economic of fisheries 3.doc

35
  BAB 3 EKONOMI PERIKLANAN 3.0. Pengantar dan TInjuana Dalam bab ii ki ta akan memaparkan lebih rinci beberapa mo de l sumb er yang dapat di perbahar ui secara umum yang digunakan untuk memeprkenalkan metode pengali Lagrange dalam bab 1. Model ini tentud apat berfungsi sebagai alat untuk menguji kebijakan manajemen tradisional dan biokimia. Sebelum memulai rincian ini kita ak an membangun beberapa model yang mamu memberikan petunjuk mengapa per ikanan itu dikelola secara rk onis. Hasil perikanan yang berlebihan dalam stock dapat mend uk ung beberapa fr aksi yang dapat dipanen bila stock dipertahandkan pada level yang lebih tinggi. Model ini tentu dirujuk sebagia model akses terbuka dan mereka memperlihatkan secara grak apa yang terjadi ketika ada akses yang tidak ebratuan dan panen dari sumb properti yang umum. !ada sumber "properti yang umum kita me ngartikan sumber yang tidak dikenal sebagai properti s#asta hingga itu dit angkap. $ etidakmamopuan k ebijakan mana je men tadisional untuk me#a spadai tr agedi perikanan ebr leb ihan tentu men gar ah pada ke ing inan dik alangan bang sa% bangsa di tepi p antai unt uk bere ksperi men den gan bioe ko nomi 1

Upload: kristiana-sirait

Post on 04-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

bab 3ekonomi periklanan

3.0. Pengantar dan TInjuana

Dalam bab ii kita akan memaparkan lebih rinci beberapa model sumber yang dapat diperbaharui secara umum yang digunakan untuk memeprkenalkan metode pengali Lagrange dalam bab 1. Model ini tentud apat berfungsi sebagai alat untuk menguji kebijakan manajemen tradisional dan biokimia. Sebelum memulai rincian ini kita akan membangun beberapa model yang mamu memberikan petunjuk mengapa perikanan itu dikelola secara rkonis. Hasil perikanan yang berlebihan dalam stock dapat mendukung beberapa fraksi yang dapat dipanen bila stock dipertahandkan pada level yang lebih tinggi. Model ini tentu dirujuk sebagia model akses terbuka dan mereka memperlihatkan secara grafik, apa yang terjadi ketika ada akses yang tidak ebratuan dan panen dari sumb properti yang umum. Pada sumber 0properti yang umum, kita mengartikan sumber yang tidak dikenal sebagai properti swasta hingga itu ditangkap. Ketidakmamopuan kebijakan manajemen tadisional untuk mewaspadai tragedi perikanan ebrlebihan tentu mengarah pada keinginan dikalangan bangsa-bangsa di tepi pantai untuk bereksperimen dengan bioekonomi adstau kebijakan beerbasis isnentif seperti kuota individu yang dapat ditransfer (ITQ). Meskiopiun juri masih berada pada efektivitas ITQ namun hasil awal cuku menjanjikan. Pembahasan tentang pengalamand engan kebijakan ini di selandia Baru, Australia, Canada dan Amerika Serikat akan menutup bab ini.

3.1. Pertumbuhan Bersih

Dalam pers (1.1) kit telah memeprkenalkan peramaan yang ebrbea untuk menjelaskan perubahan dalam sumber yang dapat dieprbaharui dari periode t ke periode t + 1. Fungsi F(X1) adalah dirujuk sebagai fungsi pertumbuhan netto. Fungsi ini menunjukkan jumlah biomassa baru atau jumlah penambahan ikan sebagai afungsi biomassa saat ini atau jumlah ikan saat inim, Xi. Ini menunjukkan pertumbuhan biologi netto. Juga ada sejumlah ebtuk fungsional yang dapat digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan biologi netto. Kita telah menikmati satu fungsi, F(X1) = rXi(1 Xi/K), yang kita sebut sebagai fungsi pertumbuhan logistik, dimana r > 0 adalah dirujuks ebagai angka pertumbuhan itnrinsik dan K > 0 adalah disebut kapasitas lingkungan. Tiga bentuk fungsional yang dimungkinkan diberikand alam pers (3.1a) (3.1c)

(3.1a)

(3.1b)

(3.1c)

Plot X Xi AX = F(X) memberikan beberapa petunjuk ke dalam dinamika yang diimplikasikan oleh perbedaan fungsi pertumbuhan metto. Logistik dan fungsi (3.1a) (3.1c) adalah diplotkan dalam Gambar 3.1 untuk r = K = 1 dan Ko = 0.25. Titik dimana F(X) = 0 akan berhubungand engan keseimbangan dalam perikanan pristine,. Titik dimana F(X) > 0 berhubungand engan pertumbuhan positif dan untuk fungsi (3.1c), titik dimana F(X) < 0 (untuk Ko > X > 0) berhubungan dengna pertumbuhan netto bnegtif, dimana laju mortalitas alami lebih besar dari pada laju kelahiran dan kelangsungan hidup.

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa keempat fungsi pertumbuhan ini memiliki keadaan tunak pada X = 0 dan X = K. untuk logistik dan fungsi (3.1a) dan (3.1b), ada bebrapoa kondisi tunak. Karena pertumbuhan netto untuk K > X > 0 adalah positif, maka opopulasi yang tidakl dipanen, dimulai dari Xo, dimana K > Xo > 0, untuk nilai r yang kecil akan cenderung tunak pada X = K.

Untuk fungsi (3.1c) X = Ko adalah jgua dalam kondisi tunak, tetapi dikatakan tidak stabil. Bila stock ini ditemaptkan pada sisi kiri Ko, mka pertumbuhabn netto akan negatif (F(X): 0. Dengan kata lain, untuk 2 > r > 0 kita mengharapkan populasi mencakup K = 1, tetapi untuk r > 2, kit mendpatkan 2n point siklus khaos.

