skripsi imam

52
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN SKRIPSI PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DI PASAR MODERN BINTARO SEKTOR VII TAHUN 2015 Diajukan o!"# Na$a # I$a$ Ku%nia An&&o%o No' A()!n # 1* NPM # 1++0,0005-1+ K!a) # .G /Ku%ikuu$ K"u)u) Di o$a IV Akun an)i Ku%ikuu$ K"u)u) S!koa" Tin&&i Akun an)i N!&a%a 3!(%ua%i 2015

Upload: imam-kurnia-anggoro

Post on 07-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas UAS untuk Mata Kuliah Metode Penelitian.

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIABADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGANSEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARATANGERANG SELATAN

SKRIPSI

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADIDI PASAR MODERN BINTARO SEKTOR VIITAHUN 2015

Diajukan oleh:Nama: Imam Kurnia AnggoroNo. Absen: 17NPM: 144060005914Kelas: 8G (Kurikulum Khusus)

Diploma IV Akuntansi Kurikulum KhususSekolah Tinggi Akuntansi NegaraFebruari 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIABADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGANSEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUANSKRIPSI

NAMA:IMAM KURNIA ANGGORO

NOMOR POKOK MAHASISWA:144060005914

BIDANG PENELITIAN:PERPAJAKAN

JUDUL PENELITIAN:PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DI PASAR MODERN BINTARO SEKTOR VII TAHUN 2015

Tangerang Selatan, Februari 2015MengetahuiKepala Bidang Akademis Pendidikan Akuntan,

NIP MenyetujuiDosen Pembimbing,

Ahmad Heri FirdausNIP

DAFTAR ISI

JUDUL ....I

HALAMAN PERSETUJUAN ...II

DAFTAR ISI ........................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................6

1.5 Ruang Lingkup ...................................................................................7

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................8

2.1 Definisi dan Fungsi Pajak ...................................................................8

2.2 Jenis-Jenis Pajak................................................................................9

2.3 Kewajiban dan Hak Wajib Pajak .........................................................9

2.4 Pajak Penghasilan..............................................................................11

2.5 Tingkat Pengetahuan..........................................................................14

2.6 Tingkat Pendidikan.............................................................................18

2.7 Penelitian Terdahulu ..........................................................................19

2.8 Kerangka Konsep...............................................................................21

2.9 Hipotesa..............................................................................................22

BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................................23

3.1 Ruang Lingkup Penelitian...................................................................23

3.2 Populasi dan Sampel..........................................................................23

3.3 Waktu Penelitian.................................................................................24

3.4 Etika Penelitian...................................................................................24

3.5 Alat Pengumpul Data..........................................................................25

3.6 Uji Coba Kuesioner.............................................................................26

3.7 Rencana Prosedur Pengumpulan Data...............................................26

3.8 Rencana Pengolahan dan Analisis Data.............................................27

3.9 Jadwal Penelitian................................................................................30

3.10 Sarana Penelitian..............................................................................31

3.11 Definisi Operasional..........................................................................31

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN..............................................32

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian..................................................32

4.2 Hasil dan Analisis Data........................................................................32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.........................................................................40

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................42

LAMPIRAN .........................................................................................................44

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1Rasio Kepatuhan SPT Tahunan......................................................2

Tabel 2.1Lapisan Penghasilan Kena Pajak Orang Pribadi.............................12

Tabel 2.2Peghasilan Tidak Kena Pajak Orang Pribadi..................................13

Tabel 2.3Konsep Penelitian............................................................................21

Tabel 3.1Jadwal Kegiatan........................................................................................30

Tabel 3.2Definisi Operasional........................................................................31

Tabel 4.1Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin respondendi Pasar Moder Sektor VII Februari 2015 (n=43)............34

Tabel 4.2Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden di Pasar Modern Sektor VII Februari 2015 (n=43)...............................................................................................34

Tabel 4.3Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat pernah mendapatkan informasi tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Pasar Modern Sektor VII Februari 2015 (n=43)...........................35

Tabel 4.4Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Pasar Modern Sektor VII Februari 2015 (n=43)..................................................................36

Tabel 4.5Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Pasar Modern Sektor VII (n=43)......37

v

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangNegara Indonesia merupakan negara maritim, terdiri atas gugusan pulau-pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Negara Indonesia didirikan atas dasar Undang-undang Dasar 1945 yang mengatur kewajiban negara terhadap warganya dan hak serta kewajiban warga negara terhadap negaranya. Kewajiban negara terhadap warganya pada dasarnya adalah memberikan kesejateraan seperti yang tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 pada bagian pembukaan, alinea 4 yang berbunyi Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,. Berlandaskan atas Undang-undang Dasar 1945, penyelenggaraan pembangunan Indonesia bertujuan untuk mensejahterakan rakyat.Penyelenggaraan pembangunan Indonesia terjadi dalam berbagai sektor baik kesehatan, pendidikan, layanan umum dan sebagainya. Dana penyelenggaraan pembangunan negara berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 pasal 3 berasal dari penerimaan perpajakan, PNPB dan penerimaan hibah.Penyelenggaraan pembangunan negara berdasarkan data dana APBN tahun anggaran 2015 didapatkan bahwa penerimaan perpajakan direncanakan sejumlah Rp1.379.991.627.125.000,- PNBP sejumlah Rp410.340.976.934.000,- sedangkan penerimaan hibah direncanakan sebesar Rp3.256.313.518.000,-. Pada tahun anggaran 2014 dana APBN dari sektor perpajakan direncanakan sejumlah Rp1.280.388.970.684.000,- PNBP sejumlah Rp385.391.728.955.000,- sedangkan dari penerimaan hibah direncanakan sebesar Rp1.360.100.000.000,-.Sumber penerimaan penyelenggaraan pembangunan dari sektor pajak berasal dari pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak perdagangan internasional. Pendapatan pajak dalam negeri terdiri atas pendapatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, pendapatan cukai dan pendapatan pajak lainnya. Sedangkan pendapatan pajak perdagangan internasional terdiri atas pendapatan Bea Masuk dan pendapatan Bea Keluar.Penerimaan pajak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun belum maksimal hal ini dapat dilihat dari tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih kurang dari 60%, sebagaimana dapat di lihat dalam Tabel 1.1.Tabel 1.1Rasio Kepatuhan SPT TahunanUraian/tahun2008200920102011

