skripsi strategi kebijakan pemerintah terhadap

99
SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENGEMBANGAN TATA KELOLA MARITIM DI KOTA MAKASSAR OLEH: SRI WAHYUNI Nomor Stambuk : 105641116117 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

SKRIPSI

STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH

TERHADAP PENGEMBANGAN TATA KELOLA MARITIM

DI KOTA MAKASSAR

OLEH:

SRI WAHYUNI

Nomor Stambuk : 105641116117

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

i

STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH

TERHADAP PENGEMBANGAN TATA KELOLA MARITIM

DI KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

Sri Wahyuni

Nomor Stambuk : 105641116117

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 3: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

ii

Page 4: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

iii

Page 5: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

iv

Page 6: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

v

ABSTRAK

Sri Wahyuni 2021. Strategi Kebijakan Pemerintah Terhadap

Pengembangan Tata Kelola Maritim Di Kota Makassar (dibimbing

oleh Dr. H. Muhlis Madani dan Hamrun)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi

Kebijakan Pemerintah Dalam Mengembangkan Tata Kelola Maritim Di

Kota Makassar dan untuk mengetahui bagaimana Faktor Pendukung serta

bagaimana Faktor Penghambat Starategi Kebijkan Pemerintah Terhadap

Pengembangan Tata Kelola Maritim di Kota Makassar. Jenis penelitian

yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan tipe penelitian yang

digunakan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan

observasi, wawancara serta dokumentasi. Sumber data yang digunakan

adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.Pengabsahan data yang digunakan adalah trigulasi dengan

metode, trigulasi dengan teori dan trigulasi dengan data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Kebijakan

Pemerintah Terhadap Pengembangan Tata Kelola Maritim di Kota

Makassar melalui Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2

Tahun 2019 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019-2039 meliputi kebijakan

perlindungan lingkungan, kebijakan pembangunan sosial ekonomi,

kebijakan pemberdayaan masyarakat, kebijakan penataan kelembagaan

dan penegakan hukum yang dimana dalam mengelola maritim pemerintah

belum sepenuhnya menerapkan prinsip yag menjadi pedoman pada

penataan lingkungan laut dan pulau-pulau kecil yaitu terintegrasi. Serta,

belum kuatnya interaksi antar pemerintah sehingga tidak menimbulkan

kepercayan bagi pihak terkait dalam membuat kebijakan, dengan kata lain

belum berkorelasi. Faktor pendukung strategi kebijakan pemerintah

terhadap pengembangan tata kelola maritim di Kota Makassar adalah

komitmen bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,

kerjasama antar semua pihak, potensi maritim yang besar, database yang

jelas, kualitas pendidikan, membuat rencana aksi, partisipasi masyarakat.

Sedangkan faktor penghambat strategi kebijakan pemerintah terhadap

pengembangan tata kelola maritim di Kota Makassar adalah tidak ada

kerjasama antar pemerintah, konflik antar sektor mengenai pemanfaatan

laut, rencana aksi yang tidak tersusun, kurangnya potensi sumber daya

manusia, masyarakat tidak terlibat, kurangnya dana untuk pengelolaan,

tidak tepat dalam menyusun strategi.

Kata kunci: Strategi, Pengelolaan, Maritim

Page 7: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hiayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Strategi Kebijakan Pemerintah Terhadap

Pengembangan Tata Kelola Maritim di Kota Makassar.”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi

syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak

Hamun, S.IP, M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis, mulai dari

penyusunan proposal hingga penyelesain skripsi ini.

2. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP, M.Si selaku Ketua Jurusan cIlmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 8: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

vii

Page 9: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

viii

DAFTAR ISI

SAMPUL SKRIPSI ................................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................................... ii

PENERIMAAN TIM .............................................................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH .........................................................................................iv

ABSTRAK .............................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR...............................................................................................................vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 9

BAB II ................................................................................................................................. 11

TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 11

A. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 11

E. Kerangka Pikir ...................................................................................................... 26

F. Fokus Penelitian .................................................................................................... 28

G. Deskripsi Fokus penelitian .................................................................................... 28

BAB III ................................................................................................................................ 29

METODE PENELITIAN ........................................................................................................ 29

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................................ 29

B. Jenis dan Tipe Penelitian....................................................................................... 29

C. Sumber Data .......................................................................................................... 30

Page 10: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

ix

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 30

E. Informan Penelitian ............................................................................................... 31

F. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 32

G. Keabsahan Data .................................................................................................... 33

A. Deskripsi Objek Penelitian.................................................................................... 34

B.Strategi Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengembangan Tata Kelola Maritim Kota

Makassar ....................................................................................................................... 38

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Kebijakan Pemerintah Terhadap

Pengembangan Tata Kelola Maritim di Kota Makassar ............................................... 52

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 61

B. Saran ..................................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 63

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 67

RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................................................. 88

Page 11: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu ......................................................... 12

Tabel 3.1 Informan Penelitian ......................................................................... 32

Page 12: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan dua

pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Terlihat dengan adanya garis

pantai dihampir seitap pulau di Indonesia yaitu kurang lebih 81.000 km yang

menjadikan Indonesia menjadi urutan kedua sebagai negara yang memiliki

garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi

besar untuk memajukan perekonomian Indonesia. Kurangnya eksplorisasi dan

pemanfaatan sumber daya alam menunjukkan bahwa masyarakat belum

merasakan peran signifikan dari potensi maritim yang dimiliki yang ditandai

dengan belum dikelolanya potensi maritim secara maksimal. Dengan

beragamnya potensi maritim antara lain dalam berbagai bidang baik dalam

kawasan bioteknologi dan wisata kelautan, perairan laut dalam dan mineral

kelautan, perairan dalam. energi kelautan, dan sebagai industri pelayaran dan

pertahanan serta Industri maritim dunia (Hardiana, 2017).

Ketersediaan sumber daya maritim didalam laut Indonesia yang

sangat melimpah akan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang

kuat bilamana sumberdaya kelautan tersebut dapat dikelola secara optimal

dan digunakan secara berkelanjutan. Dibutuhkan peran semua stakeholders

untuk mengoptimalkan sumber daya laut, baik pemerintah, pihak swasta,

akademisi serta masyarakat sipil. Tujuan diperlukannya peran para

Page 13: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

2

stakeholders terutama pemerintah dalam pengambilan kebijakan mengenai

tata kelola maritim adalah untuk memperlancar pengelolaan kelautan agar

terjadi perkembangan yang signifikan terhadap perekonomian maritim serta

menjaga keamanan maritim agar laut Indonesia tidak dikuasi oleh orang

asing.

Jika kita berbicara mengenai Tata Kelola Maritim, maka kita harus

bera ngkat kepada sejarah mengapa Maritime Governance kemudian menjadi

suatu topik yang selalu dibicarakan. Kita akan berangkat pada langkah awal

Indonesia memperjuangkan hukum laut untuk mengembalikan kembali

kejayaan bangsa maritim dan memperkokoh Kedaulatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang dimulai dengan Deklarasi Djuanda pada tanggal 13

Desember 1957, dimana dinyatakan kepada dunia bahwa laut Indoneia adalah

termasuk laut sekitar, laut diantara dan laut didalam Kepulauan Indonesia

menjadi satu kesatuan wilayah Negara Republik Indonesia. Deklarasi tersebut

menegaskan bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang

mempunyai corak tersendiri dan bahwa sejak dahulu kala kepulauan

Nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan. Setelah Deklarasi Djuanda

diterima dan ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut PBB (United Nations

Convention on the Law of the Sea, UNCLOS) ke-3 tahun 1982 (Tsauro,

2017).

Menurut The National Maritime Institute (Namarin , 2017) tata

pemerintahan dilaut sendiri dib icarakan oleh komunitas kemaritiman sejak

United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) dibahas mulai

Page 14: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

3

dari 1973 hingga diberlakukan pada tahun 1982. Dalam tata kelola kelautan,

menata kelola ruang lautan merupakan hal yang penting untuk beragam

penggunaan dengan tujuan untuk menghindari konflik pengguna ruang lautan

dan menjaga kelestarian sumberdaya yang terdapat didalamnya. Pengelolaan

maritim menjadi menjadi hal utama yang perlu diperhatikan, karena

kesejahteraan masyarakat Indonesia tidak hanya dilihat dari sudut pandang

mengenai apa yang telah berhasil dikelola oleh semua stakeholders terutama

pemerintah dalam tata kelola non maritim.

Keberhasilan pemerintah dapat dilihat dari sejauhmana pemerintah

mensejahterakan masyarakatnya. Masyarakat akan merasa sejahtera jika

mereka dapat memperoleh sumber daya yang ada di alam. Itulah mengapa

tata kelola pemerintahan mesti berjalan dengan efektif dengan

memperhatikan semua aspek kehidupan dengan melakukan pengelolaan

terhadap apapun yang ada didarat dan yang ada dilaut. Kebijakan poros

maritim merupakan sebuah kebijakan yang bertujuan untuk mencari sumber

penghasilan yang baru dengan cara mengelola laut yang ditujukan untuk

memberikan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat terutama

masyarakat yang terlibat langsung didalamnya. Agar kebijakan tersebut dapat

berjalan sukses pemerintah perlu melakukan berbagai upaya untuk

menjalankan kebijakan tersebut seperti dengan penyediaan teknologi untuk

memperkuat industri dan maritim, serta mendorong percepatan pembangunan

infrastruktur dibidang perikanan laut.

Page 15: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

4

Keberadaan pemerintah sebagai pembuat kebijakan terhadap tata

kelola maritim membawa pengaruh terhadap pengembangan sumber daya

manusia. Seperti kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Aceh dalam

menjadikan Aceh sebagai pusat poros maritim di wilayah barat Indonesia,

dengan mengembangkan industri perikanan dan bekerjasama dengan seluruh

stakeholder yang bergerak dibidang teknologi informasi untuk melahirkan

masyarakat Indonesia yang berbasis IT untuk menciptakan sumber daya

manusia sebagai salah satu cara untuk mengembangkan ekonomi

kemaritiman (Abidin, 2018).

Tata kelola sumber daya kelautan juga memiliki permasalahan

terutama disektor perikanan yang menjadi pendukung perekonomian negara

untuk itu harus terbebas dari tindakan Illegal, Uunreported, Unregulated

(IUU) Fishing. Potensi suumber daya hayati dibidang perikanan Indonesia

sangatlah potensial dalam mengembangkan perekonomian. Dalam hal ini

perikanan lepas pantai atau yang disebut dengan offshore fisheries merupakan

jenis yang dapat memakmurkan industri perikanan Laut. Akan tetapi

pelanggaran terhadap pengelolaan sumber daya tersebut telah merugikan

Indonesia. IUU Fishing biasanya dilakukan dengan melanggar berbagai

berbagai peraturan dibidang perikanan, perusakan wilayah perairan dan

berbagai pelanggaran hukum lainnya. Begitu maraknya penangkapan ikan

yang eksploitatif sehingga tidak memperhatikan kelestarian sumber daya laut.

(Akbar, 2019).

Page 16: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

5

Kota Makassar merupakan salah satu kota yang menarik perhatian

untuk dijadikan locus penelitian terutama dal hal Maritime Governance,

karena selain potensi kelautannya yang cukup besar, potensi kemaritiman

yang dimiliki Kota Makassar juga bisa menjadi daya tarik untuk dikelola

dengan optimal karena sumber daya alamnya yang melimpah. Sudah sejak

lama Makassar dikenal sebagai kota maritim, baik sebagai pusat lalulintas

ikan antar pulau, antar kota, dalam negeri maupun mancanegara. Hal tersebut

memberikan dampak positif terhadap peningakatan perkenomian terutama

bagi masyarakat pesisir.

Makasar juga merupakan salah satu kota Maritim di pesisir

selatan Pulau Sulawesi yang berperan penting dalam sejarah pelayaran

dan perdagangan di Kepulauan Nusantara. Sejak awal pertumbuhannya

di abad ke-15 Makassar telah menunjukkan peran sebagai kota

pelabuhan dalam perdagangan dunia. Makassar juga masuk dalam

jaringan perdagangan sutera yang menghubungkan antara dunia niaga

Asia dan Eropa. Dahulu Makassar dikenal memiliki armada maritim

yang kuat dengan pelabuhan yang menjadi tempat bersandar kapal -

kapal dari berbagai penjuru dunia. Ekonomi maritim Makassar telah

menjadi magnet bagi kedatangan bangsa barat, tidak hanya untuk

berdaganng tetapi bahkan ingin berkuasa atas wilayah ini. Makassar

juga dibesarkan oleh kesuburan wilayah yang kaya akan hasil bumi

dengan eksopr yang luar biasa (Krisdiana, 2019).

Page 17: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

6

Dalam sejarah maritim, Makassar juga menjadi titik temu antara

jalur niaga di belahan Timur yaitu Maluku, Papua. Barat yaitu

Kalimantan, Malaka, Jawa serta daratan Asia, Eropa dan Australia .

Beberapa komoditi Nusantara seperti rempah, produk laut, dan juga

kayu cendana dapat dibeli dan ditemui disana. Orang-orang Makassar

juga dikenal sebagai pelaut handal yang dihormati di dunia karena

kehebatannya. "Jejak kemahsyuran pelaut Makassar dapat ditemukan

pada hukum laut internasional yang mengadopsi Hukum Amanagappa

dimana berisi 21 pasal dengan beberapa bagiannya sangat rinci

menjelaskan mengenai ketentuan dalam pelayaran," Karena alasan-

alasan tersebut maka Kota Makassar dianggap ideal dalam gagasan

Indonesia Poros Maritim Dunia (Halidi, 2020).

