skripsi diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi .../analisis... · harus mengulang...

145
i ANALISIS PENGARUH PERENCANAAN STRATEGIS FORMAL PADA KINERJA DENGAN VARIABEL MODERASI GEJOLAK LINGKUNGAN DAN UKURAN ORGANISASI (Studi pada Industri Mebel di Kabupaten Jepara) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh DESY MAYASARI NIM. F0206005 \ FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: duongque

Post on 28-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

i

ANALISIS PENGARUH PERENCANAAN STRATEGIS FORMAL PADA KINERJA

DENGAN VARIABEL MODERASI GEJOLAK LINGKUNGAN DAN UKURAN

ORGANISASI (Studi pada Industri Mebel di Kabupaten Jepara)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh

DESY MAYASARI NIM. F0206005

\

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

ii

Page 3: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

iii

Page 4: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

iv

PERSEMBAHAN

1st : I dedicated toهللا ensure lead me until

this far

2nd: I dedicated this masterpiece to my beloved Mom, you are the best mother in the whole world. Strongest women I ever met, true leader, best

supporter whether I am up and down, thank you for everything and for always accompanied me in

everywhere. It’s honor for me have mother like mama. Mom, I love you so much

3rd: My Father. For trust, dedication, patience, knowledge. Although papa already passed away, I can still use knowledge which you have ever teach

to me, forever

Page 5: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

v

MOTTO

People have to struggle to get what they want but can not found fighters with no mistakes and failures —Johann Wolfgang

Von Goethe.

Page 6: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Alloh SWT, Tuhan Seru Sekalian Alam, atas segala

rahmat dan rahim yang selalu dikaruniakan. Semoga kita termasuk

hambaNya yang senantiasa selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah

Dia berikan dan bersabar ketika menghadapi cobaan. Sholawat serta salam

semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

yang telah memberi suri tauladan kepada umat manusia. Semoga kita

termasuk umat yang selalu menjaga sunnah-sunnah beliau. Atas rahmat

dan ridho Alloh SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“ANALISIS PENGARUH PERENCANAAN STRATEGIS FORMAL PADA

KINERJA DENGAN VARIABEL MODERASI GEJOLAK LINGKUNGAN

DAN UKURAN ORGANISASI (Studi pada Industri Mebel di Kabupaten

Jepara)” dengan baik guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penulis memperoleh banyak sekali arahan, bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Page 7: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

vii

2. Dra. Endang Suhari, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FE

UNS. Terima kasih telah memberi kemudahan selama ini pada

peneliti.

3. Reza Rahardian, SE, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

FE UNS serta pembimbing yang luar biasa suportif dan solutif.

Terima kasih telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pemikiran,

serta mengarahkan, memberi inspirasi, motivasi, kritik, dan saran,

sehingga peneliti memperoleh hasil yang terbaik. Peneliti sangat

beruntung memiliki pembimbing seperti bapak.

4. Ibu Suprapti dan Bapak Imam terima kasih atas bimbingan, didikan,

kasih sayang, kepercayaan, harapan, dukungan, perhatian.

5. Mbak Lia untuk dukungan yang tidak pernah berhenti, Mba Manda

untuk statistik yang ternyata menyenangkan, di luar perkiraan

penulis.

6. Dr. Mugi Harsono, M.Si, atas kesempatan dan kepercayaan yang

diberikan selama ini. Sungguh sebuah keberuntungan ketika peneliti

harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, sehingga peneliti

benar-benar paham dalam metodologi penelitian, peneliti berharap

ilmu ini akan bermanfaat untuk semua orang.

7. Wisnu Untoro, SE, M.Si., atas waktu dan perhatian yang diberikan

kepada peneliti, serta membantu memilih perencanaan strategis

formal sebagai tema dalam skripsi, membantu peneliti memahami

jurnal lebih dalam.

Page 8: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

viii

8. Muh. Juan Suamtoro, SE, M.Si., atas bantuan yang luar biasa,

sehingga percepatan nilai dapat terlaksana.

9. Seluruh Dosen Manajemen, atas ilmu yang selama ini diberikan

kepada peneliti. Peneliti sekaligus meminta maaf apabila telah

melakukan kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja selama

4 tahun menempuh ilmu.

10. Nur Arya, Septiari, Nur Maf, Ayum, Anas, Ani, De Rizal, De afif,

Mbak Mu & Mas Wardi, mbak Ninok & keluarga terima kasih atas

dukungan yang tidak pernah berhenti.

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga Alloh

SWT membalas kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan. Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang berguna

dalam perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Maret 2010

Penulis

Page 9: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………. I

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………. iv

HALAMAN MOTTO……………………………………………………. v

KATA PENGANTAR…………………………………………………… vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………. ix

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. xiii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xvi

ABSTRACT…………………………………………………………….. xvii

HALAMAN ABSTRAK………………………………………………… xviii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………............... 12

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 13

D. Manfaat Penelitian………………………………………………….. 13

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar teori…………………………………………………………... 15

1. Perencanaan Strategis Formal………………………………….. 15

2. Kinerja…………………………………………………………... 28

Page 10: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

x

3. Gejolak Lingkungan …………………………………………… 30

4. Ukuran Organisasi……………………………………………… 33

B. Perumusan Hipotesis………………………………………………... 37

1. Perencanaan Strategis Formal-Kinerja…………………............. 37

2. Perencanaan Strategis Formal-Gejolak Lingkungan…………… 40

3. Perencanaan Strategis Formal-Ukuran Perusahaan…………….. 43

C. Kerangka Penelitian………………………………………………… 44

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian………………………………................................ 47

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling………………………........ 47

C. Sumber dan Jenis data……………………………………………… 48

D. Metode Pengumpulan………………………………………............ 49

E. Instrumen Penelitian………………………………………............... 49

F. Definisi Operasional ……………………………..………………… 50

1. Variabel Terikat (Y): Kinerja Perusahaan……………………… 50

2. Variabel Bebas (X): Perencanaan Strategis Formal…………….. 52

3. Variabel Moderasi………………………………………………. 52

a. Variabel Moderasi (M1): Gejolak Lingkungan …………….. 53

b. Variabel Moderasi (M2): Ukuran Perusahan………………... 53

G. Pengukuran Variabel………………………………………………... 54

H. Metode Analisis Data……………………………………………….. 54

1. Deskriptif Statistik……………………………………………… 55

2. Pengujian Instrumen Penelitian………………………………… 55

Page 11: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xi

a. Validitas………………………………………...................... 55

b. Reliabilitas…………………………………………….......... 56

3. Uji Asumsi Klasik………………………………………………. 57

a. Multikolinier………………………………………………... 58

b. Heteroskedastisitas………………………………………….. 59

c. Normalitas…………………………....................................... 60

4. Pengujian Hipotesis ……………………………………………. 60

a. Ordinary Least Square……………………………………… 60

b. Moderated Regression Analysis (MRA)…………………… 62

BAB IV. ANALISIS DATA DAN DISKUSI

A. Deskripsi Sampel Penelitian………………………………………... 68

B. Deskripsi Responden……………………………………………….. 71

C. Analisis Instrumen Penelitian ……………………………………… 74

1. Uji Validitas…………………………………………………….. 74

2. Uji Reliabilitas………………………………….......................... 80

3. Analisis Deskriptif Statistik…………………………………….. 82

4. Uji Asumsi Klasik……………………………………………… 85

a. Multikolinier………………………………………………... 86

b. Heteroskedastisitas………………………………………….. 88

c. Normalitas…………………………………………………... 94

D. Pengujian Hipotesis………………………………………………… 97

1. Hipotesis 1: Pengaruh Perencanaan Strategis Formal-Kinerja…. 98

2. Hipotesis 2: Pengaruh Perencanaan Strategis Formal pada

Page 12: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xii

Kinerja dengan Variabel Moderasi Gejolak Lingkungan ……… 104

3. Hipotesis 3: Pengaruh Perencanaan Strategis Formal pada

Kinerja dengan Variabel Moderasi Ukuran Organisasi ………...

109

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………. 114

B. Implikasi……………………………………………………………. 115

C. Keterbatasan………………………………………………………… 116

D. Saran………………………………………………………………... 117

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.2 Pemetaan Riset Perencanaan Strategis Formal pada Kinerja 39

Tabel IV.1 Jenis Usaha Mebel di Kabupaten Jepara 69

Tabel IV.2 Jabaran Responden dalam Organisasi 71

Tabel IV.3 Jenis Usaha Perusahaan 72

Tabel IV.4 Gender Responden 72

Tabel IV.5 Bentuk Organisasi Perusahaan 73

Tabel IV.6 Jumlah Karyawan Perusahaan 73

Tabel IV.7 Usia Organisasi 74

Tabel IV.8 Hasil Uji Validitas Korelasi Pearson Variabel Kinerja

(PERF) 75

Tabel IV.9 Hasil Uji Validitas Pertama Korelasi Pearson Variabel

Perencanaan Strategis Formal (FSP)

77

Tabel IV.10 Hasil Uji Validitas Kedua Korelasi Pearson Variabel

Perencanaan Strategis Formal (FSP)

78

Tabel IV.11 Hasil Uji Validitas Pertama Korelasi Pearson Variabel

Gejolak Lingkungan (TURB)

79

Tabel IV.12 Hasil Uji Validitas Kedua Korelasi Pearson Variabel

Gejolak Lingkungan (TURB)

80

Page 14: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xiv

Tabel IV.13 Hasil Uji reliabilitas Variabel Kinerja, Perencanaan

Strategis, dan Gejolak Lingkungan

81

Tabel IV.14 Statistik Deskriptif Perencanaan Strategis Formal, Kinerja,

Ukuran Organisasi, Gejolak Lingkungan, dan Variabel

Interaksi

82

Tabel IV.15 Hasil Uji Multikolinier Pengaruh Perencanaan Strategis

Formal-Kinerja dengan Moderasi Gejolak Lingkungan

dan Ukuran Organisasi

87

Tabel IV.16 Hasil Uji Glejser Pengaruh Perencanaan Strategis Formal

pada Kinerja dengan Moderasi Gejolak Lingkungan dan

Ukuran Organisasi-Regresi Tahap I

89

Tabel IV.17 Hasil Uji Glejser Pengaruh Perencanaan Strategis Formal

pada Kinerja dengan Moderasi Gejolak Lingkungan dan

Ukuran Organisasi-Regresi Tahap II

90

Tabel IV.18 Hasil Uji White Pengaruh Perencanaan Strategis Formal

pada Kinerja dengan Moderasi Ukuran Organisasi-Regresi

Tahap II

90

Tabel IV.19 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Pengaruh Perencanaan

Strategis Formal pada Kinerja dengan Moderasi Gejolak

Lingkungan dan Ukuran Organisasi-Tahap I

95

Tabel IV.20 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Pengaruh Perencanaan

Strategis Formal pada Kinerja dengan Moderasi Gejolak

Lingkungan dan Ukuran Organisasi-Tahap II

95

Page 15: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xv

Tabel IV.21 Hasil Regresi Sederhana Pengaruh Perencanaan Strategis

Formal pada Kinerja

98

Tabel IV.22 Hasil Independent Samples Test Variabel Kinerja pada

Perusahaan besar dan Perusahaan Kecil 99

Tabel IV.23 Hasil Independent Samples Test Variabel Perencanaan

Strategis Formal pada Perusahaan besar dan Perusahaan

Kecil

103

Tabel IV.24 Hasil Hierarchical Regression Pengaruh Perencanaan

Strategis Formal pada Kinerja dengan Moderasi Gejolak

Lingkungan

105

Tabel IV.25 Hasil Hierarchical Regression Pengaruh Perencanaan

Strategis Formal pada Kinerja dengan Moderasi Ukuran

Organisasi

110

Page 16: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran 45

Page 17: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Page 18: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xviii

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the influence of formal strategic planning on organization’s performance with moderating variable of turbulence and organizations’s size in furniture industry in Jepara Regency.

The population of this research is furniture industry in Jepara Regency. This research was done on Mulyoharjo and Keling sub-district. Fourthy companies became samples in this research. The analysis used in this research is simple regression and moderated regression analysis or hierarchical regression.

The result shows that the formal strategic planning is not influence to the company’s performance, hoewever, the test result shows the moderating effect of formal strategic planning. Turbulence and organizations’s size are proven to moderate the influence of formal strategi planning-performance.

The research limitations are related to the sampling, the measurement of performance, and the time of research which done at the global crisis. The value of this research is related to the research setting. The former research was related to the developed country, however this research took the different cultural perspective, that is new industrial country.

Keywords: Formal strategic planning, organization performance, turbulence, organization size, Jepara Regeny

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perencanaan

strategis formal pada kinerja organisasi dengan variabel moderasi perencanaan strategis formal dan ukuran organisasi pada industri mebel Kabupaten Jepara.

Populasi dalam penelitian ini adalah industri mebel di Kabupaten Jepara. Penelitian dilakukan di Kecamatan Mulyoharjo dan Kecamatan

Page 19: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xix

Keling. Empat puluh perusahaan menjadi sampel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah regresi sederhana dan moderated regression analysis atau hierarchical regression.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan strategis formal tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan, namun hasil pengujian menunjukkan adanya dampak moderasi pada pengaruh perencanaan strategis formal-kinerja. Gejolak lingkungan dan ukuran organisasi terbukti memoderasi pengaruh perencanaan strategis formal-kinerja.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pada pemilihan responden, pemilihan pengukuran kinerja, dan waktu penelitian yang bertepatan dengan krisis global. Nilai dalam penelitian ini adalah pada setting penelitian. Penelitian terdahulu masih berfokus pada negara maju, dalam penelitian ini, diambil perspektif budaya yang berbeda, yaitu negara industri baru.

Kata kunci : Perencanaan Strategis Formal, Kinerja Organisasi, Gejolak Lingkungan, Ukuran Organisasi, Jepara.

Page 20: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Strategi sebagai sebuah kata, memiliki usia kata yang lebih tua dari istilah

manajemen. Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos”. Kata strategos

berasal dari kata “stratos” yang berarti militer dan “ag” yang berarti

memimpin, pemaknaan ini menunjukkan bahwa strategi pada awalnya lebih

dekat dengan bidang manajemen dari pada dalam bisnis (Triton, 2007).

Manajemen strategi adalah nama yang diberikan bagi tantangan yang

terpenting, tersulit, dan tersembunyi yang banyak dihadapi organisasi swasta

dan umum, yaitu meletakkan dasar bagi sukses hari esok, sambil bersaing

menang di pasar hari ini (Fahey dan Randal, 1996).

Sejak awal kelahiran manajemen strategi, bermunculan banyak pendapat

mengenai definisi strategi. Pada tahun 1987, Mintzberg menyatakan bahwa

definisi strategi dibagi menjadi 5 macam, yaitu perencanaan (plan), pola

(pattern), posisi (position), pandangan (perspective), dan cara (ploy).

Aliran dari strategi sendiri dibagi menjadi sepuluh oleh Mitzberg dkk.

(1998), yaitu design school (strategi sebagai proses konsep), planning school

(strategi sebagai proses formal), positioning school (strategi sebagai proses

analitis), entrepreneurial school (strategi sebagai proses visionari), cognitive

school (strategi sebagai mental), learning school (strategi sebagai proses

emergent), power school (strategi sebagai proses negosiasi), cultural school

Page 21: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxi

(strategi sebagai proses bersama), environment school (strategi sebagai proses

reaktif), dan configuration school (strategi sebagai proses transformasi).

Design school meyakini bahwa formasi strategi adalah untuk mencapai

keselarasan antara kekuatan internal dan kekurangan, serta ancaman luar

dengan kesempatan. Manajemen senior memformulasikan strategi yang jelas,

singkat, dan unik dalam proses mempertimbangkan strategi, semua orang

diharapkan dapat mengimplementasikan strategi ini. Aliran ini mendominasi

proses strategi sampai akhir tahun 1970. Planning school berkembang seiring

dengan design school, namun pada pertengahan 1970, planning school

mendominasi definisi strategi. Planning school meyakini bahwa proses

pembuatan strategi harus formal dengan langkah yang jelas, digambarkan

dengan checklist, dan didukung dengan teknik (khususnya jika berhubungan

dengan tujuan, anggaran, program, dan rencana operasi). Dalam hal ini, staff

manajer mengganti peran manajer senior. Positioning school mendominasi

pandangan mengenai strategi pada tahun 1980. Strategi ini mirip dengan

strategi Sun Tzu pada tahun 400 sebelum masehi. Menurut pandangan aliran

ini, perencana adalah analist.

Entrepreneurial school hampir seperti design school, aliran ini

memusatkan proses perencanaan pada chief executive. Perbedaan antara aliran

ini dengan design school dan planning school adalah aliran ini terpancang

bahwa proses merupakan intuisi misterius yang menggeser strategi dari bentuk

pasti, rencana, maupun memposisikan visi yang salah. Cognitive school

dikenal khususnya pada tahun 1980an dan sampai saat ini, penelitian masih

Page 22: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxii

berkembang mengenai bias kognitif dan kognitif sebagai proses informasi,

pemetaan struktur pengetahuan, dan konsep pencapaian. Cabang baru dari

aliran ini lebih mengadosi pandangan interpretative atau constructivist dalam

proses strategi yang berarti kognisi digunakan untuk membangun strategi

sebagai intepretasi kreatif dari pada peta realitas sederhana.

Learning school berpandangan bahwa strategi merupakan proses

“emergent”, strategi dapat ditemukan di luar organisasi yang seringkali

disebut formulasi dan implementasi. Power school cukup berbeda dengan

aliran yang lain dalam hal pembuatan strategi berdasarkan kekuatan. Dua

orientasi berbeda terlihat dalam aliran ini, yaitu micro power yang

berpandangan bahwa perkembangan strategi dalam organisasi sebagai politik

yang penting—sebuah proses yang melibatkan penawaran, bujukan, dan

konfrontasi di antara pelaku yang memiliki kekuatan. Macro power

berpandangan bahwa organisasi adalah persatuan yang menggunakan

kekuatan di atas yang lain dan di antara partner dalam aliansi, joint venture,

dan hubungan network lainnya untuk menegosiasikan “strategi bersama”

sesuai kepentingan masing-masing. Cultural school menitikberatkan pada

kepentingan pribadi dan fragmentasi, yang kemudian fokus bergeser pada

kepentingan umum dan integrasi—formasi strategi sebagai proses sosial yang

mendasarkan pada budaya. Environment school berhak menerima perhatian

dalam memberikan gambaran yang jelas akan permintaan lingkungan, dalam

kategori ini, Mintzberg mengatakan bahwa teori kontingensi dipertimbangkan

di mana respon yang diharapkan organisasi dalam menghadapi kondisi

Page 23: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxiii

lingkungan tertentu dan ekologi populasi yang mencatat beberapa keterbatasan

fatal pada pilihan strategis. Selain itu, terdapat teori institusi yang

menitikberatkan pada tekanan yang dihadapi organisasi yang mungkin

menjadi campuran dari cognitive dan power school. Configuration school

memiliki pandangan yang lebih luas dan integratif. Salah satu sisi dalam aliran

ini lebih akademis dan deskriptif, melihat organisasi sebagai konfigurasi—

kelompok yang terkoordinasi dan di sisi lain lebih prescriptive dan

berorientasi praktisioner. Kedua perbedaan antara literatur dan praktek saling

melengkapi satu sama lain.

Mintzberg dkk. (1999) membagi kesepuluh aliran strategi di atas menjadi

tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok prescriptive. Kelompok

ini lebih menekankan mengenai bagaimana sebuah strategi seharusnya

diformulasikan dari pada mengimplementasikan. Tiga aliran yang menjadi

bagian dalam kelompok ini adalah design school, planning school, positioning

school. Kelompok kedua dikembangkan sekitar tahun 1960an. Kelompok

kedua terdiri dari 6 aliran, yaitu entrepreneurial school, cognitive school,

learning school, power school, cultural school, environment school. Keenam

aliran ini sepaham bahwa mempertimbangkan aspek khusus dari proses

pembentukan strategi dan melaksanakan strategi, serta kurang menekankan

pada perilaku strategis yang ideal. Kelompok terakhir hanya terdiri dari satu

aliran, yaitu configuration school. Sekalipun hanya terdiri dari atas satu aliran,

kelompok ini merupakan integrasi dari ke sembilan aliran lain.

Page 24: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxiv

Penelitian ini menitikberatkan pada aliran strategi planning school.

Planning school—di mana strategi sebagai proses formal, telah dibahas dalam

puluhan literatur, namun hasilnya masih belum konsisten. Penelitian mengenai

perencanaan strategis pertama kali dilakukan oleh Thune dan House pada

tahun 1970. Setelah hampir 4 dekade, perdebatan masih berlangsung akibat

hasil penelitian yang tidak konsisten (Falshaw, 2006; Gleister dkk., 2007;

Shammari dan Hussein, 2008).

Perencanaan formal dipopulerkan pertama kali oleh Ansoff pada tahun

1950 dan seketika itu, perencanaan strategis formal menjadi booming. Pada

saat itu, Ansoff menyatakan bahwa beberapa perusahaan besar seperti General

Electrics, IBM, yang dikeluarkan Texas Instrumen of the Business World

melakukan perencanaan strategis formal. Berawal dari fenomena manajemen

tersebut, Thune dan House pada tahun 1970 melakukan penelitian terhadap

perusahaan yang menggunakan perencanaan strategis formal dan perusahaan

tanpa perencanaan strategis. Penelitian Thune dan House kemudian diklaim

sebagai literatur pertama yang membahas perbandingan antara kinerja pada

perusahaan dengan perencanaan strategis formal dan tidak memakai

perencanaan strategis formal. Sejak penelitian Thune dan House, puluhan

literatur lahir dan kemudian pada awal tahun 1980, perencanaan strategis yang

sistematis dengan pendekatan formal pada formulasi strategi, mendapat

serangan bertubi-tubi dari sarjana manajemen (Grant, 2003). Setelah 20 tahun,

peneliti masih memperdebatkan ketidakkonsistenan konstruk dan adanya

keterbatasan metodologi (Boyd dan Elliot, 1998).

Page 25: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxv

Leontiades dan Tezel (1980) menyatakan bahwa manajemen strategis telah

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan strategis.

Rumelt dkk. (1994) mengatakan bahwa sejarah awal dari manajemen strategis

menunjukkan adanya ketertarikan yang luar biasa besar terhadap

“perencanaan” dan walaupun ketertarikan tersebut terbukti berumur pendek,

antusiasme terhadap perencanaan masih mendominasi manajemen strategis

pada akhir 1960an dan awal 1970an sebagai fenomena manajemen yang

umum dan sebagai konsekuensinya, usaha untuk mengatur masyarakat dan

publikasi manajemen strategis menjadi terfokus pada perencanaan, kemudian

pada tahun 1969, The Academy of Management memilih bentuk divisi

profesional untuk mengembangkan ketertarikan bidang tertentu anggotanya,

salah satu dari divisi yang dibentuk pada tahun 1971 adalah “Kebijakan

Publik dan Divisi Strategi” yang pada awalnya bernama “Kebijakan Bisnis

dan Divisi Perencanaan”, perubahan nama merupakan cerminan dari makin

berpengaruhnya konsep strategi dan berkurangnya konsep perencanaan.

Definisi dari perencanaan strategis sangat bervariasi. Tapinos dkk. pada

tahun 2005 menyatakan bahwa perencanaan strategis adalah serangkaian

proses yang diambil dalam rangka mengembangkan jangkauan strategis yang

berkontribusi pada pencapaian arah organisasi. Harrison (1995)

mendefinisikan perencanaan strategis menjadi beberapa, yaitu:

1. Perencanaan strategis adalah sesuatu yang berfokus pada keputusan yang memiliki pengaruh lama dan sulit dibalik, berhubungan dengan peristiwa yang akan terjadi dari keputusan yang diambil sekarang, perencanaan strategis juga dilihat sebagai jalan alternatif dari tindakan yang memberi arah masa depan dan ketika pilihan dijatuhkan di antara alternatif yang ada, maka menjadi dasar dari pengambilan keputusan sekarang.

Page 26: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxvi

2. Proses menentukan di awal mengenai jenis usaha perencanaan apa yang diambil dan ketika keputusan telah diambil, siapa yang akan melakukannya? Dan tindakan apa yang akan dilakukan terhadap hasil yang dicapai?

Proses perencanaan strategis terbagi menjadi 3 komponen utama, yaitu;

formulasi, implementasi, dan pengendalian (Hopkins dan Hopkins, 1997).