Jumlah Wajib Pajak6.341.8289.996.62014.101.93317.694.317

Penyampaian SPT Tahunan2.097.8495.413.1148.202.3099.332.657

Rasio Kepatuhan SPT Tahunan33,08%54,15%58,16%52,74%

Sumber: Direktorat Jenderal Pajak (2014)Optimalisasi penerimaan negara dari sektor pajak sangat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain filsafat negara, kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan, tingkat pendidikan wajib pajak, kualitas dan kuantitas wajib pajak, dan strategi yang diterapkan organisasi yang mengadministrasi pajak (Nurmantu, 2003).Pemungutan pajak memang bukan suatu pekerjaan yang mudah. Disamping peran serta aktif dari petugas pajak, juga dituntut kemauan dari para Wajib Pajak itu sendiri. Dimana menurut undang-undang perpajakan, Indonesia menganut sistem self assessment yang memberi kepercayaan penuh terhadap Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak terutang. Pajak terutang merupakan pajak yang masih harus dibayar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kemauan Wajib Pajak dalam membayar kewajiban perpajakannya merupakan hal penting dalam pemenuhan tingkat kepatuhan. Namun secara naluri, masyarakat sendiri tidak suka untuk membayar pajak.Penelitian terkait kepatuhan wajib pajak telah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain: Eka Maryati dengan judul penelitian Pengaruh Sanksi Pajak, Motivasi Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bintan) pada tahun 2014. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak, motivasi dan tingkat pendidikan berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak dan semua variable berpengaruh secara simultan terhadap wajib pajak. Penelitian lain yang terkait dengan kepatuhan wajib pajak yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ayu Kusumasari dan Ni Putu Eka Widiastuti pada tahun 2013 dengan judul Kesadaran Wajib Pajak Dari Sudut Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Tingkat Penghasilan Dan Modernisasi Sistem Perpajakan. Hasil penelitian ini adalah variable tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak, sedangkan variable modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak.Penelitian yang terkait dengan kepatuhan pajak dilakukan juga oleh Winda Kurnia Fikriningrum pada tahun 2012 dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Candisari). Hasil dari penelitian ini adalah kesadaran masyarakat membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dan pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.Penelitian yang terkait tentang hubungan tingkat pengetahuan wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang dilakukan oleh Ayu Laras Proborini pada tahun 2012 dengan judul Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Wajib Pajak Atas Pemberitaan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Hasil penelitian ini adalah tingkat pengetahuan Wajib Pajak mengenai perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, hubungan antar variabel ini merupakan hubungan positif. Selain itu, persepsi Wajib Pajak atas pemberitaan perpajakan juga berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, hubungan antar variabel ini merupakan hubungan positif. Berdasar uraian diatas, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DI PASAR MODERN BINTARO SEKTOR VII TAHUN 2015

1.2 Rumusan MasalahSalah satu masalah terbesar yang dialami oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap masalah pajak di Indonesia adalah rendahnya tingkat kepatuhan dari Wajib Pajak. Hal ini didasarkan pada self assessment system, yaitu sistem pengumpulan pajak yang memberikan kepercayaan penuh terhadap Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang serta mempertanggungjawabkannya. Kesadaran dalam diri Wajib Pajak sendiri merupakan hal penting dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis memandang perlu untuk melakukan kajian mengenai hubungan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengetahuan tentang pajak, yang dinyatakan dalam pertanyaan Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan Wajib Pajak tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi?

1.3 Tujuan PenelitianPenelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah dimana berbagai data dan informasi dikumpulkan, diolah dan dianalisa yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Disamping itu, penelitian juga dapat membantu memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Tujuan dalam penelitian kali ini memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tolak ukur dan dasar berpijak. Sesuai dengan permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, maka penulis menentukan tujuan penelitian menjadi adalah untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

1.4 Manfaat PenelitianPeradaban manusia sangat tergantung kepada ilmu yang merupakan hasil dari berbagai penelitian yang relevan dan berkaitan. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia dalam hal menghadapi permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini, manfaat penelitian yang dapat diambil adalah:a. Manfaat AkademisHasil penelitian ini diharap dapat memberikan sumbangsih dan tambahan pengetahuan bagi para akademisi terkait dunia perpajakan Indonesia, serta dapat menjadi referensi atau bahan rujukan penelitian bagi peneliti berikutnya mengenai kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan.b. Manfaat PraktisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai situasi dan kondisi yang ada di lapangan. Dengan mengetahui keadaan yang dihadapi, Direktorat Jenderal Pajak dapat menyusun rencana tindakan yang diambil guna memaksimalkan kesadaran Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.

