0,143794 menunjukkan simpangan data relatif kecil karena

nilainya lebih kecil daripada mean-nya.

4.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi,

variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi

data normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang termudah

untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram

yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati

distribusi normal.

Dari gambar 4.1 terlihat bahwa pola distribusi mendekati normal,

akan tetapi jika kesimpulan normal tidaknya data hanya dilihat dari grafik

histogram, maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel

yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif

dan distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang

akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Page 51: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

51

Gambar 4.1

Grafik Histogram

Gambar 4.2

Normal Probability Plot

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012

Page 52: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

52

Grafik probabilitas pada gambar 4.2 diatas sekilas memang terlihat

normal karena distribusi data residualnya terlihat mendekati garis normalnya.

Namun biasanya hal ini menyesatkan oleh karena itu analisis statistik

digunakan untuk memastikan apakah data tersebut benar-benar normal.

Pengujian normalitas data secara analisis statistik dilakukan dengan

menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Secara multivariat pengujian

normalitas data dilakukan terhadap nilai residualnya. Data yang berdistribusi

normal ditunjukkan dengan nilai asymptotic significance diatas 0,05 (Ghozali,

2007). Hasil pengujian normalitas data terlihat dalam Tabel 4.3

Tabel 4.3

Tabel Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 69

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .06769397

Most Extreme Differences Absolute .118

Positive .118

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z .980

Asymp. Sig. (2-tailed) .292

a. Test distribution is Normal.

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012.

Berdasarkan tabel pengujian normalitas, tampak bahwa variabel

penelitian RISK, BSIZE dan GROWTH mengikuti distribusi normal dengan

nilai asymptotic significance yang lebih dari 5 persen.

Page 53: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

53

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar

sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005). Dalam

penelitian ini menggunakan persamaan regresi GENDER_DIVERSITY =

f(RISK, BSIZE, GROWTH). Untuk mengetahui apakah terjadi

multikolinearitas dapat dilihat dari VIF yang terdapat pada masing-masing

variabel seperti terlihat pada tabel 4.4, berikut :

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 RISK .880 1.136

BSIZE .918 1.090

GROWTH .951 1.051

a. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Page 54: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

54

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah

jika mempunyai nilai Tolerance dibawah 1 dan nilai VIF dibawah 10. Dari

tabel tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance

berada dibawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Dengan demikian

dalam model ini tidak ada masalah multikoliniearitas. Kesimpulan ini

didukung dengan hasil koefisien korelasi antar variabel seperti pada tabel 4.5

di bawah ini :

Tabel 4.5

Hasil Besaran Korelasi antar Variabel

Coefficient Correlationsa

Model GROWTH BSIZE RISK

1 Correlations GROWTH 1.000 .088 .219

BSIZE .088 1.000 .286

RISK .219 .286 1.000

Covariances GROWTH .004 9.201E-6 .001

BSIZE 9.201E-6 3.072E-6 1.921E-5

RISK .001 1.921E-5 .001

a. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

Melihat besaran (koefisien) korelasi antar variabel diatas, tampak

korelasi masih dibawah 95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi

multikoliniearitas yang serius.

4.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

Page 55: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

55

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak

terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2005).

Untuk menentukan heterokedastisitas dapat menggunakan grafik

scatterplot, titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik

diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi

maka tidak terjadi heterokedastisitas dan model regresi layak digunakan.

Hasil ujia heterokedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot

ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut ini :

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

Page 56: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

56

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak

serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi

heterokedastisitas. Akan tetapi analisis dengan grafik plot memiliki

kelemahan dalam keakuratan dalam menginterpretasikannya, oleh sebab itu

perlu dilakukan uji statistik untuk lebih menjamin keakuratan hasil.

Uji Glejser test adalah salah satu uji statistik digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas. Glejser menyarankan untuk

meregresi nilai absolut dari ei terhadap variabel X (variabel bebas) yang

diperkirakan mempunyai hubungan yang erat dengan δi2.

