skripsi/pengaruh... · akuntansi, yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 4. prof. dr....
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS XI
SMA MUHAMMADIYAH I SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2006/2007
SKRIPSI
OLEH
SOFIATUL KHOTIMAH
K7403186
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2007
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS XI
SMA MUHAMMADIYAH I SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2006/2007
OLEH
SOFIATUL KHOTIMAH K7403186
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2007
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd NIP. 130 529 725
Pembimbing II
Drs. Sukirman, M.M. NIP. 131 121 676
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.
Tim penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : ……………
Sekretaris : ……………
Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santoso, M. Pd ……………
Anggota II : Drs. Sukirman, MM ……………
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada Hari :
Tanggal :
Tim penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : ……………
Sekretaris : ……………
Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santoso, M. Pd ……………
Anggota II : Drs. Sukirman, MM ……………
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP. 131 658 563
ABSTRAK
Sofiatul Khotimah. Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas XI
SMA Muhammadiyah I Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi, Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli
2007.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Ada tidaknya
pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap prestasi
belajar akuntansi ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. (2) Ada tidaknya pengaruh
antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar
siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007. (3) Ada
tidaknya interaksi antara kemampuan awal siswa dan penggunaan metode mengajar
terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun
ajaran 2006/2007.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu dengan rancangan
Matched Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
program Ilmu Sosial SMA Muhammadiyah I Surakarta tahun ajaran 2006/2007, yang
berjumlah 253 siswa. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik random
sampling, sehingga sampel penelitian berjumlah 80 siswa yang berasal dari dua kelas,
yaitu kelas XI IS-1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IS-2 sebagai
kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode
dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi
(anava) 2 jalan frekuensi sel tak sama, dilanjutkan uji scheffe. Sebelum analisis
dilakukan, didahului dengan uji keseimbangan, uji normalitas, dan uji homogenitas.
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa: (1) Hipotesis yang
berbunyi ”Pemakaian pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian
metode konvensional” teruji kebenarannya, sehingga dapat diterima. Berdasarkan
analisi data diperoleh Fhitung > Ftabel atau 7,781 > 3.96 pada taraf signifikan 5% dan db
= 1. (2) Hipotesis yang berbunyi ”Terdapat perbedaan siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar
akuntansi” teruji kebenarannya, sehingga dapat diterima. Berdasarkan analisi data
diperoleh Fhitung > Ftabel atau 4,08 > 3.96 pada taraf signifikan 5% dan db = 1. (3)
Hipotesis yang berbunyi ”Terdapat interaksi antara pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar akuntansi”
teruji kebenarannya. Sehingga dapat diterima. Berdasarkan analisi data diperoleh
Fhitung > Ftabel atau 5,96> 3.96 pada taraf signifikan 5% dan db = 1. Hasil Uji Scheffe
di dapat ada beda rerata yang signifikan antara pemakaian Pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan ada beda rerata antara siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah.
MOTTO
Pintu kebahagiaan terbesar adalah do’a kedua orang tua, berusahalah mendapatkan
do’a itu dengan berbakti kepada mereka berdua agar do’a mereka menjadi benteng
kuat yang menjaga anda dari semua hal yang tidak anda sukai
(Dr. ‘Aidh bin ‘Abdulah Al-Qarni)
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan
ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat
(Penulis)
Tidak ada usaha yang gagal, kegagalan adalah usaha untuk mencapai kemenangan
(Penulis)
Jangan berpikir untuk mendapatkan sesuatu dari sahabat tetapi berpikirlah menjadi
yang terbaik untuk sahabat
(Penulis)
Rasa percaya diri akan menambah semangat untuk lebih maju
(Penulis)
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada Allah SWT.
Karya kupersembahkan ini untuk :
♥ Ibu dan Bapak tercinta, atas kasih sayang, doa dan
semua pengorbanan yang diberikan untukku
♥ Keluarga kakakku yang selalu memberiku semangat
♥ Prof. Dr. Sigit Santoso, M. Pd
♥ Drs. Sukirman, MM ♥ Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2003 ♥ Almamater.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah I
Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007”
Penyusunan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikanpada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Atas terselesaikannya penulisan
skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan Surat Keputusan Penyusunan Skripsi dan
memberikan ijin riset.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui
permohonan penulisan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi, yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
4. Prof. Dr. Sigit Santoso, M. Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Drs. Sukirman, MM, selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan
dan bimbingan sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Made Sukarna, SH. M. Pd, Selaku pembimbing akademik yang selalu
mengingatkan dan memberi arahan serta perhatian, bimbingan dan nasehat yang
berkaitan dengan akademis selama peneliti menjadi mahasiswa.
7. Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga dapat
menunjang dalam penulisan ini.
8. Tim penguji skripsi yang telah menguji dan menyetujui skripsi ini sehinga
penulis mendapat gelar
9. Bapak Drs. Subiyantoro selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 3
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
10. Bapak Tri kuat, M. Pd selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah I Surakarta
yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
11. Ibu Sularsih S. Pd selaku guru mata pelajaran akuntansi yang selama penelitian
telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga peneliti dapat dengan mudah
memperoleh data yang diperlukan.
12. Seluruh staf dan karyawan SMA Muhammadiyah I Surakarta yang telah
membantu menyediakan data yang penulis butuhkan.
13. Seluruh siswa-siswi SMA Muhamadiyah I Surakarta, Khususnya kelas XI-IS.1
dan XI-IS.2 yang sudi bekerja sama dalam proses penelitian
14. Sahabat-sahabatku Ida, Susie, Lastre, Naninx, Niken, Ayux, Wistri, Rika, Cedur,
Amel, Cicik, Nikmah, yayak, Dania, Ira, Retno, Edy, Umar, mangphy, uut,
gondrong, ujank dan semua teman-teman Pendidikan Akuntansi 2003 yang selalu
memberi semangat, mendukung serta mendoakanku.
15. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pembaca yang budiman.
Surakarta, Juli 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. …..iv
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D. Perumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 9
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9
1. Proses Belajar Mengajar ................................................... 9
2. Pendekatan Pembelajaran................................................... 14
3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ..... 15
4. Pendekatan Konvensional………………………………... 23
5. Metode Mengajar…………………………………………. 24
6. Prestasi Belajar………………………………………….... 38
7. Kemampuan Awal……………………………………….. 41
8. Materi Pelajaran Akuntansi……………………………… 42
B. Kerangka Pemikiran.................................................................... 44
C. Perumusan Hipotesis................................................................... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 49
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 49
B. Metode Penelitian........................................................................ 50
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 52
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 53
E. Teknik Analisis Data................................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 69
A. Deskripsi Data ............................................................................ 69
1. Deskripsi Data Umum.......................................................... ... 69
2. Deskripsi Data Khusus………………………………………. 80
B. Pengujian Prasyarat Analisis....................................................... 90
C. Pengujian Hipotesis..................................................................... 91
D. Pembahasan Hasil Analisis Data………………………………. 94
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................... 99
A. Kesimpulan Penelitian ............................................................... 99
B. Implikasi...................................................................................... 99
C. Saran-Saran ................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 102
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian………………………………………... 49
Tabel 2. Kisi-kisi Soal ………………………………………………………. .. 55
Tabel 3. Daftar Nama Guru SMA Muhammadiyah I Surakarta………………. 41
Tabel 4. Daftar Nama Staff Karyawan SMA Muhammadiyah I Surakarta…… 74
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Kontrol……. …. 81
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Eksperimen…. .. 83
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol... 86
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi
Kelas Eksperimen……………………………………………………. 88
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas……………………………………………… … 90
Tabel 10 Uji Homogenitas……………………………………………….. …… 91
Tabel 11. Rangkuman Anava Dua Jalan Sel Tak Sama……………………….. 92
Tabel 12. Rangkuman Analisis Uji Lanjut Anava (Uji Shceffe)…………. ….. 93
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi ditinjau dari
Kemampuan Awal ......................................................................... 47
Gambar 2. Rancangan Matched Groups Design ............................................ 51
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah I Surakarta ............... 75
Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa
Kelas Komtrol .............................................................................. 82
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa
Kelas Eksperimen......................................................................... 85
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi
Kelas Kontrol ............................................................................... 87
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa
Kelas Eksperimen......................................................................... 89
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Try Out Validitas .............................................................. 105
Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil Validitas ....................................................... 106
Lampiran 3. Hasil Try Out Reliabilitas ......................................................... 110
Lampiran 4. Hasil Try Out Uji Daya Beda .................................................... 112
Lampiran 5. Hasil Try Out Tingkat Kesukaran ............................................. 113
Lampiran 6. Soal Tes . .................................................................................... 114
Lampiran 8. Lembar Jawab ............................................................................ 124
Lampiran 9. Kunci Jawaban .......................................................................... 125
Lampiran 10. Deskripsi Data Awal Kelompok Kontrol ................................. 126
Lampiran 11. Deskripsi Data Awal Kelompok Eksperimen ........................... 128
Lampiran 12. Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol ......... 130
Lampiran 13. Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen ... 132
Lampiran 14. Uji Keseimbangan ..................................................................... 134
Lampiran 15. Uji Normalitas Metode Kontekstual…………………………... 136
Lampiran 17. Uji Normalitas Metode Konvensional………………………… 137
Lampiran 18.Uji Homogenitas Antar Metode ................................................. 138
Lampiran 19. Uji Homogenitas Antar Metode dan Kemampuan Awal ......... 139
Lampiran 20 Deskripsi Data Akhir Kelompok Kontrol................................... 140
Lampiran 21 Deskripsi Data Akhir Kelompok Eksperimen ........................... 142
Lampiran 22.Data Induk Penelitian ................................................................. 144
Lampiran 23.Perhitungan AnavaDua Jalan dengan Frekuensi Sel Tak Sama. 145
Lampiran 24.Uji Lanjut Scheffe ...................................................................... 150
Lampiran 25. Daftar Nama Try Out ................................................................ 154
Lampiran 26. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ........................................... 155
Lampiran 27. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ..................................... 157
Lampiran 28. Data Nilai Awal Siswa Kelas Kontrol ...................................... 159
Lampiran 29. Data Nilai Awal Siswa Kelas Eksperimen ............................... 161
Lampiran 30. Data Nilai Akhir Siswa Kelas Kontrol ..................................... 163
Lampiran 31. Data Nilai Akhir Siswa Kelas Eksperimen................................ 165
Lampiran 32. Rencana Pembelajaran I ............................................................ 167
Lampiran 33. Rencana Pembelajaran II ........................................................... 171
Lampiran 34. Rencana Pembelajaran III.......................................................... 176
Lampiran 35. Lembar Monitoring ................................................................... 182
Lampiran 36. Tabel Nilai-nilai r Product Moment .......................................... 183
Lampiran 37. Tabel Nilai F.............................................................................. 184
Lampiran 38. Tabel Nilai Z.............................................................................. 188
Lampiran 39. Tabel Nilai Kritik Liliefors........................................................ 189
Lampiran 40. Tabel Nilai Chi Kuadrat ............................................................ 190
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat erat hubungannya dengan
pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam rangka
mempersiapkan generasi muda yang mampu menyesuaikan dan memeprtahankan diri
terhadap tuntutan hidup dalam kehidupan masyarakat modern. Oleh karena itu,
negara-negara baik negara maju maupun negara berkembang memberikan perhatian
khususnya terhadap dunia pendidikan Bidang pendidikan merupakan suatu sarana dan
wahana yang baik untuk meningkatkan mutu pendidikan karena dipandang sangat
penting dalam menentukan perkembangan dan kemajuan suatu bangsa dengan
melihat kualitas sumber daya manusianya.
Upaya penciptaan sumber daya manusia yang berkulitas yaitu melalui
pendidikan yang berkulitas pula. Pemerintah Indonesia telah berupaya mencetak
sumber daya manusia yang berkualitas dengan program pendidikan nasional.
Pendidikan nasional merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan bangsa dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna mewujudkan masyarakat yang
maju, adil dan makmur.
Pembangunan di bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan itu sendiri tergantung pada pelaksanaan sistem pengajaran. Kualitas
pengajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proses belajar mengajar, kualitas
pengajaran, kurikulum yang dipakai, fasilitas pendidikan dan manajemen organisasi
pendidikannya. Pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah itu secara berjenjang
dan berkesinambungan. Pendidikan dimulai dari jenjang yang sangat dasar sampai
jenjang tertinggi yaitu perguruan tinggi dimana jenjang tiap-tiap pendidikannya
mempunyai peranannya sendiri-sendiri terhadap siswa, salah satunya yaitu
mempersiapkan diri dan memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi dan kemampuan yang berupa ilmu pengetahuan, sikap dan berketrampilan agar
siap terjun di dalam masyarakat. Dewasa ini pendidikan yang diselenggarakan
hanyalah menitikberatkan pada tercapainya tujuan pendidikan, tetapi kurang
memperhatikan proses pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Pendidikan sekarang
ini diselenggarakan nampaknya ada kecenderungan bahwa pendidikan hanya
dijadikan sarana stratifikasi sosial, yang dikejar hanya gelar bukan berkembangnya
potensi yang di milikinya. Kalangan pendidik dalam proses pencapaian tujuan
pendidikan harus memperhatikan kebutuhan masyarakat dengan pencapaian tujuan
pendidikan, serta dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat berkaitan dengan hasil
belajar siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik seorang pendidik
hendaknya dapat memilih metode mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan
siswa dan kebutuhan masyarakat. Pandangan bahwa anak akan belajar lebih baik jika
lingkungan belajar diciptakan seacara alamiah. Pemilihan metode belajar yang tepat
akan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar, hal ini tentu dapat mem-
pengaruhi prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Salah satu masalah makro yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak
adalah tentang metode pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono, (1999: 97)
“Metode mengajar adalah metode yang disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan, kondisi siswa, sarana serta tujuan pengajaran sehingga dapat dilihat
keefektifan metode yang diterapkan”. Suatu metode mengajar mempunyai spesifikasi
tersendiri artinya suatu metode yang cocok digunakan untuk materi tertentu belum
tentu cocok jika diterapkan pada materi lainnya. Sebagian besar metode yang
digunakan dalam pembelajaran adalah pendekatan ekspositoris dengan menggunakan
metode ceramah.
Proses belajar mengajar merupakan bagian utama di dalam pendidikan,
sehingga peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh dengan peningkatan dan
penyempurnaan proses belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan baik dan efektif, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari semua pihak,
baik itu dari siswa, guru, orangtua, lingkungan maupun pemerintah. Di dalam proses
belajar mengajar guru dihadapkan pada sisiwa dengan kemampuan yang berbeda-
beda, ada siswa yang berkemampuan tinggi serta ada pula yang berkemampuan
rendah. Keanekaragaman kemampuan yang dimiliki siswa akan ada sedikit banyak
pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran yang diajarkan guru di dalam
kelas. Dengan demikian guru diharapkan dapat mimilih metode yang baik dan tepat
sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan efektif.
Guru dan siswa memegang peranan penting dalam porses pembelajaran di
sekolah untuk dapat meningkatkan hasil belajar. Siswa sebagai obyek yang
melakukan pembelajaran sangat berperan dalam menentukan hasil yang akan
diperoleh dalam mengikuti proses belajar mengajar, sedangkan guru diharapkan dapat
mengajar dengan baik dan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan pengajaran
yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara memilih pendekatan
pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan cara memilih
pendekatan yang diharapkan siswa dan materi yang akan disampaikan. Pada
kenyataannya, pemilihan pendekatan dan metode yang akan digunakan dalam
melaksanakan proses belajar mengajar sering kurang tepat, sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam menguasai materi yang disampaikan.
Penerapan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dapat mengurangi
kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran (Slameto, 1995: 184). Penerapan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi berupaya untuk meningkatkan keberhasilan
siswa dalam menerima pelajaran sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan
kualitas pendidikan. Siswa yang merasa cocok dengan pendekatan pembelajaran yang
diterapkan guru dalam mengajar akan merasa senang, sehingga menjadi bersemangat
dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Materi yang disampaikan
guru juga menjadi mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu
konsep belajar yang mampu membantu guru mengaitkan isi materi pelajaran dengan
situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki dengan penerapnnya dalam kehidupan nyata. Pendekatan kontekstual
menekankan pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas
disiplin serta pengumpulan, pengalisaan dan pensintesisan informasi serta data dari
berbagai sumber dan pandangan. Hasil pembelajaran dengan pendekatan contextual
teaching and learning (CTL) diharapkan menjadi lebih bermakna bagi siswa, karena
proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Seorang guru yang profesional seharusnya mampu menerapkan suatu
pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan dan tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar. Tujuan
yang dimaksud tidak hanya pada peningkatan prestasi belajar siswa melainkan juga
mencakup pemahaman dan ketrampilan siswa terhadap materi pelajaran tersebut,
sehingga siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari. Sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal dan kelas masih
banyak yang berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Metode yang
sering dan umumnya digunakan dalam proses belajar mengajar adalah metode
ceramah, karena metode ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan dan tidak
diperlukan peralatan serta dapat dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlah relatif
besar. Metode ceramah kurang efektif karena siswa lebih banyak mengandalkan dari
apa yang dijalaskan guru sementara kemampuan untuk menganalisis suatu masalah
kurang berkembang. Untuk itu metode belajar yang dipilih oleh seorang pendidik
sebaiknya sebuah strategi yang tidak mengharuskan siswa menghafal, tetapi sebuah
strategi yang mendorong siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran
dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran.
Pengetahuan didalam pembelajaran tradisional, dipandang sebagai salah satu
rangkaian fakta, konsep atau hukum yang berada diluar jangkauan siswa, dimana
pengetahuan tersebut harus diterangkan, diterima, dihapalkan atau dilatihkan oleh
guru kepada siswa agar dapat diketahui oleh siswa, sehingga pembelajaran menjadi
abstrak dan bersifat teoritis serta tidak memperhatikan pengalaman siswa. Siswa
mengalami kesulitan dalam menangkap konsep yang diajarkan karena pengatahuan
diberikan tanpa dikaitkan dengan pengalaman siswa.
Pendekatan konvensional tidak banyak membantu guru mengaitkan antara
konsep yang ingin ditanamkan dengan situasi dunia nyata siswa, serta mendorong
siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tidak membiasakan membangun
sendiri pemahamannya terhadap suatu konsep secara aktif sesuai degan konteks yang
dihadapi, padahal untuk memiliki konsep akan lebih tertanam apabila konteks yang
terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkrit.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dimuka, penulis bermaksud
mengadakan penelitiah dengan judul Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi ditinjau dari Kemampuan Awal
Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan diatas, terdapat beberapa
masalah yang berkaitan dengan masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apakah pemakaian pendekatan guru khususnya pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) dalam penyampaian materi dapat memberikan kemudahan
pada siswa untuk menyerap materi?
2. Apakah kemampuan awal yang dimiliki setiap siswa dapat mempengaruhi tingkat
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar?
3. Apakah capaian prestasi belajar yang kurang optimal kemungkinan disebabkan
pemakaian metode mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi
terhadap pelajaran yang bersangkutan?
4. Apakah pemakaian pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) meng-
hasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian metode
konvensional siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran
2006/2007?
5. Apakah terdapat perbedaan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan
kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007?
6. Apakah terdapat pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
terhadap prestasi belajar akuntansi ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas XI
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007?
C. Pembatasan Masalah
Penulis memberikan batasan masalah agar masalah lebih jelas dan tepat
pada sasaran yang ingin dicapai. Batasan masalahnya yaitu: Apakah ada pengaruh
penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap prestasi
belajar akutansi ditinjau dari kemampuan awal siswa?
Selanjutnya untuk memperjelas tentang pemahaman atas batasan masalah
tersebut, maka penulis memberikan definisi dari masing-masing variabel adalah
sebagai berikut:
1. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar.
2. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) yang mendorong siswa berperan aktif dalam setiap proses
pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran.
3. Kemampuan awal digunakan adalah nilai tes ujian semester ganjil (I).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian
metode konvensional siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun
ajaran 2006/2007?
2. Apakah terdapat perbedaan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan
kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007?
3. Apakah terdapat interaksi penggunaan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) terhadap prestasi belajar akuntansi ditinjau dari kemampuan
awal siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini supaya terlaksanan dengan baik dan dapat mencapai hasil yang
diharapkan, perlu ditetapkan tujuan penelitian terlebih dahulu. Adapun yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) terhadap prestasi belajar akuntansi ditinjau dari kemampuan awal
siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan
kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara penggunaan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap prestasi belajar akuntansi
ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
tahun ajaran 2006/2007.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan ilmu pendidikan bagi
guru khususnya dalam penggunaan pendekatan pengajaran yang dipakai terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Lembaga Pendidikan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam
meningkatkan pemahaman proses pembelajaran akuntansi dengan menerapkan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan memberi masukan
tentang bagaimana kemampuan awal yang di miliki siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta, sehingga pihak sekolah terutama guru, dapat
membantu meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi siswa
mengenai penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar akuntansi
sehingga prestasi belajar yang di capai siswa dapat meningkat. Dapat
memberikan masukan bagi siswa bahwa pencapaian hasil belajar yang baik dan
bermakna memerlukan peran serta siswa secara aktif dalam proses belajar
mengajar.
BAB II
LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
Proses Belajar Mengajar
Pengertian Belajar
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, belajar merupakan faktor yang
sangat menentukan. Setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar
mengajar, baik disengaja maupun tidak disengaja, disadari atau tidak disadari.
Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya
disebut hasil pengajaran atau hasil belajar. Belajar merupakan aktivitas yang
menghasilkan perubahan bagi siswa. Perubahan tersebut berupa pengetahuan dan
kecakapan baru maupun peneyempurnaan dari hasil belajarsebelumnya. Agar
diperoleh hasil yang maksimal maka proses belajar mengajar harus dilakukan
dengan sadar dan disengaja serta terorganisir secara baik.
Menurut Winkel, W.S. (1996: 53) mengemukakan “Belajar adalah suatu
aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap”. Perubahan ini relatif tetap dan
berbekas. Menurut Mulyani dan Johar Permana (2001: 13) mendefinisikan
pengertian belajar secara tradisional dapat diartikan sebagai upaya menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan Sedangkan menurut Slameto (1995: 2)
menyatakan bahwa” Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dalam pengertian umum, belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan
perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang
dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan,
kematangan, ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu.
Menurut Sumadi Suryabrata (1995: 249) mengidentifikasi ciri-ciri tentang
kegiatan belajar sebagai berikut:
1) Belajar adalah aktifitas yang mengahasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun potensial.
2) Perubahan itu pada dasarnya adalah diperolehnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
3) Perubahan itu terjadi karena suatu usaha.
Selanjutnya menurut Oemar Hamalik (2003: 154) menyatakan bahwa
“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatife mantap berkat latihan dan
pengalaman”.
Menurut Wina Sanjaya (2006: 89) “Belajar adalah proses mental yang
terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan
perilaku”. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan
lingkungan yang disadari. Ada beberapa criteria dalam belajar yaitu:
1) Belajar adalah aktivitas yang dirancang dan bertujuan 2) Tujuan belajar adalah perubahan perilaku secara utuh 3) Belajar bukan hanya sebagai hasil, akan tetapi juga sebagai proses 4) Belajar adalah proses pemecahan masalah
Berdasarkan beberapa definisi belajar menurut para ahli pendidikan
yang telah diuraikan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu
proses menuju perubahan tingkah laku yang ditandai dengan adanya perubahan
dari diri seseorang untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang
terjadi karena adanya latihan dan pengalaman dalam interaksi antara individu dan
anatar individu dengan lingkungan.
Pengertian Mengajar
Menurut Sardiman, A.M. (2001: 45) menyatakan bahwa “Mengajar adalah
menyampaikan pengetahuan pada anak didik”. Sehingga tujuan dari pendidikan
tersebut adalah seorang guru menyampaikan pengetahuan adalah agar anak didik
mengerti tentang pengetahuan yang disampaikan guru yang bersangkutan.
