3.revisi evprog adhi pasha dwitama 11 2012 034

Upload: adhi-pasha-dwitama

Post on 03-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    1/29

    1

    Bab I

    Pendahuluan

    1.1Latar Belakang

    Banyak faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, baik kesehatan individu maupun

    kesehatan masyarakat. Menurut Hendrik L. Blum, derajat kesehatan seseorang ataupun

    masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu perilaku 30%, lingkungan 45%, pelayanan

    kesehatan 20% dan keturunan 5%.1

    Status kesehatan akan tercapai secara optimal bila keempat

    faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Keempat faktor

    tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain yaitu sumber daya alam, keseimbangan

    ekologi, kesehatan mental, sistem budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan. Lingkungan

    mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Faktor

    lingkungan meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologik, dan lingkungan sosio kultural.2Hal

    ini mendorong pemerintah untuk mencanangkan program kesehatan wajib seperti program upaya

    kesehatan lingkungan yang salah satunya melalui cakupan pengawasan sarana air bersih.3

    Berdasarkan data WHO/UNICEF sekitar 10.000 penduduk di negara berkembang

    meninggal setiap harinya karena penyakit yang disebabkan minimnya air bersih. Dari daftar

    urutan penyebab kunjungan Puskesmas/Balai pengobatan, diare hampir selalu termasuk dalam

    kelompok penyakit penyebab utama bagi masyarakat yang berkunjung ke sana. Penyakit diare

    ini pun masih menduduki urutan atas sebagai penyebab kematian di negara berkembang,

    termasuk di Indonesia. Setiap tahunnya, di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian

    penderita diare, 70-80 % dari penderita ini adalah anak di bawah lima tahun (40 juta

    kejadian).5,6

    Penyediaan air bersih yang memadai sebagai kebutuhan dasar masyarakat belum

    sepenuhnya terwujud dengan baik. Dengan kata lain, masih banyak masyarakat yang belum

    memiliki akses terhadap keberadaannya. Berdasarkan Global Water Supply and Sanitation

    Assesment 2000 Report yang dikeluarkan oleh WHO/UNICEF, terdapat sekitar 1,1 milyar

    penduduk dunia yang masih kekurangan air bersih.1

    Pengelolaan sumber daya air yang buruk mengakibatkan tidak meratanya penyebaran air.

    Hal ini tentu saja berdampak pada kemampuan masyarakat miskin untuk menikmati pelayanan

    air bersih. Pada kenyataannya sekarang masyarakat miskin tidak mempunyai akses terhadap air

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    2/29

    2

    bersih. Bahkan, masyarakat miskin harus membayar jauh lebih mahal guna mendapatkan air

    bersih tersebut sehingga banyak dari mereka yang tidak sanggup membayar, harus menggunakan

    air yang tidak bersih. Berbagai masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya air yang

    buruk ini menempatkan Indonesia pada peringkat terendah bersama Banglades, Laos, Mongolia,

    Myanmar, Pakistan, Papua Niugini, dan Filipina dalam Laporan Program Pembangunan

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) tentang MDGs Asia Pasifik tahun 2006. Karena itu,

    mengingat pentingnya masalah krisis air bersih ini maka harus segera dicari pemecahannya.2

    Di Indonesia penyediaan air minum yang diusahakan pemerintah melalui perusahaan

    daerah air minum sebagian besar diperuntukkan masyarakat perkotaan meliputi ibukota propinsi,

    ibukota kabupaten, dan ibukota kecamatan. Untuk daerah lainnya sebagian besar penduduk

    mengupayakan air bersih untuk keperluan sehari-hari melalui berbagi cara dengan memanfaatkan

    potensi sumber air yang ada berupa air tanah, air permukaan, dan air hujan. Dari data Riskesdas

    2010 diketahui daerah perkotaan memiliki cakupan sumber air bersih sebesar 90,1%, sedangkan

    di pedesaan sebesar 67,6 %.4

    Sementara itu, cakupan penduduk yang menggunakan sarana air bersih angka di wilayah

    kerja Puskesmas Kecamatan Loji pada tahun 2012 hanya mencapai 47,74%, dari target yaitu

    80%. Dan cakupan pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Kecamatan Loji pada tahun 2012

    hanya sebesar 58,42 % dengan target 80 %.

