manual - ministry of marine affairs and fisheries
TRANSCRIPT
Indikator Kinerja UtamaSekretariat JenderalKementerian Kelautan dan Perikanan
Tahun
2020
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Manual
1
KODE IKU : IK.1
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Nilai PMPRB Setjen
DESKRIPSI IKU
DEFINISI
Reformasi birokrasi adalah upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek: (i) kelembagaan atau organisasi; (ii) ketatalaksanaan atau business process; dan (iii) sumber daya manusia aparatur. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang selanjutnya disingkat PMPRB adalah model penilaian mandiri yang berbasis prinsip Total Quality Management dan digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh terhadap kinerja Sekretariat Jendral. PMRB di Unit Setjen dilaksanakan oleh tim yang dikoordinasikan oleh Kepala Biro SDMA, melibatkan Kepala Biro/Pusat penanggung jawab area RB, sesuai Kepmen KP No. 56 Tahun 2020 tentang Tim RB Setjen.
Nilai PMPRB SETJEN dihitung berdasarkan Permen PAN dan RB Nomor 26 Tahun 2020 Tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Penilaian dilakukan oleh Tim RB SETJEN dan dievaluasi oleh Inspektorat I Itjen (Inspektorat Mitra). Nilai capaian merupakan hasil evaluasi implementasi RB di SETJEN, pada komponen pengungkit (Pemenuhan dan Reform). Model PMPRB yang digunakan, disusun atas dasar Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024.
CARA PENGUKURAN
Capaian Nilai PMRB SETJEN berdasarkan atas hasil penilaian Tim RB SETJEN dan dievaluasi oleh Inspektorat I Itjen (Inspektorat Mitra) atas implementasi RB di SETJEN dengan menggunakan instrumen yang sudah dirumuskan oleh Tim Evaluator, pada komponen pengungkit (Pemenuhan dan Reform).
Kategori Nilai PMPRB yaitu:
Kategori Nilai Predikat
AA >90 โ 100 Istimewa
A >80 โ 90 Sangat Baik
BB >70 โ 80 Baik
B >60 โ 70 Cukup Baik
CC >50-60 Cukup
C >30 โ 50 Buruk
D 0 โ 30 Sangat Buruk
2
SATUAN PENGUKURAN : Nilai
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output ( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Tim RB Setjen
SUMBER DATA : Inspektorat Jenderal (Inspektorat I)
STATUS DATA : ( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( x ) Adopsi Langsung ( ) Lingkup Dipersempit ( ) ( ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
3
KODE IKU : IK.2
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Nilai SAKIP KKP (Nilai)
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI
SAKIP pada pokoknya adalah instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan stratejik, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja (Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang SAKIP).
Nilai AKIP KKP merupakan ukuran perkembangan implementasi SAKIP di KKP.
Nilai SAKIP KKP dihitung berdasarkan Permen PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP. Terdapat 5 aspek penilaian di dalam evaluasi atas implementasi SAKIP, yakni perencanaan kinerja (30%), pengukuran kinerja (25%), pelaporan kinerja (15%), evaluasi kinerja (10%), dan capaian kinerja (20%).
CARA PENGUKURAN CAPAIAN
Capaian Nilai SAKIP KKP berdasarkan hasil penilaian Kemenpan RB atas implementasi SAKIP di KKP dengan menggunakan instrumen (lembar Kerja Evaluasi) yang sudah dirumuskan oleh KEMENPAN-RB
Kategori nilai SAKIP yaitu:
Kategori Nilai Predikat
AA >90 โ 100 Sangat Memuaskan
A >80 โ 90 Memuaskan
BB >70 โ 80 Sangat Baik
B >60 โ 70 Baik
CC >50-60 Cukup
C >30 โ 50 Kurang
D 0 โ 30 Sangat Kurang
SATUAN PENGUKURAN : Nilai
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output
( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
4
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Biro Perencanaan
SUMBER DATA : KemenPAN&RB
STATUS DATA : ( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( x ) Adopsi Langsung
( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
5
KODE IKU : IK.3
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Nilai PM SAKIP Setjen (Nilai)
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI
Nilai PM SAKIP Setjen dihitung berdasarkan Permen PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP. Terdapat 5 aspek penilaian di dalam evaluasi atas implementasi SAKIP, yakni perencanaan kinerja (30%), pengukuran kinerja (25%), pelaporan kinerja (15%), evaluasi kinerja (10%), dan capaian kinerja (20%). Nilai PM SAKIP Setjen merupakan ukuran perkembangan implementasi SAKIP di Sekretariat Jenderal
CARA PENGUKURAN CAPAIAN
Nilai PM SAKIP Setjen adalah nilai yang dikeluarkan dari hasil penilaian mandiri Inspektorat Jenderal.
Kategori nilai PM SAKIP SETJEN yaitu:
Kategori Nilai Predikat
AA >90 โ 100 Sangat Memuaskan
A >80 โ 90 Memuaskan
BB >70 โ 80 Sangat Baik
B >60 โ 70 Baik
CC >50-60 Cukup
C >30 โ 50 Kurang
D 0 โ 30 Sangat Kurang
6
SATUAN PENGUKURAN : Nilai
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output
( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( x ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Seluruh unit kerja Level 2 Setjen
SUMBER DATA : Inspektorat Jenderal (Inspektorat I)
STATUS DATA : ( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( x ) Adopsi Langsung
( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk ( ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
7
NOMOR IKU : IK.4
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Nilai Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
DESKRIPSI IKU
DEFINISI
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), adalah penyelenggaraan pemerintahan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk memberikan layanan kepada pengguna SPBE. SPBE bertujuan untuk mewujudkan proses kerja yang efisien, efektif, transparan,
dan akuntabel serta meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan memanfaatkan teknologi informasi.
CARA PENGUKURAN CAPAIAN
Evaluasi SPBE akan menghasilkan nilai indeks SPBE yang menggambarkan tingkat kematangan (maturity level) di instansi KKP berdasarkan tanggapan atas pertanyaan dari setiap quesioner yang terbagi menjadi 3 domain, 7 aspek dan 35 indikator dengan nilai skala indeks:
Indeks Predikat
4,2 โ 5 Memuaskan
3,5 - < 4,2 Sangat Baik
2,6 - < 3,5 Baik
1,8 - < 2,6 Cukup
<1,8 Buruk
Diukur dengan menggunakan 3 metode :
- Evaluasi Dokumen - Wawancara - Observasi Lapangan
SATUAN PENGUKURAN : Nilai
JENIS ASPEK TARGET : ( x ) Kuantitas/ Output
( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( x ) Lead Process ( ) Lag Output ( ) Lag Outcome
8
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Pusdatin, Bidang Aplikasi Sistem Informasi ; Standarisasi Aplikasi Sistem Informasi
SUMBER DATA : Pusdatin
STATUS DATA : ( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung
( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( x ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
9
NOMOR IKU : IK.5
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Opini BPK atas Laporan Keuangan KKP
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan adalah merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.