Berdasarkan output SPSS maka hasil uji heterokedastisitas dapat

ditunjukkan dalam tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .079 .025 3.204 .002

RISK .018 .024 .097 .740 .462

BSIZE .000 .001 -.054 -.423 .674

GROWTH -.017 .038 -.055 -.440 .661

a. Dependent Variable: ABSRES

Page 57: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

57

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam tabel 4.6 tersebut nampak

bahwa semua variabel bebas menunjukkan hasil yang tidak signifikan,

sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut tidak

terjadi heterokedastisitas dalam varian kesalahan.

4.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana

variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi

dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak

berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya

atau nilai periode sesudahnya.

Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2. Angka D-W diantara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi.

3. Angka D-W diatas +2 berarti ada auotkorelasi negatif.

Tabel 4.7

Uji Autokorelasi

Sumber: data sekunder yang diolah, 2012.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .392a .154 .115 .069239 1.343

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK

b. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Page 58: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

58

Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-

Watson sebesar 1,343 maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi

baik positif maupun negatif karena nilai D-W terletak diantara -2 dan +2.

4.3 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan metode analisis

regresi berganda (multiple regression). Sesuai dengan rumusan masalah,

tujuan dan hipotesis dalam penelitian ini, metode regresi berganda

menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel

independen dalam suatu model prediktif tunggal. Analisis ini digunakan

untuk menghitung besarnya hubungan resiko bank, board size dan tingkat

pertumbuhan bank yang merupakan variabel independen pada gender

diversity yang merupakan variabel dependen.

4.3.1 Uji Koefesien Determinasi (R2)

Koefesien determinasi (R2) menjelaskan proporsi variabel terikat yang

dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersamaan. Nilai koefesien

determinasi berkisar antara 0 ≤ R2 ≤ 1. Bila nilai R2 semakin mendekati satu

maka variabel bebas yang ada semakin besar dalam menjelaskan variabel

terikat, tetapi bila nilai R2 mendekati 0 maka variabel bebas semakin kecil

dalam menjelaskan variabel terikat.

Page 59: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

59

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Koefesien Determinasi

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012.

Mengacu pada Insukrindo (1998) dalam Ghozali (2005) penggunaan

nilai adjusted R2 dianjurkan pada saat mengevauasi model regresi, hal ini

dikarenakan adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan ke dalam model. Dari hasil pengujian hipotesis

diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,115, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa variabel independen bisa menjelaskan sebesar 11,5

persen terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 88,5 persen

dijelaskan oleh faktor lain diluar model persamaan regresi. Sedangkan

Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 0,069239. Makin kecil nilai SEE

akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel

dependen.

4.3.2 Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Hasil

pengujian pengaruh simultan dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .392a .154 .115 .069239

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK

Page 60: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

60

Tabel 4.9

UJI F

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012

Dari hasil pengujian hipotesis terlihat bahwa nilai F hitung sebesar

3,938 dengan tingkat signifikansi 0,012. Oleh karena probabilitas (0,012)

lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi

bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel dependen

(GENDER_DIVERSITY) dengan semua variabel independen (RISK, BSIZE,

GROWTH) secara bersama-sama.

4.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (t-test)

Keandalan model regresi sebagai alat estimasi sangat ditentukan oleh

signifikansi parameter-parameter dalam model yaitu koefesien regresi. Uji

signifikansi dilakukan dengan statistik t (uji t). Uji t digunakan untuk menguji

signifikansi koefesien regresi secara parsial dari variabel independenya

(Ghozali, 2005). Hasil perhitungan parameter individual t statistik dapat

dilihat pada Tabel 4.10 berikut.

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .057 3 .019 3.938 .012a

Residual .312 65 .005

Total .368 68

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK

b. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Page 61: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

61

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Pengujian Parameter Individual

Sumber : data sekunder yang diolah, 2012.