Saat ini kondisi maritim di Kota Makassar terutama kehidupan

masyarakat pesisir dan pelaku usaha perikanan mengalami perubahan yang

signifikan. Terutama di Pelabuhan Paotere di Desa Gusung Kecamatan Ujung

Tanah yang sekarang ini dipakai sebagai pelabuhan perahu-perahu rakyat dan

menjadi pusat niaga nelayan, bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang

bermata pencaharian sebagai nelayan yang beraktivitas ditempat ini,

begitupun dengan banyaknya toko-toko yang menjual berbagai macam jenis

ikan, perlengkapan nelayan serta beberapa restoran seafood.

Persoalan maritim yang dihadapi Kota Makassar mulai dari

melumpuhnya mata rantai bisnis hingga relasi sosial yang mengalami

perubahan yaitu tatanan kehidupan di pesisir dan pulau-pulau. Selain masalah

Page 18: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

7

perikanan, sampah plastik telah menjadi ancaman bagi ekosistem laut dan

pesisir. Sejumlah riset menunjukkan bahwa adanya paparan mikroplastik bagi

air dan bagi keseluruhan flora dan fauna yang terdapat disekitar perairan Kota

Makassar. Gangguan-gangguan tersebut perlu dihindari dan memperhatikan

sumber daya laut, keamanan laut dan peningkatan ekonomi maritim dengan

meningkatkan sumber daya manusia. Dengan demikian dibutuhkan kebijakan

pemerintah kota dalam menangani persoalan tersebut (Fajar, 2020).

Dalam artikel Bisnissulawesi.com, Makassar. Untuk mendukung

langkah pemerintah untuk memajukan kemaritiman, INSA mencoba untuk

memetakan struktur kebijakan mengenai tata kelola maritim. Juga, berupaya

untuk mensinergikan ide, tentang pertumbuhan industri maritim dan

pelayaran nasional. diharapkan, akan ada ada skema baru tentang arah,

formulasi serta tata kelola kebijakan industri maritim nasional. Setidaknya

dapat memetakan struktur kebijakan secara gamblang serta komprehensif

mengenai tata kelola industri maritim. Pemerintah Kota Makassar mengajak

Indonesia National Shipowners Association (INSA) untuk memperkuat poros

maritim negeri ini, yang dimulai dari Kota Makassar. Pemerintah Kota

Makassar masih terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,

melalui potensi kelautan yang dimiliki. Potensi besar yang dimiliki Kota

Makassar pada sektor kelautan, harus mampu mensejahterakan masyarakat

Makassar terlebih dahulu, sebelum dieksploitasi oleh orang-orang dari luar

penduduk Makassar. Untuk mendukung langkah pemerintah untuk

memajukan kemaritiman, INSA mencoba untuk memetakan struktur

Page 19: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

8

kebijakan mengenai tata kelola maritim. Juga berupaya untuk mensinergikan

ide, tentang pertumbuhan industri maritim dan pelayaran nasional. Tata

kelola maritim disini apakah sudah melakukan penyesuaian terhadap pola

pikir.

Dalam membuat kebijakan di Kota Makassar dibutuhkan strategi yang

tepat dalam pengolahannya. Tata kelola maritim di Makassar berbicara

mengenai pemanfaatan sumber daya laut yang perlu dikelola dengan baik dan

digunakan secara optimal dan berkelanjutan seperti pembenahan kawasan

konservasi dan parawisata, mengenai keamanan laut yang hingga saat ini

praktek perikanan merusak masih marak terjadi hingga pencemaraan

lingkungan laut yang menjadi masalah besar, tata kelola mengenai ekonomi

maritim juga terjadi permasalah tentang kemiskinan pesisir yang dimana

tingkat kemiskinana pada tahun 2017 yang sebagia besar berada di wilayah

pesisir dan pulau-pulau kecil. Dengan demikian dibutuhkan strategi pada

kebijakan yang diambil oleh pemerintah kota mengenai pengelolaan maritim.

(Fajar, 2018).

Diharapkan Strategi Kebijakan oleh Pemerintah Kota Makassar

mampu menyelesaikan permasalahan terkait maritim, untuk tujuan

Pengembangan Tata Kelola Maritim di Kota Makassar sehingga terciptanya

kesejahteraan (Prosperity).

Page 20: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka adapun rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Strategi Kebijakan yang digunakan Pemerintah Kota

Makassar dalam Mengembangkan Tata Kelola Maritim ?

2. Bagimana Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Starategi Kebijkan

Pemerintah dalam Mengembangkan Tata Kelola Maritim di Kota

Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Strategi Kebijakan yang digunakan

Pemerintah Kota Makassar dalam Mengembangkan Tata Kelola Maritim.

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Starategi Kebijkan Pemerintah dalam Mengembangkan Tata Kelola

Maritim di Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Berisi manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penelitian. Adapun

manfaat penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi akademis, dapat menjadi bahan informasi dalam pengembangan

ilmu pengetahuan, khususnya dibidang ilmu pemerintahan.

Page 21: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

10

b. Bagi peneliti, dapat menjadi masukan dalam meniliti dan

mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan pengelolaan

kemaritiman.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan bagi pemerintah agar dapat meningkatkan kesejahteraan

di Indonesia melalui kebijakan dalam tata kelola maritim.

b. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi lembaga Pemerintah

Indonesia sebagai Penyelenggara Negara.

Page 22: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya menjadi referensi untuk peneliti menjalankan

penelitian, agar peneliti bisa memperluas konsep yang dipakai dalam

mengkaji hasil penelitian. Peneliti tidak mendapatkan judul yang mirip sesuai

pada judul penelitian penulis. Peneliti mengambil sebagian penelitian

sebelumnya guna menambah data. Pada penelitian ini penulis mencantumkan

hasil penelitian yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang akan

dilaksanakan.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, adapun persamaan dari

penelitian yang akan dilakukan yaitu tentang strategi kebijakan pemerintah

untuk mewujudkan kemaritiman dan membahas mengenai faktor yang

mempengaruhi agar terwujudnya pengelolaan maritim. Adapun perbedaannya

yaitu penelitian terdahulu mengenai Strategi Kebijakan Pemerintah untuk

Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Sedangkan pada

penelitian ini adalah untuk mewujudkan Good Maritime Governance demi

terwujudnya kesejahteraan.

Page 23: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

12

Tabel 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu

No Peneliti, Tahun Judul Hasil Penelitian

1. (Hanim &

Noorman, 2017)

Kebijakan Kelautan

Dalam Rangka Menjaga

dan Mengelola SDA

Laut Sebagai Upaya

Mewujudkan Indonesia

Sebagai Poros Maritim

Dunia

Sumber daya kelautan

memiliki potensi yang besar

untuk pengembangan

ekonomi nasional dalam

rangka mewujudkan poros

maritim dunia. Agar hasil

laut dapat dimanfaatkan

secara maksimal Indonesia

harus melakukan inovasi

bidang technology,

diantaranya menggunakan

membangun kerjasama

dengan membuat koordinasi

pada negara canggih.

Begitupun untuk

terwujudnya keinginan

mewujudkan pusat

kemaritiman, negara perlu

mengembangkan hal-hal

keamanan laut.

Page 24: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

13

2. (Abidin, 2018) Strategi Pemerintah

Aceh Dalam

Menjadikan Aceh

Sebagai Pusat Poros

Maritim Di Wilayah

Barat indonesia.

Bentuk pelaksanaan strategi

kebijakan poros maritim

yang dilakukan oleh

pemerintah Aceh yaitu :

melakukan peningkatan

infrastruktur pengelolaan

perikanan, melakukan

promosi dan pengembangan

destinasi pariwisata,

Meningkatkan Sumber Daya

Manusia dibidang pelaksana

teknis dan manajemen.

3. (Haras, 2017) Peran TNI AL Dalam

Mendukung

Terwujudnya Indonesia

Sebagai Poros Maritim

Dunia Perspektif

Manajemen Pertahanan

Meskipun didalam kebijakan

penegakkan hukum wilayah

laut Indonesia, semua bagian

terkait yang memiliki

kewenangan seperti TNI AL

mempunyai tanggung jawab

dalam menjalankan

kewajibannya yaitu

menanganai pelanggaran

sekitar perairan laut, banyak

hal yang menghambat yang

Page 25: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

14

dijalani oleh TNI AL untuk

meterwujudkan poros

maritim dunia. Seperti

diikemukakan pada

peraturan, bisa memunculkan

factor dalm dan faktor luar

yang berpengaruh pada tugas

TNI AL untuk mendorong

terciptanya poros maritim

dunia.

B. Konsep Strategi Kebijakan Pemerintah

Strategi merupakan tujuan utama atau tujuan menyeluruh diambil

lembaga. Strategi termasuk pilihan memgenai langkah terbaik demi

mewujudkan target organisasi. Di dalam instansi pemerintah daerah, strategi

yang menentukan arah organisasi kemudian dipastikan oleh kepala daerah.

Strategi adalah pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk

mencapai misi organisasi. Pada pembuatan strategi di pemerintahan daerah

digunakan ada 2 jenis pendekatan yakni pendekatan mulai atas kemudian

bawah (top down approach) serta pendekatan dari bawah ke atas (bottom up

approach). Model top down approach, proses pembuatan strategi organisasi

pemerintahan daerah lebih diprioritaskan mulai dari pendapat tingkat atas

kemudian diturunkan pada tingkat berikutnya. Model bottom up approach,

Page 26: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

15

level bawah dan menengah menjadi fokus awal proses pembuatan strategi

organisasi pemerintahan daerah (Nugraha, 2019).

Menurut (Nasta’in, 2018). Strategi adalah sebuah langkah suatu

lembaga atau instansi untuk mendapatkan misinya sesuai Analisis SWOT

pada lingkungan luar yang dihadapi serta potensi dalam seperti sumber daya.

Menurut (Siregar, 2016). Strategi menunjukkan arahan umum yang hendak

ditempuh sebuah instansi demi mendapatkan keinginannya. Maksudnya

adalah strategi luas serta strategi utama. Semua organisasi yang memiliki tata

kelola dengan benar mempunyai strategi.

Menurut (Shaifudin A, 2017). Strategi mengarah pada kebijakan yang

difokuskan dalam mendapatkan fokus utama lembaga atau instansi. Strategi

juga merupakan sebuah rencana cermat mengenai proses dalam mewujudkan

secara khusus. Dalam hal umum, strategi memiliki arti sebuah tanda luas

haluan untuk bekerja dalam usaha mendapatkan tujuan yang ditetapkan.

Kemudian bisa dikatakan bahwa strategi merupakan sebuah arah rencana

atau kebijakan yang tepat dalam bertindak untuk menggapai tujuan yang

diinginkan.

Menurut (Arti SW, 2018). Strategi sebenarnya dilandasi pada analisa

yang terintegrasi dan holistik. Artinya, setelah strategi dibuat maka semua

unsur yang ada dalam perusahaan menurut perspektif jangka panjang, strategi

dirumuskan untuk mengimplementasikan visi dan misi korporasi.

Berdasarkan hasil peneliti sebelumnya, bahwa instansi yang sukses

mengaktualisasikan strategi tidak lebih 30 persen. Keurangannya adalah

Page 27: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

16

strategi yang tidak diterapkan secara efektif diakibatkan lagkah pelaksananan

yang kurang melibatkan partisipan dan adanya kebijakan yang tidak sesuai

dengan strategi yang diatur. Menurut (Nurjanah, 2018). Hasil dari perumusan

strategi yaitu satu bahkan lebih strategi yang akan direalisasikan diorganisasi.

Pembuat kebijakan strategi harus menjamin strategi yang akan

mereka tetapkan sehingga strategi akan berjalan dengan baik, tidak hanya

dalam tatanan konseptual saja, akan tetapi mesti diimplementasikan. Dengan

demikian Hatten memberikan petunjuk mengenai prinsip dalam

menyukseskan strategi adalah harus konsisten dengan lingkungannya dengan

mengikuti perkembangan dalam masyarakat, dalam lingkungan yang

memberikan peluang untuk bergerak maju dengan tidak membuat strategi

yang melawan arus. Tergantung pada ruang lingkup kegiatannya, apabila ada

banyak strategi yang disusun maka strategi yang satu harus konsisten dengan

strategi yang lain dengan tidak berlawanan atau bertolak belakang, setiap

strategi hendaknya disesuaikan antara satu dengan yang lain.

Strategi semestinya mempertimbangakn resiko yang tidak terlalu

besar, walaupun setiap strategi mempunyai resiko akan tetapi haruslah tetap

berhati-hati agar tidak terjebak kedalam masalah yang besar, karenanya

strategi semestinya dapat selalu dipantau. Strategi harusnya dibuat diatas

landasan kesuksesan yang telah didapatkan bukan disusun diatas kegagalan.

Ciri-ciri dari berhasilnya strategi ditunjukkan dengan munculnya dukungan

dari semua pihak yang terlibat, terutama dukungan para eksekutif dan semua

pimpinan unit kerja dalam organisasi (Chusna, 2016).

Page 28: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

17

Menurut (Rusdiadi A, 2017). Kebijakan atau Policy digunakan untuk

menunjukkan perilaku seorang aktor, seperti pejabat, suatu kelompok,

maupun lembaga tertentu untuk meyelesaikan persoalan yang sedang

dihadapi. Menurut (Mu’minah M, 2017). Kebijakan berdasar pada

pertimbangan akal dalam proses penyusunannya. Pemikiran seseorang

merupakan unsur yang dominan didalam mengambil keputusan dari

banyaknya pilian dalam pengambilan keputusan kebijakan. Menurut

(Anugrah, 2016). Kebijakan yakni suatu program yang disusun oleh suatu

instansi pemerintahan yang berisikan mengenai perilaku yang mesti

diterapkan dalam rangka agar memecahkan masalah.