Penilaian atas laporan keuangan merupakan hasil evaluasi dari laporan keuangan tahun sebelumnya CARA PERHITUNGAN CAPAIAN
Capaian diperoleh dari hasil penilaian BPK atas kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan KKP tahun sebelumnya, dengan rumusan:
๐ถ๐๐๐๐๐ฉ๐ท๐ฒ = ๐ฒ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐บ๐จ๐ท + ๐ฒ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ + ๐ฒ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ท๐๐๐๐๐๐๐๐ + ๐ฌ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐บ๐ท๐ฐ
Keterangan: KesesuaianSAP = kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan Kecukupanpengungkapan = kecukupan pengungkapan (adequate disclosures) Kepatuhanperaturan = kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan EfektifitasSPI = efektivitas sistem pengendalian intern
Lima jenis opini yang diberikan oleh BPK antara lain:
Skala Predikat
4 WTP : wajar tanpa pengecualian
3 WTP-DPP : wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelasan
2 WDP : wajar dengan pengecualian
1 TMP/Disclaimer: Tidak memberikan pendapat
10
SATUAN PENGUKURAN : Nilai
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output
( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Biro Keuangan
SUMBER DATA : Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
STATUS DATA : ( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung
( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( x ) Tidak Diturunkan
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
11
NOMOR IKU : IK.6
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK SETJEN dibandingkan Realisasi Anggaran SETJEN TA. 2019
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI Nilai temuan atas laporan keuangan yang ditampilkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK Atas LK SETJEN merupakan pernyataan
profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni
kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.
CARA PENGUKURAN CAPAIAN Batas tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK atas LK Setjen dibandingkan Realisasi Anggaran Setjen TA. 2019 =
๐ฑ๐๐๐๐๐ ๐ต๐๐๐๐ ๐ป๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ณ๐๐๐๐๐๐ ๐ฒ๐๐๐๐๐๐๐ ๐ป๐จ.๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐ณ๐ฏ๐ท ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐
๐น๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐น๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐% =
Keterangan : Batas tertinggi jumlah nilai temuan atas laporan keuangan TA. 2019 (audited) tidak melebihi 1 %
SATUAN PENGUKURAN : Persen (%)
JENIS ASPEK TARGET : ( x ) Kuantitas/ Output
( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( x ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Biro Keuangan, Seluruh level 2 Setjen
SUMBER DATA : Laporan Hasil Pemeriksaan BPK-RI
STATUS DATA : ( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
12
METODE CASCADING : ( x ) Adopsi Langsung
( ) Lingkup Dipersempit
( x ) Komponen Pembentuk
( x ) Buat Baru
POLARISASI : ( ) Maximize ( x ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
13
NOMOR IKU : IK.7
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Level Maturitas SPIP Sekretariat Jenderal
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI
Maturitas (maturity) berarti dikembangkan penuh atau optimal (Cooke-Davis, 2005). Andersen and Jessen (2003) menyatakan bahwa konsep maturitas pada organisasi bertujuan mengarahkan organisasi dalam kondisi yang optimal untuk mencapai tujuannya.
Level maturitas penyelenggaraan SPIP adalah tingkat kematangan/kesempurnaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah dalam mencapai tujuan pengendalian intern sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Penilaian Level maturitas SPIP
LEVEL MATURITAS INTERVAL SKOR
0 Belum Ada Kurang dari 1,0 (0 < skor <1,0)
1 Rintisan 1,0 s/d kurang dari 2,0 (1,0 โค skor < 2,0)
2 Berkembang 2,0 s/d kurang dari 3,0 (2,0 โค skor < 3,0)
3 Terdefinisi 3,0 s/d kurang dari 4,0 (3,0 โค skor < 4,0)
4 Terkelola dan Terukur 4,0 s/d kurang dari 4,5 (4,0 โค skor < 4,5)
5 Optimum Antara 4,5 s/d 5,0 (4,5 โค skor โค 5)
CARA PERHITUNGAN CAPAIAN
Tahapan penilaian: 1. Penilaian pendahuluan
Survey persepsi dengan menggunakan kuesioner yang disusun oleh BPKP 2. Pengujian Bukti
Kuesioner lanjutan, wawancara, analisis dokumen, dan observasi yang dilakukan oleh tim assesor dari BPKP
hasil penilaian dikeluarkan oleh tim asessor dari BPKP
SATUAN PENGUKURAN : Level
JENIS ASPEK TARGET PADA SKP : ( ) Kuantitas/ Output
( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
14
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( x ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Biro Keuangan
SUMBER DATA : ITJEN/BPKP
STATUS DATA : ( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung
( x ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
15
KODE IKU : IK.8
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Indeks Kematangan UKPBJ KKP`(Indeks)
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI
UKPBJ K/L melaksanakan pengelolaan kelembagaan UKPBJ melalui program pengembangan/penguatan kelembagaan UKPBJ menuju pusat keunggulan Pengadaan Barang/Jasa. Dalam melaksanakan pengelolaan kelembagaan UKPBJ dilakukan penilaian mandiri tingkat kematangan UKPBJ dan penyusunan peta jalan program pengembangan/ penguatan kelembagaan UKPBJ dengan mengacu pada Model Pengukuran Tingkat Kematangan UKPBJ sebagaimana diatur pada Peraturan Lembaga Kebjiakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2019
Indeks kematangan UKPBJ menentukan posisi/level kematangan organisasi ULP yang ada, sehingga dapat disusun roadmap (peta jalan) pengembangan organisasi ULP
CARA PENGUKURAN CAPAIAN
Penilaian mandiri tingkat kematangan UKPBJ dilakukan oleh UKPBJ KKP dan akan diverifikasi oleh Verifikator LKPP.
Proses verifikasi yang dilakukan oleh Verifikator LKPP dilakukan berdasarkan standar operasional prosedur verifikasi penilaian mandiri tingkat kematangan UKPBJ yang ditetapkan oleh LKPP.
Kematangan UKPBJ digambarkan melalui 5 (lima) tingkatan sebagai berikut: a) Inisiasi, yaitu UKPBJ yang pasif dalam merespon setiap permintaan dengan bentuk yang masih ad-hoc dan belum merefleksikan keutuhan
perluasan fungsi dalam organisasi pengadaan barang/jasa (UKPBJ). b) Esensi, yaitu UKPBJ yang memfokuskan pada fungsi dasar UKPBJ dalam proses pemilihan, memiliki pola kerja tersegmentasi dan belum
terbentuk kolaborasi antar pelaku proses PBJ yang efektif. c) Proaktif, yaitu UKPBJ yang menjalankan fungsi PBJ dengan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan melalui
kolaborasi, penguatan fungsi perencanaan bersama pemangku kepentingan internal maupun eksternal. d) Strategis, yaitu UKPBJ yang melakukan pengelolaan pengadaan inovatif, terintegrasi dan strategis untuk mendukung pencapaian kinerja
organisasi. e) Unggul, yaitu UKPBJ yang senantiasa melakukan penciptaan nilai tambah dan penerapan praktik terbaik PBJ yang berkelanjutan sehingga
menjadi panutan dan mentor untuk UKPBJ lainnya.
