skripsi strategi komunikasi pada pelayanan …

117
SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT UMUM PADA RUMAH SAKIT SULTAN DG. RADJA BULUKUMBA Disusun dan diusulkan oleh FEBRIYANTI 105650004315 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

i

SKRIPSI

STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN KESEHATAN

MASYARAKAT UMUM PADA RUMAH SAKIT

SULTAN DG. RADJA BULUKUMBA

Disusun dan diusulkan oleh

FEBRIYANTI

105650004315

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

i

STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN KESEHATAN

MASYARAKAT UMUM PADA RUMAH SAKIT

SULTAN DG. RADJA BULUKUMBA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun dan Diajukan Oleh

Febriyanti

Nomor Stambuk : 105650004315

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

i

Page 3: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

ii

PERSEUJUAN

Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Pada Pelayanan Kesehatan

Masyarakat Umum Pada Rumah Sakit Sultan

Dg. Radja Bulukumba

Nama Mahasiswa : Febriyanti

Nomor Stambuk : 105650004315

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Menyetujui:

Pembimbing I

Wardah, S.Sos.,M.A

Pembimbing II

Syukri, S.Sos.,M.Si

NIDN: 1218067601

Mengetahui :

Dekan

Fisipol Unismuh Makassar

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si

NBM : 730 727

Ketua Jurusan

Ilmu Komunikasi

Dr. H. Muh. Tahir, M.Si

NBM. 881 431

ii

Page 4: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

iii

PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh TIM penguji skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan surat keputusan/undangan

menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar,

Nomor : 0106/FSP/A.3/VIII/VII/41/2020. Sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana (S.1) dalam program studi Ilmu Komunikasi di

Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Rabu tanggal 30 Juli 2020.

TIM PENILAI

Ketua Sekertaris

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dr.Burhanuddin, S.Sos., M.Si

Penguji :

1. Dr. Muh. Yahya, M.Si (Ketua) (…………………………)

2. Dr. Amir Muhiddin, M.Si (…………………………)

3. Wardah, S.Sos.,M.A (…………………………)

4. Syukri, S.Sos.,M.Si (…………………………)

iii

Page 5: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Febriyanti

Nomor Stambuk : 105650004315

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri

tanpa bantuan dari pihak lain atau ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai

aturan yang berlaku, sekalipun ini pencabutan gelar akademik.

Makassar, 30 Juli 2020

Penulis,

FEBRIYANTI

105650004315

iv

Page 6: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

v

ABSTRAK

Febriyanti (2019). Strategi Komunikasi Pada Pelayanan Kesehatan

Masyarakat Umum Pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba

(dibimbing oleh Wardah dan Syukri)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pada

pelayanan kesehatan masyarakat umum di Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba serta mengetahui hambatan-hambatan penetapan strategi komunikasi

terhadap pelayanan kesehatan masyarakat umum. Jenis penelitian yang digunakan

adalah metode penelitian kualitatif dan tipe penelitian yang digunakan adalah

deskriptif. Teknik pengumpulan data mengunakan observasi, wawancara dan

dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan strategi komunikasi pelayanan kesehatan

masyarakat umum pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba adalah dengan

1. mengenal khalayak yakni setiap petugas pelayanan dalam memberikan

pelayanan senantiasa mengenali khalak dengan cara menganalisis kebutuhan

khalayak, memahami dan mengerti keadaan khalayak serta memberikan masukan

dengan menggunkan bahasa yang mudah dipahami oleh khayak. 2. Kemudian

penyusunan pesan yaitu melalui tahap pra interaksi yakni petugas atau perawat

harus mengetahui latar belakang pasien untuk mempermudah dalam proses

penyampaian pesan kemudian menetapkan tindakan yang harus dilakukan kepada

pasien. Selanjutnya petugas atau perawat memperkenalkan diri serta mendorong

pasien mengungkapkan perasaan dan pikirannya setelah itu petugas memberikan

pesan terkait dengan berbagai hal yang harus dilakukan ataupun hal yang tidak

boleh dilakukan selama proses perawatan. 3. Sedangngkan penetapan metode pesan

yang disampaikan oleh petugas, yaitu komunikasi verbal dan non verbal.

Komunikasi verbal yaitu dorongan perawat kepada pasien dengan menggunakan

bahasa lisan atau ucapan sedangkan komunikasi non verbal yaitu dorongan yang

diberikan oleh perawat kepada pasien dengan menggunakan bahasa tubuh atau

gerakan tubuh. Adapun kedua metode penyampaian pesan tersebut digunakan

berdasarkan kondisi pasien. Masing- masing metode penyampaian pesan digunakan

dengan tujuan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh

pasien.

Adapun Hambatan-hambatan penerapan strategi komunukasi terhadap

pelayanan kesehatan masyarakat umum pada rumah Sakit Sultan Dg Radja

Bulukumba adalah banyaknya jenis pelayanan yang harus dikerjakan oleh petugas

serta keterbatasan jumlah petugas khususnya tenaga medis dimana Standar

kebutuhan minimal tenaga medis sebanyak 46 orang sementara pada Rumah Sakit

Sultan Dg. Radja hanya 40 orang. Selain itu, faktor lainnya yang mengahmbat

komunikasi adalah sarana-dan prasarana seperti ketersedian ruangan pasien yang

belum maksimal sehingga suasana dalam ruangan kurang kondusif.

Keyword : Strategi Komunikasi, Pelayanan Kesehatan dan Masyarakat Umum.

v

Page 7: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Pada Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Umum Pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pada lembaran ini penulis hendak menyampaikan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua saya Ayah Rajamuddin dan Ibu Sunarti

atas segala kasih sayang, cinta, pengorbanan serta do’a yang tulus dan ikhlas yang

senantiasa beliau panjatkan kepada Allah SWT sehingga menjadi pelita terang dan

semangat yang luar biasa bagi penulis dalam menggapai cita- cita, serta seluruh

keluarga besar penulis yang selalu memberi semangat dan dukungan disertai segala

pengorbanan yang tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi

ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat, Ibu Wardah,

S.Sos.,M.A selaku pembimbing I dan Bapak Syukri, S.Sos.,M.Si selaku

pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu dan tenaganya dalam

membimbing dan memberikan petunjuk yang begitu berharga dari awal persiapan

penelitian hingga selesainya skripsi ini.

vi

Page 8: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

vii

Penulis juga tak lupa ucapkan terima kasih kepada:

Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E, M.M selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Bapak Dr. H. Muh. Tahir, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi yang selama

ini turut membantu dalam kelengkapan berkas hal-hal yang berhubungan

administrasi perkuliahan dan kegiatan akademik. Bapak dan Ibu dosen Ilmu

Komunikasi yang telah menyumbangkan ilmunya kepada penulis selama

mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan dan seluruh staf Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak

membantu penulis. Pihak Rumah Sakit Sultan Dg. Radja yang telah memberi izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian. Kepada seluruh keluarga besar Fisipol

Universitas Muhammadiyah Makassar, terutama kepada satu angkatan 2015 Ilmu

Komunikasi terkhusus kelas IK 02, dan para sahabatku Kiki, Tina, Ica, Dian, Riska

Gopi, Yuli, Nisrah, Wilda, Nina, Riska, Ima’ dan Karmin yang telah senantiasa

membantu dan menemani selama penelitian.

Sehubungan akhir tulisan ini penulis memohon maaf kepada semua pihak

atas segala kekurangan dan kehilafan, disadari maupun yang tidak disadari. Demi

kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan

yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

vii

Page 9: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

viii

Makassar, 30 Juli 2020

Febriyanti

viii

Page 10: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

ix

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...............................................................................................i

Halaman Persetuuan .........................................................................................ii

Halaman Penerimaan Tim ...............................................................................iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................iv

Abstrak ...............................................................................................................v

Kata Pengantar..................................................................................................vi

Daftar Isi ............................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................8

A. Pengertian Konsep dan Teori ..................................................................8

B. Kerangka Pikir ........................................................................................41

C. Fokus Penelitian ......................................................................................44

D. Definisi Fokus Penelitian ........................................................................44

E. Definisi Fokus Penelitian ........................................................................44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................46

A. Waktu dan Lokasi ..................................................................................46

B. Jenis dan Tipe Penelitian .........................................................................46

C. Sumber Data ............................................................................................47

D. Informan ..................................................................................................47

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................48

F. Analisis Data ...........................................................................................50

G. Keabsahan Data .......................................................................................52

BAB IV PENELTIAN DAN PEMBAHASAN ................................................54

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................54

B. Strategi Komunikasi Pada Pelayanan Kesehatan Masyarakat umum

Pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba ..................................63

C. Hambatan-hambatan Penerapan Strategi Komunikasi Terhadap

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Umum Pada Rumah Sakit Sultan

Dg. Radja Bulukumba .............................................................................80

ix

Page 11: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

x

BAB V PENUTUP .............................................................................................93

A. Kesimpulan .............................................................................................93

B. Saran ........................................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................95

x

Page 12: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik merupakan salah satu bagian dari capaian sasaran

pemerintah yang menghendaki terwujudnya masyarakat yang mandiri dan

sejahtera. Peningkatan layanan publik tidak hanya berupa pengurusan

administrasi akan tetapi pelayanan dasar berupa kesehatan, pendidikan,

lingkungan dan eknomi mikro merupakan bagian dari pelayanan publik yang

tidak dapat dihindarkan dalam pemberian layanan (Ali Alamsyah

Kusumadinata dan Maria Fitriah, 2017:226).

Strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang dapat menetapkan

atau menempatkan posisi seseorang secara tepat dalam komunikasi dengan

lawan komunikasinya, sehingga dapat mencapai tujuan komunikasi yang telah

ditetapkan. Keberadaan strategi komunikasi tidak terlepas dari adanya tujuan

yang akan dicapai. Hal ini ditunjukkan oleh suatu jaringan kerja yang

membimbing tindakan yang akan dilakukan, dan pada saat yang sama strategi

akan mempengaruhi tindakan tersebut. Adapun prasyarat yang diperlukan

untuk merumuskan strategi komunikasi dengan cara meningkatkan pemahaman

tentang tujuan, artinya bila memahami tentang tujuan maka dengan mudah

menentukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Tanpa tujuan, maka

tindakan yang dibuat.

Menurut Tubb dan Moss (2006: 24) terdapat lima faktor instrumen

komunikasi berjalan dengan efektif yaitu (1) pemahaman terhadap pesan oleh

1

Page 13: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

2

penerima, (2) memberikan kesenangan kepada pihak-pihak yang

berkomunikasi, (3) memengaruhi sikap orang lain, (4) memperbaiki hubungan,

(5) memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan dalam bentuk

tindakan dari penerima pesan.

Komunikasi yang digunakan untuk memberikan pelayanan yang baik

pada masyarakat di sebuah rumah sakit adalah hal yang sangat penting untuk

kelangsungan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Strategi

pelayanan prima bahwa setiap rumah sakit harus melakukan pendekatan mutu

paripurna yang berorientasi pada kepuasan masyarakat, agar rumah sakit tetap

eksis, ditengah pertumbuhan industri pelayanan kesehatan yang semakin kuat.

Upaya rumah sakit untuk tetap bertahan dan berkembang adalah dengan

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Hal tersebut karena masyarakat

atau pasien merupakan sumber pendapatan yang ditunggu oleh rumah sakit baik

secara langsung maupun tidak langsung melalui asuransi kesehatan.

Tanpa pasien rumah sakit tidak dapat bertahan dan berkembang

mengingat besarnya biaya operasional rumah sakit yang tinggi. Rumah sakit

melakukan berbagai cara demi meningkatnya kunjungan masyarakat, sehingga

rumah sakit harus mampu menampilkan dan memberikan pelayanan kesehatan,

sehingga dari dampak yang muncul menimbulkan sebuah loyalitas pada

masyarakat sehingga akan datang kembali memanfaatkan jasa rumah sakit

tersebut karena kepuasan pasien tergantung pada kualitas pelayanan.

Pelayanan adalah semua upaya yang dilakukan pegawai untuk

memenuhi keinginan pelanggannya dengan jasa yang diberikan. Suatu

Page 14: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

3

pelayanan dikatakan baik oleh pasien, ditentukan oleh kenyataan apakah jasa

yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan menggunakan

persepsi masyarakat tentang pelayanan yang diterima. kepuasan dimulai dari

penerimaan terhadap masyarakat dari pertama kali datang, sampai

meninggalkan rumah sakit dengan pola komunikasi yang baik.

Komunikasi merupakan salah faktor pendukung utama pelayanan

sebuah Rumah Sakit, dalam mengekspresikan peran dan fungsinya. Salah satu

kompetensi yang harus dimiliki pegawai rumah sakit adalah kemampuan

berkomunikasi dengan efektif dan mudah dipahami dalam memberikan

pelayanan masyarakat. Kemampuan berkomunikasi akan mendasari upaya

pemecahan masalah, mempermudah pemberian bantuan, baik dalam pelayanan

medik, maupun psikologi.

Komunikasi dalam profesi keperawatan merupakan faktor pendukung

pelayanan keperawatan profesional yang dilaksanakan oleh perawat, dalam

mengekspresikan peran dan fungsinya. Salah satu kompetensi perawat yang

harus dimiliki adalah kemampuan berkomunikasi dengan efektif dan mudah

dipahami dalam pelayanan keperawatan. Kemampuan berkomunikasi akan

mendasari upaya pemecahan masalah pasien, mempermudah pemberian

bantuan, baik dalam pelayanan medik, maupun psikologi. Berdasarkan hasil

observasi awal penulis, diketahui bahwa masih ada keluhan-keluhan seperti

lambatnya proses administrasi rawat inap dan rawat jalan. Pelayanan rawat inap

adalah pelayanan administrasi yang utama karena pelayanan ini mempunyai

interaksi pasien antara rumah sakit berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Page 15: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

4

pelayanan administrasi yang diberikan oleh rumah sakit harus mendapatkan

perhatian penuh ini merupakan hubungan yang sensitive menyangkut kepuasan

pasien selama berada dirumah sakit.

Selama rawat inap pasien akan dilayani oleh tim medis dengan

pelayanan pemeriksaaan dan asuahan perawatan. Sebelum pasien dibawa

keruangan rawat inap terlebih dahulu melakukan administrasi lalu dibawa ke

ruang rawat inap dan akhirnya pasien akan di perbolehkan keluar dari rumah

sakit dan melakukan administrasi sebelum pasien pulang. Disinliah harapan

pasien akan memperoleh pelayanan yang sebaik-baiknya dan pihak rumah sakit

akan berusaha semaksimal mungkin dapat memberikan pelayanan sesuai

dengan keinginan pasien.

Selain itu untuk mempermudah komunikasi antara pihak Rumah Sakit

dengan masyarakat, bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Rumah Sakit

Sultan Dg. Radja Bulukumba telah memasang beberapa kotak pengaduan yang

disediakan di hampir seluruh ruangan perawatan, seperti di ruang perawatan

Asoka, Mawar, Melati, Flamboyan dan Seruni. Layanan tersebut merupakan

tindak lanjut dari beberapa saran yang disampaikan oleh masyarakat kepada

Humas Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba untuk menyediakan kontak

pengaduan layanan dan informasi rumah sakit sebagai sarana informasi bagi

masyarakat yang ingin mengetahui layanan apa saja yang diberikan oleh pihak

rumah sakit.

Terkait dengan strategi komunikasi oleh pihak Rumah Sakit Sultan Dg.

Radja Bulukumba dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Page 16: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

5

tentunya diperlukan keahlian tersendiri oleh para komunikator dalam

menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan tujuan untuk memastikan

bahwa masyarakat mengerti dan paham dengan apa yang disampaikan selain itu

sikap penerimaan masyarakat terhadap pesan yang diberikan dapat terus terjalin

dengan baik guna mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator

dari proses komunikasi tersebut. Namun pemberian pelayanan kesehatan

kepada masyarakat di Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba masih kurang

maksimal utamanya dalam hal komunikasi antara petugas pelayanan dengan

masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi awal di Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba terlihat bahwa prosedur pelayanan masih terkesan lambat hal

tersebut disebabkan karena prosedur pelayanan yang kurang jelas karena tidak

adanya Standar Operasional Prosedur yang terpasang pada bagian pelayanan.

Selain itu dari segi komunikasi dengan pasien maupun dengan keluarganya

sedikit masih terkendala dalam proses penyampaian pesan disebabkan karena

perbedaan bahasa.

Selain itu dari hasil wawancara dengan pasien juga didapatkan informasi

bahwa terkadang petugas lamban dalam merespon komunikasi dari pasien

seperti ketika menanyakan terkait dengan masalah administrasi pelayanan.

Penyampaian pesan oleh petugas pelayanan Rumah Sakit Sultan Dg.

Radja Bulukumba belum sepenuhnya dapat dipahami dan dimengerti dengan

baik oleh masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena petugas pelayanan tidak

melakukan pendekatan secara persuasif sehingga kurang mengenali pasien atau

Page 17: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

6

masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dalam penelitian ini

penulis hendak mengkaji mengenai strategi komunikasi pada pelayanan

kesehatan masyarakat umum pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan penelitian yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi komunikasi pada pelayanan kesehatan masyarakat

umum pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba?