    1.2PermasalahanBerdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yakni :

    1. Setiap tahunnya, di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian penderita diare,70-80 % dari penderita ini adalah anak di bawah lima tahun (40 juta kejadian) akibat

    penggunaan air yang tidak sehat.

    2. Terdapat sekitar 1,1 milyar penduduk dunia yang masih kekurangan air bersihberdasarkan data WHO/UNICEF

    3. Pengelolaan sumber daya air yang buruk ini menempatkan Indonesia pada peringkatterendah dalam Laporan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP)

    tentang MDGs Asia Pasifik tahun 2006.

    4. Di Indonesia diketahui cakupan sumber air bersih di pedesaan sebesar 67,6 %berdasarkan data Riskesdas 2010.

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    3/29

    3

    5. Masih rendahnya penggunaan dan pengawasan sarana air bersih di wilayah kerjaPuskesmas Loji yaitu masing-masing sebesar 47,74% dan 58,42 % selama tahun 2012.

    1.3Tujuan1.3.1 Tujuan Umum :

    Untuk melihat kembali data-data evaluasi program pengawasan sarana air bersih agar

    dapat meningkatkan mutu dan jangkauan program pengawasan sarana air bersih secara optimal

    di Puskesmas Loji periode Januari sampai November 2013 dengan harapan dapat menurunkan

    angka kematian dan angka kesakitan akibat faktor risiko kesehatan lingkungan.

    1.3.2 Tujuan Khusus :1.3.2.1Diketahuinya cakupan penduduk yang menggunakan sarana air bersih untuk keperluan

    sehari-hari di wilayah kerja Puskesmas Loji periode Januari 2013 sampai dengan

    November 2013.

    1.3.2.2Diketahuinya cakupan hasil inspeksi program pengawasan sarana air bersih di wilayahkerja Puskesmas Loji periode Januari 2013 sampai dengan November 2013.

    1.3.2.3Diketahuinya cakupan pengambilan sampel air di wilayah kerja Puskesmas Loji periodeJanuari 2013 sampai dengan November 2013.

    1.3.2.4Diketahuinya cakupan jumlah sarana air bersih dengan kualitas bakteriologi yangmemenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Loji periode Januari 2013

    sampai dengan November 2013.

    1.3.2.5Diketahuinya cakupan jumlah sarana air bersih dengan tingkat pencemaran air yangrendah di wilayah kerja Puskesmas Loji periode Januari 2013 sampai dengan November

    2013.

    1.4Manfaat1.4.1 Bagi evaluator :

    - Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.- Menjadi suatu pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program pengawasan

    sarana air bersih di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    4/29

    4

    - Megetahui berbagai kendala yang dihadapi dalam menjalankan program Puskesmaskhususnya mengenai pengawasan sarana air bersih dan merangsang cara berfikir

    kritis dan ilmiah.

    1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi :

    - Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi- Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang

    kesehatan.

    - Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana ( UKRIDA ) sebagai universitasyang menghasilkan dokter yang berkualitas.

    1.4.3 Bagi Puskesmas yang dievaluasi :

    - Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program pengawasan sarana airbersih disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahannya.

    - Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan sebagai umpan balik agarkeberhasilan program di masa mendatang dapat tercapai secara optimal.

    1.4.4 Bagi Masyarakat :

    - Terciptanya pelayanan kesehatan lingkungan yang bermutu, khususnya bagimasyarakat yang kekurangan air bersih.

    - Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat memutuskan rantaipenyakit water borne diseases, water washed diseases, water based diseases, water

    related insect vector di wilayah kerja Puskesmas Loji sehingga tidak lagi menjadi

    masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Loji.

    1.5SasaranSeluruh sarana air bersih di wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji periode Januari 2013

    sampai dengan November 2013.

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    5/29

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    6/29

    6

    Bab III

    Kerangka Teori

    3.1Kerangka Teoritis

    Bagan 1. Gambar Teori Sistem

    Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan

    oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya

    menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.

    1.

    Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dandibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana

    (money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan (machine),

    jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi (information).

    2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem danberfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari

    unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),

    dan pemantauan (controlling).

