kebahagiaan musisi band reggae

22
KEBAHAGIAAN PADA MUSISI BAND REGGAE Mart Jackson Pardamean 10506140 ABSTRAK Perkembangan musik reggae terus menyentuh setiap jiwa penikmat musik reggae. Reggae sebetulnya dapat memberikan pengaruh yang positif, lirik lagu reggae berisisi pesan perdamaian juga memberikan dorongan untuk membuat hidup lebih baik. Peran musisi reggae sangatlah penting, mereka berharap agar aliran ini tidak dimanfaatkan untuk menjaring remaja kearah yang negatif. Walaupun tidak seberuntung musisi pop, pemusik reggae memiliki semangat, keinginan untuk hidup mandiri serta tujuan yang jelas dalam hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gambaran mendalam kebahagiaan pada musisi band reggae dan untuk mengkaji faktor-faktor menyebabkan kebahagiaan pada musisi band reggae. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang musisi pria yang tergabung dalam sebuah band beraliran musik reggae, berusia 32 tahun. Hasil penelitian menunjukkan gambaran kebahagiaan pada subjek, yaitu berdasarkan ciri-ciri kebahagiaan yang dimiliki subjek antara lain: menghargai kekurangan dan kelebihan yang ada didalam diri; mengendalikan diri kearah yang positif serta mampu beripikir dengan matang dan dewasa; selalu bersikap optimis untuk memperjuangkan musik reggae dengan segenap kemampuan yang dimiliki; serta humoris dan murah senyum. Faktor-faktor yang menyebabkan kebahagiaan pada subjek yaitu faktor eksternal antara lain: pernikahan, kehidupan sosial, kesehatan, usia dan pekerjaan sudah dimiliki subjek. Sedangkan faktor ekonomi dan religi belum dimiliki oleh subjek. Pada faktor internal antara lain: masa lalunya sebagai tumpuan untuk kebahagiaan subjek sekarang dan nantinya; menciptakan musik reggae demi memajukan musik reggae; musik reggae mengalir dijiwa subjek.

Upload: chika-isabela

Post on 27-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

rangkuman

TRANSCRIPT

Page 1: kebahagiaan musisi band reggae

KEBAHAGIAAN PADA MUSISI BAND REGGAE

Mart Jackson Pardamean

10506140

ABSTRAK

Perkembangan musik reggae terus menyentuh setiap jiwa penikmat musik reggae. Reggae sebetulnya dapat memberikan pengaruh yang positif, lirik lagu reggae berisisi pesan perdamaian juga memberikan dorongan untuk membuat hidup lebih baik. Peran musisi reggae sangatlah penting, mereka berharap agar aliran ini tidak dimanfaatkan untuk menjaring remaja kearah yang negatif. Walaupun tidak seberuntung musisi pop, pemusik reggae memiliki semangat, keinginan untuk hidup mandiri serta tujuan yang jelas dalam hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gambaran mendalam kebahagiaan pada musisi band reggae dan untuk mengkaji faktor-faktor menyebabkan kebahagiaan pada musisi band reggae. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang musisi pria yang tergabung dalam sebuah band beraliran musik reggae, berusia 32 tahun. Hasil penelitian menunjukkan gambaran kebahagiaan pada subjek, yaitu berdasarkan ciri-ciri kebahagiaan yang dimiliki subjek antara lain: menghargai kekurangan dan kelebihan yang ada didalam diri; mengendalikan diri kearah yang positif serta mampu beripikir dengan matang dan dewasa; selalu bersikap optimis untuk memperjuangkan musik reggae dengan segenap kemampuan yang dimiliki; serta humoris dan murah senyum. Faktor-faktor yang menyebabkan kebahagiaan pada subjek yaitu faktor eksternal antara lain: pernikahan, kehidupan sosial, kesehatan, usia dan pekerjaan sudah dimiliki subjek. Sedangkan faktor ekonomi dan religi belum dimiliki oleh subjek. Pada faktor internal antara lain: masa lalunya sebagai tumpuan untuk kebahagiaan subjek sekarang dan nantinya; menciptakan musik reggae demi memajukan musik reggae; musik reggae mengalir dijiwa subjek.