Indeks Kematangan UKPB diperoleh dari penilaian terhadap 9 (Sembilan) variabel yang menjadi indikator penilaian, yaitu: a) Domain Proses:
1. Manajemen Pengadaan; 2. Manajemen Penyedia; 3. Manajemen Kinerja; 4. Manajemen Resiko;
b) Domain Kelembagaan: 5. Pengorganisasian;
16
6. Tugas dan Fungsi c) Domain SDM:
7. Perencana SDM; 8. Pengembangan SDM;
d) Domain Sistem Informasi: 9. Sistem Informasi
Berdasarkan domain dan variabel yang sudah disusun di atas, maka pengukuran indeks kematangan UKPBJ ditentukan sebagai berikut: 1. Kriteria UKPJB sebagai pusat keunggulan Pengadaan Barang/Jasa direfleksikan pada level Proaktif di setiap variabel tingkat kematangan
UKPBJ. 2. Penentuan skor (untuk menuju pusat keunggulan Pengadaan Barang/Jasa) didasarkan pada jumlah variabel yang telah mencapai level
Proaktif dibandingkan dengan jumlah variabel keseluruhan.
Formula: :
Indeks Kematangan UKPBJ = ๐ฝ๐ข๐๐๐โ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐ก๐๐๐โ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ฟ๐๐ฃ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ก๐๐
๐ฝ๐ข๐๐๐โ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐พ๐๐ ๐๐๐ข๐๐ขโ๐๐
SATUAN PENGUKURAN : Nilai
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output
( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( x ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Biro Umum dan PBJ
SUMBER DATA : Biro Umum dan PBJ
STATUS DATA : ( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( x ) Adopsi Langsung
( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
17
KODE IKU : IK.9
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Nilai Pengawasan Kearsipan
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI
Pengawasan kearsipan adalah proses kegiatan dalam menilai kesesuaian antara prinsip, kaidah, dan standar kearsipan dengan penyelenggaraan kearsipan. Pengawasan atas pelaksanaan penyelenggaraan kearsipan terdiri atas: a. Pengawasan kearsipan eksternal
Pengawasan kearsipan eksternal dilaksanakan oleh ANRI terhadap KKP dimana pengawasan kearsipan eksternal terdiri dari:
1. Pengawasan sistem kearsipan eksternal
Aspek pengawasan sistem kearsipan eksternal meliputi:
- kebijakan
- pembinaan
- pengelolaan arsip dinamis yang meliputi penciptaan arsip, penggunaan arsip dan penyusutan arsip;
- sumber daya kearsipan yang meliputi suber daya manusia kearsipan, organisasi kearsipan, prasarana dan sarana serta pendanaan.
2. Pengawasan penyelamatan arsip statis eksternal
Aspek pengawsanan penyelamatan arsip statis eksternal meliputi:
- pengelolaan arsip dinamis yang berdasarkan JRA berketerangan permanen atau memiliki nilai guna kesejarahan
b. Pengawasan kearsipan internal
Pengawasan kearsipan internal menjadi tanggung jawab KKP dimana Biro Umum dan PBJ selaku unit kearsipan I melakukan pengawasan kepada
seluruh unit pengolah setingkat eselon II, dimana pengawasan kearsipan internal meliputi:
1. Pengawasan sistem kearsipan internal
Aspek penilaian dalam pengawasan sistem kearsipan internal meliputi:
- Pengelolaan arsip dinamis yang meliputi penciptaan arsip, penggunaan arsip, pemeliharaan arsip dan penyusutan arsip;
- Sumber daya kearsipan yang meliputi sumber daya manusia kearsipan, dan prasarana serta sarana
2. Pengawasan Pengelolaan Arsip Aktif
Aspek penilaian dalam pengawasan pengelolaan arsip aktif meliputi pemberkasan dan penyimpanan arsip aktif yang disesuaikan dengan
daftar isian pelaksanaan anggaran, daftar pelaksanaan anggaran.
3. Pengawasan penyelamatan arsip statis internal
Aspek penilaian dalam pengawasan penyelamatan arsip statis sebagaimana dimaksud meliputi pengelolaan arsip dinamis yang berdasarkan
JRA berketerangan permanen atau memiliki nilai guna kesejarahan
18
CARA PENGUKURAN CAPAIAN
Nilai pengawasan kearsipan = 60% LAKE + 40% LAKI dimana: LAKE : Laporan Audit Kearsipan Eksternal LAKI : Laporan Audit Kearsipan Internal
SATUAN PENGUKURAN : Nilai
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output
( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( x ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Biro Umum dan PBJ
SUMBER DATA : Biro Umum dan PBJ
STATUS DATA : ( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( x ) Adopsi Langsung
( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
19
KODE IKU : IK.10
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Indeks Sistem Merit KKP
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI
Berdasarkan Permen PAN dan RB Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, salah satu indeks yang digunakan untuk mengukur aspek hasil antara pada komponen pengungkit RB adalah Merit System yang diukur dengan Indeks Sistem Merit dari KASN.
Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Pelaksanaan Sistem Merit berdasarkan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Merit dalam Manajemen Aparatur Sistem Negara.
Indeks Sistem Merit adalah ukuran yang digunakan sebagai standar penilaian penerapan Sistem Merit pada Instansi Pemerintah.
CARA PENGUKURAN CAPAIAN
Indeks sisem merit dihitung berdasarkan 8 aspek, yaitu: 1. Perencanaan kebutuhan; 2. Pengadaan; 3. Pengembangan karir; 4. Mutasi, rotasi, dan promosi; 5. Manajemen kinerja; 6. Penggajian, penghargaan, dan disiplin; 7. Perlindungan dan pelayanan; dan 8. Sistem informasi
Skala penilaian indeks sistem merit, antara lain:
Nilai Kategori
0,2 โ 0,4 1 Buruk
0,41 โ 0,6 2 Kurang
0,61 โ 0,8 3 Baik
0,81 - 1 4 Sangat Baik
20
SATUAN PENGUKURAN : Indeks
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output
( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( x ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Biro SDMA
SUMBER DATA : Biro SDMA
STATUS DATA : ( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( x ) Adopsi Langsung
( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
21
MANUAL IKU LEVEL 1 : IK.11
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Indeks Profesionalitas ASN Setjen
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI 1. Profesionalitas adalah kualitas para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk melakukan
tugas-tugasnya. 2. Indeks Profesionalitas ASN adalah ukuran statistik yang menggambarkan kualitas ASN berdasarkan kesesuaian kualifikasi, kompetensi, kinerja, dan
kedisiplinan pegawai ASN dalam melaksanakan tugas jabatan (Permen PAN dan RB No. 38 Tahun 2018). 3. Nilai Indeks Profesionalitas ASN merupakan gambaran kualitas profesionalitas ASN KKP yang diukur setiap tahun oleh Biro SDMA, Sekretariat Jenderal
dengan mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB No. 38 Tahun 2018 tentang Peraturan Indeks Profesionalitas Aparatir Sipil Negara. CARA PERHITUNGAN CAPAIAN
1. Nilai diukur setiap tahun dengan menggunakan 4 (empat) dimensi, meliputi :
a. Kualifikasi; b. Kompetensi; c. Kinerja; dan d. Disiplin.
