skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13192/1/abdur...
TRANSCRIPT
PENGARUH BIMBINGAN AGAMA ISLAM TERHADAPREHABILITASI GELANDANGAN
(Studi Kasus di Pondok Sosial Kelurahan Kedundung KecamatanMagersari Kotamadya Mojokerto)
SKRIPSI
Oleh:
ABDUR ROHMAN SAID
NIM : 102032224659
JURUSAN SOSIOLOGI AGAMAFAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFATUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1&7!lU / 'OORM
PENGARUH BIMBINGAN AGAMA ISLAM TERHADAPREHABILITASI GELANDANGAN
(Studi Kasus di Pondok Sosial Kelurahan Kedundung KecamatanMagersari Kotamadya Mojokerto)
SKRlPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk memenuhi salah satusyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.Sos)
01eh:Abdur Rohman SaidNIM. 102032224659
Di bawah bimbingan
Dra. Joh, atul Jamilah, M.Si.NIP. 150282401
JURUSAN SOSIOLOGI AGAMAFAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFATDIN SYARIF HInAYATULLAH JAKARTA
1428H /2008M
Pengesahan Panitia Ujian
Skripsi yang berjudul "PENGARUH BIMBINGAN AGAMA ISLAM TERHADAP
REHABILITASI GELANDANGAN : Studi Kasus di Pondok Sosial Kelurahan
Kedundung Kecamatan Magersari Kotamadya Mojokerto". Telah diujikan pada
sidang munaqosah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal21 Februari 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Sosiologi Program Strata (SI) pada jurusan Sosiologi
Agama.
Jakarta, 21 Februari 2008
Sidang Munaqosall
Ketua merangkap anggota
Pen ·i I
of. Dr. Mu ah SunantoNIP 150 062 829
Anggota
Sekretaris merangkap anggota
~,Dra. I otul JamiIah. MsiNIP 1~ 282 396
Penguji II
Dr. M. Amin Nurdin, MANIP 150 232 919
Pembim .
A')L-/~Dra. Joh htI Jamilah MSi
N 150282396
JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF BIDAYATULLAHTAUADTA
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirrahim
AIhamdulillah, adalah kata terindah yang patut diucapkan kepada Allah
SWT. Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
Tuhan semesta alam, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan rahmat
dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh
Himbingan Agama Islam Terhadap RehabilitasiGelandangan. Semoga salawat
serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabatnya, dan kepadaparapengikutnya yang setia
menjalankan ajaran-ajaran yang Helaiu bawah.
Dalamprosespenulisan skripsiini, tidaksedikitkesulitan,rintangan dan
hambatan yang dialami oleh penulis. Namun, dengan niat, keteguhan hati dan
motivasi yangmembumbung tinggi serta dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak maka kesulitan tersebut serasa sima ditelan bumi, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan, baik itu dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk
pemahaman yang tertuang didalarnnya, karena keterbasan ilmu yang dimiliki
penulis. Hila dibandingkan dengan skripsi yang lain, skripsi ini bagaikan setitik
pasir dari sekumpulan pasir yang ada di muka bumi. Hila dibandingkan dengan
ilmu Allah maka skripsi bagaikan setitik debUt dari seluruh debu yang ada di alam
semesta.
Dengan rasa syukur dan dengan kerendahan hati, penulis haturkan ucapan
terirna kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan segala
rasa hormat, penulis ucapkan terirna kepada :
1. Dr. H. M. Amin Nurdin, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat. Serta kepada Pembantu Dekan bidang Akademik, Pembantu Dekan
bidang Adrninistrasi Umum, serta Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan.
2. Dra. Ida Rosyidah, MA Ketua JUlUsan Sosiologi Agama yang memberikan
3. Sekretaris Jurusan Sosiologi Agama, Dra. Joharatul JaJuilah, M.Si sekaligus
sebagai pembimbing penulis. Terima kasih atas bimbingan dan arahan yang
telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan kepada penulis, semoga ilmu yang telah diberikan
dapat berguna dan bemlanfaat bagi penulis.
5. Dr. H. Suwamo Imam, Dosen Penasehat Akademik yang telah membantu
mengoreksi judul skripsi ini.
6. Kedua orangtuaku, ibunda Muzabrob dan Alm.ayahanda Nur Said, yang
telah merawat daJl membesarkan penulis dengan kasib dan sayangnya.
Ucapan terima kasib penulis kepada keduanya tak kunjung benti-bentinya
terucap. Terima kasib atas do'a, kasib sayang, dan dukungaJIDya, serta
segenap perbatian yang telah diberikaJl kepada penulis. Untuk Kakakku
YaJlg tercinta, Kboirunisa dan M AmaJ', beserta keponakanku Natasyab
Fitriani dan Abid Kbolifatul Ulyah yang telah memberikan dukungaJ1l1ya
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga selalu dilindungi
dan dirabmati oleb Allab SWT.
7. Pegawai perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Perpustakaan
Um1l11!l UIN, yang telah sudi kiranya melayani dan membantu penulis dalaJu
melengkapi buku-buku rujukan yang dibutubkan.
8. Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Perlind1l11gan Masyarakat kota
Mojokerto, Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Mojokerto dan Bapak Yudo
Gutowo selaku Pembina Pondok Sosial beserta Para warga Binaan di
Lingkungan Pondok Sosial yang telah memberi kesempatan dan membantu
penulis untuk mengadakan penelitian hingga selesai.
9. Sobat dan teman-temaJl seperjuangan di JuruSaJl Sosiologi AgaJua terutama;
Tubagus 'Abu' Feri, Jafli BomBom, Heriyana, Teguh Siswanto, Ibnu
Sbolihin, Firmansyah, Rifai, Saefuddin, Rahmat Djong, Aminah, Ive, Ina,
Maya. Ternan-ternan kosanku, Rahmat Djong, Mai Sa1l11!l, Raja, Brai, yang... _1_1.. __ 1 1... __ ..... ..1:_ ...J_1 1 =1. 1.__: = :__ : C'l ~_. 1
10. Kepada temanku Purwantoro dan mai yang telah banyak membantu dan
memfasilitasi penulisan sekripsi ini. Semoga amal kebaikannya dibalas oleh
AllahSWT.
11. Teman-teman yang ada di kampus ataupun yang ada dikosan dan lainnya
yang tak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan kenangan
manis yang tak dapat untuk dilupakan bagi penulis. Semoga kita dapat
menjadi orang-orang yang sukses dan beruntung, baik di dunia maupun di
akherat kelak. Amien.
12. Serta kepada seIuruh pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal
atas segala bantuannya.
Tentunya masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dad semua pihak. Akhimya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat benuanfaat untuk kita semua. Amin.
Jakarta, 20 Desember 2007
10 Dzulhijjah 1428B
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR .
DAFTAR ISI.. iv
BABI PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah...................... 1
B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitan 5
D. Metodologi Penelitian........................................................................ 6
E. Sistematika penulisan 10
BAB II KAJIAN TEORITIS 12
A. Pengaruh Bimbingan Agama Islam 12
1. Pengertian Bimbingan Agama Islanl 12
2. Unsur-Unsur Bimbingan Agama Islam 15
3. Tnjuan Bimbingan Agama 16
4. Fungsi Bimbingan Agama 18
B. Rehabilitasi Gelandangan 21
1. Pengertian Rehabilitasi Gelandangan 21
2. Faktor Penyebab Gelandangan 23
3. Bahaya yang ditimbulkan 26
BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK SOSIAL 31
A. Letak dan Keadaan Geografis 31
B. Sejarah Singkat Pondok Sosial 32
D. Populasi Warga Binaan di Lingkungan Pondok Sosial 34
E. Struktur Organisasi Kepengurusan Pondok Sosial 38
F. Tujuan Pokok Bimbingan Agama Islam terhadap Rehabilitasi
Gelandangan 38
BAB IV HASIL PENELITIAN 39
A. Materi Kegiatan Bimbingan Agama Islam Tentang Motivasi Kelja. 39
B. Analisisa Pengaruh Bimbingan Agama Islam Terhadap
Rehabilitasi Gelandangan di Margersari Mojokerto 43
C. Hambatan-Hambatan Dalam Rehabilitasi Gelandangan.................... 48
BAB V PENUTUP 51
A. Kesimpulan 51
B. Saran-Saran 52
DAFTAR PUSTAKA 54
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya adalah makWuk yang dipercaya oleh Allah untuk
menjadi pemimpin di muka bumi ini, dalam arti manusialah yang berhak
mengelola semua sumber daya alam yang ada di bumi ini. sebagai pemimpin di
muka bumi ini, manusia dituntut untuk bekeIja, baik untuk keperluan
pembangunan maupun untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Tuntutan pekeIjaan tersebut diperlukan adanya lapangan pekeIjaan yang
seimbang dengan jumlah angkatan keIja yang ada. Apabila jumlah antara
keduanya tidak seimbang, dalam arti jumlah angkatan keIja lebih banyak jika
dibandingkan dengan lapangan pekeIjaan yang tersedia, maka timbulah masalah
pengangguran yang dapat menimbulkan permasalahan yang rawan. Hal ini
disebabkan keadaan menganggur ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap
jiwa yang menganggur itu sendiri maupun kepada lingkungan masyarakat,
terutama di lingkungan perkotaan. Masalah yang bisa menimbulkan masalah
pengallgguran di antaranya adalah meningkatnya sarana dan fasilitas yang
menarik di kota-kota merupakan salah satu faktor yang mendorollg teIjadinya arus
urbanisasi yang membawa akibat heterogenitas, kepadatan, dan jumah penduduk
yang meningkat pula.'
Unsur-unsur yang dianggap mempengaruhi pertumbuhan penduduk kota
itu adalah pertambahan alami yaitu selisih jumlah kelahiran atas kematian, lalu
2
perpindahan penduduk (migration) dan penggolongan kembali (reclassification).
Penggolongan kembali itu mencakup diubalmya kedudukan desa menjadi
kawasan kota dan ditambalmya luas kawasan kota dengan memperlebar garis
batasnya.2
"Perpindahan penduduk dalam bentuk urbanisasi-Iah yang paling besarperanannya dalam pertumbuhan penduduk itu. Beberapa ahli menyebutkanbahwa urbanisasi tetjadi karena berlangsungnya keadaan di manapembangunan ekonomi di Negara dunia lcetiga hanya terkonsentrasi di kotakota utamanya saja. Akibatnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi,kemakmuran, dan kesempatan mudah untuk memperoleh penghasilan jugahanya teJjadi di kota-kota utama itu, sementara desa-desa dan daerah-daerahpinggiran lainnya tetap miskin dan tertinggal, itulah sebabnya penduduk desakemudian menyerbu kota dengan harapan mendapat limpahan kemakmurantersebut,,3
Keadaan sarana dan fasilitas fisik yang lengkap di kota-kota jika
dibandingkan yang ada di desa itu yang menyebabkan warga desa tergiur untuk
pindah ke kota dengan harapan akan mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
Faktor lain yang menyebabkan arus urbanisasi ini adalah karena adanya
kesenjangan yang lebar antara kehidupan di desa dan di kota. Basil pengbangunan
masih lebih banyak dinikmati oleh orang kOUl Sementara itu banyalc warga desa
kehilangan lahan-Iahan garapan akibat pembangunan. Kenyataan ini
mengakibatkan sebagian warga desa cenderung lari ke kota.
Terlepas dari semua sebab yang menimbnlkan urbanisasi tersebut adalah
dampak yang ditimbulkannya. Apabila arus warga desa yang pindah ke kota itu
tanpa dibekali keahlian dan keterampilan yang memadai maka akan terpinggirkan
'Philips M. Hauser, Penduduk dan Masa Depan Perkotaan (Jakarta: Yayasan OborT~...l~_~~:~ 1l\f\.e"\ 1. ..... '" "'...,
3
oleh masyarakat yang telah mempunyai keahlian dan keterampilan. Hal ini yang
menyebabkan mereka sulit mendapatkan pekerjaan seperti yang diimpikan ketika
meninggalkan desanya, karena pada pola persaingan di kota sangat ketat, sedang
mau kembali ke desa mereka merasa malu. Akhimya mereka terpaksa teIjun
menjadi gelandangan. Tidur tidak menentu, begitu pula dengan pekerjaan.
Mengingat bahwa masalah-masalah gelandangan ini dapat menimbulkan
keresahall sosial, yang sewaktu-waktu dapat meningkat menjadi letupan sosial,
maka masalah gelandangan ini perlu diatasi atau setidak-tidaknya ditekan
jurnlahnya.
Dalam menghadapi dunia global yang semakin pesat, serta pengembangan
pada zaman moderen yang pesat sekarang ini, pembangunan snmber daya
manusia yang berkualitas sangat penting. Hal ini sangat jelas bahwa semakin
tinggi kuaIitas snmber daya manusia yang dimiliki suatu Negara, maim
penguasaan dan pelldalaman teknologi serta peningkatan produktifitas akan
mudah di lakukan.4
Bahwa lingkungall pondok sosial di Kelurahan Kedundung Kecamatan
Magersari Kotamadya Mojokerto, adalah salah satu tempat pembinaan bagi
gelandangan di daerah Mojokerto dan sekitarnya, dellgan maksud untuk menekan
jurnlah gelandangan. Tempat ini diusahakan oleh Departemen Kesejahteraan
Sosial bekeIja sama dengan Dinas atau Intitusi yang lain, dengan maksud untuk
memberikan pembinaan secara terpadu kepada gelandangan, agar mereka
memperoleh keterampilan yang memadai sebagai modal kerja, serta memberikan
4
semangat dan kesadaran ootuk mau memarrfaatkan hasil biIlaan keterampilan di
lingkungan pondok sosial agar dapat meningkatkan taraf kehidupan yang lebih
baik.
Salah satu bentuk pembinaan dalam program pembinaan terpadu di
lingkungan pondok sosial Kotamadya Mojokerto tersebut adalah bimbingan
Agama Islam, yang melaksanakan sebagai konselor adalah petugas dari
Departemen Agama Kotanladya Mojokerto. Kegiatan ini dimaksudkan ootuk
membantu kepada para gelandangan tentang hal-hal yang mencakup masalah
masalah hakekat hidup mennrut ajaran Islam, oleh karena itu salah satu sumber
yang dicari sebagai sumber untuk menemukan pemecahan masalah adalah agama,
yang dikaitkan dengan ikhtiar mannsia dalam rangka menumbuhkan semangat
dan kesadaran ootuk melaksanakan hasil binaan rehabilitasi pada mereka.5
Kegiatan ini dilakukan cnkup lama yakni sejak berdirinya lingkungan pondok
sosial tersebut, pada tahoo 1983.
Namoo hal ini belum diketahui secara pasti apakah bimbingan agama
Islam yang telah dilakukan itu membawa pengaruh yang positif terhadap
rehabilitasi warga di lingkungan pondok sosial tersebut. Untuk mengetahui
kepastian ini diperlukan adanya penelitian lapangan yang dikhususkan pada
tujuan ingin mengetahui ada tidaknya Pengaruh Bimbingan Agama Islam, yang
dilakukan oleh Konselor dari Departemen Agama Kotamadya Mojokerto tersebut
terhadap rehabilitasi gelandangan di lokasi pondok sosial.
5
Berangkat dari pennasalahan tersebut penulis tertarik untuk mengangkat
masalah kegiatan bimbingan agama Islam sebagai bahan penulisan skripsi dengan
mengangkat judul skripsi "Pengaruh Bimbingan Agama Islam Terhadap
Rehabilitasi Gelandangan: Studi Kasus di Pondok Sosial Kelurahan Kedundung
Kecamatan Magersari Kotamdya Mojokerto".
B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah
Dalam kajian ilmu-ilmu sosial, kbususnya sosiologi sangatlah luas
cakupannya, terlebih bukan hanya membahas masalah-masalah sosial tapi juga
membahas masalah-masalah agama yang cakupannya pun sangat luas. Hal
tersebut menjadikan penulis harns membuat rumusan atau batasan dari
pennasalahan yang akan diteliti untuk ml:mpennudah penulisan skripsi ini.
Adapun pembatasan penulisan skripsi ini yakni tentang pengaruh agama terhadap
motivasi kega para gelandangan serta kesadaran mereka dalam memanfaatkan
bimbingan.
