skripsi 1

14
1 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK) DI TK PELANGI ANAK KECAMATAN KOTA KUALASIMPANGKABUPATEN ACEH TAMIANG 1.1. Latar Belakan Dalam mencapai tujuan pembelajaran guru dituntut untuk menggunakan berbagai cara kreatif. Karena secara umum cara yang monoton tidak akan memberikan dampak yang baik bagi kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka sangat diperlukan guru yang kreatif dalam hal menciptakan media pembelajaran. Ada dua hal yang harus diperhatikan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Hal pertama adalah bagaimana materi pembelajaran yang menjadi yang menjadi tujuan proses pembelajaran tersebut dapat tersampaikan dengan benar dan tidak salah konsep. Sehingga siswa mendapatkan pengetahuan dengan tepat terhadap konsep tersebut.Berikutnya adalah bagaimana materi tersebut dapat tersajikan dengan baik di kelas karena sesungguhnya pola penyampaian guru yang tidak tepat akan membuat anak tidak memiliki moti!asi yang baik terhadap proses pembelajaran tersebut. Sehingga terkadang meskipun ilmu yang diberikan telah tepat namun anak tidak

Upload: juandaa-maroel

Post on 02-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PTK

TRANSCRIPT

14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK) DI TK PELANGI ANAK KECAMATAN KOTA KUALASIMPANGKABUPATEN ACEH TAMIANG

1.1. Latar BelakangDalam mencapai tujuan pembelajaran guru dituntut untuk menggunakan berbagai cara kreatif. Karena secara umum cara yang monoton tidak akan memberikan dampak yang baik bagi kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka sangat diperlukan guru yang kreatif dalam hal menciptakan media pembelajaran.Ada dua hal yang harus diperhatikan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Hal pertama adalah bagaimana materi pembelajaran yang menjadi yang menjadi tujuan proses pembelajaran tersebut dapat tersampaikan dengan benar dan tidak salah konsep. Sehingga siswa mendapatkan pengetahuan dengan tepat terhadap konsep tersebut. Berikutnya adalah bagaimana materi tersebut dapat tersajikan dengan baik di kelas, karena sesungguhnya pola penyampaian guru yang tidak tepat akan membuat anak tidak memiliki motivasi yang baik terhadap proses pembelajaran tersebut. Sehingga terkadang meskipun ilmu yang diberikan telah tepat namun anak tidak mampu memahami pembelajaran dengan baik dikarenakan pola penyajian pembelajaran tersebut kurang tepat.

1Pendidikan anak usia dini (PAUD) atau usia pra sekolah adalah masa dimana anak belum memasuki usia pendidikan formal. Rentang usia dini merupakan merupakan saat yang tepat dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak pada kehidupan masa depannya, sebaliknya pengembangan potensi anak yang asal-asalan akan berakibat pada potensi anak yang jauh dari harapan (Isjoni 2009 : 11).Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan yangditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini menurut Maswins (2010) yaitu:1. Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.2. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Pembelajaran di taman kanak-kanak sebagai bagian dari Pendidikan Anak Usia dini (PAUD) memiliki peran penting dari seluruh kegiatan pembelajaran yang akan dialami oleh anak, karena selain pada saat taman kanak-kanak guru menanamkan nilai moral, nilai-nilai agama, sosial emosional, konsep diri, disiplin dan kemandirian serta mengembangkan kemampuan dasar fisik, kognitif, bahasa dan seni pada pembelajaran di taman kanak-kanak kegiatan pembelajaran juga disajikan secara tematik yaitu menyajikan pembelajaran secara konkrit tanpa dipilah satu dengan lainnya menjadi bidang-bidang ilmu tertentu.Implikasi dari pembelajaran tematik antara lain adalah guru yang akan menyajikan pembelajaran harus memiliki kreatifitas dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam membuat alat peraga dan media pembelajaran. Karena tanpa alat peraga dan media yang tepat kegiatan pembelajaran yang diharapkan akan menjadi bias dan hanya bersifat verbalitas. Secara khusus ada beberapa tujuan penggunaan media pembelajara di taman kanak-kanak antara lain: 1. Membangkitkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam mempelajarinya.2. Meningkatkan minat siswa untuk materi pelajaran. 3. Memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang aktivitas diri sendiri untuk belajar.4. Dapat mengembangkan jalan pikiran yang berkelanjutan.5. Menyediakan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah didapat melalui materi-materi yang lain dan menjadikan proses belajar mendalam dan beragam.6. Menyamakan persepsi anak terhadap konsep yang dipelajari sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman antara anak yang satu dengan anak yang lain.Mengkondisikan anak-anak usia dini dalam pembelajaran sangatlah sulit karena usia dini identik dengan perilaku bermain. Walaupun demikian masih ada juga anak-anak yang tidak fokus pada pelajaran. Misalnya saja, saat pelajaran melipat kertas untuk membuat objek katak, seorang anak tidak menyimak instruksi guru ketika memperagakan cara melipat sehingga ketika mempraktekkannya ia pun kesulitan. Ada beberapa kemungkinan alasan yang menyebabkan anak menjadi kurang berkonsentrasi yakni karena tidak berminat, bosan, lelah atau mungkin gangguan mental.Beberapa hal tersebut diatas sering menjadi kendala dalam pembelajaran anak usia dini.Dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini yang sesuai dengan aspek perkembangan, maka Bredekamp dan copple, 1997 menyatakan bahwa pelaksanaan program pembelajarannya dapat melayani anak dari lahir sampai usia delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, sosial, emosional, bahasa dan fisik anak. Oleh karena itu, dianjurkan memilih dan menggunakan model-model pembelajaran yang tepat. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka peneliti mencoba menerapkan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) untuk digunakan pada pembelajaran anak usia dini dalam meningkatkan kemampuan membacadi TK Pelangi Anak Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu: Apakah dengan menggunakan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) dapat meningkatkan kemampuan membaca anak di TK Pelangi Anak Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang?

