kebahagiaan dan kesengsaraan menurut nurcholish...

84
KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH MADJID Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Oleh: Syarifuddin NIM: 11150331000001 PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 04-Oct-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH

MADJID

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Syarifuddin

NIM: 11150331000001

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,
Page 3: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,
Page 4: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,
Page 5: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

أ

Tidak dilambangkan

b be ب

t te ت

ts te dan es ث

j je ج

h ha dengan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sy es dan ye ش

es dengan garis di bawah ص

d de dengan garis di bawah ض

te dengan garis di bawah ط

zet dengan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap kanan ع

gh ge dan ha غ

f ef ف

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ه

apostrof ء

y ye ي

Vokal Panjang

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

ā a dengan topi di atas أ

ī i dengan topi di atas إي

ū u dengan topi di atas أو

Page 6: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

v

ABSTRAK

Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish

Madjid, selain sosial, politik, ekonomi, negara, dan lain-lain, yang dibangun dari

pemikiran etika Islamnya. Ia merasa perlu adanya rekonstruksi pemahaman

mengenai makna kebahagiaan dan kesengsaraan itu sendiri, yang merupakan

tujuan utama dari perjalanan hidup manusia. Karena di zaman modern ini, makna

kebahagiaan mulai menyimpang dari yang sebenarnya. Gaya hidup yang

konsumtif dan bendawi dianggap sebagai kebahagiaan yang sejati.

Kebahagiaan dan kesengsaraan menurut Nurcholish Madjid bukanlah

pengalaman jasmani dan hal yang bersifat bendawi, melainkan pengalaman rohani

atau keadaan psikologis. Negasi dan afirmasi dalam syahadat pertama menjadi

metode yang dikonsepkan Nurcholish Madjid dalam menuju kebahagiaan yang

sejati. Nurcholish Madjid menggunakan multipendekatan dalam merumuskan

konsep-konsepnya. Meskipun demikian, sumber utamanya adalah tetap al-Qur‟an.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini didasarkan pada riset pustaka

(library research). Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber

literatur perpustakaan. Data yang terkumpul selanjutnya diolah dengan

menggunakan metode anilisis deskriptif, di mana pandangan-pandangan

Nurcholish Madjid tentang kebahagiaan dan kesengsaraan dijabarkan terlebih

dahulu secara objektif untuk kemudian dianalisis. Data yang telah dideskripsikan

dan dianalisis lalu disajikan menggunakan teknik penulisan berdasarkan pada

buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), Jakarta:

Ceqda, 2007.

Hasil penelitian ini berupa tulisan yang menjelaskan bahwa metode negasi

dan afirmasi merupakan metode yang mengarahkan manusia tidak hanya berbuat

baik dalam aspek dengan Tuhannya, melainkan juga dalam aspek sosialnya.

Menjalin hubungan baik terhadap aspek sosialnya dan usaha terus-menerus

menempuh jalan Allah sambil harap-harap cemas merupakan kebahagiaan sejati.

Sedangkan berbuat buruk terhadap aspek sosial dan berhenti usaha menempuh

jalan Allah dikarenakan merasa mengetahui Sang Kebenaran merupakan

kesengsaraan yang pasti.

Kata kunci: Kebahagiaan, Kesengsaraan, Negasi, Afirmasi.

Page 7: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan

semesta alam, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelasaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “KEBAHAGIAAN

DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH MADJID” dengan lancar.

Sholawat dan salam semoga tetap kepada nabi Muhammad SAW, beserta

keluarganya dan sahabatnya.

Skripsi ini sebagai tugas akhir dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Agama (S. Ag) pada program studi Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas

Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi

ini selesai berkat bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis merasa perlu menyampaikan ucapan terima kasih yang

mendalam terutama kepada:

1. Bapak Drs. Agus Darmaji, M. Fils. selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia membimbing dan memberikan waktunya kepada penulis.

2. Ibu Dra. Tien Rohmatin, MA. selaku ketua prodi Aqidah dan Filsafat Islam

sekaligus dosen penasihat akademik. Juga Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.

Pd. Selaku sekretaris prodi Aqidah dan Filsafat Islam.

3. Kedua orang tua penuli , Ibu Mu‟dimah dan Bapak Su‟ied yang tak henti-

hentinya mendoakan, memberi semangat, menjadi pendengar yang baik, dan

yang pertama mengulurkan tangannya di saat terjatuh. Juga kepada adik

penulis, Lugi, yang selalu antusias menanyakan kapan wisuda.

Page 8: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,
Page 9: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 9

D. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 10

E. Metode Penelitian ................................................................................ 11

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 13

BAB II BIOGRAFI NURCHOLISH MADJID

A. Latar Belakang Keluarga ..................................................................... 15

B. Riwayat Pendidikan............................................................................. 23

C. Karya-Karya ........................................................................................ 32

D. Kiprah dan Wafat ................................................................................ 36

BAB III KONSEP KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN

A. Definisi Kebahagiaan dan Kesengsaraan ............................................ 41

B. Menurut Filsafat Islam ........................................................................ 42

C. Menurut Tasawuf ................................................................................ 46

D. Aliran dalam Etika Islam..................................................................... 48

BAB IV KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT

NURCHOLISH MADJID

A. Kebahagiaan dan Kesengsaraan: Jasmani atau Rohani? ..................... 52

B. Pembebasan ......................................................................................... 61

C. Tanyalah Jalan ( l l-an) ............................................................... 63

D. Corak Etika Kebahagiaan Nurcholish Madjid .................................... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................... 71

B. Saran .................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73

Page 10: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memperjuangkan hidup karena mempunyai tujuan di dalamnya,

entah itu tujuannya bersifat personal maupun kelompok. Tak dapat dipungkiri

bahwa tujuan itu secara substansial adalah untuk memperoleh kebahagiaan (

dah) dan sebisa mungkin menghindari kesengsaraan ( wah). Kita selalu

mendengar adagium yang sering diucapkan orang bahwa hidup itu tidaklah

mudah, sebab tidak semua keinginan kita terwujud, atau hidup itu sendiri berjalan

tidak seperti yang diinginkan. Hal ini menjadikan kebahagiaan dan kesengsaraan

menjadi suatu hal yang harus diperjuangkan. Ia menjadi cita-cita dari upaya yang

dilakukan manusia setiap harinya.1

Secara umum, kebahagiaan adalah suatu keadaan dimana perasaan merasa

terbebas dari hal-hal yang dibebani dan ditakuti. Sedangkan kesengsaraan adalah

sebaliknya, suatu keadaan di mana ia ma ih berada dalam „lingkaran‟ beban dan

ketakutan-ketakutan. Karena masalah kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan

masalah kemanusiaan yang paling hakiki maka bukan hal yang tabu jika semua

ajaran baik yang bersifat keagamaan maupun yang bersifat keduniaan semata

membicarakan masalah itu. Ajaran-ajaran itu menjanjikan kebahagiaan bagi

pengikutnya dan mengancam para penentangnya dengan kesengsaraan. Gambaran

tentang wujud kebahagiaan dan kesengsaraan itu beraneka ragam. Namun semua

1 Nurcholish Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Cet. IV (Jakarta: Paramadina, 1996), h.

214.

Page 11: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

2

ajaran dan ideologi selalu mengatakan bahwa kebahagiaan yang dijanjikannya

atau kesengsaraan yang diancamnya adalah sejati atau abadi.2

Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk senantiasa mencari dan terus

mengejar kebahagiaan. Ketika kebahagiaan dicapai maka otomatis akan jauh dari

kesengsaraan. Islam mengharuskan kepada pemeluknya untuk mengimani adanya

surga dan neraka, dimana hal itu merupakan tempat terakhir dari hirarki

kehidupan manusia, mulai dari alam dunia, alam kubur, hingga alam akhirat.

Meskipun banyak muncul penafsiran mengenai surga dan neraka yang berbeda-

beda, semuanya berkeyakinan surga sebagai tempat seluruh kebahagiaan dan

neraka sebagai tempat yang penuh dengan kesengsaraan.

Dalam kehidupan modern saat ini, manusia menghadapi berbagai persoalan

makna dan tujuan hidup. Diantaranya adalah tekanan yang berlebihan kepada segi

material kehidupan. Kemajuan dan kecanggihan teknologi menggiring kepada

pola pikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat praktis dan

lahiriyah saja. Bahagia dalam kosa kata manusia modern hampir-hampir identik

hanya dengan keberhasilan atau tercapainya angan-angan dalam kehidupan

material, meskipun hampir semuanya sepakat bahwa tidak ada kaitan atau bentuk

hubungan yang mantap antara kebahagiaan dan kesengsaraan dengan keadaan

kaya atau miskin.3 Ukuran bahagia dan tidaknya kebanyakan terbatas hanya

kepada seberapa jauh ia bersangkutan menampilkan dirinya secara lahiriyah,

dalam kehidupan material.

2 Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, dalam Budhy

Munawar-Rachman, ed., Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah, Cet. II (Jakarta: Yayasan Paramadina, 1995), h. 103.

3 Nurcholish Madjid, Islam Kerakyatan dan Keindonesiaan (Jakarta: Mizan, 2013), h. 44.

Page 12: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

3

Hendaknya tidak terjadi salah paham, agama Islam sangat menghargai kerja

keras dan kekayaan material sehingga seorang yang beriman menjadi lebih kuat.4

Yang dikhawatirkan di atas adalah gaya hidup kebendaan yang berlebihan. Karena

potensi ke arah yang salah itu selalu ada pada manusia modern. Upaya untuk

mengejar kekayaan material begitu rupa menguasai hidup manusia modern

sehingga terkecoh oleh kehidupan fana dan rendah di dunia ini, dan melupakan

kehidupan yang lebih tinggi yaitu akhirat. Maksud yang di ebut dengan “terkecoh

dengan kehidupan rendah” adalah kurang lebih juga eperti apa yang di ebut oleh

ahli kontemporer ebagai gejala “kepanikan epi temologi ” akibat peni bian yang

berlebihan dalam pandangan hidup. Seperti di Eropa, misalnya, kini memang

sedang mengalami kepanikan tentang pengetahuan dan makna, yang kedua-

duanya itu merupakan persoalan utama yang menjadi topik bahasan epistemologi

dalam filsafat. Hidup di bawah gelimang harta terdapat perasaan yang seringkali

merasakan putus asa. Perasaan takut karena tidak adanya makna, tidak tetapnya

pengetahuan, dan bingung terhadap apa yang sebenarnya ia ketahui atau bahkan

apakah ia memang tahu. Segala hal tentang kemodernan membuat jiwa tak

menemukan makna kebahagiaan yang sejati. Makna hidup dan gempuran

pengetahuan sama nisbinya.5

Di negara maju, banyak terjadi kasus bunuh diri. Dibandingkan dengan

negara-negara lain justru negara yang paling maju yang menempati posisi

4 Sebuah hadis Nabi menyebutkan bahwa Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai

Allah dari pada Mukmin yang lemah, tetapi pada keduanya ada kebaikan. Mukmin dianjurkan untuk bersungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang bermanfaat baginya, dan mintalah tolong pada Allah dalam segala urusan. Lihat di https://almanhaj.or.id/3841-mukmin-yang-kuat-lebih-baik-dan-lebih-dicintai-oleh-allah-subhanahu-wa-taala.html /diakses pada 28 April 2019.

5Budhy Munawar-Rachman, ed., Karya Lengkap Nurcholish Madjid: Keislaman,

Keindonesiaan, dan Kemodernan (Jakarta: Nurcholish Madjid Society, 2019), h. 2432-2433.

Page 13: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

4

terbanyak kasus bunuh diri, seperti Rusia, Korea, Amerika Serikat, dan Jepang.6

Kosongnya jiwa akan makna hidup mempunyai dampak yang sangat besar dan

mendasar. Hal itu membuat sesorang tidak memiliki rasa harga diri yang kukuh

dan tidak siap dengan segala persoalan hidup yang dihadapi, dengan hidup yang

kadang tak sesuai dengan apa yang diimpikan. Sampai di sini kita mendapat

pemahaman bahwa penekanan hanya terhadap kehidupan material atau bersifat

duniawi tidak membawa manusia kepada kebahagiaan yang sejati.

Oleh karena itu, ajaran Islam dirasa sangat relevan dijadikan pegangan

terhadap kehidupan manusia modern. Di dalam Islam mengajarkan kebahagiaan

dan kesengsaraan yang bersifat jasmani dan ruhani atau duniawi dan ukhrawi,

namun tetap membedakan keduanya. Dalam Islam dianjurkan untuk mengejar

kebahagiaan di akhirat, namun juga tidak lupa atau mengabaikan kebahagiaan

hidup di dunia ini. Seperti dalam QS. Al-Qashash/28: 77.7

Sekarang, apa yang dimaksud dengan kebahagiaan yang sejati? Mungkin

salah satunya menurut manusia modern adalah satu hal yang mesti didukung oleh

pertimbangan akal (rasional). Namun tidak semuanya dapat diketahui melalui

pertimbangan akal, karena kebahagiaan tidak sepenuhnya hanya berada di dalam

dunia empirik. Boleh disebutkan bahwa kebahagiaan harus dicari dari sumber-

sumber yang berasal dari luar akal manusia, meskipun tidak boleh bertentangan

dengan akal itu sendiri.

Karena kebahagiaan tidak bisa sepenuhnya dicari melalui proses-proses

rasional maka pasti ada jalan lain yang kiranya bisa mengantarkan kepada jalan

6http://m.detik.com/news/berita/d-4391681/tingkat-bunuh-diri-indonesia-dibanding-

negara-negara-lain /diakses pada 27 April 2019. 7 Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 105-106.

Page 14: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

5

menuju kebahagiaan itu. Menurut Nurcholish Madjid, salah satunya adalah

melalui jalan “beribadat dan berfikir” yang berlanda kan dengan keimanan yang

kokoh dan benar. Beriman yang benar akan melapangkan jalan pikiran dan

mengarahkan kepada perbuatan yang benar pula.8

Beribadat dan berfikir merupakan satu kesatuan yang tak boleh dipisahkan.9

Di dalam al-Qur‟an terdapat banyak ayat yang menyuruh kita menggunakan akal

untuk berfikir, merenungkan, dan lain sebagainya. Dengan berfikir tersebut maka

kita dapat beriman atau manambah keimanan dalam praktik ibadat kita.

Manusia memerlukan teleskop untuk mengetahui wujud alam yang besar

ini, salah satunya seperti luar angkasa. Sedangkan untuk mengetahui benda-benda

yang kecil seperti bakteri dan amoeba, manusia membutuhkan mikroskop. Tapi

alat-alat itu hanya untuk membantu kita melihat objek yang bersifat indrawi atau

lahiriyah, sedangkan untuk hal-hal yang tidak bersifat indrawi atau lahiriyah maka

alatnya adalah al-Qur‟an.

Di dalam al-Qur‟an terdapat banyak seruan untuk mengamalkan amalan-

amalan keagamaan. Amalan-amalan keagamaan seperti bersyukur, istighfar, doa,

dan lain sebagainya adalah untuk mendidik kita agar memiliki pengalaman

ketuhanan dan menanamkan kesadaran yang sedalam-dalamnya. Sebab dari

kesadaran ketuhanan itulah berpangkal dan memancar seluruh sikap hidup yang

benar, dan dengan kesadaran ketuhanan itu pula kita akan dibimbing ke arah

8 Budhy Munawar-Rachman, Karya Lengkap Nurcholish Madjid, h. 2435.

9 Budhy Munawar-Rachman, Karya Lengkap Nurcholish Madjid, h. 2435.

Page 15: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

6

kebajikan atau amal saleh yang mengantarkan kepada kebahagiaan dunia dan

akhirat.10

Di samping persoalan keimanan yang erat hubungannya dengan

kebahagiaan dan kesengsaraan, perlu ditegaskan juga bahwa pengamalan iman

tersebut janganlah dipandang sempit atau keimanan yang secara vertikal saja,

tetapi secara universal, dengan aspek horizontal dalam kehidupan sehari-hari.

Keimanan secara horizontal adalah seperti yang disebutkan dalam al-Qur‟an surat

al-Baqarah/2:177; Ialah tentang orang yang mendermakan hartanya sekalipun dia

cinta sekali kepada harta itu untuk kerabat dan keluarga yang memerlukan, untuk

anak-anak yatim, orang-orang miskin, mereka yang terlantar dalam perjalanan,

mereka yang meminta-minta dengan kesungguhan, dan untuk membebaskan

budak.11

Sederhananya, hemat penulis, iman secara vertikal bisa direalisasikan

dengan “ m- ’- h l h”, menegakkan shalat sebagai komunikasi dengan Tuhan,

sedangkan secara horizontal dengan “ l- k h”, mendermakan akat

sebagai komunikasi dengan sesama manusia dengan semangat

berperikemanusiaan.

Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan topik yang selalu hangat

diperbincangkan. Meskipun zaman bergerak dinamis namun setiap manusia

mempuyai cita-cita keinginan yang tetap, apapun jalannya, kebahagiaan sebagai

muaranya dan kesengsaraan dihindarinya. Ada banyak tokoh intelektual Islam

sejak zaman klasik sampai modern saat ini menuangkan dan mencurahkan

10

Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban: Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah, Cet. III (Jakarta: Paramadina, 2008), h. 161.

11 Nurcholish Madjid, Pesan-Pesan Takwa Nurcholish: Kumpulan Khutbah Jum’at di

Paramadina, Cet. IV (Jakarta: Paramadina, 2005), h. 172.

Page 16: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

7

pemikirannya bagaimana memahami tentang pengertian, konsep, metode untuk

mencapai kebahagiaan dan menghindari kesengsaraan tersebut. Seperti Al-Farabi,

Ikhwan al-Safa, dan lain-lain.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendongkrak semangat religiusitas dan

kesadaran dalam diri penulis maupun pembaca bahwa optimisme keagamaan

dalam hidup sangat diperlukan demi terangnya jalan makna dan tujuan hidup yang

sebenarnya, yaitu menemukan kebahagiaan yang sejati. Dari sekian banyak

pemikiran tentang hal itu, di sini penulis tertarik dengan pandangan Nurcholish

Madjid tentang kebahagiaan dan kesengsaraan. Seorang tokoh intelektual Islam

dan sebagai salah satu tokoh perubahan di Indonesia yang memiliki karya tulisan

yang banyak dan berkompeten di bidangnya. Tulisan-tulisannya banyak

mengupas berbagai hal, tak jarang juga tulisan-tulisannya juga menyinggung

mengenai etika Islam, seperti di dalam bukunya yang berjudul Fatsoen,

Masyarakat Religius, Islam Doktrin dan Peradaban, dan lain-lain.