Kata Kunci: Kebahagiaan, Musisi, Reggae.

Page 2: kebahagiaan musisi band reggae

PENDAHULUAN

Perkembangan musik reggae

dengan nuansa Rastafarinya terus

mengepak, menancapkan estetika-

apokaliptik ke setiap jiwa penikmat

reggae dunia. Reggae merupakan

jenis musik yang mudah berdaptasi

dengan beragam lingkungan kultural.

Kontribusi dari sosok legenda reggae

Bob Marley-lah yang membawa

musik reggae menjadi musik yang

universal. Reggae yang merupakan

jejak reinkarnasi jalur musik Bob

Marley menjadi trend tersendiri dan

mendapat tempat di hati para pelaku

musik. Banyak aliran musik yang

berbeda mengkolaborasikan reggae

dengan aliran musik yang dianutnya,

bahkan ada juga pemusik-pemusik

yang mengubah arah kemudi

musiknya dan memilih reggae

sebagai jalur pilihan (Tantagode,

2008).

Secara khusus di Indonesia,

sebagian besar masyarakat

menganggap Reggae adalah murni

aliran musik. Pada kenyataannya,

Reggae di Indonesia bahkan dunia

pada umumnya, mengandung unsur

Rastafarian yang merupakan akar

dari reggae itu sendiri. Tantagode

(2008) menjelaskan bahwa,

Rastafarian adalah sebuah gerakan

agama baru yang mengakui Haile

Selassie I sebagai Jah ( nama

Rastafari untuk Tuhan, yang

merupakan bentuk singkat dari

Yehovah yang ditemukan dalam

Mazmur 68:4 dalam Alkitab versi

Raja James). Bob Marley-Reggae-

Rastafarian, adalah satu bentuk yang

tak terpisahkan, kemudian diserap

secara umum oleh masyarakat musik.

Peran musisi reggae saat ini

sangatlah penting, kalangan musisi

yang bergelut di aliran musik reggae

menyayangkan kaum pecinta reggae

yang tidak mengerti makna

sesungguhnya musik yang satu ini.

Mereka berharap, para pecinta

reggae menghayati makna terdalam

dari musik yang satu ini agar aliran

ini tidak dimanfaatkan untuk

menjaring kaum remaja ke arah yang

negatif. Saat ini banyak penggemar

reggae yang menamai diri rastaman,

tetapi menjalani gaya hidup yang

seenaknya, yang bertolak belakang

dengan pandangan penganut rastafari

(www.indoreggae.com, 2012).

Selanjutnya Tantagode

(2008) menjelaskan, walaupun

Page 3: kebahagiaan musisi band reggae

secara komersil pemusik reggae

tidak seberuntung musisi bergenre

pop dalam industri musik Indonesia,

musisi reggae tetap eksis dalam

bermusik dan berkarya. Musisi

reggae memiliki semangat anti

perbudakan, keinginan untuk hidup

mandiri, serta memiliki tujuan yang

jelas dalam hidup. Aktivitasnya

dalam bermusik sangat dinikmati dan

menjadi kegiatan yang

menyenangkan. Dapat

menumpahkan emosi-emosi kedalam

sebuah irama music yaitu musik

reggae, mereka merasa bahagia jika

mendengar musik ini.

Seligman (2002) juga

mengatakan kebahagiaan yang

sebenarnya berasal dari pemahaman

terhadap kekuatan karakter yang

dimiliki dan menanamkan serta

menggunakannya dalam seluruh

aspek kehidupan. Jadi, setiap musisi

reggae yang memiliki kekayaan

melimpah belum tentu merasakan

kebahagiaan yang sebenarnya.

Dengan perkembangan musik

reggae di Indonesi pada saat ini, para

pemusik reggae masih tetap eksis.