2. Bagaimana hambatan-hambatan penerapan strategi komunikasi terhadap

pelayanan kesehatan masyarakat umum pada Rumah Sakit Sultan Dg Radja

Bulukumba?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian

ini menjadi lebih terarah secara jelas maka perlu ditetapkan tujuannya yaitu:

1. Untuk mengetahui strategi komunikasi pada pelayanan kesehatan

masyarakat umum pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan penerapan strategi komunikasi

terhadap pelayanan kesehatan masyarakat umum pada Rumah Sakit Sultan

Dg Radja Bulukumba.

D. Manfaat Penelitian

Page 18: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

7

Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat

diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis. Mengetahui dan mendapatkan informasi atau gambaran

tentang strategi komunikasi pada pelayanan kesehatan masyarakat umum di

Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba.

2. Manfaat Praktis. Sebagai masukan bagi para pegawai dalam menjalankan

tugasnya serta membangun komunikasi yang baik dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

Page 19: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang

telah penulis temukan. Penelitian pertama, berdasarkan pada hasil penelitian

sebelumya yang dilakukan oleh Bambang, (2011) “Gambaran Komunikasi

Terapeutik Perawat di Ruangan Perawatan II RSUD Polewali Mandar” adapun

perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

penulis adalah pada penelitian sebelumnya mengutamakan gambaran-gambaran

komunikasi terapeutik yang terjadi di RSUD Polewali Mandar dan sedikitnya

menjelaskan kecemasan perawat dalam berkomunikasi dengan pasien dan

menjelaskan bagaimana hubungan perawat dan pasien itu sendiri sedangkan

pada penelitian yang akan dilakukan oleh penulis lebih difokuskan pada strategi

komunikasi petugas pelayanan RSUD Sultan Dg Radja Bulukumba melalui

konsep pengenalan terhadap khalayak, penyusunan pesan dan penetapan

metode komunikasi. Selain itu pada penelitian terdahulu menggunakan metode

kunatitatif, sedangkan metode penelitian yang saat ini digunakan adalah

penelitian kualitatif. Selanjutnya penelitian kedua, Ika Dewi Kartika, (2013)

“Komunikasi Antarpribadi Perawat dan tingkat Kepuasan Pasien RSIA Pertiwi

Makassar.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi

interpersonal perawat terhadap tingkat kepuasan pasien rumah sakit Ibu dan

Anak Pertiwi Makassar dan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah

sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Perbedaan penelitian te rdahulu dengan

8

Page 20: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

9

penelitian sekarang yaitu, pada penelitian terdahulu difokuskan pada bentuk

komunikasi interpersonal perawat dalam memberikan kepuasan pelayanan

terhadap pasien sedangkan pada penelitian saat ini lebih mengarah kepada

strategi komunikasi yang dinilai efektif dalam memberikan pelayanan serta

hambatan-hambatan yang dihadapai dalam penerapan strategi komunikasi

tersebut. Selain itu metode penelitian yang digunakan pada penelitian terdahulu

menggunakan metode kuantitatif, sedangkana metode penelitian yang saat ini

digunakan peneliti adalah metode kualitatif.

B. Pengertian Konsep dan Teori

1. Strategi Komunikasi

Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang artinya

tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Jadi strategi adalah konsep

militer yang dapat diartikan seni perang par ajenderal (The Art of General), atau

suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan (Hafied

Cangara, 2014)

Onong Uchjana Effendy (Dede Wahyudi, 2013:57) berpendapat bahwa

strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan

tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan

arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik

operasionalnya.

Menurut Siagian (2004) strategi adalah serangkaian keputusan dan

tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan

Page 21: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

10

oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

tersebut.

Menurut Lynch dalam Wibisono (2006:51) Strategi perusahaan

merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama atau

kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah pernyataan

yang saling mengikat.

Selain itu Onong Uchjana (2005:32) juga menjelaskan bahwa strategi

komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication

planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kata kunci dalam komunikasi adalah pesan itu. Dari pesan itulah sebuah

proses komunikasi itu dimulai. Komunikasi terjadi karena ada pesan yang ingin

atau harus disampaikan pada pihak lain. Menurut Raymond Ross (dalam Deddy

Mulyana, 2005:62) menyatakan bahwa, pengertian komunikasi adalah proses

menyortir, memilih dan pengiriman symbol-simbol sedemikian rupa agar

membantu pendengar membangkitkan respon atau makna dari pemikiran yang

serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.

Menurut Effendy Uchjana, (2005) komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh satu orang keorang lain untuk menginformasikan,

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) maupun

tidak langsung (melalui media). Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah

perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan.

Page 22: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

11

Menurut, Carl I. Hovland (dalam Deddy Mulyana,2005: 62)

menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan

seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang

verbal) untuk mengubah perilaku orang lain. Kesimpulan pengertian

komunikasi adalah proses penyampaian pesan kepada orang lain secara praktis

atau praktek dalam kehidupan sehari- hari, agar seseorang mendapatkan pesan

yang disampaikan kepada orang lain untuk memberitahu, berpendapat,

mengubah sikap atau perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Komunikasi mengenai manusia merupakan proses yang melibatkan individu-

individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat yang

merespon dan menciptakan pesan untuk lingkungan.

Strategi dalam komunikasi adalah cara mengatur pelaksanaan oprasi

komunikasi agar berhasil. Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah

perencanaan (planning) dan manajemen (magement) untuk mencapai satu

tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta

jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga harus menunjukkan taktik

oprasionalnya (Yusuf Zainal Abidin, 2015:155). Berdasarkan teori di atas maka

para komunikator pada saat berkomunikasi harus bisa membuat strategi

komunikasi terlebih dahulu agar pesan yang kita sampaikan bisa mencapai

target komunikasi yang diinginkan.

Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen

komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai

Page 23: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

12

pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang

optimal (Hafied Cangara, 2014).

Strategi komunikasi adalah tahapan konkret dalam rangkaian aktifitas

komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi pengimplemintasian tujuan

komuniasi, adapun teknik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu

berdasarkan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya, rencana yang meliputi

metode, teknik, dan tata hubungan fungsional antara unsur-unsur dan faktor-

faktor dari proses komunikasi guna kegiatan operasional dalam rangka

mencapai tujuan dan sasaran. (Efendy, Onong Uchana, 2005:32)

Dengan demikian, strategi komunikasi merupakan keseluruan

perencanaan, taktik dan cara yang dipergunakan untuk melancarkan komunikasi

dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam rangka menyusun strategi

komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor

pendukung dan penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi komunikasi

diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor pendukung atau

penghambat pada setiap komponen, diantaranya faktor kerangka refrensi, faktor

situasi dan kondisi, pemilihan media komunikasi, tujuan pesan komunikasi, dan

peranan komunikator dalam komunikasi (Anwar Arifin, 1984:59).

Menurut Yusuf Zainal Abidin, (2015) untuk dapat membuat rencana

dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun

strategi komunikasi, yaitu :

Page 24: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

13

a. Mengenal Khalayak Merupakan langkah pertama bagi komunikator

agar komunikasi yang dilakukan berjalan dengan efektif.

b. Menyusun Pesan Merupakan langkah kedua setelah mengenal khlayak

dan situasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan yang

mampu menarik perhatian para khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan

menentukan tema atau materi. Syarat utama dalam mempengaruhi

khalayak dari komponen pesan adalah mampu membangkitkan

perhatian khalayak. Perhatian merupakan pengamatan yang terpusat.

Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya

perhatian dari khalayak terhadap pesan – pesan yang disampaikan.

c. Menetapkan Metode Dalam dunia komunikasi, metode penyampaian

dapat dilihat dari 2 aspek: (1) menurut cara pelaksanaannya, yaitu

semata-mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan

melepaskan perhatian dari isi pesannya. (2) menurut bentuk isi yaitu

melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud

yang dikandung.

Sedangkan Menurut bentuk isinya metode komunikasi diwujudkan

dalam bentuk :

a. Metode Informatif, dalam dunia publisistik atau komunikasi massa

dikenal salah satu bentuk pesan yang bersifat informative, yaitu suatu

bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan

memberikan penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu

Page 25: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

14

apa adanya, apa sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang

benar serta pendapat-pendapat yang benar pula.

b. Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi pendapat,

fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat

dipertanggungjawabkan. Penyampaian isi pesan disusun secara teratur

dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak.

c. Metode Koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa,

dalam hal ini khalayak dipaksa untuk menerima gagasan atau ide oleh

karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi

ancaman.

d. Metode Persuasif, merupakan suatu cara untuk mempengaruhi

komunikan, dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkan kalau

dapat khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar. (Yusuf Zainal

Abidin, 2015)

Strategi Komunikasi Samovar dan Porter (Liliweri, 2001:43)

Penggunaan kode verbal dan non verbal yang diketahui bersama.

a. Tidak tergesa-gesa membuat kesimpulan tentang orang lain.

b. Mempertimbangkan kondisi fisik dan lingkungan.

c. Memberikan kesempatan pada pihak lain untuk memberikan feedback.

d. Mengembangkan empati atas dasar asumsi adanya perbedaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

strategi komunikasi adalah suatu cara, metode, maupun teknik yang menyeluruh

dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk

Page 26: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

15

mencapai beberapa tujuan dan sasaran. Bagaimanapun juga setiap komunikasi

yang dilakukan senantiasa menambah efek yang positif atau efektivitas

komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan efekivitas, sesungguhnya

adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah

perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau khalayak) sebagai

akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung atau

menggunakan media massa jika perubahan itu sesuai dengan keinginan

komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif

Strategi Komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi

(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication

managemen) untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi komunikasi harus

dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan,

dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu

tergantung dari situasi dan kondisi (Onong Uchjana Effendy 2005:301)

Strategi komunikasi diperlukan sehingga proses komunikasi antara

komunikator dan komunikan, dalam hal ini adalah konselor dan pasien, bisa

efektif dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Komunikasi yang efektif adalah

komunikasi yang mencakup hal-hal berikut:

a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)

b. Mengubah opini (to change the opinion)

c. Mengubah perilaku (to change behavior) (Onong Uchjana Effendy)

Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan

oleh penentuan tujuan dari strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada

Page 27: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

16

tujuan strategi komunikasi yang baik, efek dari proses komunikasi (terutama

komunikasi media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh

negatif. Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Paterson, dan M. Dallas Burnet

dalam, (Anwar Arifin, 1984:59) bahwa tujuan sentral dari strategi komunikasi

terdiri atas tiga, yaitu :

a. to secure understanding

b. to establish aceptance

c. to motivate action

To secure understanding artinya memastikan bahwa komunikan

mengerti dengan pesan yang diterimanya. Ketika komunikan telah mengerti dan

menerima, penerimanya itu harus dibina (to establish acceptance). Pada

akhirnya, kegiatan komunikasi dimotivasikan.

2. Komunikasi Kesehatan

Sesuai dengan namanya, konsep komunikasi kesehatan berakar dari dua

konsep yaitu komunikasi dan kesehatan itu sendiri. Komunikasi berasal dari

bahasa Latin communicatus yang artinya “berbagi” atau “menjadi milik

bersama”, menegaskan bahwa tujuan dilakukannya adalah untuk berbagi dalam

kebersamaan. Secara mendasar dan sederhana, komunikasi adalah proses

penyampaian atau pembagian pesan dari satu pihak ke pihak lain supaya

mendapatkan pemahaman bersama terhadap suatu hal pada pesan tersebut.

(Ahazrina, 2017)

Sedangkan pengertian kesehatan berasal kata dari sehat, dan dapat

dimaknai secara luas baik sehat jasmani maupun rohani. Gochman dan De

Page 28: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

17

Clereq menjelaskan bahwa kesehatan dapat sangat luas dan cukup sulit untuk

maknanya, dimana bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang mengandung

komponen biomedis, personal, serta sosiokultural. Hal ini juga bisa berarti kalau

kesehatan adalah kondisi atau keadaan dimana seseorang terbebas dari segala

penyakit fisik dan juga dilihat dari segi mental atau perasaan yang memang

lebih sulit untuk dilihat dan diamati secara kasat mata. (Ahazrina, 2017)

Menurut Healthy People 2010 dalam Liliweri (2009), komunikasi

kesehatan yaitu seni menginformasikan, mempengaruhi dan memotivasi

individu, institusi, serta masyarakat tentang isu-isu penting di bidang kesehatan

dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam masyarakat.

Sedangkan menurut Cline, R. dalam Liliweri (2009), komunikasi kesehatan

merupakan sebuah bidang teori, riset dan praktek yang berkaitan dengan

pemahaman dan saling ketergantungan mempengaruhi komunikasi (interaksi

simbolik dalam bentuk pesan dan makna) dan kepercayaan kesehatan terkait,

perilaku dan hasil.

Komunikasi kesehatan menurut Notoatmodjo (2007), merupakan usaha

yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan 8

masyarakat dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi,

baik menggunakan komunikasi interpersonal, maupun komunikasi massa.

Ratzan dalam Liliweri (2009) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

komunikasi kesehatan ialah proses kemitraan anara partisipan berdasarkan

dialog dua arah yang di dalamnya ada suasana interaktif, ada pertukaran

gagasan, ada kesepakatan mengenai kesatuan gagasan mengenai kesehatan,

Page 29: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

18

juga merupakan teknik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh

informasi mengenai kesehatan yang seimbang demi membaharui pemahaman

bersama.

Berdasarkan kedua konsep tersebut, dapat ditarik pengertian bahwa

komunikasi kesehatan adalah proses penyampaian pesan berisi hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan oleh pemberi pesan kepada penerimanya melalui

berbagai media yang dianggap tepat. Penyampaian pesan ini memiliki tujuan

dasar untuk memberikan pengarahan mengenai kesehatan secara utuh baik

jasmani dan rohani guna mendukung tercapainya perilaku manusia untuk

kesejahteraan sosial. Pesan-pesan yang terdapat di dalam komunikasi kesehatan

tentunya lebih berfokus dan khusus dibanding komunikasi secara umum, yang

biasanya meliputi mengenai isu-isu kesehatan yang sedang beredar dan

bagaimana penjagaaan kesehatan yang tepat bagi masyarakat.

Dengan menerapkan konsep komunikasi kesehatan, berbagai strategi

komunikasi digunakan supaya dapat menyampaikan informasi dan edukasi

kesehatan kepada berbagai lapisan masyarakat supaya dapat berperan aktif

dalam penggalakkan kesehatan. Penggalakkan kesehatan ini mencakup

berbagai hal dari soal penjagaan diri dari penyakit, proses pencegahan penyakit,

sampai bagaimana menyadari kalau orang-orang di sekitar mengalami kondisi

kesehatan yang tidak sehat baik secara jasmani maupun rohani. Dengan begitu,

masyarakat diharapkan memiliki pengetahuan mendasar dan informasi yang

mumpuni mengenai kesehatan untuk dapat memiliki sikap dan perilaku

masyarakat yang mengedepankan pola hidup sehat. (Ahazrina, 2017)

Page 30: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

19

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa komunikasi kesehatan memiliki

dua unsur penting yang menjadi dasar dalam konsep kajiannya, yaitu:

Masyarakat yang terdiri dari individu-individu melakukan proses komunikasi

untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dengan menggunakan berbagai

elemen dan strategi yang ada dalam kajian komunikasi. Media dan teknologi

terkini digunakan sebagai sarana atau channel untuk melakukan proses

penyampaian pesan-pesan kesehatan secara lebih luas supaya dapat

menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran individu serta komunitas terhadap

pentingnya kesehatan.

3. Tujuan Komunikasi Kesehatan

Secara mendasar, tujuan dari komunikasi kesehatan terbagi menjadi

tujuan strategis dan tujuan praktis. Tujuan strategis dari komunikasi kesehatan

ada empat, yaitu:

a. Menyampaikan informasi kesehatan dari satu pihak ke pihak lain, yang

mana diharapkan dan ditujukan supaya pihak yang diberi informasi akan

menyampaikan lagi informasi tersebut ke pihak selanjutnya. Dengan

begitu terjadi rantai informasi dan pengetahuan kesehatan yang terus-

menerus dan bersambung sehingga dapat diketahui oleh berbagai

kalangan masyarakat.

b. Membuat orang yang diberikan informasi dan edukasi dapat membuat

keputusan mengenai kesehatan, baik untuk diri mereka sendiri maupun

orang sekitar seperti keluarga atau kerabat.

Page 31: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

20

c. Membentuk terciptanya perilaku hidup yang sehat baik jasmani atau

rohani, dimana orang-orang yang mendapatkan informasi dapat

menjaga kesehatan mereka sendiri dan berusaha keras untuk terus

menciptakan lingkungan yang sehat.

d. Mengajak orang untuk memperhatikan dan memelihara kesehatan diri

mereka masing-masing, sehingga dapat terus sehat jasmani dan rohani

serta terhindar dari berbagai ancaman penyakit (Ahazrina, 2017)

Sedangkan tujuan praktis dari komunikasi kesehatan ada empat, yaitu:

a. Meningkatkan pengetahuan bagi pelaku kesehatan mengenai apa saja

prinsip dan proses komunikasi yang terjadi antara manusia, bagaimana

menyusun isi pesan supaya dapat tersampaikan dengan baik, memilih

media yang tepat dan sesuai dengan target yang akan diberikan

informasi, hingga mengatur feedback atau respon yang diberikan oleh

masyarakat kepada pemberi pesan.

b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam hal melaksanakan

komunikasi dengan efektif baik secara verbal maupun nonverbal guna

menyampaikan informasi dan pesan-pesan kesehatan pada masyarakat

luas.

c. Membentuk perilaku dan sikap yang tepat dalam mengkomunikasikan

pesan kesehatan dengan baik kepada masyarakat, serta memiliki gaya

bicara yang menyenangkan serta percaya diri sehingga pesan dapat

tersampaikan dengan baik.