    3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dariberlangsungnya proses dalam sistem.

    4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistemtetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non

    fisik.

    Lingkungan

    4

    Proses

    (2)

    Masukan

    (1)

    Umpan Balik(5)

    Keluaran

    (3)

    Dampak

    (6)

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    7/29

    7

    5. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluarandari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan dan

    pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.

    6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem..

    3.2Tolok UkurMerupakan nilai acuan / standart yang telah ditetapkan yang digunakan sebagai target

    yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem yang meliputi masukan, proses, keluaran,

    lingkungan, dan umpan balik pada Program Pengawasan Sarana Air Bersih

    Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok makhlik hidup sehari- hari. Air yang

    digunakan untuk kebutuhan manusia sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya

    harus memnuhi syarat kesehatan, antara lain bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung

    bahan beracun. Air minum memnuhi syarat kesehatan sangat penting dalam mempertinggi

    derajat kesehatan masyarakat.

    Jenis- jenis sarana air bersih meliputi Sumur Gali (SGL), Sumur Pompa Tangan (SPT),

    Sumur Pompa Tangan Dalam ( SPT- DL), Penampungan Air Hujan (PAH), Perlindungan Air

    Hujan (PMA).

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    8/29

    8

    Bab IV

    Penyajian Data

    4.1. Sumber DataSumber data dalam evaluasi ini berupa data primer dengan wawancara dengan pihak

    terkait yaitu petugas kesehatan lingkungan (sanitarian) Puskesmas Loji dan data sekunder yang

    diperoleh dari data kependudukan di wilayah kerja Puskesmas Loji; Data Kecamatan yang

    meliputi jumlah sarana air bersih, jenisnya, dan jumlah penduduk yang menggunakan sarana air

    bersih yang dikeluarkan tiap awal tahun; Laporan Bulanan Data Dasar Penyehatan Lingkungan

    Puskesmas Loji periode Januari 2013 sampai dengan November 2013; Laporan Bulanan

    Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Puskesmas Loji periode Januari 2013 sampai dengan

    November 2013.

    4.2. Data Umum

    4.2.1 Data Geografi4.2.1.1Luas Wilayah dan Batas-batas

    Lokasi : Gedung UPTD Puskesmas Loji terletak di Jalan Raya Pangkalan-Loji,

    Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang.

    Wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji, Kecamatan Tegalwaru meliputi 9 (sembilan) desa,dengan jumlah RT sebanyak 109 dan RW sebanyak 40, luas wilayah 10,279 Ha, yang terdiri

    dari 40% sawah, 35% tanah pemukiman, 10% perkebunan, dan 15% pegunungan. Wilayah kerja

    UPTD puskesmas Loji meliputi :

    Desa Kutamaneuh Desa Kutalanggeng Desa Cintalanggeng Desa Cintawargi Desa Cintalaksana Desa Mekarbuana Desa Wargasetra Desa Cigunungsari Desa Cipurwasari

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    9/29

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    10/29

    10

    4.2.6 Data Fasilitas KesehatanJenis Fasilitas Kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Loji antara

    lain: 1 Puskesmas dengan rawat inap, 2 Puskesmas Pembantu, 1 Puskesmas Keliling, 38

    Posyandu, 1 Pos UKK, dan 1 Poned.

    4.2.7 Data Sarana Air BersihJenis dan jumlah sarana air bersih yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

    Loji tahun 2012 sebanyak 8624 yaitu: sumur gali 6.691 buah, pompa listrik 4 buah,

    pemeliharaan mata air 1.929 buah.

    4.3. Data Khusus

    4.3.1 Masukan4.3.1.1Tenaga

    Penanggung jawab program : 1 orang Tenaga kesehatan lingkungan (sanitarian) : 1 orang

    4.3.1.2Dana APBD : Ada, Tersedianya dana yang cukup berasal dari APBD dan APBN untuk

    petugas sebesar Rp 25.000, tiap RW.