1.5 Ruang LingkupRuang lingkup penelitian akan difokuskan untuk melakukan analisis hubungan antara tingkat pendidikan terhadap tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Penelitian dilakukan terbatas pada Wajib Pajak yang berlokasi di Pasar Modern Bintaro Sektor VII, tahun 2015.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Definisi dan Fungsi PajakDefinisi Pajak berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Semakin besar penerimaan pajak akan semakin besar juga pembangunan untuk rakyat dan keberlangsungan negara. Adapun pengertian pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Adriani dalam Zain, 2008).Selain itu dalam pengertian pajak yang telah dijabarkan tersebut terkandung pula dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi regularend (pengatur). Fungsi budgetair memiliki arti bahwa pajak merupakan salah satu sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Oleh karena itu pemerintah berupaya memaksimalkan penerimaan di sektor pajak. Sedangkan fungsi regularend memiliki arti bahwa pajak merupakan alat untuk pengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan (Mardiasmo, 2003).

2.2 Jenis-Jenis PajakBerdasarkan lembaga/instansi yang memungut, pajak dibagi menjadi pajak pusat dan pajak daerah. Contoh pajak daerah misalnya: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, dll. Untuk pajak pusat, terdiri dari Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan Bea Meterai (Safri Nurmantu, 2005).

2.3 Kewajiban dan Hak Wajib PajakSebelum menjabarkan kewajiban dan hak dari Wajib Pajak, maka perlu diketahui pengertian dari Wajib Pajak itu sendiri. Menurut Mardiasmo (2003), Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban subjektif dan objektif. Adapun yang dimaksud Wajib Pajak memenuhi kewajiban pajak subjektif adalah Wajib Pajak merupakan orang yang dituju oleh undang-undang untuk dikenakan pajak. Sedangkan yang dimaksud Wajib Pajak memenuhi kewajiban objektif adalah adanya objek pajak yang melekat pada Wajib Pajak, dalam hal ini objek pajak tersebut adalah penghasilan.Sebagai Wajib Pajak seharusnya juga mengetahui kewajiban dan haknya sebagai Wajib Pajak. Adapun kewajiban-kewajiban Wajib Pajak menurut Mardiasmo (2003), yaitu:a. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP,b. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar,c. Mengisi dengan benar SPT dan memasukan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan,d. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan, dane. Jika diperiksa wajib:1) memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak atau objek yang terutang pajak,2) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.3) Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan atau dokumen serta keterangan yang diminta, wajib pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.Selain itu, menurut Mardiasmo (2003) dijelaskan pula hak-hak Wajib Pajak, yaitu:a. Mengajukan surat keberatan dan surat banding,b. Menerima tanda bukti pemasukan SPT,c. Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan,d. Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT, dane. Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembayaran pajak.

2.4 Pajak PenghasilanPajak Penghasilan merupakan jenis pajak subjektif yang kewajiban pajaknya melekat pada Subjek Pajak yang bersangkutan, artinya kewajiban pajak tersebut dimaksudkan untuk tidak dilimpahkan kepada Subjek Pajak lainnya.Salah satu Subjek Pajak Pengasilan adalah Orang Pribadi. Subjek Pajak Orang Pribadi ini terbagi menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri. Subjek Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri adalah orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. Sedangkan Subjek Pajak Luar Negeri adalah orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (serratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; dan orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (serratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.Tarif yang dipakai adalah tarif Pasal 17 ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan, yaitu:Tabel 2.1Lapisan Penghasilan Kena Pajak Orang PribadiLapisan Penghasilan Kena PajakTarif Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000,-5%

Di atas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000,-15%

Di atas Rp 250.000.000,- s.d. Rp 500.000.000,-25%

Di atas Rp 500.000.000,-30%

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ditentukan oleh keadaan pada awal tahun pajak atau awal bagian tahun pajak, dengan nilai:Tabel 2.2Peghasilan Tidak Kena Pajak Orang PribadiUraianPTKP Setahun

Untuk diri Wajib Pajak Orang PribadiRp 24.300.000,-

Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawinRp 2.025.000,-

Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suamiRp 24.300.000,-

Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat; yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluargaRp 2.025.000,-

Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki kewajiban membayar dan melaporkan jumlah pajak yang telah dibayarkan. Pembayaran Pajak Penghasilan Orang Pribadi dapat dilakukan di Kantor POS dan bank-bank yang telah ditunjuk pemerintah untuk menerima pembayaran pajak. Kemudian melaporkannya pada Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak terdaftar.Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 Undang-undang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan, jika pembayaran atau penyetoran pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. Hal ini dilakukan untuk mencegah usaha penghindaran dan/atau perpanjangan waktu pembayaran pajak yang terutang dalam 1 (satu) Masa atau Tahun Pajak yang harus dibayar, perlu ditetapkan persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang membayar melebihi tanggal jatuh tempo.Sedangkan pada Pasal 7, apabila pelaporan tidak disampaikan dalam jangka waktu sesuai peraturan, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa dan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Maksud pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebagaimana diatur pada pasal ini adalah untuk kepentingan tertib administrasi perpajakan dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan.