Dasar dari etika Islam menurut Nurcholish Madjid adalah al-Qur‟an. Di

dalam karya-karyanya yang lain, Nurcholish Madjid memposisikan gagasan-

gagasan etika Islam ke dalam konsep bersosial, politik, negara, dan lain-lain.

Lebih dari itu, etika Islam bukan hanya menyangkut persoalan horizontal atau

hubungan manusia dengan sesama, tetapi juga vertikal atau hubungan manusia

dengan Tuhannya.

Mengenai kebahagiaan dan kesengsaraan, adalah salah satu gagasan

Nurcholish Madjid yang erat kaitannya dengan etika Islam. Selain itu, tulisannya

mengenai kebahagiaan dan kesengsaraan adalah sebagai pengalaman keagamaan

(pribadi) yang akan menyangkut konsep-konsep kefilsafatan dan kesufian.

Page 17: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

8

Nurcholish Madjid berusaha melakukan penafsiran-penafsiran terhadap konsep

keagamaan mengenai kebahagiaan dan kesengsaraan dengan metode falsafi

sekaligus mistis.

Nurcholish Madjid memiliki pandangan unik dan multi pendekatan terkait

teks-teks ayat suci yang berbicara masalah kebahagiaan dan kesengsaraan.

Apakah kebahagiaan dan kesengsaraan yang secara harfiah tergambar secara fisik

benar-benar seperti itu adanya? atau bukan seperti itu dan harus dilakukan

penafsiran secara metaforis ( ’ il) yang berarti teks-teks ayat suci itu bersifat

tamsil ibarat? Dan kemudian bagaimana caranya untuk menemukan kebahagiaan

itu dalam pandangan Nurcholish Madjid? Hal ini akan menjadi kajian yang

menarik dan dirasa perlu diketahui oleh kita semua. Maka dari itu penulis akan

membuat skripsi dengan judul “Kebahagiaan dan Ke eng araan Menurut

Nurcholi h Madjid”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas dan untuk menjaga efektifitas

pembahasan, penulis membatasi pembahasan mengenai kebahagiaan dan

kesengsaraan yang notabenenya banyak perspektif istilah, konsep, metode, dan

lain sebagainya, hanya kepada pandangan kebahagiaan dan kesengsaraan menurut

Nurcholish Madjid.

Berdasarkan pada latar belakang dan batasan masalah seperti tersebut di

atas, penulis merumuskan permasalahan dalam skripsi ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kebahagiaan dan kesengsaraan menurut Nurcholish Madjid?

Page 18: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

9

2. Bagaimana metode meraih kebahagiaan yang sejati menurut Nurcholish

Madjid?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan beberapa rumusan masalah di atas, diharapkan penelitian ini dapat

menemukan capaian tujuan sebagai berikut:

1. Memperoleh informasi atau pemahaman pandangan Nurcholish Madjid

tentang hakikat kebahagiaan dan kesengsaraan.

2. Mengenalkan kembali pemikiran Nurcholish Madjid tentang

kebahagiaan dan kesengsaraan kepada khalayak umum dengan harapan

sebagai rujukan dalam berkehidupan sehari-hari.

3. Mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (S1) Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ketajaman dan keluasan pikiran Nurcholish Madjid mengenai persoalan

kebahagiaan dan kesengsaraan diharapkan menjadi tambahan bacaan

bagi siapa saja yang ingin mendalami khazanah pemikiran Islam.

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Memperkokoh keimanan serta keyakinan yang kuat di kalangan

masyarakat, terutama umat Islam dalam menghadapi persoalan-

persoalan makna dan tujuan hidup.

2. Merangsang gairah keagamaan untuk semakin memantapkan Iman,

Islam, dan Ihsan.

3. Meneladani pemikiran-pemikiran segar yang dibawa oleh Nurcholish

Madjid dalam memahami realitas serta makna hidup.

Page 19: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

10

D. Tinjauan Pustaka

Nurcholish Madjid merupakan salah satu tokoh intelektual Islam di

Indonesia, maka menjadi hal biasa jika pemikiran-pemikiran beliau banyak ditulis

kembali baik berupa artikel, skripsi, tesis dan lain-lain. Namun pengamatan

penulis sampai sekarang ini tidak ada tulisan karya ilmiah yang membahas

pandangan beliau mengenai kebahagiaan dan kesengsaraan.

Sejauh pengamatan penulis, terdapat bebarapa skripsi yang membahas

tentang pemikiran Nurcholish Madjid yang sedikit bersinggungan dengan

penelitian yang akan dilakukan penulis, diantaranya adalah:

Skripsi yang ditulis oleh Anwar Sodik, “Tauhid dan Nilai-Nilai

Kemanusiaan dalam Pandangan Nurcholish Madjid” (Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah 2008). Di dalamnya dikatakan bahwa ukuran bertauhid

tidaknya seseorang adalah tergantung totalitas sikapnya dalam kepasrahan, yang

tidak menyekutukan Tuhan kepada sesuatu yang pada dirinya tidak memiliki

kualitas ilahiah.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Fandi Ro adi, “Pandangan Nurcholi h

Madjid Pada Etika Beragama” (Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2010). Di dalamnya dibahas mengenai pandangan Cak Nur bagaimana

cara beretika dan beragama yang baik. Etika yang dimaksud adalah ilmu yang

menerangkan arti baik dan buruknya sesuatu, menjelaskan bagaimana seharusnya

sikap yang diambil sebagai orang yang beragama kepada sesama manusia. Agama

semestinya dijadikan media untuk menciptakan kedamaian dan menumbuhkan

rasa hormat terhadap segala perbedaan.

Page 20: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

11

Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Bahrur Ro i, “Kalimah Sa ā Sebagai

Kon ep Teologi Inklu if Nurcholi h Madjid” (Fakulta U huluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2017). Di dalamnya berusaha dijelaskan mengenai pemikiran

Cak Nur tentang keislaman, keindonesiaan dan kemodernan yang pada tahun

1992 banyak menuai kritikan. Cak Nur tidak hanya menggunakn istilah Kalimah

pada keislaman saja, tapi juga pada konsep kenegaraan, yaitu dengan

menyingkronkan antara lim h dengan Pancasila. Hal tersebut digunakan

Cak Nur guna untuk membangun perdamaian antara ras, suku, dan bangsa.

Keempat, skripsi yang ditulis oleh Roman ah, “Pemikiran Nurcholi h

Madjid Tentang Fil afat Perenial” (Fakulta U huluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2017). Di dalamnya dipaparkan relevansi filsafat perenialnya Cak Nur

dengan kehidupan berbangsa dan beragama. Filsafat perenial dalam kehidupan

beragama berusaha mencari titik temu beragamnya pemahaman yang ada

sehingga common platform yang menunjukkan adanya keberagaman tersebut

merupakan keniscayaan dan memberikan makna bagi kebersamaan.

Adapun setelah penulis melakukan tinjauan pustaka, maka bisa dipastikan

bahwa pandangan Nurcholish Madjid tentang kebahagiaan dan kesengsaraan

merupakan pertama kali dibahas, dan tidak ditemukan hasil penelitian yang sama.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian pustaka (library research) yang

bersifat kualitatif, yang mana data diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan tulisan-

Page 21: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

12

tulisan lain yang mendukung penelitian ini dan bisa dipertanggungjawabkan

secara akademik.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, ada dua sumber data yang digunakan. Pertama, sumber

primer, yaitu sumber atau karya yang menyediakan bahan utama yang menjadi

objek penelitian. Dalam hal ini yang menjadi sumber data primernya adalah

Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Islam

Agama Peradaban, dan Pesan-Pesan Takwa yang merupakan karya Nurcholish

Madjid sendiri.

Kedua, sumber data sekunder, yaitu tulisan atau karya orang lain yang

mendukung gagasan, dan ide pemikiran mengenai objek penelitian ini. Seperti di

antaranya adalah Api Islam Nurcholish Madjid karya Ahmad Gaus, Penjara-

Penjara Kehidupan karya Komaruddin Hidayat, dan beberapa sumber lain yang

terkait.

3. Teknik Pengumpulan Data

Karena dalam penelitian ini termasuk library research maka teknik

pengumpulan data dilakukan di sebagian besar perpustakaan. Baik Perpustakaan

Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpusatakaan Fakultas Ushuluddin,

Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Nurcholish Madjid Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atau perpustakaan lain yang

menyediakan literatur atau referensi yang berkaitan dengan tema yang akan

dibahas di penelitian ini. Semua buku yang berkaitan dikumpulkan dan

Page 22: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

13

diklasifikasi berdasarkan relevansinya terhadap penelitian ini, guna memperkuat

data-data yang ada.

4. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang dilakukan penulis adalah teknik analisis isi

(content analysis), dalam bentuk deskriptif, yaitu mencatat informasi secara

faktual yang menggambarkan suatu apa adanya juga menggambarkan secara rinci

akurat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan segala bentuk yang diteliti.

Oleh karena itu penulis dalam penelitian ini mendeskripsikan permasalahan yang

dibahas dan menggali materi-materi yang sesuai dengan pembahasan atau

penelitian, kemudian dilakukan analisis lalu dipadukan sehingga menghasilkan

kesimpulan.

5. Pedoman Penulisan

Mengenai pedoman penulisan dan transliterasi dalam penulisan skripsi ini,

penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and

Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah memahami terhadap permasalahan yang dikaji

dalam penelitian ini, maka disusun sistematika pembahasan secara utuh dan

sistematis yang terdiri dari lima bab, dan masing-masing bab tersusun dari

bebarapa sub bab. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:

Page 23: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

14

Bab pertama, memaparkan bebarapa hal yang menjadi permulaan dalam

penelitian ini, sehingga pembaca akan diarahkan untuk masuk ke dalam

pembahasan penelitian. Bab pertama ini meliputi latar belakang masalah yang

berisi tentang gambaran umum mengenai masalah kebahagiaan dan kesengsaraan

serta alasan penulis tertarik terhadap pemikiran tokoh Nurcholish Madjid,

kemudian signifikansi dan metodologi yang akan diaplikasikan.

Bab kedua, mengurai tentang biografi Nurcholish Madjid. Mulai dari kisah

perjuangan beliau di masa mudanya dalam mencari ilmu, membangun keluarga

kecil hingga organisasi-organisasinya, karya dan peran beliau terhadap keislaman

dan keindonesiaan, serta wafatnya.

Bab ketiga, berisi uraian landasan teori, di dalamnya membahas tentang

definisi kebahagiaan dan kesengsaraan secara umum baik dari segi bahasa

maupun istilah, kemudian menurut Filsafat Islam utamanya menurut tokoh-tokoh

yang juga membahas kebahagiaan dan kesengsaraan seperti al-Kindi, al-Farabi,

Ibn Maskawaih, kemudian dalam ilmu Tasawuf seperti menurut al-Ghazali dan

Hamka, kemudian terakhir dijelaskan mengenai aliran dalam etika Islam yang

menguraikan ciri-ciri serta aliran-alirannya.

Bab keempat, membahas kebahagiaan dan kesengsaraan menurut

Nurcholish Madjid, yang di dalamnya dibahas mengenai apakah kebahagiaan dan

kesengsaraan merupakan pengalaman jasmani atau rohani, kemudian metode-

metode yang harus dilakukan untuk menuju kebahagiaan, serta corak aliran etika

Islamnya Nurcholish Madjid

Bab kelima, merupakan penutup yang memuat kesimpulan dari uraian-

uraian yang dibahas dan dideskripsikan dalam penelitian ini serta saran.

Page 24: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

15

BAB II

BIOGRAFI NURCHOLISH MADJID

A. Latar Belakang Keluarga

Nurcholish Madjid atau biasa dipanggil Cak Nur merupakan putra pertama

dari pasangan H. Abdul Madjid dan Hj. Fathonah. Nurcholish Madjid lahir di

Mojoanyar, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, pada Jumat Legi, tanggal 17

Maret 1939.1 Ayahnya, H. Abdul Madjid adalah seorang santri dari tokoh pendiri

Nahdlatul Ulama, Hadratu y Syaikh Ha yim A y‟ari di Pe antren Tebuireng,

Jombang. Semasa nyantri, hubungan Abdul Madjid dengan Kiai Hasyim bukan

hanya sekedar santri dengan kiai, melebihi itu Abdul Madjid sudah dianggap

seperti anak sendiri dan sangat dipercayai oleh sang kiai. Alhasil, karena

kedekatan itu, Kiai Hasyim menjodohkan Abdul Madjid dengan cucunya sendiri

yang bernama Halimah. Usia perkawinannya berlangsung sampai 12 tahun,

namun tidak dikaruniai anak. Sehingga mereka memutuskan untuk berpisah.

Kemudian Kiai Hasyim menjodohkan Abdul Madjid dengan Fathonah, putri Kiai

Abdullah Sajjad, pendiri Pondok Pesantren Gringging, Kediri.2

Ketika partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibentuk pada

November 1945 dan jabatan ketua umumnya dipercayakan kepada Kiai Hasyim,

H. Abdul Madjid bergabung ke Masyumi. Bahkan ketika Kiai Hasyim sudah tidak

aktif lagi di Masyumi karena NU keluar dari Masyumi dan mendeklarasikan diri

1 Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid: Jalan Hidup Seorang Visioner (Jakarta:

Kompas, 2010), h. 3. 2 Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 2.

Page 25: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

16

sebagai partai tersendiri pada tahun 1952, H. Abdul Madjid tetap konsisten

menjadi anggota Masyumi.1 Dengan begitu Nurcholish Madjid lahir di tengah-

tengah keluarga NU yang berafiliasi politik modernis.

Pada awalnya, H. Abdul Madjid dan Hj. Fathonah menamai anak

pertamanya dengan nama Abdul Malik, kemudian diubah menjadi Nurcholish

Madjid pada usianya yang keenam tahun. Perubahan nama itu karena Malik kecil

sering sakit-sakitan. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, anak yang sering sakit

dianggap “kabotan jeneng” atau keberatan nama. Ala an lain juga bera al dari

Malik sendiri. Pada saat diajari mengaji oleh ibunya dan ketika membaca surat al-

Fatihah ia elalu meminta agar kata „maliki‟ (yaumiddin) dalam ayat ke-4 surat itu

diloncati saja. Malik kecil berkata: “Mak, nggak atik maliki-maliki Mak!” (Mak,

tidak u ah pakai „maliki-maliki‟ Mak!).2

Nurcholish Madjid adalah anak pertama dari lima bersaudara. Adik

Nurcholish Madjid berturut-turut adalah Radliyah atau Mukhli ah, Qani‟ah

(meninggal pada usia 15 tahun), Syaifullah Madjid dan Muhammad Adnan.3

Nurcholish Madjid meskipun lahir di lingkungan keluarga pesantren, tapi tidak

tinggal di lingkungan pesantren. Ketika Nurcholish Madjid lahir di Mojoanyar,

Kawasan itu masih didominasi kaum abangan. Mojoanyar, Kecamatan Bareng,

pada waktu itu memang salah satu tempat yang bisa dikatakan belum dominan

dari segi kultur dan pendidikan Islamnya dibandingkan wilayah lain di Kabupaten

Jombang.

1Faisal Ismail, Membongkar Kerancuan Pemikiran Nurcholish Madjid Seputar Isu

Sekularisasi Islam (Jakarta: Lasswell Visitama, 2002), h. 18. 2 Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 1.

3 Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 3.

Page 26: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

17

Pada tahun 1946, H. Abdul Madjid mendirikan Madrasah Diniyah al-

Wathoniyah. Dengan berdirinya Lembaga itu, menjadi sekolah Islam pertama di

desa tersebut dan menjadi cikal bakal terbentuknya tradisi pendidikan Islam di

Kecamatan Berang. Dinamakan al-Wathoniyah karena didirikan pada masa

revolusi, berharap siswa-siswi yang lahir dari rahim madrasah tersebut memiliki

pengetahuan dan semangat Islam serta berjiwa patriot.4

Hj. Fathonah, ibunda Nurcholish Madjid mengambil alih tugas mendidik

kaum perempuan di Mojoanyar. Pada awalnya ia mendengar laporan bahwa anak-

anak perempuan di dusun itu tidak bisa membaca al-Qur‟an, tidak mengerti tata

cara wudhu dan shalat yang benar. Jadi ia kemudian mengajari mereka. Tidak

hanya itu, ia juga mengajari hal-hal lainnya yang dirasa perlu diajarkan, seperti

fikih yang berhubungan dengan perempuan.5

Madrasah al-Wathoniyah yang didirikan oleh H. Abdul Madjid untuk

mengimbangi pendidikan sekular (Sekolah Rakyat/SR). ketiadaan lembaga

pendidikan agama merupakan salah satu alasan rusaknya perbuatan dan akhlak

kaum muda waktu itu, seperti suka berjudi dan minum minuman keras. H. Abdul

Madjid ingin merangkul dan membina generasi muda di lingkungannya agar tidak

semakin terjerumus kepada perbuatan yang jauh dari nilai-nilai agama Islam.

Nurcholish Madjid kecil adalah seorang yang pendiam. Jika sedang tidak

ada hasrat untuk bermain, ia hanya duduk di bawah pohon dan mengeluarkan

secarik kertas berisikan catatan pelajaran. Ketika teman-temannya satu-persatu

menghampirinya, ia kemudian menciptakan suasana belajar dengan menanyakan

4 Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 3.

5 Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 9.

Page 27: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

18

mereka satu persatu dan membetulkannya jika jawaban mereka salah. Sejak kecil

Nurcholish sudah kelihatan menonjol di antara teman-temannya.

Ahmad Kholil, salah satu teman masa kecil Nurcholish, menuturkan

permainan yang sangat disukai Nurcholish ialah membuat saluran-saluran air di

sawah, menyusuri rel kereta api, dan bermain kapal-kapalan terbang. Saat bermain

kapal terbang Nurcholish membedakan konstruksi pesawat dari masing-masing

negara. Seperti, kapal terbang Inggris dibuat dengan ukuran sedang dan diberi

warna merah. Kapal terbang Jepang dibuat dengan ukuran kecil, dan kapal terbang

Amerika dibuat dengan ukuran paling besar dan dilumurinya dengan kapur putih.