Lembran kerja 3.1 memperlihatkan dinamika populasi untuk bentuk logistik ketika r = 1.9, K = 1 dan Xo = 0.4. Simulasi awal, untuk t = 0.1, , 30, adalah diplotkans ebgai jalur waktu. Tiga jalur waktu lain memperlahtkan bahwa nilai hasild ari Xi keetika r adalah meningkat menjadi 2.2m, 2.55 dana 2.9. ketika r = 2.2 kita menapatkan siklus dua point etika r = 2.55 kita mendapatkan siklus empoat titik, dan ketika r = 2.9 kita mendapatkan khaos, dimana Xi terlihat mengalami fluktuasi acak.

3.2. Fungsi produksi perikanan

Dalam bab ini fungsi produksi perikanan akan menghubungkan panend alam periode t ke stock ikan dan usaha perikanan, juga dlam periode t. Panen ini dianggaop sebagai output dan stock ikan dan usaha dinaytakans ebgai input. Secara umum, fungsi rpoduksi akan ditulis sebagai Yi = H(Xi, Ei). Secra normal kita mengharapkan fungsi rpoduksi berupa cekung, dengan turunan parsial pertama; camopuran non negtif, aprsial kedua dan juga non posityif, parsial kedua murni. Dua bentuk fungsinal itu adalah

(3.2a)

(3.2b)

Dimana q > 0 adalah kadngkala disebut keofisien tetsan. Fungsi rpoduksi (3.2a) adalah kasus khusus dari bentuk Cobb Douglas, Yi = qXiEt, dimana = = 1. Ini sering dirujuks ebagai usaha tetasan per unit dalam fungsi rpoduksi karena ini merupakan hasil asumsi per usaha uit (Yi/.Ei) yang sebanding dengan stock ikan, qX.

Kita akan merujuk pada (3.2b) sebagai fungsi produksi eksponensial./ perlu dicatat bahwa Et ( ~, Yi ( ~ dalam (3.2a) dan Yi ( CXi dalam (3.2b). batas terakhir adalah lebih realistis tetapi fungsi ini adalah lebih baik dilihat sebagai pendekatan dari teknologio panen, dengan piihan diantara (3.2a), (3.2b) atau bentuk fungsi yang ditetukan oleh data yang tersedia.

Lembar kerja 3.1

3.3. Fungsi Hasil Usaha

Perhtikan perikanan spesies tunggal dimana jumlah yang dipanen dalam periode t adalah diberikan oleh fungsio produksi Yi = H(Xt, Et), dengan panen perubahan stock sumber berubah menurut Xt+1 Xi = F(Xi) Yi. Bila substitusi fungsi rpoduksi ke dalam persamaan ini dan mengevaluasinya pada kondisi tunak (dimana Xt+1 = Xi = X), ktia menyimpulkan bahwa F(X) = H(X, E). ini tidak lebih dari pernaytaan observasi awal ktia bahwa panen harus sama dengan pertumbuhan nettod alam kondisi tunak. Naytakan kita dapat memecahkan persamaan terakhir untuk X sebagai fungsi E, katakan X = G(E). bila ktia mengambilk fungsi ini dan mensusbtitusikannya ke dalam fungsi produksi, kita memiliki Y = H(G)(E), E) = Y(E), dimana y(E) adalah hasil atau fungsi usaha hasil. Ini memberikan hubungan tunak antara panend an usaha perikanan. Fungsi ini tnetu ebrmanfaast dalam manajemen jangka panjang dari perikanan, dan ini memiliki potensi untuk diestiamsi dengan data deret waktu yang sesuai atas usaha dan panen.

Nyatakan kita mengadopsi bentuk logistik F(X) = rX(1-X/RK) dan CPUE H(X,E) = F(X) menekankan X = K(1 (qlr)E) dan Y = Y(E) = qKE(1=(q/r)E). fungsi eprtumbuhabn netto logistik dan juga fungsi usaha hasil diplotkand alam Gambar 3.2. meskipun terlihat sama (keduanya kaudratik dan keduanya memiliki nilai maksimum di TMSY = rK/4), fungsi pertumbuhan netto memeprlhtkan hubungan tunak antara X dan Y, dan fungsi usaha hasil yang memeprlahtkan hubungan tunak antara E dan Y.

Mengukur usaha perikanan, Ei adalah merupaan sebuah problematik. Dalam perikanan dimana bejana yang sama menemaptkan jaring identik melalui air, maka ktia dapat mengukur usaha itus ebagai total jumlah jam yang digunakan dan kemudian diarahkand engan tahun atau musiman. Dalam kondisi ini kita dapat mengukur usaha itu sebagai total jumlah dari jam dengan kondisi musim stau tahunan. Dalam perikanan itu, kita dpast mengukur usaha sebagai total jumlah jam oleh berbagai armada, catatan yang tidak dibutuhkand engan jumlah jam gear tertentu yang lebih aktif dan juga pemanfatan yang tidak tepat yang dapat mengurangi efektivitas set tertentu. Ilmuwan perikanan seringkali menetapkand ata yang tersedia yang dapat berkembnag dari pelabuhan tau jumlah kapal dalam armada. Perikanan ini adalah enggan untuk mengugkapkan informasi tentang waktu, lokasi dan ckaupan usaha perikanan, yang membuat deret waktu atas pengukuran usaha yang tidak tersedia. Bahkan kurang dari data ideal dimana ini berkembang secara konmklusif dalam kondisi akses yang terbuka.

3.4. Model statistik dari akses terbuka]

Dengan fungsi usaha yang dihasilkan, Y = Y(E), ktia dapat menganalisa keseimbangan jangka panjang dalam perikanan akses terbuka. Nyatakan per unit harga dockside adalah p > 0. Kemudian penerimaan tunakd ari hasil Y(E) adalah sederhananya R = pY(E).

Gamabr 3.2. pertumbuhan nettoi dan fungsi Hasil Usaha

Gambar 3.3. Akses terbuka (E) dan Level memaksimumkan sewa (Eo) dari usaha

Fungsio penerimaan ini tentu akan terlihat identikd engan fungsi hasil usaha, tetapi sumbu vertikal akan mengukur dollar ($), atau apakah koin realitas. Naytakan leih lanjut bahwa biaya perikanan ini dibrikan oleh persamaan linser sedrhana C = cE, dimana c > 0 adalah unit biaya usaha. Persamaan penerimaan dan peramaan biaya diplotkand alam gamarb 3.3. Mereka berpotongan di E = E, yang dirujuks ebagai level kesamaan akses terbuka dari usaha. Di E peneerimaan sama dengan biaya dan penerimaan bersih drio profit yang nol. Kondisi profit nol adalah dalam teori yang dikembangkand alam industri kompetitif, dimana dapat terlihat sebagai hasil gaya kompetitif. Ini tentu tidak terliht dalam perikanan akses terbuka.