2.5 Tingkat Pengetahuan2.5.1 Definisi pengetahuan.Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).

2.5.2Tingkat pengetahuan.Ada 6 tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif, yakni:a. Tahu (know)Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkatan terendah dari domain kognitif.b. Memahami (comprehension)Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan sebagainya.c. Menerapkan (application)Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada kondisi yang sebenarnya. Menerapkan merupakan tingkat kognitif yang lebih tinggi. Pada tingkatan ini seseorang mampu menggunakan pengetahuan yang didapat. Misalnya seseorang mendapatkan pengetahuan atau informasi mengenai Pajak Penghasilan Orang Pribadi kemudian ia mengubah gaya hidupnya menjadi gaya hidup yang sehat.

d. Analisa (analysis)Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Pada tahap ini seseorang dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk.e. Sintesa (Synthesis)Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesa merupakan suatu tingkatan dimana seseorang mampu menjelaskan kembali pengetahuan yang didapat dalam bahasanya sendiri dengan benar.f. Evaluasi (Evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Evaluasi merupakan tingkatan tertinggi pada tingkatan ini.2.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:a. PengalamanPengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. Misalnya seseorang yang pernah merawat orang tua yang sakit Pajak Penghasilan Orang Pribadi pada umunya lebih tahu tindakan yang harus dilakukan jika terkena Pajak Penghasilan Orang Pribadi.b. Tingkat PendidikanPendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.c. Sumber InformasiKeterpaparan seseorang terhadap informasi mempengaruhi tingkatan pengetahuan seseorang. Seseorang yang lebih terpapar dengan sumber informasi pada umumnya tingkat pengetahuannya semakin tinggi. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuann seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, buku dan internet.2.5.4 Skala ukur tingkat pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan domain diatas (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan yang diukur dalam penelitian ini adalah sejauh mana tingkat pengetahuan responden baik tentang pengertian, penyebab, komplikasi maupun cara yang tepat dalam mengatasinya. Tingkat pengetahuan yang akan dilihat adalah domain kognitif. Pada penelitian ini tigkat pengetahuan akan diukur melalui perhitungan statistik kuesioner dan diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu tingkat pengetahuan tinggi, sedang, dan rendah.

2.6 Tingkat Pendidikan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. (Undang-undang Sisdiknas Pasal 1, 2003). Jenis pendidikan ada 2 macam yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Seseorang yang memiliki pendidikan pada level SD pada umunya memiliki tingkat pengetahuan mencapai kognitif 1 (tahu), SMP atau SMA pada umumnya memilki level pengetahuan mencapai kognitif 1 sampai dengan kognitif 2 (tahu-memahami), pada perguruan tinggi pada umumnya memiliki level pengetahuan mencaapi kognitif 3 sampai dengan kognitif 4 (menerapkan-menganalisa). Sedangkan pada pascasarjana atau S2 pada umumnya mencapai lebih dari kognitif 4 (sintesa-evaluasi). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuan seseorang tentang suatu hal.

2.7 Penelitian TerdahuluBeberapa penelitian terdahulu yang terkait dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini, antara lain:1. Eka Maryati (2014)Penelitian yang dilakukan oleh Eka Maryati pada tahun 2014 dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Sanksi Pajak, Motivasi dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wilayah Kantor Prlayanan Pajak Pratama Bintan) ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh sanksi pajak, motivasi dan tingkat pendidikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak, baik secara parsial ataupun simultan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak, motivasi dan tingkat pendidikan berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak dan semua variable berpengaruh secara simultan terhadap wajib pajak.2. Ayu Kusumasari dan Ni Putu Eka Widiastuti (2013)Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Kusumasari dan Ni Putu Eka Widiastuti pada tahun 2013 dalam jurnalnya yang berjudul Kesadaran Wajib Pajak Dari Sudut Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Tingkat Penghasilan Dan Modernisasi Sistem Perpajakan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, dan modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap kesadaran Wajib Pajak dalam pemenuuhan kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian ini adalah variable tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak, sedangkan variable modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak.3. Winda Kurnia Fikriningrum (2012)Penelitian yang dilakukan oleh Winda Kurnia Fikriningrum pada tahun 2012 dalam skripsinya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Candisari) ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam memenuhi kewajiban membayar pajaknya. Hasil dari penelitian ini adalah kesadaran masyarakat membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dan pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.4. Ayu Laras Proborini (2012)Penelitian yang terkait tentang hubungan tingkat pengetahuan wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang dilakukan oleh Ayu Laras Proborini pada tahun 2012 dengan judul Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Wajib Pajak Atas Pemberitaan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Hasil penelitian ini adalah tingkat pengetahuan Wajib Pajak mengenai perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, hubungan antar variabel ini merupakan hubungan positif. Selain itu, persepsi Wajib Pajak atas pemberitaan perpajakan juga berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, hubungan antar variabel ini merupakan hubungan positif.

2.8 Kerangka KonsepBerdasarkan landasan teori yang diuraikan pada studi kepustakaan, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan secara skematis pada skema II.1 sebagai berikut:Tabel 2.3Konsep PenelitianTingkat Pendidikan

Faktor lain yang mempengaruhi: Pengalaman Sumber informasi

Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi

Keterangan: = diteliti = tidak diteliti

2.9 Hipotesa1. Hipotesa alternatif (Ha) adalah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi.2. Hipotesa nol (Ho) adalah tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang hipertensi.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup PenelitianRuang lingkup penelitian ini dilakukan di Pasar Modern Bintaro Sektor VII.