1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian adalah:Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca anak dengan menggunakan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) di TK Pelangi Anak Kecamatan Kota KualasimpangKabupaten Aceh Tamiang.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat TeoritisSebagai acuan untuk memahami dan menganalisa kemampuan anak melalui penelitian dan dapat memajukan kemampuan mengajar dengan menggunakan metode yang bervariasi2. Manfaat Praktis:a. Memudahkan anak memahami apa yang disampaikan.b. Menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.c. Meningkatkan mutu TK Pelangi Anak melalui peningkatan kemampuan anak dan kinerja guru.

1.5. Definisi Istilah1.5.1. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)1.5.1.1. Pengertian Metode SASMetode SAS (Struktural Analitik Sinetik) merupakan salah satu jenis metode yang biasa yang digunakan untuk proses pembelajaran menulis membaca permulaan bagi peserta didik pemula. Metode ini diprogramkan pemerintah RI mulai tahun 1974. Regu yang dipimpin oleh Dr. A.S. Broto pada waktu telah menghasilkan metode SAS (Eko, 2011). Lebih luas lagi metode SAS dapat dipergunakan dalam berbagai bidang pengajaran.Dalam proses operasionalnya metode SAS menurut Eko (2011) mempunyai langkah-langkah berlandaskan operasional dengan uraian: Struktural, menampilkan keseluruhan Analitik, melakukan proses penguraian Sinetik melakukan penggabungan kembali kepada Struktural semula.

Prosedur penggunaan metode SAS (Eko, 2011) diantaranya;

1. Mula membaca permulaan dijadikan dua bagian. Bagian pertama membaca permulaan tanpa buku dan bagian kedua membaca permulaan dengan buku.2. Merekam bahasa anak melalui pertanyaan-pertanyaan dari pengajar sebagai kontak permulaan.3. Menampilkan gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar diperlihatkan, muncullah kalimat anak-anak yang sesuai dengan gambar.4. Membaca kalimat secara struktural5. Membaca permulaan dengan buku6. Membaca lanjutan7. Membaca dalam hati

1.5.1.2. Kelebihan dan Kekurangan Metode SASa. Kelebihan Metode SAS1. Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis2. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan berikutnya.3. Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak menguasai bacaan dengan lancar.

b. Kekurangan Metode SAS1. Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar, tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini2. Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk sekolah-sekolah tertentu dirasa sukar3. Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak di pedesaaan4. Oleh karena agak sukar mengajarkannya oleh para pengajar maka metode SAS kebanyakan di sana-sini metode ini tidak dilaksanakan.

1.5.2. Belajar Membaca Tingkat Taman Kanak-Kanak1.5.2.1. Pengertian MembacaMenurut Nurbiana Dhieni, membaca merupakan suatu persatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.Menurut Yeti Mulyati dalam Dhieni (2011:45), membaca merupakan kemampuan mengenali, memahami dan memetik makna atau maksud dari lambang yang tersaji dalam bahasa tulis.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif dalam mengenali huruf dan kata melalui berbagai lambang atau simbol yang tersaji dalam bahasa tulis.