Perencanaan strategis umumnya digunakan sebagai proses manajemen,

dilakukan oleh manajer perusahaan swasta mupun sektor publik untuk

menentukan alokasi sumber daya dalam rangka mengembangkan keuangan

dan kinerja organisasi (Disney dan Jennings, 2006). Disney dan Jennings

mencatat bahwa dalam perkembangannya, praktisioner perencanaan mulai

mempertimbangkan faktor-faktor penting dalam mendesain proses

perencanaan strategis, hal ini bertujuan untuk memperoleh konsistensi pada

proses perencanaan dalam konteks strategi yang lebih luas, perubahan,

organisasi, dan lingkungan.

Saat ini, telah banyak penelitian empiris mengenai pengaruh perencanaan

strategis formal dengan kinerja organisasi, investigasi terhadap perencanaan

strategis formal sendiri telah berlangsung selama 30 tahun dan hasil yang

diperoleh masih belum konsisten (Gleister dkk., 2007; Shammari dan Hussein,

2007). Kesalahan kerap terjadi akibat kesalahan pengukuran dan masalah

konseptual (Shrader dkk., 1989). Selain itu, kinerja organisasi umumnya

diukur dengan indikator keuangan, hal tersebut dikritik karena dianggap

membatasi kemampuan peneliti dalam menginvestigasi dampak perencanaan

strategis formal-kinerja (Shammari dan Hussein, 2007).

Page 27: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxvii

Perkembangan selanjutnya dalam literatur ini adalah mulai diperhitungkan

gejolak lingkungan dan ukuran organisasi sebagai faktor lain yang

mempengaruhi hubungan perencanaan strategis formal-kinerja. Lindsay dan

Rues (1980) menyatakan bahwa derajat fleksibilitas proses perencanaan

jangka panjang berhubungan langsung dengan kompleksitas lingkungan dalam

perusahaan besar, namun berdampak terbalik pada usaha kecil. Sayangnya

masih sedikit penelitian empiris yang menguji pengaruh perencanaan strategis

formal-kinerja dalam usaha kecil (Robinson dan Pearce II, 1982). Penelitian

lain mengenai hubungan gejolak lingkungan dalam pengaruh perencanaan

strategis-kinerja juga menimbulkan perdebatan, di mana semakin bergejolak

lingkungan, maka pengaruh perencanaan strategis yang semakin formal

terhadap kinerja akan semakin baik (Ansoff, 1991). Pada penelitian

Disney dan Jennis (2006) serta Grant (2003) dinyatakan bahwa semakin

bergolak lingkungan maka perencanaan strategis akan semakin fleksibel.

Hal lain yang tidak luput dari kritikan adalah setting penelitian (Falshaw

dkk., 2006; Gleister, 2007; Koufopoulus, 2005). Penelitian empiris terhadap

perencanaan strategis formal-kinerja umumnya dilakukan di negara maju,

terutama dilakukan di USA. Dari 29 penelitian, belum terdapat penelitian

empiris yang berasal dari negara berkembang dan negara industri baru

(Falshaw dkk., 2006; Glaister dkk., 2007). Penelitian empiris mengenai

perencanaan strategis formal-kinerja biasanya berfokus pada negara industri,

termasuk USA, UK, Kanada, Australia, dan Jepang, yang berarti seringkali

Page 28: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxviii

menghasilkan framework dan model yang tidak dibutuhkan jika akan

diaplikasikan dalam negara berkembang (Koufopoulos dkk, 2005).

Beberapa studi dilakukan di luar konteks USA, namun hasilnya masih

belum konsisten (Shammari dan Hussein, 2007). Terdapat perbedaan dalam

perencanaan strategis akibat pengaruh ikatan suatu negara dan budaya negara

tersebut (Falshaw dkk., 2006). Walaupun prinsip perencanaan strategis

bersifat universal dan sering kali dalam proses perencanaan strategis, budaya

hanya memiliki pengaruh langsung yang kecil bahkan terkadang pengaruhnya

tidak langsung, namun budaya terbukti memoderasi hubungan perencanaan-

kinerja (Hoffman, 2007). Mintzberg (1999), menjelaskan bahwa budaya

menjadi masalah utama dalam literatur penelitian di Amerika Serikat segera

setelah dampak manajemen Jepang sangat disadari pada tahun 1980an. Dalam

perkembangannya, perhatian budaya berkembang pada formasi strategi.

Penelitian pertama yang dianggap berjasa dalam merintis penelitian mengenai

peran budaya dalam manajemen adalah Swedia pada tahun 1970an.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan fakta empiris pengaruh

perencanaan strategis formal terhadap kinerja di negara industri baru atau

emerging country. World Bank dalam emerging market database (1993)

menyatakan bahwa Indonesia telah menjadi emerging country. Negara-

negara yang tergabung dalam emerging country berdasarkan emerging

market database adalah Argentina, Banglades, Brazil, Cile, Colombia, Costa

Rika, Cote d-Ivoire, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jordania,

Kenya, Korea, Kuwait, Malaysia, Meksiko, Moroko, Nigeria, Pakistan, Peru,

Page 29: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxix

Philipina, Portugal, Sri Langka, Taiwan (Cina), Thailand, Trinidad dan

Tobago, Turki, Uruguay, Venezuela, Zimbabwe. Enam belas tahun

kemudian, tepat pada tahun 2009, World Bank telah menempatkan Indonesia

sebagai five largest emerging markets bersama dengan Cina, India, Rusia,

Brasil (Henneberry, 2009). Emerging countries merupakan negara yang telah

merestruktur ekonomi bersama pasar—membatasi orientasi dan dalam proses

menawarkan kesempatan perdagangan yang sehat, transfer teknologi, dan

foreign direct investment. Salah satu daerah yang representatif dengan sifat

emerging country adalah Kabupaten Jepara. Indikator emerging country

sesuai dengan ciri-ciri industri di Jepara. Kabupaten Jepara telah menerapkan

kesempatan perdagangan yang sehat sejak lama. Transfer teknologi

dikembangkan melalui pendidikan formal oleh pemerintah Kabupaten Jepara.

Sekolah Menengah Industri Kerajinan (sekarang SMK) adalah salah satu

lembaga pendidikan formal yang menyiapkan pengrajin terdidik dan terlatih

di Jepara. Peserta didik dilatih secara khusus untuk menjadi tenaga terampil

didukung pengetahuan seni rupa yang memadai. Selain itu, juga terdapat

Akademi Teknologi Industri Kayu, sekarang STTDNU (Sekolah Tinggi

Teknologi Desain Kayu) yang sekarang telah berkembang menjadi salah satu

fakultas dari universitas di Jepara (Gustami, 2010), dan terakhir, foreign

direct investment di Kabupaten Jepara berkontribusi terhadap PDRB sebesar

18,70 % pada tahun 1993 menjadi 30,07 % pada tahun 1998, Jumlah

keseluruhan industri furniture dan alat kelengkapannya terutama yang terbuat

dari kayu tahun 1997 adalah 1115 unit dengan total investasi sebesar

Page 30: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxx

Rp. 2095,6 milyar. Jika diperinci lagi atas investasinya, maka 175 unit

merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan 55 unit adalah

penanaman modal asing (PMA), sisanya dimiliki oleh jenis investasi lainnya

(Efendi dan Dwiprabowo, 2007). Pada periode 1 Januari sampai Desember

1999, total investasi asing sebesar Rp. 37.172.500.000,- (Jeparakab, 2010).

Kertajaya (1998) menjelaskan sistem industri di Kabupaten Jepara dibagi

menjadi beberapa cluster industri. Cikal bakal industri tersebut sudah muncul

sejak ratusan tahun yang lalu sehingga pemusatan industri dilakukan secara

geografis dengan industri pendukung yang kita kenal sebagai klaster (cluster)

industri. Apabila dilihat dari segi omset maupun jumlah tenaga kerja yang

terserap di dalamnya, Jepara merupakan klaster terbesar di Indonesia.

Pada 2008, Indonesia menjadi negara dengan peringkat GDP no. 7 di

negara Asia-Pasifik, peringkat 19 diantara 179 negara versi IMF, 2009, dan

peringkat 19 dari 192 negara versi world bank, 2009. Dinas perindustrian

mencatat bahwa industri pengolahan kayu menempati peringkat kedelapan

dalam kontribusi pada PDB tahun 2008 secara nasional (Dinas Perindustrian,

2009). Total kontribusi industri pengolahan kayu sebesar 0,98% dari total

PDB. Satu daerah yang memiliki kontribusi cukup besar atas pencapaian

industri pengolahan kayu adalah Kabupaten Jepara. Rhoda dkk. (2005)

menyatakan bahwa sudah lama Kabupaten Jepara dikenal sebagai sentra

ukiran kayu dan karena reputasinya tersebut, kegiatan yang berkaitan dengan

produksi kayu semakin berpusat di Kabupaten Jepara. Industri tersebut telah

menciptakan fokus bagi kegiatan dan industri tambahan. Berdasarkan pada

Page 31: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxxi

besarnya pengaruh industri mebel, baik pada tingkat lokal, nasional, dan

internasional, industri mebel telah dipelajari dengan penekanan lebih pada

mikro dan makro ekonomi, namun kurang dipelajari dari segi organisasi.

Penelitian ini akan ditujukan untuk memperkaya literatur sekaligus

memberikan bukti empiris mengenai pengaruh perencanaan strategis formal-

kinerja yang selama ini masih menjadi perdebatan berbagai pihak serta

menindaklanjuti dampak perencanaan strategis formal-kinerja di negara

industri maju. Studi ini dilakukan dalam rangka memperbaiki

ketidakseimbangan dengan menguji hubungan antara perencanaan strategis

formal-kinerja pada konteks negara industri baru (Glaister dkk., 2007).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengambil judul, “Analisis

Pengaruh Perencanaan Strategis Formal pada Kinerja dengan Variabel

Moderasi Gejolak Lingkungan dan Ukuran Organisasi, Studi pada Industri

Mebel di Kabupaten Jepara”.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian adalah:

1. Apakah perencanaan strategis formal berpengaruh positif pada kinerja

perusahaan?

2. Apakah pengaruh positif perencanaan strategis formal pada kinerja

perusahaan lebih besar pada lingkungan yang bergejolak dari pada

lingkungan yang tenang?

Page 32: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxxii

3. Apakah pengaruh positif perencanaan strategis formal pada kinerja

perusahaan lebih besar pada perusahaan besar dari pada perusahaan kecil?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh perencanaan

strategis pada kinerja perusahaan.

2. Untuk menemukan bukti empiris mengenai peranan pergolakan

lingkungan dalam memoderasi pengaruh perencanaan strategis formal

pada kinerja.

3. Untuk menemukan bukti empiris mengenai peranan ukuran perusahaan

dalam memoderasi pengaruh perencanaan strategis formal pada kinerja.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi manajemen dapat digunakan untuk mengetahui keuntungan

mengaplikasikan perencanaan strategis formal bagi perusahaannya. Jika

memang perusahaan memperoleh keuntungan dari perencanaan, sistem

dapat dikembangkan.

2. Bagi pemerintah akan bermanfaat sebagai pertimbangan dalam

menetapkan peraturan kebijakan berkaitan dengan lingkungan yang tidak

pasti.

3. Bagi investor dapat digunakan sebagai acuan penilaian investasi. Apabila

terbukti bahwa perencanaan strategis memiliki pengaruh terhadap kinerja

perusahaan, investor dapat menilai apakah akan menginvestasikan pada

perusahaan kecil atau perusahaan besar.

Page 33: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxxiii

4. Bagi peneliti sebagai bahan kajian untuk penelitian yang telah ada dan

sebagai pengembangan literatur serta memberikan bukti empiris.

Page 34: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxxiv

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Berikut adalah teori mengenai perencanaan strategis formal, kinerja,

ukuran organisasi, dan gejolak lingkungan.

1. Perencanaan Strategis Formal

Definisi dari perencanaan strategis formal sangat bervariasi. Peneliti

mendefinisikan perencanaan strategis formal sebagai perencanaan jangka

panjang tertulis (Sharder dkk., 1989), setidaknya memiliki durasi 3 tahun

(Kudla, 1980; Rhyne, 1986; Brews dan Hunt, 1999; Grant, 2003). Selang

waktu diperlukan sebelum dampak kinerja dari strategi atau strategi baru

dibuat. Penyeragaman definisi mutlak diperlukan karena

ketidakkonsistenan definisi menjadi salah satu penyebab masalah yang

kerap ditemukan dalam penelitian empiris pada perencanaan

strategis-kinerja (Orpen, 1985).

Perencanaan pertama kali ditemukan pada tahun 1950an dan 1960an.

Sejak ditemukan, perencanaan strategis telah menjadi mekanisme penting

organisasi dalam adaptasi dan integrasi (Koufopoulus dkk., 2005). Dalam

perkembangannya, perencanaan kemudian dibagi menjadi 2, yaitu

perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek. Perencanaan

jangka panjang saat ini digunakan secara luas di perusahaan, sama halnya

Page 35: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxxv

perencanaan strategis yang memiliki jangka lebih pendek yang juga telah

diterima secara luas (Ansoff, 1980).

Berdasarkan fakta, perencanaan strategis telah banyak diadosi,

dikembangkan, dan dikritik (Mintzberg, 1994). Sejak tahun 1980an,

perencanaan strategis dengan pendekatan formal dan sistematik mendapat

serangan bertubi-tubi dari sarjana manajemen (Grant, 2003), kritikan

utamanya ditujukan pada fondasi teori dari perencanaan strategis

(Mintzberg, 2004). Dalam perencanaan strategis, hal yang kerap kali

menjadi perdebatan adalah mengenai “Perlukah perencanaan strategis

diformalkan?” (Tapinos dkk., 2005). Mintzberg (1994) menyatakan bahwa

perencanaan strategis yang diformalkan hanya akan membatasi kemampuan

manajer dalam berfikir strategis.

Ansoff (1979) dalam Ansoff (1987) menyatakan bahwa perusahaan

harus dipandu dengan strategi yang komprehensif dan ekplisit yang

terencana secara sistematis dan dilakukan secara kooperatif, model ini

dilakukan oleh perusahaan yang terkelola dengan kuat dan komprehensif

yang selalu mencoba mengantisipasi dari pada mencoba untuk bereaksi

terhadap ancaman dan kesempatan dari lingkungan, cara ini dilakukan

dengan proses perencanaan strategis yang sangat sistematis dalam

organisasi, hal ini berdasarkan observasi terhadap dua perusahaan raksasa

pada tahun 1950an, yaitu General Electrics, IBM, yang dikeluarkan Texas

Instrumen of the Business World.

Page 36: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxxvi

Pada tahun 1960an, organisasi sangat mengharapkan perencanaan

karena era stabil tahun 1950an telah hilang, kemudian pada tahun 1970an

mereka diberitahu perbandingan stabil pada tahun 1960 (Mintzberg, 1993).

“Generasi pertama dari perencanaan” menyatakan bahwa perencanaan

berarti perusahaan memilih penilaian yang paling mungkin dan diagnosis

terhadap lingkungan di masa yang akan datang, diagnosis biasanya berupa

kelemahan dan kelebihan, pada generasi ini, strategi yang terbaik

merupakan gabungan antara lingkungan dengan perusahaan

(Glueck, 1972). Bryson dalam Triton (2007) menyatakan bahwa aliran

dalam perencanaan strategis dibagi menjadi 9, yaitu:

a. Model Kebijakan Harvard

Model ini memiliki pengaruh cukup besar dalam pengembangan model

perencanaan strategis lainnya. Model ini kerap disebut sebagai model

Harvard. Model ini bertujuan yang menekankan pada kemampuan

perusahaan untuk mengembangkan kesesuaian sebagai entitas bisnis

terhadap lingkungannya.

b. Sistem Perencanaan Strategis

Model ini lebih menekankan pada aspek sistem, nama lain model ini

adalah model sistemik. Model ini dapat dikenali dari sistemasi atas

formulasi dan implementasi keputusan penting dalam organisasi, yang

berkonsekuensi munculnya jaringan lintas tingkat maupun fungsi dalam

perusahaan.

Page 37: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxxvii

c. Model Manajemen Stakeholder

Model ini disebut demikian karena lebih memperhatikan stakeholder.

Model ini kerap disebut model stakeholder. Strategi ini dapat dipahami

sebagai cara perusahaan untuk berhubungan untuk membangun

jembatan dengan stakeholder dan strategi perusahaan hanya efektif

apabila strategi perusahaan memuaskan kebutuhan berbagai kelompok.

d. Pendekatan Isi Metode Portfolio

Model ini menitikberatkan pada portfolio. Pendekatan ini lebih banyak

menggunakan kriteria ekonomi dan sangat minim menggunakan

kriteria-kriteria lain seperti sosial dan ekonomi untuk diterapkan dalam

model portfolio.

e. Analisis Kompetitif

Model ini berasumsi bahwa strategi khusus bagi strategi unit bisnis

tertentu sangat mungkin mencapai keberhasilan dan dapat memprediksi

tingkat umum laba seluruh industri.

f. Model Isu Strategis

Model ini menitikberatkan pada proses, yaitu menekankan pada

manajemen atas perhatian terhadap pengenalan dan pemecahan isu-isu

strategis.

g. Strategi Proses Negoisasi

Model ini tidak terlalu menekankan proses, namun lebih memusatkan

perhatiannya pada konteks.

Page 38: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxxviii

h. Inkrementalisme Logis

Pendekatan ini merupakan pendekatan proses yang sebetulnya

merupakan perpaduan dari formulasi dan implementasi strategi.

i. Kerangka Inovasi

Model ini memiliki beberapa keuntungan pada aspek keleluasaan dan

kreativitas, inovasi, serta pengembangan produk baru maupun pasar

baru yang lebih memberikan jaminan hidup untuk kelangsungan

perusahaan.

Lebih lanjut, Glueck (1972) menyatakan bahwa kemudian perencanaan

strategis lebih dikenal dengan manajemen strategis. Dalam perencanaan

strategis, terdapat 4 kelompok yang memiliki wewenang untuk membuat

rencana strategis, mereka adalah:

a. Top Manajer sebagai Pembuat Strategi

Top manajer adalah eksekutif puncak dalam perusahaan yang

bertanggung jawab untuk kelangsungan dan kesuksesan perusahaan.

Top manajer kerap disebut CEO (Chief Executive Officer), CEO

bertanggung jawab dalam menjelaskan bisnis perusahaan, menemukan

produk terbaik atau kesempatan pasar yang dapat digunakan dengan

sumber daya perusahaan. CEO harus membuat konsep strategi

dan kemudian memulai serta menjaga proses manajemen strategis,

yaitu formulasi, implementasi, dan pengendalian

(Hopkins dan Hopkins, 1997).

Page 39: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xxxix

b. Direktur yang Bertugas Meninjau Ulang Hasil Strategi

Wewenang legal tertinggi dalam bisnis adalah direktur. Diretur

memiliki tugas untuk memastikan kesinambungan manajemen

(mengganti atau mempensiunkan manajer yang tidak efektif); menjaga

pemakaian sumber daya pemegang saham, memastikan bahwa manajer

memakai tindakan yang bijaksana sehubungan dengan tujuan

perusahaan; menyetujui keputusan keuangan dan operasional manajer;

mewakili perusahaan dalam pertemuan dengan perusahaan lain dan

masyarakat; menjaga, memperbaiki, dan menyelenggarakan Anggaran

Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).

c. Staff Perencana Perusahaan

Staff yang mendampingi top manajer dalam hal membantu dan

mengimplementasikan strategi. Perencana perusahaan adalah staff

khusus yang dilatih sehingga memiliki keahlian dalam teknik

manajemen strategis, staff membantu memberikan nasehat yang

mendorong bagi perusahaan.

d. Konsultan

Konsultan terkadang dibayar perusahaan sebagai tambahan

perencana atau melakukan pekerjaan perencanaan perusahaan, namun

mereka bukan staff perencana. Pengaruh terakhir yang signifikan

terhadap CEO adalah konsultan strategis. Banyak konsultan yang

menawarkan nasehat dalam bidang perencanaan strategis. Bersama

Page 40: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xl

dengan departemen perencanaan strategis dan eksekutif mereka,

konsultan bertindak sebagai pemberi nasehat.

Breaker dan Pearson (1986), berpendapat bahwa terdapat 4 level dalam

perencanaan strategis. Ketiga level tersebut adalah:

a. Structured Strategic Planning (SSP)

Structured strategic planning memiliki ciri-ciri: formal, tertulis,

perencanaan jangka panjang yang meliputi proses utama yang

menentukan fokus ketertarikan di luar organisasi, harapan dari

ketertarikan dominan dalam organisasi, informasi tentang kinerja

sepanjang waktu, analisis lingkungan, dan menentukan kekuatan serta

kelemahan perusahaan serta feedbacknya. Structured strategic

planning berada pada kisaran waktu 3-15 tahun.

b. Structured Operational Planning (SOP)

Structured operational planning adalah anggaran operasi jangka

pendek tertulis dan rencana aksi untuk periode fiskal saat ini. Ciri khas

rencana aksi termasuk kendali dasar output seperti kuota produksi,

keterbatasan biaya, dan persyaratan personal.

c. Intuitive Plans (IP)

Intuitive plans adalah perencanaan informal yang dikembangkan

dan diimplementasikan berdasarkan intuisi dan pengalaman dari

pemilik perusahaan perencanaan ini tidak tertulis dan disimpan dalam

memori pemilik perusahaan. Umumnya berjangka waktu pendek, tidak

Page 41: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xli

lebih dari satu tahun. Perencanaan ini sangat tergantung tujuan pemilik

dan keadaan lingkungan perusahaan saat ini.

d. Unstructured Plans (UP)

Tidak terdapat perencanaan terstruktur yang dapat diukur dalam

perusahaan.

Grant (2003) menyatakan bahwa terdapat tahapan dalam proses

perencanaan, yaitu:

a. Pedoman Perencanaan

Pedoman perencaan merupakan starting point untuk siklus

perencanaan tahunan yang diumumkan perusahaan di induk

perusahaan dan menjadi asumsi yang digunakan bisnis dalam

menyiapkan perencanaan strategis tingkat bisnis, pedoman ini

dibandingkan antara dua elemen, eksternal dan internal. Lingkungan

eksternal meliputi permintaan, penawaran, harga, dan margin.

Lingkungan internal adalah elemen manajemen perusahaan yang

menetapkan pernyataan prioritas, harapan, dan pedoman.

b. Kerangka Perencanaan Bisnis

Kerangka perencanaan bisnis diformulasikan dari bawah ke atas

(bottom-up).

c. Diskusi dengan Perusahaan

Ketika kerangka perencanaan bisnis diberikan untuk induk

perusahaan, maka dilakukan analisis awal oleh staff perencanaan

Page 42: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xlii

perusahaan, pertemuan dilakukan antara manajemen divisional senior

dan general manager senior dalam perusahaan.

d. Perbaikan Perencanaan Bisnis

Kerangka perencanaan bisnis yang telah ada akan diperbaiki

berdasarkan hasil dari pertemuan.

e. Dana untuk Operasional dan Modal Tahunan

Proses perencanaan strategis berhubungan dekat dengan proses

pendanaan tahunan.

f. Persetujuan Umum

Merupakan akhir dari formalitas formulasi perencanaan strategis

yang disetujui menjadi perencanaan bisnis dan korporasi oleh direktur.

g. Target Kinerja

Dalam rencana bisnis korporasi dan bisnis, terdapat target

keuangan dan strategis yang akan dicapai.

h. Penilaian Kinerja

Perencana strategis menyiapkan dasar penilaian tingkat korporasi

dari kinerja tingkat bisnis.

Koufopoulus dkk. (2005) mengidentifikasi 6 dimensi dalam

perencanaan strategis. Enam dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Formalitas (Formality) dan Kelengkapan (Completeness)

Dimensi pertama dari studi ini adalah memastikan analisis

formalitas perencanaan yang telah diusulkan sebagai salah satu sifat

penting yang paling menonjol dalam aktivitas perencanaan. Tercatat

Page 43: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xliii

bahwa formalitas melibatkan prosedur sistematis jelas yang digunakan

untuk menghimpun komitmen dan keterlibatan stakeholder yang

memiliki pengaruh terhadap perencanaan (Pearce dkk., 1987).

Dimensi kelengkapan berfokus pada 5 langkah manajemen

strategis dan perencanaan yang telah didukung literatur deskriptif.

Langkah ini berhubungan dengan keberadaan pernyataan misi, sejauh

perusahaan melibatkan analisis internal dan eksternal, pendekatan

diberikan untuk menetapkan tujuan dan strategi maupun sejumlah

masalah implementasi, misalnya penetapan ukuran kinerja dan adanya

prosedur korektif. Beberapa penulis memakai kata “canggih” dalam

menggambarkan langkah di atas.

b. Orientasi Internal (Internal Orientation) dan Orientasi Eksternal

(External Orientation).

