pengulangan ips rohman tri saputra xiakvi

28
Kerusakan Lingkungan 1 | 28 Pencemaran Air Sungai ___________ Rusaknya Terumbu Karang ___________ Banjir ___________ Penggundulan Hutan SMK Negeri 13 Bandung Jl. Soekarno Hatta Km. 10 Bandung 17 Desember 2013 KERUSAKAN ALAM AKIBAT ULAH MANUSIA DALAM MEMENUHI Kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia dan perkembangan zaman pada awal abad 21 ini mempengaruhi keadaan alam. Semakin banyak manusia tinggal di suatu daerah maka kebutuhan hidup juga bertambah. Dengan bertambahnya manusia yang berperan sebagai konsumen, para produsen memproduksi produk Disusun Oleh : Rohman Tri Saputra XI AK VI

Upload: rohman-tri-saputra

Post on 25-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Pencemaran Air Sungai___________Rusaknya Terumbu Karang___________Banjir___________Penggundulan Hutan

Disusun Oleh : Rohman Tri SaputraXI AK VIKerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia dan perkembangan zaman pada awal abad 21 ini mempengaruhi keadaan alam. Semakin banyak manusia tinggal di suatu daerah maka kebutuhan hidup juga bertambah. Dengan bertambahnya manusia yang berperan sebagai konsumen, para produsen memproduksi produk mereka agar memenuhi kebutuhan konsumen mereka. Limbah inilah yang mengakibatkan kerusakan alam khususnya pada lingkungan hidup.KERUSAKAN ALAM AKIBAT ULAH MANUSIA DALAM MEMENUHI KEBUTUHANNYA

SMK Negeri 13 BandungJl. Soekarno Hatta Km. 10Bandung17 Desember 20132013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan wawancara ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Sudarmi selaku guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan tugas ini kepada kami.Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan, serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandung, Desember 2013

XI AK 6

Daftar IsiKata Pengantar________________________________________________________________ 2BAB 1 Pendahuluan____________________________________________________________ 4Latar Belakang________________________________________________________________ 4Rumusan Masalah _____________________________________________________________ 5Tujuan Penulisan_______________________________________________________________5Manfaat Penulisan______________________________________________________________5Metode Pengumpulan Data_______________________________________________________5BAB 2 Pembahasan_____________________________________________________________6Pengertian Lingkungan Hidup____________________________________________________ 7Arti Penting Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan_____________________________________ 7Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya________________________________7Bentuk-bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup_______________________________________10Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup______________________________________________11BAB 3 Contoh Artikel__________________________________________________________13Artikel 1____________________________________________________________________ 13Artikel 2____________________________________________________________________ 14BAB 4 Penutup_______________________________________________________________ 17Kesimpulan__________________________________________________________________17Saran_______________________________________________________________________17 Daftar Pustaka________________________________________________________________18

BAB 1PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia dan perkembangan zaman pada awal abad 21 ini. Populasi manusia mempengaruhi keadaan alam. Semakin banyak manusia tinggal di suatu daerah maka kebutuhan hidup juga bertambah. Dengan bertambahnya manusia yang berperan sebagai konsumen, para produsen memproduksi produk mereka agar memenuhi kebutuhan konsumen mereka. Sedangkan semakin banyak produk yang dikeluarkan oleh industri mengeluarkan limbah yang dibuang ke lingkungan. Limbah inilah yang mengakibatkan kerusakan alam khususnya pada lingkungan hidup.Populasi manusia adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia saat ini. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup. Jika populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara lingkungan dan regenerasi populasi dapat tercapai. Namun kenyataannya adalah populasi bertumbuh lebih cepat dari kemampuan bumi dan lingkungan kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada akhirnya kemampuan bumi akan terlampaui dan berdampakpada kualitas hidup manusia yang rendah.Pada tahun 1960 hingga 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6 milyar orang. Pada tahun 2000 populasi sudah menjadi 6.1 milyar. PBB memprediksi bahwa populasi dunia pada tahun 2050 akan mencapai antara 7.9 milyar sampai 10.9 milyar, tergantung ada apa yang kita lakukan sekarang. Dapatkah dibayangkan berapa banyak bahan pangan, lahan untuk pertanian, lahan untuk perumahan, dan barang konsumsi lainnya yang dibutuhkan oleh penduduk yang begitu banyak?Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan makanan pun meningkat padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, maka hutan pun mulai dibabat habis untuk menambah jumlah lahan pertanian yang ujungnya juga makanan untuk manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa menyebabkan erosi. Selain itu bahan kimia yang dipakai sebagai pupuk juga menurunkan tingkat kesuburan tanah. Dengan adanya pembabatan hutan dan erosi, maka kemampuan tanah untuk menyerap air pun berkurang sehingga menambah resiko dan tingkat bahaya banjir.Bagaimana dengan masa depan anak cucu kita kalau lahan sudah tidak tersedia, tanah rusak akibat bahan kimia, air tanah tercemar dan bahkan habis sehingga tidak bisa disedot lagi. Bagaimana kita mau menghemat makanan dan air kalau populasi terus berkembang dengan pesat. Krisis pangan sudah dimulai di seluruh dunia. Harga semakin melejit dan pada akhirnya bukan karena kita tidak mampu membeli makanan, tetapi apakah makanan itu bisa tersedia. Pemanasan global semakin memberi dampak negatif yang luar biasa, cuaca sudah tidak bisa diprediksi lagi. Disaat musim kemarau hujan turun dan disaat musim hujan terjadi kekeringan. Kalau bukan kita yang bertindak dari sekarang, masa depan anak dan cucu kita bisa benar-benar hancur sehingga kita yang berpesta pora pada saat ini baru akan merasakan akibatnya nanti.