2. Kualifikasi diukur dari indikator riwayat pendidikan formal terakhir yang telah dicapai, meliputi : a. Pendidikan S-3 (Strata-Tiga); b. Pendidikan S-2 (Strata-Dua); c. Pendidikan S-1 (Strata-Satu) /D-4 (Diploma-Empat); d. Pendidikan D-3 (Diploma-Tiga) / SM (Sarjana Muda); e. Pendidikan D-1 (Diploma-Satu) /D-2 (Diploma-Dua)/ SLTA Sederajat; dan f. Pendidikan di bawah SLTA.
dengan formula sebagai berikut:
Nilai Nama Kualifikasi *) Nilai Kualifikasi
5 Pendidikan S3 25
4 Pendidikan S2 20
3 Pendidikan S1 15
2 Pendidikan DIII/SM 10
1 Pendidikan DII/DI/SMA 5
0 Pendidikan SMP/SD 1
22
3. Kompetensi diukur dari indikator riwayat pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan yang meliputi: Diklat Kepemimpinan, Diklat Fungsional/Diklat Teknis, Diklat 20 Jam Pelajaran (JP) satu tahun terakhir dan Seminar/Workshop/Konferensi/Setara tahun terakhir, Seminar dihitung sejak 2 (dua) tahun terakhir, dengan formula sebagai berikut:
Nilai Nama Kompetensi **)
Nilai Kompetensi sesuai Jabatan
Kompetensi Struktural
Kompetensi Jabfung
Kompetensi Staf
Diklat Struktural 15 - -
1 Pernah Ikut Diklat Pim pada levelnya
15 - -
0 Tidak Pernah Ikut Diklat Pim pada levelnya
0 - -
Diklat Fungsional - 15 -
1 Pernah Ikut Diklat Fungsional - 15 -
0 Tidak Pernah Ikut Diklat Fungsional
- 0 -
Diklat 20 JP 15 15 22.5
1 Pernah Ikut Diklat 20 JP dalam tahun terakhir
15 15 22.5
0 Tidak Pernah Ikut Diklat 20 JP dalam tahun terakhir
0 0 0
Seminar 10 10 17.5
1 Pernah Ikut Seminar 10 10 17.5
0 Tidak Pernah Ikut Seminar 0 0 0
Total Mengikuti Kompetensi 40 40 40
4. Kinerja diukur dari indikator penilaian prestasi kerja PNS, yang meliputi : a. Sasaran Kerja Pegawai (SKP); dan b. Perilaku kerja, dengan formula sebagai berikut:
23
No Keterangan Nilai SKP Nilai SKP Nilai Kinerja
1 Sangat Baik 91 โ ke atas 30
2 Baik 76 s.d 90 25
3 Cukup 61 s.d 75 15
4 Kurang 51 s.d 60 5
5 Buruk 50 s.d Kebawah 1
5. Disiplin diukur dari indikator riwayat penjatuhan hukuman disiplin yang pernah dialami yang meliputi : a. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin; dan
b. Pernah dijatuhi hukuman disiplin (ringan, sedang, berat), dengan formula sebagai berikut:
Nilai Nama Hukuman Disiplin Nilai Disiplin
0 Tidak Pernah Mendapatkan Hukuman Disiplin 5
R Pernah mendapatkan Hukuman Disiplin Tingkat Ringan 3
S Pernah mendapatkan Hukuman Disiplin Tingkat Sedang 2
B Pernah mendapatkan Hukuman Disiplin Tingkat Berat 1
6. Sumber data pengukuran Indeks Profesionalitas ASN dapat diperoleh dari beberapa sumber yang tervalidasi meliputi: a. Kualifikasi dihitung dari kondisi tingkat pendidikan terakhir dari pegawai dengan ketentuan sesuai SK Pangkat Terakhir atau SK
Pencantuman Gelar yang sudah diupdate pada aplikasi SIMPEG Online KKP. b. Kompetensi diolah datanya dari aplikasi SIMPEG Online KKP dengan ketentuan sbb:
โข Perhitungan nilai Diklat Pim, Diklat Fungsionak/Teknis, Diklat 20 JP dan Seminar diwajibkan sesuai tingkat jabatannya; โข Pejabat Struktural wajib sudah melaksanakan Diklatpim, sesuai dengan level terakhirnya, Diklat 20 JP sejak 1 tahun terakhir dan
Seminar dihitung sejak 2 tahun dengan total bobot yaitu 40; โข Pejabat Fungsional wajib sudah melaksanakan Diklat Fungsional/Teknis, Diklat 20 JP sejak 1 tahun terakhir dan Seminar dihitung
sejak 2 tahun terakhir dengan total bobot yaitu 40; โข Pejabat Fungsional Umum wajib sudah melaksanakan Diklat 20 JP sejak 1 tahun terakhir dan Seminar dihitung sejak 2 tahun terakhir
dengan total bobot yaitu 40; c. Kinerja diolah datanya dari aplikasi Penilaian Prestasi Kerja Online KKP atau data riwayat Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP) pada
aplikasi SIMPEG Online KKP dengan nilai Kinerja dari Kategori; d. Disiplin diolah datanya dari aplikasi SIMPEG Online KKP dengan ketentuan diambil yang tidak pernah/pernah dijatuhi hukuman disiplin
selama 5 tahun terakhir dan diupdate pada aplikasi SIMPEG.
7. Bobot penilaian dimensi Indeks Profesionalitas ASN terdiri atas : a. Kualifikasi memiliki bobot 25 % (dua puluh lima persen); b. Kompetensi memiliki bobot 40 % (empat puluh persen);
24
c. Kinerja memiliki bobot 30 % (empat puluh persen); dan d. Disiplin memiliki bobot 5 % (lima persen).
8. Berdasarkan bobot penilaian dimensi Indeks Profesonalitas ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dilakukan perhitungan dengan rumus matematis sebagai berikut:
9. Kategori Penilaian IP ASN antara lain
Nilai Kategori
91 โ 100 Sangat Profesional/sangat tinggi
81 โ 90 Cenderung profesional/tinggi
71 โ 80 Rentan tidak profesional/sedang
61 โ 70 Cenderung tidak profesional/
โค60 Sangat tidak profesional/sangat rendah
SATUAN PENGUKURAN : Indeks
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output ( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( x ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Seluruh Unit Kerja Level 2 Setjen
SUMBER DATA : Biro SDMA Setjen
STATUS DATA : ( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung ( x ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
๐ผ๐๐ฟ๐๐ฃ.1 = ๐๐๐๐๐ ๐พ๐ข๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ + ๐๐๐๐๐ ๐พ๐๐๐๐๐ก๐๐๐ ๐ + ๐๐๐๐๐ ๐พ๐๐๐๐๐๐ + ๐๐๐๐๐ ๐ท๐๐ ๐๐๐๐๐
25
NOMOR IKU : IK.12
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Unit kerja berpredikat WBK
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI
WBK adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi syarat indikator hasil WBK dan memperoleh hasil penilaian indikator proses diatas 75 pada Zona Integritas (ZI) yang telah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas laporan keuangannya.
Nilai diperoleh dari hasil penilaian Tim Penilai Nasional dari Kementerian PAN dan RB sampai dengan tahun 2019.
