efektivitas intensitas cahaya kaitannya dengan …digilib.unila.ac.id/31430/18/skripsi tanpa bab...

44
EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN GRADASI WARNA PADA TERUMBU KARANG Zoanthus sp. (Skripsi) Oleh RANINDIA AKBAR ALAMANDA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 22-Sep-2019

21 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYAKAITANNYA DENGAN GRADASI WARNA PADA TERUMBU KARANG

Zoanthus sp.

(Skripsi)

Oleh

RANINDIA AKBAR ALAMANDA

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYAKAITANNYA DENGAN GRADASI WARNA PADA TERUMBU

KARANG Zoanthus sp.

Ranindia Akbar Alamanda, Herman Yulianto2, Moh. Muhaemin2

1Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

e-mail: [email protected]

RINGKASAN

Terumbu karang Indonesia sangat beraneka ragam dan memegangperanan yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Indonesiamemiliki luas terumbu karang sekitar 16% dari terumbu karang dunia (lebih dari39.500 km)2. Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang sangat rentanterhadap gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia dan pemulihannyamemerlukan waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh efektivitas intensitas cahaya yang berbeda terhadap gradasi warna padaterumbu karang. Karang yang digunakan penelitian adalah karang lunak denganjenis Zoanthus sp. Penggunaan karang ini didasari mudahnya karang tersebutberadaptasi dengan lingkungan baru, mudah didapatkan, dan jumlah yang terdapatdi alam masih banyak sehingga tidak merusak ekosistem yang ada. Penelitiandilakukan pada bulan Agustus-September 2016, bertempat di LaboratoriumPerikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, UniversitasLampung. Penelitian menggunakan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu 3001 Lux,4547 Lux, 3028 Lux, 1514 Lux. Parameter yang diamati adalah kandunganklorofil - a dan – c zooxanthellae, dan parameter pendukung yaitu kualitas air.Data klorofil - a dan – c dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa intensitas cahaya memberikan pengaruh nyataterhadap konsentrasi terhadap konsentrasi klorofil-a dan konstrasi klorofil-c.Perubahan warna pada karang menunjukkan bahwa gradasi warna dianalisisoleh MTCF dari karang berwarna hijau tua sampai terjadi pemutihan.

Kata Kunci : Gradasi warna, klorofil-a, klorofil-c, Zoanthus sp

MahasiswaJurusan Perikanan dan Kelautan FakultasPertanianUniversitas Lampung2Dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan FakultasPertanianUniversitas LampungAlamat Korespondensi: Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung35145

Page 3: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

THE EFFECTIVENESS OF LIGHT INTENSITY ON COLORGRADATION ON CORAL REEFS Zoanthus sp.

Ranindia Akbar Alamanda, Herman Yulianto2, Moh. Muhaemin2

e-mail: [email protected]

Abstract

Indonesian coral reefs are very diverse and they have a very important role inmaintaining environmental balance. Indonesia has a coral covering area about16% of the world's coral reefs (more than 39,500 km)2. Coral reefs are anecosystem with highly vulnerable to disruptions caused by human activities. Thisstudy was aimed to find out the effect of different light intensity effectiveness oncolor gradations on coral reefs. This research used soft coral with Zoanthus sp.The use of this coral is based on the easy to adapts, easy to obtain, and easy to.This research was conducted in August-September 2016, at Fishery Laboratory,Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University of Lampung.The research used 4 treatments and 3 repetitions namely 1514 Lux,3001 Lux,3028 Lux,4547 Lux. The parameters observed of this research were the contentof chlorophyll – a and - c zooxanthellae, and the supporting parameter namelywater quality. Chlorophyll – a and - c data were analyzed by analysis of variance(ANOVA). The results showed that the light intensity gave a very significanteffect on the concentration on chlorophyll-a concentration and chlophophyll -cconstration.The change of colours on the coral showed that the gradation ofcolours analyzed by MTCF from coral the colour of have dark green until it havebleaching.

Keywords: Color gradation, chlorophyll-a, chlorophyll-c, Zoanthus sp.

MahasiswaJurusan Perikanan dan Kelautan FakultasPertanianUniversitas Lampung2Dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan FakultasPertanianUniversitas LampungAlamat Korespondensi: Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung35145

Page 4: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYAKAITANNYA DENGAN GRADASI WARNA PADA TERUMBU KARANG

Zoanthus sp.

Oleh

RANINDIA AKBAR ALAMANDA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PERIKANAN

Pada

Program Studi Budidaya PerairanJurusan Perikanandan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University
Page 6: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University
Page 7: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University
Page 8: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pingsewu pada tanggal 3 Maret 1995,

sebagai anak Pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak

A.Rahman Alamanda dan Ibu Yuni Windarti. Penulis mengawali

pendidikan dari TK Nurul iman, Kab Pesawaran. Melanjutkan

pendidikan di SD Negeri 1 Gedong Tataan, Kab Pesawaran pada

tahun pelajaran 2006, Menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 2

Gedong Tataan pada tahun pelajaran 2009 serta menamatkan pendidikan di SMA YP

Unila Bandar Lampung pada tahun 2012. Tahun 2012, penulis mendapatkan kesempatan

untuk melanjutkan pendidikan S1 di Perguruan Tinggi Universitas Lampung di

Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Perairan melalui jalur SNMPTN (Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) Tertulis. Selama menjadi mahasiswa penulis

pernah menjadi asisten praktium Ekologi Perairan.

Selama menikmati masa perkuliahan penulis mengikuti kegiatan Magang di BBPBL di

Padang Cermin,Kab Pesawaran-Lampung dengan judul “Pembesaran Kerapu Bebek

(Comileptes altivelis) di Balai besar pengembangan budidaya laut Pesawaran-

Lampung , Praktik Umum (PU) di BPPBIH Depok-Jawa Barat dengan judul

“Pembenihan Ikan Synodontis (Synodontis eupterus) di Balai pengembangan ikan

hias Depok-Jawa barat” selama 30 hari pada bulan Juli 2016. Penulis juga mengikuti

kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60 hari di Desa Garut, Kecamatan Semaka,

Kabupaten Tangamus pada Januari-maret 2016. Terakhir pada bulan Juli-Oktober 2016,

penulis melakukan penelitian di Perairan Laboratorium Perikanan dan kelautan yang

berjudul ““Evektivitas Intensitas Cahaya Kaitannya Dengan Gradasi Warna Pada

Teumbu Karang Zoanthus sp.” pada tahun 2016.

Page 9: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tuadan murka Allah tergantung pada murka orang

tua”(Hasan.at-Tirmidzi:1899, HR.al-Hakim:7249,ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-

Kabir:14368,al-Bazzar:2394).

Jika berhasil jangan sombong,dan jika gagal janganbanyak alasan(Wishnutama)

Fall down seven times,get up eight (Pepatah Jepang)

Page 10: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

PERSEMBAHAN

UNTUK AYAH DAN IBUDARI ANAK LELAKIMU.

Page 11: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah

satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) pada program studi

Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan judul

“Evektivitas Intensitas Cahaya Kaitannya Dengan Gradasi Warna Pada Teumbu

Karang Zoanthus sp. ”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan kehidupan, kesehatan, kemampuan

untuk selalu bersyukur atas rezekinya.

