skripsi fungsi komunikasi interpersonal dalam …repo.apmd.ac.id/499/1/skripsi adam taufiq ismail...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
FUNGSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN SURAT IJIN MENGEMUDI (SIM) DI POLRES
BANTUL
Disusun Oleh :
ADAM TAUFIQ ISMAIL
NIM 07530728
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2018
i
SKRIPSI
FUNGSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN SURAT IJIN MENGEMUDI (SIM) DI POLRES
BANTUL
Oleh :
Adam Taufiq Ismail
NIM 07530728
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2018
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Pertama-tama puji syukur saya panjatkan pada Allah SWT atas terselesaikannya
Skripsi ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Dewinta Sari, M.Pd. istri tercinta yang memberikan dukungan dan semangat
dalam menyelesaikan studi.
2. Ibu Zuniada, S. Ag. ibu tercinta yang memberikan dukungan dan semangat
dalam menyelesaikan studi.
3. Bisma Ahnaf Adisan anak tercinta yang memberikan dukungan dan semangat
dalam menyelesaikan studi.
4. Ade Chandra, S.Sos., M.Si.selaku Ketua Tim Penguji/Pembimbing yang
memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan studi.
5. Habib Muhsin, S.Sos., M.Si. Penguji Samping I yang memberikan dukungan
dan semangat dalam menyelesaikan studi.
6. Theodorus Wuryantono, S.IP., M.Hum selaku Penguji Samping II yang
memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan studi.
7. Iptu Sutrisno, S. Sos., MM. yang memberikan dukungan dan semangat dalam
menyelesaikan studi.
8. Rekan-rkan di pelayanan SIM Polres Bantul yang memberikan dukungan dan
semangat dalam menyelesaikan studi.
v
HALAMAN MOTTO
SAYA HARUS SUKSES….!!!
Adalah 3 kata yang selalu melekat dalam benak saya
Samudra yang luas berawal dari sungai-sungai kecil
Seorang ahli butuh ribuan asumsi hanya untuk melahirkan satu teori
Hal yang besar pun lahir dari sesuatu yang kecil
Awali tujuan hidup dengan mimpi
Karena mimpi yang akan melahirkan impian.
Sebab Impian adalah jembatan menuju kesuksesan
Dan keyakinan merupakan kunci dari kesuksesan
Saya tidak pernah memikirkan kegagalan
karena memikirkan kegagalan sama dengan merencanakannya
kegagalanku adalah batu loncatan menuju sukses
Ku indahkan kegagalan itu menjadi madu kesuksesan
Karena saya yakin bahwa keindahan sedang menanti sebuah perjuangan
KESUKSESAN HIDUP adalah mendapatkan KEBAHAGIAAN
Kunci Kebahagiaan adalah seberapa besar kita bersyukur akan nikmat-NYA.
Semakin kita bersyukur, semakin pula kita Bahagia
“BERUNTUNGLAH ENGKAU JIKA TERMASUK DALAM GOLONGAN ORANG-
ORANG YANG SELALU BERSYUKUR”
vi
vii
FUNGSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN SURAT IJIN MENGEMUDI (SIM) DI POLRES
BANTUL
Oleh:
Adam Taufiq Ismail
07530728
ABSTRAK
Salah satu aspek yang penting dalam pelaksanan pelayanan publik adalah
kemampuan seorang petugas layanan dalam berinteraksi dan berkomunikasi
dengan orang lain. Dalam komunikasi terdapat penyampaian informasi dan
pengertian informasi dari seseorang kepada orang lain. Dengan demikian,
komunikasi merupakan unsur yang sangat penting dalam pelayanan yang
dilakukan oleh Kepolisian. Salah satu bentuk pelayanan yang dilakukan
kepolisian adalah pelayanan Surat Ijin Mengemudi (SIM). Dalam hal ini SIM
merupakan bukti bahwa pengendara motor telah lulus uji untuk mengemudikan
kendaaraannya.
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian kualitatif.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara field research,
yaitu dengan terjun langsung ke lokasi pusat penelitian dengan cara mengamati
obyek penelitian dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pendekatan deskriptif kualitatif yang
merupakan suatu proses menggambarkan keadaan sasaran sebenarnya, penelitian
secara apa adanya sejauh peneliti dapatkan dari hasil observasi, wawancara
maupun dokumentasi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah petugas SIM dapat membentuk dan
menjalin hubungan kerjasama dengan masyarakat. Sehingga dapat mengetahui
karakter masyarakat dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Kata kunci : fungsi, komunikasi, interpersonal, surat ijin mengemudi
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................................ vi
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4
E. Kerangka Teori.............................................................................................. 5
1. Komunikasi Interpersonal ................................................................. 5
2. Fungsi dan Tujuan Kepolisian ......................................................... 10
3. Peran Polri sebagai pelayan masyarakat (public service) ................ 11
4. Kualitas Pelayanan ........................................................................... 12
F. KERANGKA PIKIR .................................................................................... 23
ix
G. METODE PENELITIAN ............................................................................. 25
1. Jenis Penelitian ................................................................................. 25
2. Tempat Penelitian............................................................................. 15
3. Sumber Dana .................................................................................... 26
4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 27
5. Teknik Pengambilan Sampel............................................................ 28
6. Teknik Analisis Data ........................................................................ 30
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN .......................................... 32
A. Profil Polres Bantul ...................................................................................... 32
B. Unit Pelayanan SIM ..................................................................................... 38
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 46
A. Data responden wawancara .......................................................................... 46
B. Pentingnya Komunikasi Interpersonal Petugas SIM Guna
Membangun Hubungan Baik dengan Masyarakat ....................................... 46
C. Cara Komunikasi Interpersonal petugas SIM Guna Membangun
Hubungan Baik dengan Masyarakat ............................................................ 55
D. Proses Komunikasi Interpersonal Petugas SIM Guna Membangun
Hubungan Baik dengan Masyarakat ............................................................ 58
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Interpersonal
Petugas SIM Guna Membangun Hubungan Baik dengan Masyarakat ........ 61
BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 70
A. Kesimpulan .................................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................................. 72
x
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 70
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur SAT LANTAS POLRES Bantul ............................................... 33
Gambar 2 Struktur SATPAS POLRES Bantul ........................................................ 41
xii
DAFTAR GAMBAR
Data Responden Wawancara.................................................................................... 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari
yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak
bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar
dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain.
Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
kemampuan yang paling dasaryang harus dimiliki seorang manusia.
Oleh karena kemampuan berkomunikasi dalam hal ini komunikasi
interpersonal merupakan kemampuan yang paling dasar, maka orang
sering beranggapan bahwa kemampuan berkomunikasi merupakan
keterampilan yang akan dimiliki dengan sendirinya oleh seorang manusia
seiring dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental manusia yang
bersangkutan. Dengan demikian orang sering beranggapan bahwa tidak
perlu secara khusus belajar bagaimana cara berkomunikasi.
Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami
perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik
yang terbuka yang disebabkan adanya kesalah fahaman dalam
berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan
menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara
berkomunikasi yang baik dan efektif.
2
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif
sangat diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua
aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika seseorang melakukan
aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja. Lebih
penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung
dengan orang lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan
komunikasi interpersonal.
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) adalah salah satu organisasi
pemerintah yang fungsinya sebagai pelindung dan penganyom masyarakat
Indonesia yaitu di bidang pelayanan. Pelayanan yang dimaksud adalah
pelayanan komunikasi publik sesuai dengan visi dan misi kepolisian
mampu memberikan informasi apa yang dilakukan, siapa yang
bertanggung jawab dalam mengoperasionalkan,berapa biaya dan lama
waktu pelaksanaan serta hasil apa yang diperoleh.
Salah satu aspek yang penting dalam pelaksanan pelayanan publik
adalah kemampuan seorang petugas layanan dalam berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi adalah hal yang paling
lumrah dalam memberikan layanan. Nilai baik tidaknya sebuah layanan
sering kali dilihat dari bagaimana cara petugas pemberi layanan dalam
berkomunikasi dengan pelanggan. Untuk keterampilan komunikasi ini
haruslah dimiliki dan dikuasai dengan baik oleh setiap pemberi layanan.
Dalam pelaksanaan pelayanan publik ,keterampilan berkomunikasi
menjadi salah satu aspek penting yang akan mempengaruhi bagaimana
3
efektifitas pelayanan public yang diberikan serta akan menentukan
bagaimana masyarakat sebagai pelanggan dalam merespon dan
mencitrakan organisasi pemberi layanaan. Untuk berkomunikasi haruslah
mampu menempatkan manusia pada posisi yang terhormat sebagaimana
pula pelayanan publik adalah sebuah ikhtiar untuk memanusiakan manusia
(human humanization).
Dalam komunikasi terdapat penyampaian informasi dan pengertian
informasi dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan timbul
apabilam terdapat saling pengertian antara pengirim dan penerima
sehingga terdapat suatu pemahaman. Bukan berarti bahwa kedua belah
pihak harus menyetujui sesuatu gagasan tersebut, tetapi yang penting
adalah kedua belah pihak sama-sama memahami gagasan tersebut. Dalam
keadaaan seperti itu maka komunikasi dapat dikatakan berlangsung baik.
Dengan demikian, komunikasi merupakan unsur yang sangat
penting dalam pelayanan yang dilakukan oleh Kepolisian. Salah satu
bentuk pelayanan yang dilakukan kepolisian adalah pelayanan Surat Ijin
Mengemudi (SIM). Dalam hal ini SIM merupakan bukti bahwa
pengendara motor telah lulus uji untuk mengemudikan kendaaraannya.
Untuk itu, kepolisian mengambil kebijakan untuk meresmikan
layanan Surat Ijin Mengemudi (SIM). Kepolisian merancang praktik
komunikasi pelayanan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang akan
dihadapi oleh pengguna jasa SIM maupun instansi. Kepuasan akan
pelayanan yang diberikan, akan terpenuhi apabila sesuai dengan kebutuhan
4
pengguna jasa SIM. Dengan begitu harapan dan tujuan kepolisian dapat
tercapai sesuai dengan visi dan misi kepolisian.
Ditinjau dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan studi penerapan yang tertuang dalam penyusunan skripsi ini.
Dengan judul “Fungsi Komunikasi Interpersonal Dalam Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Surat Ijin Mengemudi (SIM) Di Polres Bantul”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan dalam latar belakang di
atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Fungsi
Komunikasi Interpersonal Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Surat
Ijin Mengemudi (SIM) di Polres Bantul?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui fungsi komunikasi
interpersonal dalam meningkatkan kualitas pelayanan Surat Ijin
Mengemudi (SIM) Di Polres Bantul.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah Secara teoritis
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sebagai
sumbangan pemikiran bagi pengembangan Ilmu Komunikasi pada
umumnya dan komunikasi organisasi pada khususnya. Sebagai acuan
untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
5
a. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu
komunikasi dan dapat dijadikan referensi khususnya bagi
mahasiswa atau peneliti yang akan melakukan penelitian yang
sejenis
b. Lembaga
Penelitian ini berguna bagi kepolisian Polres Bantul sebagai
evaluasi dan informasi pada salah satu kegiatan yang di lakukan
Polres Bantul tentang layanan surat ijin mengemudi (SIM)
E. Kerangka Teoritis
1. Komunikasi Interpersonal
a. Komunikasi Interpersonal
Pada hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi
dengan manusia lain, karena manusia merupakan makhluk sosial
yang dalam kehidupannya selalu di tandai dengan pergaulan antar
manusia. Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk
peristiwa komunikasi dalam masyarakat. Diantara manusia yang
saling bergaul, ada yang saling membagi informasi dan ada pula
yang membagi gagasan dan sikap. Pergaulan ini lebih dalam
bentuk komunikasi antar pribadi.
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah
komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan
hanya dua orang seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat
6
dekat, guru-murid, dan sebagianya. Ciri-ciri komunikasi diadik
adalah: pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang
dekat, pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima
pesan secara spontan baik secara verbal ataupun nonverbal.
Secara umum komunikasi interpersonal juga dapat diartikan
sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang
saling berkomunikasi. Karena terjadi secara tatap muka (face to
face) antar dua individu. Selain itu komunikasi interpersonal
adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana
terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.
Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk
mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena dapat
menggunakan kelima indra untuk mempertinggi daya bujuk pesan
yang kita komunikasikan. Sebagian komunikasi yang paling
lengkap dan paling sempurna, komunikasi interpersonal berperan
penting sehingga kapan pun, selama manusia masih memiliki
emosi kenyataannya komunikasi tatap muka ini membuat
manusia lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan
komunikasi lewat media massa seperti surat kabar dan televisi
atau telepon genggam, E-mail yang membuat manusia merasa
terasing.
Menurut Hafied Cangara (2006, 31), komunikasi
interpersonal di bedakan atas dua macam, yaitu sebagai berikut:
7
1) Komunikasi diadik
Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang
berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka.
Komunikasi diadik menurut Wayne Pace yang dikutip Hafied
Cangara (2006, 32) dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni
percakapan, dialog, dan wawancara. Pecakapan berlangsung
dalam suasana bersahabat dan informal. Dialog berlangsung
dalam situasi yang lebih dalam dan personal, sedangkan
wawancara sifatntya lebih serius yakni, adanya pihak yang
dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi
menjawab.
2) Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang
berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka,
dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi atau terlibat
dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap
muka. Selain itu pembicaraan berlangsung secara terpotong-
potong dimana semua peserta berbicara dalam kedudukan
yang sama atau tidak ada pembicara tunggal yang
mendominasi situasi. Dalam situasi seperti itu, semua anggota
biasa beperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima
seperti yang sering ditemukan pada kelompok studi dan
kelompok diskusi.