Dibutuhkan kebahagiaan agar emosi-

emosi positif seorang pemusik yang

disalurkan dapat membuat dirinya

dan orang lain merasakan

kebahagiaan. Maka dari itu, peneliti

tertarik untuk meneliti mengenai

gambaran kebahagiaan pada musisi

band reggae.

TINJAUAN PUSTAKA

Kebahagiaan

Seligman (2002)

mendeskripsikan kebahagiaan

sebagai kondisi psikologis yang

terdiri dari emosi-emosi positif dan

aktifivitas-aktivitas positif. Ia

kemudian mengklasifikasikan emosi-

emosi positif ke dalam tiga kategori

yang diasosiasikan dengan kondisi

masa lalu, kondisi masa sekarang

dan masa yang akan datang.

Seligman (dalam Linley, 2004)

mengatakan bahwa kebahagiaan

terjadi ketika individu mengalami

berbagai emosi positif terhadap masa

lalu dan masa depannya, menikmati

perasaan-perasaan positif dari

berbagai kesenangan hidup,

memperoleh gratifikasi dari

signature strengths-nya, dan

menggunakan atau mengaplikasikan

kekuatan tersebut kepada suatu hal

Page 4: kebahagiaan musisi band reggae

yang lebih besar dari dirinya untuk

mendapatkan makna kehidupan.

Diener (dalam Nainggolan,

2010) mendefinisikan kebahagiaan

sebagai konsep yang sifatnya sangat

subjektif pada masing-masing

individu (Subjective well being).

Lebih jauh dijelaskan bahwa

kebahagiaan terjadi melalui proses

evaluasi kognitif dan evaluasi afektif.

Evaluasi kognitif terjadi ketika

seseorang membuat penilaian

kepuasan hidup berdasarkan bobot

tiap domain dalam kehidupan yang

telah dipertimbangkan dengan

matang. Sedangkan evaluasi afektif

terjadi ketika seseorang membuat

penilaian kepuasan hidup

berdasarkan penghayatan mereka

terhadap suatu situasi dalam

kehidupan yang penting bagi mereka.

Dalam hal ini evaluasi subjektif

menekankan emosi-emosi yang

dihayati subjek. Hurlock (dalam

Nainggolan, 2010) menjelaskan

bahwa kebahagiaan muncul pada

waktu yang berbeda dan dan dalam

tingkat usia yang berbeda pula.

Kebahagiaan itu sendiri merupakan

konsep yang terdiri dari aspek

kognitif dan afetik yang

mempresentasikan pengalaman

senang, kepuasan dalam hidup, dan

emosi positif lainnya.

Reggae

Menurut Tantagode, (2008) reggae

adalah kombinasi dari iringan

tradisional Afrika, Amerika dan

blues serta folk (lagu rakyat)

Jamaika. Gaya sistesis ini jelas

menunjukkan keaslian Jamaika dan

memasukkan ketukan putus-putus

tersendiri, strumming gitar ke arah

atas, pola vocal yang ”berkotbah”

dan lirik yang masih seputar tradisi

religius Rastafari. Tema yang paling

sering dijadikan lirik adalah

Rastafari, protes sosial politik, dan

pesan manusiawi. Akar musik ini

adalah musik ska dan rockcteady,

yang temponya lebih cepat

dibandingkan Reggae.

Lebih lanjut Tantagode

(2008) menjelaskan, meskipun

kadang-kadang digunakan dalam

pengertian yang lebih luas untuk

merujuk kepada sebagian besar jenis

musik Jamaika. Kata “Reggae”

sebenarnya berasal dari logat Afrika

dari kata “ragged” yaitu gerakan

seperti menghentak badan saat orang

Page 5: kebahagiaan musisi band reggae

menari dengan iringan musik ska

atau Reggae. Reggae sendiri

dipengaruhi oleh musik R&B, rock,

alypso, rhumba serta musik khas

Jamaika yang disebut Mento yang

cenderung memberi tekanan pada

nada-nada lemah serta hentakan

ritmik drum yang kompleks.

