skripsi - digilib.uns.ac.id/strategi... · menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STRATEGI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KOTA SURAKARTA
DALAM PROSES PENGADAAN KEPALA SEKOLAH
SKRIPSI
Oleh :
NENI SHARA YULIANITA
D 0106077
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Plitik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing Skripsi
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Drs. H. Marsudi, MSNIP. 19550823 198303 1 001
HALAMAN PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disahkan Oleh Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
1. Drs. Priyanto Susiloadi, M.SiNIP. 19601009 198601 1 001 Ketua
2. Dra. Retno Suryawati, M.SiNIP. 19600106 198702 2 001 Sekretaris
3. Drs. H. Marsudi, MSNIP. 19550823 198303 1 001 Penguji
Mengetahui,
DekanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas MaretSurakarta
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Drs. H. Supriyadi SN, SUNIP. 19530128 198103 1 001
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka
merubah yang ada pada mereka sendiri”
(Ar. Ra’du: 11)
“Sungguh bersama kesukaran dan keringanan. Karna itu bila kau telah selesai
(mengerjakan yang lain). Dan kepada Tuhan, berharaplah.”
(Q.S Al Insyirah : 6-8)
“Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan kita takkan pernah
mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini.”
(Penulis)
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :
à Bapak dan Ibu, yang senantiasa mengiringi dalam doa,
kasih sayang dan terimakasih telah mengajarkan arti hidup.
à Kakangku ”Roni Eka Widyasmara” dan Adikku ”Tirta
Rahma Dewi”, terima kasih atas doa dan dukungannya
selama ini.
à Glorious Bima Sigmatara, terimakasih untuk kesabaran,
pengertian dan kasih sayangnya.
à Sahabat dan teman-temanku tersayang.
à Almamaterku
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Strategi Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam Proses Pengadaan Kepala Sekolah”
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial, Ilmu Administrasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Proses Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan penelitian ini. Ucapan
terima kasih penulis haturkan kepada :
1. Bapak Drs. H. Marsudi, MS, selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga mampu menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si. selaku Pembimbing Akademis yang telah
memberikan bimbingan akademik kepada penulis selama masa studi.
3. Bapak Drs. Sudarto, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
4. Bapak Drs. Agung Priyono, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi.
5. Bapak Drs. Sugiyanto, MM. selaku Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta.
6. Ibu Dra. Latynina selaku Kepala Seksi bidang Pendidik dan tenaga
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kependidikan yang telah banyak memberi bantuan berupa data-data yang
dibutuhkan penulis.
7. Bapak Drs. H. Supriyadi SN, SU. selaku Dekan Fakultas llmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret.
8. Teman-teman mahasiswa Administrasi Negara angkatan 2006.
9. Seluruh pihak yang ikut memberikan bantuan dan dukungan yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii
MOTTO ...................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
ABSTRAK.................................................................................................. xiii
ABSTRACT................................................................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B. Perumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 7
1. Pengertian Strategi .......................................................................... 7
2. Pengertian Pengadaan 11
3. Pengertian Kepala sekolah 12
4. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah................ 14
5. Kerangka Pemikiran........................................................................ 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 30
1. Jenis Penelitian ............................................................................... 30
2. Lokasi Penelitian 31
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Sumber Data 31
4. Teknik Pengumpulan data 32
5. Teknik Penarikan Sampel 33
6. Validitas Data 34
7. Teknik Analisis Data 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 37
A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kota Surakarta ................................................................................ 37
1. Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi....................................... 37
2. Visi, Misi dan Tujuan 39
3. Struktur Organisasi 41
4. Uraian Tugas 44
5. Tata Kerja 46
6. Susunan Kepegawaian 47
B. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta
dalam proses pengadaan kepala sekolah ......................................... 50
a. Penarikan............................................................................. 52
b. Seleksi 67
c. Penempatan 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 77
a. Kesimpulan ..................................................................................... 77
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Saran 78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 79
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Data Sekolah program SSN, SBI, Akselerasi, SKM, dan
Inklusi .................................................................................. 2
Tabel 1.2 Jumlah peserta seleksi calon kepala sekolah tahun
2007 dan 2008...................................................................... 4
Tabel 4.1 : Jumlah Pegawai per-bagian ................................................. 47
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.2 : Jumlah pegawai berdasarkan status kepegawaian................ 48
Tabel 4.3 : Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan............................. 49
Tabel 4.4 : Jumlah pegawai berdasarkan golongan................................ 50
Tabel 4.5 : Kualifikasi umum dan kualifikasi khusus kepala sekolah ... 56
Tabel 4.6 : Daftar calon kepala sekolah berdasar status pendidikan...... 59
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Konsep Penarikan ................................................................ 20
Gambar 2.2 : Model proses pemilihan kepala sekolah .............................. 24
Gambar 2.3 : Kerangka Berpikir................................................................ 29
Gambar 3.1 : Skema Analisis Data Model Interaktif................................. 36
Gambar 4.1 : Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kota Surakarta ...................................................... 43
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Neni Shara Yulianita, D0106077, STRATEGI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA DALAM PROSES PENGADAAN KEPALA SEKOLAH, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, 81 Halaman
Perubahan paradigma pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralisasi menjadi desentralisasi dengan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menuntut seorang kepala sekolah tidak hanya menjadi seorang manajer yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif saja, namun juga dituntut menjadi seorang pemimpin yang mampu menciptakan visi dan mengilhami staf serta semua komponen individu yang terkait dengan sekolah. Oleh karena itu, diselenggarakan pengadaan kepala sekolah untuk mendapatkan calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh Dinas pendidikan, Pemuda dan Olahrga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah sehingga mendapatkan calon kepala sekolah yang berkualitas dan
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berkompeten.Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif; teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling, untuk menganalisis data digunakan teknik analisis interaktif dan untuk menguji validitas data digunakan trianggulasi data.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Startegi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah dilaksanakan melalui 3 (tiga) proses, antara lain : proses penarikan, proses seleksi, dan proses penempatan. Dalam proses tersebut masih perlu peningkatan lagi baik dalam peningkatan standar administratif dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon kepala sekolah, sehingga tercipta calon-calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten.
ABSTRACT
Neni Shara Yulianita, D0106077, STRATEGIC OF THE DEPARTMENT EDUCATION, YOUTH, AND SPORT AT THE CITY OF SURAKARTA IN PROCUREMENT OF THE HEADMASTER, Scription, Public Administration, Social and Politic Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta, 2010, 81 pages.
The Paradigm change of the education management from the centralized one with the policy of School Based Management or (MBS), to forced the headmaster not just to become a finance and administrative manager but it also forced them to be a leader who able to create a vision and inspirate their staff and all of the people who linked with the school management. Therefore, there was a procurement of the headmaster to get a qualified candidates.
The aim of the research is ti find out, how’s the strategics of the Department eduacation, youth, and sport at the city of Surakarta in procurement of the headmaster to get the qualified candidates to be the next headmaster.
The methods used in this research were descriptive qualitative, then the observation, interview, and documentation methods were used to collect the data, also the purposive sampling were used to decide the sample. The last, but not least, interactive analize method and trianggulation data method is used to analize the data and to the test the validation of the data.
Based on the result of the research, it can be concluded that The strategics used by the Department of education, youth and sport at the city of Surakarta were held in 3 (three) ways, there are : recruitment, selection, and placement. In carrying out the
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
procurement of the headmaster still need more improvement, both in improving administrative standards and provide education and training for prospective principals, so as to create the candidates are qualified and competent.
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
perubahan di hampir semua aspek kehidupan masyarakat, salah satunya yaitu
pendidikan. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan pendidikan di Indonesia
menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, sejalan dengan perkembangan
manusia yang selalu menuntut adanya perubahan-perubahan yang mengarah pada
perbaikan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.
Pada masa kini, keberadaan dunia pendidikan di Indonesia terus
berusaha memberikan sumbangsih dalam perkembangannya di segala bidang.
Pendidikan bukan hanya sebagai suatu barang komoditi akan kebutuhan kemajuan
individual melainkan sebagai salah satu tolok ukur dalam kemajuan suatu bangsa.
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
memberikan kontribusi yang cukup besar, karena Pemerintah Daerah diberi
kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri, tidak terkecuali kewenangan
untuk mengatur kebijakan tentang pendidikan di daerah, seperti di Kota Surakarta.
Di wilayah Kota Surakarta yang memiliki karakteristik sebagai trade center
bagi daerah-daerah sekitar, meningkatkan kualitas pendidikan sangatlah penting
guna menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu,
Pemerintah Kota Surakarta menerapkan program-program sekolah, seperti Program
Sekolah Standar Nasional (SSN), Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Sekolah
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Akselerasi, Sekolah Kategori Mandiri (SKM), dan Sekolah Inklusi, seperti yang terlihat
dalam tabel dibawah ini :
TABEL 1.1
Data Sekolah Program SSN, SBI, Akselerasi, SKM, Inklusi
Kota Surakarta
NO. PROGRAM SD SMP SMA SMK
1. Sekolah Standar
Nasional (SSN) - 17 - -
2. Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI) 1 1 4 5
3. Sekolah Akselerasi 2 2 2 -
4. Sekolah Kategori
Mandiri (SKM) - - 2 -
5. Sekolah Inklusi - - 1 -
(Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta tahun 2008 )
Program-program diatas secara tidak langsung akan menuntut peran dan
kualitas dari pemimpin sekolah, karena komponen kepala sekolah merupakan
komponen terpenting. Kepala sekolah merupakan salah satu input sekolah yang
memiliki tugas dan fungsi paling berpengaruh terhadap proses berlangsungnya
sekolah. Pada saat ini masalah kekepalasekolahan, merupakan suatu peran yang
menuntut persyaratan kualitas kepemimpinan yang kuat. Bahkan telah berkembang
menjadi tuntutan yang meluas dari masyarakat, sebagai kriteria keberhasilan
sekolah didukung kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas.
Perubahan paradigma pengelolaan pendidikan dari yang bersifat
sentralisasi menjadi desentralisasi dengan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(MBS) menuntut seorang kepala sekolah tidak hanya menjadi seorang manajer yang
lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan
administratif lainnya, namun juga dituntut menjadi seorang pemimpin yang mampu
menciptakan visi dan mengilhami staf serta semua komponen individu yang terkait
dengan sekolah.
Berkaitan dengan upaya mendapatkan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas, keberadaan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta
sangat penting, karena Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta
mempunyai kewenangan untuk merencanakan kebutuhan pendidik dan tenaga
kependidikan, khususnya kepala sekolah yang berkualitas bagi tiap-tiap sekolah agar
dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas sekolah yang ada di Kota
Surakarta. Untuk mendapatkan calon kepala sekolah yang tepat, Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga telah menyelenggarakan proses pengadaan kepala sekolah.
Proses pengadaan kepala sekolah ini telah dilaksanakan dalam 2 periode terakhir
yaitu tahun 2007 dan 2008, yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 1.2
Jumlah Peserta Seleksi Calon Kepala sekolah Tahun 2007 dan 2008
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No. Tahun Satuan Pendidikan
Kebutuhan
kepala sekolah
(orang)
Calon yang
mendaftar
(orang)
Calon yang
lolos
(orang)
Persentase 7=(6/ε6)*100%
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. 2007 TK 3 6 2 2,9
SD 17 41 19 27,1
SMP 3 32 4 5,7
SMA 0 0 0 0
SMK 1 12 2 2,9
2. 2008 TK 2 6 3 4,3
SD 25 36 26 37,1
SLB 2 4 2 2,9
SMP 3 47 6 8,5
SMA 2 14 4 5,7
SMK 1 16 2 2,9
Jumlah 35 123 43 100 %
(Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta tahun 2007 dan 2008)
Tabel diatas menunjukkan jumlah peserta seleksi calon kepala sekolah
yang dibutuhkan untuk mengisi formasi jabatan, yang mendaftar menjadi calon
kepala sekolah dan yang lolos seleksi. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa
kebutuhan kepala sekolah untuk satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) lebih banyak
yaitu 27,1% di tahun 2007 dan 37,1 % di tahun 2008 dibandingkan dengan satuan
pendidikan yang lain.
Peran sumber daya manusia dalam menentukan keberhasilan organisasi
tidak dapat diabaikan begitu saja. Sumber daya manusia dapat bertahan karena
memiliki kompetensi manajerial, yaitu kemampuan untuk merumuskan visi dan
strategi perusahaan serta kemampuan untuk memperoleh dan mengarahkan
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sumber daya-sumber daya lain dalam rangka mewujudkan visi dan menerapkan
strategi perusahaan (Lado et. al., 1992). Seperti halnya yang dilakukan oleh Dinas
Dikpora Kota Surakarta dalam mendapatkan calon kepala sekolah harus
direncanakan secara baik dan benar sesuai kebutuhan. yaitu melalui proses
pengadaan kepala sekolah. Penyelenggaraan proses pengadaan kepala sekolah yang
dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta
membutuhkan strategi atau cara yang tepat guna mendapatkan calon kepala
sekolah yang berkualitas dan berkompeten. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
meneliti tentang Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta
dalam proses pengadaan kepala sekolah, dimana kedepannya strategi tersebut
dapat digunakan untuk memperoleh calon kepala sekolah yang berkualitas dan
berkompeten.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian Latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
“Bagaimana Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta
dalam proses Pengadaan Kepala Sekolah?