8
Hafied Cangara yang mengutip pendapat Judi C. Person
(2005: 56) menyebutkan enam karakterisitik yang menentukan
proses dalam komunikasi interpersonal sebagai berikut:
1) Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri pribadi (self),
berbagai persepsi yang menyangkut pengamatan dan
pemahaman berasal dari dalam diri kita sendiri, yang artinya
dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita.
2) Komunikasi interpersonal bersifat transaksional, pengertian ini
mengacu pada terjadinya proses pertukaran pesan yang
bermakna diantara mereka yang berinteraksi.
3) Komunikasi interpersonal mencakup aspek-aspek isi pesan dan
kualitas hubungannya, artinya dalam proses komunikasi
interpersonal tidak hanya menyangkut pertukaran isi pesan
saja, akan tetapi berkaitan dengan sifat hubungan dalam arti
siapa pasangan komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita
dengan pasangan.
4) Komunikasi interpersonal masyarakat adanya kedekatan fisik
diantara pihak-pihak yang berkomunikasi.
5) Komunikasi interpersonal melibatkan pihak-pihak yang saling
tergantung satu sama lainnya (independen) dalam proses
komunikasinya.
6) Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang
atau suatu pernyataan tidak dapat diulang dengan harapan
9
mendapatkan hasil yang sama karena didalam proses
komunikasi antarmanusia sangat tergantung dari respon
pasangan komunikasi.
Fungsi komunikasi interpersonal tidak sebatas pertukaran
informasi atau pesan saja, tetapi merupakan kegiatan individu dan
kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide-ide agar
komunikasi dapat berlangsung secara efektif dan informasi yamg
disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik, maka
komunikator perlu menyampaikan pola komunikasi yang baik pula.
b. Bentuk komunikasi interpersonal
Kegiatan komunikasi merupakan hal yang sangat mendasar
dalam kehidupan manusia, hal ini dapat terlihat dengan jelas
terutama pada proses sosialisasi yang dilakukan oleh manusia-
manusia tersebut. Sebagai makhluk sosial interaksi yang dilakukan
manusia dengan manusia hanya dapat dilakukan melalui kegiatan
komunikasi. Adapun bentuk-bentuk komunikasi interpersonal,
yaitu:
1) Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang
dinyatakan secara oral atau lisan maupun tulisan. Komunikasi
lisan dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana seorang
pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk
10
memengaruhi tingkah laku penerima. Komunikasi tulisan
apabila keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu
disandikan simbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau
pada tempat lain yang bisa di baca, kemudian di kirimkan pada
orang yang di maksud. Untuk kepentingan komunikasi verbal,
bahasa dipandang sebagai suatu wahana penggunaan tanda-
tanda atau simbol-simbol untuk menjelaskan suatu konsep
tertentu. Bahasa memiliki keyakinan simbolisasi verbal dan
dipandang sebagai upaya manusia mendayagunakan informasi
yang bersumberdari persepsi manusia untuk berkomunikasi
secara santun dengan orang lain.
2) Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan
pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti
komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh,
vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka dan
sentuhan. Komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan mimik dan bahasa isyarat. Bahasa isyarat
bermacam-macam, bahasa isyarat dapat menimbulkan salah
tafsir, terutama jika latar belakang budaya berbeda.
2. Fungsi dan Tujuan Kepolisan
Fungsi kepolisan Republik Indonesia yang tercantum pada
undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 2002 pasal 2
11
menyebutkan bahwa fungsi kepolisian adalah berfungsi sebagai
pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan ketertiban
masyarkat, penegak hokum, perlindungan, penganyoman dan
pelayanan masyarakat.
Sedangkan tujuan kepolisian berdasarkan undang-undang
Republik Indonesia nomor 2 tahun 2002 pasal 4 yaitu kepolisian
Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam
negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban
masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggarnya
perlindungan, penganyoman dan pelayanan kepada masyarakat, serta
terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia
Fungsi dan tujuan kepolisian pada dasarnya sama yaitu
melayani masyarakat, kepolisian harus baik dalam kedua hal tersebut
untuk itu pelayanan sangat penting bagi instansi pemerintah ini.
3. Peran Polri sebagai pelayan masyarakat (public service)
Peran ini merupakan kemampuan Polri dalam pelaksanaan
tugas Polri baik pre-emtif, preventif maupun represif. Peran ini
merupakan akan menjamin ketentraman, kedamaian dan keadilan
masyarakat sehingga hak dan kewajiban masyarakat terselenggara
dengan seimbang, serasi dan selaras. Polri sebagai tempat mengadu,
melapor segala permasalahan masyarakat yang mengalami kesulitan
12
perlu memberikan pelayanan dan pertolongan yang ikhlas dan
responsif. Aktualiasi dari peran Polri ini adalah:
a. Mampu dan proaktif dalam mencegah dan menetralisir segala
potensi yang akan menjadikan distorsi kantibmas.
b. Mampu mencegah dan menahan diri dalam segala bentuk pamrih
sehingga tidak memaksa dan menakut-nakuti serta mengancam
dengan kekerasan.
c. Mampu memberikan pelayanan yang simpatik sehingga
memberikan kepuasan bagi yang dilayani.
Peran-peran Polisi yang penulis kemukakan di atas merupakan
landasan filosofis reformasi Polri dalam mewujudkan peran Polri yang
diamanatkan oleh Undang-Undang. Institusi kepolisian merupakan
salah satu pondasi penegak hukum yang diharapkan dapat memberikan
pengayoman dan perlindungan kepada masyarakat. Undang-Undang
No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,
menegaskan tugas dan wewenang kepolisian dalam Pasal 13, Pasal 14,
Pasal 15, dan Pasal 16.
4. Kualitas Pelayanan
a. Pemahaman Konsep Jasa
Jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud
dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada memiliki, serta
pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses
mengkonsumsi jasa tersebut. Definisi jasa dalam strategi
13
pemasaran harus diamati dengan baik, karena pengertiannya
sangat berbeda dengan produk berupa barang.
Jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak
merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang
biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang
dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya
kenyamanan, hiburan kesenangan atau kesehatan) atau
pemecahan akan masalah yang dihadapi konsumen (Rambat
Lupiyoadi, 2001:5). Berdasarkan definisi diatas dapat diartikan
bahwa didalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak
konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat
tidak selalu menyadari.
b. Pengertian Kualitas Pelayanan
Pemahaman terhadap kualitas pelayanan memberikan arti
penting bagi terwujudnya suatu pelayanan yang unggul. Layanan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah layanan yang sesuai
dengan standar yang telah ditentukan, misalnya proses
pengenalan produk secara baik terhadap konsumen.
Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut
memenuhi harapan pelanggan (Tjiptono, 2004:59).
Keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau
pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk
14
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Ini
jelas merupakan definisi kualitas yang berpusat pada pelanggan.
Kita dapat mengatakan bahwa seorang penjual telah memberikan
kualitas bila produk atau pelayanan penjual memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Sebuah perusahaan yang hampir
selalu memuaskan kebanyakan kebutuhan pelanggannya disebut
perusahaan yang berkualitas. Kualitas pelayanan sebagai hasil
persepsi dari perbandingan antara harapan pelanggan dengan
kinerja aktual pelayanan (Groonroos dalam Pujawan yang dikutip
dalam Hanif Maulidin,2004).
Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut
untuk memenuhi keinginan pelanggan (Whycof yang dikutip oleh
Fandy Tjiptono, 2000:24). Sasaran dan manfaat dari pelayanan
yang unggul secara garis besar terdapat empat unsur pokok, yaitu
kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan. Ke empat
unsur pokok tersebut merupakan suatu kesatuan pelajaran yang
terintegrasi.
c. Faktor penyebab buruknya kualitas pelayanan
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kualitas
pelayanan menjadi buruk yang dikemukakan oleh Fandy Tjiptono
(2000:85), diantaranya sebagai berikut :
1) Produk dan konsumsi yang terjadi secara simultan
15
Salah satu karakteristik jasa yang paling penting adalah
inseparability yang artinya jasa diproduksi dan dikonsumsi
pada saat yang bersamaan sehingga dalam memberikan jasa
dibuatkan kehadiran dan partisipasi pelanggan akibatnya
timbul masalah sehubungan adanya interaksi antara produsen
dan konsumen jasa yang disebabkan karena tidak terampil
dalam melayani pelanggan, penampilan yang tidak sopan,
kurang ramah, dan lain-lain.
2) Intensitas tenaga kerja yang tinggi
Keterlibatan tenaga kerja yang intensif dalam
penyampaian jasa dapat menimbulkan masalah dalam kualitas,
yaitu tingkat variabilitas yang tinggi disebabkan oleh tingkat
upah dari pendidikan karyawan yang masih relatif rendah,
kurangnya perhatian dan tingkat kemahiran karyawan yang
tinggi.
3) Dukungan terhadap pelanggan internal yang kurang memadai
Karyawan front line merupakan ujung tombak dari
sistem pemberian jasa, supaya merasa dapat memberikan jasa
yang efektif maka mereka perlu mendapatkan pemberdayaan
dan dukungan dari fungsi-fungsi utama manajemen sehingga
nantinya mereka akan dapat mengendalikan dan menguasai
cara melakukan pekerjaan sadar dan konteks dimana pekerjaan
dilaksanakan bertanggung jawab bersama atas output kinerja
16
pribadi bertanggung jawab bersama atas kinerja unit dan
organisasi, keadilan dalam distribusi balas jasa berdasarkan
kinerja dan kinerja kolektif.
4) Kesenjangan komunikasi
Komunikasi merupakan faktor yang esensial dalam
kontak dengan karyawan jika terjadi gap dalam komunikasi
maka akan timbul penilaian dan persepsi yang negatif terhadap
kualitas pelayanan. Kesenjangan komunikasi dalam pelayanan
meliputi : memberikan janji yang berlebihan sehingga tidak
dapat memenuhinya, kurang menyajikan informasi yang baru
kepada pelanggan, pasar kurang dipahami pelanggan dan
kurang tanggapannya perusahaan menyajikan terhadap
keluhan pelanggan.
5) Memperlakukan pelanggan dengan cara yang sama
Para pelanggan adalah manusia yang bersifat unik
karena memiliki perasaan dan emosi, dalam hal melakukan
interaksi dengan pemberi jasa tidak semua pelanggan bersedia
menerima layanan jasa yang seragam seiring terjadi pelanggan
menurut jasa yang bersifat personal dan berbeda dengan
pelanggan yang lainya sehingga hal ini merupakan tantangan
bagi perusahaan agar dapat memahami kebutuhan pelanggan
secara khusus.
17
6) Perluasan dan pengembangan pelayanan secara berlebihan
Memperkenalkan jasa baru untuk memperkaya jasa
yang telah ada agar dapat menghindari adanya pelayanan yang
buruk dan meningkatkan peluang pemasaran, kadang-kadang
menimbulkan masalah disekitar kualitas jasa dari hasil yang
diperoleh tidak optimal.
7) Visi bisnis jangka pendek
Visi bisnis dalam jangka pendek dapat merusak
kualitas jasa yang sedang dibentuk jangka panjang misalnya
kebijakan suatu bank untuk menekan biaya dengan
mengurangi jumlah teller yang menyebabkan semakin
panjangnya antrian di bank tersebut.
d. Prinsip-prinsip Kualitas Pelayanan
Prinsip-prinsip yang terdapat dalam kualitas pelayanan
dalam buku Fandy Tjiptono (2007:75) :
1) Kepemimpinan
Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif
dan komitmen dari manajemen puncak. Manajemen puncak
harus memimpin perusahaan untuk meningkatkan kinerja
kualitasnya, tanpa adanya kepemimpinan dari manajemen
puncak, maka usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan
hanya berdampak kecil terhadap perusahaan.
18
2) Pendidikan
Semua personil perusahaan mulai dari manajemen
puncak sampai karyawan operasional harus memperoleh
pendidikan mengenai kualitas pelayanan. Aspek-aspek perlu
mendapatkan penekanan pada pendidikan tersebut, meliputi
konsep kualitas sebagai bisnis, alat teknik implementasi
strategi bisnis kualitas dan perencanaan eksekutif dalam
implementasi strategi kualitas.
3) Perencanaan
Proses perencanaan strategi harus mencakup
pengukuran dan tujuan kualitas yang dipergunakan dalam
mengarahkan perusahaan untuk mencapai visinya.
4) Reviev
Proses review merupakan satu-satunya alat yan paling
efektif bagi manajemen untuk mengubah perilaku organisasi.
Proses ini merupakan suatu mekanisme yang menjamin adanya
perhatian yang konstan dan terus-menerus untuk mencapai
tujuan kualitas.
5) Komunikasi
Implementasi strategi kualitas dalam orang dipengaruhi
oleh proses komunikasi dalam perusahaan, komunikasi harus
dilakukan dengan karyawan, pelanggan dan pemilik
perusahaan.
19
6) Penghargaan
Merupakan aspek penting dalam implementasi strategi
kualitas setiap karyawan yang berprestasi tersebut diakui agar
memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan dan
pelanggan yang dilayaninya.
e. Dimensi Kualitas Pelayanan
Dalam memberikan penilaian atas pelayanan yang
diterimanya pelanggan menggunakan lima indikator penentu
kualitas pelayanan, yaitu :
1) Bukti langsung (tangibles)
Definisi bukti langsung dalam Rambat Lupiyoadi
(2001:148) yaitu “kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensi kepada pihak eksternal. Penampilan
dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan
keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, yang meliputi
fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain sebagainya),
perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi),
serta penampilan pegawainya”.