Page 32: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

21

d. Memahami interaksi yang terjadi dengan audience atau masyarakat oleh

pelaku kesehatan saat menyampaikan pesan kesehatan dan mengerti

dengan baik mengenai hubungan antara kesehatan dengan perilaku

individu yang diberikan informasi (Ahazrina, 2017).

4. Manfaat komunikasi kesehatan

Manfaat mempelajari ilmu komunikasi kesehatan menurut Alo Liliweri.

(2009 : 56-69) adalah:

1. Memahami interaksi antara kesehatan dengan perilaku individu.

2. Meningkatkan kesadaran kita tentang isu kesehatan.

3. Melakukan strategi intervensi pada tingkat komunitas.

4. Menghadapi disparitas pemeliharaan kesehatan antar etnik atau ras dalam

suatu masyarakat.

5. Menampilkan ilustrasi ketrampilan, menggambarkan berbagai jenis

keterampilan untuk memelihara kesehatan, pencegahan, advokasi atau

sistem layanan kesehatan kepada masyarakat

6. Menjawab permintaan terhadap layanan kesehatan (mengetahui dan

melakukan analisis kebutuhan).

7. Memperkuat infrastruktur kesehatan masyarakat di masa yang akan

datang bagi hasil yang memuaskan masyarakat umum.

8. Membarui peranan para profesional di bidang kesehatan, misalnya

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para petugas medis,

memperkuat infrastruktur kesehatan, membangun kemitraan,

Page 33: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

22

mengembangkan akuntabilitas, dan mengembangkan pembuktian atas

layanan.

5. Hambatan-hambatan komunikasi dan cara mengatasinya

a. Hambatan Komunikasi

Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau

mengganggu tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat

mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit pemahaman

terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam memberikan umpan

balik yang sesuai.

Hambatan-hambatan komunikasi yaitu :

1. Hambatan Sosiologis

Hambatan sosiologis adalah masyarakat terdiri dari berbagai

golongan dan lapisan, yang menimbulkan perbedaan dalam status

sosial, agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan

sebagainya, yang kesemuanya dapat menjadi hambatan bagi

kelancaran komunikasi. (Effendy, 2008).

2. Hambatan Psikologis

Hambatan Psikologis adalah komunikasi sulit untuk berhasil apabila

komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa

iri hati, dan kondisi psikologis lainnya, juga jika komunikasai

menaruh prasangka (prejudice) kepada komunikator. (Effendy,

2008).

3. Hambatan Fisik

Page 34: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

23

Yang termasuk dalam hambatan komunikasi psikologis yakni:\

a) Hambatan Psikologis Kepentingan (Interest)

1) Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam

menanggapi atau menghayati pesan.

2) Sebagaimana telah diketahui bahwa komunikan dalam

komunikasi massa sangat heterogen (usia, jenis kelamin,

pekerjaan, pendidikan, dll). Hal ini memungkinkan setiap

individu komunikan memiliki kepentingan yang berbeda.

3) Atas dasar kepentingan yang berbeda, maka setiap individu

komunikan akan melakukan seleksi terhadap pesan yang

diinginkannya (manfaat/kegunaan).

b) Hambatan Psikologis Prasangka (Prejudice)

1) Prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang

seseorang atau sekelompok orang lain, dan sikap serta

perilakunya terhadap mereka.

2) Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan

3) Persepsi ditentukan oleh faktor personal (fungsional):

kebutuhan, pengalaman masa lalu, peran dan status.

4) Persepsi ditentukan oleh faktor situasional (struktural): Jika

kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat

Page 35: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

24

menilai fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya

dalam hubungan keseluruhan

5) Apabila suatu proses komunikasi sudah diawali oleh

kecurigaan (prasangka) maka tidak akan efektif.

c) Hambatan Psikologis Stereotif (Stereotype)

1) Prasangka sosial bergandengan dengan stereotif yang

merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai

sifat-sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang

bercorak negatif.

2) Stereotif misalnya tercermiun pada: orang Batak itu

berwatak keras, orang Sunda manja, dll.

3) Apabila dalam proses komunikasi massa ada komunikan

yang memiliki stereotif tertentu pada komunikatornya, maka

dapat dipastikan pesan apapun tidak akan bisa diterima oleh

komunikan. (Effendy, 2008).

b. Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi

Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan

ketidakefektifan komunikasi dapat kita atasi dengan memperhatikan beberapa

hal berikut ini:

1) Pengirim pesan/komunikator/sender

Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali

oleh pengirim pesan. Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi

sedemikian rupa agar tujuan komunikasi tercapai.

Page 36: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

25

Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat

penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami

pesan yang disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu

sesuai dengan apa yang didengar. Untuk menghindarinya, hal-hal yang

harus dilakukan adalah :

a) Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu.

b) Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat.

c) Memberikan penjelasan ketika diperlukan.

d) Melakukan pengulangan jika diperlukan.

e) Menerima dan memberikan umpan balik.

f) Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.

g) Mengembangkan sikap empati terhadap penerima komunikan dalam

mengatasi hambatan kultural atau budaya dalam komunikasi

2) Pesan

Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh

pengirim pesan kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun

pesan non verbal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah,

pengirim harus :

a) Menggunakan terminologi yang tepat.

b) Berbicara dengan jelas.

c) Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima

pesan untuk mendengarkan atau menerima pesan.

d) Menggunakan volume suara yang sesuai.

Page 37: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

26

e) Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif.

Inklusif artinya bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan

oleh penerima pesan untuk memahami maksud pengirim. Informasi

artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin diketahui oleh

penerima pesan.

3) Penerima/komunikan/komunikate/receiver Penerima pesan

membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu,

penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses

komunikasi yang berlangsung. Agar penerima pesan memegang

kendali, adalah penting bagi penerima pesan untuk yakin bahwa

pengirim pesan memahami apa yang diinginkan oleh penerima pesan

dan mengapa mereka menginginkannya. Aktif mendengarkan adalah

suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan untuk memfasilitasi

komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian, penerima

pesan aktif dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat

mendengarkan dengan aktif

4) Umpan Balik Pesan

Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap

pesan yang dikirim oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata,

nada suara, dan bahasa tubuh ketika mereka memberikan umpan balik.

Berbagai bentuk umpan balik yang diberikan dapat berupa pengakuan,

pengulangan, dan parafrase. Kemudian, yang dimaksud dengan

pengakuan adalah bahwa penerima pesan telah menerima dan

Page 38: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

27

memahami pesan yang disampaikan. Untuk pesan yang bersifat

informatif yang rumit, pengakuan saja tidaklah cukup untuk

memastikan dan memahami pesan yang disampaikan. Sedangkan, yang

dimaksud dengan pengulangan adalah mengulang kembali kata-kata

yang disampaikan oleh pengirim pesan. Terakhir, yang dimaksud

dengan parafrase adalah mengulang kata-kata yang disampaikan oleh

penerima pesan sendiri kepada pengirim pesan. Parafrase

memungkinkan penerima pesan untuk melakukan verifikasi terhadap

pemahaman pesan dan menunjukkan kepada pengirim pesan bahwa

penerima pesan mendengarkan pesan dengan baik. (Ambar, 2017).

6. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan (health care service) merupakan hak setiap orang

yang dijamin dalam Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya

peningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau

masyarakat secara keseluruhan (Veronika komalawati, 2010). Defenisi

Pelayanan kesehatan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Tahun 2009 (Depkes RI) yang tertuang dalam UndangUndang Kesehatan

tentang kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan

kesehatan, perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.

Page 39: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

28

Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang No.63 tentang

Kesehatan, bahwa pelayanan kesehatan secara umum terdiri dari dua bentuk

pelayanan kesehatan yaitu:

a. Pelayanan kesehatan perseorangan (medical service) Pelayanan

kesehatan ini banyak diselenggarakan oleh perorangan secara mandiri

(self care), dan keluarga (family care) atau kelompok anggota

masyarakat yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dan

memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Upaya pelayanan

perseorangan tersebut dilaksanakan pada institusi pelayanan kesehatan

yang disebut rumah sakit, klinik bersalin, praktik mandiri.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service) Pelayanan

kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan masyarakat

yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang

mengacu pada tindakan promotif dan preventif. Upaya pelayanan

masyarakat tersebut dilaksanakan pada pusat-pusat kesehatan

masyarakat tertentu seperti puskesmas. Kegiatan pelayanan kesehatan

secara paripurna diatur dalam

Pasal 52 ayat (2) Undang-Undang No.63 tentang Kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu:

a. Pelayanan kesehatan promotif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang

bersifat promosi kesehatan.

Page 40: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

29

b. Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan terhadap

suatu masalah kesehatan/penyakit.

c. Pelayanan kesehatan kuratif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,

pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit,

pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal

mungkin.

d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat

sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna

untuk dirinya dan masyarakat, semaksimal mungkin sesuai dengan

kemampuannya.

Berdasarkan uraian di atas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

di puskesmas, klinik, dan rumah sakit diatur secara umum dalam Undang-

Undang No.63 tentang Kesehatan Pasal 54 ayat (1) UU Kesehatan berbunyi

bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung

jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif. Dalam hal ini setiap

orang atau pasien dapat memperoleh kegiatan pelayanan kesehatan secara

professional, aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif serta lebih

mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding kepentingan

lainnya.

Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan

kesehatan, maka semakin berkembang juga aturan dan peranan hukum dalam

Page 41: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

30

mendukung peningkatan pelayanan kesehatan, alasan ini menjadi faktor

pendorong pemerintah dan institusi penyelenggara pelayanan kesehatan untuk

menerapkan dasar dan peranan hukum dalam meningkatkan pelayanan

kesehatan yang berorientasi terhadap perlindungan dan kepastian hukum

pasien.

Dasar hukum pemberian pelayanan kesehatan secara umum diatur

dalam Undang-Undang No.63 tentang Kesehatan Pasal 53, yaitu:

a. Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan

penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan

masyarakat.

c. Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding

kepentingan lainnya.

Kemudian dalam Pasal 54 UU Kesehatan juga mengatur pemberian

pelayanan kesehatan, yaitu:

a. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung

jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif. b. Pemerintah

dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan

pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

b. Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pemerintah,

Page 42: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

31

pemerintah daerah, dan masyarakat. Pelayanan kesehatan itu

sebenarnya juga merupakan perbuatan hukum, yang mengakibatkan

timbulnya hubungan hukum antara pemberi pelayanan kesehatan dalam

hal ini rumah sakit terhadap penerima pelayanan kesehatan, yang

meliputi kegiatan atau aktivitas professional di bidang pelayanan

prefentif dan kuratif untuk kepentingan pasien.

Secara khusus dalam Pasal 29 ayat (1) huruf (b) UU Rumah Sakit,

rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang

aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan

kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Peraturan

atau dasar hukum dalam setiap tindakan pelayanan kesehatan di rumah sakit

wajib dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 53 dan Pasal 54 UU

Kesehatan sebagai dasar dan ketentuan umum dan ketentuan Pasal 29 ayat (1)

12 huruf (b) UU Rumah Sakit dalam melakukan pelayanan kesehatan. Dalam

penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit mencakup segala aspeknya yang

berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.

Melalui ketentuan UU Kesehatan dan UU Rumah Sakit dalam hal ini

pemerintah dan institusi penyelenggara pelayanan kesehatan yakni rumah sakit,

memiliki tanggung jawab agar tujuan pembangunan di bidang kesehatan

mencapai hasil yang optimal, yaitu melalui pemanfaatan tenaga kesehatan,

sarana dan prasarana, baik dalam jumlah maupun mutunya, baik melalui

mekanisme akreditasi maupun penyusunan standar, harus berorientasi pada

ketentuan hukum yang melindungi pasien, sehingga memerlukan perangkat

Page 43: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

32

hukum kesehatan yang dinamis yang dapat memberikan kepastian dan

perlindungan hukum untuk meningkatkan, mengarahkan, dan memberi dasar

bagi pelayanan kesehatan.

Pihak-pihak yang berhubungan dengan setiap kegiatan pelayanan

kesehatan baik itu di rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun praktek pribadi,

antara lain:

a. Dokter

Dokter adalah orang yang memiliki kewenangan dan izin

sebagaimana mestinya untuk melakukan pelayanan kesehatan, khususnya

memeriksa dan mengobati penyakit berdasarkan hukum dan pelayanan di

bidang kesehatan. Pasal 1 ayat (11) Undang-Undang No. 29 Tahun 2004

tentang Praktik Kedokteran menjelaskan defenisi dokter adalah suatu

pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang

diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, dan kode etik yang bersifat

melayani masyarakat. Seorang dokter harus memahami ketentuan hukum

yang berlaku dalam pelaksanaan profesinya termasuk didalamnya tentang

persamaan hak-hak dan kewajiban dalam menjalankan profesi sebagai

dokter (Anny Isfandyarie, 2006:3). Kesadaran dokter terhadap kewajiban

hukumnya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain dalam

mejalankan profesinya harus benar-benar dipahami dokter sebagai

pengemban hak dan kewajiban.

b. Perawat

Page 44: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

33

Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam

situasi yang menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi

serta saling memengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap

individu yang bersangkutan (Mimin Emi, 2004:4) Menurut hasil Lokakarya

Keperawatan Nasional Tahun 1983, perawat adalah suatu bentuk pelayanan

professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

didasarkan pada ilmu pelayanan biopsiko-sosio-spiritual yang

komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik

yang sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia (Sri

Praptianingsih, 2007:25). Sebagai suatu profesi perawat mempunyai

kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat memberikan

kepercayaan bagi perawat untuk terus-menerus memelihara dan

meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan.

c. Bidan

Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun

internasional oleh sejumlah praktisi diseluruh dunia. Defenisi bidan

menurut International Confederation of Midwife (ICM) Tahun 1972 adalah

seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui

oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan

praktik kebidanan di negeri tersebut, bidan harus mampu memberi

supervisi, asuhan, dan memberi nasihat yang dibutuhkan wanita selama

hamil, persalinan, dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas

Page 45: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

34

tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi lahir dan anak (Atik

Purwandi, 2008:5)

Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi

abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta

melakukan tindakan pertolongan gawat-darurat pada saat tidak ada tenaga

medis lain. Defenisi bidan di Indonesia adalah seorang wanita yang telah

mengikuti dan menyelesaikan pendidikan kebidanan yang telah diakui

pemerintah dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan

memperoleh kualifikasi untuk registrasi dan memperoleh izin.

Secara otentik Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan No.

HK. 02. 02. /MENKES/149 /2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik

Bidan menjelaskan yang dimaksud dengan bidan adalah seorang perempuan

yang lulus dari pendidikan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi

dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita sebagai pasiennya

tetapi termasuk komunitasnya. Pendidikan tersebut termasuk antenatal,

keluarga berencana dan asuhan anak.

d. Apoteker

Menurut ketentuan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009

tentang Pekerjaan Kefarmasian, apoteker ialah sarjana farmasi yang telah

lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.

Adapun tugas yang dimiliki oleh seorang apoteker dalam melakukan

Page 46: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

35

pelayanan kesehatan diatur dalam PP 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pekerjaan kefarmasian termasuk pengendalian mutu

sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan,

pendistribusian obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep

dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan

obat, dan obat tradisional.

2) Membuat dan memperbaharui SOP (Standard Operational

Procedure) baik di industri farmasi.

3) Memenuhi ketentuan cara distribusi yang baik yang ditetapkan oleh

menteri, saat melakukan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi

atau penyaluran sediaan farmasi, termasuk pencatatan segala sesuatu

yang berkaitan dengan proses distribusi atau penyaluran sediaan

farmasi.

4) Sebagai penanggung jawab di industri farmasi pada bagian

pemastian mutu (quality Assurance), produksi, dan pengawasan

mutu.

5) Sebagai penanggung jawab fasilitas pelayanan kefarmasian yaitu di

apotek, di instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko

obat, atau praktek bersama.

6) Melakukan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) di apotek

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sadiaan farmasi

Page 47: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

36

dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan

masyarakat.

7) Menjaga kerahasiaan kefarmasian di industri farmasi dan di apotek

yang menyangkut proses produksi, distribusi dan pelayanan dari

sediaan farmasi termasuk rahasia pasien.

Pelayanan kegiatan kesehatan dapat diperoleh mulai dari tingkat

puskesmas, rumah sakit umum/swasta, klinik dan institusi pelayanan kesehatan

lainnya diharapkan kontribusinya agar lebih optimal dan maksimal. Masyarakat

atau pasien dalam hal ini menuntut pihak pelayanan kesehatan yang baik dari

beberapa institusi penyelenggara di atas agar kinerjanya dapat dirasakan oleh

pasien dan keluarganya, dilain pihak pemerintah belum dapat menerapkan

aturan pelayanan kesehatan secara tepat, sebagaimana yang diharapkan karena

adanya keterbatasanketerbatasan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan

dibutuhkan tenaga kesehatan yang baik, terampil dan fasilitas rumah sakit yang

baik, tetapi tidak semua institusi pelayanan medis tersebut memenuhi kriteria

tersebut, sehingga meningkatkan kerumitan sistem pelayanan kesehatan dewasa

ini.