Apabila Tim Penilai Nasional (TPN) tidak melakukan penilaian terhadap seluruh unit kerja yang diusulkan KKP, maka tim penilai internal KKP dapat melakukan penilaian terhadap unit kerja yang tidak dinilai TPN sesuai dengan pedoman yang ada dan mengacu pada pedoman dari Kementerian PAN dan RB.
CARA PERHITUNGAN CAPAIAN
Tim Penilai dari Kementerian PAN dan RB menilai unit kerja yang diusulkan sebagai WBK oleh KKP dimana unit kerja tersebut dianggap telah memenuhi delapan indikator hasil dan dua puluj indikator proses kemuadian dievaluasi oleh Tim Penilai Nasional .
Unit yang diarahkan berpredikat WBK diusulkan oleh Sekretaris Jenderal.
Capaian Kinerja tahun 2020 dihitung dari jumlah unit kerja yang mendapat predikat WBK, berdasarkan penilaian dari Kementerian PAN dan RB/Tim Penilai Internal KKP hingga Desember 2020.
SATUAN PENGUKURAN : Unit
JENIS ASPEK TARGET PADA SKP : ( x ) Kuantitas/ Output
( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( x ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Pusdatin
SUMBER DATA : ITJEN/Kementerian PAN dan RB
STATUS DATA : ( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data
26
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung
( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( X ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
27
KODE IKU : IK.13
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Persentase Penyelesaian Regulasi lingkup KKP
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI :
Regulasi yang harus diselesaikan adalah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang Program Penyusunan Peraturan Presiden Tahun 2020, yaitu KKP merupakan pemrakarsa atas 5 Rancangan Peraturan Presiden, yaitu: 1. Rancangan peraturan presiden tentang rencana zonasi kawasan strategis nasional kawasan samarinda, sanga-sanga, muara jawa, dan
Balikpapan (sasamba) 2. Rancangan peraturan presiden tentang rencana zonasi kawasan strategis nasional kawasan bima 3. Rancangan peraturan presiden tentang rencana zonasi kawasan strategis nasional kawasan manado dan bitung 4. Rancangan peraturan presiden tentang rencana zonasi kawasan strategis nasional kawasan konservasi keanekaragaman hayati raja ampat 5. Rancangan peraturan presiden tentang rencana zonasi kawasan antarwilayah laut di laut Maluku
CARA PERHITUNGAN CAPAIAN
Capaian diperoleh dari perhitungan Jumlah Regulasi yang diselesaikan (hingga selesai proses otentifikasi oleh Kementerian Hukum dan HAM) hingga 31 Desember 2020, dibanding dengan jumlah regulasi yang direncanakan dalam Program Penyusunan Presiden (sesuai Kepres No. 5 Tahun 2020):
Formula :
Persentase penyelesiaan Regulasi = ๐ฝ๐ข๐๐๐โ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐
๐๐ข๐๐๐โ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ x 100%
SATUAN PENGUKURAN : Persen
JENIS ASPEK TARGET : ( x ) Kuantitas/ Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( x ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Biro Hukum dan Organisasi
SUMBER DATA : Biro Hukum dan Organisasi
STATUS DATA : ( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data
28
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( x ) Adopsi Langsung ( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
29
KODE IKU : IK.14
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Rasio Jumlah Pemberitaan Negatif terhadap total pemberitaan tentang sektor kelautan dan perikanan
DESKRIPSI IKU :
DEFINISI Jumlah pemberitaan negatif tentang sektor kelautan dan perikanan yang dimuat di media massa baik lokal, nasional, online, cetak dan audio visual CARA PERHTUNGAN CAPAIAN Rasio berita negative = [ (โ berita negatif) : โ Total berita ] ร 100% Keterangan: โ berita negatif: Jumlah pemberitaan yang memiliki sentimen atau tone negatif โ total berita: Jumlah semua pemberitaan yang memiliki sentiment/tone netral dan positif dan negative
SATUAN PENGUKURAN : Persen
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output
( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Biro Humas dan KLN
SUMBER DATA : Biro Humas dan KLN
STATUS DATA : ( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( x ) Rata-rata ( ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung
( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( x ) Buat Baru
POLARISASI : ( ) Maximize ( x ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( x ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
30
KODE IKU : IK.15
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Unit yang menerapkan inovasi pelayanan publik (Unit)
DESKRIPSI IKU :
โข Inovasi Pelayanan Publik adalah terobosan jenis pelayanan publik baik yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang
memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain, inovasi pelayanan publik sendiri tidak mengharuskan suatu penemuan baru, melainkan pula mencakup satu pendekatan baru bersifat kontekstual baik berupa inovasi pelayanan publik hasil dari perluasan maupun peningkatan kualitas pada inovasi pelayanan publik yang ada.
โข Capaian dihitung dari jumlah Dokumen Proposal Inovasi Pelayanan Publik yang disusun Setjen, untuk diseleksi dan diajukan ke Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik oleh koordinator Reformasi Birokrasi Aspek Pelayanan Publik KKP.
โข Penyusunan Proposal dan pelaksanaan kompetisi mengacu pada PermenPAN-RB No. 19 tahun 2016 tentang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemda, BUMN dan BUMD tahun 2017.
โข Kategori Inovasi Pelayanan Publik : (1) Tata kelola pemerintahan; (2) Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik ; (3) Perbaikan kesejahteraan sosial dalam penyelesaian masalah-masalah sosial; (4) Pelayanan langsung kepada masyarakat
โข Kriteria suatu inisiatif inovasi, yaitu: (1) Memberikan perbaikan pelayanan publik; (2) Memberikan manfaat bagi masyarakat; (3)Dapat dan/atau sudah direplikasi (role model); (4) Berkelanjutan; (5) Inovasi sudah dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun
CARA PERHITUNGAN CAPAIAN Dihitung dari jumlah unit kerja lingkup Setjen yang mengusulkan inovasi pelayanan publik untuk tahap seleksi administrasi tingkat KKP.
SATUAN PENGUKURAN : Unit
JENIS ASPEK TARGET : ( x ) Kuantitas/ Output
( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( x ) Lead Process ( ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Biro Umum dan PBJ
SUMBER DATA : Biro Umum dan PBJ
STATUS DATA : ( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data
31
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung
( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( x ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
32
NOMOR IKU : IK.16
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Unit kerja Setjen yang menerapkan manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
DESKRIPSI IKU
DEFINISI
Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari.
Perhitungan penerapan Manajemen Pengetahuan lingkup Sekretariat Jenderal dilakukan atas (i) tingkat sharing dokumen mandatory; (ii) tingkat keikutsertakan pejabat dan staf serta (iii) tingkat keaktifan unit kerja dalam SI-MP.