Adapun perumusan masalahnya adalah bagaimana pengaruh bimbingan
agama Islam terhadap rehabilitasi gelandangan di lingkungan pondok sosial di
Kelurahan Kedundungan Kecamatan Magersari Kotamadya Mojokerto, dalam hal
ini kesadaran memanfaatkan hasil binaan keterampilan serta motifasi kega?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian iui adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama Islam dalam memberikan
motivasi keIja kepada para gelandangan supaya mereka bisa bekeria lebih
6
2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama Islam terhadap rehabilitasi
gelandangan di lingkungan Pondok Sosial di Kelurahan Kedundung
Kecamatan Magersari Kotamadya Mojokerto dalam hal kesadaran
memanfaatkan hasil binaan keterampilan.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai tambahan pengetahuan tentang praktek Bimbingan Agama Islam
terhadap rehabilitasi ge1andangan sehingga pelaksanaan bimbingan agama
lebih baik.
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam kaitanya dengan penggunaan metode
Bimbingan Agama Islam kepada para gelandangan dengan menggunakan
pendekatan Agama yang mempunyai pengaruh positif bagi para
ge1andangan.
3. Bagi Penulis, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai pel1galaman
berharga guna mel1ingkatkan pel1getahuan dan wawasan mengenai
pel1garuh bimbingan keagamaan terhadap rehabilitasi gelandangan di
lil1gkungan POl1dok Sosial Kotamadya Mojokerto.
4. Sebagai laporan ilmiah kepada Universitas Isllun Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
D. Metodologi Penelitian
Metode merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan
dalam pel1elitian. Metode yang dilakukan dalam pene1itian ini adalah metode studi
kasus del1gan pendekatan kua1itatif. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu
metode pel1elitian untuk membuat gambaral1 mengel1ai situasi atau kejadian,
7
Menurut Moh. Nasir dalam buku Metode Penelitian, "...metode deskriptif
merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah yang teJjadi di dalam masyarakat serta situasi
situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung, dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena... ".6
Untuk melengkapi data yang diperlukan, penulis mengambil langkah
langkah sebagai berikut :
I. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kedundung
Kecamatan Magersari Kotamadya Mojokerto. Tempat ini dipilih sebagai
lokasi penelitian dengan pertimbangan penghuninya (gelandallgan) yang
berada di wilayah Mojokerto.
2. Waktu Penelitian
Sebelumnya peneliti melakukan survey terlebih dahulu di lokasi
penelitian tersebut selama seminggu supaya memudahkan peneliti dalam
mempersiapkan apa saja yang diperlukan untuk memperoleh informasi dan
data. Pelaksanaan waktu pellelitian berlangsung sekitar dua bulan terhitung
dari tanggal 07 Juni - 07 Agustus 2007.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penulisan skripsi ini adalah pellghulli pondok
sosial di Kedundung Kecamatan Magersari Kotamadya Mojokerto. Untuk
8
lebih memudahkan penulis dalam memilih obyek sebagai informan, penulis
mengelompokkan subjek sebagai berikut: perwakilan gelandangan yang di
rehabilitasi, kepala instansi terkait yang menangani gelandangan. Dengan
demikian pengambilan bahan informasi untuk dijadikan analisa data lebih
beragam.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan serta informasi yang
dibutuhkan sebagai bahan dalam rangka penelitian skripsi ini, maka teknik
pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :
a. Penelitian Pustaka (library research)
Teknik yang digunakan yaitu dengan cara melihat-lihat dokumen
dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dokumen
merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktifitas tertentu, biasanya merupakan rekaman atau
dokumen tertulis seperti arsip data, surat-surat, rekaman gambar, benda
benda peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa di tempat tersebut.7
b. Penelitian Lapangan (Field research)
I) Observasi (Pengamatan LangsLmg)
Observasi dalam suatu penelitian berarti pengamatan yang
dilakukan secara langsung terhadap gejala yang diteliti. Sebelumnya
peneliti melakukan pengamatan langsung ke tempat Lingkungan
Pondok Sosial serta melihat kondisi warga yang akan dilakukan
.-
9
penelitian. Teknik ini memungkinkan peneliti menarik kesimpulan
ikhwal makna dan sudut pandang responden, kejadian, petistiwa, atau
proses yang diamati. Melalui teknik ini peneliti akan melihat sendiri
pemahaman yang tidak terucapkan, bagaimana teoti digunakan
langsung dan sudut pandang narasumber atau responden yang mungkin
tidak didapati dari wawancara
2) Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
motivasi, perasaan, dan sebagainya, yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan
yang diwawancarai (interviewee).8
Wawancara berarti proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya-jawab sambil bertatapan muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau narasumber
dengan menggunakan a1at yang dinamakan interview guide (pedoman
wawancara).9
Pelaksanaan wawancara pIll dilakukan tidak hanya sekali atau
dua kali, melainkan berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi, dari
informan yang satu ke informan yang lain agar bisa mendapatkan data
ataupun informasi yang lebih valid dan akurat. Dalam wawancara ini
penulis menggunakan metode wawancara terpimpin yaitu wawancara
10
yang dilakukan dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap yang
terperinci. Adapun penelitian ditujukan kepada residen warga binaan
di Lingkungan Pondok Sosial dan mengambil 10 residen sebagai
sampel.
3) Analisis Dokumen
Teknik ini penulis gunakan untuk melengkapi data (seconder
file) dengan earn melihat-libat dokumen dan arsip-arsip yang ada, baik
di perpustakaan (library research) maupun di instansi-instansi yang
terkait dengan objek peneitian. Dokumen merupakan bahan tertulis
atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas
tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti
arsip database surat-surat, rekaman gambar, benda-benda peninggalan
yang berkaitan dengan peristiwa.
4) Hipotesis
Peneliti mencoba ingin melihat bahwa, pengaruh bimbingan
agarna Islam terhadap rehabilitasi gelandangan merupakan upaya
penyadaran secara kolektif yang dilakukan lembaga sosial yang
mampu menciptakan keseimbangan sosial. Menurut teori
fungsionalisme struktural, masyarakat merupakan suatu sistem sosial
yang terdiri atas bagian-bagian atau clemen yang saling berkaitan dan
saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang teJjadi pada satu
bagian akan membawa perubahan puIa terhadap bagian yang lain.
11
Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam setiap sistem
sosial, fungsional terhadap yang lain. lO
5) Pedoman Penulisan
Dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku
"Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta" yang diterbitkan CeQDA (Center For
Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN)
SyarifHidayatullah Jakarta, 2007M/1427.
E. Sistematika PenuIisan
Dalam penelitian skripsi ini, penulis menyusun sistematika pembahasan ke
dalam lima bab yang disesuaikan dengan pokok masalah yang akan dibahas.
Rencana ataupun sistematikanya adalah sebagai berikut :
BAB I :Membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitan, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Kerangka teoritik. Pada bab ini diuraikan tentang studi pustaka
mengenai bimbingan agama Islam, tujuan bimbingan agama Islam,
rehabilitasi gelandangan, meliputi: pengertian bimbingan agama
Islam, metode bimbingan agama Islam, unsur-unsur bimbingan
agama Islam, fungsi bimbingan agama Islam, tujuan bimbingan
agama Islam, pengertian rehabilitasi gelandangan, faktor penyebab
serta bahaya yang ditimbulkan.
BAB III
BABIV
BABV
12
: Penyajian data yang memuat hasil rehabilitasi serta gambaran
umum pondok sosial yang meliputi: letak dan keadaan geografis,
sejarah singkat pondok sosial, sarana dan prasarana, populasi
warga binaan, organisasi kepengurusan. Tujuan pokok Bimbingan
Agama Islam terhadap Rehabilitasi Gelandangan di Lingkungan
Pondok Sosial Kotamadya Mojokerto.
:Membahas hasil analisa pengaruh bimbingan agama terhadap
rehabilitasi gelandangan dan menjawab permasalahan warga
binaan di Lingkungan Ponclok Sosial Kelurahan Kedundung
Kecamatan Magersari Kotamadya Mojokerto.
Penutup berisi kesimpulan hasil tujuan penelitian serta saran-saran
dengan harapan akan adanya suatu peningkatan dalam pelaksanaan
bimbingan agama Islam khususnya terhadap gelandangan yang ada
di lingkungan pondok sosial Kelurahan Kedundung Kecamatan
Magersari Kotamadya Mojokelto.
BARIl
KAJIAN TEOm
A. Pengaruh Bimbingan Agama Islam
1. Pengertian Bimbingan Agama Islam
Dalam kehidupan sehari-hari kita selingkali mendengar kata-kata
bimbingan, yang dalam praktiknya di masyarakat diidentikkan dengan
pendidikan ataupun mendidik. Kata bimbingan berasal dari kata kelja
bimbing, yang berarti pimpin, asuh, atau tuntun. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, bimbingan berarti petunjuk ataupun penjelasan tentang cam
mengeljakan sesuatu.1 Secara harfiah, bimbingan adalah menunjukkan,
memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi
kehidupannya di masa kini dan masa yang akan datang.2
Istilah bimbingan merupakan teljemahan dari kata guidance.
Bimbingan dalam arti guidance menunjukkan kepada dua hal, yang masing
masing berdiri sendiri, yaitu sebagaimana dikatakan oleh W.S. Wingkel
adalah :
a. Memberi informasi, yakni memberi petunjuk, bahkan memberikan nasehat
kepada seseorang atau kelompok. Maka atas dasar pengetahuan tersebut
orang dapat menentukan pilihan dan mengambil keputusan.
I Tim Penyusun Kamus, Pusa! Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
13
b. Menuntun atau mengarahkan kepada sesuatu tujuan yang akan dituju, yang
mungkin tempat tersebut hanya dapat diketahui orang yang menuntun
saja.3
Bimbingan adaIah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam hidupnya.4
Menurut Stops, sebagaimana dikutip oleh Djumhur mengemukakan
bahwa bimbingan adaIah "suatu proses yang terns menenJS dalam membantu
perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal
dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besamya, baik itu bagi dirinya
sendiri, maupun bagi masyarakat.5
Dalam pengertian lain disebutkan, bimbingan adalah bantuan yang
diberikan seseorang kepada orang lain dalam menetapkan pilihan dan
penyelesaian diri, serta di dalam menyelesaikan masalah-masalalmya.
Bimbingan bertujuan membantu penerimanya untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara bebas dan mampu bertanggung jawab terhadap dirinya
Jadi, secara singkat bimbingan adaIah suatu proses bantuan kepada
seseorang maupun kepada kelompok agar dapat memahami dirinya, sehingga
3 W.S. Wingkel, FKIP, IKlP, Senata Danna, 8imbingan dan Penyulllhan di Sekolah,(Jakarta: PT. Gramedia, 1999), h. 18.
, Bimo Walgito, 8imbingan dan Penyulllhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset,1993), h.<4.
14
ia sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkungannya dan dapat
memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.
Bimbingan Agama Islam merupakan salah satu bentuk tuntunan agar
manusia beIjalan pada jalan yang lurus dan dibenarkan oleh agama.
Bimbingan yang dilaksanakan daIam rangka menuntun seseorang ke arab
kehidupan yang bermanfaat, merupakan suatu kebutullal1 yang tak dapat
ditinggaIkan karena daIam kehidupan ini tidak ada manusia yang hidup
dengan sempurna.
Menurut Prayitno,
"Bimbingan adaIah bantuan yang diberikan baik secara perorangan(individu) maupun kelompok agar merelca dapat berkembang menjadi pribadipribadi yang mandiri. Kemandirian itu mencakup lima fungsi pokok yanghendaknya dijalankan oleh pribadi yang mandiri, yaitu : mengenal diri sendiridan lingkungannya, menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positifdan dinamis, mengambil keputusan sendiri, pengarahan diri, menunjukkandiri".?
Menurut Djumhur dan Moh. Syurya :
"Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terusmenerus dan sitematis kepada individu daIam memecabkan masaIah yangdihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (selfunderstanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptence), dankemampuan untuk merealisasikan (Self Realization), sesuai dengan potensiatau kemampuan daIam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baikkeluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan bantuan ito diberilcan kepadaorang-orang yang memiliki keahIian dan pengalaDlal1 khusus di bidangtersebut".8
7 Syabril, Riska Ahmad, Pellganlar Bimbillgan dOll KOllselillg, (Padang: Angkasa Raya,----_. _. --
15
Menurut Rosyidan:
"Bimbingan (guidance) adalah suatu proses pemberian bantuan oehseseorang kepada individu lain dengan tujuan supaya individu dapat tumbuhdan mengembangkan bakat, minat, potensi, dan nilai-nilai pribadinyaseoptimal mungkin sehing~a dapat memberikan faedab baik baik dirinyamaupun untuk masyarakat".
2. Unsur-unsur Bimbingau Agama blum
Yang dimaksud dengan unsur-unsur bimbingan agama Islam adalah
suatu tanda kekbasan yang dimiliki oleb bimbingan agama Islam. Dalam hal
ini menurut Imam Sayuti Farid sebagai berikut :
a. Tujuan dan dasar landasan bimbingan agama Islam bertujuan
memberikan bimbingan pada seseorang atau individu yang mempunyai
masalah sesuai dengan citra manusia islami untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Subjek bimbingan agama Islam adalah individu yang mempunyai
masalah dan memerlukan bantuan bimbingan agama Islam.
c. Pembimbing adalah orang yang mempunyai kewenangan atau
kompetensi untuk melakukan bimbingan.
d. lsi bimbingan berkaitan dengan kebutuban individu yang sedang
mengbadapi masalah (subjek bimbingan) yang berupa kebutuhan
jasmani dan robani untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akbirat.
e. Strategi pendeka~ metode dan teknik adalall garis-garis besar
pelaksanaan, cara-cara pendekatan masalah dan cara-cara memecabkan
masalah yang dibadapi oleh subjek bimbingan menurut ajaran Islam.
16
f. Sarana dan prasarana bimbingan adalah segala fasilitas yang dapat
mendukung pelaksanaan bimbingan secara efektifdan efisien.
g. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar subjek yang
dapat mempengaruhi subjek bimbingan bail< positif maupun negatif. IO
3. Tujuan Bimbingan Agama
Adapun tujuan bimbingan agama khususnya di Lingkungan Pondok
Sosial ialah memberikan bantuan untuk memecahkan masalah yang ada
kaitannya dengan gelandangan agar mereka sada! kembali bahwa dirinya
adalah manusia, sama seperti manusia lainnya, bermasyarakat, beragama dan
bernegara. Dengan kesadaran yang demikian itu, mereka akan selalu berbuat
sesuatu menurut ajaran Islam serm aturan-aturan yang lain.
Di samping itu juga untuk membantu pemerintah di dalam
membina dan mengarahkan gelandangan, agar dengan motivasi keagamaan ini
akan tumbuh di dalam jiwanya suatu sikap barn, yaitu kembali ke desa tempat
semula atau mengikuti program transmigrasi atau memanfaatkan basil binaan
keterampilan yang telah mereka miliki untuk dilaksanakan dengan penuh
kesadaran dan kelja keras serta tawakal kepada Allah Swt. agar hidupnya
bahagia dan sejahtera dunia dan akhirat.
Di samping itu bagi konselor agama Islam yang melakukan tugas ini
tepat sekali, karena gelandangan yang penuh dengan masalah lahir dan batin
hams diperhatikan secara intensif. Dinas Sosial memberlkan bantuan lahiriah
(kursus keterampilan, sarana dan pembinaan lainnya) sedangkan konselor
17
agama Islam memberikan bantuan tentang kesulitan-kesulitan rohaniah, maka
sistem rehabilitasi seperti ini akan menunjukkan hasil yang lebih baik dan
sempuroa, sehingga pennasalahan yang dihadapi oleh gelandangan dapat
diatasi dengan baik.
Secara umum, tujuan bimbingan agama Islam adalah membantu
individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 11
Dalam menjalankan kehidupannya manusia pasti mengalarni
hambatan-hambatan dalam mewujudkan keinginannya sehingga diperlukan
bimbingan agama. Untuk itulah bimbingan agama Islam berusaha untuk
membantu individu agar mampu menghadapi masalah dalam hidupnya.
