skripsi nina full - · pdf filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di...

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Potensi Bencana Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Sedangkan bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor (Undang undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana). Berdasarkan Keputusan Menteri No.17/kep/Menko/Kesra/x/95 bencana manusia, dan atau keduanya yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan Bencana pada hakekatnya dibagi menjadi dua (Sutikno 2001 : 270) yaitu : bencana yang diakibatkan ulah manusia seperti kebakaran, kecelakaan lalu lintas, pencemaran, ledakan bom, dan kecelakaan industri. Kemudian bencana karena faktor alam yaitu gempa bumi, tsunami, longsorlahan, angin puting beliung, yang kejadiannya bisa mendadak ataupun secara bertahap dan akan mengakibatkan penderitaan terhadap masyarakat. Menurut Haryanto (2001: 35) dalam www.scribd.com/doc/108608088/Bencana-s-Geo-056815-Chapter2 Bencana adalah terjadinya kerusakan pada pola pola kehidupan normal, bersifat merugikan kehidupan manusia, struktur sosial serta munculnya kebutuhan masyarakat. Pengertian karakteristik bencana menurut Haryanto

Upload: truongliem

Post on 31-Jan-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Potensi Bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik

oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,

kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Sedangkan bencana alam adalah

bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang

disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung

meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor (Undang undang

Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana).

Berdasarkan Keputusan Menteri No.17/kep/Menko/Kesra/x/95 bencana

manusia, dan atau keduanya yang mengakibatkan korban dan penderitaan

manusia, kerugian harta benda, kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum

serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan

Bencana pada hakekatnya dibagi menjadi dua (Sutikno 2001 : 270) yaitu

: bencana yang diakibatkan ulah manusia seperti kebakaran, kecelakaan lalu

lintas, pencemaran, ledakan bom, dan kecelakaan industri. Kemudian bencana

karena faktor alam yaitu gempa bumi, tsunami, longsorlahan, angin puting

beliung, yang kejadiannya bisa mendadak ataupun secara bertahap dan akan

mengakibatkan penderitaan terhadap masyarakat. Menurut Haryanto (2001: 35)

dalam www.scribd.com/doc/108608088/Bencana-s-Geo-056815-Chapter2

Bencana adalah terjadinya kerusakan pada pola pola kehidupan normal,

bersifat merugikan kehidupan manusia, struktur sosial serta munculnya

kebutuhan masyarakat. Pengertian karakteristik bencana menurut Haryanto

Page 2: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

(2001: 35) dalam www.scribd.com/doc/108608088/Bencana-s-Geo-056815-

Chapter2 adalah sebagai berikut :

1. Gangguan terhadap kehidupan normal, yang biasanya merupakan

gangguan cukup besar, mendadak dan tidak terkirakan terjadinya,

serta meliputi daerah dengan jangkauan yang luas.

2. Bersifat merugikan manusia, seperti kehilangan jiwa, luka di badan,

kesengsaraan, gangguan kesehatan, serta kehilangan harta benda

3. Mempengaruhi struktur sosial masyarakat, seperti kerusakan sistem

pemerintahan, gedung gedung, atau bangunan, sarana komunikasi,

dan pelayanan masyarakat.

Berdasarkan pengertian - pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang terjadi secara

mendadak atau tiba tiba yang disebabkan manusia, alam atau manusia dan

alam yang menimbulkan kerugian bagi manusia baik secara material maupun

psikis.

Setiap daerah mempunyai tingkatan potensi bencana yang berbeda

beda, ada yang rendah, sedang, dan tinggi terhadap masing masing bencana

seperti banjir, gempa bumi, longsorlahan, gempa bumi, dan sebagainya.

Menurut Ripai (2012) dalam http://spuitz.blogspot.com, potensi adalah kondisi

atau aktivitas perubahan keadaan yang mempunyai potensi adanya kecelakaan,

kesakitan, atau kerusakan bangunan dan lingkungan atau semua keadaan yang

mempunyai potensi penyebab kerusakan pada orang, fasilitas, hak milik,

ekonomi dan lingkungan.

2. Longsorlahan

a. Pengertian Longsorlahan

Longsorlahan merupakan gerakan massa (mass movement) tanah

atau sering disebut tanah longsor (landslide). Bencana longsorlahan sering

melanda daerah perbukitan di daerah tropis basah. Kerusakan yang

ditimbulkan oleh gerakan massa tersebut tidak hanya kerusakan secara

langsung seperti rusaknya fasilitas umum, lahan pertanian, ataupun adanya

Page 3: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

korban jiwa, akan tetapi juga kerusakan secara tidak langsung yang

melumpuhkan kegiatan pembangunan dan akitivitas ekonomi di daerah

bencana dan sekitarnya. Bencana alam gerakan massa tersebut cenderung

semakin meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia.

Gerakan massa, umumnya di sebabkan oleh gaya gaya gravitasi dan

kadang kadang gempa bumi juga menyokong kejadian tersebut. Gerakan

massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat adanya keruntuhan geser di

sepanjang bidang longsor yang merupakan batas bergeraknya massa tanah

atau batuan (Hardiyatmo, 2006 : 1 2).

Gerakan massa (mass movement) merupakan gerakan massa tanah

yang besar di sepanjang bidang longsor kritisnya. Gerakan massa tanah ini

merupakan gerakan ke arah bawah material pembentuk lereng, yang dapat

berupa tanah, batu, timbunan buatan atau campuran dari material lain

(Hardiyatmo, 2006 : 15).

Movement of a mass of rock, debris or earth down a slope results

contributes to erosion and landscape evolution, which is often referred to

as a landslide (Cruden 1991). Landslides are also referred to as mass

movement, slope failure, slope instability and terrain instability

(Nagarajan 2004). It covers almost all varieties of mass movements on

slopes, including some, such as rock falls, topples and debris flows, that

sion of the land

surface into areas and the ranking of these areas according to the degree

of actual or potential hazard of landslides or other mass movements on the

slope (UNESCO 1984) (J. S. Rawat and R. C. Joshi, 2012).

Dalam Pedoman Umum Budidaya Pert

erosi yaitu proses berpindahnya tanah atau batuan dari satu tempat yang

lebih tinggi ketempat yang lebih rendah akibat dorongan air, angin, atau

pengangkutan, dan pengendapan. Perbedaan yang terlihat jelas antara

longsor dan erosi adalah pada volume tanah yang dipindahkan, waktu

Page 4: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

yang dibutuhkan dan kerusakan yang ditimbulkan. Sehingga longsor dapat

diartikan sebagai proses berpindahnya masa tanah dengan volume yang

besar, kadang disertai oleh bebatuan dan pepohonan serta terjadi dalam

kurun waktu yang relatif singkat, sedangkan erosi tanah adalah proses

berpindahnya partikel partikel tanah dengan volume yang lebih kecil

pada setiap kali kejadian dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

b. Jenis Longsorlahan

Menurut Cruden dan Varnest (1992) dalam (Hardiyatmo, 2006 :

15), karakteristik gerakan massa pembentuk lereng dapat dibagi menjadi

lima macam :

1) Jatuhan (falls)

