skripsi pengaruh intensitas cahaya terhadap

77

Click here to load reader

Upload: buidang

Post on 28-Jan-2017

266 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

SKRIPSI

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN

KAROTENOID Chlorella sp.

Oleh:

AGUS PARIAWAN

LAMONGAN – JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 2: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

SKRIPSI

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN

KAROTENOID Chlorella sp.

sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :

AGUS PARIAWAN

NIM. 141011010

Menyetujui,

Komisi Pembimbing,

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Sudarno, Ir., M.Kes. Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Si.

NIP. 19550713 198601 1 001 NIP. 19591022 198601 2 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 3: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

SKRIPSI

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN

KAROTENOID Chlorella sp.

sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :

AGUS PARIAWAN

NIM. 141011010

Telah diuji pada

Tanggal : 17 Juli 2014

KOMISI PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D

Anggota : Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP.

Sapto Andriyono, S. Pi., M.T.

Sudarno, Ir., M. Kes.

Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Si.

Surabaya,

Fakultas Perikanan dan Kelautan

Universitas Airlangga

Dekan,

Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA.

NIP. 19520517 197803 2 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 4: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

N a m a : Agus Pariawan

N I M : 141011010

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul :

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN

KAROTENOID Chlorella sp.

adalah benar hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam

skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk

berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari

siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 20 Juli 2014

Yang membuat pernyataan,

Agus Pariawan

----------------------

NIM.141011010

Materei

Rp. 6.000,-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 5: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

RINGKASAN

AGUS PARIAWAN. Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Kandungan

Karotenoid Chlorella sp. Dosen Pembimbing: Sudarno, Ir., M.Kes. dan

Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Si.

Karotenoid adalah pigmen tumbuhan yang terdiri dari 40 atom karbon per

molekul (Tetraterpenoid). Karotenoid berfungsi untuk memberi warna pada ikan

dan juga bermanfaat bagi kesehatan manusia. Chlorella sp. didominasi oleh warna

hijau (chlorophyll), selain itu Chlorella sp. juga mengandung karotenoid lutein.

Intensitas cahaya mampu meningkatkan level mRNA carotenoid hydroxylase

(CH) dan phytoene synthase (PSY). Dengan meningkatnya level mRNA

carotenoid hydroxylase (CH) dan phytoene synthase (PSY) maka phytoene yang

merupakan penyusun karotenoid juga meningkat. Meningkatnya phytoene dapat

mempengaruhi meningkatnya karotenoid yang disintesis. Cahaya dapat

menyebakan naiknya produk fotosintesis. Cahaya dapat menyebakan

meningkatkan ATP yang dihasilkan pada fotosintesis, sehingga mempercepat

metabolisme sel.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya

yang berbeda terhadap kandungan karotenoid Chlorella sp. serta untuk

mengetahui intensitas cahaya yang mampu menghasilkan karotenoid paling tinggi.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen (percobaan) dengan rancangan

acak lengkap. Terdapat empat perlakuan pencahayaan (A=500 lux, B=3.700 lux,

C=7.400 lux dan D=11.700 lux) dan 5 ulangan sehingga terdapat 20 satuan

percobaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan karotenoid tertinggi

terdapat pada perlakuan C (0,298080 µg/ml), disusul perlakuan B (0,255392

µg/ml) kemudian perlakuan D (0,220056 µg/ml). Kandungan karotenoid terendah

terdapat pada perlakuan A (0,207552 µg/ml). Hasil analysis of variance (ANOVA)

menunjukkan bahwa setiap perlakuan intensitas cahaya memberikan pengaruh

yang berbeda nyata terhadap kandungan karotenoid Chlorella sp. (p<0,05).

SUMMARY

iv

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 6: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

AGUS PARIAWAN. Effect of Light Intensity on the Carotenoid Content of

Chlorella sp. Advisor: Sudarno, Ir., M.Kes. and Rahayu Kusdarwati, Ir.,

M.Si.

Carotenoids are plant pigments which consists of 40 carbon atoms per

molecule (Tetraterpenoid). Carotenoids function are for pigmentation of fishes,

furthermore it also beneficial to human health. Chlorella sp. dominated by green

pigment (chlorophyll), but its so had carotenoid lutein. Light intensity increase of

carotenoid hydroxylase mRNA levels (CH) and phytoene synthase (PSY).

Increased of mRNA levels of carotenoid hydroxylase (CH) and phytoene synthase

(PSY) simultaneous increased of phytoene. The inclined of phytoene stimulate

carotenoid synthesized. High light intensity stimulate increase of photosynthesis

product. Hight light intensity stimulate increase of Adenosin Triphospat (ATP), so

it increased of metabolism rate.

The purpose of this study was to determine the effect of different light

intensities on the carotenoid content of Chlorella sp. and to determine light

intensity is capable of producing the highest carotenoid. This study used an

experimental method with a completely randomized design. There are four light

treatments (A = 500 lux, B = 3700 lux, C = 7400 lux and D = 11700 lux) and five

replications so that there are 20 experimental units. The results showed that the

highest carotenoid content found in treatment C (0.298080 g/ml), followed by

treatment B (0.255392 g/ml) and than treatment D (0.220056 g/ml). Lowest

carotenoid content contained on treatment A (0.207552 g/ml). Results of analysis

of variance (ANOVA) showed that the light intensity of each treatment were

significantly different effect on carotenoid content of Chlorella sp. (P <0.05).

v

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 7: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Pengasih dan Penyayang, oleh karena rahmat-Nya penulis telah menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak terlepas dari

dukungan moril dan materil dari semua pihak. Melalui kesempatan ini, dengan

kerendahan hati, perkenankan penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Dosen Pembimbing, Bapak Sudarno, Ir., M.Kes dan Ibu Rahayu

Kusdarwati, Ir., M.Si, yang telah memberikan saran dan nasehat yang

berguna bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Dosen penguji, Bapak Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D, Ibu Dr.

Endang Dewi Masithah, Ir., MP. dan Bapak Sapto Andriyono, S.Pi., M.T.,

yang telah memberi banyak masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Ibu Prof.

Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA.

4. Ibunda dan Ayahanda tercinta, Ngadiso dan Partik yang senantiasa

memberikan semangat dan dukungan do’a selama penyusunan skripsi ini.

5. Teman-teman angkatan 2010 yang senantiasa memberi semangat dan

dukungan penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

6. Teman-teman SKI BEM FPK UA, teman-teman PPSDMS, kawan-kawan

kontrakan Umar dan BEM FPK UA 2013 yang telah memberikan

semangat.

vi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 8: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

7. Teman-teman yang dengan sukarela meminjamkan laptopnya untuk

penulisan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan

penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang melimpahkan berkah-

Nya, atas segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan oleh semua

pihak kepada penulis

Surabaya, Juli 2014

Penulis

vii

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 9: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN .................................................................................................. iv

SUMMARY ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 3

1.3 Tujuan ................................................................................................. 4

1.4 Manfaat .............................................................................................. 4

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Chlorella sp....................................................................... 5

2.2 Struktur dan morfologi Chlorella sp. .................................................. 6

2.3 Habitat ................................................................................................. 7

2.4 Pertumbuhan Chlorella sp................................................................... 8

2.5 Media Kultur ....................................................................................... 10

2.6 Intensitas Cahaya ................................................................................ 11

2.7 Karotenoid ........................................................................................... 13

2.8 Faktor-faktor Pembentuk Karotenoid ................................................. 16

III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konseptual ......................................................................... 20

3.2 Hipotesis ............................................................................................. 23

viii

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 10: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

IV METODOLOGI

4.1 Tempat dan Waktu .............................................................................. 24

4.2 Materi Penelitian

4.2.1 Peralatan Penelitian ................................................................... 24

4.2.2 Bahan Penelitian ........................................................................ 24

4.3 Metode Penelitian

4.3.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 25

4.3.2 Prosedur Kerja ........................................................................... 26

4.3.3 Parameter ................................................................................... 31

4.3.4 Analisa Data ............................................................................... 31

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil .................................................................................................... 32

5.1.1 Kandungan Karotenoid ............................................................. 32

5.1.2 Populasi Chlorella sp. ............................................................... 34

5.1.3 Analisis Korelasi Eksponensial Kandungan Karotenoid dengan

Kepadatan populasi Chlorella sp. ............................................. 36

5.1.4 Kualitas Air ............................................................................... 36

5.2 Pembahasan ......................................................................................... 37

VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 46

6.2 Saran .................................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 47

LAMPIRAN ..................................................................................................... 51

ix

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 11: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kandungan Walne ...................................................................................... 11

5.1 Hasil rata-rata kandungan karotenoid Chlorella sp.................................... 32

5.2 Hasil rata-rata kepadatan populasi Chlorella sp. ....................................... 35

5.3 Kisaran nilai kualitas air............................................................................. 37

x

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 12: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Chlorella sp. .............................................................................................. 5

2.2 Intensitas cahaya (Illuminance)................................................................. 12

2.3 Steradian dan solid angel .......................................................................... 12

..........................................................................................................................

2.4. Struktur beberapa karotenoid .................................................................... 14

3.1. Kerangka konseptual penelitian ................................................................ 22

4.1. Denah penempatan perlakuan ................................................................... 25

..........................................................................................................................

4.2. Diagram alir penelitian .............................................................................. 26

5.1 Grafik kandungan karotenoid Chlorella sp. .............................................. 33

5.2 Grafik pertumbuhan Chlorella sp.. ........................................................... 35

5.3 Analisis korelasi eksponensial kandungan karotenoid dengan kepadatan

populasi Chlorella sp.. .............................................................................. 36

5.4 Pengaruh suhu terhadap rekasi enzim ....................................................... 43

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 13: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kandungan karotenoid Chlorella sp. (µg/ml). ............................................. 51

2. Kepadatan populasi Chlorella sp. (per unit percobaan) ............................... 52

3. Kisaran suhu per hari, kisaran salinitas per hari

dan kisaran pH per hari ............................................................................... 53

4. SPSS kandungan karotenoid ........................................................................ 54

5. SPSS kepadatan populasi Chlorella sp. selama 6 hari ................................. 57

6. Gambar kegiatan penelitian ......................................................................... 63

xi

xii

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 14: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karotenoid adalah pigmen tumbuhan yang terdiri dari 40 atom karbon per

molekul (Tetraterpenoid) (Britton et al, 2008 dalam Biolab Medical Unit, 2010).

Lebih dari 750 struktur karotenoid ditemukan di alam yaitu pada tumbuhan darat,

algae, bakteri termasuk cyanobacteria dan bakteri fotosintesis, archaea, jamur

dan hewan (Britton et al., 2004 dalam Takaichi, 2011).

Karotenoid berfungsi untuk memberi warna pada kulit ikan (Britton, 1976

dalam Siegler, 1998). Pewarnaan sangat penting bagi hewan akuakultur seperti

pewarnaan merah dan kuning pada ikan, pewarnaan pada daging ikan salmon,

pada eksoskeleton dan otot epitelium udang maupun lobster serta pada karapas

krustacea lain (Sigurgisladottir et al.,1997 dalam Bjerkeng, 2000). Pewarnaan

akan meningkatkan nilai ekonomis ikan di pasar. Karotenoid juga bermanfaat bagi

kesehatan manusia. Karotenoid mampu meningkatkan respon imun serta mampu

mereduksi resiko kanker, penyakit jantung dan katarak (Amstrog, 1997 dalam

Rodriguez-Amaya and Kimura, 2004).

Terdapat dua macam karotenoid yang digunakan dalam budidaya perairan

yaitu sintetik dan alami. Turunan karotenoid alami diantaranya zeaxanthin, lutein,

α-caroten, β-caroten, cryptoxanthin dan lain-lain, sedangkan untuk karoten

sintetik hanya ada β-caroten. Selama proses pembuatan karoten sintetis

digunakan pelarut petrokimia dan pelarut organik komplek lainnya, yang mana ini

menyebabkan residu pada ikan. Karotenoid sintetik juga sangat mahal dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 15: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

penggunaannya dalam formula pakan ikan sangat terbatas sesuai dengan spesies

masing-masing. (Gupta et al., 2007).

