skripsi november 2020 penggunaan ketamin sebagai …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
NOVEMBER 2020
PENGGUNAAN KETAMIN SEBAGAI ADJUVAN OPIOID TERHADAP
INTESITAS NYERI DAN EFEK HEMAT OPIOID PADA KANKER
Oleh:
Reza Maulana Sigala
C011171079
Pembimbing:
dr. Abdul Wahab, Sp. An
DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK
MENYELESAIKAN STUDI PADA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
ii
PENGGUNAAN KETAMIN SEBAGAI ADJUVAN OPIOID TERHADAP
INTESITAS NYERI DAN EFEK HEMAT OPIOID PADA KANKER
Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin
Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran
Reza Maulana Sigala
C011171079
Pembimbing:
dr. Abdul Wahab, Sp. An
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN MAKASSAR
2020
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini guna memenuhi
salah satu persyaratan dalam mencapai Gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. beliau yang telah mengantarkan
umat manusia dari gelapnya zaman kebodohan menuju zaman yang berperadaban.
Adapun judul dari penulisan skripsi ini adalah:
“Penggunaan Ketamin Sebagai Adjuvan Opioid Terhadap Intesitas Nyeri
Dan Efek Hemat Opioid Pada Kanker”.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan peyusunan skrips ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan
ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Allah SWT sumber segala hal selama penulisan ini, sumber pengetahuan utama,
sumber inspirasi, sumber kekuatan, sumber sukacita yang telah memberikan
berkat dan serta karya-Nya yang agung sepanjang hidup penulis, khususnya
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Untuk keluarga penulis terkhusus kedua orang tua, Bapak Singki, SE dan Ibu
Hj. Rachmawati yang sudah mendidik sampai pada saat ini juga kepada Kakak
Ririn dan Rian, serta keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan
doa, kasih sayang, dorongan, semangat, serta motivasi kepada penulis dalam
berbagai hal baik terutama dalam penyusunan skripsi ini.
3. dr. Abdul Wahab, Sp. An sebagai penasehat akademik dan dosen pembimbing
atas bimbingan, pengarahan, saran, waktu serta dukungan kepada penulis
selama penyusunan skripsi
4. dr. Nur Surya Wirawan, M. Kes, Sp. An-KMN dan dr. Andi Adil, M.Kes,
Sp.An-KAKV selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dan saran demi perbaikan skripsi penulis.
viii
5. Ahmad Taufik Z. dan Andi Muhammad Aunul K.G. yang telah memberikan
dukungan yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
6. Teman-teman angkatan 2017 tercinta vitreous yang telah menemani dan
membantu penulis dalam dukungan moral hingga menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman Deklarasi Hasanuddin, Protein, dan Biskuat yang selalu ada
untuk menghibur penulis di kala suka maupun duka mulai sejak mahasiswa
baru.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkat dan anugerah-Nya selalu.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam setiap sesuatu yang
dikerjakan manusia untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak atas kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini sangat dibutuhkan. Akhir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun bagi orang lain.
Makassar, 27 November 2020
Reza Maulana Sigala
ix
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN, UNIVERSITAS HASANUDDIN
NOVEMBER 2020
Reza Maulana Sigala (C011171079)
dr. Abdul Wahab, Sp. An
PENGGUNAAN KETAMIN SEBAGAI ADJUVAN OPIOID TERHADAP
INTESITAS NYERI DAN EFEK HEMAT OPIOID PADA KANKER
ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker adalah salah satu penyakit mematikan yang disebabkan
oleh pertumbuhan tidak normal dari sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel
kanker. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2019,
angka kejadian penyakit kanker di Indonesia sebesar 136.2 per 100.00 penduduk.
Dengan jumlah tersebut Indonesia berada di urutan ke-8 di Asia tenggara,
sedangkan di Asia menempati urutan ke-23. Pada kasus dimana responsif opioid
menjadi masalah, modalitas yang lain dapat dipertimbangkan. Salah satu penyebab
paling penting dari penurunan responsif opioid adalah aktivitas yang berlebih dari
N-methyl-Daspartate (NMDA). Oleh karena itu, penggunaan antagonis NMDA
dapat digunakan untuk meningkatkan analgesia ketika ditemukan adanya responsif
opioid yang buruk.9 Salah satu obat antagonis NMDA yaitu ketamine yang biasanya
digunakan sebagai obat anastesi. Secara teori fungsi ketamin pada kasus nyeri
neuropatik atau resisten opioid menunjukan dapat menghambat reseptor NMDA
untuk mengurangi toleransi opioid, mengurangi nyeri hipersensitivitas dan
meningkatan penghambatan nyeri secara endogen.