2. Ayahandaku A.Rahman Alamanda, terimakasih atas dukungan doa, kasih

sayang, fasilitas, dukungan moril, semangat yang selalu diberikan kepada

anakmu sehingga mampu menyelesaikan tahap yang lumayan rumit ini.

3. Ibundaku Yuni Windarti, terimakasih atas segala doa, kasih sayang,

dukungan untuk tidak pernah menyerah, segala yang terbaik yang telah

diberikan dan semangat yang tak henti-hentinya hingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Adik-adikku Raddien Laduni Alamanda, Justice Wahhab Alamanda dan

Shaffa Sayyidah Alamanda terimakasih telah mendampingi, mendukung,

dan mendorong agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Makwo dan Makcu, terimakasih telah mendampingi, mendukung, dan

mendorong agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si, selaku Dekan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

7. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Perikanan dan

Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

8. Bapak Moh.Muhaemin S.Pi., M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan motivasi penuh, selalu sabar memberikan bimbingan, dan

Page 12: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

selalu memberikan saran serta kekuatan yang membangun selama penulis

aktif dalam perkuliahan maupun pada saat menyelesaikan skripsi, sekali

lagi terimakasih banyak pak untuk semua hal yang telah bapak berikan

kepada saya.

9. Bapak Heman Yulianto S.Pi., M.Si selaku dosen pembimbing utama

akademik sekaligus dosen pembimbing yang selalu memberikan motivasi

penuh, selalu sabar memberikan bimbingan, dan selalu memberikan saran

serta kekuatan yang membangun selama penulis aktif dalam perkuliahan

maupun pada saat menyelesaikan skripsi.

10. Bapak Deny Sapto C.U S.Pi., M.Si, selaku dosen penguji yang selalu

memberikan motivasi penuh, selalu sabar memberikan bimbingan, dan

selalu memberikan saran serta kekuatan yang membangun selama penulis

aktif dalam perkuliahan maupun pada saat menyelesaikan skripsi.

11. Bapak Dr. Hari Kaskoyo, S.Hut., M.P. selaku dosen yang sangat

membantu dalam pengerjaan perhitungan AHP pasca penelitian.

12. Bapak Limin Santoso S.Pi., M.Si, selaku dosen yang selalu memberikan

dukungan yang berupa Pengalaman pekerjaan yang sangat membantu dan

bemanfaat selama menjadi mahasiswa.

13. Partner penelitian terbaik Bang Ahmad Mustawa terimakasih atas

kerjasama,ilmu, tenaga dan segalanya semoga hidupmu selalu diberkahi.

14. Team penelitian Coral reef Suliswati, Sundari Sayekti dan Weni Fitriani

terimakasih atas bantuan,motivasi dan segalannya kalian salah satu yang

terbaik.

15. Manusia-Manusia Lucu (Khanif Ardiansyah, Dharta Mahardani, Ardian

Thomas S, M. Zainal Arifin, M. Rio Maryanto, Risky Arizal Tanjung,

Shara Anbia P, Rahajeng Utami P), terimakasih telah memberikan canda,

tawa, semangat dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dan semoga kalian selalu bahagia.

16. Kawan-kawan terbaik (M. Rukni Assegaf, Doni Putra P, Eshy Tri

Wulandari, Imam Sodikin, Desti Rizki A, Winny Mutiasari, Auliyan

Azizi, Agi Ramanda, Andika Wirya K, Tatang Purnama, Dimas Rizky,

Renaldo Syaputra,dan Fauzan Ersi Banuwa.) terimakasih telah

Page 13: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

memberikan canda, tawa, semangat dan bantuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi.

17. Teman-teman satu angkatan 2012 Budidaya Perairan terima kasih

telah menjadi bagian keluarga yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

18. Semua mahluk hidup di Kantin Chindo bunda and goo.

19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.

Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita semua, dan dengan

segala kerendahan semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita

semua,Amin Allahhumma Amin

Bandar Lampung, April 2018

Penulis

Page 14: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .............................................................................................. i

DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2

1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................ 2

1.4 Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 3

1.5 Hipotesis ................................................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6

2.1 Terumbu Karang ................................................................................... 6

2.2 Karang ................................................................................................... 7

2.3 Faktor Pembatas Pertumbuhan Karang ................................................. 9

2.3.1 Kecerahan.................................................................................... 9

2.3.2 Suhu ............................................................................................ 9

2.3.3 Salinitas ....................................................................................... 9

2.3.4 Sedimentasi ................................................................................. 10

2.3.5 Arus ............................................................................................. 10

2.3.6 Intensitas Cahaya ........................................................................ 10

2.4 Klorofil .................................................................................................. 11

III. METODE PENELITIAN ............................................................... 13

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 13

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 13

3.2.1 Alat Penelitian .............................................................................. 13

3.2.2 Bahan Penelitian........................................................................... 13

3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................ 14

3.4 Materi Penelitian ................................................................................... 15

3.4.1 Sirkulasi Air .................................................................................. 15

3.4.2 Pengambilan Sampel ..................................................................... 16

3.4.3 Aklimatisasi Karang ...................................................................... 16

3.5 Prosedur Penelitian................................................................................ 17

3.5.1 Persiapan Alat dan Bahan ............................................................. 17

3.5.2 Analisis Klorofil ............................................................................ 17

3.5.3 Pengukuran Kualitas Air ............................................................... 18

Page 15: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

3.5.4 Indeks Konsistensi Warna Menggunakan Metode AHP ............... 18

3.5.5 Analisis Data ................................................................................. 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 23

4.1 Konsentrasi Klorofil-a pada Karang Zoanthus sp.. ............................... 23

4.2 Konsentrasi Klorofil-c Pada Terumbu Karang. .................................... 25

4.3 Modified Toca Color Finder (M-TCF) ................................................. 26

4.3.1 Pengambilan M-TCF pada Zoanthus sp. dengan metode AHP ... 27

4.4 Kualitas Air ........................................................................................... 28

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 30

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 30

5.2 Saran ..................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 31

LAMPIRAN .............................................................................................. 34

Page 16: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar

1. Diagram Kerangka Pikir Penelitian ........................................................ 42. Karang Zoanthus sp. ............................................................................... 83. Struktur Klorofil-a dan Klorofil-c ............................................................... 114. Tata Letak Rancangan Penelitian Tiap Perlakuan .................................. 145. Sketsa Penelitian ..................................................................................... 156. Karang Zoanthus sp. ............................................................................... 167. Skala nilai M-TCF(Modified Toca Colour Finder) ................................ 188. Konsentrasi klorofil-a pada Zoanthus sp................................................ 249. Kandungan klorofil-c pada Zoanthus sp. ................................................ 2510. Rata-rata intensitas warna karang Zoanthus sp. .................................... 26

Page 17: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

DAFTAR TABEL

HalamanTabel

1. Spesifikasi Alat Penelitian ...................................................................... 132. Matriks Perbandingan ............................................................................. 193. Matriks Perbandingan Ternormalisasi .................................................... 204. Nilai RI (Random Index)......................................................................... 205. Skala Penilaian AHP............................................................................... 216. Skala Penilaian AHP............................................................................... 217. Pengukuran Consistency Ratio (CR) menggunakan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP)..................................................... 278. Pengukuran Consistency Ratio (CR) menggunakan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP)..................................................... 289. Kualitas air selama pemeliharaan Zoanthus sp. ...................................... 28