Pada hakekatnya kebijakan tidak terlepas dari keterlibatan semua

elemen yang ada, baik itu masyarakat sebagai elemen terikat dalam hasil

putusan kebijakan, hingga tahap pemerintah sebagai badan penyusun

kebijakan tersebut. Kebijakan yang merupakan sebuah keputusan politis yang

diambil oleh pemerintah merupakan bagian dari sikap pemerintah untuk

menyelesaikan sebuah permasalahan publik (Fitriani & Yuningsih, 2016).

Dilihat dari penjelasan diatas yang menjelaskan tentang bagaimana

kebijakan dalam sistem politik dan sistem pemerintahan maka ada kaitan dari

dua sistem tersebut yaitu dalam berbagai sistem politik kebijakan publik

direalisasikan oleh lembaga-lembaga pemerintah yag dimana lembaga

pemerintahan tersebut yang akan menjalankan tugas yang telah diberikan

oleh negara sesuai tugasnya sebagai kepala negara. Tugas tersebut harus

berjalan dengan baik dan benar agar tidak merugikan negara.

Page 29: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

18

Pada dasarnya pemerintah hadir unutk mencapai segala bentuk

keperluan dasar dari masyarakatnya sendiri, seperti kebutuhan akan rasa

aman. Pada dasarnya hal terebut sesuai dengan teori terbentuknya negara

yaitu negara berfungsi sebagai penjaga malam, masayarakat mereka saling

menjaga satu sama lain dimana sebagian besar masyarakat menjaga sebagian

mayarakat lainnya yang tidur dimalam hari. Sehingga kebutuhan masyarakat

bisa tercukupi terutama kebutuhan akan rasa aman, tertib dan tentram

sehingga menimbulkan kesejahteraan. Oleh karenanya bisa dikatakan bahwa

fungsi utama dari suatu pemerintah yaitu pelayanan kepada masyarakat atau

pelayanan publik. Baik dari segi pelayanan dalam pemerintahan,

pembangunan, kemasyarakatan dan pemberdayaan (Rauf, 2017).

Strategi kebijakan pemerintah merupakan serangkaian informasi

berupa rencana strategis, rencana aksi maupun kesepakatan atau ketentuan

serta keputusan yang dibuat oleh lembaga pemerintah. Kebijakan yang

strategis termasuk hal untuk mengambil sebuah langkah atau tindakan demi

terciptanya tujuan yang ingin dicapai. Pemerintah dalam mencapai tujuannya

menggunakan strategi kebijakan sebagai langkah dalam upaya pencapaian

pada sebuah tujuan yang efisiensi dan efektivitas. Dalam mengambil suatu

kebijakan pemerintah harus memperhatikan strategi-strategi untuk

menerapkan suatu kebijakan tersebut.

Kebijakan pemerintah yang telah disepakati harus disampaikan

kepada masyarakat, guna masyarakat dapat mengetahui mengenai kebijakan

tersebut. Sosialisasi kebijakan yang tidak terimplementasikan memunculkan

Page 30: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

19

perbandingan pengetahuan mengenai kebijakan yang ada. Setiap strategi yang

dibuat memiliki maksud untuk mempengaruhi masyarakat (Pricahyadi &

Ramadani, 2019).

Menciptakan Good Governance menjadi hal yang tidak bisa ditawar

lagi keberadaannya sehingga mutlak terpenuhi. Prinsip pemerintahan yang

baik yakni akuntabilitas (kewajiban untuk mempertanggungjawabkan

kinerjanya), transparansi atau keterbukaan (masyarakat tidak hanya

mengakses suatu kebijakan tetapi juga ikut berperan dalam proses

perumusannya. Dalam merumuskan kebijakan tidak pula terlepas dari

strategi, begitupun dengan strategi yang tidak terlepas dari yang namanya

perumusan strategi. Tahap perumusan strategi adalah bagian penting dalam

proses pengendalian manajemen, kesalahan pada perumusan strategi dapat

berakibat kesalahan arah organisasi (Amala, 2016).

Tata kelola strategi tidak hanya ditetapkan pada sektor swasta, namun

juga ditetapkan pada sektor publik. Strategi yang digunakan di sektor swasta

dan sektor publik tidak terlampau jauh beda, hanya saja dalam institusi sektor

publik tidak mengharuskan pada arah organisasi dalam mencari laba, tetapi

mengarah pada pelayanan dalam masyarakat. penerapan strategi dalam sektor

publik adalah salah satu solusi terbaik dalam mewujudkan tata peemerintahan

yang baik. Usaha dalam menciptakan kinerja organisasi pemerintah yang

lebih baik dalam memberi pelayanan pada masyarakat, pengaplikasian

pengaturan strategi untuk instansi bidang publik menjadi hal yang begitu

Page 31: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

20

penting terhadap pengembangan efektivitas kinerja organisasi bidang publik

(Hubertus, 2016).

Tipe strategi menurut (Sauran, 2018) adalah strategi terintegrasi atau

integration strategies yaitu forward, backward dan horizontal seringkali

disebut sebagai srtategi-strategi vertical integration. Namun, tidak jarang

yang memaksudkan integrasi vertical sebagai hanya integrasi forward dan

backward. Strategi berkorelasi atau disebut dengan aliansi strategi adalah

suatu bentuk kerjasama antar perusahaan dimana adalah suatu bentuk

kerjasama antar perusahaan dimana sumber daya, kemampuan dan core

competencies digabungkan demi kepentingan bersama.

C. Konsep Tata Kelola

Pemerintah dalam konsep tata kelola memiliki tugas, pertama,

mengidentifikasi pemangku kepentingan utama kemudian mengembangkan

hubungan antar pihak-pihak yang terkait, kedua, mempengaruhi dan

mengarahkan hubungan untuk memperoleh hasil, dan ketiga membangun

mekanisme untuk koordinasi yang efektif. Pemerintah dalam tata kelola

juga harus mampu melihat dan merubah sistem hirarki masa lalu dengan

melihat dan mengakui kegagalan, bahkan ketika pemerintah sudah

menemukan tata kelola yang baru, kegagalan masih mungkin terjadi seperti

adanya ketidaksepahaman dan ketegangan dengan masyarakat sipil,

ketidaksamaan organisasi yang terlibat antar sektor seperti swasta, publik,

dan lain-lain (Ginting, 2020).

Page 32: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

21

Tata keola pemerintah dari zaman ke zaman telah merasakan

perubahan sesuai dengan dinamis pembaruan jaman yang selalu berkembang.

Perbedaan tata kelola tersebut memunculkan kepada para praktisi untuk

menimbulkan pemahaman lebih baik dari konsep tata kelola pemerintah yang

telah ada meskipun masing-masing pendekatan mempunyai konsekuensi

positif dan negatif. Seperti Sound governance, konsep ini timbul karena

banyak kritikan dari negara berkembang yang mengakui good governance

(Andhika, 2017).

Pengimplementasian Good Governance terhadap pemerintah

merupakan semisal masyarakat memastikan mandat, wewenang, hak dan

kewajibannya telah terpenuhi dengan bsik. Disini bisa diamati bahwa tujuan

dari Good Governance adalah membntuk the professional government, bukan

dalam makna pemerintah yang dikerjakan para teknokrat, namun kepada

siapa saja yang memiliki kualifikasi professional, yakni mereka yang

memiliki ilmu pengetahuan sehingga bisa menerapkan ilmu dan pengetahuan

menjadi bakat, serta dalam pelaksanaanya berdasarkan perilaku dan moral

tinggi (Dhiyavani, 2017).

Dalam mencipatakn pemerintahan yang baik dan jujur maka mesti

melakukan proses tata kelola pemerintahan yang sesuai secara fakta.

Penerapan Good Government Governance terhadap pemerintah daerah

secara simpel yaitu melalui penerapan prinsip tata kelola pemerintahan baik

terhadap sistem dan pengelolaan pemerintahan daerah secara tepat dan adil.

Good Government Governance sebagai suatu konsep dalam menerapkan

Page 33: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

22

pemerintahan tidak berhenti hanya sampai pemahaman saja, akan tetapi harus

btul-betul diterapkan dalam strategi nyata hingga bisa mendatangkan

kebaikan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pemerintahan

(Meidina, 2018).

Pemerintahan yang baik dilihat dari proses yang menghasilkan hasil

yang tepat. Ide pemerintah terhadap roda pembangunan dapat berjalan

sinergis apabila berbenturan dengan kepentingan masyarakat dan

mendapatkan dukungan dari masyarakat. Pemerintahan dapat dimaknai baik

apabila produkvitasnya serta kualitasnya dapat memperlihatkan hasil yang

mampu meningkatkan prosperity masyarakat serta membagikan perasaan

aman dan keadilan. Dengan demikian mengapa jika tata kelola pemerintahan

yang baik dapat memengaruhi masyarakat untuk melakukan resistensi

(Ulisah, 2016).

Pada konteks pengelolaan wilayah kelautan harus ditempatkan pada

penentuan prinsip umum (general principles) pemerintahan serta peraturan

perundanganyang mencerminkan good governance terhadap penyelenggaraan

pemerintahan. Kegagalan pemecahan masalah bisa menghambat dimana

pembangunan berkelanjutan selama ini telah memberikan ruang untuk

koreksi, dari pendekatan yang mengandalkan pengaturan dan pengawasan ke

arah pendekatan yang lebih mengandalkan inisiatif otonom perorangan atau

lembaga.

Page 34: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

23

D. Pembangunan Tata Kelola Maritim

Maritime Governance atau tata kelola maritim adalah implementasi

kebijakan serta segala hal yang terkait dengan lautan. Dalam pengeloaan laut

berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan, tindakan dan urusan yang berkaitan

dengan lautan dunia. Dalam pemerintahan, memasukkan pengaruh dari

berbagai aktor lainnya baik aktor negara maupun aktor non-negara, sehingga

negar bukan satu-satunya pelaksana kebijakan dalam pengambilan kebijakan.

Pengaruh stakeholders, LSM, lembaga swasta maupun masyarakat juga

memiliki peran dalam memberikan pengaruh dalam pengambilan kebijakan.

Dalam hal kelautan merupakan masalah yang kompleks karena laut

merupakan milik bersama yang tidak dimiliki oleh satu bangsa. Resiko dari

hal ini adalah mengakibatkan manusia akan menyalahgunakan sumber daya

lautan dengan cara mengelola sumber daya alam dengan tidak sesuai dan

tidak bertanggung jawab dalam merawat sumber dayalaut tersebut. aturan

tentang perilaku laut hanya dapat diterapkan melalui perjanjian internasional.

Oleh sebab itu diperlukan suatu tata kelola untuk menjaga kemaritiman

sehingga pembangunan dalam kemaritim bisa berlanjut.

Kebijakan tata kelola maritim Indonesia merupakan wujud dari visi

misi kelautan Indonesia yang wajib berpegang teguh terhadap kepentingan

nasional, serta keadilan dan keuntungan sebesar-besarnya demi ketentraman

rakyat Indonesia. Pada tanggal 20 Februari 2017, Presiden Joko Widodo telah

menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 Tahun 2017 tentang

Kebijakan Kelautan Indonesia. sebagaimana dikutip dari laman resmi Setkab

Page 35: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

24

dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagai poros maritim

dunia. Dengan demikian perlunya untuk mengelola potensi sumber daya

kelautan yang melimpah dengan optimal dan berkelanjutan hingga

mendatangkan manfaat bagi kemakmuran rakyat.

Bunyi Pasal 1 ayat 1 Peraturan Presiden tersebut yakni “Kebijakan

Kelautan Indonesia adalah pedoman umum kebijakan kelautan dan langkah

pelaksanaanya melalui program dan kegiatan kementrian/lembaga dibidang

kelautan yang disusun dalam rangka percepatan implementasi Poros Maritim

Dunia.” Menurut Perpres, bahwa kebijakan kelautan Indonesia terdiri atas:

a. Dokumen Nasional Kebijakan Kelautan Indonesia.

b. Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia.

Dokumen Nasional Kebijakan Kelautan Indonesia sebagaimana

dimaksud tercantum dalam Lampiran I yang termasuk bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. Sedangkan Rencana Aksi Kebijakan

Kelautan Indonesia sebagimana dimaksud ditetapkan untuk periode 5 tahun.

Untuk pertama kalinya Rencana Aksi Kelautan Indonesia ditetapkan untuk

periode tahun 2016-2019 dengan Peraturan Presiden ini. “Rencana Aksi

Kebijakan Kelautan Indonesia Tahun 2016-2019 sebagaimana dimaksud

tercntum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Presiden ini, “ bunyi Pasal 4 ayat 4 Perpres ini.

Dalam Peraturan Presiden tersebut dijelaskan bahwa Kebijakan

Kelautan Indonesia berfungsi sebagai:

Page 36: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

25

a. Pedoman bagi Kementrian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk

melakukan perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi

pembangunan sektor kelautan untuk mewujudkan Poros Maritim

Dunia.

b. Acuan bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam ikut serta

melaksanakan pembangunan sektor kelautan untuk mewujudkan Poros

Maritim Dunia.