Di E~, biaya usaha (termasuk kompensasio bagi pemilik kapal dan awak) adalah telah ditutup, tetapi tidak ada yang dibiarkan untuk membayar faktor penting lainnya, stock ikan. Karena akses itu bebas, maka stock ikan brkurang higngas tidak bernilai apa-apa, dalam pengertian bahwa paa usaha X~ tidakl dapat diekmbangkan tanpa menanggung kerugian keuangan netto. Keseimbangan akses terbuka (Xm Ym E) adalah seringkali dijelaskans ebagai terlalu banyak chasing kapal, terlalu sedikit ikan yang didapat. Dari sudut pandang masyarakat, terdpat beberapa usaha dan stock yang kecil yang hanya dapat mendukung hasil yang sepadan. Keseimbangan akses terbuka adalah jgua tidak optimal dimana bila usaha diokurangi, maka penerimaan netto poositif akan dihasilkan lebih dari kompensasi secara keuangan bagi perikanan yang mengurangi usaha atau perikanan secara keseluruhan.

Model statistik yang sederhana ini terlihat sesuai dengan hasil yang diamati dari berbapa regime akses terbuka sepanjang sejarah dan juga lintas budya. Disamping stock ikan, studi kasus ini menjelaskan pemusnahan margasatwa, hutan, air tanah dan juga rumput yang telah trdokumentasikan. Mkdoel statistik ini tentu tidak dapat menjelaskan dinamika dari sumber dan industri panen dari kondisi awal, dimana sumbr ini cuku banyak. Kemudian telriht adanya keseimbnagan akses terbuka yang dijelaskan oleh model statistik yang telah dicapai dan bahwa sumber ini didorong untuk menghilangkan pendekatna jalur khusus.

3.5. Model dinamika dari akses terbuka

Model dinamikd ari akses terbuka tentu terdiri dari dua persamaan yang berbeda, salah satunya menjelaskan perubahan dalam sumber ketika dipanen, yang lain menjelaskan perubahan dalam usaha perikanan. Susbtitusi fungsi rpoduksio eprikanan ke dlam pers (1.1) akan menghasilkan X Xi = F(X1) H(XiEi) yang akan digunakan sebagai epramaan pertama. Persamaan kedua yang menjelaskan dinamika usaha adalah lebih berspfat spekulatif karena ini akan mampu menjelaskan perilaku ekoomi perikanan. Juga ada sejumlah model yang muingkin, tettapi barangkali dengan bentuk yang lebih sederhana dan akan menghipotesakan bahwa usaha ini disesuaikans ebagai respon terhadap profitabiltias thunan. Bila harga unit adalah p > 0 dan biaya usaha per unit adalah c > 0, maka profit atau penerimaan bersih dalam periode t dapt dituliskans ebgai n = pH(Xi, Et) cEi. Bila profit dalam priode t adalah positif maka kita akan memikirkan usaha dalam periode t + 1 yang akan dikembangkan dan bila respoonnya liner kita akan menulis E E1 = [pH (Xi, Ei) cEt), dimana n > 0 yang disebut penyesuaian kekakuan parameter. Kita akan menuliskan dua persamaan yang berbeda dalam bentuk iteratif sebagai sistem dinamik :

(3.3)

Dengan bentuk fungsional untuk F(*) dan H(*); nilai parameter untuk n, p dan c ;l dan nilai awal untuk Xo dan Eo akan kit simulasikan untuk sistem (3.3) ke arah waktu dan mengamati dinamika dari Xi dan Ei. Sistem (3.3) adalah dimungkinkan non liner dan dengan demikian memiliki potensi untuk perilaku periodik dan chaos. Ini memunculkan pertanyaan tentang apakah sistem itu pernah mencpaio keseimbangan yang identik dalam model akses terbuka.

Untuk mengilsutrasikank perilaku potensialk dari sistem akses terbuka yang dinamis, kita akan meliht pertumbuhan logistik dan fungsi produksi CPUE sehinga sistem (3.3) dapat dituliskan sebagai

(3.4)

Dengan nilai oparameter untuk r, K, q, n, p dan c, dand engan nilai awal Xo dan Eo kita dapat mengiterasi sistem ini terhadap waktu dan mengamati perilaku Xi dan Ei. Sebelum memaparkan hasilkd rio simualsio numerikd ri sistem (3.4), maka akan sangt membantu menurunkan ekspresi analitik untuk keseimbangan akses terbuka.

Dalam kondisi tunak, n = pqXE cE = 0 menekankan Xo = c/(pq) > 0 dan mengugnakan fungsi usaha hasil pqKE(1 (q/r)E) = cE. Dengn memecahkan pernaytaan trkahir ini untuk E menghasilkan E = r(pqK c)/(pq2K), yang opositif memberikan pqK > c. Dalam analisis numerik (3.4), klita dapat menghitung X dan E yang akan memberikan acuan dengan menilai konvergensinya,. Titik X = 0, E = 0 adalah juga keseimbangan, kita dapat melihat sumber dan panen yang aa. Dengan memp0erkenalkan kembali spesies, keseibmangan ini lebih stabil dan tujuannya tetap (Xi, E) bila keseimbangan lainnya tidak stabil. Kita akan mengui kemungkinan ini secara numerik.

Dalam Gambar 3.4 kita akan memerlihtkan hasild ri tiga simulsi akses terbuka. Parameter basis kasus diset adalah c = 1, n = 0.3, K = 1, p = 200, q -=0.01 dan r = 0.1. Nilai awal adalah Xo = Eo = 1, dan jalur waktu untuk Xi dan diagram bidang fase (X, E) dalah dilotkan untuk t = 0, 1, , 1000. Hasil basis kasus ini terliht dalam Gambar 3.4a dan mengungkapkan konvergensi spiral paa Xo = 0.5 dan E = 5.