Page 18: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman1. Anova Klorofil c ..............................................................................................352. BNT-LSD Klorfil c .........................................................................................353. Anova Klorofil a ..............................................................................................364. BNT-LSD Klorfil a ..........................................................................................365. Tabel Rata-rata Klorofil a ................................................................................376. Tabel Rata-rata Klorofil c ...............................................................................377. Tabel Rata-rata MTCF ....................................................................................388. Perhitungan Rasio Konsisten metode AHP hari ke-3 ......................................389. Perhitungan Rasio Konsisten metode AHP hari ke-6 ......................................4010. Perhitungan Rasio Konsisten metode AHP hari ke-9 .....................................4211. Perhitungan Rasio Konsisten metode AHP hari ke-12 ...................................4412. Perhitungan Rasio Konsisten metode AHP hari ke-15 ...................................46

Page 19: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang

garis pantai berkisar 95.000 km dan memiliki 17.504 pulau (Sarumaha, 2016).

Secara geografis Indonesia terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera

Hindia sehingga laut Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi,

salah satunya adalah terumbu karang. Indonesia memiliki luas terumbu karang

sekitar 16% dari terumbu karang dunia sebesar 39.500 km2. Terumbu karang

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang paling banyak di dunia, dengan

590 spesies karang keras yang mewakili lebih dari 95% jumlah spesies yang

tercatat di Pusat Segitiga Terumbu Karang (Veron et al., 2002).

Terumbu karang Indonesia sangat beraneka ragam dan memegang peranan

yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Terumbu

karang merupakan ekosistem yang paling produktif namun merupakan ekosistem

yang sangat sensitif. Hal ini karena terumbu karang rentan terhadap gangguan

yang disebabkan oleh kegiatan manusia serta pemulihannya memerlukan waktu

yang lama (Dahuri, 2001).

Proses pembentukan terumbu karang memerlukan karang lunak sebagai

pemasok senyawa karbonat terbukti sejak ditemukannya sebagian besar spikula

berkapur di dalam jaringan tumbuhan karang lunak yang tidak ditemukan pada

hewan lain (karang batu, anemone) namun hidup di terumbu karang yang sama

(Manuputty, 2002). Penelitian karang lunak telah banyak dilakukan terutama

penelitian tentang kandungan bioaktif yang terdapat dalam karang lunak. telah

mengisolasi senyawa terpen dari beberapa jenis karang. Karang lunak hasil

fragmentasi buatan mampu menghasilkan senyawa bioaktif yang digunakan

sebagai penyedia bahan obat-obatan (Soedharma & Arafat, 2007).

Karang merupakan anggota filum Cnidaria yang dapat menghasilkan

kerangka luar dari kalsium karbonat. Karang hidup secara berkoloni maupun

soliter. Sebagai contoh, karang hermatipik hidup secara berkoloni dengan

berbagai hewan karang atau polip yang menempati mangkuk kecil (kolarit) dalam

Page 20: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

2

kerangka yang massif. Terdapat beberapa seri septa pada setiap mangkuk tajam

dan berbentuk daun yang keluar dari dasar. Pola septa berbeda-beda pada tiap

spesies dan merupakan dasar pembagian spesies karang (Bengen, 2002). Karang

tidak hidup soliter tetapi berasosiasi dengan mikroalga yang lebih dikenal dengan

zooxanthellae.

Zooxanthellae merupakan organisme fotosintetik yang memiliki pigmen

klorofil a dan klorofil c. Pigmen klorofil a dan klorofil c memberikan warna

kekuningan dan kecoklatan yang khas dari banyak spesies inang. Zooxanthellae

yang berada di dalam karang memberikan warna sehingga karang terlihat indah.

Zooxanthellae mampu menyediakan lebih dari 90% kebutuhan energi karang.

Sedangkan karang dan anemon mampu memberikan proteksi, shelter, dan karbon

dioksida secara konstan untuk kebutuhan aktifitas fotosintesisnya (Rudwan, 2000

dalam Riddle, 2006).

Mikroalga Zooxanthellae bersifat autrotrof sehingga memerlukan cahaya

untuk proses fotosintesis. Cahaya merupakan faktor yang mempengaruhi

kehidupan zooxanthellae yang diserap oleh pigmen klorofil. Terdapat dua jenis

klorofil pada zooxanthellae yaitu klorofil-a dan klorofil-c. Klorofil-a mampu

menyerap cahaya pada panjang gelombang 400 - 500 nm dan 630 - 700 nm

(Osinga & Janssen, 2008), sedangkan klorofil-c mampu menyerap cahaya pada

panjang gelombang 580 - 590 nm dan 625 - 640 nm (Shibata & Haxo, 1969).

Pigmen klorofil tersebut akan melakukan proses fotosintesis dengan bantuan

cahaya, sehingga diperlukan intensitas cahaya yang sesuai untuk zooxanthellae.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menganalisis respon warna dan kandungan

klorofil karang Zoanthus sp.dengan intensitas cahaya yang berbeda.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yaitu untuk memberikan informasi mengenai kandungan

klorofil-a, klorofil-c dan gradasi warna pada karang Zoanthus sp. terhadap

intensitas cahaya yang berbeda.

Page 21: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

3

1.4 Kerangka Pikir Penelitian

Terumbu karang terbentuk atas asosiasi dari hewan karang dan alga

berkapur dan organisme-organisme lain penghasil kapur. Karang pembentuk

terumbu (karang hermatifik) yang hidup secara berkoloni bersimbiosis dengan

zooxanthellae individu karang (polip) menempati suatu ruang kecil yang

dinamakan koralit. Polip tersusun atas kulit luar (epidermis) dan kulit dalam

(gastrodermis). Terumbu karang yang terdapat di Indonesia sangat beragam dan

memiliki warna menarik yang dihasilkan oleh pigmen fotosintesis pada

zooxanthellae. Pada penelitian ini karang yang digunakan adalah jenis karang

lunak yaitu Genus zoanthus dan dari spesies Zoanthus sp. Karang ini adalah salah

satu karang yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan harga dari

karang tersebut saat ini berkisar Rp.25.000 - 50.000.

Koloni Zoanthus sp. menampilkan warna kehijauan karena adanya proses

fotosintesis,akan tetapi zoanthus yang biasa ditemukan di dasar perairan dapat

ditemukan juga berbagai warna seperti merah,biru dan kuning, koloni zoanthus

ini dapat membentuk lembaran padat di zona karang intertidal maupun subtidal,

perluasan polip dapat terus berlangsung pada saat lingkungan perairan yang bersih

dan cahaya matahari mampu masuk ke perairan akan tetapi zoanthus sangat tahan

terhadap kondisi lingkungan sekitar, itu menunjukan kemampuan regeneratif

polip sangat baik dalam proses adaptasi.