CARA PERHITUNGAN CAPAIAN
Capaian IKU Manajemen Pengetahuan di Lingkup Sekretariat Jenderal dihitung dari: a) Dokumen : PK Eselon 3 dan 4; Manual IKU dan Laporan Kinerja Esleon II b) Keikutsertaan : Persentase Pejabat dan Staf yang tergabung dalam aplikasi Bitrix c) Keaktifan (Upload dokumentasi kegiatan/informasi dilengkapi dengan foto atau video (es II) atau notulensi hasil rapat yang bersifat boleh dipublikasikan
dan PPT rapat terkait kegiatan prioritas dengan kriteria mengandung informasi 5W1H)
Cara Mengukur : a) Menggunakan aplikasi Bitrix b) Pengukuran dilakukan setiap triwulan dengan target yang telah ditetapkan. c) Pengukuran Dokumen : i) Perjanjian Kinerja dilakukan setiap tahun, ii) Laporan Kinerja dilakukan setiap triwulan, iii) Renaksi Kinerja d) Keikutsertaan akan direkap setiap hari dalam satu triwulan e) Penghitungan keaktifan dilakukan setiap hari dalam satu triwulan dengan komposisi minimal 1 kali upload informasi f) Untuk konten video diharapkan bersifat edukasi atau ajakan, yang diupload minimal satu kali dalam triwulan g) Rekonsiliasi hasil MP dengan mengundang penanggung jawab MP Lingkup Setjen dilakukan setiap triwulan . h) Pusdatin menyediakan data hasil rekapan pejabat yang telah aktif pada setiap triwulan untuk diolah dan dijadikan nilai IKU MP Setjen. Hasil capaian pada akhir tahun merupakan nilai rata-rata capaian pada triwulan I-IV
SATUAN PENGUKURAN : Persen (%)
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output
( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( x ) Lead Process ( ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Seluruh Eselon II Setjen
SUMBER DATA : Pusdatin
STATUS DATA : ( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( x ) Rata-rata ( ) Nilai Posisi Akhir
33
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung
( x ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( x ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
34
NOMOR IKU : IK.17
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja Setjen (%)
DESKRIPSI IKU
DEFINISI Jumlah rekomendasi hasil pengawasan Inspektorat Jenderal kepada Sekretariat Jenderal berdasarkan LHP (terbatas pada LHP Audit, Reviu dan Evaluasi baik bentuk surat maupun bab) yang terbit pada periode 1 Oktober 2019 s.d. 30 Septemebr 2020 atau Triwulan IV Tahun 2019 s.d. Triwulan IIITahun 2020 yang telah ditindaklanjuti secara tuntas (status tindak lanjut adalah TUNTAS) oleh seluruh mitra kerja yang menjadi objek pengawasan. CARA PERHITUNGAN CAPAIAN Rekomendasi hasil pengawasan Itjen (Sudit, Reviu dan Evaluasi) yang sudah ditindaklanjuti secara tuntas sebanyak 60% dari seluruh rekomendasi yang diberikan selama periode pengukuran.
Jml Rekomendasi = โ ๐๐ก
โ ๐ ๐ฅ 100%
Keterangan:
ฮฃ Nt = jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang telah ditindaklanjuti oleh Setjen
ฮฃ N = jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang diberikan kepada Setjen
SATUAN PENGUKURAN : Persen (%)
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output
( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( x ) Lead Process ( ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Seluruh Eselon II Setjen
SUMBER DATA : Inspektorat Jenderal
STATUS DATA : ( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung
( x ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( x ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
35
NOMOR IKU : IK. 21
SASARAN STRATEGIS (SS) : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Sekretariat Jenderal
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Setjen (Nilai
DESKRIPSI IKU
DEFINISI Kinerja Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai evaluasi dan spending review terhadap optimalisasi peran belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka ketahanan fiskal dan ekonomi dengan berdasarkan 12 (dua belas) Indikator Pelaksanaan Anggaran yaitu Revisi DIPA, Halaman III DIPA, Pengelolaan UP, Rekon LPj Bendahara, Data Kontrak, Penyelesaian Tagihan, Penyerpan Anggaran, Retur SP2D, Perencanaan Kas, Pengembalian SPM, Dispensasi Penyampaian SPM, dan Pagu Minus. CARA PERHITUNGAN CAPAIAN 1. Revisi DIPA
a. Indikator Revisi DIPA digunakan untuk mengukur kualitas perencanaan anggaran oleh K/L dengan menghitung rasio jumlah pengajuan revisi terhadap jumlah DIPA yang dikelola
b. Jenis revisi yang mejadi objek penilaian kinerja adalah revisi DIPA pagu tetap, tidak termasuk revisi karena kesalahan administrasi c. Semakin rendah angka persentase revisi DIPA yang diperoleh, maka semakin baik kinerja perencanaan anggaran pada K/L tersebut
(โ ๐ป๐๐๐๐๐ ๐น๐๐๐๐๐ ๐ซ๐ฐ๐ท๐จ
โ ๐น๐๐๐๐๐ ๐ซ๐ฐ๐ท๐จ)
2. Deviasi RPD ( Halaman III DIPA) a. Indikator Deviasi Halaman III DIPA digunakan untuk mengukur kualitas pelaksanaan anggaran, dengan mengukur rasio tingkat deviasi antara
realisasi anggaran dibandingkan dengan rencana penarikan pada halaman III DIPA b. Semakin rendah persentase deviasi (angka absolut) yang diperoleh, maka semakin baik kualitas rencana penarikan halaman III DIPA dan
kinerja realisasi anggaran K/L
Rata -rata || ((Realisasi Penarikan Dana) โ (Perencanaan Hal III DIPA )) || /(Perencanaan Hal III DIPA) 3. Pengelolaan UP
a. Indikator pengelolaan UP digunakan untuk menilai kinerja pengelolaan Uang Persediaan terkait ketepatan waktu pertanggungjawabannya. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio pengajuan SPM GUP/PTUP tepat waktu dibandingkan dengan total SPM GUP/PTUP
b. Pengajuan SPM GUP/PTUP dapat dikategorikan tepat waktu apabila disampaikan ke KPPN dalam 1 bulan (30 hari kalender). Pengajuan SPM GUP sekurang-kurangnya telah digunakan sebanyak 50% dari besaran UP yang dimintakan
c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja pengelolaan UP
36
((โ๐บ๐ท๐ด ๐ฎ๐ผ๐ท ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐
โ ๐บ๐ท๐ด ๐ฎ๐ผ๐ท)) ๐ ๐๐๐
4. Rekon LPj Bendahara
a. Indikator LPJ Bendahara digunakan untuk menilai kinerja Bendahara Pengeluaran dalam penyusunan dan penyampaian LPJ Bendahara ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio pengajuan LPJ tepat waktu dibandingkan dengan total LPJ yang disampaikan ke KPPN
b. Pengajuan LPJ Bendahara dapat dikategorikan tepat waktu apabila disampaikan ke KPPN maksimal s.d. tanggal 10 awal bulan berikutnya. c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyampaian LPJ Bendahara d. Rekon LPj Bendahara dilakukan perhitungannya s.d tanggal 11 pada awal bulan berikutnya
(โ๐ซ๐๐๐ ๐ณ๐ท๐ฑ ๐ฉ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐
โ๐ณ๐ท๐ฑ ๐ฉ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐ฒ๐ท๐ท๐ต ) ๐ ๐๐๐
5. Data Kontrak
a. Indikator penyampaian data kontrak digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam mengadministrasikan data kontrak khususnya terkait penyampaian ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio data kontrak tepat waktu dibandingkan dengan total data kontrak yang diajukan ke KPPN