7. Konsep Rumah Sakit

Pengertian atau defenisi dari rumah sakit tercantum dalam Pasal 1 ayat

(1) UU Rumah Sakit, pengertian rumah sakit ialah institusi pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna,

serta menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Rumah

sakit merupakan institusi yang mempunyai kemandirian untuk melakukan

Page 48: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

37

hubungan hukum yang penuh dengan tanggung jawab. Rumah sakit bukan

(persoon) yang terdiri dari manusia sebagai (natuurlinjk persoon) melainkan

rumah sakit diberikan kedudukan hukum sebagai (persoon) yang merupakan

badan hukum (rechtspersoon) sehingga rumah sakit diberikan hak dan

kewajiban menurut hukum (Hermien Hadiati Koeswadji, 1998:101). Yang

dimaksud dengan pelayanan kesehatan paripurna tingkat kedua adalah upaya

kesehatan perorangan tingkat lanjut dengan mendayagunakan pengetahuan dan

teknologi kesehatan spesialistik.

Rumah sakit diselenggarakan berasaskan Pascasila dan didasarkan

kepada nilai kemanusiaan, etika, dan profesionalitas, manfaat, keadilan,

persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan, dan

keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial. Rumah sakit harus

diselenggarkan oleh suatu badan hukum yang dapat berupa perkumpulan,

yayasan atau perseroan terbatas.

Menurut Pasal 18 UU Kesehatan diatur bahwa rumah sakit dibagi

berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaanya yaitu, sebagai berikut :

a. Jenis pelayanan yang diberikan rumah sakit dikategorikan dalam

rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.

1) Rumah sakit umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua

bidang dan jenis penyakit yang masih dapat dikategorikan sebagai

penanganan penyakit secara umum atau menyeluruh.

Page 49: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

38

2) Rumah sakit khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang

atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan

umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

b. Sedangkan berdasarkan pengelolaanya rumah sakit dibagi menjadi

rumah sakit publik dan rumah sakit privat yaitu sebagai berikut :

1) Rumah sakit publik dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba yang

diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum

atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan dengan tidak dapat dialihkan

menjadi Rumah Sakit Privat.

2) Rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit

yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

c. Klasifikasi berdasarkan Kepemilikan terdiri atas rumah sakit

pemerintah, Rumah Sakit yang langsung dikelola oleh Departemen

Kesehatan Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas Rumah

Sakit pemerintah terdiri dari:

1) Rumah sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan,

Rumah Sakit pemerintah daerah, Rumah Sakit militer, Rumah Sakit

BUMN, dan Rumah Sakit swasta yang dikelola oleh masyarakat.

2) Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan Klasifikasi berdasarkan

jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri atas Rumah Sakit Umum,

memberi pelayanan kepada pasien dengan beragam jenis penyakit

Page 50: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

39

dan Rumah Sakit Khusus, memberi pelayanan pengobatan khusus

untuk pasien dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non

bedah. Contoh: rumah sakit kanker, rumah sakit bersalin.

3) Klasifikasi berdasarkan lama tinggal Berdasarkan lama tinggal,

rumah sakit terdiri atas rumah sakit perawatan jangka pendek yang

merawat penderita kurang dari 30 hari dan rumah sakit perawatan

jangka panjang yang merawat penderita dalam waktu rata-rata 30

hari.

4) Klasifikasi berdasarkan status akreditasi Berdasarkan status

akreditasi terdiri atas rumah sakit yang telah diakreditasi dan rumah

sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit telah diakreditasi adalah

rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan

sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit

telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu.

5) Klasifikasi Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Swasta

Klasifikasi rumah sakit umum maupun rumah sakit swasta

diklasifikasikan menjadi Rumah sakit kelas A, B, C, dan D.

Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan,

fisik dan peralatan.

a) Rumah sakit kelas A, adalah rumah sakit yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan

subspesialistik luas.

Page 51: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

40

b) Rumah sakit kelas B, adalah rumah sakit yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya

sebelas spesialistik dan subspesialistik terbatas.

c) Rumah sakit kelas C, adalah rumah sakit yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.

d) Rumah sakit kelas D, adalah rumah sakit yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik.

Rumah sakit mempunyai hak-hak sebagaimana yang diatur dalam Pasal

30 UU Rumah Sakit antara lain, sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai

dengan klasifikasi rumah sakit.

b. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka pengembangan

pelayanan.

c. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

d. Menggugat pihak yang mengalami kerugian.

e. Mendapatkan pelindungan hukum.

f. Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di rumah sakit.

Kewajiban rumah sakit menurut Pasal 29 UU Rumah Sakit, disebutkan

bahwa setiap rumah sakit mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit

kepada masyarakat.

Page 52: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

41

b. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,

nondiskriminasi dan efektif mengutamakan kepentingan pasien.

c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan

kemampuan pelayanannya.

d. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan bagi masyarakat umum

atau miskin.

e. Menyelenggarakan rekam medis.

f. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan

kewajiban pasien.

C. Kerangka Pikir

Upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat umum

pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba perlu merumuskan dan

memilih strategi-strategi apa saja yang mendukung jalannya proses

implementasi kegiatan. Strategi yang digunakan dalam proses implementasi

tersebut dapat diadopsi dari strategi-strategi komunikasi yang baik dimana

melibatkan proses komunikasi yang efektif.

Terkait dengan strategi komunikasi oleh pihak Rumah Sakit Sultan Dg.

Radja Bulukumba dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

umum tentunya diperlukan keahlian tersendiri oleh para komunikator dalam

menyamapaikan pesan kepada masyarakat dengan tujuan untuk memastikan

bahwa masyarakat mengerti dan paham dengan apa yang disampaikan selain itu

sikap penerimaan masyarakat terhadap pesan yang diberikan dapat terus terjalin

dengan baik guna mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator

Page 53: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

42

dari proses komunikasi tersebut. Berdasrkan urain tersebut di atas maka dalam

penelitian ini penulis hendak mengkaji mengenai strategi komunikasi pada

pelayanan kesehatan masyarakat umum (Study Kasus Rumah Sakit Sultan Dg.

Radja Bulukumba).

Strategi komunikasi yang dilakukan harus luwes sehingga komunikator

sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor

yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi bisa

datang sewaktu-waktu, lebih lagi jika komunikasi dilangsungkan melalui media

massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen

komunikan, sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai. Menurut

Yusuf Zainal Abidin, (2015) untuk dapat membuat rencana dengan baik maka

ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi komunikasi,

yaitu :

a. Mengenal Khalayak Merupakan langkah pertama bagi komunikator

agar komunikasi yang dilakukan berjalan dengan efektif.

b. Menyusun Pesan Merupakan langkah kedua setelah mengenal khlayak

dan situasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan yang

mampu menarik perhatian para khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan

menentukan tema atau materi. Syarat utama dalam mempengaruhi

khalayak dari komponen pesan adalah mampu membangkitkan

perhatian khalayak. Perhatian merupakan pengamatan yang terpusat.

Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya

perhatian dari khalayak terhadap pesan – pesan yang disampaikan.

Page 54: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

43

c. Menetapkan Metode Dalam dunia komunikasi, metode penyampaian

dapat dilihat dari 2 aspek: (1) menurut cara pelaksanaannya, yaitu

semata-mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan

melepaskan perhatian dari isi pesannya. (2) menurut bentuk isi yaitu

melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud

yang dikandung.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Fikir

D. Fokus Penelitian

Penelitian tentang strategi komunikasi pada pelayanan kesehatan

masyarakat umum pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba difokuskan

pada konsep strategi komunikasi yang digunakan pihak Rumah Sakit Sultan Dg.

Radja Bulukumba dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat umum

dengan indikator:

1. Mengenal Khalayak

2. Menyusun Pesan

Rumah Sakit Sultan Dg.

Radja Bulukumba

Strategi Komunikasi

1. Mengenal Khalayak

2. Menyusun Pesan

3. Menetapkan Metode

(Yusuf Zainal Abidin, 2015)

Sehingga menghasilkan komunikasi

yang efektif

Hambatan komunikasi

Page 55: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

44

3. Menetapkan Metode

E. Definisi Fokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian tersebut di atas maka dapat di defenisikan

sebagai berikut:

1. Mengenal khalayak adalah Memahami khalayak/masyarakat, terutama yang

akan menjadi target sasaran program komunikasi melalui segmentasi

khalayak dengan cara memetakan (scanning) karakteristik khalayak.

2. Menyusun Pesan, yang dimaksudkan adalah pesan yang bersifat informatif

dan persuasif, pesan informatif adalah penyampaian pesan yang ditujukan

pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk

pernyataan berupa: keterangan, penerangan, berita, dan sebagainya. Dan

pesan persuasif yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk.

Dalam hal ini khalayak digugah baik pikiran maupun perasaannya.

Sedangkan jika berbentuk program penyuluhan untuk penyadaran

masyarakat maka sifat pesannya harus persuasif dan edukatif. Yang

dimaksud edukatif adalah memberikan sesuatu ide kepada khalayak

berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat

dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya dengan disengaja, teratur

dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang

di inginkan. Namun jika program yang ingin disampaikan sifatnya hanya

sekedar diketahui masyarakat, maka pesannya harus bersifat informatif.

Sehingga dalam penelitian ini difokuskan pada dua model dalam

Page 56: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

45

penyusunan pesan yaitu; penyusunan pesan yang bersifat informatif dan

penyusunan pesan yang bersifat persuasif.

3. Menetapkan metode, yaitu metode penyampaian pesan berdasarkan

pelaksanaan dan bentuk isinya. Menurut cara pelaksanaannya meliputi

redundancy (repetition) dan canalizing. Sedangkan menurut bentuk isinya

meliputi metode informative, persuasive, educative dan cursive.

- Metode redundancy adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan

mengulang-ulang pesan pada khalayak.

- Metode canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk menerima

pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah

sikap dan pola pemikirannya ke arah yang dikehendaki.

- Metode kursif (curvise) adalah mempengaruhi khalayak dengan jalan

memaksa tanpa memberi kesempatan berpikir untuk menerima gagasan-

gagasan yang dilontarkan dan dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-

peraturan.

Page 57: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian sebagai upaya untuk memoperoleh kebenaran, harus disadari oleh

proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. (Noor Juliansyah

2001:22). Penentuan suatu metode yang digunakan dalam suatu penelitian akan

menentukan bagaimana hasil dari keabsahan dan tingkat kebenaran hasil

penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti berusaha mengurai segala

permasalahan mengenai strategi komunikasi pada pelayanan kesehatan masyarakat

umum pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba.

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

4. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini rencananya akan dilaksanakan selama 2

bulan pada tahun 2019

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanak di Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif.

Metode penelitian secara umum diartikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang

dilakukan secara bertahap dimulai dengan penentuan topik, pengumpulan data

dan menganalisis data, sehingga nantinya diperoleh suatu pemahaman dan

46

Page 58: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

47

pengertian atas topik tertentu. Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data

pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan

oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah (Moleong, 2007:5).

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode

kualitatif. Kemudian pendekatan yang digunakan adalah studi kasus.

Pendekatan tersebut dilakukan kepada orang-orang yang terkait dengan

kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat umum pada Rumah Sakit Sultan Dg.

Radja Bulukumba.

C. Sumber data

1. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari narasumber melalui wawancara

yang berkaitan dengan strategi komunikasi pada pelayanan kesehatan

masyarakat umum pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung. Data tersebut berupa buku,

literature, jurnal, laporan-laporan, surat kabar, hasil penelitian terdahulu dan

dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Informan

Menurut Moleong (2007;132) ”Informan adalah orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

belakang penelitian.” Informan dalam penelitian ini merupakan orang yang

Page 59: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

48

dapat memberikan informasi maupun keterangan mengenai fakta-fakta yang

terjadi di lapangan. Dalam penentuan informan di dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik Purposive Sampling yakni dengan cara sengaja karena

alasan-alasan sifat yang diketahui dari sampel tersebut atau menetapkan

informan yang dianggap tahu dalam masalah yang sedang diteliti secara

mendalam. Oleh karena itu, dalam penelitian ini jumlah informan yang

ditentukan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba

2. Kapala Bagian Humas Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba

3. Pegawai/staf bagian pelayanan Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba

4. Pasien

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan metode Dokumentasi, Wawancara, dan Observasi.

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara

pengumpulan data-data sekunder yang diperoleh dari strategi komunikasi

pada pelayanan kesehatan masyarakat umum pada Rumah Sakit Sultan Dg.

Radja Bulukumba. Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan

mempelajari dokumen-dokumen serta mencatat data tertulis yang ada

hubungannya dengan obyek penelitian. Sehingga semua dokumen yang

berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan dapat dicatat sebagai

sumber informasi. (W. Gulo:2007:123).

Page 60: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

49

Adapun studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah

a. Gambar sebagai proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber

apapun seperti foto, gambar hidup, sketsa, dan lainnya.

b. Sumber data tertulis yaitu sumber resmi dan tak resmi.

1) Sumber resmi merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh

lembaga/perorangan atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu

sumber resmi formal dan sumber resmi informal.

2) Sumber tidak resmi, merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan

oleh individu tidak atas nama lembaga.

2. Wawancara

Wawancara menurut Sugiyono (2009: 73) mengemukakan beberapa

macam wawancara diantaranya adalah wawancara terstruktur, semistruktur dan

tidak terstruktur. Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis memilih

melakukan metode wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) yaitu

wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.

3. Observasi

Menurut Sugiyono (2009: 204) observasi merupakan kegiatan pemuatan

penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat pada proses pelaksanaan

pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan non-partisipan

Page 61: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

50

a. Observasi partisipan yaitu proses pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti dengan cara terlibat langsung pada kegiatan yang diamati untuk

melakukan pencatatan serta pengumpulan data-data yang berhubungan

dengan masalah penelitian

b. Observasi non partisipan adalah dimana peneliti tidak ikut secara

langsung dalam kegiatan orang yang akan diobservasi, dan secara

terpisah berkedudukan selaku pengamat dengan memperhatikan situasi

yang terjadi

Berdasarkan uraian di atas maka jenis observasi yang digunakan pada

penelitian ini adalah observasi non-partisipan. Dalam melakukan observasi,

peneliti memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah terkait

strategi komunikasi pada pelayanan kesehatan masyarakat umum pada Rumah

Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba.

F. Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data

kualitatif. Dengan tujuan memberikan gambaran secara lengkap aktual, dan

akurat mengenai fenomena yang diteliti. Gambaran tersebut didapat dari hasil

pengumpulan data baik dengan observasi, wawancara, studi pustaka dan

dokumentasi. Hasil tersebut kemudian dijabarkan dan dimasukkan ke dalam

pola penelitian dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian sehinnga dapat

ditarik kesimpulan dari penelitian. Analisis data dalam penelitian kualitati

dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah

Page 62: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

51

selesai di lapangan. Menurut Nasution dalam Sugiyono ( 2009 : 245 )

menyatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,

sebelum terjun lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil

penelitian. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data dalam penelitian

kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan tentang relevan tidaknya antara data

dengan tujuan penelitian. Informasi dari lapangan sebagai bahan mentah

diringkas, disusun lebih sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok yang penting

sehingga lebih mudah dikendalikan. Mereduksi data berarti mempertegas,

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, serta memfokuskan pada hal-hal

yang penting sesuai pola dan temanya. Dalam mereduksi data, peneliti mengacu

pada tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama penelitian kualitatif yaitu temuan

di lapangan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, tahap selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, grafik, matrik, network dan chart. Selain itu, dalam penyajian data

juga dilakukan kategorisasi, yaitu memilah-milah setiap satuan ke dalam

bagian-bagian yang memiliki kesamaan. Pada tahap ini juga peneliti berupaya

mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan

yang diawali dengan pengkodean pada setiap subpokok permasalahan

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Page 63: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

52

Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah langkah ketiga dalam

analisis data yang berusaha mencari data yang dikumpulkan, kemudian mencari

pola, tema hubungan, permasalahan hal-hal yang sering muncul dan

sebagainya. Dalam penelitian kualitatif penarikan kesimpulan dan verifikasi

dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan diawal,

namun tidak menutup kemungkinan juga tidak menjawab rumusan masalah.

Hal ini karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang belum

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang

sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi

jelas, dapat berup hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

G. Keabsahan Data

Menurut Zuldafrial (2012:89) “keabsahan data merupakan padanan dari

konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) menurut versi

penelitian kuantitatf dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kereteria,

dan paradigmanya sendiri”. Keabsahan data dapat dicapai dengan

menggunakan proses pengumpulan data yang tepat, salah satu caranya yaitu

dengan proses triangulasi. Menurut Afifuddin (2009:143) triangulasi yaitu

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data itu. Menurut Patton dalam Afifuddin (2009:143) terdapat empat macam

triangulasi sebgai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan :

Page 64: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

53

1. Triangulasi data Menggunakan berbagai sumber data, seperti dokumen,

arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai

lebih dari satu subjek yag dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

2. Triangulasi pengamat Adaya pengamat diluar peneliti yang turut memeriksa

hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, misalnya pembimbing

bertindak sebagai pengamat (export judgement) yang memberikan masukan

terhadap hasil pengumpulan data.

