skripsi oleh : dwi ariyati k7108129 fakultas …... · hal ini dapat terlihat dengan ... karangayar...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS
TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn
TENTANG GLOBALISASI BAGI SISWA KELAS IV
SDN 06 NGRINGO KARANGANYAR
TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
DWI ARIYATI
K7108129
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS
TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn
TENTANG GLOBALISASI BAGI SISWA KELAS IV
SDN 06 NGRINGO KARANGANYAR
TAHUN 2011/2012
Oleh:
DWI ARIYATI
K7108129
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Dwi Ariyati. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG GLOBALISASI BAGI SISWA KELAS IV SDN 06 NGRINGO KARANGANYAR TAHUN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidiakn Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mei 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn tentang globalisasi bagi siswa kelas IV SDN 06 Ngringo Karanganyar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dimana setiap pertemuan terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 06 Ngringo Karanganyar yang berjumlah 39 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan triangulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Prosedur penelitian yang diwujudkan dalam setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (tindakan), (3) observasi, dan (4) refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat terlihat dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yang pada saat pratindakan sebesar 63,98 terjadi peningkatan pada siklus I menjadi 78,28. Dilanjutkan dengan dilaksanakan tindakan pada siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa yang signifikan dari 78,28 atau 71.79% menjadi 87.10 atau 89.74% dari jumlah keseluruan siswa yaitu 39 siswa.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 06 Ngringo Karanganyar. Kata kunci: model kooperatif, numbered heads together, hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Dwi Ariyati. APPLYING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE NUMBERED HEADS TOGETHER TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES OF CIVIC ABOUT GLOBALIZATION IN FOURTH GRADE STUDEN TS OF SDN 06 NGRINGO KARANGANYAR SCHOOL YEAR 2011/2012. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education University of March. May 2012.
The purpose of this research is to improve learning outcomes of Civics about Globalization in fourth grade students of SDN 06 Ngringo Karanganyar by applying cooperative learning model type numbered heads together.
This is a classroom action research (CAR). The research was conducted in two cycles, each cycle consisting of two meetings where each meeting there were four phases, they are planning, implementation measures, observation, and reflection. The Subjects of this research were fourth grade students of SDN 06 Ngringo Karanganyar up to total of 39 students. The source data was taken from the teachers and students. Data collection techniques is by observation, interview, test, and documentation or archives. The data validity using triangulation of data and triangulation methods. Data analysis technique is use the interactive analytical model that has three components, they are data reduction, data presentation, and get the conclusions or verification. Research procedures are embodied in each cycle included four activities: (1) planning, (2) execution (action), (3) observation, and (4) reflection.
Results of the research show that through the implementation of cooperative learning model of type numbered heads together could improve student learning outcomes from pre-action to cycle I and from cycle I to cycle II. It can be seen by an increase in the average grade at pre-action of 63.98 increase in cycle I to 78.28. Followed by actions undertaken in the second cycle. In the second cycle the average increase student learning outcomes significantly from 71.79% to 78.28 or 87.10 or 89.74% of the total number of students is 39 students.
The conclusions of this research is applying cooperative learning model type numbered heads together could improve learning outcomes fourth grade students of SDN 06 Ngringo Karanganyar.
Keywords: cooperative models, numbered heads together, the results of learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang yang
masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan
(Mario Teguh)
Seorang Guru
Menggandeng tangan, Membuka pikiran
Menyentuh hati, Membentuk masa depan Seorang Guru berpengaruh selamanya
Dia tidak pernah tahu kapan pengaruhnya berakhir
(Henry Adam)
Berhati lokal, Berfikir Internasional
(Dr. Suwarto WA, M.Pd)
Tidak akan ada puasnya jika menginginkan yang sempurna,
Menjadi diri sendiri, melakukan yang terbaik dan selalu bersyukur
jauh lebih indah dan menganggumkan.
(Penulis)
Muda berkarya, Tua menikmati hasilnya
(penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, syukurku untuk setiap detik rahmat dan
ampunan serta kasih sayang-Mu yang selalu menyertai disetiap hela nafas ini…
Karya ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tua (Suwardi dan Ruminten)
Doamu yang tak pernah putus, kerja keras yang tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas serta
kasih sayangmu yang tak henti-hentinya diberikan kepadaku.
Aku bangga memiliki orang tua seperti kalian.
Kakak-kakakku tercinta (mas Yono dan mbak Sri)
Yang selalu memberikan semangat dan doa
Keluarga Besar Kampus PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta,
almamaterku tercinta tempat kutimba ilmu untuk menjadi
pengabdi bangsa Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar PKn Tentang Globalisasi Bagi Siswa Kelas IV SDN 06 Ngringo
Karanganyar Tahun 2011/2012”.
Penulisan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada program PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyusun skripsi ini, tentunya peneliti tidak lepas dari bantuan
maupun kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas maret Surakarta.
5. Dr. Suwarto WA, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan proposal ini.
6. Dra. Sularmi, M.Pd. M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bombingan dan pengarahan dalam penyusunan proposal ini.
7. Kepala Sekolah SDN 06 Ngringo Karanganyar yang telah memberikan ijin
penelitian.
8. Ibu Sri Lestari, S.Pd.SD, selaku guru kelas IV SD Negeri 06 Ngringo
Karangayar yang telah membantu pelaksanaan penelitian di kelas tersebut.
9. Bapak/Ibu Guru SDN 06 Ngringo Karanganyar yang banyak memberikan
bantuan dan dorongan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tugas
ini. Peneliti berharap semoga skripsi penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN KEASLIAN TULISAN. ............................................................. ii
PERSETUJUAN .............................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR.. ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.. .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR. ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah …………………….. ............................. 4
C. Pembatasan Masalah ……….. ................................................ 5
D. Rumusan Masalah ................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 8
1. Tinjauan Tentang Hasil Belajar PKn ............................... 8
a. Pengertian Belajar ...................................................... 8
b. Pengertian Hasil Belajar ............................................ 8
c. Pengertian PKn .......................................................... 9
d. Fungsi PKn …………. ............................................... 10
e. Tujuan PKn ………… ................................................ 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
f. Ruang Lingkup PKn ……….. .................................... 12
g. Hakekat Hasil Belajar PKn ……… ............................ 12
h. Tinjauan Tentang Materi Globalisasi ……. ............... 13
2. Tinjauan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together ................................................................. 17
a. Pengertian Model ...................................................... 17
b. Pengertian Pembelajaran …… ................................... 18
c. Pengertian Model Pembelajaran ................................ 19
d. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif ................. 20
e. Pengertian Kooperatif Tipe Numbered Heads Together. 25
f. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Numbered Heads
Together ..................................................................... 25
g. Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together .......................................................... 26
B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 27
C. Kerangka Berfikir ................................................................... 28
D. Hipotesis ................................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 31
B. Subjek Penelitian ................................................................... 31
C. Sumber Data ........................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 32
E. Validitas Data ......................................................................... 34
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 35
G. Indikator Kinerja .................................................................... 37
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 38
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan.. .......................................................... 42
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus.................................... 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus. ............................ 66
D. Pembahasan. ........................................................................... 68
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................ 69
B. Implikasi. ................................................................................ 69
C. Saran. ...................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73
LAMPIRAN .................................................................................................. 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif................................. 24
4.1 Perolehan Nilai PKn Pra tindakan.......................................................... 43
4.2 Skor Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus I ......................................... 49
4.3 Skor Aspek Afektif Perilaku Berkarakter Siswa pada Siklus I .............. 50
4.4 Skor Aspek Keterampilan Sosial Siswa pada Siklus I ........................... 52
4.5 Perolehan Hasil Belajar PKn Siklus I. ................................................... 53
4.6 Skor Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus II ........................................ 61
4.7 Skor Aspek Afektif Perilaku Berkarakter Siswa pada Siklus II ............ 62
4.8 Skor Aspek Keterampilan Sosial Siswa pada Siklus II ........................... 64
4.9 Perolehan Hasil Belajar PKn Siklus II. .................................................. 65
4.10 Peningkatan Hasil Belajar PKn pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus
II. ............................................................................................................. 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Kerangka Berpikir ....................................................................... 30
3.1 Komponen-komponen Analisis Data ...................................................... 37
3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 41
4.1 Grafik Perolehan Nilai PKn Pra Tindakan. ............................................. 44
4.2 Skor Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus I .......................................... 50
4.4 Skor Aspek Afektif Perilaku berkarakter Siswa pada Siklus I ............... 51
4.5 Skor Aspek Keterampilan Sosial Siswa pada Siklus I ............................ 52
4.6 Grafik Perolehan Nilai Hasil belajar PKn pada Siklus I ......................... 54
4.7 Skor Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus II ......................................... 61
4.8 Skor Aspek Afektif Perilaku berkarakter Siswa pada Siklus II .............. 63
4.9 Skor Aspek Keterampilan Sosial Siswa pada Siklus II ........................... 64
4.10 Grafik Perolehan Hasil Belajar PKn Siklus II ....................................... 65
4.11 Grafik Peningkatan Hasil Belajar PKn. ................................................. 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rincian Waktu Pelaksanaan Kegiatan ............................................... 75
2. Deskripsi Wawancara Sebelum Tindakan ......................................... 76
3. Wawancara Untuk Siswa Sebelum Pra Tindakan. ............................. 80
4. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn Tentang
Globalisasi Berdasarkan Nilai pada Pra Tindakan............................. 81
5. Silabus. ............................................................................................... 83
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus I Pertemuan I 86
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus I Pertemuan
II. ........................................................................................................ 97
8. Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Pada Siklus I. ................................... 109
9. Pedoman Pengamatan Aspek Psikomotor pada Siklus I.................... 111
10. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Aspek Psikomotor pada Siklus I ..... 113
11. Pedoman Pengamatan Aspek Perilaku Berkarakter pada Siklus I ..... 116
12. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Aspek Perilaku Berkarakter pada
Siklus I ............................................................................................... 118
13. Pedoman Pengamatan Aspek Keterampilan Bersosial pada Siklus I. 121
14. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Aspek Keterampilan Bersosial pada
Siklus I ............................................................................................... 123
15. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus II Pertemuan I........... 126
16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus II Pertemuan
II. ........................................................................................................ 136
17. Daftar Nilai Hasil Belajar PKn pada Siklus II. .................................. 148
18. Pedoman Pengamatan Aspek Psikomotor pada Siklus II .................. 150
19. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Aspek Psikomotor pada Siklus II .... 152
20. Pedoman Pengamatan Aspek Perilaku Berkarakter pada Siklus II ... 155
21. Hasil Rekapitulasi Aspek Perilaku Berkarakter pada Siklus II ......... 157
22. Pedoman Pengamatan Aspek Keterampilan Bersosial pada Siklus II. 160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
23. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Aspek Keterampilan Bersosial pada
Siklus II .............................................................................................. 162
24. Deskripsi Wawancara Setelah Tindakan ........................................... 165
25. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I. .................................. 168
26. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II ................................. 171
27. Surat Keputusan Dekan FKIP. ........................................................... 172
28. Surat Permohonan Ijin Menyusun Penelitian. ................................... 173
29. Surat Keterangan Peaksanaan Penelitian. .......................................... 174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang
strategis dan penting dalam membentuk sikap siswa dalam berperilaku keseharian
sehingga diharapkan setiap individu mampu menjadi pribadi yang baik. Abdul
Azis Wahab (2002: 17) berpendapat bahwa hakikat atau intisari dari PKn adalah
pendidikan nilai dan moral meskipun kata-kata moral sudah tidak lagi muncul.
Sebagai pendidikan nilai PKn akan membantu siswa dalam mengembangkan
pertimbangan kearah objek tertentu termasuk etika yang diharapkan siswa dapat
mengembangkan dalam kehidupan pribadinya maupun dalam masyarakat.
Peneliti memilih mata pelajaran PKn karena PKn bukan sejarah tetapi
lebih mementingkan pada penanaman moral pada siswa sejak dini. Selain itu
minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan ini perlu
mendapat perhatian khusus karena minat merupakan salah satu faktor penunjang
keberhasilan proses belajar. Disamping itu minat yang timbul dari kebutuhan
siswa merupakan faktor penting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan atau usahanya. Hal ini untuk memudahkan membimbing dan
mengarahkan siswa belajar sehingga siswa mempunyai dorongan dan tertarik
untuk belajar.
Berawal dari itu, pendidikan kewarganegaraan adalah salah satu studi
penting dalam pendidikan terutama di sekolah dasar dan menengah. Tetapi
sebagian siswa menganggap bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata
pelajaran yang kurang menarik. Banyak siswa menganggap bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah ilmu yang membosankan dan susah di pahami. Hal ini
disebabkan karena dalam materi pendidikan kewarganegaraan banyak muatanya,
sehingga banyak menuntut siswa untuk lebih aktif dalam belajar sendiri agar
mampu menguasai materi serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Di samping itu, dalam penyampaian materi PKn guru cenderung hanya
menggunakan model dan metode yang tidak variatif, sehingga pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menjadi berpusat pada guru sedangkan murid menjadi pasif. Hal tersebut
berakibat pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.
Berdasarkaan hasil observasi yang dilakukan pada awal bulan Maret 2012
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD
Negeri 06 Ngringo masih bersifat monoton dan kurang menarik, sehingga setiap
pelajaran berlangsung siswa jadi kurang tertarik dan kurang berminat dalam
mengikuti pelajaran. Selain itu dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
masih menghadapi banyak kendala-kendala. Kendala-kendala yang dimaksud
antara lain: Pertama, guru masih mengalami kesulitan dalam mengaktifkan siswa
untuk terlibat langsung dalam proses penggalian dan penelaahan bahan pelajaran.
Kedua, jumlah siswa setiap kelas cukup besar. Pada kelas IV SDN 06 Ngringo
jumlah siswa mencapai 39 siswa. Hal ini berdampak pada kurangnya perhatian
siswa terhadap materi pembelajaran. Ketiga, sebagian siswa memandang mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bersifat
konseptual dan teoritis, akibatnya siswa ketika mengikuti pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merasa cukup mencatat dan menghafal konsep-
konsep dan teori-teori yang diceramahkan oleh guru, tugas-tugas terstruktur yang
diberikan dikerjakan secara tidak serius dan bila dikerjakan hanya sekedar
formalitas.