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh informasi dan gambaran mengenai strategi Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga (Dinas Dikpora) Kota Surakarta dalam proses pengadaan
kepala sekolah.
2. Sebagai syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Diperoleh Informasi dan gambaran mengenai strategi Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga (Dinas Dikpora) Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala
sekolah guna memperoleh calon kepala sekolah yang berkualitas.
2. Memberikan masukan dan sumbangan saran bagi Badan atau Dinas terkait sebagai
pertimbangan dalam menentukan strategi guna memperoleh pegawai negeri
khususnya Kepala Sekolah yang berkompeten, unggul dan profesional, serta
mampu menghadapi tuntutan global.
3. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan
berdasarkan pengalaman dari apa yang di temui di lapangan.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “stratego”, yaitu gabungan
dari kata stratos yang berarti tentara dan ego yang berarti pemimpin (Bryson, 2007
: 25). Strategi disini diartikan sebagai taktik atau cara bagi seorang pemimpin
perang dalam memobilisasi pasukannya untuk memenangkan peperangan.
Konotasi ini berlaku selama masa perang dan berkembang dalam manajemen
ketentaraan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 1092) strategi
memiliki beberapa arti yaitu siasat perang, ilmu siasat perang, tempat yang baik
menurut siasat perang atau dapat pula diartikan sebagai rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dari pengertian tersebut dapat
dikatakan bahwa strategi berkaitan erat dengan peperangan. Namun dewasa ini
istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi, dan ide-ide pokok
yang terdapat dalam pengertian semula yang di pertahankan, hanya saja lebih
diaplikasikan sesuai dengan jenis organisasi yang menerapkan.
Pengertian strategi juga dikemukakan oleh Kolonel CKU Drs. Anthon
Simbolon, M.Si dalam tulisannya di materi workshop penyusunan rencana
strategis dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Departemen Pertahanan pada tahun 2003 menyatakan bahwa startegi adalah cara
mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan kedalam kebijakan-kebijakan dan
program-program. Tujuannya adalah sesuatu tentang apa yang akan dicapai atau
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Sasaran
adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam
rumusan yang spesifik, terukur dalam waktu yang lebih pendek dari tujuan,
kemudian dijabarkan didalam kebijakan. Kebijakan pada dasarnya merupakan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk
dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun
pelaksanaan program/ kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan
dalam perwujudan sasaran, tujuan, visi, dan misi instansi pemerintah. Sedangkan
program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk
mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah
ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran
tertentu.
Strategi adalah semua keputusan untuk melakukan perubahan dan
mencapai kondisi yang diinginkan organisasi di masa depan. Sehingga organisasi
mampu menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang
akan dihadapi. Dengan demikian, beberapa ciri strategi yang utama adalah :
1) Goal-directed actions, yaitu aktivitas yang menunujukkan “apa” yang
diinginkan organisasi dan “bagaimana” mengimplementasikannya.
2) Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan
kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan (Mudrajad
Kuncoro, 2006 : 12).
Strategi dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan,
atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang
dilakukan organisasi dan mengapa organisasi melakukannya. Oleh karena itu,
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
strategi merupakan perluasan misi guna menjembatani organisasi dan
lingkungannya. Strategi biasanya di kembangkan untuk mengatasi isu strategis,
strategi menjelaskan respon organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok.
Dilihat dari sudut etimologi, strategi diartikan sebagai kiat, cara, atau
taktik. Oleh karena itu, menurut Hadari Nawawi (2005 : 147) strategi dalam
sebuah manajemen organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara, atau taktik utama
yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
yang terarah pada tujuan strategis organisasi.
Frederica Ricceri dan James Guthrie dalam 3rd Workshop on
Usualizing, Measuring, and Managing Intangibles & Intellectual Capital (2007 :
7) mengemukakan :
“Strategication involves two concepts strategic formulation and implementation, these concepts are seen as being interactive and part of a continous process of innovation that occurs throughout the organization when emergent strategies and the workface, within or outside the current strategy .“
Dalam jurnal diatas dijelaskan bahwa strategi meliputi dua konsep yaitu
pembuatan startegi dan implementasi. Konsep-konsep tersebut merupakan proses
yang saling berhubungan dan berkelanjutan dalam inovasi dan penetapan, berupa
inovasi secara perlahan ataupun radikal yang muncul dalam sebuah organisasi
ketika sebuah strategi baru digunakan oleh semua pimpinan.
Setiap strategi menuntut adanya suatu implementasi, karena tanpa
adanya suatu implementasi, strategi menjadi tidak berarti. Impelemntasi strategi
berfokus pada aktivitas-aktivitas administratif yang merupakan suatu proses
tersendiri dari sering tidak dipandang sebagai bagian integral dari pengambilan
keputusan. Jadi, dapat dikatakan bahwa implementasi merupakan operasionalisasi
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari berbagai aktivitas guna mencapai suatu sasaran tertentu. Implementasi suatu
strategi menuntut suatu kehati-hatian, karena menyangkut bagaimana
melaksanakan startegi tersebut. Apabila strategi tersebut merupakan hasil
keputusan strategis yang inkrimental maka implementasinya tidak menimbulkan
masalah yang terlalu banyak, tetapi kalau merupakan keputusan yang baru
ditetapkan, maka akan sulit pelaksanaannya. Untuk menjamin bahwa strategi akan
berhasil, diperlukan adanya kebijaksanaan yang berkaitan dengan pedoman
pelaksanaan, metode kerja, prosedur dan peraturan-peraturan, dan segala sesuatu
yang diperlukan untuk memberikan dorongan dan motivasi bagi yang
bersangkutan dalam menyukseskan pencapaian sasaran organisasi.
Suatu strategi hendaknya mampu memberikan informasi agar lebih
mudah dipahami oleh setiap individu dalam suatu instansi atau organisasi seperti
Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Kota Surakarta, sebagai sebuah instansi
pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan, pemuda dan olahraga.
Menurut Donelly dalam Salusu (2004 : 109), ada enam informasi yang tidak boleh
dilupakan dalam strategi, yaitu : (1) Apa, apa yang dilakukan; (2) Mengapa
demikian, suatu uraian tentang alasan yang dipakai dalam menentukan apa diatas;
(3) Siapa yang bertanggung jawab untuk atau mengoperasionalkan strategi; (4)
Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk menyukseskan strategi; (5)
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk operasionalisasi strategi tersebut; (6)
Hasil apa yang diperoleh dari strategi itu.
Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas,
dapat disimpulkan bahwa strategi dapat diartikan sebagai suatu cara yang
digunakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
proses pengadaan kepala sekolah agar diperoleh calon kepala sekolah yang
berkualitas dan berkompeten.
2. Pengadaan
Pengadaan (procurement) adalah fungsi operasional pertama dari
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Dalam pengadaan sumber daya
manusia merupakan masalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk
mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi serta efektif
tidaklah semudah membeli dan menempatkan mesin. (Hasibuan, 2006: 27).
Pengadaan SDM dimaksudkan untuk memperoleh jumlah dan jenis
tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja guna mencapai
tujuan organisasi. (Samsudin, 2006). Pengadaan SDM adalah proses pencarian
dan ‘pemikatan’ para calon karyawan (pelamar). (Handoko, 2000).
Pengadaan harus didasarkan pada prinsip apa baru siapa. Apa artinya
harus terlebih dahulu menetapkan pekerjaan-pekerjaannya berdasarkan uraian
pekerjaan (job description). Siapa artinya mencari orang-orang yang tepat untuk
menduduki jabatan berdasarkan spesifikasi pekerjaan (job specification).
Pengadaan ini harus mendapat perhatian yang serius serta di dasarkan pada
analisis pekerjaan (job analysis), uraian pekerjaan (job description), spesifikasi
jabatan (job specification), persyaratan pekerjaan (job requirement), dan evaluasi
pekerjaan (job evaluation), pengayaan pekerjaan (job enrichment), perluasan
pekerjaan (job enlargement), dan penyederhanaan pekerjaan (work simplification).
(Hasibuan, 2006: 28).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengadaan
adalah proses pengumpulan calon pemegang jabatan yang sesuai dengan rencana
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sumber daya manusia untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan tertentu.
3. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah”.
Kata “kepala” dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau
sebuah lembaga. Sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga di mana menjadi
tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi secara umum kepala sekolah dapat
diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana tempat menerima dan
memberi pelajaran. (Wahjosumidjo, 2005:83) mengartikan bahwa:
“Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor
0296/U/1996, tanggal 1 Oktober 1996 tentang Penugasan Guru Pegawai Negeri
Sipil sebagai Kepala Sekolah di lingkungan Depdikbud, disempurnakan dengan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor : 162/U/2003 tentang Pedoman
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah menerangkan bahwa :
“Kepala Sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah dan masa jabatan Kepala Sekolah selama 4 (empat) tahun serta dapat diperpanjang kembali selama satu masa tugas berikutnya bagi kepala sekolah yang berprestasi sangat baik.”
Status Kepala Sekolah adalah guru dan tetap harus menjalankan tugas-tugas guru,
mengajar dalam kelas minimal 6 jam dalam satu minggu di samping menjalankan
tugas sebagai seorang manajer sekolah. Begitu juga ketika masa tugas tambahan
berakhir maka statusnya kembali menjadi guru murni dan kembali mengajar di
sekolah.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ruth dalam J. Ukko, J. Tenhunen and H. Rantanen dalam The impacts
of performance measurement on the quality of working life (Int. J. Business
Performance Management, Vol. 10, No. 1, 2008 : 89-90), mengemukakan :
“…the main qualities of leadership are abilities for long-term strategic
thinking, communication skills, integrity and ambition. In the popular
language leadership usually refers to motivating and committing
people – in a word, leading people.”
Dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa kualitas utama dari pemimpin adalah
kecakapan untuk berpikir stratejik, keterampilan berkomunikasi, intregitas dan
keinginan. Dalam kepemimpinan biasanya ditujukan untuk memotivasi dan
menempatkan orang, dengan kata lain orang yang memimpin.
Sementara Rahman dkk (2006:106) mengungkapkan bahwa “Kepala
sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki
jabatan structural (kepala sekolah) di sekolah”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah adalah seorang guru yang diangkat untuk menduduki jabatan sebagai
kepala sekolah dan mempunyai kemampuan untuk memimpin sumber daya yang
ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk
mencapai tujuan bersama.
4. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam
proses Pengadaan Kepala Sekolah
Proses Pengadaan jabatan kepala sekolah tidak dapat diisi oleh
sembarang orang tanpa adanya pertimbangan dan prosedur serta peraturan-
peraturan tertentu, dimana pertimbangan-pertimbangan tersebut bisa digunakan
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam mendapatkan
calon kepala sekolah yang paling memenuhi kualifikasi untuk mengisi formasi
kepala sekolah di satuan pendidikan tertentu. Dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia melalui pendidikan formal, berbagai upaya telah dan terus
dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
pengembangan karir guru di lingkungan pendidikan dasar dan menengah. Dengan
demikian seorang guru akan dapat dipromosikan sebagai kepala sekolah setelah
melalui proses seleksi dan ketentuan lainnya.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 162/U/2003 dan Keputusan Walikota Surakarta tentang
pedoman penugasan guru sebagai kepala sekolah. Kepmendiknas dan Keputusan
Walikota tentang pedoman penugasan guru sebagai kepala sekolah ini dilampirkan
mengenai Pedoman untuk memperoleh kepala sekolah yang meiputi : Kepala
Sekolah Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah
Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Pedoman ini secara eksplisit
mencantumkan syarat umum dan syarat khusus kepada calon kepala sekolah.
Persyaratan umum dan khusus yang ada dalam Kepmendiknas nomor 162/U/2003
dan Keputusan Walikota Surakarta tentang pedoman penugasn guru sebagai
kepala sekolah diperbaharui dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/
Madrasah. Dengan adanya Pedoman ini Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kota Surakarta berharap arah pembinaan dan pengembangan untuk mendaptkan
calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten dapat lebih terarah.
Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kota Surakarta dalam memperoleh Kepala Sekolah yang bermutu dan berkualitas
sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan dilakukan melalui
berbagai proses, yaitu dari proses penarikan, seleksi, dan penempatan calon kepala
sekolah.
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yang merupakan instansi
yang berkaitan dengan proses pengadaan kepala sekolah, senantiasa memberikan
advice dan pendampingan dalam mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan
kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Adapun proses-proses tersebut dijabarkan
sebagai berikut :
a. Penarikan
Penarikan adalah usaha mencari dan mempengaruhi pegawai, agar
mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan/
organisasi (Hasibuan, 2006 : 40). Menurut Edwin B. Fillppo dalam Hasibuan
“Recruitment is the process of searching for prospective employees
and stimulating them to apply for job in the organizational”.