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel

GENDER_DIVERSITY memiliki hubungan dengan resiko bank, board size

dan tingkat pertumbuhan bank dengan persamaan matematis sebagai berikut :

Y = 0,253 + 0,038X1 – 0,005X2 – 0,036X3 + e

Dari persamaan di atas dapat diartikan:

a. Nilai konstanta sebesar 0,253

Hal ini berarti bahwa tanpa adanya hubungan resiko bank, board size

dan tingkat pertumbuhan bank maka akan terjadi peningkatan rasio gender

diversity hingga mencapai nilai sebesar 0,253 atau dengan kata lain jika

variabel independen dianggap konstan, maka gender diversity sebesar 0,253.

b. Koefesien regresi variabel resiko bank (X1)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .253 .039 6.446 .000

RISK .038 .038 .120 .986 .328

BSIZE -.005 .002 -.332 -2.788 .007

GROWTH -.036 .060 -.071 -.607 .546

a. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Page 62: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

62

Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan resiko bank dengan asumsi

variabel lainnya tetap (cateris paribus), maka gender diversity akan

mengalami perubahan dengan arah yang sama.

c. Koefesien regresi variabel board size (X2)

Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan board size dengan variabel

lainnya tetap (cateris paribus), maka board size akan mengalami perubahan

dengan arah yang berbeda.

d. Koefesien regresi variabel growth (X3)

Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan growth dengan variabel lainnya

tetap (cateris paribus), maka growth akan mengalami perubahan dengan arah

yang berbeda.

Adapun penjelasan terhadap masing-masing variabel sebagai berikut :

a. Resiko bank (RISK)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan resiko bank (RISK)

pada gender diversity. Koefesien regresi resiko bank sebesar 0,038. Hal ini

menunjukkan t resiko bank mempunyai pengaruh positif pada gender

diversity. Probabilitas menunjukkan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,328,

artinya bahwa variasi variabel resiko bank tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan pada gender diversity. Sedangkan arah koefesien dari variabel

resiko bank menunjukkan arah positif. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa hipotesis pertama yang menyatakan resiko bank (RISK) secara

signifikan mempunyai pengaruh negatif pada gender diversity tidak dapat

diterima atau ditolak.

Page 63: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

63

b. Board Size (BSIZE)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan board size pada

gender diversity. Koefesien regresi board size sebesar -0,005. Hal ini

menunjukkan pengaruh negatif pada gender diversity. Probabilitas

menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,007 yang artinya bahwa

variasi variabel board size mempunyai pengaruh yang signifikan pada gender

diversity. Sedangkan arah koefesien variabel BSIZE menunjukkan arah yang

negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang

menyatakan board size secara signifikan mempunyai pengaruh positif pada

gender diversity tidak dapat diterima atau ditolak.

c. Tingkat Pertumbuhan Bank (GROWTH)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pertumbuhan

bank. Koefesien regresi tingkat pertumbuhan bank sebesar -0,036. Hal ini

menunjukkan pengaruh negatif pada gender diversity. Probabilitas

menunjukkan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,546 yang artinya bahwa

variabel tingkat pertumbuhan bank mempunyai pengaruh yang tidak

signifikan pada gender diversity. Sedangkan arah koefesien variabel ini

menunjukkan arah yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

hipotesis ketiga yang menyatakan tingkat pertumbuhan bank yang secara

signifikan mempunyai pengaruh positif pada gender diversity tidak dapat

diterima atau ditolak.

Page 64: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

64

4.4 Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel

resiko bank mempunyai pengaruh positif atau sama sekali tidak ada pengaruh

pada gender diversity. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Jianakoplos dan Bernasek (1998), Sunden dan Surette (1998)

dan Johnson dan Powell (1994) yang menyatakan bahwa wanita cenderung

menghindari resiko dalam pengambilan keputusan keuangan. Barber dan

Odean (2001) dan Niederle dan Vesterlund (2001) menyatakan bahwa wanita

kurang percaya diri dibandingkan dengan pria, hal ini sesuai penelitian Goel

dan Thakor (2008) yang menyatakan manajer yang terlalu percaya diri akan

membuat keputusan investasi yang buruk.