Kendala-kendala dalam penyelenggaraan pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan tersebut, jelas membawa pengaruh pada kualitas proses dan
hasil pembelajaran. Kondisi semacam ini tentu tidak sejalan dengan semangat
menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. pembelajaran yang kurang
bermakna ini akan semakin meluas dan apabila pada proses pembelajaran tersebut
guru masih menerapkan strategi dan pendekatan yang tidak variatif, memandang
siswa sebagai objek, komunikasi lebih banyak berlangsung searah dan penilaian
lebih menekankan pada aspek kognitif. Hal tersebut terbukti dengan adanya hasil
belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menunjukkan hasil yang
belum maksimal. Hal tersebut diperkuat dengan adanya data yang berasal dari
dokumentasi kelas IV yang menyatakan bahwa nilai dari siswa kelas IV yang
berjumlah 39 siswa dengan rincian 14 siswa mendapat nilai diatas KKM dan 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
siswa mendapat nilai dibawah KKM dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah
40, serta nilai rata-rata kelas adalah 64, 33. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa 64,10% siswa kelas IV mata pelajaran PKn mendapatkan nilai dibawah
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sedangkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang harus dicapai siswa adalah 75.
Untuk itu guru perlu membuat upaya-upaya agar siswa bangkit dan dapat
mengatasi masalah hasil belajar ini. Perlu usaha cerdas dari siapapun terutama
guru untuk menciptakan proses belajar menjadi lebih bermakna dan maju. Salah
satunya adalah pengembangan metode pembelajaran berdasarkan teori belajar
kontruktivisme, yaitu salah satu teori tentang proses pembelajaran yang
menjelaskan tentang bagaimana siswa belajar dengan mengkontruksi pengetahuan
menjadi pengetahuan bermakna. Guru perlu membimbing siswa untuk membina
konsep dan pengetahuan menjadi konsep pengetahuan yang bermakna melalui
pengalaman awal yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Teori belajar
kontruktivisme menggunakan pendekatan kooperatif. Dalam kelas kooperatif,
para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing (Slavin, 2005: 4).
Melalui pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa
sehinga prestasi belajar dapat meningkat dibandingkan pembelajaran kompetitif
dan individualistik. Pembelajran kooperatif juga dapat membangkitkan jiwa
sosial, membantu mengurangi perbedaan etnis, agama, ras, membantu
menyesuaikan diri dengan teman dan meningkatkan rasa percaya diri siswa.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif disebabkan adanya penghargaan kelompok
yang berprestasi, otomatis penghargaan pada individu siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together adalah
teknik pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu
teknik ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka
(Isjoni, 20011: 113). Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling bertukar ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat
meningkatkan semangat kerja sama antar siswa dan dapat digunakan untuk semua
mata pelajaran dan tingkatan kelas.
Melalui pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together siswa
diharapkan mampu menguasai materi pelajaran walaupun hanya dengan
berdiskusi dengan temannya. Metode ini digunakan untuk mengetahui
akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Menurut Lie (2005: 59) teknik
belajar mengajar bernomor (numbered heads) memberikan kesempatan kepada
siswa untuk saling membagikan ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat.
Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa unutk meningkatkan semangat
kerjasama antar siswa.
Bedasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn tentang
Globalisasi Bagi Siswa Kelas IV SDN 06 Ngringo Karanganyar Tahun
2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut:
1. Pada kelas IV banyak mata pelajaran yang diberikan antara lain: Matematika,
Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, IPA, IPS dan Muatan Lokal.
2. Pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terdapat banyak materi yang
diajarkan. Materi Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan pada kelas IV
pada semester II adalah Sistem Pemerintahan Pusat dan Globalisasi.
3. Cara penyampaikan materi guru dapat menggunakan berbagai model
pembelajaran seperti: Model Pembelajaran Kontekstual, Model Pembelajaran
Kooperatif, Model Pembelajaran Kuantum, Model Pembelajaran Terpadu, dan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
4. Pada model pembelajaran kooperatif terdapat banyak metode-metode
pembelajaran, antara lain: Jigsaw, Think-Pair-Share, Numbered Heads Together,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make A Match, Listening Team, Inside
Outside Circle, Bamboo Dancing, Point Counter Point, The Power Of Two, Dan
Listening Team.
5. Pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat
diterapkan pada kelas rendah maupun kelas tinggi pada semester I atau II. Karena
model kooperatif tipe numbered heads together meningkatkan keantusiasan siswa
dalam belajar.
6. Hasil belajar siswa kelas IV SDN 06 Ngringo masih rendah dengan berbagai
alasan diantaranya: dari faktor siswa yang malas, tidak tertarik dengan materi
yang diajarkan, dan lebih memilih bergurau dengan teman dibandingkan
memperhatikan guru. Sedang dari faktor guru yaitu guru hanya menerangkan
materi dengan menggunakan metode ceramah, kurang menguasai materi, dan
masih kurang maksimal dalam mengaktifkan siswa.
7. Kondisi kelas yang kurang kondusif, sehingga siswa tidak bisa berkonsentrasi.
8. Lingkungan sekolah yang dekat jalan, sehingga terjadinya kebisingan ketika
proses belajar mengajar berlangsung.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan mudah untuk dipahami maka
memerlukan adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan materi globalisasi dengan diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada siswa kelas IV
semester II.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat di buat rumusan masalah
sebagai berikut : Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan
kewarganegaraan siswa kelas IV SDN 06 Ngringo Karanganyar Tahun
2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini yaitu : Meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together
pada siswa kelas IV SDN 06 Ngringo Karanganyar Tahun 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian harus bermanfaat terhadap para pembaca maupun
peneliti sendiri. Adapun manfaat yang diharapkan adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelian ini di harapkan dapat memperkaya wawasan dan
pengembangan pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya dalam
aspek strategi belajar mengajar.
b. Memberikan pengetahuan kepada pendidik untuk dapat meningkatkan
proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar melalui
model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dan
menambah pengembangan proses pembelajaran yang inovatif, kreatif, aktif
dan menyenangkan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa :
Siswa termotivasi sehingga senang belajar PKn. Menumbuhkan rasa
kebersamaan antar siswa, menciptakan persaingan sehat antar siswa dalam
berprestasi dan meningkatkan keaktifan siswa.
b. Bagi diri sendiri :
Sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran, penulis memperoleh
manfaat yaitu untuk memberikan masukan bagi guru-guru yang lain untuk
menerapkan model pembelajaran numbered heads together dalam proses
belajar mengajar di kelas sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Selain itu penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan inovasi
pengembangan kualitas kegiatan belajar dengan pendekatan kooperatif tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
numbered heads together karena dalam proses pembelajaran ini dapat
meningkatakan kreativitas guru dan tidak lagi mengacu pada model
pembelajaran konvensional yang selama ini sering diterapkan pada saat
proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah
Diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads
together ini dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah dasar dan juga dapat bermanfaat untuk
menumbuhkan inovasi sekolah dalam kegiatan pembelajaran dan
memberikan sumbangan yang positif khususnya dalam pelajaran
pendidikan kewarganegaraan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
numbered heads together dalam meningkatkan mutu pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Hasil Belajar PKn
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia
dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru (Yamin, 2010:
98). Dengan menggunakan pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru
dapat membuat manusia menjadi lebih baik dari sebelumnya, karena belajar itu
dimulai sejak lahir sampai pada akhir hayat.
Belajar merupakan hal yang kompleks (Dimyanti dan Mudjiono, 2006:
17). Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua objek, yaitu siswa
dan dari guru. Dari siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan
ajar. Dari guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang
sesuatu hal. Sedangkan menurut Benny (2010: 6) belajar adalah kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal. Sehingga dengan belajar
manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki
tentang sesuatu (Fudyartanto dalam Baharuddin dan Nur Wahyuni, 2010: 13)
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat menghasilkan perubahan
dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara berperilaku yang baru berkat
pengalaman dan latihan yang dilakukan.
b. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (2011: 3) hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku siswa setelah melalui proses pembelajaran. Semua perubahan dari proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
belajar meruoakan suatu hasil belajar dan mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya.
Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang integral yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar merupakan suatu
kegiatan yang menekankan kepada diperolehanya informasi tentang seberapakah
perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan (Dimyanti
dan Mudjiono, 2006: 190).
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan
memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu. Hasil
belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan
hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk
kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri
seseorang yang belajar. (http://duniabaca.com/pengertian-belajar-dan-hasil-
belajar.html diunduh pada tanggal 8 Februari 2012)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan hasil belajar adalah hasil yang
dicapai oleh siswa setelah melakukan suatu usaha untuk memenuhi
kebutuhannya. Usaha tersebut dipengaruhi oleh situasi dan kondisi tertentu,
yakni pendidikan dan latihan dalam jenjang pendidikan. Hasil belajar dapat
tercapai jika tujuan pengajaran telah dicapai.
c. Pengertian PKn
Menurut Malik Fajar dalam Etin Solihatin dan Raharjo (2009: 96)
bahwa PKn sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan
karakter warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sedangkan
menurut Etin Solihatin dan Raharjo (2009: 95) PKn merupakan bidang kajian
yang bersifat multifungsi dengan konteks epistemologis lintas bidang keilmuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1) Secara filsafat keilmuan PKn memiliki otonologi pokok ilmu polotik
khususnya konsep political democracy untuk aspek duties and right of
citizen.
2) Secara epitemologis, PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan salah
satu dari lima tradisi social studies yakni citizen transmission.
3) Secara akademis PKn dapat didefinisikan sebagai bidang kajian yang
memusatkan telaah pada sluruh dimensi psikologis dan sosiokultural
kewarganegaraan individual, dengan menggunakan ilmu politik ilmu
pendidikan sebagai landasan epistemology intinya yang dipercaya dengan
disiplin ilmu lain yang relevan, dan mempunyai implikasi aksiologis
terhadap instrument dan praktis.
Abdul Azis Wahab (2002: 17) berpendapat bahwa hakikat atau intisari
dari PKn itu sama dengan PMP adalah pendidikan nilai dan moral meskipun
kata-kata moral sudah tidak lagi muncul. Sebagai pendidikan nilai PKn akan
membantu siswa dalam mengembangkan pertimbangan ke arah objek tertentu
termasuk etika yang diharapkan siswa dapat mengembangkan dalam kehidupan
pribadinya maupun dalam masyarakat.
Setiap warga negara pasti menginginkan status formal dirinya terhadap
negaranya. Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang menyangkut
status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang
No.2 Tahun 1949 tentang naturalisasi, yang kemudian diperbaharui lagi dalam
Undang-Undang No.12 Tahun 2006 (Ruminiati, 2008: 1.25).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa PKn adalah suatu
mata pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan watak dan karakter
bangsa Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab yang diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari.
d. Fungsi PKn
Menurut Abdul Aziz Wahab (2002:20) fungsi PKn adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai dan moral pancasila secara
dinamis dan terbuka.
2) Mengembangkan dan membina manusia Indonesia seutuhnya yang sadar
politik dan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
3) Membina pemahaman dan kesadaran terhadap hubungan antara warga
negara dengan, dan antar warga negara dengan sesame warga negara , dan
pendidikan pendahuluan bela negara agar mengetahui dan mampu
melaksanakan dengan baik hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
e. Tujuan PKn
Menurut Udin S. Winataputra (2007: 4.28) tujuan PKn secara umum
adalah mengembangkan potensi individu warga Negara Indonesia, sehingga
memiliki wawasan, posisi, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai
dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab
dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia.
Tujuan PKn menurut Ruminiati (2008: 1.26) adalah untuk membentuk
watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan
pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, menurut Mulyasa
adalah untuk menjadikan siswa:
1) Mampu berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan
hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2) Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan
tanggungjawab.
3) Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup
bersama bangsa lain dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di SD
adalah untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu,
mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian kelak siswa
diharapkan dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik,
serta mampu mengikuti kemajuan teknologi modern.
f. Ruang Lingkup PKn
PKn SD terdiri dari 24 Standar Kompetensi yang dijawarkan dalam 53
Kompetensi Dasar. Menurut Ruminiati (2008: 1.27) ruang lingkup PKn di SD
terdiri secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Persatuan dan Kesatuan
2) Norma Hukum dan Peraturan
3) Hak Asasi Manusia
4) Kebutuhan Warga Negara
5) Konstitusi Negara
6) Kekuasaan politik
7) Kedudukan Pancasila
8) Globalisasi
Dalam penelitian ini ruang lingkup yang digunakan adalah Globalisasi
karena standar kompetensi yang akan digunakan sebagai acuan penelitian adalah
materi tentang globalisasi. Di dalam materi tentang globalisasi akan dikaji
mengenai pengertian, dampak yang ditimbulkan globalisasi, Perubahan sosial
akibat adanya globalisasi, berbagai jenis kebudayaan Indonesia yang
ditampilkan di luar negeri, misi kebudayaan internasional, dan sikap terhadap
pengaruh globalisasi.
g. Hakikat Hasil Belajar PKn
Hakikat hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran PKn berupa seperangkat pengetahuan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
sikap dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan sosialnya dimasyarakat
sekarang maupun dimasa akan datang. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes,
unjuk kerja, penugasan, hasil kerja, portofolio, sikap dan penilaian diri.
Untuk meningkatkan hasil belajar PKn dalam kegiatan belajar mengajar
harus menarik sehingga siswa tertarik dan aktif dalam pembelajaran. Diperlukan
pembelajaran interaktif dimana guru memberikan banyak peran kepada siswa
sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru
merancang proses pembelajaran yang inovatif agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara maksimal pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Agar
hasil belajar PKn dapat meningkat diperlukan situasi dan strategi pembelajaran
yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Adapun metode pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa adalah
menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together yang akan
mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran PKn.
h. Tinjauan Materi Tentang Globalisasi
1) Pengertian Globalisasi
Kata "globalisasi" diambil dari kata globe yang artinya bola bumi
tiruan atau dunia tiruan. Kemudian, kata globe menjadi global, yang berarti
universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi, globalisasi adalah
proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi
kelompok masyarakat (Prayoga, 2008: 86). Dengan adanya ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berkembang pesat, terciptalah alat transportasi dan
komunikasi. Hal ini memungkinkan manusia dapat berhubungan satu sama
lain walaupun jaraknya sangat jauh. Kemajuan dari teknologi transportasi dan
komunikasi pasti akan membawa dampak atau pengaruh bagi kehidupan.