Duncan (1972) menggambarkan lingkungan internal dan eksternal

sebagai berikut:

Lingkungan internal adalah faktor sosial dan fisik yang relevan dalam batas organisasi atau unit keputusan spesifik yang diambil langsung sebagai pertimbangan dalam perilaku mengambil keputusan dari individu dalam sistem. Lingkungan eksternal adalah faktor sosial dan relevan di luar batas organisasi atau unit keputusan khusus yang diambil langsung sebagai pertimbangan.

Studi sebelumnya menyebut langkah ini sebagai “audit situasi” atau

“penilaian”.

Lingkungan eksternal dapat diterima dalam 2 lapisan, “task

environment” dan “general environment”. Task environment meliputi

suplier, pelanggan, dan pesaing (berpengaruh terhadap operasional

Page 44: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xliv

organisasi). General environment berhubungan dengan perubahan

politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Lingkungan eksternal adalah

bagian penting karena menciptakan baik kesempatan maupun ancaman

dalam organisasi dan telah menunjukkan dampak luas terhadap proses

dalam perusahaan, baik struktur dan pengambilan keputusan

manajerial.

c. Partisipasi CEO dalam Perencanaan (CEO’s Involvement)

Literatur yang relevan secara tegas menekankan bahwa tanpa

dukungan yang kuat dari CEO, perencanaan tidak akan berjalan. Untuk

itu, sangat penting dalam sistem perencanaan yang berhasil untuk

memiliki dukungan aktif sebagai kemungkinan awal dalam rangka

mencapai perencanaan yang akurat dan dapat diimplementasikan.

d. Tanggung Jawab dan Sentralisasi Perencanaan (Planning

Responsibility and Centralisation)

Dimensi tanggung jawab tingkat perencanaan dari setiap level

manajemen yang diharapkan diidentifikasi melalui sentralisasi dari

proses perencanaan CEO. Kulkalis (1991) berpendapat bahwa dalam

lingkungan yang kompleks, top manajemen memegang tanggung

jawab yang lebih dalam perencanaan strategis sedangkan pada

lingkungan yang relatif sederhana, staff perencana memiliki tingkat

partisipasi yang lebih tinggi. Tekanan kompetitif yang terdapat pada

lingkungan, memerlukan keterlibatan CEO yang lebih besar dalam

proses perencanaan dibandingkan top manajer atau manajer lini.

Page 45: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xlv

Keterlibatan manajemen lini memungkinkan organisasi lebih efisien

pada tekanan yang kompetitif, sementara keterlibatan CEO dan top

manajemen menjamin kendali pada arah organisasi

e. Horizon Waktu (Planning Horizon)

Hal yang sangat penting dari dimensi perencanaan adalah waktu.

Waktu adalah salah satu dimensi perencanaan yang tidak pernah

didiskusikan. Pengertian perencanaan adalah bagian khusus dari zona

waktu masa depan yang tentu saja menjadi dasar yang biasanya

dikenal sebagai periode perencanaan atau horizon perencanaan dalam

organisasi.

Horizon perencanaan memberikan alokasi dasar dari sumber daya

perusahaan dan koordinasi perencanaan jangka panjang dan jangka

pendek. Terdapat banyak perbedaan opini dalam literatur mengenai

jangka waktu untuk horizon waktu jangka panjang, di mana beberapa

ahli berpendapat di lingkungan yang lebih kompleks, perencanaan

strategis harus memiliki horizon waktu yang lebih pendek. Lindsay

dan Rue (1980) menyatakan bahwa dalam lingkungan yang sangat

kompetitif akan lebih sulit dalam mengadopsi horizon waktu jangka

panjang. Di lingkungan yang tidak bergejolak akan lebih mungkin

menentukan horizon waktu jangka panjang karena aksi kompetitor dan

perubahan market share akan lebih mudah diprediksi. Setidaknya

terdapat 6 faktor organisasi yang penting dalam menentukan horizon

Page 46: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xlvi

waktu sesuai kebutuhan organisasi untuk merencanakan masa depan

berdasarkan Harrison (1995):

1) Siklus hidup produk (product life cycle).

2) Perubahan teknologi (technological change).

3) Lead time.

4) Nilai sekarang (present value).

5) Siklus hidup organisasi (organization life cycle).

6) Validitas dari kerangka perencanaan (validity of planning

premises).

Horizon waktu berhubungan kuat dengan baik kemampuan dan

kesediaan top manajemen dalam menyusun batas sementara sejak

individu mengoperasikan dalam konteks batas rasional. Keterbatasan

faktor yang ada dalam konteks ini adalah cognitive limitations, risk

avoidance, time constrain, imperfect information, dan cost constrain.

f. Frekuensi Peninjauan Rencana (The Frequency of Reviewing the

Plans)

Di antara perencana, telah dikenal perencanaan tertulis “written”,

dan ditulis ulang “rewritten”. Penetapan kinerja perusahaan terhadap

rencana memerlukan beberapa bentuk proses peninjauan yang

memungkinkan manajemen untuk mengevaluasi kemajuan atas

pencapaian tujuan.

Page 47: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xlvii

2. Kinerja

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau

tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Wikipedia, 2009).

Kinerja organisasi telah menjadi komponen penting dalam penelitian

empiris dalam bidang kebijakan bisnis, selain itu kinerja ini biasanya

dipakai peneliti dalam menginvestigasi fenomena organisasi, seperti

struktur organisasi, strategi organisasi, dan perencanaan

(Dess dan Robinson, 1984). Dess dan Robinson menambahkan bahwa

penelitian yang mencangkup kinerja organisasi harus menunjukkan 2

masalah utama, yaitu (1) memilih konseptual framework yang

mendefinisikan kinerja organisasi dan (2) keakuratan identifikasi,

ketersediaan pengukuran dalam kinerja organisasi.

Phillip dan Calantone (1994) menyatakan kebanyakan peneliti

sepakat bahwa kinerja adalah salah satu variabel dependen

yang paling penting dalam mempelajari perencanaan strategis karena

kinerja adalah tingkat di mana merupakan wujud dari pencapaian

sasaran dan tujuan Slater dan Ken (1991) menambahkan bahwa

pengukuran kinerja telah menjadi topik yang hangat, khususnya jika

berhubungan dengan pengukuran ekonomi dan efisiensi proses

manufaktur. Metode untuk mengukur kinerja dalam fungsi keuangan

dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu survey aktivitas,

interview, kuesioner, observasi, dan skema aliran pekerjaan. Dasar

Page 48: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xlviii

memilih pengukuran kinerja tersebut berdasarkan pertimbangan

tertentu, yaitu:

a. Relevansi

Pengukuran harus dipilih karena secara langsung relevan dengan

topik yang dibahas.

b. Ketersediaan

Kriteria kunci dalam pengukuran kinerja adalah ketersediaan data

yang tepat.

c. Perbandingan

Tujuan dari pengukuran kinerja adalah analisis perbandingan.

Sangat penting bahwa pengukuran kinerja harus dapat dibandingkan

dari waktu ke waktu.

d. Mudah Diinterpretasikan

Hanya pengukuran yang dapat dan siap diinterpretasikan yang dapat

digunakan.

Pengukuran kinerja sering membutuhkan banyak waktu, selain itu

seringkali banyak hal yang tidak penting dimasukkan sebagai

pengukuran, namun jika telah diperoleh pengukuran yang tepat maka

hasilnya dapat digunakan oleh siapapun, kapanpun, dan tentu saja

menjadi sangat kuat.

Dasar dari pengukuran kinerja dibagi menjadi 2, yaitu pengukuran

subyektif dan obyektif (Brews dan Hunt, 1999). Kriteria obyektif

adalah sales growth (baik penjualan kotor maupun penjualan bersih),

Page 49: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xlix

growth in net income, return on assets/sales, abnormal stockholder

return, dividend per share or earning pershare, atau total return to

investor.

Kriteria subyektif meliputi:

a. Rating responden atas efektifitas sistem perencanaan.

b. Rating responden atas perbandingan seluruh perusahaan dalam

industri.

c. Persepsi responden atas current profitability, growth/share, future

positioning, quality, dan social responsiveness.

Tidak ada salah satu kriteria atau serangkaian kriteria yang

mendominasi, di mana variabel yang diambil biasanya mencerminkan

pilihan peneliti.

3. Gejolak Lingkungan

Lingkungan telah dianggap sebagai variabel penting dalam

menguji hubungan strategi-kinerja (Prescot, 1986 dalam

Dess dkk., 1990). Daftar dari beberapa konsep yang paling penting dan

dimensi empiris dari lingkungan adalah ketidakstabilan lingkungan atau

gejolak lingkungan (Dess dkk., 1990). Mautinho dan Philips (2002)

menyatakan bahwa gejolak dalam lingkungan eksternal, persaingan

pasar, pelanggan yang makin cerdas menyebabkan organisasi semakin

butuh menilai ulang strategi bersaing mereka.

Gejolak sendiri selalu berhubungan dengan kondisi pasokan yang

tidak pasti serta interaksi yang tidak dapat diprediksi dengan berbagai

Page 50: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

l

pemain pasar (Ottensen and Gronhaug, 2004). Menurut

Ottensen and Gronhaug, gejolak dibagi menjadi 2 tipe. Tipe pertama

dijelaskan sebagai pemain pasar, seperti perusahaan manufaktur,

berbagai jenis pemasok dan pelanggan tergantung dalam interaksi satu

sama lain untuk memperoleh saran, informasi, status, bahan, dan

sumber finansial yang dibutuhkan untuk beroperasi secara efektif.

Interaksi semacam ini memberikan informasi berkala dan relevan,

namun mengubah aktivitas manajemen dan juga time consuming sebab

setiap pemain pasar memiliki kebutuhan dan tujuan mereka sendiri,

sehingga sulit memperoleh titik temu di semua pemain. Dalam tipe ini,

aktivitas dan fokus perusahaan, termasuk kemampuan untuk bertindak

proaktif, akan bersifat kaku.

Tipe kedua adalah dipisahkan dari orientasi pasar. Gejolak

berhubungan dengan “keadaan dasar". Hal ini terkadang memberikan

masalah terhadap pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan

dengan membatasi jumlah produksi, kualitas produk yang ditawarkan,

dan kemampuan untuk mengirimkan atau distribusi barang.

Gejolak lingkungan merujuk pada sejumlah perubahan dan

kompleksitas dalam lingkungan perusahaan. Semakin besar jumlah

perubahan faktor lingkungan, meliputi: teknologi, peraturan

pemerintah, dan atau sejumlah besar faktor lingkungan yang harus

dipertimbangkan (Planningskill, 2009). Ketidakpastian lingkungan

diindikasikan sebagai kemungkinan meramalkan kondisi dalam

Page 51: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

li

lingkungan organisasi, di samping organisasi diharapkan merespon

lingkungan dalam cara yang relatif konsisten dari waktu ke waktu

(Miles dan Snow, 1978).

Organisasi terkadang melihat lingkungan sebagai sesuatu yang

bergejolak dan kompleks sehingga menggunakan solusi manajerial

yang lebih sederhana dan stabil dalam mengejar kondisi yang belum

dikenal, sedangkan lainnya tidak melihat organisasi sebagai sesuatu

yang bergejolak atau kompleks, perbedaan pandangan ini membuat

respon manajerial terhadap organisasi menjadi berbeda-beda

(Ashmos dkk., 2000). Dalam penelitian Davis dkk. (1991) gejolak

lingkungan terdiri dari 3 hal, yaitu perubahan teknologi, persaingan

perusahaan dalam industri, dan tingkat pertumbuhan industri.

Gejolak lingkungan kerap dijadikan sebagai variabel moderasi

karena berdasarkan pertimbangan tertentu, gejolak lingkungan adalah

salah satu faktor yang paling mempengaruhi integrasi perusahaan dalam

proses distribusi-produksi. Gejolak lingkungan terdiri dari perubahan

struktur industri dan persaingan, perkembangan teknologi, dan

perubahan sistem komunikasi dan transportasi yang meningkatkan

globalisasi sehingga meningkatkan potensi gejolak lingkungan

(Stonebraker dan Liao, 2004). Praktisioner harus menerima konsistensi

perencanaan dengan mempertimbangkan proses perencanaan yang lebih

luas, perubahan lingkungan, organisasi, dan konteks strategi

(Jenings dan Disney, 2002).

Page 52: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lii

Sebagai pihak yang kurang setuju adanya perencanaan, Minzberg

(1993), menyatakan bahwa obsesi atas kendali mengarahkan pada

beberapa perilaku ingin tahu, tidak ada lagi yang disebut tindakan

perencanaan yang disebut “gejolak lingkungan”. Literatur perencanaan

telah membuat kehebohan yang sangat lama mengenai gejolak.

Fakta bahwa lingkungan bervariasi di seluruh sektor dan terjadi

terus-menerus menyebabkan beberapa organisasi seringkali mengalami

gangguan yang parah, sedang lainnya merasakan lingkungan yang stabil

(Mintzberg, 1994). Lebih jauh Mintzberg menyatakan bahwa untuk

mengumumkan lingkungan mengalami gejolak yang permanen, sama

dengan menyatakan lingkungan secara permanen stabil, karena

sesungguhnya lingkungan akan selalu berubah di beberapa dimensi dan

tetap stabil di dimensi lain, sangat jarang semua dimensi berubah di

waktu yang sama.

Indonesia merupakan salah satu negara industri baru atau emerging

country. Perlu adanya pengembangan atas pengetahuan yang ada saat

ini mengenai sistem perencanaan strategis di negara transisi, yang

menghadapi ketidakpastian dan gejolak lingkungan yang lebih besar

(Koufopoulus, 2002).

4. Ukuran Organisasi

Saat ini banyak definisi perusahaan kecil dan menengah (SMEs)

yang diterima dan klasifikasinya bermacam-macam dari industri dan

negara (Atkins dan Lowe, 1997 dalam O’Regan dan Ghobadian, 2004).

Page 53: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

liii

Sama halnya dengan definisi perencanaan strategis yang masih belum

pasti, definisi umum ukuran perusahaan juga kerap dikritik. Kritikan

pertama datang dari laporan Bolton (1971) dan Curran (1976). Tiga

puluh tahun kemudian, masalah menyangkut definisi ukuran organisasi

masih belum dapat dipecahkan (O’Regan dan Ghobadian, 2004).

Setiap negara memiliki cara yang berbeda dalam menentukan

ukuran organisasi, misalnya di USA, usaha kecil adalah perusahaan

yang memiliki penjualan tahunan sebesar $ 5 juta

(Bracker dan Pearson, 1986), sedangkan di Indonesia, terdapat beberapa

cara untuk menentukan ukuran organisasi; pertama dengan besaran

modal, kedua dengan banyaknya pekerja (BPS, 2009).

Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM

berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha mikro adalah entitas usaha

dengan tenaga kerja 1-4 orang. Usaha kecil merupakan entitas usaha

yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang, sedangkan usaha

menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20

sampai 99 orang, dan terakhir adalah usaha besar yang merupakan

entitas usaha dengan tenaga kerja lebih dari 99.

Definisi UKM yang akan dipakai dalam penelitian adalah definisi

UKM berdasarkan BPS, sebab definisi tersebut sesuai dengan dasar

yang dipakai mengenai penentuan ukuran perusahaan pada penelitian

terdahulu (Falshaw dkk., 2006; Gleister dkk., 2007).

Page 54: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

liv

Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan jumlah pekerja di

perusahaan tersebut. Terdiri dari 1 item pertanyaan untuk menjawab

jumlah pekerja dalam organisasi. 1-4 orang merupakan perusahaan

mikro, 5-19 orang merupakan perusahaan kecil, 20-99 orang merupakan

perusahaan menengah, lebih dari 99 orang merupakan perusahaan besar

(BPS, 2009).

Ukuran perusahaan merupakan faktor penting dalam kinerja

perusahaan, walaupun perhatian terhadap pengaruh sifat perusahaan

dengan kinerja perusahaan telah banyak, namun studi mengenai

dampak ukuran perusahaan hampir tidak ada (Wincent, 2005).

Ukuran dan struktur perusahaan berhubungan dengan signifikansi

ekonomi dari kualitas program dan kinerja. Perusahaan kecil dan

menengah serta perusahaan besar memiliki beberapa keuntungan dan

kerugian dalam mengimplementasikan program kualitas, penyebabnya

adalah perbedaan struktur, ukuran, dan budaya organisasi

(Rodchua, 2009).

Perusahaan besar dan kecil dibedakan dalam beberapa kriteria,

yaitu:

a. Struktur

Perusahaan besar biasanya sangat terstruktur, di bawah prosedur

formal di semua aktivitas, sedangkan perusahaan kecil dan menegah

memiliki struktur organisasi yang tidak begitu kompleks. Salah satu

kunci perbedaan adalah struktur dan ukuran perusahaan. Kedua

Page 55: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lv

ukuran memiliki kelemahan dan kelebihan dalam

mengimplementasikan sistem kualitas. Perusahaan besar tidak dapat

meningkatkan kulitas produk atau jasa dan proses, kecuali jika

pemasok atau pemasok tingkat dua juga berkembang menjadi

tingkat yang lebih besar (Rodchua, 2009).

b. Prosedur dan Proses

Karena tingginya tingkat standarisasi dan formalisasi,

perusahaan besar memiliki banyak aktivitas dan operasional yang

bedasarkan aturan formal dan prosedural. Berbeda dengan

perusahaan kecil dan menegah, yang dioperasikan oleh manajer

tunggal, sedikit divisi fungsional, serta memiliki proses yang

fleksibel dan mudah beradaptasi.

c. Perilaku, Orang, dan Hubungan

Umumnya disadari bahwa ukuran mempengaruhi perilaku

organisasi. Perusahaan besar umumnya sangat birokratis dan untuk

itu, perusahaan besar sangat tergantung pada formalisasi perilaku

dalam mencapai koordinasi.

Top manajemen perusahaan kecil cenderung mensentralkan

perencanaan di bawah kondisi yang kurang menguntungkan dan

lebih mempercayai penilaian mereka sendiri, berbeda dengan

perusahaan besar yang cenderung lebih terbuka terhadap informasi

yang bersumber dari mana saja (Lindsay and Rue, 1980).

Page 56: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lvi

B. Perumusan Hipotesis

Landasan teori dalam penelitian ini adalah:

1. Perencanaan Strategis Formal-Kinerja

Thune dan House, 1970, melakukan studi terhadap 38 perusahaan

dalam 6 industri yang kerap dijadikan referensi dalam banyak literatur

penelitian, Thune dan House mengukur kinerja menggunakan indikator

pertumbuhan penjualan, harga saham, EPS, ROE, dan Return on Total

Capital, hasil yang diperoleh adalah perencana formal lebih sukses dari

pada perencana informal dalam industri obat, kimia, dan mesin, sedangkan

untuk industri makanan, minyak, dan baja tidak ditemukan adanya

hubungan yang signifikan pada perencanaan strategis formal-kinerja. Sejak

saat itu, penelitian empiris mengenai perencanaan strategis formal-kinerja

semakin banyak, namun hasil penelitian lebih ambigu dari pada penelitian

Thune dan House sehingga menimbulkan perdebatan selama 30 tahun

(Falshaw dkk., 2006).

Hopkins dan Hopkins (1997) bahwa terdapat hubungan positif dan

langsung antara perencanaan strategis dengan kinerja dalam bisnis

perbankan. Mereka menyatakan bahwa seringkali hasil studi mengenai

antara perencanaan strategis-kinerja masih kacau karena peneliti kerap kali

mengabaikan aspek penting (manajerial, lingkungan, ukuran, dan struktur

organisasi) dalam hubungan tersebut.

Page 57: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lvii

Gleister dkk. (2007) menyatakan bahwa hasil literatur terdahulu

mengenai perencanaan strategis formal dan kinerja sebagian besar FSP-

Kinerja dibagi menjadi 4 dan disajikan dalam tabel II.1.

Greenley (1994) menjelaskan lebih jauh review terhadap 29 studi

dengan mengklasifikasi studi ini ke dalam 3 kelompok. Kelompok pertama,

terdapat 6 studi yang mana peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara perencanan strategis dengan kinerja perusahaan

(Rhenman, 1973; Rue and Fulmer, 1973, 1974; Grinyer and Norburn, 1975;

Kallman and Shapiro, 1978; Kudla, 1980, Leontiades and Tezel, 1980;

Robinson and Pearce, 1983; Fredrickson and Mitchell, 1984; and

Whitehead and Gup, 1985) . Kelompok kedua, terdapat 12 studi yang

mendukung hubungan antara perencanaan strategis dengan kinerja

organisasi (Ansoff dkk., 1970; Eastlack and McDonald, 1970; Guth, 1972;

Burt, 1978; Klein, 1981; Sapp and Seiler, 1981; Fredrickson, 1984;

Robinson dkk., 1984; Welch, 1984; Bracker and Pearson, 1986; Pearce

dkk., 1987; dan Robinson and Pearce, 1988). Kelompok ketiga terdapat 9

studi yang menyimpulkan bahwa perusahaan dengan perencanaan strategis

berkinerja lebih dari perusahaan tanpa perencanaan strategis (Gershefski,

1970; Thune and House, 1970; Herold, 1972; Karger and Malik, 1975;

Wood and LaForge, 1979; Robinson, 1982; Ackelsberg and Arlow, 1985;

and Rhyne, 1986, 1987).

Page 58: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lviii

Gleister dkk. (2006) secara kronologis mengamati hasil-hasil studi

perencanaan strategis formal-kinerja pada periode 1970-2006. Beberapa di

antaranya secara garis besar dikemukakan sebagai berikut.

Tabel 2.1 Pemetaan Riset Perencanaan Strategis Formal pada Kinerja

NAMA JUMLAH REVIEW KESIMPULAN Amstrong (1982)

12 studi Amstrong menyimpulkan bahwa studi mendukung manfaat perencanaan strategis formal, namun masalah serius dalam research ditemukan, hanya sedikit kesimpulan yang dapat diambil mengenai bagaimana dan kapan membuat rencana .

Pearce (1987) 18 studi Pearce menyatakan bahwa dukungan empiris dampak FSP, “tidak konsisten dan kontradiktif” dan hanya hubungan yang lemah antara FSP-kinerja keuangan.

Boys (1991) terhadap 29 studi meta analisis dari studi Acklesberg dan Arlow (1985); Bracker dkk. (1988); Bracker dan Perason (1986); Capon dkk. (1994); Dyson dan Foster (1982); Fredicson dan Mitchell (1984); Ginter dkk. (1985); Grinyer dkk. (1986); Javidan, (1984); Kukalis (1991); Leontiades dan Tezel (1980); Lindsay dan Rue (1980); Miller (1987); Miller dkk. (1988); Odom dan Boxx (1988); Pearce dkk. (1987); Powell (1992a); Powell (1992b); Priem dkk. (1995); Ramanujam dan Ventrakraman (19); Ramanujam dkk. (1986); Rhyne (1985); Robinson dan Pearce (1983); Sgortell dan Zajac (1990); Sinha (1990); Veliyath dan Shortell (1993); Ventrakraman dan Ramanujam (1987); Welch (1984).

Boys menyatakan bahwa dampak keseluruhan dari perencanaan dengan kinerja sangat lemah.

Greenley (1994)

29 studi Greenley menyatakan bahwa ada keseimbangan dukungan bukti antara FSP-Kinerja, namun banyak kelemahan metodologi yang menantang kesimpulan. Kesimpulan ini tidak termasuk penilaian dari kekakuan metodologi dari hasil ini, dia berpendapat, bahwa terdapat banyak kelemahan metodologi, yang menantang kesimpulan awal.

Sumber: Gleister dkk., 2006.

Page 59: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lix

Berdasarkan banyaknya perbedaan bukti empiris, penelitian akan

menggunakan Hipotesis replikasi dari penelitian Gleister dkk. (2007), yaitu:

Hipotesis 1:

Perencanaan strategis berpengaruh positif pada kinerja perusahaan.

2. Perencanaan Strategis Formal-Gejolak Lingkungan

Peningkatan perubahan pada lingkungan bisnis menyebabkan

perencanaan strategis yang sistematis semakin sulit, perubahan yang cepat

membutuhkan strategi yang fleksibel dan kreatif, yang oleh Hammel,

kadang-kadang dihubungkan dengan perencanaan strategis formal

(Grant, 2003).