9
Menurut Oemar Hamalik (2000: 58) menyatakan bahwa “Mengajar adalah
aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga
menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara
efektif. Mengajar menurut Wina Sanjaya (2006: 74) adalah “Proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu
sering juga disebut sebagai proses mentransfer ilmu. Proses mengajar, sebagai
proses menyampaikan pengetahuan akan lebih tepat jika diartikan dengan
menanamkan ilmu pengetahuan.
Menurut Tabrani Rusyan (1994: 27) ada tiga pandangan mengajar, yaitu:
1) Mengajar adalah menyampaikan suatu pengetahuan dari seseorang kepada kelompok.
2) Mengajar adalah membimbing peserta didik untuk belajar. 3) Mengajar adalah mengatur lingkungan agar terjadi proses belajar mengajar
yang baik.
Perbuatan mengajar yang kompleks dapat diterjemahkan sebagai salah satu
penggunaan secara meningkat. Sejumlah komponen yang terkandung di dalamnya
merupakan perbuatan mengajar untuk menyampaikan pesan-pesan pengajaran.
Komponen-komponen mengajar, yaitu:
1) Mengajar sebagai ilmu 2) Mengajar sebagai teknologi 3) Mengajar sebagai suatu seni 4) Mengajar sebagai ketrampilan 5) Pilihan nilai
Menurut Wina Sanjaya (2006: 74-75) mengajar memiliki beberapa-beberapa
karakteristik sebagai berikut:
1) Proses pengajaran berorientasi pada guru 2) Siswa sebagai obyek belajar 3) Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu 4) Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran
Seperti halnya belajar, mengajar juga merupakan suatu proses. Belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku anak/ peserta didik, tetapi
mengajar merupakan suatu proses mengembangkan dan menciptakan
sertamengatur situasi yang kondusif demi berlangsungnya kegiatan belajar yang
efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2005: 29) “Sama halnya
dengan belajar, mengajarpun pada hakikatnya adalah suatu proses, yakni proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diperoleh gambaran mengenai
mengajar yaitu proses untuk menciptakan situasi yang memungkinkan ber-
langsungnya proses belajar mengajar dengan cara mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada disekitar siswa berupa tujuan, materi, metode, dan alat-alat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang
searah, yaitu mengajar (oleh guru) dan perbuatan mengajar (oleh siswa) untuk
mencapai tujuan yang sama. Menurut Abin Syamsuddin Makmun (2002: 156)
menyatakan bahwa “Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu
interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.
Menurut Tabrani Rusyan (1994: 29) menyatakan bahwa “Proses belajar
mengajar merupakan proses mengkoordinasi sejumlah tujuan, bahan, metode dan
alat serta penilaian sehingga satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan
berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik
seoptimal mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan
tujuan yang diharapkan”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses
belajar mengajar adalah suatu interaksi antara guru dan siswa yang saling
berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan tertentu. Proses belajar mengajar selalu ditandai dengan
adanya sejumlah unsur atau komponen. Menurut Djago Tarijan (1990: 40)
Komponen-komponen yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, antara
lain:
1) Siswa
Siswa merupakan komponen dalam setiap proses belajar mengajar
karena siswa adalah subyek bukanlah sebagai obyek pengajaran. Pengajaran
tanpa siswa tidak mungkin terjadi
2) Guru
Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan
belajar mengajar, maka ia harus dapat menyusun, menyelenggarakan dan
menilai program pengajaran.
3) Tujuan
Tujuan menyatakan apa yang harus dikuasai, diketahui, atau dapat
dilakukan oleh anak didik setelah mereka selesai melakukan bahan yang harus
diajarkan, cara penyampaian bahan dan juga menentukan media yang
digunakan.
4) Bahan atau materi
Bahan atau materi yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip dan
konsep yang diperlukan untuk menunjang tujuan yang telah ditetapkan.
5) Metode
Metode, cara atau teknik merupakan komponen proses belajar
mengajar yang banyak menentukan keberhasilan pengajaran.
6) Media
Media adalah bahan pengajaran yang digunakan untuk memperjelas
materi yang disampaikan kepada siswa, pemilihan dan penggunaan media
pengajaran yang tepat menciptakan suasana belajar yang kondusif.
7) Evaluasi
Evaluasi dapat ditunjukkan dengan prestasi belajar siswa dan dapat
pula ditunjukkan kepada program. Evaluasi dapat memberikan umpan balik
baik bagi guru dalam rangka perbaikan setiap komponen proses belajar
mengajar yang ikut berproses.
Pendekatan Pembelajaran
Pengertian Pendekatan
Penerapan pendekatan pembelajaran yang bervariasi berupaya untuk
meningkatkan keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran sekaligus sebagai
salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas
pendidikan dapat dilakukan dengan pemilihan pendekatan pembelajaran yang
tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang diharapkan
siswa dan materi yang akan disampaikan.
Pendekatan menurut Margono (1998: 39) adalah “Jalan atau arah yang
ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, dilihat dari
sudut pandang bagaimana materi itu disusun dan disajikan”. Berdasarkan tersebut
dapat diartikan bahwa pendekatan adalah suatu cara atau usaha yang ditempuh
oleh guru atau siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan interaksi guru dengan siswa dalam proses belajar
mengajar yang terjadi di sekolah. Istilah pembelajaran menurut Dimyati dan
Mudjiono (1999: 297) adalah “Kegiatan guru secara terprogram dalam desain
intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar”.
Menurut Syaiful Sagala (2005: 61) pembelajaran adalah membelajarkan
siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Menurut Wina Sanjaya (2006: 79) terdapat beberapa karakteristik penting
dari istilah pembelajaran yaitu:
1) Pembelajaran berarti membelajarkan siswa 2) Proses pembelajaran berlangsung di mana saja 3) Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan
Berdasarkan pendapat diatas, pembelajaran dapat diartikan sebagai segala
upaya yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa dengan
melibatkan unsur-unsur, baik dalam diri siswa maupun dari luar siswa yang saling
berkaitan.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru
dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih
kegiatan pembelajaran, untuk menjelaskan materi pelajaran yang sudah disusun
dalam urutan tertentu, atau dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan
yang lainnya. Pendekatan pembelajaran digunakan sebagai penjelas untuk mempermudah siswa
untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan guru, dengan memelihara
suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Pendekatan pembelajaran, berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan
sebagai suatu cara jalan atau arah yang digunakan guru dalam proses interaksi
dengan peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Definisi CTL (Contextual Teaching and Learning)
Adanya kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa
anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih
bermakna jika anak telah “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan
“mengetahui”-nya. Pembelajaran yang berorienasi terhadap target penguasaan
materi terbukti berhasil dalam kompetisi “mengingat” jangka pendek, tetapi gagal
dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Pendekatan Kontekstual merupakan salah satu konsep belajar dimana guru
menghadirkan situasi nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan
kontekstual merupakan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran, yang
menekankan pentingnya lingkungan alamiah diciptakan dalam proses belajar
mengajar, agar kelas lebih hidup dan bermakna karena siswa mengalami sendiri
apa yang dipelajarinnya. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang
memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, menerapkan pengetahuan
dan ketrampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan kehidupan,
baik di sekolah maupun diluar sekolah.
Pendekatan Kontekstual menurut Wina Sanjaya (2006: 109) Pendekatan
Kontekstual (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Menurut
Syaiful Sagala (2005: 87) “Pembelajaran Kontekstual adalah Konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sahari-hari”.
Menurut Chaedar Alwasilah (2006: 14) “CTL adalah Sebuah sistem belajar
yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila
mereka menangkap makna dalam materi akademis yang diterima, dan mereka
menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan
informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki
sebelumnya”.
Berdasarkan pendapat tersebut, pendekatan kontekstual dapat diartikan
sebagai suatu konsep dalam kegiatan belajar mengajar yang membantu guru
dalam menyampaikan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata, dan
membantu siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang telah dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga siswa mudah
dalam menerima materi pelajaran dan termotivasi untuk belajar.
Latar Belakang Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL)
Ada empat hal yang menjadi pertimbangan CTL sebagai pendekatan
pembelajaran yang dipilih untuk menerpakan pembelajaran dalam Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu:
1) Sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan
sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafalkan. Kelas masih berfokus
pada guru sebagai sumber utama pengaetahuan, ceramah menjadi pilihan
utama dalam strategi mengajar.
2) Berdasarkan filosofi kontruktivisme, CTL menjadi salah satu alternative
strategi belajar yang memungkinkan siswa “mengalami” dalam proses
belajarnya.
3) Pengetahuan dibangun oleh manusia. Pengetahuan bukanlah fakta, konsep
atau aturan yang menunggu untuk ditemukan. Tapi manusialah yang mencari
dan membangun pengetahuan dalam diri mereka sejauh mana yang mereka
usahakan dan berarti dalam pengalaman hidupnya.
4) Pengetahuan yang dibangun oleh manusia secara terus menerus akan
menghasilkan pengalaman baru. Pengetahuan tumbuh melalui usaha pencarian.
Pemahaman tentang pengetahuan akan semakin dalam dan kuat jika seseorang
mengujinya dalam bentuk tantangan yang baru.
Menurut Nurhadi (2002: 6), ada beberapa kata kunci dalam pendekatan
kontekstual, yaitu: 1) mempelajari dunia nyata ; 2) mengutamakan pengalaman
nyata; 3) berpikir tingkat tinggi; 4) bermakna dalam kehidupan 5) siswa aktif,
kritis dan kreatif; 6) pengetahuan bemakna dalam kehidupan; 7) dekat dengan
kehidupan nyata; 8) perubahan perilaku; 9) siswa praktek, bukan menghafal; 10)
learning bukan teaching; 11) pendidikan; 12) pembentukan manusia; 13)
memecahkan masalah; 14) siswa “acting”, guru mengarahkan; 15) hasil belajar
diukur dengan berbagai cara.
Menurut Chaedar Alwasilah yang menjadi faktor-faktor pertimbangan
menggunakan CTL, sebagai berikut:
1) CTL: berakar pada sebuah pandangan baru 2) Keterbatasan pendidikan tradisional 3) Menyatukan pemikiran dan tindakan 4) CTL: sebuah sistem yang cocok dengan otak
Komponen dalam Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut Wina Sanjaya (2006 : 118), pembelajaran CTL memiliki tujuh
komponen utama;
1) Konstruktivisme Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak tahu semuanya
2) Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis CTL. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dari hasil mereka menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan. Menemukan melalui siklus inkuiri yaitu: Observasi (observasion), bertanya (questioning), mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan (conclusion).
3) Bertanya (Questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya.
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai salah satukegiatan guru
untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu menggali informasi, mengkorfirmasikan apa yang ingin diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep Masyarakat bertanya menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, guru disarankan untuk melakukan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar walaupun anggotanya heterogen. Kelompok siswa bisa bervariasi bentuknya baik keanggotaan, jumlah, bahkan siswa bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru melakukan kolaburasi dengan mendatangkan seorang ahli ke kelas. Disanalah mereka dituntut untuk melakukan sharing dalam proses belajarnya dengan arahan guru. Dari kelompok ini setiap orang bisa menjadi sumber belajar. Anak yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul.
5) Pemodelan (Modeling) Dalam sebuah pembelajaran, ketrampilan atau pengetahuan tertentu,
ada model yang bisa ditiru. Model ini dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, menirukan gerakan, mengucapkan ulang, dan lain-lain. Salah satu contohnya, guru memberikan contoh tentang cara kerja sesuatu, sebelum siswa melaksanakan tugas. Konsep CTL, guru bukanlah satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara-cara menggunakan alat. Model dapat pula didatangkan dari luar lingkungan sekolah.
6) Refleksi Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Harapan siswa melakukan refleksi, siswa akan memperoleh sesuatu dari apa yang telah dipelajarinya. Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Realisasi dari refleksi dapat berupa : a) Pertanyaan langsung tentang apa yang diperolehnya pada hari itu; b) Catatan atau jurnal di buku siswa; c) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu; d) Diskusi; e) Hasil karya.
7) Penilaian Nyata (Aunthetic Assesment) Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Pembelajaran yang benar, seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran. Assessment menekankan proses
pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran, bukan melalui hasil, dan dengan berbagai cara. Tes hanyalah salah satunya.
Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut Syaiful Sagala (2005: 92) mengatakan bahwa “Sebuah kelas
dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual, apabila telah menerapkan
ketujuh komponen pembelajaran kontekstual”. Metode pembelajaran kontekstual
dapat diterapkan dalam semua bidang studi, disemua model kurikulum, dan dalam
kelas yang bagaimanapun keadaannya. Secara garis besar, langkah-langkah
penerapan metode pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar
adalah sebagai berikut:
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan ketrampilan barunya;
2) Laksanakan kegiatan inkuiri sejauh mungkin untuk semua topik;
3) Mengembangkan sikap ingin tahu siswa bertanya;
4) Menciptakan masyarakat belajar;
5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran;
6) Melakukan refleksi diakhir pertemuan;
7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Menurut Chaedar Alwasilah (2006: 20) mengatakan ada sejumlah strategi
yang harus ditempuh dalam CTL yaitu:
1) Pengajaran berbasis problem Cara ini dapat ditempuh dengan memunculkan problem yang dihadapi
bersama, siswa ditantang untuk berpikir kritis untuk memecahkannya. Problem seperti ini membawa makna personal dan sosial bagi siswa.
2) Menggunakan konteks yang beragam Guru membermaknakan berbagai konteks dalam sekolah, keluarga,
masyarakat, tempat kerja, dan sebagainya, sehingga makna pembelajaran yang diperoleh siswa menjadi semakin berkualitas.
3) Mempertimbangkan kebhinekaan siswa Guru mengayomi individu dan meyakini bahwa perbedaan individual
dan sosial sebaiknya dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar saling menghormati dan membangun toleransi demi terwujudnya ketrampilan personal.
4) Memberdayakan siswa untuk belajar mandiri Siswa dilatih berpikir kritis dan kreatif dalam mencari dan menganalisis dengan
sedikit bantuan atau secara pribadi. 5) Belajar melalui kolaborasi
Siswa sebaiknya dibiasakan saling belajar dalam sebuah kelompok untuk berbagi pengetahuan dan menemukan fokus belajar.
6) Menggunakan penilaian autentik Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung
secara terpadu dan kontekstual, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
7) Mengejar standar tinggi
Standar unggul sering dipersepsi sebagai jaminan untuk mendapatkan pekerjaan, atau minimal membuat siswa merasa pede untuk menentukan pilihan masa depan. Dengan demikian, sekolah sebaiknya menentukan kompetensi kelulusan yang dari waktu ke waktu terus ditingkatkan.
Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang digunakan untuk
menghasilkan informasi yang bermanfaat. Seperangkat pengetahuan tersebut
merupakan suatu rangkaian system pencatatan, penggolongan atau pengklasifikasian suatu
transaksi keuangan pada entitas usaha guna menghasilkan laporan keuangan.
Laporan keuangan diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar
pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Materi pelajaran
akuntansi diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk membekali siswa dengan
pengetahuan, pemahaman dan penguasaan serta mampu menerapkan konsep
dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar dalam melaksanakan tugas
pembukuan perusahaan.
Murtadi (2004: 6-8) berpendapat bahwa “Pembelajaran yang didasarkan
pada pendekatan kontekstual, selayaknya disusun untuk mendorong munculnya
suatu bentuk belajar yang disingkat REACT yaitu Relating, Experiencing,
Applying, Cooperating, dan Transfering”.
1) Relating Kurikulum yang mencoba menempatkan pembelajaran dalam
konteks pengalaman hidup harus minta perhatian siswa pada peristiwa dan kondisi sehari-hari, kemudian siswa harus menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi baru yang diserap atau masalah yang dipecahkan.
2) Experiencing Belajar dalam konteks eksporasi, penemuan dan discovery
merupakan jantung pembelajaran CTL, akan tetapi siswa mungkin menjadi termotivasi dan merasa nyaman berkat hasil metode pembelajaran lain, seperti aktivitas dengan teks, cerita atau video. Pembelajaran tampak akan berjalan lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi alat-alat dan mengerjakan bentuk-bentuk penelitian yang lain.
3) Applying Menerapkan konsep dan informasi dalam kontes yang berguna sering
memproyeksikan siswa kearah masa depan yang diharapkan atau kearah tempat kerja yang mungkin tidak familier. Pengalaman pada pembelajaran kontekstual biasanya diwujudkan dengan pengalaman langsung, misalnya: wisata, pertanian dan sebagainya.
4) Cooperating Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu sebagian besar
siswa untuk mempelajari bahan ajar, namun kemampuan tersebut merupakan bentuk kerja sama yang diperlukan ditempat kerja dan dalam konteks kehidupan lainnya.
5) Transfering Belajar dalam konteks penerapan pengetahuan yang diperoleh untuk
konteks yang berbeda, terutam berkaitan degan pengalaman-pengalaman kehidupan sehari-hari. Penerapan pengetahuan tersebut menjadi lebih kuat dikuasai oleh anak, dan memiliki kontribusi langsung dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan Konvensional
Pendekatan ekspositori disebut juga mengajar secara konvensional seperti
metode ceramah maupun demontrasi. Margono (1998: 51) berpendapat bahwa
“Metode yang dekat dengan pendekatan ekspositori adalah metode ceramah dan
metode demonstrasi”. Pendekatan ekspositori digunakan guru untuk menyajikan
bahan pelajaran secara utuh atau menyeluruh, lengkap dan sistematis dengan
penyampaian secara verbal. Prosedur pelaksanaan pendekatan ekspositori menurut
Syaiful Sagala (2005: 78-79) sebagai berikut:
1) Persiapan (preparation), yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi.
2) Pertautan (aperception) bahan terdahulu, yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi yang telah diajarkan.
3) Penyajian (precentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari buku, teks tertentu atau dipersiapkan oleh guru.
4) Evaluasi (resitation), yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau siswa disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri pokok-pokok yang telah dipelajari lisan atau tulisan.
Pendekatan konvensional tidak banyak membantu guru mengaitkan antara
konsep yang ingin ditanamkan degan situasi dunia nyata siswa, serta mendorong
siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tidak dibiasakan membangun
sendiri pemahamannya terhadap suatu konsep secara aktif sesuai dengan konteks
yang dihadapi, padahal untuk memiliki konsep akan lebih tertanam apabila konteks
yang terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkrit.
Pengajaran konvensional yang dikenal sehari-hari yaitu suatu pembelajaran
yang dilakukan guru dalam mengajar sejumlah siswa dalam satu ruangan dan
mempunyai tingkatan tertentu, dalam hal ini kelas disusun berdasar asumsi bahwa
siswa mempunyai kesamaan dalam minat, kepentingan dan kecakapan belajar. Guru
sebagai faktor dominan dalam pelaksanaan belajar megajar dan sumber belajar,
sedangkan siswa bersifat pasif dan menerima apa yang diberikan guru.
Metode Mengajar
Pengertian Metode Mengajar
Salah satu masalah makro yang memerlukan perhatian dari berbagai
pihak adalah tentang metode mengajar. Menurut Roestiyah N.K (2001: 1) adalah
“Teknik penyajian pelajaran di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat
ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik”. Menurut J.J.
Hasibuan dan Moedjiono (2003: 3) “Metode mengajar adalah alat yang dapat
merupakan bagian dari perangkat alat-alat cara dalam pelaksanaan suatu strategi
belajar mengajar”.
Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta
didik, guru, tujuan pembelajaran, isi pelajaran metode mengajar, media, dan
evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku dan tingkah laku yang
positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti:
perubahan secara psikologis akan tampil dalam memilih metode yang tepat. Hal
ini sesuai dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 75)
“Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan”.
Berdasarkan pendapat tersebut, metode mengajar dapat diartikan sebagai
cara atau teknik yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa agar siswa mudah dalam memahami materi pelajaran kepadas siswa
agar siswa mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Suatu metode mengajar yang cocok digunakan untuk materi tertentu belum
tentu cocok jika diterapkan pada materi lainnya.
Macam-macam Metode Mengajar
1) Metode Ceramah
Menurut Syaiful Sagala (2005: 201) menyatakan bahwa “Ceramah
adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan peraturan lisan dari
guru kepada peserta didik”. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
(2006: 97) “Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode
tradisional, karena sajak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antar guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.
a) Tujuan dan Fungsi
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 117) secara
spesifik metode ceramah bertujuan untuk:
(1) Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tulisan hasil ceramah guru.
(2) Menyajikan gari-garis besar isi pelajaran dan permasalah penting yang terdapat dalam isi pelajaran.
(3) Merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan ingin tahu melalui pemerkayaan belajar.
(4) Memperkenalkan hal-hal yang baru, memberikan penjelasan, dan menyinggung penjelasan-penjelasan teori dan prakteknya.
b) Kelebihan dan Kelemahan
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001 : 118)
metode ceramah memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun
kelebihannya adalah sebagai berikut:
(1) Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan dengan seorang guru yang banyak menghadapi peserta didik.
(2) Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan peralatan, dan dapat disesuaikan dengan jadwal guru terhadap ketidaktersediaan bahan-bahan tertulis.
(3) Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari sumber lain.
(4) Memperoleh penguatan bagi guru dan peserta yaitu guru memperoleh penghargaan, kepuasaan dan sikap percaya diri dari peserta didik dan
peserta didik pun merasa senang dan menghargai guru bila ceramah dan meninggalkan kesan yang berbobot.
(5) Ceramah dapat memberikan wawasan yang luas dari sumber lain karena guru dapat menjelaskan topik dengan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Kelemahannya sebagai berikut:
(1) Menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik apalagi bila guru kurang dapat mengorganisasikannya.
(2) Menimbulkan verbalisme terbatas pada peserta didik (3) Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru (4) Merugikan peserta didik yang lemah dalam ketrampilan
mendengarkan (5) Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus. (6) Informasi yang disampaikan mudan usang dan ketinggalan jaman. (7) Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik. (8) Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik.
2) Metode Tanya Jawab
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 120) me-
nyatakan bahwa “Metode Tanya Jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam
proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah, dari guru ke peserta didik
atau dari peserta didik kepada guru diperoleh jawaban lisan guru atau peserta
didik”.
Guru dengan peserta didik dalam metode tanya jawab sama-sama
aktif. Namun demikian keaktifan peserta didik patut mendapat perhatian
sungguh-sungguh, sehingga hal itu tidak harus ditumbuhkembangkan dan
sekaligus mendapat penyaluran yang wajar.
a) Tujuan
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 122) tujuan
dari metode Tanya jawab adalah:
(1) Mengecek dan mengetahui samapi sejauh mana kemampuan peseta didik terhadap pelajaran yang dikuasainya.
(2) Memberi kesempatan kepada peseta didik untuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum dipahami.
(3) Memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar yaitu peserta didik yang aktif dan tepat menjawab lebih percaya diri dan berusaha untuk selalu lebih baik, dan untuk peserta didik yang belum aktif atau tidak dapat menjawab dapat mempersiapkan diri.
(4) Melatih peserta didik untuk berfikir dan berbicara secara sistematis serta berdasarkan pemikiran yang orisinil.
(5) Metode ini tidak untuk mengetes kemampuan peserta didik tetapi diarahkan sebagai upaya guru membuat peserta didik mengerti; memahami berinteraksi secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik.
b) Kelebihan dan Kelemahan
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 122) metode
Tanya jawab memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode
tanya jawab memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dari metode tanya jawab adalah sebagai berikut:
(1) Dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran.
(2) Mengatahui kedudukan peserta didik dalam belajar di kelas dari aktivitas tanya jawab dan dari jawaban-jawaban serta tanggapan-tanggapan yang dilontarkan secara kontinyu
(3) Lebih merangsang peseta didik untuk mendayagunakan daya fakir dan daya nalarnya.
(4) Menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan jawaban. (5) Pembuka jalan bagi proses belajar yang lain.
Kelemahan-kelemahan dari metode Tanya jawab adalah:
(1) Pada kelas yang besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh peserta didik, sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab maupun bertanya.
(2) Peserta didik yang tidak aktif tidak mempertahankan bahkan tidak terlibat secara mental.
(3) Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian menjawab dan bertanya.
(4) Tanya jawab bisa minimbulkan penyimpangan dari persoalan.