Metode: Pada literatur ini dilakukan pencarian studi literatur dari berbagai database
yaitu NCBI, PUBMED, dan MEDLINE menggunakan kata kunci yang sesuai topik,
kemudian dilakukan penyaringan dengan kriteria yang telah ditentukan.
Hasil: Dari 62 studi diperoleh 5 studi yang sesuai kriteria yang telah ditentukan.
Dari 5 studi tersebut, menunjukkan adanya pengaruh pada penggunaan ketamin
sebagai adjuvan pada opioid dapat memberikan terhadap intesitas nyeri dan
memberikan efek hemat opioid.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil dari studi penelitian diatas, pemberian ketamin
sebagai adjuvan pada pasien nyeri kanker dapat memberikan efek penurunan nyeri
kanker selama perawatan. Begitu pula dengan efek hemat opioid pada pasien nyeri
kanker dengan adanya penurunan dosis kebutuhan opioid pada pasien nyeri kanker.
Kata kunci: Ketamin, Adjuvan, Opioid, Nyeri Kanker
x
SKRIPSI
FACULTY OF MEDICINE, HASANUDDIN UNIVERSITY
NOVEMBER 2020
Reza Maulana Sigala (C011171079)
dr. Abdul Wahab, Sp. An
USE OF KETAMIN AS OPIOID ADJUVANT TO PAIN INTENSITY AND
OPIOID SPARING EFFECTS OF CANCER
ABSTRACT
Background: Cancer is a deadly disease caused by the abnormal growth of body tissue
cells that turn into cancer cells. According to the Ministry of Health of the Republic of
Indonesia in 2019, the incidence of cancer in Indonesia was 136.2 per 100.00
population. With this number, Indonesia ranks 8th in Southeast Asia, while in Asia it
ranks 23rd. In cases where opioid responsiveness is a problem, other modalities may
be considered. One of the most important causes of decreased opioid responsiveness is
the overactivity of N-methyl-Daspartate (NMDA). Therefore, the use of NMDA
antagonists can be used to improve analgesia when poor opioid responsiveness is
found.9 One of the NMDA antagonists is ketamine which is usually used as an
anesthetic drug. In theory, ketamine function in cases of neuropathic pain or opioid
resistance has been shown to inhibit NMDA receptors to reduce opioid tolerance,
reduce hypersensitivity pain and increase endogenous pain inhibition.
Methods: In this literature, a literature study was conducted from various databases,
namely NCBI, PUBMED, and MEDLINE using keywords that match the topic, then
filtering them with predetermined criteria.
Results: From 62 studies, there were 5 studies that matched the predetermined criteria.
From these 5 studies, it was shown that the use of ketamine as an adjuvant to opioids
can provide an effect on pain intensity and provide an opioid-sparing effect.
Conclusion: Based on the results of the above research studies, administering ketamine
as an adjuvant to cancer pain patients can have a reduction in cancer pain during
treatment. Likewise, the sparing effect of opioids in cancer pain patients with a
decrease in the required dose of opioids in cancer pain patients.