Jatuhan (falls) adalah gerakan jatuh material pembentuk lereng

(tanah atau batuan) di udara dengan tanpa adanya interaksi antara

bagian bagian material longsor. Jatuhan terjadi tanpa adanya bidang

longsor, dan banyak terjadi pada lereng terjal atau tegak yang terdiri

dari batuan yang mempunyai bidang bidang tidak menerus

(diskontinuitas). Jatuhan pada tanah biasanya terjadi bila material

mudah tererosi terletak di atas tanah yang lebih tahan erosi. Jatuhan

adalah satu dari mekanisme erosi utama dari lempung

overconsolidated tinggi (heavily overconsolidated). Longsoran pada

jenis lempung ini terjadi bila air hujan mengisi retakan di puncak dari

lereng terjal. Jatuhan yang disebabkan oleh retakan yang dalam

umumnya runtuh miring ke belakang, sedangkan untuk retakan yang

dangkal runtuhnya ke depan. Jatuhan batuan dapat terjadi pada semua

jenis bataun dan umumnya terjadi akibat oleh pelapukan, perubahan

temperatur, tekanan air atau penggalian / penggerusan bagian bawah

lereng. Jatuhan terjadi di sepanjang kekar, bidang dasar, atau zona

patahan lokal. Sampai saat ini tidak ada metode yang cocok untuk

analisis stabilitas lereng untuk tipe jatuhan.

Page 5: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Gambar 2.1 Jatuhan / Fall

(Sumber : USGS 2004)

2) Robohan (topples)

Robohan (topples) adalah gerakan material roboh dan biasanya

terjadi pada lereng batuan yang sangat terjal sampai tegak yang

mempunyai bidang bidang ketidakmenerusan yang relatif vertikal.

Tipe gerakan hampir sama dengan jatuhan, hanya gerakan batuan

longsor adalah mengguling hingga roboh, yang berakibat batuan lepas

dari permukaan lerengnya. Faktor utama yang menyebabkan robohan

adalah seperti halnya kejadian jatuhan batuan, yaitu air yang mengisi

rekahan.

Gambar 2.2 Runtuhan / Topples

(Sumber : USGS 2004)

3) Longsoran (slides)

Longsoran (slides) adalah gerakan material pembentuk lereng

yang diakibatkan oleh terjadinya kegagalan geser, di sepanjang satu

atau lebih bidang longsor. Massa tanah yang bergerak bisa menyatu

atau terpecah pecah.

Page 6: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Klasifikasi tanah longsor yang terkait dengan kedalaman

maksimum material yang longsor diusulkan oleh Broms (1975) dalam

Hardiyatmo ( 2006 ) sebagai berikut :

Tabel 2.1 Klasifikasi Kedalaman Longsoran

Tipe Kedalaman ( m )

Longsoran permukaan ( surface slide ) < 1,5

Longsoran dangkal ( shallow slides ) 1,5 5,0

Longsoran dalam ( deep slides ) 5,0 20

Longsoran sangat dalam ( very deep slides ) >20

(Sumber : Broms, (1975) dalam Hardiyatmo (2006))

Berdasarkan geometri bidang gelincirnya, longsoran dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ;

a) Longsoran dengan bidang longsor lengkung atau longsoran

rotasional (rotational slides)

Longsoran rotasional (rotational slides) mempunyai bidang

longsor melengkung ke atas, dan sering terjadi pada massa tanah

yang bergerak dalam satu kesatuan. Longsoran rotasional murni

(slump) terjadi pada material yang relatif homogen seperti timbunan

buatan (tanggul).

Gambar 2.3 Rotational Landslide

(Sumber : USGS 2004)

Page 7: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b) Longsoran dengan bidang gelincir datar atau longsoran translasional

(translational slides)

Longsoran translasional merupakan gerakan di sepanjang

diskontinuitas atau bidang lemah yang secara pendekatan sejajar

dengan permukaan lereng, sehingga gerakan tanah secara translasi.

Dalam tanah lempung, translasi terjadi di sepanjang lapisan tipis

pasir atau lanau, khususnya bila bidang lemah tersebut sejajar

dengan lereng yang ada. Longsoran translasi lempung yang

mengandung lapisan pasir atau lanau, dapat disebabkan oleh

tekanan air pori yang tinggi dalam pasir atau lanau tersebut.

Gambar 2.4 Translational Landslide

(Sumber : USGS 2004)

c) Longsoran blok translational

Longsoran blok translational, terjadi pada material keras

(batu) di sepanjang kekar (joint), bidang dasar (bedding plane) atau

patahan (faults) yang posisinya miring tajam. Longsoran ini banyak

terjadi pada lapisan batuan, dengan bidang longsor yang bisa

diprediksi sebelumnya. Longsoran semacam ini sering dipicu oleh

penggalian lereng bagian bawah, dan terjadi jika kemiringan lereng

melampaui sudut gesek dalam massa batuan di sepanjang bidang

longsor. Sudut gesek dalam yang bertambah dengan kekasaran

bidang dasar (bedding planes) terjadinya longsor, nilainya dapat

berkurang oleh akibat perubahan iklim akibat pelapukan.

Page 8: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Gambar 2.5 Block Slide

(Sumber : USGS 2004)

4) Sebaran (spreads)

Sebaran yang termasuk longsoran translasional juga disebut

sebaran lateral, yaitu kombinasi dari meluasnya massa tanah dan

turunnya massa batuan terpecah pecah ke dalam material lunak di

bawahnya. Permukaan bidang longsor tidak berada dilokasi terjadinya

gesekan terkuat. Sebaran dapat terjadi akibat liquefaction tanah

granuler atau keruntuhan tanah kohesif lunak di dalam lereng.

Longsoran tipe sebaran lateral yang terjadi pada saat hujan lebat di

Algeria adalah berupa blok blok batugamping yang melesak ke

dalam lapisan marl yang berada di bawahnya. Lapisan marl ini menjadi

lemah oleh pengaruh pelapukan.

Gambar 2.6 Lateral Spread / Sebaran

(Sumber : USGS 2004)

5) Aliran (flows)

Aliran (flows) adalah gerakan hancuran material ke bawah

lereng dan mengalir seperti cairan kental. Aliran sering terjadi dalam

bidang geser relatif sempit. Material yang terbawa oleh aliran dapat

Page 9: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

terdiri dari berbagai macam partikel tanah (termasuk batu batu

besar), kayu kayuan, ranting, dan lain lain.

Beberapa istilah telah dibuat untuk membedakan tipe tipe aliran,

yaitu :

a) Aliran tanah (earth flow)

Aliran tanah (earth flow) sering terjadi pada tanah tanah

berlempung dan berlanau sehabis hujan lebat dan disebabkan oleh

kenaikan berangsur angsur tekanan air pori dan turunnya kuat

geser tanah. Kecepatan gerakan aliran bervariasi dari lambat

sampai sangat tinggi, bergantung pada kemiringan lereng dan

kadar air tanah. Banyak aliran tanah berlangsung terus sampai

beberapa tahun, sampai kemiringan lereng menjadi kecil, atau

tanah menjadi cukup kering sehingga kuat gesernya naik.