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :1. Apa pengertian lingkungan hidup ?2. Apa yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup ?3. Siapa yang menanggung akibat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia ?4. Apa bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor-faktor penyebabnya ?5. Bagaimana usaha untuk melestarikan lingkungan hidup ?

1.3Tujuan Penulisan

Dari latar belakang di atas maka dapat diambil tujuan penulisan sebagai berikut :1. Untukmengetahui pengertian lingkungan hidup2. Untukmengetahui penyebab kerusakan lingkungan hidup3. Untukmengetahui akibat kerusakan lingkungan4. Untukmengetahui bentuk - bentukkerusakan lingkungan hidup dan faktor-faktor penyebabnya5. Untuk mengetahuiusaha untuk melestarikan lingkungan hidup

1.4Manfaat Penulisan

Dari latar belakang di atas maka dapat diambil manfaat penulisan sebagai berikut :1. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian lingkungan hidup2. Agar pembaca dapat mengetahui penyebab kerusakan lingkungan hidup3. Agar pembaca dapat mengetahui akibat kerusakan lingkungan4. Agar pembaca dapat mengetahui bentuk - bentukkerusakan lingkungan hidup dan faktor-faktor penyebabnya5. Agar pembaca dapat mengetahuiusaha untuk melestarikan lingkungan hidup

1.5Metode Pengumpulan Data

Pada pembuatan karya ilmiah ini menggunakan dua macam metode dalam mengumpulkan data, yaitu :1. Kepustakaan (studi pustaka)

BAB 2PEMBAHASAN

2.1Pengertian Lingkungan Hidup

Hamparan laut biru yang luas, dataran, bukit-bukit, pegunungan, langit yang biru yang disinari matahari, semuanya merupakan lingkungan alam. Lingkungan hidup mencakup lingkungan alam yang meliputi lingkungan fisik, biologi, dan budaya.Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 pasal 1 menyebut pengertian lingkungan hidup sebagai berikut.Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.Lingkungan hidup sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang tersebut merupakan suatu sistem yang meliputi lingkungan alam hayati, lingkungan alam nonhayati, lingkungan buatan, dan lingkungan sosial. Semua komponen-komponen lingkungan hidup seperti benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup berhimpun dalam satu wadah yang menjadi tempat berkumpulnya komponen itu disebut ruang.Pada ruang ini berlangsung ekosistem, yaitu suatu susunan organisme hidup dimana diantara lingkungan abiotik dan organisme tersebut terjalin interaksi yang harmonis dan stabil, saling memberi dan menerima kehidupan.Interaksi antara berbagai komponen tersebut ada kalanya bersifat positif dan tidak jarang pula yang bersifat negatif. Keadaan yang bersifat positif dapat terjadi apabila terjadi keadaan yang mendorong dan membantu kelancaran berlangsungnya proses kehidupan lingkungan.Cara mengambil hasil hutan agar tetap terjaga kelesteriannya misalnya dengan sistem tebang pilih yaitu pohon yang ditebang hanya pohon yang besar dan tua, agar pohon-pohon kecil yang sebelumnya terlindungi oleh pohon besar, akan cepat menjadi besar menggantikan pohon yang ditebang tersebut.Interaksi yang bersifat negatif terjadi apabila proses interaksi lingkungan yang harmonis terganggu sehingga interaksi berjalan saling merugikan.Adanya gangguan terhadap satu komponen di dalam lingkungan hidup, akan membawa pengaruh yang negatif bagi komponen-komponen lainnya karena keseimbangan terhadap komponen-komponen tersebut tidak harmonis lagi.

2.2Arti Penting Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan

Bumi ini diwariskan dari nenek moyang kita dalam keadaan yang sangat berkualitas dan seimbang. Nenek moyang kita telah menjaga dan memeliharanya bagi kita sebagai pewaris bumi selanjutnya, sehingga kita berhak dan harus mendapatkan kualitas yang sama persis dengan apa yang didapatkan nenek moyang kita sebelumnya. Bumi adalah anugerah yang tidak ternilai harganya dari Tuhan Yang Maha Esa karena menjadi sumber segala kehidupan. Oleh karena itu, menjaga alam dan keseimbangannya menjadi kewajiban kita semua secara mutlak tanpa syarat.Masyarakat jaman dahulu telah menyadari benar bahwa lingkungan hidup merupakan bagian kehidupannya. Dari catatan sejarah diketahui bahwa pada abad ke-7, masyarakat di Indonesia sudah membentuk suatu bagian yang bertugas mengawasi hutan, yang hampir sama fungsinya dengan jabatan sekarang yang disebut dengan Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA). Masyarakat seperti ini sering kita sebut masyarakat tradisional.Kawasan hutan mereka bagi menjadi beberapa bagian, ada yang boleh digarap yang disebut hutan rakyat, ada pula yang boleh diambil hasil hutannya dengan syarat harus terlebih dahulu menggantinya. Kawasan hutan ini sering disebut hutan masyarakat yang berfungsi sebagai hutan produksi. Akan tetapi, ada pula hutan yang tidak boleh digarap sama sekali. Hutan yang tidak boleh digarap ini merupakan hutan adat. Kawasan hutan adat ini sangat tertutup, dan masyarakatnya percaya bahwa hutan inilah yang menjaga wilayah mereka dari segala bencana alam.Pada hutan masyarakat, pohon boleh ditebang untuk keperluan masyarakat, akan tetapi sebelum ditebang harus menanam terlebih dahulu pohon yang sama jenisnya di samping pohon yang akan ditebang sehingga mereka tetap mewariskan lingkungan alam yang sama terhadap anak cucunya. Hal ini menunjukkan betapa baiknya mereka menjaga lingkungan untuk diteruskan kepada generasi yang akan datang.Perkembangan jumlah penduduk yang cepat serta perkembangan teknologi yang makin maju, telah mengubah pola hidup manusia. Bila sebelumnya kebutuhan manusia hanya terbatas pada kebutuhan primer dan sekunder, kini kebutuhan manusia telah meningkat kepada kebutuhan tersier yang tidak terbatas. Kebutuhan manusia tidak hanya sekedar kebutuhan primer untuk dapat melangsungkan kehidupan seperti makan dan minum, pakaian, rumah, dan kebutuhan sekunder seperti kebutuhan terhadap pendidikan, kesehatan, akan tetapi telah meningkat menjadi kebutuhan tersier yang memungkinkan seseorang untuk memilih kebutuhan yang tersedia. Kebutuhan tersier telah menyebabkan perubahan yang besar terhadap pola hidup manusia menjadi konsumtif.Bagi yang mampu, semua kebutuhan dapat dipenuhi sekaligus, dan bagi yang memiliki kemampuan terbatas harus memilih sesuai kemampuannya. Akan tetapi, semua orang yang telah tersentuh oleh kemajuan jaman akan berusaha mendapatkannya.Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak sekedar terpenuhi akan tetapi selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan.