    4.3.1.3Sarana Medis

    - Sanitarian kit : Tidak ada Non medis

    - Infocus : Ada. 1 buah- Layar : Ada- Leaflet : Tidak ada- Lembar balik : Tidak ada- Poster : Tidak ada- Formulir inspeksi sanitasi : cukup- Formulir pengiriman sampel : cukup- Alat tulis : cukup- Buku pedoman Kesling : Ada (terbatas, 2 buah)

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    11/29

    11

    - Sarana transportasi : cukup4.3.1.4Metode

    Dilakukan pendataaan SABPendataan Jumlah dan jenis SAB di setiap rumah di wilayah kerja Puskesmas Loji

    Mendatangi rumah penduduk yang menggunakan SAB di wilayah kerja Puskesmas

    Loji, Kabupaten Karawang periode Januari - November 2012, dan memberikan

    Formulir Inspeksi Sanitasi untuk diiisi oleh kepala keluarga (perwakilan)pencatatan

    rumah yang menggunakan SAB setiap bulan dibalai desa wilayah kerja Puskesmas

    Loji, Kabupaten Karawang periode JanuariNovember 2013

    Dilakukan pemeriksaan SABPemeriksaan kualitas air dilakukan berdasarkan kriteria fisik saja: tidak berbau, tidak

    berwarna, tidak keruh, dan tidak berasa.

    Perhitungan diambil dari Formulir Inspeksi Sanitasi yang telah dicatatkan ke Laporan

    Tahunan Pemeriksaan Penyehatan Lingkungan, Puskesmas Loji, Kaabupaten

    Karawang periode Januari sampai November 2013, jumlah SAB yang mempunyai

    tingkat risiko pencemaran air rendah merupakan jumlah SAB yang memenuhi syarat

    (MS).

    Dilakukan pemeriksaan SAB yang mempunyai tingkat risiko pencemaran air yangrendah (memenuhi syarat)

    4.3.2 Proses

    4.3.2.1 Perencanaan

    Perencanaan kegiatan dibuat setahun sebelumnya Pendataan SAB 12 kali ( 1 bulan sekali ) Inspeksi sanitasi SAB 72 kali ( 1 bulan 6 kali) Pemeriksaan jumlah SAB yang mempunyai tingkat risiko pencemaran air yang rendah 4

    kali ( 3 bulan sekali )

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    12/29

    12

    4.3.2.2 Pengorganisasian

    Pengorganisasian Program Pengawasan Sarana Air Bersih

    di UPTD Puskesmas Loji

    Bagan 2. Struktur organisasi bagian kesehatan lingkungan Puskesmas Loji

    Pengorganisasian dalam program Kesehatan Lingkungan dibagi berdasarkan jabatan:

    a. Kepala Puskesmas (Hj. Wiwin Widianingsih, SKM): Sebagai penanggung jawab program. Monitoring pelaksanaan Kesehatan Lingkungan tingkat kecamatan. Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lingkungan di wilayah

    kerja.

    b. Koordinator Kesehatan Lingkungan (Arry Setiawan, SKM): Koordinator program. Pelaksana program. Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil pencatatan

    kepada Kepala Puskesmas dalam waktu tiap bulan.

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    13/29

    13

    4.3.2.3PelaksanaanSesuai dengan rencana dan metode yg telah ditetapkan, dilaksanakan secara berkala :

    Pengumpulan data 1x perbulan Pengawasan kualitas air bersih minimal 4x/tahun

    4.3.2.4PengawasanAdanya pencatatan tiap bulan/tahunan dan pelaporan secara berkala tentang kegiatan

    pengawasan kualitas air ke tingkat Kabupaten minimal 3 bulan sekali dan apabila terjadi

    kejadian luar biasa karena penurunan kualitas air.

    4.3.3 Keluaran4.3.3.1 Jumlah rumah dan rumah yang memiliki sarana air bersih

    Jenis dan jumlah rumah yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Loji tahun

    sebanyak 8.744 rumah dengan 4.714 rumah memiliki sarana air bersih.

    4.3.3.2 Jumlah dan jenis sarana air bersih yang di inspeksi

    Hasil pendataan jumlah dan jenis sarana air bersih di puskesmas loji yang di inspeksi periode

    januari sampai dengan November 2013.

    Desa Kutamaneuh: sumur gali 255 buah, pompa listrik 15 buah, pemeliharaan mata air 45buah.

    Desa Kutalanggeng: sumur gali 185 buah, pompa listrik 2 buah, pemeliharaan mata air 36buah.