3) Metode Diskusi
Menurut Syaifu Sagala (2005: 208) menyatakan bahwa “Diskusi
ialah percakapan ilmiah yang responsive berisikan pertukaran pendapat yang
dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematic pemunculan ide-ide dan
pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh bebrapa orang yang
tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan
masalahnya dan untuk mencari kebenaran”.
a) Tujuan
Menurut Mulyani dan Johar Permana (2001: 124) tujuan dari metode
diskusi adalah sebagai berikut:
(1) Melatih peserta didik mengembangkan ketrampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan.
(2) Melatih dan membentuk kestabilan sosial-emosional. (3) Mengembangkan kemampuanberfikir sendiri dalam memecahkan
masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif. (4) Mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam menemukan
pendapat. (5) Menggambarkan sikap terhadap isu-isu controversial. (6) Melatih peserta didik berani berpendapat tentang suatu masalah.
b) Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan dan kelemahan metode diskusi menurut Mulyani
Sumantri dan Johar Permana (2001: 125-126) adalah sebagai berikut:
Kelebihan metode diskusi:
(1) Mendorong partisipasi siswa secara aktif. (2) Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan, prakarsa
ataupun terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah. (3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis. (4) Melatih kestabilan emosi dengan mengahargai dan menerima pendapat
orang lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri sehingga tercipta kondisi memberi dan menerima.
(5) Keputusan yang dihasilkan kelompok akan lebih baik dari pada berfikir sendiri.
Kelemahan metode diskusi adalah:
(1) Sulit menentukan topik masalah yang sesuai dengan tingkat berfikir siswa dan yang memiliki relevansi dengan lingkungannya.
(2) Memerlukan waktu yang tidak terbatas. (3) Pembicaraan dan pembahasan sering meluas dan mengambang. (4) Didominasi oleh orang-orang tertentu yang biasanya aktif. (5) Memerlukan alat yang fleksibel untuk membentuk tempat yang sesuai. (6) Kadang tidak membuat penyelesaian yang tuntas walaupun
kesimpulan telah disepakati namun dalam implementasi sangat sulit dilaksanakan.
(7) Perbedaan pendapat dapat mengundang reaksi diluar kelas bahkan dapat menimbulkan bentrokan fisik.
4) Metode Kerja Kelompok
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 127) menyatakan
bahwa “Metode kerja kelompok adalah mengajar dengan mengkondisikan
peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan
diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut”.
a) Tujuan
Penggunaan metode kerja kelompok menurut Mulyani Sumantri
dan Johar Permana (2001: 128) bertujuan untuk:
(1) Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa. (2) Meningkatkan keterlibatan sosiol-emosional dan intelektual para siswa
dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan. (3) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar
mengajar secara seimbang.
b) Kelebihan dan kelemahan
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar permana (2001: 128-129)
menyatakan bahwa metode kerja kelompok yang digunakan memiliki
kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dari metode kerja kelompok ini adalah:
(1) Membuat siswa aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya. (2) Menggalang kerjasama dan kekompakan dalam kelompok. (3) Mengembangkan kepemimpinan siswa dan pengajaran yang
berketrampilan berdiskusi dan proses kelompok.
Kelemahan penggunaan metode kerja kelompok ini, adalah:
(1) Kerja kelompok hanya memberikan kesemapatan kepada siswa yang aktif dan mampu untuk berperan sedangkan siswa yang terbelakang tidak berbuat apa-apa.
(2) Menemukan fasilitas yang beragam baik untuk fasilitas fisik dan ruangan maupun sumber-sumber belajar yang harus disediakan.
5) Metode Pemberian Tugas
Menurut Roestiyah N. K. (2001: 133) menyatakan bahwa “Metode
pemberian tugas adalah cara penyajian bahan dimana guru menugaskan
kepada para siswa-siswanya untuk mempelajari sesuatu yang kemudian
dipertanggungkan”. Tugas dapat diberikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
atau permasalahan yang harus dibahas dan dicari penyelesaiannya. Menurut
Mulyani dan Johar Permana (2001: 130) menyatakan bahwa “Metode
pemberian tugas atau resitasi adalah sebagai suatu cara interaksi belajar
mengajar yang ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan siswa di
sekolah ataupun di rumah secara perseorangan atau berkelompok”. Jadi
khasnya metode resitasi adalah tugas dan adanya pertanggungjawaban dari
yang diberi tugas. Metode resitasi bertujuan untuk merangsang anak untuk
aktif belajar baik secara individual maupun kelompok agar siswa lebih
mendalami dan memahami materi yang telah diberikan sehingga hasil yang
dicapai akan lebih baikj memperluas pengetahuan dan ketrampilan, serta
siswa mampu memahami kemampuan diri sendiri baik kelebihan maupun
kekurangan, serta merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu
maupuan kelompok.
Metode pemberian tugas, agar hasil belajar siswa memuaskan, guru
perlu merumuskan tujuan yang jelas yang hendak dicapaui oleh siswa.
Menurut Winarno Surakhmad (1992: 131) bahwa penggunaan metode ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
(1) Merangsang agar siswa berusaha lebih baik, maupun inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
(2) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa yang masih terulang. Waktu-waktu terluang dari siswa agar dapat digunakan lebih konstruktif.
(3) Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan memuai latihan-latihan yang perlu, integrasi dan penggunaannya.
b) Kelebihan dan kelemahan
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001 : 134)
menyatakan kelebihan dan kelemahan dari metode pemberian tugas
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah sebagai
berikut:
(1) Membuat peserta didik aktif belajar. (2) Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan
guru maupun saat jauh dari guru di dalam sekolah maupuan di luar sekolah.
(3) Mengembangkan kemandirian peserta didik. (4) Lebih menyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih
memperdalam, memperkaya atau memperluas tentang apa yang dipelajari.
(5) Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.
(6) Membuat peserta didik bergairah untuk belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi.
(7) Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik. (8) Mengembangkan kreativitas peserta didik. Kelemahannya:
(1) Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang lain.
(2) Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik.
(3) Tugas yang monoton dapat membosankan peserta didik. (4) Tugas yang banyak dan sering dapat membuat beban dan keluhan
peserta didik. (5) Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau peserta didik yang
rajin dan pintar.
6) Metode Demonstrasi
Menurut Syaiful Sagala (2005: 210) menyatakan bahwa “Metode
demonstrasi adalah pertunjukkan tentang proses terjadinya suatu peristiwa
atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat
diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya”.
a) Tujuan
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 133) bahwa
penggunaan metode demonstrasi ini mempunyai tujuan untuk:
(1) Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peseta didik atau dikuasai peserta didik.
(2) Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik. (3) Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan dan penglihatan
para peserta ddidik.
b) Kelebihan dan kelemahan
Menurut Syaiful Sagala (2005: 211) menyatakan kelebihan dan
kelemahan dari metode demonstrasi.
Kebaikan metode ini:
(1) Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
(2) Dapat membimbing peserta didik ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
(3) Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
(4) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca dan mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatan.
(5) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keteranganyang banyak.
(6) Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu demonstrasi.
Kelemahan metode ini adalah:
(1) Derajat vasibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan, kadang-kadang terjadi perubahan yang tidak terkontrol.
(2) Dalam mengadakan suatu pengamatan terhadap hal-hal yang harus didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian.
(3) Tidak semua hal bias didemonstrasikan di dalam kelas. (4) Memerlukan banyak waktu, sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat
minimum. (5) Kadang-kadang suatu proses didemonstrasikan dalam situasi yang
nyata/sebenarnya. (6) Agar didemonstrasikan mendapat hasil yang baik diperlukan ketelitian
dan kesabaran.
7) Metode Inkuiri
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 142) menyatakan
bahwa “Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau
yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi
dengan atau tanpa bantuan guru”. Metode penemuan ini melibatkan peserta
didik dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Metode
penemuan ini memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-
informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
a) Tujuan
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 142) tujuan
metode inkuiri adalah:
(1) Meningkatkan keterlibatan peserta ddiik dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
(2) Mengurangi rasa ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.
(3) Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
(4) Memberi pengalaman belajar seumur hidup.
b) Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan dan kelemahan metode inkuiri menurut Mulyani Sumantri
dan Johar Permana (2001: 143-144). Kelebihannya sebagai berikut:
(1) Membuat konsep diri peserta didik bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnya.
(2) Memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas persediaan dan penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif para peserta didik.
(3) Penemuan-penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikikannya dan sangat sulit melupakannya.
(4) Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
Kelemahan penggunaan metode ini:
(1) Tidak sesuai untuk kelas yang besar jumlah peseta didiknya. (2) Memerlukan fasilitas yang memadai. (3) Menuntut guru mengubah cara mengajarnya yang selama ini bersifat
tradisional, sedangkan metode-metode baru ini dirasakan guru belum melaksanakan tugasnya mengajar karena guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing.
(4) Sangat sulit mengubah cara belajar peserta didik dari kebiasaannya menerima informasi dari guru menjadi aktif mencari dan menemukan sendiri.
(5) Kebebasan yang diberikan kepada peseta didik tidak selamanya dapat dimanfaatkan secara optimal, kadang peserta didik malah kebingungan memanfaatkannya.
8) Metode Latihan
Menurut Syaiful Sagala (2005: 217) berpendapat bahwa “Metode
latiahan (drill) dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, dan juga sebagai sarana untuk
memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan”. Metode
latihan disiapkan untuk mengembangkan bakat atau inisiatif siswa untuk
berfikir, oleh karena itu latihan disiapkan untuk mengembangkan kemampuan
motorik siswa.
a) Kelebihan metode ini adalah:
(1) Membuat konsep diri siswa bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnya.
(2) Mmemiliki kemungkinan yang besar untuk memperbaiki dan memperluas persediaan dan penguasaan ketrampilan dalam prose kognitif siswa.
(3) Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
b) Kelemahan metode ini adalah:
(1) Tidak sesuai untuk kelas yang jumlah siswanya besar. (2) Memerlukan fasilitas yang memadai. (3) Guru belum merasa melaksanakan tugas mengajar Karena guru hanya
sebagai fasilitator, motivator dan membimbing. (4) Sangat sulit mengubah cara belajar siswa. (5) Kebebasan yang diberikan duru kepada siswa tidak dapat
dimanfaatkan secara optimal.
Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi Belajar
Setiap bentuk kegiatan yang dilakukan untuk tujuan tertentu, pada akhirnya
selalu ingin diketahui hasilnya. Hasil dari kegiatan ini disebut dengan prestasi.
Prestasi belajar merupakan gabungan dari pengertian antara prestasi dan belajar.
Menurut Winkel, W.S. (1996: 162) mengtakakn bahwa “Prestasi adalah suatu
bukti keberhasilan yang telah dicapai”. Nana Sudjana (1995: 3) menyatakan
bahwa “Prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang setelah ia melakukan
aktivitas kegiatan”.
Berkaitan dengan hasil belajar, Winkel, W.S. (1996: 39) menyatakan bahwa
“Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang dapat dicapai dalam proses yang
berlangsung dalam interaksi subyek dengan lingkungannya yang menghasilkan
perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai-nilai yang akan disimpan
atau dilaksanakan menuju kemajuan”.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang prestasi belajar di atas, maka dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai
siswa dalam proses perubahan dalam proses perubahan dalam pemikiran serta
tingkah laku.
Menurut Sukardi dan Anton Sukarno, (1993: 92-98) Prestasi belajar atau
nilai mempunyai kegunaan, antara lain:
1) Untuk siswa, sebagai berikut:
a) Untuk menentukan status pendidikan anak, oleh karena itu nilai harus diolah agar kita dapat megetahui status anak.
b) Untuk menentukan kedudukan pada rangking keberapa di sekolah atau di kelas.
c) Untuk mengetahui status anak dalam penguasaan materi pelajaran. d) Untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. e) Memberi arti yang penting sebagai perangsang, pengarah dan hadiah bagi
usaha-usaha pendidikan dari siswa.
2) Untuk orang tua adalah:
a) Untuk menentramkan mereka (orang tua) bahwa perkembangan pengalaman anaknya di sekolah telah memuaskan.
b) Untuk membimbing anak jika terjadi kesulitan yang disebabkan kurang rajinnya anak belajar di rumah.
c) Untuk menolong anaknya merencanakan masa depannya.
3) Bagi guru dan sekolah adalah:
a) Dalam pelajaran, terutama digunakan untuk perbaikan dan balikan. b) Untuk menentukan status anak. c) Nilai digunakan guru sebagai bahan laporan untuk orang tua. d) Untuk mempromosikan anak. e) Dengan nilai guru dapat menaikkan anak ke tingkat kelas yang lebih
tinggi atau sebaliknya.
f) Nilai digunakan sekolah untuk memutuskan anak itu putus sekolah atau tidak.
g) Untuk menentukan ijasah siswa.
4) Untuk pekerjaan sebagai syarat untuk diterima menjadi pegawai di lembaga
pemerintah dan swasta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Perubahan perilaku sebagai hasil dari belajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor intern maupun ekstern. Adapun Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
adalah:
1) Faktor intern antar lain:
a. Minat
Dalam belajar minat siswa turut memegang peranan, karena untuk
mengajarkan sesuatu akan lebih berhasil jika rasa ketertarikan siswa
tersebut besar.
b. Bakat
Untuk mengajarkan sesuatu akan lebih mudah jika siswa telah mempunyai
kemampuan untuk belajar.
c. Motivasi
Siswa akan lebih berhasil menerima pelajaran apabila dalam dirinya
terdapat dorongan yang kuat untuk mempelajari sesuatu.
d. Kemampuan awal
Berhasil tidaknya siswa mempelajari sesuatu juga dipengaruhi oleh
tingkah laku dan kemampuan awal siswa.
2) Faktor ekstern antara lain:
a. Keadaan keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang berbeda turut menentukan bagaimana
dan sampai di mana siswa mengalami belajar dan mencapainya.
b. Guru dan cara mengajar
Sikap dan kepribadian guru, tingkat rendahnya pengetahuan guru terhadap
siswanya, turut menentukan bagaimana hasil belajar dapat dicapai siswa.
c. Sarana dan prasarana
Sekolah yang cukup memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
belajar akan mempermudah dalam belajar.
d. Metode
Cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa merupakan salah
satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu program pengajaran.
e. Motivasi sosial
Jika guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa,
akan timbul dorongan hasrat untuk belajar lebih baik pada diri siswa
tersebut.
f. Lingkungan
Lingkungan masyarakat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa.
Kemampuan Awal
Selama proses belajar mengajar berlangsung terjadi interaksi antara guru dan
siswa, namun interaksi itu khusus karena siswa menghadapi tugas belajar dan guru
mendampingi siswa dalam belajar. Keberhasilan proses belajar mengajar tidak lepas
dari faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, setiap siswa mempunyai karakteristik
atau ciri khas tersendiri dan berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya,
kenyataan inilah yang mengharuskan seorang guru untuk memperhatikan ciri khas
yang dimiliki siswa untuk lebih mudah memberikan materi pelajaran kepada siswa
dan siswa dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran tersebut.
Salah satu ciri kas yang dimiliki siswa dan berbeda antara siswa satu dengan
yang lainnya adalah kemampuan awal siswa. Kemampuan awal yang dimiliki siswa
merupakan titik tolak bagi proses belajar mengajar selanjutnya, kemampuan yang
diperoleh siswa dari pengalaman belajar pada suatu jenjang pendidikan tertentu akan
menjadi titik tolak untuk membekali siswa untuk belajar ke jenjang pendidikan
selanjutnya atau kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan yang dikemukakan oleh Winkel W.S. (1991: 81):
“Setiap proses belajar mengajar mempunyai titik tolak sendiri atau berpangkal pada kemampuan siswa tertentu (tingkah laku awal) untuk dikembangkan menjadi kemampuan baru, sesuai dengan tujuan instruksional (tingkah laku final). Oleh karena itu keadaan siswa pada awal proses belajar mengajar tertentu mempunyai relevansi terhadap penetuan, perumusan dan pencapaian tujuan instruksional”.
Menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi (1992: 19) berpendapat bahwa:
“Pengajaran akan berhasil dengan baik bila dimulai dari apa yang diketahui oleh
peserta didik. Ini berarti guru mengetahui terlebih dahulu pengetahuan dan tingkah
laku yang dimiliki oleh peserta didik, baik pengetahuan dan tingkah laku dalam arti
luas atau pengetahuan dan tingkah laku prasyarat bagi bahan pengajaran berikutnya.
Dengan demikian kemampuan awal siswa dapat dipandang sebagai masukan
atau input yang menjadi titik tolak dalam proses belajar mengajar yang menghasilkan
suatu keluaran atau output. Untuk itu setiap awal proses belajar-mengajar, guru
seharusnya mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswanya sehingga
diharapkan guru dapat menentukan bagaimana proses belajar mengajar yang akan
dilakukan selanjutnya.
Materi Pelajaran Akuntansi
Pokok Bahasan Akuntansi
Berdasarkan kurikulum 2004, atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), ruang lingkup materi pelajaran
akuntansi untuk kelas XI ilmu sosial sebagai berikut:
1) Menganalisis Akuntansi sebagai Sistem Akuntansi
a) Mendefinisikan akuntansi
b) Merumuskan kualitas informasi akuntansi
c) Mengidentifikasi macam-macam bidang spesialisasi akuntansi
d) Mendeskripasikan bidang garapan akuntansi
e) Mengidentifikasi etika profesi akuntansi
2) Mendeskripsikan Dasar Hukum dan Laporan Keuangan dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK)
a) Mendeskripsikan dasar hukum pelaksanaan akuntansi bagi perusahaan
b) Merumuskan asas-asas akuntansi
c) Menguraikan sifat, jenis, tujuan dan fungsi laporan keuangan menurut
SAK
d) Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam neraca dan laporan labarugi
e) Mengklasifikasi dan pemberian kode
3) Menerapkan Struktur Dasar Akuntansi
a) Mengidentifikasi sumber pencatatan
b) Menerapkan rumus persamaan akuntansi
c) Menyusun laporan keuangan
4) Menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang
a) Merumuskan pengertian perusahaan jasa/dagang
b) Ciri-ciri perusahaan jasa/dagang
c) Menganalisis bukti transaksi
d) Mencatat transaksi kedalam jurnal umum
e) Membukukan jurnal ke dalam buku besar
f) Menyusun neraca saldo
g) Membuat jurnal penyesuaian dan neraca lajur
h) Membuat jurnal penutup
i) Membuat jurnal pembalik
j) Menyusun laporan keuangan
Sub Pokok Bahasan
Pencatatan Bukti tansaksi kedalam Jurnal khusus perusahaan dagang
Jurnal khusus
Ø Pengertian jurnal khusus
Ø Jenis jurnal khusus
Ø Keuntungan dari jurnal khusus
Buku besar pembantu
Ø Buku besar pembantu piutang
Ø Buku besar Utang
Proses belajar mengajar pada penelitian ini mengunakan pendekatan
contextual teaching and learning (CTL) pada kelompok eksperimen dan metode
ceramah (konvensional) pada kelompok kontrol. Sesuai dengan karakteristik
pendekatan contextual teaching and learning (CTL), maka kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) digunakan metode
diskusi dan kerja kelompok sedangkan pada pembelajaran.
Kerangka Pemikiran
Poeses Belajar Mengajar adalah interaksi yang terjadi antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Belajar pada
hakikatnya adalah proses perubahan pada diri individu yang mencakup pengetahuan,
perasaan, kognitif, afektif dan ketrampilan dalam waktu yang lama dan mengarah
pada perubahan yang lebih baik. Keberhasilan belajar dapat dilihat dari prestasi
belajar siswa. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap
Prestasi Belajar
Pendidikan bagi sebagian besar masyarakat mempunyai arti suatu usaha
membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa, sedangkan dalam arti sempit
pendidikan diartikan sebagai pengajaran yang pada umumnya dilakukan di sekolah
sebagai lembaga formal. Keberhasilan kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya pemilihan pendekatan dan metode yang tepat dengan
materi pelajaran yang disampaikan selain itu penerapan pendekatan pembelajaran
yang bervariasi berupaya untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam menerima
pelajaran sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan.
Suatu pendekatan mengajar mempunyai spesifikasi tersendiri, artinya suatu
pendekatan yang cocok digunakan untuk materi tertentu belum tentu cocok jika
diterapkan pada materi lainnya. Sebagian besar pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran berupa pendekatan konvensional. Alternatif pemecahannya antara lain
memperbanyak penggunaan pendekatan ketrampilan proses, pendekatan kooperatif
atau pendekatan kontekstual yang lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif menemukan dan membentuk konsep ilmu pengetahuan.
Pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional, siswa
menjadi obyek belajar sedangkan aktivitas belajar berpusat pada guru. Pendekatan
konvensional apabila diterapkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar dapat
mengabaikan potensi yang ada dalam diri siswa, sehingga prestasi belajar yang
dicapai kurang optimal.
Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang membantu guru menghadirkan dunia nyata kedalam
kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pendekatan kontekstual
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berpijak pada keinginan untuk
menghidupkan kelas dan memberdayakan siswa dalam aktivitas belajar-mengajar
untuk meningkatkan prestasi belajar. Proses pembelajaran dengan pendekatan
pendekatan contextual teaching and learning (CTL) berlangsung alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru
ke siswa. Pendekatan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) diharapkan
hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, sehingga siswa dapat mencapai
prestasi belajar yang optimal. Dengan demikian dapat diduga ada pengaruh yang
positif antara pendekatan contextual teaching ang learning terhadap prestasi belajar.
2. Pengaruh Kemampuan Awal Siswa Kategori Rendah dan Tinggi terhadap
Prestasi Belajar
Keberhasilan proses belajar mengajar tidak lepas dari faktor yang berasal
dari siswa itu sendiri, setiap siswa mempunyai karakteristik atau ciri khas tersendiri
dan berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya, kenyataan inilah yang
mengharuskan seorang guru untuk memperhatikan ciri khas yang dimiliki siswa
untuk lebih mudah memberikan materi pelajaran kepada siswa dan siswa dapat
dengan mudah menyerap materi pelajaran tersebut. Siswa yang mempunyai
kemempuan awal tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi dibandingkan
dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah. Begitu pula dalam
mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Siswa yang mempunyai kemampuan awal
tinggi akan lebih mudah menerima pelajaran dibandingkan dengan siswa yang
mempunyai kemampuan awal rendah. Karena siswa dengan kemampuan awal rendah
cenderung merasa kesulitan dalam menerima pelajaran, dengan keadaan seperti akan
menyebabkan proses belajar-mengajar siswa sedikit terhambat, sehingga prestasi
belajar yang dicapai cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi. Dengan demikian dapat diduga ada pengaruh
yang positif antara kemampuan awal terhadap prestasi belajar.
3. Interaksi Antara Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dan Kemampuan Awal terhadap Prestasi Belajar
Salah satu faktor yang menyebabkan keberhasilan proses belajar mengajar
adalah adanyan kemampuan awal. Kemampuan awal siswa yang satu akan berbeda
dengan siswa yang lain, sehingga kemampuan awal dapat dikategorikan menjdai
kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal renda. Dengan adanya kemampuan
awal tersebut, siswa cenderung dapat mengikuti metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru, termasuk pendekatan dan metode mengajar dalam hal ini
digunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL). Pemakaian
pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dimaksudkan agar siswa dapat
memperdalam penguasaan konsep. Pemahaman konsep tersebut tanpa didukung
faktor yang berasal dari siswa itu sendiri tidak mungkin menghasilkan pengusaan
materi yang baik. Sehingga dengan pendekatan kontekstual didukung dengan
kemampuan awal dari siswa akan meingkatkan prestasi belajar siswa. Dengan
demikian dapat diduga bahwa terdapat pengaruh yang positif secara bersama-sama
antara dua faktor tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat
diwujudkan dengan bagan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi ditinjau dari
Kemampuan Awal
Kemampuan Awal Siswa
Pendekatan Konvensional (Kelompok Kontrol)
Prestasi Belajar
dibandingkan
Prestasi Belajar
Pendekatan CTL (Kelompok Eksperiment)
Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto, 2002: 64) “Hipotesis diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti
melalui data yang terkumpul”. Berdasarkan dasar teori dan kerangka pemikiran yang
diajukan, hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
1. Pemakaian pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menghasilkan
prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian metode
konvensional.