Peraturan Presiden tersebut menegaskan bahwa kebijakan kelautan

Indonesia bisa dilihat kembali secara berkala sesuai perkembangan dan

kepentingan Nasional, begitupun dengan perkembangan dinamika

Internasioanal. Dokumen Kebijkan Kelautan Indonesia sendiri berisi tentang

visi kelautan Indonesia yaitu mewujudkan Indonesia menjadi Poros Maritim

Dunia, dengan menjadi sebuah negara maritim yang maju, berdaulat, mandiri,

kuat serta mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap keamanan

dan perdamaian kawasan dan dunia sesuai dengan kepentingan nasional. Misi

dari Kebijakan Kelautan sendiri adalah terkelolanya sumber daya kelautan

secara optimal dan berkelanjutan, terbangunnya kualitas sumber daya

manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan yang handal,

terbangunnya pertahanan dan keamanan kelautan yang tangguh,

terlaksananya penegakan kedaulatan hukum dan keselamatan dilaut,

terlaksananya tata kelola kelautan yang baik.

Tuntutan terhadap upaya penataan wilayah laut haruslah dilaksanakan

secara terintegrasi, dan saling terkait menjadi satu kesatuan menggunakan

Page 37: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

26

kata kunci yaitu keterpaduan. Aspek keterpaduan menjadi salah satu tujuan

fundamental pada kerangka penataan ruang yang berfungsi dalam

memunculkan landasan untuk mengintegrasikan aneka macam kepentingan

baik yang bersifat kewilayaan maupun sektoral, khususnya pada kerangka

pemanfaatan sumber daya alam. Selain itu, keterpaduan merupakan salah

satu asas dalam kerangka penyelenggaraan penataan ruang. Salah satu asas

yang krusial pada kaitan dengan unsur prinsip keberlanjutan pada

pengelolaan wilayah laut yakni unsur kepastian hukum (legal certainty)

(Lekipiouw, 2012).

Lima isu dan fakta pengelolaan pesisir serta rekomendasi terkait

untuk mendorong pengembangan pesisir dan laut sebagai bentuk tata kelola

maritim. Pertama, terkait responsif governance dan efektivitas layanan

pemerintahan di sektor kelautan dan perikanan. Isu kedua terkait revitalisasi

perikanan menuju Sulsel sebagai lumbung pangan dari laut. Isu ketiga adalah

percepatan terbitnya Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

(RZWP3K) sebagai acuan pengalokasian ruang pesisir dan laut. Isu

keempat adalah pembenahan kawasan konservasi, pariwisata dan

pengendalian aktivitas berpotensi merusak (Chandra, 2018).

E. Kerangka Pikir

Pengembangan tata kelola maritim pada hakikatnya mengarah pada

pembangunan kelautan yang berkaitan dengan perairan Indonesia untuk

digunakan serta dimanfaatkan sebagai peningkatan kesejahteraan dan

keamanan bangsa Indonesia. Dibutuhkan pengembangan terhadap

Page 38: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

27

pengelolaan kemaritiman demi terciptanya potensi ekonomi yang besar bagi

suatu bangsa, bahkan bagi kehidupan global. Adanya masalah dalam

pengelolaan maritim dapat menghambat pembangunan nasional. Dengan

demikian dibutuhkankannya solusi untuk tata kelola maritim yang baik dan

sesuai. Pemerintah kota diharapkan dapat melakukan startegi untuk

menentukan kebijakan dalam pengembangan tata kelola maritim di Kota

Makassar demi terwujudnya Prosperity. Para pemerintah perlu menjamin

bahwa strategi yang mereka susun dapat berhasil dengan meyakinkan. Bukan

saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memang dapat dilaksanakan. Untuk itu,

Hatten memberi beberapa petunjuk bagaimana suatu strategi dibuat sehingga

dia bisa sukses, seperti bagan kerangka pikir dibawah ini:

Bagan Kerangka Pikir

Strategi Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengembangan

Maritime Governance di Kota Makassar

Terwujudnya Pengembangan Tata

Kelola Maritim di Kota Makassar

Faktor

Pendukung:

Komitmen,

kerjasama,

potensi,

database,

pendidikan,

rencana aksi,

partisipasi

masyarakat

Faktor

Penghambat:

Tidak ada

kerjasama,

konflik, rencana

aksi yang tidak

tersusun,

kurangnya

potensi manusia,

masyarakat

tidak terlibat,

kurangnya dana,

tidak tepat

dalam

menyusun

strategi.

Tipe strategi:

(Alfrianty Sauran , 2018)

1. Terintegrasi (keterpaduan)

2. Berkorelasi (saling terkait)

Page 39: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

28

F. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian ini adalah Bagaimana Strategi Kebijakan

Pemerintah Dalam Pengembangan Tata Kelola Maritim berdasarkan Strategi

Terintegrasi dan Berkorelasi di Kota Makassar.

G. Deskripsi Fokus penelitian

1. Terintegrasi merupakan prinsip yang fundamental pada kerangka

penataan ruang yang berfungsi dalam menaruh landasan untuk

mengintegrasikan aneka macam kepentingan baik yang bersifat

kewilayaan juga sektoral, khususnya pada pemanfaatan sumber daya

alam.

2. Berkorelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat yang artinya

memiliki interaksi atau kaitan antara satu dengan yang lain sehingga

menimbulkan kepercayan bagi pihak terkait dalam membuat kebijakan.

Page 40: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan akan dilakukan selama 2 bulan

setelah seminar proposal. Penelitian dilakukan di Kota Makassar. Dipilihnya

lokasi ini karena beberapa alasan, yaitu lokasi ini merupakan salah satu kota

yang ada di Sulawesi Selatan yang yang memiliki potensi sumber daya laut

yang bisa dijadikan acuan untuk perkembangan tata kelola maritim dan lokasi

tersebut merupakan wilayah pesisir yang dapat diteliti sesuai dengan

perspektif kesejahteraan atau Prosperity.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif yang

bersifat menjelaskan atau mendiskripsikan masalah sesuai apa yang terjadi

dilapangan atau tempat penelitian dimana peristiwa tersebut terjadi yang

dijelaskan secara lebih rinci, jelas dan sesuai dengan fakta. Metode penelitian

ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kaat tertulis atau lisan.

Tipe penelitian yang digunakan adalah Deskriptif. Penelitian dengan

menggunakan pendekatan fenomenologi yang berusaha memahami makna

dari suatu peristiwa yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum

mengenai berbagai macam data yang diperoleh di lapangan secara objektif,

baik secara lisan maupun tulisan berdasarkan fenomena yang terjadi,

kemudian dianalisis sebagai suatu kesimpulan peneliti.

Page 41: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

30

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan dan data sekunder. Dimana data primer diperoleh dari hasil dari cek

lapangan dengan melakukan wawancara kepada pihak yang terkait langsung

dengan pengembangan tata kelola maritim di Kota Makasssar. Data sekunder

sendiri diperoleh dari media seperti buku, artikel, jurnal atau internet yang

saling berkaitan dengan objek yang diteliti sehingga peneliti akan lebih

akurat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dan utama

dalam memeliti karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk memperoleh

data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, wawancara dan

dokumentasi.

1. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan langsung terhadap obejek penelitian, penelitian terhadapi strategi

kebijakan pemerintah dalam mengembangkan tata kelola maritim di Kota

Makassar.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan keterangan mengenai hal yang diteliti melalui

tanya jawab dengan orang yang dapat memberikat keterangan pada objek

penelitian.

Page 42: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

31

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pencatatan dokumen data yang terkait dengan

penelitian ini, berfungsi sebagai bukti dari hasil wawancara yang telah

dilakukan. Tujuannya adalah untuk memperoleh data yang diperlukan dengan

mempelajari dokumen-dokumen yang sudah ada melalui kajian literatur,

buku-buku dan hasil laporan yang berhubungan dengan objek penelitian.

E. Informan Penelitian

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik purposive sampling ini adalah teknik mengambil

informan atau narasumber dengan tujuan tertentu sesuai dengan tema

penelitian karena orang tersebut dianggap memiliki informasi yang

diperlukan bagi penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang

dianggap mengetahui permasalahan yang akan dikaji serta mampu

memberikan informasi yang dapat dikembangkan untuk memperoleh data.

Berdasarkan penelitian yang akan diteliti, maka informan penelitian yaitu:

Page 43: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

32

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Inisial

Jenis

kelamin

Jabatan

1. Amran Djafar,

S.Pi

AD L Analisis Pesisir dan Pulau-

pulau Kecil Dinas Kelautan

dan Perikanan Prov Sulsel

2. Isnadah I P Analisis Kawasan Konservasi

Dinas Kelautan dan Perikanan

Prov Sulsel

3.

Nirwan Dessibali ND L Direktur Eksekutif Yayasan

Konservasi Laut Indonesia

4.

Muhammad

Syukri

MS L Sekretaris Lembaga Maritim

Nusantara

5. Lagu L L Masyarakat Nelayan

F. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif dibuat melalui interactif, terus berjalan hingga

selesai. Dalam mengumpulkan data kuali, pada umumya memfokuskan

kepada tanyajawab dengan narasumber dan pengamatan lansung di lapangan.

Memebentuk analisanya yakni analisa tekstual dari transkip. Analisis data

brupa reduksi data, penyajian data kemudian kesimpulan. Reduksi data

Page 44: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

33

adalah analisis data yang dilakukan dengan memilih hal-hal pokok dengan

memfokuskan pada hala-hal penting. Penyajian data dalam bentuk uraian

singkat dan sejenisnya. Penarikan kesimpulan yaitu dari data yang diperoleh

kemudian dikategorikan dan dicari temanya, selanjutnya ditarik kesimpulan.

G. Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan penelitian, langkah yang digunakan yaitu

melakukan trigulasi metode, teori, data.

1. Trigulasi dengan metode

Tujuan dilakukannya trigulasi ini adalah agar membuat pengecekan

terhadap mechtode pengumpulan data. Dengan melihat bahwa kebenaran

yang ditemui menggunakan metode wawancara persis dengan metode

observas. Selain melalui informan dan pengammatan, penulis dapat

memanfaatkan pengamatan partisipasi, arsip, tulisan pribadi, gambar, foto.

2. Trigulasi dengan teori

Trigulasi dibuat sesuai aturan dengan menampilkan penjelasan

yang timbul lewat analisa unruk mendapatkan tema. Trigulasi teori dibuat

melalui usaha penemuan cara berbeda, sebagai bentuk pengorganisasian

data dengan solusi mencari kemungkinan logis.

3. Trigulasi dengan data

Dilakukan dengan cara mengecek tingkat kebenaran sebuah informasi

yang didapatkan lewat waktu serta metode lain dengan melakukan

perbandingan terhadap inforasi yang diperoleh, perkataan mengenai

kondisi penelitian dengan yang dikerjakan selama ini.

Page 45: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Sejarah Kota Makassar

Nama Makassar sudah disebutkan dalam pupuh 14/3 kitab

Nagarakretagama karya Mpu Prapanca pada abad ke-14 sebagai salah satu

daerah taklukkan Majapahit. Walaupun demikian, Raja Gowa ke-9

Tumaparisi Kallonna (1510-1546) diperkirakan adalah tokoh pertama yang

benar-benar mengembangkan kota Makassar. Abad ke-15 merupakan awal

dimana kota ini telah menunjukkan progresnya dengan menunjukkan peran

sebagai kota pelabuhan yang berperan penting dalam perdagangan dunia.

Berkembangnya Makassar dengan perubahan politik ekonomi yang terjadi

karena masuknya orang Eropa dan dinamika politik Kerajaan Gowa dan

Tallo. Begitupun dengan perdagangan sutera antara Cina dan Eropa yang

menempuh jalur darat akhirnya diabad 15 ini pindah jalur laut, diakibatkan

oleh faktor keamanan.

Pada abad ke-16, kota ini menjadi puast perdagangan yang dominan

di Indonesia Timur sekaligus menjadi salah satu kota terbesar di Asia

Tenggara. Kontrol penguasa Makassar semakin menurun seiring menguatnya

pengaruh Belanda di wilayah tersebut dan semakin kuatnya politik monopoli

perdagangan rempah-rempah yang diterapkan Belanda melalui VOC. Pada

abad ini terdapat dua pusat pemeintahan yaitu KaleGowa yang letaknya

berada di tanah tinggi pinggiran utara sungai Jeneberang, sedangkan yang

Page 46: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

35

lain berada di sungai Tallo. Pada tahun 30-an abad ke-18, pelabuhan

Makassar dibuka bagi kapal-kapal Cina. Komoditi yang dicari berupa hasil

laut dan hutan sehingga tidak dianggap sebagai persaingan bagi monopoli jual

beli rempah-rempah yang didirikan VOC. Sebaliknya, barang dagangan Cina

dijual para saudagarnya dengan harga yang lebih murah di Makassar daripada

yang bisa didapat oleh pedagang asing di negeri Cina sendiri. Adanya pasaran

baru itu, mendorong Kembali aktivitas maritim penduduk kota dan Kawasan

Makassar. Sejak pertengahan abad ke-18 para nelayan Sulawesi secara rutin

berlayar hingga pantai utara Australia yang hingga kini hasil laut merupakan

salah satu mata pencaharian utama bagi penduduk pulau-pulau dalam wilayah

Kota Makassar.

Makassar merupakan salah satu bandar di pesisir Selatan Pulau

Sulawesi yang memiliki peran penting dalam sejarah pelayaran dan

perdagangan. Pelabuhan Makasssar memiliki arti penting sebagai bandar

yang menjadi sarana komunikasi dan dialog peradaban antar bangsa. Hal ini

tak terlepas dari interaksi antara para pelaku baik yang bekerja secara

individu maupun kelompok. Semua pihak dari Hingga saat ini peninggalan

sejarah seperti mesjid Katangka, kuburan raja-Raja Tallo dan Gowa, benteng

Somba Opu benteng Roterdam masih dapat disaksikan dinikmati masyarakat

setempat.