Di lain hari, saat Nurcholish berjalan menyusuri rel kereta api dan sampai di

stasiun, ia kagum pada sang Masinis yang mampu menggerakkan rangkaian

gerbong yang sangat panjang. Kemudian kekaguman itulah yang menjadi awal

mula cita-cita Nurcholish Madjid kecil ketika ditanya oleh gurunya, yaitu ingin

menjadi Masinis.6

Nurcholish Madjid berencana akan menikah pada usia 30 tahun. Waktu

yang dirasa sudah cukup matang untuk membina rumah tangga. Pada tahun 1966,

atau tepat tiga tahun sebelumnya, ia pernah meminta kepada gurunya di Gontor

yang bernama Abdullah Mahmud untuk dicarikan teman hidupnya. Abdullah

Mahmud menyanggupi hal tersebut, kemudian ia segera menghubungi temannya

yang bernama H. Kasim (aktifis pergerakan Serikat Islam, donatur PII, dan

pengusaha bioskop di Madiun). Kebetulan Abdullah Mahmud memang tinggal di

rumah H. Kasim, jadi ia tahu kalau H. Kasim mempunyai banyak anak

perempuan. Kemudian H. Kasim menanggapinya dengan segera mengirim foto

6 Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 8.

Page 28: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

19

putrinya yang bernama Qomarijah atau biasa dipanggil Omi Komaria kepada

Nurcholish Madjid.7

Dalam suatu kesempatan bertugas keliling Jawa Timur, tepatnya di Madiun,

waktu itu ia menjabat sebagai Ketua Umum PB HMI, saat itulah kesempatan

terbuka baginya untuk melihat secara langsung Omi Komaria. Strategi pertama

yang dilakukan Nurcholish Madjid adalah dengan menginap di rumah H. Kasim.

Sebelumnya, antara Nurcholish Madjid dan H. Kasim sudah saling kenal karena

beberapa kesempatan pernah bertegur sapa di Gontor saat pada zamannya ia

masih mondok, Organisasi PII sempat berkembang di sana. Saat Nurcholish

Madjid sedang asyik ngobrol dengan H. Kasim di ruang tamu rumahnya,

keluarlah Omi dari dalam rumah membawa teh hangat untuk dirinya. Itulah

perjumpaan pertama Nurcholish Madjid dengan perempuan yang kelak akan

menemani hidupnya. Saat itu Omi berusia 17 tahun, masih duduk di bangku kelas

dua SMA, dan Omi tidak adar kalau tamu yang ia uguhi teh itu edang „melihat‟

dirinya dan akan menjadi suaminya kelak.8

Nurcholish Madjid menyadari kalau perempuan yang ditaksirnya itu masih

terlalu muda untuk memasuki jenjang pernikahan. Karena itu sesampainya di

Jakarta, ia bersegera mengirim surat kepada H. Kasim dan menyatakan bahwa

dirinya mau berjuang dahulu mengingat Omi masih belum cukup umur.

Pada tahun 1968, sewaktu Nurcholish Madjid di Tanah Suci Mekkah, ia

memohon dengan kerendahan hati kepada Allah SWT agar sekiranya pulang dari

Mekkah ia diberikan jodoh yang membuat hidupnya lebih baik dan terlengkapi.

Kemudian ingatannya menerawang ke beberapa tahun lalu saat perjumpaannya

7 Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 55.

8 Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa (Jakarta: Kompas, 2014), h. 71.

Page 29: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

20

dengan perempuan yang ia taksir. Pertemuan yang hanya sekejap itu

membersitkan sebuah cahaya akan terbukanya jalan jodoh baginya. Ia berdoa di

depan Ka‟bah, jika perempuan itu memang ditakdirkan untuknya, maka

mudahkanlah urusannya. Maka dibuatlah sepucuk surat lamaran untuk

memastikan apakah perempuan itu masih belum ada yang memiliki dan sekarang

dimana keberadaanya karena ia segera ingin menemuinya saat pulang dari

Mekkah. Alamat surat itu ia tujukan kepada Abdullah Mahmud. Abdullah

Mahmud pun segera menyampaikan surat itu kepada H. Kasim. Ketika surat itu

diberikan kepada Omi, Omi pun terkejut dan terdiam sejenak, lalu mikir-mikir

dan akhirnya menja ab, “Ya udah, terima aja”.9

Pada tahun 1969, Omi sudah menjadi Mahasiswi semester empat di

Universitas Islam Indonesia di Solo. Saat ada acara PB HMI di Solo, Nurcholish

Madjid berniat menemui Omi di sana. sebelum itu, ia mampir di sekretriat HMI

cabang Solo, yang pada waktu itu Ketua Umumnya bernama Miftah Farid.

Nurcholish Madjid meminta bantuan Miftah agar dipertemukan dengan Omi.

Kemudian Miftah segera menemui Omi untuk mengajaknya ke Sekretariatnya

HMI Cabang Solo. Namun saat itu Omi tidak bisa karena ada kuliah. Kumudian,

Omi janjian dengan Miftah di salah satu apotek di Jalan Slamet Riyadi, Solo. Di

tempat itulah Omi dikenalkan Miftah kepada temannya, dan dia adalah

Nurcholish Madjid. Omi ternyata sudah lupa dengan wajah Nurcholish Madjid.

Malamnya mereka jalan-jalan berdua keliling Solo pakai becak. Ngomong ngolor-

ngidul, membicarakan aktifitas, dan lain-lain. Bahkan pada malam itu juga

9 Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 72.

Page 30: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

21

Nurcholish Madjid mengajak nikah Omi jikalau memang bersedia. Omi pun

mengiyakan ajakan baiknya.10

Dalam perjalanan di dalam bis antara Madiun dan Solo, Nurcholish Madjid

memberi sebuah nama kepada perempuannya, sebuah nama panggilan khusus

sebagai tanda sayang. Ia mengeja nama Qomarijah di buku kecilnya, kemudian

mencorat-coret huruf dalam nama itu, kemudian ia berkata: “Dik Qom, aya mau

ka ih nama”. “Ah, yang betul aja, memangnya kenapa?” tanya Qomarijah. “Ya

nggak apa-apa, ebagai tanda ayang aja, aya ka ih nama Omi, ya.” ja ab

Nurcholish Madjid. “Wah, bagu ekali” ahutnya dengan girang. Mendengar

jawaban itu Nurcholish Madjid tersenyum. Kemudian ia juga menyederhanakan

ejaan dalam nama Qomarijah. Kalau diindonesiakan, katanya, huruf Q diganti

huruf K, huruf J (ejaan lama) dan akhiran H dihilangkan. Kemudian nama itu

menjadi Omi Komaria. Sejak saat itulah asal-usul nama Omi Komaria dan

digunakannya.11

Kemudian perihal pernikahan mereka bicarakan berdua sebelum

disampaikan kepada orang tua masing-masing. Nurcholish Madjid pun tak lupa

memberi pe an kepada Omi: “Kalau kita nanti udah menikah, haru aling

mengerti satu sama lain, jangan karena sudah menikah, kita tidak bisa lagi aktif di

organi a i”. Pertemuan itu merupakan pertemuan kedua Nurcholish Madjid

dengan Omi Komaria.12

Hari yang sangat dinanti-nanti akhirnya telah tiba. Nurcholish Madjid dan

Omi Komaria menikah pada tanggal 30 Agustus 1969. Namun karena sangat

sibuk mengurus organisasi dan juga belum memiliki rumah sendiri, setelah

10

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 72. 11

Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 58. 12

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 72.

Page 31: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

22

melangsungkan pernikahan, beberapa bulan keduanya tidak tinggal satu atap.

Nurcholish Madjid tinggal di Sekretariat PB HMI di Jakarta, sementara Omi tetap

tinggal di rumah orang tuanya di Madiun. Kemudian setelah Nurcholish Madjid

mendapat kepastian dari temannya yang bernama Hartono, yang rela

meminjamkan rumahnya untuk ditempati Nurcholish Madjid dan istrinya, Omi

akhirnya dibawa ke Jakarta. Sejak tahun 1970 Nurcholis Madjid tinggal bersama

istrinya di rumah pinjaman seorang wartawan yang dermawan. Rumah itu terletak

di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Hartono tidak hanya meminjamkan rumahnya, ia

juga tiap bulan mengirimkan beras dan uang bulanan ala kadarnya. Bersamaan

dengan itu, nama Nurcholish Madjid begitu melejit ke permukaan lantaran

tuli annya yang menghebohkan: “Keharu an Pembaruan Pemikiran I lam dan

Ma alah Integra i Umat”. Karena hal itu, ia juga dituduh ebagai antek Orde

Baru, dan lain-lain. Tuduhan itu otomatis mengisyaratkan bahwa Nurcholish

Madjid telah mendapatkan keuntungan yang banyak secara materi dari rezim Orde

Baru. Akan tetapi hal demikian jauh dari kebenaran. Melihat kenyataan yang

sebenarnya terjadi pada keluarga Nurchlish Madjid, dalam segi ekonomi,

sangatlah sederhana. Makan sehari-harinya pun hanya memakai lauk tempe dan

garam. Bahkan pernah suatu saat putri pertamanya yang bernama Nadia, lahir

pada 26 Mei 1970, lagi sakit, sang istri tidak mempunyai uang sedikitpun untuk

membelinya, padahal obat tersebut hanya Rp. 1000 saja. Untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari yang begitu mendesak, sang istri kerap kali menjual barang-

barang miliknya, seperti baju bekas, perabotan, dan lain-lain, ke pedagang loak.13

13

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 73.

Page 32: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

23

Bagi Nurcholish Madjid, masalah ekonomi dan hal kecil lainnya di dalam

keluarganya bukanlah sebagai penghambat dan penjara bagi kecerdasan

intelektualnya. Nurcholish Madjid tetap menjadi sosok yang produktif serta aktif

di berbagai organisasi yang selama ini digelutinya. Tentunya kehebatan dan

ketangguhan seorang Nurcholish Madjid ada sosok perempuan di belakangnya

yang selalu mendukung dan melengkapinya tiap waktu. Dialah seorang Omi

Komaria, sosok yang menerima Nurcholish Madjid dan selalu siap melawan sepi

di rumahnya saat ditinggal ke luar kota. Sosok perempuan yang menjadi the secret

power dibalik semua kesuksesannya.

B. Riwayat Pendidikan

Nurcholish Madjid lahir di dalam keluarga pesantren. Maka sejak kecil ia

berada dan tumbuh dalam dunia pesantren. Ayahnya, H. Abdul Madjid

mendirikan Madrasah al-Wathoniyah pada tahun 1946, maka madrasah itu

menjadi Pendidikan Islam dasar bagi Murcholish Madjid. Pada mulanya

Madrasah al-Wathoniyah sistemnya hanya dilakukan secara semi formal di dalam

mushalla yang masih berupa papan dan anyaman bambu. Baru pada tahun 1947

ayahnya mendirikan bangunan al-Wathoniyah di atas lahan kosong miliknya, di

bawah naungan Yayasan Wakaf Umat Sejahtera yang juga ayahnya dirikan

bersama Kiai Abdul Mukti.14

Di dalam Madrasah al-Wathoniyah, para siswa diajari berbagai macam ilmu

keagamaan, seperti Bahasa Arab, Nahwu, Sharraf, dan lain-lain. Berkat sekolah di

Madrasah itulah, Nurcholish Madjid hafal beberapa kitab pelajaran agama, seperti

14

Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 7.

Page 33: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

24

dat-u al- m, Imri hi, dan lain-lain. Kelak kemampuan Nurcholish Madjid

dalam bidang kitab-kitab agama membuat ia unggul daripada teman-temannya di

sekolah lanjutan yang akan ia masuki.

Selain sekolah di Madrasah al-Wathoniyah, Nurcholish Madjid juga sekolah

di SR (Sekolah Rakyat). Hal itu dijalaninya pada pagi hari, sementara sorenya di

Madrasah al-Wathoniyah. Demikian dilakukannya untuk menyeimbangi antara

pelajaran agama dengan non agama.15

Meskipun salah satu pamannya yang

bernama Ahmad Zaini melarang Nurcholish Madjid sekolah di SR karena semua

guru-gurunya beragama Kristen.16

Hal itu tidak menjadi hambatan, karena

bagaimanapun juga nurcholish Madjid adalah seorang anak yang cerdas yang

dapat menyerap pengetahuan dari manapun ia berasal.

SR dijalani oleh Nurcholish Madjid sampai tamat selama lima tahun. Ia

lulus pada tahun 1953 saat usianya 14 tahun. Kemudian H. Abdul Madjid,

ayahnya, memasukkan ia ke Pondok Pesantren Darul Ulum, yang kemudian

sekarang lebih dikenal dengan Pondok Pesantren Rejoso, karena terletak di Desa

Rejoso, Kecamatan Peterongan. Ia tidak jadi dikirim ke Pesantren Tebu Ireng,

tempat ayahnya mondok dulu, karena pengasuh Pondok Pesantren tersebut, Kiai

Hasyim sudah wafat.

Di Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Nurcholish Madjid langsung

diterima masuk kelas enam tingkat ibtidaiyah (dasar), dikarenakan ia sudah

banyak belajar ilmu-ilmu agama di Madrasah al-Wathoniyah, dan juga sebagian

mata pelajaran di Pesantren Darul Ulum ia kuasai. Setelah tamat ibtidaiyah, ia

melanjutkan ke tingkat tsanawiyah. Di Pesantren Rejoso, merupakan pesantren

15

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 11. 16

Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 7.

Page 34: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

25

yang waktu itu berani menyebut diri sebagai Sekolah Menengah Pertama Islam

(SMPI) meski dalam tanda kurung masih disebut dengan tsanawiyah. Pada waktu

itu orang-orang masih belum bisa membayangkan bahwa sekolah menengah Islam

di pesantren disebut SMPI, biasanya umumnya pada waktu itu disebut

tsanawiyah. Dan Nurcholish Madjid pada waktu itu masuk SMPI pada tahun

1954.17

Pada tahun 1955, saat menjelang pemilu, dimana NU dan Masyumi terjadi

pertentangan yang sengit di wilayah Jombang. Situasi itu berefek juga kepada

Nurcholish Madjid. Ia sering diolok-olok “anak Ma yumi ke a ar” oleh teman-

temannya, bahkan oleh satu Kiai di Rejoso. Itu bukanlah hal yang mengejutkan,

karena memang Pesantren Rejoso adalah Pesantren berbasis NU. Hal demikian

lama kelamaan membuat Nurcholish Madjid terganggu. Kemudian hal tersebut

oleh Nurcholish diadukan kepada ayahnya. Menanggapi hal tersebut, kemudian

ayahnya bercerita, mengapa saat NU keluar dari Masyumi, ia memilih tetap dan

bergiat di Masyumi. Ia tetap di Masyumi karena fatwa Kiai Hasyim yang

mengatakan bahwa tidak ada partai politik Islam di Indonesia yang sah kecuali

Masyumi. Dan sampai Kiai Hasyim wafat pun, beliau tidak pernah mencabut

fatwa itu.

H. Abdul Madjid ternyata menanggapi apa yang dialami oleh Nurcholish

Madjid dengan serius. Puncaknya adalah ia memutuskan untuk menarik Nurholish

keluar dari pesantren Rejoso. Nurcholish Madjid dipindahkan ke Pesantren

Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Keputusan untuk memindahkan Nurcholish

Madjid ke Gontor bisa dikatakan cukup berani. Karena di kalangan masyarakat

17

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 13.

Page 35: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

26

dan komunitas NU Jombang, Pesantren Gontor di cap haram, bahkan disebut

setengah kafir. Pernah terjadi pada tahun 1950-an seorang santri lulusan Gontor

diusir dan ditolak mentah-mentah saat mau mengajar di Jombang.18

Pesantren

Gontor dianggap bukan pesantren NU, melainkan pesantren Masyumi.

Belakangan setelah belajar dan tinggal di Pesantren Gontor, Nurcholish Madjid

menyadari bahwa pesantren ini bukanlah pesantren Masyumi. Para siswa dan

gurunya datang dari berbagai daerah dan kultur keagamaan. Bahkan pendirinya,

seperti K.H. Ahmad Sahal, K.H. Imam Zarkasyi, dan K.H. Zainuddin Fanani,

bukanlah orang-orang Masyumi.19

Pesantren Gontor memang sebuah pesantren yang sangat modern kala waktu

itu. Hal tersebut bisa dilihat dari berbagai kegiatannya, sistemnya, dan metodologi

pengajaran yang diterapkan sehari-hari. Di Gontor, bidang olahraganya sangat

maju. Bahkan hampir semua cabang olahraga ada fasilitasnya pada waktu itu.

jangankan hanya itu, kesenian pun menjadi suatu bidang yang diseriusi, seperti

drum band. Dalam bidang bahasa, para santri dilatih untuk bisa dan fasih dalam

tiga bahasa, seperti bahasa Inggris, Arab, dan Belanda. Makanya tidak heran jika

di kalangan komunitas NU Jombang, Pesantren Gontor dianggap kafir, karena ada

mata pelajaran bahasa orang kafir.

Selain itu, para guru di Pesantren Gontor, kalau mau masuk kelas, maka

mereka menggunakan dasi. Bahkan menurut KH. Zarkasyi, saat para guru

mengajar di kelas, lebih baik memakai dasi dari pada peci.20

18

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 16. 19

Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 15. 20

Marwan Saridjo, Cak Nur: Diantara Sarung dan Dasi & Musdah Mulia Tetap berjilbab (Jakarta: Penamadani, 2005), h. 4.

Page 36: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

27

Nurcholish Madjid merasa lebih senang nyantri di Pesantren Gontor.

Karena di sana ia bisa mempelajari ilmu pasti, seperti ilmu alam, ukur, dan hitung.

Alasan lain yang membuat Nurcholish Madjid lebih senang lagi belajar di Gontor

adalah karena di sana ada olahraga, musik, drama juga kesenian yang lainnya.

Demikian karena bukan ia menguasai di bidang itu, akan tetapi karena disela-sela

beratnya pelajaran dan hidup di pesantren, dengan adanya itu (olahraga, musik,

drama dan kesenian lainnya) terasa menjadi lebih ringan.