Secara khusus bimbingan agama Islam memiliki tujuan-tujuan, antara
lain:
a. Membantu individu agar tidak putus ada dalam menghadapi masalah.
b. Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapinya.
c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi
lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber rnasalah bagi dirinya
dan orang lain.12
Dengan memperhatikan tujuan-tujuan tersebut, diharapkan bimbingan
agama Islam yang dilaksanakan akan membantu individu agar dapat menjadi
hidup mandiri dengan mengenal dan menerima diri sendiri dan
18
lingkungannya, mengarahkan diri sendiri, mengambil keputusan sendiri, dan
mewujudkan diri sendiri yang lebih baik dan sebelumnya.
4. Fungsi Bimbingan Agama
Sebelum kita melangkah Iebih jaub untuk mengetahui fungsi agama,
kita perlu memperhatikan aspek fungsional agama Nikolas Luhman melihat,
bahwa agama sebagai suatu cam dan suatu fungsi khas yang dimainkan dalam
situasi evolusioner yang berubah terns-meneros.
Pemahaman mengenai fungsi agama tidak terlepas dari tantangan
tantangan yang dihadapi manusia dan masyarakatuya. Ketika manusia
dihadapkan pada problematika kehidupan biasanya cenderung mencan
jawaban atau perlindungan kepada agama. Adapun fungsi agama itu sendiri
adalah sebagai berikut ::
L Edukatif, penganut agama berpendapat bahwa ajaran agama yang mereka
anut memberikan ~aran yang hams dipatuhi. Sccam yuridis-normatif,
doktrin agama berisi perintah dan larangan dengan satu tujuan agar
penganutuya menjadi manusia baik dan bijak.
2. Penyelamat, di manapun manusia berada, ia senantiasa merindukan
datangnya keselamatan. Keselamatan yang dititahkan agama adalah
keselamatan dunia dan akhirat.
3. Perdamaian, melalui agama, seseorang yang bersalah atau berdosa dapat
mencapai kedamaian batin melalui tuntutan agama. Pemsaan berdosa akan
lenyap bila ditebus dengan penyucian diri atau tobat.
19
4. Kontrol Sosial, agama adalah faktll sekaligus norma sosial sehinggll
berfungsi pula sebagai kontrol sosial.
5. Menumbuhkan Solidaritas, secam psiko1ogis, pam pemeluk agama
memiliki kesamaan dalam satu kesatulln iman dan kepercayaan. Rasa
kesatulln ini akan menumbuhkan solidaritlls kelompok maupun
perorangan.
6. Transformatif, tUllIall agarna dapat mengubah kehidupan seseomng atau
kelompok menjadi kehidupan barn sesuai dengan ajllIall agama yang
diperlukan dan mengubah kesetiaannya kepada adab (norma kehidupan
yang dianutnya).
7. Kreatif, ajllIall agarna mendorong penganutnya untnk bekelja tetapi untnk
kepentingan omng lain dan bekelja secam rutin dalam pola hidup yang
sarna dalam mngkan melakukan inovasi.
8. Sublimatif, ajllIall agama mengkuduskan segala usaha manusia, bukan
saja bersifat ukhrawi, tapi juga duniawi selama segala usaha manusia tidak
bertentangan dengan norma-norma agama13
Dengan memperhatikan tnjuan umum dan khusus bimbingan agama di
atlls, dapatlah dirumuskan fungsi bimbingan agama, yakni sebagai berikut :
a. Fungsi Preventi/, yakni membantll individu menjaga atau mencegah
timbulnya masalah bagi dirinya.
b. Fungsi Kuratif/Korektif, yakni membantn individu memecahkan
masalah yang sedang dihadapi atau dialami.
20
c. Fungsi Preservatif, yakni membantu individu menjaga agar situasi dan
kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik
(terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama (in state ofgood).
d. Fungsi Developmental, yakni membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik
atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi
sebab munculnya masalah baginya. 14
Untuk mencapai tujuan yang sejalan dengan fungsi-fungsi bimbingan
agama, maka bimbingan agama melakukan kegiatan-kegillitan sebagai berikut :
a. Membantu individu dalam mengingatkan kembali akan fitrahnya
sebagai makhluk Allah, agar memaharni dirinya yang memiliki
berbagai potensi dan kelemahan memahami dirinya sebagai makhluk
Tnhan, religius, individual, sosial dan juga sebagai makhluk pengelola
alam semesta atau makhluk berbudaya. Dengan demikian, individu
akan lebih mudah mencegah timbulnya masalah, kemudian
memecahkan masalah dan menjaga berbagai kemlmgkiuan timbulnya
kembali masalah.
b. Membantu individu tawakal atau Iberserah diri kepada Allah. Dengan
tawakal atau berserah diri kepada Allah berarti meyakini bahwa nasib
buruk dirinya itu semua merupakan cobaan dari Allah, semuanya itu
ada hikmahnya dan dapat diambil hikmahnya dari semua itu.
21
c. Membantu individu memahami keadaan situasi dan kondisi yang
dihadapinya. Seringkali seseorang menghadapi masalah yang tidak
dapat dipahami atau tidak menyadari bahwa dirinya sedang
menghadapi masalah.
d. Membantu individu menemukan altematif pemecahan masalah. Dalam
hal ini, bimbingan agama yang diberikan kepada individu bukanlah
memecahkan atau menentukan pemecahan masalall, melaiukan sekedar
memberikan altematif pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh
individu. Selanjutnya individu itu sendiri yang dapat memilih dan
menentukan altematif pemecahan masalah ylmg sesuai dengan
keinginan dan keadaan dirinya. IS
B. Rehabilitasi Gelandangan
1. Pengertian Rehabilitasi Gelandangan
Pengertian rehabilitasi gelandangan adalah pemulihan sesuatu,
umpamlffiya nama baik atau kedudukan seseorang yang telah temoda,
kemsakan telah terbukti kebeuarannya, direhabilitasi nanla dan kedudukan.16
Dalam Kamus Besar Indonesia, kata "gelandangan" adalah orang yang tidak
mempunyai tempat tinggal atau orang biasa menyebut Tuua Wisma dan Tuua
Karya. W.J.S. Purwadanninta dalam kamus umum Bahasa Indonesia
mengatakan : "Gelandangan; bergelandang, beIjalan ke saua-sini tidak
menentu maksudnya, berpetualang tidak te'ntu tempat tinggalnya."
15 n_I__ ..J D_L________ ~ n. __ ,
22
Gelandangan yang sering dikemulr.akan dengan istilah baru yakni Tuna
Wisma dan Tuna Karya yang berarti tidak mempunyai rumah (tempat tinggal)
dan tidak mempanyai pekeIjaan yang tetap dan hidupnya sehan-han
bergelandangan. Di tengah himpitan dan kesulitan pekeljaan yang dianggap
hina tidak menutup kemangkinan dilala.JY..annnya antuk memenuhi kebutuhan
hidup sehan-han dengan meminta belas kasih orang, dengan harapan
mendapatkan sedekah. Penyandang masalah sosia!, seperti gelandangan
tampaknya menjadi rona tersendiri yang tak pernah pupus mewaruai
perkotaan. Penyandang masalah sosial biasa dikategOIikan sebagai kaum
miskin; miskin dalam arti ekonomi.17
Untuk lebih jelasnya, penulis akan mengutip pengertian tentang
kemiskinan menurut beberapa pakar di bidangnya sebagaimana berikut :
Dalam buku yang dikarang oleh Andre Bayo Alal8 yang beIjudui Kemiskinan
dan Strategi Memerangi Kemiskinan, yang dikutip oleh 8ar A. Levita,
kemiskinan ada1ah kekurangan barang-barang dan pelayanan yang dibutuhkan
antuk mencapai standar hidup layak. Sedangkan menurut Emile Salim19,
dalam bukunya yang beIjudui Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan
Pendapatan memberikan batasan tentar1g kemiskinan sebagai kurangnya
pendapatan antuk memenuhi kebutuban hidup pokok.
17 W.J.S. Purwadanninto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Puslaka,1976), h. 652.
•8 Andre Bayo Ala, Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan, (yogyakarta:
23
Sementara itu, Parsudi Suparlan mendefmiskan kemiskinan sebagai
suatu standar hidup yang rendah, yakni kepeOOlikan materi yang minim pada
sejurn1ah golongan orang, dibandingkan dengan standar kehidupan orang lain
yang pada umumnya berlaku pada masyarakat yang bel'Sangkutan. Standar
kehidupan yang rendah ini, secara langsung tampak pengarubnya terhadap
tingkat keadaan, kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri mereka yang
tergolong sebagai OOskin.20
Secara ekonoOO keOOskinan dapat diartikan sebagai kekurangan
sumber daya yang dapat digunakan untuk meningka.tkan kesejahteraan
sekelompok orang. Menurut pengertian itu, keOOskinan sekelompok orang
yang dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan.21
2. Faktor Penyebab Gelandangan
Adapun faktor yang me~adikan sebab mengapa mereka menjadi
gelandangan, sebenarnya sangat komplek dan banyak sebab, di mana yang
seorang belum tentu sarna dengan lainnya. Narnun demikilm, kalau kita arnbil
rata-rata, kebanyakan ialah faktor keOOskinan, kebodohan dan kurangnya
iman yang mereka 00100. Soedjono D. SH. Mengatakan : "Para gelandangan
temyata berasal dari desa-desa di beberapa daerah. Ini berarti bahwa masa1ah
ge1andangan berhubungan erat dengan arus urbanisasi dengan berbagai
motifnya, seperti : Meninggalkan desa karena kehidupan yang miskin (areal
tanah yang digarap telah tidak bisa memenuhi kebutuhan lagi), karena
20 Parsudi Suparlan, Kemiskinan: Da/am Individu, Ke/uarga dan Masyarakal, (Jakarta:,,1__ ...1 __ =1 __ n..__ ~_...J_ 1t\OL"\ 1.. ...... 0"\
24
mendengar kehidupan kota itu menyenangkan, karena ingin berdagang, dan
kepentingan-kepentingan lain, serta kadang-kadang dipaksa oleh keadaan,
seperti adanya bencana alam (banjir dan sebagainya), ganggnan keamanan,
dan lain-lain.22
Dari pengertian yang telah diberikan oleh para ahli £Ii atas, dapat kita
kemukakan bahwa orang gelandangan, baik laId-laId maupun perempuan yang
tidak memiliki tempat tinggal atau nnnah dan juga tidak mempnnyai
pekerjaan yang tetap, biasanya mereka sering berkeliaran kesana kemari
(biasanya masih dalam satu kota) dalam rangka menclIli rizki yang paling
mudah baginya.
Pesatuya pertumbuhan komunitas gelandangan dewasa ini bukanIah
persoalan yang sederhana, akan tetapi menyangkut berbagai faktor, baik yang
berasal dari dalam maupnn luar, di antara faktor tersebut adalah :
a. Sempituya Lapangan Kerja
TimbuInya sektor informal sebagai sumber kesempatan kerja £Ii
kota merupakan manifestasi dari tidak sebandingnya pertumbuhan
angkatan kerja dengan kesempatan kerja pada satu pihak, dan
ketidakmampuan sektor formal untuk menampung kelebihan tenaga kerja
£Ii lain pihak. Berkembangnya kesempatan kerja sektur informal £Ii kota
sekurang-kurangnya dapat dijelaskan melalui tingginya pengangguran di
kota yang pada giIinmnya menimbulkan suatu respon yang berupa
membengkaknya sektor informal (usaha mencari nafkah sendiri).
25
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa lapangan ketja semakin
sempit, sedangkan tenaga ketja tamatan pendidikan lonna! dari berbagai
jenjang pendidikan kian melimpah yang betjube1.23 Pertumbuban
penduduk di kota-kota besar yang berlangsung tanpa kendali dipicu oleh
derasnya arus urbanisasi yang pada gilirannya menimbu1kan ketidak
seimbangan sosia!, sementara pemerintah kota tidak menyediakan sarana
dan prasarana yang memadai untuk memenubi tuntutan tersebut. Realitas
yang ada menunjukkan bahwa lapangan ketja tidak mampu menampung
selurub angkatan ketja yang bam maupun lama dalam setiap tahmmya.
Konsekuensinya ada1ah mereka yang tidak diterima masuk ketja, hams
rela menyandang status pengocara (pengangguran banyak acara). Apa
yang mereka lakukan untuk bisa bertahan hidup ada1ah melakoni profesi
apa saja asa1kan menghasilkan nang, tennasuk menerjunkan diri ke arena
gelandangan.
b. Kesenjangan Ekonorni Sosia!
Secara Ekonorni Sosia! kerniskinan clapat diartikan sebagai
kekurangan sumber claya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan sekelompok orang. Kerniskinan ini dapat diukur secara
langsung dengan menetapkan persediaan sumber claya yang tersedia pada
ke1ompok itu dan membandingkarmya dengan ukuran-ukuran baku.
Sumber claya yang dimaksud dalam pengertian ini mencakup konsep
23 Uotuk Iebili jelas meogeoai sempituya lapangan kelja, Iibat Ary H. Gunawan, SosiologiPendidikan: Suatu Ana/isis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan, (Jakarta: PT. Rioeka,...,~~ ... _ ...~n...." I. ... ~ ......._. t. I '.' ••• " • ••
26
ekonomi yang luas tidak hanya pengertian filllmcial, tetapi perIu
mempertimbangkan semua jenis kekayaan (wealth) yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kemiskinan yang perIu
mendapatkan perhatian adalah kemiskinan yang berkaitan dengan sumber
daya penting yang menentukan kesejahteraan masa datang daripada soot
ini. Sumber daya yang perIu mendapatkan perhatian adalah sumber daya
alam dan manusia (keahlian, kemampuan, inisiatif, dsb).
Kesenjangan ekonomi mernallg merupakan faktor paling ampuh
untuk mernaksa seseorang menyandang status kaurn miskin. Namun,
kemiskinan bukanlah satu-satunya faktor pelldorong seseorang untuk
rnenjadi gelandangan. Ada beberapa hal lain yang juga turut andil di
dalanmya, yaitu: Ketidakberdayaan Ekonomi, kondisi ini kerap dialami
oleh orang-orang yang rnengalami kesulitan ekonomi, rnisalnya dalam
rnemenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka tidak mempunyai gaji tetap,
tidak rnernpunyai sumber-sumber kehidupan. Sernentara mel'eka sendiri
tidak mempunyai keterampilan (keahlian khusus yang dapat mereka
rnanfootkan untuk rnenghasilkan nang). Kesulitan ekonomi yang tengah
dihadapi orang-orang yang sedang mengalami kerugilm harta yang cukup
besar contoh : para pengusaha tertimpa pailit atau para pedagang yang
jatuh bangkrut, atau para petani yang gagal panen secara total dan
sebagian mereka adalah orang yang mernerIukan bantnan karena sedang
rnengalami kesulitan ekonorni secara mendadak sehingga tidak bisa
27
seimbangnya antara pengbasilan sehari-hari yang didapat dengan besarnya
nafk.ah yang harns dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan
anggota keluarga yang beIjumlah banyak. Faktor bencana juga bisa
mempengaruhi kehidupan seseorang, sehingga akhirnya teIjun menjadi
gelandangan.
3. Bahaya yang Ditimbulkan
Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa sikap dan ucapan serta
pola pikir seseorang akan menjadi kurang baik, apabila ia dalam keadaan atau
kondisi lapar dan haus. apalagi bagi orang gelandangan, s~:bab ia bukan hanya
lapar atau haus s!\ia, akan tetapi juga ticL1k mempunyai tempat tinggal yang
tetap atau rnmah. Ditambah lagi kebanyakan mereka yang bergelandangan itu
adalah orang-orang kurang mendalam agamanya dan juga kurang
pengetahuannya. Mereka makan seadanya, karena malas untuk bekeIja keras.
KeIjanyanya kadang-kadang cukup mencari puntung rokoY" mengorek-ngorek
sampah, barangkali ada sesuatu yang bisa diambil apabila itu sisa makanan
atau benda-beoda lain yang mungkin bisa digunakan atau dijual.