Chlorella sp. merupakan produsen dalam rantai makanan makhluk hidup

yang kaya gizi (Merizawati, 2008). Chlorella sp. adalah organisme kosmopolit.

Alga ini mampu tumbuh pada salinitas 0 – 35 ppt. Chlorella sp. masih dapat

bertahan hidup pada suhu 40oC. Rentang suhu antara 25o-30oC merupakan suhu

yang optimal untuk pertumbuhan (Alim dan Kurniastuty, 1995 dalam Merizawati,

2008). Chlorela sp. dengan sifatnya yang seperti di atas sangat cocok untuk

dikembangan di Indonesia.

Chlorella sp. didominasi oleh warna hijau (chlorophyll), selain itu

Chlorella sp. juga mengandung karotenoid lutein (Shi et al., 2002 dalam Geetha

et al., 2010). Dalam proses fotosintesis, karotenoid dan klorofil dibutuhkan oleh

rantai peptida untuk membentuk pigmen protein komplek pada membran tilakoid

(Neilson and Durnford, 2010 dalam Takaichi, 2011). Karotenogenesis pada

Haematococcus pluvialis diinduksi dengan penambahan NaCl (0,2 dan 0,8 %),

perlakuan intensitas cahaya yang tinggi (150 µmol/m2/s atau 11.700 lux) dan

pengurangan nitrogen (Cifuentes et al., 2003). Pada kondisi lingkungan yang

memicu stres (intensitas cahaya yang tinggi, radiasi UV dan kurangnya nutrisi),

beberapa Chlorophyceae (Heamatococcus, Chlorella dan Scenedesmus)

mengakumulasi ketokarotenoid, canthaxanthin dan astaxanthin. Karotenogenesis

ini disintesis oleh kombinasi β-carotene hydroxylase gene (CrtR-b) dan β-karoten

ketolase (CtrW, BKT) (Lemione and Schoefs, 2010 dalam Takaichi, 2011).

2

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 16: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Enzim yang berpengaruh dalam biosintesis karotenoid yaitu phytoene

synthase (PSY), phytoene desaturase (PDS), ζ-carotene desaturase (ZDS),

lycopene cyclase (LCYB), β-carotene ketolase dan carotenoid hydroxylase (CH)

(Cunningham and Gantt, 1998 dalam Steinbrenner and Linden, 2001). Intensitas

cahaya mampu meningkatkan level mRNA carotenoid hydroxylase (CH) dan

phytoene synthase (PSY) (Steinbrenner and Linden, 2001). Dengan meningkatnya

level mRNA carotenoid hydroxylase (CH) dan phytoene synthase (PSY) maka

phytoene yang merupakan penyusun karotenoid juga meningkat. Meningkatnya

phytoene dapat mempengaruhi meningkatnya karotenoid yang disintesis.

Cahaya dapat menyebabkan naiknya produk fotosintesis (Peel and

Wveatherly, 1962 dalam Servaites and Geiger, 1974). Cahaya dapat

menyebabkan meningkatkan Adenosine Triphosphate (ATP) yang dihasilkan

pada fotosintesis (Plaut and Reinhold, 1969 dalam Servaites and Geiger, 1974).

Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang

pengaruh intensitas cahaya terhadap kandungan karotenoid Chlorella sp.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah intensitas cahaya yang berbeda, berpengaruh terhadap kandungan

karotenoid Chlorella sp.?

2. Berapakah intensitas cahaya yang mampu menghasilkan karotenoid paling

tinggi?

3

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 17: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya yang berbeda terhadap kandungan

karotenoid Chlorella sp.

2. Mengetahui intensitas cahaya yang mampu menghasilkan karotenoid

paling tinggi.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi

tentang pengaruh intensitas cahaya yang berbeda terhadap kandungan karotenoid

Chlorella sp. serta nilai intensitas cahaya yang mampu menghasilkan karotenoid

paling tinggi. Informasi ini nantinya bisa digunakan oleh masyarakat luas pada

umumnya dan khususnya sektor privat untuk pedoman budidaya Chlorella sp.

sebagai produsen karotenoid. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dikembangkan

lebih lanjut.

4

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 18: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Chlorella sp.

Menurut Bougis (1979) dalam Merizawati (2008) Chlorella sp. termasuk dalam :

Filum : Chlorophyta

Kelas : Chlorophyceae

Ordo : Chlorococcales

Famili : Chlorellaceae

Genus : Chlorella

Spesies : Chlorella sp.

Gambar 2.1. Chlorella sp. (Sumber: http://ccala.butbn.cas.cz, diakses Desember 2013)

Alga hijau atau Chlorophyta, merupakan yang terbesar diantara semua

filum alga. Mereka digolongkan sebagai alga hijau karena warna hijau yang

merupakan gabungan pigmen klorofil a dan b, karoten (α, β dan γ) dan beberapa

xantophylls (Goodwin, 1974 dalam Happey-Wood, 1988). Diantara semua alga,

Chlorophyta adalah yang paling dekat hubungannya dengan tanaman tingkat

tinggi. Hal ini berdasarkan kemiripannya dalam pigmen fotosintesis, penyimpanan

tepung dan struktur organel kloroplas (adanya tumpukan lamella fotosintesis

seperti grana dan zona intergrana) (Bisulputra, 1974 dalam Happey-Wood, 1988).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 19: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

2.2 Struktur dan morfologi Chlorella sp.

Chlorella sp. adalah salah satu jenis mikroalga yang mengandung klorofil

serta pigmen lainnya untuk melakukan fotosintesis. Kata Chlorella berasal

dari bahasa latin yaitu ”Chloros” yang berarti hijau dan ”ella” yang berarti kecil.

Chlorella sp. merupakan pakan dasar biota yang ada di perairan termasuk ikan.

Chlorella sp. merupakan produsen dalam rantai makanan makhluk hidup yang

kaya akan gizi. Bentuk sel Chlorella sp. bulat atau bulat telur, merupakan alga

bersel tunggal (uniseluler) dan kadang - kadang bergerombol (Merizawati, 2008).

Warna hijau pada alga ini disebabkan selnya mengandung klorofil a dan b dalam

jumlah yang besar selain itu juga mengandung karoten dan xantofil (Volesky, 1970

dalam Rostini, 2007).

Diameter sel Chlorella sp. berkisar antara 2−8 mikron. Dinding selnya

keras terdiri dari selulosa dan pektin. Sel ini mempunyai protoplasma yang

berbentuk cawan. Chlorella sp. dapat bergerak (motil) tetapi sangat lambat

sehingga pada pengamatan seakan-akan tidak bergerak (non motil) (Merizawati,

2008).

Kelimpahan fitoplankton didefinisikan sebagai jumlah individu

fitoplankton persatuan volume. Fitoplankton merupakan tumbuhan yang

paling banyak ditemukan di perairan, tetapi karena ukurannya mikroskopis

sehingga sulit dilihat tanpa alat bantu penglihatan. Konsentrasinya bisa mencapai

ribuan hingga jutaan sel per liter air. Jumlah individu fitoplankton berlimpah pada

lokasi tertentu, sedangkan pada lokasi lain di perairan yang sama jumlahnya

sedikit (Merizawati, 2008). Distribusi fitoplankton di perairan yang tidak

6

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 20: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

homogen ini disebabkan oleh arus, unsur hara, dan aktifitas pemangsaan

(Merizawati, 2008).

Absorbansi Chlorella sp. diukur menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang ultraviolet dan cahaya tampak. Dari hasil pengukuran

diperoleh bahwa Chlorella sp. memiliki nilai absorbansi yang tinggi untuk

panjang gelombang 687 nanometer dan 490 nanometer (Merizawati, 2008).

2.3 Habitat

Chlorella sp. dapat tumbuh di semua tempat (kosmopolit), kecuali pada

tempat yang sangat kritis bagi kehidupan. Alga ini mampu tumbuh pada salinitas

0-35 ppt. Salinitas 10-20 ppt merupakan salinitas optimum

untuk pertumbuhannya. Chlorella sp. masih dapat bertahan hidup pada suhu

40oC. Rentang suhu antara 25o–30oC merupakan suhu yang optimal untuk

pertumbuhan. Chlorella sp. bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan sel

dan pemisahan autospora dari sel induknya (Alim dan Kurniastuty, 1995 dalam

Merizawati, 2008).

Kebanyakan spesies Chlorella mampu tumbuh menggunakan fotosintetik

atau pada kondisi dimana tidak terdapat cahaya dengan mengambil bahan organik

secara langsung dari mediumnya. Selain itu, beberapa spesies Chlorella dapat

tumbuh baik pada air tawar maupun air laut (Hoff and Snell, 1989 dalam Shah et

al., 2003). Chlorella secara umum merupakan genus air tawar, namun beberapa

spesies mampu beradaptasi pada suhu dan salinitas dengan rentang yang lebar

serta dapat dikultur pada air laut yang diperkaya dengan pupuk (Wilkerson, 1998

dalam Shah et al., 2003).

7

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 21: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Ordo chlorococcales kurang memiliki daya mengapung dan tidak memiliki

flagella sehingga membuatnya tidak dapat bergerak secara aktif. Oleh karena itu

Chlorococcales tergantung pada turbulensi air yang mempertahankannya tetap

tersuspensi. Pada saat stratifikasi suhu stabil, sel atau koloni cenderung

mengendap. Ketika rata-rata pertumbuhan sel yang bertahan pada zona eupotik

lebih besar daripada rata-rata populasi yang hilang karena pengendapan, maka

kondisi itu disebut dengan pertumbuhan yang ditunjukan oleh kenaikan populasi

fitoplankton. Pertumbuhan pada alga tergantung pada perubahan yang seimbang

antara fotosintesis (terwujud dengan peningkatan sel) dan proses metabolisme

(respirasi dan sedimentasi pada populasi) (Happey-Wood, 1988).

Penyebaran populasi tergantung pada turbulensi air pada zona epilimnion.

Bantuk sel dan keberadaan getah (perekat cair) akan cenderung mengurangi

hilangnya populasi karena sedimentasi (Happey-Wood, 1988).

2.4 Pertumbuhan Chlorella sp.

Pertumbuhan fitoplankton dalam kultur dapat ditandai dengan bertambah

besarnya ukuran sel atau bertambah banyaknya jumlah sel yang secara langsung

akan berpengaruh terhadap kepadatan fitoplankton (Isnansetyo dan Kurniastuty,

1995). Pada awal kultur, sel beradaptasi dengan medium baru, bersiap untuk

mulai tumbuh dan bersiap memulai pembelahan sel. Fase ini disebut lag fase,

yang lamanya tergantung pada kepadatan inokulum, spesies alga. Sel alga

kemudian membela dengan cepat sehingga populasinya meningkat secara

logaritmik. Ini disebut fase pertumbuhan eksponensial. Fase eksponensial

kemudian diikuti dengan fase stasioner. Pada fase stasioner pembelahan sel

8

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 22: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

menurun dan sudah tidak ada lagi penambahan kepadatan sel. Fase stasioner

kemudian diikuti oleh fase senescent, yang mana kepadatan sel menurun

(Creswell, 2010).

Hal yang paling menarik dan paling penting untuk diperhatikan dalam

ekologi fitoplankton air tawar yaitu antara pertumbuhan dan kematian terjadi

secara serentak bersama-sama yang ditengahi (dibatasi) oleh pasokan nutrisi,

pertukaran tropik dan pengadukan (mixing) faktor fisik pada sistem (Reynolds et

al., 1982 dalam Sandgren, 1988).

Sandgren (1988) menyatakan bahwa kebanyakan fitoplankton air tawar

menggabungkan diri menjadi fase istirahat untuk bertahan sebagai strategi

hidupnya. Beberapa percobaannya menyebutkan “Packaging Plans” merupakan

solusi revolusioner atas masalahnya terhadap kondisi stress dan habitat planktonik

yang berubah secara berkala (Sandgren, 1988).

Alga nonmotil mampu mengalami pertumbuhan jika kondisi cahaya dan

turbulensi air dalam kondisi seimbang yang menyebabkan peningkatan kepadatan

populasi lebih tinggi daripada proses kematian atau sedimendasi (Happey-Wood,

1988).