2) Kehandalan (Reliability)
Kehandalan dalam Rambat Lupiyoadi (2001:148)
adalah “kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan
sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja
20
harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan
waktu, pelayanan yang sama, untuk semua pelanggan tanpa
kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang
tinggi”.
3) Daya Tanggap (Responsiveness)
Menurut Rambat Lupiyoadi (2001:148) daya tanggap
adalah “suatu kemauan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan,
dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan
konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas
menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas
pelayanan”.
4) Jaminan (assurance)
Definisi jaminan dalam Rambat Lupiyoadi (2001:148)
yaitu “pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para
pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen
antara lain komunikasi (communication), kredibiitas
(credibility), keamanan (security), kompetensi, dan sopan
santun (courtesy)”.
5) Empati (emphaty)
Rambat Lupiyoadi (2001:148) menerangkan empati
adalah “memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
21
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan
dengan berupaya memahami keinginan konsumen.
Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki
pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami
kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan”.
f. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan yang baik perusahaan harus
mempunyai strategi supaya dapat meningkatkan kualitas
pelayanannya menurut Fandi Tjiptono yaitu sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi determinasi utama kualitas pelayanan
Setiap perusahaan perlu memberikan kualitas
pelayanan yang terbaik untuk konsumen. Oleh karena itu
dibutuhkan identifikasi determinan pelayanan yang paling
penting bagi sasaran. Langkah-langkah berikut adalah
memberikan penilaian yang diberikan pasar sasaran terhadap
perusahaan dan pesaing berdasarkan determinan tersebut.
2) Mengelola harapan pelanggan
Semakin banyak janji yang diberikan perusahaan maka
semakin besar pula harapan konsumen yang pada gilirannya
akan menambah peluang tidak dapat terpenuhinya harapan
konsumen oleh perusahaan.
3) Mengelolan bukti (evidence) kualitas pelayanan
22
Pengelolaan bukti kualitas pelayanan bertujuan untuk
memperkuat persepsi konsumen selama dan sesudah jasa
diberikan.
4) Mendidik konsumen tentang pelayanan
Membantu konsumen dalam memahami suatu upaya
yang sangat positif dalam rangka menyampaikan mutu
pelayanan. Konsumen yang terdidik akan mengambil
keputusan dengan baik.
5) Mengembangkan budaya kualitas
Terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai,
tradisi dan harapan yang meningkatkan kualitas, agar dapat
terciptanya budaya kualitas dengan baik dibutuhkan komitmen
yang menyeluruh pada semua anggota organisasi.
6) Menciptakan automatic quality
Adanya otomatisasi dapat mengatasi variabilitas mutu
pelayanan yang disebabkan kurangnya sumber daya manusia
yang memiliki. Meskipun demikian sebelum memutuskan
akan melakukan otomatisasi, perusahaan perlu melakukan
penelitian secara seksama untuk menentukan bagian yang
membutuhkan sentuhan manusia dan bagian yang
membutuhkan otomatisasi.
7) Menindaklanjuti pelayanan
23
Dapat membantu memisahkan aspek-aspek pelayanan
yang perlu ditingkatkan, perusahaan mengambil inisiatif untuk
menghubungi sebagian atau semua konsumen untuk
mengetahui tingkatan kepuasan dan persepsi mereka terhadap
produk atau jasa yang diberikan.
F. Kerangka Pikir
Kurang efektifnya komunikasi Interpersonal diantara pegawai
pembuat SIM dan masyarakat menyebabkan hubungan kerja tidak
harmonis yang sering jadi keluhan pegawai pembuat SIM. Merefleksikan
tidak adanya sikap positif, saling mendukung, empati, dan keterbukaan
diantara pegawai pembuat SIM dalam menerima saran dan kritik dari
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya kompetensi
komunikasi Interpersonal yang dimiliki pegawai pembuat SIM. Hubungan
antara pegawai pembuat SIM dengan masyarakat lebih berfokus pada
aspek-aspek manusiawi. pegawai pembuat SIM menggunakan sejumlah
besar waktunya untuk berinteraksi dengan orang lain dalam pekerjaan.
Dimana komunikasi interpersonal yang baik memegang peranan penting
dalam pembinaan hubungan dan mendorong terciptanya unit kerja yang
terpadu.
Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang jelek paling sering
disebut sebagai sumber konflik antar pribadi, karena individu
menghabiskan 70% waktunya untuk berkomunikasi, menulis, membaca,
mendengarkan, tampaknya wajar untuk menyimpulkan bahwa salah satu
24
kekuatan yang paling menghambat suksesnya kinerja kelompok adalah
kurangnya komunikasi interpersonal yang efektifnya.
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal maupun non verbal (Deddy Mulyana, 2005:73). Indikator
Komunikasi Interpersonal antara lain :
1. Keterbukaan
2. Empati
3. Sikap Mendukung
4. Sikap Positif
5. Kesamaan
Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut memenuhi
harapan pelanggan (Tjiptono 2004:59).
Keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk/pelayanan yang
berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau yang tersirat. Ini jelas merupakan definisi kualitas yang
berpusat pada pelanggan. Kita dapat mengatakan bahwa seorang penjual
telah memberikan kualitas bila produk/pelayanan penjual memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Sebuah perusahaan yang hampir selalu
memuaskan kebanyakan kebutuhan pelanggannya disebut perusahaan
yang berkualitas. Dalam memberikan penilaian atas pelayanan yang
25
diterimanya pelanggan menggunakan lima indikator penentu kualitas
pelayanan, yaitu :
1. Bukti Langsung
2. Kehandalan
3. Daya Tanggap
4. Jaminan
5. Empati
G. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan salah satu metode yang
digunakan peneliti dalam ilmu sosial, dengan penekanan objek
peneliti terhadap keunikan manusia atau gejala social yang tidak dapat
dianalisa dengan metode statistik. Penelitian kualitatif studi kasus
dalam tulisan ini dimaksudkan untuk menggali suatu fakta, kemudian
memberikan penjelasan terkait berbagi realita yang ditemukan. Oleh
karena itu, peneliti langsung mengamati fungsi komunikasi
interpersonal pelayanan pelayanan SIM di Polres Bantul.
2. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian oleh peneliti
yaitu di Polres Bantul, berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Blok No. 202
Bantul, DIY.