3. Triangulasi teori Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk

memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat.

4. Triangulasi metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal,

seperti metode wawancara dan metode observasi.

Berdasarkan keempat teknik pemeriksaan keabsahan peneliti

menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Triangulasi data

menggunakan berbagai sumber data, seperti dokumen, arsip hasil wawancara,

hasil observasi atau dengan mewawancarai beberapa subjek yang dianggap

memiliki sudut pandang yang berbeda. Sedangkan triangulasi metode peneliti

menggunakan beberapa metode untuk meneliti suatu hal. Pada kajian ini

peneliti menggunakan metode penelitian wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

Page 65: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Bulukumba

a. Geografis dan Administrasi

Kabupaten Bulukumba terletak di bagian selatan Provinsi Sulawesi

Selatan dan berjarak 153 Km dari Makassar (Ibu Kota Provinsi Sulawesi

Selatan). Kabupaten Bulukumba terletak antara 05020’ 05040’ LS dan

119058’ – 120028’ BT yang terdiri dari 10 Kecamatan dengan batas-batas

yakni :

1) Sebelah Utara berbatasan Kabupaten Sinjai;

2) Sebelah Timur berbatasan Teluk Bone;

3) Sebelah Selatan berbatasan Laut Flores;

4) Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Bantaeng.

Luas wilayah Kabupaten Bulukumba sekitar 1.154,7 km2 atau

sekitar 2,5 persen dari luas wilayah Sulawesi Selatan yang meliputi 10

(sepuluh) Kecamatan dan terbagi dalam 27 Kelurahan dan 109 Desa.

Ditinjau dari segi luas Kecamatan Gantarang dan Kecamatan Bulukumpa

merupakan dua wilayah Kecamatan terluas masing-masing seluas 173,51

km2 dan 171,33 km2 sekitar 30 persen dari luas Kabupaten. Kemudian

disusul Kecamatan lainnya dan terkecil adalah Kecamatan Ujung Bulu

yang merupakan pusat Kota Kabupaten dengan luas 14,4 km2 atau hanya

54

Page 66: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

55

sekitar 1 persen.

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten

Bulukumba Tahun 201549

No

Kecamatan Luas

(km2)

Persentase

(%)

Banyaknya Desa/Kelurahan

Desa Kelurahan 1 Gantarang 173,51 15,03 17 3 2 Ujung Bulu 14,44 1,25 - 9 3 Ujung Loe 144,31 12,50 12 1 4 Bonto Bahari 108,60 9,41 4 4 5 Bonto Tiro 78,34 6,78 12 1 6 Herlang 68,79 5,96 6 2 7 Kajang 129,06 11,18 17 2 8 Bulukumpa 171,33 14,84 14 3 9 Rilau Ale 117,53 10,18 14 1 10 Kindang 148,76 12,88 12 1 Jumlah 1154,67 100 49 21

Sumber: Kabupaten Bulukumba Dalam Angka, 2019

Wilayah Kabupaten Bulukumba hampir 95,4 persen berada pada

ketinggian 0 sampai 1000 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan

tingkat kemiringan tanah umumnya 0-400. Terdapat sekitar 32 aliran

sungai yang dapat mengairi sawah seluas 23.365 Hektar. Curah hujannya

rata-rata 152 mm per bulan dan rata-rata hari hujan 10 hari per bulan.

Gambar 4.1. Peta Kabupaten Bulukumba

Page 67: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

56

b. Kondisi Demografis

Penduduk Kabupaten Bulukumba Pada tahun 2019 tercatat

sebanyak 410.485 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) Kecamatan. Dari 10

kecamatan, Kecamatan Gantarang yang mempunyai jumlah penduduk

terbesar yaitu 74.061 jiwa. Dilihat dari perkembangan jumlah penduduk

dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu periode 2015-2019

terdapat peningkatan jumlah penduduk sebesar 2,9%. pada tahun 2015

berdasarkan hasil pengelolahan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

Bulukumba jumlah penduduk tercatat sebanyak 398.531 jiwa.

Tabel 4.2. Tingkat Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di

Kabupaten Bulukumba Tahun 2019

No Kecamatan Jumlah

Penduduk Luas (km2) Kepadatan Penduduk

1 Gantarang 74.061 173,51 427 2 Ujung Bulu 52.832 14,44 3.659 3 Ujung Loe 41.114 144,31 285 4 Bonto Bahari 25.040 108,60 231 5 Bonto Tiro 22.075 78,34 282 6 Herlang 24.507 68,79 356 7 Kajang 48.411 129,06 375 8 Bulukumpa 52.059 171,33 304 9 Rilau Ale 39.473 117,53 336 10 Kindang 30.913 148,76 208

Jumlah

2019 410.485 1.154,67 355 2018 407.775 1.154,67 353 2017 404.896 1.154,67 350 2016 400.990 1.154,67 347 2015 398.531 1.154,67 345

Sumber: Kabupaten Bulukumba Dalam Angka, 2019

Page 68: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

57

Gambar 4.2. Perkembangan Penduduk Kabupaten Bulukumba

Kepadatan penduduk Kabupaten Bulukumba pada tahun 2019 yaitu

355 jiwa per km2. Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah

Kecamatan Ujung Bulu yaitu 3.659 jiwa per km2. Hal ini terjadi karena

Kecamatan tersebut merupakan ibukota Kabupaten Bulukumba. Dilihat

dari jenis kelamin, penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-

laki yaitu 216.472 jiwa perempuan dan 194.013 jiwa laki-laki. Dengan

demikian rasio jenis kelamin (perbandingan laki-laki dengan perempuan)

adalah 90, yang berarti dalam setiap 100 orang penduduk perempuan

terdapat 90 orang penduduk laki-laki.

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut

Kecamatan di Kabupaten Bulukumba Tahun 2019

No Kecamatan Jenis Kelamin Rasio

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1 Gantarang 35.423 38.638 0,92 2 Ujung Bulu 25.442 27.390 0,93 3 Ujung Loe 19.420 21.694 0,90 4 Bonto Bahari 11.382 13.658 0,83 5 Bonto Tiro 9.582 12.439 0,77 6 Herlang 11.113 13.394 0,83 7 Kajang 23.049 25.362 0,91 8 Bulukumpa 24.917 27.142 0,92 9 Rilau Ale 18.595 20.878 0,89

Perkembangan Penduduk

2019 2018 2017 2016 2015

420000

410000

400000

390000

Page 69: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

58

10 Kindang 15.090 15.823 0,95 Jumlah 194.013 216.472 0,90

Sumber: Kabupaten Bulukumba Dalam Angka, 2019

2. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Bulukumba

a. Sejarah Singkat Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Bulukumba didirikan pertama kali pada tahun

1969 yang terletak di Jl. Dr. Soetomo No. 1 Bulukumba bergabung dengan

Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba.

Sesuai dengan tuntutan perkembangan kebutuhan RSU, kemudian

dibangunlah Rumah Sakit Umum Baru yang berlokasi di Jl. Serikaya No.

17 diwilayah Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba di atas lahan

seluas 5 ha, dengan luas bangunan 15.000 m2.

Pada tanggal 18 Maret 1987 seluruh pelayanan rawat inap dan rawat

jalan dipindahkan di lokasi Rumah sakit Umum baru dan diresmikan

penggunaannya oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang saat itu

dijabat oleh Bapak Suwarjono Surjaningrat, dengan status rumah sakit tipe

“D”.

Perempuan 38.638 27.39 21.694 13.658 12.439 13.394 25.362 27.142 20.878 15.823

Laki-laki Perempuan

35.423 25.442 19.42 11.382 9.582 11.113 23.049 24.917 18.595 15.09

mpa Ale g

Laki-laki

ang Bulu Loe Bahari Tiro g

Gantar Ujung Ujung Bonto Bonto Herlan Kajang

Buluku Rilau Kindan

50 40 30 20 10

0

Page 70: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

59

Pada tahun 1990, Rumah Sakit Umum Bulukumba ditingkatkan lagi

kelasnya menjadi rumah sakit tipe “C” berdasarkan Peraturan Daerah No.

1 Tahun 2007, tanggal 17 Januari 2007 berganti nama menjadi RSUD. H.

Andi Sulthan Daeng Radja (Pahlawan Nasional) yang diresmikan oleh

Gubernur Sulawesi Selatan yang saat itu dijabat oleh Bapak H. M. Amin

Syam.

Penetapan penerapkan Pola Pengeloaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah (PPK-BLUD) berdasarkan Surat Keputusan Bupati

Bulukumba Nomor : Kpts. 1178/XII/2013 Tanggal 27 Desember 2013

dengan status BLUD penuh.

Pada tahun 2015 Rumah Sakit Umum Daerah Bulukumba

ditingkatkan lagi kelasnya menjadi rumah sakit tipe “B” sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0196/2015 tanggal 4

Februari 2015, yang memberikan pelayanan kesehatan, pelayanan

pendidikan, pelatihan dan penelitian serta pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang kesehatan.

Sejak Rumah Sakit Umum Daerah Bulukumba berdiri mulai tahun

1969 dengan nama Rumah Sakit Umum Bulukumba hingga tahun 2016

dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah H. Andi Sulthan Daeng Radja

Bulukumba telah beberapa kali mengalami pergantian direktur yang

dimulai dari:

1) Tahun 1969-1983 : dr. H. Mudassir

2) Tahun 1983-1987 : dr. MK. Effendi Pulungan

Page 71: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

60

3) Tahun 1987-1989 : dr. H. Haeruddin Panggara, Sp.A

4) Tahun 1989-1993 : dr. H. AH. Simadiah, MHA

5) Tahun 1993-1995 : dr. Hj. Nadia Hamid

6) Tahun 1995-2006 : dr. H. Rusni Sufran, M.Kes

7) Tahun 2006-2011 : dr. Hj. Andi Diamarni Gandhis, MARS.

8) Tahun 2011-2013 : dr. H.Abd.Gaffar, M. Epid.

9) Tahun 2013-2017 : dr. Hj. Wahyuni AS, MARS

10) Tahun 2017-sekarang : dr. H. Abdur Rajab H., MM

b. Lokasi

RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba terletak di Jalan

Serikaya No.17 Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba dengan

lahan seluas 5 hektar. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H. Andi

Sulthan Daeng Radja Bulukumba terletak di :

1) Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Flores dan Kabupaten Selayar.

2) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sinjai.

3) Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone.

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng

Peta Lokasi

Rsud. H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba

Gambar 4.3. Peta Kabupaten Bulukumba

Page 72: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

61

c. Visi, Misi Rumah Sakit

1) Visi :

Visi Rumah Sakit adalah “Menjadi Rumah Sakit Rujukan yang

Berkualitas, Profesional dan Sejahtera”.

2) Misi :

a) memberikan pelayanan cepat, tepat, aman, nyaman dan terjangkau

oleh masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal;

b) melayani sesuai dengan standar pelayanan yang dilandasi etika

profesi;

c) meningkatkan program pembangunan mutu pelayanan rumah sakit

secara berkesinambungan;

d) meningkatkan kualitas SDM rumah sakit melalui pendidikan dan

pelatihan;

e) Mengembangkan sistem informasi berbasis teknologi;

f) mewujudkan kesejahteraan karyawan yang lebih baik.

d. Tugas Pokok

RSUD. H. Andi Sulthan Daeng Radja berfungsi melaksanakan

upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan

secara serasi, terpadu dengan upaya rujukan, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

e. Fungsi

RSUD. H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba berfungsi untuk :

Page 73: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

62

1) Menyelenggaraan Pelayanan Medis dan Penunjang Medis serta Non

2) Medis.

3) Menyelenggaraan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan dan pelayanan

rujukan.

4) Menyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan serta Penelitian dan

Pengembangan.

5) Melaksanakan Pelayanan Teknis Administrasi ketatusahaan serta

Pengelolaan Keuangan.

f. Struktur Organisasi

Organisasi dan tata laksana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H.

Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba telah ditetapkan Berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja

Inspektorat, Bappeda, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain

Kabupaten Bulukumba sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 8 Tahun 2015.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan tata Kerja Inspektorat, Bappeda, Lembaga Teknis Daerah dan

Lembaga Lain Kabupaten Bulukumba sebagaimana telah diubah beberapa

kali terakhir dengan Peraturan daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 8

Tahun 2015, maka struktur organisasi Tipe B RSUD H. Andi Sultan Daeng

Radja adalah sebagai berikut:

Page 74: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

63

Gambar 4.4. Struktur Organisasi

B. Strategi komunikasi pada pelayanan kesehatan masyarakat umum pada

Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba

Berdasarkan hasil penelitian pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba,

dapat dijelaskan beberapa strategi komunikasi pada pelayanan kesehatan

masyarakat umum sebagai berikut:

1. Mengenal Khalayak

Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi petugas

pelayanan kesehatan pada rumah Sultan Dg. Radja Bulukumba agar

komunikasi yang dilakukan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa proses komunikasi khalayak itu sama

sekali tidak pasif melainkan aktif sehingga antara komunikator dan

komunikan bukan saja terjadi hubungan melainkan juga terjadi proses saling

berinteraksi artinya komunikan dapat menyampaikan pendapat secara

terbuka oleh komunikator dan begitu juga sebaliknya. Dalam penyusunan

Page 75: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

64

strategi komunikasi pengenalan terhadap khalayak menjadi penting sebagai

langkah awal untuk mempermudah komunikasi terhadap masyarakat

khususnya dalam memberikan pelayanan sebagaimana yang diungkapkan

oleh Kepala Direktur Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba Bapak Dr.

H. Abdur Rajab, H.Mn bahwa:

“Cara untuk menganal khalayak yang pertama adalah perawat

melakukan perkenalan dengan pasiennya yang baru memasuki

rumah sakit. Setelah itu perawat mengembangkan hubungan

komunikasi disini perawat memulainya dengan memberikan salam,

senyum, memberikan keramahtamahan kepada pasien, dan

menanyakan keluhan pasien, dan lain-lain. (Hasil wawancara pada

tanggal 20 Desember 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa

pengenalan terhadap khayalak merupakan strategi utama yang harus

dilakukan oleh petugas pelayanan di Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba. Adapun cara yang dilakukan untuk dapat mengenal khalayak

adalah dengan memberikan salam, senyum, memberikan keramahtamahan

kepada pasien, dan menanyakan keluhan pasien. Hasil wawancara dengan

Kapala Sub. Bagian Humas dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit Sultan

Dg. Radja Bulukumba Ibu Gumala Rubiah, S.Km, M.Kes mengatakan

bahwa bahwa:

“Upaya yang kami lakukan untuk mengenal khalayak dengan baik

dengan cara mempelajari atau membaca riwayat pasien khsusunya

pasien yang dirujuk dari puskesmas selain itu penting juga kami

tanyakan masalah bahasa yang sering digunakan oleh pasien apakah

dia mengerti dengan bahasa Indonesia atau tidak sebab di Kabupaten

Bulukumba khususnya, terdapat beberapa bahasa yang yang

digunakan oleh masyarakat yakni bahasa bugis dan konjo.

Selanjutnya kami tanyakan berbagai keluhan atau penyakit yang

diderita oleh pasien, misalnya sudah berapa lama sakit atau gejala-

Page 76: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

65

gejala yang ia rasakan selama ini” (Hasil wawancara pada tanggal

23 Desember 2019).

Setiap petugas pelayanan sebelum melakukan komunikasi harus

mengenal sasaran yang hendak dituju. Sebagaimana pendapat dari Cangara,

(2008:26) yang menjelaskan bahwa khalayak merupakan pihak yang

menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh komunikator. Hal ini tentu saja

bergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar

mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan

tindakan tertentu (metode persuasif atau instruktif). Sasaran komunikasi

petugas pelayanan ditentukan berdasarkan kondisi yang dihadapi oleh

masyarakat. Dengan mengetahui kondisi yang dialami oleh masyarakat

maka petugas dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kondisi atau

keluhan dari pasien.

Dari hasil observasi penulis di Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba terlihat bahwa para petugas pelayanan senantiasa berupaya

untuk mengenali setiap masyarakat atau pasien yang hendak diberikan

pelayanan. Hal itu dilakukan karena beberapa masyarakat yang datang

menggunakan bahasa sesuai dengan daerah masing-masing seperti warga

Kajang Ammatoa yang masih menggunakan Bahasa Konjo dan belum

terlalu lancar dalam menggunkan Bahasa Indonesia.

Adanya perbedaan bahasa antara pasien dengan petugas pelayanan

menyebabkan pelayanan kadang menjadi terhambat sehingga diperlukan

sebuah strategi komunikasi yang tepat guna menunjang proses pelayanan.