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan secara mendalam

tentang kebahagiaan pemusik reggae,

oleh sebab itu penelitian ini

beebentuk studi kasus dengan

pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah suatu penelitian

yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisa

fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap kepercayaan, persepsi,

pemikiran, orang secara individual

maupun secara kelompok

(Sukmadinata, 2005).

Menurut Basuki (2006)

terdapat tiga macam tipe studi kasus,

yaitu:

a. Studi Kasus Intrinsik

apabila kasus yang dipelajari secara

mendalam mengandung hal-hal yang

menarik untuk dipelajari berasal dari

kasus itu sendiri, atau dapat

dikatakan mengandung minat

intrinsik (intrinsic interest).

b. Studi Kasus Instrumental

apabila kasus yang dipelajari secara

mendalam karena hasilnya akan

dipergunakan untuk memperbaiki

atau menyempurnakan teori yang

telah ada atau menyusun teori baru.

Hal ini dapat dikatakan studi kasus

instrumental, minat untuk

mempelajarinya berada di luar

kasusnya atau minat eksternal

(eksternal interest).

c. Studi Kasus Kolektif

apabila kasus yang dipelajari secara

mendalam merupakan beberapa

(kelompok) kasus, walaupun masing-

masing kasus individual dalam

kelompok itu dipelajari, dengan

maksud mendapatk an karakteristik

umum, karena setiap kasus

mempunyai cirri tersendiri yang

bervariasi.

B. Subjek Penelitian

Pemberian batasan dalam

penelitian kualitatif pada partisipan

merupakan suatu hal penting yang

perlu dilakukan berkenaan dengan

Page 6: kebahagiaan musisi band reggae

pengontrolan keabsahan dan

keajegan penelitian (Banister, dkk.

dalam Poerwandari, 1998). Peneliti

berencana mengambil subjek seorang

musisi yang tergabung dalam sebuah

band beraliran musik reggae dengan

jenis kelamin laki – laki.

C. Tahap-tahap Penelitian

Menurut Moleong (2006)

tahap persiapan dan pelaksanaan

yang dilakukan dalam penelitian ini

meliputi, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian,

peneliti terlebih dahulu menentukan

batasan–batasan dalam penelitian

dan menentukan ciri-ciri dari subjek

penelitian sesuai dengan kasus yang

diteliti. Peneliti melakukan

pembuatan pedoman wawancara dan

observasi yang didasarkan pada

permasalahan dan landasan teoritis

dari penelitian ini. Rancangan

pedoman wawancara dan observasi

selanjutnya dikonsultasikan kepada

pembimbing untuk mengetahui face

validity berdasarkan kelengkapan

pertanyaan yang akan disampaikan,

kalimat maupun urutannya dan

selanjutnya dilakukan perbaikan

pada bagian yang dianggap perlu.

Kemudian peneliti mencari subjek

atau responden yang sesuai dengan

kriteria penelitian yang telah

ditetapkan sebelumnya, setelah itu

peneliti menentukan subjek

penelitian, maka selanjutnya peneliti

meminta kesediaan subjek untuk

melakukan proses wawancara dan

observasi.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti

menggunakan dua teknik

pengumpulan data yaitu wawancara

mendalam (in-depth interview) dan

observasi. Dengan observasi peneliti

dapat mengamati secara langsung

aktivitas yang dilakukan subjek,

sehingga dapat memberikan data

yang tidak didapatkan dari

wawancara, serta dapat

menyesuaikan hasil wawancara

dengan apa yang diamati dari

perilaku keseharian subjek.

Wawancara dilakukan di tempat

yang sebelumnya telah disepakati

dengan subjek. Wawancara dan

observasi dapat berlangsung lebih

dari satu kali, disesuaikan dengan

kebutuhan.

Page 7: kebahagiaan musisi band reggae

3. Tahap Pencatatan Data

Data yang telah diperoleh melalui

wawancara direkam dengan tape-

recorder dan ditranskripkan secara

verbatim. Transkip ini dapat

merefleksikan secara akurat apa yang

dikatakan maupun yang mengandung

pesan non verbal (seperti tertawa

kecil atau terdiam sejenak). Setelah

transkip verbatim selesai, maka

peneliti melengkapinya dengan hasil

observasi relevan dengan proses

wawancara.