Dalam kasus di Indonesia, dari sampel perusahaan perbankan

mempunyai persentase rata-rata wanita di dalam keanggotaan dewan

komisaris, direksi dan komite audit dari 69 perusahaan yang listing di BEI

adalah 12,5%. Walaupun dalam beberapa studi menunjukkan semakin tinggi

persentase wanita di dalam keanggotaan dewan komisaris, direksi dan komite

audit maka semakin tinggi pula kinerja keuangan tapi hubungan ini akan

sedikit berbeda di Indonesia karena sebagian besar perusahaan berada di

bawah pengaruh keluarga (Claessens et al, 2000).

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel board

size mempunyai pengaruh negatif pada gender diversity. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian Bohren dan Strom (2005) di Norwegia yang

menyatakan bahwa semakin banyak anggota dewan direksi akan

Page 65: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

65

meningkatkan ketidakefisienan dalam pengambilan keputusan. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin heterogennya dewan komisaris, direksi dan

komite audit hanya membuang waktu dalam pengambilan keputusan dan

kurang efektif jika dibandingkan dengan yang homogen, terlebih lagi jika

perusahaan berada dilingkungan yang kompetitif (Erhardt et al, 2003 dalam

Dominguez, 2010).

Dalam kasus di Indonesia, gender diversity tidak diatur dalam

ketentuan peraturan tentang corporate governance yang berlaku. Peraturan

Bank Indonesia tahun 2008 hanya mengatur komposisi komisaris, direksi dan

komite audit harus memberikan kuota minimal 50% kepada pihak

independen.

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa variabel tingkat

pertumbuhan bank mempunyai pengaruh negatif pada gender diversity. Hal

ini sesuai dengan Hopkins dan Hopkins (1997) yang menyatakan bahwa

bank yang memiliki strategi pertumbuhan yang cepat membutuhkan

pendapatan yang sangat tinggi dan biasanya menghadapi masalah efisiensi

dalam operasinya dan dapat dipastikan mereka akan lebih memilih

mendapatkan penghasilan yang sedikit dibandingkan untuk tidak bekerja

dengan wanita. Hasil penelitian ini sejalan dengan Teori Becker yang kedua

yaitu Tasted-based discrimination, yaitu sebuah entitas akan mendapatkan

pendapatan yang sedikit dengan mempromosikan perempuan untuk berada di

manajer puncak.

Page 66: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

66

Dalam kasus di Indonesia, karena periode penelitian yang digunakan

adalah tahun 2008 hingga 2010 yang mana pada tahun 2008 dan 2009 adalah

periode krisis keuangan global yang berdampak pada pasar modal Indonesia

dan iklim perbankan nasional. Sedangkan periode 2010 adalah periode pasca

krisis keuangan global (Darmadi, 2010).

Page 67: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

67

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan resiko

bank, board size dan tingkat pertumbuhan bank pada gender diversity di

dalam dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit di perbankan yang

listing di BEI periode 2008-2010, maka dapat disimpulkan :

1. Resiko bank tidak memiliki pengaruh negatif pada gender diversity di

dalam anggota dewan komisaris, direksi dan komite audit di industri

perbankan nasional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode

2008-2010.

2. Board size tidak memiliki pengaruh positif pada pada gender diversity

di dalam anggota dewan komisaris, direksi dan komite audit di

industri perbankan nasional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

periode 2008-2010.

3. Tingkat pertumbuhan bank tidak memiliki pengaruh positif pada

gender diversity di dalam anggota dewan komisaris, direksi dan

komite audit di industry perbankan nasional yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia periode 2008-2010.

Page 68: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

68

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan yang masuk

pada kategori perbankan. Dengan menggunakan sampel penelitian

yang lebih banyak, dimungkinkan ada hasil yang berbeda dengan hasil

penelitian ini.

2. Penelitian ini hanya menggunakan periode tiga tahun. Dengan

menggunakan periode yang lebih panjang dimungkinkan adanya hasil

yang berbeda dengan penelitian ini.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disampaikan beberapa saran

yaitu sebagai berikut:

1. Disarankan untuk merancang suatu peraturan yang mengatur jumlah

kuota perempuan didalam keanggotaan dewan komisaris, dewan

direksi dan komite audit di perusahaan perbankan pada khusunya dan

di perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Dengan adanya

peraturan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kinerja

perusahaan.