Realita global yang berkembang sekarang ini adalah pendidikan
sendiri. Dikatakan global karena globalisasi telah membawa doktrin yang
membentuk masyarakat, peserta didik dan juga pengajar tidak luput dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
doktrin global. Singkatnya, system dan budaya pendidikan yang berkembang
juga telah terhegemoni oleh perkembangan globalisasi (Soyomukti, 2010: 43)
2) Dampak Globalisasi
a) Dampak Positif
(1) Mempermudah mudah memperoleh informasi maka masyarakan
memiliki wawasan dengan seluas.
(2) Alat transportasi dapat dijangkau sampai di daerah.
(3) Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan
catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar
internasional. Hal ini membuka kesempatan bagi pengusaha di
Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas, kreatif, dan
dibutuhkan oleh pasar dunia.
(4) Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila
investasinya bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di
Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa
mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
(5) Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan
masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
(6) Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka
lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi
produk Indonesia.
b) Dampak Negatif
(1) Orang menjadi sangat individualis
(2) Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa
(3) Sarana hiburan yang melalaikan dan membuat malas
(4) Budaya permisif/menghalalkan segala cara
(5) Menurunnya ikatan rohani
(6) Informasi yang tidak tersaring
(7) Perilaku konsumtif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
(8) Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
(9) Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
Perubahan sosial akibat adanya globalisasi meliputi beberapa jenis,
yaitu: makanan, Pakaian, Perilaku dan Gaya hidup
3) Misi Kebudayaan Internasional
Globalisasi telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk
kebudayaan. Kebudayaan merupakan kepribadian suatu bangsa. Budaya
adalah pikiran dan akal budi. Beberapa contoh budaya bangsa adalah
nyanyian dan lagu, berbagai tari-tarian, berbagai alat musik yang khas,
berbagai seni pertunjukan, dan berbagai budaya khas lainnya. Masing-masing
daerah di Indonesia memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Sebagai sebuah bangsa
yang baik, kita juga harus bergaul dengan bangsa lain yang kebudayaannya
berbeda. Akan tetapi, tidak semua budaya asing yang masuk kita terima. Kita
perlu menyaring dan memilih budaya asing yang masuk, sehingga tidak
berdampak buruk bagi budaya asli kita.
Tujuan melakukan misi kebudayaan internasional yaitu untuk
memperkenalkan budaya Indonesia di mata dunia, sehingga diharapkan dapat
menarik wisatawan mancanegara ke Indonesia, pada akhirnya akan
menambah devisa negara. Hal ini merupakan keuntungan bagi bangsa
Indonesia yang terdiri atas berbagai macam suku dan mempunyai beraneka
ragam kebudayaan. Misi tim kesenian Indonesia di luar negeri juga untuk
meningkatkan kerja sama yang baik dengan luar negeri di bidang kesenian
serta meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain.
Jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam Misi
kebudayaan Internasional:
(a) Kelompok kesenian Bougenville yang berasal dari Kalimantan Barat
diundang ke Madrid, Spanyol. Pada 21 sampai 28 Oktober 2003,
kelompok kesenian Bougenville ini tampil untuk mengikuti Festival
Asia. Pertunjukkan kesenian Melayu mereka yang dipadu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kesenian Dayak mendapat sambutan yang meriah. Kegiatan ini dapat
meningkatkan kerja sama kebudayaan antara kedua negara.
(b) Grup seni tradisional Indonesia, Nanglang Danasih, tampil di Roma,
Italia. Grup ini tampil dalam festival seni internasional dan meraih dua
juara. Kegiatan ini untuk memperkenalkan kesenian di kalangan
masyarakat internasional.
(c) Tim kesenian Sumatra Selatan ke Malaysia. Grup ini tampil dalam acara
festival Gendang Nusantara 10-15 April 2003. Mereka mewakili
Indonesia. Acara ini yang juga diikuti oleh utusan negara-negara tetangga
kita.
(d) Tim kesenian Bali ke Chili dan Peru. Dalam rangka memenuhi undangan
KBRI Tim dari pulau Dewata ini menampilkan tari Saman (Aceh), tari
Maengket (Sulawesi), dan sejumlah tari Bali. Pementasan ini bertujuan
untuk menjalin kerja sama dan dapat memberikan informasi tentang
Indonesia.
4) Sikap terhadap Pengaruh Globalisasi
Dalam setiap kejadian pasti ada dampak positif dan negatif. Begitu
juga dengan globalisasi. Kearifan diperlukan untuk menyikapi dampak
globalisasi. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk menanggulangi
pengaruh negatif globalisasi. Adapun upaya penanggulangannya dapat
diterapkan di berbagai lingkungan yang berbeda-beda.
(a) Lingkungan Sekolah: Di sekolah perlu ditekankan pelajaran budi pekerti
serta pengetahuan tentang globalisasi. Dengan demikian siswa tidak
terjerumus dalam perilaku negatif akibat globalisasi seperti kenakalan
remaja atau tawuran antarpelajar.
(b) Lingkungan Keluarga: Cara yang baik mencegah masuknya pengaruh
negatif globalisasi melalui keluarga adalah meningkatkan peran orang
tua. Orang tua hendaknya selalu menekankan rasa tanggung jawab pada
anak. Orang tua juga menerapkan aturan yang tegas yang harus ditaati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
setiap anggota keluarga, namun tanpa mengurangi kasih sayang dan
perhatian pada anak.
(c) Lingkungan Masyarakat dan Lingkungan Keagamaan: Dalam mencegah
pengaruh negatif globalisasi masuk ke masyarakat, peran tokoh
masyarakat dan agama sangat diperlukan. Mereka harus mampu menjadi
contoh bagi umat atau anggota masyarakatnya. Nasihat atau saran-saran
yang diberikan tokoh masyarakat atau agama akan membekas dan
mampu memengaruhi pola kehidupan masyarakatnya.
(d) Lingkungan pemerintah dan Negara: Pemerintah merupakan salah satu
lembaga yang berwenang mengeluarkan peraturan atau hukum, salah satu
di antaranya berusaha mencegah
2. Tinjauan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together
a. Pengertian Model
Kata model sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Bagi orang
awam kata tersebut identik dengan dunia entertainment, namun istilah model
mempunyai arti beda jika dalam dunia pendidikan. Mills berpendapat bahwa
model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model itu (Agus Suprijono 2011: 45). Sebuah model haruslah akurat
sehingga bila seseorang menerapkan model tersebut hasilnya akan memuaskan
dan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran
yang diperoleh dari beberapa sistem. Sedangkan model-model mengajar menurut
Muhibbin Syah (2010: 186) adalah blue print mengajar yang direkayasa
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pengajaran. Cetak biru
(blue print) ini lazimnya dijadikan pedoman perencanaan dan pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pengajaran serta evaluasi belajar. Menurut pendapat tersebut model mengajar
merupakan suatu rekayasa untuk pencapaian tujuan tertentu
Dalam sebuah model mengajar biasanya terdapat tahapan-tahapan atau
langkah-langkah yang relatif tetap dan pasti untuk menyajikan materi pelajaran
secara berurutan. Oleh karena itu, sebuah model mengajar dianggap berjalan
tetap seperti mesin.
Dari pendapat dan pengertian diatas, dapat diperoleh pengertian model
adalah suatu pola tertentu yang digunakan sebagai acuan seseorang untuk
bertindak sesuai dengan model itu.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidikan untuk
membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Menurut Isjoni (2011: 14)
pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh
siswa. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas
kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam
pembelajaran adalah pedidik dan peserta didik yang berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya. Pendapat tersebut mengemukakan pembelajaran pada
dasarnya adalah kegiatan untuk membantu peserta didik dalam belajar. Disini
pendidik berperan penting untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Agus Suprijono, (2009: 13) mengemukakan bahwa pembelajaran
berdasarkan leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pada
pembelajaran guru mengajar sebagai upaya mengorganisir lingkungan terjadinya
pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru
menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi
subjek pembelajaran adalah peserta didik.
Interaksi didalam pembelajaran sangatlah penting. Menurut Syaiful
Sagana (2003: 61) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai peserta didik atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
murid. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran sehingga komunikasi antara guru dan murid harus berjalan dengan
baik.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu sistem yang bertujuan menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan yang disusun sedemikian rupa
untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa, sehingga
terjadi perubahan tingkah laku sedangakan tingkah laku itu sendiri dapat terjadi
karena adanya interaksi baik antar siswa dengan siswa, guru dengan siswa,
ataupun siswa dengan lingkungan sekitar.
c. Pengertian Model Pembelajaran
Setiap pelaksanaan pembelajaran perlu menggunakan model
pembelajaran tertentu agar pelaksanaannya dapat berjalan secara maksimal.
Agus Suprijono, (2011: 46) mengemukakan bahwa model pembelajaran ialah
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas maupun tutorial. Jadi model pembelajaran adalah suatu pola yang
digunakan dan menjadi acuan oleh guru untuk melakukan pembelajaran agar
pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan dikelas.
Belajar akan lebih mudah dan efektif jika guru menggunakan suatu
kerangka pembelajaran konseptual yang menentukan tercapainya tujuan
pembelajaran. Menurut Winataputra (Sugiyanto, 2009: 3) menyatakan bahwa
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sisematis didalamnya mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan fungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Sedangkan model pembelajaran menurut
Joice dan Weil dalam Isjoni (2011: 73) adalah suatu pola atau rencana yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,
mengatur materi pelajaran, dan memberikan petunjuk kepada pengajar dikelas.
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
maupun tutorial.
d. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham kontruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang bertingkat
kemampuannya berbeda (Isjoni, 2011: 14). Senada dengan Johnson and Johnson
dalam Miftahul Huda (2011: 31) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
berarti working together to accomplish shared goals (bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama). Namun dalam bekerjasama tersebut siswa harus
dapat secara individu mengeluarkan pendapat dan tanggungjawab atas
tanggungjawab tersebut.
Pembelajaran kooperatif menekankan pada sistem kerja kelompok.
Menurut Agus Suprijono (2011: 54) pembelajaran kooperatif adalah konsep
yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk
yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum
pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru
menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan
dan informasi yang dirancang unutk membantu peserta didik menyelesaikan
masalah yang dimaksud.
Menurut Johnson, Johnson, & Holubec (Rosini B. Abu dan Jim Bunga
Volume 13, Nomor 2, 1997: 1) menyatakan bahwa: “In a cooperative learning
classroom students work together to attain group goals that cannot be obtained
by working alone or competitively. In this classroom structure, students discuss
subject matter, help each other learn, and provide encouragement for member of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
the group”. Pendapat diatas berarti dalam siswa kelas pembelajaran kooperatif
bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok yang tidak dapat diperoleh
dengan bekerja sendiri atau kompetitif. Dalam struktur kelas, siswa
mendiskusikan materi pelajaran, saling membantu belajar, dan memberikan
dorongan bagi anggota kelompok.
Menurut Sugiyanto (2009: 37) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut
Campbell dan Ortiz (John G. Duxbury and Ling-ling Tsai, 2010: 4) menyatakan
bahwa stated that the level of anxiety in language classrooms was “alarming.”
Cooperative learning has been suggested as one possible means of reducing his
anxiety in classrooms. Pendapat diatas berarti, Campbell dan Ortiz menyatakan
bahwa pembelajaran kooperatif telah disarankan sebagai salah satu cara yang
mungkin dari untuk mengurangi kecemasan di ruang kelas. Dengan kata lain
pembelajaran kooperatif disarankan diterapkan didalam pembelajaran. Karena
dengan pembelajaran kooperatif dapat mengurangi tingkat kekhawatiran guru
tentang siswa mengenai ketidakaktifan siswa dalam pembelajaran.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dibagi
menjadi kelompok-kelompok kecil yang nantinya siswa diminta untuk belajar
bekerja sama dan saling tolong menolong yang bertujuan untuk mencapai tujuan
pembelajaran baik secara akademik maupun keterampilan sosial.
1) Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Trianto (2007: 58) pembelajaran disusun dalam sebuah
usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok,
serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya, dengan demikian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan
sesama manusia yang akan bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah.
Ibrahim, dkk dalam Trianto (2007: 60) mengatakan tujuan dari
pembelajaran kooperatif adalah memberikan efek yang berarti terhadap
penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata
sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan yang menumbuhkan rasa saling
menghargai satu sama lain .
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaraan kooperatif adalah untuk melatih kerjasama, menumbuhkan
kemampuan berfikir kritis, mendorong tumbuhnya sikap saling menghargai
satu sama lain dan melatih keterampilan sosial yang sangat berguna bagi
kehidupan sehari-hari.
2) Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Anita Lie (2005: 31) menyatakan bahwa elemen-elemen
pembelajaran kooperatif adalah:
(a) Saling ketergantungan positif: Dalam pembelajaran kooperatif, guru
menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling
membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang
dimaksud dengan saling ketergantungan positif.
(b) Tanggungjawab perseorangan: setiap siswa akan merasa tanggung jawab
untuk melaksanakan yang terbaik bagi keompoknya. Kunci keberhasilan
metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan
tugasnya.
(c) Tatap muka: Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka
dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya
dilakukan dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena
siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya.
(d) Komunikasi antaranggota: didalam kelompok siswa diajarkan untuk tidak
menang sendiri tetapi ada kalanya siswa menjadi pembicara dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pendengar. Keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan
para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka
untuk mengutarakan pendapat mereka.
(e) Evaluasi proses kelompok: guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi
kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.
3) Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Menurut sugiyanto (2009: 43) ada banyak keuntungan dalam
pembelajaran kooperatif, diantaranya adlah:
(a) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
(b) Memungkinkan para siswa saling belajarmengenai sikap, keterampilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
(c) Memudahkan siswa unutk melakukan penyesuaian sosial.
(d) Memungkinkan terbantuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen.
(e) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
(f) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa
(g) Meningkatkan rasa saling percaya terhadapa sesame manusia.
(h) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perpektif.