26
3. Sumber Data
Di dalam hal memperoleh sumber data, ada banyak sumber data yang
dapat digunakan, namun tidak semua dapat difokuskan. Maka peneliti
menggunakan dua sumber data, antara lain:
a. Sumber data primer
Data primer yaitu data yang diambil dari penelitian
dilapangan, cara mengumpulkan data primer yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi Dengan demikian, data dan
informasi yang diperoleh adalah data yang validitasinya dapat
dipertanggung jawabkan. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif, yaitu data yang menggambarkan
secara jelas dan informasi langsung yang diperoleh di lapangan
dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti misalnya lewat orang lain atau
dokumen. Data ini merupakan atau data tambahan yang
melengkapi data yang sudah ada sebelumnya agar dapat membuat
pembaca semakin paham akan maksud penulis, seperti sumber
referensi dari buku-buku dan situs internet yang terkait dengan
judul skripsi. Dengan kata lain data sekunder merupakan data
pendukung atau pelengkap dari data primer yang mana
27
dokumentasi lebih banyak digunakan dalam observasi dan
wawancara mendalam.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah bahan mentah yang dikumpulkan peneliti dari lapangan
penelitian. Data merupakan bahan spesifik dalam melakukan analisis.
Untuk memperoleh data yang valid dan aktual, maka di dalam
penelitian ini digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Field Research (penelitian lapangan)
Field research, yaitu dengan terjun langsung ke lokasi
pusat penelitian dengan cara mengamati obyek penelitian dengan
teknik sebagai berikut:
1) Observasi (pengamatan)
Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan
melihat langsung ke lapangan terhadap obyek yang di teliti.
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk meninjau dan
mengamati strategi komunikasi interpersonal pada pelayanan
SIm di Polres Bantul.
2) Interview (wawancara)
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal
atau percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
Pendapat diatas menekankan pada situasi peran interpersonal
bertatap muka (face to face) ketika seseorang yakni
pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
28
dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan
dengan masalah penelitian kepada seorang responden, guna
untuk mendapatkan data yang akurat tentang strategi
komunikasi interpersonal
3) Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan bukti dan
keterangan seperti gambar, struktur organisasi, dan lain-lain.
Dokumen tertulis merupakan sumber data yang sering
memiliki posisi yang penting dalam penelitian kualitatif. Sumber
data yang berupa arsip dan dokumen merupakan sumber data
pokok dalam penelitian kesejarahan, terutama untuk mendukung
proses interprestas dari setiap peristiwa yang diteliti
5. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling dalam penelitian kualitatif jelas berbeda
dengan yang non kualitatif. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan
dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan,
informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian
kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis
karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.
Sampling dalam penelitian kualitatif adalah pilihan penelitian
meliputi aspek apa, dari peristiwa apa, dan siapa yang dijadikan fokus
pada suatu saat dan situasi tertentu, karena itu dilakukan secara terus
menerus sepanjang penelitian.
29
Penelitian kualitatif umumnya mengambil sampel lebih kecil
dan lebih mengarah ke penelitian proses daripada produk dan biasanya
membatasi pada satu kasus. Dalam penelitian kualitatif teknik
sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling dan
snowball sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu. Perkembangan tertentu ini
misalnya orang tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita
harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi yang diteliti.
Atau dengan kata lain pengambilan sampel diambil berdasarkan
kebutuhan penelitian.
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber
data yang pada awalnya jumlahnya sedikit tersebut belum mampu
memberikan data yang lengkap, maka harus mencari orang lain yang
dapat digunakan sebagai sumber data.
Jadi, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan
saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian
berlangsung. Caranya yaitu seorang peneliti memilih orang tertentu
yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan,
selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari
sampel sebelumnya itu peneliti dapat menetapkan sampel lainnya
yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap.
30
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan
data kedalam pola, kategori dan satuan urai dasar. Tujuan analisis
adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk mudah dibaca
diimplementasikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik pendekatan deskriptif kualitatif yang merupakan suatu proses
menggambarkan keadaan sasaran sebenarnya, penelitian secara apa
adanya sejauh peneliti dapatkan dari hasil observasi, wawancara
maupun dokumentasi. Langkah-langkah analisis yang data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga
kesimpulan akhir dapat diambil.
Penulis mengolah data dengan bertolak teori-teori untuk
mendapatkan kejelasan pada masalah, baik data yang terdapat
dilapangan maupun yang terdapat pada kepustakaan. Data
dikumpulkan, dipilih secara selektif dengan disesuaikan pada
permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Kemudian
dilakukan pengolahan dengan meneliti ulang data yang didapat,
apakah data tersebut sudah cukup baik dan dapat segera
dipersiapkan untuk proses selanjutnya.
31
b. Penyajian Data (data display)
Display data adalah penyajian pengorganisasian data ke
dalam satu bentuk tertentu sehingga terlihat sosoknya secara lebih
utuh. Dalam penyajian data, penulis melakukan secara induktif,
yakni menguraikan setiap permasalahan dalam pembahasan
penelitian ini dengan cara pemaparan secara umum kemudian
menjelaskan dalam pembahasan yang lebih spesifik.
c. Penarikan Kesimpulan (verification)
Langkah selanjutnya dalam menganalisis data kualitatif
adalah penarikan kesimpulan dan vertifikasi, setiap kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Upaya penarikan kesimpulan
yang dilakukan peneliti secara terus-menerus selama berada di
lapangan. Setelah pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti
penjelasan-penjelasan. Kesimpulan–kesimpulan itu kemudian di
vertifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara memikir
ulang meninjau kembali catatan lapangan sehingga terbentuk
penegasan kesimpulan.
32
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Profil Polres Bantul
a. Kondisi Umum
Letak geografis wilayah kabupaten bantul, berada di Propinsi Daerah
istimewa Yogyakarta bagian selatan,berupa dataran rendah dan dataran
tinggi, pegunungan, di bagian selatan di batasi oleh Samudra Indonesia,
bagian timur Kabupaten Gunungkidul, bagian utara Kodya Yogyakarta dan
kabupaten sleman dan bagian barat Kabupaten Kulonprogo. Kabupaten
Bantul dengan luas wilayah 506.85 dan jumlah penduduk 823.242 jiwa
terdiri dari WNI laki-laki 402.480 jiwa perempuan 420.719 jiwa sedangkan
WNA laki-laki 14 jiwa dan perempuan 29 jiwa mempunyai korelasi terhadap
perkembangan Kamtibmas di wilayah hukum Polres Bantul.
b. Struktur SAT Lantas Polres Bantul
Berikut adalah bagan dari struktur SAT Lantas Polres Bantul
33
Gambar 1 Struktur SAT LANTAS POLRES Bantul
KAPOLRES BANTUL
AKBP IMAM KABUT S, SIK,
MM
KASATLANTAS
AKP IMAM BUKHORI , SIK, SH
PAURMINTU
PS. AIPTU PUJI ASTUTI
KAUR BIN OPS
IPTU SUGENG R
KANIT TURJAWALI
IPTU EK H, STK
KANIT DIKYASA KANIT REGIDENT
IPTU SUTRISNO
KANIT LAKA
IPTU MULYANTO
BAMIN TILANG
4 pers
BAMIN
4 pers
BANIT
TURJAWALI
54 pers
BANIT
DIKYASA
5 pers
BANIT
REGIDENT
57 pers
BANIT
LAKA
16 pers
34
c. Visi Polres Bantul
Polres Bantul bertekad mewujudkan postur polri yang
profesional,bermoral dan modern sebagai pelindung pengayom dan pelayan
masyrakat yang terpercaya dalam memelihara kamtibmas dan penegakan
hukum di wilayah hukum polres bantul sebagai kota budaya dan pariwisata
dalam suatu kehidupan sosial yang demokratis dan budaya serta masyrakat
yang sejahtera.