Sze (1993) menyatakan bahwa pertumbuhan populasi fitoplakton

tergantung pada selisih antara sel baru yang dihasilkan dengan rata-rata sel yang

mati. Sel baru yang diproduksi, sebagian besar tergantung pada cahaya dan

ketersediaan nutrisi.

Sutomo (2005), menyatakan bahwa pola pertumbuhan Chlorella sp.

memiliki karakteristik yang sama dengan Chaetoceros gracilis dan Tetraselmis sp.

9

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 23: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Chlorella sp. mempunyai daya adaptasi yang cukup cepat dan juga mempunyai

pola pertumbuhan dengan dua puncak populasi. Secara umum pertumbuhan

mikroalga akan menurun setelah mencapai puncak I dan kemudian naik kembali

sampai mencapai puncak II. Pertumbuhan mikroalga akan turun kembali setelah

mencapai puncak II.

Puncak kepadatan Chlorella sp. umumnya dicapai relatif lambat yaitu pada

hari ke 9 atau lebih, kecuali hasil penelitihan Sutomo tahun 1990 pada percobaan

ke 2 yang dicapai pada hari ke 5. Pencapaian puncak kepadatan yang lebih cepat

ini disebabkan karena kepadatan awal pelakuan yang lebih tinggi. Volume air

media pemeliharaan berpengaruh terhadap puncak kepadatan maksimal sel

Chlorella sp. Volume air yang lebih besar akan menghasilkan kepadatan sel

maksimal yang lebih rendah dan sebaliknya (Sutomo, 2005).

2.5 Media Kultur

Air laut merupakan medium komplek yang terdiri beragam senyawa

organik. Mengkultur alga hanya dengan menggunakan air laut kadang-kadang bisa

juga dilakukan. Penambahan medium artifisial untuk optimalisasi hasil budidaya

menjadi penting karena tanpa penambahan beberapa nutrisi dan trace metal, hasil

budidaya biasanya sangat rendah (Harrison and Berges, 2004). Tetelepta (2011)

menggunakan medium Walne untuk mengkultur Chlorella sp. Medium Walne

terdiri dari beragam senyawa (Tabel 2.1.).

Menurut Fulks and Main (1991) dalam Shah et al. (2003), tipe kultur

dapat dibagi menjadi dua yaitu indoor / kultur terkontrol dan outdoor / kultur

terbuka. Terdapat perbedaan pendekatan dalam kultur mikroalga yaitu batch

10

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 24: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

culture, semi-continues culture dan continues culture. Batch culture merupakan

metode yang paling konsisten dan dapat diandalkan. Pada metode batch culture,

mikroalga dikultur pada sebuah wadah dan semuanya dipanen keseluruhan ketika

populasinya hampir mencapi kepadatan maksimal.

Tabel 2.1. Kandungan Walne

Stok Bahan Kebutuhan Kegunaan

Trace

metal

Solution

(TMS)

ZnCl2 2,1 g Per 100 ml

CoCl2.6H2O 2 g

(NH4)6Mo7O24.4H2O 0,9 g

CuSO2.5H2O 2 g

Vitamin

Solution

Vitamin B12 10 mg Per 100 ml

Vitamin B1 (Thiamine.HCl) 10 mg

Vitamin H (Biotin) 200 µg

Nutrient

Solution

FeCl3.6H2O 1,3 g Per Liter

MnCl2.4H2O 0,36g

H3BO3 33,6 g

EDTA (DisodiumSalt) 45 g

NaH2PO4.2H2O 20 g

NaNO3 100 g

TMS 1 ml

Sumber : Walne (1970)

2.6 Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya atau illuminance adalah sebuah ukuran fotometri flux per

unit area atau flux density yang terlihat. Illuminance atau intensitas cahaya

dinyatakan dalam lux (lumen per meter persegi) atau foot-candel (lumen per foot

kuadrat) (Ryer, 1998).

11

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 25: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Gambar 2.2. Intensitas cahaya (Illuminance) (Ryer, 1998).

Pada gambar diatas (Gambar 2.2.), bola lampu menghasilkan 1 kandela.

Kandela adalah unit dasar pengukuran cahaya. Juga bisa didefinisikan 1 kandela

sumber cahaya memancarkan 1 lumen per steradian ke segala arah. Steradian

adalah sudut padat (solid angel) yang didapat dari inti bola yang memotong

sebuah area persegi pada titik radiusnya. Nilai steradian pada sebuah sinar sama

dengan proyeksi area dibagi kuadrat jarak (Ryer, 1998).

Gamber 2.3. Steradian dan solid angel (Ryer, 1998).

Intensitas cahaya erat hubunganya dengan hukum kuadrat terbalik, yaitu

hubungan antara intensitas cahaya dengan sumber cahaya dan jarak. Ini berarti

12

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 26: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

intensitas cahaya bervariasi tergantung jarak penampang dengan sumber cahaya

(Ryer, 1998).

2.7 Karotenoid

Karotenoid adalah pigmen tanaman dengan 40 atom karbon per molekul

(tetraterpenoids) (Britton et al. 2008 dalam Biolab Medical Unit, 2010).

Karotenoid yang berikatan dengan oksigen dikenal dengan sebutan xanthophylls,

sedangkan yang tidak berikatan dengan oksigen dikenal dengan karoten. Pada

tumbuhan, karotenoid bertindak sebagai pigmen tambahan saat fotosintesis dan

juga berfungsi untuk melindungi dari radikal bebas yang dilepaskan dari

chloroplast selama fotosintesis (Miller et al., 1996 dalam Biolab Medical Unit,

2010). Karotenoid juga melindungi tanaman dari foto-oksidatif perusak melalui

disipasi suhu (siklus xanthophyll). Proses ini terjadi ketika eksesif cahaya

meningkatkan pH tilakoid, yang mana aktivitas enzim violaxanthin de-epoxidase

(VDE), mengkonversi violaxanthin menjadi zeaxanthin. Molekul zeaxanthin dan

foton mengubah konformasi di light harvesting complexes (LHC), membantu

disipasi suhu (Baroli and Nigoyi, 2000 dalam Stange and Flores, 2012 ).

Karotenoid yang umumnya ditemukan pada alga coklat adalah β-karoten,

yakni karotenoid yang tidak memiliki atom oksigen dalam strukturnya (Blunt

dkk., 2006 dalam Biranti dkk., 2009). Golongan senyawa karoten sudah dikenal

memiliki aktivitas antitumor yang baik (Clevidence dkk., 1997 dalam Biranti

dkk., 2009). Pada proses fotosintesis, karotenoid dan klorofil keduanya

dibutuhkan oleh rantai peptida untuk membentuk pigmen protein komplek pada

membran tilakoid (Neilson and Durnford, 2010 dalam Takaichi, 2011).

13

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 27: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Lebih dari 750 struktur karotenoid ditemukan di alam yaitu pada

tumbuhan darat, algae, bakteri termasuk cyanobacteria dan bakteri fotosintesis,

archaea, jamur dan hewan (Britton et al., 2004 dalam Takaichi, 2011). Berbagai

jenis karotenoid yang ditemukan dari spesies algae telah dipelajari. Struktur

beberapa karotenoid penting dalam algae diilustrasikan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Struktur Beberapa Karotenoid (Takaichi, 2011)

14

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 28: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Di antara struktur tersebut, sekitar 30 jenis mungkin memiliki fungsi

dalam fotosintesis, dan lainnya berfungsi untuk akumulasi karotenoid atau

karotenogenesis. Beberapa karotenoid hanya ditemukan di beberapa divisi atau

kelas algae, karena itu, karotenoid dan klorofil juga dapat digunakan sebagai

penanda kemotaksonomi (Rowan, 1989 dalam Takaichi, 2011).

Karotenoid telah banyak ditemukan pada alga. Fucoxanthin ditemukan

pada algae coklat dan diatom. 19'-acyloxyfucoxanthin ditemukan pada

Haptophyta dan Dinophyta. Peridinin hanya ditemukan pada dinoflagellata.

Alloxanthin, crocoxanthin dan monadoxanthin ditemukan pada Cryptophyta.

Diadinoxanthin dan diatoxanthin ditemukan pada Heterokontophyta, Haptophyta,

Dinophyta dan Euglenophyta (Takaichi, 2011).

Karotenoid berfungsi untuk memberi warna pada kulit ikan (Britton, 1976

dalam Siegler, 1998). Pewarnaan sangat penting bagi hewan akuakultur seperti

pewarnaan pada daging ikan salmon, eksoskeleton dan otot epitelium udang,

lobster dan kaparas krustacea lain, integumen merah dan kuning pada ikan

(Sigurgisladottir et al.,1997 dalam Bjerkeng, 2000). Karotenoid juga bermanfaat

bagi kesehatan manusia. Karotenoid mampu meningkatkan respon imun dan

mereduksi resiko kanker, penyakit jantung dan katarak (Amstrog, 1997 dalam

Rodriguez-Amaya and Kimura, 2004).

Pada kondisi lingkungan yang memicu stress (cahaya yang tinggi, radiasi

UV dan kurangnya nutrisi), beberapa Chlorophyceae (Heamatococcus, Chlorella

dan Scenedesmus) mengakumulasi ketokarotenoid, canthaxanthin dan

astaxanthin. Karotenogenesis ini disintesis oleh kombinasi β-karoten hidroxilase

15

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 29: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

gene (CrtR-b) dan β-karoten ketolase (CtrW, BKT) (Lemione and Schoefs, 2010

dalam Takaichi, 2011).

Enzim yang berpengaruh dalam biosintesis karotenoid yaitu phytoene

synthase (PSY), phytoene desaturase (PDS), ζ-carotene desaturase (ZDS),

lycopene cyclase (LCYB), β-carotene ketolase, dan carotenoid hydroxylase (CH)

(Cunningham and Gantt, 1998 dalam Steinbrenner and Linden, 2001). Menurut

Steinbrenner and Linden (2001), Intensitas cahya mampu meningkatkan level

mRNA carotenoid hydroxylase (CH) dan phytoene synthase (PSY).

2.8 Faktor-faktor Pembentuk Karotenoid

2.8.1 Cahaya

Pada proses fotosintesis, cahaya diserap oleh pigmen dan dikonversi

menjadi energi kimia ATP dan NADPH, yang mana digunakan untuk mensintesis

bahan organik dari karbondioksida. Cahaya yang digunakan untuk proses

fotosintesis berada pada rentang spektrum elektromagnetik 400-700 nm, yang

biasa disebut photosynthetically active radiation (PAR). Sebuah pigmen secara

selektif mengabsorbsi panjang gelombang PAR tertentu. Pigmen utama pada

semua alga adalah klorofil A, tetapi proses absorsinya juga dibantu oleh pigmen

lain (pigmen asesoris). Pigmen asesoris mengabsorbsi panjang gelombang PAR

yang berbeda dan mentransfer energi cahaya ke klorofil A. Pigmen fotosintetik

berasosiasi dengan protein dalam membran tilakoid untuk membentuk light

harvesting complexes. Masing-masing fotosistem terdiri dari ratusan pigmen-

protein komplek kemudian menyalurkan energi ke pusat reaksi (terdiri dari

klorofil A khusus berikatan dengan unit protein). Dua tipe fotosistem bekerja

16

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 30: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

bersama-sama untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH dan mengkonversi ADP

menjadi ATP. Fotosistem I hanya terdiri dari klorofil a saja, sedangkan fotosistem

II terdiri dari klorofil a dan pigmen asesoris. Alga dapat mengatur aliran elektron

pada fotosistem I dan fotosistem II untuk merespon cahaya di lingkungan

sekitarnya sehingga efisiensi fotosintesis tetap terjaga (Chow et al., 1990 dalam

Sze, 1993).

Cahaya yang dipancarkan oleh sinar matahari berfungsi dalam proses

fotosintesis, tetapi hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan untuk

proses fotosintesis tersebut, masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya

terhadap proses fotosintesis terkait dengan jenis pigmen penangkap cahaya.

Semakin banyak cahaya yang diserap pada saat fotosintesis maka spektrum

karotenoid semakin terlihat yaitu peningkatan dan penampakan warna jingga

(Pamungkas dan Kurniady, 2006).