Semakin berputarnya roda perekonomian kota Makassar di abad ke-19

jumlah pendudukya meningkat sekitar 15.000 penduduk. Pada abad ini

menjadi salah satu port of call utama bagi para pelaut pedagang Eropa, India

Page 47: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

36

dan Arab dalam pemburuan hasil-hasil hutan yang amat laku di pasaran dunia

maupun perahu-perahu pribumi yang beroperasi diantara Jawa, Kalimantan,

Sulawesi dan Maluku.

Makassar dijadikan sebagai pusat pemerintahan kolonial Indonesia

Timur setelah Belanda menaklukkan daerah-daerah independen di Sulawesi

di awal abad ke-20. Perekonomiannya berkembang pesat akibat terjadi

kedamaian dibawah pemerintahan kolonial karena tanpa perang yang paling

lama pernah dialami Sulawesi Selatan. Wilayah Kota Makassar diperluas dan

penduduknyapun mengalami penurunan. Diawal abad ini juga berbagai suku

bangsa telah bermukiman di Kota Makassar seperti Bugis, Makassar, Mandar,

Toraja, Cina, Arab, Melayu, India, Jawa, Banjar, Minahasa, Ambon, Sangir,

Madura, Timor, Tanimbar dan Buton. Dimana dominan bekerja sebagai

pedagang dan nelayan.

Sejarah Kota Makassar tidak terlepas dari campur tangan peran

kolonial yang pernah berlangsung di Indonesia. Perkembangan zaman dari

tradisional ke modern dan banyaknya pembangunan menjadi hal yang

mengakibatkan hilangnya unsur-unsur budaya sehingga dibutuhkan kembali

identitas kota yang dapat dilakukan melalui media sumber daya budaya yang

ada di Kota Makassar berupa bangunan kunaa dan kesenian, organisasi sosial

dan bahasa.

Page 48: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

37

2. Letak Geografis Kota Makassar

Makassar sebagai kota terletak di pantai selatan pulau Sulawesi.

Sulawesi merupakan salah satu pulau besar yang berada dibagian tenggara

Benua Asia. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar dikawasan

Indonesia Timur yang terletak dibagan Selatan Pulau Sulawesi. Terletak

antara 119o24’17’38” Bujur Timur dan 5o8’6’19” Lintang Selatan. Yang

memiliki batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara: Kabupaten Maros

b. Sebelah Timur: Kabupaten Maros

c. Sebelah Selatan: Kabupaten Gowa

d. Sebelah Barat: Selat Makassar

.Kota Makassar berada diurutan kelima kota terbesar di Indonesia

dengan luas wilayah 175,77 km2 dengan jumlah penduduk lebih dari 1,5 juta

jiwa yang beragam suku bangsa menetap didalamnya. Kota ini terletak dekat

dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga

dikenal sebagai “Waterfront City” yang didalamya mengalir beberapa sungai

seperti Sungai Tallo, Sungai Jeneberang dan Sungai Pampang. Kota

Makassar juga merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada

ketinggian anatra 0-25 meter dari permukaan laut. Sesuai Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang diganti dengan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, luas wilayah kota Makassar

bertambah kurang lebih 4 mil kearah laut setara dengan 10.000 Ha. Sehingga

kurang lebihb 27.577 Ha.

Page 49: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

38

B. Strategi Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengembangan Tata Kelola

Maritim Kota Makassar

Sekarang ini tata kelola maritim telah mengalami perkembangan

dibandingkan 20 tahun sebelumnya. Dimana mainstream tentang kelautan

mulai meningkat, bisa dilihat dari segi riset yang dimana sudah banyak

peneliti yang melakukan riset megenai lingkungan hidup dibidang pesisir

Contohnya Lembaga Maritim Nusantara yang melakukan riset terkait

bencana di wilayah pesisir yang dulunya tidak dilakukan. pengelolaan

maritim telah ditemukan berbagai macam solusi terkait persoalan tata kelola

maritim.

Adanya persoalan Kota Makassar dalam mengelola maritim, maka

pemerintah mengambil kebijakan terkait tata kelola maritim, Adapun

Kebijakan Pemerintah terhadap pengembangan tata kelola maritim di

Makassar yaitu berdasarkan hasil wawancara dengan Analisis Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan

mengenai Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2019

Tentang Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2019-2039 adalah sebagai berikut:

“Kebijakan yang diambil antara lain meliputi kebijakan

perlindungan lingkungan, kebijakan pembangunan sosial ekonomi,

kebijakan pemberdayaan masyarakat, kebijakan penataan

kelembagaan dan hukum.” (Wawancara dengan AD tanggal 7 Mei

2021)

Hal diatas menjelaskan bahwa kebijakan perlindungan lingkungan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, meliputi: mewujudkan

Page 50: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

39

pengendalian laju kerusakan ekosistem dibawah tingkat kemampuan

pemulihannya, mewujudkan peningkatan kelestarian dan penanganan dampak

lingkungan, mewujudkan peningkatan konservasi dan rehabilitasi ekosistem

pesisir dan pulau-pulau kecil dan lahan kritis lainnya, memelihara dan

mengembangkan konservasi dan mengurangi tingkat pencemaran dan

kerusakan lingkungan di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

Kebijakan pembangunan sosial ekonomi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 huruf b, meliputi: mewujudkan peningkatan kualitas dan

kesehatan sumber daya manusia, mewujudkan peningkatan kuantitas dan

kualitas sarana dan prasarana, mewujudkan pengembangan sarana dan

prasarana transportasi laut untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi

masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil, mewujudkan pengembangan mata

pencaharian alternatif, mewujudkan peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi ikan, mewujudkan

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

daya saing dan diversifikasi produk perikanan kelautan, mewujudkan

pengembangan dan penguatan ekonomi berbasis potensi lokal dan kelestarian

lingkungan, mewujudkan pengembangan daya tarik objek dan daerah tujuan

wisata bahari, mewujudkan peningkatan pendapat masyarakat pesisir,

mewujudkan pembangunan sistem tata niaga hasil perikanan yan berkeadilan

dan mewejudkan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

pesisir dan pulau-pulau kecil melalui kemudahan dalam mengakses lembaga

perbankan dan informasi pasar.

Page 51: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

40

Kebijakan pemberdayaan masayarakat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6 huruf c, meliputi: mewujudkan peningkatan peran serta masyarakat

dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil secara optimal,

mewujudkan pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil yang tanggap

terhadap bencana dan mewujudkan pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil

yang mengantisipasi perubahan iklim. Kebijakan penataan kelembagaan dan

penegakan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d, meliputi:

mewujudkan pengendalian kegiatan reklamasi pantai untuk mencegah

kerusakan lingkungan di kawasan pesisir, mewujudkan peningkatan penataan

dan penegakan hukum, mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi antar

wilayah, sektor maupun pemangku kepentingan dan mewujudkan

pengembangan sistem informasi terpadu.

Seperti yang dikatakan oleh Analisis Kawasan Konservasi Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan dalam wawancaranya

terkait Kebijakan Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan untuk

Kewenangan/Kedaulatan Kota Makassar dalam pengelolaan maritim adalah

sebagai berikut:

“Peningkatan penegakan hukum dan norma sosial, peningkatan

pelibatan masyarakat dalam proses pembuatan produk hukum,

peningkatan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat dan

peningkatan pemeliharaan ketertiban dan keamanan.” (wawancara

dengan I tanggal 7 Mei 2021).

Kewenangan Kota Makassar meliputi peningkatan penegakan hukum

dan norma sosial, dimana kasus-kasus ketidakadilan hukum masih seringkali

ditemui, dibutuhkan penegakan hukum sesuai dengan norma sosial sebagai

Page 52: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

41

petunjuk yang perlu dijalankan dalam kehidupan masyarakat. Peningkatan

pelibatan masyarakat merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam

mendukung keberhasilan pemerintah untuk menerapkan kebijakan agar

mencapai masyarakat yang sejahtera, pembuatan produk hukum adalah setiap

keputusan, ketetapan, peraturan yang dihasilkan oleh Mahkamah dalam

rangka pelaksanaan tugas dan wewenang serta kewajiban. Sehingga

dibutuhkan pula penguatan terhadap kapasitas kelembagaan masyarakat yang

meliputi usaha untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan berorganisasi

masyarakat sebagai upaya mewujudkan tata kelembagaan yang lebih

partisipatif. Ketertiban dan keamanan dalam pengelolaan maritim dibutuhkan

untuk menjaga kelestarian lingkungan dan pecemaran lingkungan serta

penagkapan ikan secara ilegal.

Kebijakan-kebijakan yang telah dijelaskan membutuhkan strategi oleh

pemerintah dalam pengembangan tata kelola maritim. Dalam penelitian ini

akan diuraikan Strategi untuk Kebijakan Pemerintah Kota Makassar dalam

Pengembangan Tata Kelola Maritim. Dimana strategi yang digunakan yaitu

terintegrasi dan berkorelasi dengan tujuan agar terwujudnya tata kelola

maritim yang lebih baik untuk kedepannya. Hasil kajian kedua strategi

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Terintegrasi

Dalam menerapkan kebijakan hal utama yang perlu diperhatikan

adalah bagaimana kebijakan yang diambil dapat membawa kebaikan bagi

suatu daerah dan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan

Page 53: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

42

melakukan strategi yang tepat maka kebijakan tersebut dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan. Strategi sangat dibutuhkan untuk menciptakan

perkembangan, demikian pula di Kota Makassar untuk menciptakan tata

kelola maritim yang baik. Yang paling utama dalam pelaksanaan strategi

adalah dengan mengetahui sumber daya manusianya, manusia didalamnya

haruslah memiliki integritas, sebab jika dalam suatu ruang lingkup dapat

terintegrasi maka akan melahirkan suatu potensi atau kemampuan yang

memunculkan nilai-nilai kejujuran dan kewibawaan. Integrasi sendiri

merupakan suatu mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan satu kesatuan

yang utuh.

Seperti yang dikatakan oleh Analisis Kawasan Konservasi Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan dalam wawancaranya

terkait dengan integrasi dalam pengembangan tata kelola maritim adalah

sebagai berikut:

“Tata kelola maritim yang baik adalah adanya tata pemerintahan di

bidang kelautan di tingkat daerah maupun pusat yang efisien dan

terintegrasi. Tata kelola maritim yang terintegrasi merupakan suatu

sistem tata kelola dimana bergabungnya seluruh lembaga atau

instansi yang memiliki kepentingan atas kelautan dan dibawah satu

garis koordinasi. Dalam menerapkan strategi kebijakan seperti

kebijakan penataan kelembagaan dan hukum agar terintegrasi adalah

setiap saat melakukan upaya komunikasi, koordinasi dan kolaborasi

yang menyeluruh, dengan tujuan dapat menghasilkan kesepahaman

dan kesepakatan bersama diantara semua pihak.” (wawancara

dengan I tanggal 7 Mei 2021).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Yayasan

Konservasi Laut Indonesia terkait integrasi dalam tata kelola maritim adalah

sebagai berikut:

Page 54: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

43

“Strategi dalam pembuatan kebijakan akan terintegrasi dengan cara

bertemu dan duduk langsung melakukan rembuk bersama kemudian

membagi tugas antara semua stakeholder. Dalam mengambil

keputusan perlu disetuji oleh semua pihak dan tugas-tugas yang

diberikan perlu dijalankan dengan baik agar mencapai integritas

dalam pengelolaan maritim. ” (wawancara dengan ND tanggal 14

April 2021)

Dari hasil dua wawancara diatas dapat dikatakan bahwa memang

dengan membangun relasi dengan semua pihak dan melakukan diskusi

sehingga setiap orang mempunyai tugasnya masing-masing dalam

pengambilan kebijakan, untuk itu tidak akan terjadi kesalahpahaman sehingga

tercipta kesatuan. Dapat dikatakan bahwa dengan melakukan kerjasama

dengan semua pihak maka akan memunculkan sifat kesatuan sehingga dalam

melakukan pengelolaan untuk tujuan perkembangan akan sendirinya tercipta

tata kelola maritim yang terintegrasi.

Kebijakan mengenai terwujudnya penataan kelembagaan dan hukum

melalui strategi kebijakan dalam mewujudkan penataan ruang yang

terintegrasi antar wilayah, sektor maupun pemangku kepentingan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf d angka 3 terdiri atas:

peningkatan optimalisasi peran dan fungsi pemerintah daerah dan lembaga

terkait dalam pengelolaan secara terpadu dan berkelanjutan dan peningkatan

penerapan rencana Tata Ruang Wilayah Kota Provinsi dan/atau RTRW

Kabupaten/Kota dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

sebagai basis perizinan.