3.2 Populasi dan SampelPopulasi dari penelitian ini adalah Wajib Pajak yang memiliki usaha di Pasar Modern Sektor VII. Peneliti dalam pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini dihitung melalui perhitungan:n = Z12 - /2.p(1-p) (d)2 = (1,96)2.0,5.(1-0,5) = 43 responden (0,15)2Keterangan: N: Jumlah sampelZ12 - /2: Konstanta derajat kepercayaan (1,96)d: Presisi Mutlak (15%)p: Proporsi jika tidak diketahui nilainyaPeneliti menambahkan jumlah sampel sebanyak 10%, sehingga jumlah sampel menjadi 48 responden. Penambahan sampel tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam pengisian instrumen penelitian, misalnya: cacat, robek, rusak dan untuk menghindari kemungkinan responden menolak ditengah penelitian atau ada kuesioner yang diisi tidak lengkap.Penelitian ini akan mengadopsi teknik pengambilan sampling secara acak (probability sampling) dengan menggunakan acak sederhana (Simple Random Sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara melakukan undian atau memakai tabel bilangan random.Kriteria inklusi sampel yang akan diambil adalah:a. Bisa membaca dan menulis;b. Berumur 17 tahunc. Tidak mengalami gangguan mental dan fisik;d. Bersedia menjadi responden.

3.3 Waktu PenelitianPenelitian direncanakan dilakukan pada bulan Januari 2015.

3.4 Etika PenelitianEtika penelitian dilakukan dengan tujuan untuk melindungi hak subjek penelitian dengan menjamin kerahasiaan responden. Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu peneliti melakukan pendekatan dengan calon responden. Peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian. Responden akan dijamin hak dan kerahasiaannya. Partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak memaksa sehingga responden diberi kebebasan untuk mengundurkan diri atau menolak dalam pengisian kuesioner. Peneliti memberi kebebasan kepada responden dalam pengisian kuesioner, jika responden tidak dapat menyelesaikan pengisian kuesioner saat ini karena kondisi yang tidak memungkinkan seperti merasa lelah atau kondisi yang lainnya, maka pengisian dapat dilanjutkan sesuai dengan keadaan responden.

3.5 Alat Pengumpul DataPenelitian ini menggunakan alat pengumpul data yang dirancang sendiri oleh peneliti dengan mengacu kepada kerangka konsep yang telah dibuat. Kuesioner terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama berisi data karakteristik responden, bagian kedua berupa pernyataan mengenai tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi yang diisi oleh responden.1. Kuesioner A untuk data umum yang merupakan data karakteristik responden. Data tentang karakteristik responden meliputi data tentang: pendidikan, suku, agama, jenis kelamin, dan pernah atau tidak mendapat informasi mengenai Pajak Penghasilan Orang Pribadi.2. Kuesioner B dipergunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi, terdiri dari 15 pertanyaan. Jawaban yang benar akan diberi nilai 2 sedangkan yang salah akan mendapat nilai 0. Soal Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, dan 15 jawaban yang benar adalah Setuju. Soal Nomor 6, 9, 10, 11, 13, dan 14 jawaban yang benar adalah Tidak Setuju.Pertanyaan dibuat dalam bentuk skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban tegas pada pertanyaan. Responden harus memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan yaitu Setuju (S) atau Tidak Setuju (TS) dengan memberikan tanda chek list ().

3.6 Uji Coba KuesionerSebelum peneliti melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrument terhadap 22 responden secara acak, dimana responden tersebut tidak diikut sertakan dalam penelilitian sebenarnya. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuisioner dapat dimengerti oleh responden, serta menghindari kesalahan interpretasi. Sehingga kuisioner yang diajukan dapat terjamin validitas dan reabilitasnya.

3.7 Rencana Prosedur Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan secara langsung terhadap Wajib Pajak yang memenuhi kriteria sampel yang memiliki usaha di Pasar Modern Sektor VII.a. Setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing, dan koordinator mata ajar, maka penelitian akan dilanjutkan dengan mengajukan surat permohonan izin kepada Kepla Pasar Modern Sektor VII.b. Setelah mendapat izin dari Kepala Pasar Modern Sektor VII, peneliti mengunjungi responden dan memberikan penjelasan tentang penelitian serta meminta persetujuan untuk menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan.c. Responden diberi penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner dan memberi kesempatan responden untuk bertanya apabila ada yang kurang dipahami.d. Responden diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan saat itu juga. Peneliti mengingatkan responden untuk menjawab seluruh pertanyaan dengan lengkap.e. Responden diberitahukan bahwa lembar kuesioner diberikan secara langsung kepada peneliti setelah diisi, kemudian peneliti memeriksa kelengkapannya. Apabila belum lengkap, maka peneliti akan meminta responden untuk melengkapinya kembali saat itu.f. Peneliti mengakhiri pertemuan dengan responden setelah kuesioner lengkap. Peneliti mengucapkan terimakasih atas kesediaan responden atas partisipasinya dalam penelitian, serta memberikan cinderamata kepada responden.

3.8 Rencana Pengolahan dan Analisis DataSetelah pengambilan data dengan kuesioner, tahap selanjutnya adalah pengolahan data agar analisa yang dihasilkan memberikan informasi yang benar. Tahap-tahap pengolahan data yang akan dilakukan antara lain:a. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.b. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data ulang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.c. Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.d. Cleaning adalah kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan.e. Melakukan teknik analisis, khususnya terhadap data penelitian menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis.