Mereka berkeliaran terkadang kalau ada pintu roman yang terbuka atau
jemuran di luar rumah, maka akan menjadi sasarannya. Mereka hidup
berkurnpul antara laId-laId dan perempuan tanpa ikatan saudara atau pun
muhrim dan tidak ada ikatan perkawinan. Kalau mereka mempunyai anak juga
sukar ditentukan yang mana orang tuanya atau anak gelandangan yang mana,
sebab banyak lald-laki yang menggaulinya
28
Karena gelandangan yang wanitanya kebanyakan berprofesi sebagai
wanita tIll1a susila ditingkat rendah, maka akan berartijngll akan menyebabkan
timbulnYll penyakit kelamin, baik di kalallgan mereka selldiri maupun kepada
orang lain. Mereka juga bisa mengganggu keamanan danl ketertiban. Mereka
mencuri bila ada kesempatan atau terkadang berkelahi antara sesama mereka.
Di samping itu juga bisa merusak keindahan kota.
Untuk lebih jelasnya, bagaimana bahaya mereka mellurut agama Islam
serta menurut para ahIinya dalam melihat sisi gelandangan. Bahwa
gelandangan itu banyak disebabkan oleh kemiskinan. Sedangkan karena
mereka bergelandangan, maka mereka tetap miskin. Jadi kekafiran dan
kemiskinan akan berada dalam kelompok gelandangan, walaupun tentunya
kekafiran dan kemiskinan itu ada juga di luar mereka.
Dalam hal ini secara umum RasuluIlah Saw, bersabda dalam salah satu
Hadisnya:
,II} , } <1 #- /J... '"
<,;WI oIJJ) 1.)5' 0p::;. 01 )All ;\5'Artinya: "Hampir-hampir saja kekafiran itu menyebabkan seseorang
terjerumus ke dalam kekufitran". (HR. an-Nasaii4
Allah berfinnan dalam al-QUr'an yang berbunyi :
7 . I I x.u.i liP ~ I ' !" ~<- '. ,I' 'ct; J. ' !"(~ ' . .\' (-~ ~ ~(; ~I'< .~ fl')', ~ <.l~ r-'r- 'r:J r~ ./"J r-' j ..r; r"J <.l ~J
Artinya : "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),Maka Sesungguhnya azab-Ku sangatpedih'." (Ibrahim: 7i5
24 Hadis dari Anas, aJ-Jamiushshaghir, (Mesir: Darnl Kutub al-llmiyah 1954), Cet. Ke-4,
29
Dalam ayat ini Allah kembali mengingatkan bamba-Nya nntuk
senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya.
Kemudian hamba-Nya melaksanakan perintah-Nya, betaJPa besar faedah dan
kenntnngannya yaitu Dia akan menambah rahmat-Nya pada mereka.
Sebaliknya, Allah juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari
nilanat-Nya dan tidak mau bersyukur bahwa Dia akan menimpahkan azab
Nya yang sangat pedih kepada mereka. Menyukuri rahmat Allah, pertama
ialah dengan setulus hati. Kemudian diiringi pula dengan perbuatan, yaitu
menggunakan rahmat tersebut dengan cam dan nntuk tqjnan yang diridhoi
Nya Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat bahwa orang-orang yang
dermawan dan suka menginfakkan hartanya nntuk kepentingan umum dan
menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan, pada umnnmya tidak
pernah jatuh miskin ataupnn sengsara, bahkan sebaliknya rizki meningkat,
hidupnya bahagia, dicintai dan dihormati daIam pergaulan. Oleh sebab itu,
bagi yang mempnnyai kepedulian terhadap masalah gelandangan setidaknya
bisa membantu mereka nntuk melepaskan diri dari kesulitan-kesulitan yang
mereka hadapi dengan cara membina dan memberdayakan mereka daIam
bekeJja.
Soedjono D, SH. mengatakau bahwa bahaya gelandangan adaIah
bukan saja merusak keindahan kota tapi juga menggangu keamanan dan
ketertiban. Bukan rahasia lagi, kalau mereka berkelianm rnencari natkah bila
melihat pintu rumah tidak terknnci, mereka akan menyelolllong saja masuk dan
. .
30
adaJah mengenai moral. Makin banyak gelandangan, Slldah bisa dipastikan
makin tersebar lnas kemerosotan moral. Karena gelandangan ini bisa
menjerumllskan mereka menjadi Tuna Susila. Karena rendahnya alam pikiran
mereka dan mininmya pengetahuan mereka tentang agama, gelandangan tidak
ubalmya seperti kehidupan yang terombang-ambing oleh keadaan hidup.
Prilaku (behaviour) adalah segala tilldakan manusia yang diakibatkan
oleh dorongan organisme, tuntutan Iingkungan alam, hasrat-hasrat psikologi
serta pengaruh masyarakat dan kebudaYlUUlllya Sementara penyimpangan
(devience) adalah kecenderungan untuk menentang suatu norma yang berlaku,
keadaan seseorang individu yang jauh berbeda dibandingkan dengan watak
bangsa.26
Para sosiolog memaknai penyimpangan sebagOO perilaku yang
dilarang, dibatasi, atau dianggap buruk sehingga istilah ini kerap kaIi
dipandang sebagai "Pelanggaran Peraturan".27 Prilaku menyimpang cenderung
mengarah ke pelbagai hal yang tidak baik. Selain itt!, jika dipandang dari
aspek keagamaan, manusia secara esensial adaIah makbIuk yang baik dan
fitmh tidak bisa dilepaskan dari agarna. Karena itt!, agama merupakan
petunjuk untuk mencapOO kehidupan yang lebih book di dunia dan akhirat.
Setelah kita memperhatikan firman Allah dan sabda RasuluIlah,
ditambah dengan keterangan abIi patologi di atas, bahwa bahaya gelandangan
itu apabila tidak segers diatasi bisa mengakibatkan dampak yang kurang baik,
di antaranya adalah :
a. Mereka bisa teIjerumus ke lembah kekufuran.
b. Mereka bisa merusak keamanan rum ketertiban.
c. Mereka bisa merusak keindahan kota.
d. Mereka bisa menimbulkan bahaya penyakit kelamin.
e. Mereka bisa merusak keturunan dlm lain sebagainya.
31
BABID
GAMBARAN UMUM PONDOK SOSIAL
A. Letak dan Keadaan GeograflS
LIPOSOS atau kepanjangan dari Lingkungan Pondok Sosial bertempat di
Mojokerto. Lingkungan Pondok Sosial bnkanlah merupakan Panti Sosial atau
Unit Sistem Pelayanan Teknis, tetapi Lingkungan Pondok Sosial atau LIPOSOS
adalah merupakan Sistem Peiayanan Kesejahteraan Sosial yang bersifat
komprehensif integratif antar berbagai macam penyandang masalah kesejahteraan
sosial dalam satu persatuan perkampoogan / lingkungan sosial.
Perkampoogan Sistem LIPOSOS di kota Mojokerto terletak di
Balongrawe Bam RT.04 RW.04 Lingkoogan Balongrawe, Kelurahan Kedoodoog,
Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Propinsi Jawa Timur. Dengan fasilitas
bangunan fisik sebagai berikut :
a. Barak Penampoogan Tuna Karya.
b. Rumah tinggal / perkampoogan LIPOSOS 30 unit rumah, dengan ukuran
masing-masing (3 x 6) m, dibangun taboo 1984/1985 melalui APBD I
Dinas Sosial Daerah Propinsi Dati I Jawa Timur, dengan kelengkapan
sarana dan prasarana sebagai berikut : Bangunan kantor dan balai latihan
keterampilan ukuran (20 x 10) m, MCK 3 unit dengan ukuran masing
masing (3 x 6) m.
c. Luas areal perkampoogan 3.750 m2, dengan keseluruhan luas bangunan
fisik 2.015 m2• Bangunan fisik yang ada di areal perkampoogan LIPOSOS
33
waktu itu), sedangkan tanah di mana bangunan ini berdiri merupakan aset
Pemerintah Kota Mojokerto. 1
B. Sejarah Singkat Pondok Sosial
Lingkungan Pondok Sosial adalah tempat binaan untl.lk para gelandangan
yang dikelola oleh Departemen Sosial. Pembinan tersebut dilakukan secara
terpadu yakni meIibatkan banyak unsur pelaksana yakni oleh Departemen Sosial
sendiri, Departemen Agama, Departemen Pe:rindustrian, dan Departemen Tenaga
KeIja. Pembinaan di Pondok Sosial ini dimaksudkan untuk memberikan bekal
keterampilan kepada gelandangan, serta menumbuhkan gairah keIja di lingkungan
mereka, dan sekaligus untuk menekan jumlah angka gelandangan di Kota
Mojokerto.
Pelayanan kesejahteraan sosial melalui sistem Lingkungan Pondok Sosial
yang pelaksanaan programnya dimulai pada Tahun Anggaran 1984/1985 dalam
perkembangannya kami uraikan sebagai berikut :
a. Periode Tahun Anggaran (1984/1985 -1991/1992)
1) Keseluruhan biaya yang timbul dari sistem dibedakan pada dan APBD
I Dinas Sosial Daerah Propinsi Dati I Jawa Timur.
2) Bimbingan motivasi dan pelatihan keterampilan bl:rlangsung selama 3
bulan, yang diakhiri dengan pemberian bantuan stimulan sesuai
dengan keterampilan yang dilaksanakan.
3) Peserta pelatihan murni diikuti warga Tuna Karya dan Tuna Wisma.
34
4) Tenninasi Bimbingan Motivasi seJama J (satu) tahun terhitung sejak
dimulai masa bimbingan motivasi dan Jatihan keterampiJan.
5) SeJama berlangsung proses peJayanan kesejahteraan sosiaJ meJaJui
sistem LIPOSOS, warga binaan yang ada seJaJu OOrinteraksi secara
wajar dengan Jingkungan sosiaJ sekitarnya, serta mereka mendapatkan
bak dan kewajiban yang sama sebagai warga masyarakat dan warga
negara.
6) Tenninasi diakhiri dengan penyaJuran ke berbagai sektor keJja
produktif, atau rneJaJui program transmigrasi.
7) DaJam sistem ini Pembina Teknis ada1ah Dinas SosiaJ Daerah Propinsi
Dati I Jawa Timur, dan Pembina FungsionaJ ada1ah Cabang 1 Dinas
SosiaJ Daerah Kotamadya Mojokerto.2
C. Samna dan Pmsarana3
1. Luas Areal
Luas Areal Pondok SosiaJ di KeIurahan Kedundung Kecarnatan
Magersari Kotamdya Mojokerto adaJah 3.735 M2, dengan Iuas bangunan
2.016 M2• DaJam Pondok SosiaJ tersebut terdapat dna jenis bangunan, yaitu
terdiri dari perumahan yang mempunyai Iuas bangunan L564 M2 dan barak
penampungan tuna yang mempunyai Iuas bangunan 452. M2• Dntuk Iebih
jeIasnya dapat diJihat daJam taOOI berikut ini.
2 Dinas Kesejahteraan Sosial, Arsip Lingkungllfi Pondok Sosial (LIPOSOS) Mojokerto,l"Il.n.:_l~_-4._ Tn ,""',"",.,
35
Tabell. Luas Areal Poudok 80sial
No Jenis Bangunan LuasArea Luas Bangunan Keterangan(M2
) (M2)
1 Pernrnahan 2605 1564 a. 30 Unit RumahUk(3x6)m
b. 3 Unit MCKUk(4x6)m
c. 1 Unit Kantordan BalaiLatihanUk(20xl0)m
2 Barak 1130 452 a. 3 Unit BarakPenarnpungan b. 3 UnitMCKTunaJumlah 3735 2016
2. Kapasitas tampung
a. Lingkungan Pondok Sosial
Kapasitas tampung
Terisi saat ini
:25KK
: 25 KK / 73 jiwa
b. Barak penarnpungan Tuna Karya
Kapasitas tampung
Terisi saat ini
: 28 KK
: 27 KK / 57 jiwa
D. Populasi Warga Riuaau di Liugkungau Pondok Sosial4
1. Mutasi / Perubahan Warga Riuaan
Pondok Sosial mempunyai warga binaan berjumlah 52 Kepala
Keluarga dengan 130 jiwa, dengan perincian sebagai beriklllt :
36
Tabel2. Mutasi / Perubahan Warga BiJlaan
No Lokasi Jumlah Tambah Kurang JumlahPenampungan Bulanlalu bulan ini bulan ini Bulan ini
(KK/Jiwa) (KKlJiwa) (KK/Jiwa) (KKIJiwa)1 Liposos 24/70 3/8 2/5 25/73
2 Barak 28/57 1/3 2/3 27/57
Penampungan
Jumlah 52/127 4/11 4/8 52/130
Tambah karena :
Fakir miskin
Hasil razia
: 4 KK / 11 Jiwa
:3KK/8Jiwa
Menyerahkan diri : 1 KK / 3 Jiwa
Kurang karena :
Transmigrasi : 1 KK /2 Jiwa
Kembali ke daerah asal : 2 KK / 3 Jiwa
Kontrak : 1 KK / 3 Jiwa
2. Jumlah warga binaan menurut jenis kelamin
Adapunjumlah warga binaan menurutjenis kelam:innya adalah sebagai
berikut:
Tabel3. Jumlah Warga Binaan Menurut .lenis Kelamin
No Lokasi Laid-laid Perempuan Jumlah JumlahPenampungan Jiwa KK
1 Liposos 36 37 73 Jiwa 25KK
2 Barak 25 32 57Jiwa 27KK
Penampungan
TunaKarya
37
3. Jumlah warga binaau menurut pendidikan
Adapun jumlah warga binaan menurut jenjang pendidikan yang
dimikili warga binaan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel4. Jumlah Warga Binaan Menurut Pendidikan
No Lokasi SD SLTP SLTA Belum/tidakPenarnpungan sekolah
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr1 Liposos 14 10 13 8 - 1 9 18
2 Barak 6 9 7 6 - - 12 17
Penarnpungan
TunaKarya
Jumlah 20 19 20 14 - 1 21 35
4. Jumlah warga binaan menurut k1asiifikasi umur
Adapun jumlah warga binaan menurut klasifikasi umur dapat
dikategorikan sebagai berikut :
Tabel S. Jumlah Warga Binaau Menurut Kl.asifikasi Umur
No Lokasi 0-6Th 7-12 Th 13-21 Th 22-49Th 50th-Penampungan Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
1 Liposos 4 9 6 - 5 2 20 22 1 4
2 Barak 6 4 2 1 - 1 16 15 1 10
Penampungan
TunaKarya
Jumlah 10 13 8 1 5 3 36 37 2 14
Dari data warga binaan berdasarkan klasifIkasi umur dan pendidikan,
khusus usia wajib belajar 9 tahun dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Usia (0-6) tahun : 23 orang
38
b. Usia (7-12) tahun : 9 orang
Drop out di Tingkat Pendidikan Dasar : 7 orang
c. Usia (13-21) tahun : 8 orang
Drop out di Tingkat Pendidikan Dasar : 5 orang
Drop out di Tingkat SLTP : 3 orang
5. Jumlab warga binaan menurut mata peneabarian
Jumlab warga binaan rnenurut rnata pencabarian yang dirniliki dapat
jelaskan melalui tabel berikut ini :
Tabel5. Jumlab Warga Binaan Menurut Mllta Peneabarian
No JenisMata LIPOSOS Barak KeteranganPencabarian Penampungan
1 Tukang kayu / 1 1 -batu
2 Penarik Becak 11 9 -3 Pemulung 2 3 -4 Burub Kasar / 19 15 -
Jasa5 Pengamen 1 3 -6 Pengemis 3 6 -7 Anak Jalanan 5 - -8 Jualan 7 5 -
39
E. Stl'llktur Organisasi Kepcngnl'llsan POlldok Sosials
hatan
Dinas Kesejahteraan Sosial
IKabag. Bina Sosial
II I I I
Keterampilan Keagamaan Pembangunan [ Kese
Pengelolaan
F. Tujuan Pokok Bimbingan Agama Islam tcrhadap Rchabilitasi
Gelandangan
Tlljuan Pokok Bimbingan Agama Islam terhadap Rehabilitasi
Gelandangan, adalah sebagai berikut :
1. Terhebasnya lingkungan perkotaan dari permasalahan gelandangan dan
pengemis, serta permasalahan Tuna Sosial1aiunya.