d. Misi Polres Bantul
a. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyrakat yang membutuhkan sehingga masyrakat bantul bebas dari
gangguan psikis dan fisik.
b. Memberikan bimbingan kepada masyrakat bantul melalui upaya pre-
emtif dan preventif yang dapat meningkatkan kesadaran dan
kekuatan serta kepatuhan hukum masyrakat.
c. Menegakan hukum secara profesional dan proporsional dengan
menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia serta
budaya setempat menuju kepada adanya kepastian hukum dan
rasakeadilan.
d. Memelihara keamanan dan ketertiban masyrakat dengan tetap
memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang berlaku
dalam masyrakat bantul dalam rangka mendukung pembagunan
daerah.
35
e. Meningkatkan sumber daya manusia dan sarana prasarana / matlog
polres bantul secara profesional untuk mewujudkan keamanan dan
ketertiban masyrakat sehingga dapat mendorong gairah kerja
masyrakat bantuk sebagai kota pendidikan dan pariwisata guna
mencapai kesejahteraan.
f. meningkatkan konsolidasi kedalam sebagai upaya menyamakan visi
dan misi polres bantul kedepan, agar mampu melaksanakan tugas
sesuai keinginan masyrakat.
g. Meningkatkan kerjasama dengan intansi terkait / pemda dalam
rangka kelancaran tugas pokok fungsi Plores Bantul
h. Memelihara solidaritas institusi Polres Bantul dari berbagai pengaruh
external yang sangat merugikan organisasi.
i. Meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran berbangsa mengingat
bantuk sebagai kota budaya dan pariwisata banyak turis baik
domestik maupun manca negara.
e. Geografi
a. Wilayah Polres bantul Terletak antara 110o 12" 34" sampai 110" 31"
08" Bujur Timur dan Antara 7" 44" 04" sampai 8" 00" 27" Lintang
Selatan.
b. Batas daerah
Sebelah Utara Kodya Yogyakarta & kabupaten Sleman
Sebelah Timur Kabupaten Gunungkidul
36
Sebelah Selatan Samudra Indonesia
Sebelah Barat Kabupaten kulonprogo
c. Iklim
Beriklim tropis dengan suhu berkisar antara 23 sd 34 derajat Celcius
d. Luas daerah
Luas daerah Kabupaten Bantul : 506.85 Km2
e. Jaringan jalan raya
1) Secara fisik dapat di bagi menjadi :
a) jalan Negara :42,24 Km
b) Jalan Propinsi : 154,05 Km
c) Jalan Kabupaten : 899,83 Km
2) Kondisi jalan terdiri dari :
a) Keadaan baik :584,05 km
b) Keadaan Sedang:416,04Km
c) Keadaan rusak :96,03Km
f. Demografi
a. Jumlah penduduk :925.633 jiwa
b. Kepadatan Penduduk :1.825 jiwa/Km2
c. Mata Pencaharian
1) Sekitar 27,7% petani/buruh
2) Sekitar 1,2% buruh
3) Sekitar 23% Pegawai negri, TNI, POLRI, Pengusaha dan Dagang
37
d. Sumber Daya Alam
1) Batu kapur di wilayah Pajangan dan Kretek
2) Batu lintang diwilayah Dlingi dan Imogoro
3) Pasir di sungai progo
e. Idiologi
Idiologi Pancasila telah di terima seluruh lapisan masyrakat
f. Sosial Ekonomi
1) Obyek Vital
a) Depo pertamina di Rewulu
b) PG.Madukismo, PT Samitex Di Sewon, PT Samperna, PT
Merapi Agung lestari
c) Gardu induk PLN
d) Tempat pembuangan/pengolahan limbah cair di Sewon
2) Terdapat kuranglebih 228 perusahaan yang bergerak di bidang
perdagangan, mebelair, handicraf, keramik tanah liat, elektonik,
perikanan, batik, furniture, pakaian jadi, rokok, konsulrtan, ekspor
impor.
g. Sosial Budaya
1) Terdapat TK sebanyak :501
2) Terdapat SD sebanyak :444
3) Terdapat SMP sebanyak:86
4) Terdapat SLTA sebanyak:36
38
5) Terdapat SMK sebanyak:31
6) Perguruan tinggi Negri dan Swasta sebanyak:22
7) Terdapat Obyek Wisata
8) Pantai Parangtritis, Samas dan Pandansimo
9) Gua Selarong dan Gua Cerme
10) Terdapat tempat-tempat Ziarah
11) Parangkusumo(Ziarah labuhan Keraton)
12) Makam Raja-Raja Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan
Surakarta di Imogiri
13) Makam Sewu di Pandak
h. Hankam
1) Kodim 0729 bantul
2) Polres Bantul
3) Kompi Brimob 5155 Gondowulung bantul
4) Kompi Sat Pol Airud Kretek bantul
5) Komplek Perum TNI AU blok O Adisucipto
B. Unit Pelayanan SIM
1. Tugas Pokok
a) BAUR SIM
1) Menyusun dan membuat Renbut Material SIM
2) Kontrol penggunaan Material SIM
3) Menyiapkan sarana Ujian teori dan praktek SIM
39
4) Menyusun Laporan penggunaan Material SIM
5) Menyusun Laporan Administrasi Keuangan SIM
b) PETUGAS PENDAFTARAN
1) Register pendaftaran
2) Memeriksa kelengkapan(adm) pemohon
3) Memberikan formulir sesuai Golongan SIM pemohjon
4) Memberikan resi bank kepada pemohon SIM
5) Menyerahkan kepada petugas Ujian Teori
c) PETUGAS UJIAN TEORI DAN PRAKTEK
1) Menerima berkas dari pendaftaran
2) Cek kelengkapan berkas
3) Cross chek data administasi dan pemohon
4) Informasi tata cata Ujian Teori dan praktek
5) Mengawasi Pelaksanaan Ujian teori dan praktek
6) Memeriksa dan memberi nilai hasil ujian teori dan praktek
7) Menyerahkan berkas ke petugas operator (lulus)
8) Menyimpan berkas bila pemohon tidak lulus
d) PETUGAS PRODUKSI SIM
1) Menerima berkas dari petugas ujian Praktek
2) Cek kelengkapan berkas
3) Cros chek data administasi dan pemohon
4) Informasi tata cata pemotoan
40
5) Entry data
6) Sidik jari
7) Tanda tangan
8) Foto
9) Laminating SIM
10) Mencatat pada buku registrasi
11) Penyerahan SIM
e) PETUGAS ADMINISTRASI SIM/FILE
1) Menyusun Renbut SIM
2) Melayani Mutasi SIM