Tahap selanjutnya peneliti melakukan analisis data. Dalam penelitian ini dilakukan dua jenis analisa diantaranya:1. Analisis univarianAnalisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Sehingga, akan terlihat distribusi dan persentasi dari data demografi dan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi responden. Data yang diperoleh akan akan ditampilkan dalam tabel, diagram pie dan diagram batang dengan menggunakan persentase.Rumus persentase:% = f x 100% n

Keterangan:f = Jumlah responden pada suatu kategorin = Jumlah respondenKemudian dilanjutkan dengan:a. Mean (rata-rata), untuk mengetahui rata-rata dari dari dataRata-rata ( x ) = f . x f Keterangan: f = jumlah sampel yang sesuai dengan nilaix = nilai sampelb. Median (nilai tengah), untuk mengetahui nilai tengah dari dataPosisi median dengan jumlah responden gansal.Posisi median = n + 1n = jumlah sampel 2c. ModusDengan menyatakan nilai yang paling banyak terjadi.2. Analisis bivarianAnalisa ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Karena variabel-variabel yang akan diteliti berjenis kategorik maka peneliti akan menggunakan uji Chi-square.Tahapan analisis Chi-square adalah sebagai berikut:a. Formulasi hipotesis (Ha dan H0)Hipotesa alternatif (Ha) adalah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Hipotesa nol (H0) adalah tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi.b. Melakukan pengujian Chi-square dengan menggunakan sistem analisis komputerc. Mengambil keputusan1) Bila P value < , H0 ditolak, berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi.2) Bila P value > , H0 gagal ditolak, berarti tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

3.9 Jadwal PenelitianTabel 3.1Jadwal KegiatanNoKegiatanNopemberDesemberJanuariFebruari

1234123412341234

1.Identifikasi masalah

2.Studi kepustakaan

3.Kerangka konsep

4.Desain dan metodologi dan uji reabilitas dan validitas

5.Penyusunan proposal

6.Penyerahan proposal

7.Pengurusan surat izin

8.Pengumpulan data

9.Analisa data

10.Penyusunan laporan

11.Pengumpulan laporan

3.10 Sarana PenelitianSarana yang digunakan dalam penelitian ini adalah komputer dan perangkat lunaknya, printer, flash disk, alat tulis, kertas, lembar kuesioner dan sumber-sumber kepustakaan seperti buku dan jurnal yang mendukung untuk penyusunan laporan penelitian ini.

3.11 Definisi OperasionalDefinisi operasional memberikan pengertian suatu variabel dan menggambarkan aktivitas yang diperlukan untuk mengukurnya (Brockopp dan Tolsma, 1999). Pada tabel II.1 akan diuraikan variabel penelitian dalam bentuk definisi operasional.Tabel 3.2Definisi OperasionalNo.VariabelDefinisi OperasionalCara UkurAlat UkurHasil UkurSkala

1.Tingkat Penge-tahuanKemampuan untuk mengetahui tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi (definisi, perhitungan, pembayaran, pelaporan)Memberi tanda () pada jawaban SETUJU atau TIDAK SETUJUKuis-ionerTinggi jika nilai dari median. Sedang jika nilai sama dengan median.Rendah jika nilai median.Ordinal

2.Tingkat PendidikanStatus pendidikan terakhir respondenMemberi tanda () pada status pendidikan respondenKuis-ionerSD: (0)SMP-SMA: (1)PT : (2)Ordinal

BAB IVPEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Daerah PenelitianPasar Modern Bintaro Jaya sektor VII terletak di lokasi kawasan niaga Bintaro Jaya Sektor VII, Tangerang Selatan yang mulai beroperasi pada bulan Juni 2011. Pasar Modern Bintaro Jaya merupakan pusat perdagangan komoditi pasar tradisional, perkantoran, kuliner dan perdangan umum. Pasar Modern Jaya dapat dicapai dari beberapa arah yaitu dari Jakarta melalui akses tol lingkar luar Pondok Indah sekitar 10 menit atau dari arah tol Jakarta Merak melalui Alam Sutera (Kunciran) menuju perumahan Graha Raya sekitar 25 mwnit dari arah jalan Tanah Kusir-Veteran sekitar 15 menit dn dari arah pusat Kota Tangerang atau Ciedug melalui Cipondoh sekitar 30 menit. Untuk menuju pasar ini juga sangat mudah dicapai karena adanya rute transportasi khusus feeder busway dari Ratu Plaza yang menuju langsung lokasi ini.

4.2 Hasil dan Analisis DataHasil analisis data penelitian tentang hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi Wajib Pajak di Pasar Modern Sektor VII. Proses pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner dan diberikan kepada 43 responden yang secara sukarela berpartisipasi terhadap penelitian ini. Data selanjutnya dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan program analisis statistik komputer.Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Tetapi, untuk lebih mengetahui keakuratan dan objektifitas kuesioner penelitian ini terutama kuesioner B, peneliti mencoba melakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Kuesioner ini diujicobakan kepada 22 responden yang mempunyai kriteria inklusi yang sama tapi pada wilayah yang berbeda dengan responden penelitian. Hasil uji instrumen pada kuesioner B menunjukkan bahwa penilaian validitas dari 22 pertanyaan yang ada terdapat 9 pertanyaan yang valid yang ditunjukkan dengan nilai r hasil r tabel. Berdasarkan hasil uji validitas dan reabilitas ini pertanyaan yang tidak valid dilakukan modifikasi untuk memperbaikinya dan selanjutnya tetap digunakan karena pertanyaan ini diperlukan dalam penelitian ini.Hasil analisis data dimulai dari analisis data univariat, meliputi karakteristik responden yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir, dan riwayat mendapatkan info tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Pada analisis bivariat dari analisis ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara tngkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Adapun hasil penelitiannya adalah:4.2.1 Analisis Univariat.Hasil analisis univariat mengenai data demografi responden.