2. Terbinanya berbagai penyandang masa1ah kesejahteraan sosial secara
komprehensif interaktif, yang memberi kemungkinan perbaikan,
peningkatan, dan pengembangan tarafkesejahteraannya.
3. Turut membantu terciptanya keamanan dan ketertiban masyaralrnt.
4. Memherikan pembinaan mental spiritual serta keterampilan keIja agar
mampll menghadapi segala permasalahan hidllp.
5. Memberi motifasi keIja dengan dasar-dasar agama Islam.
BABIV
URMAN HASIL PENELITIAN
A. Materi Kegiatan Bimbingan Agama Islam Tentang Motivasi Kerja
Pada dasamya, Islam adalah agama amal atau kerja, inti ajarannya adalah
bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh ridho Allah Swt. melalui
keIja atau amal saleh dan dengan mennnaikan sikap menyembah kepada-Nya.
Dalam melaksanakan birnbingan agama terhadap para gelandangan atau
warga binaan di Lingknngan Pondok Sosial ada beberapa materi dan eara serta
prinsip dasar dalam penyampaian bimbingan. Salah satu penyampaiannya melalui
pengajian yang dilakukan setiap bari kamis dan setelah subuh. Departemen
Agama juga mengirirnkan konselor setiap bulan sekali gnna melakukan
pembinaan mental spiritual bagi warga binaan yang diadakan dalam musholah.
Adapnn materinya adalah pengenalan agama seeara umum seperti : membaea Al-
Quran, solat beIjamaah, serta pemahaman Hadits yang disampaikan dengan eara
pengajian.
Pak Yudo selaku Pembina di Lingknngan Pondok Sosial mengnngkapkan
bahwa:
"...Pendekatan yang dilakukan kepada para penghnni PondokSosial pada dasamya mengaeu pada UUD 45 serta pllda tuntunan agamayakni, Al-Qur'an dan AI-Hadits... ". 1
Dalam kegiatan bimbingan agama Islam tentang motivasi keIja serta
bimbingan rohani pada para gelandangan melalui beberapa metode. Di antaranya
sebagai berikut:
42
1. Metode Pendelrntan Individu (Personal Approach)
Metode uri pembimbing melakukan dialog langsung kepada warga
binaan, memberikan penjelasan-penjelasan, memberikan pemecahan masalah
masalh mereka. Tegasnya membimbing mereka agar ajaran agama yang
diberikan pembina dapat diterima oleh warga binaan dengan sikap suka rela
serta dengan keyakinan penuh bahwa hal tersebut dapat membantu mereka
mencapai kebahagiaan didunia dan akherat. Ada beberapa cara dalam
pendekatannya:
a. Perbaikan dan penyembuhan.
Manusia pada dasarnya tidak semuanya sehat rohaninya, seperti
halnya tidak semua manusia sehat jasmaninya. Karena materi bitnbingan
agama Islam sasaran pokoknya mengurusi masalah rohani, maka
bitnbingan agama Islam hams memperhatikan orang-orang yang jiwanya
rusak atau sakit. Yang ditnaksud di sini adalah mereka yang sudah
terlanjur berbuat salah dan mereka yang merasa dirinya teJjerumus ke
dalam lembah kemnaan. Mereka yang seperti ini kaclang-kadang merasa
teJjepit dan tidak lagi bisa keluar dari cengkeraman dosa. Kepada mereka
yang seperti ini (gelandangan) maka bitnbingan agama Islam harns
menuntun dan membitnbingnya ke arah yang lebili baik. Mereka hams
diberi harapan bahwa betapapun besarnya kesalahan seseorang masih bisa
diperbaiki.
Dalam hal ini penulis mendapat penuturan dari salah seorang
43
"...saya berasal dari desa pelosok di daerah blitar, pada awalnyaorang tua saya punya sawah sedikit, karena suatu hal akhimya terjual.Pada urnur 20 tahun saya mengadu nasib ke kota Surabaya jadi tukangbecak, becak saya sendiri hasil dari jual mrnah di desa, setelah berjalanagak lama di Surabaya saya sering judi sampai-sampai becak untukmencari makan terjual. Akhirnya saya jadi orang yang tidak menentusampai berkelana di Liposos kota Mojokerto ini. Setelah saya lama tinggaldi Liposos ini pikiran saya mulai sadar kembali. Saya tertarik olehpenyampaial1 dengan bahasa agama, seperti membaca Al-Qur'an, Hadits,fiqih, akidah ahIak dan belajar sholat ... ".2
Dari penuturan salah satu penghuni Liposos di atas menunjukan
bahwa bimbingan agama sangat berpengaruh terhadap perubahan sifat
serta tingkah laku seseorang. Karena kejahatan Ibisa terjadi karena
kurangnya pemahaman seseorang tentang agama. Tidak hanya
pemahaman agama yang diberikan kepada para penghuni Pondok Sosial
tetapi juga pemahaman tentang motivasi kerja yang baik mel1lJrut agama.
Salah satu pemuka agama yang memberikan motifasi terhadap
warga binaan, yaitu Pak Ahmadi mengatakan:
"...Banyak pengajaran-pel1gajaran yang merl,ka (warga binaan)terima dari bimbil1gan agama, salah satunya membaca AI-Qur'an, belajarsholat. Dan mereka mengikuti kegiatanpengajian yangdilakukanseminggu sekali di musholah yang ada di lingkungan pondok sosial... ".3
b. Penyaluran dan pengembangan.
Penyaluran dan pengembangan disampaikan kepada para
gelandangan dengan cara melakukal1 dialog langsung kepada mereka
berkaitan dengan bakat, minat dan kecenderungan serta pertimbangan-
pertimbangan lail1l1ya. Setelah melihat hal-hal tersebut, para gelandangan
dibimbing supaya menekuni ilmunya, selalu belajal' dan berlatih pada
44
bidang yang mereka senangi. Dari sini diharapkan nantinya mereka bisa
meningkat dalam kesejahteraannya.
n•••awal mulanya, saya seorang pengamen dipinggir jalan protocolserta dilampu merah. Saya tidak mempunyai keahlian apapun kecualimengamen, tapi disini (Liposos) saya diberi pengetahuan membuat baksodan akhirnya saya bisa jualan bakso sampai sekarang walaupun habisnyah d'ki n 4anya se 1 t.. ..
c. Setelah mereka menemukan bakat dibidangnya seperti keterampilan
menjait ataupun kursus-kursus yang lain mereka mulai menekuninya
serta diberikan dorongan-dorongan melalui pendekatan agama. Yang
serta merta agama akan menjadi motifator bagi pendorong semangat
mereka untuk menempuh hidup yang lebili baik dan lebih bermakna.
Materi agama yang disampaikan kepada warga binaan adalah
mengenai motifasi serta bagaimana keJja yang balk menurut agama.
Dan membimbing mental mereka kepada mental yang mulia dan
disertai dengan pengetahuan-pengetahuan agama.
2. Metode Ceramab
Metode ceramah yang dilakukan dengan cara memberikan pidato yang
ringkas dan padat kepada seluruh warga binaan. Berbeda dengan personal
approach, pembimbing melakukan metode ini terhadap s"jumlah orang dalam
waktu dan tempat yang sama Pelaksanaannya di MllSholah Al-Mushlili
dilaksanakan seminggu sekali setiap hari kamis malam setelah sholat isya'dan
pelaksanaamIya sekitar satu jam. Adaplln materi yang disampaikan adalah
tentang Al-Qur'an, Hadits, fiqili, Aqidah ahIak dan pemahaman Agama
45
3. Mctodc Konseling
Konseling adalah bagian pemberian bantuan kepada orang lain dalam
usaha memecahkan masalah atau hambatan yang dialami individu yang
bersangkutan. Konseling juga suatu proses pemberian nasehat oleh seseorang
kepada orang lain yang membutuhkannya agar dia mampu memecabkan
persoalannya dengan usahanya sendiri.
Dalam usaha memberikan bimbingan agama sedapat mungkin para
pembimbing memberikan materi yang bersifat memperbaiki akhlak dan budi
pekerti mereka dan menambah pengetahuan agama kepada mereka. Adapun
materi yang diberikan pembimbing yaitu: Al-Qur'an, Hadits, Fiqih, Aqidah
Ahlak, cara sholat.
Menurut pak Yudo dalam memberikan bimbingan keagamaan
mempunyai beberapa cara:
"...kegiatan pemberian bimbingan agama ada yang bersifat kelompok,seperti pengajian rutin serta ceramah agama ada juga yang melalui konselordari Departemen Agama serta para tokoh Agama. Di dalam lingkunganpondok sosial selain mempunyai metode juga mempunyai materi dalammemberikan bimbingan keagamaan seperti; Al-Qur'an, Hadits, Praktek sholat,fiqih, dan diluar kegiatan bimbingan keagamaan di Lipos()s terdapat kegiatanyang meliputi: kursus menjait, kursus makanan, kursus bengkel yang diadakandi balai latihan Liposos dan waktu pelaksanaannya setiap sebulan sekali olehD S 'al ,,5epartemen OSI •••••
Dalam hal iui para pengurus Liposos sering mendatangkan para tokoh
agama untnk memberikan tausiyah serta dorongan motivasi terhadap para
penghuui Pondok Sosial, agar mereka lebih bersemangat untuk menghadapi
hidup ini dengan amal yang saleh.
46
"...banyak hal yang saya dapatkan dari bimbingan disini terutamadalam pemahaman tentang agama yang menyuruh manusia untuk giat beramalsaleh.Tadinya saya bermalas-malas kerja serta suka memillta-minta tetapi sayamulai sadar dan tahu pentingnya bekeIja yang baik dan halal ... ".6
"... disini saya mulai bisa mengaji walaupun h,mya sedikit sedikit,selain itu saya juga mengikuti pengajian setiap serninggu sekali di musholasini. Saya sedikit tau tata cara beribadah yang baik karena selama ini tidakpernah sholat apalagi puasa. Materi yang diajarkan banyak seperti : baca AIqur'an, belajar Sholat, pengetahuan aqidah ahlak ... ".7
Kegiatan bimbingan keagamaan bagi warga penghuni Pondok Sosial
merupakan salah satu program untuk pembinaan bagi para penghuni Liposos.
Program ini untuk memberikan motifasi bagi para warga binaan, baik motifasi
kelja maupun spiritual. Karena pembinaan gelandangan tidak cukup hanya
pembinaan keterampilan tetapi hams diimbangi dengan pembinaan mental
spiritual. Supaya menjadi dorongan untuk memacu motifasi dalam bekeIja dan
hidup yang lebih baik lagi.
Dalam hal pemberian materi dan metode ada yang berisifat masal dan
ada yang bersifat kelompok. Yang bersifat masal seperti pemberian ceramah
agama yang diadakan di Musholah, sedangkan yang bersiJ1'lt kelompok seperti:
kursus-kursus, dan pembekalan keterampilan diadakan dibalai latihan. Adapun
kegiatan kelompok atau kursus keterampilan yang ada di pondok sosial
diadakan dalam bentuk kelompok-kelompok seperti;; kursus menjahit
dikelompokan untuk para wanita dan kursus bengkel dikelompokan untuk
para pria. Sedangkan kegiataannya diadakan sebulan sekali oleh pembina dari
Departemen Sosial. Pemberian kursus diadakan di balai latihan yang ada di
Pondok Sosial yang di bina langsung oleh Departemen Sosial.
47
B. Analisa Pengaruh Bimbingan Agama Islam Terbadap Rehabilitasi
Gelandangan di Margersari Mojokerto.
Agama adalah suatu keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat adi
kodrati (supranatural) yang selalu menyerlai manusia dalam ruang lingkup
kehidupan. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang
perorangan maupun hubungannya dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu
juga, agama memberikan dampak bagi kehidupan sehari-hari. Agama adalah
ajaran yang mengajarkan kepada kebaikan, ajaran yang dapat membawa mereka
ke jalan yang lurus, dengan agama manusia akan mempunyai pandangan hidup
yang dapat dijadikan dasar peraturan dan sistem kehidupan. Pandangan ini
tentunya dapat menjarnin kebahagiaan dunia akherat.
Agama dapat memberikan input ke dalam sanubari seseorang karena
dengan agama niscaya manusia akan mempunyai tujuan hidup yang lebih baik.
Kendati demikian, agama dapat memberikan motivasi kepada manusia serta
mencapai kesejahteraan jika agama itu diyakini, dipahami, dan diamalkan secara
utuh. Selain itu, agama juga dapat memberikan ketenangan jiwa secara lahir
maUptffi batin, dengan agama manusia yang jahat akan bisa rnenjadi baik, karena
dengan agamalah dunia menjadi lebih aman dan sejahtera. Agama adalah sebuah
aturan yang harns ditaati oleh penganutuya, karena ia mengajarkan kebaikan.
Ajaran tersebut bisa mengantar mereka ke jalan yang lurus, karena agama
membuat hati kita merasa damai dikala dilanda kekecewa:m. Di samping itu,
agama juga bisa menjadi pelipur lara ketika manusia jatull1 ke dalam ketidak
48
sebagai jalan petunjuk kehidupan. Kehidupan para gelandangan dengan
menjalankan agama mudah-mudahan semakin bertambah kuat imannya, karena
tidak ada yang menghalangi seorang hamba untuk menyembah Tuhan walau
dalam kondisi miskin. Karena dengan agarnalah kita bisa membina manusia
menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi lingk.-ungan dan masyarakatnya, daripada
itu supaya mereka selalu mengingat akan Tuhannya dan supaya lebih
mendekatkan diri kepada-Nya.
Akibat dari pemahaman agama yang kurang serta pe:nduduk yang pesat,
maka akan timbul permasalahan sosial yang ada di masyarakat. Jika permasalahan
yang ada dilimpahkan kepada agama, niscaya manusia tidak akan sesat dan akan
memperoleh pengharapan yang lebih. Agama dalam kehidupan sosial sangat
berpengaruh positif sehingga para penganutnya melaksanakan apa yang telah
diwajibkan. Karena dari beberapa sample mengakui bahwa dirinya merasa ingin
lebih sungguh-sungguh menjalankan peritah-Nya, dan ingin kembali kepada jalan
yang benar dan lebih mendekatkan diri pada sang Khalik.
Akan tetapi obyek bimbingan agama disini adalah gelandangan yang
tertampung di Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Kotamadya Mojokerto, maka
sudah barang tentu sarna dengan gelandangan lainya. Yaitu masih awam dalam
pengetahuan agama Islam dan awam didalarn pengetahuan umum yang praktis
mempengaruhi pola fikirannya. Apa lagi gelandangan tenlu tak terlepas dari
pengaruh kondisi psikologinya.
Oleh karena itu maka materi yang disampaikan adalah dasar-dasar agama
49
kuatnya keimanan dan ketahanan mental ini akan lebill mudahlah untuk
mengarahkan atau membimbing seorang untuk kesadaran yang tinggi
melaksanakan suatu pekeIjaan, tentunya pekeIjaan yang bermanfaat dan halal.
Dernikian halnya penuturan salah satu mantan pekeIja sek komersial yang
sekarang menjadi penglluni Pondok Sosial:
"...Saya sudah lama menjalani pekeIjaan sebagai wanita tuna susHasemenjak putus sekolah, waktu itu sara berusia 14 tahun ikut-ikutan teman yanglebih dulu menjalani pekerjaan itu. Saya berfikiran lebih baik ikut teman dari padaikut orang tua yang pada waktu itu saling berpisah dikarenakan perekonorniankarni yang sangat knrang. Kemudian saya teIjaring oleh polisi pamong praja yangkemudian sara dibawa untuk mendapatkan binaan, serta bimbingan agama.Disitulah sara mulai sadar bahwa pekeIjaan se1ama ini tidaklah benar menurut
al rta " 8mor se agama....