Page 77: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

66

Menurut salah seorang pegawai/staf bagian pelayanan Rumah Sakit Sultan

Dg. Radja Bulukumba Ibu Nita Wirayu Indasari juga menjelaskan bahwa:

“Adapun strategi yang kami lakukan untuk dapat mengenal

khalayak dengan baik adalah suatu cara yang umum digunakan

untuk mengidentifikasi pasien adalah menanyakan minimal dua

hal yang berkaitan dengan identitas pasien. Biasanya, yang

ditanyakan pertama adalah nama dan tanggal ahir tujuannya

adalah agar kita dapat mengenali pasien serta menghindari

terjadinya kesalahan pada saat pemberian obat demi keselamatan

pasien. Yang kedua adalah alamat dan keluhan yang dialalami

oleh pasien”. (Hasil wawancara pada tanggal 20 Desember 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa

pentingnya mengenal khalayak adalah untuk memperlancar proses

komunikasi. Untuk itu diharapkan kepada setiap petugas pelayanan agar

benar-benar memahami latar belakang setiap pasien utamanya dalam hal

penggunaan bahasa yang mudah dipahami untuk menghindari terjadinya

kesalahan pemberian obat demi menjaga keselamatan pasien. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh salah satu pasien Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba Ibu Nurmi mengatakan:

‘’Oh iyo biasa na ko engka petugasna natanaiki iga asetta ibu, nampa

natanai siki tanggala siaga kilahir, nappa biasana tu natanaiki seputar

aga penyakit e, aga keluhan e yang dialami’’

Artinya :

“Iya, biasanya setiap petugas yang ditanyakan pertama adalah

seperti nama dan tanggal lahir stelah itu biasanya ditanya-tanya

seputar penyakit atau keluahan yang dialami”. (Hasil wawancara

pada tanggal 23 Agustus 2019).

Petugas medis dalam sehari dapat bersinggungan dengan puluhan

bahkan ratusan pasien. Tentunya sebagai manusia biasa, mereka tidak

dapat mengingat satu persatu detail pasien yang ditangani. Ditambah pula

dengan fakta bahwa pekerja medis bekerja dengan sistem shift. Perawat

Page 78: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

67

yang menangani di pagi hari akan berbeda dengan yang merawat di malam

hari. Oleh sebab itu, peran aktif pasien sangat diperlukan untuk

keselamatan pasien itu sendiri. Menanyakan nama dan tanggal lahir

pasien adalah hal yang dilakukan petugas medis untuk memastikan bahwa

pemeriksaan yang dilakukan, serta obat dan terapi lain yang diberikan

ditujukan kepada pasien yang tepat agar terhindar dari bahaya kesalahan

medis yang disebabkan oleh kesalahan identifikasi.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka dalam upaya pengenalan

terhadap khalayak, hal yang paling umum dilakukan oleh petugas adalah

dengan menanyakan identitas diri pasien sebagaimana disampaikan oleh

salah seorang pasien Bapak Nasir berikut:

‘’Selama kunni a dirumah sakit injo perawatna ta' sambe sambe,

maraeng allo, maraeng banggi, punna rie tu beru-beru dikuta'nangi

angkua nai arengta, tanggal sikura kelahiranta nampa disuro poto

kopi KTP’’

Artinya :

“Selama saya dirawat disini perawatnya sering berganti mulai

pagi, siang dan malam. Setiap yang baru datang yang ditanyakan

pertama adalah nama dan tanggal lahir atau kadang juga minta foto

copy KTP”. (Hasil wawancara pada tanggal 23 Agustus 2019).

Dari hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa strategi

komunikasi pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba dari aspek

pengenalan terhadap khalayak atau pasien didukung oleh kemapuan

sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba. Berdasarkan data dokumen Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba bahwa pada umumnya petugas Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Page 79: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

68

Bulukumba memiliki tingkat pendidikan yang cukup memadai sebagaimana

terlihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pangkat, Golongan, Jenis

Kelamin dan Tingkat Pendidikan di RSUD H. Sulthan Daeng Radja

Kabupaten Bulukumba Tahun 2019

NO PANGKAT/GOL

JENIS

KELAMIN PENDIDIKAN

JML

L P S2 S1 D3 D1 SMA SMP SD

1 Pembina Utama / IV.e 1 1 2 2

2 Pembina Utama Madya /IV.d 2 4 6 6

3 Pembina Utama Muda/IV.c 2 1 1 2 3

4 Pembina TK.I / IV.b 2 4 2 4 6

5 Pembina / IV.a 7 14 10 11 21

JUMLAH 14 24 13 25 38

6 Penata Tk.I / III.d 10 22 8 13 8 3 32

7 Penata / III.c 10 17 9 14 4 27

8 Penata Muda Tk. I / III.b 8 54 3 49 10 62

9 Penata Muda / III.a 11 64 46 29 75

JUMLAH 39 157 20 122 51 0 3 196

10 Pengatur Tk.I / II.d 8 40 47 1 48

11 Pengatur / II.c 6 11 9 3 5 17

12 Pengatur Muda Tk. I/II.b 3 3 6 6

13 Pengatur Muda / II.a 3 3 3

JUMLAH 17 57 0 9 50 0 15 0 74

14 Juru Tk.I / I.d 2 2 2

15 Juru / I.c 3 2 1 3

16 Juru Muda Tk.I / I.b 2 1 1 2

17 Juru Muda / I.a 2 2 2

Jumlah 9 0 0 2 3 4 9

Jumlah Total 79 238 33 156 101 0 20 3 4 317

Sumber Data: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, 2019

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa tingkat pendidikan pegawai

SI sebanyak 238 orang, S2 Sebanyak 33 orang, D3 sebanyak 101 orang dan

SMA sebanyak 20 orang, SMP 3 orang dan SD 4 orang. Dari keseluruhan

pegawai maupun staff yang ada, dapat dikatakan bahwa kemampuan sumber

daya manusia pegawai maupun staf cukup baik khsusnya dalam hal

Page 80: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

69

membangun komunikasi kepada pasien atau masyarakat dengan jumlah

pendidikan S1sebanyak 231 orang.

Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi di atas dapat

disimpulkan bahwa strategi komunikasi pelayanan oleh petugas Rumah

Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba dalam mengenal khalayak telah

dilakukan dengan baik. Setiap petugas berusaha mengenal khalayak dengan

cara mempelajari atau membaca riwayat pasien, serta menanyakan nama

dan tanggal lahir dengan tujuan adalah agar dapat mengenali pasien serta

menghindari terjadinya kesalahan pada saat pemberian obat demi

keselamatan pasien.

Salah satu strategi komunikasi yang penting untuk dilakukan adalah

mengenal khalayak sebagaimana pendapat Onong Uchjana Effendy bahwa

strategi komunikasi diperlukan sehingga proses komunikasi antara

komunikator dan komunikan, dalam hal ini adalah konselor dan pasien, bisa

efektif dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Komunikasi yang efektif

adalah komunikasi yang dapat mengubah sikap, mengubah opini mengubah

perilaku.

2. Menyusun Pesan

Setelah memahami permasalahan situasi khalayak, langkah

selanjutnya adalah menyusun pesan. Pesan yang disampaikan harus

disesuaikan dengan kondisi komunikan atau khalayak sebagai sasaran

komunikasi. Khalayak disini ialah masyarakat Kabupaten Bulukumba yang

mendapatkan pelayanan dari pihak Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Page 81: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

70

Bulukumba. Dalam menyusun pesan para petugas pelayanan menentukan

pesan-pesan yang terkait dengan hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan

di Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba. Hasil wawancara dengan

Kepala Direktur Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba Dr. H. Abdur

Rajab, H.Mn mengatakan bahwa:

“Setiap petugas memiliki cara tersendiri dalam menyusun pesan

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adapun cara

petugas dalam menyusun pesan adalah dengan cara memfokuskan

pembicaraan antara pasien dan perawat. Teknik ini dilakukan

dengan cara memberikan perhatian pada satu topik pembicaraan

atau bahkan hanya satu kata saja. Misalnya, dengan menanyakan

bagaimana perasaan anda sekarang ?”. (Hasil wawancara pada

tanggal 23 Agustus 2019).

Pesan merupakan inti dari sebuah proses komunikasi, yang dimana

pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh

komunikator kepada komunikan. Dengan pesan ini petugas pelayanan bisa

menyampaikan apa yang diinginkan terhadap para pasien dengan cara

memfokuskan pada salah satu topik gagasan kemudian dilanjutnya dengan

gagasan berikutnya. Selain itu pesan yang sering disampaikan para petugas

itu biasanya berupa sebuah ajakan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang

berhubungan dengan kesehatan seperti ketika perawat mengajak pasien

untuk melakukan kegiatan rutin olahraga. Selanjutnya menurut Kapala Sub

Bagian Humas dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba Gumala Rubiah, S.Km, M.Kes menjelaskan bahwa:

“Cara yang dilakukan dalam menyusun pesan adalah dengan

membuat perencanaan adapun hal-hal yang dimaksudkan dalam

perencanaan seperti maksud dan tujuan komunikasi tersebut untuk

membicarakan apa ?. Selanjutnya adalah menentukan pokok

permasalahan akan disampaikan kepada pasien serta pemilihan

Page 82: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

71

bahasa yang akan digunakan. Karena kebanyakan pasien apabila

perawat dalam menyapaikan pesannya itu berbelit-belit (bertele-

tele) maka pasien akan sulit menerima pesan tersebut, maka dari itu

pesan yang perawat sampaikan kepada pasien harus singkat, padat

dan jelas serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh

pasien”. (Hasil wawancara pada tanggal 20 Agustus 2019).

Penyusunan pesan oleh petugas pemberi pelayanan pada Rumah

Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba harus memperhatikan kebutuhan pasien

serta penggunaan bahasa yang mudah dimengerti serta menentukan ide

pokok permasalahn yang hendak disampaikan kepada pasien. Penyampaian

pesan petugas dapat berlangsung efektif apabila memperhatikan beberapa

faktor seperti keadaan psikologi pasien yang akan diajak berkomunikasi.

Apabila keadaan pasien sedang dalam keadaan labil, maka tentu saja

petugas atau perawat akan kesulitan dalam berkomunikasi dengan pasien.

Hal ini disampaikan oleh Pegawai/staf bagian pelayanan Rumah Sakit

Sultan Dg. Radja Bulukumba Nita Wirayu Indasari yang mengatakan

bahwa:

“Dalam menyusun pesan, biasanya yang kami lakukan adalah

dengan cara mengidentifikasi terlebih dahulu apa yang menjadi

kebutuhan pasien selanjutnya dilakukan pendekatan secara persuasif

sebab terkadang kita sebagai perawat harus mengulang mengenai

pesan yang akan kita sampaikan kepada pasien dengan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien, karena

belum tentu pasien tersebut mengerti mengenai pesan yang kita

sampaikan, maka harus mengulang kembali peasan yang telah

disampaikan. Sehingga respon yang diberikan pasien tersebut sesuai

dengan apa yang perawat harapkan” (Hasil wawancara pada tanggal

20 Agustus 2019).

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa dalam memeberikan

pelayanan petugas pelayanan dalam berkomunikasi terhadap pasien dengan

cara menyusun pesan terlebih dahulu melalui pendekatan dengan pasein

Page 83: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

72

serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk menghindari

kesalahpahaman pada saat berkomunikasi. Selanjutnya hasil wawancara

dengan masyarakat penerima layanan kesehatan Ibu Nurmi mengatakan

bahwa:

“Ko di itai batena aro perawat e silong iyya , napodakki perawat e,

purani melakukan penyusunan pesan yang baik ibu, aro pesan-pesan

yang napudakki perawat e berupa arahan maupun nasehat tentang

agaro yang harus dilakukan pasien, de' na ulle i nalakukan

ma'bangsa nasuro ki istirahat maega, olahraga ki, nappa dihindari

aro makanan de' na sehat’’

Artinya :

“Kalau melihat dari cara petugas berkomunikasi dengan pasien

menunjukkan bahwa para petugas telah melakukan penyusunan

pesan dengan baik. Pesan-pesan yang disampaikan oleh petugas

berupa arahan maupun nasehat tentang sesuatu yang harus dilakukan

maupun yang tidak boleh dilakukan seperti anjuran untuk banyak

beristirahat, banyak berolahraga serta menghindari mengkonsumsi

makanan yang kurang sehat. (Hasil wawancara pada tanggal 23

Agustus 2019).

Berdasarkan hasil observasi penulis di Rumah Sakit Sultan Dg.

Radja Bulukumba bahwa dalam penyusnan pesan terkadang petugas

pelayanan menemui kendala pada saat menyampaikan pesan kepada pasien

seperti adanya penolakan pasien untuk untuk memberikan keterangan yang

lengkap mengenai kondisi yang dialami oleh pasien, meskipun demikian

petugas tetap dapat menyampaikan pesan tersebut kepada pasien, namun

tetap harus dengan aturan yang ada yaitu tidak boleh memaksakan untuk

dapat berinteraksi jika pasien tersebut tidak mau berinteraksi. Maka dari itu

parawat harus sabar untuk menunggu sampai pasien tersebut mau

berinterkasi dengan perawat. Semua itu bertujuan agar pesan yang

disampaikan perawat bisa sampai kepada pasien, karena jika pesan tersebut

Page 84: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

73

tidak sampai kepada pasien tentu saja akan berdampak kurang baik kepada

pasien.

Selanjutnya dari hasil wawancara dengan salah seorang pasien yakni

Bapak Nasir mengatakan bahwa:

“Punna pendapatku nakke injo batena perawat na abbicara balloji,

yang pertama nai areng ku nampa tanggal lahirku, apa keluhanta apa

penyakitku?’’

Artinya :

“Menurut saya semua pesan yang disampaikan perawat disini sudah

baik. Ya, awalnya ditanyakan dulu namanya siapa, terus tanggal

lahir kemudian penyakit atau keluahannya apa ?” Hasil wawancara

pada tanggal 23 Agustus 2019).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penyusunan

pesan oleh petugas pelayanan pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba yaitu melalui tahap Pra interaksi yakni petugas atau perawat

harus mengetahui latar belakang pasien untuk mempermudah dalam proses

penyampaian pesan kemudian menetapkan tindakan yang harus dilakukan

kepada pasien. Selanjutnya petugas atau perawat memperkenalkan diri serta

mendorong pasien mengungkapkan perasaan dan pikirannya setelah itu

petugas memberikan pesan terkait dengan berbagai hal yang harus

dilakukan ataupun hal yang tidak boleh dilakukan selama proses perawatan.

Hasil penelitian penyusunan pesan yaitu cara berkomunikasi petugas

sudah bagus karena petugas sudah mananyakan dari awal apa saja yang

dirasakan oleh pasien, apa keluhannya dan apa kendalanya kemudian

kondisi perkembangan kesehatan setelah melakukan perawatan beberapa

hariTujuan penyusunan pesan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan

pasien dalam menerima pesan yang disampaikan sebagaimana pendapat

Page 85: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

74

Hardiyansyah, (2015:70) bahwa komunikasi yang efektif yaitu ketika pesan

yang ingin disampaikan oleh komunikator dapat diterima dan diartikan oleh

khalayak dalam bentuk yang persis sama seperti yang diinginkan dan

dimaksudkan oleh komunikator tersebut.

3. Menetapkan Metode

Setelah proses pengenalan khalayak dan penyusunan pesan maka

strategi komunikasi selanjutnya adalah menetapkan metode penyampaian

pesan agar pesan yang disampaikan menarik perhatian komunikan. Dalam

menetapkan metode tersebut sedikitnya ada dua metode penyampaian pesan

yang digunakan pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba yaitu

pesan secara verbal dan pesan secara non verbal.

Pesan verbal Adalah sebuah proses komunikasi, dimana pada

komunikasi verbal simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol

yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara

yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal yang disengaja.

Yaitu usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang

lain secara lisan. Sedangkan pesan non verbal adalah semua isyarat yang

bukan kata-kata. Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melukiskan

semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata yang terucap dan tertulis. Pada

saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku

nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal.

Page 86: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

75

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Direktur Rumah Sakit

Sultan Dg. Radja Bulukumba Dr. H. Abdur Rajab, H.Mn mengatakan

bahwa:

“Secara umum ada dua metode yang digunakan yakni komunikasi

secara verbal dan non verbal. Nah, untuk metode verbal ini perawat

perawat memberikan pertanyaan untuk mencari informasi seputar

kondisi yang dialami pasien selanjutnya adalah mengulang yaitu

mengulang kembali apa yang dikatakan oleh pasien dengan

menggunakan kata-kata perawat sendiri, Misalnya, pasien

mengatakan, “Perut saya perih”. Perawat menjawab, “Apakah Ibu

pernah sakit maag ?”. Selanjutnya untuk metode non verbal perawat

menggunkan bahasa isyarat seperti ketika pasien merasa setuju maka

diikuti dengan anggukan kepala.” (Hasil wawancara pada tanggal 23

Agustus 2019).

Metode penyampaian pesan dengan menggunakan pesan verbal atau

secara lisan ini dianggap baik, karena dengan pesan verbal ini perawat bisa

secara details memberikan penjelasan mengenai pesan tersebut kepada

pasien. Akan tertapi hal tersebut kurang efektif jika dalam konteks

penyampaian pesan yang dilakukan oleh perawat kepada pasien yang

mengalami gangguan berupa pendengaran, karena keterbatasan pasien

dalam menerima sebuah pesan tidak bisa langsung dicerna oleh pasien.