2. Terdapat perbedaan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan
kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar akuntansi.
3. Terdapat interaksi antara pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar akuntansi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dengan dasar
pertimbangan sebagai berikut:
1. Penelitian tentang keefektifan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan
pendekatan contextual teaching and learning (CTL) sangat penting untuk diteliti,
sehingga dapat membawa pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif.
2. Penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran akuntansi dengan pendekatan
kontekstual belum pernah diteliti di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian direncanakan dimulai pada bulan Desember 2006 sampai
bulan Juni 2007.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tahun
Bulan
Jenis Penelitian
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jul
1. Persiapan Penelitian
• Pengajuan Judul
• Penyusunan Proposal
• Ijin Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
• Pengumpulan Data
• Analisis Data
• Penarikan Hasil
3. Penyusunan Laporan
B. Metode Penelitian Salah satu cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah melalui
suatu metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan penelitian adalah untuk
memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang digunakan harus relevan dengan
masalah yang dirumuskan. Menurut Sutrisno Hadi (2004: 4) penelitian adalah “Usaha
untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah”. Berdasarkan pengertian tersebut,
maka metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan oleh
peneliti untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan dengan menggunakan teknik dan cara-cara tertentu. Suharsimi Arikunto
(2002: 3) menyatakan bahwa “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan
sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor lain yang bisa mengganggu”.
Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu, karena peneliti tidak mungkin menempatkan subyek secara acak
kedalam kelompok-kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto (1995: 129)
yang menyatakan bahwa “Peneliti akan mendapat kesulitan untuk dapat memperoleh
izin dalam menggunakan murid sekolah dengan mengelompokkannya sesuai dengan
kehendak peneliti”.
Berdasarkan pokok permasalahan yang akan diteliti, penelitian ini
dilaksanakan menggunakan metode eksperimen dengan rancangan “Matched Groups
Design”,
M
Kk X2 O2
Ke X1 O1
dibandingkan
Gambar 2. Gambar Rancangan Matched Groups Design
Keterangan: M : menyamakan kedua kelompok
Kk : kelas eksperimen
Ke : kelas kontrol
X1 : pembelajaran akuntansi dengan pendekatan contextual teaching and
learning (CTL)
X2 : pembelajaran akuntansi dengan pendekatan konvensional
O1 dan O2 : hasil test akhir (post-test)
Prosedur dalam rancangan ini adalah:
1. Memilih subyek dari suatu populasi secara random
2. Mengelompokkan subyek tersebut menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang dikenai variable perlakuan X1, dan kelompok kontrol yang
dikenai perlakuan X2
3. Menyamakan kemampuan awal dengan membandingkan nilai prestasi belajar
siswa pada semester I untuk mengetahui apakah kedua kelompok telah seimbang,
sehingga kedua kelompok berangkat dari titik yang sama
C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi
S. Margono (2005: 118) mengemukakan bahwa “Populasi adalah seluruh
data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan”. Sedangkan menurut Arikunto Suharsimi (2002: 108) “Populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian”.
Berdasarkan dari dua pernyataan di atas maka dapat disimpulkan pengertian
populasi, yaitu suatu kelompok individu atau unsur-unsur yang memiliki kesamaan
ciri-ciri yang merupakan sumber data yang diteliti dan kemudian hasilnya dianalisis.
Berdasarkan rumusan diatas, maka Penulis menetapkan populasi penelitian
adalah seluruh siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Surakarta tahun 2006/2007,
sejumlah 204 siswa.
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) “Sampel adalah bagian atau wakil
populasi yang diteliti”. Sampel menurut Handari Nawawi (1995:144) adalah sebagian
dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Dari kedua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari
populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian. Sampel yang
diambil sebanyak 80 siswa. Setelah diacak, kelas yang terpilih adalah XI IPS1 dan XI
IPS2.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan sampel kelompok (cluster random
sampling) atau random terhadap kelas VIII dengan cara mengambil 2 kelas dari 4
kelas dengan diundi. Cluster Random Sampling digunakan bilamana populasi tidak
terdiri dari individu-individu melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu
atau cluster (S. Margono, 2005: 127). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:
112), “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik
sampel diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi selanjutnya
jika jumlah subyek besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih”.
Sampel yang diambil sebanyak 80 siswa. Setelah diacak, kelas yang terpilih adalah
XI-IS.1 dan XI-IS.2.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Variabel-
variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas
1. Pendekatan pembelajaran
a. Definisi Operasional
Pendekatan pembelajaran adalah prosedur yang digunakan untuk
menjadikan orang belajar dimana didalamnya terdapat interaksi belajar
mengajar antara guru dengan murid, dengan siswa yang lebih banyak
melakukan aktivitas sedangkan guru hanya membimbing, mengarahkan
dan menyediakan situasi yang konduktif dalam proses itu. Pendekatan
contextual teaching and learning (CTL) dilakukan pada kelas eksperimen
dan pendekatan konvensional pada kelas kontrol.
b. Indikator: aktivitas yang dipilih guru pada pembelajaran di kelas.
c. Skala Pengukuran: skala pengukuran nominal dengan 2 kategori yaitu
pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan pendekatan
konvensional.
d. Simbol: X1
2. Kemampuan Awal siswa
a. Definisi Operasional
Kemampuan awal siswa adalah kemampuan pengetahuan dan
ketrampilan yang relevan yang dimiliki pada saat akan mulai mengikuti
suatu program pengajaran, yang diambil dari nilai test.
b. Indikator: Nilai tes ujian semester ganjil (I)
c. Skala Pengukuran: skala interval diubah dalam ordinal yang terdiri dari 2
kategori, yaitu: tinggi dan sedang.
d. Simbol: X2
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah prestasi belajar siswa
a. Definisi operasional: prestasi belajar siswa
b. Indikator: skor tes akhir
c. Skala Pengukuran: Skala interval
d. Simbol: Y
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah
sebagai berikut:
1. Metode tes
Suharsimi Arikunto (2002: 198) menyatakan bahwa “Test adalah
serentetan pertanyaan atau latihan ataupun alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok”. Menurut S. Margono (2005: 170) “Test
adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan
maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor
angka. Metode test pada penelitian ini, digunakan untuk mengambil data tentang
prestasi belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Soal test
berupa test obyektif yang dibuat sama untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Test tersebut disusun dengan kisi-kisi sebagai berikut
Tabel 2. Kisi-kisi Soal
Aspek yang diukur Jumlah
Item C1 C2 C3 C4
• Menganalisis bukti 1,2,4,9, 3,5,8, 6,7,10 15
Kompetensi
transaksi 12,13,14
,21,25
11
• Mencatat transaksi
kedalam jurnal umum
19,28 17,22,26,
27,29,30
16,18,20
,23,24
Jumlah 30 9 6 19 16
Total 100 30% 20% 30% 320%
Keterangan:
C1 : soal ingatan C3 : soal ingatan
C2 : soal pemahaman C4 : Soal aplikasi
2. Metode dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2002: 2006) menyatakan bahwa “Metode
dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat,
lengger, agenda, dan sebaginya”. Pada penelitian ini, metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data menganai sejarah SMA Muhammadiyah 1
Surakarta, daftar nama siswa yang menjadi sampel dan data lain yang dibutuhkan
dalam penelitian.
3. Instrumen Penelitian
Berdasarkan tujuan dan hipotesis yang dikemukakan, maka disusun
instrument penelitian untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen dalam
penelitian ini menggunakna soal test objektif pilihan ganda, Karena test objektif
dengan pilihan ganda ini dapat mengukur jenjang kemampuan yang lebih kompleks
yang meliputi pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.
a. Uji Coba Instrumen
Untuk mengetahui kelayakan instrument yang digunakan dalam penelitian
ini, maka perlu ditinjau beberapa aspek kelayakannya.
1) Uji Validitas Item Soal
Sebuah data dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan
senyatanya, sedangkan sebuah test dikatakan valid apabila test tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Suharsimi Arikunto (2002 : 144)
mengatakan bahwa “Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan suatu instrument”. Sebuah iten dinyatakan valid apabila mempunyai
dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor
total menjadi tinggi atau rendah, dengan kata lain sebuah item memiliki
validitas yang tinggi jika skor total pada item mempunyai kesejajaran dengan
skor total. Kesejajaran dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk
mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi product moment dari
Pearson yakni sebagai berikut:
rxy= ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑−−
−
}Y)(Y}{NX)(X{N
Y)X)((XYN2222
(Suharsimi Arikunto, 2002: 146)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi variabel x dan y
ΣX = jumah skor-skor item soal
ΣY = jumlah skor-skor total soal
ΣXY = jumlah skor-skor X dan Y yang dipasangkan
N = jumlah penelitian
Klasifikasi validitas soal adalah sebagai berikut:
0,91 - 1,00 = sangat tinggi (ST)
0,71 - 0,90 = tinggi (T)
0,41 - 0,70 = cukup (C)
0,21 - 0,40 = rendah (R)
0,00 - 0,20 = sangat rendah (SR)
(Masidjo, 1995: 243)
Responden yang digunakan untuk uji validitas tes belajar akuntansi
sebanyak 26 siswa. Berdasarkan uji coba tes belajar akuntansi , dari 30 butir
soal diperoleh 26 butir soal valid dan 4 butir soal tidak valid yaitu butir nomor
7, 18, 21, dan 26. Butir soal yang tidak validn tidak dipakai atau didrop karena
syaratindikator untuk soal tersebut sudah diwakili oleh butir soal yang lain.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran….
2) Uji reliabilitas Soal
Masidjo (1995: 209) “Reliabilitas suatu test adalah taraf sampai di
mana suatu tes mampu menunjukkan komsistensi hasil pengukurannya yang
diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil”. Reliabilitas test
berhubungan dengan masalah keparcayaan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap, dalam arti instrument tersebut apabila digunakan akan
memberikan hasil yang relatif sama. Reliabilitas tes dapat dicari dengan
menggunakan rumus dari Kurder Richardson (KR-20) dalam Suharsimi Kunto
(2002: 164) sebagai berikut:
Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam
penelitian ini digunakan rumus dari Kuder-Richardson dengan KR-20, yaitu:
( )
−
−= ∑
2
2
11 1 t
iii
sqps
nnr
Sedangkan untuk menghitung tingkat reliabilitas angket, dalam
penelitian ini digunakan rumus Alpha dari Cronbach, yaitu:
( )
−
−= ∑
2
2
11 11 t
i
ss
nnr
Keterangan:
r11 = indeks reliabilitas instrument
n = banyaknya butir soal
st2 = variansi total
pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i
qi = 1-pi
si2 = variansi butir ke-i
Selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel produk moment. Tes
dikatakan reliable jika r11 > rtabel.
(Budiyono, 2003: 69-70)
Klasifikasi reliabilitas soal adalah:
0,91 - 1,00 = sangat tinggi (ST)
0,71 - 0,90 = tinggi (T)
0,41 - 0,70 = cukup (C)
0,21 - 0,40 = rendah (R)
0,00 - 0,20 = sangat rendah (SR)
(Masidjo, 1995: 243)
Berdasarkan soal-soal validitas uji coba, diketahui r11 > rtabel atau
0.782 > 0.444. Sesuai kriteria , soal dinyatakan reliable. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran…
3) Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Soal yang mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
untuk memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu susah akan menyebabkan
siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
diluar jangkauannya. Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks
kesukaran yang menunjukkan sukar mudahnya soal. Harga tingkat kesukaran
untuk soal objektif dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti yang
dikemukakan oleh Saifuddin Azwar (1996: 134) sebagai berikut:
SJBP =
Keterangan:
P : Tingkat Kesukaran
B : Benyaknya siswa yang menjawab item yang benar
JS : Jumlah siswa
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks kesukaran,
makin sukar soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks kesukaran yang
diperoleh maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran
menurut Suharsimi Arikunto (2002: 210) adalah sebagai berikut:
P : 0,00 – 0,30 = soal sukar
P : 0,31 – 0,70 = soal sedang
P : 0,71 – 1,00 = soal mudah
Berdasaran soal yang diuji cobakan diketahui 16 butir soal sedang
dan 10 butir soal mudah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran….
4) Daya Pembeda Soal
Daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2002: 218) adalah
“Kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa berkemampuan
tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Rumus daya pembeda menurut
Suharsimi Arikunto (2002: 214) adalah:
BAB
B
A
A PPJB
JBD −=−=
Keterangan:
D = indeks diskriminasi
BA = jumlah jawaban benar dari kelompok atas
JA = banyaknya peserta kelompok atas
BB = jumlah jawaban benar dari kelompok bawah
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal menurut Suharsimi Arikunto (2002: 218)
adalah:
0,00 – 0,20 = jelek (poor)
0,21 – 0,40 = cukup (statisfactory)
0,41 – 0,70 = baik (good)
0,71 – 1,00 = baik sekali (excellent)
negatif = tidak baik sehingga harus dihilangkan/dibuang
Berdasarkan 30 soal yang diuji cobakan, diketahui 4 butir soal
mempunyai daya beda yang baik, 14 butir soal mempunyai daya beda yang
cukup dan 8 butir soal mempunyai daya beda yang jelek. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran…..
E. Teknik Analisis Data 1. Uji Keseimbangan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok (kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak sebelum
kelompok eksperimen mendapat perlakuan.. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t,
yaitu:
a. Hipotesis
210 : µµ =H (kedua kelompok berasal dari dua populasi yang kemampuan
awalnya sama)
211 : µµ ≠H (kedua kelompok berasal dari dua populasi yang kemampuan
awalnya tidak sama)
b. Tingkat signifikansi: 05,0=α
c. Statistik uji
( )
21
21
11nn
s
XXt
p +
−=
dengan ( ) ( )
21
222
121
1111
nns
snsns
p
p
+
−+−=
(Budiyono, 2000: 149)
dengan:
t = t hitung; t~ t (n1+n2-2)
1X = rata-rata nilai akunatansi semester II kelompok eksperimen
2X = rata-rata nilai akuntansi semester II kelompok kontrol
s12 = variansi kelompok eksperimen
s22 = variansi kelompok kontrol
n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 = jumlah siswa kelompok kontrol
d. Daerah kritik
DK =
>
2αttt
e. Keputusan uji
H0 ditolak jika t ∈ D
2. Uji Prasyarat Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji mormalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji Normalitas menggunakan metode
Lilliefors. Alasan dipilihnya uji Lilliefors karena uji ini dapat digunakan untuk
sampel yang kecil. Adapun prosedur ujinya adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak normal
2) Taraf Signifikansi: 05,0=α
3) Statistik uji:
L = max [F(zi)-S(zi)]
Dimana:
F(zi) = P(Z < zi) dengan Z ~ N(0,1)
S(zi) = Proporsi cacah z < zi terhadap seluruh cacah zi
zi = Skor standar ( )
sXXz i
i−
=
s = Standar Deviasi
4) Daerah kritik:
DK = { }nLLL ;α> dengan n ukuran sampel
5) Keputusan uji
H0 ditolak jika L∈ DK atau H0 tidak ditolak jika L∉ DK
(Budiyono, 2000: 169)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah populasi mempunyai
variansi yang sama. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett
dengan statistik uji Chi Kuadrat sebagai berikut:
1) Hipotesis
222
210 ...: kH σσσ ===
H1 : terdapat kedua kelompok mempunyai variansi yang berbeda
2) Taraf signifikansi: 05,0=α
3) Statistik uji:
( )∑−= 22 loglog203,2jj sfRKGf
cχ
Dimana:
2χ ~ 2χ (k-1)
k = jumlah cacah populasi (cacah sampel)
f = derajat bebas untuk RKG = N-k
fj = derajat bebas untuk sj2 = nj-1
j = 1,2,…k
N = cacah semua pengukuran
nj = cacah pengukuran pada sampel ke-j
c =
−
−+ ∑ ffk j
11)1(3
11
( ) ( ) 22 1; jj
j
jjj
j
j ssnn
XXSS
fSS
RKG −=−== ∑∑∑∑
4) Daerah kritik:
DK = { }21;
22−> kαχχχ
5) Keputusan uji
H0 ditolak jika 2χ ∈ DK atau tidak ditolak jika 2χ ∉ DK
(Budiyono, 2000: 176-177)
3. Uji Hipotesis Untuk menguji signifikansi perbedaan efek baris, efek kolom dan kombinasi
efek kolom terhadap variabel terikat, hipotesis dalam penelitian ini dianalisa dengan
analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama dengan model sebagai
berikut:
ijkijjiijkX εαββαµ ++++=
Dimana:
Xijk = data amatan ke-k yang dikenai faktor A (metode mengajar) kategori ke-
i, faktor B (kemampuan awal) kategori ke-j
µ = rerata besar (pada populasi)
iα = efek faktor A kategori ke-i pada variabel terikat
jβ = efek faktor B kategori ke-j pada variabel terikat
ij)(αβ = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat
ijkε = kesalahan eksperimental yang berdistribusi normal N(0, 2ijµ )
i=1,2; 1 = pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
2 = pembelajaran konvensional
j=1,2,3;1 = kemampuan awal tinggi
2 = kemampuan awal sedang
3 = kemampuan awal rendah
k = 1,2,3,…nij;nij = banyaknya data amatan pada sel ij
(Budiyono, 2000: 225)
Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis variansi dua jalan dengan
sel tak sama yaitu:
a. Hipotesis
Pada analisis variansi dua jalan terdapat tiga pasang hipotesis yang
perumusannya adalah sebagai berikut:
1) HoA : iα = 0 untuk semua i (tidak ada perbedaan efek faktor A), I = 1,2
H1A : iα ≠ 0 paling sedikit ada satu iα yang tidak nol (ada perbedaan efek
factor A)
2) H0B : jβ = 0 untuk semua j (tidak ada perbedaan efek faktor B),j =1,2,3
H1B : jβ ≠ 0 paling sedikit ada satu jβ (ada perbedaan efek faktor B)
3) H0AB: ij)(αβ =0 untuk semua pasang (i,j) (tidak ada perbedaan factor A
dengan faktor B)
H1AB: ij)(αβ ≠ 0 paling sedikit ada satu pasang harga (i,j) yang tidak nol (ada
perbedaan faktor A dengan faktor B)
(Budiyono, 2000: 226)
b. Komputasi
Tabel 3 Tata Letak Data
a b b1 b2 total
a1 a1b1 ab12 A1
a2 a1b1 ab22 A2
total B12 B2
2 G
Dimana:
Sel a1b1 memuat: Xni ; Xn2 ;……;Xm
nij = cacah observasi pasa sel abij
a1 = pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan pendekatan
contextual teaching and learning (CTL
a2 = pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode konvensional
b1 = kemampuan awal tinggi
b2 = kemampuan awal rendah
Pada analisis variansi dua jalan ini didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut:
ni = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
= banyaknya data amatan pada sel ij
= frekuensi sel ij
nh = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =
∑ij ijn
pq1
N = ∑ij
ijn = banyaknya seluruh data amatan
SSij = ij
kij
kij n
XX
2
2
−∑
∑
= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
ijAB = rataan pada sel ij
Ai = ∑i
ijAB = jumlah rataan pada baris ke-i
Bj = ∑j
ijAB = jumlah rataan pada kolom ke-j
G = ∑ij
ijAB = jumlah rataan semua sel
1) Komponen Jumlah Kuadrat
Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2),
(3), (4) dan (5) sebagai berikut:
(1) = pqG 2
; (2) = ∑ij
ijSS ; (3) = ∑i
i
qA2
;
(4) = ∑j
j
pB 2
; (5) = 2
∑ij
ijAB ;
Dimana:
N = Jumlah cacah pengamatan semua sel
G2 = Kuadrat jumlah rerata pengaitan semua sel
A 21 = Jumlah kuadrat rerata pengamatan pada baris ke-i
B 21 = Jumlah kuadrat rerata pengamatan pada kolom ke-j
AB 2ij = Jumlah kuadrat rerata pengaitan pada baris sel AB ij
2) Jumlah Kuadrat
Terdapat lima jumlah kuadrat yaitu jumlah kuadrat baris (JKA), jumlah
kuadrat kolom (JKB), jumlah kuadrat interaksi (JKAB), jumlah kuadrat galat
(JKG) dan jumlah kuadrat total (JKT), yaitu:
JKA = { })1()3( −hn JKG = ∑ij
ijSS
JKB = { })1()4( −hn
JKAB = { })4()3()5()1( −−+hn
JKE = JKA + JKB + JKAB + JKG
3) Derajat Kebebasan
Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah:
dka = p–1 dkb = q–1
dk = (p-1)(q-1) dk = N–pq
dk = N–1
4) Rataan Kuadrat
Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing,
diperoleh rataan kuadrat berikut:
RKA = dkAJKA RKB =
dkBJKB
RKAB= dkABJKAB RKG =
dkGJKG
c. Statistik Uji
1) Untuk H0A adalah Fa = RKGRKA
2) Untuk H0B adalah Fb = RKGRKB
3) Untuk H0AB adalah Fab = RKGRKAB
d. Daerah Kritik
1) Daerah kritik untuk Fa adalah DK = { }pqNpFFF −−> ,1;α
2) Daerah kritik untuk Fb adalah DK = { }pqNqFFF −−> ,1;α
3) Daerah kritik untuk Fab adalah DK = { }pqNqpFFF −−−> ),1)(1(;α
e. Keputusan Uji
H0 ditolak jika harga statistik uji jatuh di daerah kritik. e. Rangkuman Analisis
Sumber JK DK RK Statistik Uji
A
(Baris)
JKA p-1 RKA Fa= RKA/ RKG
B
(Kolom)
JKB q-1 RKB Fb= RKB/RKG
AB
(Interaksi)
JKAB (p-1) (q-1) RKAB= JKAB/ (p-1) (q-1) Fab=RKAB/ RKG
Galat JKG (N-pq) RKG = JKG/ (N-pq)
Total JKT N-1
(Budiyono, 2000: 226-228)
4. Uji Komparasi Ganda
Untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan
kolom dan setiap pasangan sel diadakan uji komparasi ganda dengan menggunakan
metode Scheffe. Langkah-langkah komparasi ganda dengan metode Scheffe untuk
analisis variansi dua jalan adalah sebagai berikut:
a. Komparasi rataan antar baris
Uji Scheffe untuk komparasi antar baris adalah:
( )
+
−=−
..
2..
..11
ji
jiji
nnRKG
XXF
Dengan:
Fi.-j. = nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j
.iX = rataan pada baris ke-i
.jX = rataan pada baris ke-j
RKG = rataan kuadrat galat
ni. = ukuran sampel baris ke-i
nj. = ukuran sampel baris ke-j
Sedangkan daerah kritik untuk uji tersebut adalah:
DK = { }pqNpFpFF −−−> ,1;)1( α
b. Komparasi Rataan Antar Kolom
( )
+
−=−
..
2..