Menurut Cifuentes et al. (2003), karotenogenesis paling baik pada H.

pluvialis dipicu oleh intensitas cahaya yang tinggi. Hal ini hampir sama dengan

hasil penelitian Harker et al. (1996b) dalam Cifuentes et al. (2003) yang

menyatakan bahwa faktor utama yang paling penting pada karotenogenesis alga

yaitu intensitas cahaya yang tinggi. Lebih spesifik Cifuentes et al. (2003)

menyatakan bahwa intensitas cahaya terbaik untuk memicuh karotenogenesi H.

pluvialis adalah 150 µmol/m2/s yang sebelumnya dikultur pada nitrat dengan

intensitas 35 µmol/m2/s. Kandungan karotenoid meningkat dari 1,7 menjadi 4,88

mg/liter dan dari 10 menjadi 25 pg/sel ini sangat signifikan bila dibandingkan

dengan perlakukan yang lain (salinitas dan pengurangan Nitrogen).

17

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 31: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Enzim yang berpengaruh dalam biosintesis karotenoid yaitu phytoene

synthase (PSY), phytoene desaturase (PDS), ζ-carotene desaturase (ZDS),

lycopene cyclase (LCYB), β-carotene ketolase, dan carotenoid hydroxylase (CH)

(Cunningham and Gantt, 1998 dalam Steinbrenner and Linden, 2001). Intensitas

cahya mampu meningkatkan level mRNA carotenoid hydroxylase (CH) dan

phytoene synthase (PSY) (Steinbrenner and Linden, 2001). Dengan meningkatnya

level mRNA carotenoid hydroxylase (CH) dan phytoene synthase (PSY) maka

phytoene yang merupakan penyusun karoten juga meningkat. Meningkatnya

phytoene dapat memempengaruhi meningkatnya karotenoid yang disintesis.

2.8.2 Salinitas

Penambahan NaCl dapat menyebabkan kematian (mortalitas 45%), tetapi

pada sel yang hidup (survive) terjadi peningkatan warna merah. Kenaikan total

karotenoid per sel dan kadar astaxantin per berat bersih terjadi ketika dikombinasi

dengan intensitas cahaya tinggi ( 85 µmol/m2/s). Hal ini menunjukan bahwa NaCl

merupakan faktor pemicu karotenogenik pada alga jenis H. pluvialis (Cifuentes et

al., 2003).

Harker et al. (1995) dalam Cifuentes et al. (2003) telah mempelajari

keefektifan penambahan NaCl pada karotenogenesis H. pluvialis strain CCAP

34/7 dan menyatakan bahwa peningkatan astxanthin saat panen terjadi saat

mereka mengkobinasikan kadar NaCl yang lebih rendah dengan intensitas cahaya

yang sangat tinggi ( 1600-1700 µmol/m2/s). Menurut Sarada et al. (2002) dalam

Cifuentes et al. (2003) menyatakan bahwa umur kultur sangat penting untuk

18

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 32: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

memicu produksi astaxanthin pada kultur yang distreskan dengan pemicu

salinitas. Kultur yang lebih muda (umur dua sampai delapan hari) sangat sensitif

terhadap penambahan NaCl, sedangkan kultur yang lebih tua ( umur 12-16 hari)

resisten dan mengakumulasi lebih banyak astaxanthin ketika NaCl ditambahkan

dengan sodium acetate dan setelah masa inkubasi panjang ( selama 20 hari).

Pada penelitian yang dilakukan Cifuentes et al. (2003) menunjukan bahwa

level karotenoid yang diakumulasi dengan perlakuan menggunakan salinitas lebih

rendah bila dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

19

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 33: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

III KONSEPTUAL PENELITIAN DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Karotenoid berfungsi untuk memberi warna pada kulit ikan (Britton, 1976

dalam Siegler, 1998). Pewarnaan sangat penting bagi hewan akuakultur seperti

pewarnaan merah dan kuning pada ikan, pewarnaan pada daging ikan salmon,

pada eksoskeleton dan otot epitelium udang maupun lobster serta pada karapas

krustacea lain (Sigurgisladottir et al.,1997 dalam Bjerkeng, 2000). Pewarnaan

akan meningkatkan nilai ekonomis ikan di pasar. Karotenoid juga bermanfaat bagi

kesehatan manusia. Karotenoid mampu meningkatkan respon imun dan

mereduksi resiko kanker, penyakit jantung dan katarak (Amstrog, 1997 dalam

Rodriguez-Amaya and Kimura, 2004).

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan karotenoid pada

Haematococcus pluvialis yaitu dengan penambahan NaCl (0,2 and 0,8 %),

pengurangan nitrogen dan intensitas cahaya yang tinggi (150 µmol/m2/s atau

11.700 lux) (Cifuentes, 2003). Pada lingkungan yang tidak sesuai seperti cahaya

yang tinggi, radiasi UV dan nutrisi yang tidak sesuai, beberapa Chlorophyceae,

seperti Haematococcus, Chlorella dan Scenedosmus, mengakumulasi karotenoid,

canthaxanthin dan astaxanthin, yang disintesis oleh kombinasi β-carotene

hydroxylase gene (CrtR-b) dan β-karoten ketolase (CtrW, BKT) (Lemione and

Schoefs, 2010 dalam Takaichi, 2011). Enzim yang berpengaruh dalam biosintesis

karotenoid yaitu phytoene synthase (PSY), phytoene desaturase (PDS), ζ-carotene

desaturase (ZDS), lycopene cyclase (LCYB), β-carotene ketolase, dan carotenoid

hydroxylase (CH) (Cunningham and Gantt, 1998 dalam Steinbrenner and Linden,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 34: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

2001). Menurut Steinbrenner and Linden (2001), Intensitas cahya mampu

meningkatkan level mRNA carotenoid hydroxylase (CH) dan phytoene synthase

(PSY).

Cahaya dapat menyebakan naiknya produk fotosintesis (Peel and

Wveatherly, 1962 dalam Servaites and Geiger, 1974). Cahaya dapat menyebakan

meningkatkan ATP yang dihasilkan pada fotosintesis (Plaut and Reinhold, 1969

dalam Servaites and Geiger, 1974). Naiknya ATP akan memicuh semakin

cepatnya laju metabolisme dan akan mempengaruhi metabolisme karotenoid

dalam sel alga. Peri et al. (2009) menyatakan bahwa intensitas cahaya memiliki

hubungan positif terhadap kecepatan fotosintetik dan konduksi stomata.

Kecepatan fotosintetik menurun dengan menurunya intensitas cahaya, begitu pula

sebaliknya.

Berdasarkan referensi di atas, maka pada penelitian ini kami mencoba

mengkultur Chlorella sp. yang diberi perlakuan dengan intensitas cahaya yang

berbeda untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kandungan karotenoid pada

Chlorella sp. Parameter kualiatas air, seperti salinitas dan pH di diseragamkan

sebelum proses kultur. Chlorella sp. dibudidayakan pada medium Walne cair dan

diamati pertumbuhan populasinya setiap hari. Setelah panen algae dilakukan

ekstraksi dilanjutkan dengan pengamatan kandungan karotenoid. Dari pengamatan

tersebut akan didapat data kandungan karotenoid Chlorella sp.yang kemudian

dapat dianalisis dan disimpulkan hasilnya.

21

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 35: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Diperoleh dengan

Gambar 3.1. Kerangka konseptual penelitian

Kultur Chlorella

Meningkatkan level

mRNA carotenoid

hydroxylase (CH) dan

phytoene synthase (PSY).

Karotenoid

cahaya suhu pH Nutrisi

Alami

Sintetis

karotenogenesis

Alga Sayuran Buah

Sumber

Chlorella

Rodhophyta Chlorophyta

Dunaliela

N NaCl Intensitas Cahaya

Intensitas Cahaya

Phytoene meningkat

Produksi Karotenoid meningkat

Bermanfaat

bagi Kesehatan

Antikanker

Antioksidan

Meningkatkan

kecepatan fotosintesis

ATP

Proses metabolisme

22

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 36: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

3.2 Hipotesis

H1 :Intensitas cahaya yang berbeda, akan memberikan pengaruh terhadap

kandungan karotenoid Chlorella sp.

H1 : Intensitas cahaya tertentu mampu menghasilkan karotenoid paling tinggi.

23

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 37: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

IV METODOLOGI

4.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Basah dan

Laboratorium Kering Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Surabaya pada bulan Mei-Juni 2014.

4.2 Materi Penelitian

4.2.1 Peralatan Penelitian

Alat-alat yang digunakan antara lain: tabung kaca, selang aerator, aerator,

Erlenmeyer, gelas ukur, neraca digital dengan ketelitian 0,1 gram, pipet,

mikroskop binokuler, haemacytometer, spektrofotometer, lampu TL,

refraktometer, kertas pH , lux meter, autoclave, rak, papan penyekat, hand

counter, kabel, cover glass, terminal listrik, steker listrik, gunting, tabung reaksi

dan sentrifus.

4.2.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah inokulan

Chlorella berasal dari koleksi Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau

(BBPBAP) Jepara, medium Walne, air laut, steryofoam, benang, lakban, plastik

gelap, koran/kertas bungkus ( pembungkus saat proses autoclave), metanol, dietil

eter, KOH (Kalium Hidroksida), alkohol, sabun, tisu dan aquades.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 38: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

4.3 Metode Penelitian

4.3.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang

dapat dilakukan dengan pengumpulan data melalui pengamatan, survei, ataupun

melalui percobaan (Kusriningrum, 2008). Penelitian ini menggunakan metode

eksperimen (percobaan) dengan rancangan acak lengkap. Terdapat empat

perlakuan pencahayaan (500, 3.700, 7.400 dan 11.700 lux) dan 5 ulangan

sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Terdapat beberapa variabel dalam

penelitian ini diantaranya:

Variabel bebas : intensitas cahaya yang berbeda

Variabel terikat : Kandungan karotenoid Chlorella sp.

Variabel kontrol : nutrisi, pH, salinitas dan aerasi.

Denah penempatan perlakuan pada penelitian dibawah ini adalah sebagai

berikut:

Perlakuan A : 500 lux ( Myers, 1944)

Perlakuan B : 3.700 lux (Myers, 1944)

Perlakuan C : 7.400 lux ( Cifuentes, 2003)

Perlakuan D : 11.700 lux (Cifuentes, 2003)

A

(500 lux)

A2 A4 A1 A3 A5

B

(3.700 lux)

B3 B5 B2 B4 B1

C

(7.400 lux)

C4 C1 C3 C5 C2

D

(11.700 lux)

D2 D1 D4 D5 D3

Gambar 4.1. Denah Penempatan Perlakuan

25

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 39: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Gambar 4.2. Diagram Alir Penelitian

4.3.2 Prosedur Kerja

A. Persiapan

Medium kultur yang digunakan adalah medium Walne yang diperoleh dari

Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara. Terdapat 20

satuan percobaan sehingga dibutuhkan 20 tabung kaca. Setiap tabung kaca diisi

500 ml medium cair (0,5 ml Walne solution dan 499,5 ml air laut steril).

Perlakuan pencahayaan diperoleh dengan lampu TL yang penempatannya

diatur pada ruang kultur. Intensitas cahaya dipengaruhi oleh jarak lampu dengan

tabung kultur. Penentuan jarak ini dilakukan dengan bantuan lux meter. Sensor

Chlorella sp. diinokulasikan pada media dengan

intensitas cahaya berbeda

Perhitungan pertumbuhan alga (menghitung jumlah sel)

Pencatatan hasil jumlah sel

Analisa Data

Persiapan kultur alga

B

A

C

Panen dan analisa kandungan karotenoid

Sterilisasi peralatan dan bahan

D

26

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 40: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

lux meter dimasukkan ke dalam tabung dan jarak antara tabung dengan sumber

lampu diatur sehingga didapat intensitas yang diharapkan sesuai perlakuan. Posisi

tabung diberi tanda sehingga kedudukannya terhadap sumber cahaya tidak

berubah. Tanda diberikan di bagian alas tempat tabung kultur.