Nurcholish Madjid adalah santri yang tekun dan fokus dalam belajar

apapun. Terutama belajar bahasa Arab dan Inggris. Motif terbesarnya adalah

bagaimana mendapatkan nilai dan prestasi akademik yang tinggi. Selain belajar

bahasa Arab dan Inggris, ia juga belajar bahasa Prancis. Semangat membaca

Nurcholish Madjid mulai tumbuh sejak di Gontor. Perpustakaan Pesantren Gontor

pada waktu itu belum dapat diakses atau terbuku untuk umum, bahkan para santri

pun masih belum bisa bebas mengaksesnya. Yang bisa diakses tapi secara tidak

langsung adalah perpustakaan pribadi milik Kiai Zarkasyi, dan itu pun terbatas

hanya untuk santri kelas lima dan enam. Di perpustakaan Kiai Zarkasyi para santri

diberi tugas membaca buku-buku tertentu, yang kemudian pada pertemuan

selanjutnya para santri diminta untuk menjelaskan apa yang ada di dalam buku

tersebut. Rata-rata buku itu dalam Bahasa Arab. Dengan cara seperti itu, semangat

santri tumbuh pesat. Sewaktu Nurcholish Madjid di Gontor, buku-buku karya

Buya Hamka sudah popular, seperti Tasawuf Modern. Bahkan buku-buku dari

luar seperti Sivilization on Trial karya seorang sejarawan, Arnold Toynbee, sudah

biasa dibaca oleh Nurcholish Madjid dan santri lainnya. karena semangat

membaca santri Gontor, juga termasuk Nurcholish Madjid itulah, khazanah

Page 37: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

28

pengetahuan mereka cukup luas dan terbuka. Semangat membaca itu mendorong

Nurcholish Madjid untuk mengirimkan surat ke kedutaan besar asing di Jakarta.

Upaya itu rupanya berhasil mendapatkan tanggapan. Nurcholish Madjid sering

mendapat kiriman buku berbahasa Inggris Hero with the Thousands Thesis dan

Mysticism: East dan West yang diterima dari UNESCO. Selain itu Nurcholish

Madjid juga berlangganan koran berbahasa Inggris seperti Jakarta Time. Yang

sekarang sudah tidak diterbitkan lagi.21

Pada tahun 1960, Nurcholish Madjid lulus dari Pesantren Gontor. Ia lulus

lebih cepat satu tahun daripada santri yang lainnya. yang seharusnya masa

belajarnya adalah enam tahun. Ia loncat dari kelas satu langsung ke kelas tiga.

Nurcholish Madjid ingin melanjutkan kuliah ke Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Muhammadiyah di Solo. Akan tetapi karena Nurcholish

Madjid tidak bisa diterima karena salah satu syarat masuk kampus tersebut adalah

harus mempunyai ijazah SMA. Sementara Nurcholish Madjid tidak mempunyai

ijazah. Akhirnya ia kembali ke Gontor dan memilih mengajar di sana selama

setahun. Pernah ia menceritakan masalahnya yang tidak bisa masuk di FKIP

kepada Kiai Zarka yi, lalu kiai mere pon dengan mengatakan, “Sudahlah, nanti

kalau ada ke empatan ke Me ir, kamu akan aya kirim ke ana”. hal itu membuat

Nurcholish Madjid menjadi senang dan sedikit berharap akan terkabulkan.

Namun, nyatanya waktu itu Indonesia lagi krisis ekonomi dan mulai melakukan

penghematan devisa yang juga berimbas kepada Nurcholish Madjid, maka Kiai

Zarkasyi menyarankan untuk kuliah di IAIN Jakarta saja.22

21

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 23-24. 22

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 26.

Page 38: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

29

Di Jakarta, Nurcholish Madjid menghubungi teman-temannya sesama

alumni Gontor, karena ia tidak mempunyai famili satu pun di sana. ia menginap di

rumah Arifuddin Manaf, putra H. Abdul Manaf pendiri Pondok Pesantren

Darunnajah Jakarta. Arifuddin Manaf juga sesama alumni Gontor. Nurcholish

Madjid juga menghubungi teman-teman alumni lainnya untuk membangun

koneksi dan mencari informasi pendaftaran masuk IAIN. Pada tahun 1961,

Nurcholish Madjid resmi menjadi mahasiswa IAIN. Ia memilih masuk ke

Fakultas Adab, jurusan Sastra Arab. Selain juga karena minat, Nurcholish Madjid

memilih masuk ke Fakultas Adab adalah karena salah satu dosen di fakultas

tersebut ada yang lulusan dari Gontor, namanya Abdurrahman Partosentono. Ia

adalah orang yang berjasa memudahkan Nurcholish Madjid masuk ke IAIN.

Karena memang pada waktu itu ijazah pesantren belum diakui dan tentunya tidak

bisa diterima masuk IAIN. Mahasiswa IAIN pada waktu itu umumnya adalah

lulusan PGA (Pendidikan Guru Agama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Hal

tersebut membuat Nurcholish madjid kecewa, karena menurutnya lulusan

pesantrenlah yang sangat berkepentingan dengan IAIN atau sebaliknya. 23

Bagi Nurcholish Madjid, sistem yang diterapkan oleh IAIN adalah ngawur

dan tidak mengerti metodologi dan filsafat pendidikan, sehingga kebijakan-

kebijakan yang dibentuk sangat membingungkan. Karena kalau misalkan alumni

pe antren yang ingin ma uk IAIN ditolak maka IAIN akan hanya menjadi „tempat

ampah‟ yang tiap tahunnya akan dima uki oleh i a-siswa lulusan SMA yang

tidak bisa masuk di perguruan tinggi negeri ternama seperti UI, ITB, UGM, dan

lain-lain, yang karena desakan harus kuliah, akhirnya mau tidak mau harus

23

Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 24.

Page 39: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

30

memilih IAIN sebagai pilihan terakhir. Artinya, IAIN akan menjadi perguruan

tinggi yang hanya menampung siswa yang bukan terbaik. Sementara, alumni

pesantren jelas akan memilih IAIN sebagai kampus utama mereka. Lulusan

terbaik pesantren tidak akan ragu untuk memilih IAIN sebagai tempat meneruskan

belajar mereka.

Konon, setelah dua tahun kuliah di IAIN, Kiai Zarkasyi memberitahu

Nurcholish Madjid kalau ia mau kuliah di Mesir, bisa, asalkan ia keluar dari IAIN

secara sah prosedural dan baik-baik. Mendengar itu Nurcholish Madjid kaget dan

terharu. Ternyata apa yang pernah diucapkan kiainya dulu, kini ditepatinya.

Namun karena berbagai faktor seperti banyaknya waktu yang terbuang jika ia

keluar IAIN dan kuliah di Mesir, ditambah lagi pada waktu ia masih menjabat

sebagai ketua HMI cabang. Hal yang tidak mudah ia tinggalkan begitu saja.24

Selama kuliah di IAIN, Nurcholish Madjid seringkali berpindah-pindah

tempat tinggal. Ia bersama temannya yang bernama Hafidz Dasuki dan Badjuri

pernah tinggal di rumah kecil milik dosennya, yang bernama Abdurrahman

Partosentono di kompleks perumahan IAIN, lalu pindah ke daerah Legoso, lalu ke

Ulujami sebuah rumah milik H. Shiddiq, kemudian ke Jalan Dempo, rumah milik

Muhtar Sarhi teman se fakultas, lalu di Jalan K.H. Ahmad Dahlan, dekat

Mayestik. Sampai akhirnya pindah ke Masjid Agung al-Azhar. Di Masjid itulah ia

lama tinggal, sekitar 6 tahunan. Sejak dari tidak ada asramanya hingga dibangun

asrama. Juga untuk pertama kalinya ia bertemu dengan Buya Hamka hingga

mereka dekat.25

24

Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 26. 25

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 31.

Page 40: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

31

Pada tahun 1965, Nurcholish Madjid lulus dan berhasil meraih gelar sarjana

muda (BA) bidang Sastra Arab di IAIN Jakarta. Kemudian tiga tahun setelahnya,

pada tahun 1968, ia menyelesaikan studi strata satunya (S1) dengan menyandang

gelar Doktorandus di jurusan yang sama dan lembaga yang sama pula, dengan

judul skripsi: Al-Qur’ n: r i un Lugh n l mi un M ’n n.26

Kemudian, pada tahun 1978, Nurcholish Madjid berangkat ke Amerika

Serikat untuk melanjutkan studi program pascasarjananya ke Universitas Chicago,

ia berangkat dengan beasiswa dari Ford Foundation. Pertama-tama ia masuk ke

Departemen Ilmu Politik. Selama dua tahun ia belajar ilmu politik di bawah

bimbingan Prof. Leonard Binder. Ilmu politik, menurut Nurcholish Madjid

merupakan ilmu yang instrumental. Maka tentu saja ilmu politik bukanlah tujuan

utama Nurcholish Madjid. Setelah dirasa ia menguasai terhadap ilmu politik,

maka ia pindah ke filsafat dan pemikiran Islam di Departemen Bahasa dan

Peradaban Timur Dekat. Pada waktu itu, di Universitas Chicago diperbolehkan

mengambil jurusan apa saja asal tidak sampai dua pertiga. Di jurusan itu, ia

berada di bawah bimbingan Prof. Fazlur Rahman. Di jurusan ini, jiwa Nurcholish

Madjid lebih bergelora dan bersemangat, karena itu merupakan disiplin ilmu,

yang menurutnya, lebih instrinsik.27

Menurut Nurcholish Madjid, berada di bawah bimbingan Prof. Fazlur

Rahman, dari sisi psikologis, ia merasa lebih tenang, daripada di bawah

bimbingan Prof. Leonard Binder. Karena dari latar belakang keduanya pun

memang sangat berbeda. Prof. Leonard Binder, pada masa mudanya adalah

seorang aktivis Haganah, organisasi terror yang bertugas membunuh dan

26

Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 79. 27

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 96.

Page 41: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

32

mengusir orang Palestina menjelang berdirinya Israel pada tahun 1948. Semasa di

Palestina itulah Prof. Leonard mulai tertarik dengan Islam dan Timur Tengah dan

ingin mempelajarinya. Hingga akhirnya ia berada di Universitas Chicago, dan

pandangannya pun tentang Timur Tengah dan Islam, lambat laun mulai berubah.28

Pada tahun 1984, di bawah bimbingan Prof. Fazlur Rahman, Nurcholish

Madjid berhasil menyelesaikan studi doktornya, dengan disertasi yang berjudul:

Ibn Taymiya on Kalam and Falsafah: A Problem of Reason and Revelation in

Islam. Ia lulus dengan predikat Cumlaude dan mendapat gelar Ph.D.29

Alasan

kenapa ia memilih tokoh Ibn Taymiyah sebagai kajian desertasinya, karena

manurutnya, Ibn Taymiyah adalah tokoh intelektual Islam yang tampaknya tidak

banyak dipahami, padahal intelektualnya itu baik apabila dikembangkan lebih

lanjut yang berguna dalam menghadapi persoalan zaman, dan juga yang akan

membuat banyak warna dalam khazanah ilmu keislaman.30

C. Karya-Karya

Nurcholish Madjid merupakan tokoh yang banyak gemar membaca buku

dan manulis, maka menjadi hal yang tak heran jika buku-buku yang tulis sangat

banyak. Di Indonesia, ia merupakan salah satu tokoh yang bukunya seringkali

dijadikan bahan acuan dalam dunia pemikiran Islam, baik dari Falsafah Islam,

kenegaraan, sosial kemasyarakatan, keorganisasian (HMI) dan kemodernan.

Adapun karya-karyanya adalah:

28

Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 146. 29

Ahmad Suaedy, dkk., Para Pembaharu Pemikiran dan Gerakan Islam Asia Tenggara (Kuala Lumpur: SEAMUS, 2009), h. 120.

30 Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 97.

Page 42: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

33

1. Khazanah Intelektual Islam. Dalam buku ini, Nurcholish Madjid bermaksud

ingin mengenalkan kepada kita salah satu aspek kekayaan intelektual Islam

terutama dalam bidang falsafah dan teologi. Di buku ini dibahas pemikiran al-

Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, dan lain-lain.

2. Islam Kemodernan dan Keindonesiaan. Dalam buku ini tertuang bagaimana

seharusnya sikap umat beriman dalam mengaplikasikan kehidupan sehari-

harinya di dalam sebuah negara demokrasi. Juga bagaimana memahami

makna Islam yang sesungguhnya dalam bersosial dengan masyarakat yang

majemuk.

3. Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah

Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan. Dalam buku ini dijelaskan

tentang pentingnya mengokohkan iman sebagai hal yang paling dasar dan

penting dalam beragama. Beragama tanpa keimanan adalah hal yang sia-sia,

dan beriman tanpa beragama adalah omong kosong. Iman yang kuat dan

beragama yang benar akan membuat seseorang mengetahui makna hidup

yang sesungguhnya.

4. Islam Kerakyatan dan Keindonesiaan. Dalam buku ini Nurcholish Madjid

berusaha memecahkan persoalan yang kerap terjadi pada sebuah negara.

Persoalan antara rakyat dan pemerintah. Nurcholish Madjid, di buku ini juga

membicarakan tentang pentingnya bersungguh-sungguh dalam membangun

cita-cita agar terwujud keadilan sosial yang merata.

5. Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah. Merupakan kumpulan tulisan-

tulisan Nurcholish Madjid dan kawan-kawan yang berbicara tentang Islam

dan penafsirannya dengan konteks masa kini. Pesan-pesan yang terkandung

Page 43: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

34

dalam kitab suci al-Qur‟an beru aha mereka ungkap dan diperjelas agar

mudah dipahami oleh khalayak umum.

6. Pintu-Pintu Menuju Tuhan. Dalam buku ini, Nurcholish Madjid mecoba

menghadirkan solusi mengenai persoalan-persoalan dalam konteks

ketuhanan. Tuhan yang absolut, yang serta merta kita tidak mungkin secara

in tan untuk „dekat‟ dengan-Nya, menjadi keinginan setiap hamba dan juga

menjadi hal yang sulit apabila kita tidak bisa memahami kandungan al-

Qur‟an dan I lam itu endiri. Berfikir dan beribadah yang merupakan korela i

lanjutan dari berilmu dan beriman, merupakan salah satu cara, menurut

Nurchlosih Madjid, untuk kita menuju Tuhan.

7. Islam Agama Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam. Buku

ini berbicara tentang potret pemikiran Islam di Indonesia dalam konteks Islam

universal. Juga membahas tradisi di Indonesia dan relevansinya dengan

agama, serta tantangan yang akan dihadapi kedepannya.

8. Islam Agama Peradaban: Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam

dalam Sejarah. Di dalam buku ini ditulis tentang pendekatan sejarah dalam

memahami kodifikasi dan keaslian kitab suci al-Qur‟an, pendekatan ejarah

dalam memahami i ra‟ mi‟raj erta hijrah dalam arti yang ebenarnya. Juga

dibahas tentang Islam yang merupakan agama yang melampaui peradaban itu

sendiri.

9. Kaki Langit Peradaban Islam. Buku ini merupakan tulisan Nurcholish

Madjid yang membahas tentang pasang surutnya dunia keilmuan Islam, serta

ironi yang terjadi antara Barat versus Timur. Di dalamnya juga dibahas

tentang pemikiran al-Ghazali, Ibn Ruyd, Ibn Taymiya dan Ibn Khaldun.

Page 44: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

35

10. Pesan-Pesan Takwa. Merupakan buku yang mengupas tentang ritual ibadah

yang dilakukan sehari-hari, serta bagaimana caranya menjadi hamba yang

baik dalam hubungan vertikal. Buku ini adalah sekumpulan khutbah jumat

Nurcholish Madjid di Paramadina.

11. Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia. Buku

ini membahas kesenjangan intelektual dan kultural antara Indonesia dengan

dunia Islam lainnya, peta pemikiran Islam di Indonesia, juga peran agama

dalam perubahan masyarakat Indonesia yang pluralistik.

12. Masyarakat Religius. Buku ini membahas tentang betapa pentingnya

penerapan pendidikan agama dalam keluarga, pendidikan tasawuf dan akhlak

bagi anak, serta pranata keislaman, musyawarah, juga kebebasan.

13. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Buku yang mengupas

tentang peran pesantren terhadap keberlangsungan tradisi keilmuan Islam di

Indonesia, serta pentingnya langkah dan kontribusi pesantren terhadap politik

dan negara. Pesantren merupakan lembaga warisan luhur dari kiai-kiai sepuh

dan Ulama Nusantara. Di mana sistem pembelajaran di dalamnya merupakan

sistem yang paling komplit serta bersanad jelas.

14. Cendikiawan dan Religiuitas. Dalam bukunya ini, Nurcholish Madjid menulis

beberapa pengalaman religius pribadi, kedaulatan negara, Islam inklusif, dan

juga banyak tulisannya yang membahas mengenai manusia dan

keberagamaannya.

15. Fatsoen. Buku yang membahas tentang masalah spiritual yang merupakan

nyawa sosial, bahaya kemiskinan, pemulihan krisis bangsa, juga

pemberantasan korupsi.

Page 45: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

36

16. Dialog Keterbukaan: Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Sosial Politik

Kontemporer. Buku ini merupakan kumpulan wawancara yang banyak

berserakan di berbagai media massa sejak tahun 1970 sampai 1996. Buku ini

meliputi berbagai macam persoalan seperti politik, budaya, pendidikan,

oposisi, dan lain-lain.

17. Cita-Cita Politik Islam di Era Reformasi. Buku yang merupakan kisah

perjalanan panjang politik Nurcholish Madjid dalam wacana perpolitikan di

Indonesia. Nurcholish Madjid dalam buku ini mencontohkan Kota Madinah

sebagai kota sempurna yang cocok diterapkan kini. Karena nilai-nilai di

dalamnya sudah modern, bahkan terlalu modern bagi zamannya.

18. Indonesia Kita. Buku ini merupakan karya tulis Nurcholis Madjid yang

terakhir. Di dalamnya, ia membahas persoalan bangsa dari masa lampau

hingga sekarang, juga dimuat pemikiran Nurcholish Madjid ketika

mencalonkan diri sebagai Presiden RI, meskipun kandas, melalui konvensi

Partai Golkar yang terkenal dengan “Sepuluh Platform Membangun Kembali

Bang a”.

Masih ada beberapa buku, artikel, dan tulisan lainnya, baik dalam Bahasa

Indonesia maupun Bahasa Inggris, yang penulis tidak bisa sebut satu-satu secara

terperinci.