3) Melayani Pengantar Kliping
4) Membuat Laporan secara periodic
2. Struktur Organisasi
41
Gambar 2 Struktur SATPAS POLRES Bantul
KANIT REGIDENT
SUTRISNO, S. Sos IPTU
BAUR SIM
LANJAR AIPTU
PENDAFTARAN
SUHADI
AIPTU
GILANG P
BRIPDA
OFA M
PHL
EKO YANUAR
PHL
OPERATOR FOTO
BOWO UNTORO
AIPDA
SUTRISNO
BRIPKA
MARTONO
BRIPKA
UJI TEORI
HERY SISWANTORO
AIPTU
BENNY SETYO K
BRIPDA
UJI PRAKTEK
GITANTO
AIPTU
IYUS YUSDIAR
AIPDA
IRWAN DWI R
BRIPKA
SAPTA
PHL
PRODUKSI
ADAM TAUFIQI
BRIGADIR
INDA SELIA S
BRIGADIR
HARI RELAWANTO
PNS
42
3. Tugas Bagian Personel
a) Ujian Praktek Roda Dua
1) Menyiapkan sarana dan prasarana lapangan uji praktek
2) Menyiapkan daftar hadir bagi peserta uji praktek R-2
3) Memperkenalkan diri sebagai petugas uji praktrl R-2
4) Memberikan pencerahan, penjelasan materi ujian praktek baik
praktek I maupun praktek II
5) Bagi yang sudah lulus diarahkan ke loket 1 untuk proses cetak
SIM
6) Bagi yang belum lulus diberikan penjelasan untuk mengulang
ujian kembali maksimal 14 hari kerja
7) Melaporkan jumlah lulus/tidak lulus setiap harinya kepada
pimpinan
b) Ujian Praktek Roda Empat
1) Menyiapkan sarana dan prasarana lapangan uji praktek
2) Menyiapkan daftar hadir bagi peserta uji praktek
3) Memperkenalkan diri sebagai petugas uji praktrl
4) Memberikan pencerahan, penjelasan materi ujian praktek baik
praktek I maupun praktek II
5) Bagi yang sudah lulus diarahkan ke loket 1 untuk proses cetak
SIM
45
6) Bagi yang belum lulus diberikan penjelasan untuk mengulang
ujian kembali maksimal 14 hari kerja
7) Melaporkan jumlah lulus/tidak lulus setiap harinya kepada
pimpinan
c) Operator Bus Keliling
1) Menyiapkan sarana dan prasarana bus keliling
2) Melaksanakan input data pemohon SIM baik local maupun online
3) Membacakan data identitas pemohon SIM
4) Melakasanakan pengambilan sidik jari, tanda tangan dan gambar
bagi pemohon SIM
5) Melaksanakan cetak SIM bagi pemohon yang sudah
melaksanakan foto
6) Membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada
pimpinan
d) Uji Teori
1) Menyiapkan sarana dan prasarana ruang uji teori
2) Menyiapkan daftar hadir bagi pemohon SIM
3) Melakukan pengecekan berkas dari ruang foto
4) Menjelaskan kepada peserta ujian teori tata cara menggunakan alat
uji Avis
5) Bagi yang sudah lulus diarahkan ke lapangan uji praktek untuk
melaksanakan ujian praktek
45
6) Bagi yang belum lulus diberikan penjelasan untuk mengulang
ujian kembali maksimal 14 hari kerja
7) Melaporkan jumlah lulus/tidak lulus setiap harinya kepada
pimpinan
e) Produksi SIM
1) Menyiapkan sarana dan prasarana komp cetak SIM
2) Melaksanakan cetak SIM baru dan perpanjangan
3) Membuat pengantar SIM mutasi
4) Memeriksa persyaratan berkas SIM baru dan perpanjangan
5) Membantu meyerahkan SIM kepada pemohon
6) Membuat laporan produksi SIM harian, mingguan dan bulanan
f) Pendaftaran
1) Menyiapkan sarana dan prasarana ruang pendaftaran
2) Mencarikan berkas yang akan teori/praktek ulang
3) Melayani pengambilan nomor antrian foto/ujian
4) Memberikan informasi kepada pemohon SIM tentang mekanisme
permohonan SIM baru dan perpanjangan meliputi foto copy
KTP/SIM, surat keterangan sehat dan bukti pembayaran PNBP
dari kantor kas Polres Bantul
5) Melengkapi berkas yang akan dicetak/lulus
g) Operator foto
1) Menyiapkan sarana dan prasarana computer foto SIM
45
2) Menyiapkan berkas yang sudah diregistrasi dari ruang pendaftaran
3) Membacakan identitas pemohon SIM
4) Melaksanakan pengambilan sidik jari, tanda tangan, dan gambar
bagi pemohon SIM
5) Mengarahkan pemohon yang sudah identifikasi untuk
melaksanakan ujian teori (bagi pemohon SIM baru) dan
menunggu cetak SIM bagi yang perpanjangan
6) Membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan
laporan material SIM kepada pimpinan
h) Pembantu BENMA SIM
1) Menyiapkan sarana dan prasarana form dan bukti pembayaran
PNBP SIM
2) Membantu BENMA dalam pmungutan biaya administrasi SIM
sesuai PP. No 50 Tahun 2010 tentang PNBP SIM
3) Membantu melayani konformasi data SIM/Cek masa berlaku
4) Membantu melayani pemohon yang akan mutasi
5) Membantu proses cetak SIM
6) Membuat laporan PNBP SIM
i) BANIT REGIDENT UR SIM (BAUR)
1) Mengikuti briefing dan arahan dari pimpinan dan meneruskan
kepada anggota satpas Polres Bantul
2) Mengadakan pengarahan pada anggota SATPAS
45
3) Melaksanakan pelayanan pada masyarakat/memandu pengambilan
nomor antrian foto
4) Membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada
pimpinan
j) Konfirmasi data SIM
1) Menyiapkan sarana dan prasarana komp cetak SIM
2) Melaksanakan registrasi berkas yang akan dicetak
3) Melayani konfirmasi data SIM/cek masa berlaku
4) Melayani permohonan yang akan mutasi
5) Membantu opertator foto SIM
6) Membantu input data SIM
7) Membuat laporan produksi SIM
k) Input Data
1) Menyiapkan sarana dan prasarana ruang pendaftaran
2) Membantu mencari berkas yang akan teori/praktik ulang
3) Melaksanakan registrasi/input data SIM baru maupun
perpanjangan
4) Memberikan informasi kepada pemohon SIM tentang mekanisme
permohonan SIM baru dan perpanjangan
5) Memeriksa persyaratan berkas SIM baru dan perpanjangan