4. Tahap Analisis Data

Analisis pertama dilakukan terhadap

masing-masing kasus, peneliti

menganalisa hasil wawancara

berdasarkan pemahaman terhadap

hal-hal yang diungkap subjek,

sehingga diharapkan peneliti dapat

memahami apa-apa saja yang

diungkapkan olah subjek. Dan yang

ada dikelompok-kelompokkan dicari

tema atau kata kuncinya, sehingga

peneliti dapat mengangkat

permasalahan dan dinamika pada

subjek.

5. Tahap Penulisan Laporan

Data yang dimiliki peneliti

berdasarkan hasil wawancara dan

observasi, diubah dan dipahami

kembali dengan membaca secara

berulang-ulang hingga penulis

mendapatkan permasalahan yang

kemudian dianalisa secara

perorangan. Gambaran mengenai

permasalahan dan pengalaman

subjek selanjutanya dilakukan

interpretasi secara keseluruhan

dimana telah tercakup keseluruhan

kesimpulan dari penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai

kegiatan melihat sesuatu di luar

dirinya, sehingga sesuatu yang

diperoleh melalui observasi

merupakan data overt behaviour atau

perilaku yang tampak (Prabowo,

1998). Sedangkan menurut Reiss

(dalam Moleong, 1990), observasi

adalah sebuah metode yang bersifat

ilmiah, dengan demikian

pemahamannya harus disesuaikan

dengan kebutuhan-kebutuhan khusus

dari peneliti, dari pentingnya

permasalahan, dan sasaran umum

dari penelitian tersebut.

2. Wawancara

Page 8: kebahagiaan musisi band reggae

Wawancara adalah metode

metode pengumpulan data dengan

cara menanyakan sesuatu kepada

seorang responden. Caranya adalah

dengan bercakap-cakap secara tatap

muka. Menurut Kerlinger (dalam

Basuki, 2006), wawancara

(interview) adalah situasi peran antar

pribadi melalui tatap muka (face to

face), ketika seseorang yakni

pewawancara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang

dirancang untuk memperoleh

jawaban-jawaban yang relevan

dengan masalah penelitian kepada

seseorang yang diwawancara atau

responden.

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode wawancara

menurut sasaran penjawabnya, yang

wawancara perorangan. Menurut

prosedurnya, peneliti menggunakan

wawancara bebas terpimpin. Adapun

peneliti menggunakan bentuk

wawancara tersebut untuk

memperoleh banyak data dari subjek

yang tidak secara sengaja mengarah

tanya jawab pada pokok persoalan.

E. Alat Bantu Penelitian

Peneliti menggunakan

beberapa alat bantu dalam

mengumpulkan data penelitian,

yaitu:

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara yang disusun

peneliti berdasarkan teori-teori

tentang kebahagiaan, musisi band,

musik reggae, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi kebahagiaan.

2. Pedoman observasi

Setelah peneliti membuat panduan

wawancara yang berupa pertanyaan,

peneliti juga menyiapkan indikator-

indikator berdasarkan teori

kebahagiaan.

3. Alat perekam

Alat perekam yang digunakan berupa

tape recorder yang berfungsi untuk

merekam proses wawancara yang

berlangsung pada kegiatan.

4. Alat-alat tulis

seperti pulpen, pensil, dan kertas

untuk mencatat observasi.

F. Keakuratan Penelitian

Patton (dalam Yin, 1994)

mengemukakan empat macam

triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan untuk mencapai

keabsahan yaitu:

Page 9: kebahagiaan musisi band reggae

a.Triangulasi data (Data

Triangulation), menggunakan

berbagai sumber data seperti

dokumen, arsip, hasil observasi, hasil

wawancara dengan mewawancarai

lebih dari satu subjek yang dianggap

memiliki sudut pandang berbeda.