Keyword: Ketamine, Adjuvant, Opioid, Cancer Pain
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ....................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ..................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
METODE PENULISAN ......................................................................................... 3
2.1 Jenis Penulisan ............................................................................................ 3
2.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ......................................................................... 3
2.3 Pengumpulan Data ...................................................................................... 4
2.4 Hasil ............................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 8
3.1 Farmakologi Ketamin.................................................................................. 8
3.2 Pengaruh Ketamin Sebagai Adjuvan Terhadap Intesitas Nyeri Kanker
……………………………………………………………………..………9
3.3 Pengaruh Ketamin Sebagai Adjuvan Terhadap Efek Hemat Opioid (Opioid
Sparing-Effects) Pada Nyeri
Kanker…………………………………………………………………...…...16
KESIMPULAN ..................................................................................................... 20
SARAN ................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21
LAMPIRAN .......................................................................................................... 25
xii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 2.1 Bagan jurnal atau artkel publikasi yang layak dan digunakan .......... 5
Gambar 3.1 Laporan nyeri pada kelompok ketamin dan placebo (Salas et al.2012)
............................................................................................................................... 10
Gambar 3.2 Jumlah penurunan VAS (Visual Analogue Scale) pada nyeri nosiseptif
dan kombininasi (Courade et al,.2019) ................................................................. 11
Gambar 3.3 Rata-rata skor nyeri yang dihitung sebelum 24 jam (0 hari) hingga 3 hari
(Amin et al,.2014) ................................................................................................. 12
Gambar 3.4 Hasil MEDD (Morphine Equivalent Daily Dose) dan rata-rata skor nyeri
(Willeford et al,.2018)........................................................................................... 14
Gambar 3.5 Intensitas nyeri selama konversi dari parenteral ke ketamin oral (Rosario
et al,.2011) ............................................................................................................ 15
Gambar 3.6 Hasil Efek Hemat Opioid (Courade et al,.2019) ............................. 17
Gambar 3.7 Hasil OME dengan pemberian ketamin (i.v.) (Amin et al,.2014) ... 18
Tabel 2.1 Karakteristik studi inklusi ...................................................................... 6
xiii
DAFTAR SINGKATAN
i.v. : intravena
s.c. : subcutaneous
MEDD : Morphine Equivalent Daily Dose
OME : Oral Morphine Equivalent
VAS : Visual Analogue Scale
NRS : Numeric Rating Scale
NPIS : Numeric Pain Intensity Scale
1
PENDAHULUAN
Kanker adalah salah satu penyakit mematikan yang disebabkan oleh
pertumbuhan tidak normal dari sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker
(Lede, 2016). Menurut data GLOBOCAN, International Agency for Reseacrh on
Cancer (IARC) pada tahun 2018 ditemukan 18,1 juta kasus penyakit kanker dan
terdapat 9,6 juta kasus kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker. Sedangkan, di
Asia angka kematian penyakit kanker sebesar 57,3% (Chairunisa et al,. 2012). Dan di
Indonesia ditemukan total jumlah penyakit kanker sebanyak 348,809 kasus dan
terdapat 207,210 kasus kematian akibat penyakit kanker (WHO, 2020) (GLOBOCAN,
2018). Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2019, angka
kejadian penyakit kanker di Indonesia sebesar 136.2 per 100.00 penduduk. Dengan
jumlah tersebut Indonesia berada di urutan ke-8 di Asia tenggara, sedangkan di Asia
menempati urutan ke-23 (KEMENKES, 2019).
Sekitar 90% pasien yang memiliki penyakit keganasan dipengaruhi oleh nyeri
kanker (McQueen et al,. 2002). Menurut International Association for the Study of
Pain (IASP), nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan ataupun
berpotensi rusak (IASP, 2019). Nyeri kanker di dominasi oleh neuropathic,
psychological, social, dan spiritual yang berhubungan dengan nyeri nociceptive. Selain
itu, nyeri kanker dapat menjadi beban emosional dan fisik yang secara signifikan dapat
mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas kehidupan sehari-hari dari pasien
(Nurmalisa, 2020).
2
Dalam melakukan manajemen nyeri kanker yang terbukti efektif, World Health
Organization (WHO) merekomendasikan metode 3-step guidelines, untuk langkah
metodenya meliputi penggunaan analgesik nonopioid, opioid, dan obat-obatan
adjuvan. Pasien dengan nyeri kanker biasanya membutuhkan terapi opioid dengan
dosis tinggi yang disertai dengan dosis breakthrough yang sering. Namun terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan kurang efektifnya pengendalian nyeri meliputi
toleransi terhadap opioid, efek samping batasan dosis, mekanisme nyeri dan
perkembangan dari penyakit. Oleh sebab itu, metode alternatif analgesia dapat
digunakan sebagai manajemen nyeri yang tepat (McQueen et al,. 2002).
Pada kasus dimana responsif opioid menjadi masalah, modalitas yang lain dapat
dipertimbangkan. Salah satu penyebab paling penting dari penurunan responsif opioid
adalah aktivitas yang berlebih dari N-methyl-Daspartate (NMDA). Oleh karena itu,
penggunaan antagonis NMDA dapat digunakan untuk meningkatkan analgesia ketika
ditemukan adanya responsif opioid yang buruk (Jonkman et al,. 2017). Salah satu obat
antagonis NMDA yaitu ketamine yang biasanya digunakan sebagai obat anastesi.