Ruang kultur dipersiapkan dengan membuat sekat dan penutup. Kerangka

kotak tempat kultur terbuat dari kayu, bagian atap dan alasnya terbuat dari kayu

triplek dan sisi-sisinya terbuat dari bahan steryofoam kecuali bagian pintu yang

terbuat dari plastik gelap (trash bag) supaya fleksibel untuk membuka dan

menutup.

B. Sterilisasi Peralatan dan Bahan

Sterilisasi didefinisikan sebagai sebuah proses untuk menjamin semua

kehidupan mikroba tidak aktif. Steril merupakan suatu syarat yang harus

diperhatikan dan dipenuhi dalam budidaya alga. Kondisi ini dapat dicapai melalui

desinfektan volatile (mudah menguap) dan non volatile, metode uap yaitu dengan

menggunakan autoclave dan metode pemanasan udara dengan oven atau mesin

pengering (Masithah dkk., 2012). Sterilisasi dilakukan untuk membunuh

kontaminan yang dapat menggangu pertumbuhan Chlorella sp. Sterilisasi dalam

kultur Chlorella sp. skala laboratorium terdiri atas sterilisasi ruang, peralatan dan

bahan penelitian.

Beberapa peralatan yang perlu disterilkan diantaranya adalah tabung kaca,

selang aerasi, batu aerasi dan pipet. Bahan yang perlu disterilisasi yaitu medium

air laut dan medium Walne.

27

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 41: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Sterilisasi ruangan diawali dengan membersihkan ruang kultur lalu

dilakukan penyemprotkan alkohol 70% beberapa kali sampai merata. Ruang

kultur ditutup rapat dan lampu tetap dinyalakan unyuk menjaga kesterilan

ruangan.

Sterilisasi peralatan diawali dengan pencucian menggunakan detergen dan

air hingga bersih kemudian di dikeringkan. Peralatan kemudian dibungkus dengan

kertas, pada bagian mulut pipet ditutup dengan menggunakan kapas yang

dibungkus dengan gauze (kain kasa). Peralatan kemudian disetrilisasi dengan

autoclave pada suhu 121oC dengan tekanan 1 kg/cm2 selama 15 menit. Sebelum

digunakan peralatan perlu dikeringkan terlebih dahulu.

Sterilisasi medium dilakukan dengan memasukan medium ke dalam

Erlemeyer atau tabung kaca yang steril kemudian Erlemeyer atau tabung kaca

ditutup dengan menggunakan kapas dan gauze. Kapas dan gauze pada Erlemeyer

atau tabung kaca dibungkus dengan aluminium foil. Erlemeyer atau tabung kaca

yang berisi medium disetrilisasi dengan autoclave pada suhu 121oC dengan

tekanan 1 kg/cm2 selama 15 menit.

C. Inokulasi

Chlorella sp. selanjutnya dikultur dalam wadah kultur berupa tabung kaca

800 ml. Kepadatan inokulum yang diujikan dalam penelitian ini adalah 100.000

sel/mL. Kondisi lingkungan diawal kultur diusahakan sama, yaitu pH 8,5 dan

salinitas 30 ppt dengan mendapatkan aerasi selama 24 jam/hari (Tetelepta, 2011).

28

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 42: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Menurut Satyantini dan Masithah (2008), penghitungan jumlah bibit

plankton yang diperlukan untuk kultur menggunakan rumus :

1

221

N

VNV

Keterangan:

V1 = Volume bibit untuk penebaran awal (ml)

N1 = Kepadatan bibit plankton (unit/ ml)

V2 = Volume media kultur yang dikehendaki (ml)

N2 = Kepadatan bibit plankton yang dikehendaki (unit/ ml)

D. Pengukuran Pertumbuhan Chlorella sp.

Pertumbuhan kultur Chlorella sp. diukur dengan menghitung kepadatan

selnya setiap hari. Pengukuran dilaksanakan setiap pagi hari pukul 08.00 WIB.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan pipet. Penghitungan

kepadatan sel dilakukan dengan bantuan haemacytometer dan hand counter serta

dilakukan di bawah mikroskop cahaya binokuler dengan pembesaran 400 kali.

Selanjutnya data diformulasikan dengan rumus small block untuk mengetahui

kuantitas kepadatan sel. Pengamatan terhadap kepadatan sel kultur dilakukan

selama 6 hari.

Menurut Aujero (1982) dalam Saputro (2010), penghitungan

menggunakan metode “Small Block” sebagai berikut : Pertama, sel fitoplankton

dihitung mulai dari sisi kiri kotak ke arah kanan kotak dan menghitung sel yang

berada di dalam garis atau yang mendekati garis batas bagian dalam kotak. Kedua,

penghitungan pada blok A, B, C, D, E dijumlahkan. Ketiga, kepadatan

fitoplankton (sel/mL) dihitung dengan menggunakan rumus penghitungan “Small

Block”.

29

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 43: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Keterangan :

nA, nB, nC, nD: jumlah sel fitoplankton pada blok A, B, C, D dan E

5 : jumlah blok yang dihitung

4 x 10-6 : luas kotak kecil (A, B, C, D atau E)

(Sumber : Aujero, 1982 dalam Saputro, 2010)

E. Penghitungan Kandungan Karotenoid

Penghitungan karotenoid dilaksanakan setelah 6 hari budidaya. Sample

kemudian dibawa ke laboratorium kering FPK UNAIR untuk dilakukan proses

ekstraksi. Pengukuran kadar karotenoid menggunakan metode yang berasal dari

Davies (1976) dalam Pramusinta (2012). Sebanyak 10 mL hasil kultur Chlorella

sp. disentrifus pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Hasil supernatan

sentrifus dibuang dan pellet Chlorella sp. yang berada di dasar tube diekstraksi

dengan 5 ml metanol dan 5 ml dietil eter. Karotenoid pada fraksi metanol dengan

bantuan larutan NaCl ditambahkan ke dalam dietil eter. Gabungan fraksi eter

disaponifikasi dengan 2 ml metanol-KOH (konsentrasi akhir basa 5%), diinkubasi

selama 12 sampai 16 jam pada suhu ruang. Kelebihan basa pada filtrat

dihilangkan dengan menambahkan air. Fase dietil eter kemudian diukur

serapannya pada panjang gelombang 452 nm.

Karotenoid (µg/ml) = 3,68 A452 dengan:

A = Absorban ( serapan pada panjang gelombang maksimum sampel)

Kepadatan fitoplankton (sel/mL) = nA + nB + nC + nD + nE

5 x 4 x 10-6

30

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 44: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

4.3.3 Parameter

4.3.3.1 Parameter Utama

Parameter utama yang diamati adalah kandungan karotenoid Chlorella sp.

yang dilihat dari analisa karotenoid setelah fase panen.

4.3.3.2 Parameter Pendukung

Parameter pendukung penelitian ini adalah kepadatan sel alga dan kualitas

air yaitu suhu, pH dan salinitas.

4.3.4 Analisa Data

Data hasil percobaan dapat dianalisis dengan analisis ragam atau analysis

of variance (ANOVA). Dalam analisis ragam terdapat nilai F hitung dan juga F

tabel. Nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel sehingga dapat disimpulkan ada

tidaknya pengaruh perlakuan yang diberikan. Apabila terdapat pengaruh perlakuan

yang diberikan, maka unutk menentukan perlakuan mana yang berbeda dengan

yang lain perlu dilakukan uji perbandingan berganda (Kusriningrum, 2008). Uji

perbandingan berganda yang digunakan yaitu Uji Jarak Berganda Duncan

(Duncan’s Multiple Range Test).

31

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 45: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Hasil pengamatan penelitian berupa data kandungan karotenoid dan

kepadatan populasi Chlorella sp. Hasil tersebut digunakan untuk mengetahui

pengaruh intensitas cahaya terhadap kandungan karotenoid Chlorella sp. Hasil

pengamatan penelitian berupa populasi Chlorella sp. digunakan untuk mengambil

korelasi hubungan antara populasi Chlorella sp. dengan kandungan karotenoid

Chlorella sp. Parameter kualitas air berupa kisaran pH, suhu dan salinitas selama

penelitian ditampilkan sebagai data pendukung untuk melengkapi pembahasan.

5.1.1 Kandungan Karotenoid

Hasil pengamatan penelitian berupa kandungan karotenoid Chlorella sp.

pada hari keenam yang dikultur dengan intensitas cahaya berbeda disajikan pada

Lampiran 1. Hasil rata-rata kandungan karotenoid Chlorella sp. disajikan pada

Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Hasil rata-rata kandungan karotenoid Chlorella sp.

Perlakuan Kandungan Karotenoid (µg/ml)

A 0,207552b

B 0,255392ab

C 0,298080a

D 0,220056b

Keterangan : Superskrip berbeda dalam satu kolom menunjukkan ada perbedaan yang nyata

(p<0,05).

Perlakuan A : 500 Lux

Perlakuan B : 3.400 Lux

Perlakuan C : 7.400 Lux

Perlakuan D : 11.700 Lux

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 46: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Data kandungan karotenoid Chlorella sp. kemudian dianalisis dengan

analysis of variance (ANOVA). Hasil analysis of variance (ANOVA)

menunjukkan bahwa setiap perlakuan intensitas cahaya memberikan pengaruh

yang berbeda nyata terhadap kandungan karotenoid Chlorella sp. (p<0,05).

Analisis dilanjutkan menggunakan uji jarak berganda Duncan dengan derajat

kepercayaan 0,05. Hal ini untuk menentukan perlakuan mana yang berbeda

dengan yang lain.

Hasil uji jarak berganda Duncan memperlihatkan bahwa perlakuan C

berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan A dan D. Perlakuan A tidak berbeda

nyata (p>0,05) dengan perlakuan D.

Nilai ulangan setiap perlakuan dirata-rata sehingga didapat nilai rata-rata

kandungan karotenoid Chlorella sp. setiap perlakuan. Grafik kandungan

karotenoid Chlorella sp ditampilkan pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Grafik kandungan karotenoid Chlorella sp. (µg/ml).

Keterangan :

Perlakuan A : Intensitas 500 Lux Perlakuan C : Intensitas 7400 Lux

Perlakuan B : Intensitas 3700 Lux Perlakuan D : Intensitas 11700 Lux

33

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 47: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Grafik di atas memperlihatkan bahwa kandungan karotenoid tertinggi

terdapat pada perlakuan C (0,29808µg/ml). Kandungan karotenoid terendah

terdapat pada perlakuan A (0,207552 µg/ml).

5.1.2 Populasi Chlorella sp.

Hasil pengamatan penelitian berupa penghitungan kepadatan populasi

Chlorella sp. (per unit percobaan) ditampilkan pada Lampiran 2. Grafik

pertumbuhan Chlorella sp. ditampilkan pada Gambar 5.2.

Data yang diperoleh selama penelitian kemudian dianalisis dengan

analysis of variance (ANOVA). Hasil analysis of variance (ANOVA)

menunjukkan bahwa setiap perlakuan intensitas cahaya memberikan pengaruh

yang berbeda nyata terhadap kapadatan populasi Chlorella sp. (p<0,05). Analisis

dilanjutkan menggunakan uji jarak berganda Duncan dengan derajat kepercayaan

0,05. Hal ini untuk menentukan perlakuan mana yang berbeda dengan yang lain.

Hasil kepadatan populasi Chlorella sp. dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukan bahwa perlakuan A tidak

berbeda nyata dengan perlakuan D namun berbeda nyata dengan perlakuan B dan

C. Perlakuan B tidak berbeda nyata dengan perlakuan C namun berbeda nyata

dengan perlakuan A dan D. Perlakuan C tidak berbeda nyata dengan perlakuan B

namun berbeda nyata dengan perlakuan A dan D. Perlakuan D tidak berbeda nyata

dengan perlakuan A namun berbeda nyata dengan perlakuan B dan C.

34

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 48: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Tabel 5.2. Hasil rata-rata kepadatan populasi Chlorella sp.

Perlakuan Rata-rata kepadatan populasi

Chlorella sp. (sel/ml)

A 0,34b

B 5,5067a

C 8,0417a

D 0,6067b

Keterangan : Superskrip berbeda dalam satu kolom menunjukkan ada perbedaan yang nyata

(p<0,05).