Agama Islam mengingatkan kembali tentang motivasi mendorong untuk
giat bekerja dan berusaha yang baik dengan bimbingan-bimbingarmya. Dan itu
adalah untuk kebahagiaan mereka sendiri baik didunia illi maupun sebagai
perbekalan diakherat kelak. Dalam hal ini ajaran Islam menunjukan tentang
keharnsan seseorang untuk giat berusaha dan bekeIja antara lain:
I. Manusia harns bekeIja keras
Islam mengajarkan bahwa manusia tidak akan bisa merubah hidupnya
dari rniskin menjadi kaya, dari bodoh menjadi pandai, dari kesusahan menjadi
kegembiraan dan seterusnya, kalau manusia itu sendiri tidak berusaha untuk
mengubalmya sendiri.
"...dalam pembimbingan disini sudah banyak dirasakan oleh wargabinaan. Semuanya sudah berkeIja walaupun hanya mendapatkan hasilyang kecil, mereka sudah tidak meresahkan masyarakat dan merusak
d k 1 ·,,9peman angan ota agl... .
50
2. Manusia harns senantiasa memanfaatkan waktu
Allah memerintahkan agar manusia (muslim) senantiasa
memanfaatkan waktu atau kesempatan untuk bekerja dan berusaha. Jangan
sampai kesempatan waktu terbuang cuma-cuma. Disini ditekan pada warga
binaan untuk berkeJja dan menghargai waktu. Biar selalu ingat bahwa waktu
tidak akan kembali dan bisa mengumpulkan harta untuk us-aha sendiri kelak.
3. Islam mengajarkan usaha dan bekerja yang baik
WaIaupun Islam mengajarkan agar manusia giat bekeJja, tetapi tidak
boleh bekeJja dan berusaha dengan pekeJjaan yang terlarang. Semua pekeJjaan
harus yang diperintahkan oleh Islam, sebab semua pekerjaan akan diminta
pertanggung jawaban di akherat kelak. Dengan demikian, diharapkan manusia
berhati-hati didaIam keJjanya itu
Penuturan Cahyono yang peruah mendekam di Lembaga
Pemasyarakan Mojokerto menuturkan;
"...dulu sebelum masuk LP saya seorang penjudi dan kemudianmencopet akhirnya saya tertangkap polisi dan dimasukan LP selama 8bulan kemudian dibebaskan. Setelah bebas saya tidak tau hams kemana,akhiruya diajak seorang pengamen untuk masuk Liposos. Dan disitu sayamemdapat bimbingan untuk bekeJja yang baik dan halal. Disini sayabanyak mendapatkan materi pengajaran seperti membaca AI-Qur'an, fiqihdan keterampilan dan akhirnya saya usaha tambaI ban... ,,10.
4. Hidup mandiri, usaha mandiri, adaIah banyak diinginkan orang, baik
perorangan, organisasi, masyarakat dan negara. Kar,ma mandiri berarti
tidak tergantung kepada orang lain. Anjuran untuk hidup mandiri dan
usaha mandiri dimana seorang atau kelompok bisa hidup tanpa
51
menggantungkan kepada yang lainnya. Banyak ditekankan didalam
Pondok Sosial agar berusaha bekerja dan bekeIja tanpa harns
menggantungkan diri pada orang lain. Mereka dibina dan diberikan
keterampilan supaya nantinya mereka akan membuka usaha sendiri dan
melanjutkan hidup yang lebih baik lagi dan tidak menyusahkan orang lain.
Seperti penuturan ibu Laela istri dari Bapak Juwari seorang tukang
becak.
"....Alhamdulillah mas, semenjak saya dibina disini saya dapatketerampilan menjahit dan sekarang saya sudah bisa menjahit. Nanti sayaakan pulang kekampung setelah mendapat sedikit modal untuk usahadisana... ,,11 •
5. Islam mengajarkan berusaha dan bekeJja disertai do'a
Disamping usaha dan bekeIja dengan giat dan semangat berdasarkan
firman-firman Allah SWT dan sabda Rosul-Nya. Allah selalu mendengar
setiap do'a yang diucapkan.
"...saya juga berdoa, supaya nantinya saya bisa kembali kerumahdan bisa berdagang kecil-kecilan dan saya akan memanfaatkanketerampilan yang diberikan oleh pembina yaitu kekerampilanbengkel... ".12
6. Menerima kenyataan
Setelah berusaha dengan giat yang disertai dengan ilmu dan
keterampilan serta sudah dibarengi dengan doa dan permohonan kepada Allah
SWT, maka tinggal bertawakal kepada-Nya. Karena segala sesuatu datangnya
dari Allah SWT, maka manusia harns menerima kenyataan itu dengan lapang
dada.Bimbingan di Pondok Sosial menyarankan agar warga binaan bisa
52
menerima apa yang sudah diberikan Allah kepada mereka, bukan berarti harus
menyerah oleh keadaan tetapi berusaha dan kemudian hasilnya menyerahkan
kapada yang diatas.
n ••• banyak yang sudah saya lakukan untuk memenuhi kebutuhanhidup dari tukang ptmgut sampah sampai pemotong rumput di pinggirjalan. Tetapi sudah saya pasrahkan semua ini kepada yang diatas maugimana lagi. Saya juga tidak punya keterampilan apa-apa yang pentingsaya bekeIja yang halal sudah alhamdulillah... n 13
Dari hasil pengamatan diatas, penulis mellyimpulkan bahwa
bimbingan keagamaan perIu ditingkatkan lagi. Banyak diantara para
gelandangan yang sudah mengerti serta memahami betapa pentingnya peran
agama dalam membangun mental spiritual serta memberikan motivasi dalam
bekerja. Kegiatan keagamaan ini bisa memberi dorongan serta masukan yang
sangat berguna dalam pencegahan dan merehabilitasi para gelandangan. Salah
satu peran positif dalam bimbingan agama Islam terhadap rehabilitasi
gelandangan adalah tingkat kesadaran para warga binaan terhadap motivasi
keIja serta mau mempraktekan segala keterampilan yang sudah diberikan oleh
Pembina di Pondok Sosial Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari
Kotamadya Mojokerto.
Sebagian besar warga binaan sudah mendapatkan pekeIjaan yang layak
walaupun dari segi penghasilan masih jauh dari cukup. Salah satu contoh, ibu
Ayupah yang dahulu pekeIjaannya hanya mengemis s,ekarang sudah mau
bekeIja sebagai buruh tani. Hal itu merupakan sesuatu yang baik bagi para
warga binaan dari pada pekeJjaan sebelumnya yaitu menjadi gelandangan.
53
Dari sisi keterampilan, mereka sedikit mempunyai bekaI yang sudah diberikan
di Pondok SosiaI dan dari sisi keagamaan mereka juga mulai taat beribadah
dan bisa membaca Al-Qur'an serta bisa diterima di masyarakat. Jadi, peran
bimbingan Agama Islam sangat besar pengarulmya daIam memberikan
dorongan motivasi melaIui ajaran agama terhadap rehabilitasi geIandangan di
Lingkungan Pondok SosiaI Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari
Kotamadya Mojokerto agar mereka bisa diterima di masyarakatnya.
C. Hambatan-Hambatan Dalam Rehabilitasi Gelandanga:n
Pembinaan di Iingkungan Pondok SosiaI Kotamadya Mojokerto dilakukan
secara terpadu dengan melibatkan unsur Pembina dari berbagai kaIangan. DaIam
setiap pelaksanaan kegiatan ini ada beberapa hambatan diantaranya adalah:
Hambatan yang bersifat EkstemaI :
1. Secara defmitive sistem ini belum ada kejelasan, sehingga berdampak
kepada arah dan kebijakan pelayanan. Yang dirnaksud belum ada
kejelasan, yakni belum adanya kebijakan yang kongkrit tentang rentang
waktu berapa tahun warga bianaan itu harns tinggal di Liposos daIam
menjalani binaan.
2. Kurang atau belum adanya perangkat penunJang daIam peIaksanaan
program peIayanan. Kurangnya sumbangsih dan bantuan dari lembaga
atau orang lain untuk jaIannya operasionaI serta kegiatan-kegiatan di
Lingkungan Pondok SosiaI.
Hambatan yang bersifat futernaI :
54
2. Kurangnya kesadaran untuk mengikuti bimbingan agarna.
3. Masib adanya sifat dan sikap ketergantngan dati warga binaan.
Salah satu penuturan dari salah seorang penghuni Pondok Sosial yang
sudah lebib dari sepuluh tahun, bapak Duladi:
"...Saya sudah merasa betah tinggal disini, barlyak ternan dan bisausaha kecil-kecilan. Kalau saya pindah akan pusing memikirkan tinggaldimana, lalu mau usaha apa, runlah saja tidak punya... '" .14
Dari penuturan tersebut dapat dipahami bahwa ketergantungan warga
binaan adalah masalah tempat tinggal yang mereka tidak punya. Sedangkan yang
seharusnya adalah warga binaan sepatutnya mendapatkan binllllUl serta penyuluhan
setidak-tidaknya selarna 2 tahun dan kemudian dikembalikan ke daerah asalnya
atau ikut program transmigrasi. Ada memang diantara mer<~ka yang mengikuti
program transmigrasi tetapi kebanyakan dari mereka memilih linggal di Liposos.
Selaku Pembina di Pondok Sosial pak Yudo menuturkan:
"...Disini banyak warga binaan yang tidak mau pindah, alasarnlyatidak punya runlah dan lebib betah disini, sedangkan disini tiap tahumlyaselalu bertambah. Karni mau mengnsir ya, gimana ? akhimya ya sudahlahkami biarkan saja... ,,15
"...saya di sini sudah kayak rumah saya sendiri, dan saya bisa lebihdekat dengan usaha saya di kota...".16
Lain halnya dengan bapak Kusri
"...yang saya dapatkan dari sini akan saya martfaatkan diluar, sayaakan ikut saudara saya dan akan memulai usaha kecil-kecilan... ".17
14 Informan Bapak Duladi, Warga Binaan, Wawancara Pribadi, Mojokerto, 17 Juni2007
15 Informan Bapak Yudo Gutowo, Pembina Pondok Sosia:I, Wawancara Pribadi,
55
Dari uraian diatas bahwa kendala atau hambatan-hambatan dalam kegiatan
melaksanakan bimbingan yang dilakukan Pondok Sosial bersifat manusiawi.
Akan tetapi ini adalah tugas bagi kita semua serta pemerintah daerah serta
pemerintah pusat untuk kiranya memberikan motivasi serta memberikan sarana
serta prasarana yang memadai dan melakukan program serta langkah-Iangkah
untuk mengantisipasi banyaknya gelandangan. Bimbingan keagamaan hams lebih
diintensilkan agar masalah gelandangan yang meresahkan masyarakat bisa teratasi
dengan baik. Mengenai hambatan-hambatan yang ada bisa akan teratasi bila ada
keIjasama antara warga binaan di Lingkungan Pondok Sosial dengan para
Pembina serta konselor. Selain itu materi bimbingan agama selayaknya bisa
diterima dan kemudian bisa menjadi pendorong motifasi bagi mereka. Lebih
lanjutnya selayaknya bimbingan agama di Lingkunan Pondok Sosial harns lebih
diarahkan lagi serta dipeJjelas kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam hal materi
serta program-progam yang di laksanakan Departemen Sosial dan Departemen
Agama Program yang ada dalam Liposos lebih diintensilkan lagi supaya
kelancaran dalam merehabilitasi gelandangan akan membuahkan hasil yang
maksimal.
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil seluruh rangkaian penelitian rnengenai pengaruh
birnbingan agama Islam terhadap rehabilitasi gelandangan di Kelurahan
Kedundung Kecamatan Magersari Kotarnadya Mojokerto. Maka penulis
rnengarnbil kesirnpulan sebagai berikut:
I. Birnbingan agama Islam mempunyai pengaruh yang positif terhadap
rehabilitasi gelandangan (warga lingkungan pondok sosial) di Kelurahan
Kedundung Kecarnatan Magersari Kotarnadya Mojokerto dalam hal
kesadaran memanfaatkan hasil binaan keterarnpil;an serta dorongan
rnotivasi keJja bagi mereka. Salah satunya yaitu para penghuni Pondok
Sosial mulai bekeJja seperti orang-orang pada urnumnya ada yang jualan,
penjahit, tukang becak, burn tani dan lain-lain. Dan mereka tidak lagi
menjadi gelandangan serta pengemis yang berkeliaran ditengah kota.
2. Birnbingan Agama Islam terhadap rehabilitasi gelandangan di Pondok
Sosial Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari Kotamadya
Mojokerto telah terbukti bisa rnernpengaruhi terhadap rehabilitasi para
gelandangan yang semula kurang mampu bekeJja sebagaimana layaknya,
baik ditinjau dari kemampuan bekeJja secara praktis maupun ditinjau dari
segi mental kesadaran bekeJja dan berusaha, rnaka dapat dikatakan pula
57
dapat pula digunakan untuk menanggulangi masalah gelandangan yang
berkaitan erat dengan masalah kesadaran kelja dan kesadaran mental
spiritual.
3. Hambatan yang dialami oleh warga binaan di Lingkungan Pondok Sosial
adalah hal yang manusiawi selama mereka masih mau berusaha untuk
lebih maju. Dan mereka juga antusias dalam mengikuti semua bimbingan
yang diberikan oleh para Pembina.
4. Sikap ketergantungan para warga binaan bisa mertiadi cambuk bagi
pengurus Pondok Sosial agar memperhatikan pelayanlffi serta bimbingan.
Supaya mereka mau lebih bisa mandiri dan kembali kepada masyarakat
untuk membuka usaha sendiri.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah disimpulkan, maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
I. Mengingat bahwa Bimbingan Agama Islam sangat berpengaruh terhadap
rehabilitasi dikalangan gelandangan dalam hal kesadaran kelja serta
memanfaatkan hasil binaan keterampilan maka aktifitas tersebut perlu
dikembangkan agar membawa hasil yang lebih baik lagi.
2. Bimbingan Agama Islam sabagai salah satu bentuk aktifitas dakwah dan
sosial dapat dijadikan alat untuk menyelesaikan masalah gelandangan,
maka bimbingan agama tidak cukup dilaksanakan di kalangan Pondok
Sosial s~a, melainkan juga perlu dilaksanakan terhadap gelandangan
58
3. Mengingat hasil penelitian ini barn berhasil mengnngkap pengarnh
bimbingan agama Islam terhadap rehabilitasi gelandlangan yang masih
dalam Lingkungan Pondok Sosial, maka perIu diadakan penelitian oleh
pihak lain, untuk mengungkap ada tidaknya pengarnh bimbingan Agama
Islam terhadap rehabilitasi gelandangan yang sudah be:rada diluar Pondok
Sosial di Kotamadya Mojokerto tersebut, baik yartg ada di desanya
ataupun yang sudah ditempat transmigrasi.
4. Hendaknya lebih ditingkatkan lagi kerja sama Dinas Kesejahteraan Sosial
dengan lembaga-Iembaga sosial lain serta organisasi Islamdalam
melaksanakan pembinaan para gelandangan yang ada di Lingkungan
Pondok Sosial.
5. Bimbingan keagamaan di Pondok Sosial hendaknya lebih diperhatikan lagi
oleh pemerintah daerah maupun pusat, karena perIu adanya peiayallaD. bagi
para gelandangan yang lebih intensif lagi serta saranadan prasarana yang
memadai untuk menunjang proses pembinaan. Lebih dari ituperlunya
pengembangan serta didirikannya Pondok Sosial yang laiunya yallg ada di
daerah ataupun yang ada dikota oleh pemerintah daerah atallpun pusat agar
tingkat pertumbuhan gelandangan di Indonesia bisa ditekansekecil
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Andre Bayo Ala, Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan, Yogyakarta:Liberti, 1981, h. 3.
Ariyono Suyono, Kamus Antropologi, Jakarta: Akademika Presindo, 1985, h.312
My .H . Gunawan, Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi TentangPelbagai Problem Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000, h. 74
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: unPress, 2001, Cet.ke-2, hA.
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset,1993, hA
Burhan Bungin (ed), Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada,2004, h. 35
Chares Horton dan Paul Hunt, Sosiologi, terjemahan Aminuddin Ram, Jakarta:Erlangga, 1990, h.137.