Secara teori fungsi ketamin pada kasus nyeri neuropatik atau resisten opioid
menunjukan dapat menghambat reseptor NMDA untuk mengurangi toleransi opioid,
mengurangi nyeri hipersensitivitas dan meningkatan penghambatan nyeri secara
endogen (Prommer, 2012).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka hal ini menarik perhatian penulis
untuk mengetahui pengaruh penggunaan ketamin sebagai terapi nyeri kanker dengan
3
pengobatan opioid. Hasil utama dari kajian ini adalah penggunaan ketamin sebagai
adjuvan terhadap intesitas nyeri kanker dan memberikan efek hemat opioid.
METODE PENULISAN
2.1 Jenis Penulisan
Jenis penulisan ini adalah literature review atau kajian literatur. Studi kajian
literatur merupakan serangkaian metode yang berkenaan dengan pengumpulan data
yang berhubungan pada sebuah topik tertentu yang didapat dari berbagai sumber
seperti jurnal, buku, internet, dan pustaka lainnya. Dengan mengumpulkan,
mengidentifikasi, mengevaluasi melalui pengumpulan data-data dari penelitian yang
berkaitan dengan pengaruh penggunaan ketamin sebagai adjuvan opioid pada pasien
nyeri kanker. Metode pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang obyek
penelitiannya didapatkan melalui beragam informasi kepustakaan seperti jurnal
ilmiah dan dokumen hasil penelitian.
2.2 Sumber Data
Sumber data dalam rencana penulisan ini berasal dari data sekunder. Data
sekunder adalah data yang tidak diperoleh dari pengamatan langsung, tetapi merupakan
hasil dari penelitan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang terdapat dalam data
kepustakaan seperti jurnal ataupun artikel. Sumber kepustakaan berasal dari database
online yang menyediakan jurnal artikel gratis dalam format PDF, dari berbagai
database seperti : NCBI, PUBMED, dan MEDLINE sumber relevan lainnya. Sumber-
4
sumber lain seperti buku teks dari perpustakaan, hasil penelitian nasional, dan data
kesehatan nasional juga digunakan.
2.3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
2.3.1 Kriteria Inklusi
a. Data kepustakaan berupa jurnal, penelitian dari beberapa peneliti
sebelumnya dan juga artikel review dari sumber yang dapat dipercaya.
b. Tahun terbitan 2010-2020
c. Berbahasa Indonesia atau Inggris
d. Subjek dengan bahasan pengaruh pemberian ketamin sebagai adjuvan
opioid pada pasien nyeri kanker
e. Terdapat Abstrak dan Full Text
2.3.2 Kriteria Ekslusi
a. Studi yang tidak menjelaskan karakteristik intesitas nyeri dan efek
hemat opioid yang didapatkan sebelum dan setelah pemberian ketamin
b. Duplikasi jurnal
c. Jurnal yang tidak dapat di akses
2.4 Hasil
Berdasarkan hasil pencarian dengan menggunakan kata kunci ((Ketamine
(OR) Adjuvant (OR) Opioid) (AND) Cancer Pain), didapatkan sebanyak 62 artikel
dari pencarian kata kunci kemudian dilakukan screening sesuai kriteria inklusi dan
ekslusi didapatkan 5 artikel untuk selanjutnya dilakukan review.
5
Gambar 2.1 Bagan jurnal atau artkel publikasi yang layak dan
digunakan
Setelah mendapatkan 5 artikel sesuai kriteria inklusi dan ekslusi, selanjutnya
dilakukan ekstraksi data.
Artikel diidentifikasi
dari NCBI, PUBMED,
MEDLINE (n= 62)
Jumlah artikel
(n=62)
Artikel yang diekslusikan
berdasarkan 10 tahun
terakhir (n=21)
Artikel jurnal secara
lengkap dinilai
kelayakannya (n= 41)
Artikel yang di
ekslusikan
(n=38)
Artikel yang termasuk
dalam kriteria (n= 5)
6
Tabel 2.1 Karakteristik Studi Inklusi
No
Penulis
Pertama
(Tahun
Publikasi)
Judul Sampel Hasil
1 Courade, et al.
(2019)
Low-dose ketamine
adjuvant treatment
for refractory pain
in children,
adolescents and
young adults with
cancer: a
pilot study
39 pasien
kanker,
dengan
dieklusinya
5 pasien
Didapatkan rata-rata
skor nyeri menggunakan
visual analogue scale
sebelum dan setelah
diberikan ketamin
didapatkan penurunan
nyeri dari 6,7 menjadi
4,3 dari 10 (n = 34, p
<0,001) pada hari ke-1
hingga ke-3 dan
setidaknya terjadi
penurunan minimal 2
poin pada 56% pasien (n
= 19) setelah 48 jam.