Kerusakan yang terjadi pada terumbu karang dapat dilihat dari secara fisik

dan fisiologis, kerusakan pada karang salah satunya adalah pemutihan yang terjadi

pada karang, salah satu sebabnya adalah intensitas cahaya yang tidak mencukupi

sehingga proses fotosintesis pada karang menjadi terganggu. Semakin besar

intensitas cahaya yang diserap oleh terumbu karang akan meningkatkan kualitas

warna menjadi lebih cerah pada karang, dan Zooxanthellae membutuhkan cahaya

yang cukup untuk melakukan fotosintesis. Rendahnya cahaya yang diterima

zooxanthellae akan menurunkan laju fotosintesis, sehingga kemampuan karang

dalam menghasilkan kalsium karbonat akan berkurang (Fachrurrozie et al., 2012).

Zooxanthellae dapat melakukan fotosintesis karena memiliki pigmen

klorofil. Pigmen klorofil pada zooxanthellae ada 2 yaitu klorofil-a dan -c. Oleh

karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh intensitas cahaya terhadap

Page 22: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

4

BLEACHING SEBAGAI INDIKATOR

KERUSAKAN KARANG

perubahan warna pada terumbu karang zoanthus yang dilakukan dengan analisis

klorofil –a dan klorofil -c sebagai indikator kehidupan terumbu karang zoanthus

dan analisis menggunakan MTCF (Modified Toca Colour Finder) sebagai

indikator perubahan warna pada karang.

Gambar 1. Diagram kerangka pikir penelitian

PERLAKUAN INTENSITAS

CAHAYA YANG BERBEDA

DIBIARKAN KEMATIAN PADA

KARANG

YA

TIDAK

PELUANG HIDUP

DILAKUKAN

PEMELIHARAAN

ANALISIS KLOROFIL ANALISIS

MENGGUNAKAN MTCF

Page 23: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

5

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

A. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pigmen klorofil-a Zoanthus sp.

Ho : Pemberian intensitas cahaya yang berbeda tidak berpengaruh nyata

terhadap kandungan klorofil-a pada terumbu karang Zoanthus sp.

H1 : Pemberian intensitas cahaya yang berbeda berpengaruh nyata

terhadap kandungan klorofil-a pada terumbu karang Zoanthus sp.

B. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pigmen klorofil-c Zoanthus sp.

H0 : Pemberian intensitas cahaya yang berbeda tidak berpengaruh nyata

terhadap kandungan klorofil-c pada terumbu karang Zoanthus sp.

H1 : Pemberian intensitas cahaya yang berbeda berpengaruh nyata

terhadap kandungan klorofil-c pada terumbu karang Zoanthus sp.

C. Pengaruh intensitas cahaya terhadap perubahan gradasi warna pada

terumbu karang Zoanthus sp.

H0 : Pemberian intensitas cahaya yang berbeda tidak berpengaruh nyata

terhadap perubahan warna pada terumbu karang

H1 : Intensitas cahaya berpengaruh nyata terhadap perubahan warna pada

terumbu karang Zoanthus sp.

Page 24: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terumbu Karang

Terumbu karang yang luas melindungi kepulauan Indonesia. Terumbu

karang pada dasarnya terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat

(CaCO3) yang dihasilkan dari karang pembentuk terumbu dari filum Cnidaria,

ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxantellae, dan sedikit

tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang menghasilkan kalsium

karbonat (Bengen, 2002).

Terumbu karang mempunyai fungsi ekonomi yang penting yaitu

menyediakan barang dan jasa bagi penduduk, khususnya di negara-negara

berkembang. Sumber pendapatan dan makanan perikanan yang disediakan

terumbu karang bagi masyarakat lokal adalah bagian dari nilai penting tersebut

(Burke et al., 2002). Selain itu, keanekaragaman terumbu karang memiliki nilai

ilmu pengetahuan, pariwisata serta sumber produk-produk farmasi (Reid et al.,

2011). Fungsi ekologis terumbu karang, antara lain sebagai habitat untuk mencari

makan, habitat untuk asuhan dan berkembang biak bagi biota laut seperti ikan,

krustacea, ecinodermata, moluska dan melindungi pesisir dari erosi pantai (Burke

et al., 2002).

Terumbu karang mempunyai fungsi yang sangat banyak bagi kehidupan ini,

tetapi fungsi tersebut terus menerus mengalami penurunan karena banyak terumbu

karang mengalami kerusakan. Kerusakan terumbu karang ini terus meningkat

setiap tahunnya, karena ketergantungan manusia yang tinggi terhadap sumberdaya

laut. Ancaman utama bagi terumbu karang adalah pembangunan wilayah pesisir

yang tidak dikelola dengan baik, pencemaran dari laut, sedimentasi, pencemaran

dari darat, penangkapan ikan secara berlebihan dan dengan cara merusak (Burke

et al., 2002). Peningkatan suhu permukaan laut akibat El Nino yang dapat

menyebabkaan pemutihan karang (Burke et al., 2002).

Page 25: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

7

2.2 Karang

Terumbu adalah sebuah istilah secara umum menerangkan sebuah

gundukan, atau substrat keras, yang berkembang dan tumbuh menuju permukaan

laut dan terdiri dari skeleton organisme-organisme yang menghasilkan zat kapur

(Thamrin, 2007). Karang pembentuk terumbu adalah hewan walaupun pada

umumnya seperti bebatuan, terutama yang telah mati dan meninggalkan skeleton

di berbagai daerah pantai (Thamrin, 2007). Skeleton merupakan polip pembentuk

kerangka kapur (Nybakken, 1992). Tubuh karang sebagian besar terdiri dari zat

kapur dan sebagian besar hewan karang secara permanen melekat pada dasar laut.

Terumbu karang merupakan endapan-endapan masif kalsium karbonat (CaCO3)

yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu (karang hermartipik)

dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan

zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang

menyekresi kalsium karbonat (Bengen, 2002).

Karang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu karang hermatipik dan

ahermatipik (Nybakken, 1992). Karang hermatipik (karang batu) merupakan

karang pembentuk terumbu yang bersimbiosis dengan zooxanthellae yang ada di

dalam jaringan karang (Levinton, 2001), dimana bila terjadi gangguan terhadap

karang batu akan mengakibatkan terjadinya keruasakan pada ekosistem teiumbu

karang sendiri. Sedangkan karang ahermatipik tidak bersimbiosis dengan

zooxanthellae sehingga tidak dapat membentuk terumbu (Sumich, 1999 ; Castro

& Huber, 2005),

Karang dijumpai dari daerah kutub sampai daerah tropis dengan perairannya

yang hangat. Karang dari Filum Cnidaria/Coelenterata terbentuk dari salah satu

kelompok kingdom hewan dan sangat penting dalam ekologi terumbu karang.

Filum ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: hydroid, jellyfish, dan anthozoa

yang terdiri dari soft coral (karang lunak), gorgonian, sea anemone, sea pen, black

coral dan karang batu (Thamrin, 2007). Karang terdiri dari sebuah polip yang

mempunyai bentuk seperti tabung dengan mulut yang berada diatas dan dikelilingi

tentakel. Pada beberapa jenis karang, individu polip tersusun sangat rapat

sehingga membentuk koloni. Semua spesies karang dapat menggunakan sengatan

tentakel untuk menangkap mangsanya, tetapi kebanyakan makanan karang berasal

Page 26: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

8

dari simbion dengan zooxanthellae yang hidup di dalam jaringan karang (Burke et

al., 2002).