D. Kiprah dan Wafat

“Ketika ma uk di IAIN Jakarta, aya ma uk HMI, dan etelah dibe arkan

dalam HMI itu lawan diaolog saya adalah orang-orang Masyumi bukan orang-

Page 46: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

37

orang NU” tutur Nurcholi h Madjid dalam kore ponden i dengan Mr. Roem.31

Nurcholish Madjid memulai kariernya dalam berorganisasi dimulai ketika ia

masuk HMI Cabang Ciputat. Alasan ia memilih HMI karena pandangan umum

waktu itu bahwa HMI merupakan kelanjutan dari Pelajar Islam Indonesia (PII),

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) waktu itu belum ada, dan Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) juga masih kecil. Menjadi hal yang wajar pada

waktu itu jika Nurcholish Madjid memilih masuk HMI.32

Pada tahun 1963, Nurcholish Madjid terpilih menjadi Ketua Umum HMI

Cabang Ciputat. Satu tahun kemudian, ia diminta dan diangkat menjadi Ketua IV

PB HMI yang membidangi masalah pengkaderan. Alasan kenapa Nurcholish

Madjid begitu cepat ditarik ke PB HMI adalah karena tulisannya tentang Dasar-

Dasar Islamisme yang selalu diceramahkan dalam setiap kesempatan. Hal yang

Nurcholish Madjid lakukan itu kemudian diketahui oleh Ketua Umum PB HMI

yang bernama Munajat Aminarto. Kemudian Nurcholish Madjid diminta untuk

menyeramahkannya bahkan hingga ke seluruh Indonesia. Salah satunya mungkin

karena itulah, Nurcholish Madjid kemudian terpilih menjadi Ketua Umum PB

HMI periode 1966-1968 di Kongres Solo, pada September 1966. Alasan yang

lebih spesifik adalah waktu kongres di Solo, Nurcholish Madjid, yang sebagai

peserta biasa, mampu membuat peserta kongres terpukau dengan penjelasannya

terkait permasalahan yang rumit, yang dialami oleh PB HMI itu sendiri.

Nurcholish Madjid yang awalnya tidak pernah menyangka menjadi Ketua Umum

31

Marwan Saridjo, Cak Nur: Diantara Sarung dan Dasi, h. 7. 32

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 33.

Page 47: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

38

PB HMI dan hadir sebagai peserta biasa, kemudian mendapat dukungan oleh

semua peserta kongres.33

Kemudian pada tahun 1969, PB HMI menggelar kongresnya yang ke-9 di

Kota Malang pada tanggal 3 sampai 10 Mei. Kongres memberi mandat kepada

Nurcholish Madjid untuk menjadi Ketua Umum PB HMI untuk yang kedua

kalinya. Yaitu untuk periode 1969 sampai 1971. Kongres juga meminta kepada

Nurcholish Madjid untuk menyempurnakan naskah Nilai-Nilai Dasar Perjuangan

(NDP). 34

Kiprah Nurcholish Madjid lainnya adalah menjadi ketua sekaligus pendiri

Pemiat (Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara) yang secara langsung diminta

oleh Menteri Luar Negeri, Adam Malik. Pada waktu itu, organisasi yang gabung

ke dalam Pemiat adalah HMI Indonesia, Persatuan Kebangsaan Pelajar-Pelajar

Islam Malaysia (PKPIM) dari Malaysia, dan University of the Singapore Moslem

Society (USMS) dari Singapura. Tujuan program itu sebenarnya salah satunya

adalah upaya untuk menormalisasikan hubungan antara Indonesia dengan

Malaysia. Nurcholish Madjid beserta teman-temannya dari PB HMI pergi ke

Kuala Lumpur. Pertemuan untuk membentuk Pemiat itu bertempat di Petalling

Jaya. Di situlah ia terpilih menjadi ketua Pemiat periode 1967-1969.35

Pada bulan November 1968, Nurcholish Madjid memenuhi undangan

Council for Leaders and Specialist (CLS) yang berpusat di Washington untuk

mengunjungi Amerika Serikat. Di sana ia bertemu dengan Hasaan Turabi dari

Sudan, Farid Mustafa dari Riyadl dan Totonji. Hubungan mereka sangat dekat,

bahkan saat pulang ke tanah air pun, Nurcholish Madjid, masih sering melakukan

33

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 39. 34

Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 58. 35

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 49.

Page 48: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

39

surat menyurat dengan mereka. Pada suatu kesempatan akhirnya Nurcholish

Madjid melakukan agenda pertemuan dengan mereka di Achen, Jerman. Mereka

berkumpul di Masjid Bilal Musyi, dan membentuk Internatinal Islamic

Federation of Student Organization (IIFSO). Nama organisasi itu sendiri atas

usulan Nurcholish Madjid. Di organisasi itu tidak ada sistem ketua, yang ada

hanyalah sekretaris jenderal. Totonji dipilih menjadi sekjen, dan Nurcholish

Madjid menjadi wakilnya.36

Nurcholish Madjid juga pernah ikut berpatisipasi dalam pembentukan

Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan ia juga tercatat sebagai salah

satu pendiri ICMI.

Selain yang telah disebutkan di atas, sebenarnya banyak kiprah yang telah

dilakukan oleh Nurcholish Madjid, seperti kiprahnya dalam kelembagaan,

diantaranya adalah: LIPI (sejak 1976), Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, anggota Dewan Pers Nasional (1990-1996), anggota Komnas HAM

(1993), anggota MPR RI (periode 1987-1992 dan 1992-1997) dan aktif di

Yayasan Wakaf Paramadina (1986-2005).37

Seperti itulah kehidupan Nurcholish Madjid yang penuh dengan perjuangan

dan harapan yang besar untuk mewujudkan kehidupan berbangsa yang baik dan

berintelek. Nurcholish Madjid merupakan salah satu tokoh neo-modernis Islam di

Indonesia.38

Pemikiran pembaharuan Islam yang ditawarkan oleh Nurcholish Madjid

pada waktu itu sulit diterima oleh banyak orang, mungkin karena faktor politik

36

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 68. 37

Muhamad Wahyuni Nafis, Cak Nur: Sang Guru Bangsa, h. 104. 38

Ahmad Amir Aziz, Neo-Modernisme Islam di Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 22.

Page 49: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

40

dan dogma ideologi pada waktu itu. Namun kenyataannya, saat ini, pemikirannya

kemudian menjadi ajang baik dalam diskusi-diskusi di seminar, maupun dimuat

dan dibahas dalam tulisan ilmiah.39

Di penghujung pengabdiannya, Nurcholish

Madjid mengidap penyakit kelainan hati dan ginjal. Hal tersebut membuat

kesehatannya menurun drastis. Pernah suatu ketika ia bilang kepada istrinya

bahwa akan kedatangan Kiai Zarkasyi dari Gontor, padahal Kiai sudah lama

meninggal. Sontak hal itu membuat Omi Komaria kaget dan sadar bahwa

Nurcholish Madjid tidak akan lama lagi. Nurcholish Madjid wafat pada tanggal 25

Agustus 2005, pukul 14.05 WIB di RS Pondok Indah dalam usia 66 tahun dan

dimakamkan di TMP Kalibata.40

Nurcholish Madjid wafat dengan meninggalkan anak biologis yaitu Nadia

Madjid dan Ahmad Mikail Madjid. Nadia Madjid bersuamikan orang Amerika

Serikat. Mengenai karirnya ia sempat mengajar jurusan sastra Inggris di Fakultas

Ilmu Budaya di Universitas Indonesia, dan juga ia bergabung di VOA dan

bertanggung jawab atas produksi acara berita.41

Sementara untuk anak ideologis

yang sampai sekarang ini masih melanjutkan perjuangannya tak terhitung

jumlahnya dan tersebar dimana-mana, salah satunya seperti yang terkumpul di

Nurcholish Madjid Society yang rutin setiap tahun mengadakan haul dalam rangka

memperingati wafatnya Nurcholish Madjid.

39

Armein Daulay, Gagasan Pembaharuan Pemikiran Islam Nurcholish Madjid: Suatu Pandangan Politik (Tangerang Selatan: Mega Kreasi Media, 2010), h. iii.

40 Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, h. 295.

41 https://www.voaindonesia.com/author/nadia-madjid/_iqqp / diakses pada 22 Januari

2020

Page 50: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

41

BAB III

KONSEP KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN

A. Definisi Kebahagiaan dan Kesengsaraan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebahagiaan adalah suatu keadaan

kesenangan, ketentraman hidup, emosi yang baik, kemujuran, keberuntungan,

prihal kepuasan, penuh cinta.1 Para Filosof sering mendefinisikan kebahagiaan

dalam kaitan dengan kehidupan yang baik dalam banyak aspek.

Sedangkan kesengsaraan adalah suatu keadaan yang sebaliknya dari

kebahagiaan. Keadaan mental atau emosional yang tidak stabil, yang ditandai

dengan tidak menemukannya kepuasan, cinta, atau kegembiraan yang intens.

Pemahaman umum mengenai kesengsaraan adalah suatu keadaan yang tidak

searah dengan tujuan. Meskipun tujuan hidup tiap-tiap individu berbeda, keadaan

demikian akan tetap disebut sebagai kesengsaraan.

Dalam bahasa Yunani, kebahagiaan dikenal dengan istilah eudaimonia.

Sedangkan kesengsaraan dikenal dengan istilah hli’psis, yang berarti kesesakan,

kesukaran, atau penderitaan akibat keadaan yang menekan.

Secara harfiah kata eudaimonia berarti “memiliki roh penjaga yang baik”.

Bagi bangsa Yunani, eudaimonia berarti memilik jiwa yang baik.2 Bahkan ada

sebuah pandangan yang disebut dengan eudaimonisme yang menganggap bahwa

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, lihat di https://kbbi.web.id / diakses pada

22 Januari 2020. 2 K. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani (Jogjakarta: kanisius, 1999), h. 108.

Page 51: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

42

kebahagiaan adalah tujuan utama hidup yang paling dasar. Kebahagiaan yang

bukan hanya pada aspek emosional individu saja, melainkan menyangkut seluruh

aspek lingkungan sosial.

Melihat dari definisi kebahagiaan dan kesengsaran di atas, dapat dipastikan

bahwa kebahagiaan dan kesengsaraan adalah suatu keadaan, bukan benda.

Kebahagiaan dan kesengsaraan adalah hal universal yang sifatnya relatif tapi

tetap. Universal karena berkaitan erat dengan kehidupan manusia, relatif karena

perspektif dan tujuan tiap individu berbeda, serta tetap karena sampai kapan pun

menjadi tujuan utama.

B. Menurut Falsafah Islam

1. Al-Kindi

Menurut al-Kindi, kebahagiaan bukanlah dengan mencapai keinginan yang

bersifat indrawi, duniawi, tetapi kebahagiaan diperoleh melalui pencapaian

keinginan yang bersifat rasional, baik dalam meneliti, memikirkan, dan mengenal

hakikat segala sesuatu. Sedangkan mengenai kesengsaraan, al-Kindi menulis

karya dalam bidang etika yang berjudul Fi al-Hila Li-Daf al-Ahzan (Mengenai

Cara Menghalau Kesedihan). Ia meyakini bahwa kesengsaraan atau kesedihan

berasal dari tiga hal: hasrat untuk memiliki sesuatu yang tak dapat atau sulit

dicapai; timbulnya pengharapan akan hal-hal yang ingin dimiliki tersebut; lalu

Page 52: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

43

kemudian apa yang terjadi pada kita ketika hal-hal tersebut hilang atau tak pernah

tergapai.1

Adapun cara untuk menghindari kesengsaraan, al-Kindi menyarankan agar

hanya memberi nilai pada hal-hal yang sungguh-sungguh penting bagi kita. Kita

harus berjuang mengekang hasrat dalam diri, dalam rangka memelihara apa yang

ia sebut dengan keseimbangan rohani. Al-Kindi menempatkan nilai lebih kepada

manusia, gagasan, pengalaman, dan agama daripada kekayaan berupa benda atau

hal-hal yang berupa materi.2 Penelitian yang dilakukan oleh kalangan psikolog

juga menyebutkan bahwa mendapatkan pengalaman hidup yang baru nilainya

lebih tinggi dan awet tingkat kebahagiaannya ketimbang mendapatkan sesuatu

yang bersifat konsumtif.3

2. Al-Farabi

Menurut al-Farabi, kebahagiaan itu adalah jika jiwa manusia menjadi

sempurna di dalam wujud di mana ia tidak membutuhkan dalam eksistensinya

kepada materi. Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan yang diperoleh baik di

dunia maupun di akhirat. Mengenai kebahagiaan, al-Farabi menulis buku yang

berjudul Tahshi al- ’ d h (Mencari Kebahagiaan) dan al-Tambih al- ’ d h

(membangun kebahagiaan). Meskipun inti utama falsafah al-Farabi bukan

kebahagiaan, namun materi mengenai itu merupakan penyempurna falsafahnya.4

1 Toni Abboud, Seri Tokoh Islam: Al-Kindi Perintis Dunia Filosofi Arab (Jakarta: Muara,

2013), h. 75. 2 Toni Abboud, Seri Tokoh Islam: Al-Kindi Perintis Dunia Filosofi Arab, h. 76.

3 Komaruddin Hidayat, Penjara-Penjara Kehidupan (Jakarta: Noura Books, 2015), h. 234.

4 Seyyed Hossein Nasr & Oliver Leaman, ed., Ensiklopedia Tematis Filsafat Islam (Bandung:

Mizan, 1996), h. 228.

Page 53: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

44

Al-Farabi menekankan empat jenis sifat utama yang harus menjadi

perhatian untuk memperoleh kebahagiaan. Pertama, keutamaan teoritis, yaitu

prinsip-prinsip pengetahuan yang diperoleh sejak awal tanpa diketahui cara dan

asalnya, juga diperoleh dengan cara berkontemplasi, serta penelitian dan

mengajar. Kedua, keutamaan pemikiran, yaitu yang memungkinkan orang

mengetahui sesuatu yang bermanfaat dalam bertujuan, termasuk dalam hal

tersebut kemampuan dalam membuat aturan-aturan, yang disebut dengan

keutamaan pemikiran budaya (fadhail fikriyah madaniyyah). Ketiga, keutamaan

akhlak, yaitu yang bertujuan mencari kebaikan. Jenis keutamaan ini juga menjadi

syarat dasar dari keutamaan pemikiran. Keempat, keutamaan berkreasi (berkarya

dan kerja keterampilan), yaitu keutamaan yang bisa diperoleh dengan cara

pernyataan-pernyataan yang memuaskan jiwa.5

Menganalisa dari keempat keutamaan yang telah disebutkan, bisa ditarik

benang merahnya dari konsep pemikiran al-Farabi mengenai kebahagiaan. Dasar

utama dari itu adalah akhlak dan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan

mengarahkan seseorang untuk berpikir rasional dan kejernihan berpikir,

sedangkan akhlak mengarahkan kepada tindakan yang benar. Kebahagiaan

merupakan sesuatu atau sebuah tujuan yang suci. Maka cara yang harus ditempuh

adalah dengan perbuatan suci pula. Perilaku yang tidak baik, akhlak yang rusak,

akan jauh dari kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan hal tersebut

akan membawa manusia kepada kesengsaraan.

3. Ibn Maskawaih

5 Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), h. 43.

Page 54: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

45

Menurut Ibn Maskawaih, kebahagiaan adalah tercapainya kesempurnaan

bagi manusia, serta aktualisasinya dalam perbuatannya. Kesempurnaan itu sendiri

adalah kemampuan manusia untuk mencapai derajat tertinggi dengan cara meniti

jalan ilmu pengetahuan tentang alam semesta, sehingga pengetahuannya akan

terus meningkat hingga mencapai pengetahuan Tuhan, menerima anugerah-Nya,

memiliki kearifan, keadilan, dan keberanian. Semua itu harus diaktualisasikan ke

dalam perbuatan ketika berinteraksi dengan sosial masyarakat. Menurutnya, ada

tiga tingkat kebahagiaan, pertama, tercapainya kemaslahatan hidup di dunia. Di

tingkat ini seseorang masih terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat inderawi, tapi

dalam batas yang wajar, sehingga ia masih mampu membedakan mana yang baik

dan mana yang buruk, sehingga ia masih berbuat baik. Kedua, terbebasnya jiwa

dari hal-hal yang bersifat inderawi. Jiwa yang suci mampu mencapai kebahagiaan

yang lebih tinggi daripada kebahagiaan inderawi. Jiwa yang suci akan mendapat

karunia Tuhan. Pada tingkatan ini, manusia tidak akan tertarik dengan hal-hal

inderawi yang rendah. Ketiga, tercapainya kebaikan mutlak, hal itu terjadi apabila

seseorang tidak lagi menginginkan sesuatu yang tidak pasti ataupun sesuatu yang

telah terlewati. Juga tidak mengharapkan balasan kebaikan ataupun ia mengeluh

dengan keburukan yang ia terima. Karena semua yang ia lakukan semata hanya

untuk Tuhan. Sehingga perbuatan-perbuatannya mengandung kebaikan bagi

dirinya maupun masyarakat sekelilingnya.6

Jalan meraih kebahagiaan menurut Ibn Maskawaih ini adalah dengan

menguasai kemampuan teoritis dan praktis. Melalui kemampuan tersebut,

manusia akan mengetahui pengetahuan sehingga berfikir akurat, serta

6 Ibn Maskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, penerjemah Helmi Hidayat (Bandung:

Mizan, 1994), h. 97- 101.

Page 55: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

46

mengaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, kebahagiaan akan

tercapai apabila semua hal kebaikan yang ia lakukan bukan untuk medapatkan

balasan kebaikan juga atau menghindari keburukan. Jika hal tersebut masih

melekat dalam konsep berfikir seseorang maka tekanan-tekanan dan harapan semu

(kesengsaraan) yang akan didapat . Karena sejatinya perlakuan baik atau kebaikan

yang dilakukan untuk manusia, belum tentu kebaikan pula sebagai balasannya.7

C. Menurut Tasawuf

1. Al-Ghazali

Menurut al-Ghazali, kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa dicapai dengan

perubahan kimiawi di dalam diri seorang manusia dan bukan perubahan fisikawi.