4.2.1.1 Jenis Kelamin.Tabel 4.1Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin respondendi Pasar Moder Sektor VII Februari 2015 (n=43)

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 43 responden dari penelitian tersebut mayoritas adalah perempuan yaitu sejumlah 51,2% atau sebanyak 22 orang.4.2.1.2 Tingkat Pendidikan Terakhir.Tabel 4.2Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden di Pasar Modern Sektor VII Februari 2015 (n=43)

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini yang memiliki pendidikan SD adalah sebesar 16,3% atau sebanyak 7 orang dan yang terbanyak berpartisipasi dalam penelitian ini adalah responden yang berpendidikan SMP SMA sebesar 65,1% atau sebanyak 28 orang.4.2.1.3 Riwayat Pernah Mendapat Informasi Tentang Pajak Penghasilan.Tabel 4.3Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat pernah mendapatkan informasi tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadidi Pasar Modern Sektor VII Februari 2015 (n=43)

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini pernah mendapatkan informasi tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi yaitu sebesar 97,7% atau sebanyak 42 orang. Sedangkan responden yang tidak pernah mendapatkan informasi tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi sebesar 2,3% atau sebanyak 1 orang.

4.2.1.4 Tingkat Pengetahuan Tentang Pajak Penghasilan Orang PribadiTabel 4.4Distribusi frekuensi respondenberdasarkan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadidi Pasar Modern Sektor VII Februari 2015 (n=43)

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi rendah adalah sebesar 30,2% atau sebanyak 13 orang.

4.2.2 Analisis Bivariat.Tabel 4.5Distribusi frekuensi respondenberdasarkan hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadidi Pasar Modern Sektor VII (n=43)NoTingkat PendidikanTingkat Pengetahuan Tentang Pajak Penghasilan Orang PribadiP Value

TinggiSedangRendah

1.SD0%42,9%57,1%0,001

2.SMP - SMA28,6%39,3%32,1%

3.PT87,5%12,5%0%

Hasil analisis bivariat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi diperoleh bahwa ada pada tingkat pendidikan PT tidak terdapat respoden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi rendah atau 0% sedangkan pada tingkat pendidikan SD tidak terdapat responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi tinggi atau 0%. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,001, maka dapat disimpulkan H0 ditolak atau ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

4.2.3 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Penelitian.Hasil analisis karakteristik responden melalui uji univariat mengenai tingkat pendidikan terakhir menunjukkan bahwa dari latar belakang pendidikan formal yang ditamatkan, terlihat masih cukup banyak respoden yang memiliki pendidikan terakhir SD yaitu sebesar 16,3%. Berdasarkan analisis riwayat pernah mendapatkan informasi tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi didapatkan hasil bahwa sebanyak 32,6% responden tidak pernah mendapatkan informasi tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Sedangkan hasil analisis univariat terkait tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah masih cukup tinggi yaitu 30,2%.Hasil analisis bivariat mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi didapatkan hasil bahwa ada pada tingkat pendidikan PT tidak terdapat respoden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi rendah atau 0% sedangkan pada tingkat pendidikan SD tidak terdapat responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi tinggi atau 0%. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,001, maka dapat disimpulkan H0 ditolak atau ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi.Berdasarkan hasil analisa bivariat dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuan khususnya Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Hal ini sesuai dengan pembahasan pada bab 2 terkait tingkat pengetahuan. Pada bab 2 disebutkan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pengalaman, tingkat pendidikan dan sumber informasi. Responden dalam penelitian ini masih cukup banyak yang tidak pernah mendapatkan informasi tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Hal ini memungkinkan faktor perancu tidak berpengaruh dalam penelitian ini.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. SimpulanBerdasarkan hasil penelitian, peneliti mengambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan seseorang akan Pajak Penghasilan Orang Pribadi itu bermacam-macam ada yang tinggi, sedang dan rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang akan sesuatu hal yang dalam penelitian ini terkait dengan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan akan sesuatu hal yang tinggi pula atau setidaknya sedang dan sebaliknya pada seseorang yang memiliki tingkat pendidikan rendah.