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Bima Aksara, 1998,cet, ke-l ,h. 8
Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah, Jakarta: 1987, h.25
Djurnhur, Moh. Syuryo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV.TImn, 1975, h.28
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Taftirnya, Proyek Pengadaan Kitab SudAI-Qur'an,1983, h.157
Emil Salim, Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan, Jakarta:Yayasan Indrayu, 1980, h. 41
Enslikopedi Umum" ttp: Yayasan Kanisius, 1977, h.938
George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, terjemahan.Alimandan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, h.21
Hadits dari Anas, Al-Jamiushshaghir, Mesir: darnl Kutub AI-Ilmiyah 1954,cet.ke-4. h. 89
Hotmatua Daulav dan Mulvanto. Memhanrnm SDU Knnnhi/iln< Tl~nt To1r~...~·
60
H.M.Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agama, Jakarta: Golden TerayonPress,t.th, h.l
Imam Syayuti Farid, Pokok Bahasan Tentang Bimbingan Agama Islam, Surabaya:lAIN SunanAmpel, 1998 h. 12-13
Imam Suprayogo dan Tabrani, Metodologi dalam Penelitian Sosial Agama,(Bandung Remaja Rosdakarya,2001), h.164
Jamaluddin Ralunat, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997h.223-236
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Jakarta: Galia Indonesia, 1999 h. 63
Musa Asy'arie, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat" Yogyakarta: Lesfi,1997 cet, ke-l. h.35
Parsudi Supar1an, Orang Gelandangan di Jakarta: Poitik Pada GolonganTermiskin, Kemiskinan di Perkotaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,1993 h. 184
Philips M.Hauser, Penduduk dan Masa Depan Perkotaan, Jakarta: Yayasan OborIndonesia, 1995, h. 22-23
Rasyidan, Urgensi Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Indonesia sebagaiMasyarakat yang sedang Berkembang, Jakarta: Media Info danKomunikasi F.D.1985) h. 10
Roland Roberstson, Agama : Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologi, Jakarta:Raja Grafmdo Persada, 1993) cet, ke-3, h. 295
Soedjono D. S.H., Patologi Sosial, Bandung: Pen.A1umni, 1974 cet ke-2, h. 23
Syahril Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Padang: AngkasaRaya, 1986, h.41-42
Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia, Peluang Kel.ia dan Kemiskinan,Yogyakarta: Tiara Wacana, 1995, h.249
Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, KamusBesar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995, .edisi ke-2,h. 133
Wawancara Pribadi dengan Ibu Su'udiyyah, SH, M.Pd, Kepala DinasKesejahteraan Sosial, Mojokerto Tanggall0 Juni 2007
, .
61
Wawancara Prubadi dengan Bapak Kusri, Warga Binaan, Mojokerto tanggal 10Juni 2007
Wawancara Pribadi dengan Bapak Darno, Warga Binaan, M~jokerto tanggal 10Juni 2007
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ahmadi, Konselor, Mojokerto Tanggal 11 Juni2007
Wawancara Pribadi dengan Bapak Duladi, Warga Binaan, Mc~okerto tanggal 15Juni 2007
Wawancara Pribadi dengan Bapak Juari, Warga Binaan, M~jokerto tanggal 17Juni 2007
Wawaneara Pribadi dengan Bapak Effendi, Warga Binaan, Mojokerto tanggal 17Juni 2007
Wawancara Pribadi dengan Ibu Katinem, Warga Binaan, Mojokerto tanggal 17Juni 2007
Wawancara Pribadi dengan Ibu Laela, Warga Binaan, Mojokerto tanggal 17 Juni2007
W.J.S. Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1976, h.652
W.S. Wingkel, PKIP, IKIP, Senata Darma, Bimbingan dan Perryuluhan diSekolah, Jakarta: PT Gramedia, 1999 h. 18
BERlTA WAWANCARAKASEl KESEJAHTERAAN SOSIAL
Nama : Ibu Su'uddiyah, SH, M.Pd.Jabatan : Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Kota MojokertoHari/Tanggal : Rabu/7 Juni 2007Tempat : Ruang Dinas Kesejahteraan Sosial
•
Tanya : Dalam rehabilitasi gelandangan, ada berapa program yang dilaksanakaneli Lingkungan Pondok Sosial (LIPOSOS) Kota Mojokerto?
Jawab : Dalam rangka untuk membina para gelandangan yang ada di Mojokertokami mengadakan beberapa program diantaranya: pembinaanketeranlpian, pembinaan mental spiritual, pembinaan kesehatan.
Tanya : Dari program pembinaan mental spiritual, apa saja yang dilakukan olehKesos bagi para gelandangan?
Jawab : Kami mengadakan Bimbingan serta penyuluhan agama terhadap paragelandangan.
Tanya : Apa misi dan visi program bimbingan agama bagi para gelandangan diLIPOSOS ini?
Jawab : Dari misi bimbingan agama adalah menumbuhkan motivasi dalambekerja, menumbuhkan kepribadian yang baik, m,~mperbaiki perilakuyang kurang baik serta taat pada aganla dan peraturan yang berlaku agarmereka menjadi pribadi yang mandiri dan berperilaku yang baik apabilasetelah keluar d31i LIPOSOS.
Tanya : Apakah menurut Ibu para gelandangan yang ada di LIPOSOS perlumendapatkan pembinaan bimbing311 agama, kenapa?
Jawab : Bukan hanya perlu tapi sangat-sangat perlu. Karena bimbinganag3111asecara tidak langsung akan mempengaruhi mental mereka. Dan denganbimbingan agama ini kita mengharapkan agar para warga binaan bisamengerti makna hidup yang lebih berarti, bisa memahamihidup yangbaik dan berperiaku yang baik pula. Selain itu bimbingan ag3111a sangatmendorong mereka dal3111 bekerja serta beribadah.
Tanya : Apakah dalam program bimbingan keagamaan sudah beJjalan sesuaidengan perencanaan?
Jawab : Walaupun dalam perencanaan belum seratus persen program ini berjalanmulus paling tidak dad bimbingan keagamaan ini bisa menjadi motivasitersendiri bagi para Pembina maupun yang dibina.
Tanya : Apa manfaat dari bimbingan keaganlaan bagi para gelandangan?
Jawab : Banyak sekali, paling tidak mereka yang sebelunmya kurang memahamitentang agama sekarang mereka SUdall tau, yang tadinya mereka sukamelalcukan hal-hal yang tidak baik sekarang mulai sadar.
Tanya : Apakah program ini perlu dipertahaukan?
Jawab : Va, program ini hams dipertallaukan bila perlu program inidisosialisasikan pada seluruh instansi yang menangarti masalah sosial.
Interviewed
BERITA WAWANCARAPEMBINA LIPOSOS
Nama : Pak YudoJabatan : Pembina Lingkungan Pondok SosialHari/Tanggal : SabtuilO Juni 2007Tempat : Pondok Sosial
Tanya : Apakah dalam pelaksanaan Bimbingan Agama Islam terhadaprehabilitasi gelandangan melibatkan instansi lain?
Jawab : Kami bekerja sama dengan berbagai instansi terutama dalam bimbingankeagamaan kami bekerja sama dengan Departemen Agama serta paratokoh agama yang ada dikota Mojokerto.
Tanya : Kapan saja kegiatan bimbingan keagamaan dilaksanakan di PondokSosial ini?
Jawab : Bimbingan keagamaan disini dilaksanakan secara terpadu, dandilaksanakan setiap seminggu sekali atau lebih, tergarltung dari intensitaswarga binaan. Karena dalam pembinaan disini tidak ada unsur paksaandalam setiap kegiatanya.
Tanya : Metode apa yang digunakan dalam program bimbingan keagamaan diLingkungan Pondok Sosial?
Jawab : Metode yang dipakai disini melalui pendekatan rohani, melaluipengajian ataupun pengenalan agama melaui pengajian Al-Qur'an danpemahaman AI-Hadits.
Tanya : Silabus apa saja yang diberikan Pembina di LIPOSOS untuk bahanmateri ?
Jawab : Bahan materi yang dipakai mengacu pada apa yang. di sampaikan olehDepartemen Agama dan Departemen Kesejahteraan Sosial yang melipnti:pemahaman AI-Qur'an dan Hadits dan pelaksanaan ibadah sehari-hari.
Tanya : Dalam pelal(Sfll1aannya apakah menemui kendala, kenapa?
Jawab : Tentu. Karena dalam penyampaian Bimbingan keagamaan disini hanyamelalui konselor maka bimbingan ini tentn saja menemni kendalakendala. Diantaranya kegiatan bimbingan disini belum ada programyang bakn atan yang terjadwal. Karena para warga disini memiliki
Tanya : Apakah dampak dari kegiatan bimbingan keagamaan dalam pengamalanagama pada warga binaan disini?
Jawab : Dari dampak bimbingan keagamaan disini dihampkan bisa menjadimotivasi tersendiri bagi para warga binaan(geandangan) terutama dalamhal bekerja. Mudah-mudahan dengan adanya bimbingan agama kepadamereka menjadi pendorong untuk menjadi manusia yang lebih baik lagibaik dari segi ibadah maupun bekerja. Karena pada prinsipnyabimbingan keagamaan ini mempunyai nilai tambah dalam mendorongseseorang dalam bekerja yang baik dan beribadah kepada Allah SWT.
Tanya : Apakah program ini bisa efisien apabila dilaksanakan setiap hari bagiwara binaan (gelandangan), kenapa?
Jawab : Saya kim program ini tidak hams dipaksakan untuk setiap hari, karenamereka juga mempunyai kegiatan sendiri seperti; ada yang berjualan,ada yang bekerja sebagai kuli, dan lain-lain. Disamping itu mereka jugadiberi kegiatan lain seperti: keterampilan, kursus-kursus dan lainsebagainya. Kegiatan para warga binaan disini sama seperti kegiatanpara warga lainnya, mereka juga bekerja dan mencari natkah tetapi disinimereka lebih diarahkan dan dibekali dengan keterarnpilan yang cukup.Dan bimbingan keagamaan sangat mendorong untuk motifasi kerjamereka agar lebih baik dan terarah.
Interviewed
Pa'Yudo
NamaUmurPekerjaanHari/TanggalTempat
BERlTA WAWANCARAWARGA BINAAN PONDOK SOSIAL
: Gimin: 50 Tahun: Tukang Becak: Kamis,15 Juli 2007: Pondok Sosial Mojokerto
Tanya : Apa yang menyebabkan anda tinggal di Lingkungan Pondok Sosial ini?
Jawab : Dulu saya pengemis di daerah alun-alun kemudian terkena razia satuanpolisi pamong pnlja dan dibawah kebalai kota untuk dibina, kemudiansaya diberi pengarahan untuk menjadi tukang becak, dan saya diberibodal pinjaman sebuah bejak.
Tanya : Berapa lama bapak tinggal di Pondok Sosial dan bersama siapa bapakdisini?
Jawab : Saya disini sudah 15 tallUn. Pertama saya bersama istri saya saja, anaksaya ada di desa bersama neneknya, tetapi setelah saya tinggal setahundisini saya ajak anak saya kesini.
Tanya : Apakah bapak tidak ingin kembali ke kampung halaman dan usahadisana?
Jawab : Ada keinginan sih, tetapi saya masih belum punya modal untuk usahadisana.
Tanya : Menurut bapak, apakah ada manfaatuya pembinaan disini?
Jawab : Ada, dulu saya pengemis tetapi setelah saya diberi modal sebuah becaksekarang saya bisa mengais rizki dari mengayun becak.
Tanya : Apakah bimbingan keagamaan yang dilaksanakan disini ada manfaatnyabagi bapalc?
Jawab : Ya, saya banyak kenaI agama disini dan saya juga mengerti bahwapekerjaan saya yang selama ini kurang baik, karena mengemis danminta-minta pada orang lain.
Tanya : Menurut bapak, seberapa penting dilaksanakanya bimbingan keagamaandi Pondok Sosial ini?
Jawab : Sangat penting, sebab setelab saya mendapat bimbingan keagamaandisini saya mulai paham dan mengerti seberapa pentingnya ajaran agamapada seseorang. Saya sendiri dapat banyak pengetahuan tentang agamadan mendapatkan gairah hidup yang lebih baik lagi.
Tanya : Apakah dalam mengikuti bimbingan keagamaan ini anda tidak merasaterbebani?
Jawab : Tentu tidak, justru saya lebih senang mendapatkan bimbingan agamadisini. Disini saya banyak belajar arti hidup yang baik dan mendapatkanhasil usaba yang halal.
Tanya : Apakab dengan adanya program 1111 anda merasa keyalcinan tentangagama dan Tuhan bertamball?
Jawab : Va, sekarang ini dalam hati saya bersyukur kepada Allah karena sayadiberi petunjuk untuk menjalankan hidup yang lebih berarti dan tidakmenyusabkan orang lain. Dan saya senang sekali adal1ya kegiatan ini.
Tanya : Dalam melaksanakan kegiatan ini, kendala dan hambatan apa yang andatemui?
Jawab : Alhamdulillab, selanla ini tidal( ada kendala yang saya temui dalanlmengikuti bimbingan.
Tanya : Apakah anda siap secara mental dan keterampilan apabila keluar dariPondok Sosial ini?
Jawab : Insyaallab secara mental dan keterampilan saya sudah siap tetapi sayabelum siap secara modal.
Interviewed
NamaUmurPekerjaanHari/TanggalTempat
-
BERITA WAWANCARAWARGA BINAAN PONDOK SOSIAL
: Bapak Kusri: 45 Tahun: Penjual Bakso: Sabtu, 10 Juni 2007: Pondok Sosial
Tanya : Apa yang menyebabkan anda tinggal di Lingkungan Pondok Sosial?
Jawab : Pertama-tama saya seorang pengamen jalanan, saya mengamendistopanlampu merah. Kemudian saya dibawah Polisi dan diserahkankedinas sosial dan mendapat binaan.
Tanya : Berapa lama anda tinggal di Pondok Sosial dan bersama siapa bapakdisini?
Jawab : Saya tingga disini sudah 3 Tahun lebih, saya tinggal disini sendiri. Setiapbulan sekali saya pulang ke Ponorogo kampung halaman saya.
Tanya : Apakah anda tidak ingin kembali kekampung halamcm dan usaha disana?
Jawab : Saya ingin kembali kembali ke kampung halaman dan berjualan disana,tetapi untuk sementara ini saya ingin mengumpulkan modal dulu setahundua tahun disini.
Tanya : Menurut anda, apakah ada manfaatnya pembinaan disini?
Jawab : Ya adalah, karena pembinaan disinikan pada dasamya untuk kita sendiri.Supaya hidup kita lebih baik lagi dan dibina serta diberikan keterampilanyang cukup.
Tanya : Apakah bimbingan keagamaan yang dilaksanakan disini ada manfaatnyabagibapak?
Jawab : Menurut saya ada, karena yang sebelumnya saya kurang memperhatikantentang ibadah, setiap harinya disibukan mengamen dan tidak tau waktuberibadah tatapi sekarang saya mualai aktiflagi ke masjid.
Tanya : Menurut bapak, seberapa pentingkab dilaksanakanya bimbingankeagamaan di Pondok Sosial?
Jawab : Bimbingan keagamaan perlu dilaksanakan dalam rangka untukmenambah motifasi dalam beribadah dan bekerja.
Tanya : Apakah dalam mengikuti bimbingan keagamaan iul anda tidak merasaterbebani?
Jawab : Tidak, tetapi adakalanya faktor kesibukan berdagang yang membuatsaya sedikit mengikutinya.
Tanya : Apakab dengan adanya program lUI anda merasa keyakinan andaterhadap Tuhan bertambah?
Jawab : Saya merasa hati ini tentram setelah mengikuti kegiatan bimbingankeagamaan dan keyakinan saya juga bertambah.
Tanya : Dalam melaksanakan program ini kendala dan hambatan apa yang andatemukan?
Jawab : Kendalanya ya itu tadi saya kurang aktif dalam mengikuti kegiatantersebut.
Tanya : Apakab anda sudah siap secara mental dan keterampilan apabila keluardad sini?
Jawab : Saya sudab menyiapkan segalanya apabila saya sewaktu-waktu keluardad sini.
Interviewed
TT .~ .....:
NamaUmurPekerjaanHari/TanggalTempat
BERITA WAWANCARAWARGA BINAAN PONDOK SOSIAL
: Bambang: 60 Tahun: Penjaga Ponten: Sabtu, 17 Juni 2007: Pondok sosial
.