..11
ji
jiji
nnRKG
XXF
Sedangkan daerah kritik untuk uji tersebut adalah:
DK = { }pqNqFqFF −−−> ,1;)1( α
c. Komparasi Rataan Antar Sel pada kolom yang sama
Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama adalah:
( )
+
−=−
kjij
kjijkjij
nnRKG
XXF
11
2
Dengan:
Fij-kj = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj
ijX = rataan pada baris ke-i
kjX = rataan pada baris ke-j
RKG = rataan kuadrat galat
nij = ukuran sampel baris ke-i
nkj = ukuran sampel baris ke-j
Sedangkan daerah kritik untuk uji tersebut adalah:
DK = { }pqNpqFpqFF −−−> ,1;)1( α
d. Komputasi Rataan Antar Sel pada baris yang sama
Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama adalah:
( )
+
−=−
ikij
ikijikij
nnRKG
XXF
11
2
Daerah kritik untuk uji tersebut adalah:
DK = { }pqNpqFpqFF −−−> ,1;)1( α (Budiyono, 2000: 209-210)
Uji lanjutan setelah anava diperlukan. Uji scheffe, yang diperlukan
dipergunakan untuk mengkomparasikan mean dari kelompok perlakuan dengan n tak
sama. Statistik uji yang diperlukan antara lain:
a. Komparasi rataan tiap baris
Fij = ( )
( )ji
j
nnRKGXX
/1/1
2
+
−
Daerah kritik untuk uji ini adalah: DK = ( ){ }pqNqFqFF −−−> ;1;1/ α
b. Komparasi rataan antar kolom
Fij = ( )
( )ji
j
nnRKGXX
/1/1
2
+
−
Daerah kritik untuk uji ini adalah: DK = ( ){ }pqNqFqFF −−−> ;1;1/ α
c. Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama
Fijki = ( )
( )kjij
KJij
nnRKG
XX
/1/1 +
−
Daerah kritik untuk uji ini adalah: DK = ( ){ }pqNpqFpqFF −−−> ;1;1/ α
d. Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama
Fijki = ( )
( )kjij
KJij
nnRKG
XX
/1/1 +
−
Daerah kritik untuk uji ini adalah: DK = ( ){ }pqNpqFpqFF −−−> ;1;1/ α
(Budiyono, 2000: 209-210)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Umum
a. Sejarah SMA Muhammadiyah I Surakarta
Sejarah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah
perjalanan. Sejarah SMA Muhammadiyah I Surakarta dari awal berdirinya
merupakan serangkaian peristiwa yang cukup menarik untuk disimak.
Berdasarkan hasil observasi dan penjelasan serta keterangan yang diperoleh
dapat diketahui sejarah singkat SMA Muhammadiyah I Surakarta.
SMA Muhammadiyah I Surakarta berdiri pada tanggal 1 September
1946 dengan nama SMTA Muhammadiyah, bertempat di SR (Sekolah
Rakyat) Muhammadiyah yang sekarang menjadi SD Muhammadiyah I
Surakarta. Atas inisiatif Bapak Ali Marsaban, Bapak Soecokro, Bapak Noer
Bambang, Bapak Slamet dan Bapak Soedarno, setelah berdiri dimintakan
pengayoman Pimpinan Muhammadiyah Bapak Kyai Edris, Bapak Siswo
Sudarmo, Bapak Siswowidjojo, Bapak Hadi Soenarto dan Bapak Soehoet
Rais, hal ini menunjukkan bahwa SMA Muhammadiyah I Surakarta tumbuh
dari bawah.
Kepala Sekolah yang pertama
adalah Bapak Ali Marsaban. Pada masa jabatan Bapak Soekamto Prodjotanojo,
SMA Muhammadiyah I Surakarta menerima/menampung siswa-siswa dari SMA
atau siswa lain yang tidak bisa melanjutkan ke SMA lain karena terganjal biaya.
Sesudah Clash II, SMA Muhammadiyah I Surakarta menerima penggabungan dari
Demobilisant Tentara Pelajar. Kedua penggabungan itu diterima dengan iklas atas
dasar pertimbangan perikemanusiaan.
Pada waktu Clash II, sekolah terpaksa ditutup dan siswa-siswanya ikut
berjuang di daerah gerilya. Sesudah Clash II, sekolah dibuka lagi, namun
namanya sudah diganti menjadi SMA Muhammadiyah Surakarta lokasinya tetap
menumpang pada SR Muhammadiyah Ketelan. Kemudian bernama SMA A/B
Muhammadiyah I Ketelan. Setelah berdirinya SMA C Muhammadiyah Pasar Beling
tahun 1958 setelah SMA Muhammadiyah Pasar Kliwon berkembang tidak hanya
bagian C, SMA Muhammadiyah Ketelan diubah menjadi SMA Muhammadiyah I
Surakarta.
Tahun 1974 sebagian tanah SD dan tanah pengembalian DPU
diserahkan kepada SMA Muhammadiyah I Surakarta oleh Pimpinan
Muhammadiyah Surakarta/Pimpinan Majelis PPK Muhammadiyah Surakarta.
Mulai tahun 1975 dirintis pembangunan untuk masuk pagi. Peletakan batu
pertama bangunan sekolah SMA Muhammadiyah I Surakarta pada tanggal 2
Juli 1975 dan setelah tahun 1977 seluruh siswa sudah masuk pagi.
b. Visi dan Misi Sekolah
1) Visi Sekolah
Visi SMA Muhammadiyah I Surakarta adalah : “Unggul dalam Prestasi, Luhur
dalam Budi Pekerti”.
Dengan indikator:
a) Unggul dalam perolehan NEM
b) Unggul dalam persaingan melanjutkan ke Perguruan Tinggi
c) Unggul dalam lomba Karya Ilmiah
d) Unggul dalam lomba kesenian
e) Unggul dalam lomba olahraga
f) Unggul dalam disiplin
g) Unggul dalam aktivitas keagamaan
h) Unggul dalam kepedulian sosial
2) Misi Sekolah
a) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan bimbingan secara efektif.
b) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
c) Mendorong dan membantu sikap siswa untuk mengenali potensi dirinya,
sehingga dapat dikembangkan secara optimal dan berprestasi.
d) Mendorong semangat pendalaman agama Islam dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari sehingga terwujud kehidupan yang Islami.
e) Menciptakan kedisiplinan dan persatuan seluruh warga sekolah.
c. Komponen Lingkungan
Peranan kelestarian lingkungan sangat vital, maka dalam upaya
pelestarian lingkungan di SMA Muhammadiyah I Surakarta mengacu pada
5K yaitu:
1) Keamanan, yaitu adanya penjaga yang ditunjuk secara khusus, alat pemadam
kebakaran, piket kelas dan penjaga sekolah.
2) Ketertiban, yaitu adanya tertib kelas, jadwal pelajaran, tertib kehadiran, tertib
sepeda dan kunci.
3) Kebersihan, yaitu melaksanakan Jum’at bersih dan sering mengadakan lomba
kebersihan antar kelas.
4) Keindahan, yaitu membuat taman di beberapa sudut halaman dan teras kelas.
5) Kekeluargaan, yaitu secara berkala mengadakan kerja bakti sosial, pengajian
rutin, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
d. Guru dan Staf Karyawan
1) Guru SMA Muhammadiyah I Surakarta berjumlah 57 orang
Daftar nama guru SMA Muhammadiyah I Surakarta sebagai berikut:
Tabel 3. Daftar Nama Guru SMA Muhammadiyah I Surakarta.
No N a m a Pangkat Jabatan Guru Mapel
1 Drs. Tri Kuat, M.Pd Pembina Kepala Sekolah Ekonomi
2 Drs. Wiratno Pembina Wks. Kesiswaan Geografi
3 Drs. Prasojo S Pembina Wks. Kurikulum Penjaskes
4 Drs. Suhartoyo Pembina WKs. SarPras Ekonomi
5 Dra. Ambar D Pembina Wks. Humas BK
6 Dra. Yulis S Pembina Guru Fisika
7 Dra. Sri Insiyah Pembina Guru Matematika
8 Hj. Fajar S, S.Spd Pembina Guru Bhs. Inggris
9 Drs. Wiyanto Pembina Guru Kimia
10 Dra. Ani Indiyah Pembina Guru Sejarah
11 Hj. Sri Jumtari W Pembina Guru Agama
12 Drs. Djoko M Pembina Guru Agama
13 Drs. M. Bazin K.H Dewasa Guru Penjaskes
14 Priyaati Utami, S.Pd Dewasa Guru Sosiologi
15 Madiyono, S.Pd Dewasa Guru Kimia
16 Sri Rahayu, BA Penata Guru Tata Negara
17 Nur Mei Murni, BA Penata Guru PPKn
18 Drs. Suparno Penata Guru Biologi
19 Drs. Joko Darmono Penata Guru B. Indonesia
20 Drs. Kusmani Penata Guru Agama
21 Sri Sudarti, S.Pd Madya Guru Fisika
22 Edi Susanto, S.Pd Madya Guru Matematika
23 Drs. Rusmaijun Madya Guru Bhs. Inggris
24 Bambang S., BA Madya Guru BK
25 Dra. Umi Rochyani - Guru Bantu Geografi
26 S. Nur Jannah, S.Pd - Guru Bantu Kimia
27 Dra. Utami Nur H - Guru Bantu PPKn
28 Dra. Sri Lestari - Guru Bantu Akuntansi
29 Dra. Endang Pujiati - Guru Bantu Ekonomi
30 Satiti Widorini, S.Pd - Guru Bantu Fisika
31 Ssiti Marfuah,. S.Si - Guru Bantu Matematika
32 Evi Aryanto, S.Pd - Guru Bantu Sejarah
33 Dra. Hj. Kus Indah - Guru Bantu Bhs. Inggris
34 Sularsih, S.Pd - Guru Bantu Akuntansi
35 Dra. Willys Sari L. - Guru Bantu Sejarah
36 Agus Riyanto, S.Pd - Guru Bantu Biologi
37 Nihayah, S.Sos - Guru Bantu Antropologi
38 Drs. Barkah Raharja - GTT PPKn
39 Muh. Bardan. S.Ag - GTT Agama
40 Drs. Sri Suwarni - GTT B.Indonesia
41 Dra. Rusni - GTT Agama
42 Drs. Lukman Khafid - GTT Sejarah
43 Agus Sutarto, S.Pd - GTT Bhs. Inggris
44 Sri Sunanik, S.Pd - GTT Agama
45 Wahyu Nugroho, S.Pd - GTT B. Indonesia
46 Faedah Utami, S.Si - GTT BK
47 Solikah, S.Pd - GTT Bhs. Inggris
48 Saifudin Zuhri, S.Ag - GTT Agama
49 Drs. Sucipto - GTT B. Indonesia
50 Ari Nur Farida, S.Pd - GTT Agama
51 S. Sidiq Pramono - GTT Komputer
52 Iwan Wuriyanto, S.S - GTT Seni Musik
53 Haryanto - GTT Bhs. Daerah
54 Yurianto - GTT Pramuka
55 Bambang Setyoko - GTT Agama
56 Sri Darwati, S.Pd - GTT B. Indonesia
57 Siti Nuryati - GTT Fisika
2) Staff karyawan di SMA Muhammadiyah I Surakarta
Staff karyawan SMA Muhammadiyah I Surakarta berjumlah 17 orang,
yaitu:
Tabel 4. Daftar Nama Staff Karyawan SMA Muhammadiyah I Surakarta
No. N a m a Jabatan
1 Jamali Karyawan Tetap/Ka.TU
2 Slamet Kaswan Karyawan Tetap/Wk. Ka.TU
3 Endang Setyowati Karyawan Tetap/Bendahara
4 Mulyono Karyawan Tetap
5 Sasongko Karyawan Tetap
6 Legiman Karyawan Tetap
7 Sri Rochmani Karyawan Tetap
8 Suhadi Karyawan Tetap
9 Kambali Karyawan Tetap
10 Muhammad Natsir Karyawan Tetap
11 Tugiman Karyawan Tetap
12 Sri Lestari Karyawan Tidak Tetap
13 Muhammad Khozin S. Karyawan Tidak Tetap
14 Kamsiri Karyawan Tidak Tetap
15 Siwandi Karyawan Tidak Tetap
16 Wahyu Wijayanti Karyawan Tidak Tetap
e. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah I Surakarta
Struktur Organisasi SMA Muhamamdiyah 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2006/2007
Kepala Sekolah
Komite Sekolah
Kepala TU
WKS Kesiswaan
WKS Kurikulum
WKS SarPras
WKS Humas
Wali Kelas
Siswa
BP/BK Guru
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah I Surakarta
Keterangan
------------: Garis Koordinator
________ : Garis Komando
Berdasarkan struktur organisasi SMA Muhammadiyah I Surakarta dapat
peneliti jelaskan tugas masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
a) Kepala Sekolah
(1) Kepala Sekolah selaku Pimpinan Sekolah mempunyai tugas
(a) Menyusun perencanaan
(b) Mengarahkan kegiatan
(c) Melaksanakan kegiatan
(d) Melaksanakan evaluasi
(e) Menentukan kebijaksanaan
(f) Mengadakan rapat
(g) Mengambil keputusan
(h) Mengatur proses belajar mengajar
(i) Mengatur administrasi
(j) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha
(2) Kepala Sekolah selaku Administrator bertugas menyelenggarakan
administrasi:
(a) Perencanaan
(b) Pengorganisasian
(c) Pengarahan
(d) Pengawasan
(e) Kurikulum
(f) Kesiswaan
(g) Kepegawaian
(h) Keuangan
(i) Perpustakaan
(j) Laboratorium
(3) Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan
Supervisi mengenai kegiatan:
(a) Belajar mengajar
(b) Bimbingan penyuluhan
(c) Ekstrakurikuler
(d) Kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha
b) Komite Sekolah
Tugas Komite Sekolah antara lain:
(1) Menganggarkan uang pembayaran sekolah
(2) Mengawasi penggunaan sekolah
(3) Mengadakan rapat sehubunga dengan pembayaran uang sekolah
(4) Keuangan
(5) Laporan
c) Kepala Tata Usaha (TU)
Mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah.
Tugas Kepala Tata Usaha meliputi:
(1) Penyusunan tata usaha sekolah
(2) Penyusunan administrasi guru, karyawan dan siswa
(3) Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah
(4) Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah
(5) Penyusunan dan penyajian statistik sekolah
(6) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan secara
berkala.
d) Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan mempunyai tugas
membantu Kepala Sekolah dalam urusan:
(1) Menyusun program pembinaan Kesiswaan/OSIS
(2) Melaksanakan bimbingan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan
siswa dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertip sekolah.
(3) Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS.
(4) Melakukan pembinaan terhadap OSIS dalam berorganisasi.
(5) Menyusun program dan jadwal pembinaan secara berkala dan
insidental.
(6) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan penerimaan bea
siswa.
(7) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala.
(8) Mengatur mutasi siswa.
e) Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum bertugas membantu
Kepala Sekolah dalam urusan:
(1) Menyusun program pengajaran.
(2) Menyusun pembagian tugas.
(3) Menyusun jadwal pelajaran.
(4) Menyusun jadwal evaluasi belajar.
(5) Menyusun dan menerapkan kriteria kenaikan dan kelulusan.
(6) Menetapkaan jadwal penerimaan buku rapor.
(7) Mengkoordinasi dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran.
(8) Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran dan kegiatan kurikulum.
(9) Menyelesaikan administrasiu kurikulum.
f) Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana Prasarana
Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana Prasarana bertugas
membatu Kepala Sekolah dalam urusan:
(1) Menyusun kebutuhan sarana dan prasaranaa sekolah.
(2) Mengkoordinir keuangan sekolah
(3) Menyusun RAPB sekolah
(4) Mengadministrasikan pendayagunaan sarana dan prasarana.
g) Wakil Kepala Sekolah Bagian Humas
Wakil Kepala Sekolah Bagian Hubungan Masyarakat dan Al
Islamiyah/Kemuhamadiyahan bertugas membantu Kepala Sekolah dalam
kegiatan:
(1) Mengatur dan melaksanakan hubungan sekolah dengan orang
tua/wali murid.
(2) Membina hubungan sekolah dengan komite sekolah
(3) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan dengan masyarakat secara
berkala.
(4) Mengkoordinir kegiatan peringatan hari besar agama Islam.
(5) Merintuis desa binaan dan korp mubaligh hijrah.
h) Wali Kelas
Wali kelas mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) Pengelolaan kelas
(2) Menyelenggarakan administrasi kelas
(3) Mengisi daftar kumpulan nilai siswa (legger)
(4) Membagi buku laporan pendidikan
(5) Memberikan pembinaan siswa yang bermasalah
i) Bimbingan Penyuluhan/Bimbinmgan Karier (BP/BK)
Bimbingan Penyuluhan/Bimbinmgan Karier mempunyai tugas:
(1) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah yang
dihadapi siswa tentang kesulitan belajar.
(2) Memberikan laporan bimbingan kepada siswa dengan lebih
berprestasi dalam kegiatan belajar.
(3) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam
memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan
pekerjaan yang sesuai.
(4) Memberikan pembekalan pribadi siswa.
(5) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut BP/BK.
(6) Menyusun laporan pelaksanaan BP/BK.
j) Guru
Tugas guru antara lain melaksanakan proses belajar mengajar
yang efektif dan efisien yang meliputi:
(1) Membuat program pengajaran (Tahunan dan semesteran).
(2) Membuat satuan pelajaran
(3) Mengadakan analisis hasil belajar
(4) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
(5) Melaksanakan tugas tertentu dari sekolah
f. Kurikulum SMA Muhammadiyah I Surakarta
Kurikulum merupakan perencanaan pengaturan tentang bahan pelajaran
yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses belajar
mengajar. Isi kurikulum setiap saat akan diadakan perubahan disesuaikan dengan
kemajuan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum yang
diterapkan di SMA Muhammadiyah I Surakarta adalah kurikulum tahun 2004
atau sering disebut KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
2. Deskripsi Data Khusus
Penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu 2 variabel bebas dan satu variabel
terikat. Variabel bebasnya adalah metode pendekatan pembelajaran, variabel
bebasnya adalah kemampuan awal siswa yang diambil dari nilai tes ujian semester I
(ganjil), sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar akuntansi.
Jumlah kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas
XI-IS.1 sebagai kelompok eksperimen, terdiri dari 40 siswa dan kelas XI-IS.2 sebagai
kelompok kontrol, terdiri dari 40 siswa. Sehingga secara keseluruhan terdapat 80
siswa yang terbagi dalam dua kelompok tersebut. Pada bab III telah disebutkan
bahwa data yang diperoleh adalah dokumentasi dan nilai hasil tes ujian semester I
(ganjil) pada mata pelajaran akuntansi. Secara rinci data tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Data Nilai Kemampuan Awal
1) Kelas Kontrol
Data tentang nilai kemampuan awal diperoleh dari nilai tes ujian
semester I (ganjil) pada mata pelajaran akuntansi, pengumpulan datanya
menggunakan metode dokumentasi. Data yang digunakan untuk analisis,
didasarkan pada frekuensi hasil prestasi belajar akuntansi. Data nilai kemampuan
awal kelompok kontrol dari nilai terendah 39 dan tertinggi 80, memiliki rentang
antara 45 sampai dengan 80. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya
adalah sebagai berikut:
a) Mean = 55,83
b) Median = 55,0
c) Modus = 57,0
d) Standart Deviasi = 9,94
Berdasarkan data yang ada dapat dibuat tabel distribusi frekuensi pada
kelompok eksperimen sebagai berikut:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelas Kontrol
Kelas Komulatif
Interval
F %
f %
39 - 46 8 20,00 8 20,00
47 - 54 12 30,00 20 50,00
55 - 62 10 25,00 30 75,00
63 - 70 6 15,00 36 90,00
71 - 78 3 7,50 39 97,50
79 - 86 1 2,50 0 100,00
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi
dari data kemapuan awal kelas kontrol terletak pada interval 47-54 dan
terendah terletak pada interval 79-86. Rata-rata (mean) data adalah 55,83
dengan standar deviasi 9,94. Median bernilai 55,0 dan modus mempunyai
nilai 57,0. Nilai mean, median, dan modus memiliki selisih yang kecil
menunjukkan bahwa data variable X2 memiliki penyebaran data yang normal.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 10 (25,00%) siswa
berada pada kelompok rata-rata, 20 siswa (50,00%) berada pada kelompok di
bawah rata-rata dan 10 siswa (25,00%) berada di atas kelompok rata-rata. Dari
20 siswa yang berada di bawah kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa 8
siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah sekali, 12 siswa memiliki
nilai prestasi yang sangat rendah. Pada kelompok rata-rata terdapat 10 siswa
memiliki nilai prestasi yang rendah. Sedangkan dari 10 siswa yang berada di
atas kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa 6 siswa memiliki nilai prestasi
yang tinggi, 3 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi, dan 1 siswa
memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi sekali. Berdasarkan uraian tabel
tersebut terlihat bahwa kemampuan awal yang dimiliki siswa kelas XI-IS.2
SMA Muhammadiyah I Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tergolong siswa
yang mempunyai kemampuan awal yang masih kurang, hal ini terlihat dari
nilai tes ujian semester I (ganjil) di mana 20 siswa atau 50% nilai berada pada
skor rata-rata dan di atas rata-rata, 20 siswa atau 50% nilai berada pada
kelompok di bawah rata-rata. Hal ini berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa, di mana masih banyak siswa yang prestasi belajarnya masih kurang
bila dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal yang
tinggi, sehingga masih banyak siswa yane berprestasi rendah. Kemampuan
awal siswa perlu ditingkatkan lagi agar prestasi belajar siswa ikut meningkat.
Berdasarkan tabel kerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
0
2
4
6
8
1 0
1 2
1 4
3 9 - 4 6 4 7 - 5 4 5 5 - 6 2 6 3 - 7 0 7 1 - 7 8 7 9 - 8 6
In t e r v a l
Frek
uens
i
Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa
Kelas Kontrol.
Gambar histogram di atas menunjukkan nilai tertinggi ke rendah,
memiliki frekuensi dari rendah ke tinggi dan ke rendah lagi, sehingga
membentuk piramida yang menunjukkan bahwa data memiliki penyebaran
yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal yang dimiliki
siswa berbeda-beda.
2) Kelas Eksperimen
Data nilai kemampuan awal kelas eksperimen diperoleh dari nilai ujian
semester I (ganjil) pada mata pelajaran akuntansi, pengumpulan datanya
menggunakan metode dokumentasi. Data yang digunakan untuk analisis,
didasarkan pada frekuensi hasil presatsi belajar akuntansi.
Angka-angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a) Mean = 55,40
b) Median = 54,5
c) Modus = 51,83
d) Standart Deviasi = 10,47
Berdasarkan data yang ada dapat dibuat tabel distribusi frekuensi pada
kelompok eksperimen sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi frekuensi nilai kemampuan awal kelompok eksperimen
Kelas Komulatif
Interval
f %
f %
37 - 44 7 17,50 7 17,50
45 - 52 6 15,00 13 32,50
53 - 60 11 27,50 24 60,00
61 - 68 11 27,50 35 87,50
69 - 76 4 10,00 39 97,50
77 - 84 1 2,50 40 100,00
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi dari
data kemampuan awal kelas eksperimen terletak pada interval 53-60 dan 61-
68, frekuensi terendah terletak pada interval 37-44. Rata-rata (mean) data
adalah 55,40 dengan standar deviasi 10,47. Median bernilai 55,4 dan modus
mempunyai nilai 51,83. Nilai mean, median dan modus memiliki selisih yang
kecil menunjukkan bahwa data variable X2 memiliki penyebaran data yang
normal. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 11 (27,50%)
siswa berada pada kelompok rata-rata, 13 siswa (32,500%) berada pada
kelompok di bawah rata-rata dan 16 siswa (40,00%) berada di atas kelompok
rata-rata. Dari 13 siswa yang berada di bawah kelompok rata-rata dapat
dikatakan bahwa 7 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah sekali,
dan 6 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah. Dari 18 siswa yang
berada di atas kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa 11 siswa memiliki
nilai presatsi yang tinggi, 4 responden memiliki nilai prestasi yang sangat
tinggi, dan 1 responden memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi sekali.
Berdasarkan uraian tabel tersebut terlihat bahwa kemampuan awal yang
dimiliki siswa kelas XI-IS.1 (eksperimen) SMA Muhammadiyah I Surakarta
Tahun Ajaran 2006/2007 tergolong siswa yang mempunyai kemampuan awal
yang masih kurang, hal ini terlihat dari nilai tes ujian semester I (ganjil) di
mana 27 siswa atau 67,5% nilai berada pada skor rata-rata dan di atas rata-
rata, 13 siswa atau 32,5% nilai berada pada kelompok di bawah rata-rata. Hal
ini berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, di mana masih banyak siswa
yang prestasi belajarnya masih kurang bila dibandingkan dengan siswa yang
mempunyai kemampuan awal yang tinggi, sehingga masih banyak siswa yane
berprestasi rendah. Kemampuan awal siswa perlu ditingkatkan lagi agar
prestasi belajar siswa ikut meningkat. Berdasarkan tabel kerja tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
37 - 44 45 - 52 53 - 60 61 - 68 69 - 76 77 - 84
In te r va l
Frek
uens
i
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa
Kelas Eksperimen.