Perubahan kimiawi yang dimaksudnya adalah perubahan yang tidak berupa fisik,

yaitu perubahan jiwa, batin, pikiran, perasaan. Manusia terdiri dari dua unsur,

yaitu jasad dan ruh. Ruh bersifat non materi. Ruh mulanya berada di tempat yang

suci (lauhil mahfudh), kemudian ia mendapatkan jasad, maka ruh menjadi tersiksa

dan sengsara. Maka dari itu, bagi ruh, akan mendapatkan kebahagiaan apabila ia

tidak terbelenggu oleh hal-hal yang sifatnya materi. Menurut al-Ghazali,

kebahagiaan akan diraih ketika seseorang telah memahami empat teori dasar.

Pertama, pengetahuan tentang diri. Kedua, pengetahuan tentang Tuhan. Ketiga,

pengetahuan tentang dunia ini. Keempat, pengetahuan tentang akhirat.8

Selain itu, hati dan jiwa yang bersih juga merupakan salah satu jalan untuk

meraih kebahagiaan, karena kebahagiaan sejati itu bersifat non fisik, bukan fisik.

7 Ibn Maskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, h. 104.

8 Al-Ghazali, Metode Menggapai Kebahagiaan: Kitab Kimia Kebahagiaan, penerjemah

Haidar Bagir (Bandung: Mizan, 2014), h. 9-10.

Page 56: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

47

Hati di sini bukanlah segumpal daging yang diketahui oleh semua orang dan

berada di sisi kiri manusia. Tetapi hati adalah kelembutan rohani Tuhan yang tak

lain merupakan hakikat manusia.9 Untuk membersihkan jiwa dan hati maka dapat

dilakukan dengan cara taubat, sabar, fakir, tawakkal, cinta, dan ikhlas. Dan pada

tahap ikhlas itulah kebahagiaan sejati didapatkan.10

Adapun penyebab sulitnya mendapat kebahagiaan salah satunya adalah

egoi me diri. Sebuah ki ah menceritakan bah a, Baya id, i ufi “mabuk” yang

terkenal, didekati oleh seorang pria yang tidak Bahagia, yang mengeluh bahwa ia

berpuasa selama 30 tahun, tetapi tidak semakin dekat dengan kebahagiaan

spritual. Sang sufi mengatakan kepadanya bahwa bahkan 300 tahun tidak akan

cukup karena keegoisan berdiri diantaranya-lelaki tidak bahagia-dengan Tuhan.11

2. Haji Abdul Malik Karim Abdullah (Hamka)

Menurut Hamka, kebahagiaan adalah jalan yang direntangkan oleh agama.

Sementara cara mendapatkannya adalah dengan melalui atau melewati jalan itu

agama itu sendiri. Di dalamnya, ada empat hal yang harus dipenuhi, yaitu itikad

yang bersih, yakin, iman, dan agama. Itikad adalah berkeyakinan yang kokoh, ia

letakanya ada di dalam hati. Dengan itikad maka setiap perbuatan akan terjaga

dari kerusakan-kerusakan.12

Yakin dalam bahasa Arab adalah nyata dan terang. Keyakinan ada tiga

tingkatan, yaitu ainul yaqin, ilmul yaqin, dan haqqul yaqin. Keyakinan merupakan

9 Abu Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazani, Tasawuf Islam Telaah Historis dan Perkembangannya

(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2008), h. 210. 10

Imam Al-Ghazali, Intisari Ikhya Ulumuddin, penerjemah Mukhtasar (Jakarta: PT Serambi Semesta Distribusi, 2017), h. 498-597.

11 Richard Schoch, The Secret of Happiness: Three Thousand Years of Searching for the

Good life, penerjemah Hanif (Jakarta: Hikmah, 2006), h. 254. 12

Hamka, Tasawuf Modern, cet. XII (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1988), h. 37.

Page 57: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

48

hal yang krusial dalam beragama. Dengan keyakinan itu kapasitas keimanan

seseorang akan semakin kokoh.

Iman secara etimologi artinya percaya. Secara terminologis iman adalah

suatu perbuatan yang lahir dari batin. Iman yang sesungguhnya terlingkup di

dalam Islam. Iman, kata Hamka, lebih umum dari Islam dan lebih meliputi. Iman

menghasilkan amal saleh. Amal saleh adalah Islam. Karena itu Islam adalah

manifestasi dari iman. Ibarat sebuah pohon, akarnya adalah iman, sedangkan

pohonnya adalah Islam, dan pupuknya adalah ihsan.13

Agama dalam bahasa Arab adalah al-Din yang berarti menyembah, tunduk,

patuh. Menurut Hamka, agama adalah hasil atau buah kepercayaan yang tertanam

kuat dalam hati. Bisa dikatakan bahwa agama adalah puncak dari itikad dan iman.

Beragama yang baik dapat menjadikan manusia selamat dari perdebatan dan

konflik yang diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan. Menurut Hamka, jika

perdebatan dan konflik dapat dihilangkan maka hati manusia akan mendapatkan

nur Tuhan, sehingga akan merasakan kebahagiaan. Sebaliknya, ketiadaan nur

Tuhan akan menyebabkan manusia sering terjerumus ke dalam konflik-konflik

dan pertikaian, yang itu merupakan bibit dari kesengsaraan.14

D. Aliran Dalam Etika Islam

Perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari seringkali dilandasi oleh

ajaran agama. Oleh karenanya, etika sangat erat kaitannya dengan agama.

Meskipun begitu, tentu perbuatan manusia tidak semua atas dasar perintah atau

13

Hamka. Tasawuf Modern, h. 41-42. 14

Hamka. Tasawuf Modern, h. 70.

Page 58: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

49

larangan agama. Landasan berperilaku bisa berasal dari banyak sumber, salah

satunya adat istiadat. Namun demikian pandangan-pandangan dari ajaran agama

memiliki peran yang paling besar dalam pembentukan tingkah laku manusia.

Perbuatan yang sesuai dengan perintah Tuhan disebut beretika, bermoral, atau

berakhlak. Sebaliknya, perbuatan yang melanggar disebut tidak beretika, immoral,

atau tak berakhlak.

Kata etika dan moral, seringkali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan dianggap sama maknanya. Hal itu wajar karena pada dasarnya istilah

tersebut sama-sama berhubungan erat dengan perbuatan manusia. Namun

sebenarnya istilah-istilah tersebut memiliki perbedaan satu sama lain.

Menurut K. Bertens, etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos yang

artinya tempat tinggal biasa, adat istiadat, akhlak, watak, dan cara berpikir.

Menurut para ahli bahasa Indonesia bahwa istilah dengan akhiran “-ika” haru

dipakai untuk menunjukkan ilmu. Maka etika adalah ilmu tentang apa yang biasa

dilakukan atau ilmu tentang apa yang baik dan buruk serta hak dan kewajiban di

dalamnya.15

Sedangkan moral berasal dari bahasa Latin yaitu mores. Mores sama dengan

ethos dalam Bahasa Yunani, yaitu adat istiadat, tingkah laku, akhlak.16

Dengan

demikian etika dan moral memang sangat erat dalam segi arti. Kemudian apa

yang membedakannya? Yaitu penerapannya. Etika digunakan untuk meninjau

15

K. Bertens, Etika (Yogyakarta: Kanisius, 2013), h. 3-5. 16

K. Bertens, Etika, h. 6.

Page 59: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

50

perbuatan manusia dari segi teoritik atau keilmuan tentang perbuatan tersebut

(ilm al-akhlâq), sedangkan moral adalah praktiknya (akhlâq).17

Etika sebagai cabang ilmu pengetahuan tidak berdiri sendiri. Sebagai ilmu

yang membahas perilaku manusia, ia berhubungan dengan seluruh ilmu tentang

manusia. Ia berhubungan erat dengan antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi,

politik, hukum, dan lain-lain. Di dalam Islam, etika merupakan salah satu ilmu

yang diharuskan bagi pemeluknya untuk mempelajarinya. Sumber utama etika

dalam Islam atau yang biasa disebut dengan akhlak adalah al-Qur‟an dan Sunnah.

Ciri-ciri etika Islam itu, salah satunya adalah adanya teori tentang etika yang

bersifat fitri. Artinya, semua manusia pada hakikatnya, baik muslim ataupun non

muslim, memiliki pengetahuan fitri tentang baik dan buruk. Juga, karena etika

Islam berkaitan erat dengan manusia serta upaya pengaturan kehidupan dan

perilakunya, maka lebih jauh lagi ia diyakini bahwa pada puncaknya akan

mendapatkan kebahagiaan bagi pelakunya.18

Selain ciri-ciri, juga terdapat aliran dalam etika Islam19

, yaitu:

1. Moralitas Skriptualis. Yaitu aliran yang mendasarkan pada pernyataan-

pernyataan atau quasi-quasi moral dalam al-Qur‟an dan Sunnah.

2. Etika Teologis. Yaitu aliran yang mendasarkan pemikiran etika dari al-Qur‟an

dan Sunnah dengan menformulasikan pada pemikiran-pemikiran teologis.

Kelompok etika eperti ini ada pada kelompok aliran Mu‟ta ilah dan

A y‟ariyah.

17

Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 22. 18

Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam, h. 23. 19

Madjid Fakhry, Etika dalam Islam, Penerjemah Zakiyuddin (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. xiv-xix.

Page 60: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

51

3. Etika Filosofis. Yaitu aliran yang mencoba menggabungkan pemikiran-

pemikiran filsafat Yunani, seperti Plato dan Aristoteles dengan argumentasi-

argumentasi Islam.

4. Etika Religius. Menurut Madjid Fakhry adalah bentuk terbaik dari pemikiran

etika Islam. Yaitu aliran yang memadukan pandangan al-Qur‟an, kon ep-

konsep teologi, filsafat, dan mistisisme Islam. Unsur utama pemikiran etika

ini biasanya terkonsentrasi pada dunia dan manusia. Tipe pemikiran etika ini

lebih kompleks.

Page 61: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

74

BAB IV

KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH

MADJID

A. Kebahagiaan dan Kesengsaraan: Jasmani atau Rohani?

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, di dalam agama-agama,

gambaran mengenai kebahagiaan dan kesengsaraan itu tergambar dalam konsep

surga dan neraka, dan tentu tentang hal itu berbeda-beda ilustrasi dan interpretasi.

Kebahagiaan dan kesengsaraan itu hanya ada di dunia saja seperti dalam

ajaran Marxisme, atau di akhirat saja seperti dalam sekte-sekte1 di Eropa dan

Amerika yang mengatakan bahwa kehidupan jasmani hanyalah tempat

kesengsaraan semata karena sifatnya yang membelenggu jiwa manusia, atau di

dunia dan di akhirat seperti dalam Islam.2

Hampir semua agama memiliki kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat

rohani. Seperti keyakinan terhadap adanya kehidupan yang lebih tinggi dan kekal

daripada kehidupan di dunia sekarang. Di kehidupan yang lebih tinggi itu diyakini

juga terdapat kebahagiaan dan kesengsaraan yang lebih tinggi pula nilainya. Hal

1 Umumnya sekte-sekte yang terdapat di Eropa dan Amerika di cap sebagai sekte sesat.

Karena mengajak dan merekrut anggota yang kemudian disuruh untuk melakukan bunuh diri massal. Aksi bunuh diri itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan yang ada di dunia. Juga ada beberapa sekte yang melakukan aksi bunuh diri massal dengan berkeyakinan bahwa dengan meninggalkan dunia ia akan menyucikan roh dan menuju kehidupan yang lebih tinggi. Ada empat sekte terkenal di Eropa dan Amerika yaitu: Sekte Gerbang Surga, Sekte Kuil Matahari, Sekte David Koresh, Sekte Peoples Temple. Lihat di https://m.merdeka.com/dunia/4-kasus-bunuh-diri-massal-sekte-sesat-paling-mengejutkan-dunia.html /diakses Rabu, 6 November 2019

2 Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 103.

Page 62: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

53

seperti itu merupakan titik temu yang paling besar dari agama-agama, di samping

kepercayaan kepada Tuhan.

Di dalam agama Islam, utamanya di dalam al-Qur‟an terdapat banyak

ilustrasi dan penegasan yang kuat mengenai kebahagiaan dan kesengsaraan, salah

satunya seperti:

ظ ف ركهى لد أ و ث ا ر ئ ل ۦ ى ف ذ شق عع ب٥٠١ نٱفأي ا ز بن ى نبس ٱفف شق ف

ش ق صف ش خ ٥٠١ به ذ ٱدايذ يبف ٱد نغ سثك ءشب يبئ لض س ل بل سثكئ بفع ن

ش ذ أيب۞٥٠١ ٱ ذ ا نز خ جخ ن ٱفف ع ع به ذ ٱدايذ يبف ٱد نغ يبئ لض س ل

ء عطب سثك ءشب ٥٠١ز ر يج شغ

Artinya: “Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang

berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada

yang celaka dan ada yang berbahagia. Adapun orang-orang yang

celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka

mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), mereka kekal di

dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu

menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana

terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang

berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di

dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu

menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putu nya”.

(QS. Hud/11:105-108)

Di zaman modern ini, persoalan tentang kebahagiaan dan kesengsaraan itu

diyakini sebagai uatu hal yang final dan “taken for granted” mengenai

keberadaannya, tak perlu disangkal dan diperdebatkan lagi apakah ia ada atau

tidak ada. Yang menjadi persoalan pelik adalah masalah interpretasi di dalamnya.

Apakah tentang wujud kebahagiaan dan kesengsaraan itu berupa pengalaman

kerohanian semata, atau pengalaman jasmani semata, ataukah pengalaman

jasmani dan rohani sekaligus.

Di dalam agama Islam, kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan hal yang

maujudi, di dunia dan akhirat. Namun keduanya tetap dibedakan. Seseorang

Page 63: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

54

dianjurkan mengejar kebahagiaan di akhirat dan juga tidak lupa atau lalai terhadap

kebahagiaan dunia. Seperti yang dijelaskan dalam al-Qur‟an:

ب زغ ث ٱ اسٱلل ٱكءارى ف ٱنذ شح ل لخ جكرظ ص ٱي أح ب نذ ب غ أح ك لل ٱغ لك ئ ن

ٱغ رج ٱف فغبدن ض س ل ٱئ تللل ف ن ٱ ح ذ ١١غ

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah

kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu

melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat

baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,

kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

keru akan”. (QS. Al-Qashash/28:77)

Dalam hal tertentu, itu berarti bahwa mendapatkan kebahagiaan di dunia

belum tentu mendapatkan kebahagiaan di akhirat, dan sebaliknya, mendapatkan

kebahagiaan di akhirat belum tentu mendapatkan kebahagiaan di dunia.1 Di luar

persoalan itu, karena memang dalam al-Qur‟an dijelaskan bahwa ada beberapa

perilaku yang bisa mengantarkan kita kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat

sekaligus seperti, berbuat baik, jujur, amanah, kerja keras, tulus, dan lain-lain

yang semuanya itu merupakan ciri-ciri dari orang beriman yang dinamis, untuk

terus menuju kesempurnaan sebagai hamba. Nurcholish Madjid memperkuat

argumennya dengan Firman-Nya:

مي به ح ص ع ركش ي ثى أ أ إ ي فه ح ي ۥ ح حنج طجخ ى ث أح ش ىأج ض غ

ا يب ع كب ه ٧١

Artinya: “Barang iapa yang mengerjakan amal aleh, baik laki-

laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya

akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya

akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik

dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al-Nahl/16:97)2

1 Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 105.

2 Nurcholish Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, h. 6.

Page 64: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

55

Juga, terdapat penjelasan mengenai perilaku yang akan mengantarkan kita

kepada kesengsaraan di dunia sekaligus di akhirat seperti, berbuat jahat, ingkar

terhadap kebenaran, dan perbuatan-perbuatan lainnya yang jauh dari sifat orang

beriman.

ب أي ٱ ا نز أ فغق ى ف ب نبس ٱى ه ك ا خ أا أساد ج ش ذ ا ب ي بأ ع مف ق ا ن ى ر ق

ز ىنز يٱنبس ٱعزاة ك ۦث ث ق ى٠٠ر كز ن ز ٱعزاة ن ٱي ى د ل ٱعزاة ن ٱد نعه ى جش ك ل

ش ع ٠٥ج

Artinya: “Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka

tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar

daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada

mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu

mendustakannya. Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka

sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar

(di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

(QS. Al-Sajdah/32:20-21)3

Islam menjelaskan bahwa kebahagiaan dan kesengseraan itu ada di dunia

dan akhirat, yang tentu saja kebahagiaan dan kesengsaraan di akhirat itu lebih

tinggi tingkatannya daripada di dunia. Pangkal dari semua itu adalah surga dan

neraka.

Mengenai surga dan neraka, para ulama berselisih mengenai penafsirannya.

Perselisihan itu mengenai apakah pendekatan memahami teks-teks secara harfiah,

atau memahami teks secara metaforis ( ’ il).4 Bagi mereka yang memahami

teks-teks suci secara harfiah, penggambaran tentang kebahagiaan dan

kesengsaraan akan cenderung bersifat fisik, karena hampir semua keterangan dan

3 Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 106

4Dalam Kamus Linguistik, “metafora” (metaphor) berarti pemakaian suatu kata atau

ungkapan untuk suatu objek atau konsep berdasarkan kias atau persamaan. Itu berarti suatu kosa kata atau susunan kata yang pada mulanya digunakan untuk makna tertentu (secara literal atau harfiah) dialihkan kepada makna lain. Lihat, Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia, 1983), h. 106.

Page 65: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

56

penggambaran tentang surga dan neraka dalam al-Qur‟an menggambarkan tentang

pengalaman kebahagiaan dan kesengsaraan yang serba fisik.5

Berhubungan dengan semua itu, Nurcholish Madjid memaklumi mereka

yang memahami teks-teks suci secara harfiah. Ia sepakat dengan Ibn Rusyd

mengenai terbaginya manusia. Ibaratnya, manusia ada yang berada di susunan

yang tinggi, ada yang berada di susunan rendah. Semacam piramida eksistensial.