Aliran tanah spesial terjadi pada lempung cair dengan

kecepatan gerakan sangat tinggi. Kuat geser material ini turun

drastis, bila susunan tanahnya terganggu. Longsoran pada

lempung cair dapat terjadi walaupun kemiringan lereng hanya 30

sampai 40. Longsoran tipe ini sering terjadi dengan tiba tiba

dengan tanpa tanda tanda, dengan kecepatan gerakan tanah dapat

mencapai 0,5 sampai 1,5 m/detik (Skempton dan Hutchinson,

1969 dalam Hardiyamo (2006))

Gambar 2.7 Earthflow

( Sumber : USGS 2004 )

Page 10: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b) Aliran Lanau / lumpur (mud flow)

Aliran Lanau / lumpur (mud flow) dapat terjadi pada

daerah dengan kemiringan antara 5 sampai 15o. Aliran lanau

sering terjadi pada lempung retak retak atau lempung padat yang

berada di antara lapisan lapisan pasir halus yang bertekanan air

pori tinggi. Aliran lanau ini disebabkan oleh erosi dalam lapisan

pasir. Aliran lanau juga dapat terjadi pada lapisan lempung yang

mengandung lensa lensa pasir atau lanau. Tekanan air pori tinggi

dapat berkembang dalam lensa lensa tersebut saat hujan lebat,

yang berakibat terjadinya aliran lanau, dimana massa tanah

terpecah pecah menjadi campuran pasir, lanau dan bongkahan

lempung.

c) Aliran Debris (debris flows)

Aliran Debris (debris flows) adalah aliran yang terjadi pada

material berbutir kasar. Kejadian ini sering terjadi pada lereng di

daerah kering, dimana tumbuh tumbuhan sangat jarang, atau di

daerah lereng yang permukaannya tidak ada tumbuhannya atau

tumbuhannya telah ditebangi. Aliran debris sering terjadi pada saat

hujan lebat atau banjir yang tiba tiba, yaitu dalam bentuk aliran

yang panjang dan sempit. Jurang dapat tererosi secara dalam oleh

aliran material debris, sebab material ini mempunyai berat jenis

tinggi.

Terdapat 3 segmen aliran debris :

(1) Area sumber

(2) Lintasan utama

(3) Area pengendapan

Area sumber adalah daerah dimana tanah menjadi

terbongkar dan berubah sendiri menjadi aliran debris. Lintasan

utama adalah lintasan aliran turun ke bawah lereng dan bertambah

kecepatannya yang bergantung pada kemiringan lereng, hambatan,

Page 11: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

konfigurasi saluran dan kekentalan material yang mengalir. Ketika

aliran debris sampai pada lereng yang kemiringannya landai, maka

akan terjadi pengendapan. Segmen ini disebut area pengendapan.

Gambar 2.8 Debris Flows

( Sumber : USGS 2004 )

d) Aliran Longsoran (flow slide)

Aliran longsoran (flow slide) adalah gerakan material

pembentuk lereng akibat liquefaction pada lapisan pasir halus atau

lanau yang tidak padat, dan terjadi umumnya pada daerah lereng

bagian bawah. Longsoran seperti ini dapat terjadi dengan

kecepatan mencapai 50 sampai 100 m/jam (Andersen dan Bjerrum

(1968) dalam Hardiyatmo (2006)). Longsoran dengan kecepatan

tersebut diakibatkan oleh adanya kelebihan tekanan air pori

(excess pore water pressure) yang berkembang saat tanah

bergerak selama longsor, atau juga oleh getaran akibat dari gempa

atau sumber getaran yang lain. Kelebihan tekanan air pori dapat

mendekati tekanan overburden total, sehingga tanah pasir atau

lanau halus kehilangan kuat gesernya.

c. Faktor Penyebab Longsorlahan

Menurut Hardiyatmo (2006) banyak faktor semacam kondisi

geologi dan hidrologi, topografi, iklim, dan perubahan cuaca dapat

mempengaruhi stabilitas lereng yang mengakibatkan terjadinya

longsorlahan.

Page 12: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Longsorlahan jarang terjadi oleh satu sebab saja. Adapun sebab

sebab longsoran antara lain :

1) Penambahan beban pada lereng. Tambahan beban pada lereng dapat

berupa bangunan baru, tambahan beban oleh air yang masuk ke pori

pori tanah maupun yang menggenang di permukaan tanah, dan bebas

dinamis oleh tumbuh tumbuhan yang tertiup angin dan lain lain.

2) Penggalian atau pemotongan tanah pada kaki lereng

3) Penggalian yang mempertajam kemiringan lereng

4) Perubahan posisi muka air secara cepat (rapid drawdown) pada

bendungan, sungai, dan lain lain.

5) Kenaikan tekanan lateral oleh air (air yang mengisi retakan akan

mendorong tanah ke arah lateral)

6) Penurunan tahanan geser tanah pembentuk lereng akibat kenaikan

kadar air, kenaikan tekanan air pori, tekanan rembesan oleh genangan

air di dalam tanah, tanah pada lereng mengandung lempung yang

mudah kembang susut dan lain lain

7) Getaran atau gempa bumi

Menurut Sitorus (1998) penyebab terjadinya bencana longsorlahan

secara umum dapat dibedakan atas 3, yakni :

1) Kondisi alam yang bersifat statis, seperti kondisi geografi, topografi,

dan karakteristik sungai

2) Peristiwa alam yang bersifat dinamis, seperti perubahan iklim global,

pasang surut, land subsidence, sedimentasi, dan sebagainya

3) Aktivitas sosial ekonomi manusia yang sangat dinamis, seperti

deforestasi (penggundulan hutan), konversi lahan pada kawasan

lindung, pemanfaatan sempadan sungai / saluran untuk perumahan,

pemanfaatan wilayah retensi banjir, perilaku masyarakat, keterbatasan

prasarana dan sarana pengendali banjir dan sebagainya.

Sedangkan menurut Arsyad (2010) suatu daerah akan terjadi

longsorlahan jika :

Page 13: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

1) Lereng yang cukup curam

2) Terdapat lapisan d bawah permukaan tanah yang kedap air dan lunak

3) Terdapat cukup air dalam tanah sehingga lapisan tanah tepat diatas

lapisan kedap air tadi menjadi jenuh

Menurut Pedoman Umum Budidaya Pertanian di Lahan

Pegunungan (2006), yaitu mempengaruhi terjadinya longsor dibagi dua

yaitu faktor alam dan faktor manusia. Pemaparannya adalah sebagai

berikut :

1) Faktor Alam

a) Iklim

Besarnya tingkat curah hujan merupakan bagian dari unsur

iklim yang memiliki peranan besar dalam kejadian longsor. Air

hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah dan menjadikan tanah

jenuh menentukan terjadinya longsor. Intensitas hujan

menentukan besar kecilnya erosi, sedangkan longsor ditentukan

oleh kondisi jenuh tanah akibat air hujan dan keruntuhan gesekan

bidang luncur.

b) Tanah

Setiap jenis tanah memiliki kepekaan terhadap longsor

yang berbeda. Solum, tekstur dan struktur tanah menentukan

besar kecilnya air limpasan permukaan dan laju penjenuhan

tanah oleh air. Pada tanah yang memiliki kedalaman (solum) >

90 cm cenderung berstruktur gembur dengan penutup lahan

rapat, sebagian air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya

sebagian kecil yang menjadi air limpasan permukaan.