Koloni Zoanthus sp. menampilkan warna kehijauan karena adanya proses

fotosintesis,akan tetapi zoanthus yang biasa ditemukan di dasar perairan dapat

ditemukan juga berbagai warna seperti merah,biru dan kuning, koloni zoanthus

ini dapat membentuk lembaran padat di zona karang intertidal maupun subtidal,

perluasan polip dapat terus berlangsung pada saat lingkungan perairan yang bersih

dan cahaya matahari mampu masuk ke perairan akan tetapi zoanthus sangat tahan

terhadap kondisi lingkungan sekitar, itu menunjukan kemampuan regeneratif

polip sangat baik dalam proses adaptasi.

Gambar 2. Zoanthus sp.

Kingdom : Animalia

Filum : Cnidaria

Kelas : Anthozoa

Ordo : Zoanthidea

Famili : Zoanthidae

Genus : Zoanthus

Page 27: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

9

2.3 Faktor Pembatas Pertumbuhan Karang

Terumbu karang merupakan struktur kalisum karbonat, semacam batu kapur

yang terbentuk dari sisa metabolisme hewan karang. Hewan karang memiliki

faktor pembatas yang relatif sedikit dalam siklus hidupnya dan distribusi

pertumbuhan ekosistem terumbu karang tergatung dari faktor fisik dan kimia

perairan (Nybakken, 1992). Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

2.3.1 Kecerahan

Kecerahan cahaya matahari merupakan saah satu parameter utama yang

berpengaruh dalam pembentukan terumbu karang. Penetrasi cahaya matahari

merangsang terjadinya proses fotosintesis oleh zooxanthellae simbiotik dalam

jaringan karang. Tanpa cahaya yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang dan

bersamaan dengan itu kemampuan karang untuk membentuk terumbu (CaCO3)

akan berkurang pula. Kebanyakan terumbu karang dapat berkembang dengan baik

pada kedalaman 25 meter atau kurang. Pertumbuhan karang sangat berkurang saat

tingkat laju produksi primer sama dengan respirasinya (zona kompensasi) yaitu

kedalaman dimana kondisi intensitas cahaya berkurang sekitar 15-20% dari

intensitas cahaya di lapisan permukaan air.

2.3.2 Suhu

Pada umumnya terumbu karang tumbuh secara optimal pada kisaran suhu

perairan laut rata-rata tahunan antara 25-29 oC (Wells, 1954 dalam Supriharyono,

2000). Supriharyono (2000) menyatakan bahwa batas minimum suhu berkisar

antara 16-17 oC dan batas maksimum sekitar 36

oC. Suhu di luar kisaran tersebut

masih bisa ditolerir oleh spesies tertentu dari jenis karang hermatifik untuk dapat

berkembang dengan baik. Karang hermatifik dapat bertahan pada suhu dibawah

20 oC selama beberapa waktu. Dan dapat mentolerir suhu sampai 36

oC dalam

waktu yang singkat. Kisaran suhu yang relatif sempit ini (stenotermal),

menyebabkan penyebaran karang hanya pada daerah tropik.

2.3.3 Salinitas

Umumnya terumbu karang tumbuh dengan baik di sekitar wilayah pesisir

pada salinitas 30-36 ppt. Karang merupakan organisme laut sejati yang tidak dapat

Page 28: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

10

bertahan pada salinitas yang jelas menyimpang dari salinitas air laut normal yaitu

32–35 ppt. Namun demikian ada juga terumbu karang yang mampu berkembang

di kawasan perairan dengan salinitas 42 ppt seperti di wilayah Timur Tengah.

2.3.4 Sedimentasi

Daerah yang memiliki sedimentasi yang tinggi akan sulit untuk menjadi

tempat yang baik bagi pertumbuhan karang. Tingginya sedimentasi menyebabkan

penetrasi cahaya di air laut akan berkurang. Hal ini akan menganggu proses

fotosintesis zooxanthella di dalam polip sehingga proses pengkapuran juga

terganggu. Sedimentasi yang tinggi juga menyebabkan ruang-ruang dalam polip

akan tertutup. Selanjutnya polip akan menghabiskan sebagian energinya untuk

membersihkan tubuhnya dengan silia. Kegiatan ini memakan cukup banyak energi

dari hewan karang sehingga proses pertumbuhannya akan terhambat.

2.3.5 Arus

Arus diperlukan pada proses pertumbuhan karang dalam hal menyuplai dan

mendistribusikan nutrien dan makanan berupa mikroplankton. Polip yang

mempunyai cambuk atau tentakel juga dapat menangkap makanan sendiri pada

malam hari. Pergerakan air diperlukan untuk penyedian nutrien dan oksigen

terutama pada malam hari dimana tidak terjadi fotosintesis (Nontji, 1984).

Pertumbuhan karang batu ditempat yang airnya selalu teraduk oleh angin, arus

dan ombak akan lebih baik jika dibandingkan dengan daerah yang tenang dan

terlindung. Sementara berdasarkan Supriharyono (2000), jenis karang yang

dominan pada suatu habitat tergantung pada kondisi lingkungan atau habitat

tempat karang itu hidup. Pada suatu habitat, jenis karang dapat didominasi oleh

suatu jenis karang tertentu, Kondisi lingkungan ini ternyata adalah gabungan

kompleks antara habitat tempat karang hidup dengan kondisi di lingkungan

perairannya.

2.3.6 Intensitas Cahaya

Cahaya adalah sumber energi penting bagi tumbuhan termasuk mikroalga

dan merupakan faktor paling penting dalam pertumbuhan terumbu karang, karena

cahaya digunakan oleh zooxanthellae dalam proses fotosintesis. Intensitas cahaya

yang rendah dapat menyebabkan jumlah zooxanthellae pada zoanthus berkurang

Page 29: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

11

dan sebaliknya (Steel 1976 dalam Rani 2004). Tanpa cahaya yang cukup laju

fotosintesis akan berkurang dan bersamaan dengan itu kemampuan karang untuk

menghasilkan kalsium karbonat dan membentuk terumbu akan berkurang pula

(Nybakken, 1992). Peranan cahaya dalam fotosintesis adalah membantu

menyediakan energi untuk diubah menjadi energi kimia dengan bantuan klorofil.

Sumich (1999) menyatakan bahwa adanya proses fotosintesa oleh mikroalga

menyebabkan bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan

karbon dioksida untuk membentuk terumbu karang.

2.4 Klorofil

Klorofil merupakan kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat pada

mikroorganisme autotrof yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Pigmen

fotosintesis terdiri dari klorofil a, c, β-karoten, peridinin, neoperidinin,

dinoxanthin dan beberapa xanthophyl (Nontji, 1984). Klorofil-a mampu

mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi kimiawi sehingga fotosintesis

menghasilkan bahan organik. Sedangkan pigmen yang lain meskipun mampu

menyerap energi dari sinar matahari, tetapi energi tersebut harus ditransfer

terlebih dahulu ke klorofi-a dan barulah energi tersebut diubah oleh klorofil-a

menjadi energi kimiawi yang dapat digunakan untuk proses fotosintesis, karena

hanya klorofil-a yang mampu melakukan proses fotosintesis (Basmi, 1999).