(Penarikan adalah proses pencarian dan pemikatan para calon
pegawai yang mampu bekerja di dalam organisasi).
Agus Tulus (1994 : 60) berpendapat bahwa maksud dan tujuan
rekrutmen adalah untuk memperoleh suatu persediaan seluas mungkin dari
calon-calon pelamar, sehingga organisasi akan mempunyai kesempataan untuk
melakukan pilihan tenaga kerja bermutu yang diperlukan. Rekrutmen sendiri
dibedakan menjadi dua yaitu : rekrutmen umum dan rekrutmen khusus.
1) Rekrutmen umum dilakukan bila organisasi memerlukan sekelompok
orang tenaga kerja jenis tertentu, terutama karyawan pelaksana
(operatif).
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Rekrutmen khusus dilakukan bila organisasi memerlukan individu-
individu dari jenis yang khusus, terutama bagi tenaga pimpinan
(eksekutif) atau ahli-ahli khusus.
Dari definisi penarikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
proses penarikan merupakan langkah awal dimana proses kegiatan untuk
menarik pegawai dalam hal ini kepala sekolah harus dilakukan secara proaktif
dalam rangka mendapatkan guru yang paling menjanjikan untuk menjadi calon
kepala sekolah.
Proses penarikan pegawai yang baik menurut Hasibuan (2006 : 41-
46) adalah sebagai berikut :
1. Penentuan jumlah dan kualitas SDM yang diperlukan.
Penetapan Jumlah pegawai terdiri dari 2 jenis, yaitu :
a. Penetapan Pegawai dengan menggnakan metode Ilmiah, artinya
penetapan jumlah pegawai yang dibutuhkan hanya berdasarkan atas
perkiraan-perkiraan saja, bukan atas perhitungan cermat dari volume
pekerjaan dan standar prestai kerja.
b. Penetapan Pegawai dengan menggnakan metode nonIlmiah,
merupakan penetapan jumlah pegawai yang dibutuhkan benar-benar
sesuai atas perhitungan dan analisis beban kerja.
2. Penentuan dasar penarikan
Menentuan dasar penarikan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang
diuraikan secara rinci guna mengetahui kualifikasi yang dibutuhkan,
meliputi : usia minimal dan maksimal, pangkat, masa kerja, pengalaman,
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan berkedudukan sebagai tenaga fungsional.
3. Penentuan sumber-sumber penarikan
Penentuan Sumber Penarikan atau perekrutan calon pegawai berasal dari
sumber internal dan sumber eksternal organisasi.
a. Sumber internal, adalah pegawai yang akan mengisi lowongan kerja
diambil dalam organisasi atau perusahaan tersebut, dengan cara
memutasikan atau memindahkan pegawai yang memenuhi spesifikasi
pekerjaan.
b. Sumber Ekstrenal, adalah pegawai yang akan mengisi jabatan yang
lowong dilakukan penarikan atau perekrutan dari sumber-sumber
tenaga kerja di luar organisasi/ perusahaan, antara lain berasal dari :
1) Kantor penempatan tenaga kerja
2) lembaga-lembaga pendidikan
3) referensi karayawan atau rekanan
4) serikat-serikat buruh/ pegawai
5) pencangkokan dari perusahaan/ organisasi lain
6) nepotisme atau leasing
7) pasar tenaga kerja dengan memasang iklan pada media massa,
dan,
4. Metode-metode Penarikan atau perekrutan
Metode penarikan atau perekrutan akan berpengaruh besar terhadap
banyaknya lamaran yang akan masuk kedalam perusahaan/ organisasi.
Metode penarikan atau perekrutan calon pegawai baru adalah dengan
menggunakan metode terbuka dan tertutup.
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Metode tertutup, adalah ketika proses penarikan atau perekrutan hanya
diinformasikan kepada pegawai atau orang-orang tertentu saja.
b. Metode terbuka, adalah ketika dalam proses penarikan atau perekrutan
tersebut diinformasikan kepada para pegawai secara luas dengan
memasang iklan di media massa.
5. Kendala-kendala penarikan atau perekrutan
Agar proses penarikan atau perekrutan berhasil dengan baik, maka setiap
organisasi/ perusahaan perlu menyadari berbagai kendala yang bersumber
dari organisasi, pelaksana penarikan atau perekrutan dan lingkungan
eksternal. Kendala-kendala yang dihadapi oleh setiap organisasi/
perusahaan tidaklah sama, tetapi umumnya kendala itu meliputi
kebijaksanaan organisasi, persyaratan jabatan, metode pelaksanaan
penarikan atau perekrutan, kondisi pegawai, solidaritas organisasi, dan
lingkungan eksternal.
Gambar 2.1
Konsep penarikan
Sumber :- Internal
- Eksternal
Metode :-Terbuka-tertutup
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penarikan atau recruitmentDasar :- Job spesification- Peraturan Pemerintah
Kendala :- Internal
- Ekstern Organisasi
Dari uraian diatas, peneliti akan mengkaji hal-hal apa saja yang
dilakukan oleh Dikpora (dalam hal ini sebagai instansi yang terkait dengan proses
penarikan kepala sekolah) dan berikut adalah cara atau metode yang digunakan
oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam proses penarikan/perekrutan, antara lain
:
a) Dasar penarikan calon kepala sekolah yang dilakukan oleh Dikpora harus
berpedoman pada spesifikasi pekerjaan yang diuraikan secara rinci guna
mengetahui kualifikasi yang dibutuhkan, meliputi : usia minimal dan
maksimal, pangkat/golongan, masa kerja, pengalaman, dan berkedudukan
sebagai tenaga fungsional. Hal ini terdapat dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang
standar kepala sekolah/madrasah.
b) Penetapan Jumlah Pegawai yang dilakukan oleh Dinas Dikpora berdasarkan
pada perhitungan analisis beban kerja dan bukan hanya pada perkiraan saja.
c) Sumber penarikan yang dilakukan oleh Dinas Dikpora berasal dari sumber
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
internal organisasi sendiri, hal ini sangat penting untuk memberikan
kesempatan promosi bagi guru-guru yang ada.
d) Metode atau cara yang digunakan oleh Dinas Dikpora dalam proses
penarikan adalah metode tertutup. Jadi penarikan pegawai hanya ditujukan
untuk guru-guru yang ada dibawah naungan Dinas Dikpora Kota Surakarta.
e) Kendala-kendala Penarikan
Jika banyak hambatan yang menghalangi proses penarikan maka akan
mengakibatkan terkendalanya proses pelaksanaan memperoleh pegawai.
Dengan demikian proses tersebut akan berhasil bila program tersebut
terlebih dahulu diinformasikan dengan jelas dan konsisten serta mudah
dipahami oleh calon tersebut.
b. Seleksi (Selection)
Menurut James A. F Stoner dalam Hasibuan (2006 : 47),
berpendapat bahwa :
“The selection process involved evaluating and closing among job
candidates. Apllication form resumes, interview, and reference
checks are commonly uses selection decress”.
(proses seleksi meliputi penilaian dan penetapan diantara calon-
calon pengisi jabatan. Aplikasi dari penilaian, wawancara, dan
pengecekan referensi adalah yang biasa digunakan dalam penetapan
keputusan seleksi)
Seleksi merupakan suatu proses pengambilan keputusan terhadap
individu yang dipilih karena kebaikan yang dimilikinya daripada yang lain,
untuk mengisi satu jabatan yang didasarkan pada karakter atau sifat-sifat baik
daripada individu tersebut, sesuai dengan persyaratan jabatan yang diinginkan
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(Wahyusumidjo, 2005 : 351).
Pengertian seleksi menurut Alex Nitisemito (1991 : 44), adalah
kegiatan suatu perusahaan untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat
dan dalam jumlah yang tepat pula dari calon-calon yang dapat ditariknya.
Untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat dan dalam jumlah yang tepat
pula, maka diperlukan suatu metode seleksi yang tepat pula. Tetapi sebenarnya
untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat sebenarnya tidak dapat
digantungkan pada metode seleksi saja, tapi juga bergantung pada ketepatan
dalam menganalisa jabatan.
Menurut Wahyusumidjo (2005 : 351), Seleksi adalah suatu proses
pengambilan keputusan terhadap individu yang dipilih karena kebaikan yang
dimilikinya daripada yang lain, untuk mengisi satu jabatan yang didasarkan
pada karakter atau sifat-sifat baik daripada individu tersebut, sesuai dengan
persyaratan jabatan yang diinginkan. Dari definisi tersebut dapat diketahui,
bahwa tujuan seleksi adalah guna mendapatkan :
a. pegawai yang qualified dan potensial.
b. pegawai yang jujur dan berdisiplin.
c. pegawai yang cakap dengan penempatannya yang tepat.
d. pegawai yang terampil dan bersemangat dalam bekerja.
e. pegawai yang memenuhi persyaratan perUndang-Undangan
f. pegawai yang dapat bekerjasama secara vertical maupun
horizontal
g. pegawai yang dinamis dan kreatif.
h. pegawai yang inovatif dan bertanggungjawab sepenuhnya.
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i. pegawai yang loyal dan berdedikasi tinggi.
j. mengurangi tingkat absensi dan turnover pegawai.
Salah satu usaha agar proses seleksi dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, diperlukan standar kriteria seleksi yang didefinisikan lebih
sempurna dan spesifik. Standar seleksi, adalah satu degree atau level yang
menunjukkan derajat keunggulan yang menjadi syarat (excellence of
recruitment) untuk penugasan seseorang menjadi kepala sekolah. Standar
kriteria seleksi jabatan kepala sekolah, seharusnya ditentukan dari berbagai
facet yang mencakup aspek-aspek:
1. intelligence (tingkat kecakapan mental)
2. preparation
3. pengalaman
4. specialized skills
5. karakter pribadi (kecakapan bergaul); dan
6. kualitas latar belakang.
Wahyusumidjo (2005 : 354) berpendapat bahwa dalam proses
seleksi itu terdiri dari empat tahap, yaitu : tahap awal, tahap pra seleksi, tahap
seleksi dan tahap sesudah seleksi. Masing-masing secara singkat kegiatan
pokoknya adalah sebagai berikut
Gambar 2.2
Model proses Pemilihan Kepala sekolah (Wahyusumidjo, , 2005 : 354)
Tahap IIIPast Seleksi
Tahap IISeleksiTahap I
Pra SeleksiCalon-calon kepala Sekolah
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Calon yang diterima
keputusan Seleksi terhadap calon.Peraturan tentang tahap I
Kebijaksanaan Seleksi dan prosedurKemampuan professional sebagai :
- Pejabat Formal- Manajer- Pendidik- Pemimpin- Staf
- Peserta yang diterima- Daftar peserta yang memenuhi syarat- Pengangkatan dan penempatan
Keterangan :
1. Tahap awal merupakan tahap dimana dilaksanakan suatu proses :
a. Identifikasi jabatan yang kosong
b. menentukan kriteria persyaratan calon untuk mengisi jabatan yang kosong
c. mengumumkan jabatan yang kosong kepada para calon
d. mengadakan perincian tugas dan tanggung jawab jabatan kepala sekolah
yang kososng yang perlu diketahui calon
e. menentukan persyaratan khusus yang diperlukan seperti kemampuan
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berbahasa, memiliki hasil pelatihan di bidang luar biasa tentang siswa
f. mempersiapkan dokumen yang perlu diselesaikan oleh calon seperti :
- catatan tentang pendidikan dan pekerjaan
- penampilan dan keberhasilan masa lampau
- rekomendasi dan data-data yang mendukung
2. Tahap pra seleksi
Menentukan dan mengatur bagaimana kebijaksanaan atau
mekanisme seleksi dilaksanakan :
a. Memilih dan menentukan siapa yang memikirkan cara dan prosedur
untuk ditugaskan dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan tahap
awal
b. Ada jaminan bahwa kelompok staf atau satuan tugas yang akan
ditugaskan benar-benar mampu melakukan penafsiran dan pemikiran
data calon
c. Bagaimana mengkaitkan atau mengintegrasikan kualifikasi calon dengan
spesifikasi jabatan kepala sekolah yang akan diisi
d. Menyaring calon yang berkualitas unggul.
e. Memilih calon terpilih untuk ditetapkan
f. Mempersiapkan daftar calon yang memenuhi syarat.
3. Tahap seleksi
Salah satu mata rantai kegiatan seleksi adalah pencocokan atau
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengintegrasian antara spesifikasi jabatan kepala sekolah yang harus diisi
dengan kualifikasi calon. Dalam tahap seleksi ini akhirnya harus diambil
keputusan untuk memilih calon terbaik.
4. Tahap setelah seleksi
Dalam proses ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a. Calon-calon yang tidak memenuhi persyaratan atau yang tidak diterima
b. Calon-calon yang diterima untuk diangkat menjadi kepala sekolah
c. Dibuat daftar nominasi calon, lengkap dengan dokumen serta proses
dikeluarkannya surat keputusan pengangkatan dan penempatan.
Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa seleksi
adalah cara memilih calon pegawai yang telah didapatkan sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan. Untuk memperoleh kualitas sumber daya manusia
yang sesuai dengan kebutuhan dalam proses seleksi perlu diperhatikan hal-hal
seperti : dasar, sistem, metode, kualifikasi dan prosedur seleksi yang akan
dilakukan.
c. Penempatan (Placement)
Setelah proses seleksi dilaksanakan secara menyeluruh barulah
proses pengangkatan dan penempatan ini dilaksanakan. Proses penempatan ini
sangat ditentukan oleh hasil yang dicapai dalam proses seleksi dimana proses
seleksi telah dipilih dan di tentukan calon-calon terbaik melalui melalui
berbagai cara tau pendekatan baik melalui pemeriksaan dokumen, tes dan
interview. Dari kedua teori tersebut, aplikasinya ke dalam seleksi calon-calon
kepala sekolah di Indonesia tentu saja disesuaikan dengan sistem nilai yang
berlaku, baik sebagai pencerminan kesadaran berbangsa dan bernegara,
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
undang-undang sistem pendidikan nasional, maupun ketentuan-ketentuan
teknis yang berlaku dalam mengatur pengangakatan seorang dalam jabatan
tertentu (Wahyusumidjo, 2005 : 365-366).
Dalam setiap kegiatan diperlukan tahapan yang harus dilalui dalam
pelaksanaannya. Tahapan tersebut merupakan urutan kronologis yang
dilaksanakan tahap demi tahap (step by step) tanpa meninggalkan prinsip dan
asas yang berlaku. Prosedur penempatan tenaga kerja merupakan urutan
kronologis untuk menempatkan tenaga kerja yang tepat pada posisi yang tepat
pula. (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003: 167)
Menurut Hasibuan (2006 : 63) penempatan pegawai adalah tindak
lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima (lulus
seleksi) pada jabatan-jabatan atau pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkannya
dan sekaligus mendelegasikan authority kepada orang tersebut. Dengan
demikian, calon pegawai itu akan dapat mengerjakan tugas-tugasnya pada
jabatan yang bersangkutan.
Penempatan berpedoman pada prinsip “Penempatan orang-orang
yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang yang teat untuk
jabatan yang tepat” atau “ The right man in the right plece and the right man
behind the right job”. Prinsip penempatan yang tepat harus dilaksanakan
secara konsekuen supaya pegawai dapat bekerja sesuai dengan spesialisasinya
atau keahliannya masing-masing.
Penempatan berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan
jabatan yang akan dipegang berdasarkan pada kebutuhan jabatan dan
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, preferensi, dan kepribadian karyawan
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tersebut. (Randall S. Schuler, 1997: 38).
Dengan demikian, prosedur penempatan calon kepala sekolah
merupakan tahapan yang harus ditempuh dalam menempatkan calon yang
tepat pada posisi yang tepat pula. Berdasarkan uraian diatas maka penulis lebih
menekankan pada proses atau cara penempatan calon kepala sekolah yang
akan dilakukan oleh Dinas Dikpora agar calon tersebut di tempatkan sesuai
dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
5. Kerangka Pemikiran
Adanya berbagai tuntutan mengenai peningkatan mutu pendidikan
yang juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari pemimpin sekolah
(kepala sekolah) membuat Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota
Surakarta membutuhkan suatu strategi dalam menyelenggarakan proses pengadaan
kepala sekolah. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam proses
pengadaan kepala sekolah meliputi penarikan, seleksi, dan penempatan, dimana
dalam strategi-strategi tersebut diharapkan akan menghasilkan calon-calon kepala
sekolah yang berkualitas dan berkompeten.
Penarikan atau Recruitment
Calon-Calon Kepala Sekolah yang berkualitas dan berkompetenStrategi Dikpora dalam proses Pengadaan Kepala Sekolah
Seleksi atau Selection
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penempatan atau Placement
Gambar 2.3 Kerangka berpikir
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif yaitu jenis penelitian yang berusaha untuk memberikan gambaran
mengenai berbagai hal yang ada menjadi bahan penelitian dengan cara menggali,
mendalami, menemukan fakta-fakta dan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi untuk kemudian dipaparkan melalui penafsiran dan dianalisa
menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan pendekatan kualitatif berorientasi
pada orientasi teoritis, teori dibatasi pada pengertian bahwa suatu pernyataan
sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data
yang diuji. Teori juga mambantu menghubungkan dasar orientasinya dengan data
dan dapat dimanfaatkan dalam pengumpulan dan analisis data.
Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena
penulis ingin menggambarkan atau mendeskripsikan bagaimana strategi yang
dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Suarkarta dalam
proses pengadaan kepala sekolah.
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kota Surakarta yang terletak di Jalan Hasanudin No.112 Punggawan Banjarsari
Telp. (0271) 719873 Fax 727127 Surakarta 57132. Alasan pemilihan lokasi
dilakukan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta adalah
karena di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta merupakan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
instansi atau lembaga pemerintah yang mempunyai kewenangan dalam proses
perencanaan kebutuhan pegawai khususnya kepala sekolah agar tewujud calon
kepala sekolah yang berkualitas.
3. Sumber data
Data adalah suatu fakta atau keterangan dari obyek yang di teliti. Data
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang relevan dan menunjang
maksud dan tujuan dari penelitian yang terdiri atas :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari orang-
orang yang berhubungan langsung dengan obyek penelitian (informan).
Informan ialah individu-individu tertentu yang dapat memberikan keterangan
dan data atau informasi untuk kepentingan penelitian. ”Dalam penelitian
kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting perannya
sebagai individu yang memiliki informasinya” (H.B Sutopo, 2002: 50).
Dalan penelitian ini yang menjadi data primer adalah informasi
yang diperoleh dari narasumber di Dinas Dikpora Kota Surakarta yaitu :
Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Kepala Seksi Bidang
pendidik dan Tenaga Kependidikan sekolah menengah, pengusul calon kepala
sekolah (kepala sekolah), dan peserta seleksi calon kepala sekolah.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumber aslinya. Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang dipakai
adalah sumber tertulis seperti buku, arsip, dokumen, jurnal, peraturan
perundang-undangan, dari pihak terkait dan tulisan-tulisan lain yang
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga macam metode pengumpulan data,
yang meliputi :
a. Wawancara (interview)
yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada
responden (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995 : 192). Dalam
penelitian ini digunakan teknik wawancara tidak terstruktur atau disebut
sebagai wawancara mendalam, sehingga diperoleh informasi yang jelas.
Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak terkait yang mengetahui tentang
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara
dilakukan dalam kondisi yang dianggap paling tepat guna mendapatkan
kejelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Strategi Dinas Pendidikan,
Pemuda dan olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala
sekolah.
b. Dokumentasi
yaitu dilakukan dengan mencatat dan mengambil sumber-sumber tertulis yang
ada, baik berupa dokumen atau arsip. Dokumen atau arsip merupakan bahan
tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. (H.B
Sutopo, 2002 : 54).Data yang diambil merupakan dokumen atau arsip dari
Dikpora yang berhubungan dengan penelitian Strategi Dinas Pendidikan,
Pemuda dan olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah
dan literatur sebagai pelengkap informasi dalam penelitian.
c. Observasi
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan oleh penulis adalah observasi
berperan pasif, dimana peneliti kehadirannya dalam melakukan observasi
tidaj diketahui oleh Subyek yang diamati. Peneliti hanya mendatangi lokasi,
tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat
pasif (H.B Sutopo, 2002 : 66).
5. Teknik Pengambilan Sampel
Guna mendapatkan informasi yang relevan dan akurat tentang semua
hal yang dibutuhkan peneliti, maka peneliti mempunyai kecenderungan untuk
bertanya pada informan yang dianggap mengetahui informasi dan
permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber
yang dapat dipercaya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Purposive Sampling, dimana peneliti memilih informan yang dianggap
mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam untuk menjadi
sumber data yang mantap. (HB. Sutopo, 2002: 56). Dalam penelitian ini adapun
yang menjadi narasumber adalah :
- Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
- Kasi Bidang pendidik dan Tenaga Kependidikan sekolah menengah
- Pengusul calon kepala sekolah (kepala sekolah), dan
- Peserta seleksi calon kepala sekolah.
6. Validitas Data
Validitas data menunjukkan sejauh mana kualitas data dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Teknik yang digunakan untuk
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendapatkan validitas data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi.
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding
terhadap data itu. (Lexy J. Moleong, 2002 :128).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber data,
dimana peneliti mengumpulkan data yang sama dari beberapa sumber data yang
berbeda.
7. Teknik Analisis Data
Dalam proses analisis terdapat tiga macam kegiatan yang terjadi secara
bersamaan dan menentukan hasil akhir. Analisis data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis data model interaktif, yang terdiri dari tiga
komponen analisis data yaitu :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menggolongkan, mengarahkan, membuang hal-hal yang tidak penting/ tidak
perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. (Miles dan Huberman,
1992 :16)
Proses ini berlangsung terus selama pelaksanaan riset yang di mulai
bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Reduksi dimulai sewaktu
peneliti memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan
penelitian dan pendekatan pengumpulan data yang digunakan. Selama
pengumpulan data berlangsung, reduksi data dapat membuat ringkasan,
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengkode, memusatkan tema, membuat batas permasalahan dan menulis
memo. Proses reduksi ini berlangsung hingga penelitian berakhir.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
terhadap penelitian yang dilakukan. (Miles dan Huberman, 1992 :16)
Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan melihat apa
yang akan terjadi dan memungkinkan untuk mengajarkan suatu analisis
ataupun tindakan berdasarkan penelitian tersebut. Penyajian data yang lebih
baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.
3. Penarikan Simpulan atau Verifikasi
Dari awal pengumpulan data, peneliti harus mengetahui tentang
arti data yang diperoleh dan mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin terjadi alur sebab akibat dan proposisi.
Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya kesimpulan
penelitian menjadi lebih kokoh dan dapat dipercaya. (H.B. Sutopo, 2002 : 93)
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis, yaitu:
reduksi data, sajian data, serta penarikan simpulan/ verifikasi yang berjalan
bersama pada waktu kegiatan pengumpulan data sebagai satu siklus yang
berlangsung sampai akhir penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan
model analisis interaktif berikut ini :
Gambar 3.1
Skema Analisis Data Model Interaktif
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengumpulan data
Reduksi data
Penarikan kesimpulan
Sajian data
( Sumber: H.B. Sutopo, 2002: 96)
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KOTA SURAKARTA
1. Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kota Surakarta.
a. Kedudukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta
berlokasi di Jalan hasanudin no. 112 Surakarta, telp. (0271) 719873 Fax
727117. Adapun kedudukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kota Surakarta sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 11
Tahun 2008 tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi dan tata kerja
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta. Secara struktural
kedudukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta
adalah sebagai penyelenggara tugas dan fungsi di bidang kependidikan,
kepemudaan dan keolahragaan di Kota Surakarta yang dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas dan bertanggung jawab kepada Walikota.
b. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota
Surakarta
1. Tugas Pokok dan Fungsi
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga (Dinas Dikpora) adalah sebagai unsur pelaksana Pemerintah
Daerah di bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan,
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui
Sekretaris Daerah. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota
Surakarta mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah
daerah di bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan. Untuk
menyelenggarakan tugas pokok diatas maka Dinas Pendidikan,
Pemuda, dan Olahraga mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang kependidikan, kepemudaan
dan keolahragaan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan;
c. Pembinaan dan fasilitasi bidang kependidikan, kepemudaan dan
keolahragaan lingkup Pemerintah Kota Surakarta;
d. Pelaksanaan tugas bidang kependidikan, kepemudaan,
keolahragaan, sarana prasarana pendidikan dan olahraga;
e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kependidikan,
kepemudaan dan keolahragaan;
f. Pelaksanaan kesekretariatan dinas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2. Visi, Misi, dan Tujuan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Surakarta
a. Visi :
Terwujudnya masyarakat Surakarta yang beriman dan
bertaqwa, cerdas, sehat, berprestasi dan berbudaya.
b. Misi :
a. Mewujudkan masyarakat Surakarta yang beriman dan bertaqwa dan
berakhlak mulia
b. Meningkatkan kualiatas sumber daya manusia yang cerdas, kreatif,
inovatif, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Mewujudkan masyarakat yang gemar olahraga, memiliki kesegaran
jasmani dan menghasilkan bibit olahragawan yang berprestasi.
d. Mewujudkan generasi muda yang tangguh, trampil dan produktif
e. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, berdaya
tahan, dan mampu memfilter budaya asing.
c. Tujuan
Berdasarkan visi dan misi diatas, tujuan yang ingin dicapai oleh
Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Surakarta adalah :
a. Meningkatkan iman dan taqwa lewat pembiasaan, pengenalan agama
yang dianut, pelatihan pada waktu peringatan hari besar agama, serta
pembiasaan etika dalam pergaulan, sehingga secara bertahap terwujud
kehidupan yang agamis, penuh toleransi, dapat menghargai sesama
umat beragama dan berbudi pekerti dalam pergaulan.
b. meningkatkan sumber daya manusia agar mempunyai kecerdasan
yang tinggi, mampu berkreasi dan mengikuti perkembangan ilmu
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengetahuan dan teknologi, lewat proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga mampu menjuarai lomba-
lomba kretifitas, memiliki nilai akdemis tinggi, serta mampu
menciptakan teknologi tepat guna.
c. Meningkatkan kegembiraan berolahraga sesuai potensi masing-
masing lewat pembelajaran dan pelatihan olahraga sehingga terwujud
masyarakat yang gemar olahraga, mampu menguasai event-event
olahraga serta hidup sehat.
d. Meningkatkan semangat kompetitif yang sehat, baik dalam bidang
agama, keolahragaan dan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari
maupun event lomba sehingga mampu melahirkan ulama,
cendekiawan, olahragawan maupun budayawan.
e. Menanamkan nilai-nilai budaya daerah Surakarta lewat proses
pembelajaran, pelatihan dan pembiasaan sehingga terwujud kehidupan
sosial yang tetap mencerminkan budaya adi luhung dan tidak mudah
terpengaruh budaya asing yang belum tentu sesuai dengan budaya
Surakarta.
3. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota
Surakarta
Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kota Surakarta, terdiri atas :
1. Sekretariat, terdiri atas :
a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
b. Sub Bagian Keuangan;
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
2. Bidang Pendidikan Dasar dan Anak Usia Dini, terdiri atas :
a. Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar SD dan Anak Usia Dini;
b. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar SD dan Anak usia Dini.
3. Bidang Pendidikan Dasar SMP, terdiri atas :
a. Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar SMP;
b. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP.
4. Bidang Pendidikan Menengah, terdiri atas :
a. Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah;
b. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Menengah.
5. Bidang Pendidik, dan Tenaga Kependidikan, terdiri atas :
a. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SD dan Anak Usia
Dini;
b. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SMP;
c. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah.
6. Bidang Pendidikan Non Formal, terdiri atas :
a. Seksi Pendidikan Masyarakat;
b. Seksi Kesetaraan dan Keaksaraan.
7. Bidang Pemuda, terdiri atas :
a. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda;
b. Seksi Perlindungan Pemuda dan Pemberdayaan Lembaga
Kepemudaan.
8. Bidang Olahraga, terdiri atas :
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Olahraga;
b. Seksi Pengembangan Ilmu Olahraga dan Lembaga Keolahragaan;
c. Seksi Sarana dan Prasarana dan Kemitraan.
9. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);
10. Sekolah Menengah Kejuruan;
11. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas;
12. Kelompok Jabatan Fungsional.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Uraian Tugas
Di dalam bagan organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kota Surakarta, bidang yang melaksanakan tugas merencanakan
kebutuhan pegawai (kepala sekolah), usulan pengangkatan, dan penempatan
melalui proses pengadaan kepala sekolah yaitu :
1. Bidang Pendidik, dan Tenaga Kependidikan mempunyai tugas :
§ melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan
dasar SD, pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan dasar SMP,
dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menengah.
§ pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang pendidik dan tenaga kependidikan terdiri atas 3 (tiga) seksi, yaitu:
a. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SD dan Anak Usia
Dini mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga
kependidikan dasar SD, meliputi : perencanaan kebutuhan pendidik
dan tenaga kependidikan untuk pendidikan dasar milik pemerintah
kota, usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga
kependidikan PNS untuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar milik, usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan
pada pendidikan dasar, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan
perlindungan pendidik pada jenjang pendidikan dasar, usulan
pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan bertaraf internasional
selain karena alasan pelanggaran perundang-undangan pada jenjang
pendidikan dasar SD.
b. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SMP mempunyai
tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan
dan pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan dasar
SMP, meliputi : perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga
kependidikan untuk pendidikan dasar SMP, usulan pengangkatan dan
penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk satuan
pendidikan bertaraf internasional pada jenjang pendidikan dasar SMP,
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan
dasar SMP, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan
pendidik pada jenjang pendidikan dasar SMP, usulan pemberhentian
pendidik dan tenaga kependidikan selain karena alasan pelanggaran
perundang-undangan pada jenjang pendidikan dasar SMP.
c. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah mempunyai tugas
melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan Menengah,
meliputi : perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan
untuk pendidikan menengah, usulan pengangkatan dan penempatan
pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan Menengah, usulan pemindahan pendidik dan tenaga
kependidikan pada pendidikan menengah, peningkatan kesejahteraan,
penghargaan dan perlindungan pendidik pada jenjang pendidikan
menengah, usulan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan
selain karena alasan pelanggaran perundang-undangan pada jenjang
pendidikan menengah
5. Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugas Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala
Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, dan Pejabat Fungsional wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi secara vertikal
maupun horizontal baik dalam maupun antar satuan organisasi dalam
lingkungan Pemerintah Daerah serta instansi lain sesuai dengan tugas
pokoknya masing-masing.
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian,
Kepala Seksi bertanggung jawab dalam memimpin, mengkoordinasikan dan
memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahannya masing-masing. Setiap pimpinan satuan organisasi dalam
lingkungan Dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan
bertanggung jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan
tepat pada waktunya.
Apabila Kepala Dinas berhalangan dalam menjalankan tugasnya,
maka untuk menjalankan tugas Kepala Dinas, ditunjuk pejabat yang senior
dalam pangkat dan jabatan serta dipandang mampu sebagai pejabat pelaksana
tugas (Plt) Kepala Dinas.
6. Susunan Kepegawaian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota
Surakarta
Pegawai merupakan unsur yang sangat penting bagi keberhasilan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam organisasi dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta didukung oleh 150 orang
pegawai.
Berikut ini klasifikasi pegawai di Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kota Surakarta di dasarkan pada :
a. Jumlah Pegawai per-BagianTabel 4.1
Jumlah pegawai per-Bagian
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No. Uraian Jumlah(orang)
Persentase(%)
1. Kepala Dinas 1 0,7
2. Sekretariat 32 21,3
3. Bidang –bidang 68 45,3
4. UPTD 5 3,3
5. Sekolah Menengah Kejuruan 7 4,7
6.Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas10 6,7
7. Jabatan Fungsional 27 18
Jumlah 150 orang 100 %
Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta tahun 2008
Dari tabel diatas, jumlah pegawai Dinas Dikpora Kota
Surakarta seluruhnya berjumlah 150 orang, yang terdiri dari Sekretariat,
Bidang-bidang, UPTD, SLTP & SLTA, Sekolah Menengah Kejuruan dan
Kelompok Jabatan Fungsional. dan keseluruhannya bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Jumlah paling banyak terdapat pada bidang-bidang
sebanyak 45,3% dari keseluruhan jumlah pegawai yang ada di Dinas
Dikpora Kota Surakarta. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari pegawai
tersebut menjadi staf sesuai dengan bidang tugas dan beban kerjanya
masing-masing.
b. Jumlah Pegawai berdasarkan Status Kepegawaian
Tabel 4.2
Jumlah Pegawai berdasarkan status kepegawaian
No. Status Kepegawaian
Jumlah(orang)
Persentase(%)
1. PNS 145 96,7
2. Pegawai Honorer 5 3,3
Jumlah 150 orang 100 %
Sumber : Renstra Dinas Dikpora Kota Surakarta 2005-2010
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai
Dinas Dikpora Kota Surakarta status kepegawaiannya yaitu Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang mencapai 96,7 % dari jumlah pegawai yang ada di
Dinas Dikpora Kota Surakarta.
c. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3
Jumlah Pegawai Dinas Dikpora berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah(orang)
Persentase(%)
1. Pasca Sarjana 21 14
2. Sarjana 35 23,3
3. Sarjana Muda / D III 9 6
4. Diploma II 3 2
5. Diploma I / PGSMTP 2 1,4
6. Sekolah Menengah 59 39,3
7. Sekolah Menengah Pertama 15 10
8. Sekolah Dasar 6 4
9. Jumlah 150 orang 100 %
Sumber : Renstra Dinas Dikpora Kota Surakarta 2005-2010
Berdasarkan tabel diatas, dari 150 orang pegawai Dinas
Penididikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta rata-rata berpendidikan
sekolah menengah yang berjumlah 39,3 %, diikuti dengan pegawai yang
tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 23,3 %.
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/ KepangkatanTabel 4.4
Jumlah Pegawai Dinas Dikpora Berdasarkan PangkatNo. Golongan Jumlah
(orang)Persentase
(%)1. IV 19 12,7
2. III 81 54
3. II 44 29,3
4. I 3 2
5. Lainnya 3 2
Jumlah 150 orang 100 %
Sumber : Renstra Dinas Dikpora Kota Surakarta 2005-2010
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah golongan
pegawai yang ada Dinas Dikpora Kota Surakarta yaitu golongan III.
Umumnya mereka menduduki jabatan sebagai staf yang membantu dan
bertanggung jawab kepada kepala kepala bidang/ sub bagian.
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Strategi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam
proses pengadaan Kepala Sekolah.
Proses pengadaan kepala sekolah diselenggarakan guna
memperoleh calon kepala sekolah yang sesuai dengan persyaratan untuk
menduduki jabatan sebagai kepala sekolah di berbagai tingkat pendidikan,
mulai dari TK, SD/SLB, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Proses pengadaan
kepala sekolah di Surakarta dilakukan untuk mengisi jabatan kepala sekolah
yang sedang kosong karena adannya pensiun, promosi, mutasi, dan/atau
meninggal dunia.
Mengenai diselenggarakannya proses pengadaan kepala sekolah di
Surakarta, Bapak Sugiyanto selaku selaku Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK) Dinas Dikpora Kota Surakarta, mengungkapkan bahwa :
“Proses pengadaan kepala sekolah itu sangat penting, digunakan untuk mengisi formasi kepala sekolah yang kosong, akibat adanya mutasi, promosi, pensiun dan/atau meninggal dunia dan diharapkan
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan adanya proses pengadaan kepala sekolah ini dihasilkan calon kepala sekolah yang berkompeten.” (Wawancara, 7 Juli 2010).
Pelaksanaan proses pengadaan kepala sekolah oleh Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dilakukan oleh Bidang
Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Sesuai dengan uraian tugasnya yaitu
melaksanakan pengembangan dan pembinaan pendidik dan tenaga
kependidikan, baik pendidikan dasar SD, pendidikan dasar SMP, dan
pendidikan menengah.
Dalam menyelenggarakan proses pengadaan kepala sekolah guna
mendapatkan calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten, Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga mempunyai beberapa strategi untuk
mencapai tujuan tersebut. Strategi atau upaya yang dilakukan oleh Dinas
Dikpora Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah, antara lain:
a. Penarikan
Dalam rangka pelaksanaan proses pengadaan kepala sekolah,
langkah awal yang dilakukan oleh Dinas Dikpora adalah melakukan
penarikan atau perekrutan, dimana dalam perekrutan ini Dinas Dikpora
Kota Surakarta menggunakan sistem tertutup, yaitu dengan mengirimkan
surat edaran ke tiap-tiap sekolah yang ada di wilayah Kota Surakarta.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu JP. Latynina selaku Kasi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah adalah sebagai berikut :
“…Awalnya dari proses pengadaan ini yaitu Dinas Dikpora mengirimkan surat edaran ke masing-masing sekolah tentang adanya formasi kepala sekolah yang kosong.” (Wawancara, 2 Juli 2010).
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Beliau juga menambahkan :
“….Surat edaran tersebut juga memberitahukan tingkatan pendidikan mana saja yang membuka formasi lowongan untuk jabatan kepala sekolah dan persyaratan atau kualifikasi apa saja yang harus dipenuhi, serta masing-masing sekolah harus mengirimkan 1 orang wakil dari sekolah yang dianggap memenuhi persyaratan/ kualifikasi yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti proses pengadaan kepala sekolah. Kalau formasi yang kosong cukup banyak di tiap tingkatan sekolah ya tiap sekolah boleh mengusulkan maksimal 2 (dua) orang wakil dari sekolahnya, tapi kalau sedikit cukup satu orang saja yang mewakili sekolahnya.”
Dari pendapat diatas dijelaskan bahwa surat edaran yang
dikirimkan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta ke masing-masing sekolah
bertujuan untuk memberitahukan bahwa sekolah diharapkan mengusulkan
salah satu gurunya untuk mengikuti proses penarikan calon kepala
sekolah karena ada formasi jabatan kepala sekolah yang kosong, dan
didalam surat edaran itu disertakan pula persyaratan/ kualifikasi yang
harus dipenuhi oleh calon kepala sekolah.