Perlakuan A : Intensitas 500 Lux

Perlakuan B : Intensitas 3700 Lux

Perlakuan C : Intensitas 7400 Lux

Perlakuan D : Intensitas 11700 Lux

Gambar 5.2. Grafik pertumbuhan Chlorella sp.

Puncak populasi tertinggi terdapat pada perlakuan C (14,62x106 sel/ml)

yang terjadi pada hari kelima. Puncak populasi terendah terdapat pada perlakuan

A yang terjadi pada hari pertama dengan kepadatan (0,69x106 sel/ml).

35

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 49: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

5.1.3 Analisis Korelasi Eksponensial Kandungan Karotenoid dengan

Kepadatan populasi Chlorella sp.

Analisis korelasi eksponensial dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara kandungan karotenoid dengan kepadatan populasi Chlorella sp.

Gambar 5.3 Grafik korelasi eksponensial kandungan karotenoid dan kepadatan

populasi Chlorella sp.

Grafik korelasi eksponensial antara kandungan karotenoid dan kepadatan

populasi Chlorella sp. terdapat pada Gambar 5.3. Hasil analisis menunjukan

adanya hubungan antara kandungan karotenoid dengan kepadatan populasi

Chlorella sp. yang ditunjukan dengan R2=0,861.

5.1.4 Kualitas Air

Pertumbuhan Chlorella sp. salah satunya dipengaruhi oleh kualitas air.

Pengukuran kualitas air (suhu, pH dan salinitas) dilakukan setiap hari selama

masa pemeliharaan. Kisaran nilai kualitas air secara umum selama masa

36

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 50: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 5.3. Kisaran nilai kualitas air yang lebih

detail (kisaran suhu per hari, kisaran salinitas per hari dan kisaran pH per hari)

terdapat pada Lampiran 3.

Tabel 5.3. Kisaran nilai kualitas air

Perlakuan

Kisaran Nilai Kualitas Air (suhu,

salinitas, pH)

Suhu (oC) Salinitas (ppt) pH

A 29-33 24-41 7-8

B 33-35 25-58 8-9

C 34-36 27-68 7-10

D 39-42 22-60 7-9

5.2 Pembahasan

Urutan kandungan karotenoid Chlorella sp. dari yang tertinggi adalah

perlakuan C disusul kemudian perlakuan B, lalu perlakuan D sampai yang

terendah yaitu perlakuan A. Urutan rata-rata kepadatan populasi Chlorella sp. dari

yang tertinggi yaitu perlakuan C disusul kemudian perlakuan B, D sampai yang

terendah yaitu perlakuan A. Ini menunjukan ada hubungan yang relevan antara

kandungan karotenoid dengan kepadatan populasi Chlorella sp. Hubungan ini

dipertegas dari analisis korelasi linier antara kandungan karotenoid dengan

kepadatan populasi, yang menyatakan terdapat hubungan diantara keduanya

(R2=0,8327).

Hasil analysis of variance (ANOVA) terhadap kandungan karotenoid

menunjukkan bahwa setiap perlakuan intensitas cahaya memberikan pengaruh

37

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 51: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

yang berbeda nyata terhadap kandungan karotenoid Chlorella sp. (p<0,05). Ini

berarti intensitas cahaya berpengaruh terhadap kandungan karotenoid Chlorella

sp. Semakin tinggi intensitas cahaya maka kandungan karotenoid yang dihasilkan

akan semakin tinggi. Hal ini karena pada kondisi intensitas cahaya tinggi, enzim

bekerja secara optimal untuk menghasilkan karotenoid. Karotenogenesis ini

disintesis oleh kombinasi β-carotene hydroxylase gene (CrtR-b) dan β-karoten

ketolase (CtrW, BKT). Intensitas cahaya mampu meningkatkan level mRNA

carotenoid hydroxylase (CH) dan phytoene synthase (PSY) (Steinbrenner and

Linden, 2001). Dengan meningkatnya level mRNA carotenoid hydroxylase (CH)

dan phytoene synthase (PSY) maka phytoene yang merupakan penyusun karoten

juga meningkat. Meningkatnya phytoene dapat mempengaruhi meningkatnya

karotenoid yang disintesis. Simkin et al. (2003) dalam Kurniawan (2010)

menyatakan bahwa biosintesis karotenoid dipengaruhi oleh adanya gen psy-1

kemudian gen psy-1 yang akan menyandi enzim phytoen synthase. Adanya enzim

tersebut akan mengawali biosintesis karotenoid. Johnson and An (1991) dan

Albrecht and Sandman (1994) dalam Kurniawan (2010) mengemukakan bahwa

cahaya merupakan salah satu faktor penting dalam biosintesis karotenoid.

Menurut Bramley (2002) dalam Kurniawan (2010) peran cahaya tersebut adalah

untuk meningkatkan aktivitas enzim yang berperan dalam biosintesis karotenoid.

Cahaya dapat menyebakan naiknya produk fotosintesis (Peel and

Wveatherly, 1962 dalam Servaites and Geiger, 1974). Cahaya dapat menyebakan

meningkatkan ATP yang dihasilkan pada fotosintesis (Plaut and Reinhold, 1969

37

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 52: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

dalam Servaites and Geiger, 1974). Naiknya ATP akan memicuh semakin

cepatnya laju metabolisme dan akan mempengaruhi metabolisme karotenoid

dalam sel alga. Peri et al. (2009) menyatakan bahwa intensitas cahaya memiliki

hubungan positif terhadap kecepatan fotosintetik bersih dan konduksii stomata.

Kecepatan fotosintetik menurun dengan menurunya intensitas cahaya begitu

sebaliknya.

Terlihat dari data kandungan karotenoid bahwa semakin tinggi intensitas

cahaya semakin tinggi pula kandungan karotenoid yang didapatkan kecuali pada

perlakuan D. Jika dibandingkan antara perlakuan A (500 lux) dengan perlakuan D

(11.700 lux) terlihat bahwa kandungan karotenoid perlakuan A lebih rendah dari

pada perlakuan D meskipun tidak berbeda nyata.

Hubungan suhu dan karotenoid menyebabkan perlakuan D lebih rendah

dibanding perlakuan C. Muhtadi (1992) dalam Satriyanto dkk. (2012) mengatakan

bahwa terdapat pengaruh suhu terhadap oksidasi karotenoid. Dijelaskan bahwa

karotenoid belum mengalami kerusakan pada pemanasan 60 oC tetapi reaksi

oksidasi karotenoid dapat berjalan lebih cepat pada suhu yang relatif tinggi.

Erawati (2006) dalam Satriyanto dkk. (2012) menyatakan semakin tinggi

temperatur maka akan terjadi peningkatan laju reaksi menyebabkan total karoten

yang dihasilkan juga semakin besar. Setelah mencapai titik tertentu peningkatan

temperatur justru akan merusak pigmen itu sendiri dan akan menurunkan total

karoten.

39

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 53: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Kandungan karotenoid pada perlakuan D lebih rendah dari perlakuan C

juga dikarenakan kepadatan populasi Chlorella sp. perlakuan D lebih rendah

dibanding perlakuan C. Akumulasi sel Chlorella sp. akan mempengaruhi

akumulasi akhir karotenoid yang dihasilkan. Dengan begitu perlakuan C yang

jumlah selnya lebih banyak mampu mengoptimalkan penyerapan cahaya

dibandingkan dengan perlakuan yang lain sehingga Chlorella sp. pada perlakuan

C bisa mengakumulasi karotenoid lebih banyak.

Hasil analysis of variance (ANOVA) terhadap kepadatan populasi

Chlorella sp. menunjukkan bahwa setiap perlakuan intensitas cahaya memberikan

pengaruh yang berbeda nyata terhadap kepadatan populasi Chlorella sp. (p<0,05).

Ini berarti intensitas cahaya berpengaruh terhadap kepadatan populasi Chlorella

sp.

Hal ini karena intensitas cahaya merupakan faktor yang sangat penting

untuk memaksimalkan konversi dari energi cahaya menjadi biomasa alga

(Edwards et al.,2006 dalam Choochote et al., 2012). Dalam penelitiannya

(Choochote et al., 2012), terlihat bahwa intensitas cahaya 5000 lux menghasilkan

kepadatan tertinggi (3,88x 108 sel/ml) dibandingkan perlakuan 4000 lux dan 3000

lux. Sel yang tumbuh di bawah kondisi intensitas cahaya tinggi mampu

menghasilkan kepadatan yang tinggi (Choochote et al., 2012). Seperti halnya

menurut Hu et al. (1998) dalam Choochote et al. (2012) yang menyatakan bahwa

terdapat peningkatan kepadatan sel Chlorococccum littorale dengan

meningkatnya intensitas cahaya menggunakan sebuah fotobiorekator pipih.

40

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 54: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Untuk perlakuan D (11.700 lux) dimana memiliki intensitas yang tinggi

namun memiliki kepadatan yang lebih rendah dari perlakuan C dan B. Hal ini

karena intensitas cahaya berpengaruh pada suhu dan salinitas sehingga perlakuan

D (11.700 lux) memiliki kendala dalam pertumbuhan yang berakibat pada

rendahnya kepadatan populasi akhirnya. Menurut Alim dan Kurniastuty (1995)

dalam Merizawati (2008), Chlorella sp. adalah organisme kosmopolit yang

mampu tumbuh pada salinitas nol sampai dengan 35 ppt. Chlorella sp. masih

dapat bertahan hidup pada suhu 40oC. Pengaruh intensitas cahaya seperti yang

disebutkan oleh Choochote et al. (2012) bahwa intensitas cahaya mampu

menghasilkan kepadatan yang tinggi, terbukti dalam penelitian ini. Terlihat bahwa

perlakuan A dan D yang sama-sama dalam kondisi ekstrem (keduannya tidak

berbeda nyata dalam pertumbuhan) namun perlakuan D menunjukan hasil mampu

mencapai kepadatan populasi yang lebih tinggi dibanding perlakuan A.

Semakin tinggi intensitas, maka semakin tinggi suhu karena cahaya

sebagai gelombang elektromagnetik memiliki energi yang dilepaskan yang

menimbulkan panas. Intesitas cahaya merupakan jumlah flux per unit area.

Menurut Ryer (1998), flux adalah ukuran rata-rata aliran energi (energi photon).

Energi photon dipengaruhi oleh panjang gelombang. Dalam penelitian ini,

panjang gelombang dianggap sama, namun karena intensitasnya berbeda

menyebakan besarnya flux per unit area juga berbeda. Hal ini yang

mengakibatkan adanya perbedaan suhu. Eppley and Sloan (1966) dalam

Goldman and Carpenter (1974) menyatakan bahwa efek cahaya dan suhu pada

41

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 55: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

rata-rata pertumbuhan alga adalah saling berhubungan. Eppley and Stricland

(1968) and Middlebooks and Porcella (1971) dalam Goldman and Carpenter

(1974) telah mendiskusikan pentingnya interaksi antara intensitas cahaya, suhu

dan konsentrasi nutrisi pada rata-rata pertumbuhan alga.

Suhu yang tinggi dapat mempengaruhi metabolisme sel. Ini berefek pada

pertumbuhan, seperti pendapat Reynolds (1988), bahwa rata-rata pertumbuhan

tergantung pada temperatur. Dalam metabolisme, enzim berfungsi sebagai

biokatalisator dan sangat dibutuhkan keberadaannya. Enzim merupakan

biokatalisator yang mampu mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.

Salah satu sifat enzim yaitu sangat peka terhadap faktor-faktor yang menyebabkan

denaturasi protein misalnya suhu. Enzim bekerja maksimum pada suhu 40oC

(Worthington Biochemical Corporation, 1972). Pengaruh suhu terhadap reaksi

enzim terlihat pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4. tersebut memperlihatkan bahwa reaksi enzim terus meningkat

sejalan dengan peningkatan suhu hingga pada titik tertentu, setelah melalui batas

toleransi, suhu yang terus naik akan menyebabkan reaksi enzim menurun dan

bahkan mampu merusak enzim. Jika enzim rusak maka metabolisme terganggu,

hal ini berpengaruh pada pertumbuhan dan juga menghambat pembentukan

karotenoid seperti halnya pada perlakuan D (11700 lux).