2.3Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya

Meningkatnya jumlah penduduk serta kebutuhan tersier yang semakin banyak sebagai akibat perkembangan teknologi yang pesat, telah menyebabkan tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan semakin berat. Jumlah penduduk dunia yang sekarang telah lebih dari 6 miliar jiwa, tidak hanya memerlukan kebutuhan primer dan sekunder, akan tetapi juga memerlukan kebutuhan tersier dalam jumlah besar. Pertumbuhan penduduk dalam jumlah besar, telah banyak mengubah lahan hutan menjadi lahan permukiman, pertanian, industri, dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan luas lahan hutan terus mengalami penyusutan dari tahun ke tahun, terutama di negara-negara miskin dan negara berkembang. Demikian pula kebutuhan tersier yang terus mengalami peningkatan, baik dalam jumlah maupun kualitasnya, menyebabkan industri-industri berkembang dengan pesat. Perkembangan industri yang pesat, membutuhkan sumber daya alam berupa bahan baku dan sumber energi yang sangat besar pula. Sebagai akibatnya, sumber-sumber bahan baku dan energi terus dikuras dalam jumlah besar. Cadangan sumber daya alam di alam semakin merosot, hutan-hutan semakin rusak karena banyaknya pohon yang diambil untuk kebutuhan bahan baku industri, apalagi bila tidak diimbangi dengan usaha reboisasi akan menimbulkan bencana pencemaran terhadap udara, air, dan tanah, yang akhirnya menganggu kehidupan manusia.Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia tahun 1972 di Stockholm (Swedia), telah mengangkat masalah lingkungan hidup tidak hanya menyangkut masalah suatu negara akan tetapi merupakan masalah dunia. Konferensi yang diadakan pada tanggal 5-16 Juni 1972 di Stockholm, diikuti oleh 113 negara dan puluhan peninjau, merupakan pertemuan besar dan sangat penting bagi masa depan lingkungan hidup manusia. Dari salah satu hasil konferensi Stockholm itu, dibentuklah satu badan PBB yang menangani masalah-masalah lingkungan yang disebut United Nations Environment Programme atau UNEF. Konferensi juga menetapkan tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.Pencemaran lingkungan yang terjadi di suatu negara, akan berdampak pula pada negara lain bahkan dunia. Untuk itu selalu diperlukan kerja sama yang baik antara negara-negara di dunia untuk menangani masalah lingkungan. Kerusakan hutan di Indonesia tidak hanya berpengaruh terhadap keadaan iklim di Indonesia, akan tetapi berakibat pula terhadap perubahan iklim global (dunia secara menyeluruh).Peningkatan karbon dioksida (CO2) di udara menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah alih bahasa dari Greenhouse effect. Greenhouse adalah rumah atau bangunan yang atap dan dindingnya terbuat dari kaca, hanya rangkanya terbuat dari besi atau kayu. Rumah ini bukan untuk tempat tinggal tetapi digunakan oleh petani di daerah dingin atau subtropik untuk bercocok tanam. Walaupun suhu di luar sangat dingin pada musim gugur dan musim dingin, tetapi di dalam rumah kaca udaranya tetap hangat sehingga tanaman di dalamnya tetap hijau. Suhu udara yang hangat di dalam rumah kaca walaupun pada musim gugur dan musim dingin dapat dijelaskan sebagai berikut.Radiasi sinar matahari pada siang hari menembus kaca masuk ke dalam rumah kaca. Radiasi sinar matahari yang diterima benda dan permukaan rumah kaca dipantulkan kembali berupa sinar infra merah. Tetapi pantulan tersebut tertahan oleh dinding dan atap kaca sehingga panas yang dapat keluar dari rumah kaca itu hanya sebagian kecil sedangkan sebagian besar terkurung di dalam rumah kaca. Akibatnya udara di dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun di luar udaranya sangat dingin.Di permukaan bumi yang berfungsi sebagai atap kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer. Atmosfer bumi mengandung berbagai macam gas dan partikel-partikel berupa benda-benda padat seperti debu. Di antara berbagai gas di udara, yang berfungsi sebagai gas rumah kaca antara lain karbon dioksida (CO2), metana (CH4), gas nitrogen, ozon (O3), Klorofluorokarbon (CFC), dan lain-lain. Di antara gas-gas tersebut yang paling dominan berfungsi sebagai rumah kaca adalah karbon dioksida (CO2) yang disebut pula dengan gas rumah kaca.Perkembangan industri yang begitu pesat, telah mengganggu keseimbangan gas karbon dioksida di udara. Pembakaran minyak tanah, bensin, solar, batu bara, untuk