Peneliti membandingkan data

wawancara dan observasi subjek

dengan significant others.

b. Triangulasi pengamat

(Investigator Triangulation), adanya

pengamat di luar peneliti (Dosen

Pembimbing) yang turut memeriksa

hasil pengumpulan data.

c. Triangulasi teori (Theory

triangulation), yaitu penggunaan

berbagai teori yang berlainan untuk

memastikan bahwa data yang

dikumpulkan sudah memenuhi

syarat. Teori-teori yang dibutuhkan

seperti kebahagiaan dan pemusik

reggae.

d. Triangulasi Metode

(Methodological Triangulation)

yaitu penggunaan berbagai metoda

guna membantu dalam pengumpulan

data yang diperlukan dalam

penelitian ini, seperti wawancara dan

observasi. Peneliti membandingkan

metode wawancara dan observasi.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Marshall dan Rossman

(1995) dalam menganalisa penelitian

kualitatif terdapat beberapa tahapan

yang perlu dilakukan. Tahapan-

tahapan tersebut adalah:

1. Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data

langsung dari subyek melalui

wawancara mendalam (indepth

interview), yang mana data direkam

dengan tape recorder dibantu alat

tulis lainnya. Kemudian dibuatkan

transkripnya dengan mengubah hasil

wawancara dari bentuk rekaman

menjadi bentuk tertulis secara

verbatim setelah menemui subyek.

Data yang telah didapat dibaca

berulang-ulang, agar penulis

mengerti benar data atau hasil yang

telah didapat.

2. Pengelompokan Berdasarkan

Kategori, Tema dan Pola Jawaban

Dalam tahap ini dibutuhkan

pengertian yang mendalam terhadap

data perhatian yang penuh dan

keterbukaan terhadap hal-hal yang

muncul di luar apa yang ingin digali.

Berdasarkan kerangka teori dan

pedoman wawancara peneliti

Page 10: kebahagiaan musisi band reggae

menyusun kerangka awal analisis

sebagai acuan dan pedoman dalam

melakukan coding. Dengan pedoman

ini, peneliti kemudian kembali

membaca transkrip wawancara dan

melakukan coding, melakukan

pemilihan data relevan dengan pokok

pembicaraan. Data yang relevan

diberi kode dan penjelasan singkat,

kemudian dikelompokkan atau

dikatagorikan berdasarkan kerangka

analisis yang telah dibuat.

Pada bagian kedua dari

analisis, peneliti melakukan analisis

kasus. Tujuannya untuk

menyimpulkan hal-hal umum dan

memberi perhatian pada hal-hal

khusus yang ditemukan pada subjek

penelitian dengan mengacu kepada

teori dan permasalahan penelitian.

3. Menguji Asumsi atau

Permasalahan yang Ada

Terhadap Data

Setelah kategori dan pola

data tergambar dengan jelas, peneliti

menguji data tersebut terhadap

asumsi yang dikembangkan dalam

penelitian ini. Pada tahap ini kategori

yang telah didapat melalui analisis

ditinjau kembali berdasarkan

landasan teori sehingga dapat

dicocokkan apakah ada kesamaan

antara landasan teoritis dengan hasil

yang dicapai. Walaupun penelitian

ini tidak memiliki hipotesis tertentu,

namun dari landasan teori dapat

dibuatasumsi-asumsi mengenai

hubungan antara konsep-konsep dan

faktor-faktor yang ada.

4. Mencari Alternatif Penjelasan

Bagi Data

Setelah kaitan antara

kategori dan pola data dengan asumsi

terwujud penulis masuk ke dalam

tahap penjelasan. Berdasarkan pada

kesimpulan yang telah didapat dari

kaitan tersebut, penulis perlu mencari

sesuatu alternatifpenjelasan lain

tentang kesimpulan yang telah

didapat. Sebab dalam

penelitiankualitatif memang selalu

ada alternatif penjelasan yang lain.