Pada kuartal terahir abad 20, makro ekonomi tidak seimbang, tarif tukar

mata uang berfluktuasi sangat cepat, revolusi mikroelektronik, transisi dari

stabilitas ekonomi pasca perang menjadi negara industri dan sejak saat itu,

peramalan ekonomi serta pasar yang biasanya menjadi fondasi perencanaan

strategis menjadi tidak mampu memperkirakan permintaan, harga, tarif

tukar mata uang, tingkat bunga sehingga hal tersebut meningkatkan

tantangan perusahaan dalam merencanakan (Grant, 2003). Perusahaan telah

mengembangkan sejumlah besar respon sistematis dalam menghadapi

tantangan gejolak lingkungan (Ansoff, 1980). Ketika digunakan sebagai

proses alokasi sumber daya, proses perencanaan strategis

mempertimbangkan sejumlah peran organisasi, termasuk kemungkinan

untuk merespon perubahan lingkungan (Jennings dan Disney, 2006).

Kebutuhan akan perencanaan dalam pelaksanaan organisasi bisnis dalam

Page 60: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lx

lingkungan yang kompleks telah diterima secara luas

(Leontiades dan Tezel, 1980). Miller dan Cardinal (1994) menyatakan

bahwa tujuan utama perencanaan strategis adalah untuk meningkatkan

proses berfikir adaptif atau berfikir mengenai bagaimana memperoleh dan

menjaga keserasian atau penyesuaian antara perusahaan-lingkungan.

Phillips dan Calantone (1994) menyatakan bahwa tujuan utama dari

perencanaan adalah memandu organisasi sehingga dalam menyesuaikan

dengan lingkungan atau organisasi diharapkan dapat mengantisipasi

perubahan lingkungan secara akurat sehingga memperlihatkan tingkat

kinerja yang lebih baik.

Gejolak lingkungan memiliki dampak terhadap sistem perencanaan

strategis formal (Grant, 2003) dalam hal redistribusi kewenangan

pengambilan keputusan perencanaan strategis, di mana gejolak lingkungan

mendorong desentralisasi dari kewenangan pengambilan keputusan yang

biasanya tingkat perusahaan, menjadi tingkat bisnis. Dampak lainnya

adalah gejolak lingkungan menjadikan perencanaan strategis makin pendek

waktunya karena perencanaan strategis memerlukan prediksi, semakin tidak

pasti lingkungan makin memperpendek rentang waktu perencanaan

strategis (Lindsay dan Rue, 1980) dan dampak terakhir adalah

berkurangnya formalitas dari proses perencanaan, dalam teori

organisasional, menyatakan bahwa lingkungan eksternal yang kurang stabil

diasosiasikan dengan kurangnya birokrasi dan pegambilan keputusan

semakin fleksibel (Burns dan Stalker, 1961).

Page 61: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxi

Alasan utama mengapa gejolak lingkungan harus diperhitungkan adalah

bahwa dalam perusahaan menghadapi gejolak yang tinggi dan harus

mengandalkan sejumlah besar perencanaan strategis untuk menghadapi

tantangan, ketidakpastian kondisi, sedangkan eksekutif di perusahaan

dengan gejolak lingkungan yang rendah membutuhkan sedikit perencanaan

strategis (Ansoff, 1991). Jennis dan Disney (2006) menyatakan bahwa

sistem perencanaan dalam lingkungan yang kompleks lebih fleksibel dan

rencana ditinjau ulang lebih sering dalam jangka waktu yang lebih pendek.

Beberapa peneliti menyatakan bahwa peningkatan formalitas dalam

sistem perencanaan organisasi akan meningkat seiring peningkatan ukuran

dan gejolak lingkungan (Amstrong, 1982; Shrader dkk., 1984;

Falshaw dkk., 2005). Hasil penelitian lain, bisa saja berkebalikan

(Mintzberg, 1994) di mana peningkatan gejolak lingkungan dapat

mengurangi ketergantungan atas sistem perencanaan yang formal dan

menambah ketergantungan pada pengalaman dan sistem informal yang lain.

Grant (2003) juga menambahkan bahwa tidak banyak pengujian

mengenai pengaruh gejolak lingkungan pada hubungan perencanaan bisnis

formal-kinerja, maka peneliti mengambil hipotesis 2, sesuai dengan

hipotesis yang dinyatakan Glaister dkk. (2006), yaitu:

Hipotesis 2:

Pengaruh perencanaan strategis formal pada kinerja perusahaan lebih

besar pada lingkungan yang bergejolak dari pada lingkungan yang

tenang.

Page 62: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxii

3. Perencanaan Strategis Formal-Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan mewakili sumber daya organisasi, memiliki

hubungan penting dengan perencanaan karena formulasi dan

implementasinya dalam strategi memerlukan sumber daya yang terbatas

(Temtime, 2002). Dalam penelitiannya, Temtine menyatakan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan

kinerja, semakin meningkatnya ukuran perusahaan dari kecil menjadi

sedang, perusahaan akan semakin melakukan pendekatan pada perencanaan

strategis terhadap masalah dan aktivitas terkait. Secara rasional, bahwa

peningkatan ukuran berarti meningkatkan sumber daya, investasi, dan

keahlian, yang mana hal-hal tersebut berdampak langsung terhadap

perilaku merencanakan dalam perusahaan.

Perusahaan besar dan kecil memperoleh keuntungan dari perencanaan

strategis. Perusahaan besar kelihatannya memperoleh keuntungan yang

lebih dari pada perencanaan strategis. Perusahaan besar memperoleh

keuntungan yang sangat besar, karena tidak hanya dari berfikir adaptif, tapi

juga integrasi dan pengendalian, sedangkan perusahaan kecil dapat

memperoleh keuntungan yang besar dari berfikir adaptif, namun

kemungkinan dalam hal integrasi dan pengendalian sedikit kurang dari

pada perusahaan besar (Miller dan Cardinal, 1994).

Hopkins dan Hopkins (1997) menyatakan bahwa ukuran perusahaan

berdampak langsung terhadap kinerja organisasi, namun lemah.

Page 63: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxiii

Robinson dan Pearce (1983) menyatakan bahwa pengaruh ukuran

organisasi terhadap kinerja adalah samar-samar. Studi yang mereka

lakukan menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kinerja yang signifikan

antara perusahaan kecil yang memiliki perencanaan formal dan tidak

memiliki perencanaan formal. Shrader dkk. (1989) menyatakan bahwa

bisnis kecil lebih menghadapi peningkatan ketidakpastian lingkungan.

Lebih jauh lagi, Patterson dalam Shrader dkk. (1989) menyatakan bahwa

mengelola bisnis kecil pada waktu terjadi gejolak menjadi lebih menantang

karena bisnis kecil harus menyesuaikan dengan keterbatasan keuangan dan

sumber daya manusia dalam merespon perubahan lingkungan. Berdasarkan

permasalahan di atas, penelitian memakai hipotesis ketiga yang merupakan

hipotesis replikasi penelitian Glaister dkk. Hipotesis ketiga adalah sebagai

berikut:

Hipotesis 3:

Pengaruh positif perencanaan strategis formal pada kinerja

perusahaan lebih besar pada perusahaan besar dari pada perusahaan

kecil.

C. kerangka Penelitian

kerangka penelitian adalah representasi dari konsep hubungan antar

konstruk. Jenis tujuan dari model penelitian ini sama seperti kebanyakan

literatur terdahulu mengenai perencanaan strategis formal-kinerja yaitu, model

preskriptif atau normatif. Sebuah model yang menyajikan sesuatu sebagai

Page 64: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxiv

output yaitu rekomendasi kebijakan (Ferdinand, 2006). Model merupakan

replikasi dari penelitian Gleister dkk. (2007).

Sumber: Gleister dkk., 2007

GAMBAR II.1

kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran di atas merupakan penyempurnaan dari penelitian

Falshaw dkk. pada tahun 2006. Dalam penelitian Falshaw dkk., gejolak

lingkungan dan ukuran perusahaan memediasi pengaruh perencanaan strategis

formal pada kinerja perusahaan. Hasil berdasarkan pengujian adalah

perencanaan strategis formal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

perusahaan. Saran yang diberikan Falshaw dkk. adalah mengganti model,

terdapat kemungkinan bahwa model yang digunakan kurang tepat.

Kemudian oleh Totuglu dkk. (2007) yang merupakan rekan Falshaw dalam

penelitian sebelumnya melakukan penyempurnaan terhadap model penelitan

yang dilakukan Falshaw tahun 2006 sebagai tindak lanjut atas kekurangan

penelitian sebelumnya. Gleister, Totuglu, Dincer, Demirbag, dan Zaim

· Gejolak Lingkungan (TURB) · Ukuran perusahaan (SIZE)

Kinerja perusahaan

(PERF)

Perencanaan strategis formal (FSP)

Page 65: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxv

mencoba mengganti model penelitian menjadi seperti figure II.1. Pada

penelitian sebelumnya, gejolak lingkungan dan ukuran organisasi merupakan

variabel mediasi, dalam penelitian Gleister dkk., variabel gejolak lingkungan

dan ukuran organisasi menjadi variabel moderator.

Tujuan penelitian ini untuk memberikan bukti baru dalam penelitian

perencanaan strategis-kinerja, serta menggali kelemahan berdasarkan penelitian

terdahulu, di mana permasalahan utama selama 20 tahun masih

memperdebatkan ketidakkonsistenan konstruk dan adanya keterbatasan

metodologi (Greenly, 1994; Boyd dan Elliot, 1998). Analisis dalam penelitian

ini memakai hierarchical regression analysis untuk memberikan gambaran

berbeda dari studi Gleister serta sekaligus sebagai respon dalam memberikan

analisis yang berbeda. Pengembangan analisis sangat diperlukan untuk

memperoleh metode analisis yang tepat dalam penelitian perencanaan

strategis-kinerja.

Page 66: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxvi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini meliputi tujuan, unit analisis, jenis

data. Tujuan studi dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis. Studi

dengan tujuan pengujian hipotesis umumnya menjelaskan fenomena dalam

bentuk hubungan antar variabel (Sekaran, 2006). Penelitian ini ditujukan

untuk menambah bukti empiris mengenai pengaruh perencanaan strategis

formal pada kinerja setelah sekian lama hasil penelitian masih belum

konsisten. Tujuan lain dari penelitian ini adalah memberikan bukti baru di

negara emerging country dengan memasukkan aspek relevan seperti variabel

gejolak lingkungan dan ukuran organisasi.

Unit analisis penelitian adalah perusahaan. Jenis data yang digunakan

adalah data cross-sectional (data seksi silang). Sebuah studi yang dilakukan di

mana data dikumpulkan dalam satu waktu untuk menjawab pertanyaan, studi

seperti itu disebut one shot study atau cross-sectional study (Sekaran, 2003).

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,

kejadian, atau minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian

adalah seluruh industri mebel di Kabupaten Jepara.

Sample adalah bagian dari populasi dan terdiri atas sejumlah anggota yang

dipilih dalam populasi (Sekaran, 2006). Jumlah kecukupan sampel sesuai

dengan besaran sampel dalam penelitian multivariate (termasuk yang

Page 67: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxvii

menggunakan analisis regresi multivariate), besarnya sampel ditentukan

sebanyak 25 kali variabel independen, jika dalam penelitian terdapat 3

variabel independen, berarti data minimal 3x25 (Ferdinand, 2006). Penjelasan

lain mengenai jumlah data minimal dalam penelitian multivariate datang dari

Sekaran. Dalam penelitian multivariate (termasuk dalam analisis regresi

berganda) ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau

lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam studi (Roscoe, 1975 dalam

Sekaran, 2006). Penelitian akan memakai batas minimal ukuran sample 10

kali variabel independen, yaitu 30 sample. Sampel dalam penelitian ini berupa

beberapa perusahaan mebel di Kabupaten Jepara.

Teknik sampling menggunakan nonprobability sampel. Nonprobability

memiliki keunggulan murah, digunakan jika tidak terdapat sampling frame,

dan dipakai jika populasi menyebar sangat luas, sehingga cluster sampling

tidak efisien (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini akan dipakai convenience

sampling. Ferdinand menjelaskan bahwa dalam memilih sampel, peneliti tidak

mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.

Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau

kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis

menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive

sample (man-on-the-street).

C. Sumber dan Jenis Data

Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian

melalui wawancara dan kuesioner di lapangan. Data primer yang dipakai

Page 68: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxviii

adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengetahui perencanaan

strategis formal, kinerja, gejolak lingkungan, dan ukuran perusahaan.

Data Sekunder, yaitu data yang mengacu pada informasi yang

dikumpulkan oleh seseorang dan bukan peneliti yang melakukan studi

mutakhir (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, peneliti memerlukan data

sekunder untuk memperoleh jumlah pasti total industri mebel di Jepara. Data

yang dibutuhkan berasal dari BPS dalam situs Kabupaten Jepara.

D. Metode Pengumpulan

Metode pengumpulan data dalam penelitian adalah kuesioner. Kuesioner

adalah suatu teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada responden

individu (Hartono, 2007). Sekaran (2006) menyatakan bahwa kuesioner

adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan

responden jawab. Dalam penelitian ini, kuesioner akan diberikan secara

pribadi (self-administrated survey).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner.

Penelitian Falshaw dkk. (2006) dan Gleister dkk. (2007) sebagai sumber

penelitian. Kedua penelitian menggunakan kuesioner yang sama, perbedaan

terletak pada model penelitian yang dibangun. Kuesioner dibagi menjadi 4

bagian. Bagian pertama untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki

perencanaan strategis formal, bagian ini terdiri dari 12 item pertanyaan.

Bagian kedua adalah untuk mengetahui pengaruh gejolak lingkungan sebagai

Page 69: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxix

moderator, bagian ini terdiri dari 5 item pertanyaan. Bagian ketiga adalah

pengukuran kinerja, pengukuran kinerja dibagi menjadi 5 item pertanyaan.

Bagian terakhir adalah bentuk pertanyaan terbuka mengenai banyak karyawan

untuk menentukan ukuran organisasi.

Instrumen pada awalnya diterjemahkan oleh peneliti, kolega, dan ahli

bahasa. Usaha ini ditujukan ketika kuesioner disebarkan, pembaca tidak

mengalami kesulitan dalam penafsiran kalimat kuesioner.

F. Definisi Operasional

Pengukuran terhadap variabel yang akan digunakan dalam

penelitian ini merupakan pengukuran dari peneliti terdahulu

(Falshaw dkk., 2006 dan Gleister dkk., 2007 ), yaitu:

1. Variabel Terikat (Y): Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan diukur dengan pengukuran subyektif (Brews dan

Hunt, 1999; Falshaw dkk., 2006; Glaister dkk., 2007). Karena

kebanyakan obyek penelitian ini adalah perusahaan kecil, maka

pengukuran finansial akan sulit dilakukan, sebab kinerja organisasi kecil

bergantung pada seberapa baik manajemen dapat menggunakan

perencanaan (Schollahammer dan Kuriloff, 1979 dalam Dess dan

Robinson, 1984).

Dess dan Robinson (1984) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja

dengan menawarkan jawaban, “sukses/gagal” dapat digunakan untuk

mengukur kinerja sebab:

Page 70: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxx

a. Untuk mengakses data kinerja pada perusahaan perseorangan

terkadang sangat kaku, pemilik sangat sensitif mengenai sesuatu yang

berhubungan dengan data kinerja.

b. Menginvestigasi perusahaan kecil seringkali berbenturan dengan

ketidaktersediaan pengukuran kinerja obyektif, terdapat resiko yang

besar dalam prosedur akuntansi karena tidak baku sehingga

menimbulkan multi tafsir.

Walaupun menggunakan pengukuran obyektif, terbukti pengukuran

obyektif berhubungan positif dengan pengukuran subyektif dalam ROA,

sales growth, dan terakhir hubungan antara ROA-sales growth

(Dess dan Robinson, 1984)

Pengukuran kinerja yang dipakai adalah pengukuran kinerja yang

dipakai Falshaw dkk., 2006 dan Glaister dkk. 2007. Responden akan

ditanya mengenai kinerja bisnis 3 tahun terakhir dibandingkan pesaing

utama dengan menggunakan 5 poin skala likert .

Pertanyaan yang akan ditanyakan adalah kinerja selama 3 tahun ini,

hal yang ditekankan adalah peningkatan keuntungan dari pada pesaing,

peningkatan penjualan dari pada pesaing, peningkatan marketshare dari

pada pesaing, peningkatan penjualan setelah pajak dari pada pesaing, dan

keseluruhan kinerja dari pada pesaing.

Page 71: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxi

2. Variabel Bebas (X1): Perencanaan Strategis Formal

Pada penelitian terdahulu, perencanaan strategis formal diukur dengan

skala nominal, “memiliki/tidak memiliki perencanaan strategis formal”,

namun dalam penelitian ini, akan diukur beberapa indikator sebagai

tindak lanjut atas kritik terhadap pengukuran perencanaan strategis

formal. Pengukuran formalitas perencanaan ini tidak didesain untuk

mendeteksi adanya perbedaan dalam sistem perencanaan formal,

kuesioner ini hanya memperluas formalitas sistem perencanaan

(Falshaw dkk., 2006). Pengukuran multi-item untuk proses perencanaan

yang dikembangkan dari Gluck dkk. (1982) dalam Falshaw (2006) dan

Gleister (2007) Dua belas item pertanyaan akan ditanyakan seputar

derajat formalisasi perusahaan. Kedua belas item pertanyaan yaitu

penjadwalan review, pegadaan review, formalitas presentasi, pengambilan

keputusan, jumlah rencana, jenis diskusi, kemajuan review, jenis

pertanggungjawaban, jenis keterangan, prosedur perencanaan.

3. Variabel Moderasi

Variabel moderasi (moderating variable) adalah variabel yang

mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat

dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas, kehadiran variabel

moderator akan mengubah hubungan awal antara variabel bebas dan

variabel terikat (Sekaran, 2006). Menurut Ferdinand (2006), variabel

moderator adalah hubungan atau dampak dari hubungan variabel

independen dengan variabel dependen, bila dampaknya memperkuat,

Page 72: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxii

maka disebut, “amplying effect” dan jika memperlemah disebut

“moderating effect”.

a. Variabel Moderasi (M1): Gejolak Lingkungan

Gejolak lingkungan diukur menggunakan pengukuran Miller dan

Droge. pengukuran ini merefleksikan tingkat perubahan dan

tidakpastian pasar dan teknologi. Lima item pertanyaan yang akan

ditanyakan adalah mengenai praktek pemasaran, tingkat kadaluarsa

barang/jasa yang tinggi, tindakan kompetitor, selera konsumen, dan

teknologi produksi.

b. Variabel Moderasi (M2): Ukuran Perusahaan

Bentuk umum dari variabel moderasi yang banyak dipakai untuk

riset adalah bentuk variabel dami (dummy variable). Variabel ini

memiliki nilai antara 1 atau 0. Ukuran perusahaan dapat diukur

dengan beberapa cara, namun dalam penelitian ini diukur

menggunakan jumlah pekerja full-time dalam perusahaan

(Wincent, 2005), kemudian berdasarkan hasil pembagian tersebut,

untuk jumlah pekerja 1-19 bernilai 0, dan jumlah pekerja lebih dari 20

orang bernilai 1. Pembagian ukuran perusahaan ke dalam dummy

variable sesuai dengan penelitian terdahulu

(Gleister dkk., 2007; Falshaw dkk., 2006). Dalam penelitian ini,

pengklasifikasian perusahaan hanya dibagi menjadi 2, perusahaan

besar dan kecil. Seperti dalam definisi BPS yang menyatakan bahwa

Page 73: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxiii

1-4 orang merupakan perusahaan mikro, 5-19 orang merupakan

perusahaan kecil, 20-99 orang merupakan perusahaan menengah,

lebih dari 99 orang merupakan perusahaan besar (BPS, 2009).

Definisi ukuran perusahaan dari BPS kemudian disesuaian dengan

menyederhanakan ukuran organisasi menjadi 2, perusahaan kecil

(terdiri dari perusahaan mikro dan kecil), dan perusahaan besar

(terdiri atas perusahaan sedang dan besar).

G. Pengukuran Variabel

Responden akan ditanya mengenai Perencanaan strategis formal, kinerja,

dan gejolak lingkungan dengan 5 poin skala likert, yaitu:

1 = Sangat Setuju

2 = Setuju

3 = Netral

4 = Tidak Setuju

5 = Sangat Tidak Setuju

Ukuran organisasi akan diukur menggunakan dummy variable. Perusahaan

dengan jumlah pekerja antara 1-19 dengan kode 0 dan perusahaan dengan

jumlah tenaga kerja lebih dari 19 orang diberi kode 1.

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data meliputi deskriptif statistik, pengujian instrumen

penelitian, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.

Page 74: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxiv

1. Deskriptif Statistik

Tujuan dari statistik deskriptif adalah memberikan deskripsi dari

distribusi dan perilaku sampel (Iriawan dan Astuti, 2006). Hartono (2005)

menyatakan bahwa statistik deskriptif terdiri atas nilai frekuensi, ukuran

tendency sentral (mean), ukuran sebaran (range, deviasi standar,

variance, jarak interkuartil), dan ukuran bentuk (skweness dan kurtosis).

Dalam penelitian ini, deskriptif statistik digunakan untuk memberikan

ringkasan sederhana tentang sample dan ukuran pada variabel

perencanaan strategis formal, kinerja, gejolak lingkungan, ukuran

organisasi, variabel interaksi perencanaan strategis formal dan gejolak

lingkungan, dan variabel interaksi perencanaan strategis formal dan

ukuran organisasi. Alat bantu statistik yang digunakan adalah SPSS versi

17.0.

2. Pengujian Instrumen Penelitian

Pengukuran instrumen penelitian meliputi uji validitas dan reliabilitas.

a. Validitas

Validitas yang dipakai adalah validitas konstruk (construct

validity) yang diukur menggunakan Pearson product moment. Dalam

pengujian validitas konstruk, koefisien korelasi Pearson product

moment (ρ atau r) digunakan sebagai batas valid atau tidaknya sebuah

item pertanyaan. Validitas konstruk menunjukkan seberapa baik hasil-

hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukur sesuai dengan

teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk

Page 75: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxv

(Hartono, 2007). Prosedur empiris yang biasanya digunakan untuk

mengukur validitas construct adalah korelasi dan analisis faktor.

Tidak terdapat satu prosedur yang menyediakan keterangan yang

cukup untuk mengukur validitas konstruk dan bukti biasanya

dihimpun melalui pemakaian berulang dari instrumen (Long dkk.,

1991). Validitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan

teknik korelasi melalui koefisien korelasi produk momen. Alasan

pemilihan validitas konstrak karena suatu kuesioner yang baik harus

dapat mengukur dengan jelas kerangka dari penelitian yang akan

dilakukan, sehingga mampu menjelaskan dan mengukur kerangka

konsep variabel. Formula dari Pearson product moment adalah

sebagai berikut:

Kriteria signifikan apabila p-value < 0,05. Apabila hasil dari uji

validitas menunjukkan hasil tidak signifikan, p-value > 0,05 maka

penanganan dapat dilakukan dengan 2 cara, mengeluarkan item

pertanyaan tersebut atau pengambilan data kuesioner untuk atribut

tersebut harus diulang kembali. Dalam penelitian ini, item pertanyaan

yang tidak valid akan dikeluarkan.

Page 76: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxvi

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan pengujian untuk menunjukkan sejauh

mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan—error free)

dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan

lintas beragam item dalam instrumen, dengan kata lain, keandalan

suatu pengukuran adalah indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi

di mana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai

ketepatan sebuah pengukuran (Sekaran, 2006).

Uji reabilitas menggunakan koefisien alfa cronbach. Apabila

dianggap buruk jika kurang dari 0,6. Nilai antara 0,6 sampai 0,8

diterima, sedangkan nilai lebih dari 0,8 dianggap baik

(Sekaran, 2006).

3. Uji Asumsi Klasik

Karena penelitian ini menggunakan hierarchical regression yang

merupakan bagian dari multiple regression, maka uji asumsi klasik

mutlak diperlukan untuk mendeteksi permasalahan secara statistik yang

dapat mengganggu model sehingga dapat menyesatkan kesimpulan yang

diambil dari persamaan. Otokorelasi (autocorrelation) merupakan

pelanggaran asumsi klasik yang menyatakan bahwa dalam pengamatan

yang berbeda, tidak terdapat korelasi antar error term. Otokorelasi sering

terjadi pada data yang bersifat time-series dan karena penelitian ini

menggunakan data cross-section, maka tidak diperlukan uji autokorelasi

Page 77: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxvii

(Sarwoko, 2007). Uji asumsi klasik yang dipakai meliputi multikolinier,

heteroskedastisitas, dan normalitas data.

a. Multikolinier

Multikolinier adalah kondisi di mana korelasi di antara variabel

independen sangat tinggi (Ghozali, 2005). Patrick (2007) berpendapat

bahwa multikolinier adalah sebuah masalah karena mengubah nilai

koefisien regresi. Multikolinier dapat menyebabkan model prediktif

menjadi tidak stabil.