42

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 56: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Gambar 5.4. Pengaruh suhu terhadap reaksi enzim (Worthington Biochemical

Corporation, 1972)

Kisaran kualitas air terutama suhu dan salinitas berada dalam kondisi

fluktuatif bahkan ada yang memperlihatkan kondisi ekstrem. Percobaan pada

laboratorium oleh Lund (1949) dalam Reynolds (1988) menunjukkan bahwa

beberapa spesies menunjukkan respon yang berbeda terhadap suhu. Foy et al.

(1976) dalam Reynolds (1988) menambahkan bahwa beberapa spesies memliki

sensitivitas yang berbeda terhadap intensitas cahaya dan fotoperiode. Menurut

Reynolds (1988), kajian ini untuk menekankan bahwa hasil rata-rata pertumbuhan

tergantung pada beberapa proses pokok, yang mana masing-masing respon

fluktuatif pada temperatur (suhu) luar. Transpor intraseluler, asimilasi fotosintesis

dan nutrisi lain serta penyusunan material sel baru, tergantung pada temperatur,

khususnya ketika proses perakitan organel. Pada proses ini fotosintesis sangat

tergantung pada cahaya.

Faktor lingkungan yang mendukungan pertumbuhan Chlorella sp. adalah

suhu air, suhu ruangan, salinitas dan pH (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Hasil

43

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 57: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

pengukuran suhu air selama penelitian berkisar antara 29-40oC. Tingginya suhu

disebabkan oleh intensitas cahaya yang tinggi pada perlakuan C (7.400 lux) dan D

(11.700 lux). Salinitas pada media pemeliharaan Chlorella sp. berkisar antara 22-

60 ppt. Fast (1983) dalam Satyantini (2006) mengklasifikasikan air berdasarkan

salinitasnya, yang mana salah satunya yaitu kelompok hypersaline. Hypersaline

adalah air yang memiliki salinitas diatas 40 ppt.

Air payau mempunyai salinitas kurang dari 25 ppt sementara air

hipersalinitas memiliki salinitas lebih dari 40 ppt. Salinitas bervariasi tergantung

antara penguapan dan presipitasi, serta besarnya pencampuran antara air

permukaan dan air kedalaman. Salinitas air dapat mencapai maksimum jika

penguapan melampaui presipitasi. Salinitas cenderung tinggi apabila penguapan

sangat tinggi sedangkan aliran air terbatas (Universitas Diponegoro, 2007).

Oxtoby et al. (2001) menyatakan bahwa setiap larutan memiliki titik jenuh, begitu

pula kadar garam. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan dan kontaminasi. Secara umum

kelarutan suatu zat sebanding terhadap suhu.

Salinitas media pemeliharaan mengalami peningkatan disebabkan karena

suhu semakin naik sebagai akibat dari intensitas cahaya yang tinggi. Secara

sederhana ada dua hal penting yang berpengaruh terhadap salinitas yaitu evaporasi

dan presipitasi (Pinnet, 1992 dalam Huboyo dan Zaman, 2007). Evaporasi akan

meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur (Huboyo dan Zaman, 2007).

Nilai pH pada media pemeliharaan Chlorella sp. selama penelitian adalah 7-9.

44

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 58: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Menurut Nielsen (1955) dalam Prihantini et al. (2005) menyatakan bahwa pH

yang sesuai dengan pertubuhan Chlorella sp. berkisar antara 4,5-9,3.

45

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 59: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

VI KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah :

1. Intensitas cahaya memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap

kandungan karotenoid Chlorella sp.

2. Cahaya dengan intensitas 7.400 lux dapat menghasilkan karotenoid

yang tertinggi sebesar 0,298080 µg/ml.

6.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih jauh terkait kultur semi-massal

Chlorella sp. menggunakan tabung fotobioreaktor dengan memanfaatkan

cahaya matahari untuk menghasilkan karotenoid.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 60: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA

Biolab Medical Unit. 2010. Carotenoid. BIOLAB. Ltd. London, England. P. 1.

Biranti, F., M. Nursid dan B. Cahyono. 2009. Analisis Kuantitatif β-karotenoid

dan Uji Aktivitas Karotenoid dalam Alga Coklat Turbinaria decurrens.

Jurnal Sains & Matematika (JSM). Jakarta. Vol. 17 No.2. hal. 90.

Bjerkeng, B. 2000. Carotenoid Pigmentation of Salmonid Fishes - Recent

Progress. AKVAFORSK, Institute of Aquaculture Research AS,

Sunndalsøra, Norway. p. 71.

Cifuentes A. S., M.A Gonzalez, S. Vargas, M. Hoeneisen and N. Gonzalez. 2003.

Optimization of Biomass, Total Carotenoids and Astaxanthin Production in

Haematococcus pluvialis Flotow Strain Steptoe (Nevada, USA) under

Laboratory Conditions. Chile. Biol Res 36. pp. 343-357.

Choochote, W., K. Paiboonsin, S. Ruangpan and A. Pharuang. 2012. Effects of

Urea and Light Intensity on the Growth of Chlorella sp. The 8th

International Symposium on Biocontrol and Biotechnology. Bangkok

p.130-131.

Creswell, L. 2010. Phytoplankton Culture for Aquaculture Feed. SRAC

Publication No.5004. Florida. USA. p.2.

Geetha, B.V., R.Navasakthi and E. Padmini. 2010. Investigation of Antioxidant

Capacity and Phytochemical Composition of Sun Chlorella -An Invitro

Study. Journal of Aquaculture Research & Development. Tamilnadu, India.

P. 1

Goldman, J. C. and E. J. Carpenter. 1974. A Kinetic Approach to the Effect of

Temperature on Algal Growth. Woods Hole Oceanographic Institution.

Woods Hole. Massachusetts Vol. 19 (5). p. 756.

Gupta, S.K., A.K. Jha, A.K Pal and G. Venkateshwarlu. 2007. Use of Natural

Karotenoids for Pigmentation in Fishes. Natural Product Radiance,

Vol.6(1). pp. 46-49.

Happey-Wood, C. M. 1988. Ecology of Freshwater Planktonic Green Algae. In: C.

D. Sandgren (Eds.). Growth and Reproductive Strategies of Freshwater

Phytoplankton. Cambridge University Press. Cambridge. pp. 175, 218-

219.

Harrison, P. J. and J. A. Berges. 2004. Marine Culture Media. Academic Press. pp.

21-22.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 61: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Huboyo, H. S. dan B. Zaman. 2007. Analisis Sebaran Temperatur dan Salinitas Air

Limbah PLTU-PLTGU Berdasarkan Sistem Pemetaan Spasial (Studi

Kasus: PLTU-PLTGU Tambak Lorok Semarang). Jurnal PRESIPITASI.

Vol. 3 No.2. Semarang. hal. 44.

Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan

Zooplankton. Kanisius. Yogyakarta. hal. 34-85.

Kurniawan, M., M. Izzati, dan Y. Nurchayati. 2010. Kandungan Klorofil,

Karotenoid dan Vitamin C pada Beberapa Spesies Tumbuhan Akuatik.

Buletin Anatomi dan Fisiologi. Semarang. vol. XVIII, No.1. 34 hal.

Kusriningrum R.S. 2008. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press.

Surabaya. hal. 1,11,77.

Masithah, E.D, W. H. Satyantini, M. A. Alamsjah, Prayogo dan S. Andriyono.

2012. Penuntun Praktikum Budidaya Pakan Alami. Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. hal. 20-39.

Merizawati. 2008. Analisis Sinar Merah, Hijau, dan Biru (RGB) untuk Mengukur

Kelimpahan Fitoplankton (Chlorella sp.). Skripsi Program Studi Ilmu dan

Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut

Pertanian Bogor. 87 hal.

Myers, J. 1944. The Growth of Chlorella pyrenoidosa Under Varius Cunture

Conditions. Plant Physiology. Austin, Texas. p. 579.

Oxtoby, D.W, H.P. Gilis, dan N.H Nachtrieb. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia

Modern. Edisi ke-4. Jilid 1. Diterjemahkan oleh S.S. Achmadi. Erlangga.

Jakarta. hal 346-347.

Pamungkas, W. A dan Y. E. Kurniady. 2006. Optimasi Proses Ekstraksi Pigmen

Karotenoid dari Spirulina platensis. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas

Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang. 33 hal.

Peri, P. L., G. M. Pastur and M. V. Lencinas. 2009. Light Intensities and Water

Status of Two Main Nothofagus Species of Southern Patagonian Forest,

Argentina. Journal of Forest Science, 55, 2009 (3). Santa Croz. Argentina.

P.105, 107.

Pramusinta, G. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Limbah Ikan Lemuru

Terhadap Kandungan Karotenoid Spirulina platensis. Skripsi. Fakultas

Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. 57 hal.

Prihantini, N. B., B. Putri dan R. Yuniati. 2005. Pertumbuhan Chlorella spp.

dalam Medium Ekstrak Tauge (MET) dengan Variasi pH Awal.

MAKARA, SAINS, VOL.9, N0. 1. Depok. hal. 2.

48

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 62: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Reynolds, C. S. 1988. Fungtional Morphology and The Adaptive Strategies of

Freshwater Phytoplankton. Cambridge University Press. Cambridge. 405

p.

Rodriguez-Amaya, D. B. and M. Kimura. 2004. HarvestPlus Handbook for

Carotenoid Analysis. HarvestPlus. Washington, DC. pp. 2-3.

Rostini, I. 2007. Kultur Fitoplankton (Chlorella sp. dan Tetraselmis chuii) Pada

Skala Laboratorium. Universitas Padjadjaran Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Jatinangor. 10 hal.

Ryer, A. 1998. Light Measurement Handbook. Technical Publications Dept.

International Light, Inc. 17 Graft Road Newburyport, MA. USA. pp. 29-

32.

Sandgren, C. D. 1988. The Ecology of Chrysophyte Flagellates: Their Growth and

Perennation Strategies As Freshwater Phytoplanton. In: C. D. Sandgren

(Eds.). Growth and Reproductive Strategies of Freshwater Phytoplankton.

Cambridge University Press. Cambridge. pp. 1-2.

Saputro, H. 2010. Pemanfaatan Blotong Kering sebagai Pupuk untuk Peningkatan

Pertumbuhan Populasi Dunaliella salina. Skripsi. Fakultas Perikanan dan

Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. 64 hal.

Satriyanto, B., S. B. Widjanarko dan Yunianta. 2012. Stabilitas Warna Ekstrak

Buah Merah (Pandanus conoideus) Terhadap Pemanasan Sebagai Sumber

Potensial Pigmen Alami. Jurnal Teknologi Pertanian. Malang. Vol. 3 No. 2

. 158 hal.

Satyantini, W. H. 2006. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Akuakultur. Fakultas

Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. 5 hal. (tidak

diterbitkan)

Satyantini, W. H. dan E. D. Masithah. 2008. Diktat Penuntun Praktikum Budidaya

Pakan Alami. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.

Surabaya. hal. 28 – 49.

Seigler, D. S. 1998. Tetraterpenes or Carotenoids. Springer. US. pp. 486-505.

Servaites, J. C. and D. R. Geiger. 1974. Effects of Light Intensity and Oxygen on

Photosynthesis and Translocation in Sugar Beet. Plant Physiol. 54. Ohio.

P. 575.

Shah, M. M. R., M. J. Alam and M. Y. Mia. 2003. Chlorella sp.: Isolation, Pure

Culture and Small Scale Culture in Brackish-water. Bangladesh J.Sci. Ind.

Res. Khulna. Bangladesh. 38 (3-4). pp. 165-166.

49

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 63: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Stange, C. and C. Flores. 2012. Carotenoids and Photosynthesis - Regulation of

Carotenoid Biosyntesis by Photoreceptors In Advances in Photosynthesis -

Fundamental Aspects. InTech. Rijeka, Croatia. p.77.

Steinbrenner, J. and H. Linden. 2001. Regulation of Two Carotenoid Biosynthesis

Genes Coding for Phytoene Synthase and Carotenoid Hydroxylase during

Stress-Induced Astaxanthin Formation in the Green Alga Haematococcus

pluvialis. Plant Physiol. American Society of Plant Biologists. America.

Vol. 125. pp. 811-815.