Efektivitas penyampaian pesan ini tergantung tingkat kemampuan pasien

dalam menangkap atau menerima pesan yang disampaikan.

Banyak bentuk dari pesan verbal yang diberikan perawat kepada

pasien, bentuk pesan verbal yang sering disampaikan perawat biasanya

seperti ajakan kepada pasien untuk melakukan sesuatu dan memberi

keterangan mengenai kegunaan dan keuntungan dari kegiatan tersebut.

Contoh lain dari pesan verbal yang diberikan perawat kepada pasien seperti

Page 87: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

76

ketika seorang perawat akan mulai melakukan proses pemeriksaan

mengenai perkembangan kesehatan pasien, sebelum melakukan

pemeriksaan tersebut seorang perawat harus memberikan pesan berupa

informasi mengenai biodata perawat, tujuan perawat datang menemui

pasien, menentukan kontrak waktu dengan pasien. Semua itu adalah bentuk

pesan verbal yang sering diberikan perawat kepada pasien. Dari hasil

wawancara dengan Kapala Sub Bagian Humas dan Promosi Kesehatan

Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba Gumala Rubiah, S.Km, M.Kes

mengatakan bahwa:

“Dalam menetapkan metode penyampaian pesan kepada masyarakat

ada beberapa metode misalnya menawarkan diri teknik ini dilakukan

ketika pasien dirasa belum siap untuk berkomunikasi dengan

perawat secara verbal. Misalnya mengatakan “Saya ingin bapak

merasa tenang atau memberikan penghargaan misalnya dengan

memberi ucapan selamat, “Selamat, ya. Bapak sudah pulih dan bisa

pulang hari ini”. (Hasil wawancara pada tanggal 23 Agustus 2019).

Setiap petugas pelayanan pada Rumah Sakit Sultan Dg. Raja

Bulukumba menggunakan metode penyampaian pesan baik secara verbal

maupun nonverbal. Penggunaan kedua metode tersebut dilakukan karena

kondisi pasien yang berbeda-beda. Ada pasien yang berhasil dengan

penyampain pesan verbal, tapi belum tentu pasien yang lainnya bisa

menggunakan pesan yang sama, tidak jarang pula seoang perawat

menggunakan pesan verbal dan pesan non verbal secara bersamaan

diberikan kepada pasien.

Dalam komunikasi perawat dengan pasien kejelasan mengenai isi

pesan sangat diperhatikan saat komunikasi berlangsung. Dalam

Page 88: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

77

penyampaian pesannya perawat tidak boleh berbelit-belit atau bertele-tele

karena pasien akan sulit menerima pesan tersebut, maka dari itu pesan yang

perawat sampaikan kepada pasien harus singkat, padat dan jelas serta

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.

Hasil wawncara dengan Pegawai/staf Bagian Pelayanan Rumah

Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba Nita Wirayu Indasari dalam

penjelasannya mengatakan:

“Menetapkan metode pesan dalam menghadapi pasien menurut saya

memang sangat penting sehingga dalam komunikasi menjadi lebih

mudah baik secara verbal maupun nonverbal. Misalanya saja pesan

non verbal yang diberikan petugas kepada pasien seperti merangkul

pasien sebagai tanda bahwa perawat bersikap terbuka kepada pasien,

memegang tangan sebagai tanda perawat memberikan perhatian

kepada pasien ketika pasien sedang sedih, memberi senyum kepada

pasien sebagai tanda perawat bersikap ramah kepada pasien”. (Hasil

wawancara pada tanggal 23 Agustus 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pada

dasarnya setiap petugas sudah mengetahui metode pesan yang efektif untuk

diberikan kepada seorang pasien. Keefektifan komunikasi sangat tergantung

pada kemampuan masing-masing petugas dalam memahami secara

individual. Seorang perawat harus mengerti benar cara-cara berkomunikasi

dengan pasien dalam berkomunikasi sehingga feedback yang diberikan

pasien terhadap pesan yang disampaikan oleh perawat juga tidak sama

antara feedback yang diberikan oleh pasien yang satu dengan feedback

pasien yang lainnya, karena semua itu tergantung isi pesan yang perawat

sampaikan sebagaimana pendapat Anwar Arifin, (2006) mengemukakan

metode komunikasi yang efektif dilakukan dengan cara komunikator

Page 89: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

78

berusaha memahami dahulu soal komunikan seperti kerangka referensi dan

bidang pengalamn komunikan, kemudian menyusun pesan dan metode yang

sesuai dengan hal itu. Hal itu bertujuan agar pesan dapat diterima terlebih

dahulu baru kemudian dilakukan perubahan-perubahan sesuai dengan

keinginan komunikator.

Selanjutnya dari hasil wawancara dengan salah seorang pasien yakni

Ibu Nurmi mengatakan bahwa:

“Pesannna napodakka perawat e gampang mo di isseng, biasa ko de

ku isseng i nakutanai sika, jadi aro perawat e napodakka najelaskan

sika ma'bangsa denre mengenai batena minum pa'bora, engka 3x1

engka to 2x1 siesso siwenni ro, ko iyya bingung atau kulupai pasti

perawat e napudassika”

Artinya :

“Pesan yang disampaiakan petugas cukup mudah untuk dimengerti

dan dipahami kalaupun ada yang kurang dimengerti bisa ditanyakan

ulang dan petugasnya pasti akan memberikan penjelasan seperti

pada saat petugas memberikan penjelasan mengenai cara minum

obat ada yang 3x1 ada 2x1 dalam sehari semalam. Pada saat kami

lupa atau keliru pasti petugasnya akan mejelaskan kembali”. (Hasil

wawancara pada tanggal 23 Agustus 2019).

Komunikasi yang baik akan mampu mengarahkan terjadinya

komunikasi yang lebih akrab antara satu individu atau kelompok terhadap

individu atau kelompok lain. Komunikasi yang baik pula dapat

meminimalisir kecurigaan-kecurigaan yang terjadi dalam hubungan

perawat dengan pasien. Komunikasi dapat dikatakan sebagai komunikasi

yang efektif dalam merubah sikap, pandangan perilaku. Keefektifan

komunikasi adalah karena komunikator dapat menguasai komunikasi yang

sedang berlangsung misalnya komunikasi secara tatap muka. Komunikasi

tatap muka digunakan apabila komunikator mengharapkan perubahan

Page 90: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

79

tingkah laku dari komunikan. Seorang perawat seyogyanya dapat

memfasilitasi kondisi munculnya keterbukaan. Kondisi keterbukaan dapat

diwujudkan bila perawat maupun pasien dapat berinteraksi secara jujur

terhadap stimulus yang datang. Terjadinya komunikasi secara tatap muka

antara perawat dengan pasien. Perlu diciptakan suasana dialogis antara

perawat dengan pasein. Keterbukaan mengisyaratkan perawat bersedia

menerima kritik-kritik dan saran yang disampaikan pasien.

Dari hasil wawancara dengan pasien Bapak Nasir mengatakan

bahwa:

“Batena perawat a abbicara mae rinakke balloji, nasaba tala labbuji

caritang na, ballo ji dipahang rung ita ji di isse apa na massu

caritanna, haji nyaha pole, sopan i pole mae rinakke”

Artinya :

“Metode atau cara komunikasi perawatnya cukup baik, bagi saya

bahasa yang digunakan mudah dipahami dan cara

menyampaikannya juga sangat sopan”. (Hasil wawancara pada

tanggal 23 Agustus 2019).

Berdasarkan hasil obervasi penulis pada rumah sakit Sultan Dg.

Radja Bulukumba bahwa metode penyusunan pesan yang digunakan oleh

petugas dalam memberikan pelyanan kepada masyarakat yakni melalui

metode penyampaian pesan secara verbal dan non verbal. Para petugas

secara terbuka menyampaikan pesan yang didukung oleh sikap empati.

Kondisi empati tersebut terlihat dari kesediaan dalam memberikan perhatian

kepada pasien dan dapat mengetahui apa yang sedang dialami pasien

berkaitan dengan kondisi yang dialaminya. Perawat dapat mengenal

pasiennya dengan baik, sehingga ketika perawat berempatik kepada pasien

Page 91: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

80

segala tingkah laku ataupun ucapan perawat tidak menyinggung perasaan

pasien atau membuat pasien marah.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penetapan

metode pesan yang disampaikan oleh petugas pelayanan di Rumah Sakit

Sultan Dg. Radja Bulukumba dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi verbal

dan non verbal. Komunikasi verbal yaitu dorongan perawat kepada pasien

dengan menggunakan bahasa lisan atau ucapan sedangkan komunikasi non

verbal yaitu dorongan yang diberikan oleh perawat kepada pasien dengan

menggunakan bahasa tubuh atau gerakan tubuh. Adapun kedua metode

penyampaian pesan tersebut digunakan berdasarkan kondisi pasien.

Masing-masing metode penyampaian pesan digunakan dengan tujuan agar

pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pasien.

C. Hambatan-hambatan penerapan strategi komunukasi terhadap pelayanan

kesehatan masyarakat umum pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba

Hasil wawancara mengenai hambatan-hambatan penerapan strategi

komunukasi terhadap pelayanan kesehatan masyarakat umum pada rumah Sakit

Sultan Dg. Radja Bulukumba dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Hambatan Sosiologis

1) Kondisi Fisik dan Mental

Pada pembahasan sebelumnya terdapat dua metode penyampaian

pesan yang digunakan pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba

yaitu pesan secara verbal dan pesan secara non verbal. Dalam

Page 92: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

81

penyampaian pesan ini disesuaikan dengan kondisi pasien sehingga

petugas memiliki metode dan cara masing-masing dengan tujuan pesan

yang disampaikan tersebut dapat diterima atau dimengerti oleh pasien.

Agar komunikasi tepat sasaran maka penyampaian pesan hendaklah

disampaikan disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh komunikan.

Sebagaimana disebutkan dalalam Al-Quran (Surah Ibrahim:4)

Artinya:

”Tidak kami utus seorang rasul kecuali ia harus menjelaskan dengan

bahasa kaumnya”

Menurut pendapat Wilbur Scramm dalam Onong Uchjana (2003:41-42)

mengatakan bahwa kriteria yang dapat mendukung suksesnya sebuah pesan

dalam berkomunikasi adalah pesan harus dirancangkan dan disampaikan

sedemikian rupa sehingga pesan itu dapat mempengaruhi dan menarik perhatian

sasaran yang dimaksud.

Keadaan fisik dan mental merupakan salah satu hambatan dalam

menetapkan metode pesan sebagaimana hasil wawancara dengan Pegawai/staf

Bagian Pelayanan Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba Nita Wirayu

Indasari dalam penjelasannya mengatakan:

“Hambatan dalam mentapkan metode pesan ini umumnya dipengaruhi

oleh faktor kesadaran atau kondisi fisik dan mental pasien seperti pada

pasien anak-anak atau lansia dimana pesan yang disampaikan harus

disampaikan secara berulang-ulang. Selain itu suara juga harus jelas dan

cara mengucapkan kalimat tidak boleh terlalu cepat, karena biasanya anak-

anak atau lansia merasa sangat sulit untuk memahaminya, disini dituntut

Page 93: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

82

kesabaran, karena kita tidak sedang menghadapi orang normal melainkan

sedang berhadapan dengan pasien atau orang sakit”. (Hasil wawancara

pada tanggal 23 Agustus 2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya

setiap petugas sudah mengetahui kendala atau hambatan-hambatan yang akan

dihadapi sehingga dapat pula menemukan cara dalam mengatasinya seperti yang

disampaikan oleh Kapala Sub Bagian Humas dan Promosi Kesehatan Rumah

Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba Gumala Rubiah, S.Km, M.Kes juga

menjelaskan bahwa:

“Terkait dengan hambatan-hambatan dalam komunikasi tentu ada upaya

dari masing-masing petugas untuk mengatasinya sehingga setiap masalah

bisa diatasi baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Seperti

pada saat memberikan pelayanan pada pasien lansia dan anak-anak maka

cara berkomunikasinya harus lemah lembut dan disampaikan secara

berulang-ulang” (Hasil wawancara pada tanggal 20 Agustus 2019).

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hambatan dalam

penetapan metode pesan yang disampaikan oleh petugas pelayanan di Rumah

Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba pada umumnya terjadi pada saat petugas

memberikan pelayanan pada anak-anak dan lansia sebab dalam kondisi tersebut

anak-anak dan lansia lebih lambat dalam menerima pesan yang disampaikan

sehingga harus disampaikan secara berulang-ulang. Untuk itu setiap petugas

senantiasa dituntut untuk bersikap sabar dalam menghadapi pasien serta

memberikan perlakuan khsusus bagi pasien anak-anak dan lansia.

b. Hambatan Psikologis

1) Perbedaan Karakter diantara Pasien

Setiap penerapan strategi komunikasi tidak terlepas dari

yang namanya permasalahan, perbedaan pendapat hingga

Page 94: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

83

hambatan-hambatan lain. Begitupula dengan kondisi yang terjadi

di Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba. Hambatan tersebut

muncul dari banyak faktor, seperti halnya saat petugas memberikan

pelayanan dimana sering mengalami hambatan dalam upaya

mengenal khalayak sebagaimana diungkapkan oleh Pegawai/staf

Bagian Pelayanan Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba Nita

Wirayu Indasari mengatakan bahwa:

“Hambatan yang sering ditemui oleh petugas pada saat

memberikan pelyanan adalah adanya beberapa pasien yang

memang sulit untuk diajak berkomunikasi bahkan ada pasien

yang cenderung mudah emosi pada saat ditanya-tanya. Hal

ini tentunya menyulitkan petugas untuk berkomunikasi

dengan baik sehingga pasien susah untuk diberikan

tindakan”. (Hasil wawancara pada tanggal 23 Agustus

2019).

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa

petugas pelayanan pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba

memiliki hambatan dalam berkomunikasi dengan pasien

disebabkan karena adanya beberapa pasien yang terkesan tertutup

saat diajak berkomunikasi, akibatnya petugas mengalami kesulitan

untuk memberikan tindakan pelayanan terhadap pasien. Sementara

dari hasil wawancara Kepala Direktur Rumah Sakit Sultan Dg.

Radja Bulukumba Dr. H. Abdur Rajab, H.Mn mengatakan bahwa:

“Salah satu hambatan dalam upaya memaksimalkan

komunikasi kepada masyarakat adalah dari segi karakter dan

latar belakang pasien yang berbeda-beda seperti misalnya

tingkat pendidikan ada pasien yang hanya tamatan SMP, SD

bahkan ada yang sama sekali tidak pernah duduk di bangku

sekolah”. (Hasil wawancara pada tanggal 23 Agustus 2019).

Page 95: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

84

Adanya hambatan yang dialami oleh petugas disebabkan

karakter dan latar belakang pasien yang berbeda-beda. Menurut

Denis McQuail, 2011:145) bahwa khalayak terdiri dari satu orang,

kelompok, ataupun massa sehingga khalayak memiliki latar

belakang yang berbeda-beda, sehingga perlu dilakukan strategi

dalam penyampaian pesan agar pesan dapat diterima oleh target

sasaran.

Berdasarkan hasil uraian di atas dapat disimpulkn bahwa

hambatan komunikasi petugas pelayanan dalam mengenal

khalayak adalah adanya beberapa pasien yang terkesan tertutup

dalam memberikan informasi kepada petugas. Selain itu perbedaan

karakter dan juga latar belakang pendidikan pasien yang masih

rendah seperti tamatan SMP, SD bahkan ada yang sama sekali

tidak pernah duduk di bangku sekolah.

2) Penyampaian Pesan Terhadap Pasien

Pesan yang disusun erat kaitannya dengan tujuan yang ingin

dicapai dan khalayak yang dikirimi pesan tersebut. Untuk itu

proses komunikasi yang dibangun adalah berdasarkan pesan yang

sudah ditetapkan sebelumnya oleh komunikator yakni para petugas

pelayanan atau perawat. Penyampaiannya dilakukan dengan

pemberian informasi yang dimaksudkan untuk pengetahuan dan

setelah pengetahuan tersebut diterima diharapkan terjadi

perubahan perilaku. Akan tetapi dalam proses penyusunan pesan

Page 96: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

85

komunikator tidak lepas daripada kendala atau hambatan-

hambatan. Menurut Ruslan, (2013) hambatan yang dapat

mengganggu dalam sistem komunikasi tersebut, yaitu hambatan

dalam proses penyampaian pesan hambatan ini bisa datang dari

pihak komunikator yang mendapat kesulitan dalam penyampaian

pesan-pesannya, tidak menguasai materi pesan, dan belum

memiliki kemapuan sebagai komunikator yang handal. Hambatan

juga berasal dari penerima pesan tersebut karena sulitnya

komunikan dalam memahami pesan itu dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Direktur

Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba Dr. H. Abdur Rajab,

H.Mn mengatakan bahwa mengatakan bahwa:

“Pada dasarnya penyusunan pesan yang harus dilakukan

adalah sebisa mungkin pesan yang disampaikan dapat

dimengerti dan dipahami oleh pasien, namun yang menjadi

hambatan adalah masih terdapat beberapa pasien yang

memang sulit untuk menerima pesan yang disampaikan

sehingga”. (Hasil wawancara pada tanggal 20 Agustus

2019).