2. Disarankan untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan

variabel independen yang berbeda, seperti ROA, nilai perusahaan

yang diukur dengan rasio Tobin’s Q dan rasio hutang sehingga

mendapatkan hasil yang lebih baik. Selain itu, disarankan juga untuk

menggunakan periode yang lebih lama.

Page 69: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

69

DAFTAR PUSTAKA

Adams, R.B., & Ferreira, D. 2009. Women on Board and Their Impact on

Governance and Performance. Journal of Financial Economic, 94, 291-309.

Adams, R.B., & Ferreira, D. 2007. A Theory of Friendly Boards. Journal of Finance, 62, 217-250.

Aguilera, R., et al. 2008. An Organizational Approach to Comparative Corporate Governance : Costs, Contingencies and Complementarities. Organization Science, 19, 475-492.

Bank Indonesia, 2004. Booklet Perbankan Indonesia. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan.

Bantel, K.A., & Jackson, S.E. 1989. Top Management and Innovation in Banking : Does The Composition of The Top Team Make A Difference?. Strategic Management Journal, 10, 107-124.

Becker, G. 1957. The Economics of Discrimination (2nd Edition).

Berger, Allen N. 2011. Executive Board Composition and Bank Risk Taking.

Carter, D., et al. 2003. Corporate Governance, Board Diversity And Firm Value. Financial Review, 38, 33-53.

Carter, D., et al. 2010. The Gender and Ethnic Diversity of US Boards and Board Committees and Firm Financial Performance. Corporate Governance : An International Review, 18, 396-414.

Cheng, Louis T.W. 2010. Management Demography and Corporate Performance : Evidence from China. International Business Review 19(2010) page 261-275.

Darmadi, Salim. 2011. Board Diversity and Firm Performance : The Indonesian Evidence. Journal Corporate Ownership and Control, Vol. 8, 2011.

Dutta, Probal and Bose, Sudipta, 2006, Gender Diversity in the Boardroom and Financial Performance of Commercial Banks : Evidence from Bangladesh.

Fama, E.F. 1980. Agency Problem and The Theory of The Firm. Journal of Political Economy, 88(2), 288-307.

Fondass and Sassalos, 2000, A Different Voice in the Boardroom: How the Preference of Women Directors Affect Board Influence Over Management.

Page 70: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

70

Francoeur, et al. 2008. Gender Diversity in Corporate Governance And Top Management. Journal of Bussiness Ethics, 81, 83-95.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasan, M.Iqbal. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Hillman, A.J., & Dalziel, T. 2003. Board of Directors and Firms Performance : Integrating Agency and Resource Dependence Perspectives. Academy of Management Review, 28, 383-396.

Kanter, R. 1977. Men and Women of The Corporation. New York : Basic Books.

Kim, et al. 2009. The Strategic Role of The Board: The Impact of Board Structure on Top Management Team Strategic Action Capability. Corporate Governance : An International Review, 11, 189-205.

Kusumastuti, Sari., et al. 2007. Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 9, No 2, 88-98.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), 2006, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Jakarta.

Mateos de Cabo, Ruth. 2011. Gender Diversity on European Bank’s Board

Of Directors. Powell, G., & Butterfield, A. 1994. Investigating The ‘Glass Ceiling’

Phenomenon: An Empirical Study of Actual Promotion to Top Management. Academy of Management Journal, 37, 68-86..

Quack, S and Hancke´, B, 1997, Women in decision-making in finance.

Rahma Fitri, Hotma. 2009. Women on Board and Firm Financial Performance. Tesis, Program Magister Akuntasi Internasional, University Utara Malaysia, Malaysia.

Richard, O.C. 2000. Racial Diversity, Bussiness Strategy and Firm

Performance: A Resource-Based Review. Academy of Management Journal, 43(2), 164-177.

Robinson, G. & Dechant, K. 1997. Building A Bussiness Case For Diversity.

Academy of Management Executive, 11, 164-177.