Sebaliknya, pada tanah yang memiliki kedalaman dangkal,

struktur cenderung padat dan penutup lahan kurang rapat

sehingga sebagian kecil air hujan yang terinfiltrasi dan sebagian

besar menjadi aliran permukaan.

Sifat bahan induk tanah ditentukan oleh asal batuan dan

komposisi mineralogi yang berpengaruh terhadap kepekaan

Page 14: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

longsor. Di daerah pegunungan, bahan induk tanah di dominasi

oleh batuan kokoh dari batuan vulkanik, sedimen dan

metamorfik. Tanah yang terbentuk dari batuan sedimen, terutama

batu liat, batu liat berkapur dan batu kapur relatif peka terhadap

longsor. Sedangkan batuan vulkanik umumnya tahan terhadap

longsor. Salah satu ciri lahan yang peka terhadap longsor adalah

adanya rekahan tanah selebar lebih dari 2 cm sampai 5 cm saat

terjadi musim kemarau. Tanah tersebut memiliki sifat

mengembang pada kondisi basah dan mengkerut pada saat

kering, yang dipengaruhi oleh tingginya mineral liat tipe 2:1

seperti yang dijumpai pada tanah grumusol. Pada kedalaman

tertentu dari tanah Podsolik atau Mediteran terdapat akumulasi

liat yang berfungsi sebagai bidang luncur pada saat terjadi

longsor.

Longsor sering terjadi di wilayah berbukit dan bergunung,

terutama pada tanah berpasir (Regosol), Andosol (Andisols),

tanah dangkal berbatu (Litosols atau Entisols), dan tanah dagkal

berkapur (Renzina atau Mollisols), di wilayah bergelombang

terutama pada tanah Podsolik (Ultisols), Mediteran (Alfisols),

dan Grumusol (Vertisols) yang terbentuk dari batuan induk batu

liat yang tinggi, sehingga pengelolaan lahan yang disertai oleh

tindakan konservasi sangat diperlukan.

c) Ketinggian

Lahan pegunungan berdasarkan ketinggian dibedakan atas

dataran medium (350 700 m dpl) dan dataran tinggi (>700 m

dpl). Ketinggian berhubungan erat dengan jenis komoditas yang

sesuai untuk mempertahankan kelestarian lingkungan. Badan

Pertahanan Nasional menetapkan lahan pada ketinggian diatas

1000 m dpl dan lereng >45 % sebagai kawasan usaha terbatas

dan diutamakan sebagai kawasan hutan lindung. Sementara

Page 15: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Departemen Kehutanan menetapkan lahan dengan ketinggian >

2000 m dpl dan atau lereng >40% sebagai kawasan lindung.

d) Lereng

Lereng atau kemiringan lahan adalah salah satu faktor

pemicu terjadinya longsor di lahan pegunungan. Semakin curam

lereng semakin besar pula volume dan kecepatan aliran

permukaan yang berpotensi menyebabkan longsor. Selain

kecuraman, panjang lereng juga menentukan besarnya longsor.

Semakin panjang lereng, longsor yang terjadi semakin besar.

Besaran kemiringan lereng dapat diukur menggunakan

clinometers, abney level atau theodolit.

Menurut Departemen Kehutanan, klasifikasi kelas lereng

adalah kategori datar dengan <8%, kategori landai termasuk

kelas 8 15%, kategori agak curam klasifikasinya 16 25%,

untuk curam, klasifikasinya adalah 26 - 40%, untuk sangat

curam, klasifikasinya adalah 40%.

2) Faktor Manusia

Faktor manusia yang dimaksud adalah semua tindakan

manusia yang dapat mempercepat terjadinya longsor. Tindakan

manusia yang dapat menyebabkan longsor antara lain :

a) Penggundulan hutan akan mengurangi resapan air hujan

sehingga akan memperbesar aliran permukaan. Aliran

permukaan merupakan pemicu terjadinya longsor dengan

mekanisme yang berbeda.

b) Teknik konservasi pada lahan pertanian yang kurang tepat

sehingga memicu terjadinya longsor

c) Penambangan pasir yang tidak terklasifikasi berdasarkan

konteks rencana tata ruang wilayah

d) Areal pertambangan yang tidak memperhatikan etika

lingkungan

Page 16: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Penilaian kerusakan dan Kerugian Longsorlahan

Berdasarkan Perencanaan dan Pengendalian Penanganan Bencana (P3B)

BAPPENAS, Kerusakan (dampak langsung) merupakan dampak terhadap

asset, saham, properti yang dinilai dengan harga unit penggantian (bukan

rekonstruksi) yang disepakati. Perkiraan itu harus memperhitungkan tingkat

kerusakan (apakah asset masih bisa dipulihkan/diperbaiki, atau sudah sama

sekali hancur). Sedangkan Kerugian (dampak tidak langsung) merupakan

proyeksi hambatan produktivitas akibat asset yang rusak / hilang akibat

bencana, seperti potensi pendapatan yang berkurang, pengeluaran yang

bertambah dan lain lain selama beberapa waktu hingga aset dipulihkan

berdasarkan nilai saat ini.

Penilaian Kerusakan dan Kerugian (Damage and Loss Assessment/DLA)

pernah dilakukan untuk menilai kerusakan dan kerugian pasca bencana tsunami

di Aceh pada akhir tahun 2004, pascabencana banjir awal februari 2007

diwilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dan

pasca bencana gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Mei 2006

yang lalu dengan menggunakan metode ECLAC (UN-Economic Commission

for Latin America and Caribbean, atau Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika

Latin dan Negara-Negara Karibia) yang sudah umum digunakan untuk menilai

dampak pasca berbagai bencana secara internasional.

Sedangkan untuk wilayah yang lebih sempit, seperti kecamatan

digunakan penilaian kerusakan dan kerugian untuk penggunaan lahan yang ada

di wilayah yang bersangkutan, seperti permukiman, sawah, kebun, tegalan, dan

hutan.

Ada pun tujuan dari penilaian kerusakan dan kerugian ini adalah untuk :

a. Menilai kerusakan yang terjadi pada prasarana dan sarana publik dan

nonpublik;

b. Menilai kerugian yang terjadi dan dampaknya terhadap masyarakat, daerah

dan negara;

Page 17: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. Menilai pengaruh kerusakan terhadap penyelenggaraan pelayanan umum,

sekaligus mengantisipasi resiko terjadinya konflik, pelanggaran hukum

dan ketertiban masyarakat diwilayah pascabencana

d. Memobilisasi sumberdaya (manusia, peralatan, pendanaan dan lain lain)

untuk mempercepat upaya pemulihan

Manfaat dari perkiraan dampak pascabencana pada dasarnya adalah untuk:

a. Bahan masukan kebijakan program rekonstruksi

b. Bahan masukan bagi kebijakan pemulihan sosial dan ekonomi

c. Tolok ukur pemantauan kegiatan pemulihan pascabencana

d. Bahan masukan bagi manajemen resiko bencana

Hal hal yang perlu dipahami dan sangat mendasar dalam menyusun

penilaian kerusakan dan kerugian adalah :

a. What : Apa yang rusak?

b. Why : Apa akibatnya bagi daerah yang terkena bencana?

c. When : Kapan saat yang tepat untuk mengumpulkan data kerusakan?

d. Who : Siapa yang disebut sumber yang sah?

e. Where : Dimana titik kerusakan yang terjadi?

f. How : Bagaimana mengkoordinasikan proses selanjutnya dalam

penilaian kerusakan dan kerugian?