Selain keunggulan di atas, pembelajaran kooperatif juga memiliki
kelemahan. Menurut Isjoni (2011: 36) kelemahan pembelajaran kooperatif
antara lain ada dua faktor yaitu dari dalam (intern) dan dari luar (ekstern).
Faktor dari dalam (intern) yaitu: (1) guru harus mempersiapkan
pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan banyak tenaga,
pemikiran dan waktu, (2) agar proses pembelajaran berlangsung dengan
lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
memadai, (3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan (4) saat
diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa
yang lain cenderung pasif. Sedangkan faktor ekstern erat kaitanya dengan
kebiajakan pemerintah yang berubah-ubah yaitu semakin pudarnya
kurikulum beberapa mata pelajaran.
4) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Menurut Agus Suprijono, (2011: 65) terdapat enam langkah atau
tahapan di dalam pembelajaran yang menggunakan model kooperatif
langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel 1 bawah ini.
Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa agar lebih siap menerima pelajaran.
Fase 2: Present information Menyajikan informasi.
Mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal.
Fase 3: Organize students into learning tems Mengorganisir siswa ke dalam tim-tim belajar.
Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien.
Fase 4: Assist team work and study . Membantu kerja tim dan belajar
Membentu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugas.
Fase 5: Test on the materials. Mengevaluasi
Menguji pengetahuan siswa mengenai mengenai materi pelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6: Provide Recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
e. Pengertian Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Menurut Anita Lie (2005: 59) teknik belajar mengajar
bernomor (numbered heads) memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
membagikan ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik
ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama antar siswa.
Senada dengan pendapat Richard Arends (2008: 16) yang berpendapat
bahwa numbered heads together adalah pendekatan yang dikembangkan oleh
kagan (1998) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam reviu berbagai materi
yang dibahas dalam sebuah pelajaran dan untuk memeriksa pemahaman mereka
tentang isi pelajaran itu. Struktur NHT sering disebut berfikir secara kelompok.
NHT digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang mencakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut. NHT adalah sebuah model yang pada dasarnya
merupakan sebuah variasi dalam diskusi kelompok.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe numbered heads together adalah suatu pembelajaran yang dapat
mengatifkan siswa dengan cara membentuk kelompok dimana setiap anggota
kelompok mempunyai nomor sendiri-sendiri. Kelompok dalam numbered heads
together mendorong siswa untuk saling meningkatkan dalam bekerjasama.
f. Kelebihan dan Kelemahan Tipe Numbered Heads Together
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki kelebihan
diantaranya: (1) Kelas menjadi benarbenar hidup dan dinamis, (2) Setiap siswa
mendapat kesempatan untuk berekspresi dan mengeluarkan pendapatnya, (3)
Munculnya jiwa kompetisi yang sehat dan (4) Waktu untuk mengoreksi hasil
kerja siswa, lebih efektif dan efisien. Kekurangan Model Pembelajaran NHT
diantaranya yaitu: (1) adanya alokasi waktu yang panjang, (2) Ketidakbiasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
siswa melakukan pembelajaran kooperatif, sehingga menimbulkan siswa cepat
bosan dalam pembelajaran, (3) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil
lagi oleh guru , dan (4) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
g. Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
Menurut Richard Arends (2008: 16) mengemukakan bahwa untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam reviu berbagai materi yang dibahas dalam
sebuah pelajaran dan untuk memeriksa pemahaman mereka tentang isi pelajaran
itu. Alih-alih mengarahkankan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru
menggunakan struktur empat langkah sebagai berikut:
1) Langkah 1- Numbering
Guru membagi siswa menjadi beberapa tim beranggotakan tiga sampai lima
orang dan memberi nomor sehingga siswa pada masing-masing tim
memiliki nomor antara 1-5
2) Langkah 2- Questioning
Guru mengajukan sebuah pertanyan kepada siswa. Pertanyan yang diberikan
kepada siswa bisa bervareasi. Pertanyan itu bisa sangat spesifik dan dalam
bentuk pertanyaan, misalnya “sebutkan macam-macam kebudayaan yang
terdapat di Indonesia?”
3) Langkah 3- Heads Together
Siswa menyatukan “kepalanya” untuk menentukan jawaban dan
memastikan bahwa semua orang tahu jawabannya.
4) Langkah 4- Answering
Guru memanggil sebuah nomor dan siswa dari masing-masing kelompok
yang memiliki nomor itu menganggkat tangannya dan memberikan
jawabannya ke hadapan seluruh kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan
substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada
dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian yang relevan yaitu :
Penelitian yang dilakukan oleh Farida Rahmawati (2011) dalam skripsinya
yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-Sifat
Bangun Ruang Dengan Menerapkan Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa
Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati menyimpulkan bahwa hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa tentang sifat–sifat bangun
ruang mengalami peningkatan, yaitu dari kondisi awal nilai rata–rata siswa 45,86,
pada siklus I nilai rata–rata siswa 68,90 dan nilai rata–rata yang diperoleh pada siklus
II adalah 84,09. Sebelum dilaksanakan penelitian siswa yang memperoleh nilai di
atas KKM (66) sebanyak 8 siswa (38,10%), pada siklus I siswa yang memperoleh
nilai di atas KKM (66) sebanyak 15 siswa (71,42%), dan pada siklus II siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM (66) sebanyak 18 siswa (85,71%). Berdasarkan hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe numbered heads together dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis
tentang sifat–sifat bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kecamatan
Kebonsari Kabupaten Madiun.
Penelitian oleh Edi Susanto (2010) dalam skripsinya yang berjudul
Implementasi pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning
metode STAD dapat meningkatkan pemahaman materi globalisasi pada siswa kelas
VI SD Negeri Kudaile 06 tahun pelajaran 2009/2010. Peneitian yang dilakukan oleh
Susanto dapat disimpulkan bahwa dalam: bahwa hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan menggunakan model Cooperative Learning metode STAD dapat
meningkatkan pemahaman materi globalisasi pada siswa kelas VI SD Negeri Kudaile
06 tahun pelajaran 2009/2010. Hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
setiap siklusnya. Pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 4,07 %. Pada
mula siklus I hasil tes sebesar 83,6 meningkat pada siklus II menjadi 87,0.
Sedangkan pada nilai observasi yang dilakukan pada siklus I sebesar 83,9 pada siklus
II meningkat menjadi 91,7. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa menggunakan model Cooperative Learning metode STAD dapat
meningkatkan pemahaman materi globalisasi pada siswa kelas VI SD Negeri Kudaile
06 tahun pelajaran 2009/2010.
Dite Poniyatun (2010) dalam skripsisnya yang berjudul Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV SDN 02 Doplang Karangpandan Tahun Pelajaran
2009/2010. Penelitian yang dilakukan oleh Dite Poniyatun ini menyimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi
belajar. Relevan karena memiliki kesamaan dengan meneliti yaitu dalam penggunaan
model kooperatif tipe NHT.
Berdasarkan pada hasil penelitian dari Dite Poniyatun terdapat kesamaan
variabel terhadap penelitian yang akan dilakukan peneliti. Kesamaan itu terletak pada
model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk kelas. Sedangkan perbedaannya
terletak pada peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
Sehubungan dengan hasil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Dengan demikian ada keterkaitan dalam penelitian yang dilakukan
terhadap penelitian tersebut. Sehingga penelitian tersebut akan dijadikan sebagai
acuan oleh peneliti dalam mengadakan penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan belajar mengajar di SDN 06 Ngringo siswa kelas IV masih pasif
dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran khususnya pembelajaran PKn.
Hal ini dikarenakan guru masih lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang
sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif. Pembelajaran lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
banyak menggunakan metode ceramah, menghafal tanpa memberi kesempatan untuk
siswa berfikir atau mengaitkan masalah-maslah yang bersifat global dengan
kehidupan nyata. Apalagi PKn adalah pelajaran yang penuh dengan materi. Materi
yang padat dan selalu berubah mengikuti perkembangan adalah hal yang sulit bagi
siswa. Sehingga siswa kurang termotivasi untuk serius dalam pembelajaran PKn
yang terkesan mudah tapi susah. sehingga pembelajaran tersebut menyebabkan hasil
belajar siswa kelas IV mata pelajaran PKn menjadi rendah. Hal tersebut terbukti
dengan ketuntasan klasikal pada mata pelajaran PKn hanya 35,90% siswa mendapat
nilai diatas KKM atau hanya 14 siswa yang nilainya tuntas.
Salah satu upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
PKn di sekolah, perlu adanya penelitian yang bersifat inovatif agar pembelajaran
PKn menjadi lebih menarik dan menyenangkan untuk dipelajari dengan penuh
semangat sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengkaji lebih dalam mata
pelajaran PKn. Salah satu alternatif model pembelajaran yang bisa digunakan adalah
menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together. Model pembelajaran
numbered heads togethe merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling membagikan ide dan pertimbangan jawaban yang paling
tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa unutk meningkatkan semangat
kerjasama antar siswa.
Dengan adanya pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif dan menyenangkan
serta pembelajaran yang bersifat kolaboratif dalam kelompok, maka siswa akan
terasa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran PKn dan pada akhirnya hasil
belajar siswa akan meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
diilustrasikan pada gambar 2.1 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Penerapan model
kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar pkn
tentang globalisasi bagi siswa kelas IV SDN 06 Ngringo Karanganyar Tahun
2011/2012.
Kondisi
awal
Guru menggunakan
model kooperatif tipe
Numbered Heads
Together
Hasil belajar PKn
meningkat
Kondisi
Akhir
Tindakan
Siklus 1
Pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan model kooperatif tipe
Numbered Heads Together
Siklus II
Refleksi dari siklus I Pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan
model kooperatif tipe Numbered
Heads Together
Guru belum menggunakan
model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered
Heads Together
Hasil belajar PKn siswa kelas IV
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 06
Ngringo Karanganyar dengan alamat di Jalan Dahlia No. 01 Kelurahan Jaten
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar pada semester 2 tahun pelajaran
2010/2012. Dipandang dari kondisi gedung bagus dan merupakan salah satu sekolah
yang sudah bertaraf nasional (SDSN). Berdasarkan observasi awal hasil belajar
siswa secara umum, khususnya pada mata pelajaran PKn masih belum memuaskan.
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan pembelajaran sehingga
memperoleh hasil belajar yang diharapkan.
Alasan menggunakan SDN 06 Ngringo adalah karena SDN 06 Ngringo
merupakan SD yang digunakan untuk Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) oleh
peneliti dan untuk pertimbangan permudahan kerjasama peneliti dengan kepala
sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian diadakan pada semester genap tahun ajaran 2011/ 2012
selama 5 bulan, yaitu mulai bulan Januari 2012 sampai dengan Mei 2012. Tahap
persiapan pelaksanaan dimulai pada bulan Januari, tahap pelaksanaan dimulai pada
bulan Maret, tahap analisis data dimulai pada bulan Maret dan April, terakhir
penyusunan laporan dimulai pada bulan April. Secara rinci jadwal pelaksanaan
kegiatan penelitian (lampiran 1).
B. Subyek Penelitian
Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 06 Ngringo
dengan jumlah siswa adalah 39 siswa yang terdiri atas 22 siswa putra dan 17 siswa
putri, serta guru kelas IV yang bernama Sri Lestari, S.Pd. Dari keseluruhan jumlah
siswa di kelas IV SD Negeri 06 Ngringo tidak ada yang mengalami cacat fisik atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
psikis. Kondisi kemampuan siswa dalam kelas adalah heterogen (berbeda-beda
kemampuannya).
C. Sumber Data
Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Sumber data primer (pokok)
Sumber data primer dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu siswa kelas
IV, guru kelas IV, kepala sekolah atau pihak lain yang berhubungan seperti
orang tua siswa atau masyarakat disekitar lingkungan sekolah dan rumah siswa.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi arsip atau dokumen
siswa kelas IV, rencana pembelajaran dan tes hasil belajar siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Suharsimi Arikunto (2010: 199) mengungkapkan bahwa observasi dapat
dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.
Observasi dilakukan di dalam proses pembelajaran PKn untuk mengetahui
perkembangan pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas IV SD
Negeri 06 Ngingo. Dalam pembelajaran ini observasi yang akan digunakan adalah
observasi sistematis yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah
terdaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Observasi
dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran. Observasi ini juga dilakukan untuk melihat apakah
terdapat penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang
maksimal dalam perbaikan hasil belajar dalam pembelajaran PKn dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada
siswa kelas IV SD Negeri 06 Ngringo Jaten Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran beserta
peristiwa-peristiwa yang melengkapi siswa kelas IV SDN 06 Ngringo dan guru kelas
SDN 06 Ngringo Jaten Karanganyar. Peneliti menggunakan lembar observasi pada
waktu proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan membubuhkan tanda chek list
(√). Adapun langkah-langkah observasi meliputi:
a. Perencanaan yaitu peneliti memeriksa urutan kegiatan observasi dan
penyamaan persepsi antara pengamat dan yang diamati mengenai fokus,
kriteria atau kerangka pikir disamping teknik observasi yang akan
dilakukan.
b. Pelaksanaan observasi kelas yaitu mengamati proses pembelajaran,
mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.
c. Pembahasan balikan.
2. wawancara
Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 198) wawancara adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (interviewer). wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai
keadaan seseorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang
murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Peneliti mewawancarai guru kelas IV SDN 06 Ngringo tahun pelajaran
2011/2012 untuk mengetahui pembelajaran yang selama ini telah berlangsung seperti
cara mengajar guru, dan keadaan siswa ketika pembelajaran berlangsung. Dalam
penelitian ini peneliti juga mewawancarai beberapa siswa kelas IV SDN 06 Ngringo
untuk mendapat data tentang keadaan siswa dan motivasi siswa selama pembelajaran
berlangsung.
3. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 193) tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Teknik tes ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN 06 Ngringo Jaten
Karanganyar dengan pemberian tugas kelompok dan tes evaluasi pada tiap
pertemuan setiap siklusnya. Bentuk dari tes tersebut adalah essay. Dalam hal ini tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dilakukan untuk memperoleh data peningkatan hasil belajara PKn. Selain itu tes juga
berfungsi untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau perkembangan pelaksanaan
tindakan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dalam bentuk
dokumen baik laporan tertulis maupun dalam bentuk foto dan video. Menurut
Suharsimi Arikunto (2010 : 201), dokumentasi dari asal katanya dokumen yang
artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, dokumen, peraturan, notulen rapat,
catatan harian dan sebagainya.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
dokumen resmi dan dokumen pribadi. Dokumen resmi untuk menjaring data awal
berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebelum tindakan, daftar
nilai PKn siswa kelas IV SD Negeri 06 Ngringo Jaten Karanganyar. Dokumen
pribadi digunakan untuk mengetahui perkembangan anak dalam pembelajaran berupa
RPP pembelajaran, foto pembelajaran, dan nilai evaluasi siswa dalam materi
globalisasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together.
E. Validitas Data
Di dalam suatu penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya
adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang
sebenarnya diukur atau diteliti. Validitas data dapat diukur dengan teknik triangulasi.
Triangulasi berfungsi menekan subjektivitas peneliti. Dengan triangulasi,
kemungkinan kekurangan yang terdapat pada satu informasi akan mendapat
pelengkap. Di dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan
triangulasi data dan triangulasi metode.
Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:
1. Triangulasi data (sumber), dengan cara: mengumpulkan data yang sejenis dari
sumber data yang berbeda. Melalui teknik triangulasi data diharapkan dapat
memberikan informasi yang lebih tepat sesuai keadaan siswa kelas IV SDN 06
Ngringo misalnya pada saat mengumpulkan data di SDN 06 Ngringo, dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dengan membandingkan hasil pengamatan langsung dari peneliti dengan isi
dokumen yang terkait (arsip nilai yang sesuai dengan KKM, absensi harian siswa
dan lainnya). Dalam triangulasi data (sumber) ini data yang diteliti sama akan
tetapi data yang diperoleh berasal dari sumber yang berbeda, sumber dari
penelitian ini adalah dari guru dan siswa.
2. Triangulasi metode, dengan cara: mengumpulkan data dengan metode
pengumpulan data dari informan yang berbeda tetapi mengarah pada sumber
informasi yang sama. Misalnya membandingkan hasil pengamatan yang dilakukan
oleh observer dan hasil pengamatan guru itu sendiri. Peneliti bisa menggunakan
metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian dilakukan wawancara
yang mendalam dari informan yang sama dan hasilnya diuji dengan pengumpulan
data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari
data yang diperoleh lewat beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda
tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat
validitasnya. Dalam penelitian ini hasil yang diperoleh peneliti sama akan tetapi
metode yang digunakan berbeda, hasil dalam penelitian ini diperoleh melalui tes
dan observasi.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari
dokumen. Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan yang diharapkan
maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Untuk
menguji validitas data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari
dokumen. Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan yang diharapkan
maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis model interaktif
Milles dan Huberman. Kegiatan pokok analisa model ini meliputi: reduksi data,
penyajian data, kesimpulan-kesimpulan penarikan / verifikasi (Milles dan Huberman,
2009: 20).
Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1. Reduksi Data
Menurut Milles dan Huberman (2009: 16) Reduksi data yaitu proses
pemilihan perhatian pada penyederhaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan cara
sedemikian sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi. Data yang direduksi dalam penelitian ini disederhanakan dan
mengarah pada pengetahuan mengenai seberapa jauh pengetahuan siswa
mengenai globalisasi pada pelajaran PKn.
2. Penyajian Data
Menurut Milles dan Hubberman (2009: 17) Penyajian data yaitu
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-
penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis
kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih menarik
maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam penyajian ini dapat
dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya, gambar, grafik, chart
network, diagram, matrik, dan sebagainya.
3. Kesimpulan-kesimpulan : Penarikan / Verifikasi
Menurut Milles Huberman (2009: 18) Setelah data-data direduksi, disajikan
langkah terakhir adalah dilakukannya penarikan kesimpulan:
penarikan/verifikasi. Data-data yang telah didapatkan dari hasil penelitian
kemudian diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini merupakan bagian dari
konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu: pemeriksaan tentang benar dan
tidaknya hasil laporan penelitian. Sedangkan kesimpulan adalah tinjauan ulang
pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya,
kekokohannya merupakan validitasnya.
Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan sebagai suatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan
umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan
siklus dan interaktif.
Oleh karena penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperlakukan adanya
objektifitas, subjektifitas, dan kesepakatan intersubjektifitas dari peneliti agar hasil
penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca secara mendalam. Secara
visual dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Yang
menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar
materi globalisasi pada siswa kelas IV SDN 06 Ngringo Jaten Karanganyar melalui
model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Indikator kinerja dalam penelitian ini
bersumber dari silabus KTSP pendidikan kewarganegaraan kelas IV dan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) 75. Jadi penelitian ini dikatakan berhasil apabila pada
siklus I terdapat 70% siswa dari jumlah seluruh siswa yaitu 27 siswa mendapat lebih
dari atau sama dengan 75 dan pada siklus II terdapat 85 % dari jumlah siswa
seluruhnya yaitu 33 siswa mendapat lebih dari atau sama dengan 75.
Pengumpulan Data
(Data Collection)
Reduksi Data
(Data Reduction)
Penyajian Data
(Data Display)
Kesimpulan-Kesimpulan
Penarikan / Verifikasi
Gambar 3.1. Komponen-Komponen Analisis Data : Model interaktif
(Milles Huberman, 2009:20)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, sehingga mekanisme
kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus yang dalam setiap siklusnya tercakup 4
kegiatan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (tindakan), (3) observasi, dan (4)
refleksi.
Rancangan prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: penyusunan RPP sesuai SK
dan KD yang ditetapkan, menyiapkan materi tentang globalisasi, menyiapkan
sumber dan media belajar, membuat lembar kerja kelompok, menyiapkan soal
evaluasi, lembar observasi setelah dilaksanakan pembelajaran serta membuat
lembar penilaian siswa.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan tindakan yang telah direncanakan dalam skenario
pembelajaran pada siklus I.
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan kelas sebagai berikut :
1) Memulai pembelajaran dengan menjelaskan pengertian globalisasi.
2) Menjelaskan cara menggunakan metode kooperatif tipe numbered heads
together dalam kegiatan belajar mengajar materi globalisasi.
3) Menyampaikan materi pembelajaran tentang globalisasi dengan metode
kooperatif tipe numbered heads together kepada siswa. Pada tahap ini
siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan argumennya. Guru
memberikan umpan balik dari hasil diskusi siswa tentang dampak positif
dan negatifnya.
4) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok diberi nomor 1-7.
5) Setiap individu dalam kelompok harus mempunyai argument tentang
permasalahan yang diberikan oleh guru. Setiap kelompok berdiskusi
mengenai argument masing-masing individu kemudian setiap kelompok
menyatukan argument mereka dan memilih yang paling tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
6) Guru memilih 1 nomor. Masing-masing kelompok mengirim anggota
kelompok yang nomornya telah ditunjuk guru untuk membacakan hasil
diskusinya didepan kelas.
7) Pada akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran PKn
melalui model kooperatif tipe numbered heads together.
c. Tahap Observasi
Peneliti melakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran PKn materi globalisasi dengan menggunakan metode
kooperatif tipe numbered heads together. Pada tahap pengamatan peneliti
melakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1) Melakukan pengamatan terhadap pertanyaan siswa tentang kesulitan atau
kurang paham materi yang disampaikan guru.
2) Melakukan pengamatan terhadap kerja siswa dengan cara mendekati
siswa secara individu pada saat diberikan kesempatan berdiskusi.
Berdasarkan pengamatan ini akan diperoleh data beberapa siswa yang
masih memperoleh kesulitan dalam berdiskusi materi globalisasi. Dari
pengamatan ini pula guru dapat melakukan perbaikan terhadap penyampaian
materi yang telah dilakukan dan apa yang seharusnya diperbaiki.
d. Tahap Refleksi
Peneliti bersama guru membuat refleksi atas tindakan pada siklus I.
Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan
pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai siswa pada siklus I materi
globalisasi dengan menggunakan metode kooperatif tipe numbered heads
together. Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk membantu
menemukan permasalahan pembelajaran yang akan digunakan sebagai dasar
untuk perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya.
Indikator ketercapaian pada siklus I adalah 70%, tetapi pada
kenyataanya hasil belajar yang diperoleh siswa dari siklus I adalah 71.79%
siswa mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 28.21% siswa masih mendapat
nilai dibawah KKM. Disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
numbered heads together tersebut belum berhasil, maka proses pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads
together tersebut perlu diperbaiki pada siklus II.
2. Siklus II
Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus II sama seperti siklus I, akan
tetapi sebelumnya dilakukan perencanaan ulang berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I, sehingga kelemahan yang ada pada siklus I tidak terulang pada siklus II.
Dengan kata lain, pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan
tujuan memperbaiki kelemahan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I.
a. Tahap Perencanaan
1) Permasalahan diidentifikasikan berdasarkan refleksi siklus I.
2) Memadukan hasil refleksi daur siklus I agar pada siklus II lebih efektif.
3) Merancang pembelajaran model NHT dengan menyiapkanRencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
4) Guru membuat soal-soal evaluasi siklus II
5) Guru menyiapkan kembali lember observasi untuk pengamatan
pelaksanaan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan pembelajaran model NHT sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah disempurnakan sebelumnya. Kemudian siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan materi yang akan disampaikan.
2) Siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing sesuai dengan
warna pada nomor yang telah diberikan oleh guru.
3) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan kelompoknya
masing-masing.
4) Guru memanggil salah satu nomor. Kemudian nomor yang dipanggil guru
membacakan hasil diskusinya.
5) setelah diadakan penyimpulan guru memberikan soal evaluasi yang
berupa essay. Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar yang
telah dilakukan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan secara kolaboratif bersama guru kelas IV
dengan menggunakan blangko yang telah disipakan oleh peneliti. Peneliti
melakukan pengamatan terhadap peneliti dan siswa. Pengamatan yang
dilakukan kepada siswa yaitu mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran
PKn. Selain itu, guru juga melakukan pengamatan mengenai proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.
d. Tahap Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap semua hasil evaluasi data
yang berkaitan dengan indikator kinerja pada siklus II. Peneliti menganalisis
hasil belajar peserta didik sesuai dengan nilai tes pada saat evaluasi dan
observasi saat pembelajaran. Hasil evaluasi yang diadakan pada siklus II ini
meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya nilai rata-rata pada siklus I 78.28
meningkat menjadi 87.10. ketuntasan pada siklus II juga meningkat yang
tadinya pada siklus I hanya 71.79% menjadi 89.74%. Sehingga jumlah siswa
yang mendapat nilai diatas KKM menjadi 35 siswa dari nilai KKM yang telah
ditentukan oleh SD yaitu 75.
Adapun siklus-siklus tersebut dapat digambarkan oleh Suharsimi Arikunto
(2010: 137) dalam pelaksanaan PTK ini dalam gambar 3.2
Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto. 2010: 137)
perencanaan
Siklus I
pengamatan
perencanaan
Siklus II
pengamatan
pelaksanaan
pelaksanaan
refleksi
refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Penelitian diawali dengan observasi terhadap objek penelitian yaitu siswa
kelas IV SD Negeri 06 Ngringo yang berjumlah 39 siswa. Setelah itu peneliti
menggunakan teknik pengambilan dokumentasi berupa RPP, silabus, dan daftar nilai
siswa kelas IV pada mata pelajaran PKn untuk mengetahui kondisi awal kualitas
pembelajaran PKn. Dalam daftar nilai PKn ditemukan nilai rata-rata kelas masih
dibawah KKM yaitu 63,98. Sedangkan standar minimal ketuntasan pada SDN 06
Ngringo pada mata pelajaran tersebut adalah 75.
Dari hasil wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan guru dan siswa
(lampiran 2 dan 3), faktor mendasar yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah
adalah siswa menganggap bahwa mata pelajaran PKn adalah ilmu yang
membosankan dan susah di pahami. Hal ini disebabkan karena dalam materi
Pendidikan Kewarganegaraan banyak muatanya, sehingga banyak menuntut siswa
untuk lebih aktif dalam belajar sendiri agar mampu menguasai materi serta mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkaan hasil observasi yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD Negeri 06 Ngringo masih
bersifat monoton dan kurang menarik, sehingga setiap pelajaran berlangsung siswa
jadi kurang tertarik dan kurang berminat dalam mengikuti pelajaran. Siswa terlihat
malas dan tidak begitu tertarik pada pelajaran PKn. Faktor lain adalah dari guru yang
masih mengalami kesulitan dalam mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
Selain itu guru juga hanya menggunakan metode masih menggunakan metode
ceramah sehingga beberapa siswa terkadang jenuh saat proses pembelajaran
berlangsung. Beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar PKn tentang
globalisasi antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
a. Guru mengajar di kelas belum menggunakan model pembelajaran secara tepat
dan maksimal, pembelajaran yang diterapkan dikelas masih menggunakan model
pembelajaran konvensional yang membuat siswa jenuh.
b. Guru masih menggunakan Teacher Center Learning, sehingga cara berpikir
siswa tidak berkembang.
c. Guru tidak kreatif dalam menggunakan fasilitas yang ada di sekolah, misalnya
penggunaan alat peraga serta ruangan, sehingga tingkat kejenuhan siswa
semakin tinggi dan siswa tidak mempunyai kesempatan untuk menggunakan alat
peraga yang ada di sekolah.