Tanya : Apa yang menyebabkan anda tinggal di Lingkungan Pondok Sosial?
Jawab : Terkena operasi Pamong Praja karena jualan di taman kota.
Tanya : Berapa lama anda tinggal di Pondok Sosial dan bersama siapa andadisini?
Jawab : Saya sudah hampir 10 tahun tinggal disini. Saya bersama istri tinggaldisini.
Tanya : Apakah andah tidak mgm kembali kekampung halaman dan usahadisana?
Jawab : Mau kembali kemana saya rumah saja tidak punya, mending saya tinggaldisini. Saya juga tidak bayar kontrak dan bisa berj ualan rokok sambiljaga ponten di pasar krempyeng.
Tanya : Menurut anda , apakah ada mallfaatnya pembinaan disini?
Jawab : Ya ada sih,
Tanya : Apakah bimbingan keagamaan yang dilaksanakan disini ada manfaatnyabagi anda?
Jawab : Klo manfaat bimbingan keagamaan disini ada ya. Karena saya sendirijarang mengikuti kegiatan itu, paling-paling saya mengikuti kegiatanpengajianya saja setiap hari karnis malam juat.
Tanya : Menurut anda, seberapa penting dilaksanakanya bimbingan keagamaandalam rangkah untuk membedkan motifasi kerja terhadap warga binaan?
Jawab : Penting menasehati orang agar orang itu baik, tidal( berbuat jahat danbisa bekelja dengan baik.
Tanya : Apakah dalam mengikuti bimbingan keagamaan ini. anda tidak merasaterbebani?
Jawab : Terbebani sih sedikit, tapi man gimana lagi wong saya tinggal disini.Kalau saya tidak mengikuti kegiatan disini saya tidak enak.
Tanya : Apakah dengan program ini keyakinan anda bertambah kepada Tuhan?
Jawab : Alhamdulillah, saya mulai bisa mengaji dan solat meskipun masihbanyak yang terlewatkan.
Tanya : Dalam melaksanakan program ini, kendala dan hambatan apa yang andatemui?
Jawab : Kerja. Jadi bentrok sama kegiatan.
Tanya : Apakah anda sudah siap secara mental dan keterampilan apabilah keluardari Pondok Sosial ini?
Jawab : Belum
Interviewed
~..
Bambang
NamaUmurPekerjaanHari/TanggaITempat
BERITA WAWANCARAWARGA BINAAN PONDOK SOSIAL
: Siswanto: 35 Tahun: Tukang Tambal Ban: Sabtu, 17 Juni 2007: Pondok Sosial
Tanya : Apa yang menyebabkan anda tinggal di Lingkungan Pondok Sosial?
Jawab : Saya dulu keluaran Lembaga Permasyarakatan Kota Mojokerto karenakasus Penjudian. Kemudian saya mengikuti pembinaan di pondok sosiaIIlli.
Tanya : Berapa lanla anda tinggal di Pondok Sosial dan bersama siapa andadisini?
Jawab : Saya tinggaI disini sekitar tiga taI1un, saya tinggal sendiri disini karenasaya belum berkeluarga.
Tanya : Apakah andaI1 tidak ingin kembali kekampung halaman dan usaI1adisana?
Jawab : Ya kepinginlaI1 balik Cuma saya ingin mengambH pengalarn.an duludisini kalau SUdaIl siap saya aIean kembali ke kampung saya untuk usaI1a.
Tanya : Menurut anda , apakah ada manfaatnya pembinaan disini?
Jawab : Banyak sekali manfaat pembinaan disini, dari keterampilandan dariibadaI1 saya yang selamaI1 ini tidak karuan sekarang alhadulillaI1 lebihmeningkat. Dari sini banyak pengaIaman yang diberikan oleh Pondoksosial untuk keterampilan.
Tanya : ApakaI1 bimbingan keagamaan yang dilaksanaIean disiniada manfaatnyabagi anda?
Jawab : AlhamdulillaI1 mas. Bimbingan keagamaan disini sangatmemberimasukan baik dalam beribadah ataupun dari segi usaI1a. Bimbingankeagamaan disini memberikan dorongan agar bisa hidup lebihbaik lagidan bemsaI1a dengan giat. Bimbingan disini mengingatkan saya betapapentingnya beridah dan bemsaI1a yang baik dan hala!. Bimbingangan
Tanya : Menurut anda, seberapa penting dilaksanakanya birnbingan keagamaandalam rangkah untuk memberikan motifasi kerja terhadap warga binaan?
Jawab : Dengan bimbingan keagamaan untuk memberikan motivasi sangatlahefektif. Karena pada dasarnya kami warga binaan tidak semua mengertitentang agama sehingga sangat diperlukall bimbingan agama disini.Yang sebelumnya bermalas-malasan sekarang timbul semangat bekerjasetelah diberikall pengarahan oleh pembimbing tentang betapapentingnya bekerja yang baik menurut agama.
Tanya : Apakah dalam mengikuti bimbingan keagamaan ini anda tidak merasaterbebani?
Jawab : Alhamdulillah tidak, karena saya merasa banyak masukan daribimbingan keagamaan ini.
Tanya : Apakah dengan program ini keyakinan anda bertambah kepada Tuhan?
Jawab : Ya
Tanya : Dalanl melaksanakan program ini, kendala dan hambatan apa yang andatemui?
Jawab : Saya kira tidak ada kendalanya.
Tanya : Apakah anda sudah siap secara mental dan keterampilan apabilah keluardari Pondok Sosial ini?
Jawab : Insyaallah saya sudah siap.
Interviewed
Siswanto
NamaUmurPekerjaanHari/TanggalTempat
BERITA WAWANCARAWARGA BINAAN PONDOK SOSIAL
: Ayupah: 61 Tahun: Bmuh Tani: Sabtu, 17 Juni 2007: Pondok Sosial
.
Tanya : Apa yang menyebabkan anda tinggal di Lingkungan Pondok Sosia1?
Jawab : Saya di Bawah Kesini sama po1isi karena saya pengemis dijalanan.
Tanya : Berapa lama anda tinggal di Pondok Sosial dan bersama siapa andadisini?
Jawab : Saya sudah 5 Tahun
Tanya : Apakah andah tidak mgm kembali kekampung halaman dan usahadisana?
Jawab : Saya sudah tidak punya ke1uarga 1agi
Tanya : Menurut anda , apakah ada manfaatnya pembinaan disini?
Jawab : Ada.
Tanya : Apakah bimbingan keagamaan yang dilaksanakan disini ada manfaatnyabagianda?
Jawab : Ada
Tanya : Menmut anda, seberapa penting dilaksanalcanya birnbingankeagamaandalam rangkah untuk memberikan motifasi kelja tethadap warga binaan?
Jawab : Penting, agar mereka bisa bekerja baik.
Tanya : Apalcah dalam mengikuti bimbingan keagamaan ini. anda tidalc merasaterbebani?
Jawab : Tidak
Tanya : Apakah dengan program ini keyakinan anda bertambah kepada Tuhan?
Jawab : Sedikit sedikit bertambah.
Tanya : Dalam melaksanakan program ini, kendala dan hambatan apa yang andatemui?
Jawab : Saya jarang mengikuti karena saya sering pulang malam.
Tanya : Apakah anda sudah siap secara mental dan keterampilan apabilah keluardari Pondok Sosial ini?
Jawab : Saya tidak tau, saya sudah tidak punya keluarga lagi.
\-----_._-_•...__.._--_., .'.-
\ .~~~l_ ...._
Interviewed
Ayupah
NamaDmurPekerjaanHarifTanggalTempat
BERITA WAWANCARAWARGA BlNAAN PONDOK SOSIAL
: Ngatno: 45 Tahun: Tukang Becak: Sabtu, 17 Juni 2007: Pondok Sosial
Tanya : Apa yang menyebabkan anda tingga1 di Lingkungan Pondok Sosial?
Jawab : Kena Razia.
Tanya : Berapa lama anda tinggal di Pondok Sosial dan bersama siapa andadisini?
Jawab : Tinggal disini sudah 9 tahun
Tanya : Apakah andah tidak ingin kembali kekamplmg halaman dan usahadisana?
Jawab : Masih belum ada keinginan
Tanya : Menurut anda , apakah ada manfaatnya pembinaan disini?
Jawab : Banyak sekali manfaatnya pembinaan disini.
Tanya : Apakah bimbingan keagamaan yang di1aksanakan disini ada manfaatuyabagi anda?
Jawab : Ada, sekarang saya banyak berdoa dan beribadah mandoakan anak-anaksaya agar hidupnya lebih baik dari saya.
Tanya : Menurut anda, seberapa penting dilaksanakanya birnbingan keagamaandalam rangkah untuk memberikan motifasi keIja terhadap wargabinaan?
Jawab : Sangat penting karena begitu ada bimbingan keagamaan saya merasabersemangat lagi dan hati ini lebih tenteram.
Tanya : Apakah dalam mengikuti bimbingan keagamaan ini anda tidak merasaterbebani?
Tanya : Apakah dengan program ini keyakinan anda beltambah kepada Tuhan?
Jawab : Yang jelas hati dan Keyakinan saya semakin beratambah kepada AllahSWT.
Tanya : Dalam melaksanakan program ini, kendala dan hambatan apa yang andatemui?
Jawab : Saya kira tidak ada ya, menumt saya program ini sangat bagus kalau bisatems dikembangkan.
Tanya : Apakah anda sudah siap secara mental dan keterampilan apabilah keluardari Pondok Sosial ini?
Jawab : Kalau keluarga saya mau saya siap dari Pondok Sosial ini untuk usahadiluar. Disini tems juga tidak karena kita menumpang kalau tinggaldirumah sendiri kan lebih enak meskipun jelek-jelek kan rumah kitasendiri.
Interviewed
Ngatno
NamaDmurPekeljaanHari/TanggalTempat
BERITA WAWANCARAWARGA BINAAN PONDOK SOSIAL
: Sulatmanto: 35 Tahun: Juru Parkir: Sabtu, 17 Juni 2007: Pondok Sosial
Tanya : Apa yang menyebabkan anda tinggal di Lingkungan Pondok Sosial?
Jawab : Karena mengamen di Lampu merah trus dibina di Pondok Sosial
Tanya : Berapa lama anda tinggal di Pondok Sosial dan bersama siapa andadisini?
Jawab : Satu Tahun setengah
Tanya : Apakah andah tidak mgm kembali kekampung halaman dan usahadisana?
Jawab : Ya kepinginlah, Cuma bukan saat ini.
Tanya : Menurut anda , apakah ada manfaatnya pembinaan disini?
Jawab : Ada.
Tanya : Apakah bimbingan keagamaan yang dilaksanakan disini ada manfaatnyabagianda?
Jawab : Ya ada, dulu saya brandal tetapi setelah diberi banyak pengarahan akanpentingnya agama dan bekerja yang baik maka saya sekarang lebih bisamengendalikan diri.
Tanya : Menurut anda, seberapa penting dilaksanal(anya bimbingan keagamaandalam rangkah untuk memberikan motifasi kerja terhadap warga binaan?
Jawab : Sangat penting, karena manusia juga butuh kerja yang layal( dan dihormti orang. Makanya penting kegiatan ini memberi motivasi kepadawarga binaan.
Tanya : Apakah dalam mengikuti bimbingan keagamaan ini anda tidak merasaterbebani?
Jawab : Tidak, karena saya banyak waktu kosong setelah bekerja.
Tanya : Apakah dengan program ini keyakinan anda bertambah kepada Tuhan?
Jawab : Va.
Tanya : Dalam melaksanakan program ini, kendala dan hambatan apa yang andatemui?
Jawab : Alhamdulillah selama ini tidak ada kendala bagi saya untukmelaksanakan bimbingan ini.
Tanya : Apakah anda sudah siap secara mental dan keterampilan apabilah keluardari Pondok Sosial ini?
Jawab : Siap
Interviewed
Sulatmanto
NamaUmurPekerjaanHari/TanggalTempat
BERITA WAWANCARAWARGA BINAAN PONDOK SOSIAL
: Darno: 45 Tahun: Tukang Becak: Sabtu,1O Juni 2007: Pondok Sosial
Tanya : Apa yang menyebabkan anda tinggaI di Lingkungan Pondok SosiaI?
Jawab : Saya kena razia Gepeng Gelandangan dan Pengemis
Tanya : Berapa lama anda tinggal di Pondok Sosial dan bersama siapa andadisini?
Jawab : 5 Tahun
Tanya : Apakah andah tidak mgm kembali kekampwlg haIaman dan usahadisana?
Jawab : Belum ada keinginan karena disini masih betah
Tanya : Menurut anda , apakah ada manfaatnya pembinaan disini?
Jawab : Ada
Tanya : ApaI(ah bimbingan keagamaan yang dilaksanakan disini ada manfaatnyabagi anda?
Jawab : Banyak tau tentang Agama
Tanya : Menurut anda, seberapa penting dilaksanakanya bimbingan keagamaandaIam rangkaIl untuk memberikan motifasi kelja terhadap warga binaan?
Jawab : Banyak diswuh keJja yang baik dan tidak boleh bennalas-malasan.
Tanya : Apakah daIam mengikuti bimbingan keagamaan ini anda tidak merasaterbebani?
Jawab : Tidak
Tanya : Apakah dengan program ini keyakinan anda bertambah kepada Tuhan?
Jawab : Sedikit demi sedikit saya mulai yakin sama tuhan dan beribadah kepadaNya
Tanya : Dalam melaksanakan program ini, kendala dan hambatan apa yang andatemui?
Jawab : Kendalanya ya, saya sering tidak mengikutinya karena saya bekerja
Tanya : Apakah anda sudah siap secara mental dan keterampilan apabilah keluardari Pondok Sosial ini?
Jawab : Setelah dapat Modal saya siap
Interviewed
Darno
GAMBAR LOKASI LINGKUNGAN PONDOK SOSIALSkala 1 : 1000
1AH PENDUDUK
PERUMAHAN SEDERHANA A.M.D. MANUNGGAL XI
DDDDDDDDDDDDDDD'~1
[~:::;
5A
Kelurahan Kedundung
r---------------,,,,,,,,,,
RUMAH PENDUDUK
JMAHPENDUDUK
JI. Kampung57
S':[;i
2950: Desa Gunung: Galangan
11
15JI. Kampung
,,,,,,,,---------------------------------------------------------------------------, I, ,~ J
,,,---------------------------------------------------:,
• Lokasi proyek = 2.210 M2
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTOBADAN KESATUAN BANGSA
DAN PERLINDUNGAN MASYARAKATJalan Hayam Wuruk Nomor 50 Telp. (032 I) 328704
MOJOKERTO
SlJRAT KETERANGANUntu!\: Melllkukau Survey I Riset I KKN
Nomor : 072/011 1417.405/2007
Membaca : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakartaTanggal : 07 Pebruari 2007Nomor : EUIKM.01.31IV2007Perillal : Pennohonan Ijin Riset
Mengingat: l. Peraturan Daerah No.5 Tahun 2001 tentmlg PernbentukanLembaga Teknik Daerah.
2. Keputusan Walikota Mojokerto Nomor: 31 Tahun 200 Itentang Peqjabaran Urman Tugas dan Fungsi BadanKesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat KotaMojokerto.
dengan ini menyatakan memberikan kesempatan dilakukan survey/riset IKKN oleh:
Nama Penanggung JawabAlamatThenla/AcaraiSurveylRiset
Daerah I Tempat dHakukan Survey
: Drs. Hamid Nasuhi",M.A.: Jl. Jr. Juanda No. 59 Ciputat 15412: Pengaruh Bimbingml agama Islam
Terhadap Rehabilitasi Gelandangan(Studi kasus pondok social di·'Mojokerto)
: Dinas Sosial Kota Mojokerto,Liposos Kedundung
Lamanya SurveylRisetlKKN : 10 (sepuluh) hari.Pengik.-utJ peserta SurveylRisetlKKN : 1 OrangN a m a : Sdr. Abduf Rahman Said
Mojokerto, 15 Juni 2007
KEP~:ESATUANBANGSADAN B . GAN MASYARAKAT
... v ~"TATTI'T)'T'A