Gambar 3. Struktur Klorofil-a dan Klorofil-c

Fotosintesis merupakan dasar dari produksi zat-zat organik dalam alam

(produksi primer). Proses fotosintesis merupakan reaksi berantai yang panjang

dan kompleks. Proses tersebut hanya dapat berlangsung di dalam sel hidup yang

mengandung pigmen klorofil. Klorofil memiliki fungsi utama dalam proses

fotosintesis yaitu sebagai katalisator dan menyerap energi cahaya (kinetic

Page 30: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

12

energy) yang akan digunakan dalam proses tersebut (Strickland, 1960). Klorofil

a mempunyai struktur kimia yaitu C55H72O5N4Mg.

Zooxanthellae merupakan mikroalga yang mengandung pigmen klorofil-a,

sehingga mampu melakukan proses fotosintesis yang akan menghasilkan oksigen,

senyawa organik. Salah satu faktor yang menentukan kandungan klorofil-a yaitu

cahaya. Klorofil-a menyerap intensitas cahaya pada panjang gelombang 400-500

nm dan 630-700 nm (Osinga & Janssen, 2008).

Page 31: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

13

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 44 hari antara bulan Agustus - September

2016 bertempat di Laboratorium Perikanan Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain lux meter, akuarium

tandon berukuran 50x30x40 cm3, akuarium pemeliharaan karang 50x30x40cm

3

wave maker (water flow), pipa paralon, pH meter, DO meter, termometer batang,

lampu (cahaya matahari, 1514 Lux, 3028 Lux, 4547 Lux). Akuarium filter 40 x 30

x 30cm3 (satu buah pompa, protein skimmer, dan pipa paralon), Modified Toca

Colour Finder (M-TCF), spektrofotometer, cuvet, pipet tetes, dan beaker glass.

Tabel 1. Spesifikasi Alat Penelitian

No Alat Spesifikasi

1 Lux Meter Rentang pengukuran cahaya 0-50.000 Lux

2 Wave Maker Wave maker jenis waver 4000 yang memiliki kemampuan

membuat arus konstan 1000 liter/jam.

3 Protein Skimmer

Protein skimmer jenis BM CURVE 5 dengan pompa jenis

SP1000 memiliki kemampuan menghisap air sebanyak 500

liter/jam.

4 Pompa Memiliki kemampuan menghisap 1500 liter /jam dan dapat

digunakan pada ketinggian maksimal 1,5 m.

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah karang Zoanthus sp.

berwarna merah, air laut, pasir laut (kasar dan halus), pecahan karang,

fitoplankton, kapas filter, dan larutan aseton.

Page 32: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

14

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dibagi ke dalam tiga perlakuan dan masing-masing terdiri dari 4 kali ulangan.

Adapun perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Perlakuan A : Cahaya Matahari (3001 Lux)

Perlakuan B : Intensitas Cahaya Tinggi (4547 Lux)

Perlakuan C : Intensitas Cahaya Sedang (3028 Lux)

Perlakuan D : Intensitas Cahaya Rendah (1514 Lux)

Gambar 4. Tata letak rancangan penelitian tiap perlakuan

Page 33: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

15

Gambar 5. Sketsa penelitian tampak atas (a) protein skimmer, (b) pecahan

karang, (c) pasir, (d) akuarium perlakuan A, (e) akuarium perlakuan

B, akuarium perlakuan C, (g) tandon dan (h) pompa air.

3.4 Persiapan Penelitian

3.4.1 Sirkulasi Air

Sirkulasi air atau biasa disebut cycling merupakan proses perputaran air

dalam akuarium. Sirkulasi air dilakukan selama 14 hari. Cycling bertujuan untuk

membersihkan air laut dari kotoran, senyawa kimia, plankton. Langkah untuk

melakukan proses sirkulasi air yaitu dengan meyediakan akuarium sump atau

akuarium filter yang berukuran 40 x 30 x 30 cm3

dan dibagi menjadi 3 bagian.

Pada bagian pertama berisi 1 buah pompa air, bagian kedua berisi pasir dan

b

a c

f e d

g

h

Page 34: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

16

pecahan karang, bagian ketiga berisi protein skimmer. Selanjutnya air laut pada

akuarium filter dihubungkan menggunakan pipa menuju tiga akuarium utama

berukuran 50 x 30 x 40 cm3 dan diberikan wave maker sebagai sumber arus. Pada

akuarium pertama diinstalasi lampu 20 watt, akuarium kedua diinstalasi lampu 40

watt, lampu 60 watt pada akuarium ketiga.

3.4.2 Pengambilan Sampel

Sampel karang jenis Zoanthus sp. diperoleh melalui pihak yang telah

memiliki izin dan sertifikat dalam penangkaran karang serta penjualan karang

dalam jumlah yang telah ditentukan. Karang tersebut sangat mudah ditemukan

dengan jumlah yang banyak di sekitar perairan. Karang yang telah dibeli segera

dibawa ke laboratorium penelitian menggunakan plastik besar berisi air laut.

3.4.3 Aklimatisasi Karang

Karang dimasukkan ke dalam akuarium utama berisi air laut yang

sebelumnya mengalami proses cycling selama 14 hari. Sampel karang disusun

menjadi 2 baris dan pemberian nama sampel dilakukan secara acak. Setiap

akuarium perlakuan diisi 4 buah karang. Proses aklimatisasi dilakukan hingga

warna fisiologis karang tersebut menyerupai ketika karang berada di alam.

Gambar 6. Karang Zoanthus sp.

Page 35: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

17

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan alat dan bahan yang dilakukan dalam penelitian yaitu

perancangan akuarium perlakuan (B, C, dan D) yang ditempatkan secara

berdekatan. Akuarium uji diberi penutup plastik hitam di seluruh bagian

akuarium, yang bertujuan agar tidak ada cahaya yang masuk ke dalam akuarium

uji, selain cahaya yang berasal dari lampu. Selanjutnya, perlakuan A ditempatkan

pada tempat yang dekat cahaya matahari tanpa adanya cahaya tambahan dari

lampu dan tidak diberikan penutup plastik seperti pada perlakuan B, C dan D.

3.5.2 Analisis Klorofil

Pengukuran klorofil karang Zoanthus sp. dilakukan pada hari ke 3, 6, 9, 12

dan 15. Sampel terlebih dahulu dicuci menggunakan air laut yang telah steril

untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada sampel karang, kemudian

diambil bagian polip dan digerus menggunakan mortar dengan ditambahkan

sedikit air laut steril. Selanjutnya sampel yang telah digerus, kemudian disaring

dengan menggunakan kertas saring dengan kerapatan 0,045 µm.