Dalam Gambar 3.4b, n telah ditingkatkan menjadi 1, sementarra semua nilai parameter lain tidak menglami perubahan. Nilai X dan E adalah tidk ebrubah tetapi tentu mengembangkan konvergensi, Xo dan Eo yang terlihat menjadi fokus siklus terbatas. Siklus terbatas yang stabil ini didekati dari laur dan dari dalam orbit tertutup yang mendefinisikan siklus. Siklus terbatasadalahs tabil bila didekati dari luar atauopund ri dalam tetapi tidak keduanya. Dengan n = 1, maka coba untuk memulai sistem akses terbuka dari Xo = 0.5 dan Eo = 20. Ini telrhiat sebgaio batas siklus yang stabil.

Dalam Gamlbar 3.4cm, n dikembalikan apa nilai dasar 0.3 dan r telah dinaikkan menjadi 2.9. Dengan melhiat bahwa r = 2.9 mempengaruhi chaos dalam pristine (Yi = 0) untuk prikanan dan sebagaimana telrihat paa bagian abwah lembar kerja 3.1. stelah transisi khaos, Xi dan Ei akan terkunci pada keseimbangan akses terbuka pada X = 0.5 dan E = 145. Dalam kasus terakhir, kebradaan panen kasus terbuka ini akan menyebabkan perubahan kualitatif dalam dinamika sumbr yang ditemukand alam sistem pristine.

3.6. Maksimisasi sewa statistik oleh pemilik tugngal

Inefisiensi ekonomi akses terbuka telah diakui di tahun 1950-an. Uraian kebijakan yang diajukan apa saat itu adalah kepemilikan tugngalk sumber-sumber atau pembtasan usaha paa level yang diadopsi oleh pemilik tugngal yang beruaha memaksimumkan profit atau sewa statistik. Level maksimuisasis ewa dari usaha ini juga diperlihatkand alam Gambar 3.3 dimana afungsi penerimaan R = pY(E) dan persamaan biaya C = cE digunakan untuk mengidentifikasikan keseimbangan akses terbuka.

Pemilik tugngal, dengan hak eksklusif untuk memanen stock ikan, akan melkaukan investasi dalam armada atau emrekruit kapal sehingga usaha memaksimumkan sewa (profit) n = pY(E) cE). Kondisi roder pertama dr/dE = 0 menunjukkan pY(E) = c, dimana Y(E) adalah turunan pertama fungsi hasil usaha dan pY(E) adalah penerimaan marginal. Sehingga, level usaha yang memaksimumkan sewa yang memenuhi diktum ekonomi yang sama adalah penerimaan amrginl yang menyamai bya marginal. Secsara grafik, level memaksimumkan sewa dari usaha itu adalah teridentifiaksi oleh temuan titik dimana kurva ini memiliki kemiringan c, dengan biaya marginal usaha danjuga vertikald ari sumbu E. ini tejradi pada Eo dalam Gambar 3.3. pada Eo jarak vertikal antara R = [Y(E) dan C = cE adalah maksimal.adanya akses permanen terhdapo perikanan pada pemilik tunggal penawar tinggi tidak menjadi solusi yang dapat diterima secara politik atas permasalahan akses terbuka. Lenokalanm uang l;ebih layak dan masih bersift kontroversial adalah muncul dari analisis pemilik tunggal dengan memaksimumkan sewa yang membatasi entri. Bila manajer perikanan akan menghilangkan kelebihan kapal sehinga usaha ini dikurangi dari Em ke Eo, maka mereka dapat memaksimumkn nilai netto stsstistik dari priknan dan kemudian bila mreka melakkan pelelangan izin, maka akan mendapatkan akses terhadap berbagai sumber, dimana mereka tentu akan menangkaop semua atau berbapa sewa statistik yang ditemukan.

Permaslahan menjadi bagaimana mendorong sejumlah kapalk untukl meninggalkan prikanan dan bagaimana mencegah kapal yang tersisa melakkan investasi dalam perbaikan kaal yang tentu akan meningkatkan kekautan perikanan atau usaha de facto. Beberapa negara, termasuk canada, menaytakan kapalk dengan program pembelian, dimana dana fedral atau provinsi digunakan untuk membeli kapal dari pemilik yang ikut serta dalam kapitalisasi perikanan yang berlebihan. Setelah pembelian itu maka pemerintah tentu dapat memnjual kapal itu untuk klogam scraop atau atau menjualnya kembali dengan membatasio peserta yang tidak pernah terlibat di dalam perikanan itu.

Kapal yang masih tersisa biasanya akan diberikan izin dan hanya kapalk berizin yadng dieprkenankan mengakses sumber. Penyediaan ini tentu merupakan pemegang lisensi untuk menjual lisensinya dari perikanan. Bila program ini telah berhasil dan kapal lainnya telah memberikan profit atau keuntugnan, maka harga pasar untuk liesnei ini merfleksikan nilai yang diharaopkan dari profit.d alam perikanan salmon diColombia Inggris dan Alaska, izin ini dijualk degan harga leih dari $200.000.

Masalah membtasi usaha pada Eo adalah bukan sesuatu yang bersifat trivial. Bahkan dengan jumlah kapal yang tetap, level efektif dari usaha ini tentu meningkat bila kapal itu disesuaikan dengan mesin berdaya kuda tinggi atau menmbah peralatan elektronik baru, termasuk sonar untuk menemap0tkan ikan dan juga sistem navigasi ebrbasis satelit utuk mencari lokasi kegiatan perikanan. Ini tentu telah menyebabkan manajer perikanan untuk memberikan embatasan inoput apa anjang hull, kapasitas penyimpoanan,d aya kuda mesin dan ukuran jaring. Pembatasan gear juga telah menimbulkan inefisiensi dan telah memulai berbagai hal dalam jangka panjang.