Data primer yang perlu dikumpulkan adalah data sektor tiap penggunaan

lahan berdasarkan pengelompokkan di bawah ini yag telah disesuaikan dengan

kondisi setempat

Page 18: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tabel 2.2 Data Primer yang Perlu dikumpulkan

No Sektor tiap

Penggunaan lahan

Keterangan

1 Permukiman/Perumahan Jumlah rumah rusak sesuai dengan tingkat

kerusakannya (rusak berat, rusak sedang,

rusak ringan)

2 Pertanian/Persawahan Kerusakan lahan pertanian dan kerugian

hasil pertanian berupa padi per hektar

masing masing wilayah yang berpotensi

longsor

3 Perkebunan Kerusakan lahan perkebunan dan kerugian

tanaman hasil perkebunan yang ada seperti

kelapa, cengkeh, tembakau, kopi, mlinjo,

lada, empon empon per hektar

4 Tegalan Kerusakan lahan tegalan dan kerugian

tanaman,khususnya tanaman palawija yang

ada seperti kacang, jagung, singkong, dll

5 Hutan Kerusakan lahan hutan dan kerugian

tanaman / kayu yang ditanam di hutan baik

hutan rakyat maupun milik pemerintah

(Sumber : Badan Penyuluhan Pertanian, Kecamatan Karanggayam 2011)

Berikut asumsi yang digunakan di dalam menganalisis kerusakan dan

kerugian akibat longsorlahan berdasarkan Perencanaan dan Pengendalian

Penanganan Bencana BAPPENAS (2008) , dengan modifikasi :

a. Sektor Permukiman

Rumah adalah milik perorangan. Nilai kerugian prasarana

permukiman dihitung berdasarkan rumus berikut :

..................... (1)

Nilai Kerugian Permukiman = Jumlah rumah

yang rusak x nilai (harga) kerusakan

Page 19: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Asumsinya :

1) Nilai kerugian karena rusak total (berat) sekitar Rp 20 juta per rumah

2) Nilai kerugian karena rusak sedang sekitar Rp 10 juta per rumah

3) Nilai kerugian karena rusak ringan sekitar Rp 2,5 juta per rumah

b. Sektor Pertanian

Tanaman pertanian yang dimaksud adalah padi.

Rumusnya :

..................... (2)

Asumsinya :

Luas lahan yang dihitung adalah luas lahan yang rusak ( m2 )

Hasil produksi yang dihitung adalah hasil produksi 1 kali

panen,pada saat terjadi longsorlahan (dalam satuan Ton)

c. Sektor Perkebunan

Tanaman perkebunan antara lain kelapa, cengkeh, tembakau, kopi,

mlinjo, lada, empon empon. Berikut adalah rumus menghitung nilai

kerugian sektor perkebunan :

..................... (3)

Asumsinya :

Luas lahan yang dihitung adalah luas lahan yang rusak ( m2 )

Hasil produksi yang dihitung adalah hasil produksi masing masing

tanaman pada saat terjadi longsorlahan (dalam satuan Kg)

d. Sektor Tegalan

Tanaman tegalan, khususnya tanaman palawija antara lain jagung,

singkong, kacang, dll. Berikut adalah rumus menghitung nilai kerugian :

Nilai kerugian pertanian = Luas lahan x hasil produksi x biaya produksi

Nilai kerugian perkebunan = luas lahan x

hasil produksi x biaya produksi

Page 20: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

..................... (4)

Asumsinya :

Luas lahan yang dihitung adalah luas lahan yang rusak ( m2 )

Hasil produksi yang dihitung adalah hasil produksi masing masing

tanaman pada saat terjadi longsorlahan (dalam satuan Kg)

e. Sektor Hutan Produksi

Kerusakan dan kerugian pada sektor hutan rumusnya adalah

..................... (5)

Asumsinya :

Luas lahan yang dihitung adalah luas lahan yang rusak ( m2 )

Hasil produksi yang dihitung adalah hasil produksi masing masing

tanaman pada saat terjadi longsorlahan (dalam satuan Ton)

4. Arahan Konservasi Lahan

Menurut Departemen Pertanian (2006), Konservasi tanah adalah cara

penggunaan tanah yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan

memperlakukannya sesuai dengan syarat syarat yang diperlukan agar tidak

terjadi kerusakan. Usaha konservasi tanah adalah usaha yang ditujukan untuk

(1) mencegah kerusakan tanah oleh erosi, (2) memperbaiki tanah yang

rusak,dan (3) memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar dapat

digunakan secara lestari.

Konservasi secara vegetatif adalah semua tindakan konservasi

menggunakan tumbuh tumbuhan (vegetasi), baik tanaman legum yang

menjalar, semak atau perdu, maupun pohon atau rumput rumputan serta

tumbuh tumbuhan lain, yang ditujukan untuk mengendalikan erosi dan

aliran permukaan (Departemen Pertanian, 2006). Di dalam penerapannya,

Nilai kerugian tegalan = luas lahan x hasil

produksi x biaya produksi

Nilai kerugian hutan produksi = luas lahan

x hasil produksi x biaya produksi

Page 21: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

petani biasanya memodifikasi sendiri teknik teknik konservasi sesuai

keinginan dan lingkungan ekosistemnya sehingga teknik konservasi semakin

berkembang di lapangan.

Konservasi secara mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanis yang

diberikan terhadap tanah, dan pembuatan bangunan konservasi yang ditujukan

untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, serta meningkatkan kelas

kemampuan lahan (Departemen Pertanian, 2006). Usaha mekanik yang

dilakukan antara lain 1) pembuatan saluran drainase (saluran pengelak, saluran

penangkap, saluran pembuangan), 2) pembuatan bangunan penahan material

longsor, 3) pembuatan bangunan penguat dinding/tebing atau pengaman

jurang, dan 4) pembuatan trap trap terasering.

Teknik teknik konservasi tanah secara vegetatif menurut Departemen

Pertanian (2006) antara lain sebagai berikut :

a. Rorak

Rorak merupakan lubang penampungan atau peresapan air, dibuat

di bidang olah atau saluran resapan. Pembuatan rorak bertujuan untuk

memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan menampung tanah yang

tererosi. Pada lahan kering beriklim kering, rorak berfungsi sebagai tempat

permanen air hujan dan aliran permukaan.

Gambar 2.9 Rorak dengan Teras Gulud

(Sumber: Menteri Pertanian,2006)

Page 22: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Budidaya Lorong

Budidaya lorong adalah sistem dimana tanaman semusim (pangan

dan sayuran) ditanam di lorong antara barisan tanaman pagar. Pangkasan

dari tanaman pagar digunakan sebagai mulsa yang dapat menyumbangkan

hara, terutama nitrogen bagi tanaman lorong.