Penyampaian informasi melalui proses penyusunan pesan di

antara satu individu dengan individu yang lain menuntut adanya

keterampilan oleh para komunikator untuk mengatasi setiap

hambatan yang ada sekaligus memastikan bahwa pesan-pesan

yang disampaikan dapat dilaksanakan dengan baik dan berhasil

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Page 97: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

86

Hambatan penerapan strategi komunikasi di Rumah Sakit

Sultan Dg. Radja Bulukumba sebagaimana dapat disimpulkan

bahwa hambatan petugas pelayanan dalam dalam berkomunikasi

adalah dalam proses penyampaian pesan yaitu adanya pasien yang

masih kesulitan dalam menerima pesan yang disampaiakan

sehingga dalam mengatasi hambatan tersebut petugas senantiasa

berusaha untuk melakukan pendekatan secara personal serta

menyusun pesan-pesan yang lebih detail sesuai dengan kebutuhan

khalayak.

Selanjutnya dari hasil wawancara lebih lanjut dengan

pegawai/staf bagian pelayanan Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba Nita Wirayu Indasari mengatakan bahwa:

“Dalam menyusun pesan ada beberapa hambatan yang

sering kami temui salah satunya proses penyampaian pesan

adalah sulitnya pasien dalam menerima pesan karena

perbedaan persepsi dan bahasa, dan keadaan emosi, dan

status. (Hasil wawancara pada tanggal 20 Agustus 2019).

Hambatan komunikasi dapat terjadi, baik di antara individu

atau antar manusia, dan bisa juga terjadi di dalam organisasi.

Komunikasi antar manusia dilakukan oleh seorang komunikator

(atau orang yang menyampaikan pesan) dengan komunikan (orang

yang menerima pesan). Agar komunikator dan komunikan dapat

saling memahami, maka keduanya harus memiliki pengertian yang

sama mengenai kata, nada suara, isyarat atau gerakan badan, serta

symbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.

Page 98: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

87

Menurut Fajar (2009), bahwa untuk bisa melakukan

komunikasi secara efektif, memang tidak akan cukup bila hanya

memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas

komunikasi saja. Diperlukan pula pemahaman terkait hambatan-

hambatan komunikasi yang ada. Hambatan dalam

penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang

dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu,

simbol yang digunakan antara si pengirim dengan si penerima tidak

sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

c. Hambatan Fisik

1) Keterbatasan Sumber daya manusia

Keterbatasan sumber daya manusia merupakan salah satu faktor

penghambat dalam penerapan strategi komunikasi terhadap pelayanan

kesehatan masyarakat umum pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba karena untuk menunjang kelancaran komunikasi tersebut

diperlukan tenaga atau sumber daya manusia yang memadai sehingga

petugas atau perawat memiliki cukup waktu untuk berkomunikasi

dengan pasien. Namun dengan terbatasnya jumlah pegawai

menyebabkan komunikasi petugas menjadi kurang efektif hal ini

disampaikan oleh Kepala Direktur Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba Dr. H. Abdur Rajab, H.Mn mengatakan bahwa:

“Iyya, sumber daya manusia memang merupakan salah satu faktor

penghambat dalam membangun komunikasi dengan pasien. Sebab

dengan terbatasnya jumlah perawat menyebabkan perwat tersebut

tidak bisa berkomunikasi lama dengan pasien sebab waktu mereka

Page 99: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

88

terbatas dan masih banyak pasien lain yang harus ditangani”. (Hasil

wawancara pada tanggal 23 Agustus 2019).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat di jelaskan

bahwa ada cukup banyak jenis pelayanan yang harus ditangani oleh

petugas sehingga tidak memungkinkan bagi petugas untuk

berkomunikasi secara massif dengan setiap pasien.

Tebatasnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh Rumah Sakit

Sultan Dg. Radja Bulukumba merupakan penghambat bagi petugas

untuk melakukan komunikasi karena tidak sebanding dengan

banyaknya jenis pelayanan yang harus diselesaikan.

Dapat dijelaskan bahwa terdapat 52 jenis pelayanan yang telah

ditetapkan pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba dan

sebanyak 41 atau sebesar 79 % diataranya sudah tersedia dan 11 atau

sebanyak 21 %. Sementara dari segi jumlah sumber daya manusia yang

ada pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba sebagaimana data

dokumen yang penulis dapatkan adalah sebanyak 40 orang.

Dapat dijelaskan bahwa Standar kebutuhan Minimal Tenaga medis

sebanyak 46 orang sementara pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba jumlah sumberdaya manusia yang ada sebanyak 40 orang.

Ini menunjukkan bahwa Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba

masih memiliki kekurangan jumlah sumber daya manusia. Dari hasil

wawancara dengan Kapala Sub Bagian Humas dan Promosi Kesehatan

Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba Gumala Rubiah, S.Km,

M.Kes juga menjelaskan bahwa:

Page 100: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

89

“Tentunya hambatan-hambatan dalam komunikasi itu tetap ada

seperti halnya keterbatasan sumberdaya manusia yang dimiliki

oleh Rumah Sakit Sultan Dg. Raja Bulukumba utamanya tenaga

medis yang menyebabkan proses komunikasi yang dilakukan

terbatas. Artinya petugas harus bisa mengatur waktu agar

pelayanan dapat dilakukan secara menyeluruh”. (Hasil wawancara

pada tanggal 20 Agustus 2019).

Banyaknya jenis pelayanan yang disediakan di Rumah Sakit Sultan

Dg. Radja Bulukumba terkadang menyebabkan pelayanan menjadi

kurang maksimal. Hal tersebut disebabkan karena terbatasnya jumlah

petugas pelayanan khusunya tenaga medis yang bertugas dalam

memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa

keterbatasan jumlah petugas pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba khususnya tenaga medis menjadi salah satu penghambat

dalam penerapan strategi komunikasi sebagaimana wawancara dengan

Pegawai/staf Bagian Pelayanan Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba Nita Wirayu Indasari dalam penjelasannya mengatakan:

“Memang salah satu hambatan dalam berkomunikasi dari

segi jumlah tenaga yang tersedia. Misalnya pada saat sedang

memberikan pelayanan kepada pasien saya tidak bisa

melakukan komunikasi terlalu lama karena masih banyak

pasien lain yang harus ditangani”.

Berdasarkan hasil wawancara dan data dokumentasi yang ada

dapat disimpulkan bahwa keterbatasan sumber daya manusia pada

Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba merupakan salah satu

faktor penghambat dalam menerapkan komunikasi kepada pasien. Hal

tersebut disebabkan karena jumlah jenis pelayanan lebih banyak

Page 101: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

90

dibandingkan dengan jumlah tenaga medis yang tersedia. Terdapat 52

jenis pelayanan yang ada pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba sementara jumlah tenaga medis yang ada hanya 40 orang.

2) Keterbatasan sarana dan prasarana

Menurut Wursanto (2005) bahwa hambatan yang bersifat teknis

teknis adalah hambatan yang disebabkan kurangnya sarana dan

prasarana yang diperlukan dalam proses komunikasi. Dalam rangka

menunjang kelancaran kerja dan komunikasi, pada rumah sakit Rumah

Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba harus ditunjang dengan sarana dan

prasarana atau fasilitas yang memadai seperti ketersediaan ruangan

atau gedung yang cukup untuk menampung semua pasien. Keberadaan

ruangan yang cukup tentunya akan sangat membantu kelancaran

komunikasi namun sebaliknya jika ruangan yang tersedia kurang

memadai maka sangat memungkinkan bagi perawat untuk dapat

berkomunikasi dengan baik. Dari hasil wawancara dengan Kepala

Direktur Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba Dr. H. Abdur

Rajab, H.Mn diperoleh informasi bahwa:

“Keberadaan sarana dan prasarana yang ada sekarang kami akui

memang belum sepenuhnya maksimal. Nah, yang dianggap

menghambat komunikasi petugas dengan pasien itu biasanya dari

segi ruangan yang memiliki kapasitas terbatas. Seperti misalnya

ruangan interna dengan kapasitas maksimal sebanyak 4 pasien,

namun dalam kondisi tertentu kadang ditempati 5 sampai 6 pasien

tentunya ini akan mengganggu proses komunikasi antara petugas

dengan pasien”.

Dari hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa keterbatasan

jumlah ruangan merupakan faktor penghambat antara petugas dengan

Page 102: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

91

pasien. Hal tersebut disebabkan karena dengan banyaknya jumlah

pasien akan membuat kondisi ruangan menjadi sempit ditambah lagi

dengan jumlah pengunjung dari masing-pasien.

Jumlah ruangan yang tersedia pada Rumah Sakit Sultan Dg. Radja

Bulukumba adalah sebanyak 175 rungan. Dari total jumlah ruangan

yang ada masih terdapat beberapa ruangan yang dianggap masih

kurang seperti ruangan perawatan Interna (Flamboyan) dan perawatan

kelas III (Seruni). Berdasarkan wawancara dengan Pegawai/staf

Bagian Pelayanan Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba Nita

Wirayu Indasari dalam penjelasannya mengatakan:

“Mengenai kondisi sarana dan prasarana khususnya masalah

ruangan sebetulnya sudah cukup memadai akan tetapi dalam kondisi

tertentu biasa tiba-tiba jumlah pasien meningkat khusunya untuk

pengguna ruangan kelas III dan perawatan interna sehingga biasa

ada pengunjung yang mengeluhkan masalah ruangan yang dianggap

sempit karena banyaknya pengunjung”.

Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa hambatan yang

dirasakan selama ini baik oleh petugas maupun masyarakat adalah

adanya keterbatasan sarana dan prasarna berupa ruangan pasien yang

belum maksimal sehingga suasana dalam ruangan kurang kondusif.

Selain hal tersebut di atas sebagaimana data yang penulis dapatkan

di Rumah Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba juga ditemukan beberapa

fasilitas penunjang yang masih dianggap kurang seperti thermometer,

troli medikasi gunting hacting dan beberpa perlatan lainnya

Page 103: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

92

Sebagian besar peralatan yang diperlukan sudah tersedia sesuai

standar yang ditentukan di bangsal, meskipun ada beberapa alat yang

masih kurang jumlahnya dan juga mengalami kerusakan.

Page 104: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan Pembahasan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Strategi komunikasi pelayanan kesehatan masyarakat umum pada Rumah

Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba adalah: Pertama, mengenal khalayak

dengan cara menganalisis kebutuhan khalayak, memahami dan mengerti

keadaan khalayak serta memberikan masukan dengan menggunkan bahasa

yang mudah dipahami oleh khayak; Kedua, penyusunan pesan yaitu melalui

tahap pra interaksi guna mengetahui latar belakang pasien untuk

mempermudah dalam proses penyampaian pesan; Ketiga, penetapan metode

melalui Komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal berupa

dorongan perawat kepada pasien dengan menggunakan bahasa lisan atau

ucapan sedangkan komunikasi non verbal berupa dorongan yang diberikan

oleh perawat kepada pasien dengan menggunakan bahasa tubuh atau gerakan

tubuh.

2. Hambatan-hambatan penerapan strategi komunukasi terhadap pelayanan

kesehatan masyarakat umum pada rumah Sakit Sultan Dg Radja Bulukumba

adalah adanya hambatan Sosilogis yaitu kondisi fisik dan mental, hambatan

Psikologis ada dua yaitu perbedaan karakter antara pasien, penyampaian

Pesan Terhadap Pasien, dan Hambatan Fisik ada dua yaitu Keterbatasan

sumber daya manusia, serta keterbatasan sarana dan prasarana.

93

Page 105: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

94

B. Saran

Beberapa saran yang ingin penulis kemukakan terkait penelitian ini

yaitu:

1. Diharapkan petugas pelayan agar dapat memahami karakteristik individu dan

emosional pasien yaitu dengan menguasai teknik komunikasi yang baik

secara verbal maupun non verbal

2. Perlu adanya penambahan sumber daya manusia khusunya bidang pelayanan

orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik dan kedokteran forensik.

3. Perlu adanya penambahan sarana dan prasarana khusunya penambahan

ruangan Interna.

4. Untuk masyarakat umum atau peneliti selanjutnya, diharapkan melengkapi

penelitian terkait dengan berbagai aspek-aspek ekternal yang menarik untuk

diteliti oleh penulis lain, sehingga penulis lain dapat meneliti lebih lanjut

terkait dengan strategi komunikasi pelayanan kesehatan masyarakat.

Page 106: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

95

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yusuf Zainal. 2015. Manajemen Komunikasi: Filosofi, Konsep dan

Aplikasi. Bandung: Pustaka

Anny Isfandyarie, 2006, Tanggung Jawab dan Sanksi Bagi Dokter, Jakarta: Prestasi

Pustaka

Anwar Arifin, 1984. Strategi Komunikasi Suatu Pengantar Ringkas, Bandung:

Armico

Cangara, Hafied. 2014. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Emi, Mimin. 2004. Etika Keperawatan Aplikasi Pada Praktik. Jakarta: Kedokteran

EGC: Jakarta

Gulo, W. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo.

Hadiati Harmien, Koeswadji, 1998. Hukum Kedokteran di Dunia Internasional,

Makalah Simposium. Jakarta: Medical Law

Isfandyarie Anny. 2006. Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bagi Dokter Buku I.

Jakarta: Prestasi Pustaka:

Liliweri, Alo, 2001. Gatra-gatra Komunikasi Antar Budaya, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Moleong, Lexy J., 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cetakan kedua),

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Desertasi, Dan

Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Praptianingsih Sri. 2007. Kedudukan Hukum Keperawatan dalam Upaya

Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Purwandi Atik. 2005. Konsep Kebidanan Sejarah & Profesionalisme. Kedokteran

Jakarta: EGC

95

Page 107: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

96

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta.

Susanto, E.H. 2010. Kelambanan Reformasi Birokrasi dan Pola Komunikasi

Lembaga Pemerintah. Jurnal Komunikasi ASPIKOM

Tubb, S. L, dan Moss, S. 2006. Human Communication. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Yusuf Zainal Abidin, 2015. Manajemen Komunikasi (Filosofi, Konsep, dan

Aplikasi). Bandung: Pustaka Setia

Veronica Komalawati, 2010, Peranan Informed Consent Dalam Transaksi

Terapeutik (Persetujuan Dalam Hubungan Dokter dan Pasien), Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti

Jurnal:

Ali Alamsyah Kusumadinata dan Maria Fitriah, 2017. Strategi Komunikasi

Pelayanan Publik Melalui Program Pos Pemberdayaan Keluarga. Jurnal

Aspikom, Volume 3 Nomor 2, Januari 2017

Dede Wahyudi, 2013. Strategi Komunikasi Perwakilan Bkkbn Provinsi Kalimantan

Timur Dalam Mensosialisasikan Piirogram KB. eJournal Ilmu Komunikasi,

2013.1 (2): 55-69

Internet:

Metodologi-Penelitian, https://docplayer.info/31238974-Bab-iii-metodologi-

penelitian.html diakses pada tanggal 19 september 2019 pukul 12.00 WIB.

Metode Penelitian, http://eprints.ums.ac.id/50490/6/BAB%20III.pdf diakses pada

tanggal 19 september 2019 pukul 12.00 WIB

Komunikasi Kesehatan, https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-kesehatan

diakses pada tanggal 19 september 2019 pukul 12.00 WIB

Hambatan-Hambatan Komunikasi, https://pakarkomunikasi.com/hambatan-

hambatan-komunikasi diakses pada tanggal 19 september 2019 pukul 12.00

WIB

Page 108: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

97

Undang-undang

Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran diakses pada

tanggal 19 september 2019 pukul 12.00 WIB.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan diakses pada tanggal 19

september 2019 pukul 12.00 WIB.

Page 109: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

98

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 110: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

99

Page 111: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

100

Page 112: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

101

Page 113: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

102

Page 114: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

103

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

Wawancara Bersama Kepala Direktur Rumah Sakit : Dr. H. Abdur Rajab MH.

Wawancara Bersama Kapala Sub Bagian Humas dan Promosi Kesehatan Rumah

Sakit Sultan Dg. Radja Bulukumba : Gumala Rubiah, S.Km, M.Kes

Page 115: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

104

Wawancara bersama Pegawai/Staf Bagian Pelayanan Rumah Sakit

Sultan Dg. Radja Bulukumba Ibu Nita Wirayu Indasari

Wawancara bersama Pasien : Bapak Nasir

Page 116: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

105

Wawancara bersama Pasien : Ibu Nurmi

Page 117: SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PADA PELAYANAN …

106

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Febriyanti Lahir di Desa Balong, Kecamatan Ujungloe,

Kabupaten Bulukumba Pada Tanggal 01 Januari 1997 ,

Putri tunggal dari pasangan Bapak Rajamuddin dan Ibu

Sunarti.

Selama menempuh jenjang pendidikan, penulis mengawali

karir pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 223 Garanta

tahun 2003-2009 kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 3 Bulukumba pada tahun 2009-2012, selanjutnya SMA Negeri 9 Bulukumba

tahun 2012-2015. Setelah itu melanjutkan pendidikan di UNISMUH MAKASSAR

(Universitas Muhammadiyah Makassar) Pada tahun 2015 dengan Jurusan Ilmu

Komunikasi dan terdaftar dengan nomor registrasi mahasiswa 105650004315 dan

selesai pada Tahun 2020.