Terdapat 4 pasien yang
dilakukan pemantauan
efek hemat opioid.
2 Amin, et al.
(2014)
Case Report:
Efficacy and
Tolerability of
Ketamine in
Opioid-Refractory
Cancer Pain
1 pasien
kanker
Terjadi penurunan rata-
rata skor nyeri dengan
pemberian adjuvan
ketamin dari 8/10
menjadi 5/10. Total
reduksi nyeri yang
terjadi sekitar 37%. Dan
dengan pemberian
ketamin dosis yang
stabil terjadi efek hemat
opioid dengan adanya
penurunan OME (Oral
Morphine Equivalent)
sebesar 61,4%.
7
3 Willeford, et
al. (2018)
The Enigma of
Low-Dose
Ketamine for
Treatment of
Opioid-Induced
Hyperalgesia in the
Setting of
Psychosocial
Suffering and
Cancer-Associated
Pain
1 pasien
kanker
Dengan pemberian
ketamin dosis rendah
didapatkan penurunan
nyeri pasien rawat inap
selama delapan hari,
dari 10/10 menjadi
sekitar 6/10, terjadi
penurunan terendah
5/10 pada hari ketiga.
Dengan pemantauan
efek hemat opioid
dilihat dari penurunan
MEDD (Morphine
Equivalent Daily Dose)
dari 1260 mg menjadi
sekitar 552 mg dan
penurunan tererendah
pada hari ketiga sekitar
522 mg
4 Rosario, et al
(2011)
A Strategy for
Conversion From
Subcutaneous to
Oral Ketamine in
Cancer Pain
Patients: Effect of a
1:1 Ratio
29 pasien
kanker
Pada pemberian infus
ketamin terjadi
penurunan nyeri dari
nyeri berat menjadi
tidak nyeri 23/29 pasien,
sedangkan menjadi
nyeri ringan 6/29
pasien. Pada dilakukan
pergantian menjadi
ketamin oral sebanyak
27/29 pasien berhasil
mendapatkan
pengedalian nyeri, dan
2/29 pasien
mendapatkan
pengendalian nyeri saat
rasio dosisnya
ditingkatkan.
5 Salas, et al.
(2012)
Ketamine
Analgesic Effect by
20 pasien
kanker
Didapatkan terjadinya
pengurangan nyeri
8
Continuous
Intravenous
Infusion in
Refractory Cancer
Pain:
Considerations
about the Clinical
Research in
Palliative Care
sebanyak 2 poin pada
kelompok pemberian
ketamin setelah 24 jam
(T2), terdapat 4 dari 11
pasien yang menerima
ketamin mengalami
penurunan nyeri sekitar
3 poin setelah 48 jam
PEMBAHASAN
3.1 FARMAKOLOGI KETAMIN
Ketamin adalah turunan phencyclidine, bertindak sebagai antagonis dari N-
methyl-D-aspartate (NMDA) di sistem saraf pusat (Hagelberg et al,. 2010). Ketamin
sangat lipofilik dan dapat melintasi sawar darah otak dengan waktu paruh efek
ekuilibrasi pada darah 1-3 menit (Prommer, 2012). Bioavailabilitas yang terjadi setelah
pemberian secara oral, sublingual, dan rektal diperkirakan sekitar 20-30% dan pada
pemberian intranasal sekitar (45%) (Noopers et al,. 2010). Metabolismenya terjadi di
hati oleh sistem enzim sitokrom P450 yaitu (CYP) 3A, 2B6, 2C9, Selanjutnya terjadi
perubahan dari N-demethylation menjadi norketamin melalui enzim CYP2B6 dan
CYP3A. Selanjutnya, menjadi hydroxysnorketamin yang merupakan hasil
glukuronidasi dan eliminasi melalui empedu dan ginjal (Hagelberg et al,. 2010)
(Noopers et al,. 2010).