Manusia yang berada di susunan tinggi atau puncak piramida disebut kaum

khawas (al-khawas, orang-orang khusus, the specials). Sedangkan manusia yang

berada di bawah sampai dasar piramida disebut kaum awam (al-awam, orang-

orang umum kebanyakan, the commons). Kaum awam ini biasanya menempati

struktur terbesar dalam piramida masyarakat. Menurut Nurcholish Madjid,

pendekatan yang dilakukan oleh Ibn Rusyd ini tidak dapat ditolak, karena

kenyataannya dalam masyarakat, yang sanggup memahami kebenaran-kebenaran

hakiki melalui alegori-alegori dengan melakukan al-i’ i r ke pengertian-

pengertian sebenarnya di balik alegori-alegori tidaklah banyak. Bagi kaum

khawas, keterangan-keterangan mengenai kebahagiaan dan kesengsaraan yang

berbentuk gambaran kehidupan surga dan neraka dalam al-Qur‟an, nyatanya

adalah metafor atau makna kiasan (majaz). Bagi kaum khawas yang melakukan

pendekatan melalui al-i’ i r adalah mustahil atau absurd jika teks-teks suci itu

ditafsiri secara harfiah.6

Namun, menurut Ibn Rusyd, perbedaan-perbedaan penafsiran terhadap teks-

teks suci, tidak ada masalah yang cukup signifikan. Karena memang dalam al-

Qur‟an banyak mengilustrasikan kebahagiaan dan kesengsaraan secara fisik.

5 Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 107.

6 Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 107.

Page 66: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

57

Mengingat al-Qur‟an mengilustasikan tentang itu untuk membuat orang-orang

biasa atau awam terkesan sehingga mereka tahu tentang pentingnya hidup dengan

menaati agama. Ibn Rusyd percaya bahwa hanya sebagian kecil, orang-orang

memutuskan untuk taat beragama karena mereka merasa itu adalah hal yang benar

untuk dilakukan. Sedangkan sebagian besar yang lain butuh untuk diiming-imingi

dengan hadiah kebahagiaan yang abadi atau ancaman kesengsaraan yang abadi.7

Senada dengan itu, Nurcholish Madjid juga mengatakan bahwa Tuhan Maha

Adil dan Maha Kasih Sayang kepada semua ummat-Nya. Maka tentu mustahil al-

Qur‟an diturunkan atau dikhusukan hanya kepada orang-orang khawas saja yang

jumlahnya sedikit itu. Oleh karena itu, Tuhan mengarahkan sabda-Nya kepada

khalayak umum yang sesuai dengan cara berfikir serta kemampuan mereka

menangkap pesan-pesan yang terkandung. Penggambaran terhadap surga dan

neraka secara fisik, sudah sesuai dengan cara yang sekiranya akan mendorong

mereka berbuat baik dan meninggalkan perbuatan jahat.8

Di dalam al-Qur‟an banyak ayat-ayat yang mendukung penafsiran secara

alegoris atau ’ il, termasuk juga mengenai kebahagiaan dan kesengsaraan.

Nurcholish Madjid memperkuat pendapatnya dengan firman berikut:

نقذ ف ق ش ن ٱزا ف ن هبط بصش ءا يثم ك مي نبط ٱثش أك فأثى س ئ ل ف ١٧اك

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang

kepada manusia dalam al-Qur‟an ini tiap-tiap macam perumpamaan,

tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari(nya).

(QS. al-I ra‟/17:89)

ثم ۞ ذنز ٱجخ ن ٱي ع ن ٱ زق ش يرج برح ي ٱز بش ل ه ب ئ ى دا أ ك ه ظ ق كر ه ٱجىع نز

ٱق رقا ع ك ن ٱجى ٥١نبس ٱف ش

7 Liz Sonneborn, Seri Tokoh Islam: Averroes, Terj. Muhammad Abe (Jakarta: Muara, 2013),

h. 79. 8 Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 108.

Page 67: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

58

Artinya: “Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-

orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di

dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian

pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa,

sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka”. (QS.

al-Rad/13:35)9

Oleh karena itu, gambaran tentang surga dan neraka disebut sebagai ’ il

atau tamsil-ibarat dalam al-Qur‟an, maka sepatutnya tidaklah dipahami menurut

makna bunyi lafal lahiriahnya. Hal demikian merupakan pemahaman tentang

keagamaan yang lebih batini (esoterik) daripada lahiri (eksoterik). Seperti itulah

kira-kira pemahaman yang dikejar oleh para failasuf dan kaum sufi. Pendekatan

esoterik memang cukup sulit dipahami oleh orang awam, sehingga banyak

disalahpahami yang kemudian menimbulkan polemik dan kontroversi. Beberapa

pelopor pemahaman esoterik seperti al-Hallaj dan Suhrawardi mendapat

pertentangan-pertentangan dari orang-orang yang tidak sepaham dan harus

menemui kematian di tangan penguasa akibat intrik-intrik yang menjerat

mereka.10

Dalam pandangan kefilsafatan dan kesufian, tentang kebahagiaan dan

kesengsaraan cendrung mengarah kepada pengertian-pengertian yang lebih

psikologis daripada fisiologis.11

Selain berdasarkan isyarat tentang banyaknya

kandungan al-Qur‟an yang disebut sebagai tamsil-ibarat, di dalam al-Qur‟an juga

terdapat ayat yang mengatakan bahwa diantara banyak kebahagiaan ada satu

kebahagiaan yang paling agung.

9 Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 109.

10 Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 110.

11 Psikologis menurut Kamus Ilmiah Populer adalah secara ilmu jiwa; bersifat kejiwaan.

Sedangkan fisiologis berkenaan dengan fisiologi.

Page 68: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

59

عذ إ ن ٱلل ٱ إ ن ٱي ذ ي ش يرج ذ ج برح ي ٱز خ ش ل به ذ يغ ف ك

س ض عذ ذ ج ف طجخ ن كر جش أك لل ٱي ن ٱ ى ن ٱص ف ١٠عظ

Artinya: “Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki

dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir

sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-

tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih

besar; itu adalah keberuntungan yang be ar”. (QS. al-Tawbah/9:72)12

Dalam hal tersebut, Nurcholish Madjid sepakat dengan pendapatnya Sayyid

Quthub yang telah melakukan penafsiran dengan pendekatan filosofis dan mistis

soal kebahagiaan yang agung. Bahwa kebahagiaan tertinggi dan paling agung

adalah keridlaan Allah SWT. Yaitu sebagai pengalaman kesaksian rohani akan

wujud Maha Benar itu, yang dihadapan pengalaman kesaksian itu semua bentuk

kebahagiaan yang lain menjadi tidak ada apa-apanya. Hal tersebut disebut dengan

kasyaf (terbukanya tabir, pengalaman spiritual akan kehadiran Kebenaran Ilahi).13

Bagi kaum khawas yang melakukan penafsiran secara alegoris, yang

terpenting dari teks-teks suci bukanlah penggambaran terhadap surga dan neraka

yang cendrung bersifat fisik itu, melainkan nilai iman dan mengaplikasikan

perintah-perintah kebaikan di dalamnya sebagai hamba yang taat beragama.

Keimanan yang kuat dan ketaatan yang mantap akan membawa kita kepada

kesadaran ketuhanan.

Terinspirasi dari pendapat Sayyid Quthub tentang kebahagiaan yang agung.

Nurcholish Madjid menggunakan istilah kesadaran ketuhanan. Kesadaran

ketuhanan menurutnya adalah pengalaman kesadaran keruhaniaan yang tinggi.

Suatu pengalaman yang hanya diperoleh seseorang yang telah mencapai tingkat

tinggi dalam perkembangan kehidupan rohaninya melalui proses sikap takwa dan

12

Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 111. 13

Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 111.

Page 69: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

60

olah rohani dalam ibadat-ibadat.14

Seseorang yang mencapai kesadaran ketuhanan

akan dibukakan terhadapnya jalan menuju kebenaran, yang akan selalu

mengajarkan sikap tunduk (din) dan pasrah (islam) kepada-Nya. Dengan seperti

itu maka seseorang akan dilimpahi kebahagiaan. Adapun salah satu cara untuk

mencapai kesadaran ketuhanan adalah dengan melalui beribadat yang baik dan

benar termasuk di dalamnya istighfar, yukur, dan do‟a.15

Nurcholish Madjid mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk

ketuhanan. Maksudnya, manusia adalah makhluk yang menurut tabiatnya sejak

masa primordialnya selalu mencari dan merindukan Tuhan. Dengan perintah-Nya

kepada manusia untuk selalu berbuat baik, taat beragama, dan mengokohkan

iman, secara tidak langsung Dia menunjukkan sifat Maha Kasih Sayang, agar

manusia kembali kepada fitrahnya, yang dengan itu akan merasakan kebahagiaan

dan jauh dari kesengsaraan. Namun, kebanyakan manusia tidak menyadarinya.

B. Pembebasan

Setelah kita mengetahui bahwa kebahagiaan dan kesengsaraan yang sejati

itu adalah pengalaman yang sifatnya rohani, maka selanjutnya akan dibahas

metode atau jalan yang harus dipahami dan ditempuh oleh seseorang untuk

mendapatkan kebahagiaan, juga guna menghindari kesengsaraan.

Pembebasan yang dimaksud di sini, menurut Nurcholish Madjid adalah

sebuah pengosongan diri dan bebas dari setiap belenggu yang menghalangi jalan

kepada Tuhan. Pembebasan adalah salah satu tema pokok seruan nabi kepada

14

Nurcholish Madjid, Pesan-Pesan Takwa Nurcholish, h. 260. 15

Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban, h. 161-172.

Page 70: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

61

umat manusia, termasuk pembebasan dari belenggu budaya dan tradisi jika

menghalangi kepada kebenaran.16

Dalam konsep ini, Nurcholish Madjid mengacu pada kalimat syahadat.

Utamanya pada syahadat pertama. Kalimat syahadat merupakan induk dari semua

keimanan dan keislaman. Bentuk-bentuk keimanan yang lain hanyalah cabang

darinya.17

Term “laa ilaaha” merupakan kalimat per ak ian yang dimulai dengan

al-nafy atau peniadaan dalam fa e negatif “tiada Tuhan”, maka tujuannya adalah

pembebasan diri dari setiap belenggu. Karena etelah term “laa ilaaha” adalah

“illallah” yang berarti peneguhan dalam fa e afirmatif “kecuali Allah”.18

Maka

pembebasan diri dari setiap belenggu yang dimaksudkan adalah ketundukan

hanya kepada Allah, sebagai Tuhan yang sebenar-benarnya dan tidak tunduk

kepada apa dan siapa selain-Nya. Allah adalah Wujud yang tak bisa dibandingkan

dengan sesuatu apapun dan tidak ada suatu apapun yang sebanding dengan-Nya,

maka ketundukan pada-Nya adalah tunduk dalam makna yang dinamis, berupa

usaha yang tulus serta terus-menerus untuk mencari. Usaha seperti itu akan

membawa pada pembebasan diri dari selain-Nya.19

Jadi sesungguhnya, menurut Nurcholis Madjid, kebahagiaan dimulai dengan

negasi dan afirmasi, suatu proses pembebasan dan ketundukan. Mengenai negasi

yang membawa kita kepada afirmasi, atau pembebasan yang menuntun kita

kepada ketundukan dinamis, Nurcholish Madjid memperkuat argumennya dengan

firman-Nya:

16

Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 112. 17

Sayyid Quthub, Petunjuk Jalan, Terjemahan A. Rahman Zainuddin MA, Cet. III (Jakarta: Media Da’wah, 1987), h. 138

18 Nurcholish Madjid, Pesan-Pesan Takwa Nurcholish, h. 249.

19 Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 112.

Page 71: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

62

ئ ق م ى ءاثب كب ك أث ؤ ى ب ك ئ خ ؤ ى أص ك ى ك شر ك ىج عش أي بزشف ق ٱل ر ج ز شح

رخ يغ كغبدبش رش ك أحتب ض ىئ ن ك لل ٱي سع ن بد ۦ ج ف ه ا ۦعج فزشثص

أ حزى ث أي لل ٱر للل ٱۦ ش ن ٱذ ي ف ن ٱوق ق ٠٢غ

Artinya: “Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-

saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu

usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat

tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan

Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai

Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi

petunjuk kepada orang-orang yang fa ik”. (QS. al-Tawbah/9:24)

Nurcholish Madjid mengatakan, bahwa firman Allah ini janganlah dipahami

bahwa Nabi Muhammad datang untuk membawa pertentangan dengan keluarga,

juga tidak mendorong manusia untuk meninggalkan kegiatan duniawi, karena al-

Qur‟an sendiri sarat dengan ajaran tentang kewajiban memelihara kerukunan dan

kasih sayang antar keluarga dan menganjurkan juga untuk tidak meninggalkan

hal-hal yang bersifat duniawi. Akan tetapi, Firman Allah tersebut hanya

menegaskan bahwa jalan menuju Kebenaran dapat ditempuh setelah seseorang

membebaskan diri dari lingkungannya, baik sosio-kultural (orang tua, keluarga,

dan masyarakat) maupun sosio-ekonomi (pekerjaan dan kedudukan) apabila

sekiranya hal tersebut membelenggu dan menghalangi jalan kepada Allah, maka

bebaskanlah diri dengan ikatan itu.20

Begitulah contoh implikasi proses pembebasan diri yang ada di dalam Kitab

Suci, yang merupakan konsistensi pernyataan negatif atau al-nafy pada bagian

pertama kalimat yahadat, “tiada Tuhan”. Tetapi pembeba an dari belenggu-

belenggu yang sekiranya menghalangi jalan, itu hanyalah separuh dari jalan

menuju kebahagiaan sejati.

‘20

Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 114.

Page 72: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

63

C. Tanyalah Jalan ( l-an)

Menurut Nurcholish Madjid, term l l-an, dalam al-Qur‟an adalah

sebuah nama sumber mata air yang sejuk, yang terdapat dalam surga. Sebuah

metafor yang sangat indah. Dalam bahasa arab sal-sabil-a itu arti harfiahnya

adalah “tanyalah jalan”.21

Setelah metode pembebasan, seperti yang dibahas sebelumya, menurut

Nurcholish Madjid, jalan separuh lagi yang harus ditempuh oleh seseorang yang

bertekad menuju kebenaran adalah yang dilambangkan dalam pernyataan tekad

untuk tunduk kepada Sang Kebenaran itu sendiri, yang merupakan konsistensi

penyataan afirmatif atau penegasan (al-itsbat) pada term “illallah” atau “kecuali

Allah”. Sebagaimana yang telah di ebutkan di ata bah a ketundukan itu adalah

ketundukan yang dinamis. Artinya, seorang hamba tidak kenal lelah dalam usaha

terus-menerus mencari, mendekat (taqarrub) untuk bertemu (liqa) dengan

Kebenaran. Wujud nyata dari usaha terus-menerus itu beragam. Dalam dimensi

yang lebih fisik disebut dengan jihad, yang biasa ditempuh oleh orang ahli perang

dan pahlawan. Dalam dimensi intelektual disebut dengan ijtihad, yang biasa

ditempuh oleh para pemikir. Sedangkan dalam dimensi spiritual disebut dengan

mujahadah, yang bia a ditempuh oleh kaum ufi dan ahli „Irfan.22

Mengenai ragam bentuk dari usaha terus-menerus yang disebut oleh

Nurcholish Madjid di atas, tentu saja tidak hanya terbatas pada ahli perang atau

pahlawan, pemikir, dan kaum sufi saja, akan tetapi penulis simpulkan juga kepada

masyarakat umum secara luas atau kaum awam. Lalu apa bentuk dari usaha terus-

21

Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 117. 22

Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 115.

Page 73: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

64

menerus yang dapat dilakukan bagi kaum awam? Yaitu memulai dengan

konsistensi beribadat dan berfikir yang telah disebutkan di muka.

Beribadat dan berfikir adalah berhakikat tunggal. Tidak dapat dipisahkan.

Juga tidak bertentangan satu sama lain. Beribadat adalah korelasi iman, sedangkan

berfikir adalah korelasi ilmu. Di dalam Kitab Suci al-Qur‟an terdapat banyak ayat-

ayat yang menganjurkan manusia untuk berfikir. Hal tersebut bukan tanpa tujuan,

melainkan karena berfikir membuat lebih mudah untuk beriman. Demikian juga

sebaliknya, dengan keimanan yang apabila sudah benar, akan melapangkan jalan

pikiran yang benar pula.23

Mengenai keimanan, yang menjadi dasar dalam beribadat, tidaklah

dipandang sempit. Artinya keimanan tersebut haruslah bersifat dinamis. Iman

yang dinamis merupakan bagian dari proses ketundukan dinamis, yang merupakan

konsistensi dari pernyataan afirmatif atau penega an pada term “illallah” atau

“kecuali Allah”.

Menurut Nurcholish Madjid, Iman yang dinamis adalah iman yang tidak

hanya cukup dengan percaya saja. Maksudnya, kita tidak hanya cukup percaya

saja pada adanya Allah, tetapi harus pula mempercayai bahwa Allah itu dalam

kualitas-Nya sebagai satu-satunya yang bersifat keilahian atau ketuhanan, dan

sama sekali tidak memandang adanya kualitas serupa kepada sesuatu apapun yang

lain. Selanjutnya, konsekuensi dari mempercayai Allah, maka kita tidak boleh

bersandar dan menggantungkan harapan kepada selain-Nya.24

23

Budhy Munawar-Rachman, Karya Lengkap Nurcholish Madjid, h. 2435. 24

Nurcholish Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, h. 5.

Page 74: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

65

Kemudian, setelah pola pikir tentang konsep iman sudah benar, maka yang

harus dilakukan adalah menjaga kemurniannya. Iman yang ada pada diri manusia

memang tidak akan selalu kuat atau besar, sewaktu-waktu akan juga melemah.

Hal itulah yang memang jadi tantangan bagi manusia untuk selalu berusaha

menjaga kemurniannya, agar tidak tercampuri oleh kejahatan-kejahatan atau

perbuatan buruk lainnya. Dengan demikian akan ia mendapatkan manisnya iman,

yaitu rasa aman. Nurcholish Madjid memperkuat argumennya dengan ayat:

ٱ نى ا ءاي نز ه ا ج غ ى ث ظ ه ىئ ن ٱن ى ئ كأ ى ي ل ي ١٠زذ

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak

mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah

yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang

mendapat petunjuk”. (QS. al-An am/6:82)25

Adanya anjuran dalam al-Qur‟an untuk elalu beru aha menjaga kemurnian

iman dengan tidak menodainya dengan perbuatan-perbuatan yang buruk, bisa

juga dengan cara seperti yang dituliskan di muka yang mengatakan iman tidak

hanya secara vertikal saja tetapi juga secara horizontal, yaitu secara vertikal salah

satunya bisa direalisasikan dengan menegakkan shalat sebagai komunikasi dengan

Tuhan. Sedangkan secara horizontal salah satunya bisa direalisasikan dengan

menunaikan zakat, sebagai salah satu bentuk kewajiban juga komunikasi baik

dengan sesama manusia.