Gambar 2.10 Budidaya Lorong

(Sumber: Menteri Pertanian,2006)

c. Pagar Hidup

Pagar hidup adalah sistem pertanaman yang memanfaatkan

tanaman sebagai pagar untuk melindungi tanaman pokok. Manfaat

tanaman pagar antara lain adalah melindungi lahan dari bahaya erosi baik

erosi air maupun angin. Tanaman pagar sebaiknya tanaman yang

mempunyai akar dalam dan kuat, menghasilkan nilai tambah bagi petani

baik dari hijauan, buah maupun dari kayu bakarnya.

Gambar 2.11 Pagar Hidup untuk Melindungi Tanaman Padi Gogo

(Sumber : Menteri Pertanian,2006)

Page 23: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

d. Strip Rumput

Teknik konservasi dengan strip rumput (grass strip) biasanya

menggunakan rumput yang didatangkan dari luar areal lahan, yang

dikelola dan sengaja ditanam secara strip menurut garis kontur untuk

mengurangi aliran permukaan dan sebagai sumber pakan ternak. Dalam

upaya lebih meningkatkan efektifitasnya dalam menahan erosi, strip

rumput dapat dikombinasikan dengan mulsa. Selain bertujuan untuk

menahan erosi, sistem ini juga efektif dalam mempertahankan kelengasan

tanah.

Gambar 2.12 Strip Rumput Gajah Sebagai Tanaman Penguat

(Sumber : Menteri Pertanian,2006)

e. Silvipastura

Sistem silvipastura sebenarnya adalah bentuk lain dari sistem

tumpang sari, tetapi yang ditanam di sela - sela tanaman tahunan bukan

tanaman pangan melainkan tanaman pakan ternak seperti rumput gajah

(Pennisetum purpureum), rumput raja (Penniseitumpurpoides), dan lain-

lain. Silvipastura umumnya berkembang di daerah yang mempunyai

banyak hewan ruminansia. Hasil kotoran hewan ternak tersebut dapat

dipergunakan sebagai pupuk kandang, sementara hasil hijauannya dapat

dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Sistem ini dapat dipakai untuk

mengembangkan peternakan sebagai komoditas unggulan di suatu daerah.

Page 24: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 2.13 Silvipastura

(Sumber : Menteri Pertanian,2006)

f. Tanaman Penutup Tahan

Tanaman penutup tanah (cover crop) adalah tanaman yang biasa

ditanam pada lahan kering dan dapat menutup seluruh permukaan tanah.

Tanaman yang dipilih sebagai tanaman penutup tanah umumnya tanaman

semusim / tahunan dari jenis legum yang mampu tumbuh dengan cepat,

tahan kekeringan,dapat memperbaiki sifat tanah (fisik, kimia, dan biologi)

dan menghasilkan umbi, buah, dan daun.

Gambar 2.14 Tanaman Penutup Lahan

(Sumber : Menteri Pertanian,2006)

Page 25: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Teknik teknik konservasi tanah secara teknik menurut Departemen

Pertanian (2006) antara lain sebagai berikut :

a. Teras Bangku

Teras bangku adalah teras yang dibuat dengan cara memotong

panjang lereng dan meratakan tanah di bagian bawahnya, sehingga

menjadi suatu bangunan yang berbentuk seperti tangga. Teras bangku atau

teras tangga dibuat dengan cara memotong panjang lereng dan meratakan

tanah di bagian bawahnya, sehingga terjadi deretan bangunan yang

berbentuk seperti tangga. Pada usaha tani lahan kering, fungsi utama teras

bangku adalah memperlambat aliran permukaan, menampung dan

menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak sampai

merusak, meningkatkan laju infiltrasi, dan mempermudah pengolahan

tanah.

Teras bangku dapat dibuat datar (bidang olah datar, membentuk sudut 00

dengan bidang horisontal), miring ke dalam dan miring keluar (bidang

olah miring ke arah lereng asli). Teras biasanya dibangun di ekosistem

lahan sawah tadah hujan, lahan tegalan, dan berbagai sistem wanatani.

Gambar 2.15 Teras Bangku

(Sumber: Menteri Pertanian,2006)

b. Teras Gulud

Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan saluran

air dibagian belakang gulud. Metode ini dikenal pula dengan istilah

Page 26: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

guludan bersaluran. Bagian bagian dari teras gulud terdiri atas guludan,

saluran air, dan bidang olah.

Gambar 2.16 Teras Gulud

(Sumber: Menteri Pertanian,2006)

c. Teras Individu

Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu

tanaman, terutama tanaman tahunan. Jenis teras ini biasa dibangun di areal

perkebunan atau pertanaman buah buahan.

Gambar 2.17 Teras Individu

(Sumber: Menteri Pertanian,2006)

d. Teras kebun

Teras kebun adalah jenis teras untuk tanaman tahunan, khususnya

tanaman perkebunan dan buah buahan. Teras dibuat dengan interval

yang bervariasi menurut jarak tanam. Pembuatan teras bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi penerapan teknik konservasi tanah, dan

Page 27: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

memfasilitasi pengelolaan lahan (land management facility), diantaranya

untuk fasilitas jalan kebun, dan penghematan tenaga kerja dalam

pemeliharaan kebun.

Gambar 2.18 Teras Kebun

(Sumber: Menteri Pertanian,2006)

Berikut adalah teknik pengendalian longsorlahan pada berbagai

penggunaan lahan dan tingkatan longsorlahan (Paimin,et al, 2006). Berikut

adalah Arahan Teknik Penanggulangan Bencana Tanah Longsor menurut

Paimin,et al, 2006 :

Tabel 2.3 Arahan Teknik Penanggulangan Bencana Tanah Longsor pada

berbagai Penggunaan Lahan dan Tingkatan Proses Longsor

Tingkat Longsor Penggunaan Lahan

Hutan Tegal Sawah Permukiman

Belum Longsor Vegetatif Vegetatif Teknik Teknik

&Vegetatif

Retakan / Rekahan Teknik

&Vegetatif

Teknik

&Vegetatif

Teknik Teknik

&Vegetatif

Longsor Teknik

&Vegetatif

Teknik

&Vegetatif

Teknik

&Vegetatif

Teknik

&Vegetatif

(Sumber : Paimin,et al, 2006 : 21)

Page 28: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Pemilihan upaya konservasi lahan pada setiap lahan berdasarkan

karakteristik lereng dan solum dengan pertimbangan erosi. Teras bangku tidak

dianjurkan pada tanah yang bersolum dangkal dengan kemiringan lereng

sangat terjal (>40%). Pada tanah yang dangkal disarankan membuat teras

gulud, budidaya lorong,atau pagar hidup. Berikut adalah pedoman pemilihan

konservasi lahan secara vegettaif dan mekanik

Tabel 2.4 Pedoman Pemilihan Konservasi Tanah secara Mekanik dan

Vegetatif

Lereng

(%)

Solum (cm)