Setelah surat edaran itu diterima oleh pihak sekolah,
selanjutnya pihak sekolah yang terdiri dari kepala sekolah dan tim seleksi
sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses penarikan
calon kepala sekolah ini, karena pihak sekolah harus mengirimkan atau
mengusulkan salah satu guru di sekolahnya yang dianggap telah
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Seperti yang disampaikan oleh
oleh Bapak Sutarmo selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 27 Surakarta :
“…Pihak sekolah mempunyai tugas yang berat dalam proses penarikan ini, karena saya sebagai kepala sekolah harus benar-benar mempertimbangakan dengan tepat siapa yang dianggap layak untuk di usulkan menjadi calon kepala sekolah. Jadi, dalam mengusulkan calon kepala sekolah ini harus
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dipertimbangkan dengan matang kalau mau mendapatkan calon yang berkualitas dan biasanya guru yang bersangkutan tersebut saya tunjuk untuk mewakili sekolah.” (Wawancara, 14 Juli 2010).
Hal senada juga disampaikan Bapak Saryanto selaku Kepala Sekolah SD
Negeri Mijen I, adalah sebagai berikut :
“…memang dalam mengirimkan guru untuk menjadi calon kepala sekolah disini melalui penunjukan langsung, karena untuk mengusulkan guru yang harus mewakili sekolah harus dipertimbangkan dengan baik, agar tidak mengecawakan pihak sekolah yang mengusulkan. Pertimbangan-pertimbangan itu dilihat dari latar belakang calonnya itu seperi apa, kepribadiannya bagaimana, prestasi apa yang pernah diraih, dan masih banyak lagi yang harus dipertimbangkan. Jadi, pihak sekolah dalam proses perekrutan ini sangat penting sekali.“ (Wawancara, 19 Juli 2010).
Penunjukan guru tersebut tidak asal tunjuk saja, pihak sekolah
telah mempertimbangkan banyak hal sebelum mereka mengusulkan guru
yang akan dikirim dalam proses penarikan calon kepala sekolah ini.
Tentang penunjukan guru tersebut, dibenarkan oleh Bapak Poernama
Irianto selaku calon kepala sekolah dari SMP Negeri 14 Surakarta:
“…Waktu proses perekrutan itu saya ditunjuk oleh kepala sekolah, karena saya dianggap sudah memenuhi persyartaan yang dibutuhkan dan pada saat saya diusulkan saya juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah. Biasanya yang diusulkan dari pihak sekolah itu adalah yang sedang menduduki jabatan sebagai wakil kepala sekolah.” (Wawancara, 17 Juli 2010).
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Bapak Yusmar
Setyobudi selaku calon kepala sekolah dari SMA Negeri 5 Surakarta:
“…Memang biasanya yang diusulkan untuk mengikuti proses perekrutan ini adalah guru yang yang sedang menjabat sebagai wakil kepala sekolah di sekolah masing-masing. Tapi tidak menutup kemungkinan juga bagi guru-guru yang tidak menjadi wakil kepala sekolah untuk bisa ikut dalam pengadaan kepala sekolah.” (Wawancara, 12 Juli 2010).
Dari penjelasan calon kepala sekolah diatas dapat diketahui
bahwa calon kepala sekolah yang di tunjuk atau diusulkan tersebut sedang
menjabat sebagai wakil kepala sekolah di sekolahnya masing-masing.
Dalam proses penarikan, para calon kepala sekolah harus
memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh Dinas Dikpora Kota
Surakarta. Persyaratan atau kualifikasi yang harus dipenuhi calon kepala
sekolah dalam proses penarikan ini adalah semua tentang ketentuan secara
adminstrasi yang harus dipenuhi oleh para calon kepala sekolah.
Persyaratan atau kualifikasi yang digunakan oleh Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta sebagai acuan untuk
menarik/ merekrut calon kepala sekolah adalah sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/ Madrasah, yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.5
Kualifikasi Umum dan kualifikasi khusus kepala sekolah
No. Standar Kepala Sekolah
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Kualifikasi Umum Kepala sekolah
a. Memiliki kualifikasi akademik Sarjana
(S1) atau Diploma empat (D-IV)
kependidikan atau non kependidikan pada
perguruan tinggi yang terakreditasi;
b. Pada waktu diangkat sebagai kepala
sekolah berusia setinggi-tingginya 56
tahun;
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-
kuranganya 5 (lima) tahun menurut
jenjang sekolah masing-masing, kecuali di
Taman Kanak-kanak/ Raudhatul Athfal
(TK/RA) memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya
3 (tiga) tahun di TK/RA; dan
d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya
III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan
bagi non PNS disetarakan dengan
kepangkatan yang dikeluarkan oleh
yayasan atau lembaga berwenang.
2. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah
1. Kepala Taman Kanak-
kanak/ Raudhatul
Athfal (TK/RA)
a. Bersatatus sebagai Guru TK/RA,
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
TK/RA;
c. Memilki sertifikat kepala TK/RA yang
diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
oleh pemerintah.
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Kepala Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI)
a. Bersatatus sebagai Guru SD/MI
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
SD/MI; dan
c. Memilki sertifikat kepala SD/MI yang
diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
oleh pemerintah.
3. Kepala Sekolah
Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs).
a. Bersatatus sebagai Guru SMP/MTs
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
SMP/MTs; dan
c. Memilki sertifikat kepala SMP/MTs yang
diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
oleh pemerintah.
4. Kepala Sekolah
Menengah Atas/
Madrasah Aliyah
(SMA/MA)
a. Bersatatus sebagai Guru SMA/MA
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
SMA/MA; dan
c. Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang
diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
oleh pemerintah.
5. Kepala Sekolah
Menengah Kejuruan/
Madrasah Aliyah
Kejuruan (SMK/MAK)
adalah sebagai berikut :
a. Bersatatus sebagai Guru SMK/MAK
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
SMK/MAK; dan
c. Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK
yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan oleh pemerintah.
6. Kepala Sekolah Dasar
Luar Biasa/ Sekolah
Menengah Pertama
Luar Biasa/ Sekolah
Menengah Atas Luar
Biasa(SDLB/SMPLB/
SMALB)
a. Bersatatus sebagai Guru
SDLB/SMPLB/SMALB
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
SDLB/SMPLB/SMALB; dan
c. Memiliki sertifikat kepala
SDLB/SMPLB/SMALB yang diterbitkan
oleh lembaga yang ditetapkan oleh
pemerintah.
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Kepala Sekolah
Indonesia Luar Negeri
a. Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya
3 tahun sebagai kepala sekolah;
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru
pada salah satu satuan pendidikan
c. Memiliki sertifikat kepala sekolah yang
diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa kualifikasi yang
terdapat pada Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar
Kepala sekolah/ madrasah terdiri dari 2 jenis, yaitu kualifikasi umum dan
kualifikai khusus.
Dalam kualifikasi umum dijelaskan ada 4 (empat) syarat yang
harus dipenuhi oleh calon kepala sekolah, antara lain :
a) Kualifikasi akademik
Calon kepala sekolah yang akan mengikuti proses pengadaan kepala
sekolah ini minimal harus memiliki jenjang pendidikan terakhir
Sarjana (S1). Hal ini juga didukung dengan adanya ketentuan yang
menyebutkan bahwa semua guru harus berpendidikan minimal S1
agar memperoleh sertifikasi. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak
calon kepala sekolah memiliki jenjang pendidikan terakhir yaitu S2
terutama calon kepala sekolah untuk SMP, dan sekolah menengah.
Hal ini dapat dilihat dari daftar calon yang mengikuti proses seleksi
dalam dua periode pengadaan yaitu pada tahun 2007 dan 2008 yang
ada dibawah ini :
Tabel 4.6
Daftar Calon kepala sekolah berdasar status pendidikan
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tahun Satuan Pendidikan
Pendidikan terakhirPendidikan S1 S2
2007 TK 6 -
SD 39 2
SMP 23 9
SMK 6 6
2008 TK 6 -
SD 31 5
SLB 5 -
SMP 30 17
SMA 2 12
SMK 12 4
Sumber : Arsip Dinas Dikpora Kota Surakarta tentang hasil seleksi calon kepala sekolah.
b) Usia
Didalam penentuan usia Dinas Dikpora Kota Surakarta menetapkan
batas makmsimal usia calon kepala sekolah adalah 56 tahun pada
saat diangkat menjadi kepala sekolah. Hal ini dilakukan untuk
menghindari rendahnya produktivitas yang nantinya akan dihasilkan
oleh calon kepala sekolah yang bersangkutan dan menghindari batas
masa pensiun. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sugiyanto
selaku Kabid. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
menyatakan :
”... dalam penentuan usia kita menetapkan batas usia maksimal 56 tahun pada saat nanti calon tersebut diangkat menjadi kepala sekolah. Jadi pada saat melakukan proses penarikan calon kepala sekolah Dikpora menyarankan pihak sekolah agar calon yang diusulkan tidak mendekati batas usia yang telah ditetapkan.” (wawancara, 13 Juli 2010).
c) Pengalaman
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengalaman bekerja selama 3-5 tahun pada jenjang pendidikan
tertentu, dirasa sudah tepat bagi calon kepala sekolah untuk dapat
mengetahui seluk beluk yang ada disekolah. Tetapi dalam proses
penarikan yang dilakukan oleh pihak Dinas Dikpora Kota Surakarta,
calon kepala sekolah umumnya telah menjadi guru atau mempunyai
pengalaman lebih dari 10 tahun. Kenyataan menunjukkan semakin
lama calon itu bekerja , makin banyak pula pengalaman yang dimiliki
tenaga kerja yang bersangkutan. Hal ini diungkapkan oleh Bapak
Saryanto selaku Kepala Sekolah SD Negeri Mijen I :
“ya kalau pengalaman calon tersebut, memang harus dicari yang lebih berpengalaman, tapi tidak menjamin kalau pengalaman mngajar lebih banyak akan bisa diusulkan untuk mengikuti proses pengadaan kepala sekolah ini. Seperti yang saya lakukan kemarin, saya mengusulkan salah satu guru dari sekolah ini yang pengalamannya baru saja 8 tahun, tapi guru ini memiliki kualitas yang lebih dari yang lain. Itu semua tergantung dengan sumber daya yang ada.” (Wawancara, 19 Juli 2010).
d) Pangkat
Penentuan batasan kepangkatan dan golongan yang dilakukan oleh
Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam proses penarikan calon kepala
sekolah yang dilakukan dalam 2 periode tersebut serendah-rendahnya
III/d. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Sugiyanto selaku Kabid.
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan :
”...waktu itu Dinas Dikpora menetapkan golongan yang dibutuhkan serendah-rendahnya adalah III/c, sesuai dengan aturan yang berlaku, tapi kita menyarankan pihak sekolah bahwa golongan yang harus dipenuhi minimal III/d, karena sekarang ini sudah banyak juga guru yang mempunyai golongan IV/a, jadi ya tidak terlalu sulit.” (Wawancara, 13 Juli 2010)
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses
penarikan yang menyangkut kualifikasi umum Dinas Dikpora Kota
Surakarta mempunyai strategi Permendiknas nomor 13 tahun 2007
tentang standar kepala sekolah/ madrasah dalam kualifikasi umum hanya
digunakan sebagai acuan oleh Dinas Dikpora dalam menentukan
kebijakan. Kebijakan-kebijakan tersebut tidak menyimpang dari peraturan
yang ada, hanya saja ditingkatkan kualifikasi tersebut.
Selain kualifikasi umum terdapat pula kualifikasi khusus yang
disertakan dalam Permendiknas ini, antara lain :
a) Calon yang akan diusulkan tersebut harus berstatus sebagai guru
pada satuan pendidikan tertentu (TK, SD, SLB, SMP, dan
SMA/SMK), sehingga nanti pada waktu penempatan sesuai dengan
kualifikasi yang dimiliki calon tersebut. Jadi orang yang berasal
bukan dari guru tidak bisa mendaftar/ mengikuti proses penarikan
calon kepala sekolah. Seperti pernyataan dari Bapak Sugiyanto
selaku Kabid. Pendidik dan tenaga kependidikan Kota Surakarta,
menjelaskan bahwa :
”...ya, ini kan formasinya kepala sekolah, jadi yang dibutuhkan adalah guru dimana guru tersebut kan sudah mengetahui tentang segala sesuatu tentang sekolah tersebut. Jadi guru yang diusulkan dari SD akan mendaftar dan ditempatkan menjadi kepala sekolah SD, guru SMP nantinya juga akan menjadi kepala sekolah SMP, dan seterusnya.” (Wawancara, 13 Juli 2010)
b) Seorang guru harus mempunyai sertifikat pendidik pada satuan
pendidikan tertentu tertentu (TK, SD, SLB, SMP, dan SMA/SMK).