Gagasan Nurcholish Madjid tentang iman yang dinamis dan juga pemurnian

iman, yang kemudian berimplikasi pada paham bahwa iman bersifat vertikal dan

horizontal, yang semua itu adalah bagian dari metode afirmatif, maka disini

penulis menemukan kesamaan dengan pemikiran Ibn Maskawaih. Jika Ibn

25

Nurcholish Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, h. 6.

Page 75: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

66

Maskawaih mengatakan salah satu jalan menuju kebahagiaan adalah dengan

menguasai kemampuan teoritis dan praktis, maka Nurcholish Madjid menawarkan

salah satu jalan menuju kebahagiaan adalah menjadi manusia berketuhanan dan

bermasyarakat yang baik, dengan berlandaskan iman yang dinamis dan murni.

Dengan pemaparan di atas, dapat diambil pemahaman bahwa iman dan ilmu

menjadi modal utama dalam malakukan usaha yang terus-menerus, yang

disebutkan oleh Nurcholish Madjid. Usaha terus-menerus untuk mencari itu

di ebut menempuh “Jalan Allah” (sabil al-Lah). Jalan Allah yang harus ditempuh

itu di ebut juga dengan “jalan luru ” (al-shirath al-mustaqim). Jalan yang

membentang langsung antara fitrah manusia yang suci dengan Kebenaran Mutlak.

Akan tetapi, menurut Nurchalish Madjid, Kebenaran Mutlak itu tidak akan

terjangkau. Maka dalam menempuh jalan lurus itu tidak boleh berhenti, justru

harus terus menerus bertanya, apa selanjutnya? Apakah tak ada kemungkinan

sama sekali bahwa jalan yang sudah ditempuh dan jalan yang akan ditempuh,

akan menyesatkan kita dari Kebenaran?26

Pertanyaan demi pertanyaan akan muncul seiring waktu. Hal demikian

merupakan hal yang eksistensial dan biasa dialami oleh seseorang yang sedang

menempuh jalan lurus. Sekali lagi, ketulusan hati dan kokohnya iman yang

menentukan di setiap perjalanannya.

Nurcholish Madjid mengatakan, seorang hamba yang benar-benar tunduk

patuh kepada Tuhan, akan terus meminta petunjuk jalan yang lurus itu. Dalam

kesungguhan mencari dan menempuh jalan itu tidak perlu takut membuat

kekeliruan, asalkan tidak disengaja. Nurcholish Madjid juga mengatakan bahwa

26

Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 115.

Page 76: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

67

sikap berhenti mencari adalah bentuk pembelengguan diri. Karena sikap berhenti

mencari adalah indikasi dari keyakinan diri bahwa telah mengetahui Tuhan.

Dalam hal pengetahuan tentang Tuhan, seperti dikutip oleh Nurcholish Madjid

dalam kitab al-Futuhat al-Makkiyah karya Ibn Arabi

“Barangsiapa mengaku dengan pasti bahwa Allah bergaul

dengan dirinya, dan ia tidak lari (dari pengakuan itu), maka itu adalah

tanda bahwa ia tidak tahu apa-apa. Tidak ada yang tahu Allah kecuali

Allah sendiri. Maka waspadalah. Sebab yang sadar di antaramu

tentulah tidak seperti yang alpa. Ketiadaan kemampuan menangkap

pengertian adalah ma‟rifat. Begitulah memang pandangan akan hal itu

bagi yang berakal sehat. Dia adalah Tuhan yang sebenarnya, yang

pujian kepada-Nya tidak terbilang. Dia adalah Yang Maha Suci, maka

janganlah kamu buat bagi-Nya perbandingan”.27

Bahwa dalam usaha menuju kepada Kebenaran, membuang asumsi-asumsi diri

bahwa telah mengetahui Tuhan harus terus dilakukan. Dan ini merupakan suatu

hal yang amat sulit. Perjalanan kepada Tuhan adalah perjalanan yang

mensyaratkan kekosongan pikiran perbandingan mengenai Tuhan dan bebas dari

asumsi tentang-Nya.

Dalam dunia sufi, pengosongan itu disebut dengan takhalli. Jika dalam

konteks duniawi berpikir selalu menuntut adanya pra-asumsi atau premis, maka

dalam konteks mencari Kebenaran sejati, pra-asumsi atau premis harus

dilepaskan. Tapi meskipun melepaskan pra-asumsi atau premis, berpikir dalam

konteks kesufian tidaklah berarti tiadanya rasionalitas. Karena dalam al-Qur‟an

sendiri dianjurkan untuk menggunakan akal dalam mencari Kebenaran. Rasio dan

pengalaman keagamaan tidaklah bertentangan. Justru, menurut Nurcholish

27

Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 118.

Page 77: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

68

Madjid, tasawuf sebagai keilmuan dalam bidang esoterik keagamaan adalah suatu

bentuk perkembangan rasionalitas tertinggi.28

Dalam pandangan kesufian dan falsafah Islam, menurut Nurcholish Madjid

semuanya itu adalah jalan yang sebenarnya menuju kebahagiaan. Metafor yang

telah disebutkan bahwa mata air di surga yang bernama l l-an atau arti

harfiahnya dalam baha a arab “tanyalah jalan”, meluki kan bah a kebahagiaan

tidaklah bersumber dari perasaan kepastian dalam pengalaman mencari

Kebenaran, justru pengalaman rohani ketika dengan penuh ketulusan, niat yang

sungguh-sungguh, serta tak berhenti bertanya tentang petunjuk, atau bisa

dikatakan perasaan penuh ketegangan antara kecemasan dan harapan (khawf-an

h m ’ n), kecemasan kalau gagal menemukan Kebenaran dan perjumpaan

(liqa). Itulah menurut Nurcholish Madjid, sumber sejati cita rasa kebahagiaan

yang melimpah (k ’ n dihaqan).29

Sementara kesengsaraan sendiri bisa

disimpulkan dari beberapa pembahasan di muka, adalah merasa tahunya diri

kepada Tuhan, karena menganggap diri telah sampai kepada Kebenaran.

Sementara adalah suatu hal yang mustahil jika sesuatu yang nisbi mengetahui

Yang Mutlak.

D. Corak Etika Kebahagiaan Nurcholish Madjid

Nurcholish Madjid seringkali memposisikan etika Islam ke dalam gagasan-

gagasannya, baik mengenai negara, politik, hukum, sosial, ekonomi, pun juga

dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan. Etika Islam layaknya nadi dalam

28

Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 117. 29

Nurcholish Madjid, “Konsep-Konsep Kebahagiaan dan Kesengsaraan”, h. 120.

Page 78: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

69

tubuh pemikiran-pemikirannya. Menurutnya, fondasi dari etika Islam adalah al-

Qu‟ran. Yang merupakan umber dari egala ajaran agama I lam, baik itu

berbentuk perintah ataupun larangan.

Dalam QS. al-Imran/3:79, dijelaskan bahwa tujuan para Rasul Allah adalah

mewujudkan masyarakat berketuhanan (rabbaniyun). Yaitu masyarakat yang

para anggotanya dijiwai oleh semangat mencapai ridha Allah, melalui perbuatan

baik bagi sesamanya dan kepada seluruh makhluk hidup. Seluruh bidang-bidang

etika, menurut Nurcholish Madjid haruslah dibangun dari dasar itu.30

Makna rabbaniyah itu sama dengan beriman dan bertakwa. Dari sudut

pandang keagamaan, iman dan takwa merupakan asas yang benar bagi semua

segi kehidupan manusia. Pandangan hidup yang berorientasi ketuhanan itu terkait

dengan pengakuan sadar bahwa Tuhan Yang Maha Esa sebagai yang mutlak,

tidak ada yang menyamai, tidak pula dapat disamai, serta tidak dapat dijangkau

oleh akal manusia. Tetapi hal demikian dapat diinsyafi sedalam-dalamnya

tentang keberadannya.31

Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai sebaik-baiknya makhluk ciptaan-

Nya. Bahkan manusia tinggi dan baik daripada alam. Hal demikian bukan lantas

untuk disombongkan, melainkan manusia harus menjaga dan merawat alam

sebagai bentuk syukur dan apresiasi atas karunia Tuhan.32

Dengan begitu

hubungan yang baik antara manusia dengan penciptanya, dengan sesama, dengan

alam, dan lingkungan sosial akan tercipta. Lebih lanjut lagi, dengan terciptanya

30

Budhy Munawar-Rachman, Karya Lengkap Nurcholish Madjid, h. 4699. 31

Budhy Munawar-Rachman, Karya Lengkap Nurcholish Madjid, h. 4777. 32

Budhy Munawar-Rachman, Karya Lengkap Nurcholish Madjid, h. 4771.

Page 79: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

70

hubungan baik maka akan terciptalah perdamaian. Yang semua itu merupakan

proses menuju kebahagiaan baik di dunia dan di akhirat.33

Metode untuk menuju kebahagiaan dan menjauhi kesengsaraan yang

ditawarkan oleh Nurcholish Madjid memiliki pendekatan yang kompleks. Di

dalamnya, ia bukan hanya mempersoalkan antara manusia dengan Tuhannya,

tetapi juga manusia dengan sesamanya, termasuk juga lingkungannya. Maka dari

itu, tentu etika Islam sebagai ilmu baik dan buruk, ilmu tingkah laku, turut andil

dalam persoalan tersebut.

Terdapat banyak aliran atau corak dalam etika Islam, salah satu aliran yang

paling kompleks adalah etika religius, yang menurut pandangan penulis adalah

corak etika Islam yang digagas Nurcholish Madjid dalam konsep kebahagiaan

dan kesengsaraannya. Etika yang memadukan konsep dalam al-Qur‟an,

pandangan filosofis, teologis dan mistisisme.

33

Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban, h. 220.

Page 80: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menguraikan pembahasan mengenai kebahagiaan dan kesengsaraan

menurut Nurcholish Madjid, maka penulis simpulkan bahwa, dari berbagai

macam metode penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an mengenai apakah kebahagiaan dan

kesengsaraan bersifat pengalaman jasmani atau rohani, Nurcholish Madjid

menegaskan bahwa kebahagiaan dan kesengsaraan yang sejati dalam pandangan

kefilsafatan dan kesufian, adalah cenderung bersifat psikologis daripada fisiologis

atau bersifat pengalaman rohani daripada jasmani.

Di dalam Syahadat pertama terdapat negasi dan afirmasi. Meskipun itu

adalah konsep yang umum untuk pengokohan tauhid di dalam berketuhanan,

namun oleh Nurcholish Madjid ditawarkan sebagai metode untuk menuju

kebahagiaan. Di lain sisi hubungan manusia dengan Tuhannya, ia juga tak

mengesampingkan hubungan manusia dengan sesamanya, bahkan lingkungan

sosialnya. Karena kebahagiaan dan kesengsaraan adalah meliputi segala aspek,

baik secara vertikal maupun horizontal.

Lebih rinci lagi, metode negasi dan afirmasi, dari sisi tasawuf erat kaitannya

dengan apa yang disebut maqam dan ahwal. Maqam, yang di dalamnya meliputi

sikap r ’, zuhud, taubat, tawakkal, fakir, ridha, serta ahwal yang meliputi

muraqabah, khauf, r j ’ dan lain-lain adalah harus diterapkan oleh seseorang

untuk menuju kebahagiaan. Sedangkan dari sisi filsafat Islamnya, metode negasi

Page 81: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

72

dan afirmasi senada dengan apa yang disebutkan oleh Ibn Miskawaih, yaitu

kemampuan teoritis dan praktis.

Di dalam ajaran Islam, kebahagiaan dan kesengsaraan adalah nyata adanya,

baik di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan di akhirat, menurut Nurcholish

Madjid adalah paling tinggi nilainya, yaitu yang disebut dengan kebahagiaan

Agung; keridlaan Allah SWT, yaitu pengalaman kesaksian rohani akan wujud

Yang Maha Benar. Sementara kebahagiaan di dunia, menurut Nurcholish Madjid

adalah usaha terus-menerus berjalan di jalan Allah (mencari kebenaran) tanpa

henti, dengan bermodalkan iman dan ilmu yang kokoh namun perasaan itu sendiri

cemas dan khawatir gagal menemukan kebenaran itu sendiri.

Tuhan tidak mungkin dicapai oleh dan dengan kondisi yang nisbi. Maka

jika kita merasa bahwa diri sudah mencapai dan mengetahui Sang Kebenaran,

sungguh itu adalah mustahil. Jika demikian, perasaan seperti itu adalah

kesengsaraan yang sebenar-benarnya.

B. Saran

Perlunya menghidupkan dan mengaktualisasikan kembali pemikiran-

pemikiran segar tentang keislaman dari para tokoh-tokoh intelektual muslim

Indonesia, salah satunya seperti Nurcholish Madjid ini.

. Di tengah-tengah gersangnya kehidupan di zaman modern ini, agama

Islam seperti oase di tengah gurun. Hadirnya selalu menyejukkan bagi siapa saja

yang mau menaati. Maka, pemahaman-pemahaman dan penjelasan yang dalam

dari tokoh-tokoh yang mumpuni sangat diperlukan dan diajarkan kembali kepada

kaum penerus muda.

Page 82: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

73

DAFTAR PUSTAKA

A Partanto, Pius. dkk. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 2001.

Alfan, Muhammad. Filsafat Etika Islam. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.

Abboud, Toni. Seri Tokoh Islam: Al-Kindi Perintis Dunia Filosofi Arab, Terj.

Adzimattinur Siregar. Jakarta: Muara, 2013.

Al-Taftazani, Abu Wafa‟ al-Ghanimi . Tasawuf Islam Telaah Historis dan

Perkembangannya. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2008.

Aziz, Ahmad Amir. Neo-Modernisme Islam di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta,

1999.

Bertens, K. Sejarah Filsafat Yunani. Jogjakarta: kanisius, 1999.

_________. Etika. Yogyakarta: Kanisius, 2013.

Daulay, Armein. Gagasan Pembaharuan Pemikiran Islam Nurcholish Madjid:

Suatu Pandangan Politik. Tangerang Selatan: Mega Kreasi Media, 2010.

Nasr, Sayyed Hossen dan Leaman, Oliver, ed. Ensiklopedia Tematis Filsafat

Islam. Bandung: Mizan, 2003.

Fakhry, Madjid. Etika dalam Islam, Terj. Zakiyuddin. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996.

Gaus, Ahmad. Api Islam Nurcholish Madjid: Jalan Hidup Seorang Visioner.

Jakarta: Kompas, 2010.

Al-Ghazali. Intisari Ikhya Ulumuddin, Terj. Mukhtasar. Jakarta: PT Serambi

Semesta Distribusi, 2017.

_________. Metode Menggapai Kebahagiaan: Kitab Kimia Kebahagiaan, Terj.

Haidar Bagir. Bandung: Mizan, 2014.

Hamka. Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1988, cet. XII.

Hidayat, Komaruddin. Penjara-Penjara Kehidupan. Jakarta: Noura Books, 2015.

Page 83: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

74

Irham, M. Iqbal. Panduan Meraih Kebahagiaan Menurut Al-Qur’ n. Jakarta:

Hikmah, 2011.

Ismail, Faisal. Membongkar Kerancuan Pemikiran Nurcholish Madjid Seputar Isu

Sekularisasi Islam. Jakarta: Lasswell Visitama, 2002.

Kemenag RI. Alquran al-Karim. Jakarta: Tahun 2018.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia, 1983.

Madjid, Nurcholish. Pintu-Pintu Menuju Tuhan. Jakarta: Paramadina & Dian

Rakyat, 1994. cet. IV.

_________________. Islam Agama Peradaban: Membangun Makna dan

Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah. Jakarta: Paramadina, 2001, cet. III.

_________________. Islam Kerakyatan dan Keindonesiaan. Jakarta: Mizan,

2013, cet. V.

_________________. Pesan-Pesan Takwa Nurcholish Madjid: Kumpulan

Khutbah

Maskawaih, Ibn. Menuju Kesempurnaan Akhlak, Terj. Helmi Hidayat. Bandung:

Mizan, 1994.

Nafis, Muhammad Wahyuni. Cak Nur, Sang Guru Bangsa. Jakarta: Kompas,

2014.

Nasution, Hasyimsyah. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.

Quthub, Sayyid. Petunjuk Jalan, Terj. A. Rahman Zainuddin MA. Jakarta: Media

Da‟ ah, 1987, cet. III.

Rachman, Budi Munawar, ed. Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah.

Jakarta: Yayasan Paramadina, 1995, cet. II.

Saridjo, Marwan. Cak Nur: Diantara Sarung dan Dasi & Musdah Mulia Tetap

berjilbab. Jakarta: Penamadani, 2005.

Schoch, Richard. The Secret of Happiness: Three Thousand Years of Searching

for the Good life, Terj. Hanif. Jakarta: Hikmah, 2006.

Sonneborn, Liz. Seri Tokoh Islam: Averroes, Terj. Muhammad Abe. Jakarta:

Muara, 2013.

Page 84: KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kebahagiaan dan kesengsaraan merupakan salah satu gagasan Nurcholish Madjid,

75

Suaedy, Ahmad. Para Pembaharu Pemikiran dan Gerakan Islam Asia Tenggara.

Kuala Lumpur: SEAMUS, 2009.

Sumber lain:

http://m.detik.com/news/berita/d-4391681/tingkat-bunuh-diri-indonesia-

dibanding-negara-negara-lain. Diakses 28 April 2019.

https://almanhaj.or.id/3841-mukmin-yang-kuat-lebih-baik-dan-lebih-dicintai-oleh-

allah-subhanahu-wa-taala.html. Diakses 28 April 2019.

https://m.merdeka.com/dunia/4-kasus-bunuh-diri-massal-sekte-sesat-paling-

mengejutkan-dunia.html. Diakses 6 November 2019.

https://kbbi.web.id / diakses pada 22 Januari 2020.

https://www.voaindonesia.com/author/nadia-madjid/_iqqp / diakses pada 22

Januari 2020.