Gambar histogram di atas menunjukkan nilai tertinggi ke rendah,
memiliki frekuensi dari rendah ke tinggi dan ke rendah lagi, sehingga
membentuk piramida yang menunjukkan bahwa data memiliki penyebaran
yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal yang dimiliki
siswa berbeda-beda.
b. Data Nilai Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi
1) Kelas Kontrol
Data tentang nilai prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi kelas kontrol
diperoleh dari nilai tes. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya adalah
sebagai berikut:
a) Mean = 63,98
b) Median = 65,00
c) Modus = 62,00
d) Standart Deviasi = 9,28
Berdasarkan data yang ada dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 7. Distribusi frekuensi nilai prestasi belajar Akuntansi kelompok kontrol
Kelas Komulatif
Interval
f %
f %
34 - 42 2 5,0 2 5,0
43 - 51 1 2,5 3 7,5
52 - 60 5 12,5 8 20,0
61 - 69 21 52,5 29 72,5
70 - 78 10 25,0 39 97,5
79 - 87 1 2,5 40 100
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi dari
data prestasi belajar kelas eksperimen terletak pada interval 61-69, frekuensi
terendah terletak pada interval 43-51 dan 79-81. Dari data di atas rata-rata
(mean) data adalah 63,98 dengan standar deviasi 9,28. Median bernilai 65,00
dan modus mempunyai nilai 62,00. Nilai mean, median dan modus memiliki
selisih yang kecil menunjukkan bahwa data variable Y memiliki penyebaran
data yang normal. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 21
(52,5%) siswa berada pada kelompok rata-rata, 8 siswa (20,00%) berada pada
kelompok di bawah rata-rata dan 11 siswa (27,50%) berada di atas kelompok
rata-rata. Dari 8 siswa yang berada di bawah kelompok rata-rata dapat
dikatakan bahwa 2 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah sekali, 1
siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah dan 5 siswa memiliki nilai
prestasi yang rendah. Dari 11 siswa yang berada di atas kelompok rata-rata
dapat dikatakan bahwa 10 siswa memiliki nilai prestasi yang tinggi, 1 siswa
memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi. Berdasarkan uraian tabel di atas
terlihat bahwa prestasi belajar yang dimiliki siswa kelas XI-IS.2 SMA
Muhammadiyah I Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tergolong siswa yang
mempunyai prestasi yang baik, hal ini terlihat dari kenaikan nilai tes prestasi
dibandingkan dengan nilai tes ujian semester I (ganjil) di mana 20 siswa atau
50% menjadi 21 siswa atau 52,50% nilai berada pada skor rata-rata dan di atas
rata-rata, 20 siswa atau 50% menjadi 8 siswa atau 20,00%nilai berada pada
kelompok di bawah rata-rata.
Gambaran lebih jelasnya mengenai distribusi skor data variabel nilai
prestasi belajar akuntansi kelompok kontrol ini disajikan pada histogram
berikut:
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi
Kelompok Kontrol
Gambar histogram di atas menunjukkan nilai tertinggi ke rendah,
memiliki frekuensi dari rendah ke tinggi dan ke rendah lagi, sehingga
membentuk piramida yang menunjukkan bahwa data memiliki penyebaran
yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar yang dimiliki siswa
berbeda-beda.
2) Kelas Eksperimen
Data tentang nilai prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi kelas
eksperimen diperoleh dari nilai tes. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan
hasilnya adalah sebagai berikut:
21
5
2 1
1 0
1
0
5
1 0
1 5
2 0
2 5
3 4 - 4 2 4 3 - 5 1 5 2 - 6 0 6 1 - 6 9 7 0 - 7 8 7 9 - 8 7
In te r v a l
Frek
uens
i
a) Mean = 71,00
b) Median = 70,00
c) Modus = 66,00
d) Standart Deviasi = 8,67
Berdasarkan data yang ada dapat dibuat tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut
Tabel 8. Distribusi frekuensi nilai prestasi belajar Akuntansi kelompok
Eksperimen.
Kelas Komulatif
Interval
f %
f %
50 - 56 2 5,0 2 5,0
57 - 63 6 15,0 8 20,0
64 - 70 15 37,5 23 57,5
71 - 77 7 17,5 30 75,0
78 - 84 7 17,5 37 92,5
85 - 91 3 7,5 40 100
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel di atasdapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi dari
data prestasi belajar terletak pada interval 64-70 dan terendah 50-56. Rata-rata
(mean) data adalah 71,00 dengan standar deviasi 8,67. Median bernilai 70,00
dan modus mempunyai nilai 66,00. Nilai mean, median dan modus memiliki
selisih yang kecil hal ini menunjukkan bahwa data variable Y memiliki
penyebaran data yang normal. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa
sebanyak 8 (17,50%) siswa berada pada kelompok rata-rata, 23 siswa (57,5%)
berada pada kelompok di bawah rata-rata dan 10 siswa (25,00%) berada di
atas kelompok rata-rata. Dari 23 siswa yang berada di bawah kelompok rata-
rata dapat dikatakan bahwa 2 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah
sekali, 6 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat rendah dan 15
siswamemiliki nilai prestasi yang rendah. Dari 10 siswa yang berada di atas
kelompok rata-rata dapat dikatakan bahwa 7 siswa memiliki nilai prestasi
yang sangat tinggi, dan 3 siswa memiliki nilai prestasi yang sangat tinggi
sekali. Berdasarkan uraian tabel di atas terlihat bahwa prestasi belajar yang
dimiliki siswa kelas XI-IS.1 SMA Muhammadiyah I Surakarta Tahun Ajaran
2006/2007 tergolong siswa yang mempunyai prestasi yang baik, hal ini
terlihat dari kenaikan nilai tes prestasi dibandingkan dengan nilai tes ujian
semester I (ganjil) mana 27 siswa atau 67,5% menjadi 32 siswa atau 80% nilai
berada pada skor rata-rata dan di atas rata-rata, 13 siswa atau 32,5% menjadi 8
siswa atau 20% nilai berada pada kelompok di bawah rata-rata.
Gambaran lebih jelasnya mengenai distribusi skor data variabel nilai
prestasi belajar akuntansi kelompok eksperimen ini disajikan pada histogram
berikut:
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa
Kelas Eksperimen.
2
6
1 5
7 7
3
0
2
4
6
8
1 0
1 2
1 4
1 6
5 0 - 5 6 5 7 - 6 3 6 4 - 7 0 7 1 - 7 7 7 8 - 8 4 8 5 - 9 1
I n t e r v a l
Frek
uens
i
Gambar histogram di atas menunjukkan nilai tertinggi ke rendah,
memiliki frekuensi dari rendah ke tinggi dan ke rendah lagi, sehingga
membentuk piramida yang menunjukkan bahwa data memiliki penyebaran
yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki prestasi
belajar yang berbeda-beda.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Keseimbangan
Data untuk uji keseimbangan diambil dari pelaksanaan nilai semester I
matapelajaran akuntansi kelas XI-IS. 1 dan XI-IS. 2. Kedua kelas dinyatakan tidak
mempunyai perbedaan yang signifikan pada nilai rata-ratanya jika thitung < rtabel pada
taraf signifikan 5% dan db = Nk+Ne-2. Berdasarkan hasil uji t-matching diperoleh
thitung = 0,035, sedangkan harga ttabel = 1,691. Pada taraf signifikan 5% dengan db =
78. Berdasarkan hasil tersebut berarti thitung < ttabel (0,035 < 1,691), atau berada di luar
daerah kritis sehingga Ho diterima. Hal ini berarti bahwa nilai rata-rata semester I
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan. Dengan demikian
dapat dipastikan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari titik tolak
(kendali) yang sama.
2. Uji Normalitas
Untuk melakukan uji normalitas masing-masing variabel digunakan metode
Lilliefors, berikut ini rangkuman hasil uji normalitas.
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas Lhit L0,05;n Keputusan
Kelompok A1B1 0,148 0,220 Normal
Kelompok A1B2 0,217 0,220 Normal
Kelompok A2B1 0,057 0,220 Normal
Kelompok A2B2 0,013 0,220 Normal
Hasil uji pada corak perbedaan antara penggunaan metode pendekatan
contextual teaching and learning (CTL) untuk kelas eksperimen dari 40 sampel yang
diambil didapatkan Lo = 0.148 sedangkan Lt = 0.220 pada taraf signifikan 0.05, maka
Lo lebih kecil dari Lt atau Lo < Lt, sehingga dapat dikatakan bahwa distribusi nilai
prestasi belajar akuntansi siswa dengan menggunakan pendekatan contextual
teaching and learning (CTL) untuk kelas eksperimen berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas dengan uji Lilliefors terhadap prestasi belajar dengan
metode konversional (metode ceramah) untuk kelas kontrol dari 40 sampel yang
diambil didapatkan bahwa nilai Lo = 0.148 sedangkan Lt = 0.217 pada taraf signifikan
0.05, maka Lo lebih kecil dari Lt atau Lo < Lt, sehingga dapat dikatakan bahwa
distribusi nilai prestasi belajar akuntansi siswa dengan menggunakan metode
konvensional untuk kelas kontrol berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk megetahui apakah sample penelitian yang
berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Dalam penelitian ini
dilakukan 2 macam pengujian homogenitas yaitu: homogenitas interaksi variabel
metode pembelajaran pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan metode
konvensional (metode ceramah). Dengan menggunakan metode Bartlett diperoleh
harga-harga statistik uji χ2 untuk tingkat signifikan 0,05 pada masing-masing sampel
yang dapat disajikan dalam tabel berikut
Tabel 10. Hasil Uji Homogenitas
Uji Homogenitas χ2hit χ2
(0,05;n) Keputusan
Metode Mengajar 0,6939 3,841 Homogen
Kemampuan awal 0,1701 3,841 Homogen
Berdasarkan tabel diatas harga X2 hitung = 0,5704 untuk data metode mengjaar
dan harga X2 hitung = 0,17014 untuk data kemampuan awal siswa. Dengan demikian
diperoleh kesimpulan bahwa samapel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang
homogen.
C. Pengujian Hipotesis
1. Hasil Analisis Data
Setelah uji persyaratan untuk analisa terpenuhi, yaitu sampel berdistribusi
normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis menggunakan
Analisis Varians Dua Jalan Sel Tak Sama. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 11. Rangkuman Anava Dua Jalan Frekuensi Sel Tak Sama
Sumber
Variasi
SS df MS F p
Efek Utama
A (Kolom) 627,6 1 627,6 7,781 > 0,05
B (Baris) 324,6 1 324,6 4,02 > 0,05
AB (Interaksi) 480,715 1 480,715 5,960 > 0,05
Kesalahan 6129,915 76 80,656 - -
Total 7563,13 - - -
Hasil uji Anava dua jalan frekuensi sel tak sama didapatkan perbandingan Fhit
dengan Ftab sebagai berikut:
a. Fhit > Ftab(0,05 ; 1 , 76) atau 7,781 > 3,96 = Signifikan
b. Fhit > Ftab(0,05 ; 1 , 76) atau 4,02 > 3,96 = Signifikan
c. Fhit > Ftab(0,05 ; 1 , 76) atau 5,960 > 3,96 = Signifikan
2. Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil analisis variansi maka dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
a. Hipotesis yang menyatakan bahwa “Pemakaian pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan
dengan pemakaian metode ceramah”, HOA ditolak. Ini berarti bahwa pemakaian
pendekatan contextual teaching and learning (CTL) menghasilkan prestasi yang
lebih baik dibandingkan dengan pemakaian metode konvensional di SMU
Muhammadiyah 1 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007.
b. Hipotesis yang menyatakan ”Terdapat perbedaan siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar
akuntansi”, HOB ditolak. Ini berarti siswa yang mempunyai kemampuan awal
tinggi akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah akan mengahsilkan prestasi yang
rendah pula pada mata pelajaran akuntansi di SMU Muhammadiyah 1 Surakarta
tahun pelajaran 2006/2007.
c. Hipotesis yang menyatakan ” Terdapat interaksi antara pendekatan contextual
teaching and learning (CTL) dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi
belajar akuntansi”, HOAB ditolak. Ini berarti ada interaksi antara pendekatan
contextual teaching and learning (CTL) dan kemampuan awal terhadap prestasi
belajar Akuntansi siswa di SMU Muhammadiyah 1 Surakarta tahun pelajaran
2006/2007.
3. Uji Lanjut Anava
Perbedaan antar rerata pada anava, dapat diketahui dengan uji Komparasi
Ganda. Uji lanjut ini digunakan untuk mengetahui kebermaknaan dari antara baris A
(metode mengajar) dan antara kolom B (kemampuan awal), maka dapat dilanjutkan
dengan uji Scheffe.
Berdasarkan hasil uji lanjut anava (Uji Scheffe) dapat diketahui rangkuman
analisinya sebagai berikut:
Tabel 12. Rangkuman Analisis Uji Lanjut Anava (Uji Scheffe)
Komparasi Fhit Ftabel Keputusan
Fi-j (a1-a2) 15,59 3,960 Ditolak
Fk-j (a1-a2) 7,1 3,960 Ditolak
Fij-kj (a1b1- a1b2) 0,395 8,3 Diterima
Fij-kj (a1b1- a2b1) 26,848 8,3 Ditolak
Fij-kj (a1b1- a2b2) 1,015 8,3 Diterima
Fij-kj (a1b2- a2b1) 26,17 8,3 Ditolak
Fij-kj (a1b2- a2b2) 0,29 8,3 Diterima
Fij-kj (a2b1- a2b2) 22,319 8,3 Ditolak
Berdasarkan hasil uji Scheffe pada tabel di atas, maka dapat diketahui:
a. Komparasi antar baris atau A yaitu metode mengajar, HOA ditolak karena Fhitung >
Ftabel atau 15,59 > 3,960. Hal ini berarti terdapat beda rerata yang signifikan antara
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi yang diberi metode
pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan siswa yang diberi
metode ceramah.
b. Komparasi antar kolom atau B yaitu kemampuan awal, HOB ditolak karena Fhitung
> Ftabel atau 7,1 > 3,960. Hal ini berarti terdapat beda rerata yang signifikan antara
prestasi belajar siswa pada kemampuan awal rendah dan tinggi.
c. Komparasi antar baris dan kolom atau AB yaitu interaksi antara pendekatan
contextual teaching and learning (CTL) dan kemampuan awal, Hasil uji
perhitungan menunjukkan bahwa sebagian HOAB diterima yang berarti tidak
terdapat perbedaan rerata yang signifikan interaksi antara prestasi belajar siswa
akuntansi yang diberi metode pendekatan contextual teaching and learning (CTL)
dan kemampuan awal siswa. Sebagian lagi HOAB yang berarti tidak terdapat
perbedaan rerata yang signifikan interaksi antara prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran akuntansi yang diberi metode pendekatan contextual teaching and
learning (CTL) dan kemampuan awal siswa.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Pembahasan Analisis Variansi Dua Jalan
a. Hipotesis Pertama
Hasil perhitungan pada pengujian hipotesis pertama didapatkan nilai Fhitung >
Ftabel atau 7,781 > 3,96 sehingga Fhitung anggota Daerah Kritik, karena Fhitung
anggota Daerah Kritik artinya HOA ditolak. Berarti terdapat perbedaan pengaruh
antara penggunaan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) disertai
kemampuan awal dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan
dengan pemakaian metode konvensional disertai kemampuan awal mata pelajaran
akuntansi pada siswa SMU Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2006/2007. Penggunaan pendekatan dan pengajaran yang sesuai konsep atau
materi pelajaran yang disampaikan akan menyebabkan proses belajar dapat
berhasil baik apabila penggunaan pendekatan contextual teaching and learning
(CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang lebih baik. Penggunaan
pendekatan contextual teaching and learning (CTL) diarahkan agar siswa terlibat
langsung dalam proses belajar mengajar. Pendekatan contextual teaching and
learning (CTL) dengan kemampuan awal dapat digunakan untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa, karena keingintahuan siswa akan kebenaran suatu konsep
Akuntansi akan mendorong untuk mencoba dan secara sadar melibatkan diri baik
mental maupun fisik dalam suatu kegiatan belajar.
b. Hipotesis Kedua
Hasil perhitungan pada pengujian hipotesis kedua didapatkan nilai Fhitung >
Ftabel atau 4,02 > 3,96, artinya HOB ditolak. Berarti terdapat perbedaan prestasi
antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi
belajar akuntansi pada siswa SMU Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2006/2007. Salah satu faktor yang menyebabkan keberhasilan dalam belajar-
mengajar adalah kemampuan awal. Kemampuan awal yang dimiliki seseorang
akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan siswa yang akan
dilakukan berikutnya, walaupun kemampuan awal yang dimiliki siswa berbeda-
beda. Keberhasilan siswa itu sendiri dalam belajar sangat dipengaruhi oleh kemampuan awal
yang yang dimiliki oleh setiap siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan awal
tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan siswa
yang mempunyai kemampuan awal rendah, karena siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan
oleh guru, begitu pula sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan awal rendah
cenderung akan merasa kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan oleh
guru sehingga prestasi yang dicapai cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang mempunyai kemampuan awal yang rendah. Jadi kemampuan awal
siswa sangat mendukung atau sebagai modal keberhasilan siswa itu sendiri
terutama terhadap prestasi belajar Akuntansi. Dari uraian diatas dapat
disimpulakan bahwa ada perbedaan pengaruh anatar kemampuan awal tinggi dan
kemampuan rendah terhadap prestasi belajar Akuntansi.
c. Hipotesis Ketiga
Hasil perhitungan pada pengujian hipotesis ketiga didapatkan nilai Fhitung >
Ftabel atau 5,960 > 3,96, artinya HOAB ditolak. Berarti terdapat interaksi antara
metode mengajar dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL)
dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMU
Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. Keberhasilan siswa
dalam memperoleh prestasi yang lebih baik sangat ditentukan oleh kemampuan
awal siswa itu sendiri. Kemampuan awal siswa yang tinggi, biasanya prestasi
belajarnya lebih bagus daripada siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.
Karena siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Sedangkan penggunaan pendekatan dan pengajaran yang
sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan akan menyebabkan belajar-
mengajar berhasil dengan baik. Hal ini dapat diketahui bahwa siswa yang diberi
pelajaran dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning
(CTL) menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
diberi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah (konvensional).
Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen,
baik yang dilakukan pada awal pengajaran maupun akhir pengajaran disertai
dengan kemampuan awal dimaksudkan agar siswa terlibat langsung selama proses
belajar-mengajar. Siswa dalam proses belajar-mengajar dengan menggunakan
pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dituntut agar lebih aktif dan
mau belajar mandiri dalam mengikuti mata pelajaran yang diberikan oleh guru
mata pelajaran Akuntansi. Meskipun digunakan pendekatan dan metode yang
sama, dengan kemampuan awal yang berbeda akan diperoleh hasil prestasi belajar
yang berbeda pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa antar metode mengajar dan
kemampuan awal siswa mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ada interaksi antara pengaruh kemampuan
awal dan penggunaan metode mengajar, walaupun kemampuan awal yang dimiliki
siswa berbeda-beda.
2. Pembahasan Uji Lanjut Anava
a. Uji Scheffe Metode Mengajar
Berdasarkan hasil perhitungan uji scheffe di dapatkan nilai Fhit > Ftab atau
15,59 > 3,960, sehingga HoA uji lanjut di tolak. Dengan demikian ada perbedaan
rerata prestasi belajar akuntansi yang menggunakan pendekatan contextual
teaching and learning (CTL). Siswa yang diberi metode contextual teaching and
learning (CTL) lebih mempunyai prestasi yang lebih baik jika dibandingkan
dengan metode konvensional (metode ceramah). Hal ini dapat diketahui dari
rerata prestasi akuntansi. Rerata prestasi belajar akuntansi yang diberi pengajaran
dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) yaitu 70.83 lebih
besar dari rerata prestasi belajar akuntansi yang diberi pengajaran dengan
pendekatan konvensional (metode ceramah) yaitu 59.59.
b. Uji Scheffe Kemampuan Awal
Berdasarkan hasil perhitungan uji scheffe di dapatkan nilai Fhit > Ftab atau
7,1 > 3,960, sehingga HoB uji lanjut di tolak. Dengan demikian ada perbedaan
rerata prestasi belajar akuntansi siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan
kemampuan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan awal yang tinggi akan
menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai
kemampuan rendah.
c. Uji Scheffe Interaksi Metode Mengajar dan Kemampuan Awal
Hasil perhitungan uji scheffe sebagian besar menunjukkan bawha Fhit >
Ftab. HOAB uji lanjut yang berbunyi: “Ada perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau
dari interaksi pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan
kemampuan awal”. Berarti ada perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari
pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal
tinggi dan kemampuan awal rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a1b1–a1b2 didapat
nilai Fhit > Ftab atau 0,395 >8,3, HOAB uji lanjut diterima, artinya antara prestasi
belajar siswa yang diberi metode contextual teaching and learning (CTL) dengan
kemampuan awal tinggi tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap
prestasi belajar siswa yang diberi metode contextual teaching and learning (CTL)
dengan kemampuan awal rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a1b1–a2b1 didapat
nilai Fhit > Ftab atau 26,848 > 8,3, HOAB uji lanjut ditolak, artinya antara prestasi
belajar siswa yang diberi pendekatan contextual teaching and learning (CTL)
dengan kemampuan awal memiliki perbedaan yang signifikan terhadap prestasi
belajar siswa yang diberi metode konvensional dengan kemampuan awal tinggi..
Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a1b1–a2b1 didapat
nilai Fhit < Ftab atau 1,015 < 8,3, HOAB uji lanjut diterima, artinya antara prestasi
belajar siswa yang diberi metode contextual teaching and learning (CTL) dengan
kemampuan awal tinggi tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap
prestasi belajar siswa yang diberi contextual teaching and learning (CTL) dengan
kemampuan awal rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a1b2–a2b1 didapat
nilai Fhit > Ftab atau 26,17 > 8,3, HOAB uji lanjut ditolak, artinya antara prestasi
belajar siswa yang diberi metode contextual teaching and learning (CTL) dengan
kemampuan awal rendah memiliki perbedaan yang signifikan terhadap prestasi
belajar siswa yang diberi contextual teaching and learning (CTL) dengan
kemampuan awal rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a1b2–a2b2 didapat
nilai Fhit < Ftab atau 0,29 < 8,3, HOAB uji lanjut diterima, artinya antara prestasi
belajar siswa yang diberi contextual teaching and learning (CTL) dengan
kemampuan awal tinggi memiliki perbedaan yang signifikan terhadap prestasi
belajar siswa yang diberi konvensional ditinjau dari kemampuan awal rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan komparasi antara sel a2b1–a2b2 didapat
nilai Fhit < Ftab atau 22,319 < 8,3, HOAB uji lanjut ditolak, artinya antara prestasi
belajar siswa yang diberi metode konvensional dengan kemampuan awal tinggi
memiliki perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa yang diberi
konvensional dengan kemampuan awal rendah.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas XI-IS. 1 dan
XI-IS. 2 di SMU Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2006/2007 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pemakaian metode contextual teaching and learning (CTL) disertai kemampuan
awal dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan
pemakaian metode konvensional disertai kemampuan awal mata pelajaran
akuntansi pada siswa SMU Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2006/2007.
2. Terdapat perbedaan antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan
kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa SMU
Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007.
3. Terdapat interaksi antara metode mengajar dengan pendekatan contextual
teaching and learning (CTL) dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi
belajar akuntansi siswa SMU Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2006/2007.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran akuntansi dengan
pendekatan contextual teaching and learning (CTL) lebih baik daripada pembelajaran
akuntansi dengan menggunakan metode ceramah (konvensional). Pembelajaran
akuntansi dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui berbagai aktivitas dalam belajar-
mengajar akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Untuk itu siswa perlu
99
diberi suatu metode pengajaran yang sesuai agar dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa, sehingga prestasi belajar yang didapat siswa akan lebih baik. Hal ini
disebabkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and
learning (CTL) menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun
mental sehingga akan mendorong siswa untuk selalu aktif dalam belajar melalui
proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. Siswa yang diberi metode mengajar
yang sesuai dengan materi yang diberikan akan sangat mendukung dan meningkatkan
prestasi belajarnya, apabila didukung pula dengan perhatian terhadap kemampuan
awal, sehingga siswa akan lebih mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh
gurunya.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini memberikan implikasi praktis sebagai berikut:
a. Metode mengajar mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi.