Para guru (calon kepala sekolah) sekarang ini sudah banyak yang
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mempunyai sertifikat pendidik, karena sudah banyak pula guru yang
telah disertifikasi, jadi untuk syarat ini tidak terlalu memberatkan
bagi calon kepala sekolah itu sendiri.
c) Bagi kepala sekolah yang masa jabatannya akan habis (bukan karena
pensiun) dan diusulkan kembali untuk menjadi kepala sekolah lagi
harus menyertakan sertifikat sebagai kepala di satuan pendidikan
tertentu (TK, SD, SLB, SMP, dan SMA/SMK). Sertifikat kepala ini
juga akan diterima oleh calon kepala sekolah yang telah lolos seleksi
dan akan segera ditempatkan pada satuan penididikan yang ada
formasi jabatan kepala sekolah yang kosong. Hal ini didukung oleh
keterangan Bapak Sugiyanto selaku Kabid. PTK, menyatakan bahwa
:
”sertifikat kepala di satuan pendidikan ini akan diberikan apabila calon tersebut telah diterima atau lolos seleksi dan akan ditempatkan di sekolah, dan bagi kepala sekolah yang belum mempunyai sertifikat kepala sekolah ini bisa mengurusnya kembali untuk medapatkannya sesuai dengan standar yang berlaku sekarang ini. Kebijakan ini baru dijalankan kurang lebih 3 (tiga) tahun dari mulai sejak Dinas Dikpora Kota Surakarta menggunakan sistem pengadaan yang baru, bekerjasama dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Tengah. Sertifikat kepala sekolah ini dibuat sesuai dengan rekomendasi dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (Wawancara, 13 Juli 2010)
Dari kualifikasi khusus diatas dapat diketahui bahwa
kualifikasi ini merupakan kualifikasi tambahan yang harus dipenuhi oleh
masing-masing calon kepala sekolah. Kualifikasi ini di sertakan guna
memberikan kejelasan berasal dari tingkatan pendidikan mana calon
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kepala sekolah tersebut. Dengan demikian kualifikasi khusus ini bisa
digunakan untuk menempatkan calon kepala sekolah yang benar-benar
sesuai dengan keahlian dan jenjang tingkatan pendidikan darimana calon
itu diusulkan. Dalam Permendiknas diatas kualifikasi khusus yang dipakai
di wilayah Kota Surakarta hanya kualifikasi untuk kepala sekolah SD,
SLB, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, karena hanya satuan pendidikan ini
saja yang ada di Kota Surakarta.
Kekosongan jabatan tidakalah selalu ada setiap saat. Oleh
karena itu, pelaksanaan proses kegiatan penarikan calon kepala sekolah
dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Mengenai hal ini Ibu Latynina,
selaku Kasi Bidang Pendidik dan tenaga Kependidikan Sekolah
Menengah Dinas Dikpora Kota Surakarta membenarkan pelaksanaan
kegiatan penarikan tersebut :
“…dari Dinas Dikpora sendiri melaksanakan kegiatan penarikan atau rekrutmen ini setiap satu tahun sekali, pada tahun 2007 dan 2008. Tetapi pada tahun 2009, Dinas Dikpora tidak mengadakan rekrutmen karena masih ada stock dari hasil perekrutan tahun sebelumnya, baru pada 2010 ini, mau diadakan proses perekrutan lagi.” (Wawancara, 2 Juli 2010).
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa porses
penarikan calon kepala sekolah dilaksanakan 1 tahun sekali, tetapi apabila
tidak ada formasi yang kosong pada tahun tesebut maka tidak
diselenggarakan proses penarikan untuk sementara waktu.
Dalam melaksanakan proses penarikan guna memperoleh
calon kepala sekolah yang baik, ditentukan berdasar pada spesifikasi
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pekerjaan. Dalam memperoleh calon kepala sekolah Dinas Dikpora Kota
Surakarta menggunakan sumber penarikan yang berasal dari internal
Dinas Dikpora sendiri. Karena yang nantinya akan mengisi lowongan
kepala sekolah adalah guru-guru yang berada dibawah naungan Dinas
Dikpora Kota Surakarta.
Agar proses penarikan calon kepala sekolah ini dapat berjalan
dengan baik, maka Dinas Dikpora perlu menyadari berbagai kendala yang
ada dalam proses penarikan, baik dari internal Dinas Dikpora sendiri
maupun yang berasal dari eksternal organisasi. Tetapi dalam hal ini proses
penarikan calon kepala sekolah yang dilakukan oleh Dinas Dikpora tidak
mengalami kendala apapun, begitu juga dengan pengusul calon (kepala
sekolah) dan calon kepala sekolah itu sendiri. Hal ini disampaikan oleh
Bapak Sugiyanto selaku Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Dinas Dikpora Kota Surakarta :
“…Dalam proses perekrutan atau penarikan yang Dinas Dikpora laksanakan selama dua periode lalu tidak menemui suatu kendala apapun, karena kita melaksanakannya dengan rencana yang matang agar didapatkan calon yang baik. Jadi semuanya lancar. “ (Wawancara, 7 Juli 2010).
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Sri Ramtini selaku
Kepala sekolah SD Negeri Mijen II :
“…Kalau hambatan dalam proses penarikan calon kepala sekolah yang pernah saya lakukan di sekolah ini tidak pernah mengalami hambatan. Karena guru yang saya usulkan sudah memenuhi kriteria yang diminta oleh Dinas Dikpora dan sudah melalui beberapa pertimbangann dari pihak sekolah dan layak untuk dicalonkan menjadi kepala sekolah. “ (Wawancara, 15 Juli 2010).
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selaku calon kepala sekolah hal tersebut juga dibenarkan oleh
Bapak Yusmar Setyobudi selaku calon kepala sekolah dari SMA Negeri 5
Surakarta :
“Dalam proses perekrutan ini saya tidak mengalami kendala apapun, karena semua persyaratan yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Jadi tidak ada hambatan sama sekali bagi saya.” (Wawancara, 12 Juli 2010).
Dari keterangan-keterangan diatas dapat diketahui bahwa
proses penarikan yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta
dalam proses pengadaan kepala sekolah sudah baik. Proses penarikan atau
perekrutan calon kepala sekolah dapat dilakukan setelah adanya surat
edaran dari Dinas Dikpora Kota Surakarta. Dengan adanya penarikan atau
perekrutan ini melalui surat edaran yang dikirimkan ke tiap-tiap sekolah
yang ada di kota Surakarta dapat membantu pihak Dinas Pendidikan
pemuda dan olahraga Kota Surakarta untuk mendapatkan calon kepala
sekolah yang tepat.
Setelah surat edaran itu diberitahukan kepada guru-guru yang
akan mewakili sekolah dalam proses pengadaan kepala sekolah, pihak
sekolah akan memberitahukan tentang batas akhir pengumpulan berkas
adminstrasi yang harus dipenuhi. Seperti yang disampaikan oleh Ibu JP.
Latynina selaku Kasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah
Menengah :
“… setelah surat edaran itu dikirimkan ke tiap-tiap sekolah,
biasanya kami (Pihak Dinas Dikpora Kota Surakarta) memberi
batasan 2-3 minggu untuk pengumpulan pemberkasan. Setelah
pemberkasan itu selesai, diberitahukan juga jadwal
pelakasanaan seleksi, maksimal 1 bulan setelah pemberkasan
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
itu terpenuhi.” (Wawancara, 13 Juli 2010).
Adanya strategi atau upaya yang dilakukn oleh Dinas Dikpora Kota
Surakarta dalam proses penarikan calon kepala sekolah yaitu Dinas
Dikpora Kota Surakarta dalam merekrut calon kepala sekolah melebihkan
jumlah kebutuhan yang seharusnya ada. Setelah semua persayaratan
terpenuhi oleh calon kepala sekolah maka proses selanjutnya yang akan
dijalankan oleh calon kepala sekolah yaitu seleksi.
b. Seleksi (Selection)
Setelah diadakannya proses penarikan dari tiap-tiap sekolah
melalui pemberitahuan surat edaran tersebut, langkah selanjutnya yang
dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga Kota Surakarta
adalah menyeleksi calon kepala sekolah yang telah diusulkan dari tiap-
tiap sekolah.
Menurut Ibu JP. Latynina selaku Kasi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Sekolah menengah Dinas Dikpora Kota Surakarta
menerangkan bahwa :
“….para calon kepala sekolah tersebut akan mengikuti beberapa seleksi, dimana tiap seleksi harus diikuti oleh calon kepala sekolah, baik itu yang berupa seleksi administrative maupun seleksi tulis. “ (Wawancara, 2 Juli 2010).
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa sistem seleksi
yang dilaksanakan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam menyeleksi
para calon kepala sekolah menggunakan sistem Compensatory Approach,
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dimana seleksi calon kepala sekolah itu terdiri dari 2 (dua) tahap yang
merupakan satu kesatuan proses yang tidak dapat dipisahkan dan harus
diikuti oleh semua calon kepala sekolah. Para calon kepala sekolah
mengikuti seluruh proses seleksi, kemudian akan dihitung nilali rata-rata
tes. Calon yang memenuhi standar dinyatakan lolos, sedangakan yang
tidak memenuhi standar dinyatakan gugur.
Tahapan-tahapan atau prosedur dalam proses seleksi yang
dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta mengacu pada
Kepmendiknas Nomor 162/U/2003 dan Keputusan Walikota Surakarta
nomor 14 tahun 2004 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah.
Tahapan-tahapan dalam peraturan tersebut terdiri dari 2 (dua) tahap yang
meliputi :
1. Tahap I, yaitu Seleksi administratif, dilakukakn untuk meneliti
kelengkapan administrasi. Seleksi administratif merupakan
persyaratan awal yang dilakukan pada saat proses penarikan calon
kepala sekolah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, seleksi
administratif ini untuk melengkapi dokumen-dokumen yang harus
dipenuhi oleh calon kepala sekolah.
2. Tahap II, yaitu Tes Tertulis digunakan untuk menguji calon kepala
sekolah dalam beberapa hal yang menyangkut tentang kepribadian, tes
potensi akademik, kepemimpinan, tes kecerdasan, dan lain-lain
dimana tes tersebut sangat penting untuk mengetahui kemampuan
calon kepala sekolah di bidang kemampuan umum dan
keprofesionalan mereka. Hal ini disampaikan oleh Bapak Bapak
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Yusmar Setyobudi selaku calon kepala sekolah dari SMA Negeri 5
Surakarta:
“…dalam proses seleksi itu para calon kepala sekolah di beri soal-soal tentang masalah pendidikan, tes tentang kepribadian, tes tentang pengetahuan umum, dan masih banyak lagi. Dalam pelaksanaan ujian tersebut kita dituntut untuk sportif, jadi tidak ada yang bermain curang setahu saya, karena pengawas ujian dalam menjaga proses seleksi tersebut sangat ketat. Selain itu dalam mengerjakan soal-soal tersebut kita hanya diberi waktu sedikit untuk mengerjakan tiap soal, jadi ya tidak ada waktu untuk berbuat curang, karena nantinya akan ketinggalan untuk soal selanjutnya.” (Wawancara, 12 Juli 2010).
Hal senada juga di ungkapkan oleh Ibu Sri Ramtini selaku Kepala
Sekolah SD Negerui Mijen II dan juga pernah mengikuti pernah
mengikuti proses seleksi pada periode pertama tahun 2007,
menyatakan bahwa :
“…proses seleksi yang saya alami dulu sangat cepat ya mbak, dari mulai pemenuhan persyaratann hingga tesnya. Kalau soal tes, memang dituntut untuk lebih sportif, soal tes yang diberikan banyak dan hanya diberi waktu sedikit. Ya kalau mengerjakan soalnya tidak cepat akan ketinggalan dengan soal selanjutnya. Waktu itu tes yang diuji meliputi tes kepribadian, kemampuan umum, tes kreativitas, dll. “ (wawancara, 15 Juli 2010)
Keseluruhan tes yang dilaksanakan merupakan upaya untuk menilai dan
mengukur kemampuan, pengetahuan dan kreativitas para calon kepala
sekolah dalam mengerjakan soal.
Setelah selesai mengerjakan soal yang diberikan, para calon
kepala sekolah tersebut juga harus membuat karya Tulis Ilmiah dengan
tema isu-isu tentang pendidikan, dan proses yang terakhir yaitu
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
wawancara. Wawancara ini ternyata dilakukan untuk mewawancarai para
peserta seleksi tentang karya tulis ilmiah yang mereka buat, bukan
wawancara tentang personal dari calon kepala sekolah tersebut. Mengenai
hal ini Bapak Poernama Iriato selaku calon kepala sekolah dari SMP
Negeri 14 Surakarta memberi keterangan :
“…iya pada hari pertama memang kami membuat karya tulis ilmiah yang harus dibuat pada hari pertama ujian, dan harus selesai serta dikumpulkan pada hari itu juga. Dalam menmbuat atau mengerjakan karya tulis ini hanya diberi waktu 60 menit, untuk menulis karya dengan tema pendidikan. Selanjutnya pada hari kedua dan di session yang terakhir karya tulis yang dibuat akan digunkan penguji sebagai bahan wawancara.” (Wawancara, 17 Juli 2010).
Proses seleksi calon kepala sekolah diselenggarakan selama 2
(dua) hari di Kota Surakarta. Seluruh calon harus mengikuti tes tertulis,
penulisan karya tulis dan wawancara. Wawancara dilakukan mengenai
karya tulis ilmiah yang telah dibuat oleh para calon kepala sekolah dengan
tema yang telah ditentukan, dan karya tulis itu dibuat pada saat proses
seleksi masih berlangsung yaitu pada hari ke 2 (dua) proses seleksi.