Multikolinier dapat diidentifikasi dengan uji statistik tolerance

dan variance inflation factor (VIF) pada setiap variabel independen.

Uji statistik tolerance dan VIF mengukur tingkat multikolinier di

antara variabel independen (Iriawan dan Astuti, 2006). Tolerance

mengukur kekuatan hubungan linier di antara variabel independen

(Patrik, 2007). Nilai tolerance berada di antara 0.0 dan 1.0

(Ghozali, 2005). VIF juga mengidentifikasi multikolinier dengan

mengukur hubungan linier antara variabel independen (Ghozali,

2005). Tidak ada aturan baku untuk nilai VIF, namun Stevens (1992)

dan Sarwoko (2007) menyarankan agar nilai VIF lebih besar dari

10.0 dalam mengindikasi kemungkinan multikolinier. VIF

dirumuskan sebagai berikut:

Di mana merupakan koefisien determinasi. Rumus Tolerance

sebagai berikut:

Page 78: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxviii

Dalam penelitian ini hanya akan digunakan uji VIF, batas nilai

VIF adalah 10, jika nilai VIF lebih dari 10, berarti menunjukkan

adanya multikolinier.

b. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah varian

dalam semua observasi pada model regresi tidak sama.

(Ghozali, 2005). Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi

keberadaan heteroskedastisitas. Penulis memakai uji scatterplot

graph dan Glejser test untuk menguji adanya heteroskedastisitas.

Glejser test meregresi nilai absolut residu dalam variabel

independen (Gujarati, 2003). Heteroskedastisitas terjadi jika

variabel independen memiliki nilai signifikan (Ghozali, 2005).

Sementara itu, scatterplot graph menunjukkan adanya

heteroskedastisitas, jika titik-titik menyebar secara acak sejajar garis

Y (Ghozali, 2005). Hasil uji heteroskedastisitas dengan Glejster test

dapat dilihat berdasarkan nilai F dan t, apabila p-value uji F dan t

tidak signifikan, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini

terbalik dengan pengujian hipotesis, di mana hipotesis diterima

apabila nilai p-value uji F dan t signifikan.

Page 79: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxix

c. Normalitas

Normalitas data dapat diuji dengan menggunakan grafik

histogram dan one sample Kolmogorov-Smirnov. Kriteria dari

normalitas berdasarkan one sample Kolmogorov-Smirnov

menggunakan p-value pada tingkat signifikansi 5% (Ghozali, 2005).

Data akan terdistribusi normal jika p-value bernilai >0,05

(Trihendradi, 2007).

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual

terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi, uji

normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi

pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu

bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal

ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada

nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan 2 pengujian.

Untuk hipotesis pertama digunakan uji regresi sederhana (ordinary least

square) dan untuk hipotesis kedua dan ketiga digunakan uji hierarchal

regression.

a. Ordinary Least Square

Uji Regresi Sederhana (Ordinary least Square)

Page 80: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxx

Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk

menganalisis hubungan antar variabel (Nachrowi dan Usman, 2008).

1) t-test

t-test digunakan untuk menguji signifikansi setiap

variabel independen terhadap variabel dependen

(Iriawan dan Astuti 2006) atau untuk menguji apakah koefisien

regresi signifikan atau tidak (Nachrowi dan Usman, 2008).

Trihendradi (2007) mengatakan bahwa one sample t-test dipakai

untuk menguji beda rata-rata sample dengan nilai hipotesis.

Variabel independen dikatakan signifikan terhadap variabel

dependen jika p-value kurang dari tingkat signifikan 5%

(Hartono, 2005). Fungsi t-test dalam penelitian adalah

menentukan apakah hipotesis didukung atau tidak didukung.

2) F-Test

F-test digunakan untuk menguji tingkat signifikansi model

(Iriawan dan Astuti, 2006). Variabel independen signifikan

terhadap variabel dependen jika p-value kurang dari tingkat

signifikan 5% (Hartono, 2005).

Page 81: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxxi

3) Determination Coefficient (R2)

Nachrowi dan Usman (2006) menyatakan bahwa uji-t

merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah

koefisien regresi signifikan atau tidak, uji lain yang dipakai

adalah R2 (Goodness of Fit). R2 adalah pengujian apakah model

regresi terestimasi dengan baik atau tidak. Ukuran ini

mencerminkan seberapa besar variasi dari regressand (Y) dapat

diterangkan regressor (X). R2 berada antara nilai 0-1, sehingga

jika R2 bernilai 1, maka variasi Y dapat diterangkan X, secara

sempurna, 100%.

R2 dirumuskan berdasarkan langkah-langkah dibawah ini:

(catatan: merupakan estimasi dari Y)

Y- =

= )2

=

(TSS) (ESS) (RSS)

Keterangan:

TSS: Total Sum of Square

ESS: explained of Sum Squared

Page 82: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxxii

RSS: Residual of Sum Squared

R2=

b. Moderated Regression Analysist (MRA)

Penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda untuk

menganalisis data. Sekaran (2003) menyatakan bahwa moderated

regression analysis atau kerap disebut hierarchical regression

dilakukan untuk menguji dampak simultan dari beberapa variabel

independen pada variabel dependen.

Hair dkk. (1998) menjelaskan bahwa dampak moderator terjadi

ketika variabel moderasi, selaku variabel independen kedua,

mengubah bentuk hubungan antara variabel independen yang lain

dengan variabel dependen. Hal ini dikenal juga sebagai dampak

interaksi dan hal ini sama seperti bentuk interaksi yang ditemukan

dalam analisis variance dan analisis multivariate dari variance.

Dampak moderasi tersebut disajikan dalam multiple regression

dengan bentuk sama seperti polynominal yang digambarkan pada

dampak nonlinier. Bentuk moderator adalah variabel campuran yang

dibentuk dari perkalian X1 dengan moderator X2, kemudian

dimasukkan dalam persamaan regresi, faktanya bahwa bentuk

nonlinier dapat dilihat sebagai bentuk interaksi, dimana variabel

independen memoderasi variabel independen sendiri.

Hipotesis kedua dan ketiga diuji dengan menggunakan

hierarchical regression. Hierarchical regression merupakan bagian

Page 83: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxxiii

dari multiple regression. Hierarchical regression atau analisis regresi

berjenjang adalah pengujian efek moderasi dan efek utama dalam

sebuah model (Hartono, 2006).

Bentuk persamaan sebagai berikut:

Y = Variabel Dependen

= Intercep

= Pengaruh Linier dari

b1Mo = Pengaruh Linier dari

= Pengaruh Moderator dari dan

Untuk mengukur apakah pengaruh moderator signifikan,

pertama-tama peneliti harus mengukur persamaan asli (yang tidak

dimoderasi) dan kemudian mengestimasi hubungan moderasi, jika

perubahan R2 signifikan secara statistik, maka pengaruh moderasi

juga signifikan. Selain itu, efek moderasi juga dapat dilihat dari

signifikansi koefisien (Hair dkk., 1998). Hierarchical regression

dilakukan dua kali, yaitu tahap pertama, masukkan seluruh variabel

independen dan variabel dependen dalam pengujian. Tahap kedua,

Page 84: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxxiv

masukkan variabel independen yang akan diuji. Karena seluruh

variabel yang dimasukkan secara otomatis teranalisis, maka sampai

tahap ini berhenti, untuk dilihat hasilnya (Harsono, 2002).

Hierarchical regression terdiri dari dua tahap, namun didukung atau

tidak didukungnya hipotesis berdasarkan regresi tahap 2, sedangkan

regresi tahap 1 hanya dipakai untuk menghitung R2, dengan kata lain,

hipotesis tidak tergantung pada hasil uji F regresi tahap pertama.

Dalam menguji hipotesis kedua, persamaan akan menjadi sebagai

berikut:

PERF = Kinerja Perusahaan

, = Koefisien Regresi

= Perencanaan Strategis Formal

= Gejolak Lingkungan

= Kesalahan Residu

Dalam menguji hipotesis ketiga, persamaannya adalah sebagai

berikut:

PERF = Kinerja Organisasi

, = Koefisien Regresi

Page 85: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxxv

= Perencanaan Strategis Formal

= Ukuran Organisasi

= Kesalahan Residu

1) T-test

Uji-t digunakan untuk menguji signifikansi setiap

variabel independen terhadap variabel dependen

(Iriawan dan Astuti 2006) atau untuk menguji apakah

koefisien regresi signifikan atau tidak

(Nachrowi dan Usman, 2008). Trihendradi (2007)

mengatakan bahwa one sample t-test dipakai untuk menguji

beda rata-rata sample dengan nilai hipotesis. Variabel

independen dikatakan signifikan terhadap variabel

dependen jika p-value kurang dari tingkat signifikan 5%

(Hartono, 2005). Dalam penelitian ini, t-test tidak dipakai

sebagai dasar didukung atau tidak didukungnya hipotesis,

sebab walaupun uji-t memiliki manfaat yang sangat besar

untuk menguji hipotesis koefisien regresi secara individual,

namun uji t tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis

lebih dari satu koefisien (Sarwoko, 2007).

2) F-Test

F-test digunakan untuk menguji tingkat signifikansi

variabel independen terhadap variabel dependen (Iriawan

dan Astuti, 2006). Variabel independen signifikan terhadap

Page 86: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxxvi

variabel dependen jika p-value kurang dari tingkat

signifikan 5 % (Hartono, 2005). Uji F akan dipakai untuk

menentukan didukung atau tidak didukungnya hipotesis 2

dan 3. Uji F memberikan pengujian hipotesis secara formal.

3) Determination Coefficient (R2)

Nachrowi dan Usman (2006) menyatakan bahwa uji t

merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui

apakah koefisien regresi signifikan atau tidak, uji lain yang

dipakai adalah R2 (Goodness of Fit). R2 adalah pengujian

apakah model regresi terestimasi dengan baik atau tidak.

Ukuran ini mencerminkan seberapa besar variasi dari

regressand (Y) dapat diterangkan regressor (X). R2 berada

antara nilai 0-1, sehingga jika R2 bernilai 1, maka variasi Y

dapat diterangkan X, secara sempurna, 100%.

R2 dirumuskan berdasarkan langkah-langkah dibawah ini:

(catatan: merupakan estimasi dari Y)

Y- =

= )2

Page 87: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxxvii

=

(RSS) (TSS) (ESS)

Keterangan:

TSS: Total Sum of Square

ESS: explained of Sum Squared

RSS: Residual of Sum Squared

R2=

BAB IV

ANALISIS DATA DAN DISKUSI

Penelitian ini menguji pengaruh perencanaan strategis formal pada kinerja

perusahaan dengan variabel moderasi gejolak lingkungan dan ukuran perusahaan

pada industri mebel di Kabupaten Jepara. Empat puluh perusahaan telah dipilih

sebagai sample pada penelitian ini. Bab ini akan memberikan detail mengenai

deskripsi data, pengujian hipotesis, dan analisis. Analisis data menggunakan

hierarchical regression menggunakan alat bantu statistik SPSS versi 17.0.

A. Deskripsi Sampel Penelitian

Data situs Kabupaten Jepara menyatakan Kabupaten Jepara memiliki luas

wilayah 100.413.189 hektar atau 1.004,13 km2. Daerah ini berbatasan dengan

Kabupaten Demak di sisi selatan, Kabupaten Pati dan Kudus di sebelah

timur, dan Laut Jawa di sebelah utara dan barat.

Page 88: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxxviii

Dalam situsnya, Kabupaten Jepara menyatakan tingginya kontribusi

sektor pengolahan kayu dalam pengembangan perekonomian daerah terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Sebagaimana tahun-tahun

sebelumnya, pada akhir tahun 2008, kontribusi sektor industri pengolahan

kayu terhadap PDRB tetap yang terbesar (27% atas dasar harga berlaku),

berikutnya adalah sektor pertanian (21,87%), sektor perdagangan, hotel, dan

restoran (20,94 %), sektor jasa (10%), dan sektor-sektor lain.

Indikasi lainnya adalah jumlah unit usaha dan ketersediaan lapangan kerja

yang terlihat dari besarnya serapan tenaga kerja ke sektor tersebut. Saat ini,

sektor industri pengolahan telah menjadi sandaran utama bagi masyarakat

Jepara yang saat ini berjumlah 1.090.000 jiwa. Berikut beberapa jenis usaha

yang berkembang di Jepara yang berkaitan dengan industri pengolahan kayu,

sampai dengan akhir tahun 2008. Usaha mebel Jepara terbagi menjadi

beberapa usaha, yaitu bengkel, ruang pamer, tempat penimbunan kayu, unit

penggergajian, jasa pengiriman, gudang, dan toko perlengkapan mebel.

Tabel IV.1 Jenis Usaha Mebel di Kabupaten Jepara

Ukuran Perusahaan

Bengkel Ruang Pamer

Tempat Penimbunan

Kayu

Tempat Penggergajian

kayu Gudang Toko

Perlengkapan

Unit Kecil 12.202 1.250 763 158 210 82 Unit Menengah 435 230 133 74 219 18 Unit Besar 126 68 57 37 146 82 Total 12.763 1.548 953 269 575 109

Sumber: Roda, 2007

Industri furniture dan ukir kayu merupakan ikon Jepara, yang kemudian

menghadirkan jati diri “Jepara Kota Ukir”. Puncak kejayaan industri terjadi

pada tahun 1999, saat Indonesia diguncang oleh krisis moneter. Hal senada

Page 89: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

lxxxix

diperkuat oleh pernyataan responden. Responden menjelaskan bahwa ketika

terjadi krisis moneter, harga rupiah melemah hingga mencapai Rp. 15.000,00

dan buyer asing segera merespon dengan membeli banyak furniture, jika

sebelum krisis moneter, $1 dapat digunakan untuk membeli 1 item barang,

ketika krisis moneter $1 dapat digunakan untuk membeli 3-4 item barang.

Penggerak usaha mebel di Jepara umumnya adalah Penanam Modal

dalam Negeri (PMDN), namun tidak sedikit Penanam Modal Asing (PMA).

Lebih lanjut, beberapa responden menambahkan bahwa PMA saat ini tidak

lagi banyak, karena pernah terjadi demo besar-besaran menolak PMA. PMA

kerap dituding sebagai perusak harga hingga menyebabkan harga mebel turun

drastis. Walaupun tidak sepenuhnya salah, namun akibat hengkangnya PMA

dan krisis global, perusahaan-perusahaan mebel di Jepara mulai banyak

mengalami kerugian. Hengkangnya PMA menyebabkan berkurangnya

pesanan buyer asing karena mereka beralih ke Cina. Menurut pengakuan

responden, PMA paling banyak berasal dari Korea Selatan.

Sampai akhir tahun 2008, tercatat 259 perusahaan di Jepara telah

melakukan ekspor ke 111 negara dengan nilai mencapai $ 109,886 juta. Dana

tersebut masih di bawah nilai ekspor ketika industri mebel Jepara berada di

puncak kejayaan seperti tahun 1997-1998. Ketika itu, nilai ekspor dari Jepara

mencapai $ 200 juta. Beberapa upaya ditempuh agar produk Jepara tidak

dipatenkan pihak lain, Kabupaten Jepara melakukan pematenan terhadap 99

jenis motif ukir Jepara. Perkembangan nilai ekspor Kabupaten Jepara dari

tahun 2005 hingga tahun 2007, terus-menerus mengalami penurunan. Nilai

Page 90: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xc

ekspor Kabupaten Jepara tahun 2007 mencapai $ 104,146 juta. Hasil tahun

2007 mengalami penurunan sebesar 12,55% dari nilai ekspor tahun 2006

yang mencapai $ 119, 097 juta (jeparakab.go.id, 2009).

Data terakhir tahun 2008 dari situs Kabupaten Jepara menyatakan total

jumlah unit usaha dalam furniture dan kayu 3.821 unit, menyerap tenaga

kerja sebesar 50.668 orang, dan menghasilkan 2,667 juta buah/set dengan

nilai produksi sebesar Rp. 1,2 triliun dengan nilai investasi tertanam sebesar

Rp. 164 miliar. Dalam industri kerajinan kayu, total jumlah unit usaha dalam

kerajinan kayu 157 unit, menyerap tenaga kerja sebesar 1.095 orang, dan

menghasilkan 418.737 juta buah/set dengan nilai produksi sebesar

Rp. 3.349.900.000,00. Pada industri kerajinan rotan, data menyatakan

investasi yang tertanam di industri ini terus meningkat hingga mencapai Rp.

107,7 juta pada akhir 2008. Sebanyak 352 unit usaha yang ada mampu

menyerap tenaga kerja sebanyak 2.468 orang. Mereka menghasilkan 2 juta

buah/set produk dengan nilai Rp. 3,2 miliar. Konsentrasi industri ini berada

di Kecamatan Welahan, tepatnya di Desa Sidigede dan Telukwetan.

B. Deskripsi Responden

Deskripsi responden meliputi jabatan responden, jenis usaha responden,

bentuk organisasi responden, jumlah karyawan, usia organisasi, dan gender

responden. Tabel di bawah akan menjelaskan lebih jauh mengenai hasil

survey di Kabupaten Jepara.

1. Jabatan

Page 91: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xci

Jabatan dalam survey ini meliputi pemilik perusahaan, eksekutif

perusahaan, dan staff perusahaan.

Tabel VI.2 Jabatan Responden dalam Organisasi

Jabatan dalam Organisasi Jumlah Persentase

Pemilik Perusahaan 31 Responden 77,5% Eksekutif Perusahaan 6 Responden 15%

Staff Perusahaan 3 Responden 7,5%

Total 40 Responden 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Survey menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menjawab

kuesioner menduduki jabatan pemilik perusahaan (77,5%) dari total

responden, kemudian diikuti eksekutif perusahaan (15%), dan staff

perusahaan (7,5%).

2. Jenis Usaha

Berdasarkan Jenis usaha, perusahaan diklasifikasikan menjadi usaha

dagang, jasa, dan manufaktur.

Tabel IV.3 Jenis Usaha Perusahaan

Jenis Usaha Jumlah Persentase Manufaktur 23 Perusahaan 57,5% Dagang 14 Perusahaan 35%

Jasa Total

3 Perusahaan 40 Perusahaan

7,5% 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Jenis usaha manufaktur menjadi responden terbanyak (57,5%), diikuti

jenis usaha dagang (35%), dan terakhir, jenis usaha jasa (7,5%).

3. Gender

Gender meliputi perempuan (female) dan laki-laki (male).

Tabel IV.4 Gender Responden

Page 92: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xcii

Gender Jumlah Persentase Female 8 Responden 20% male 32 Responden 80%

Total 40 Responden 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Tingkat partisipasi responden mayoritas adalah laki-laki (80%) dan

diikuti gender perempuan (20%).

4. Bentuk Organisasi

Bentuk organisasi dibagi menjadi 5, meliputi perseorangan, CV, PT,

Koperasi, Firma.

Tabel IV.5 Bentuk Organisasi Perusahaan

Bentuk Organisasi Jumlah Persentase Perseorangan 28 Perusahaan 70% CV 9 Perusahaan 22,5%

PT 2 Perusahaan 5%

Koperasi 1 Perusahaan 2,5%

firma - 0%

Total 40 Perusahaan 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Bentuk Berdasarkan survey diperoleh bahwa perusahaan

perseorangan merupakan partisipan terbanyak (70%), urutan kedua adalah

CV (22,5%), kemudian PT (5%), dan terakhir koperasi (2,5%). Tidak

terdapat bentuk perusahaan firma dalam survey.

5. Jumlah Karyawan

Jumlah karyawan terdiri dari jumlah 1-4 orang, 5-19 orang, 20-99,

dan lebih dari 99 orang.

Page 93: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xciii

Tabel IV.6 Jumlah Karyawan Perusahaan

Jumlah Karyawan Jumlah Persentase 1-4 2 Perusahaan 5% 5-19 19 Perusahaan 47,5%

20-99 14 Perusahaan 35%

Ø 99 5 Perusahaan 12,5% Total 40 Perusahaan 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Jumlah karyawan digunakan untuk menentukan ukuran organisasi.

Mayoritas responden adalah perusahaan kecil (47,5%), disusul

perusahaan sedang (35%), perusahaan besar (12,5%), dan terakhir adalah

perusahaan mikro (5%).

6. Usia Organisasi

Usia organisasi dibagi menjadi kurang dari 3 tahun dan lebih dari tiga

tahun. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan mengenai horizon waktu

perencanaan strategis formal terhadap kinerja perusahaan.

Tabel IV.7 Usia Organisasi

Range Usia Perusahaan Jumlah Persentase

Kurang dari 3 Tahun 2 Perusahaan 5% Lebih dari 3 tahun 38 Perusahaan 95% Total 40 Perusahaan 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Usia perusahaan digunakan untuk mengetahui kedewasaan organisasi.

Perusahaan dengan usia lebih dari 3 tahun merupakan mayoritas

responden (95%) dan diikuti perusahaan berusia kurang dari tiga tahun

(5%).

Page 94: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xciv

C. Analisis Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji

asumsi klasik, dan analisis deskriptif statistik.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Uji validitas dalam penelitian ini memakai Pearson product

moment. Validitas dilakukan terhadap variabel perencanaan strategis

formal, gejolak lingkungan, dan kinerja. Variabel ukuran organisasi

tidak diuji karena merupakan variabel dummy, sedangkan untuk

variabel interaksi perencanaan strategis formal dengan gejolak

lingkungan dan variabel interaksi perencanaan strategis formal

dengan ukuran organisasi tidak diuji validitas karena variabel

tersebut telah diuji validitas secara pribadi sebelum diinteraksi.

Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson product

moment, di mana instrumen dikatakan valid apabila nilai koefisien

korelasinya (p-value < ), di mana α = 5%.

a. Uji Validitas Variabel Kinerja (PERF)

Uji validitas terhadap variabel kinerja meliputi 5 item

pertanyaan. Kelima item pertanyaan meliputi peningkatan

keuntungan dari pada pesaing, peningkatan volume penjualan dari

pada pesaing, peningkatan market share, penjualan setelah pajak,

dan keseluruhan kinerja keuangan dibanding pesaing utama.

Page 95: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xcv

Dengan menggunakan Pearson produk momen, hasil pengujian

validitas dapat dilihat dalam Tabel IV.8.

Tabel IV.8 Hasil Uji Validitas Korelasi Pearson

Variabel Kinerja (PERF)

Total Validitas

Pearson Correlation 0,793** PERF1

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,937** PERF2

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,789** PERF3

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,831** PERF4

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,883** PERF5

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Dapat disimpulkan, berdasarkan dari uji validitas Pearson,

seluruh item pertanyaan valid di mana p-value < =0,01, yang

berarti tingkat kepercayaan uji validitas ini mencapai 99%. Hasil

ini melebihi batas tingkat kepercayaan yang dipakai dalam

penelitian sebesar 95% ( =0,05).

b. Uji Validitas Variabel Perencanaan Strategis Formal (FSP)

Uji validitas pada variabel perencanaan strategis formal

meliputi 12 item pertanyaan. Kedua belas item meliputi:

pemeriksaan kebutuhan, waktu pemeriksaan, presentasi

perencanaan strategis, pengambilan keputusan, jumlah halaman

pada laporan perencanaan, jenis dialog dalam pembuatan rencana

strategis, alternatif keputusan, penekanan perencanaan strategis,

pemeriksaan kemajuan perencanaan strategis,

Page 96: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xcvi

pertanggungjawaban atas keputusan perencanaan, dasar

penyusunan, prosedur perencanaan. Hasil uji validitas Pearson

produk momen dapat dilihat dalam Tabel IV.9. Hasil dari uji

validitas atas item pertanyaan perencanaan strategis formal,

diperoleh bahwa item pertanyaan 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, dan 12

valid di mana p-value < =0,01, yang berarti tingkat kepercayaan

uji validitas ini mencapai 99%.