Rodriguez-Dominguez, Luis. 2010. Explanatory Factors of The Relationship Between Gender Diversity and Corporate Performance. Euro Journal Law Economy, DOI 10.1007/s10657-010-9144-4. Springer Science+Business Media.

Page 71: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

71

Sam’ani. 2006. Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Pada Kinerja Keuangan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007, thesis, Program Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Schubert, et al. 1999. Financial Decision Making : Are Women Really More

Risk Averse?. American Economic Review, 89(2), 381-385. Sucianti. 2007. Perbandingan Indikator Kinerja Bank Dominasi Asing dan

Dominasi Negara pada Bank yang Go Public di BEI. Universitas Paramadina.

Supriyatno, 2006, Pengaruh Corporate Governance dan Bentuk Kepemilikan terhadap Kinerja Keuangan Bank di Indonesia, Disertasi, UGM, Yogyakarta.

Terjesen, S , Sealy and Singh, V, 2009, Women Directors on Corporate

Boards: A Review and Research Agenda.

Terjesen, S and Singh, V, 2008, Female Presence On Corporate Boards: A Multy-Country Study of Environtmental Context.

The Indonesian Institute For Corporate Governance, 2009, Good Corporate Governance Dalam Perspektif Manajemen Stratejik.

Trinanda, Didin Mukodim, 2010, Effect of Application of Corporate Governance on The Financial Performance of Banking Sector Companies, Gunadarma University.

Visser, M, 2011, Advancing Gender Equality in Economic Decision-Making.

Watson, et al, 1993, Cultural Diversity’s Impact on Interaction Process and Performance: Comparing Homogenenus and Diverse Task Group. Academy of Management Journal, 36(3), 590-602.

Westphal, J. D., & Milton, L.P. 2000. How Experience and Network Ties Affect The Influence Of Demographic Minorities on Corporate Boards. Administrative Science Quarterly, 45, 366-398.

Www.depnakertrans.go.id diakses pada tanggal 10 Juni 2012.

Www.idmatgokil.wordpress.com diakses pada tanggal 30 Juni 2012.

Page 72: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

72

LAMPIRAN

Page 73: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

73

LAMPIRAN A

DAFTAR NAMA SAMPEL

NO KODE EMITEN NAMA BANK 1 AGRO Bank Agroniaga Tbk 2 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 3 BBCA Bank Central Asia Tbk 4 BBKP Bank Bukopin Tbk 5 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 7 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 8 BMRI Bank Mandiri Tbk 9 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 10 BNII Bank International Indonesia Tbk 11 BNLI Bank Permata Tbk 12 BSWD Bank Swadesi Tbk 13 BVIC Bank Victoria International Tbk 14 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 15 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 16 MEGA Bank Mega Tbk 17 NISP Bank OCBC NISP Tbk 18 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 19 SDRA Bank Himpunan Saudara Tbk 20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 21 MCOR Bank Capital Indonesia Tbk 22 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 23 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

Page 74: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

74

LAMPIRAN B

TABULASI DATA

KODE EMITEN Y (GENDER DIVERSITY X1 (RISK) X2 (BOARD SIZE) X3 (GROWTH)