Dengan demikian pihak sekolah terutama guru harus pandai menerapkan metode
mengajar yang akan dipakai. Apalagi belajar dengan menggunakan pendekatan
contextual teaching and learning (CTL), maka siswa harus melatih dan
membiasakan diri dengan mengerjakan soal latihan. Upaya tersebut diharapkan
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa.
b. Kemampuan awal berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran
Akuntansi. Dengan demikian harus ada upaya yang optimal dari orang tua, guru,
lingkungan dan siswa itu sendiri dalam menciptakan suasana dan situasi belajar
yang baik, sehingga dapat menciptakan dan mengembangkan suatu metode
pembelajaran bagi guru terhadap siswa. Dengan memperhatikan kemampuan awal
akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal, Oleh karena itu guru hendaknya
memperhatikan kemampuan awal siswa yang dapat meningkatkan kemampuan
dan prestasi siswa, sedangkan orang tua turut memberikan dorongan, perhatian
kepada anak untuk giat belajar.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah diuraikan
diatas, maka peneliti menyampaikan saran-saran yang diharapakan dapat memberikan
manfaat bagi keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.
1. Bagi Lembaga Pendidikan
a. Hendaknya selalu berusaha mengembangkan metode mengajar yang dapat
merangsang siswa lebih aktif, sehingga siswa mudah mengikuti atau memahami
bahan pengajaran yang diberikan, salah satu cara yaitu dengan memperbanyak
memberikan latihan-latihan dalam mengerjakan soal-soal.
b. Hendaknya dapat mempertimbangkan kemampuan awal siswa agar dapat
dijadikan acuan untuk tindakan pembelajaran lebih lanjut sehingga dicapailah
prestasi belajar akuntansi yang lebih baik.
2. Bagi Siswa
Kegiatan belajar tidak hanya dilakukan di sekolah, oleh karena itu siswa
diharapkan mampu belajar secara aktif dan mandiri sehingga dapat diperoleh prestasi
belajar yang optimal. Pada dasarnya pencapaian hasil belajar yang optimal dan
nermakna memerlukan peran serta siswa secaraaktif dalam kegiatan belajar-mengajar,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin Makmun. 2002. Psikologi Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Budiono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.
Chaedar Alwasilah. 2006. Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djago Tarigan. 1990. Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa
Offset. Margono. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press.
Martadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual. Makalah disajikan dalam pelatihan KBK 2004 untuk Guru SD. Surabaya. 2 Juli 2004.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
CV. Maulana. Nana Sudjana. 1995. CBSA dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (CTL). Jakarta: Depdiknas. Dirjen
Dikdasmen. Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem .
Jakarta: Bumi Aksara. Purwadarminta. W. J. S. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. Roestiyah. N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman, A. M. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi dan Anton Sukarno. 1993. Dasar-dasar Evaluasi. Surakarta: UNS press. Sumadi Suryabrata. 1983. Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Andi Offset. Syaiful Bakri Djamarah dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta. Tabrani Rusyan. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Wina Sanjaya. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Winkel. W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Lampiran:
DAFTAR NAMA SISWA KELAS XI-IS.1
SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA
ANGGOTA KELAS EKSPERIMEN
No. Absen Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Abib Effendi
Agus Syah Putra
Ali Muhammad Sidiq
Ami Yusanti
Arif Budi Kurniawan
Ayu Setiyawati
Cahyo Prasetyo Gunadi
Dheni Aria Arvianto
Dian Candra Mulyanto
Dimas Arif Rustamaji
Erwanto
Etika Almira Saniy
Faiqotul Himmah
Fajri Nosa Nurzaman
Friza Ayunda Firsta
Hanafi
Hatma Aji Kusuma
Ikka Putri Wahyu Sejati
M.Nur Syafi’udin Mirwan
Metta Adityas Permata Sari
Muh. Khalid Haidal H
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Muhammad Faries
Muhammad Gigih Utomo
Noor Cholik Oktada
Novi Maharani
Nur Aini Sari Yuliastuti
Padjar Kusumaningrum
Panca Indrya Mukti
Pandu Jatmiko
Pijar Dwipangga Purnomo
Rakhmad
Sara Camelia
Siti Ardilla Rindyta
Sugeng Riyanto
Theo Sandy Pradana
Tri Mulyadi
Tri Sulistyo
Tri Utami
Umi Kuslichah
Widhi Priskasari
Lampiran:
DAFTAR NAMA SISWA KELAS XI-IS.2
SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA
ANGGOTA KELAS KONTROL
No. Absen Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Adi Cahyono
Aprifianti Ika Pratiwi
Ardhiyatama Nur Saputra
Ardian Permana
Aris Hartanto
Awang Sanjaya
Bima Septian Wijanarko
Diani Aisha Wardani
Dwi Nurhadi
Ekawati Agustina
Fairua Hisyam Abdat
Ferryar Haryanto
Fitri Astuti
Fuji Harti Ningsih
Ganung Dwi Endarto
Handayati
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Hermawan Trisno Adi
Irma Rahma sari
Isra’fan Kusumawijaya
Johan Ardiansyah
Mira Sastri Burhan
Muhammad Fahrur Rozi
Rahardian Dwi Pramudya Kusuma
Rina Septi Kusuma Dewi
Rinaldi Pratama Putra
Rizki Yuslam Primerdo
Rizky Ayu Khoiriyana
Rochman Adi
Sang Aradhea Marethasari V R
Satria Nur Aziz Rahman
Sudengn Riyadi
Taukhid Amirul Mukmin
Teguh Sugiarto
Tika Damayati
Tyas Ayu Cahyani
Umi Nugraheni Murdiningtyas
Vicky Fawzi
Wahyu Kurniawan
Winna Sampaguita
Yasmin Dona Septianto
Lampiran:
DAFTAR NAMA PESERTA TRY OUT
SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
KELAS XI-IS.1
No. Absen Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Abdul Nurahmat
Adi Harmanto
Agung Janura Suprihatin
Anita Nur Isnaini
Anjang Pratama Suriansyah
Ari Setyawan
Cahyo Winanto
Damar Putranto
Diana Ratnaningrum
Eko Saputro
Eko Yulian Nur Wicaksono
Ermawati
Faris Setya Aji
Indri Melati
Mimin Riszkiana Sari
Muhammad Rifqi
Nanda Tiya Mustafa
Nurul Hidayah
Oki Adistia
Oki Dwijayanti
Reni Tri Wijayanti
Rosad Hakim
Saryanti
Siti Jullaikkhah
25
26
Sukisno
Yuliawan
SOAL TES
Mata Pelajaran : Akuntansi
Kelas : XI
Kompetensi : Mengelola buku jurnal perusahaan dagang
Waktu : 45 menit
Petunjuk Pengerjaan:
1. Tulislah identitas anda sebelum mengerjakan soal pada lembar jawaban
yang tersedia.
2. Bacalah soal dengan teliti.
3. Dahulukan menjawab soal yang anda anggap mudah.
4. Kerjakan pada lembar jawaban yang tersedia.
5. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan memberi tanda
silang (X) pada alternatif jawaban yang tersedia.
1. Pernyataan dibawah ini yang merupakan pengertian dari perusahaan dagang
adalah
a. Suatu perusahaan yang membeli barang untuk diolah, kemudian dijual
b. Suatu perusahaan yang membeli barang, kemudian barang tersebut digunakan
untuk usaha
c. Suatu perusahaan yang kegiatan utamanya membeli dan mejual barang tanpa
mengubah barang tersebut dengan tujuan memperoleh laba
d. Suatu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali dalam
bentuk yang berbeda
e. Suatu perusahaan yang memperoleh keuntungan dari menjual pelayanaan jasa
tertentu
2. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri perusahaan dagang, adalah
a. Melakukan usaha memperjualbelikan barang yang terlebih dahulu diprosesnya
b. Melakukan usaha memproses bahan baku menjadi bahan baku menjadi bahan
jadi untuk dijual kembali
c. Melakukan usaha menjual barang untuk mendapat keuntungan
d. Melakukan usaha memperjualbelikan barang dagangan tanpa memproses
barang tersebut
e. Melakukan usaha menjual dan membeli barang secara kredit
3. Nama-nama perusahaan berikut merupakan jenis perusahaan dagang adalah
a. Jasa Elektronik Abadi Teknik d. Perusahaan Sepatu
b. Biro Akuntansi Mandala e. Dealer Mobil Kencana
c. Perusahaan Batik Semar
4. Pada faktur penjualan atas transaksi disebutkan syarat pembayaran 2/10,
n/30.pernyataan tersebut berarti
a. Pembayaran selambat-lambatnya 10 hari setelah tanggal transaksi mendapat
potongan 10%
b. Pembayaran yang dilakukan dalam waktu paling lama 10 hari setelah tanggal
transaksi mendapat potongan 2% dan apabila pembayaran dilakukan
selambat-lambatnya 30 hari, tidak mendapat potongan.
c. Potongan tunai sebesar 10% akan diterima biula pembayaran dilakukan dalam
jangka waktu paling la,bat 10 hari setelah transaksi
d. Pembayaran yang dilakukan paling lambat 10 hari setelah tanggal transaksi
mendapat potongan 10% dan apabila pembayaran dilakukan selambat-
lambatnya 30 hari, tidak mendapat potongan
e. Pembeli akan didenda apabila tidak membayar dalam jangka waktu 10 s/d 30
hari setelah tanggal transaksi sebesar 20%
5. Kegiatan usaha pokok yang dijalankan perusahaan dagang adalah
a. Menjual jasa kepada pihak lain
b. Membeli barang kemudian menjualnya kembali
c. Menjual barang hasil produksi sendiri
d. Membeli barang baku untuk diproses
e. Memproduksi barang jadi
6. Pada tanggal 3 Maret 2007, UD TRIPUTRA menerima nota kredit dari PT.
CIPTA KARYA untuk barang seharga Rp 900.000,00 yang tidak sesuai dengan
kualitas yang dipesan. Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat data diatas adalah
a. Retur pembelian Rp 900.000,00
Hutang dagang Rp 900.000,00
b. Retur pembelian Rp 900.000,00
Pembelian Rp 900.000,00
c. Hutang dagang Rp 900.000,00
Retur pembelian Rp 900.000,00
d. Pembelian Rp 900.000,00
Retur pembelian Rp 900.000,00
e. Pembelian Rp 900.000,00
Hutang dagang Rp 900.000,00
7. Menurut sistem pencatatan fisik, transaksi pembelian barang dagang dicacat pada
akun
a. Persediaan barang di sisi debet
b. Pembelian di sisi debet
c. Beban pembelian di sisi debet
d. Persediaan barang di sisi kredit
e. Pembelian di sisi kredit
8. Kopi nota tunai merupakan bukti pencatatan dari
a. Penjualan tunai
b. Pembelian tunai
c. Penjualan dan pembelian secara tunai
d. Pembelian kredit
e. Penjualan kredit
9. Pada tanggal 23 Maret 2007, UD SAKURA mengembalikan barang yang telah
dibeli seharga Rp 250.000,00. Atas transaksi tersebut, catatan pada UD SAKURA
adalah
a. Akun piutang dagang di debet, akun penjualan dikredit
b. Akun pembelian didebet, akun retur pembelian dikredit
c. Akun retur penjualan didebet dan akun piutang dagang dikredit
d. Akun hutang didebet, akun retur pembelian dikredit
e. Akun piutang dagang didebet, retur pembelian dikredit
10. Transaksi penjualan barang dagang secara kredit dicatat pada akun
a. Utang usaha sebelah Debet (D)
b. Penjualan sebelah Debet (D)
c. Penjualan sebelah Kredit (K)
d. Kas sebelah Kredit (K)
e. Piutang Dagang sebelah Kredit (K)
11. Pernyataan dibawah ini yang merupakan ciri-ciri perusahaan dagang yang juga
terdapat dalam perusahn jasa adalah
a. Membeli dan menjual barang tanpa mengadakan perubahan berarti
b. Terdapat perhitungan harga pokok
c. Terdapat akun persediaan barang dagang
d. Laba kotor dihitung dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan
e. Terdapat akun perlengkapan
12. Berikut ini adalah ciri-ciri perusahaan dagang, kecuali
a. Pendapatan diperoleh dari hasil penjualan barang dagangan
b. Kegiatannya menjual jasa kepada konsumen
c. Kegiatannya menjual jasa kepada konsumen
d. Terdapat harga pokok penjualan
e. Terdapat beban opeasional yang terdiri dari beban penjualan dan administrasi
13. Dokumen untuk memberitahukan kreditor bahwa akunnya telah didebet sejumlah
tertentu disebut
a. Nota debet d. Retur penjualan
b. Nota kredit e. Retur pembelian
c. Nota tunai
14.
Bukti transaksi diatas oleh tokoAditya digunakan untuk mencatat
transaksi………..
Bukti transaski diatas oleh toko siswa digunakan untuk mencatat transaksi a. Penjualan tunai d. Retur penjualan
b. Pembelian tunai e. Penjualan kredit
c. Retur penjualan
15. Tanggal 15 Maret 2007 PD. MAKMUR melakukan kegiatan pembelian barang
dagang dagangan (sembako) sbb:
• Membeli 1 ton beras @ Rp 3.500,00/kg dengan syarat 10/10,n/30
• Beban angkut pembelian Rp 250.000,00
• Utang pembelian beras tersebut dilunasi sepuluh hari kemudian
Berdasarkan data diatas, akun pembelian didebet sebesar
a. Rp 3.850.000,00 d. Rp 3.500.000,00
b. Rp 3.750.000,00 e. Rp 3.150.000,00
c. Rp 3.250.000,00
Toko “Aditya” Surakarta. 27 Maret 2007 Jl. Ahmad Yani 23 Surakarta Kepada: Telap. (0271) 674352 Tn/Ny.Toko Anugrah Surakarta
NOTA TUNAI No.26 Pada hari ini Rekening Tn/Ny/Sdr kami DEBET dengan: No Nama Barang Banyak Harga Jumlah 1. Ekonomi XI-B 25 Rp 20.000,00 Rp 500.000,00 2. Akuntansi XI-B 10 Rp 25.000,00 Rp 250.000,00 3. Matematika XI-B 20 Rp 30.000,00 Rp 600.000,00
Jumlah Rp1.350.000,00 Bagian Penjualan Dimas
16. Jurnal yang harus dibuat PD. Makmur atas transaksi pembelian barang dagang
secara kredit sebesar Rp 3.500.000,00 dan pembayaran beban angkut pembelian
sebesar Rp 250.000,00 adalah
a. Pembelian Rp 3.500.000,00
Utang dagang Rp 3.500.000,00
b. Pembelian Rp 3.500.000,00
Beban angkut pembelian Rp 250.000,00
Kas Rp 3.750.000,00
c. Pembelian Rp 3.750.000,00
Utang dagang Rp 3.750.000,00
d. Utang dagang Rp 3.500.000,00
Pembelian Rp 3.500.000,00
e. Pembelian Rp 3.500.000,00
Beban angkut pembelian Rp 250.000,00
Kas Rp 250.000,00
Utang dagang Rp 3.500.000,00
17.
“Green House” Surakarta, 15 Maret 2007 Jl. Monginsidi 226 Surakarta Kepada: Telp. (0271) 724725 Tn/Ny. Graha Reka Surakarta
FAKTUR No. 20 Pada hari ini Rekening Tuan/ Nyonya/Sdr/I kami DEBET dengan:
No Nama Barang Banyak Harga Jumlah 1. Bed Cover 6 Rp 150.000,00 Rp 900.000,00 2. Full shett 10 Rp 110.000,00 Rp 1.000.000,00
Jumlah Rp 2.000.000,00 Syarat pembayaran: 2/15, n/30 Bagian Penjualan Devi
Atas bukti tersebut, maka jurnal yang dibuat “Green House” adalah
a. Kas Rp 2.000.000,00
Penjualan Rp 2.000.000,00
b. Kas Rp 1.600.000,00
Potongan Penjualan Rp 400.000,00
Piutang dagang Rp 2.000.000,00
c. Piutang dagang Rp 2.000.000,00
Penjualan Rp 2.000.000,00
d. Kas Rp 2.000.000,00
Penjualan Rp 2.000.000,00
e. Kas Rp 2.000.000,00
Potongan penjualan Rp 400.000,00
Piutang dagang Rp 1.600.000,00
18. Potongan pembelian adalah
a. Potongan harga karena membeli dalam jumlah banyak
b. Potongan harga karena membayar dalam masa potongan
c. Potongan harga karena ada barang yang rusak
d. Potongan harga karena membayar dalam jangka waktu kredit
e. Potongan berat barang karena barang dalam keadaad rusak
19. Apabila perusahaan melunasi pembelian yang dilakukan secara kredit dengan
mendapat potongan 3% sebesar Rp 500.000,00 maka akun yang berpengaruh
dalam jurnal adalah
a. Kas Rp 435.000,00
Potongan penjualan Rp 15.000,00
Piutang dagang Rp 500.000,00
b. Kas Rp 500.000,00
Piutang dagang Rp 500.000,00
c. Utang dagang Rp 500.000,00
Kas Rp 500.000,00
d. Utang dagang Rp 500.000,00
Potongan pembelian Rp 15.000,00
Kas Rp 435.000,00
e. Utang dagang Rp 435.000,00
Potongan pembelian Rp 15.000,00
Kas Rp 500.000,00
20.
Bukti tersebut pada Graha Abadi akan dijurnal dengan
a. Pembelian (D) Rp 3.500.000,00 dan Kas (K) Rp 3.500.000,00
b. Piutang dagang (D) Rp 3.500.000,00 dan Penjualan (K) Rp 3.500.000,00
c. Kas (D) Rp 3.500.000,00 dan Penjualan (K) Rp 3.500.000,00
d. Pembelian (D) Rp 3.500.000,00 dan Utang dagang (K) Rp 3.500.000,00
e. Utang dagang (D) Rp 3.500.000,00 dan Pembelian (K) Rp 3.500.000,00
21. Dibawah ini yang merupakan tujuan perusahaan dagang adalah
a. Membeli barang untuk dijual kembali
b. Menjual barang untuk mendapatkan keuntungan
“ Rahayu” Surakarta, 18 Maret 2007 Jl. Melati 34 Surakarta Kepada: Telp (0271) 689745 Tn/Ny. Graha Abadi Surakarta
FAKTUR No. 20 Pada hari ini Rekening Tuan/Nyonya/Sdr kami DEBET dengan:
Nama Barang
Banyak
Harga Jumlah
Celana Jeans
50
Rp 25.000,00
Rp 1.250.000,00
Daster 5 Rp Rp
c. Membeli dan menjual barang tanpa mengolah kembali barang tersebut untuk
mendapat keuntungan
d. Mengolah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual
e. Membeli dan menjual barang dagangan
22. Dijual kepada Toko Mitra, barang dagangan seharga Rp 750.000,00 dengan syarat
3/10-n/30 (faktur No 003). Transaksi ini akan mengakibatkan
a. Barang dagangan bertambah dan piutang kepada Toko Mitra bertambah
sebesar Rp 750.000,00
b. Barang dagangan berkurang dan piutang kepada Toko Mitra bertambah
sebesar Rp 750.000,00
c. Barang dagangan berkurang dan piutang kepada Toko Mitra berkurang
sebesar Rp 722.500,00
d. Barang dagangan bertambah dan piutang kepada Toko Mitra berkurang
sebesar Rp 722.500,00
e. Barang dagangan bertambah dan piutang kepada Toko Mitra bertambah
sebesar Rp 722.500,00
23. Diterima kembali barang dagangan dari Toko Mentari seharga Rp 500.000,00
karena tidak sesuai pesanan. Jurnal dibawah ini yang benar untuk mencatat
transaksi tersebut adalah
a. Retur penjualan Rp 500.000,00
Piutang dagang Rp 500.000,00
b. Penjualan Rp 500.000,00
Kas Rp 500.000,00
c. Retur penjualan Rp 500.000,00
Utang dagang Rp 500.000,00
d. Kas Rp 500.000,00
Piutang dagang Rp 500.000,00
e. Kas Rp 500.000,00
Penjualan Rp 500.000,00
24. Tanggal 18 Maret 2007 dibeli barang dagangan sebesar Rp 1.500.000,00 dari
Toko Murah, dengan syarat pembayaran 2/10, n/20. Pernyataan dibawah ini benar
kecuali
a. Jatuh tempo pembayaran kredit adalah tanggal 7 April 2007
b. Jika pembayaran dilakukan tanggal 28 Maret 2007 mendapat potongan
sebesar Rp 450.000,00
c. Pelunasan tanggal 7 April 2007 sebesar Rp 1.050.000,00
d. Jangka waktu kredit adalah 20 hari
e. Pembayaran 10 hari setelah tanggal transaksi mendapat potongan 3%
25. Transaksi yang terjadi pada PD INTAN selama bulan Februari 2007, antara lain:
Februari 10 Diterima faktur No. 008 PD PERMANA untuk barang seharga
Rp 7.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30
Februari 17 Diterima cek kepada PT PERMANA untuk pelunasan Faktur
No. 008 tanggal 10 Februari
Dari data diatas jurnal yang harus dibuat pada tangga 17 Februari 2007 adalah
a. Kas Rp 6.860.000,00
Piutang dagang Rp 6.860.000,00
b. Hutang dagang Rp 7.000.000,00
Piutang dagang Rp 7.000.000,00
c. Kas Rp 7.000.000,00
Piutang dagang Rp 6.860.000,00
Potongan penjualan Rp 140.000,00
d. Kas Rp 6.860.000,00
Potongan penjualan Rp 140.000,00
Piutang dagang Rp 7.000.000,00
e. Hutang dagang Rp 6.860.000,00
Potongan penjualan Rp 140.000,00
Kas Rp 7.000.000,00
LEMBAR JAWABAN
NILAI :
NAMA :
NO ABSEN :
1. A B C D E
2. A B C D E
3. A B C D E
4. A B C D E
5. A B C D E
6. A B C D E
7. A B C D E
8. A B C D E
9. A B C D E
10. A B C D E
11. A B C D E
12. A B C D E
13. A B C D E
14. A B C D E
15. A B C D E
16. A B C D E
17. A B C D E
18. A B C D E
19. A B C D E
20. A B C D E
21. A B C D E
22. A B C D E
23. A B C D E
24. A B C D E
25. A B C D E
26. A B C D E
27. A B C D E
28. A B C D E
29. A B C D E
30. A B C D E
KUNCI JAWABAN
1. C 11. E 21. C
2. D 12. B 22. B
3. E 13. A 23. A
4. B 14. A 24. C
5. B 15. D 25. D
6. C 16. E
7. B 17. E
8. A 18. C
9. D 19. D
10. C 20. D
Lampiran:
DATA INDUK PENELITIAN
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen No Kemampuan
Awal Kategori Tes Kemampuan
Awal Kategori Tes
1 61 Rendah 66 58 Rendah 78 2 63 Rendah 70 56 Rendah 86 3 57 Rendah 62 64 Rendah 78 4 45 Rendah 66 57 Rendah 66 5 43 Rendah 70 60 Rendah 62 6 39 Rendah 66 62 Rendah 63 7 42 Rendah 62 47 Rendah 78 8 68 Tinggi 70 55 Rendah 62 9 65 Tinggi 54 60 Rendah 60 10 61 Rendah 62 70 Tinggi 74 11 50 Rendah 62 79 Tinggi 86 12 58 Rendah 82 59 Rendah 70 13 42 Rendah 62 64 Rendah 74 14 65 Tinggi 66 65 Tinggi 66 15 43 Rendah 38 54 Rendah 70 16 57 Rendah 78 44 Rendah 66 17 55 Rendah 70 44 Rendah 77 18 53 Rendah 66 64 Rendah 64 19 52 Rendah 62 49 Rendah 50 20 47 Rendah 58 44 Rendah 54 21 60 Rendah 66 60 Rendah 82 22 60 Rendah 66 37 Rendah 70 23 40 Rendah 78 51 Rendah 77 24 68 Tinggi 54 72 Tinggi 82 25 50 Rendah 74 68 Tinggi 78 26 80 Tinggi 74 70 Tinggi 65 27 76 Tinggi 60 49 Rendah 82 28 54 Rendah 50 53 Rendah 66 29 77 Tinggi 62 43 Rendah 74 30 57 Rendah 62 61 Rendah 74 31 50 Rendah 66 65 Tinggi 65 32 62 Rendah 58 67 Tinggi 66 33 49 Rendah 62 55 Rendah 70 34 71 Tinggi 74 46 Rendah 86 35 43 Rendah 66 70 Tinggi 74 36 70 Tinggi 34 61 Rendah 78 37 48 Rendah 62 52 Rendah 70 38 50 Rendah 64 40 Rendah 70
39 52 Rendah 72 68 Tinggi 58 40 52 Rendah 63 43 Rendah 63
Lampiran:
DATA NILAI AWAL SISWA KELAS XI-IS.1
SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA
ANGGOTA KELAS EKSPERIMEN
No. Absen Nama Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Abib Effendi
Agus Syah Putra
Ali Muhammad Sidiq
Ami Yusanti
Arif Budi Kurniawan
Ayu Setiyawati
Cahyo Prasetyo Gunadi
Dheni Aria Arvianto
Dian Candra Mulyanto
Dimas Arif Rustamaji
Erwanto
Etika Almira Saniy
Faiqotul Himmah
Fajri Nosa Nurzaman
Friza Ayunda Firsta
Hanafi
Hatma Aji Kusuma
Ikka Putri Wahyu Sejati
M.Nur Syafi’udin Mirwan
Metta Adityas Permata Sari
Muh. Khalid Haidal H
58
56
64
57
60
62
47
55
60
70
79
59
64
65
54
44
44
64
49
44
60
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Muhammad Faries
Muhammad Gigih Utomo
Noor Cholik Oktada
Novi Maharani
Nur Aini Sari Yuliastuti
Padjar Kusumaningrum
Panca Indrya Mukti
Pandu Jatmiko
Pijar Dwipangga Purnomo
Rakhmad
Sara Camelia
Siti Ardilla Rindyta
Sugeng Riyanto
Theo Sandy Pradana
Tri Mulyadi
Tri Sulistyo
Tri Utami
Umi Kuslichah
Widhi Priskasari
37
51
72
68
70
49
53
43
61
65
67
55
46
70
61
52
40
68
43
Lampiran:
DATA NILAI AWAL SISWA KELAS XI-IS.2
SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA
ANGGOTA KELAS KONTROL
No. Absen Nama Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Adi Cahyono
Aprifianti Ika Pratiwi
Ardhiyatama Nur Saputra
Ardian Permana
Aris Hartanto
Awang Sanjaya
Bima Septian Wijanarko
Diani Aisha Wardani
Dwi Nurhadi
Ekawati Agustina
Fairua Hisyam Abdat
Ferryar Haryanto
Fitri Astuti
Fuji Harti Ningsih
Ganung Dwi Endarto
Handayati
Hermawan Trisno Adi
61
63
57
45
43
39
42
68
65
61
50
58
42
65
57
55
53
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Irma Rahma sari
Isra’fan Kusumawijaya
Johan Ardiansyah
Mira Sastri Burhan
Muhammad Fahrur Rozi
Rahardian Dwi Pramudya Kusuma
Rina Septi Kusuma Dewi
Rinaldi Pratama Putra
Rizki Yuslam Primerdo
Rizky Ayu Khoiriyana
Rochman Adi
Sang Aradhea Marethasari V R
Satria Nur Aziz Rahman
Sudengn Riyadi
Taukhid Amirul Mukmin
Teguh Sugiarto
Tika Damayati
Tyas Ayu Cahyani
Umi Nugraheni Murdiningtyas
Vicky Fawzi
Wahyu Kurniawan
Winna Sampaguita
Yasmin Dona Septianto
52
47
60
66
40
68
50
80
76
54
77
57
50
62
49
71
43
70
48
50
52
52
Lampiran:
DAFTAR NILAI AKHIR SISWA KELAS XI-IS.1
SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA
ANGGOTA KELAS EKSPERIMEN
No.