Dari hasil analisis ada kemungkinan

terdapat hal-hal yang menyimpang

dari asumsi atau tidak terpikirkan

sebelumnya. Dalam tahap ini akan

dijelaskan dengan alternatif lain

melalui referensi atau teori-teori lain.

Alternatif ini akan sangat berguna

pada bagian kesimpulan, diskusi dan

saran.

5. Menulis Hasil Penelitian

Page 11: kebahagiaan musisi band reggae

Penulisan analisis data

masing-masing subyek yang telah

berhasil dikumpulkan, merupakan

suatu hal yang membantu penulis

untuk memeriksa kembali apakah

kesimpulan yang dibuat telah selesai.

Dalam penelitian ini penulisan yang

dipakai adalah presentasi data yang

didapat yaitu, penulisan data-data

hasil penelitian berdasarkan

wawancara mendalam dan observasi

terhadap subjek. Proses dimulai dari

data-data yang telah diperoleh dari

tiap dibaca berulang kali sampai

penulis mengerti benar

permasalahannya lalu dianalisis

secara perorangan, sehingga

didapatkan gambaran mengenai

penghayatan pengalam subjek.

Selanjutnya dilakukan interpretasi

secara keseluruhan kesimpulan dari

hasil penelitian ini.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Gambaran Kebagiaan pada

Subjek

Subjek memiliki

kebahagiaan, ciri kebahagiaan pada

diri subjek antaralain mencintai diri

sendiri, keyakinanan menjalani

hidupnya, optimis dan bersikap

terbuka. Ciri orang yang mencintai

dirinya sendiri, subjek sangat

menghargai kekurangan dan

kelebihan yang ada didalam dirinya.

Meski memiliki beberapa

kekurangan, subjek menutupi

kekurangannya tersebut dengan

kelebihan yang dimilikinya. Sebagai

seorang musisi, subjek selalu

menjaga kondisi tubuhnya sehingga

dapat ditarik kesimpulan bahwa

subjek menghargai dirinya sendiri

yang tampak ketika subjek lebih

memilih beristirahat dari pada

melanjutkan latihannya.

Dalam ciri keyakinan

mengendalikan hidupnya, musik

reggae yang dipahami subjek

menjadikan subjek mampu

mengendalikan diri kearah yang

positif serta mampu beripikir dengan

matang dan dewasa. Hal itu terlihat

disaat subjek menyempati berkumpul

dengan keluarga. Subjek juga selalu

berbagi pengalamannya dengan

orang-orang disekitarnya.

Ciri kebahagiaan selanjutnya

adalah optimis. Demi

mempertahankan karirnya sebagai

musisi, subjek terus

Page 12: kebahagiaan musisi band reggae

memperjuangkan musik reggae

dengan segenap kemampuannya.

Yang tampak ketika subjek

merencanakan konsep latihan dan

panggungnya. Ciri kebahaigiaan yang

terakhir adalah berkepribadiaan terbuka.

Subjek memiliki kepribadian yang

terbuka, subjek juga sering berbagi

cerita. Subjek merupakan orang yang

murah senyum dan humoris.

2. Faktor-faktor yang

Memdukung Kebahagiaan

Subjek

Subjek memiliki kebahagiaan,

faktor-faktor yang mendukung

kebahagiaan antara lain faktor

eksternal dan faktor internal. Faktor

eksternal yang mendukung

kebahagiaan pada subjek yaitu uang

dan materi yang dimiliki subjek saat

ini sangat mempengaruhi

kebahagiaannya, oleh karena itu

subjek mencari pekerjaan lain yang

menghasilkan uang untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarganya.

Subjek merasa lebih bahagia setelah

menikah dan memiliki anak.

Walaupun subjek kurang religius,

tetapi subjek merasa menjadi seorang

religius itu penting karena iman itu

perlu. Subjek memiliki hubungan

yang baik dengan orang lain,

memilki solidaritas, dan berbagi

kepada sesama, yang terlihat ketika

subjek menyediakan rumahnya

dijadikan sebagai tempat berkumpul

dan latihan akustik.