>90 40 90 <40

15-25

TB, BL, PH, SP, PT,

RR, ST,

Proporsi tanaman

semusim maksimal 50%,

tanaman tahunan

minimal 50%

TB, TG, BL, PH, SP, PT,

RR, ST, Proporsi tanaman

semusim maksimal 50%,

tanaman tahunan minimal

50%

TG, BL, PH, SP, PT, RR,

ST, Proporsi tanaman

semusim maksimal 50%,

tanaman tahunan minimal

50%

Kode : A Kode : B Kode :C

25-40

TB, TG, BL, PH, PT,

Proporsi tanaman

semusim maksimal 25

%, tanaman tahunan

minimal 75%

TG, BL, PH, PT, Proporsi

tanaman semusim

maksimal 25%, tanaman

tahunan minimal 75%

TG, BL, TI, RR, PH, PT,

Proporsi tanaman

semusim maksimal 25%,

tanaman tahunan minimal

75%

Kode : D Kode :E Kode : F

>40

TI, TK, Proporsi

tanaman tahunan

minimal 100%

TI, TK, Proporsi tanaman

tahunan minimal 100%

TI, TK, Proporsi tanaman

tahunan minimal 100%

Kode :G

Keterangan : TB= Teras bangku, BL = Budidaya Lorong, TG = Teras Gulud,

TI = Teras Individu, RR = Rorak, TK = Teras Kebun, PH =

Pagar Hidup, ST = Strip Rumput / Tahunan Alami, SP =

Silvipastura, PT = Tanaman Penutup Tanah.

Kode menunjukkan kode simbol konservasi pada Peta Arahan Konservasi

Lahan. Pada satuan lahan <15% tidak dilakukan arahan konservasi lahan.

(Sumber : Menteri Pertanian, 2006:19)

Page 29: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

5. Sistem Informasi Geografis

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, dikembangkan pula

teknik manajemen data yang sangat membantu pekerjaan penafsir, yakni

Sistem Informasi Geografis (SIG). Menurut Badan Informasi Geospasial

(BIG) mendefinisikan SIG sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat

keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personel yang didesain

untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis

dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi

Semakin berkembangnya teknologi komputer, peta-peta untuk keperluan

perencanaan dan evaluasi tidak lagi dikerjakan secara manual, tetapi

dikerjakan secara digital dengan berbagai software SIG, dengan tingkat

ketelitian yang cukup tinggi, seperti Arcview. Menurut Badan Informasi

Geospasial, SIG (Sistem Informasi Geospasial) menyediakan sejumlah fasilitas

untuk menyimpan, mengakses, dan memanipulasi data penginderaan jauh,

informasi untuk sains, komersial, dan informasi yang berorientasi kebijakan.

SIG memiliki fasilitas untuk membuat dan memodifikasi peta, mengukur,

memonitor, membuat pemodelan, manajemen data, serta menganalisis

informasi keruangan, spektral dan temporal. Informasi data SIG ini dapat

digunakan sebagai input dalam proses pembuatan keputusan pada disiplin ilmu

yang berkaitan dengan kebumian. Tanpa bantuan SIG, pengolahan data yang

jenis dan jumlahnya besar akan sangat rumit dan menyita banyak waktu,

dengan hasil yang belum tentu akurat.

6. Satuan Lahan

Menurut Sitorus, (1998: 93), satuan lahan adalah kelompok lokasi yang

berhubungan, dengan bentuklahan tertentu dalam sistem lahan dan seluruh

satuan lahan yang sama dan mempunyai asosiasi lokasi yang sama. Sedangkan

menurut Hadi (2012), satuan lahan merupakan kumpulan informasi yang

menggambarkan perbedaan dan persamaan karakter suatu wilayah satu dengan

yang lain. Dalam penelitian ini satuan lahan berperan sebagai unit analisis.

Satuan lahan yang digunakan adalah satuan lahan di Kecamatan Karanggayam

Page 30: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Kabupaten Kebumen yang diperoleh dengan cara menumpangsusunkan

(overlay) Peta Geologi, Peta Macam Tanah, Peta Lereng, dan Peta Penggunaan

Lahan. Setiap satuan lahan dilakukan pengenalan sifat morfologi tanah dan

karakteristik lingkungan fisik dengan menggunakan data primer dan data

sekunder. Data data tersebut meliputi tekstur tanah, permeabilitas tanah,

kedalaman tanah, riwayat longsor, kerusakan dan kerugian longsor, data erosi,

lereng, geologi, penggunaan lahan, macam tanah, curah hujan, dan pelapukan

batuan.

7. Bahan Ajar

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20,

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut National Centre for

Competency Based Training (2007) dalam Prastowo (2012: 16) bahan ajar

adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau

infrastruktur dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Menurut Pannen

(2001) dalam Prastowo (2012: 17), bahan ajar adalah bahan bahan atau materi

pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta

didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar menurut bentuknya dibedakan

menjadi empat macam yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar

pandang dengar, bahan ajar interaktif.

8. Penelitian Yang Relevan

Kuswaji Dwi Priyono (2006) melakukan penelitian dengan judul

tingkat bahaya longsor tanah serta mengidentifikasi karakteristik longsoran di

daerah penelitian dan membuat peta agihan tingkat bahaya longsor tanah di

daerah penelitian.

Metode yang digunakan yaitu metode survey dengan analisis Sistem

Informasi Geografis.

Page 31: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Hasil yang diperoleh yaitu : Daerah penelitian terdapat 9 satuan

bentuklahan dengan 5 tingkat bahaya longsor tanah, yaitu 1) Tingkat bahaya

longsor tanah sangat rendah dengan tipe longsoran yang dominan rayapan

terdapat pada satuan bentuklahan. Dataran fluvial gunungapi tertoreh sangat

ringan (V8.SR) seluas 8.655 ha (16,65% luas seluruh daerah penelitian)

menyebar di desa Banjarkulon; 2) Tingkat bahaya longsor tanah rendah dengan

tipe longsoran dominan rayapan, terdapat pada satuan bentuklahan dataran

gunungapi tertoreh rendah (V13.K) seluas 3.969 ha (7,63%) yang menyebar di

desa Sigebog; 3) Tingkat bahaya longsor tanah sedang dengan tipe longsoran

yang dominan adalah nendatan, terdapat pada satuan bentuklahan lereng

gunungapi tertoreh ringan (V19.S) di desa Rejasari seluas 17.093 ha (32,86%)

dan lereng gunungapi tertoreh ringan (V19.R) di desa Sijenggung seluas 2.063

ha (3,97%); 4) Tingkat bahaya longsor tanah tinggi dengan tipe longsoran

slide/longsor terdapat pada satuan bentuklahan lereng pegunungan gunungapi

tertoreh berat (V19.B) di desa Kendaga seluas 11.273 ha (21,68%) dan satuan

bentuklahan. Pegunungan sumbat tertoreh berat (V21.B) di desa Prendegan

seluas 1.938 ha (3,73%); 5) Tingkat bahaya longsor tanah sangat tinggi dengan

tipe longsoran longsor dan jatuhan terdapat pada satuan bentuklahan.

Pegunungan intrusi dike tertoreh sangat berat (V24.SB) di desa Sijeruk seluas

4.008 ha (7,71%) dan satuan bentuklahan pegunungan intrusi dike tertoreh

berat (V24.B di desa Kesenet seluas 2.609 ha (5,02%).