Dalam mengelola maritim, kesejahteraan masyarakat menjadi tujuan

penting untuk diwujudkan dengan melakukan hal-hal yang bisa memberi

Page 55: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

44

kemudahan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Analisis Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan terkait integrasi dalam mengelola

maritim adalah sebagai berikut:

“Dalam kebijakan mewujudkan peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil melalui

kemudahan dalam mengakses lembaga perbankan dan informasi

pasar terdiri atas peningkatan inventarisasi dan pengelompokan jenis

usaha peningkatan penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi

peningkatan akses masyarakat miskin terhadap modal usaha dan

peningkatan penguatan permodalan dan manajerial UKM Non BPR

serta koperasi merupakan salah satu bentuk intergritas.” (Wawancara

dengan AD tanggal 7 Mei 2021)

Terwujudnya kebijakan pembangunan sosial ekonomi dengan strategi

kebijakan dalam mewujudkan pengembangan mata pencaharian alternatif

sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf b angka 4 terdiri atas:

peningkatan pemenuhan infrastruktur dasar masyarakat dan pulau-pulau kecil

dan peningkatan penciptaan mata pencaharian alternatif. Dengan

meningkatkan ekonomi melalui modal usaha yang diberikan maka akan

membantu perekonomian masyarakat yang ada pesisir dan pulau-pulau kecil

di kota Makassar. Selain memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka juga dapat

mengembangkan potensi yang dapat mengembangkan sumber daya manusia.

Integritas pemerintah akan terbentuk dengan masyarakat yang akan

membantu pengembangan tata kelola maritim itu sendiri.

Adapun hasil wawancara penulis dengan Sekretaris Lembaga Maritim

Nusantara terkait integrasi dalam mengelola maritim adalah sebagai berikut:

“Dengan memberbanyak data base. Jika data base sudah final maka

dengan sendirinya pengelolaan maritim yang terintegrasi bisa

Page 56: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

45

diimplementasikan karena jika melakukan pendataan (baseline data)

terkait sosial ekonomi masyarakat. Dengan demikian dapat diketahui

berapa jumlah nelayan, alat tangkap apa yang digunakan, hingga

bagaimana pengasilan yang didapatkan. Dari situlah bisa dibuatkan

strateginya, kira-kira langkah apa selanjutnya yang dilakukan agar

kemajuan nelayan bisa tercapai. Integritas pemerintah yang kuat

juga menjadi pemicu untuk perkembangan maritim di Makassar.”

(wawancara dengan MS tanggal 27 April 2021)

Dapat dikatakan bahwa terwujudnya kebijakan pemberdayaan

masyarakat dengan strategi pengelolaan dalam kebijakan mewujudkan

peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya pesisir

dan pulau-pulau kecil secara optimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

huruf c angka 1 terdiri atas: peningkatan pengembangan pola kemitraan antar

pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan pemangku kepentingan

lainnya dalam mengembangkan program, peningkatan pemberian wewenang

yang lebih luas bagi lembaga lokal untuk berpartisipasi dalam pengelolaan

dan peningkatan kearifan lokal sebagai pedoman pemanfaatan sumber daya

pesisir dan penguatan kelembagaan lokal dalam pengelolaan pesisir. dengan

adanya partisipasi dan melibatkan masyarakat juga membutuhkan kekuatan

dan ketegasan pemerintah untuk kebijakan maritim. Salah satunya dengan

memperhatikan data base masyarakat pesisir. Tanpa adanya kebijakan yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka semua yang dilakukan oleh

pemerintah tidak akan menimbulkan feedback sendiri bagi masyarakatnya.

Seperti hasil wawancara penulis dengan masyarakat yang merasakan

dampak dari pengelolan kelautan selama ini terkait itegrasi dalam tata kelola

maritime adalah sebagai berikut:

Page 57: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

46

“Kegiatan saya sehari-hari adalah melaut. Dari sinilah saya

mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup,

dengan begitu pengelolaan laut diperlukan adanya perhatian agar

terkelola dengan baik untuk kelangsungan hidup para nelayan.

Karena menurut pandangan saya sebagai seorang nelayan strategi

pemerintah mengenai pengelolaan laut belum sepenuhnya

terinegrasikan dengan baik. Masih banyak pengelolaan laut yang

belum diperhatikan seperti banyaknya sampah dan pencurian ikan.

(wawancara dengan L tanggal 3 Mei 2021)

Kebijakan perlindungan lingkungan dalam strategi pengelolaan dalam

kebijakan mewujudkan pengendalian laju kerusakan ekosistem di bawah

tingkat kemampuan pemulihannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 7

huruf a angka 1 terdiri atas: peningkatan pelestarian dan penanganan dampak

lingkungan dan peningkatan konservasi dan rehabilitasi hutan mangrove dan

lahan kritis. menunjukkan bahwa kurangnya perhatian pemerintah dan

masyarakat setempat mengenai kebersihan lingkungan laut. Seharusnya

masalah seperti itu tidak sepelehkan karena dapat menyebabkan bencana

akibat banyaknya limbah pabrik atau sampah-sampah disekitaran laut.

Dibutuhkan kesadaran masyarakat yang tentunya harus didukung oleh

pemerintah, misalnya melalui sosialisasi. Begitu juga dengan keamanan laut

yang perlu diperketat demi kelangsungan hidup para nelayan. Dari hasil

observasi yang saya lihat juga demikian masih banyak sampah yang

berserakah dipinggir laut tepatnya di pelabuhan Paotere kota Makassar yang

merusak keindahan dan ekosistem lingkungan laut.

Dari hasil penelitian dengan lima informan diatas dimana terdiri dari

pemerintah terkait, LSM/NGO yang terkait dan masyarakat pesisir, maka

dapat dikatakan bahwa staregi pemerintah terhadap kebijakan tata kelola

Page 58: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

47

maritim di kota Makassar terkait kebijakan perlindungan lingkungan,

pembangunan sosial ekonomi, pemberdayaan masyarakat, penataan

kelembagaan dan hukum memerlukan peningkatan dari berbagai aspek

melalui strategi yang terintegrasi.

2. Berkorelasi

Berkorelasi merupakan tipe dari strategi yang perlu diterapkan dalam

melakukan strategi kerena berkorelasi adalah hubungan timbal balik yang

saling terikat. Dimana antara individu satu dengan individu lainnya yang

saling mepengaruhi dan berdasar pada kesadaran untuk saling membantu

sehingga menimbulkan feedback. Dengan berkorelasi akan memunculkan

sifat sosial yang tinggi dimana dalam lingkungan masyarakat sangat

dibutuhkan kesadaran sosial. Demikianlah akan muncul sifat sadar akan

pentingnya menjaga lingkungan baik di darat maupun di laut. Sumber daya

alam di wilayah pesisir yang pengelolaannya ditingkatkan melalui adanya

korelasi. Hal tersebut dapat menjamin keberlangsungan dan keberlanjutan

pemanfaatan sumber daya alam laut, sehingga semua dapat merasakan

dampak positif dari adanya sumber daya alam baik yang ada di pulau-pulau

besar maupun yang ada di pulau-pulau kecil.

Seperti yang dikatakan oleh Analisis Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan terkait bagaimana

korelasi dalam tata kelola maritim adalah sebagai berikut:

“Tata kelola maritim yang berkorelasi adalah tata kelola yang

menjamin keberlangsungan sumberdaya alam yang ada dengan

peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah pesisir

dan pulau-pulau kecil melalui pemanfaatan sumberdaya alam di

Page 59: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

48

wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. (wawancara dengan AD

tanggal 7 Mei 2021)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sekretaris Lembaga Maritim

Nusantara yang membahas terkait korelasi dalam pengembangan tata kelola

maritim adalah sebagai berikut:

“Kebijakan perlu diperkuat agar keterikatan antara masyarakat dan

sumber daya alam tidak bersifat ekspolitatif (serakah) terhadap

lingkungan pesisir. Mengenai strategi kebijakannya dengan

memperkuat institusi lokalnya. (wawancara dengan MS tanggal 27

April)

Terwujudnya kebijakan pemberdayaan masyarakat melalui strategi

pengelolaan dalam kebijakan mewujudkan pengelolaan pesisir dan pulau-

pulau kecil yang tanggap terhadap bencana sebagimana dimaksud dalam

Pasal 7 huruf c angka 2 terdiri atas: peningkatan pembangunan sarana dan

prasarana mitigasi bencana sesuai dengan kebutuhan wilayah dan

kemampuan lokal dan peningkatan pelatihan mitigasi bencana, resiko

bencana dan ketahanan terhadap bencana kepada masyarakat dengan

memanfaatkan sistem mitigasi yang telah dibangun.

Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam di wilayah pesisir,

laut dan pulau-pulau kecil membutuhkan korelasi antar lembaga hukum

dalam perkembangan tata kelola maritim, dengan adalah adanya korelasi,

keterikatan, hubungan, atau kaitan antara masyarakat dengan sumber daya

alam maka dengan begitu pemerintah dan masyarakat akan merasa memiliki

tanggung jawab dalam memanfaatkan ekosistem laut dengan semestinya dan

sumber daya laut tidak akan disalahgunakan dan terbuang begitu saja.

Begitupun korelasi antara pemerintah dengan kebijakan perlu adanya

Page 60: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

49

kekuatan untuk tetap membudidayakan sumber daya alam lokalnya tanpa

membiarkan sumber daya alam tersebut dikelola dan dikuasai oleh orang

asin. Dengan ada yang menjadi pemimpin yang dapat menangani

permasalahan yang ada.

Seperti yang dikatakan Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Laut

Indonesia terkait korelasi dalam mengelola maritime adalah sebagai berikut:

“Lebih kepada ada yang menjadi leader. Bagusnya sekarang sudah

ada kementrian koordinator maritim yang menjadi leader. Dari situ

mereka bisa melakukan desiminasi, aturan yang mengumpulkan

semua kebijakan untuk pembangunan sosial ekonomi.” (wawancara

dengan ND tanggal 14 April 2021)

Maksud dari hasil wawancara diatas adalah terwujudnya kebijakan

pembangunan sosial ekonomi melalui strategi pengelolaan dalam kebijakan

meweujudkan peningkatan kualitas dan kesehatan sumber daya manusia

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b angka 1 terdiri atas:

peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan

pengelolaan dan peningkatan pengembangan sarana dan prasarana kesehatan

serta peningkatan program penyuluhan kesehatan masyarakat dan sanitasi

lingkungan. dengan adanya struktur pemerintahan untuk bidang maritim

adanya pemimpin yang menjadi penentu kebijakan. Sisa mereka yang

memanfaatkan jabatan sebagai kementrian koordinator maritim untuk

menciptakan poros matitim di Kota Makassar. Jangan sampai jabatan tersebut

disalahgunakan oleh oknum-oknum yang hanya ingin memperoleh kekuasaan

tanpa melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai pemimpin. Dengan

demikian kebijakan dalam meningkatkan ekonomi bisa ditingkatkan.

Page 61: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

50

Adapun hasil wawancara dengan masyarakat nelayan terkait

pengelolaan maritim adalah sebagai berikut:

“Jika dikatakan sudah saling terkait, maka pengelolaan laut tidak

akan terjadi pencemaran lingkungan dan penangkapan ikan yang

melanggar hukum karena tidak adanya kerjasama semua pihak.”

(wawancara dengan L tanggal 3 Mei 2021)

Hasil wawancara dengan nelayan menjelaskan bahwa tidak terjalinya

koordinasi entah itu dalam hal komunikasi, perencanaan, pelaksanaan maka

tidak akan ada hubungan yang timbul, tidak aka ada kesatuan yang membuat

semua pihak merasa memiliki tugas sebagai manusia yang tinggal dibumi ini

yang ditelah diberikan sumber daya alam. Hal tersebut yang menyebabkan

banyaknya negara asing yang masuk untuk melakukan penangkapan ikan

secara ilegal dan tidak peduli dengan hasil laut yang semestinya dijaga.

Sehingga diharapkan agra terwujudnya kebijakan perlindungan lingkungan.

Menciptakan feedback atau dengan adanya korelasi antara instansi

satu dengan yang lain merupakan strategi agar kota Makassar menjadi poros

maritim. Seperti yang dikatakan oleh Analisis Kawasan Konservasi Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan terkait korelasi dalam tata

kelola maritim adalah sebagai berikut:

“Dalam upaya menciptakan poros maritim antara lain senantiasa

melakukan koordinasi dengan berbagai instansi/lembaga terkait

dengan pemanfaatan ruang di wilayah laut sebagai upaya

memaksimalkan setiap kegiatan pemanfaatan ruang laut untuk

meniadakan/menekan tumpang tindih kebijakan yang ada.”

(Wawancara dengan I tanggal 7 Mei 2021)

Kebijakan perlindungan lingkungan tentang strategi pengolaan dalam

kebijakan mewujudkan pemeliharaan dan pengembangan konservasi

Page 62: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

51

sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf a angka 4 terdiri atas:

peningkatan konservasi keanekaragaman hayati dan perlindungan ekosistem

melalui pengelolaan kawasan konservasi dan peningkatan dan pengembangan

perlindungan biota laut angka. masih mengalami dinamika yang perlu

diselesaikan dengan cara memanfaatkan sumber daya alam terutama

ekosistem laut untuk memanfaatkan potensi maritim di kota Makassar dengan

cara melibatkan semua pihak terkait. Dari kelima hasil wawancara peneliti

dengan informan terkait strategi kebijakan pemerintah terhadap

pengembangan tata kelola maritim di kota makasssar maka dapat dikatakan

bahwa sama halnya dengan prinsip tata kelola maritim yang baik mengenai

terintegrasi, berkorelasi juga belum sepenuhnya diterapkan dalam melakukan

strategi untuk memutuskan suatu kebijakan dalam pengelolaan yang berkaitan

dengan maritim. Kebijakannya masih lemah karena masih ada kebijakan yang

belum terimplementasikan dengan baik dan ada kebijakan yang tidak sesuai

dengan konteks. Terbukti dari hasil wawancara dengan Direktur Eksekutif

Yayasan Konservasi Laut Indonesia yang mengatakan bahwa:

“Kebijakan Maritim di Kota Makassar untuk pemerintah kota dalam

hal kelautan kewenangannya di laut mulai menurun semenjak

adanya UU No 23 (Undang-undang Pemerintah Daerah) yang

dimana kewenangan pengelolaan ruang dan laut sudah menjadi hak

Pemerintah Provinsi sehingga kurangnya hak untuk Pemerintah Kota

dalam hal tersebut, dia lebih kepada masayarakatnya.” (Wawancara

dengan ND tanggal 14 April 2021)

Penerapan strategi kebijakan penataan kelembagaan dan penegakan

hukum melalui strategi pengelolaan dalam kebijakan mewujudkan

peningkatan penataan dan penegakan hukum sebagaimana dimaksud dalam

Page 63: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

52

Pasal 7 huruf d angka 2 terdiri atas: penigkatan penegakan hukum dan norma

sosial, peningkatan pelibatan masyarakat dalam proses pembentukan produk

hukum, peningkatan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat dan

peningkatan pemeliharaan ketertiban dan keamanan.

Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam di wilayah pesisir,

laut dan pulau-pulau kecil terhadap kebijakan kelautan menjadi hal penting

untuk diperhatikan. Strategi terintegrasi dan berkorelasi teradap peningkatan

penegakan hukum dan norma sosial, peningkatan pelibatan masyarakat dalam

proses pembuatan produk hukum, peningkatan penguatan kapasitas

kelembagaan masyarakat dan peningkatan pemeliharaan ketertiban dan

keamanan demi terwujudnya kebijakan perlindungan lingkungan,

pembangunan sosial ekonomi, pemberdayaan masyarakat, penataan

kelembagaan dan hukum karena belum terjadi peningkatan pengawasan

terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam di wilayah pesisir,

laut dan pulau-pulau kecil.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Kebijakan Pemerintah

Terhadap Pengembangan Tata Kelola Maritim di Kota Makassar

Faktor adalah hal atau keadaan yang mempengaruhi terjadinya

sesuatu. Dalam kesuksesan atau kegagalan sebuah rencana atau kejadian

disebabkan karena adanya faktor yang memberikan pengaruh, baik itu

pengaruh yang baik yang akan menimbulkan pengaruh positif untuk

mendukung kesuksesan sebuah rencana. Maupun pengaruh yang kurang baik

yang akan menimbulkan pengaruh negatif yang akan menghambat sebuah

Page 64: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

53

kesuksesan suatu rencana. Begitupun dalam menyusun strategi kebijakan,

dibutuhkan suatau faktor ndukung keberhasilan pemerintah dalam membuat

suatu kebijakan dalam mengelola pemerintahan. Disamping adanya faktor

pendukung ada juga faktor yang bisa penghambat strategi kebijakan

pemerintah dalam mengelola perkembangan maritim di kota Makassar.

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung merupakan semua hal yang bersifat mendorong,

melancarkan, membantu dan mempercepat terjadinya sesuatu. Dalam

membuat kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan maritim segala hal

yang dapat mendorong keberhasilan pemerintah dalam menyusun strategi

menjadi penting untuk dilakukan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Analisis Pesisir dan

Pulau-pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan

terkait faktor pendukung strategi kebijakan pemerintah terhadap

pengembangan tata kelola maritim adalah sebagai berikut:

“Faktor pendukung keberhasilan strategi pemerintah dalam

mengembangkan tata kelola maritim adalah dilihat dari potensi

maritim yang besar dan komitmen bersama para pengambil

keputusan di tingkat pusat hingga daerah.” (wawancara dengan I

tanggal 7 Mei 2021)

Berdasarkan hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa pemerintah

kota Makassar dapat melakukan perkembangan terhadap pengelolaan maritim

karena Makassar sendiri memiliki potensi untuk menjadi poros maritim

dilihat dari sumber daya alam yang dimiliki. Tinggal bagaimana sumber daya

manusianya yang dapat melakukan pengelolaan terhadap hal-hal terkait

Page 65: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

54

maritim. Konsistensi para pemerintah baik dari pusat maupun daerah sangat

berguna untuk melihat dan melakukan tindak lanjut terhadap potensi tersebut.

Hasil wawancara yang sama dengan Sekretaris Lembaga Maritim

Nusantara mengenai komitmen pemerintah yang menjadi salah satu faktor

pendukung strategi kebijakan pemerintah terhadap pengembangan tata kelola

maritim adalah sebagai berikut:

“Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam mengelola

maritim ialah dengan adanya data base yang jelas, integritas

pemerintah yang kuat, komitmen pemerintah dan kualitas

pendidikan.” (wawancara dengan MS tanggal 27 April)

Melakukan pendataan, memperbaharui data-data masyarakat pesisir

merupakan hal penting untuk mengetahui jumlah nelayan, penjual hasil laut,

mengetahui apa saja yang mereka butuhkan sangatlah berguna untuk

keberlangsungan hidup masyarakat pesisir. Disinilah komitmen dan integritas

pemerintah sangat penting untuk memperhatikan kehidupan masyarakatnya,

tidak hanya masyarakat yang tinggal di kota-kota besar akan tetapi

masyarakat yang hidup di wilayah pesisir juga sangatlah membutuhkan

perhatian lebih dari pemerintah.

Misalnya dengan meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak

pesisir yang seharusnya diusia mereka yang sangat membutuhkan ilmu

pengetahuan malah banyak yang harus bekerja ikut dengan orang tua mereka,

seperti anak lebih tertarik untuk menangkap ikan tanpa memperdulikan

pendidikan karena disebabkan kurangnya sosialisasi tentang pentingnya

pendidikan dan biaya untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi.

Page 66: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

55

Padahal dari situlah mereka dapat mengembangkan potensi untuk

peningkatan sumber daya manusia yang lebih bermanfaat.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Direktur Eksekutif

Yayasan Konservasi Laut Indonesia terkait faktor pendukung strategi

kebijakan pemerintah terhadap pengembangan tata kelola maritim adalah

sebagai berikut:

“Adapun faktor pendukung strategi kebijakan kelautan adalah

adanya kebijakan berjalan dengan baik, adanya kerjasama lintas

sektor, membuat rencana aksi dan melibatkan masyarakat.”

(wawancara dengan ND tanggal 14 April 2021)

Berdasarkan hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa dengan

adanya rencana yang terstruktur oleh kerjasama antara pemerintah pusat

dengan pemerintah daerah, kerjasama antara pemerintah dengan lembaga

terkait, begitupun kerjasama dengan masyarakat. Intinya semua stakeholder

perlu terlibat dengan begitu kebijakan akan berjalan dengan efektif sebagai

faktor keberhasilan pemerintah dalam mengelola kemaritiman.

Sama halnya dengan yang dikatakan oleh Direktur Eksekutif Yayasan

Konservasi Laut Indonesia, Analisis Kawasan Konservasi Dinas Kelautan

dan Perikanan terkait faktor pendukung strategi kebijakan pemerintah

terhadap pengembangan tata kelola maritim adalah sebagai berikut:

“Pembagian peran dalam pengelolaan yang melibatkan segenap

pelaku pembangunan kemaritiman baik pemerintah, swasta,

akademisi, masyarakat sipil menjadi faktor pendukung keberhasilan

pemerintah dalam mengelola maritim di kota Makassar.”

(Wawancara dengan I tanggal 7 Mei 2021)

Page 67: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

56

Adapun hasil wawancara dengan masyarakat nelayan terkait faktor

pendukung strategi kebijakan pemerintah terhadap pengembangan tata kelola

maritim adalah sebagai berikut:

“Masyarakat sendiri memiliki peran penting utuk menjaga

kebersihan lingkungan dan juga perhatian pemerintah menjadi

penyebab berkembangnya pengelolaan laut.” (wawancara dengan L

tanggal 3 Mei 2021)

Masyarakat nelayan mengatakan bahwa yang menjadi faktor

pendukung keberhasilan pemerintah terhadap tata kelola maritim yang baik

adanya peran pemerintah sebagai pemimpin dalam lingkungan

masyarakatnya auntuk mengayomi masyarakat untuk membantu keberhasilan

pemerintah kota Makassar, misalnya melalui sosialisasi mengenai kebersihan

lingkungan laut untuk kesejahteraan masyarakat sendiri dan kinerja

pemerintah yang lebih baik akan juga bermanfaat untuk kedepannya sebagai

pemegang kekuasaan.

Kelima informan diatas memberikan informasi mengenai apa yang

menjadi faktor pendukung strategi kebijakan pemerintah kota terhadap

pengembangan tata kelola maritim di kota Makassar adalah komitmen

bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kerjasama antar

semua pihak, potensi maritim yang besar, database yang jelas, kualitas

pendidikan, membuat rencana aksi, partisipasi masyarakat.

2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat merupakan hal yang bersifat menghambat,

menunda bahkan dapat mengagalkan jalannya suatau kegiatan. Hal demikian

Page 68: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

57

menjadikan kinerja atau apa yang telah diupayakan oleh seseorang yang ingin

mencapai suatu tujuan menjadi terhalang.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Analisis Kawasan

Konservasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan terkait

faktor penghambat strategi kebijkan pemerintah terhadap pengembangan tata

kelola maritim adalah sebagai berikut:

“Masih adanya penafsiran yang belum seragam terkait bagaimana

peran pusat dan daerah dalam membangun aspek maritim dan masih

adanya konflik antar sektor terkait pemanfaatan ruang maritim dan

laut masih banyak ditemukan di berbagai tempat.” (wawancara

dengan I tanggal 7 Mei 2021)

Kejelasan bagaimana peran pemerintah pusat dan daerah menjadi hal

utama sebagai faktor yang dapat membangun aspek maritim. Tetapi sekarang

hal tersebut belum ditemukan, terbukti dari hasil wawancara dengan Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan yang mengatakan bahwa

belum ada riset yang menafsirkan hal yang sama tentang bagaimana peran

pemerintah pusat maupun peran pemerintah kota Makassar untuk

membangun poros maritim. Banyaknya permasalahan yang terjadi antara

sesama pihak yang mengelola maritim juga menghambat perkembangan

maritim, mereka tidak melakukan pemanfaatan tata kelola ruang laut dengan

semestinya. Hal demikian terjadi diberbagai daerah terutama di Kota

Makassar.

Begitu juga dengan hasil wawancara peneliti dengan Direktur

Eksekutif Yayasan Konservasi Laut Indonesia, mengatakan bahwa kerjasama

Page 69: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

58

yang baik antar lintas sektor akan menjauhkan konflik yang dapat

menghambat pengelolaan maritim, berikut yang dikatakan:

“Strategi kebijakan akan terhambat apabila tidak memiliki kerjasama

yang baik antar lintas sektor dan tidak adanya keterlibatan

masyarakat akan menyebabkan kebijakan tidak berjalan dengan

baik, begitupun dengan tidak adanya rencana aksi yang disusun dari

awal.” (wawancara dengan ND tanggal 14 April 2021)

Hasil wawancara yang sama juga dikatakan oleh Analisis Pesisir dan

Pulau-pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan

terkait faktor penghambat strategi kebijkan pemerintah terhadap

pengembangan tata kelola maritim adalah sebagai berikut:

“Tidak adanya pembuatan kerangka rencana aksi yang sinergis satu

sama lain serta tidak ada keterlibatan segenap pihak secara

horizontal maupun vertikal menjadi pengambat srategi kebijakan

pemerintah dalam mengelola pemerintahan apalagi dalam mengelola

hal terkait maritim” (Wawancara dengan AD tanggal 7 Mei 2021)

Kerjasama merupakan kunci untuk mengkordinator lembaga-lembaga

hingga masyarakat. Sehingga dengan adanya kerjasama antar lembaga akan

memberikan perlindungan terhadap lingkungan maritime baik di kawasan

konservasi perairan maupun wisata bahari. Dengan adanya koordinasi semua

pihak mulai dari kementrian, TNI, LSM/NGO, hingga keterlibatan

masyarakat maka akan mempermudah untuk menyelesaikan permasalahan.

Mereka bisa kompak untuk menyusun rencana agar kebijakan bisa berjalan

baik.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Sekretaris Lembaga

Maritim Nusantara terkait faktor penghambat strategi kebijkan pemerintah

terhadap pengembangan tata kelola maritim adalah sebagai berikut:

Page 70: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

59

“Kurangnya potensi lingkungan seperti sumber daya manusia yang

tidak dikembangkan dan tidak adanya daya dukung, kurangnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sumber daya

laut serta kurangnya dana menjadi faktor penghambat keberhasilan

pemerintah terhadap perkembangan tata kelola maritim di Kota

Makassar.” (wawancara dengan MS tanggal 27 April)

Sebelum melakukan pengelolaan alangkah baiknya jika mengetahui

terlebih dahulu bagaimana sebenarnya pengelolaan yang akan mendatangkan

manfaat. Dengan melihat terlebih dahulu bagaimana kemampuan manusia

unuk mengelola sumber daya alam. Adanya potensi maritim di Kota

Makasssar tidak hanya dilihat dari banyaknya sumber daya alam akan tetapi

yang paling utama adalah siapa yang akan mengelola sumber daya laut,

bagaimana cara mereka melakukan pengelolaan, apakah mereka memiliki

kemampuan untuk hal tersebut, akankah sumber daya laut tidak akan sia-sia.

Intinya adalah potensi sumber daya manusia yang menjadi kunci keberhasilan

pengembangan potensi lingkungan.