Langkah selanjutnya, sebanyak 10 ml sampel karang yang telah disaring

disentrifugasi pada kecepatan 1000 rpm selama lima menit hingga terbentuk dua

lapisan (supernatan dan endapan). Kemudian supernatan dibuang, yang tersisa

hanya endapan. Endapan tersebut diberi cairan aseton 90% sebanyak 10 ml dan

dihomogenkan dengan menggunakan vortex selama satu menit. Sampel klorofil

disimpan dalam ruangan gelap pada suhu -4°C minimal 24 jam. Selanjutnya

sampel klorofil disentrifugasi pada kecepatan 1000 rpm selama lima menit.

Supernatan yang didapat kemudian diambil dan dimasukkan ke dalam cuvet untuk

diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 630,

664 dan 750 nm. Sampel klorofil diukur dengan menggunakan spektrofotometer,

dengan menggunakan rumus (Strychar dan Sammarco, 2012):

Klorofil - a = ((11,85) × (Abs 664 nm-Abs 750 nm))–((0,08) × (Abs 630 nm-

Abs 750 nm))

Klorofil - c = ((24,52) × (Abs 630 nm-Abs 750 nm) – (1,67 × (Abs 664 nm-

Abs 750 nm))

Page 36: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

18

3.5.3 Pengukuran Kualitas Air

Kualitas air merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Pengelolaan

kualitas air bertujuan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas air yang

digunakan sehingga menekan angka kerusakan dalam pemeliharaan. Upaya untuk

menjaga kualitas air adalah dengan melakukan pengukuran parameter kualitas air

yang meliputi pH, suhu, dan salinitas. Pengukuran suhu dilakukan setiap satu hari

sekali, pengukuran pH, dan salinitas dilakukan setiap tiga hari sekali.

3.5.4 Indeks Konsistensi Warna Menggunakan Metode AHP

(Analytical Hierarcy Process)

Perhitungan Indeks konsistensi menggunakan metode AHP bertujuan untuk

mengetahui hasil dari keputusan 5 panelis dalam pengukuran warna sampel

melalui M-TCF. Skala nilai M-TCF yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 7. Skala nilai M-TCF (Modified Toca Colour Finder)

Page 37: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

19

Langkah-langkah dalam metode AHP menurut Saaty (1980) yaitu:

1. Penentuan jenis kriteria yang akan menjadi persyaratan panelis.

2. Langkah pertama untuk mencari rasio konsistensi hasil dari setiap

pengamatan menggunakan metode AHP dengan penyatuan pendapat

setiap kriteria dari 5 pengamat independen yang tidak buta warna

menggunakan rata-rata geometrik. Nilai rata–rata geometrik dapat

diketahui berdasarkan persamaan :

Keterangan :

G = rata-rata geometrik

x1 = pengamat independen ke-1

x2 = pengamat independen ke-2

xn = pengamat independen ke-n

3. Menyusun matriks perbandingan dari hasil perbandingan antar pasangan

kriteria pairwise comparison yaitu kriteria sampel A, sampel intensitas

cahaya tinggi (B), sampel intensitas cahaya sedang (C), dan sampel

intensitas cahaya rendah (D).

Tabel 2. Matriks perbandingan

Kriteria A B C D

A 1 A/B A/C A/D

B B/A 1 B/C B/D

C C/A C/B 1 C/D

D D/A D/B D/C 1

Jumlah kolom Kolom A Kolom B Kolom C Kolom D

4. Perhitungan nilai elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing

elemen kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom

5. Perhitungan nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlahkan matriks

baris hasil dari langkah ke 4 dan hasilnya dibagi dengan jumlah kriteria

6. Menghitung nilai eigen vector (Tabel 3) kriteria dengan menjumlahkan

baris matriks hasil dari langkah ke-5 dan hasilnya dibagi dengan jumlah

kriteria.

Page 38: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

20

Tabel 3. Matriks Perbandingan Ternormalisasi

Kriteria A B C D Eigen

vektor

A (1) /

(kolom A)

(A/B) / (kolom

B)

(A/C) / (kolom

C)

(A/D) / (kolom

D)

jumlah

baris / 4

B (B/A) / (kolom

A) (1) / (kolom B)

(B/D) / (kolom

C)

(B/D) / (kolom

D)

jumlah

baris / 4

C (C/A) / (kolom

A)

(C/B) / (kolom

B) (1) / (kolom C)

(C/D) / (kolom

C)

jumlah

baris / 4

D (D/A) / (kolom

A)

(D/B) / (kolom

B)

(D/C) / (kolom

C) (1) /(kolom D)

jumlah

baris / 4

7. - Penghitungan CI dengan persamaan :

Keterangan :

CI = Consistency Index

λ maks = (jumlah kolom sampel kontrol x eigen vektor sampel A)+....+(jumlah

kolom sampel D x eigen vektor sampel D)

- Penghitungan CR dengan persamaan :

Keterangan :

CR = Consistency Ratio

CI = Consistency Index

RI = Random Index

Tabel 4 . Nilai RI (Random Index)

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51

8. Jika (CR < 0,1), maka nilai matriks perbandingan berpasangan pada

matriks kriteria konsisten, jika (CR ≥ 0,1) maka nilai perbandingan

berpasangan pada matriks kriteria tidak konsisten. Jika CR tidak konsisten

maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria

maupun alternatif harus diulang.

9. Penghitungan alternatif-alternatif yang menjadi pilihan.

Page 39: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

21

10. Penyusunan alternatif-alternatif yang telah ditentukan dalam bentuk

matriks berpasangan untuk masing-masing kriteria.

11. Masing-masing matriks berpasangan antar alternatif dijumlahkan

perkolomnya.

12. Penghitungan nilai prioritas alternatif masing-masing matriks berpasangan

antar alternatif dengan rumus masing-masing elemen kolom alternatif di

bagi dengan jumlah matriks kolom.

13. Penghitungan masing-masing nilai prioritas alternatif.

14. Penyususan matriks baris antara alternatif versus kriteria yang isi nya nilai

prioritas alternatif.

15. Pada proses 14 dikalikan dengan nilai prioritas kriteria dan hasilnya berupa

prioritas global sebagai nilai yang digunakan untuk pengambilan

keputusan berdasarkan skor yang tertinggi.

Tabel 5. Skala Penilaian AHP.

Sintaks Pembanding Nilai

Warna sangat hijau 9

Lebih hijau menuju sangat hijau 8

Lebih hijau 7

Hijau menuju lebih hijau 6

Hijau 5

Cukup hijau menuju hijau 4

Cukup hijau 3

Setara menuju cukup hijau 2

Setara 1

Tabel 6. Skala Penilaian AHP

Intensitas

Kepentingan Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting

daripada yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong

satu elemen atas yang lainnya

5 Elemen yang satu esensial atau sangat

penting daripada elemen yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat satu

elemen atas elemen yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih penting dari

elemen yang lainnya

Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya

telah terlihat dalam praktek

Page 40: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

22

9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang

lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang

mungkin menguatkan

2, 4, 6, 8 Nilai- nilai tengah diantara dua pertimbangan yang berdekatan

Bila kompromi dibutuhkan

Kebalikan

Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan suatu

aktifitas j, maka j mempunyai nilai

kebalikannya bila dibandingkan dengan aktifitas i

3.5.5 Analisis Data

Analisis data konsentrasi total klorofil-a dan klorofil-c yang diperoleh diuji

homogenisitas (Steel et al, 1993) untuk memastikan data menyebar secara

homogen. Selanjutnya dilakukan sidik ragam (ANOVA) untuk mengetahui

pengaruh antar perlakuan. Setelah diketahui terdapat pengaruh nyata, dilanjutkan

dengan uji BNT untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Sedangkan data

kualitas air dianalisis secara deskriptif.