Absen
Nama Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Abib Effendi
Agus Syah Putra
Ali Muhammad Sidiq
Ami Yusanti
Arif Budi Kurniawan
Ayu Setiyawati
Cahyo Prasetyo Gunadi
Dheni Aria Arvianto
Dian Candra Mulyanto
Dimas Arif Rustamaji
Erwanto
Etika Almira Saniy
Faiqotul Himmah
Fajri Nosa Nurzaman
Friza Ayunda Firsta
Hanafi
Hatma Aji Kusuma
Ikka Putri Wahyu Sejati
M.Nur Syafi’udin Mirwan
Metta Adityas Permata Sari
78
86
78
66
62
63
78
62
60
74
86
70
74
66
70
66
77
64
50
54
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Muh. Khalid Haidal H
Muhammad Faries
Muhammad Gigih Utomo
Noor Cholik Oktada
Novi Maharani
Nur Aini Sari Yuliastuti
Padjar Kusumaningrum
Panca Indrya Mukti
Pandu Jatmiko
Pijar Dwipangga Purnomo
Rakhmad
Sara Camelia
Siti Ardilla Rindyta
Sugeng Riyanto
Theo Sandy Pradana
Tri Mulyadi
Tri Sulistyo
Tri Utami
Umi Kuslichah
Widhi Priskasari
82
70
77
82
66
65
82
66
74
74
65
66
70
86
74
78
70
70
58
63
Lampiran:
DAFTAR NILAI AKHIR SISWA KELAS XI-IS.2
SMA MUHAMMDIYAH I SURAKARTA
ANGGOTA KELAS KONTROL
No. Absen Nama Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Adi Cahyono
Aprifianti Ika Pratiwi
Ardhiyatama Nur Saputra
Ardian Permana
Aris Hartanto
Awang Sanjaya
Bima Septian Wijanarko
Diani Aisha Wardani
Dwi Nurhadi
Ekawati Agustina
Fairua Hisyam Abdat
Ferryar Haryanto
Fitri Astuti
Fuji Harti Ningsih
Ganung Dwi Endarto
Handayati
66
70
62
66
70
66
62
70
54
62
62
82
62
66
38
78
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Hermawan Trisno Adi
Irma Rahma sari
Isra’fan Kusumawijaya
Johan Ardiansyah
Mira Sastri Burhan
Muhammad Fahrur Rozi
Rahardian Dwi Pramudya Kusuma
Rina Septi Kusuma Dewi
Rinaldi Pratama Putra
Rizki Yuslam Primerdo
Rizky Ayu Khoiriyana
Rochman Adi
Sang Aradhea Marethasari V R
Satria Nur Aziz Rahman
Sudengn Riyadi
Taukhid Amirul Mukmin
Teguh Sugiarto
Tika Damayati
Tyas Ayu Cahyani
Umi Nugraheni Murdiningtyas
Vicky Fawzi
Wahyu Kurniawan
Winna Sampaguita
Yasmin Dona Septianto
70
66
62
58
66
66
78
54
74
74
60
50
62
62
66
58
62
74
66
34
62
64
72
63
Lampiran:
Deskripsi Data Akhir Kelompok Kontrol
Diketahui:
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 (1,602)
= 6,287 (kelas dibuat 6)
R = Nt – Nr
= 82 – 34
= 48
I = KR =
648 = 8,00 (interval dibuat 8)
Tabel kerja Variabel Prestasi Kelompok Kontrol
Kelas
Interval
fi xi fixi (xi-M) (xi-M) 2 fi. (xi-M) 2
34 – 42 2 38 76 -26,55 704,9 1409,8
43 – 51 1 47 47 -17,55 308 308
52 – 60 5 56 280 -8,55 73,1 365,5
61 – 69 21 65 1356 0,45 0,2 4,2
70 – 78 10 74 740 9,45 89,4 894
79 – 87 1 83 83 18,45 340,4 340,4
Jumlah 40 2582 1516 3321,9
1. Menghitung Rata-rata (mean)
Mean ( Χ ) = ffx
ΣΣ
= 40
2582 = 64,55
2. Menghitung Simpangan Baku (SD)
SD = 1
)(−
−∑n
MXfi
=39
9,3321
= 9,23
3. Menghitung Median (Me)
Me =
−+
fFnib 2
1
=
−
+21
1140 . 0,585,60
= 57,06
4. Menghitung Modus (Mo)
Mo =
++
211bb
bib
=
++
15111185,60
= 55,5
Lampiran:
Deskripsi Data Akhir Kelompok Eksperimen
Diketahui:
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 (1,602)
= 6,287 (kelas dibuat 6)
R = Nt – Nr
= 86 – 50
= 36
I = KR =
636 = 6,00 (interval dibuat 6)
Tabel kerja Variabel Prestasi Kelompok Eksperimen
Kelas
Interval
fi xi fixi (xi-M) (xi-M) 2 fi. (xi-M) 2
50 – 56 2 53 106 -9,5 90,25 180,5
57 – 63 6 60 480 -2,5 6,25 37,5
64 – 70 15 66 594 3,2 10,24 153,6
71 – 77 7 73 511 10,2 104,04 728,28
78 – 84 7 80 560 17,2 295,8 2070,9
85 – 91 3 87 261 24,2 585,6 1736,9
Jumlah 40 2512 5279,18
1. Menghitung Rata-rata (mean)
Mean ( Χ ) = ffx
ΣΣ
= 40
2512 = 62,8
2. Menghitung Simpangan Baku (SD)
SD = 1
)(−
−∑n
MXfi
=39
18,5279
= 11,63
3. Menghitung Median (Me)
Me =
−+
fFnib 2
1
=
−
+9
240 . 0,565,63
= 76,17
4. Menghitung Modus (Mo)
Mo =
++
211bb
bib
=
++
89965,69
= 66,7
Lampiran:
Lembar Monitoring Penelitian
Pelaksanaan (Bulan April - Mei2007)
Tanggal Kegiatan
10 21 28 1
Alokasi Waktu (menit)
1. Pertemuan I a. Memberikan salam 5 b. Perkenalan 5 c. Menyampaikan pengantar
materi tentang jurnal umum perusahaan dagang
20
d. Memberikan umpan balik yang berupa pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
10
e. Salam penutup 5 2. Pertemuan II
a. Memberikan salam dan membuka pelajaran
5
b. Membentuk siswa menjadi 8 kelompok dengan masing-masing anggota kelompok 5 orang
5
c. Membagikan soal untuk kegiatan diskusi, dan siswa melaksanakan kegiatan diskusi
15
d. Memberikan kesempatan kepada salah seorang anggota kelompok yang telah ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kerja
15
e. Salam penutup 5 3. Pertemuan III
a. Memberikan salam dan membuka pelajaran
5
b. Melanjutkan kegiatan diskusi 35 c. Salam penutup 5
4. Pertemuan IV
a. Memberikan salam dan membuka pelajaran
5
b. Membagikan soal untuk kegiatan diskusi, dan siswa melaksanakan kegiatan diskusi
15
c. Memberikan kesempatan kepada salah seorang anggota kelompok yang telah ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kerja
20
d. Salam penutup 5 5. Pertemuan V
a. Memberikan salam dan membuka pelajaran
5
b. Melanjutkan kegiatan diskusi 35 c. Salam penutup 5
6. Pertemuan VI a. Memberikan salam dan membuka pelajaran
5
b. Membagikan soal untuk kegiatan diskusi, dan siswa melaksanakan kegiatan diskusi
15
c. Memberikan kesempatan kepada salah seorang anggota kelompok yang telah ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kerja
20
d. Salam penutup 5 7. Pertemuan VII
a. Memberikan salam dan membuka pelajaran
5
b. Melanjutkan kegiatan diskusi 35 c. Salam penutup 5
8. Pertemuan VIII a. Memberikan salam dan membuka pelajaran
5
b. Memberikan Post-test 35 c. Salam penutup 5
Lampiran:
Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa
Kelas Kontrol
6) Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak normal
7) Taraf Signifikansi: 05,0=α
8) Statistik uji:
L = max [F(zi)-S(zi)]
Dimana:
F(zi) = P(Z < zi) dengan Z ~ N(0,1)
S(zi) = Proporsi cacah z < zi terhadap seluruh cacah zi
zi = Skor standar ( )s
XXz ii
−=
s = Standar Deviasi
4) Komputasi
No X nj nk Z=(X-X)/Sx Fz Sz IFz-SzI
1 38 1 1 -2,23 0,009 0,02 0,008 2 50 2 3 -1,36 0,087 0,05 0,038 3 54 1 4 -1,02 0,154 0,07 0,088 4 58 1 5 -0,68 0,248 0,08 0,166 5 60 1 6 -0,51 0,305 0,10 0,207 6 62 11 17 -0,34 0,363 0,28 0,085 7 63 3 20 -0,25 0,401 0,33 0,073 8 64 2 22 -0,17 0,433 0,36 0,072 9 66 12 34 0,00 0,500 0,56 0,057
10 68 1 35 0,17 0,568 0,57 0,006 11 70 9 44 0,34 0,633 0,72 0,088 12 72 1 45 0,51 0,695 0,74 0,043 13 74 4 49 0,68 0,752 0,80 0,051
14 77 2 51 0,93 0,824 0,84 0,012 15 78 5 56 1,02 0,846 0,92 0,072 16 82 3 59 1,36 0,913 0,97 0,054 17 86 2 61 1,70 0,955 1,00 0,045
Dari tabel diperoleh L = maks I Fz-Sz I = 0,057
5) Daerah kritik:
DK = { }nLLL ;α> dengan n ukuran sampel
DK = { }14001,1/ 05.0 => LLL Lobs = 0,045
6) Keputusan uji
H0 ditolak jika L∈ DK atau H0 tidak ditolak jika L∉ DK
Lampiran:
Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa
Kelas Kontrol
1) Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak normal
2) Taraf Signifikansi: 05,0=α
3) Statistik uji:
L = max [F(zi)-S(zi)]
Dimana:
F(zi) = P(Z < zi) dengan Z ~ N(0,1)
S(zi) = Proporsi cacah z < zi terhadap seluruh cacah zi
zi = Skor standar ( )s
XXz ii
−=
s = Standar Deviasi
4) Komputasi
No X nj nk Z=(X-X)/Sx Fz Sz IFz-SzI
1 34 1 1 -2,36 0,009 0,05 0,044 2 54 2 3 -0,87 0,192 0,16 0,034 3 58 1 4 -0,58 0,281 0,21 0,070 4 60 1 5 -0,43 0,334 0,26 0,070 5 62 1 6 -0,28 0,390 0,32 0,074 6 65 2 8 -0,06 0,476 0,42 0,055 7 66 3 11 0,02 0,508 0,58 0,071 8 70 1 12 0,32 0,626 0,63 0,006 9 74 4 16 0,61 0,729 0,84 0,113
10 78 1 17 0,91 0,819 0,89 0,076 11 82 1 18 1,21 0,887 0,95 0,060 12 86 1 19 1,51 0,785 1,00 0,215
Dari tabel diperoleh L = maks I Fz-Sz I = 0,013
7) Daerah kritik:
DK = { }nLLL ;α> dengan n ukuran sampel
DK = { }14001,1/ 05.0 => LLL Lobs = 0,013
8) Keputusan uji
H0 ditolak jika L∈ DK atau H0 tidak ditolak jika L∉ DK
Uji Lanjut Scheffe
Uji lanjut scheffe dihitung dengan rumus sebagai berikut:
1. Uji scheffe untuk baris
Fi-j = ( )
( )ji
j
nnRKGXX
/1/1
2
+
−
= ( ){ }40/140/167,80
235,6583,70 2
+−
= 05,067,80
304,31x
= 0335,4304,31 =
008,2304,31 = 15,59
Kesimpulan:
F hitung = 15,59
F tabel pada d 1 x 3,96 = 3,96
Karena F hitung x F tabel, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
2. Uji scheffe untuk kolom
Fk-j = ( )
( )ji
j
nnRKGXX
/1/1
2
+
−
= ( ){ }40/140/167,80
921,69145,66 2
+−
= 05,067,80
258,14x
= 0335,4258,14 =
008,2258,14 = 7,1
Kesimpulan:
F hitung = 7,1
F tabel pada d 1 x 3,96 = 3,96
Karena F hitung x F tabel, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
Uji scheffe antar sel
Fij-kj = ( )
( )kjij
KJij
nnRKG
XX
/1/1 +
−
DK = ( ){ }pqNqFqFF −−−> ;1;1/ α
= ( ){ }8,3 05; F0, 3F/F >
3. Uji scheffe untuk sel 1 dan sel 2
F = ( ){ }30/110/167,80
267,704,71 2
+−
= 13,067,80
28.1X
= 487,10
28,1 = 24,328,1 = 0,395
Kesimpulan:
F hitung = 0,395
F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3
Karena F hitung < F tabel, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
4. Uji scheffe untuk sel 1 dan sel 3
F = ( ){ }9/110/167,80
889,604,71 2
+−
= 21,067,80
48,110x
= 9407,1648,110 =
115,448,110 = 26,848
Kesimpulan:
F hitung = 26,848
F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3
Karena F hitung > F tabel, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
5. Uji scheffe untuk sel 1 dan sel 4
F = ( ){ }31/110/167,80
58,694,71 2
+−
= 132,067,80
312,3x
= 648,10
312,3 = 263,3312,3 = 1,015
Kesimpulan:
F hitung =1,015
F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3
Karena Fhitung < Ftabel, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
6. Uji scheffe unutk sel 2 dan sel 3
F = ( ){ }9/131/167,80
889,60267,70 2
+−
= 14,067,80
947,87x
= 2938,11947,87 =
36,3947,87 = 26,17
Kesimpulan:
F hitung = 26,17
F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3
Karena F hitung > F tabel, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
7. Uji scheffe untuk sel 2 dan sel 4
F = ( ){ }31/130/18067
581,69267,70 2
+−
= 065,067,80
686,0x
= 24355,5686,0 =
290,2686,0 = 0,29
Kesimpulan:
F hitung = 0,29
F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3
Karena Fhitung < Ftabel, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
8. Uji scheffe untuk sel 3 dan sel 4
F = ( ){ }31/19/167.80
581.69889,60 2
+−
= 142,067,80
55,75x
= 455,1155,75 =
385,355,75 = 22,319
Kesimpulan:
F hitung = 22,319
F tabel pada d 3 x 2,8 = 8,3
Karena F hitung > F tabel, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
Perhitungan Anava Dua Jalan dengan Frekuensi Sel Tak Sama
a. Data Pengamatan
b1 b2
a1 74 86 66 82 78 65 65 66 74 58
66 86 78 66 62 63 78 62 60 70 74 70 66 77 64 50 54 82 70 77 82 66 74 74 70 86 78 70 70 63
a2 70 54 66 54 74 60 62 74 34
66 70 62 66 70 66 62 62 62 82 62 66 38 38 70 66 62 58 66 78 74 50 62 66 68 62 66 62 64 72
Kuadrat Data
b1 b2
a1 5476 7346 4356 6724 6084 4225 4225 4356 5476 3364
4356 7396 6084 4356 3844 3969 6084 3844 3600 4900 5476 4900 4356 5929 4096 2500 2916 6724 4900 5929 6724 4356 5476 5476 4900 7396 6084 4900 4900 3969
a2 4900 2916 4356 2916 5476 3600 3844 5476 3364
4356 4900 3844 4356 4900 4356 3844 3844 3844 6724 3844 4356 1444 6084 4900 4356 3844 3364 4356 6084 5476 2500 3844 4356 4624 3844 4356 3844 4096 5184 3969
b. Komputasi
Perhitungan Analisis Varians Sel Tak Sama
1. Data Sel
b1 b2
a1 nij 10 30 40
∑ IJX 714 2108 2822
Mij 71,4 70,267 70,83
∑X2 ij 51 682 150 340 202 022
Cij 50 979,6 144 122,133 JKij 702,4 2 217,787
a2 nij 9 31 40 ∑X ij 548 2021 2569
Mij 60,889 69,581 65,235 ∑X2
ij 34 640 133 693 168 333
Cij 33 367,111 131 756,161 JKij 1 272.889 1 936,839 19 61 1262 4039 66,145 69,921 86 322 284 033
Perhitungan rata-rata harmonic
n h = ∑
ij ijn
pq1
= 31/19/130/110/1
22+++
x
= 03.011.003.01.0
22+++
x
= 272.04
= 14.71
2. Rerata Sel
b1 b2 total
a1 71.4 70.267 141.667 = A1’
a2 60.889 69.581 130.47 = A2’
total 132.289 139.848 272.137 = G’
B1’ B2’
3. Komponen Jumlah Kuadrat (JK)
(1) = pqG 2
= 2.2
137.272 2
= 18 514.6
(2) = q
Ai
i∑ 2
= 2
47.130667.141 22 + = 2
421.1702254.20069 + = 2
961.37091 = 18 545.98
(3) = p
Bi
i∑ 2
= 2
848.139289.132 22 + = 2
463.19557379.17500 + = 2
84.37057 = 18 528.98
(4) = ∑ij
ijAB 2
= 2222 581.69889.60267.704.71 +++
= 5097.96 + 4937.45 + 3707.47 + 4841.516
= 18548.396
4. Jk (Jumlah Kuadrat)
JK a = n h ( ) ( )[ ]'1'3 − = 20.0 x (18545.98 – 18541.6) = 627.6
JK b = n h ( ) ( )[ ]'1'4 − = 20.0 x (18528.92 – 18541.6) = 324.6
JK ab = n h ( ) ( ) ( ) ( )[ ]'13'4'5 +−−
= 19.95 X (18854.396 – 18528.92 – 18545.98 + 18514.6
= 480.7152
JK e = 702.4 + 2217.787 + 1272.787 + 1272.889 + 1936.839
= 6129.915
5. Derajat Kebebasan (DK)
dk a = p – 1 2 – 1 = 1
dk b = q – 1 2 – 1 = 1
dk ab= (p – 1)(q – 1) = 1
dk e = N – pq = 80 – 4 = 76
dk tot = N – 180 – 1 = 79
6. Rerata Kuadrat (RK)
RK a = JK a / dk a = 627,1 / 1 = 627,1
RK b = JK b / dk b = 324,6 / 1 = 324,6
RK ab = JK ab / dk ab = 480,7152 / 1 = 480,7152
RK e = JK e / dk e = 6129,915 / 1 = 80,656
7. Statistik Uji
F a = RK a / RK e = 627,1 / 80,656 = 7,781
F b = RK b / RK e = 324,6 / 80,656 = 4,02
F ab = RK ab / RK e = 480,72 / 80,656 = 5,960
8. Daerah Kritik
DK a : F a > F.05; 1, 76 = 3,96
DK b : F b > F.05; 1, 76 = 3,96
DK ab : F ab > F.05; 1, 76 = 3,96
c. Rangkuman Analisis Variansi
Sumber Variansi SS df MS F
Efek Utama:
A (baris) 627.6 1 627.6 7.781
B (kolom) 324.6 1 324.6 4.02
AB (interaksi) 480.715 1 480.715 5.960
Kesalahan 6129.915 76 80.656
Total 7563.13 79
Harga F(A) sebesar 7.781 dikonsultasikan dengan harga Ftabel sebesar 3.96 karena
harga F (A) lebih besar dari harga Ftabel, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan
antar baris.
Harga F(B) sebesar 4.02 dikonsultasikan dengan harga Ftabel sebesar 3.96 karena
harga F (B) lebih besar dari harga Ftabel, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan
antar kolom.
Harga F(AB) sebesar 5.960 dikonsultasikan dengan harga Ftabel sebesar 3.96
karena harga F (AB) lebih besar dari harga Ftabel, maka disimpulkan bahwa ada
perbedaan antar baris.