Page 97: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xcvii

Tabel IV.9 Hasil Uji Validitas Pertama Korelasi Pearson Variabel Perencanaan Strategis Formal (FSP)

Total Validitas

Pearson Correlation 0,709**

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

FSP 1

N 40

Pearson Correlation 0,656**

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

FSP 2

N 40

Pearson Correlation 0,690**

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

FSP 3

N 40

Pearson Correlation 0,727**

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

FSP 4

N 40

Pearson Correlation 0,557**

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

FSP 5

N 40

Pearson Correlation 0,286

Sig. (2-tailed) 0,074 TIDAK VALID

FSP 6

N 40

Pearson Correlation 0,129

Sig. (2-tailed) 0,426 TIDAK VALID

FSP 7

N 40

Pearson Correlation 0,444**

Sig. (2-tailed) 0,004 VALID

FSP 8

N 40

Pearson Correlation 0,860**

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

FSP 9

N 40

Pearson Correlation 0,845**

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

FSP 10

N 40

Pearson Correlation 0,659**

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

FSP 11

N 40

Pearson Correlation 0,512**

Sig. (2-tailed) 0,001 VALID

FSP 12

N 40

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Page 98: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xcviii

Hasil ini melebihi batas tingkat kepercayaan yang dipakai

dalam penelitian sebesar 95% ( = 0,05). Item pertanyaan 6 dan 7

tidak valid dengan p-value > = 0,05, sesuai dalam keterangan

mengenai item pertanyaan yang tidak valid akan dikeluarkan dari

variabel, maka item pertanyaan 6 dan 7 dikeluarkan dari variabel.

Langkah selanjutnya adalah mengulang kembali uji validitas tanpa

item pertanyaan 6 dan 7.

Tabel IV.10 Hasil Uji Validitas Kedua Korelasi Pearson

Variabel Perencanaan Strategis Formal (FSP)

Total Valid

Pearson Correlation 0,704** q1

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,686** q2

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,720** q3

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,719** q4

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,623** q5

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,468** q8

Sig. (2-tailed) 0,002 VALID

Pearson Correlation 0,853** q9

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,867** q10

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,624** q11

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,515** q12

Sig. (2-tailed) 0,001 VALID

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Tabel IV.10 merupakan hasil uji validitas kedua tanpa item

pertanyaan 6 dan 7. Hasil perhitungan korelasi Pearson

berdasarkan dari uji validitas Pearson, item pertanyaan 1, 2, 3, 4,

Page 99: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

xcix

5, 8, 9, 10, 11, 12 valid di mana p-value < =0,01, yang berarti

tingkat kepercayaan uji validitas ini mencapai 99%. Hasil ini

melebihi batas tingkat kepercayaan yang dipakai dalam penelitian

sebesar 95% ( =0,05).

c. Uji Validitas Variabel Gejolak Lingkungan (TURB)

Pengujian variable gejolak lingkungan meliputi 5 item

pertanyaan, yaitu perubahan praktek pemasaran, perubahan desain

barang atau jasa, prediksi langkah pesaing, prediksi selera

konsumen, kemapanan teknologi produksi, atau layanan jasa.

Tabel IV.11 Hasil Uji Validitas Pertama

Korelasi Pearson Variabel Gejolak Lingkungan (TURB)

Total Valid

Pearson Correlation 0,128 TURB1

Sig. (2-tailed) 0,430 TIDAK VALID

Pearson Correlation 0,404** TURB2

Sig. (2-tailed) 0,010 VALID

Pearson Correlation 0,708** TURB3

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,666** TURB4

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,559** TURB5

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Berdasarkan hasil dari uji korelasi Pearson, diperoleh hasil

bahwa item pertanyaan 2, 3, 4, 5 valid dengan tingkat signifikansi

1%. Tingkat kepercayaan hasil uji validitas mencapai 99%. Item

pertanyaan 1 tidak valid, sehingga dikeluarkan dari variabel.

Tabel IV.12

Page 100: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

c

Hasil Uji Validitas Kedua korelasi Pearson Variabel Gejolak Lingkungan (TURB)

Total Valid

Pearson Correlation 0,370* TURB2

Sig. (2-tailed) 0,019 VALID

Pearson Correlation 0,798** TURB3

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,752** TURB4

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Pearson Correlation 0,545** TURB5

Sig. (2-tailed) 0,000 VALID

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Setelah item pertanyaan 1 dikeluarkan dari variable, dilakukan

perhitungan ulang. Hasil perhitungan validitas adalah variabel 3,

4, 5 valid dengan tingkat signifikansi 1% dan item pertanyaan 2

valid pada tingkat signifikansi 5%.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dari

serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Reliabilitas

adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah

dilakukan berulang-ulang terhadap subyek dan dalam kondisi yang

sama. Penelitian dianggap andal bila memberikan hasil yang

konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila

pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda

(Wikipedia, 2010).

Tabel IV.13

Page 101: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

ci

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja, Perencanaan Strategis, dan Gejolak Lingkungan

Variabel Cronbach’s Alpha N of Items hubungan

Variabel PERF Variabel FSP

Variabel TURB

0,816 0,766 0,741

6 11 5

Kuat cukup cukup

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

a. Uji Realibilitas Kinerja Perusahaan

Uji realibilitas alfa Cronbach menunjukkan bahwa variabel

kinerja perusahaan (PERF) reliabel dengan nilai 0,816. Hasil ini

mengindikasi bahwa pengukuran variabel kinerja perusahaan

terbebas dari bias (error free).

b. Uji Reliabilitas Perencanaan Strategis Formal (FSP)

Uji realibilitas alfa Cronbach menunjukkan bahwa variabel

perencanaan strategis formal (FSP) reliabel dengan nilai 0,766.

Hasil uji reliabilitas ini meningkatkan konsistensi pengukuran

perencanaan strategis formal terhadap waktu dan berbagai item

pada instrumen.

c. Uji Reliabilitas Gejolak Lingkungan (TURB)

Uji realibilitas alfa Cronbach menunjukkan bahwa variabel

gejolak lingkungan (TURB) reliabel dengan nilai 0,741. Dengan

kata lain, variabel gejolak lingkungan stabil dan konsisten yang

mana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai kualitas

pengukuran gejolak lingkungan.

Page 102: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cii

3. Analisis deskriptif Statistik

Analisis deskriptif meliputi jumlah responden, range, minimum,

maksimum, rata-rata, standar deviasi, varian, skewness, kurtosis.

Tabel IV.14 Statistik Deskriptif Perencanaan Strategis Formal, Kinerja, Ukuran Organisasi, Gejolak

Lingkungan, dan Variabel Interaksi

N Range Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Variance Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Statistic

Std. Error Statistic

Std. Error

FSP 40 3.60 1,00 4,60 2,4000 0,10724 0,67823 0,460 0,811 0,374 1,779 0,733

PERF 40 3,00 1,60 4,60 2,6450 0,11197 0,70818 0,502 0,939 0,374 1,334 0,733

TURB SIZE

40 40

3,25 1,00

1,50 0,00

4,75 1,00

3,1063 0,5250

0,12464 0,0799

0,78831 0,50574

0,621 0,256

-0,522 -0,104

0,374 0,374

-0,208 -2,097

0,733 0,733

FSPXTURB

40 12,70 2,25 14,95 7,3919 0,41725 2,63892 6,964 0,573 0,374 0,864 0,733

FSPXSIZE 40 4,6 0,0 4,6 1,433 0,2318 1,4663 2,150 0,270 0,374 -1,460 0,733

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Dalam Tabel IV.13 menjelaskan mengenai statistik diskriptif.

Total responden yang diuji adalah 40 orang. Karakter dari data akan

disajikan pada penjelasan di bawah:

a. Variabel perencanaan strategis formal memiliki range atau

selisih nilai terbesar dengan nilai terkecil (nilai maksimum – nilai

minimum) sebesar 3,6 (4,6 – 1,0 = 3,6). Rata-rata 2,4

menyatakan bahwa rata-rata pengujian berada di bawah rata-rata

statistik (2,4 < 2,5), yang berarti mengindikasi bahwa

implementasi perencanaan strategis rendah, dengan standard

error of mean (SEM) 0,107. Standard error of mean tidak sama

dengan standar deviasi, standard error of mean mengukur

seakurat apa mean dari populasi, dengan memperhitungkan baik

standar deviasi maupun populasi. Selain itu nilai standard error

Page 103: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

ciii

of mean akan selalu lebih kecil dari standar deviasi. Standar

deviasi mengukur rata-rata penyimpangan masing-masing item

data terhadap nilai yang diharapkan, di mana nilai yang

diharapkan adalah nilai mean. Standar deviasi variabel

perencanaan strategis formal sebesar 0,678. Suatu rata-rata

mewakili data atau observasi yang ada, tergantung dari seberapa

besar deviasinya. Hubungan antara rata-rata dan standar deviasi

ini sangat penting terutama untuk menguji apakah nilai rata-rata

yang diperoleh masuk akal. Nilai sebuah deviasi standar

dianggap besar apabila standar deviasi (SD) = 0,3 + mean

(Kuncoro, 2000). Dengan kata lain, SD dianggap besar jika

bernilai 2,7 (0,3 + 2,4 = 2,7). Dalam perhitungan ini, nilai SD

0,678 < 2,7, sehingga standar deviasi dinyatakan normal.

Variance merupakan kuadrat dari SD. Beberapa peneliti

menyarankan untuk tidak menunjukkan variance dalam

penelitiannya karena unit data tidak mungkin dipertimbangkan,

namun hal berbeda terjadi pada ahli matematika yang lebih suka

menggunakan varian sebagai dasar ANOVA. Variance dalam

penelitian ini sebesar 0,460. Pengukuran bentuk dalam statistik

deskriptif ini adalah skewness dan kurtosis. P-value adalah

pengukur penyimpangan distribusi data dari bentuk simetrisnya.

Nilai skewness adalah 0,811. Karena skewness bernilai positif

maka distribusi menceng kekanan. Kurtosis adalah pengukur

Page 104: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

civ

ketinggian atau kerataan dari distribusi data dengan nilai kurtosis

adalah 1,799.

b. Variabel PERF merupakan variabel kinerja perusahaan

menunjukkan angka statistik untuk mean 2,645 dengan standart

error mean sebesar 0,111. Range data 3 (4,6 – 1,6). Rata-rata

sebesar 2,645 yang berarti variabel kinerja berada di atas rata-rata

(2,645 > 2.5). Standar deviasi sebesar 0,708 dan variance sebesar

0,502. Skewnes sebesar 0,939 atau menceng ke kanan dan

kurtosis 1,334.

c. Variabel TURB merupakan variabel gejolak lingkungan. Mean

sebesar 3,106 dengan standart error mean sebesar 0,124. Range

data 3,25 (4,75 – 1,5). Standar deviasi sebesar 0,788 dan

variance sebesar 0,621. Skewnes sebesar 0,522 atau menceng ke

kanan dan kurtosis -5,2.

d. Variabel SIZE merupakan variabel ukuran organisasi. Hasil

pengukuran menunjukkan angka statistik range data 1 (1 – 0).

Rata-rata sebesar 0,525 yang berarti variabel SIZE berada di atas

rata-rata dengan standard error mean sebesar 0,079. Standar

deviasi sebesar 0,505 dan variance sebesar 0,256. Skewnes

sebesar -0,104 atau menceng ke kiri dan kurtosis -2,097.

e. Variabel FSPXTURB merupakan variabel interaksi antara

variabel kinerja dengan variabel gejolak lingkungan. Statistik

deskriptif menunjukkan mean 7,391 dengan standart error mean

Page 105: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cv

sebesar 0,417. Range data 12,70 (14,95 – 2,25). Standar deviasi

sebesar 2,638 dan variance sebesar 6,964. Skewnes sebesar 0,573

atau menceng ke kanan dan kurtosis 0,864.

f. Variabel FSPXSIZE merupakan variabel interaksi antara

perencanaan strategis formal dan ukuran perusahaan. Hasil

pengukuran menunjukkan angka statistik untuk mean 1,433

dengan standart error mean sebesar 0,231. Range data 4,6 (4,6 –

0,0). Standar deviasi sebesar 1,466 dan variance sebesar 2,150,

Skewnes sebesar 0,270 atau menceng ke kanan dan kurtosis -

1,460.

4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik meliputi multikolinier, heteroskedastisitas, dan

normalitas. Uji ini penting, sebab tanpa dilakukan uji asumsi klasik

pada regresi berganda, kesimpulan dari persamaan regresi yang dibuat

dapat menyesatkan, sekalipun semua hipotesis diterima (Nachrowi

dan Usman, 2008). Multikolinier akan diuji pada hipotesis 1, hipotesis

2 regresi 1, dan hipotesis 3 regresi 1. Heteroskedastisitas dan

normalitas akan diuji pada hipotesis 1, hipotesis 2 regresi 1 dan 2, dan

hipotesis 3 regresi 1 dan 2. Pentingnya pengujian heteroskedastisitas

dan normalitas dilakukan pada regresi 1 dan 2 pada hipotesis 2 dan 3

karena model yang baik harus terbebas dari heteroskedastisitas dan

data harus normal sekalipun pada regresi 1 pada hipotesis 2 dan 3

hanya digunakan untuk mencari R2. Apabila R2 yang diperoleh tinggi

Page 106: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cvi

namun tidak memenuhi uji asumsi klasik, maka model masih bias,

sehingga tidak memberikan gambaran yang riil.

a. Multikolinier

Multikolinier merupakan kendala dalam hierarchical

regression. Akibat jika terjadi multikolinier adalah hasil estimasi

tetap tidak bias, varian dan standard error meningkat, hasil

estimasi menjadi peka terhadap perubahan spesifikasi, kecocokan

data dan estimasi variabel yang tidak kolinier tidak terpengaruh

dengan multikolinier, dan terakhir nilai t akan turun

(Sarwoko, 2007). Dalam hierarchical regression hampir dipastikan

bahwa variabel interaksi menyebabkan adanya multikolinier

(Hair dkk., 1998). Untuk itu, uji multikolinier hanya diberlakukan

pada regresi pertama pada hipotesis 1, 2, dan 3. Untuk regresi

kedua pada hipotesis kedua dan ketiga tidak akan diuji

multikolinier, karena dipastikan dampak dari variabel interaksi

menyebabkan multikolinier.

Page 107: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cvii

Tabel IV.15 Hasil Uji Multikolinier Pengaruh Perencanaan

Strategis-Kinerja dengan Moderasi Gejolak Lingkungan dan Ukuran Organisasi

HIPOTESIS VIF

HIPOTESIS 1 VIF

(Constant) 1

FSP 1,000

HIPOTESIS 2 VIF

(Constant)

FSP 1,015

1

TURB 1,015

HIPOTESIS 3 VIF

(Constant)

FSP 1,362

1

SIZE 1,362

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Tabel IV.15 merupakan tabel hasil uji multikolinier. Adanya

multikolinier diindikasikan dengan nilai VIF. Jika nilai VIF lebih

dari 10, maka terdapat multikolinier dalam model. Multikolinier

menjadi penting sebab adanya multikolinier dapat menyebabkan

intepretasi tidak benar karena terdapat hubungan linier antara

variabel bebas (Nachrowi dan Usman, 2008).

1) Hipotesis 1

Uji VIF pada hipotesis 1 sebesar 1,00. VIFhitung < VIFtabel,

maka tidak terjadi multikolinier dalam pengaruh perencanaan

strategis formal pada kinerja. Walaupun multikolinier biasanya

ditemukan pada regresi berganda, namun tidak menutup

kemungkinan ditemukan multikolinier dalam regresi sederhana

(Nachrowi dan Usman, 2008), oleh karena itu, hipotesis

pertama juga diuji multikolinier.

Page 108: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cviii

2) Hipotesis 2

Uji VIF pada hipotesis 2 sebesar 1,015. Karena VIFhitung <

VIFtabel, maka tidak terjadi multikolinier dalam pengaruh

perencanaan strategis formal pada kinerja dengan moderasi

gejolak lingkungan. Tidak terdapat korelasi antara variabel

perencanaan strategis formal dengan gejolak lingkungan. Pada

dasarnya, semakin tinggi korelasi antar variabel perencanaan

strategis dan gejolak lingkungan dalam persamaan regresi,

semakin sulit memperoleh koefisien yang akurat dalam model.

3) Hipotesis 3

Uji VIF pada hipotesis 3 sebesar 1,362. VIFhitung < VIFtabel,

maka tidak terjadi multikolinier dalam pengaruh perencanaan

strategis formal pada kinerja dengan moderasi ukuran

organisasi. Seperti halnya dengan hipotesis 1 dan 2, variabel

perencanaan strategis dan ukuran perusahaan tidak saling

berkorelasi. Apabila variabel perencanaan strategis dan ukuran

organisasi mengalami multikolinier, maka kedua variabel

tersebut akan bergerak persis seirama sehingga tidak ada

harapan membedakan dampak antara keduanya.

b. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan Glejser test.

Uji ini melibatkan uji F dan uji-t. Persamaan regresi dinyatakan

bebas dari heteroskedastisitas apabila uji F dan uji-t tidak

Page 109: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cix

signifikan. Heteroskedastisitas menjadi penting dalam penelitian

ini karena heteroskedastisitas banyak terjadi pada data cross-

sectional (Nachrowi dan Usman, 2008). Jika nilai variasi semakin

besar seiring dengan bertambahnya nilai variabel bebas dan

variabel terikat, mengindikasi bahwa variasi data tidak konstan

dan menyebabkan model tidak konsisten.

Tabel IV.16 Hasil Uji Glejser Pengaruh Perencanaan Strategis

Formal pada Kinerja dengan Moderasi Gejolak Lingkungan dan Ukuran Organisasi-Regresi Tahap I

HIPOTESIS Sum of Squares df Mean Square F Sig.F

t-test

Sig. t

HIPOTESIS 1

Regression

0,000 1 0,000 0,002 0,962a

Residual 7,847 38 0,206

1

Total FSP

7,847 39

0,048

0,962

HIPOTESIS 2

Regression 0,357 2 0,178 1,016 0,372a

Residual 6,496 37 0,176

1

Total FSP TURB

6,853 39

0,316 1,418

0,754 0,165

HIPOTESIS 3

Regression 0,165 2 0,083 0,398 0,674a

Residual 7,670 37 0,207

1

Total FSP SIZE

7,835 39

-0,297 0,874

0,768 0,388

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Page 110: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cx

Tabel IV.17 Hasil Uji Glejser Pengaruh Perencanaan Strategis

Formal pada Kinerja dengan Moderasi Gejolak Lingkungan dan Ukuran Organisasi-Regresi Tahap II

HIPOTESIS 2 Sum of Squares df Mean Square F Sig.

t Sig. t

HIPOTESIS 2

Regression

0,643 3 0,214 1,262 0,302a

Residual 6,118 36 0,170

1

Total FSP TURB FSPXTURB

6,762 39

-1,275 -1,045 1,409

0,210 0,303 0,167

HIPOTESIS 3

Regression

1,007 3 0,336 3,141 0,037a

Residual 3,849 36 0,107

1

Total FSP SIZE FSPXSIZE

4,856 39

0,683 2,465 -1,975

0,499 0,019 1,156

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Tabel IV.18 Hasil Uji White Pengaruh Perencanaan Strategis Formal pada Kinerja dengan Moderasi Ukuran

Organisasiasi-Regresi Tahap II

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 0,439a 0,192 0,125 2,34817634

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

1) Hipotesis 1

Berdasarkan uji heterokedastisitas, nilai Fhitung sebesar

0,002 dengan p-value = 0,962 > , sehingga hasil

Page 111: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxi

uji F tidak signifikan. Heteroskedastisitas tidak terjadi

apabila hasil uji F tidak signifikan. Nilai thitung variabel

perencanaan strategis formal sebesar 0,048 dan p-value

0,962 (p-value = 0,962 > ), uji t tidak signifikan.

Baik hasil uji-t maupun uji F, tidak menunjukkan adanya

heteroskedastisitas.

Tidak adanya heteroskedastisitas diintepretasikan

bahwa model telah konstan, maka jika nilai variabel

perencanaan strategis dan kinerja organisasi bertambah,

nilai taksiran varian akan konstan, sehingga persamaan

regresi dapat dipercaya.

2) Hipotesis 2

Regresi 1 pada hipotesis 2 menunjukan nilai Fhitung

sebesar 1,016 dengan p-value = 0,372 > , sehingga

uji F tidak signifikan. Heteroskedastisitas tidak terjadi

apabila uji F tidak signifikan. Nilai thitung menunjukkan

bahwa variabel perencanaan strategis formal sebesar 0,316

dan p-value 0,754 (p-value = 0,754 > ). Nilai thitung

variabel gejolak lingkungan sebesar 1,418 dan p-value

0,165 (p-value = 0,165 > ), hasil uji t tidak

signifikan. Baik uji-t maupun uji F, tidak menunjukkan

adanya heteroskedastisitas.

Page 112: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxii

Regresi 2 pada hipotesis 2 berdasarkan uji

heterokedastisitas menghasilkan nilai Fhitung sebesar 1,262

dengan p-value = 0,302 > , sehingga uji F tidak

signifikan. Heteroskedastisitas tidak terjadi apabila uji F

tidak signifikan. Nilai thitung variabel perencanaan strategis

formal sebesar -1,275 dan p-value 0,210 (p-value = 0,210 >

). Nilai thitung variabel gejolak lingkungan setelah

diuji adalah -1,045 dan p-value 0,303 (p-value = 0,303 >

). Nilai thitung variabel interaksi perencanaan

strategis dan gejolak lingkungan setelah diuji adalah 1,409

dan p-value 0,167 (p-value = 0,167 > ). Uji t

tidak signifikan. Baik uji-t maupun uji F, tidak

menunjukkan adanya heteroskedastisitas.

Dengan tidak adanya heteroskedastisitas berarti jika

nilai variabel gejolak lingkungan, perencanaan strategis

formal, dan kinerja perusahaan bertambah, maka taksiran

variannya konstan. Dampak dari konstannya varian dalam

model persamaan regresi adalah taksiran standard error

tidak akan bertambah sehingga interval kepercayaan tidak

menjadi besar.

3) Hipotesis 3

Regresi 1 pada hipotesis 3 menunjukan nilai Fhitung

sebesar 0,674 dengan p-value = 0,398 > , sehingga

Page 113: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxiii

uji F tidak signifikan. Heteroskedastisitas tidak terjadi

apabila uji F tidak signifikan. Nilai thitung variabel

perencanaan strategis formal sebesar -0,297 dan p-value

0,768 (p-value = 0,768 > ). Nilai thitung variabel

ukuran organisasi bernilai 0,874 dan p-value 0,388 (p-value

= 0,388 > ), uji t tidak signifikan. Baik uji-t

maupun uji F, tidak menunjukkan adanya

heteroskedastisitas.

Uji heterokedastisitas regresi 2 pada hipotesis 3, nilai

Fhitung sebesar 3,141 dengan p-value = 0,037 < ,

sehingga uji F signifikan. Heteroskedastisitas terjadi

apabila uji F tidak signifikan, sehingga pengujian hipotesis

3 tahap 2 mengalami hetteroskedastisitas. Nilai thitung

variabel perencanaan strategis formal sebesar 0,683 dan p-

value 0,499 (p-value = 0,499 > ). Nilai thitung

variabel ukuran organisasi adalah 2,465 dan p-value 0,019

(p-value = 0,019 < ). Nilai thitung variabel interaksi

perencanaan strategis dan ukuran organisasi setelah diuji

adalah -1,975 dan p-value 1,156 (p-value = 1,156 >

).

Uji-t pada variabel ukuran organisasi signifikan,

namun hasil uji F pada variabel perencanaan strategis

formal dan variabel interaksi perencanaan strategis formal

Page 114: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxiv

dengan ukuran organisasi menunjukkan adanya

heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas bahwa

variabel kinerja organisasi, perencanaan strategis, dan

ukuran organisasi memiliki persamaan regresi yang kurang

akurat karena memiliki variance yang tidak konstan.

Masalah heteroskedastisitas tidak akan berpengaruh

terhadap persamaan regresi 2 hiptesis 3, karena

penyembuhan untuk heteroskedastisitas adalah dengan

mentransformasikan variabel menjadi log, sedangkan

variabel dummy tidak dapat di log adapun cara

penyembuhan lain adalah dengan menambah data (Gujarati,

2003). Untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas akan

dilakukan uji White dengan meregres residu kuadrat (U2t)

dengan variabel ukuran organisasi, perencanaan strategis

formal, dan interaksi ukuran organisasi dan perencanaan

strategis. Persamaan dinyatakan bebas dari

heteroskedastisitas jika χ2hitung < χ2

tabel. χ2hitung = n x R2.

Berdasarkan hasil dari uji White, nilai χ2hitung = 6,6. Nilai

χ2tabel =11,0705. Sehingga χ2

hitung < χ2tabel (6,6<11,0705).