    Desa Cintalanggeng: sumur gali 298 buah, pompa listrik 2 buah, pemeliharaan mata air15 buah.

    Desa Cintawargi: sumur gali 335 buah, pemeliharaan mata air 10 buah. Desa Cintalaksana: sumur gali 169 buah, pemeliharaan mata air 29 buah. Desa Mekarbuana: sumur gali 120 buah, pemeliharaan mata air 65 buah. Desa Wargasetra: sumur gali 156 buah, pemeliharaan mata air 25 buah. Desa Cigunungsari: sumur gali 89 buah. Desa Cipurwasari: sumur gali 96 buah. Total: Sarana air bersih 1974 buah terdiri dari: sumur gali 1703 buah, pompa listrik 19

    buah, pemeliharaan mata air 225.

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    14/29

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    15/29

    15

    4.3.4 Lingkungan4.3.4.2Fisik

    Sebagian besar Kecamatan Tegalwaru daratannya diliputi sawah, tanah, sebagian kecil

    sungai dan perbukitan. Sehingga masyarakat di kecamatan ini menggunakan air tanah yang

    didapat dari sarana sumur gali, dan pompa tangan. Tapi tidak sedikit juga masyarakat yang

    menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Loji mempunyai aliran sungai yg

    berfungsi mengaliri lahan pertanian / irigasi. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Loji, kabupaten

    Karawang berada pada wilayah perbukitan yang tanahnya kebanyakan berupa tanah yang

    mengandung kapur.

    4.3.4.3Non fisik- Keadaan sosial ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan program. Sebagian

    besar penduduk bermata pencaharian petani dan serabutandari total jumlah penduduk

    merupakan masyarakat miskin, hal tersebut dapat mempengaruhi akses untuk mendapatkan

    sarana air bersih yang memadai.

    - Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi keberhasilan program. Karena sebagian besarpenduduk merupakan tamatan SD, pengetahuan tentang kualitas air dan sarana air bersih

    masih kurang.

    - Perilaku masyarakat dalam menggunakan air bersih dapat mempengaruhi keberhasilanprogram. Sebagian masyarakat masih menggunakan air sungai untuk keperluan mandi,

    mencuci, tempat buang air besar, dan tempat pembungan limbah keluarga.

    4.3.5 Umpan Balik- Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap sesuai dengan waktu yang ditentukan akan

    dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan program pengawasan sarana air bersih

    selanjutnya.

    - Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu kali yang membahaslaporan kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan.

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    16/29

    16

    4.3.6 Dampak- Dampak langsung seperti menurunnya angka penyakit yang disebabkan water borne diseases,

    water washed disesases, water based diseases belum dapat dinilai.

    - Dampak tidak langsung yaitu masalah penyediaan dan pengawasan air bersih tidak lagimenjadi permasalahan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat belum dapat dinilai.

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    17/29

    17

    Bab V

    Pembahasan

    Tabel 1. Variabel-variabel dari MasalahNo Variabel Tolok Ukur

    Target PKM Loji dan

    Provinsi Jawa Barat

    Pencapaian

    PKM Loji

    Masalah

    1. Keluaran :

    Cakupan Jumlahrumah yang

    menggunakan air

    dari sarana air

    bersih

    Cakupan HasilInspeksi SAB

    Cakupan SAByang diinspeksi

    yang mempunyai

    tingkat resiko

    pencemaran air

    yang rendah

    Cakupanpengambilan

    sampel air

    Cakupan SABdengan kualitas

    bakteriologis yangmemenuhi syarat

    kesehatan

    80 %

    80 %

    95 %

    80 %

    100 %

    47,74%

    22,89%

    56,43%

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    (+)

    33,26 %

    (+)

    57,11 %

    (+)

    38,57 %

    (+)

    (+)

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    18/29

    18

    2. Masukan :

    Tenaga (Man)

    Dana (money)

    Metode

    Tersedianya minimal 2

    orang sebagai koordinator

    dan pelaksana program

    pengawasan SAB yang

    terampil dibidangnya

    Tersedianya dana yang

    cukup berasal dari APBD

    dan APBN untuk petugas

    sebesar Rp 25.000, tiap

    RW.