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sugiyanto selaku Kabid pendidik
dan Tenaga Kependidikan adalah sebagai berikut:
“ proses seleksi dilaksanakan selama 2 (dua) hari di SMA N 4 Surakarta. Materi seleksi meliputi tes tertulis, penulisan karya ilmiah, dan wawancara, dimana semua itu dilaksanakan selama 2 (dua hari). Tes tertulis dilaksanakan pada hari pertama dan kedua, dan wawancara serta penulisan karya tulis dilaksanakan pada hari kedua juga. Dalam mengerjakan materi-meteri tersebut para calon diberi batasan waktu untuk setiap materi. Jadi ya biar tidak terjadi kecurangan.” (Wawancara, 7 Juli 2010).
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Beliau juga menambahkan :
“…pengerjaan karya ilmiah juga dilaksanakan pada 2 hari itu juga, tepatnya pada hari pertama dan pada hari kedua/ hari terakhir dilakukan wawancara tentang karya tulis ilmiah yang dibuat oelh calon kepala sekolah.”
Dari keterangan diatas, diketahui bahwa proses seleksi yang
dilaksanakan secara tidak langsung akan menuntut kreasi para calon
kepala sekolah dalam menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah karya
ilmiah dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk dapat
mengetahui kemampuan calon kepala sekolah dan menghindari adanya
kecurangan oleh para calon dalam membuat karya tulis ilmiah.
Keseluruhan hasil dari tes, baik tes tertulis, karya ilmiah dan
wawancara inilah yang nantinya akan menghasilkan nilai yang digunakan
untuk menentukan calon kepala sekolah mana yang dianggap layak dan
mana yang belum layak. Dalam penentuan kriteria layak (lolos seleksi)
dan belum layak (tidal lolos seleksi) bagi calon kepala sekolah yang ikut
seleksi di setiap tingkatan pendidikan (TK, SD/SLB, SMP, SMA/SMK)
berbeda-beda.
1) Bagi calon kepala sekolah TK standar nilai yang dianggap layak
yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan
adalah 5400-5800 atau C+
2) Bagi calon kepala sekolah SD standar nilai yang dianggap layak
yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan
adalah 5500-6000 atau C+
3) Bagi calon kepala sekolah SLB standar nilai yang dianggap layak
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan
adalah 5000-6000 atau C+
4) Bagi calon kepala sekolah SMP standar nilai yang dianggap layak
yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan
adalah 5800-6300 atau B
5) Bagi calon kepala sekolah SMA standar nilai yang dianggap layak
yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan
adalah 5815-6400 atau B
6) Bagi calon kepala sekolah SMK standar nilai yang dianggap layak
yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan
adalah 5700-6400 atau B.
(Sumber : Arsip Dinas Dikpora Kota Surakarta tentang hasil seleksi calon kepala sekolah tahun 2007 dan 2008).
Pembedaan kriteria skor di masing-masing jenjang tingkatan
sekolah dikarenakan semakin tinggi jenjang tingkatan sekolah maka akan
semakin tinggi pula kriteria skor yang akan dibebankan pada calon kepala
sekolah. Hal ini dilakukan untuk memberi pembedaan dan agar
meningkatkan kualitas dari calon kepala sekolah yang lolos dalam seleksi.
Pengumuman seleksi dilaksanakan kurang lebih 1-2 jam
setelah proses seleksi itu selesai, dan yang diumumkan adalah mereka
(calon kepala sekolah) yang layak, sedangakan yang belum layak tidak
dicantumkan namanya. Tetapi bagi calon yang belum layak ini bisa
menjadi calon kepala sekolah lagi untuk periode selanjutnya apabila
diikutkan untuk mewakili sekolah yang menaungi calon tersebut.
Para calon kepala sekolah yang lolos dalam seleksi tersebut
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merasa puas karena proses antara seleksi dan pengumuman hasil seleksi
tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga dapat
meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini disampaikan oleh
Bapak Poernama Irianto selaku calon Kepala sekolah dari SMP Negeri 14
Surakarta :
“…Proses seleksi yang saya ikuti waktu itu sangat transparan, karena pengumuman hasil dari seleksi itu tidak harus menunggu lama, setelah keseluruhan tes selesai pada hari itu juga diumumkan hasilnya. Sangat berbeda dengan proses pengadaan kepala sekolah yang sebelum ini, harus menunggu hasil pengumuman itu setelah beberapa hari mengikuti proses seleksi. Jadi, seperti inilah yang saya harakan, sangat transparan.” (Wawancara, 17 Juli 2010).
Hal yang sama juga disdampaikan oleh Bapak Sugiyanto selaku Kepala
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Dikpora Kota
Surakarta :
“…Pengumuman hasil seleksi diumumkan pada hari kedua setelah keseluruhan proses seleksi itu dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan, dan dari pihak Dinas Dikpora sendiri juga ingin memberikan yang terbaik bagi calon kepala sekolah.” (Wawancara, 7 Juli 2010)
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
proses seleksi yang diadakan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta sangat
transparan dengan ditunjukkan hasil pengumuman secara langsung, tanpa
harus menunggu lama bagi calon kepala sekolah tersebut. Dalam proses
seleksi calon kepala sekolah, Dinas Dikpora Kota Surakarta tidak
melaksanakan seleksi calon kepala sekolah sendiri, Dinas Dikpora Kota
Surakarta didukung oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jawa Tengah dalam proses seleksi calon kepala sekolah. Hal ini
dilakukan agar proses seleksi berjalan dengan transparan dan akuntabel.
Setelah diadakannya pengumuman bagi calon yang dianggap
layak maka calon kepala sekolah akan mengikuti tahap selanjutnya yaitu
proses penempatan.
c. Penempatan (Placement)
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota
Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah yaitu pengangkatan dan
penempatan bagi calon kepala sekolah yang telah lolos seleksi. Proses
penempatan bagi calon kepala sekolah yang layak tidak bisa langsung
begitu saja ditempatkan. Harus ada prosedur yang harus dilakukan oleh
Dinas Dikpora dalam menempatkan calon kepala sekolah menjadi kepala
sekolah. Mereka harus menunggu adannya lowongan (baik itu karena
promosi, mutasi, pensiun, dan/atau meninggal dunia). Dalam waktu
menunggu tersebut calon kepala sekolah tidak merasa khawatir kalau
nantinya tidak ditempatkan, karena mereka secara tidak langsung sudah
menjadi calon yang dijanjikan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta untuk
ditempatkan, meskipun masih harus menunggu. Pernyataan ini dibenarkan
oleh Bapak Sugiyanto selaku Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga
Kependidikan mengatakan :
“Kalau proses penempatan harus menunggu formasi kepala sekolah yang kosong (mutasi, pensiun, promosi, dan/atau meninggal dunia), baru nanti bisa ditempatkan. Penempatan tersebut juga sesuai hasil ranking yang diperoleh dalam proses seleksi. Jadi, yang mendapatkan ranking teratas ya akan ditempatkan terlebih dahulu, sesuai dengan aturan yang berlaku.” (Wawancara, 7 Juli 2010).
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Poernama Irianto selaku calon
kepala sekolah dari SMP Negeri 14 Surakarta :
“Dalam proses menunggu untuk ditempatkan saya tidak perlu merasa was-was kalau nantinya tidak akan ditempatkan sebagai kepala sekolah. Kalau sampai saat ini saya belum ditempatkan ya mungkin belum ada yang kosong, dan penempatan itu kan sesuai dengan urutan rangking dari hasil seleksi, yang brupa tes-tes selama 2 (dua) hari itu.” (Wawancara, 17 Juli 2010).
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Yusmar Setyobudi selaku calon
Kepala sekolah dari SMA Negeri 5 Surakarta :
“…Ya tinggal nunggu waktu yang tepat saja, karena yang ditempatkan terlebih dahulu kan yang rangking hasil seleski teratas dulu, baru yang lainnya akan menyusul.” (Wawancara, 12 Juli 2010).
Dari keterangan diatas diketahui bahwa proses penempatan
yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta harus melalui
prosedur yang telah ditetapkan. Semua hasil dari calon yang dianggap
layak dalam proses seleksi oleh Dikpora dikirim ke Badan pertimbangan
Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) untuk diproses, hasil pertimbangan
dari Baperjakat kemudian diusulkan oleh Walikota untuk menetapkan
Keputusan Pengangkatan Kepala Sekolah bagi calon-calon kepala sekolah
yang lolos dalam proses seleksi yang telah dilaksanakan. Sebelum hasil
calon kepala sekolah yang lolos seleksi dikirim ke Tim Baperjakat untuk
selanjutnya di serahkan ke Walikota kota Surakarta, Dinas Dikpora telah
mengusulkan calon yang dianggap layak dalam seleksi ditempatkan di
sekolah-sekolah yang membutuhkan calon kepala sekolah yang tepat.
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Meskipun sudah ditetapkan Keputusan pengangkatan oleh Walikota
Surakarta, sebagian calon kepala sekolah masih harus tetap menunggu
adanya lowongan yang kosong dan dalam menempatkan calon kepala
sekolah diurutkan berdasarkan ranking dari hasil seleksi.
Dari uraian diatas, proses penempatan kepala sekolah yang
dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta beradasar pada rangking
hasil seleksi calon kepala sekolah. Sehingga penempatan calon kepala
sekolah urut sesuai dengan hasil yang diperoleh. Bagi calon kepala
sekolah SD jangka waktu penempatan yaitu 1 tahun, sedangkan untuk
Sekolah menengah yaitu 2-3 tahun.
Dari keseluruhan proses pengadaan kepala sekolah yang
meliputi proses penarikan, seleksi, dan penempatan mempunyai cara
tersendiri untuk mendapatkan calon kepala sekolah yang sesuai dengan
harapan yang diinginkan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta.
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini disajikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan
hasil penelitian dan analisis data mengenai “Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga dalam Proses Pengadaan Kepala Sekolah.”
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian tentang Strategi yang digunakan oleh
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam Proses Pengadaan
Kepala Sekolah dilaksanakan melalui beberapa proses, yaitu proses penarikan,
seleksi, dan penempatan.
a. Proses pertama yaitu penarikan calon kepala sekolah.
Dinas Dikpora Kota Surakarta mengedarkan surat pemberitahuan tentang
adanya formasi jabatan kepala sekolah yang kosong, serta persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon kepala sekolah. Dalam proses
penarikan ini, Dinas Dikpora bekerjasama dengan pihak sekolah agar
mengirimkan salah satu guru yang dianggap tepat dan guru yang diusulkan
biasannya menjabat sebagai wakil kepala sekolah di sekolah tersebut.
b. Proses kedua yaitu seleksi calon kepala sekolah.
Sistem seleksi calon kepala sekolah yang dilaksanakan oleh Dinas Dikpora
Kota Surakarta yaitu melalui sistem skor yang diperoleh dari tes tertulis,
penulisan karya ilmiah dan wawancara. Dalam proses seleksi ini Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta bekerjasama dengan pihak
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah. Hal ini
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dimaksudkan agar proses seleksi yang diselenggarakan oleh Dinas Dikpora
Kota Surakarta transparan dan akuntabel.
c. Proses yang ketiga yaitu penempatan calon kepala sekolah.
Proses penempatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kota Surakarta berdasarkan rangking dari hasil proses seleksi calon
kepala sekolah. Calon kepala sekolah yang telah lolos seleksi akan
mendapatkan surat keputusan dari Walikota Surakarta dan hasil tes tersebut
berlaku 2-3 tahun.
Dari keseluruhan proses diatas, yang meliputi penarikan, seleksi, dan
penempatan telah dilaksanakan dengan baik oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta.
Setiap proses yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kota Surakarta terdapat strategi atau upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas dari kepala sekolah
B. Saran
Dari hasil penelitian, dapat dikemukakan saran yang kiranya dapat
bermanfaat bagi Dinas Dikpora Kota Surakarta, sebagai berikut :
1. Dalam menetapkan standar kualifikasi bagi calon kepala sekolah, Dinas
Dikpora Kota Surakarta sampai saat ini masih menyamakan dengan standar
kualifikasi yang ada dalam peraturan yang digunakan sebagai acuan guna
mendapatkan kepala sekolah yang tepat. Maka dari itu, Dinas Dikpora Kota
Surakarta dapat menaikkan standar minimal pendidikan terakhir bagi calon
kepala sekolah. Misalnya di satuan pendidikan sekolah menengah minimal
pendidikan terakhir yang harus dimiliki oleh calon kepala sekolah yaitu S2/S3.
Hal ini disarankan mengingat besarnya tanggung jawab yang nantinya akan
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diterima calon kepala sekolah ditingkat satuan pendidikan menengah ini.
2. Proses penantian penempatan bagi calon kepala sekolah yang telah lolos
seleksi, sebaiknya diisi oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dengan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para calon kepala sekolah
tersebut. Sehingga pada saat penempatan, calon kepala sekolah tersebut sudah
terbekali dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat dimana nantinya akan berguna
saat menjadi kepala sekolah.
3