Hasil uji White menyatakan bahwa hipotesis 3 regresi 2

tidak mengalami heteroskedastisitas.

c. Normalitas

Page 115: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxv

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data

terdistribusi normal. Data yang memiliki distribusi normal

berarti memiliki sebaran yang normal sehingga dapat

digunakan untuk mewakili populasi.

Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov

adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan

diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi

normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke

dalam bentuk z-score dan diasumsikan normal. Uji

kolmogorov-Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji

normalitasnya dengan data normal baku.

Tabel IV. 19 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pengaruh Perencanaan

Strategis Formal pada Kinerja dengan Moderasi Gejolak Lingkungan dan Ukuran Organisasi-Tahap I

HIPOTESIS Pengujian Normalitas Unstandardized Residual

HIPOTESIS 1 Kolmogorov-Smirnov Z 0,930

REGRESI 1 Asymp. Sig. (2-tailed)

0,352

HIPOTESIS 2 0,824

REGRESI 1 0,505

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

HIPOTESIS 3 Kolmogorov-Smirnov Z 0,608

REGRESI 1 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,854

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Tabel IV. 20 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pengaruh Perencanaan

Strategis Formal pada Kinerja dengan Moderasi Gejolak Lingkungan dan Ukuran Organisasi-Tahap II

HIPOTESIS Pengujian Normalitas Unstandardized Residual

HIPOTESIS 2 Kolmogorov-Smirnov Z 0,865

REGRESI 2 0,443

Asymp. Sig. (2-tailed)

HIPOTESIS 3 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

0,744

Page 116: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxvi

REGRESI 2 0,638

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Pada model regresi tujuan pengujian normalitas adalah

untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t

dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti

distribusi normal.

1) Hipotesis 1

Hasil dari uji normalitas pada hipotesis 1, diperoleh

nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,930 dan signifikansi

0,352 (p-value = 0,352 > α = 0,05) yang berarti uji

Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan, sehingga data

normal. Data yang diuji tidak berbeda dengan data normal

baku atau dengan kata lain, sampel yang diambil mewakili

populasi.

2) Hipotesis 2

Hasil dari uji normalitas pada hipotesis 2 regresi 1,

diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,824 dan

signifikansi 0,505 (p-value = 0,505 > α = 0,05) yang berarti

uji Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan dan data

dinyatakan normal.

Uji normalitas regresi 2 untuk hipotesis 2 diperoleh

nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,865 dan signifikansi

Page 117: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxvii

0,443 (p-value = 0,443 > α = 0,05) yang berarti uji

Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan, sehingga data

normal.

Hipotesis 2 memiliki data yang terdistribusi normal,

sehingga sampel yang diambil mewakili populasi. Hasil uji

normalitas ini dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Penelitian ini menggunakan multiple regression, sehingga

uji normalitas dilakukan pada setiap persamaan regresi pada

niai residunya.

3) Hipotesis 3

Hasil dari uji normalitas pada hipotesis 3, diperoleh

nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,608 dan signifikansi

0,854 (p-value = 0,854 > α = 0,05) yang berarti uji

Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan, sehingga data

normal.

Uji normalitas regresi kedua untuk hipotesis 3 diperoleh

nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,744 dan signifikansi

0,638 (p-value = 0,638 > α = 0,05) yang berarti uji

Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan. Sehingga data

terdistribusi normal. Sampel dalam penelitian ini mewakili

populasi.

D. Pengujian Hipotesis

Page 118: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxviii

Pengujian hipotesis akan dilakukan pada hipotesis 1, 2, dan 3. Untuk

hipotesis pertama akan diuji dengan menggunakan regresi sederhana,

kemudian hipotesis kedua dan ketiga akan diuji menggunakan moderated

regression analysis (MRA) atau hierarchical regression yang merupakan

bagian dari regresi berganda. Pengujian hipotesis meliputi nilai R, R2,

adjusted R 2, standard error of estimate, nilai Fhitung, signifikansi F, nilai

thitung, dan signifikansi t.

Khusus untuk hipotesis 2 dan 3 akan dilakukan 2 kali persamaan regresi,

untuk memperoleh selisih R2. Selisih R2 ini berguna untuk melihat variabel

moderasi memiliki dampak terhadap perencanaan strategis-kinerja.

1. Hipotesis 1: Pengaruh Perencanaan Strategis Formal-Kinerja

Tabel IV.20 merupakan hasil dari pengujian hipotesis 1. Dalam Tabel

IV.20 menyajikan nilai R, R2, adjusted R 2, standard error of estimate,

nilai Fhitung, signifikansi F, nilai thitung, dan signifikansi t.

Tabel IV.21 Hasil Regresi Sederhana

Pengaruh Perencanaan Strategis Formal pada Kinerja

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate F Sig. F t

Sig. t

1 Constant FSP

0,035a 0,001 -0,025 0,71699 0,047 0,829a 6,480

-0,217

0,000 0,829

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010

Page 119: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxix

Nilai Fhitung sebesar 0,047 dengan p–value 0,829 > α = 0,05. Hasil

uji F menyatakan bahwa model tidak signifikan. Selain uji F, berdasarkan

uji t, nilai thitung variabel perencanaan strategis formal bernilai -0,217 dan

p-value = 0,829 > α = 0,05. Hasil uji-t dan F menyatakan bahwa

hipotesis satu tidak didukung. Dapat disimpulkan bahwa perencanaan

strategis formal tidak berpengaruh terhadap kinerja.

Hasil dari ukuran goodness of fit (R2) diperoleh nilai 0,001 atau

0,1% yang berarti variabel perencanaan strategis formal hanya mampu

menjelaskan variabel kinerja sebesar 0,1%, sedangkan 99,9% dijelaskan

dari luar model. Angka R2 yang sangat kecil membuktikan landasan teori

yang dipakai kurang tepat (Sarwoko, 2007).

Adjusted R2 merupakan cara terbaik untuk mengukur kecocokan

data dengan garis estimasi, sebab R2 selalu bertambah besar jika variabel

penjelas bertambah. Adjusted R2 menunjukkan nilai -0,25 atau sangat

kecil. Adjusted R2 bernilai negatif sama saja dengan bernilai 0, artinya

variabel perencanaan strategis formal tidak mampu menjelaskan variabel

kinerja (Sarwoko, 2007; Ghozali, 2009).

Dalam rangka menguji signifikasi beda rata-rata dua kelompok,

dilakukan uji-t (Independent-Sample T test) pada variabel perencanaan

strategis formal dan variabel kinerja. Hasil uji-t dapat dilihat pada tabel

IV.22

Tabel IV.22 Hasil Independent Samples Test

Variabel Kinerja pada Perusahaan Besar dan Kecil

Page 120: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxx

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Equal variances assumed 0,327 0,571 1,617 38 perf

Equal variances not assumed 1,615 37,301

Dalam menjalankan survey, cluster industri yang diteliti adalah

Kecamatan Keling dan Kecamatan Mulyoharjo. Mayoritas usaha di

kawasan tersebut adalah perusahaan kecil dan menengah yang tidak

begitu memformalkan perencanaan strategis. Berdasarkan hasil

wawancara terhadap 30 perusahaan, hampir tidak ada yang menjawab

pertanyaan pada skala 5, rata-rata responden menjawab pada skala 1-3.

Hanya 10 perusahaan yang menjawab antara range 1-5. Responden

menjelaskan, mereka tidak begitu menekankan formalitas perencanaan.

Perencanaan hanya seputar pencatatan atas kebutuhan produksi dan

jumlah pesanan. Karena itu, rata-rata jawaban responden masih dibawah

rata-rata statistik. Kurangnya perhatian terhadap perencanaan strategis

berkorelasi terhadap tingkat pendidikan responden.

Mengacu kepada kriteria Ditjen Bangdes, tingkat pendidikan

penduduk di Kecamatan Keling termasuk sedang, yaitu sekitar 51,44%

penduduknya telah tamat sekolah dasar. Jumlah tamatan SD ternyata

lebih besar dari jumlah penduduk tamatan SMP ke atas. Salah satu

penyebabnya adalah tidak adanya fasilitas pendidikan tingkat SMP ke

atas di Kecamatan Keling, kecuali sekolah tingkat dasar yang terdiri atas

3 buah SD dan sebuah Madrasah Ibtidaiyah. Penduduk tamatan SD yang

ingin melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan di atasnya (SMP)

Page 121: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxi

terdekat terpaksa harus menempuh jarak lebih kurang 10 kilometer, oleh

karena itu, hanya sedikit penduduk yang berhasil menamatkan sekolah

sampai SMA dan Perguruan Tinggi, karena rata-rata penduduk hanya

tamatan SD (Sugiyarto, 2007). Beberapa responden bahkan tidak dapat

membaca, dengan kata lain, secara makro industri mebel di Jepara

berdampak besar terhadap Kabupaten Jepara, namun secara mikro, masih

kecil dampaknya terhadap pengrajin. Kesimpulan yang diambil adalah

kuesioner mengenai variabel perencanaan strategis formal kurang sesuai

untuk diterapkan dalam industri mebel di Kabupaten Jepara, sebagai

perbandingan, penelitian asli oleh Glaister dkk. (2007), mengambil

responden perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham Istanbul.

Beberapa studi empiris memberikan hasil yang serupa mengenai

nilai dari perencanaan strategis formal di mana tidak terdapat pengaruh

antara perencanaan strategis formal dengan kinerja. Penelitian ini

menguatkan beberapa penelitian mengenai perencanaan strategis formal-

kinerja. Penelitian milik Milton dan Tezel (1980); Kudla (1980); Pearce

dan Robinson (1987); Philips dan Calantone (1994);

Falshaw dkk. (2006); memperoleh bukti bahwa tidak terdapat pengaruh

antara perencanaan strategis formal dengan kinerja. Hasil penelitian

Falshaw dkk. (2006), menyatakan bahwa dalam rangka memahami

hubungan perencanaan dan kinerja adalah dengan cara menggabungkan

variabel kontekstual dan menggunakan berbagai indikator pengukuran

dari proses perencanaan berdasarkan argumen pada desain sistem

Page 122: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxii

perencanaan yang efektif. Ketidakhadiran pengaruh antara perencanaan

strategis dengan kinerja keuangan bisa jadi berarti terdapat hubungan

antara variabel kontekstual yang berbeda dengan yang diasumsikan dalam

penelitian ini. Hal ini dapat juga berarti bahwa dimensi sistem

perencanaan selama ini yang diterima dalam proses pengukuran

perencanaan formal tidak penting untuk menjelaskan kinerja.

Tapinos dkk. (2005) menegaskan bahwa tidak banyak penelitian

yang menjelaskan mengenai dampak pengukuran kinerja terhadap design,

pengembangan, dan implementasi perencanaan strategis. Tapinos

memperkuat argumen pengaruh perencanaan strategis pada kinerja

perusahaan dengan menyatakan bahwa sistem pengukuran kinerja

berperan penting dalam menjelaskan strategi dalam tindakan. Pengukuran

kinerja perusahaan berpengaruh signifikan terhadap proses perencanaan

strategis dalam menunjang pencapaian tujuan organisasi, namun tidak

berdampak signifikan jika diadopsi sebagai faktor kesuksesan strategi

atau jika dijadikan sebagai dasar kesuksesan sebuah proses. Oleh karena

itu, dampak yang tidak signifikan dari pengukuran kinerja dalam area

yang terdeteksi mungkin bukanlah hasil dari ketidakmampuan

pengukuran kinerja, melainkan kelemahan dalam implementasinya. Hal

ini mungkin disebabkan dari fakta bahwa faktor yang menentukan

kesuksesan pengukuran kinerja membutuhkan komitmen, usaha, dan

alokasi sumber daya di semua level organisasi.

Page 123: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxiii

Tabel IV.23 Hasil Independent Samples Test

Pengaruh Perencanaan Strategis Formal pada Kinerja

t-test for Equality of Means

Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error Difference

Equal variances assumed 0,001 -0,69173 0,18638 fsp

Equal variances not assumed 0,001 -0,69173 0,18247

Indikator untuk mengukur kinerja dilakukan dengan mengukur

kualitas, kepuasan pelanggan, kinerja keuangan, dan pendidikan serta

penelitian (Hospital, 1991). Marc dkk. (2010) berpendapat bahwa

terdapat 10 kunci daftar praktek bisnis yang berhubungan dengan kinerja,

yaitu manajemen aset (program pembaharuan dan penggantian kondisi

penilaian program, kemanfaatan sistem informasi manajemen, dan

manajemen fasilitas), program peningkatan modal atau manajemen

program (proses peningkatan modal, dukungan teknisi), pelayanan

pelanggan (program pelayanan pelanggan), manajemen keuangan (proses

penganggaran, dukungan pembelian, akuntansi, keuangan, dan program

biaya), sumber daya manusia (manajemen kinerja dan program training),

administrasi (program legal, bantuan administratif, pencatatan),

perawatan (inspeksi, program perawatan korektif, program perawatan

pencegahan, pemakaian peralatan/kendaraan), operasi (raw supply

Page 124: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxiv

management), penyesuaian peraturan (ijin, pelaporan kualitas), keamanan

(program keamanan).

Hal yang menarik dalam perencanaan strategis formal-kinerja

adalah beberapa penelitian mengungkap konstruk yang berbeda dari yang

digunakan dalam penelitian ini dalam mengukur perencanaan strategis,

mulai dari proses dan nilai perencanaan strategis (Boyd dan Elliot, 1998),

efek psikologi dalam perumusan perencanaan strategis

(Jenis dan Disney, 2006), ketepatan pengukuran perencanaan strategis

(Dincer dkk., 2006), praktek perencanaan (Leontiades dan Tezel, 1980),

dan pengukuran model perencanaan (Desai, 2000).

Dapat pula berarti yang dibutuhkan dalam pengaruh perencanaan

strategis formal pada kinerja bukanlah studi kuantitatif, melainkan studi

kualitatif. Visser dkk. (2010) melakukan studi kualitatif terhadap

hubungan perencanaan strategis-kinerja dan menemukan bukti bahwa

tidak satupun perusahaan melaporkan upaya formalisasi menjadi

indikator pengukuran keberhasilan skenario perencanaan. Responden

melaporkan bahwa hal ini disebabkan oleh kesulitan dalam mengukur

kualitatif dan kuantitatif dan karena alat pengukur penilaian standar tidak

tersedia untuk jenis intervensi strategis. Skenario perencanaan umumnya

dianggap sebagai intervensi yang efektif dengan kontribusi positif pada

kinerja perusahaan. Lebih rinci peserta mengungkapkan bahwa teknik

perencanaan berguna dalam mengekplorasi lingkungan bisnis dan resiko

Page 125: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxv

di masa mendatang, mengisolasi trend, memahami kekuatan

interdependen dan mempertimbangkan implikasi keputusan strategis.

2. Hipotesis 2: Pengaruh Perencanaan Strategis Formal pada Kinerja

dengan Variabel Moderasi Gejolak Lingkungan

Tabel IV.21 merupakan hasil dari pengujian hipotesis 2. Dalam

tabel tersebut disajikan nilai R, R2, adjusted R 2, standard error of

estimate, nilai Fhitung, signifikansi F, nilai thitung, dan signifikansi t.

Hipotesis 2 akan dilakukan dalam 2 kali regresi. Regresi pertama

ditujukan untuk memperoleh nilai R2. Dalam moderated regression

analysis (MRA), variabel interaksi merupakan variabel moderasi

(Hair dkk., 1998; Hartono, 2005; Ghozali, 2009). Oleh karena itu,

hipotesis diterima apabila uji F pada regresi kedua signifikan,

sedangkan fungsi selisih R2 pada regresi kedua dan regresi pertama

adalah untuk mengetahui dampak moderasi dengan variabel

independen dan variabel dependen, bila dampaknya memperkuat, maka

disebut, “amplying effect” dan jika memperlemah disebut “moderating

effect” (Ferdinand, 2006).

Tabel IV.24 Hasil Hierarchical Regression

Pengaruh Perencanaan Strategis Formal pada Kinerja dengan Moderasi Gejolak Lingkungan

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate F Sig. F t

Sig. t

Page 126: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxvi

1 Constant FSP TURB 1 Constant FSP TURB FSPXTURB

0,506a

0,512

0,256

0,262

0,216

0,201

0,62698

0,63311

6,377

4,265

0,004a

0,011

2,014- 0,185 3,563

1,186 -0,485 0,349 0,536

0,051 0,854 0,001

0,243 0,631 0,729 0,595

Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 a. Pengukuran R2 pada Regresi Pertama

Persamaan hipotesis 2 regresi pertama adalah sebagai berikut:

Nilai Fhitung sebesar 6,377 dengan p–value 0,004 < α = 0,05.

Hasil uji F menyatakan bahwa model diterima. Selain uji F,

berdasarkan uji-t, nilai thitung variabel perencanaan strategis formal

adalah 0,185 dan p-value = 0,854 > α = 0,05. Nilai thitung variabel

gejolak lingkungan sebesar 3,563 dan p-value = 0,001 < α = 0,05.

Uji-t variabel perencanaan strategis formal tidak signifikan dan uji-

t variabel gejolak lingkungan signifikan. Hasil uji F menyatakan

bahwa model diterima.

Hasil dari ukuran goodness of fit (R2) diperoleh nilai 0,256

atau 25,6% yang berarti variabel perencanaan strategis formal dan

gejolak lingkungan hanya mampu menjelaskan variabel kinerja

sebesar 25,6%, sedangkan 74,4% dijelaskan faktor di luar model.

Karena hipotesis 2 melibatkan lebih dari 1 variabel

independen, sehingga penggunaan adjusted R2 lebih baik dalam

melihat seberapa baik model dibandingkan hanya R2. Adjusted R2

Page 127: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxvii

menunjukkan nilai 0,216 artinya variabel perencanaan strategis

formal dan gejolak lingkungan hanya mampu menjelaskan variabel

kinerja sebesar 21,6%.

b. Regresi 2 pada Hipotesis 2

Persamaan regresi kedua pada hipotesis 2 adalah sebagai berikut:

Nilai Fhitung sebesar 4,265 dengan p–value 0,011 < α = 0,05.

Hasil uji F menyatakan bahwa model diterima. Selain uji F,

berdasarkan uji-t, nilai thitung variabel perencanaan strategis formal

sebesar 0,485 dan p-value = 0,631 > α = 0,05. Nilai thitung variabel

gejolak lingkungan sebesar 0,349 dan p-value = 0,729 > α = 0,05.

nilai thitung variabel interaksi perencanaan strategis formal dengan

gejolak lingkungan bernilai 0,536 dan p-value = 0,595 > α = 0,05.

Untuk uji-t variabel perencanaan strategis formal, gejolak

lingkungan, variabel interaksi perencanaan strategis formal dengan

gejolak lingkungan tidak signifikan.

Hasil dari ukuran goodness of fit (R2) diperoleh nilai 0,262

atau 26,2% yang berarti variabel perencanaan strategis formal dan

gejolak lingkungan hanya mampu menjelaskan variabel kinerja

sebesar 26,2%. Untuk melihat adanya dampak variabel moderasi,

maka selisih R2 regresi 2 dan regresi pertama dihitung

(0,262-0,256 = 0,006) dan menghasilkan nilai 0,006. Dapat

disimpulkan bahwa variabel gejolak lingkungan terbukti

Page 128: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxviii

memoderasi pengaruh perencanaan strategis formal terhadap

kinerja perusahaan. Hipotesis 2 didukung.

Karena hipotesis 2 melibatkan lebih dari 1 variabel

independen, sehingga penggunaan adjusted R2 lebih baik dalam

melihat seberapa baik model dibandingkan hanya R2. Adjusted R2

menunjukkan nilai 0,201 artinya variabel perencanaan strategis

formal, gejolak lingkungan, dan variabel interaksi perencanaan

strategis formal dengan gejolak lingkungan hanya mampu

menjelaskan variabel kinerja sebesar 20,1%.

Hasil pengujian hipotesis 2 disimpulkan bahwa dalam

lingkungan yang bergejolak, perencanaan strategis formal

berpengaruh pada kinerja. Pada lingkungan yang bergejolak,

perencanaan strategis yang semakin formal akan semakin

berpengaruh pada kinerja Hal tersebut tidak berlaku pada

lingkungan yang tenang. Perencanaan strategis formal tidak

berpengaruh pada kinerja di lingkungan yang tenang.

Dalam konteks negara Indonesia sebagai emerging country,

Indonesia menghadapi gejolak lingkungan yang lebih dari pada

negara maju. Dalam industri mebel Jepara, dampak gejolak

lingkungan sangat terasa. Responden menyatakan bahwa sejak

awal 2007 atau masa-masa awal krisis global sampai sekarang,

jumlah perusahaan mebel berkurang 50%, walaupun perlu

dilakukan survey untuk kebenaran pernyataan ini, namun hampir

Page 129: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxix

40 responden menyatakan hal yang sama. Perencanaan strategis

mungkin lebih berguna di lingkungan yang bergejolak dari pada

lingkungan yang tenang. Dapat dikatakan bahwa perusahaan mebel

Jepara akan cenderung menerima perencanaan strategis yang lebih

formal dalam lingkungan bisnis yang cenderung bergejolak, yang

mereka anggap akan berdampak pada kinerja positif perusahaan.

Manajer dalam lingkungan yang bergejolak merasa bahwa proses

mengamalkan perencanaan strategis akan bermanfaat, bahkan jika

mereka memiliki sedikit keyakinan pada hasil review perencanaan.

Penelitian ini memperkuat bukti dari penelitian Lindsay dan Rue

(1980) Amstrong (1982); Shrader dkk. (1984); Boyd (1991).

Kompleksitas dan ketidakstabilan lingkungan merupakan penyebab

perusahaan mengadopsi perencanaan strategis yang lebih formal.

(Miller dan Cardinal, 1994; Gleister dkk., 2007).

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian

Hopkins dan Hopkins (1997), di mana gejolak lingkungan tidak

dianggap sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perencanaan

strategis-kinerja. Pernyataan tersebut diperkuat Mitzberg, bahwa

peningkatan gejolak lingkungan hanya akan menggiring pada

pengurangan ketergantungan akan sistem perencanaan strategis dan

penguatan ketergantungan pada sistem yang semakin informal,

dengan kata lain sistem perencanaan strategis akan semakin tidak

formal dengan seiring peningkatan gejolak lingkungan.

Page 130: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxx

3. Hipotesis 3: Pengaruh Perencanaan Strategis Formal-Kinerja

dengan Variabel Moderasi Ukuran Organisasi

Hipotesis 3 akan diuji dalam 2 kali perhitungan. Hasil perhitungan

terdapat dalam Tabel IV.22. Seperti dalam pengujian hipotesis 2,

prosedur pengujian hipotesis 3 akan sama seperti prosedur pengujian

hipotesis 2, yaitu dilakukan dalam 2 kali regresi. Regresi pertama

ditujukan untuk memperoleh nilai R2. Dalam moderated regression

analysis (MRA), variabel interaksi merupakan dampak moderasi

(Hair dkk., 1998; Hartono, 2005; Ghozali, 2009). Oleh karena itu,

hipotesis didukung apabila uji F pada regresi kedua signifikan,

sedangkan fungsi selisih R2 pada regresi kedua dan regresi pertama

adalah untuk mengetahui dampak moderasi dengan variabel

independen dan variabel dependen, bila dampaknya memperkuat, maka

disebut, “amplying effect” dan jika memperlemah disebut “moderating

effect” (Ferdinand, 2006).

Tabel IV.25 Hasil Hierarchical Regression

Pengaruh Perencanaan Strategis Formal pada Kinerja dengan Moderasi Ukuran Organisasi

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate F Sig. F t

Sig. t

1 Constant FSP SIZE 1 Constant FSP SIZE FSPXSIZE

0,277

0,579a

0,077

0,335

0,027

0,280

0,69855

0,60101

1,541

6,049

0,228

00,002a

2,014 0,185 3,563

0,743 3,619 3,088 -3,740

0,051 0,854 0,001

0,462 0,001 0,004 0,001

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

Page 131: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxxi

a. Perhitungan R2 pada regresi 1

Persamaan hipotesis 3 regresi pertama adalah sebagai berikut:

Tabel IV.22 merupakan hasil dari pengujian hipotesis 3. Nilai

Fhitung sebesar 1,541 dengan p–value 0,228 > α = 0,05. Hasil uji F

menyatakan bahwa model diterima. Selain uji F, berdasarkan uji-t,

nilai thitung variabel perencanaan strategis formal adalah 0,185 dan

p-value = 0,584 > α = 0,05. Nilai thitung variabel ukuran organisasi

bernilai 3,563 dan p-value = 0,001 < α = 0,05. Untuk uji-t

variabel perencanaan strategis formal dan ukuran organisasi tidak

signifikan.