    1.Dilakukan pendataanSAB

    2.Dilakukan pemeriksaanSAB

    3.Dilakukan pengambilansampel

    4.Dilakukan pemeriksaanbakteriologis air

    5.Dilakukan pemeriksaanresiko pencemaran air

    1 orang tenaga

    kesling yang

    merangkap sebagai

    coordinator dan

    pelaksana program

    yang terampil di

    bidangnya.

    Tidak ada laporan

    penggunaan dana

    operasional dan

    kurangnya dana

    operasional kegiatan

    - PendataanJumlah dan jenis

    SAB

    -

    Metodepemeriksaan

    kualitas air

    dilakukan

    berdasarkan

    kriteria fisik saja:

    tidak berbau,

    tidak berwarna,

    tidak keruh, dan

    tidak berasa.

    - Metodepengambilan

    sampel dan

    (+)

    (+)

    (+)

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    19/29

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    20/29

    20

    Pelaksanaan

    Pengawasan

    dengan pelaksana

    program

    Sesuai dengan rencana

    dan metode yang telah

    ditetapkan, dilaksanakan

    secara berkala:

    pengumpulan data SAB

    1x/bulan, pengawasan

    sanitasi SAB minimal

    4x/tahun, pengambilan

    sampel SAB 4x/tahun,

    pemeriksaan lab untuk

    menilai kandungan

    bakteriologi / kimia, serta

    dilakukan pemeriksaan

    resiko pencemaran air

    Adanya pencatatan tiapbulan / tahunan dan

    pelaporan secara berkala

    tentang kegiatan

    pengawasan kualitas air

    ke tingkat kabupaten

    minimal 3 bulan sekali

    dan apabila terjadi KLB

    karena penurunan

    kualitas air

    Pendataan SAB

    sudah baik,

    pengawasan belum

    optimal,

    pengambilan sampel

    dan pemeriksaan

    bakteriologis air

    baru mencakup SAB

    untuk usaha air

    mineral/minum.

    Pencatatan tiapbulan dan tiap tahun

    dan laporan hasil

    pemeriksaan ke

    dinas kesehatan

    sudah dilakukan.

    (+)

    (+)

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    21/29

    21

    4. Lingkungan

    Fisik

    Non Fisik

    Terdapat sarana air bersih

    yang dibuat berdasarkan

    kondisi fisik suatu

    wilayah, meliputi sumur

    gali (SGL), perlindungan

    mata air (PMA),

    penggunaan air

    permukaan

    1.Keadaan sosialekonomi masyarakat

    dapat mempengaruhi

    keberhasilan program

    2.Tingkat pendidikandapat mempengaruhi

    keberhasilan program

    3.Prilaku masyarakatdalam menggunakan air

    bersih dapat

    mempengaruhi

    Sebagian besar

    kecamatan Jayakerta

    daratannya diliputi

    sawah, tanah,

    pengunungan dan

    sebagaian kecil oleh

    sungai dan danau.

    Sehingga

    masyarakat di

    kecamatan ini

    menggunakan air

    tanah yang didapat

    dari sarana sumur

    gali, lalu diikuti

    penggunaan sarana

    perlindungan mata

    air. Tetapi tidak

    sedikit juga yangmemakai air sungai.

    Sebagian besar

    kepala keluarga

    bermata

    pencaharian petani

    dan serabutan dari

    total jumlah

    keluarga merupakan

    keluarga miskin, hal

    tersebut dapat

    mempengaruhi

    akses untuk

    (+)

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    22/29

    22

    keberhasilan program mendapatkan sarana

    air bersih yang

    memadai.

    Karena sebagian

    besar tingkat

    pendidikan Kepala

    Keluarga tamat SD

    pengetahuan

    tentang kualitas air

    dan SAB masih

    kurang

    Sebagian

    masyarakat masih

    menggunakan air

    sungai untuk

    keperluan mandi,

    mencuci, tempat

    buang air besar, dan

    tempat pembungan

    limbah keluarga.

    Tidak terdapat data

    penggunaan air

    sungai sebagai

    sumber air minum.