Sutomo. 2005. Kultur Tiga Jenis Mikroalga (Tetraselmis sp., Chlorella sp. dan

Chaetoceros gracilis) dan Pengaruh Kepadatan Awal Terhadap

Pertumbuhan C. gracilis di Laboratorium. Jurnal Oseanografi dan

Limnologi di lndonesia. No. 37. hal. 43 – 58.

Sze, P. 1993. A Biology of The Algae. Second Edition. wm. C. Brown

Communications. Inc. Dubuque. USA. p. 3.

Takaichi, S. 2011. Carotenoids in Algae: Distributions, Biosyntheses and

Functions. Mar. Drugs. Kawasaki 211-0063, Japan. 9. pp. 1101-1118.

Tetelepta, L. D. 2011. Pertumbuhan Kultur Chlorella spp. Skala Laboratorium

Pada Beberapa Tingkat Kepadatan Inokulum. Prosiding Seminar Nasional:

Pengembangan Pulau-Pulau Kecil. 199 hal.

Universitas Diponegoro. 2007. Buku Ajar Mata Kuliah Oseanografi Fisika.

Program Studi Ilmu Kelautan Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Semarang. hal. 10-13.

Walne, P. R. 1970. Studies on the Food Value of Nineteen Genera of Algae to

Juvenile Bivalves of the Genera Ostrea, Crassostrea, Mercenaria, and

Mytilis. Fish. Invest. 26. pp. 1-62. Worthington Biochemical Corporation. 1972. Introduction to Enzymes.

Worthington Publishing. New Jersey. pp.1,14,15.

50

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 64: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Lampiran 1. Kandungan Karotenoid Chlorella sp. (µg/ml)

ULANGAN

PERLAKUAN

A B C D

1 0,19504 0,27600 0,33856 0,24288

2 0,22448 0,19872 0,29072 0,20976

3 0,19504 0,23920 0,20976 0,21344

4 0,21712 0,27600 0,36432 0,23920

5 0,20608 0,28704 0,28704 0,19500

Keterangan:

Perlakuan A : 500 Lux

Perlakuan B : 3.400 Lux

Perlakuan C : 7.400 Lux

Perlakuan D : 11.700 Lux

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 65: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Lampiran 2. Kepadatan populasi Chlorella sp. (per unit percobaan)

Unit

Percobaan HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4 HARI 5 HARI 6

A1 0,50 0,30 0,90 0,20 0,05 0,05

A2 0,90 0,60 0,70 0,20 0,05 0,05

A3 0,35 0,45 0,50 0,10 0,10 0,10

A4 0,65 0,55 0,70 0,35 0,60 0,60

A5 1,05 0,40 0,55 0,70 0,25 0,25

B1 0,75 2,70 6,60 6,60 8,25 8,30

B2 0,45 3,45 2,25 1,15 4,95 4,50

B3 0,30 5,45 8,60 10,70 15,30 14,45

B4 0,65 5,15 4,40 1,15 6,45 5,80

B5 0,80 4,50 5,96 1,45 11,35 10,60

C1 0,85 6,20 3,20 5,20 3,15 1,85

C2 0,55 3,45 2,95 5,45 6,80 4,70

C3 0,30 1,60 6,25 8,20 7,25 5,40

C4 0,80 6,35 8,90 20,10 24,35 15,85

C5 0,55 2,00 10,35 5,45 31,55 17,40

D1 0,25 0,30 0,55 0,40 1,55 1,55

D2 0,35 0,55 0,50 1,15 1,60 1,60

D3 0,40 0,75 0,55 0,75 0,80 0,80

D4 0,70 0,90 0,50 0,60 1,50 1,50

D5 0,40 0,30 0,40 0,10 0,05 0,05

Keterangan:

Perlakuan A : 500 Lux

Perlakuan B : 3.400 Lux

Perlakuan C : 7.400 Lux

Perlakuan D : 11.700 Lux

Satuan : sel/ ml

52

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 66: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Lampiran 3. Kisaran suhu per hari, kisaran salinitas per hari dan kisaran

pH per hari

Tabel kisaran suhu per hari

Perlakuan

Kisaran Suhu Per Hari

Hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6

A 29 32-33 32-33 32 32 32

B 34 34-35 33 33 34 34

C 36 35 34 34 34 34

D 40 39-42 38-39 39 40 40

Tabel kisaran salinitas per hari

Perlakuan

Kisaran Salinitas Per Hari

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6

A 27-32 26-35 24-30 28-38 27-40 27-41

B 27-35 25-35 26-38 28-45 29-53 25-58

C 28-32 29-35 28-45 27-48 27-56 27-68

D 27-30 25-30 28-34 30-47 22-47 32-60

Tabel kisaran pH per hari

Perlakuan

Kisaran pH Per Hari

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6

A 8 8 7-8 8 7-8 7-8

B 8 8 9 8 8-9 8-9

C 7-9 8 8-9 8-9 8-10 7-9

D 8 8 8 7-9 7-9 7-9

53

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 67: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Lampiran 4. SPSS kandungan karotenoid

Oneway

Descriptives

KAROTENOID

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum

Maximum

Lower Bound

Upper Bound

A 5 .20755200 .013165968 .005888

000 .19120429 .22389971 .195040 .224480

B 5 .25539200 .036485859 .016316

972 .21008882 .30069518 .198720 .287040

C 5 .29808000 .059166802 .026460

198 .22461471 .37154529 .209760 .364320

D 5 .22005600 .020402267 .009124

171 .19472324 .24538876 .195000 .242880

Total 20 .24527000 .049436198 .011054

270 .22213315 .26840685 .195000 .364320

Test of Homogeneity of Variances

KAROTENOID Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.537 3 16 .093

ANOVA

KAROTENOID

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups .025 3 .008 6.087 .006 Within Groups .022 16 .001 Total .046 19

Post Hoc Tests Homogeneous Subsets

KAROTENOID

Duncan

PERLAKUAN N Subset for alpha = .05

1 2 A 5 .20755200 D 5 .22005600 B 5 .25539200 .25539200 C 5 .29808000 Sig. .068 .085

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

54

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 68: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Summarize Case Processing Summary(a)

Cases Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent KAROTENOID * PERLAKUAN 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

a Limited to first 100 cases. Case Summaries(a)

KAROTENOID PERLAKUAN A 1 .195040

2 .224480 3 .195040 4 .217120 5 .206080 Total N 5

Mean .20755200 Std. Deviation .013165968 Minimum .195040 Maximum .224480

B 1 .276000 2 .198720 3 .239200 4 .276000 5 .287040 Total N 5

Mean .25539200 Std. Deviation .036485859 Minimum .198720 Maximum .287040

C 1 .338560 2 .290720 3 .209760 4 .364320 5 .287040 Total N 5

Mean .29808000 Std. Deviation .059166802 Minimum .209760 Maximum .364320

55

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 69: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

D 1 .242880 2 .209760 3 .213440 4 .239200 5 .195000 Total N 5

Mean .22005600 Std. Deviation .020402267 Minimum .195000 Maximum .242880

Total N 20 Mean .24527000 Std. Deviation .049436198 Minimum .195000 Maximum .364320

a Limited to first 100 cases.

56

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 70: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Lampiran 5. SPSS kepadatan populasi Chlorella sp. selama 6 hari

Oneway

Descriptives KEPADATAN POPULASI Chlorella sp.

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximu

m Lower Bound

Upper Bound

A 6 .3400 .20258 .08270 .1274 .5526 .09 .67 B 6 5.5067 3.22970 1.31852 2.1173 8.8960 .59 9.26 C 6 8.0417 5.53101 2.25802 2.2372 13.8461 .61 14.62 D 6 .6067 .25033 .10220 .3440 .8694 .42 1.10 Total 24 3.6238 4.48829 .91617 1.7285 5.5190 .09 14.62

Test of Homogeneity of Variances KEPADATAN POPULASI Chlorella sp

Levene Statistic df1 df2 Sig.

10.330 3 20 .000

ANOVA

KEPADATAN POPULASI Chlorella sp

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 257.695 3 85.898 8.354 .001 Within Groups 205.634 20 10.282 Total 463.329 23

Post Hoc Tests Homogeneous Subsets

KEPADATANPOPULASIChlorella

Duncan

PERLAKUAN N

Subset for alpha = .05

1 2 A 6 .3400 D 6 .6067 B 6 5.5067 C 6 8.0417 Sig. .887 .186

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

57

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 71: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Summarize Case Processing Summary(a)

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent PERLAKUAN * KEPADATANPOPULASIChlorella

24 100.0% 0 .0% 24 100.0%

a Limited to first 100 cases. Case Summaries(a)

PERLAKUAN KEPADATAN POPULASI Chlorella

.09 1 A Total N 1

Mean 1.0000 Minimum A Maximum A Std. Deviation . Variance .

.21 1 A Total N 1

Mean 1.0000 Minimum A Maximum A Std. Deviation . Variance .

.30 1 A Total N 1

Mean 1.0000 Minimum A Maximum A Std. Deviation . Variance .

.31 1 A Total N 1

Mean 1.0000 Minimum A Maximum A Std. Deviation . Variance .

58

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 72: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

.42 1 D Total N 1

Mean 4.0000 Minimum D Maximum D Std. Deviation . Variance .

.46 1 A 2 D Total N 2

Mean 2.5000 Minimum A Maximum D Std. Deviation 2.12132 Variance 4.500

.50 1 D Total N 1

Mean 4.0000 Minimum D Maximum D Std. Deviation . Variance .

.56 1 D Total N 1

Mean 4.0000 Minimum D Maximum D Std. Deviation . Variance .

.59 1 B Total N 1

Mean 2.0000 Minimum B Maximum B Std. Deviation . Variance .

.60 1 D Total N 1

Mean 4.0000 Minimum D Maximum D Std. Deviation . Variance .

59

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 73: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

.61 1 C Total N 1

Mean 3.0000 Minimum C Maximum C Std. Deviation . Variance .

.67 1 A Total N 1

Mean 1.0000 Minimum A Maximum A Std. Deviation . Variance .

1.10 1 D Total N 1

Mean 4.0000 Minimum D Maximum D Std. Deviation . Variance .

3.86 1 C Total N 1

Mean 3.0000 Minimum C Maximum C Std. Deviation . Variance .

4.21 1 B Total N 1

Mean 2.0000 Minimum B Maximum B Std. Deviation . Variance .

4.25 1 B Total N 1

Mean 2.0000 Minimum B Maximum B Std. Deviation . Variance .

60

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 74: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

6.00

1

B

Total N 1 Mean 2.0000 Minimum B Maximum B Std. Deviation . Variance .

6.33 1 C Total N 1

Mean 3.0000 Minimum C Maximum C Std. Deviation . Variance .

8.73 1 B Total N 1

Mean 2.0000 Minimum B Maximum B Std. Deviation . Variance .

9.04 1 C Total N 1

Mean 3.0000 Minimum C Maximum C Std. Deviation . Variance .

9.26 1 B Total N 1

Mean 2.0000 Minimum B Maximum B Std. Deviation . Variance .

13.79 1 C Total N 1

Mean 3.0000 Minimum C Maximum C Std. Deviation . Variance .

61

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 75: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

14.62 1 C Total N 1

Mean 3.0000 Minimum C Maximum C Std. Deviation . Variance .

Total N 24 Mean 2.5000 Minimum A Maximum D Std. Deviation 1.14208 Variance 1.304

a Limited to first 100 cases.

62

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 76: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

Lampiran 6. Gambar kegiatan penelitian

a b c d

e f g

h i j k

l m n o

Ket:

a.Proses Autoclave

b. Setting intensitas cahaya

c.Mempersiapkan kuvet

d.Mengamati dengan Mikroskop

e. Mengoperasikan Spektrofotometer

f.Membaca serapan spektrofotometer

g.tampilan Chlorella sp. di

mikroskop

h.Kultur C

i. Kultur D

j. Kultur B

k. Kultur A

l. Ruang kultur 1

m. Ruang kultur 2

n. Proses ekstraksi

o.Tabung reaksi dan sampel

63

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN

Page 77: SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP KANDUNGAN KAROTENOID Chlorellasp.

AGUS PARIAWAN