menggerakkan pabrik-pabrik. Demikian pula kendaraan bermotor yang menggunakan bensin atau solar sebagai bahan bakar, pembakaran lahan dan kebakaran hutan, dan tain-lain, telah menambah jumlah karbon dioksida di udara.Gas rumah kaca sebenarnya sangat diperlukan dalam mengatur suhu di permukaan bumi, yaitu menyerap dan memantulkan kembali sinar matahari. Bila gas ini tidak ada di udara beserta dengan gas-gas lainnya yang berfungsi sebagai gas rumah kaca maka sinar matahari yang diterima bumi akan di pantulkan semuanya ke ruang angkasa sehingga pada malam hari suhu di permukaan bumi sangat dingin, dan pada siang hari sangat panas sekali seperti di bulan sehingga tidak dapat dijadikan tempat tinggal.Masalah gas rumah kaca muncul karena kegiatan manusia semakin banyak menghasilkan gas rumah kaca, terutama karbon dioksida. Menurut hasil penelitian para ahli, semakin banyak gas karbon dioksida dilepaskan ke udara dari hasil kegiatan manusia, akan semakin mempercepat kenaikan suhu di permukaan bumi. Kenaikan suhu di permukaan bumi akan mempengaruhi iklim di bumi, dan akan berdampak negatif pada kehidupan di muka bumi.Suhu global (secara keseluruhan) rata-rata meningkat 0,6 C. Hal ini berpengaruh pula terhadap iklim global yaitu iklim di seluruh permukaan bumi.Kenaikan suhu di permukaan bumi menyebabkan lapisan es yang berada di kutub banyak yang mencair, dan pada akhirnya dapat menenggelamkan kawasan-kawasan yang rendah seperti dataran-dataran pantai, dan pulau-pulau yang rendah.Peningkatan gas karbon dioksida yang terus berlangsung, dan tanpa ada tindakan manusia untuk menguranginya, diramalkan 100 tahun yang akan datang suhu bumi akan naik antara 3-4C. Kenaikan suhu sebesar ini akan menyebabkan perubahan iklim yang cukup berarti, dan akan disertai pula dengan berbagai bencana alam seperti angin badai, naiknya permukaan laut, mencairnya es di puncak-puncak gunung dan es di kutub, punahnya flora dan fauna yang tidak tahan terhadap perubahan, dan sebagainya.Permasalahan pemanasan global seperti diuraikan di atas, tentunya sangat mengkhawatirkan dunia Internasional. Untuk membicarakan hal ini, diadakan Konvensi Perubahan Iklim (United Nations Frame Work Convention on Climate Change) di Kota Kyoto (Jepang) pada tahun 1997 yang dihadiri oleh 170 negara untuk membahas pembatasan-pembatasan gas-gas penyebab efek rumah kaca. Pada sidang tersebut, para ilmuwan PBB melaporkan bahwa pemanasan global akan meningkatkan penyakit, mengakibatkan kegagalan panen, dan meningginya permukaan laut.Pada waktu kebakaran hutan secara meluas di Indonesia beberapa waktu yang lalu telah terjadi emisi gas karbon dioksida terbesar yang dihasilkan dari kebakaran tersebut.Kita harus ingat istilah Hanya Satu Bumi, yang berarti bumi tidak membedakan apakah emisi gas karbon dioksida itu berasal dari negara A atau B, dari negara maju atau negara berkembang, tetapi yang jelas peningkatan gas karbon dioksida terjadi di bumi.Untuk mengurangi gas rumah kaca, diperlukan dana yang sangat besar. Kendaraan-kendaraan bermotor yang selama ini menggunakan bahan bakar minyak atau gas, bila diganti dengan energi lain menyebabkan harga kendaraan menjadi sangat mahal sehingga konsumen akan keberatan. Hal ini merupakan kendala utama untuk menuju program langit biru, yaitu program yang menjadikan udara bersih dari polusi, masih jauh dari harapan.Masalah lingkungan hidup sebenarnya tidak hanya pada emisi gas karbon dioksida. Permasalahan lingkungan hidup cukup kompleks. Penebangan hutan yang menyebabkan banjir, pencemaran terhadap air oleh limbah-limbah industri, pembuangan sampah ke dalam sungai (termasuk sampah rumah tangga), pencemaran terhadap tanah, dan sebagainya, merupakan ancaman bagi kehidupan manusia.Kerusakan lingkungan yang disebabkan berbagai faktor sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, akan menimbulkan berbagai dampak yang sangat merugikan dan mengganggu kehidupan manusia. Flora dan fauna akan banyak yang punah, meningkatnya penyakit pada manusia, penurunan hasil panen, kemarau yang berkepanjangan. Atau sebaliknya, curah hujannya sangat tinggi yang menimbulkan banjir besar, kekeringan air pada musim kemarau, rusaknya terumbu karang, dan sebagainya.Manusia harus sadar betapa pentingnya arti lingkungan hidup bagi kehidupan. Keserakahan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup harus dibayar dengan sangat mahal.