Deny Asih Maulina (2009) melakukan penelitian dengan judul

terdapat di Kecamatan Cepogo dan mengetahui agihan tingkat kerawanan

longsor di Kecamatan Cepogo. Metode yang digunakan yaitu metode observasi

lapangan dan analisis data primer dan sekunder.

Hasil yang diperoleh yaitu : 1). Tipe longsoran di Kecamatan Cepogo

terdiri dari dua tipe yaitu nendatan tanah (slump) dan tipe runtuhan material

campuran (debris fall); 2). Tingkat kerawanan longsorlahan di Kecamatan

Cepogo terdiri dari tiga kelas kerawanan dengan agihan sebagai berikut : a).

Page 32: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kelas I merupakan kelas yang paling tinggi berpotensi rawan longsorlahan

dengan luas daerah kerawanan 1.386,76 Ha atau 25,43 % dari luas seluruh

daerah penelitian; b). Kelas II merupakan kelas yang tinggi berpotensi rawan

longsorlahan dengan luas 3.386,39 Ha atau 61,63 % dari luas seluruh daerah

penelitian; c). Kelas III merupakan kelas yang cukup tinggi berpotensi rawan

terhadap longsorlahan dengan luas 641 Ha atau 11,76 % dari luas seluruh

daerah penelitian.

Intan Fatmasari (2009) melakukan

Risiko Longsor dan Arahan Konservasi Lahan DAS Grindulu Hulu Kabupaten

Pacitan dan Ponorogo Tahu

mengetahui Tingkat Bahaya Longsor ( TBL ) dan karakteristik tipe longsor di

DAS Grindulu Hulu, tingkat kerentanan dan resiko longsor di DAS Grindulu

Hulu dan arahan konservasi lahan di DAS Grindulu Hulu. Metode yang

digunakan yaitu metode Deskriptif Spasial.

Hasil yang diperoleh yaitu : Tipe longsoran nendatan berada pada

morfologi bergelombang yang berada pada kelas TBL rendah hingga sedang,

Tipe Longsoran Runtuhan Material Campuran berada pada morfologi

bergelombang hingga berbukit. Tipe longsoran Jatuhan Batu berada pada

morfologi bergunung. Di DAS Grindulu Hulu terdapat 32 arahan konservasi

lahan dengan 4 prioritas penanganan. Arahan konservasi lahan pada prioritas

penanganan III memiliki luasan tertinggi dan arahan konservasi lahan pada

prioritas penanganan II memiliki luasan terendah.

Dwi Ninayaroh (2014)

Potensi, Penilaian Kerusakan dan Kerugian Longsorlahan serta Arahan

Konservasi Lahan di Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen Tahun

longsorlahan, penilaian kerusakan dan kerugian longsorlahan, serta arahan

konservasi lahan di Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen Tahun

2014. Metode yang digunakan adalah metode survey deskriptif kualitatif denga

pendekatan keruangan.

Page 33: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

B. Kerangka Berfikir

Kecamatan Karanggayam adalah salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Kebumen yang terletak pada ketinggian 42 537 meter di atas

permukaan laut (mdpl). Secara administrasi, Kecamatan Karanggayam memiliki

batas batas wilayah, yaitu sebelah utara (Kabupaten Banjarnegara), sebelah

timur (Kecamatan Karangsambung), sebelah selatan (Kecamatan Karanganyar),

dan sebelah barat (Kecamatan Sempor). Jumlah penduduk Kecamatan

Karanggayam tahun 2012 adalah 53.884 jiwa. Jumlah desa yang ada adalah 19

desa, yaitu Desa Karanggayam, Kajoran, Karangtengah, Karangmaja, Penimbun,

Kalirejo, Pagebangan, Clapar, Logandu, Karangrejo, Kebakalan, Wonotirto,

Kalibening, Gunungsari, Ginandong, Binangun, Glontor, Selogiri dan Giritirto.

Sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Kecamatan

Karanggayam mempunyai topografi yang berbukit, sisanya bergelombang dan

datar dengan macam tanah podzolik merah kekuningan dan latosol merah

kekuningan dengan curah hujan sedang dengan rata rata adalah 2199 mm/th.

Dengan kondisi geografis tersebut, mengakibatkan di Kecamatan Karanggayam

sangat berpotensi terjadi longsorlahan.

Longsorlahan merupakan salah satu bencana alam atau permasalahan

lingkungan yang terjadi di Kecamatan Karanggayam. Faktor yang menyebabkan

terjadinya longsorlahan antara lain adalah faktor fisik dan juga faktor sosial.

Faktor fisik meliputi kemiringan lereng, macam tanah, curah hujan, penggunaan

lahan, geologi, permeabilitas tanah, tekstur tanah, pelapukan batuan dan

kedalaman tanah yang ada di Kecamatan Karanggayam. Sedangkan faktor sosial

meliputi aktivitas manusia terhadap pengelolaan sumberdaya alam yang ada dan

mata pencaharian penduduk di Kecamatan Karanggayam.

Masing masing satuan lahan mempunyai potensi longsorlahan yang

berbeda, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Untuk

mengetahui potensi tidaknya suatu satuan lahan terhadap longsorlahan digunakan

perhitungan skoring pada paramater yang digunakan untuk menentukan

Page 37: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

longsorlahan. Hasil yang diperoleh adalah potensi longsorlahan sudah terjadi dan

potensi longsorlahan yang belum terjadi.

Setelah diketahui berpotensi tidaknya terhadap longsorlahan selanjutnya

adalah melakukan penilaian kerusakan dan kerugian akibat longsorlahan terhadap

satuan lahan yang sudah mengalami longsorlahan. Dari penilaian kerusakan dan

kerugian tersebut maka dapat diperoleh hasil apakah tingkat kerusakan dan

kerugian yang terjadi ringan, sedang, atau berat. Sehingga nantinya dapat

dilakukan arahan konservasi lahan pada tiap satuan lahan yang berpotensi

longsorlahan.

Page 38: SKRIPSI NINA FULL - · PDF filekerugian harta benda, ... seperti kehilangan jiwa, luka di badan, kesengsaraan, gangguan kesehatan, ... massa yang berupa tanah longsor terjadi akibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 2.19 Kerangka Pemikiran

Kecamatan Karanggayam

Kabupaten Kebumen

Mengalami suatu permasalahan lingkungan akibat dari ketidakseimbangan antara

lingkungan dengan aktivitas manusianya

Faktor Fisik

Faktor Sosial

Kejadian Longsorlahan di Kecamatan Karanggayam

Potensi longsorlahan

Longsorlahan yang sudah terjadi

Penilaian Kerusakan dan Kerugian Akibat

Longsorlahan

Sedang Ringan

Arahan Konservasi Lahan

SangatRendah

Sedang Sangat Tinggi

Keterangan :

: tidak dilakukan arahan konservasi lahan karena potensi longsorlahan sangat rendah dan hampir tidak berpotensi

Berat

Tinggi Rendah

Implementasi untuk Pengayaan Suplemen Bahan Ajar

Geografi pada Siswa SMA Kelas X