Jika kurangnya kemampuan manusia dibidang maritim maka

setidaknya mereka melakukan usaha untuk memunculkan potensi tersebut

karena salah satu tugas manusia adalah menjaga sumber daya alam baik yang

telah tersedia di darat maupun yang tersedia di laut. Lain halnya dengan

seseorang yang telah memiliki potensi dibidang maritim mereka telah

memiliki dasar dan ilmu untuk mengaplikasikannya ke lapangan, sisa

bagaimaa mereka mengembangkan potensi tersebut. Dengan melakukan

pemberdayaan masyarakat pesisir sebagai upaya untuk memandirikan

masyarakat menjadi cara untuk memuncukan potensi mereka. Dengan adanya

potensi sumber daya manusia dan sumber daya laut di Kota Makassar maka

Page 71: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

60

akan lebih mudah untuk mendapatkan dana untuk pengelolaan. Tanpa adanya

partisipasi pemerintah pengelolaan tidak akan berkembang.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan masyarakat nelayan

terkait faktor penghambat strategi kebijkan pemerintah terhadap

pengembangan tata kelola maritim adalah sebagai berikut:

“Langkah yang salah oleh pemerintah akan menghambat

kesejahteraan masyarakat di lingkungan pesisir dan pulau-pulau

kecil, serta kebutuhan masyarakat sendiri tidak dapat terpenuhi

dengan baik. ” (wawancara dengan L tanggal 3 Mei 2021)

Kebijakan yang tidak sesuai dengan tata kelola maritim akan

menyebabkan strategi pemerintah tidak berhasil dan tidak terjadi

perkembangan, sehingga tidak adanya tidak lanjut yang menyebabkan

lingkungan dan masyarakat pesisir tidak mendapatkan hak mereka sebagai

warga negara yang wajib memperoleh kesejahteraan. Kondisi masyarakat

pesisir terutama nelayan sekarang ini membutuhkan perhatian dari

pemerintah setempat agar mereka bisa melanjutkan kehidupan mereka

ditengah pandemi yang terjadi sekarang.

Hasil wawancara dari kelima informan diatas mengenai faktor apa

yang menjadi penghambat stretegi pemerintah terhadap pengembangan tata

kelola maritim di kota Makassar adalah tidak ada kerjasama antar pemerintah,

konflik antar sektor mengenai pemanfaatan laut, rencana aksi yang tidak

tersusun, kurangnya potensi sumber daya manusia, masyarakat tidak terlibat,

kurangnya dana untuk pengelolaan, tidak tepat dalam menyusun strategi.

Page 72: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Strategi Kebijakan Pemerintah

Terhadap Pengembangan Tata Kelola Maritim di Kota Makassar, maka

dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:

Strategi Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengembangan Tata Kelola

Maritim di Kota Makassar melalui Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019-2039 meliputi

kebijakan perlindungan lingkungan, kebijakan pembangunan sosial ekonomi,

kebijakan pemberdayaan masyarakat, kebijakan penataan kelembagaan dan

penegakan hukum yang masih membutuhkan peningkatan kelestarian dan

pengurangan kerusakan lingkungan, pengembangan mata pencaharian dan

pendapatan masyarakat, peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan

sumber daya, peningkatan penataan dan penegakan hukum melalui strategi

yang terintegrasi dan strategi berkorelasi. Dimana dalam mengelola maritim

pemerintah belum sepenuhnya menerapkan prinsip yag menjadi pedoman

pada penataan lingkungan laut dan pulau-pulau kecil yaitu terintegrasi. Serta,

belum kuatnya interaksi antar pemerintah sehingga tidak menimbulkan

kepercayan bagi pihak terkait dalam membuat kebijakan, dengan kata lain

belum berkorelasi.

Page 73: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

62

Faktor pendukung strategi kebijakan pemerintah terhadap

pengembangan tata kelola maritim di Kota Makassar adalah komitmen

bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kerjasama antar

semua pihak, potensi maritim yang besar, database yang jelas, kualitas

pendidikan, membuat rencana aksi, partisipasi masyarakat. Sedangkan faktor

penghambat strategi kebijakan pemerintah terhadap pengembangan tata

kelola maritim di Kota Makassar adalah tidak ada kerjasama antar

pemerintah, konflik antar sektor mengenai pemanfaatan laut, rencana aksi

yang tidak tersusun, kurangnya potensi sumber daya manusia, masyarakat

tidak terlibat, kurangnya dana untuk pengelolaan, tidak tepat dalam

menyusun strategi.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan mengenai strategi pemerintah kota

terhadap pengembangan tata kelola maritim di Makassar:

1. Diharapkan Pemerintah Kota Makassar bisa mengambil langkah-langkah

yang tepat agar pengelolaan maritim bisa berkembang.

2. Semoga kedepannya pemerintah bisa mengimplementasikan kebijakan

demi terwujudnya tata kelola maritim yang baik di Kota Makassar.

3. Sebaiknya Blue Economy bisa dikembangkan untuk pengelolaan sumber

daya alam yang berkelanjutan dan demi menjaga keamanan laut

Page 74: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

63

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2018). Strategi Pemerintah Aceh dalam Menjadikan Aceh

Sebagai Pusat Posor Maritim di Wilayah Barat Indonesia. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa FISIP Unsyiah, 3(November), 5–6.

Akbar, M. F. (2019). Koherensi pengaturan Illegal, Unreported, and

Unregulated Fishing di Indonesia. 8, 245–264.

Amala, Z. A. dan R. (2016). Strategi Pemerintah Daerah Dalam

Meningkatkan. Strategi Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan

Kinerja Pelayanan Publik Di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara, XX(02), 262–277.

Andhika, L. R. (2017). Perbandingan Konsep Tata Kelola Pemerintah:

Sound Governance, Dynamic Governance, dan Open Government.

Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 8(2), 87–102.

https://doi.org/10.22212/jekp.v8i2.867

Anugrah, S. (2016). Pengertian Kebijakan. Journal of Chemical Information

and Modeling, 53(9), 1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Arti SW. (2018). Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis. Journal of Chemical

Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Chandra, W. (2018). Lima Rekomendasi untuk Pembangunan Pesisir dan Laut

di RPJMD Sulsel : Mongabay.co.id.

https://www.mongabay.co.id/2018/12/11/lima-rekomendasi-untuk-

pembangunan-pesisir-dan-laut-di-rpjmd-sulsel/

Chusna, R. (2016). Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan

Lembaga Pendidikan Islam (Studi Multisitus Di MAN Tulungagung 1 dan

MAN 2 Tulungagung. 25.

Dhiyavani, S. I. (2017). Pengaruh Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah,

Page 75: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

64

Pengelolan Keuangan Daerah, Sistem Pengendalian Internal, Dan

Implementasi Standar Akuntansi Pemerintah Terhadap Penerapan Good

Governance. 2006, 1–13.

Fajar, J. (2018). Lima Rekomendasi untuk Pembangunan Pesisir dan Laut di

RPJMD Sulsel.

Fajar, J. (2020). Sampah Plastik Ancam Ekosistem Laut Makassar.

Fitriani, D., & Yuningsih, N. Y. (2016). Analisis Kebijakan Pemerintah

Tentang Pencegahan Dan Penanganan Korban Perdagangan

(Trafficking) Perempuan Dan Anak Di Kabupaten Cianjur. CosmoGov,

2(2), 330. https://doi.org/10.24198/cosmogov.v2i2.10007

Ginting, A. H. (2020). Tata Kelola Kebijakan Maritim di Indonesia dalam

Perspektif Sound Governance. TRANSFORMASI: Jurnal Manajemen

Pemerintahan, 12(1), 36–50. https://doi.org/10.33701/jt.v12i1.822

Halidi, R. (2020). Kenali Sejarah Makassar, Poros Maritim Nusantara Dulu

dan Sekarang. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),

1689–1699.

Hanim, L., & Noorman, M. S. N. (2017). Kebijakan Kelautan Dalam Rangka

Menjaga Dan Mengelola Sumber Daya Alam Laut Sebagai Upaya

Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Jurnal Ilmiah

Hukum LEGALITY, 25(1), 1. https://doi.org/10.22219/jihl.v25i1.5985

Haras, Y. M. (2017). Peran TNI-AL dalam Mendukung Terwujudnya

Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia: Perspektif Manajemen

Pertahanan. Jurnal Prodi Manajemen Pertahanan, 3(2), 1–14.

http://139.255.245.7/index.php/MP/article/view/144

Hardiana, I. (2017). Potensi Indonesia sebagai Negara Maritim.

http://www.perumperindo.co.id/publikasi/artikel/21-potensi-indonesia-

sebagai-negara-maritim

Hubertus, O. (2016). Penerapan Manajemen Strategi Dalam Mewujudkan

Page 76: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

65

Kinerja Organisasi Sektor Publik. Societas: Ilmu Administrasi Dan

Sosial, 5(1), 1–11.

Krisdiana, R. (2019). Pusat Ekonomi Maritim Makassar dan Peranan Bank

Indonesia di Sulawesi Selatan.

Lekipiouw, S. H. (2012a). Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam

Pengelolaan Wilayah Laut - Fakultas Hukum Universitas Pattimura.

Lekipiouw, S. H. (2012b). Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam

Pengelolaan Wilayah Laut - Fakultas Hukum Universitas Pattimura.

https://fhukum.unpatti.ac.id/prinsip-prinsip-good-governance-dalam-

pengelolaan-wilayah-laut/

Meidina, E. (2018). Kajian Pustaka , Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis. i, 16–

45.

Mu’minah M. (2017). Deskripsi Teori. 20(2), 140–142.

Namarin. (2017). Antara Poros Maritim Dunia dan Ocean Governance.

Nasta’in, M. N. (2018). Strategi Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan

Kualitas Pendidikan Di Mi Islamiyah Pinggirsari Kecamatan Ngantru

Kabupaten Tulungagung. 11–68. http://repo.iain-

tulungagung.ac.id/7926/5/BAB II.pdf

Nugraha, Q. (2019). Manajemen Strategis Pemerintahan - Universitas Terbuka

Repository. http://repository.ut.ac.id/id/eprint/4213

Nurjanah, A. N. (2018). Manajemen Strategi dan Analisis Strategi

Perusahaan. Econosy, 1.

Pricahyadi, M., & Ramadani, T. (2019). Strategi Komunikasi Kebijakan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Pada Peraturan Gubernur Nomor

110 Tahun 2018. Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu

Dan Praktek Administrasi, 16(1), 112–126.

https://doi.org/10.31113/jia.v16i1.222

Rauf, R. (2017). Perubahan Kedudukan Kelurahan Dari Perangkat Daerah

Page 77: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

66

Menjadi Perangkat Kecamatan. WEDANA Jurnal Pemerintahan, Politik

Dan Birokrasi, III(April), 221–232.

Rusdiadi A. (2017). Pengertian Kebijakan. Journal of Chemical Information

and Modeling, 53(9), 1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Sauran, A. (2018). Formulasi Strategi dan Evaluasi strategi.

Shaifudin A. (2017). Manajemen Strategi Konsep. 14–43.

Siregar, R. A. (2016). pengertian strategi. Journal of Chemical Information

and Modeling, 53(9), 1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Tsauro, M. A. (2017). Arti Deklarasi Djuanda dan Konferensi Laut PBB bagi

Indonesia. Gema Keadilan Edisi Jurnal, 186–194.

Ulisah. (2016). Pengaruh Tata Kelola Pemerintahan yang Baik(Good

Governance) Terhadap Resistensi Sosial Perubahan Pembangunan oleh

Masyarakat. Gema Keadilan.

https://media.neliti.com/media/publications/285926-pengaruh-tata-

kelola-pemerintahan-yang-b-08ea934d.pd

Page 78: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

67

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 79: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

68

Gambar Pelabuhan Paotere Makassar

Gambar Wawancara dengan Analisis Pulau Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan

Page 80: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

69

Gambar Wawancara dengan Analisis Kawasan Konservasi Dinas Kelautan

dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan

Page 81: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

70

Gambar Wawancara dengan Sekretaris Lembaga Maritim Nusantara

Page 82: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

71

Gambar Wawancara dengan Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Laut

Indonesia

Page 83: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

72

Gambar Wawancara dengan masyarakat nelayan

Page 84: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

73

Page 85: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

74

Page 86: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

75

Page 87: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

76

Page 88: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

77

Page 89: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

78

Page 90: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

79

Page 91: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

80

Page 92: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

81

Page 93: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

82

Page 94: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

83

Page 95: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

84

Page 96: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

85

Page 97: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

86

Page 98: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

87

Page 99: SKRIPSI STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

88

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Sri Wahyuni, lahir di Malino Kecamatan

Tinggimoncong Kabupaten Gowa, tanggal 7 Juni

1999. Penulis pmerupakan anak ketiga dari empat

bersaudara dari Bapak Patahuddin dan Ibu Dombong.

Menempuh pendidikan di SDN Lombasang pada

tahun 2005 dan tamat tahun 2011, pada tahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan di MTS Bukit

Hidayah Malino dan tamat tahun 2014, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan

ke MA Tarbiyah Takalar tahun dan tamat pada tahun 2017. Kemudian pada tahun

2017 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan

tamat pada tahun 2021.

Selain kuliah, penulis juga pernah mengikuti organisasi seperti

Perhimpunan Mahasiswa Sulawesi Selatan sebagai divisi Pemberdayaan

Perempuan. Penulis telah menyelesaikan pekerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga

dapat memberikan konstribusi positif bagi dunia pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas

selesainya skripsi yang berjudul “Strategi Kebijakan Pemerintah Terhadap

pengembangan Tata Kelola Maritim Di Kota Makassar.”