2.4Bentuk-bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup

2.4.1 Kerusakan Lingkungan Hidup oleh Faktor Alam

Kerusakan lingkungan yang disebabkan faktor alam pada umumnya merupakan bencana alam seperti letusan gunung api, banjir, abrasi, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya. Indonesia sebagai salah satu zona gunung api dunia, sering mengalami letusan gunung api akan tetapi pada umumnya letusannya tidak begitu kuat sehingga kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya terbatas di daerah sekitar gunung api tersebut, seperti flora dan fauna yang tertimbun arus lumpur (lahar), awan panas yang mematikan, semburan debu yang menimbulkan polusi udara, dan sebagainya. Peristiwa alam lainnya yangberdampakpadakerusakanlingkunganhidupantaralain:

2.4.2Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Kegiatan Manusia

Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia jauh lebih besar dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alam. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia berlangsung secara terus menerus dan makin lama makin besar pula kerusakan yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia terjadi dalam berbagai bentuk seperti pencemaran, pengerukan, penebangan hutan untuk berbagai keperluan, dan sebagainya.Limbah-limbah yang dibuang dapat berupa limbah cair maupun padat, bila telah melebihi ambang batas, akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan, termasuk pengaruh buruk pada manusia. Salah satu contoh kasus pencemaran terhadap air yaitu Kasus Teluk Minamata di Jepang. Ratusan orang meninggal karena memakan hasil laut yang ditangkap dari Teluk Minamata yang telah tercemar unsur merkuri (air raksa). Merkuri tersebut berasal dari limbah-limbah industri yang dibuang ke perairan Teluk Minamata sehingga kadar merkuri di teluk tersebut telah jauh di atas ambang batas.Kasus-kasus pencemaran perairan telah sering terjadi karena pembuangan limbah industri ke dalam tanah, sungai, danau, dan laut. Kebocoran-kebocoran pada kapal-kapal tanker dan pipa-pipa minyak yang menyebabkan tumpahan minyak ke dalam perairan, menyebabkan kehidupan di tempat itu terganggu, banyak ikan-ikan yang mati, tumbuh-tumbuhan yang terkena genangan minyak pun akan musnah pula.Pengerukan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan seperti pertambangan batu bara, timah, bijih besi, dan lain-lain telah menimbulkan lubang-lubang dan cekungan yang besar di permukaan tanah sehingga lahan tersebut tidak dapat digunakan lagi sebelum direklamasi.Penebangan-penebangan hutan untuk keperluan industri, lahan pertanian, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya telah menimbulkan kerusakan lingkungan kehidupan yang luar biasa. Kerusakan lingkungan kehidupan yang terjadi menyebabkan timbulnya lahan kritis, ancaman terhadap kehidupan flora, fauna dan kekeringan.

2.5Usaha-usaha Pelestarian Lingkungan Hidup

Beberapa usaha yang dilakukan untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain yaitu sebagai berikut.

2.5.1Bidang Kehutanan

Kerusakan hutan yang semakin parah dan meluas, perlu diantisipasi dengan berbagai upaya. Beberapa usaha yang perlu dilakukan antara lain :

1. Penebangan pohon dan penanaman kembali agar dilakukan dengan seimbang sehingga hutan tetap lestari.2. Memperketat pengawasan terhadap penebangan-penebangan liar, dan memberikan hukuman yang berat kepada mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut.3. Penebangan pohon harus dilakukan secara bijaksana. Pohon yang ditebang hendaknya yang besar dan tua agar pohon-pohon yang kecil dapat tumbuh subur kembali.4. Melakukan reboisasi (penanaman hutan kembali) pada kawasan-kawasan yang hutannya telah gundul, dan merehabilitasi kembali hutan-hutan yang telah rusak.5. Memperluas hutan lindung, taman nasional, dan sejenisnya sehingga fungsi hutan sebagai pengatur air, pencegah erosi, pengawetan tanah, tempat perlindungan flora dan fauna dapat tetap terpelihara dan lestari.

2.5.2Bidang Pertanian

1. Mengubah sistem pertanian berladang (berpindah-pindah) menjadi pertanian menetap seperti sawah, perkebunan, tegalan, dan sebagainya.2. Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras (sengkedan) sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.3. Mengurangi penggunaan pestisida yang banyak digunakan untuk pemberantasan hama tanaman dengan cara memperbanyak predator (binatang pemakan) hama tanaman karena pemakaian pestisida dapat mencemarkan air dan tanah.4. Menemukan jenis-jenis tanaman yang tahan hama sehingga dengan demikian penggunaan pestisida dapat dihindarkan.

2.5.3Bidang Industri

1. Limbah-limbah industri yang akan dibuang ke dalam tanah maupun perairan harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga limbah yang dibuang tersebut telah bebas dari bahan-bahan pencemar. Oleh karena itu, setiap industri diwajibkan membuat pengolahan limbah industri.2. Untuk mengurangi pencemaran udara yang disebabkan oleh asap industri yang berasal dari pembakaran yang menghasilkan CO (Karbon monooksida) dan CO2(karbon dioksida), diwajibkan melakukan penghijauan di lingkungan sekitarnya. Penghijauan yaitu menanami lahan atau halaman-halaman dengan tumbuhan hijau.3. Mengurangi pemakaian bahan bakar minyak bumi dengan sumber energi yang lebih ramah lingkungan seperti energi listrik yang dihasilkan PLTA, energi panas bumi, sinar matahari, dan sebagainya.4. Melakukan daur ulang (recycling) terhadap barang-barang bekas yang tidak terpakai seperti kertas, plastik, aluminium, best, dan sebagainya. Dengan demikian selain memanfaatkan limbah barang bekas, keperluan bahan baku yang biasanya diambil dari alam dapat dikurangi.5. Menciptakan teknologi yang hemat bahan bakar, dan ramah lingkungan.6. Menetapkan kawasan-kawasan industri yang jauh dari permukiman penduduk.