Hal-hal tersebut sangat berpengaruh pada hasil belajar PKn siswa kelas IV
SD Negeri 06 Ngringo. Siswa mengalami kesulitan dalam mencapai KKM yang
telah ditetapkan yaitu 75. Perolehan nilai PKn materi globalisasi pra tindakan tertera
pada lampiran 4 selanjutnya dirinci pada tabel 4.1 dan gambar 4.1. Maka dapat
diketahui bahwa nilai PKn sebelum dilaksanakan tindakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Frekuansi Nilai PKn Materi Globalisasi Pra Tindakan
No Interval Nilai
fi xi fi.xi Prosentase Keterangan
1 40-46 3 43 129 7.69% Tidak Tuntas 2 47-53 5 50 250 12.82% Tidak Tuntas 3 54-60 11 57 627 28.21% Tidak Tuntas 4 61-67 3 64 192 7.69% Tidak Tuntas 5 68-74 3 71 213 7.69% Tuntas 6 75-81 14 78 1092 35.90% Tuntas
Jumlah 39
2503 100
Nilai Rata-Rata = 2503 : 39 = 63.98
Ketuntasan Klasikal = ( 14 : 39 ) X 100% = 35,90% Nilai Dibawah KKM = ( 25 : 39) X 100% = 64,10%
Nilai Terendah = 40 Nilai Tertinggi = 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Dari tabel 4.1 di atas, hasil perolehan nilai PKn materi globalisasi pra
tindakan dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.1 pada seperti di bawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai PKn Materi Globalisasi Pra Tindakan
Dengan demikian dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 yang telah disajikan di atas,
dapat dianalisis bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada mata pelajaran PKn
materi globalisasi sebelum diadakannya tindakan adalah 64,18 dengan nilai tertinggi
80 dan nilai terendah 40. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM 35,90% atau 14
siswa dari 39 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM 64,10%
atau 25 siswa dari 39 siswa. Dari analisis pra tindakan yang diperoleh tersebut, maka
perlu diadakannya tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar PKn pada materi
globalisasi.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah dua siklus. Siklus pertama
terdiri dari dua pertemuan dan siklus kedua terdiri dari dua pertemuan. Pada
pertemuan pertama diadakan pada hari Rabu, 7 Maret 2012 sedangkan pertemuan
kedua diadakan pada hari Rabu 14 Maret 2012. Tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua
jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahap-tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
02
46
81012
1416
40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81
frekuensi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilaksanakan mulai pada hari kamis 1 Maret
2012 di Sekolah Dasar Negeri 06 Ngringo. Peneliti, guru kelas IV dan Kepada
Sekolah mendiskusikan hari dan jam untuk mengadakan peneitian. Akhir diskusi
diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I
diadakan hari Rabu tanggal 7 dan 14 Maret 2012 pukul 07.00-08.10 WIB.
Pada tahap perencanaan ini peneliti dan guru kelas IV menyamakan
persepsi tentang silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam RPP yang telah
disusun, setiap pertemuan waktu selama 70 menit digunakan untuk kegiatan
awal pembelajaran selama 10 menit, kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi selama 45 menit, dan kegiatan akhir selama 15 menit.
Pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah mata pelajaran PKn pada
materi globalisasi yang dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT. Mengingat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah model
pembelajaran yang masih baru dan dengan adanya model pembelajaran yang
belum pernah diterapkan ini siswa menjadi tertarik dan dapat mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.
Media yang akan digunakan adalah LCD serta nomor untuk setiap siswa sebagai
menunjukkan pembelajaran menggunakan mode pembelajaran kooperatif tipe
NHT. Sedangkan sumber belajar diambil dari buku paket dan LKS siswa.
Selanjutnya peneliti mempersiapkan lembar kerja kelompok, soal evaluasi
individu, daftar nilai, reward, lembar observasi guru mengajar dan lembar
observasi aktivitas siswa.
b. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
1) Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 7 Maret 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama
dua jam pelajaran (2 x 35menit) yaitu jam ke 1 dan jam ke 2 (pukul 07.00
WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
SD Negeri 06 Ngringo Karanganyar. Urutan pelaksanaan tindakan siklus I
pertama pertemuan I adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Sebelum melaksanakan pembelajaran siswa melaksanakan kegiatan
rutinnya yaitu baris didepan kelas. Guru masuk kelas dan memberikan
salam pembuka lalu siswa hormat kepada bendera Merah Putih yang
berada didalam kelas dilanjutkan dengan berdoa dan absensi. Kegiatan
dilanjutkan dengan menyayikan lagu nasional untuk menumbuhkan rasa
cinta tanah air pada siswa. Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
terhadap materi yang akan disampaikan, guru membuka pelajaran
dengan mengadakan apersepsi dengan metode tanya jawab. Siswa
dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Guru menghubungkan kegiatan apersepsi dengan materi yang akan
disampaikan.
(2) Guru menjelaskan pengertian tentang globalisasi
(3) Siswa dan guru malakukan tanya jawab mengenai dampak positif
dan negatif yang ditimbulkan oleh globalisasi.
(4) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mendiskusikan
tentang pengaruh globalisasi terhadap lingkungan sekitar.
Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Semua siswa mendiskusikan dengan kelompok masing-masing.
(2) Semua siswa memberikan pendapat mengenai pengaruh globalisasi
yang terjadi dilingkungan sekitar.
(3) Guru menunjuk salah satu nomor untuk membacakan hasil diskusi
kelompok di depan kelas.
(4) Siswa yang nomornya ditunjuk guru maju ke depan kelas.
(5) Siswa membacakan hasil diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
(6) Siswa dan guru menanggapi hasil diskusi yang dibacakan oleh
siswa.
Pada kegiatan konfirmasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Siswa mengumpulkan hasil diskusi.
(2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang kurang jelas
(3) Siswa membuat kesimpulan.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu. Guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi. Untuk
kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan pekerjaan rumah (PR).
2) Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 14 Maret 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama
dua jam pelajaran (2 x 35menit) yaitu jam ke 1 dan jam ke 2 (pukul 07.00
WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV
SD Negeri 06 Ngringo Karanganyar. Urutan pelaksanaan tindakan siklus
pertama pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Sebelum melaksanakan pembelajaran siswa melaksanakan kegiatan
rutinnya yaitu baris didepan kelas. Guru masuk kelas dan memberikan
salam pembuka lalu siswa hormat kepada bendera Merah Putih yang
berada didalam kelas dilanjutkan dengan berdoa dan absensi. Kegiatan
dilanjutkan dengan menyayikan lagu nasional untuk menumbuhkan rasa
cinta tanah air pada siswa. Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
terhadap materi yang akan disampaikan, guru membuka pelajaran
dengan mengadakan apersepsi dengan metode tanya jawab. Siswa
dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
(1) Guru menghubungkan kegiatan apersepsi dengan materi yang akan
disampaikan.
(2) Guru menjelaskan mengenai jenis-jenis kebudayaan yang ada di
Indonesia.
(3) Siswa dan guru malakukan tanya jawab mengenai misi budaya
Internasional.
(4) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mendiskusikan tentang
jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan diluar negeri..
Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Semua siswa mendiskusikan dengan kelompok masing-masing.
(2) Semua siswa memberikan pendapat mengenai jenis budaya
Indonesia yang pernah ditampilkan di uar negeri.
(3) Guru menunjuk salah satu nomor untuk membacakan hasil diskusi
kelompok di depan kelas.
(4) Siswa yang nomornya ditunjuk guru maju ke depan kelas.
(5) Siswa membacakan hasil diskusi
(6) Siswa dan guru menanggapi hasil diskusi yang dibacakan oleh
siswa.
Pada kegiatan konfirmasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Kelompok mengumpulkan hasil diskusi
(2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang
telah diberikan.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup siswa mengerjakan tes evaluasi individu serta
guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi. Untuk
kegiatan tindak lanjut siswa mendapatkan pekerjaan rumah (PR).
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk
melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa daftar nilai siswa,
lembar observasi guru mengajar, lembar observasi aktivitas siswa dan kamera.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Observasi khususnya ditujukan
pada kegiatan guru pada saat mengajar, aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, dan hasil perolehan nilai siswa.
1) Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered
heads together. Pada aspek ini yang diamati yaitu (1) mengatur peran dalam
diskusi, (2) mencari informasi sesuai dengan materi, (3) mencatat informasi
yang ditemukan, dan (4) melaporkan informasi yang didapat dengan jelas.
Untuk lebih lengkapnya, lembar pengamatan aspek psikomotor pada siklus I
pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihat pada lampiran 10. Sehingga
perolehan skor pada aspek psikomotor siswa dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuansi Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus I
Dari tabel 4.2 dapat disajikan dengan grafik sebagai berikut:
No Interval Frekuensi Prosentase
1 60-65 4 10,26% 2 66-71 7 17,95% 3 72-77 18 46,15% 4 78-83 5 12,82% 5 84-89 4 10,26% 6 90-95 1 2,56%
Rata-rata Kelas 74,81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 4.2 Grafik Skor pada Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus I
Berdasarkan grafik di atas, skor pada aspek psikomotor siswa pada siklus I
diperoleh rata-rata kelas sebesar 74,81 yang masuk dalam kategori baik.
Siswa yang memperoleh nilai 60-65 sebanyak 4 siswa atau 10,26%. Siswa
yang memperoleh nilai 66-71 sebanyak 7 siswa atau 17,95%. Siswa yang
memperoleh nilai 72-77 sebanyak 18 siswa atau 46,15%. Siswa yang
memperoleh nilai 78-83 sebanyak 5 siswa atau 12,82%. Siswa yang
memperoleh nilai 84-89 sebanyak 4 siswa atau 10,26%. Siswa yang
memperoleh nilai 90-95 sebanyak 1 siswa atau 2,56%.
2) Aspek Afektif Perilaku Berkarakter
Aspek afektif perilaku berkarakter yang diamati dalam penelitian pada
setiap siklus meliputi: (1) kejujuran, (2) teliti, (3) disiplin, dan (4) tanggung
jawab. Untuk lebih lengkapnya, lembar pengamatan aspek afektif perilaku
berkarakter pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihat pada
lampiran 12. Sehingga perolehan skor pada aspek afektif perilaku
berkarakter siswa dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuansi Aspek Afektif Perilaku Berkarakter Siswa
pada Siklus I
No Interval Frekuensi Prosentase 1 60-65 2 5,13%
0
5
10
15
20
60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
frekuensi Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2 66-71 10 25,64% 3 72-77 15 38,46% 4 78-83 10 25,64% 5 84-89 2 5,13%
Rata-rata Kelas 74,62
Dari tabel 4.3 dapat disajikan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Skor pada Aspek Afektif Perilaku Berkarakter Siswa pada Siklus I
Berdasarkan grafik di atas, skor pada aspek afektif perilaku berkarakter
siswa pada siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar 74,62 yang termasuk
dalam kategori baik. Siswa yang memperoleh nilai 60-65 sebanyak 2 siswa
atau 5,13%. Siswa yang memperoleh nilai 66-71 sebanyak 10 siswa atau
25,64%. Siswa yang memperoleh nilai 72-77 sebanyak 15 siswa atau
23,08%. Siswa yang memperoleh nilai 78-83 sebanyak 10 siswa atau
25,64%. Siswa yang memperoleh nilai 84-89 sebanyak 2 siswa atau 5,13%.
3) Aspek Keterampilan Sosial
Aspek keterampilan sosial yang diamati dalam penelitian pada setiap siklus
meliputi: (1) bertanya, (2) berani berpendapat, (3) pendengar yang baik, dan
(4) bekerja sama. Untuk lebih lengkapnya, lembar pengamatan aspek
02468
10121416
60-65 66-71 72-77 78-83 84-89
frekuensi Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
keterampilan sosial pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihat
pada lampiran 14. Sehingga perolehan skor pada aspek keterampilan sosial
siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuansi Aspek Keterampilan Sosial Siswa pada
Siklus I
No Interval Frekuensi Prosentase 1 60-65 5 12,82% 2 66-71 6 15,38% 3 72-77 12 30,77% 4 78-83 8 20,51% 5 84-89 6 15,38% 6 90-95 2 5,13%
Rata-rata Kelas 76,22
Dari tabel 4.4 dapat disajikan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik Skor pada Aspek Keterampilan Sosial Siswa pada
Siklus I
Berdasarkan grafik 4.4 di atas, skor pada aspek keterampilan sosial siswa
pada siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar 76,22 yang termasuk dalam
kategori baik. Siswa yang memperoleh nilai 60-65 sebanyak 5 siswa atau
12,82%. Siswa yang memperoleh nilai 66-71 sebanyak 6 siswa atau
0
2
4
6
8
10
12
14
60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
frekuensi Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
15,38%. Siswa yang memperoleh nilai 72-77 sebanyak 12 siswa atau
30,77%. Siswa yang memperoleh nilai 78-83 sebanyak 8 siswa atau
20,51%. Siswa yang memperoleh nilai 84-89 sebanyak 6 siswa atau
15,38%. Siswa yang memperoleh nilai 90-95 sebanyak 2 siswa atau
5,13%.
4) Hasil Observasi Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi
Berdasarkan hasil tes siklus I selama dua kali pertemuan sesuai dengan
lampiran 8, diperoleh data dalam bentuk tabel 4.5 seperti di bawah ini:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuansi Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi Siklus I
No Interval Nilai
fi xi fi.xi Presentase Keterangan
1 50-57 2 53 159 7.69% tidak tuntas
2 58-65 4 60 240 10.26% tidak tuntas
3 66-73 5 67 335 12.82% tidak tuntas
4 74-81 12 74 814 28.21% tuntas
5 82-89 8 81 648 20.51% tuntas
6 90-97 8 88 704 20.51% tuntas
Jumlah 39 423 2921 100
Nilai Rata-Rata = 2921 : 39 = 74,89
ketuntasan Klasikal = ( 28 : 39 ) x 100% = 71,79% nilai dibawah KKM = ( 11 : 39) x 100% = 28,21%
nilai terendah = 50 nilai tertinggi = 95
Untuk lebih jelasnya, perolehan nilai PKn siklus I sesuai tabel 4.5 di atas
dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.5 seperti di bawah ini:
\
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4.5 Grafik Perolehan Nilai Hasil Belajar PKn pada Siklus I
Dengan demikian dari tabel 4.5 dan gambar 4.5 yang telah disajikan di atas,
dapat dianalisis bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh untuk materi
globalisasi pada siswa kelas IV SDN 06 Ngringo Karanganyar pada saat
siklus I sebesar 74,89 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50. Siswa
yang mendapat nilai di atas KKM 71.79% atau 28 siswa dari jumlah
keseluruhan 39 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM
sebanyak 28.21% atau 11 siswa dari jumlah keseluruhan 39 siswa. Dari
analisis siklus I tersebut, maka perlu dilakukan tindakan siklus II untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi globalisasi.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan tes yang telah dilaksanakan guru dan peneliti
melakukan refleksi. Refleksi dilaksanakan dengan menemukan kelemahan-
0
2
4
6
8
10
12
14
50-57 58-65 66-73 74-81 82-89 90-97
frekuensi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
kelemahan pada saat kegiatan berlangsung pada siklus I. Pada intinya
kelemahan-kelemahan pada siklus I antara lain:
1) Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru kelas IV, peneliti masih
kurang dalam pengelolaan waktu. Sehingga pencapaian tujuan pembelajaran
masih belum maksimal. Selain itu guru juga masih kurang dalam pemberian
tindak lanjut berupa tugas rumah atau pemberian motivaasi kepada siswa.