b. Penyampaian data kontrak dapat dikategorikan tepat waktu apabila disampaikan ke KPPN maksimal 5 hari kerja sejak tanggal penandatanganan kontrak
c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyampaian data kontrak
(โ๐ซ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐
โ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐ฒ๐ท๐ท๐ต ) ๐ ๐๐๐
6. Penyelesaian Tagihan
a. Indikator penyelesaian tagihan digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam mengadministrasikan tagihan kontraktual yang telah jatuh tempo hingga diajukan SPM atas tagihan tersebut ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio SPM tepat waktu dibandingkan dengan total SPM yang diajukan ke KPPN
b. SPM penyelesaian tagihan dapat dikategorikan tepat waktu apabila SPM LS (Non-Belanja Pegawai) disampaikan ke KPPN maksimal 17 hari kerja setelah tanggal jatuh tempo pembayaran
c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyelesaian tagihannya
(โ ๐ป๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐
โ ๐ป๐๐๐๐ ๐ป๐๐๐๐๐๐) ๐ ๐๐๐
7. Penyerapan Anggaran
a. Indikator penyerapan anggaran digunakan untuk menilai kualitas penyerapan anggaran berdasarkan target penyerapan pada tiap triwulan. Penilaian dihitung berdasarkan persentase capaian realiasasi dibandingkan dengan target penyerapan anggaran pemerintah
b. Target penyerapan tahun 2017 yakni TW 1: 15%; TW 2: 40%; TW 3: 60%; TW 4: 90%
37
c. Kinerja penyerapan anggaran diharapkan tidak hanya berfokus pada capaian realisasi anggarannya, melainkan juga capaian output setiap K/L,
dan dilakukan secara efisien dan efektif d. Penyerapan anggaran yang dapat mencapai target, maka nilainya semakin baik
(โ ๐น๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐จ๐๐๐๐๐๐๐
โ ๐ท๐๐๐) ๐ ๐๐๐
8. Retur SP2D
a. Indikator retur SP2D digunakan untuk menilai kualitas SPM yang diajukan khususnya berkaitan dengan ketepatan data supplier pada SPM. Penilaian kinerja dihitung dengan mengukur rasio jumlah SP2D yang diretur terhadap jumlah seluruh SP2D yang diterbitkan
b. Hal-hal yang sering menyebabkan retur SP2D antar lain kesalahan nomor rekening, kesalahan nama penerima, nomor rekening tidak aktif, dll c. Semakin rendah persentase retur SP2D yang diperoleh, maka semakin baik kualitas SPM yang diajukan ke KPPN
(โ ๐น๐๐๐๐ ๐บ๐ท๐๐ซ
โ ๐บ๐ท๐๐ซ ๐ป๐๐๐๐๐ ) ๐ ๐๐๐
9. Perencanaan Kas
a. Indikator Renkas/RPD harian digunakan untuk menilai kinerja manajemen pembayaran K/L, khususnya pada SPM yang diwajibkan disampaikan Renkas/RPD sebelum penyajuan SPM. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu Pengajuan SPM dibandingkan Renkas/RPD yang diajukan
b. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja kesesuaian pengajuan SPM dengan Renkas/RPD harian
(โ๐ซ๐๐๐๐น๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐
โ๐ซ๐๐๐๐น๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐ฒ๐ท๐ท๐ต) ๐ ๐๐๐
10. Pengembalian SPM
a. Indikator pengembalian SPM digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam menjamin kebenaran SPM yang diajukan ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio SPM salah dibandingkan dengan total SPM yang disampaikan ke KPPN
b. Semakin rendah % kesalahan, maka semakin baik kualitas SPM yang disampaikan ke KPPN
(โ๐บ๐ท๐ด๐บ๐๐๐๐
โ๐ป๐๐๐๐ ๐บ๐ท๐ด ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐ฒ๐ท๐ท๐ต ) ๐ ๐๐๐
11. Dispensasi Penyampaian SPM
a. Indikator Pengajuan Dispensasi SPM digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan khususnya berkaitan dengan ketepatan waktu penyampaian SPM s.d akhir tahun anggaran. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio dispensasi SPM yang diajukan s.d akhir tahun anggaran dibandingkan dengan total SPM yang disampaikan ke KPPN
b. Semakin rendah % pengajuan dispensasi SPM, maka semakin baik kinerja indikator dispensasi pengajuan SPM
38
(โ๐ซ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐บ๐ท๐ด
โ๐ป๐๐๐๐ ๐บ๐ท๐ด ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐ฒ๐ท๐ท๐ต ) ๐ ๐๐๐
12. Pagu Minus
a. Indikator pagu minus Belanja Pegawai digunakan untuk menilai kualitas perencanaan dan penganggaran K/L khususnya terkait Belanja Pegawai, dengan mengukur rasio pagu minus Belanja Pegawai terhadap total Pagu Belanja Pegawai K/L
b. Indikator pagu minus Belanja Pegawai digunakan untuk mengukur kinerja secara tahunan.
c. Semakin rendah angka persentase pagu minus yang diperoleh, maka semakin baik kinerja perencanaan anggaran Belanja Pegawai pada K/L tersebut
(โ๐ท๐๐๐ ๐ด๐๐๐๐
โ๐ท๐๐๐ ) ๐ ๐๐๐
Perhitungan manual IKU pada triwulan I sampai dengan Triwulan 3 untuk 10 indikator yaitu :
10 INDIKATOR CAPAIAN TW1 SAMPAI DENGAN TW 3
1. Revisi DIPA 2. Deviasi RPD 3. Pengelolaan UP 4. LPj Bendahara 5. Data Kontrak 6. Penyelesaian Tagihan 7. Penyerapan Anggaran 8. Retur SP2D 9. Perencanaan Kas 10. Pengembalian SPM
Revisi DIPA + Deviasi RPD + Pengelolaan UP + LPj Bendahara + Data Kontrak + Penyelesaian Tagihan + Penyerapan Anggaran + Retur SP2D + Perencanaan Kas + Pengembalian SPM
= capaian tw 1 sampai dengan tw 3
39
Perhitungan manual IKU pada triwulan IV untuk 12 indikator yaitu :
10 INDIKATOR CAPAIAN TW 4
1. Revisi DIPA 2. Deviasi RPD 3. Pengelolaan UP 4. LPj Bendahara 5. Data Kontrak 6. Penyelesaian Tagihan 7. Penyerapan Anggaran 8. Retur SP2D 9. Perencanaan Kas 10. Pengembalian SPM 11. Dispensasi SPM 12. Pagu Minus
Revisi DIPA + Deviasi RPD + Pengelolaan UP + LPj Bendahara + Data Kontrak + Penyelesaian Tagihan + Penyerapan Anggaran + Retur SP2D + Perencanaan Kas + Pengembalian SPM + Dispensasi SPM + Pagu Minus
= capaian tw 4
SATUAN PENGUKURAN : Persen (%)
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output ( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( x ) Lead Process ( ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : Biro Keuangan
SUMBER DATA : Aplikasi OM SPAN Kemenkeu
STATUS DATA : ( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( x ) Rata-rata ( ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( x ) Adopsi Langsung ( ) Lingkup Dipersempit ( ) Komponen Pembentuk
( ) Buat Baru
POLARISASI : ( ) Maximize ( x ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( x ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
40
MANUAL IKU LEVEL 1
IK. 22
SASARAN STRATEGIS (SS) : Terkelolanya Anggaran Pembangunan Secara Efisien dan Akuntabel
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Nilai Kinerja Anggaran (NKA)
DESKRIPSI IKU Penilaian kinerja anggaran berdasarkan pengukuran aspek implementasi, aspek manfaat dan aspek konteks dengan melakukan penginputan capaian kinerja pada aplikasi SMART DJA setiap bulannya, dilakukan monev setiap triwulan dan Penilaian pada akhir tahun.