2.5.4Bidang Perairan

1. Melarang pembuangan limbah rumah tangga, sampah-sampah, dan benda-benda lainnya ke sungai maupun laut karena sungai dan laut bukan tempat pembuangan sampah.2. Perlu dibuat aturan-aturan yang ketat untuk penggalian pasir di laut sehingga tidak merusak lingkungan perairan laut sekitarnya.3. Pengambilan karang di laut yang menjadi tempat berkembang biak ikan-ikan harus dilarang.4. Perlu dibuat aturan-aturan penangkapan ikan di sungai/laut seperti larangan penggunaan bom ikan, pemakaian pukat harimau di laut yang dapat menjaring ikan sampai sekecil-kecilnya, dan sebagainya.

2.5.5Flora dan Fauna

Untuk menjaga kepunahan flora dan fauna langka, beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain :

1. Menghukum yang seberat-beratnya sesuai dengan undang-undang bagi mereka yang mengambil flora dan memburu fauna yang dilindungi.2. Menetapkan kawasan perlindungan bagi flora dan fauna langka seperti Taman Nasional, Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, dan lain-lain.

2.5.6Perundang-undangan

Melaksanakan dengan konsekuen UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan memberikan sanksi hukuman yang berat bagi pelanggar-pelanggar lingkungan hidup sesuai dengan tuntutan undang-undang.

BAB 3CONTOH ARTIKEL3.1Akibat Kerakusan Industri MebelKebutuhan manusia akan produksi kayu/mebeler tentu tak bisa dihindarkan. Tetapi dalam produksinya pun apabila terlalu berlebihan akan menimbulkan dampak serius yang merugikan semua pihak. Tak sedikit orang yang tidak bertanggung jawab menebang pohon sembarangan. Berlebihan, bahkan sampai hutan tersebut gundul. Ini merupakan hal tidak baik dalam suatu mencari bahan baku untuk diolah kembali, sungguh tidak terpuji dan tidak pantas ditiru. Selain itu penebangan liar pun membawa masalah lain yang lebih serius. Pohon-pohon yang gundul, tandus, dan gersang dapat mengancam semuanya. Hutan yang tereksploitasi secara tak terkendali, akan menimbulkan dampak yang dapat mengancam kehidupan makhluk yang ada di bumi ini. Banyak sekali dampak yang bisa ditimbulkan akibat adanya eksploitasi hutan secara besar-besaran oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.Rusaknya hutan dapat mengancam habitat flora dan fauna yang ada serta dapat mengancam pula terhadap keberlangsungan hidup manusia yang menggantungkan hidupnya pada kekayaan yang terkandung dalam hutan.Pemanasan global yang saat ini melanda hampir seluruh belahan dunia, salah satunya karena rusaknya hutan dunia akibat ekploitasi hutan yang tidak terkendali. Pemanasan global bisa berdampak semakin panasnya udara yang ada di bumi, semakin panasnya kandungan magma bumi sehingga berpotensi gunung meletus (erupsi gunung berapi), serta menipisnya lapisan ozon sehingga mengancam keberlangsungan makhluk di bumi.Saat musim hujan, air hujan yang turun dengan lebat bisa mengancam kehidupan. Karena hilangnya resapan air oleh hutan yang rusak, air hujan tersebut meluap tidak terkendali sehingga terjadilah banjir bandang. Tidak hanya banjir bandang, tanah longsor juga dapat terjadi saat musim hujan karena akar-akar pohon yang biasa mengikat tanah tidak lagi dapat mengikat dengan kuat. Tanah tidak mampu menampung banyaknya volume air yang ada sehingga terjadilah tanah longsor yang dapat mengancam kehidupan makhlukdi dunia.Komentar:Yah, betul! Orang yang menebang pohon secara liar, tanpa izin yang jelas dan tidak diridhai oleh semua pihak sangat sangat merugikan. Apa mereka tidak berpikir kegiatan yang mereka lakukan itu mengancam makhluk hidup, tumbuhan, hewan, maupun manusia pasti membutuhkan hutan sebagai sumber daya alamnya. Tanpa hutan banyak dampak mengerikan yang dapat terjadi, antara lain gersang, pemanasan global, menurunnya kadar oksigen di udara, longsor, banjir, rusaknya semua habitat, banyak makhluk yang punah, dan masih banyak dampak lagi yang tidak bias diungkapkan dengan kata-kata. Untuk itu perlu diadakan penyuluhan yang tepat tentang bahayanya menebang secara liar untuk mencegah perbuatan keji tersebut dan sanksi yang tegas, konsekuen, dan bertanggung jawab untuk menanggulangi permasalahan tersebut. 3.2Destructive FishingZaman modern seperti sekarang ini, banyak oknum yang memanfaatkan jalan pintas yang tidak baik untuk memnuhi kebutuhannya. Seperti halnya penangkapan ikan yang instan dengan menggunakan bahan peledak yang tentu tidak ramah lingkungan. Tak hanya ikan yang mati namun terumbu karang dan habitat yang ada di sekitarnya pun ikut hancur. Hal ini sangat merugikan bagi makhluk laut khususnya yang dapat mengancam populasi makhluk hidup di laut tersebut.Apabila dikelompokkan dari berbagi kegiatan manusia yang berakibat kerusakan ekosistem terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung dibagi menjadi empat, yaitu :1. Penambangan dan pengambilan karang. Penambangan dan pengambilan karang merupakan kegiatan merusak terumbu karang yang banyak dilakukan oleh masyarakat pesisir pada umumnya. Penyebab utama penambangan karang adalah tidak tersedianya bahan bangunan, terutama batu pada suatu daerah, sehingga alternatif termudah adalah mengambil dari terumbu karang. Pada daerah-daerah yang tidak memiliki bahan galian seperti batu yang dapat dipakai dalam pembuatan bangunan atau untuk memperoleh bahan-bahan bangunan tersebut sangat jauh, maka penambangan karang merupakan alternatif yang terbaik dan termudah yang dapat dilakukan, walaupun banyak sekali masyarakat yang sadar bahwa kegiatan mereka dapat merusak ekosistim terumbu karang.