B. SaranJika mengacu pada hasil penelitian ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan ditindaklanjuti yaitu:a. Bagi petugas pajakPetugas Pajak sebaiknya lebih memperhatikan tingkat pengetahuan Wajib Pajak tentang suatu pajak, bagaimana perhitungan pembayaran dan pelaporan yang dalam hal ini khususnya Pajak Penghasilan Orang Pribadi jika terjadi karena belum tentu semua masyarakat paham. Petugas Pajak harus melihat latar belakang pendidikan Wajib Pajak dalam memberikan informasi tentang pajak.b. Bagi Intitusi PepajakanPemberi pelayanan perpajakan sebaiknya mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kepada Wajib Pajak khususnya dalam pemberian penyuluhan kepada Wajib Pajak. Pemberi penyuluhan harus lebih memperhatikan tingkat pendidikan Wajib Pajak karena tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi.c. Bagi penelitian selanjutnyaPenelitian selanjutnya sebaiknya memperbanyak sampel dan memperluas populasi agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Selain itu penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Selain itu penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan orang yang disegani atau penangggung jawab lokasi setempat dalam melakukan penelitian untuk menghindari penolakan dari responden.d. Instrumen penelitianInstrumen penelitian yang dipakai sebaiknya dilakukan uji validitas dan reliabilitas 2 kali jika memang pada uji yang pertama masih terdapat pertanyaan yang tidak valid dan tidak reliabel.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, I., dan Giana Hadi W. (2013). Membuka Cakrawala Ekonomi. Jakarta: PT Grafindo Media Pratama.DEPDIKNAS, R.I. (2005). Kamus besar bahasa Indonesia. (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.Direktorat Jenderal Pajak. (2013). Pajak Penghasilan. Jakarta: Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat. Diakses pada tanggal 19 Februari 2015 dari http://pajak.go.id/content/buku-pajak-penghasilan-2013.Mardiasmo. (2003). Perpajakan (Edisi Revisi). Yogyakarta: CV ANDI Offset.Muniriyanto, Buyung. (2014). Kepatuhan Wajib Pajak Kunci Penerimaan Negara. Diakses pada tanggal 2 Desember 2014 dari http://www.pajak.go.id/content/article/kepatuhan-wajib-pajak-kunci-penerimaan-negara.Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.Nurmantu, S. (2003). Pengantar Perpajakan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Pandiangan, L. (2008). Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Proborini, Ayu Laras. (2012). Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Wajib Pajak Atas Pemberitaan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Diakses pada tanggal 18 Februari 2015 dari http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/akutansi/article/view/24936.Rahayu, S., dan Ita Salsalina Lingga. (2009). Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.2 November 2009, 119-138.Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembanangan Bahasa (1990). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Zain, M. (2008). Manajemen Perpajakan (ed.3). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.________. (2008). Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 36 Tahun 2008.________. (2009). Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 16 Tahun 2009.________. (2014). Undang-undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan belanja Negara Tahun Anggaran 2015.

LAMPIRANLEMBAR KUESIONER

Kode Responden: .Tanggal pengambilan data: .........

Petunjuk Pengisian1. Bacalah terlebih dahulu semua pernyataan dan tanyakan kepada peneliti apabila ada yang kurang dimengerti.2. Isilah pertanyaan dengan mengisi pada kolom yang tersedia3. Berilah tanda check list ( ) pada kolom yang yang sesuai dengan jawaban Anda.4. Setiap pernyataan hanya berlaku satu jawaban kecuali pertanyaan pada Data Demografi nomor 5, 7, dan 8.Contoh:No.PernyataanSetujuTidak Setuju

1.Membayar pajak merupakan kewajiban masyarakat

5. Jika ingin memperbaiki jawaban beri tanda silang ( X ) pada jawaban yang salah, kemudian beri tanda check list ( ) pada kolom yang yang sesuai dengan jawaban Anda.Contoh:No.PernyataanSetujuTidak Setuju

1.Membayar pajak merupakan kewajiban masyarakat.X

A. Data Demografi1. Umur: 2. Jenis Kelamin: Laki-lakiPerempuan3. Agama: IslamKatolikProtestanHinduBudha4. Pendidikan: SDSMPSMAPerguruan Tinggi5. Suku: 6. Mendapatkan informasi tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi dari:KeluargaPetugas PajakMedia Masa/TelevisiLain-lainTidak Pernah

B. Tingkat Pengetahuan Tentang Pajak Penghasilan Orang PribadiNo.PernyataanSetujuTidak Setuju

1.Pajak merupakan sumber pendapatan negara.

2.Salah satu jenis pajak adalah Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

3.Pajak merupakan sumber untuk pembangunan negara misalnya pembangunan jalan sekolah dan pelayanan kesehatan.

4.Perhitungan jumlah besaran Pajak Penghasilan Orang Pribadi dapat dilakukan oleh Wajib Pajak Sendiri.

No.PernyataanSetujuTidak Setuju

5.Pembayaran pajak dapat dilakukan di Kantor Pos.

6.Pembayaran Pajak Penghasilan Orang Pribadi dapat dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak.

7.Bagi orang pribadi yang memiliki penghasilan sampai dengan 50 juta di kenakan Pajak Penghasilan sebesar 5%.

8.Tarif pajak penghasilan orang pribadi dengan pendapatan di atas Rp500.000.000,- adalah 30%.

9.Pelaporan Pajak Penghasilan Orang Pribadi hanya dilakukan 1 tahun sekali.

10.Pelaporan Pajak Penghasilan Orang Pribadi dilakukan di Bank yang telah ditunjuk.

11.Wajib Pajak yang tidak melakukan pelaporan Pajak Penghasilan Orang Pribadi dapat dikenakan sanksi sebesar Rp200.000,- setiap bulan.

12.Wajib Pajak yang terlambat membayar Pajak Pengasilan Orang Pribadi dikenakan bunga 2% per bulan.

13.Maksimal sanksi bunga yang diberikan atas keterlambatan membayar Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah 12 bulan.

14.Pembayaran sanksi atas keterlambatan pelaporan Pajak Penghasilan dapat dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak.

15.Besaran PTKP bagi Wajib Pajak yang belum menikah dan tidak memiliki tanggungan adalah sebesar Rp24.300.000,-

1

22