2) Dari segi siswa, kesiapan dalam menerima pelajaran masih kurang siap
menerima pelajaran dan kurang paham tentang tujuan apa yang harus dicapai
dalam pembelajaran. Dalam berdiskusi, siswa sudah bisa bekerjasama
dengan temannya tetapi dalam menjawab pertanyaan masih kurang lancar.
Ketika mengerjakan soal evaluasi, siswa kurang tenang
Kelemahan-kelemahan yang telah ditemukan pada tahap observasi, akan diatasi
pada siklus II sehingga kemampuan guru dan aktivitas siswa dapat meningkat.
Selain itu setelah dilaksanakan pembelajaran siklus I, terlihat bahwa hasil tes
evaluasi individu dan jumlah siswa yang nilainya di atas KKM meningkat
dibandingkan pada saat pra tindakan. Namun peningkatan tersebut belum
memenuhi indikator keberhasilan yang sudah direncanakan. Maka untuk
meningkatkan hasil belajar PKn materi globalisasi pada siswa kelas IV akan
dilakukan tindakan siklus II dengan perencanaan yang lebih matang terkait
perbaikan dari hasil observasi dan refleksi pada siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tindakan Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 21 dan 28 Maret
2012. Siklus II dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan terdiri
dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahap-tahap yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Maret
2012 di ruang guru SD Negeri 06 Ngringo Karanganyar. Peneliti dan guru kelas
IV mendiskusikan rancangan waktu tindakan yang akan dilakukan dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan
siklus II akan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 21 dan 28 Maret 2012
selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu jam ke 1 dan jam ke 2 (pukul
07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB).
Sebelum pelaksanaan siklus II, ada hal-hal yang perlu diperbaiki guru
dalam pembelajaran PKn materi globalisasi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT guna mengatasai kelemahan-kelemahan yang
terdapat pada siklus I. Kelemahan pada siklus I salah satunya pada saat kegiatan
awal guru masih kurang dalam pengelolaan kelas. Sehingga tujuan pembelajaran
masih belum dicapai dengan maksimal. Pada siklus II ini, guru mencari cara
agar kelas dapat dikelola dengan baik tetapi tidak membuang waktu dengan
percuma. Keaktifan siswa pada siklus I masih kurang, hal ini ditunjukkan
dengan adanya siswa yang masih bergurau atau berbicara sendiri pada saat
diadakannya diskusi.hal tersebut berakibat pada saat siswa ditanya oleh guru
secara acak siswa ragu-ragu untuk menjawabnya, dikarenakan siswa tidak
mengikuti proses diskusi dengan baik. Pada siklus II peneliti merencanakan
untuk menulis nama siswa yang tidak mau bekerjasama, memberikan pendapat,
dan bergurau sendiri pada saat proses pembelajaran.
Setelah menemukan kelemahan pada siklus I dan menemukan solusi
untuk siklus II, guru kelas IV dan peneliti menyamakan persepsi tentang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada siklus II akan
mendalami lebih lanjut tentang materi yang telah diajarkan pada siklus I. Segala
sesuatu sebelum mengajar sudah dipersiapkan semaksimal mungkin agar
kemampuan guru dalam mengajar bisa lebih meningkat dari siklus I dan hasil
belajar PKn materi globalisasi juga dapat meningkat seperti indikator pencapaian
yang diharapkan. Dalam RPP yang telah ditentukan waktu selama 70 menit
digunakan untuk kegiatan awal pembelajaran selama 10 menit, kegiatan inti
yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK) selama 45 menit,
dan kegiatan akhir selama 15 menit. Alokasi waktu tersebut diterapkan baik
pada pertemuan I dan II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Mata pelajaran yang akan dilaksanakan adalah PKn materi globalisasi
dengan menggunkan model kooperatif tipe NHT. Model kooperatif tipe NHT
adalah model pembelajaran yang menekankan pada interaksi antara siswa
dengan siswa dengan diterapkannya kelompok-kelompok yang harus
bekerjasama untuk memecahkan suatu masalah atau menjawab pertanyaan dari
guru.
Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.
Media dan sumber belajar masih sama dengan siklus I. Selanjutnya peneliti
mempersiapkan lembar kerja individu, tes evaluasi individu sesuai dengan
materi yang diajarkan dengan tingkat kesulitan yang semakin sulit dibandingkan
siklus I serta mempersiapkan daftar nilai, lembar observasi guru mengajar, dan
lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui perkembangan hasil belajar
PKn materi globalisasi.
b. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
1) Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 21 Maret 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama
dua jam pelajaran (2 x 35menit) yaitu jam ke 1 dan jam ke 2 (pukul 07.00
WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV
SD Negeri 06 Ngringo Karanganyar. Urutan pelaksanaan tindakan siklus II
pertemuan I adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Sebelum melaksanakan pembelajaran guru mempersiapkan meja kelas
ditata untuk berkelompok agar menghemat waktu. Masing-masing meja
sudah diberikan tanda warna untuk membedakan setiap kelompoknya.
siswa melaksanakan kegiatan rutinnya yaitu baris didepan kelas.
Sebelum masuk kelas siswa dibagikan nomor dimana nomor itu terdapat
wakna untuk membentuk kelompok. Setelah masuk kelas siswa tinggal
mencocokkan wakna nomor yang didapat dengan meja yang telah
disiapkan oleh guru sebelumnya. Guru masuk kelas dan memberikan
salam pembuka lalu siswa hormat kepada bendera Merah Putih yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
berada didalam kelas dilanjutkan dengan berdoa dan absensi. Kegiatan
dilanjutkan dengan menyayikan lagu nasional untuk menumbuhkan rasa
cinta tanah air pada siswa. Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
terhadap materi yang akan disampaikan, guru membuka pelajaran dengan
mengadakan apersepsi dengan metode tanya jawab. Siswa dikondisikan
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Guru menghubungkan kegiatan apersepsi dengan materi yang akan
disampaikan.
(2) Siswa dan guru bertanyajawab mengenai pengertian globalisasi
(3) Siswa dan guru melakukan tanyajawab mengenai pengaruh yang
ditimbulkan oleh globalisasi.
(4) Siswa yang sudah berkelompok diberi tugas oleh guru untuk
mendiskusikan tentang dampak positif dan negatif yang ditimbulkan
oleh globalisasi
Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Semua siswa mendiskusikan dengan kelompok masing-masing.
(2) Semua siswa memberikan pendapat mengenai dampak positif dan
negatif yang ditimbulkan oleh globalisasi.
(3) Guru menunjuk salah satu nomor dengan acak untuk membacakan
hasil diskusi kelompok.
(4) Siswa yang nomornya ditunjuk guru berdiri dan membacakan hasil
diskusi.
(5) Siswa membacakan hasil diskusi.
(6) Siswa dan guru menanggapi hasil diskusi yang dibacakan oleh siswa.
Pada kegiatan konfirmasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Siswa mengumpulkan hasil diskusi.
(2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang kurang jelas
(3) Siswa membuat kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untukbertanya mengenai materi yang kurang jelas serta memberikan
tindak lanjut berupa soal evaluasi serta memberikan PR kepada siswa.
2) Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 28 Maret 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama
dua jam pelajaran (2 x 35menit) yaitu yaitu jam ke 1 dan jam ke 2 (pukul
07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas
IV SD Negeri 06 Ngringo Karanganyar. Urutan pelaksanaan tindakan siklus
pertama pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Sebelum melaksanakan pembelajaran siswa melaksanakan kegiatan
rutinnya yaitu baris didepan kelas. Guru masuk kelas dan memberikan
salam pembuka lalu siswa hormat kepada bendera Merah Putih yang
berada didalam kelas dilanjutkan dengan berdoa dan absensi. Kegiatan
dilanjutkan dengan menyayikan lagu nasional untuk menumbuhkan rasa
cinta tanah air pada siswa. Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
terhadap materi yang akan disampaikan, guru membuka pelajaran
dengan mengadakan apersepsi dengan metode tanya jawab. Siswa
dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
kegiatan ekplorasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Guru menghubungkan kegiatan apersepsi dengan materi yang akan
disampaikan.
(2) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai dampak positif dan
negatif dari globalisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
(3) Guru menjelaskan kepada siswa mengenai misi kebudayaan
Internasional.
(4) Siswa secara acak ditunjuk untuk menulis di papan tulis tentang
misi kebudayaan internasional.
(5) Guru membagi kelas menjadi 10 kelompok. Pembagian kelompok
dengan cara baris 1 berdiri dan membalikkan bangku kearah baris
2. Begitu juga dengan baris ke 3.
(6) Guru membagikan kertas yang berisi contoh kebudayaan
tradisional dan modern.
(7) Setiap kelompok mendiskusikan isi kertas kemudian memutuskan
termasuk kebudayaan tradisional atau modern.
(8) Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk
menempelkan dan mengklasifikasikan antara kebudayaan
tradisional dan kebudayaan modern.
Pada kegiatan elaborasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Siswa dan guru mencocokkan hasil jawaban setiap kelompok.
(2) Guru membagikan materi tentang pengaruh globalisasi.
(3) Siswa secara kelompok mendiskusikan mengenai pengaruh
globalisasi di sekolah, keluarga, masyarakat dan negara.
Pada kegiatan konfirmasi terdiri dari langkah berikut:
(1) Guru membahas hasil diskusi dengan cara memanggil nomor yang
sudah dimiliki siswa.
(2) Siswa menulis hasil diskusi didepan kelas dengan tanpa membawa
kertasnya.
(3) Siswa dan guru mencocokkan hasil diskusi.
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untukbertanya mengenai materi yang kurang jelas serta memberikan
tindak lajut berupa soal evaluasi.
c. Tahap Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk
melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa daftar nilai, lembar
observasi guru mengajar, lembar observasi aktivitas siswa, kamera dan video.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Observasi khususnya ditujukan
pada hasil perolehan nilai siswa, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan
kegiatan guru pada saat mengajar.
1) Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered
heads together. Pada aspek ini yang diamati yaitu (1) mengatur peran dalam
diskusi, (2) mencari informasi sesuai dengan materi, (3) mencatat informasi
yang ditemukan, dan (4) melaporkan informasi yang didapat dengan jelas.
Untuk lebih lengkapnya, lembar pengamatan aspek psikomotor pada siklus
II pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihat pada lampiran 19. Sehingga
perolehan skor pada aspek psikomotor siswa dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Aspek Psikomor Siswa pada Siklus II
No Interval Frekuensi Prosentase 1 66-71 3 7,69% 2 72-77 11 28,21% 3 78-83 12 30,77% 4 84-89 8 20,51% 5 90-95 5 12,82%
Rata-rata Kelas 80,51
Dari tabel 4.6 dapat disajikan dengan grafik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 4.6 Grafik Skor Pada Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus II
Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.6 di atas, skor pada aspek psikomotor
siswa pada siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 80,51 yang termasuk
dalam kategori sangat baik. Siswa yang memperoleh nilai 66-71 sebanyak 3
siswa atau 7,69%. Siswa yang memperoleh nilai 72-77 sebanyak 11 siswa
atau 28,21%. Siswa yang memperoleh nilai 78-83 sebanyak 12 siswa atau
30,77%. Siswa yang memperoleh nilai 84-89 sebanyak 8 siswa atau
20,51%. Siswa yang memperoleh nilai 90-95 sebanyak 5 siswa atau
12,82%.
2) Aspek Afektif
Aspek afektif perilaku berkarakter yang diamati dalam penelitian pada setiap
siklus meliputi: (1) kejujuran, (2) teliti, (3) disiplin, dan (4) tanggung jawab.
Untuk lebih lengkapnya, lembar pengamatan aspek afektif perilaku
berkarakter pada siklus II pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihat pada
lampiran 20. Sehingga perolehan skor pada aspek afektif perilaku
berkarakter siswa dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
02468
101214
66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
frekuensi Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 4.7 Distribusi Frekuansi Aspek Afektif Perilaku Berkarakter Siswa
pada Siklus II
No Interval Frekuensi Prosentase 1 60-65 1 2,56% 2 66-71 1 2,56% 3 72-77 14 35,90% 4 78-83 12 30,77% 5 84-89 10 25,64% 6 90-95 1 2,56%
Rata-rata Kelas 80,13
Dari tabel 4.7 dapat disajikan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.7 Grafik Skor Pada Aspek Afektif Perilaku Berkarakter Siswa
pada Siklus II
Berdasarkan grafik di atas, skor pada aspek afektif perilaku berkarakter
siswa pada siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 80,13 yang termasuk
kategori sangat baik. Siswa yang memperoleh nilai 60-65 sebanyak 1 siswa
atau 2,56%. Siswa yang memperoleh nilai 66-71 sebanyak 1 siswa atau
2,56%. Siswa yang memperoleh nilai 72-77 sebanyak 14 siswa atau 35,90%.
Siswa yang memperoleh nilai 78-83 sebanyak 12 siswa atau 30,77%. Siswa
yang memperoleh nilai 84-89 sebanyak 10 siswa atau 25,64%. Siswa yang
memperoleh nilai 90-95 sebanyak 1 siswa atau 2,56%.