2. Penangkapan Ikan dengan Alat dan bahan yang Merusak. Kasus kerusakan terumbu karang akibat dari penangkapan ikan dengan menggunakan alat dan bahan yang merusak banyak terjadi di hampir periaran Indonesia. Kegiatan tersebut antara lain : penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, muroami, bubu, jangkar, tokang dan aktivitas penancangan tiang budidaya rumput laut. Penggunaan bahan peledak dalam usaha penangkapan ikan ini banyak dilakukan oleh masyarakat. Hal ini dilakukan karena kegiatan ini dianggap oleh sebagian masyarakaat sangat efektif dan tidak tergantung pada musim. Salah satu alasan masyarakat melakukan kegiatan tersebut adalah karena kegiatan tersebut dapat dilakukan setiap saat dengan mudahnya dan hasil yang diperoleh relatif besar. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini relatif lebih singkat dibandingkan dengan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan peralatan lainnya seperti jaring, pancing dan sebagainya. Pada umumnya kegiatan pengeboman dilakukan di tempat-tempat yang ikannya relatif banyak, seperti di taket-taket yaitu suatu tempat dimana terdapat banyak terumbu karang. Ledakan yang ditimbulkan oleh pengeboman inilah yang menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem terumbu karang.

3. Pencemaran dan sedimentasi Tingkat pencemaran di beberapa kawasan pesisir dan lautan Indonesia pada saat ini telah berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Berbagai kegiataan industri yang tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi pada masa orde baru banyak memberikan potensi dampak negatif berupa pencemaran dan sedimentasi baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menurunkan kualitas dan kuantitas lingkungan. Ekosistem terumbu karang yang merupakan ekosistem utama di kawasan pesisir dan lautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk terkena dampak tersebut. Banyak kegiatan-kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan pencemaran, antara lain : buangan minyak (sumur-sumur minyak, tanker, dan kapal lainnya), buangan yang berasal dari industri, buangan rumah tangga.4. Aktivitas Kegiatan Industri di Lepas Pantai Berbagai aktivitas industri yang terdapat di lepas pantai juga banyak berdampak bagi kerusakan ekosistem terumbu karang Indonesia. Berbagai kegiatan tersebut antara lain: 1. Penambangan MIGAS lepas pantai, dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah: kerusakan secara fisik, sedimentasi, dan pencemaran bahan-bahan kimia. 2. Penambangan Pasir, dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah sedimentasi. 3. Kecelakaan tumpahan minyak, dimana dampak yang ditimbulkannya adalah sedimentasi dan pencemaran bahan-bahan kimia. 4. Penggalangan kapal, dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah kerusakan secara fisik. 5. Pembuangan limbah padat, dimana dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini adalah pencemaran bahan kimia.

5. Permintaan jenis ikan hias/ karang meningkat Faktor penyebab meningkatnya eksploitasi sumberdaya ikan hias/karang salah satunya adalah karena adanya permintaan jenis-jenis ikan tertentu, baik di pasaran dalam negeri maupun di pasaran dunia, yang cenderung meningkat, seperti contoh permintaan ikan maming/kerapu hidup yang tinggi di pasaran (Hongkong), permintaan ikan Napoleon Wrase di pasaran internasional. Kecenderungan berakibat pada penangkapan berlebih (over-eksploitasi).

Contoh Kasus Kerusakan Terumbu Karang Akibat Eksploitasi Ikan

1. Kerusakan terumbu karang di Kepulauan SeribuSalah satu contoh kasusnya yaitu di Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu yang terletak di sebelah utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta memiliki 110 buah pulau. Kepulauan Seribu terkenal dengan keindahan terumbu karang dan ikan-ikannya. Hal ini tentu saja menarik perhatian komunitas sekitar untuk menangkap ikan-ikan cantik itu dan menjualnya di Jakarta. Pencari ikan hias menyelam di sekitar terumbu-terumbu karang untuk mencari ikan hias (biasanya jenis anemone). Untuk menangkap anemone, mereka menyemprotkan potas yang disimpan dalam botol aqua ke anemone yang berada di terumbu karang.

2. Kerusakan terumbu karang di di Teluk Kiluan, LampungTeluk Kiluan, Lampung yang terletak di titik pertemuan antara arus Samudra Hindia dengan perairan Selat Sunda. Pada bulan Februari-April 2009, marak terjadi penangkapan lobster menggunakan bom ikan dan potas di Teluk Kiluan. Kapal pengebom ikan beroperasi dengan cara berhenti di depan perairan Teluk Kiluan. Dari kapal besar, nakhoda kapal akan menurunkan perahu jukung yang berisi pendayung, pencari ikan, dan pengebom ikan. Ketika sumber ikan sudah ditemukan, pengebom akan turun menyelam dan mengebom terumbu karang sehingga ikan dan terumbu karang mati. Ikan yang biasanya dicari adalah ikan kerapu dan simba. Potas digunakan untuk menangkap lobster. Potas disemprotkan ke lubang-lubang pada terumbu karang tempat lobster tinggal. Akibat kegiatan menggunakan bom ikan, wilayah terumbu karang di perairan Teluk Kiluan rusak. Wilayah terumbu karang di perairan Teluk Kiluan diperkirakan seluas lima hektar. Sekitar separuhnya kini rusak akibat kegiatan pengeboman ikan.