    (+)

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    23/29

    23

    Bab VI

    Perumusan Masalah

    Dari pembahasan hasil evaluasi program pengawasan sarana air bersih di Puskesmas Lojiperiode Januari sampai dengan November 2013,terlihat beberapa masalah:

    6.1Masalah sebenarnya ( menurut keluaran)6.1.1 Cakupan penduduk yang menggunakan air bersih dengan besar masalah 33,26 %6.1.2 Cakupan inspeksi sarana air bersih dengan besar masalah 57,11 %6.1.3 Cakupan sarana air bersih yang diinspeksi yang memiliki tingkat risiko pencemaran

    rendah (memenuhi syarat) dengan besar masalah 38,57 %

    6.1.4 Belum dilakukannya pengambilan sampel air terhadap sarana air bersih yang diinspeksi.6.1.5 Belum dilakukannya pemeriksaan kualitas bakteriologis pada sampel air bersih.

    6.2Masalah dari unsure lain (penyebab)6.2.1 Masukan

    TenagaHanya terdapat satu tenaga yang merangkap sebagai koordinator dan pelaksana

    program yang terampil di bidangnya, hal ini sangat menyulitkan dalam pelaksanaan

    program pengawasan sarana air bersih.

    DanaDana dari APBD hanya mencukupi inspeksi beberapa sarana air bersih, tidak cukup

    jika menginspeksi seluruh sarana air bersih. Tidak ada dana untuk melakukan

    pemeriksaan laboratorium air bersih untuk menilai kualitas bakteriologis.

    6.2.2 Proses

    Pelaksanaan- Tidak dilakukan pengambilan sampel air dari sarana air bersih yang diinspeksi

    saat melaksanakan inspeksi sarana air bersih oleh petugas sanitarian.

    - Tidak dilakukan pengukuran kualitas bakteriologis air bersih yang dilakukansetelah selesai diambil sampel air bersih yang dilakukan oleh Badan Laboratorium

    Kesehatan.

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    24/29

    24

    6.2.3 Lingkungan Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan serabutan dari total

    jumlah penduduk merupakan masyarakat miskin, hal tersebut dapat mempengaruhi

    akses untuk mendapatkan sarana air bersih yang memadai.

    Karena sebagian besar penduduk merupakan tamatan SD, pengetahuan tentangkualitas air dan sarana air bersih masih kurang.

    Sebagian masyarakat masih menggunakan air sungai untuk keperluan mandi,mencuci, tempat buang air besar, dan tempat pembuangan limbah keluarga. Tidak

    terdapat data penggunaan air sungai sebagai sumber air minum.

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    25/29

    25

    Bab VII

    Prioritas Masalah

    Berdasarkan rumusan masalah pada variabel keluaran, maka di dapat beberapa masalah :a. Cakupan penduduk yang menggunakan air bersih pencapaiannya hanya 47,74% (Masalah

    A )

    b. Cakupan inspeksi sarana air bersih pencapaiannya hanya 22,89% ( Masalah B )c. Cakupan sarana air bersih yang diinspeksi yang memiliki tingkat risiko pencemaran

    rendah (memenuhi syarat) pencapaiannya hanya 56,43% ( Masalah D )

    Dengan sistem skoring, maka akan di dapat prioritas masalah sebagai berikut :

    Keterangan derajat masalah :

    5 : Sangat Penting

    4 : Penting

    3 : Cukup Penting

    2 : Kurang Penting

    1 : Sangat Kurang Penting

    Dari dilakukannya teknik skoring untuk mendapatkan prioritas masalah, di dapat 2 masalah

    yang ingin diselesaikan yaitu :

    1. Cakupan penduduk yang menggunakan air bersih dengan besar masalah 33,26 %2. Cakupan inspeksi sarana air bersih dengan besar masalah 57,11 %

    No Parameter Masalah

    A B C

    1 Besarnya masalah 5 2 4

    2 Berat ringannya masalah 5 4 4

    3 Keuntungan sosial karena terselesainya masalah 5 5 4

    4 Sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan masalah 3 5 3

    5 Teknologi yang tersedia 5 3 3

    Jumlah 23 19 18

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    26/29

    26

    Bab VIII

    Penyelesaian Masalah

    Masalah 1 :Cakupan penduduk yang menggunakan air bersih dengan pencapaian 47,74% dan besar masalah

    33,26 %

    Penyebab :

    - Tingkat sosial ekonomi penduduk yang terkadang membuat penduduk sulit untukmemiliki dan menggunakan sarana air bersih.