3.7. Maksimisasi present value

Apakah maksimisasi penerimaan statistii, dengan suaha yang ditetapkan di Eo optimald alam pengertian rpesent value atau kekayaan yang dihaislkan oleh perikanan ? Ini tentu mengarah pada maksimisasi sewa statistik yang tidak optimal bila tujuannya adalah memaksimumkan present value. Juga mengarah apa poelaksanaan abstrakd ari maksimisasi rpesent value yang mengungkapkan konseop manajemen yang tidak muncul dalam model statistik. Sehinga dari teoritis dan sudut pandang praktis, sangat penting untuk mengunjungi masalah optimsiasi dinamis dalam Bab 1 untuk mengilustrasikan metode pengali lagrange. Kita melakkan banyak hal dan ini terkait dengan kosnentrasi pada implikasi manajemen dan ekonomi.

Dari Bab 1, bahwa ni = n(Xi, Yi), enunjukkan manfaat nettod alam epriode t dari panen Yi dari stock ukuran Xi. Sumbeer yang dipanen telah menglami perubahan menjadi X Xi = F(Xi) Yi dan stock adalah diberikan oleh Xo. Memaksimumkan present value dari manfaat netto sekarang membrikan rentang yang tidak terbatas, dan mengrah pada problem

Mksimumkan :

FUngsi tujuan :

Modifiaksid ri lagrangiand alam pers (1.5) pada rentang tidak trbatas tentut dikd pat merubah kondisi pertama dalam order pertama yang diberikan oleh poersamaan (1.6) (1.8), dan dengan rentang tak terbatas dari porospek poencapaian optimum yang lebih valid dibandingkan dengan masalah yang ada.

Dalam keadaan itu, kondisi order pertama adalah mengarah pada tiga peramaan (1.12) (1.14) dalam tiga variabel yang belum diektahui, X< Y dan . Sangat dimungkinkan untuk menghilangkan istilah p dan setelah aljabar, ktia mendapdatkan sistem dua persamaan yang kita tuliskan kembali sebagai berikut :

(3.5)

(3.6)

Kita merujuk pada (3.5) sebagai persamaan dasar dari sumber yang dapat diperbaharui dan dicatat bahwa ini membtuhkan level kondisi tunak dari X dan Y untuk memeprsamakan sumber dengan nilai pengembalian (LHS) untuk menilai diskon, . Dengan teorema fungsi impolsit persamaan (3.5) menekankan kruva Y = (X), yang dapat diplot dengan Y = F(X) untuk mengidentifiaksikan level optimum X* dan Y*.

Untuk kasus dimana F(Xi) = rxi(1 Xi/K), Yi = H()Xi, E) = qXiEi dan Ci = cEi, kita dapat memecahkan fungsi rpoduksi bgi Ei = Yi / (qXi) dan substitusi ke dalam persamaan biaya untuk mendapatkan fungsi biaya Ci = cY/(qXi)

Ini memungkinkan kita menuliskan ni = pYi cYi/(qXi) = [p-c/(Xi)Y, yang memiliki parsial dn(*)dxi = c/(qXi) dan dc (*). Turunan fungsi eprtumbuhabn adalah F(X) = r(1 2X/K). mengevaluasio parsial ini adalah dalam kondisi tunak dan susbtitusi ke dalam (3.5) akan menghasilkan :

r(1-2X/K)

(3.7)

memecahkan rumus (3.7) untuk Y ktia dapatkan :

Y =

(3.8)

Kita melhiat bahwa (x) tergntung pada seluruh parameter bioekonomi: c, d, K, p , q dan r. perubahan dalam parameter ini menyebabkan Y = (K) bergeser ke ruang X Y, sebgiamana dinyatakan oleh kruva (X) , I = 1, 2, 3, dalam Gambar 1.2.

Kita melihat satu kesimpoulan yang diambild ri gambar 1.2 adalah perootongan (X) dan F(X) akanj menghasiklan stockl optimum yang tyerletak di atas atau dibawah XMSY = K/2. Kita tentu menghaapkan hal ini. Hasil maksimum yang bersesuaian dan Xmsy hanya tergantung pada poarameter r dn K dan bila kita memiliki tujuan yang memaksimumkan rpesent value dari manfaat netto, maka stock optimal tergntung pada parameter ekonomi, c, d, p dan q.

Dengan mensubstitusikan Y = rX(1 X/K) pada LHS pers (3.8) kita mengakhirinya dengan epramaan tugngal dalam X yang memberikan solusi :

(3.9)

Akar poositif dari ekspresi kaudratik ini akan terlihat. Meskipun secara nasional ini mlebih menguntungkan, ketika diprogram pada lembar kerja, atau memungkinkn perhitungan numerikd ri stock, didasarkan pada enam parameter bioekonomi. Secra numerik, kita dapat merubah parameter dan mengmati bagaimana X* berubah. Dengan X* berubah, maka kita meghitung Y* = rX*(1 X*/K), E* = Y*/(qX*) dan * = (1+d)(p c/(qX*)) sehingga memeroleh nilai untuks emua variabel dalam kondisi tunak.

Bila kita melhiat turunan yang mendekati dari (3.9) atau memasuki contoh numerik paa lembar kerja, maka kita mengesamingkan dX*/dr > 0, dX*/dK. Dengan kata lain, bila r, K atau C meningkat, maka stock optimum akan meningkat,. Bila p, q atau d meningkat, maka stock optimal menurun.

Sekarng kita dalam poosisi untuk menjelaskan logika dibalik hruuf yang diguankan untuk menidentifiaksikan akses terbuka dan jgua level maksimum sewa dari usaha dalamg amabr 3.3. Utuk ~ > d > 0, E > E > Eo. Dengan kata lain, level akses terbuka dari usaha itu melebihi level uaha optimum yang kemudian akan melebihi level mksimums ewa untuk laju terbatas dan positif,. Lebih lkanjut d ( ~, E W dan d ( 0, E ( E huruf miring.

Pendekatan E Es adalahs ebgai angka diskon yang ada untuk menentukan interpretasi yang ada. Dalam akses terbuka, perikanan akan menangkap beberapa dilemma. Secra kolektif, mereka mengetahui bahwa dengan memanen sedikit dewasa nbi maka mereka akan memiliki stock ikan yang lebih besar yabng mendukung hasil yang lebh baik di masa yang akan datang, tetpi tentu terkait dengan operasi dalams trategio yang memang telah diekmbangkan dan usaha individu untuk apa yang telah didpatkan. Demikian juga aspekl kosnervasi yang memng telah dipertahankan dia tas Xi dan jga memberikan hasil yang kurang stabilkd alamk akses terbuka.