AGRO 0,100 -0,041 10 -0,132

BABP 0,142 -1,097 14 -0,009

BBCA 0,187 -1,027 16 0,126

BBKP 0,063 -1,180 16 -0,052

BBNI 0,080 -1,119 23 0,100

BBRI 0,010 -1,046 20 0,208

BDMN 0,043 -0,983 23 0,199

BMRI 0,087 -1,071 23 0,123

BNGA 0,235 -1,046 17 0,100

BNII 0,117 -1,066 17 0,033

BNLI 0,111 -1,102 18 0,375

BSWD 0,230 -0,684 13 0,164

BVIC 0,333 -1,027 9 0,067

INPC 0,154 -1,149 13 0,138

MAYA 0,143 -0,764 14 0,232

MEGA 0,100 -1,086 10 -0,001

NISP 0,105 -0,975 19 0,182

PNBN 0,059 -0,910 17 0,204

SDRA 0,125 -1,000 8 0,351

BNBA 0,125 -0,721 8 0,048

MCOR 0,167 -0,903 12 0,043

BAEK 0,125 -1,051 8 0,164

BTPN 0,063 -0,928 16 0,294

AGRO 0,222 -0,054 9 0,156

BABP 0,187 -1,114 16 0,114

BBCA 0,111 -1,009 18 0,149

BBKP 0,067 -1,167 15 0,139

BBNI 0,050 -1,076 20 0,127

BBRI 0,105 -1,066 19 0,288

BDMN 0,043 -0,793 23 -0,081

BMRI 0,087 -1,051 23 0,101

BNGA 0,190 -0,983 21 0,038

BNII 0,176 -1,066 17 0,072

Page 75: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

75

BNLI 0,222 -1,066 18 0,036

BSWD 0,153 -0,708 13 0,130

BVIC 0,333 -1,071 9 0,308

INPC 0,143 -1,208 14 0,201

MAYA 0,167 -0,886 12 0,384

MEGA 0,100 -1,071 10 0,138

NISP 0,111 -0,955 18 0,082

PNBN 0,059 -0,860 17 0,209

SDRA 0,125 -0,917 8 0,216

BNBA 0,143 -0,764 7 0,175

MCOR 0,167 -0,971 12 0,336

BAEK 0,182 -1,032 11 0,181

BTPN 0,063 -1,041 16 0,626

AGRO 0,375 -0,041 8 0,024

BABP 0,250 -1,161 16 0,236

BBCA 0,083 -0,979 12 0,148

BBKP 0,071 -1,222 14 0,277

BBNI 0,050 -0,876 20 0,093

BBRI 0,056 -1,046 18 0,275

BDMN 0,077 -0,804 26 0,199

BMRI 0,111 -1,161 9 0,103

BNGA 0,111 -1,036 27 0,139

BNII 0,231 -1,013 26 0,179

BNLI 0,278 -1,018 18 0,232

BSWD 0,150 -0,971 20 0,317

BVIC 0,154 -0,693 13 0,021

INPC 0,222 -1,143 9 0,400

MAYA 0,143 -1,215 14 0,105

MEGA 0,167 -0,833 12 0,324

NISP 0,077 -1,076 13 0,300

PNBN 0,117 -0,991 17 0,200

SDRA 0,059 -0,951 17 0,400

BNBA 0,143 -0,788 7 0,107

MCOR 0,167 -0,921 12 0,555

BAEK 0,182 -0,971 11 -0,003

BTPN 0,063 -0,914 16 0,550

Page 76: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

76

LAMPIRAN C

UJI ASUMSI KLASIK

1. UJI NORMALITAS

N

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 69

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .06769397

Most Extreme Differences Absolute .118

Positive .118

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z .980

Asymp. Sig. (2-tailed) .292

a. Test distribution is Normal.

Page 77: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

77

2. UJI MULTIKOLINIEARITAS

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 RISK .880 1.136

BSIZE .918 1.090

GROWTH .951 1.051

a. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

3. UJI HETEROKEDASTISITAS

Page 78: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

78

4. UJI AUTOKORELASI

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .079 .025 3.204 .002

RISK .018 .024 .097 .740 .462

BSIZE .000 .001 -.054 -.423 .674

GROWTH -.017 .038 -.055 -.440 .661

a. Dependent Variable: ABSRES

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .392a .154 .115 .069239 1.343

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK

b. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Page 79: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

79

LAMPIRAN D

OUTPUT REGRESI

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 GROWTH,

BSIZE, RISKa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .392a .154 .115 .069239

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .057 3 .019 3.938 .012a

Residual .312 65 .005

Total .368 68

a. Predictors: (Constant), GROWTH, BSIZE, RISK

b. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Page 80: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

80

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .253 .039 6.446 .000

RISK .038 .038 .120 .986 .328

BSIZE -.005 .002 -.332 -2.788 .007

GROWTH -.036 .060 -.071 -.607 .546

a. Dependent Variable: GENDER_DIVERSITY

Page 81: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

81

Page 82: Skripsi Tubagus Aria Dwitama

82