    - Perilaku masyarakat yang masih menggunakan air sungai atau air yang tidak bersih untukmemenuhi kebutuhan sehari-hari karena terbatasnya / kurangnya sarana air bersih yang

    ada di daerah tersebut.

    Penyelesaian masalah :

    - Mengusulkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang bekerja sama dengan DinasPekerjaan Umum Kabupaten Karawang untuk membuat sarana air bersih lebih banyak

    lagi, terutama di daerah yang penduduknya masih kekurangan air bersih.

    - Dilakukannya penyuluhan yang intensif oleh pihak promosi kesehatan kepada orang yangmasih terbiasa menggunakan air yang tidak bersih padahal di daerahnya sudah terdapat

    sarana air bersih tentang pentingnya penggunaan air bersih untuk kepentingan sehari-hari.

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    27/29

    27

    Masalah 2 :

    Cakupan Cakupan inspeksi sarana air bersih dengan pencapaian 22,89 % dan besar masalah

    57,11 %

    Penyebab :

    - Tenaga yang kurang untuk melakukan inspeksi kualitas sarana air bersih. Petugassanitarian merangkap jabatan sebagai Koordinator Program dan Pelaksana Program. Ini

    membuat pekerjaan inspeksi sarana air bersih kadang kurang optimal

    - Tidak ada dana yang mencukupi untuk menginspeksi seluruh sarana air bersih yang ada

    Penyelesaian masalah :

    - Mengoptimalkan tenaga kesehatan lingkungan di Puskesmas atau perekrutan tenaga yangahli dalam bidang kesehatan lingkungan yang berasal dari luar puskesmas

    - Penambahan biaya yang tidak hanya dari APBD saja melainkan bersumber darimasyarakat contohnya. Di samping itu, perlu juga mengusulkan kepada Pemerintah

    Daerah untuk menambah lagi dana supaya inspeksi sarana air bersih bisa dilakukan

    menyeluruh

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    28/29

    28

    Bab IX

    Kesimpulan dan Saran

    9.1 KesimpulanBerdasarkan hasil evaluasi Program Pengawasan Sarana Air Bersih di Puskesmas Loji

    periode Januari sampai dengan November 2013 adalah belum berhasil, hal ini dapat dilihat dari

    unsur keluaran yang belum seluruhnya mencapai target yang ditentukan.

    a. Cakupan penduduk yang menggunakan air bersih pencapaiannya hanya 47,74 %.b. Cakupan inspeksi sarana air bersih pencapaiannya hanya 22,89 %.c. Cakupan sarana air bersih yang diinspeksi yang memiliki tingkat risiko pencemaran

    rendah (memenuhi syarat) pencapaiannya hanya 56,43 %.

    d. Belum dilakukannya pengambilan sampel air terhadap sarana air bersih yang diinspeksi.e. Belum dilakukannya pemeriksaan kualitas bakteriologis pada sampel air bersih.

    9.2 Saran

    Untuk mengatasi kendala pada tingkat keberhasilan program Pengawasan Sarana Air

    Bersih di Puskesmas Loji, saya harapkan saran saya kepada Kepala Puskesmas dalam waktu

    sebulan ini dapat diterima dan dijalankan secara benar.

    a. Mengoptimalkan tenaga kesehatan lingkungan pelaksana program di Puskesmasb. Alternatif lain dengan perekrutan tenaga yang ahli dalam bidang kesehatan lingkungan

    yang berasal dari luar puskesmas

    c. Mengusulkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang bekerja sama dengan DinasPekerjaan Umum Kabupaten Karawang untuk membuat sarana air bersih lebih banyak

    lagi, terutama di daerah yang penduduknya masih kekurangan air bersih.

    d. Dilakukannya penyuluhan yang intensif oleh pihak promosi kesehatan kepada orang yangmasih terbiasa menggunakan air yang tidak bersih padahal di daerahnya sudah terdapat

    sarana air bersih tentang pentingnya penggunaan air bersih untuk kepentingan sehari-hari.

  • 8/12/2019 3.Revisi Evprog Adhi Pasha Dwitama 11 2012 034

    29/29