3. Kerusakan terumbu karang di Di Sulawesi SelatanSaat ini, sekitar 55% terumbu karang di Sulawesi Selatan telah rusak akibat bom ikan. Cara penangkapan ikan seperti ini telah merusak ekosistem yang ada di bawah permukaan laut, termasuk terumbu karang Taman Nasional Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Taman laut Takabonerate merupakan taman laut ketiga terindah di dunia yang memperoleh piagam penghargaan dunia pada pertemuan Internasional Kelautan (World Ocean Conference) di Manado, Sulut, 11 15 Mei 2009. Tidak hanya terumbu karangnya yang rusak, melainkan jutaan spesies biota laut yang unik bisa terancam akibat pemboman ikan ilegal itu.

Komentar :Perbuatan tak terpuji itu jangan sampai ditiru, ok! Masih banyak hal yang dapat dilakukan yang tentunya boleh dilakukan, aman, dan bertanggung jawab yang dapat dilakukan untuk menangkap ikan. Tak perlu memakai bahan peledak segala. Ngapain coba? Malah nyari masalah saja. Jika terumbu karang sampai rusak maka tempat hidup ikan-ikan pun rusak. Tak hanya itu, laut menjadi tercemar akibat zat kimia yang terdapat dalam peledak, ikan-ikan mati dan ekoistem laut pun rusak. Jika sudah terjadi seperti ini susah untuk diperbaiki. Ada pepatah bilang, mencegah lebih baik daripada mengobati, tah itu saya setuju. Butuh bertahun-tahun untuk memperbaiki. Oleh karena itu jangan sampai dilakukan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan menangkap ikan, toh banyak cara lain yang dapat dilakukan. Jadilah orang yang baik jangan zhalim karena perbuatan buruk yang kita lakukan akan kembali pada kita sendiri begitupun sebaliknya. Untuk itu perlu digalakan penyuluhan tentang kesadaran mengenai bahaya dari illegal fishing dan tingkatkan pengawasan serta bentuklah suatu badan khusus yang menangani dan bertanggung jawab mengenai kasus illegal fishing.

BAB 4PENUTUP

4.1Kesimpulan

Dari Pembahasan di atas mengenai pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan hidup, dapat disimpulkan bahwa :

1. Kerusakan lingkungan hidup banyak diakibatkan oleh manusia. Diantaranya kerusakan ekosistem laut, dan penebangan liar yang mengakibatkan hutan gundul yang diakibatkan oleh tingkat kebutuhan manusia.2. Semakin banyak populasi manusia, semakin banyak pula tingkat kebutuhannya, maka lingkungan yang tersedia pun semakin dibutuhkan untuk menunjang kehidupan manusia dan tak jarang cara yang dilakukannya dapat merusak lingkungan.

4.2Saran

Dari Pembahasan di atas mengenai pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan hidup, saya menyarankan agar :

1. Dalam memenuhi kebutuhannya, jika satu-satunya cara yang ditempuh adalah hal tidak baik maka lakukan lah substitusi, ganti kebutuhan kita dengan kebutuhan lain yang fungsinya sama dengan kebutuhan yang kita inginkan.2. Usahakan dalam memenuhi kebutuhan manusia, terutama kebutuhan yang berasal dari alam jangan sampai merusak alam tersebut karena jika tidak dari alam dari siapa lagi. Untuk itu jaga lingkungan. 3. Selain menanggulangi manusia harus sadar dan mengintrospeksi diri mereka agar tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti merusak lingkungan dalam memenuhi kebutuhannya.4. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Karena pada saat ini pemerintah masih berpangku tangan atas apa yang terjadi dengan lingkungan. Pemerintah harus tegas dalam menentukan tindakan untuk menanggulangi kerusakan lebih lanjut seperti kerusakan hutan, terumbu karang dan banyak kerusakan lain yang disebabkan oleh manusia dengan cara reboisasi, penyuluhan tentang pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia.

Daftar Pustaka

Nurdjana, dkk. 2008.Korupsi dan Illegal Logging.Yogyakarta: Pustaka Pelajarhttp://indomaritimeinstitute.org/?p=1495 (diakses tanggal 17 Desember 2013)http://ayunaris.wordpress.com/2009/09/03/kerusakan-terumbu-karang-akibat-penangkapan-ikan-dengan-cara-merusak-destructive-fishing/. (diakses tanggal 17 Desember 2013)http://sangsurya-wahana.blogspot.com/2011/05/upaya-penanggulangan-kerusakan-terumbu_17.html (diakses tanggal 17 Desember 2013)

http://www.shnews.co/detile-11332-terumbu-karang-indonesia-timur-rusak-berat.html (diakses tanggal 17 Desember 2013)

http://purewhitehome.blogspot.com/2013/07/kerusakan-terumbu-karang-akibat.html (diakses tanggal 17 Desember 2013)

http://yulmans.blogspot.com/2013/03/terumbu-karang.html (diakses tanggal 17 Desember 2013)

http://id.wikipedia.org/wiki/Eksploitasi(diakses tanggal 17 Desember 2013)

http://impasb.wordpress.com/2008/02/27/penyebab-dan-dampak-rusaknya-hutan-kita/(diakses tanggal 17 Desember 2013)

Kerusakan Lingkungan 18 | 18