Hasil dari pengujian regresi pertama pada hipotesis 3

diperoleh ukuran goodness of fit (R2) sebesar 0,077 yang berarti

variabel perencanaan strategis formal dan ukuran organisasi hanya

mampu menjelaskan variabel kinerja sebesar 7,7%.

Adjusted R2 menunjukkan nilai 0,027 artinya variabel

perencanaan strategis formal dan ukuran perusahaan hanya

mampu menjelaskan variabel kinerja sebesar 2,7%.

b. Regresi 2 pada Hipotesis 2

Persamaan hipotesis 3 regresi kedua adalah sebagai berikut:

Tabel IV.22 merupakan hasil dari pengujian regresi 2 pada

hipotesis 3. Nilai Fhitung sebesar 6.049 dengan p–value 0,002 < α

Page 132: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxxii

= 0,05. Hasil uji F menyatakan bahwa model di terima. Selain uji

F, berdasarkan uji-t, nilai thitung variabel perencanaan strategis

formal sebesar 3,619 dan p-value = 0,001 < α = 0,05. Nilai thitung

variabel ukuran organisasi bernilai 3,088 dan p-value = 0,004 < α

= 0,05. Nilai thitung variabel interaksi perencanaan strategis formal

dengan ukuran organisasi sebesar -3,740 dan p-value = 0,001 < α

= 0,05. Hasil uji-t variabel perencanaan strategis formal dan

ukuran organisasi signifikan.

Hasil dari ukuran goodness of fit (R2) diperoleh nilai 0,335

atau 33,5% yang berarti variabel perencanaan strategis formal,

ukuran organisasi, dan variabel interaksi perencanaan strategis

formal dengan ukuran organisasi hanya mampu menjelaskan

variabel kinerja sebesar 33,5%. Untuk mengetahui ukuran

organisasi memoderasi pengaruh perencanaan strategis formal

dengan kinerja, maka dilihat selisih R2 = 0,261 (0,335-0,077).

Selisih R2 cukup besar, yaitu 26,1%, sehingga dampak moderasi

disebut amplying effect.

Karena hipotesis 3 melibatkan lebih dari 1 variabel

independen, sehingga penggunaan adjusted R2 lebih baik dalam

melihat seberapa baik model dibandingkan hanya R2. Adjusted R2

menunjukkan nilai 0,280 artinya variabel perencanaan strategis

formal dan gejolak lingkungan hanya mampu menjelaskan

variabel kinerja sebesar 28%. Dapat disimpulkan bahwa ukuran

Page 133: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxxiii

perusahaan memoderasi pengaruh perencanaan strategis formal

dengan kinerja perusahaan

. Stonehouse dan Pemberton (2002) melalui penelitiannya

menyatakan bahwa hubungan statistik antara ukuran organisasi

dengan keberadaan perencanaan yang terstuktur terletak pada

semakin besar ukuran perusahaan, semakin formal perencanaan

strategisnya. Hanya sedikit bagian dari perencanaan yang

dikerahkan oleh organisasi kecil dan menengah, walaupun bukti

mengarah pada kecenderungan perusahaan besar membuat

pendekatan yang lebih terstruktur pada perencanaan strategis.

Berbeda dengan hasil penelitian, riset Robinson dan Pearce

(1987) menyatakan bahwa perusahaan kecil tidak mempraktekkan

perencanaan strategis karena perusahaan kecil tidak memiliki baik

staff atau waktu untuk melaksanakan perencanaan strategis. Hal

ini bukan berarti bahwa perencanaan strategis kurang bermanfaat

untuk perusahaan kecil. Sepertinya perusahaan kecil tidak

memperoleh keuntungan dari perencanaan strategis karena

perusahaan kecil tidak memiliki waktu atau upaya untuk

memformulasikan perencanaan strategis. Shrader dkk. (1989),

dalam risetnya juga tidak menemukan adanya hubungan yang

signifikan ukuran perusahaan terhadap perencanaan strategis-

kinerja.

Page 134: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxxiv

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi,

keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya.

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti mengenai

pengaruh perencanaan strategis formal terhadap kinerja dengan variabel

moderasi gejolak lingkungan dan ukuran organisasi pada industri mebel di

Kabupaten Jepara. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

terletak pada setting penelitian sebagai nilai tambah pada penelitian ini.

Penelitian perencanaan strategis formal umumnya berpusat pada negara-

negara maju, khususnya dalam konteks Amerika Serikat. Dalam penelitian

ini disuguhkan sebuah perspektif budaya yang berbeda dari penelitian

terdahulu, yaitu dalam konteks negara industri baru.

1. Hasil dari statistik deskriptif menyatakan bahwa dari 6 variabel yang

diuji (perencanaan strategis formal, kinerja perusahaan, gejolak

lingkungan, ukuran organisasi, variabel interaksi perencanaan strategis

Page 135: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxxv

formal dan gejolak lingkungan, serta variabel interaksi perencanaan

strategis formal dan ukuran organisasi), hanya variabel perencanaan

strategis formal saja yang bernilai di bawah rata-rata. Nilai di bawah

rata-rata mengindikasi bahwa perencanaan strategis formal kurang

dipraktekkan dalam industri mebel Jepara. Variabel kinerja

perusahaan, gejolak lingkungan, ukuran organisasi, variabel interaksi

perencanaan strategis formal dan gejolak lingkungan, serta variabel

interaksi perencanaan strategis formal dan ukuran organisasi bernilai di

atas rata-rata.

2. Hasil dari pengujian hipotesis pertama adalah bahwa perencanaan

strategis formal tidak berpengaruh pada kinerja. Hasil ini dapat terjadi

karena faktor pemilihan responden yang kurang tepat, sistem

pengukuran variabel kinerja kurang tepat, atau karena kinerja tidak

hanya ditentukan oleh variabel perencanaan strategis formal.

3. Hasil pengujian hipotesis kedua menggunakan hierarchical regression

menyatakan bahwa gejolak lingkungan memoderasi pengaruh

perencanaan strategis formal pada kinerja namun lemah. Semakin

bergejolak lingkungan, semakin formal perencanaan strategis sehingga

berpengaruh positif terhadap kinerja.

4. Hasil pengujian hipotesis ketiga menggunakan hierarchical regression

menyatakan bahwa ukuran perusahaan memoderasi pengaruh

perencanaan strategis formal pada kinerja cukup kuat. Semakin besar

Page 136: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxxvi

ukuran perusahaan, semakin formal perencanaan strategisnya sehingga

berdampak positif terhadap kinerja.

B. Implikasi

Berikut adalah implikasi dari penelitian yang berhubungan dengan

perencanaan strategis-kinerja:

1. Dalam lingkungan yang bergejolak, perusahaan perlu lebih

memformalkan perencanaan strategis.

2. Formalisasi perencanaan strategis tergantung pada ukuran perusahaan.

Seiring dengan peningkatan ukuran organisasi, implementasi

perencanaan strategis semakin berdampak positif terhadap kinerja.

C. Keterbatasan

Penelitian ini sarat dengan keterbatasan, perbaikan dibutuhkan

untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih komprehensif. Berikut

adalah keterbatasan yang dirasa perlu untuk diperhatikan agar penelitian

selanjutnya lebih baik:

1. Robinson (1980) menyatakan bahwa pengembangan teori perencanaan

strategis berdasarkan perusahaan besar tidak tepat jika diterapkan

dalam perusahaan kecil, sedangkan penelitian terdahulu gagal

mengembangkan dan mengoperasionalkan prosedur untuk

mengkategori proses perencanaan strategis dalam perusahaan kecil dan

menengah. Penelitian ini mereplikasi penelitian Gleister dkk. (2007) di

mana kuesioner diujikan pada responden yang telah terdaftar pada

bursa, sedangkan penelitian ini ditujukan pada mayoritas perusahaan

Page 137: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxxvii

kecil dan menengah yang tidak terdaftar di BEI, terdapat

ketidaksesuaian antara kuesioner dengan responden.

2. Hampir semua perusahaan mempunyai satu atau lebih perusahaan

mitra, dengan kata lain, perusahaan di Jepara sangat terkait satu sama

lain, namun umumnya tidak melalui kepemilikan atau usaha patungan,

melainkan dengan cara lain seperti ikatan bisnis murni

(Roda dkk., 2007). Kuesioner dalam mengukur kinerja perusahaan,

penelitian menggunakan patokan pesaing utama dan karena hal

tersebut bertolak belakang dengan sistem bisnis Jepara, maka

responden sering merasa terganggu, beberapa merasa tersinggung, dan

hanya dua orang yang dengan senang hati menjawab. Resiko jawaban

tidak mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

3. Karena data bersifat cross-sectional sehingga tidak begitu baik dalam

memberikan gambaran yang sesungguhnya, apalagi dengan adanya

krisis global menyebabkan jawaban responden terpengaruh suasana

krisis, bukan kondisi normal.

D. Saran

Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya mengenai perencanaan

strategis formal-kinerja adalah:

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dilakukan terhadap

perusahaan yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, karena

item pertanyaan dalam perencanaan strategis formal lebih sesuai

diterapkan dalam perusahaan besar yang telah terdaftar dalam BEI.

Page 138: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxxviii

2. Menambah penilaian terhadap kinerja, dari kinerja subyektif menjadi

kinerja subyektif dan keuangan agar didapatkan sebuah penilaian

kinerja yang andal. Pengukuran yang hanya melandaskan pada kinerja

keuangan berdasarkan pencatatan masa lalu perusahaan tidak cukup

andal jika dipakai untuk memantau strategi perusahaan, sehingga

dibutuhkan pengukuran yang juga mampu menangkap potensi

pengukuran kinerja di masa depan dengan cara mengkombinasikan

dengan pengukuran kinerja subyektif (Chakravarthy, 1986).

3. Untuk memberikan gambaran yang lebih comprehensive, perlu

dilakukan pengambilan data panel dalam penelitian selanjutnya.

Dengan menggabungkan data cross-section dan data time series, maka

data panel memberikan data yang lebih informatif, bervariasi, rendah

tingkat kolinieritas antar variabel, lebih besar degree of freedom, dan

lebih efisien (Ghozali, 2006).

DAFTAR PUSTAKA

Page 139: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxxxix

Ansoff, Igor H. 1980. Strategic Issue Management. Strategic Management Journal. Vol. 1 (2): 131-148.

Ansoff, Igor H. 1987. The Emerging Paradigm of Strategic Behaviour. Strategic Management Journal. Vol. 8(6): 501-515.

Ansoff, Igor H. 1991. Critique of Henry Mintzberg’s the design School: Reconsidering the Basic Premises of Strategic Management. Strategic Management Journal. Vol. 12 (6): 449-461.

Ashmos, Donde p., Duchon, Dennis, and McDaniel, Ruuben R. Jr. 2000. Organization Responses to Complevity: the Effect on Organizational Performance. Journal of Organizational Change. Vol. 13 (6): 577-594.

Boyd, Brian K. dan Elliot, Elke K. 1997. A Measurement Model Strategic Planning. Strategic Management Journal. Vol. 19 (2): 181-192.

Bracker, J.S. and Pearson, J.N. 1986. Planning and Financial Performance of Small, Mature firms, Strategic Management Journal. Vol. 7 (6): 503-22.

Brews, Peter J. and Hunt, Michelle R. 1999. Learning to Plan and Planning to Learn: Resolving the Planning School/Learning School Debate. Strategic Management Journal. Vol. 20 (10): 889-913.

Burns dan Stalker G. M. 1961. The Management of Innovation. Tavistock: London

Chakravarthy, B.S. 1986. Measuring strategic performance. Strategic Management Journal, Vol. 7 (5): 437-58.

Davis, Duane, et al. 1991. Perceives Environment Turbulence and Its effect on Selected Entrepreneurship, Marketing, and Organizational Characteristics in Industrial Firms. Journal of Academy Marketing Science. vol. 19.(1): 43-51.

Desai, B Ashay. 2000. Does Strategic Planning Create Value? The Stock Market’s Believe. Management decision .Vol 38 (10): .685-693.

Dess, G.G. and Robinson, R.B. 1984. Measuring organizational performance in the absence of objective measures: the case of the privately-held firm and conglomerate business unit. Strategic Management Journal, Vol. 5 (3): 265-73.

Dess, G., Gregory, Ireland R. D. dan Hitt, M. A. 1990. Industri effects and Strategic Management Research. Journal of Management. Vol. 16 (1): 7-27.

Page 140: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxl

Dincer, Omer, Totuglu, E., and GLaister, Keith W. 2006. The Strategic Planning Process: Evidence from Turkish Firms. Management research News. Vol. 29 (4): 206-219.

Duncan, R. B. 1972. Characteristics of Organizational Environment and Perceived Environmental Uncertainty. Administrative Science Quanterly. Vol. 17: 313-327.

Elbana, Said. 2008. Planning and Participation as Determinants of Strategic Planning Effectiveness. Management Decision. Vol. 46 (5): 779-796

Fahey, Liam dan Randall, Robert M. 1996. The Portable MBA Strategi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Falshaw, J. Richard, Gleister. Keith W., and Totuglu, Ekreem. 2006. Evidence on Formal Strategic Planning and Company Performance. Management Decision. Vol. 44 (1): 9-30.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: BP UNDIP

Ghozali. I. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP.

Ghozali. I. 2009. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP.

Glasiter, Keith W., Dincer, Omer., Tatoglu, Ekrem., Demirbag, Mehmet., and Zail, Selim. 2007. A Causal Analysis of Formal Strategic Planning and Firm Performance, Evidence from Emerging Country. Journal of Management Decision, Vol. 46 (3): 365-391.

Glueck, William F. 1970. Business Policy and Strategic Management. USA: McGraw-Hill, Inc.

Grant, Robert M. 2003. Strategic Planning in a turbulent Envirionment: evidence from the Oil Majors. Strategic Management Journal. Vol. 24 (6): 491-517.

Gooptu, Sudarshan. 1993. Portofolio Investment Flows to Emerging Markets. International Economic Departement: World Bank.

Gujarati, D. N. 2003. Basic Econometrics 4th Edition. New York: Mc. Graw-Hill.

Hair, J.F. Anderson, R. E, Tatham R. L. & Black W. C . 1998. Multivariate Data Analysis, 8th edition. Singapore: Simon & Schuster Asia Pte, Ltd.

Harrison, Frank E. 1995. Strategic Planning Maturities. Management decision. Vol. 33 (2): 48-55.

Page 141: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxli

Henneberry, Shinda. http://www.choicesmagazine.org/magazine/issue.php. Diakses tanggal 25-05-2009.

Hoffman, Richard C. 2007. The Strategic Planning Process and Performance Relationship: Does Culture Matter? Journal of Business Strategies. Vol. 24(1): 27-48.

Hopkins Wllie E. and Hopkins Shirley A. 1996. Strategic Planning and Financial Performance Relathionship in Banks: A Causal Examination. Strategic Management Journal. Vol. 18 (8): 635-651.

Iriawan, N dan S. P. Astuti. 2006. Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta: Andi Offset.

Jennings, David. Disney J. J. (2006). Designing the Strategic Planning Process: Does Phychological Type Matter. Management Decision. Vol. 44. (5): 598-614.

Kertajaya. 1998. Potensi Perdagangan di Jepara. http://www.jeparakab.go.id /index.php/2007092742/Potensi/Perdagangan/Perdagangan.jpr.Diakses tanggal 18 oktober 2009

Kincaid, David, G. 1994. Measuring Performing n Facility Management. Facilities. Vol. 12 (6): 17-20.

Kudla, Ronald J. 1980. The Effect of Strategic Planning on Common Stock Returns. Academy of Management Journals. Vol. 23 (1): 5-20.

Koufopoulos, D. N., Lagoudis, I. N. and Pastra, A. 2005. Planning practices in the Greek Ocean Shipping Industry. European Business Review. Vol. 17 (2): 151-76.

Koufopoulos, D. N. 2002. Executives Predisposition for Planning in an Emerging Country Environment. Management Decision, Vol. 17 (2): 151-76.

Leontiades, Milton and Tezel, Ahmet. 1980. Planning Perception and Planning Result. Strategic Management Journal. Vol. 40 (6): 584-595.

Lindsay, William M. and Rue, Leslie W. 1980. Impact of the Organization Environment on the Long-Range Planning Process: A Contingency View. Academy of Management Jornal. Vol 23 (3): 385-404.

Lindsay, William M., Boulton, William R., Franklin Stephen G. and Rue, Leslie W. 1980. Strategic Planning: Determining the Impact of Environmental Characteristics and Uncertainty. Academy of Management Jornal. Vol 23 (3): 385-404.

Page 142: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxlii

Longan, Thomas J. dkk. (1991). Completing Dissertations in the Behavioral Sciences and Education. San Fransisko: Jossey-Bass Publishers

Marc Watch P., Immigan, Rishi, and Garrison, Seith W. 2010. Improvement Through Performance Measurement. American Water Works Assocoation Journal. Vol 102 (1): 40-44.

Miller, C.C. and Cardinal, L.B. 1994. Strategic planning and firm performance: a synthesis of More Than Two Decades of Research. Academy of Management Journal, Vol. 37 (6): 1649-1665.

Mintzberg, Henry. 1987. The Strategy Concept 1: Five Ps for Strategy.” California Management Review. Vol. 30 (1): 11-24.

Mintzberg, Henry. 1987. The Pitfalls of Strategic Planning. California Management Review. Vol. 36 (1): 32-47.

Mintzberg, Henry. 1994. That’s Not “Turbulence”, Chicken Little, It’s Really Opportunity. Planning Review. Vol. 22 (6): 7-9.

Mintzberg, Henry. 1996. Replay to Michael Goold. California Management Review. Vol. 38 (4): 96-99.

Mintzberg, Henry. (1999). Reflecting on Strategy Process. Sloan Management Review. Spring: 21-30.

Mintzberg, Henry et al. 1999. Strategy Safari: Guided Through the Wild of Strategic Management . New York, The Free Press.

Nachrowi, Nachrowi Djalal. 2008. Penggunaaan Teknik Ekonometri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ottesen, Geir G. and Gronhaoug, Kjell. 2002. Exploring the Dynamics Market Orientation in Turbulent Environemnts: a Case Atudy. European Journal Marketing. Vol. 38. (8): 956-973.

Orpen, Christoper. 1985. The Effects of Long Range Planning on Small business Performance: a Further Examination. Journal of Small Business Management. Vol 23 (1):16-23.

Orlikoff, James E., and Totten, Mary K. 2006. Strategic Planning,: Maximizing the Broad’s Impact. Trustee. Vol. 59. (7): 1-7.

O’Regan, Nicholas, and Ghobadian, Abby. 2002. Formal Strategic Planning, The Key to Effective Business Process Management? Business Process Management Journal. Vol. 8 (1): 416-429.

Page 143: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxliii

Pearce, J.A. II. and Robinson, R.B. Jr. 1987. The Impact of Formalized Strategic Planning on Financial Performance in Small Organizations. Academy of Management Review. Vol. 4 ( 3): 658-75.

Pearce, J.A. II, Freeman, E.B. and Robinson, R.B. Jr. 1987. The Tenuous Link between Formal Strategic Planning and Financial Performance, Academy of Management Review. Vol. 12 ( 4): 658-75.

Pearce, J.A. II, Robbins, D. Keith and Robinson, R.B. Jr. 1987. The Impact of Grand Strategy and Planning Formality on Financial Performance. Strategic Management Journal. Vol. 8 ( 2): 125-134.

Philips, Paul A., and Moutinho, luiz. 1999. Measuring Strategic Planning Effectiveness in Hotels. International Journal of Contemporary Hospitality Management. Vol. 11 (7): 349-359.

Philips, Paul A., and Moutinho, luiz. 1999. The Impact of Strategic Planning on the Competitiveness, Performance and effectiveness of Bank Branches: a Neural Network Analysis. International Journal of Bank Marketing. Vol. 20 ( 3): 102-110.

Philips, Paul A. 2000. The Strategic Planning/Finance Interface: Does Sophistication Really Matter? Management Decision. Vol. 38 (8): 541-549

Phillips, Lisa A., and Calantone, Roger. 1994. The Relationship Between Environment Hostility, Planning and performance. International Journal of Retail & Distribution Management. Vol. 22 (8): 13-24.

Rhyne, Lawrence C. 1986. The Relationship of Strategic Planning to Financial Performance. Strategic Management Journal. Vol. 7 (5): 423-36.

Robinson, Richard b. and Pearce II John A. 1983. Impact of Formalized Strategic Planning on Financial Performance in Small Organization. Strategic Management Journal. Vol. 4 (207): 197-207.

Rodchua, Suhansa. 2009. Comparative Analysis of Quality Costs and Organization Sizes in the Manufacturing Environment. The Quality Management Journal. Vo. 16 (2): 34-43

Sarwoko. 2007. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jogjakarta: Andi.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business: metode penelitian untuk bisnis, jilid 1, edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business, metode penelitian untuk bisnis, jilid 2, edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Page 144: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxliv

Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business: a Skill Building Approach, Fourth Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Shammari, Hussam A. and Hussein, Raef T. 2007. Strategic Planning-Firm Performance Linkage: Empirical Investigation From Emergent Market Perspective. Advances in Competition Research. Vol. 15 (1 & 2): 15-26.

Shrader, Charles B., Mulford Charkes R., dan Blackburn, Virginia L. 1989. Strategic and Operational Planning, Uncertainty, and Performance in Small Firms. Journal of Small Business Management. Vol. 27 (4): 45-60.

Slater, ken. 1991. Performance Measurement in Finance Function. Management Accounting. Vol. 69 (5): 32-35.

Stonebraker, Peter W., and Liao, Jianwen. 2004. Environment Turbulence, Strategic Orientation. International Journal of Operations & Production Management. Vol. 24 (10): 1037-1057.

Stonehouse, George and Pemberton, Jonathan. 2002. Strategic Planning in SMEs – some empirical findings. Management Decision. Vol. 40 (9). pp. 853-861.

Sugiyarto. 2007. Perubahan Pandangan Bekerja Masyarakat Nelayan Desa Ujung watu, Jepara. pp. 1-11.

Tapinos, E., Dyson RG., and Meadows M. 2005. The Impact of Performance Measurement in strategic Planning. International Journal of Pruductivity and Performance management. Vol. 54 (5): 370-381.

Temtine, Z. T. 2003. Linking Environmental scanning to total Quality Management through Business Planning. Journal of management Development. Vol. 23 (3): 219-233.

Thune, S.S. and House, R.J. 1970. Where long-range planning pays off: findings of a survey of formal and informal planners. Business Horizons, Vol. 13 (4): 81-7.

Trihendradi. 2007. Langkah Mudah menguasai Statistik menggunakan SPSS 15. Jogjakarta: Andi.

Triton P. B. 2007. Manajemen Strategis, Terapan Perusahaan dan Bisnis. Yogyakarta: Tugu

Venkatraman, N. and Ramanujam, Vasudevan. 1986. Measurement of Business Economic Performance: An Examination of Method Convergence. Journal of Management. 11(4): 801-814.

Page 145: Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi .../Analisis... · harus mengulang pelajaran metodologi penelitian, ... Tabel IV.2 Jabaran Responden ... strategic planning

cxlv

Visser, Maarten P. and Chermack. Thomas J. 2009. Perceptions of Relationship between Scenario Planning and Firm Performance: A Qualitative Study. Strategic Management Journal. Vol. 41 (iss. 9): 581.

Wincent, Joakim. 2005. Does Size Matter? A Study of Firm Behavior and Outcomes in Strategic SME Network. Journal of Small Business and Enterprose Development. Vol. 12. (3): 437-453.

Roda. 2007. Daftar Perusahaan Mebel di Jepara. http://www.ziddu.com /download/4331652/DirectoryofJeparaFurnitureCompany.pdf.html. Diakses tanggal 25-5-2009.

. 2009. Definisi Usaha Kecil. id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil? Diakses tanggal 25-5-2009.

. 2009. Industri Mebel di Jepara. www.jeparakab.go.id. Diakses tanggal 14-02-2010

. 2009. Definisi Kinerja. http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja. Diakses tanggal 08-06-2009

. 2009. Definisi Kinerja .http://planningskills.com/glossary/30.php. Diakses tanggal 18-06-2009

. 2009. Indonesia dalam Emerging Market. http://www.iffina-indonesia. com/2009/content.php?go=media-news&show=1&news_id=1052, Diakses tanggal 18 oktober 2009

. 2009. Hasil Total Ekspor Indonesia. http://www.depperin.go.id/Ind/ Statistik/exim/e_kmd_31.pdf Diakses tanggal 18 oktober 2009