DEFINISI
Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan sebagai tindaklanjut Perpres 42 Tahun 2020 tentang Pemberian Penghargaan Dan/Atau Pengenaan Sanksi Kepada Kementerian Negara/Lembaga dan Pemerintah Daerah
Dalam rangka monitoring dan evaluasi kinerja anggaran dapat mempedomani Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.02/2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
Kinerja Anggaran adalah capaian kinerja atas penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga yang tertuang dalam dokumen anggaran;
Aspek Implementasi adalah evaluasi kinerja anggaran yang dilakukan untuk menghasilkan informasi kinerja mengenai penggunaan anggaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan atau program dan pencapaian keluarannya;
Aspek Manfaat adalah evaluasi kinerja yang dilakukan untuk menghasilkan informasi kinerja mengenai perubahan yang terjadi dalam pemangku kepentingan sebagai penerima manfaat atas penggunaan anggaran pada program KL
Aspek Konteks adalah evaluasi kinerja anggaran untuk menghasilkan informasi mengenai kualitas informasi kinerja yang tertuang dalam dokumen RKAKL termasuk relevansinya dengan dinamika perkembangan keadaan termasuk perubahan kebijakan pemerintah
CARA PERHITUNGAN CAPAIAN
a. a.1 Capaian Keluaran Output Program
Perbandingan antara realisasi indicator dan target indicator
41
a.2 Capaian Keluaran Ouput Kegiatan Perkalian anatara perbandingan realisasi dan target volume keluaran
b. Penyerapan Anggaran
Membandingkan antara realisasi dengan pagu anggaran
c. Efisiensi Selisih antara perkalian pagu anggaran keluaran dengan capaian keluara
42
d. Konsistensi Penyerapan Anggaran terhadap Perencanaan
Menghitung rata-rata dari perbandingan antara hasil pengurangan akumulasi rencana penarikan dana dengan deviasi realisasi anggaran dan rencana penarikan dana kumulatif
e. Capaian Sasaran Strategis Perbandingan antara capaian indikator sasaran strategis dan target indikator sasaran strategis
f. Capaian Sasaran Program
Perbandingan antara capaian indikator sasaran program dan target indikator sasaran program
43
SATUAN PENGUKURAN : Nilai
JENIS ASPEK TARGET : ( ) Kuantitas/ Output
( X ) Kualitas/ Mutu
( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( X ) Lead Process
( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU
: Biro Keuangan, Setjen KKP
SUMBER DATA : Aplikasi SMART DJA Kemenkeu
STATUS DATA : ( ) Raw Data ( X ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( X ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung
( X ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk
( ) Tidak Diturunkan
POLARISASI : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran
( X ) Tahunan
44
KODE IKU : IK.23
SASARAN STRATEGIS (SS) : PNBP BLU Sektor KP meningkat
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Persentase Pencapaian Target PNBP BLU LPMUKP
DESKRIPSI IKU
DEFINISI
Persentase Realisasi PNBP BLU merupakan pendapatan yang dikelola oleh BLU, yang berasal dari pendapatan layanan berdasarkan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan mengenai tarif layanan, dan pendapatan non layanan yang diperoleh dari hasil optimalisasi/pemanfaatan surplus kas
dan/atau dana kelolaan dala investasi jangka pendek berisiko rendah sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
Realisasi PNBP BLU ini dihitung untuk PNBP yang disahkan ke Kuasa Bendahara Umum Negara peiode 1 Januari 2020 s.d. 31 Desember 2020.
CARA PENGUKURAN
Persentase Realisasi PNBP BLU = Persentase Realisasi Pendapatan Layanan + Perentase Realisasi Imbal Hasil Pengelolaan Dana
Persentase Pencapaian Target PNBP BLU = ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐ ๐๐๐ต๐ ๐ต๐ฟ๐
๐ก๐๐๐๐๐ก ๐๐๐ต๐ ๐ต๐ฟ๐ x 100%
SATUAN PENGUKURAN : Nilai
JENIS ASPEK TARGET : ( x ) Kuantitas/ Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( ) Lead Input ( ) Lead Process ( X ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : BLU LPMUKP
SUMBER DATA : Laporan Keuangan, Laporan Kinerja, Data SP2B untuk pengesahan PNBP dalam Aplikasi SPAN/OM SPAN
STATUS DATA : ( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung ( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk ( x ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan
45
KODE IKU : IK.24
SASARAN STRATEGIS (SS) : PNBP BLU Sektor KP meningkat
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : Presentase penyaluran dana bergulir BLU LPUMKP
DESKRIPSI IKU
DEFINISI
Persentase penyaluran dana bergulir adalah jumlah realisasi penyaluran dana bergulir dibanding target penyaluran dana bergulir atas dana kelolaan yang disalurkan sampai ke debitur (End User) selama tahun 2020 (terhitung mulai tanggal 1 Januari 2020 s.d 31 Desember 2020) baik untuk penerima baru maupun penerima lama.
Penerima baru adalah end user penerima pembiayaan dana bergulir yang belum pernah mendapatkan pembiayaan dana bergulir melalui BLU LPMUKP.
Penerima lama adalah end user penerima pembaiaayn dana bergulir yang sebelumnya sudah mendapatkan pembiayaan dana bergulir melalui BLU LPMUKP.
CARA PENGUKURAN
Presentase penyaluran dana bergulir BLU LPUMKP = ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐ ๐๐๐๐ฆ๐๐๐ข๐๐๐
๐ก๐๐๐๐๐ก ๐๐๐๐ฆ๐๐๐ข๐๐๐ x 100%
SATUAN PENGUKURAN : Persen (%)
JENIS ASPEK TARGET : ( x ) Kuantitas/ Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya
TINGKAT VALIDITAS IKU : ( x ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( ) Lag Outcome
UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU : BLU LPMUKP
SUMBER DATA : BLU LPMUKP
STATUS DATA : ( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data
JENIS PERHITUNGAN DATA : ( x ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( ) Nilai Posisi Akhir
METODE CASCADING : ( ) Adopsi Langsung ( ) Lingkup Dipersempit
( ) Komponen Pembentuk ( x ) Buat Baru
POLARISASI : ( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
PERIODE PELAPORAN : ( ) Bulanan ( x ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
46