02468
10121416
60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
frekuensi Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
3) Aspek Keterampilan Sosial
Aspek keterampilan sosial yang diamati dalam penelitian pada setiap siklus
meliputi: (1) bertanya, (2) berani berpendapat, (3) pendengar yang baik, dan
(4) bekerja sama. Untuk lebih lengkapnya, lembar pengamatan aspek
keterampilan sosial pada siklus II pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihat
pada lampiran 23. Sehingga perolehan skor pada aspek keterampilan sosial
siswa dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuansi Aspek Keterampilan Sosial Siswa pada
Siklus II
No Interval Frekuensi Prosentase 1 60-65 1 2,56% 2 66-71 2 5,13% 3 72-77 18 46,15% 4 78-83 14 35,90% 5 84-89 3 7,69% 6 90-95 1 2,56%
Rata-rata Kelas 78,40
Dari Tabel 4.8 dapat disajikan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.8 Grafik Skor pada Aspek Keterampilan Sosial Siswa pada Siklus
II
02468
101214161820
60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95
frekuensi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Berdasarkan grafik di atas, skor pada aspek keterampilan sosial siswa pada
siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar 78,40 yang termasuk dalam
kategori baik. Siswa yang memperoleh nilai 60-65 sebanyak 1 siswa atau
2,56%. Siswa yang memperoleh nilai 66-71 sebanyak 2 siswa atau 5,13%.
Siswa yang memperoleh nilai 72-77 sebanyak 18 siswa atau 46,15%. Siswa
yang memperoleh nilai 78-83 sebanyak 14 siswa atau 35,90%. Siswa yang
memperoleh nilai 84-89 sebanyak 3 siswa atau 7,69%. Siswa yang
memperoleh nilai 90-95 sebanyak 1 siswa atau 2,56%.
4) Hasil Observasi Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Globalisasi
Berdasarkan hasil tes siklus II selama dua kali pertemuan sesuai dengan
lampiran 17, diperoleh data dalam bentuk tabel 4.9 seperti di bawah ini:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuansi Hasil Belajar PKn Siklus II
No Interval Nilai
fi xi fi.xi Prosentase Keterangan
1 60-66 3 63 189 7.69% tidak tuntaS 2 67-73 4 70 280 10.26% tidak tuntaS 3 74-80 4 77 308 10.26% Tuntas 4 81-87 5 84 420 12.82% Tuntas 5 88-94 6 91 546 15.38% Tuntas 6 95-101 17 98 1666 43.59% Tuntas
39 483 3409 100 Nilai Rata-Rata = 3409 : 39 = 84,41
Ketuntasan Klasikal = ( 32 : 39 ) X 100% = 82,05% Nilai Dibawah KKM = (7 : 39) X 100% = 17,95%
Nilai Tertinggi = 100 Nilai Terendah = 60
Untuk lebih jelasnya, perolehan hasil belajar PKn siklus II sesuai tabel 4.9 di
atas dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.9 seperti di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Gambar 4.9 Grafik Perolehan Hasil Belajar PKn Siklus II
Dengan demikian dari tabel 4.9 dan gambar 4.9 yang telah disajikan di atas,
dapat dianalisis bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh hasil belajar PKn
pada siswa kelas IV SDN 06 Ngringo karanganyar pada saat siklus II
sebesar 84,41 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Siswa yang
mendapat nilai di atas KKM sebesar 82,05% atau 32 siswa dari jumlah
keseluruhan 39 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM
hanya 17,95% atau7 siswa dari jumlah keseluruhan 39 siswa. Dari analisis
siklus II tersebut, maka tidak perlu dilakukan tindakan siklus berikutnya
karena hasilnya sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu > 80% dari
jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai di atas KKM dimana KKM untuk
mata pelajaran PKn kelas IV adalah 75.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas IV
mengalami peningkatan pada setiap siklus. Peningkatan terlihat setelah dilakukan
tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus I dan
siklus II.
02468
1012141618
60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 95-101
frekuensi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Peningkatan hasil belajar PKn untuk aspek nilai terendah, nilai tertinggi, rata-
rata klasikal, dan prosentase ketuntasan yang terlihat dari pra tindakan, siklus I, dan
siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Peningkatan Hasil Belajar PKn pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
No Keterangan Pratindakan Siklus I Siklus II 1 Nilai Terendah 40 50 60 2 Nilai Tertinggi 80 95 100
3 Rata-Rata Nilai
Klasikal 64,18 74,89 84,41
4 Prosentase Ketuntasan 35,90% 71,79% 82,05%
Peningkatan hasil belajar PKn pada tabel 4.10 di atas dapat disajikan dalam
bentuk grafik seperti pada gambar 4.10 berikut:
Gambar 4.10 Grafik Peningkatan Hasil Belajar PKn
Berdasarkan tabel 4.10 dan gambar 4.10 terlihat peningkatan hasil belajar
PKn dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Nilai terendah pada tes pra tindakan adalah 40, pada siklus I nilai terendah
meningkat menjadi 50, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 60.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilaiterendah
Nilaitertinggi
Rata-rataNilai
Klasikal
ProsentaseKetuntasan
40
80
64,18
35,90%
50
95
74,89 71,8%
60
100
84,41 89,74%
PRATINDAKAN
SIKLUS I
SIKLUS II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes pra tindakan adalah 80, pada siklus I
adalah 95 dan silklus II meningkat menjadi 100.
3. Nilai rata-rata klasikal juga terjadi peningkatan yaitu pada tes pra tindakan nilai
rata-ratanya 64,18. Sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 74,89 dan pada
siklus II kembali meningkat menjadi 84,41.
4. Untuk siswa yang tuntas pada pra tindakan terdapat 14 siswa yang tuntas atau
35,90%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 28 siswa yang tuntas atau
71,79%, dan pada siklus II kembali meningkat menjadi 32 siswa yang tuntas atau
82,05%.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil perbandingan yang telah dilaksanakan, maka dapat dilihat
bahwa pada setiap siklus terjadi peningkatan. Peningkatan hasil belajar PKn pada
materi globalisasi pada siswa kelas IV SDN 06 Ngringo karanganyar meningkat. Hal
ini ditunjukkan dengan tabel 4.10 dan grafik 4.10 pada halaman 66. Pada pra
tindakan siswa yang tuntas hanya 14 siswa atau 35,90%, sedangkan pada siklus I
meningkat menjadi 28 siswa atau 71,79%, dan pada siklus II kembali meningkat
menjadi 32 siswa atau 82,05%. Data tersebut diambil dari jumlah keseluruhan siswa
yaitu 39 siswa. Hal ini dapat dinyatakan bahwa dari pratindakan ke siklus I
prosentase ketuntasan meningkat sebesar 35,89%, sedangkan dari siklus I ke siklus II
prosentase ketuntasan meningkat sebesar 10,26%. Selain itu rata-rata pada setiap
tindakan juga meningkat. Pada pra tindakan rata-rata kelas sebesar 63,98. Pada siklus
I meningkat sebesar 9,52 maka pada siklus I rata-rata kelas menjadi 74,89. Pada
siklus II meningkat sebesar 10,91 maka pada siklus II rata-rata kelas menjadi 84,41.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 2
siklus dengan menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
numbered heads together pada siswa kelas IV SD Negeri 06 Ngringo Karanganyar
tahun 2011/2012 dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewaganegaraan tentang
globalisasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 06 Ngringo
Karangnyar tahun 2011/2012. Hal ini dapat terlihat dengan adanya peningkatan nilai
rata-rata kelas yang pada saat pratindakan sebesar 63,98 terjadi peningkatan pada
siklus I menjadi 78,28. Dilanjutkan dengan dilaksanakan tindakan pada siklus II.
Pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa yang signifikan dari
78,28 atau 71.79% menjadi 87.10 atau 89.74% dari jumlah keseluruan siswa yaitu 39
siswa. Maka peneliti pada siklus II ini telah mencapai target indikator pencapaian
yaitu 80%.
Melalui mode pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together
hambatan-hambatan yang terjadi pada pratindakan dapat diatasi pada siklus I dan
disempurnakan lagi pada siklus II. Sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna
dan tujuan pembelajaran dapat dicapai. Hal ini terbukti dengan adanya pembelajaran
pada pratindakan siswa merasa bosan. Setelah diadakan siklus I keaktifan siswa
menjadi 2,86. Pada sikus II terjadi peningkatan rata-rata keaktifan siswa menjadi dari
2,86 menjadi 3,43. Maka keaktifan siswa pada SDN 06 Ngringo Karanganyar ini
meningkat.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered
heads together dalam pelaksanaan pembelajaran PKn tentang globalisasi. Model
yang dipakai dalam penelitian ini adalah model siklus. Prosedur penelitiannya terdiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 07 dan 14 Maret 2012.
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 21 dan 28 Maret 2012. Berdasarkan
hasil penelitian dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis hasil
penelitian sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dapat dipertimbangkan untuk menambah model pembelajaran bagi
guru dalam memberikan materi pelajaran bagi siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together ini sengaja
dirancang untuk memudahkan siswa dalam bertukar pikiran dengan teman
lainnya. Selain itu, siswa menjadi siap untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
2. Implikasi Praktis
Penelitian telah membuktikan bahwa pembelajaran PKn dengan model
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon
guru untuk meningkatkan keefektifan model pembelajaran guru dalam mengajar
dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehubungan dengan
keterampilan dan hasil belajar siswa yang akan dicapai. Keterampilan dan hasil
belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan model, metode, dan media
yang tepat bagi siswa.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang
telah diuraikan pada Bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk
membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada
hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi
permasalahan sejenis, terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada siswa kelas IV SDN 06
Ngringo Karanganyar tahun 2011/2012, maka saran-saran yang diberikan sebagai
sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan
meningkatkan kompetensi peserta didik SDN 06 Ngringo Karanganyar pada
khususnya sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
a. Hendaknya sekolah menginspirasi guru-guru secara umum melaksanakan
penelitian tindakan kelas untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Karena penelitian tindakan kelas
membantu dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
b. Kepala sekolah hendaknya selalu aktif mendorong guru-guru untuk
melaksanakan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan materi yang disampaikan. salah satu model pembelajaran
kooperatif tipe numbered heads together sebagai alternatif model
pembelajaran yang dapat diterapkan dikelas rendah maupun padakelas tinggi.
Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered
heads together dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
2. Bagi Guru
a. Diharapkan guru menerapkan model pembelajaran numbered heads together
sebagai alternatif model pembelajaran dalam proses pembelajaran PKn.
b. Guru hendaknya melakukan persiapan yang lebih baik dalam menggunakan
model pembelajaran numbered heads together, terutama dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan
evaluasi, sehingga mudah dipahami siswa.
c. Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran numbered heads together dalam
pembelajaran yang akan dilaksanakan, dalam hal ini yang ditekankan adalah
dalam mata pelajaran PKn. Penerapan model pembelajaran numbered heads
together dapat meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
umumnya dan siswa dengan siswa pada khususnya, sehingga proses
pembelajaran yang berlangsung terkesan menarik dan tidak membuat siswa
merasa jenuh atau bosan.
3. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan materi yang
telah dipelajari pada teman sekelompok secara bergantian, serta menyapaikan
ide atau pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga memperoleh hasil
belajar yang optimal.
b. Dalam belajar, janganlah hanya menghafal tetapi cobalah untuk memahami
maksud isi pelajaran yang disampaikan.
c. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya ke dalam kehidupan sehari-
hari, dengan demikian siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto,S., Suhardjono, & Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara
Arends, R. (2008). Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Baharuddin & wahyuni, N. (2010). Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-
Ruzz media
Bertari, P. & Sumiati, A. (2008). Pendidikan kewarganegaraan: Menjadi Warga
Negara yang Baik untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Dewi, R.K. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan 4: Untuk SD dan MI Kelas IV.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dimyanti & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Duxbury, J.G. & Tsai, L. (2010). The Effects Of Cooperative Learning On Foreign
Language Anxiety: A Comparative Study Of Taiwanese And American
Universities. Taiwan ROC: Wenzao Ursuline College of Languages, Vol.3, No.1
Fathoni, A. (2006). Metodologi penelitian dan teknik penyusunan skripsi. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Huda, M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Isjoni. (2011). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Jogjakarta: Pustaka Peajar
Lie, A. (2005). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning
Diruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Milles,M dan Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press)
Pribadi, B.A. (2010). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Poniyatun, D. (2011). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
SDN 02 Doplang Karangpandan Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi tidak
dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rahmawati, F. (2011). Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Tentang Sifat-
Sifat Bangun Ruang Dengan Menerapkan Tipe Numbered Heads Together
Pada Siswa Kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun Tahun
Pelajaran 2010/2011. Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Rosini, A B. & Jim, B (1997). The Effects Of Cooperative Learning Methods On
Achievement, Retention, And Attitudes Of Home Economics Students In North
Carolina. Journal for research in Journal Of Vocational And Technical
Education, 13 (2) diunduh pada tanggal 24 April 2012 menurut
Ruminiati. (2008). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departeman Pendidikan Nasional
Sagana, S. (2003). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta
Sarjan & Nugroho, A. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan Bangga Menjadi Insan
Pancasila: untuk Kelas IV SD/ MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Slavin (terjemahan penulis Ysron). (2008). Kooperative Learning Teori Riset
dan Praktik. Jakarta: Nusa Media
Slavin, R.E. (2005). Cooperatife Learning Teori, Riset dan Praktik, Terj. Narulita
Yusron. Bandung: Nusa Media. (buku asli diterbitkan tahun 2005)
Solihatin, E & Raharjo. (2009). Kooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran
IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Soyomukti, N. (2010). Pendidikan Berperfektif Globalisasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Panitia sertifikasi guru
rayon 1 FKIP UNS Surakarta
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Jogjakarta:
Pustaka Pelajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Susanto, E. (2010). Implementasi pembelajaran dengan menggunakan model
Cooperative Learning metode STAD dapat meningkatkan pemahaman materi
globalisasi pada siswa kelas VI SD Negeri Kudaile 06 tahun pelajaran
2009/2010. Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Suwandi, S. (2010). Akademika Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Tinggi.
Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret,
Vol.II No. 1
Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Kooperatif Berorientasikan Kontruktivisme.
Jakarta: Pustaka Publiser
Winataputra, U.S, Wihardit, K., Mikdar, S., Sapriya., Sundawa, D., rahmat. et al.
(2007). Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Wahab, A.A.(2002). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung:
Maulana
Yamin, M. (2010). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press
http://id.wikipedia.org/wiki/Model diunduh tanggal 18 Januari 2012
http://pgri-lebak.org/artikel/121-ciri-ciri-belajar.html diunduh pada tanggal 8
Februari 2012
(http://duniabaca.com/pengertian-belajar-dan-hasil-belajar.html diunduh pada
tanggal 8 Februari 2012)