Pada ekstrim lainnya, bila d ( 0 maka nilai dollar dari manfaat netto akan dinilai sama tanpa melhat apa yang terjadi, dan otpimum untuk sewa maksimm. Perlu dictat bahwa present value ini meningkat melalui panen sehingga mampu meningkatkan apa yang telah dicapai dalam cakupan dimaksud.

Pembahasan sebelumnya telah berusaha membandingkan tiga keseimbangan tunak; akses terbuka, maksimisasi sewa statis dan jgua present value dari optimum bioekonomi, Untuk nilai poositif tetaopi terbatas, maka telhat bahwa E >: E > Eo dabn Xo < Xo < X. hubungan Y dengan Yo dan Y* adalah ambisius karena non liner dari fungsio pertumbuhanb netto yang umumnya memiliki nilai maksimum tugngal di Xmsy. Juga dimungkinkan bahwa Y > Yop./ Misalnya, ketika F(X) = rX(1 X/K), H(XmE) = qXE, dan C = cE, beberapa aljabar adalah

(3.10) (3.15)

Dalam lembar kerja 3.2, kita menghitung (Xm, EM< Y), (E,Y, XO) dan (X*< Y*, E*) untuk parameter kasus basis r = 0.1, K = 1, q = 0.01, = 200, c = 1, dan d = 0.05.; Hanya optimum bioekonomi yang tergantung pada d dan ktia akan melhiat bahwa optimum bioekonomi adalah identikd engan optimum maksimisasi sewa dengan d = 0 dan juga identikd engan keseimbangan akses terbuka ketika d = 500.

Dengan pengertian perbandingand ari akses terbuka, maksimisasi sewa (pemilik tugngal) dan keseimbanganbioekonomi(, kita akan kembali apa kosnep penggunaan biaya untuk melihat peran penting yang dimainkan dari akses terbuka pada optimum bioekonomi. Dalam bab 1, persamaan (1.9) membutuhkan dn(*)/dY = p. Peramaan ini tentu dieprkenalkan sebagia epramaan benefit netto marginald ari anend alam periode t dengan nilai diskon dari unit ikan tambahand alam air padda periode t + 1, dimana istilaht erkahir ini dirujuk kepada biaya pengguna. Dari struktur resursif kondisi order petama terlihat bahwa merefleksikan nilai diskon dari unit tambahan yang memberikan kontribusi bagi keseluruhanr entang di masa depan.s ehingga baiya pengguna mencerminkan seluruh manft yang akand atang dlam peningkatan stock dalam periode t + 1 yang memberikan eprtutmbuhan biologi tambahan dan penghematan biaya.

Perikanan ini tentu menaydri manfaast potensiald ari peningkatan positif untuks tock ikan, yang tidak membantu meningktkan stock secara efektif dalam panen oleh perikanan poersaingan lainnya. Masing-masing pengelola perikanan mengadopsi tingkat usaha yang akan memeprsamakan nilai marginalk produk usaha dengan biaya marginal dn jjuga paa bobot yang dibrikan paa biaya itu. Kita akan melhiat bahwa keberhasilan kebijakan manajemen aktual dalam upaya menghidnari akses terbuka akan sangt tergantung apa kemamuan untuk memeprkenalkan biaya pengguna ke dalam kalkulus dari prikanan yang ada.

3.8. Kebijakan manajemen tradisional

Ada setidaknya empat kebiakan yang telah digunakan untuk menghindri kehabisan stock dalam akses terbuka dan yang secara kolektif dapat dinggap sebagai pendekatan tradisinal bagi manajemen erikanan. Uyaitu (i) musim tertutup0, (2) pembatasan gear, (ii), total tangkapan yang diizinkan dan (ic) entri yang terbatas. Kebijakan ini digunakan dalam berbagai kombinasi.

Spesies musim trtutup menyatkaan peridoe waktu ketika panen sumber adalah illegal. Musim tertutu ini tentu berkaitand engan tahapan penting dlam siklus kehidupan spesies, ketika panen itu mengalami gangguan paa anakan dan kelangsungan hidup. Misalnya, panen komersiald ari ikan salmon Paisfik yang dilarang ketika ikan memasuki sungai dan aliran yang hendak bertelur. Panen kerang juga sering tertutup selama musims emi ketika air hangt mempengaruhi penetasan yang akan ditentukan dan juga ukuran masa depan yang akan dipanen. Demikian juga alasan tertutup yang dapat mengurangi usaha di bawah elvel ini, Ei adalah juga mengrah kepada ketiadaan alasan. Dan ini tentu tidakd apat dipastikand engan perilaku khusus untuk itu.

Pembatasan gear adalah seringkali diberikan untuk mengurangi efisiensi pengelolan ikan atau untuk mencegah efek samoping yang mendukung ekosistem./ dalam perikanan darat lepas pantai New england di Amerika Serikat, dewa manajemen wilayah memberlakukan ukuran mesh minimum 5.25 inchi untuk jaring ayg ditarik oleh pukat. Diharapkan bahwa dengan ukuran jring ini, maka anakan masih dapat tertinggal dan kemudian menjalani pembesaran. Di maryland, Waterman melakkan panen oyster dari Chesapeake Bay yang terbatas untuk mendorongnya dengan menggunakan perahu brmotor yang disebut skipjack. Di teluk selatan di Long Island, poanen dari bendungan kras terbatas pada rakes atau tong.d alam dua yang terakhir terbatas pada kapal bermesin diesel.

Pembatasan gear ini tentu dimksudkan untuk menaikkan unit biaya usaha dari c ke c, seperti dalam Gambar 3.5. ini menyebabkanersamaan biaya berotasi ke depan, menetapkan keseimbangan tunak yang baru di E < E. sehinggga pembataan gear ni tentukan mengurangi usaha, tetapi tidak mengatasi masalah efisiensi ekonomi dan sumber yang dipanen apa suatu titik dimana memiliki nilai marginal nol.