Page 41: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

30

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu ada pengaruh

nyata untuk pemberian intensitas cahaya yang berbeda terhadap konsentrasi

klorifl-a dan klorofil-c.

Intensitas cahaya yang tinggi adalah pelakuan yang paling baik bagi

klorofil-a dan klorofil-c dan warna yang paling cerah.

5.2 Saran.

Adapun saran dalam penelitian ini yaitu diperlukan adanya penelitian lebih

lanjut menggunakan hewan karang Zoanthus sp. mengenai ketahanan hewan

karang tersebut terhadap intensitas cahaya.

Page 42: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

31

DAFTAR PUSTAKA

Basmi, J. (1999). Planktonologi: Plankton sebagai Bioindikator KualitaS

Perairan. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian

Bogor.

Bengen, D. G. (2002). Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan

Laut. Bogor : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian

Bogor.

Burke, L. Selig, E. & Spalding, M. (2002). Terumbu Karang yang Terancam di

Asia Tenggara. USA: Diterjemahkan dari Reefs at Risk in Southeast Asia.

World Resources Institute

Castro, P. & Huber, M. E. (2005). Marine Biology Ed ke-5. New York: McGraw-

Hill.

Dahuri, R. Rais, Y. Putra, S.G. & Sitepu, M. J.(2001). Pengelolaan Sumber Daya

Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Cetakan ke dua. Jakarta :

Penerbit Pradnya Paramitha.

Fachrurozie, A. Patria, M. P. & Widiarti, R. (2012). Pengaruh perbedaan

intensitas cahaya terhadap kelimpahan zooxanthellae pada karang bercabang

(Marga : Acropora) Di Perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Jurnal

Akuatika, 3 (2): 115-124

Glynn, P. W. (1996). Coral reef bleaching: facts, hypothesis and implications.

Global Change Biology, 2 (6): 495–509

Hill, R. E. K, Ulstrup, & Ralph, P. J. (2009). Temperature Induced Changes In

Thylakoid Membrane Thermostability Of Cultured, Freshly Isolated, And

Expelled Zooxanthellae From Scleractinian Corals. Bulletin Of Marine

Science, 85 (3): 223–244

Jones, R. O. Hoegh-Guldberg, Larkum, A, & Schreiber, U. (1998). Temperature-

induced bleaching of coral begins with impairment of the CO2 fixation

mechanism inzooxanthellae. Plant cell environ, 21 (12): 1219-1230

Kuczynska, P. Jemiola-Rzeminska, M., & Strzalka, K. (2015). Photosynthetic

Pigments in Diatoms. Marine Drugs, 13 (9), 5847-5881

Levinton, J. S. (2001). Marine biology: function, biodiversity, ecology. New

York: Oxford University Press.

Page 43: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

32

Manuputty, A. E. W. (2002). Karang Lunak (Soft Coral) Perairan Indonesia

(Buku I, Laut Jawa dan Selat Sunda). Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia.

Nontji, A. (1984). Peranan Zooxanthella Dalam Ekosistem Terumbu Karang.

Oseana , 9 (3): 74 - 87

Nybakken, J. W. (1992). Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan

oleh HM Eidman, Koesoebiono, DG Bengen, M. Hutomo, dan S. Sukardjo.

Jakarta : PT. Gramedia.

Osinga, R. & Janssen, M. (2008). The role of light in coral physiology and its

implications for coral husbandry. Burgers’ Zoo Arnhem the Netherlands,

2: 173-183

Padmowati, R. D. L. E. (2009). Pengukuran Indeks Konsistensi dalam Proses

Pengambilan Keputusan Menggunakan AHP. Jakarta : PT. Gramedia.

Rani, C. Jompa. J. & Amiruddin. 2004. Pertumbuhan Tahunan Karang Keras

Porites lutea di Kepulauan Spermonde : Hubungannya Dengan Suhu dan

Curah Hujan. Torani, 14 (4): 195-203

Reid, C. S. Marshall, J., Logan, D. & Kleine, D. (2011). Terumbu Karang Dan

Perubahan Iklim : Panduan Pendidikan Dan Pembangun Kesadartahuan.

Australia: CoralWatch, The University of Queensland.

Rowan, R., Knowlton, N., Baker, A., & Jara, J. (1997). Landscape ecology of

algal symbionts creates variation in episodes of coral bleaching. Nature,

388(6639), 265.

Saaty, T. L.(1980). Multicriteria Decision Making : The Analytic Hierarchy

Process. Pittsburgh: RWS Publication.

Sarumaha, A. (2016). Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Illegal Fishing

yang Dilakukan Secara Terorganisir (Studi Kasus Putusan No. 17/Pid. Sus.

P/2013/PN. MDN).

Steel, R., & Torrie, J. (1993). Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan

Biometrik. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Shibata, K. & Haxo, F. T. (1969). Light transmission and spectral distribution

through epi-and endozoic algal layers in the brain coral, Favia. The

Biological Bulletin, 136 (3): 461-468

Soedharma, D. & Arafat D. (2007). Perkembangan Transplantasi Karang di

Indonesia, h. 1-7. Prosiding Seminar Transplantasi karang. Bogor, 8

September 2005. Bogor : Pusat Pengkajian Lingkungan Hidup Institut

Pertanian Bogor.

Page 44: EFEKTIVITAS INTENSITAS CAHAYA KAITANNYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/31430/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fisheries and Marine Department, Agriculture Faculty, University

33

Sumich, J. L. (1999). An Introduction to Biology of Marine Life. International

edition. New York : McGraw-Hill.

Suharsono. (1998). Condition of coral reef resource in Indonesia. Jurnal Pesisir

dan Lautan , 1 (2): 44-52

Supriharyono. (2000). Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Jakarta :

Djambatan.

Supriharyono. (2009). Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah

Pesisir dan Laut Tropis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Strickland, J. D. (1960). Measuring the production of marine phytoplankton. In

Measuring the production of marine phytoplankton. Ottawa : Fisheries

Research.

Strychar, K. B., & Sammarco, P. W. (2012). Effects of heat stress on

phytopigments of zooxanthellae (Symbiodinium spp.) symbiotic with the

corals Acropora hyacinthus, Porites solida, and Favites complanata.

International Journal of Biology, 4(1), 3.

Thamrin. (2007). Karang Dan Zooxanthellae Avertebrata dan Miro-algae

Pengendali Ekosistem Terindah Dunia. Pekanbaru: Ilmu Kelautan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

Veron, J. E. N. (2002). Reef corals of the Raja Ampat Islands, Papua Province,

Indonesia. A Marine Rapid Assessment of the Raja Ampat Islands, Papua

Province, Indonesia. Australia : Australian Institute Of Marine Science.

Walsh, G. E. & Bowers, R. L. (1971). A review of Hawaiian zoanthids with

descriptions of three new species. Zoological Journal of the Linnean

Society, 50 (2): 161-180