Faktor internal yang

mendukung kebahagiaan pada subjek

yaitu pengalaman masa lalu

mempengaruhi kebahagiaan subjek

saat ini, subjek menjadikan masa

lalunya sebagai tumpuan untuk

kebahagiaan subjek sekarang dan

nantinya. Subjek juga merupakan

seorang yang pemaaf, subjek

memahami isi lagu reggae untuk

menjadi seorang yang pemaaf.

Subjek terus berinovasi

dalam menciptakan musik reggae

demi memajukan musik reggae yang

tampak ketika subjek menulis lirik,

dan mencoba mencari nada-nada

yang pas. Memainkan musik reggae

cukup sulit dan menantang bagi

subjek, tetapi subjek tidak

membutuhkan keahlian khusus

dalam memainkan musik reggae

karena subjek merasa musik reggae

mengalir dijiwa subjek. Subjek

menginginkan kedamaian karena

kedamaian itu indah. Subjek sangat

Page 13: kebahagiaan musisi band reggae

menghayati musik reggae ketika

berada didalam panggung.

KESIMPULAN

Berdasarkan kesimpulan di

atas, penulis dapat memberikan

beberapa saran berikut ini sejumlah

pihak terkait:

1. Saran pada subjek dalam

penelitan ini adalah:

a. Kepada subjek, dengan adanya

faktor-faktor kebahagiaan

yang telah dikemukakan

dalam penelitian ini, subjek

disarankan untuk

mempertahankan kebahagiaan

serta mempertahankan

berbagai faktor-faktor yang

mendukung kebahagiaan yang

sudah dimiliki. Disisi lain,

subjek juga disarankan untuk

lebih meningkatkan

religiusnya karena efek

psikologisnya lebih bahagia

dan lebih puas terhadap

kehidupan subjek.

2. Saran untuk penelitian

selanjutnya adalah:

a. Kepada peneliti selanjutnya

disarankan untuk melakukan

penelitian dengan karakteristik

subjek yang berbeda, misalnya

subjek sebagai musisi

beraliran keroncong, atau

dengan menggunakan metode

penelitian lainnya seperti

penelitian kuantitatif. Dengan

keragaman ini diharapkan

hasil yang diperoleh akan

lebih mendalam serta dapat

digeneralisasikan dalam

lingkup yang lebih luas lagi.

b. Kepada peneliti selanjutnya

juga disarankan untuk

mengadakan replikasi

penelitian dengan karakteristik

subjek penelitian lebih

beragam, misalnya musisi

yang keterbatasan fisik.

Dengan menggunakan

karakteristik subjek yang

berbeda diharapkan hasil

penelitian akan lebih kaya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Reggae tidak harus rasta. Diakses dari http://indoreggae.com/artikel18.html pada tanggal 7 Juni 2012

Page 14: kebahagiaan musisi band reggae

Basuki, H. (2006). Penelitian kualitataif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Linley, P (2004). Positive psychology in practice. New Jersey: John Willey & Sons. Inc.

Marshall, C., & Rossman, (1995). Designing qualitative reasearh. London: Sage Publication

Moleong, L. J. (1990). Metodelogi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J (2006). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nainggolan, T (2010). Gambaran kebahagiaan pada waria. Jurnal Penelitian dan Pengembagan Kesejahteraan Sosial, Vol 15, No 1, 72-84

Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta: Lembaga Perkembangan Sarana Pengukuran & Pendidikan psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Prabowo, H. (1998). Arsitektur, psikologi dan masyarakat. Jakarta: Univ. Gunadarma

Seligman, M. (2002). Authentic happiness: Menciptakan kebahagiaan dengan psikologi posititf. Alih bahasa: Eva Yulia Nukman. Bandung: PT. Mizan Pustaka

Sukmadinata. (2005). Pengembangan kurikulum: teori dan praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya

Tantagode, J. (2008). Reggae: musik, spiritual, dan perlawanan. Yokyakarta: O2

Yin, R.K. (1994). Studi kasus: Desain dan metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.