Total tangkapan yang diizinkan (TAC) adalah kuota agregat yang dianggapos ebgai pengeoola perikanans ebagai panen yang tepat untuk tahhun berjalan atau musim berjalan. Poanen yang sesuai ini seringkali didefinisikan dan diasrkan atas saran dari ahli biologi, ahli ekonomi dan presentasi industri. Ahli biologid an ahli ekonomi mengembngkan model adaptif sehinga TAC dalam periode t yang dinotsikand engan TAC adalah fungsi dari stock saast ini yang diestimasi X. sear matematika kita menulis TAC = q(Xt), dimana fungsi ini dapt diturunkand ri solusi bgi masalah optimsiasi dinamis.

Setelah ditentukan, TAC diumumkan bersamaand engan tanggal atau musim. Pada satu harid alam musim terbuka maka akan ada karyawand ari lembaga manajemen keuangan yang memonitor panen dengan kapal yang ikut serta dan kemudian panen diperkriakan mencapaio TAC, alasannya tyertutup dan juga adanya larangan penangkapan ikan.

Manajemen TAC ini memiliki tiga hasil. Pertama, mendorong pengeluaran tertentu dari usaha perikanan bersaing untuk mendapatkan pangsa yang besar dari TAC sebagai kemungkinan bgi mereka sebelum musim itu tertutup. Kedua, trhdap waktu, musim itu seringkali terkompresi, dengan volume besar dari ikan yang masuk ke dlam pasar dalam waktu yang singkat, menyebabkan harga melambung dan ikan segar diolah, dibekukan dan dijual appa harga yang lebihr endah dari pada harga tangkapan di pasar segar.

Permaalahand engan manajemen melalui TAC adalah diilustrasikan oleh perikanan habiut Alaska sebelum 1995. Di tahun 1991, musim ini dikurangi emnajdi dua hari,s elama mana 4.000 nelayan komersial mengurangi 25.000 mil kail brumpan untuk memanen ikan yang memiliki bobot 400 pound dan dijualk seharga $2.00 per pound di galangan. Perahu yang beruntung dapat memep0roleh $100.000 ikan dalam satu hari. Tetapi dengan keletikan, bebanyang berlebihan, cuca yang tidak diprediksikan di Pasfik Utara, kail tangan, rusaknya kapal tentu menjadi hal yang tidak umum. Sepuluh tahun sebelumnya musim ini berlangsung 160 hari, dan konsumen tentu memiliki ikan segr selama enam bulan dalams etahun.

Keempat, kebijakan tradisinal alah terbatas paa entri. Dalam program pebatasan entri ini hanya kapal yang berizin yang dieprkenankan mengambil ikan. Kapal ini dipilih tas daar peran serta historis dalam perikanan. Mereka menaptkan izin yang memungkinkannya menjual kepadda pemilik kapal lain yang kemudian memutuskan berhenti meninggalkan dunia perikanan.

Ketika program enteri terbatas itu ditetapokan, maka lembaga manajemen seringkali dipaksa untuk membtasisemua kapal yang ikut serta dalam penangkaopan ikan. Secara khusus ini menyebabkan kelebihan jumlah izin yang diekluarkan sebagai hasil kapitalisasi berlebihan yang krotis untuk embukaannya. Manajer perikanan dapat membentuk progrm sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Dalam program enteri terbatas ini, maka akan menghasilkan sewa positif (profit) untuk berbagai lisensi dan bila pemegang lisensi ingin menjual lisensinya, maka harga yang diterima akan merefleksikan nilai diskon pada sewa dimasa yang akan datang.generasi sewa positif tentu menyebabkan permasalahan bagi manajer perikanan. Bila entri terbatas juga ditangani dengan menggunakan TAC, maka masing-masing pemilik kapan akan memiliki insentif dan sekarang memiliki uang, untuk melakkan ivnestasid alam mesin berdaya kuda degan elektronik yang mutakhir atau dengan kapan yang lebih besar, dnegan harapan dapat meningkatkan TAC-nya.

Penurunan dalam stock ikan komerlsial ini di seluruh dunia terus mengajukan peranyaan yang serius tentang efektivitas kombinasid ari kebijakan tradisial. Tak seorangpound ri mreka yang memprkenalkan biaya pengguna ke dlam kalkulus keputusan. Juga ada dua kebijakan yang memiliki potensi untuk mendekati biaya pengguna dan pajak danjuga dengan kuota transfer.

3.9. Kebiakan manajemen bioekonomi

Untuk memperkenalkan biaya pengguna ke dalam keputusan panend ari kegiatan perikanan yang mencari sewa, kita perlu memperkenalkan biaya opportunity cost pada keputusan untuk memanen unit sumber tambahan dewasa ini. Pertanayan pertama oleh ahli ekonomi adalah pajakl poendaratan, satuan pajakl atas ikan yang dibawa ke galangan.Nyatakan bahwa t > 0 adalah nilai pajak dlam dollar / pound. Bila ikan menghadapi harga kosntant yang dihiarapokan, p, maka (p n) memnajdi harga yang relevan setelah ajak. Dipoerhadapkand engan pajak perikanan yang dibawa ke darat tentu akan dipanen dimana harga stelah pajak sama dengan biaya marginal. Bila kita menotasikan C1 = C(Xi, Yt) sebagai fungsi biaya yang tergantung pada stock, perikanan akan memilik Yi sehinga p n = dC(*)/dYi ataup-dC(*)/dYi = n. Dalam pernaytaan ini, bila manajer memiliki engetahuan dan kemamouan untuk menset n = p maka mereka akan mencapaio kondisi order pertama yang diinginkan.d engan perubhans tockl terhdapo waktu, pajak dlam teorio ini tidak berubah, terasu pningktan stock. Bila Xo < X* dan bila n = [p c/(qXi)) sebelum pajak pendaratan, maka penetapan pajak apa kondisi tunak, n = p akan mempengaruhi moratoriumd alam stock ang ada dengan X8 pada saat mana ikan dikembalikand engan Y* = F(X). sehingga menurut teorinya pajak pendaratand apat digunkan untuk menetapkan dan memeprtahankan perikanan pada nilai optimum bioekonomi.

Dalam pertengahan tahun 1970-an, Amerika Serikat telah memeprtimbangkan ebebraopa wialyah perairan. Ini tentu mecoba untuk merevisi caara dimna stock ikan lepoas pantai dikelola yang kemudian habis akibat panen yang dilakukan dalam negeri maupun oleh negra asing. Saran pajakl pendaratan ini tentut erliht dalam berbapa litratur akademik dan representasi industri perikanan adalah diajukan untuk penggunaan pajak gunamengelola periokanan di Amerika Serikat. Mereka juga telah berhasil dalam memeprkenalkan bahas yang secara khusus melarang penggunaan pajak dalam kosnervasi perikanan dan undang-undang manajemen di tahun 1976 yang meluas wilayah perairan dimaksud.

Meskipun penggunaan pajak pendaratan dialrang, namun ahli ekonomi mendorong pendekatan lain yang tidak diatur dan juga dapat memperkenalkan biaya ke dalam kalkulus perikanan. Konsep ini tentu dikembangkan dalam kuota transfer perorangan dan kemdian diajukand alam suatu cara untuk mengontrol emisi yang mampu mengurangi kualtis lingkungan. Pada dasrnya, gagan ini adalah mengalokasikan TAC untuk periknan yang terbatas yang jgua telah diarahkan pada perikanan yang lainnya.

Dalam gambar 3.6, kita memerlhtkan hubungan diantara permintn untuk ITQ, suplai dan harga kuota pasarnya. Prmitnaan ionvers untuk kuota ini kemudingkinan menurun sehingga p = D(TAC, Xi), dimana Pi adalah harga dalam poasar kuota (ITQ). TAC adalah total tangkaan yang diprkenankan dan X adalah stock ikan pada periode t. diasumsikan bahw aTAC dapat didominasid alam unit kecil sehingga pemegang kuota ini dapat membeli dan menjual unit dengan peningkatan dan pengurangan alokasi awal. Peningkatan stockl ikan juga menyebabkan kurva permintaan itu ebrgeser dengan unit ITO.

Kuota pasar ini dengan harga P dan teori P = p. Sehingga dengan memilih TAC, dan memungkinkan ITQ untukd itranfer, maka dewan manajemen akan mengembnagkan stock untuk level optimal dan mempertahankannya.

Gambar 3.6. Harga utuk ITQ dalam pasar Kuota ketika X = Xo M X* dan ketika X = Xo3.10. Program ITQ di selandia Baru, Austrralia dan Kanada

Sebagian besar pengalaman kita dnegan program ITO ini adalah berasal dari adopsi di Selandia Baru, Australia dan Kanada. Iceland adalah merupakan negra pertama yang memeprkenalkan program ITQ, tetapi pembtasan trhadaop tansferabiltias dan jugha tradisi perikanan did lam komnitas pantai adalah mengrah pada perubhand ramatis dalam ukuran atau efisiensi industri icelandik. Di Amerika Serikat, ITQ digunakan untuk menangani halibut Alaska di Atlantik.

Di Canada, ITQ telah digunakan untuk menangani herring, ikan darat, scaloop, lobster, perch dan sablefish. Usaha ini diukur oelh jumlah kapal yang ikut serta yang berkurang 36% dalam perikanan sablefish (dari 47 menjadi 30 kapal), 21% di dua darah dalam perikanan herring (65 menjadi 51 kapal), 16% pada dua scallop (73 menjadi 61 kapal), dan 26% di danau Eie (248 hingga 182 kapal),. Tidak ada pengurangan dalam usaha di dua daerah perikanan lobster Canada. Kebradan ini adalah merupakan pengurangan persentase yang terjadis elama dua hingga empat tahun pertama dari program dimaksud dan akan memprediksikan berbgai kelebihan modal dari prikanan itu.

Pengurangan yang dramtis jug telah berlangsung di perikanan tuna Selatan Australia, dimana jumlah pemegang kuota ini mengalami peurunand ari 143 di tahun 1984 menjadi tahun 63 di tahun 1988. Juga ad berbapa redistribusi regional ITQ biru diantara Australia Basrat, Australia Selatan dan jga Wales Selatan baru dengan kuota dari 1.872 ton metrik di tahun 1984 1985 menjadi 0 di tahun 1985 1986. Ini kemungkinan merefleksikan kemamoipuand alam Australia Barat dan Australia selatan ke kuota ikan untuk biaya yang rendah dan juga dengan kuota pembeliand rio kapal berbiaya tinggi di Wales Selatan Baru.

Programs elandia baru ini adalah sangat luas, mencakup 31 spesies dalam 10 area manajemen. Karena mengumumkan bahwa kuota ini paa awalnya diarahkan apa dua tahun terbaikd ri tiga bagian terakhir, yang menunjukkan TAC dan jumlah kapal yang meningkat dalam tahun pertama. Demikian juga program dan pengalihan dari program TAC yang telah menghaislkan penurunand alam jumlah kapal terutama dari kapal yang kecil dan juga peningkatan dalam jumlah yang digunakan oleh konsorsium perikanan. Selandia baru membtasi jumlah kuota yang dapat digunakan oleh individu atau perushaan hingga 20% untuk perikanan dan 35% untuk perikanan lepas pantai. TAC di selandia Baru seperti yang lain sringkali didaasrkan pada analisis dan saran dari ilmuwan dan perwakiland ari industri dimaksud.

Dalam perikanan multi spesies, beberapa spesies tentud apat dipanen bersamaan oleh gear non selektif, situasi yang dapat mendorong pada masalah penangkapan. Msialnya dalam berbagai periokanan darat di lepoas pantai New England, cod, haddockd an founder dan jgua oleh perikanan trawler pada Bank Georges. Bila kapal memiliki kuota yang beasr untuk cod, tetapi kuota kecil untuk haddoc, maka akan membuat haddok untuk menghidnrio pelanggaran. Kapal ini dapat memperoleh ITQ untuk menjadikannya sebagai legal panen dengan pembelian kuota tambahand ari caangan oleh manajer perikanan dalam antisipasio oleh amsalah khusus.d emikian juga untuk berbagai cadangan dan versi untuk TAC. Demikian juga perikanan dengan ondisi khusus yang telah dikembnagkan untuk itu,.

1