1.5.2.2. Tahap-tahap perkembangan membacaKemampuan membaca pada anak berkembang dalam beberapa tahap, menurut Cohrane Efal dalam Dhieni (1992:5-12). Perkembangan membaca anak berlangsung dalam beberapa tahapan sebagai berikut :1. Tahap fantasi (Magical Stage). Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, melihat, dan membalik lembaran buku, atau membawa buku kesukaannya.2. Tahap pembentukan konsep diri (Self Consept Stage). Pada tahap ini anak mulai memandang dirinya sebagai pembaca dimana terlihat keterlibatan anak dalam kegiatan membaca, berpura-pura membaca buku, memaknai gambar berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya, dan menggunakan bahasa buku yang tidak sesuai dengan tulisannya.3. Tahap membaca gambar (Bridging Reading Stage). Pada tahap ini pada diri anak mulai tumbuh kesadaran akan tuilisan dalam buku dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, dapat mengungkapkan kata-kata yang bermakna dan berhubungan dengan dirinya, sudah mengenal tulisan kata-kata puisi, lagu dan sudah mengenal abjad.4. Tahap pengenalan bahasa (Take of Reader Stage). Anak mulai tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam konteks tertentu, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan, serta membaca berbagai macam tanda seperti pada papan iklan, kotak susu, pasta gigi, dan lain-lain.5. Tahap membaca lancar (Independent Reader Stage). Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku.

1.6. Metode Penelitian 1.6.1 Pendekatan dan Jenis PenelitianSubjek dalam penelitian ini adalah peserta didik TK Pelangi Anak Desa Bukit Tempurung Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang. Adapun Peneliti memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian atas beberapa pertimbangan, diantaranya yaitu peneliti sendiri sebagai pengajar di TK tersebut. Hal ini tentunya akan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam PTK guru meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, baik dilihat dari interaksi peserta didik dalam PBM atau hasil pembelajaran secara refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Arikunto (2006:91) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Sedangkan menurut Wardhani dan Wihardit (2009:4) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik menjadi meningkat.Menurut Bukhari, dkk (2011:10) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pengajaran (pembelajaran) melalui teknik-teknik pengajaran yang tepat sesuai dengan masalah dan tingkat perkembangan peserta didik.Manfaat penelitian tindakan kelas menurut Bukhari dkk (2011:11) dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan atau pembelajaran dikelas antara lain mencakup:1. Inovasi pembelajaran2. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan ditingkat kelasPeningkatan profesionalisme guru.

1.6.2Data dan Sumber DataData yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi (Kunandar, 2008:274):1. Hasil tes, yaitu tes awal dan tes akhir2. Hasil observasi selama kegiatan pembelajaran3. Hasil wawancara mengenai pemahaman dan kesulitan peserta didik dalam membaca pemahaman 4. Hasil catatan lapanganSumber data yang digunakan peneliti adalah anak TK Pelangi Anak Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Ajaran 2014/2015semester ganjil yang langsung dijadikan subjek penelitian. Kemudian anak diajak berkomunikasi untuk menyebutkan kegiatan apa yang mereka sukai saat berada di TK Pelangi Anakhal ini untuk memudahkan bagi peneliti dalam menerapkan sebuah metode pembelajaran yang dapat menarik minat belajar membaca.

1.7. Teknik Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, cacatan lapangan dan dokumentasi.1. ObservasiObservasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja PBM (Kunandar, 2008:73). Observasi ini dilakukan oleh teman sejawat dan guru wali kelas yang mengamati segala aktivitas siswa dan guru selama kegiatan prosoes belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya. 2. WawancaraWawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan yang diwawancarai dengan alat yang dinamakan panduan wawancara. Wawancara dilakukan oleh dengan kepala sekolah, guru dan anak untuk mengetahui respon guru dan anak tentang kemampuan membaca anak dengan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik).3. Catatan LapanganCacatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2009:209) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan difikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam pedoman observasi.4. DokumentasiDokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumentasi tidak sekedar menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan dalam sejumlah dokumen, namun yang dilaporkan adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.Dokumen dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data karena: Merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong. Berguna sebagai bukti untuk pengujian. Sifat alamiah, sesuai konteks yang sebenarnya. Tidak bersifat reaktif.

1.8.Teknik Analisis DataAnalisis data adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar (Mills dalam Wardhani dan Wihardit, 2009:5.4). Wardhani dan Wihardit (2009:5.9) menyatakan ada tiga langkah yang dapat dilakukan dalam menganalisis data kualitatif yaitu: (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, (3) Penarikan simpulan atau verifikasi data. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif selama proses pengumpulan data masih berlangsung.1. Reduksi DataReduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan, misalnya memfokuskan perhatian pada apa yang dilakukan guru pada permulaan pembelajaran. Bagian utama pembelajaran dapat direduksi dengan mefokuskan perhatian pada ada tindakan guru yang berkenaa: upaya memfasilitasi peserta didik dalam memahami isi atau konsep pelajaran, upaya memotifasi peserta didik atau meningkatkan percaya diri peserta didik dengan memuji, dan mengolah data.2. Penyajian DataPenyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid.3. Penarikan Simpulan (Verifikasi)Memberikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara sampai kepada siklus akhir.

DAFTAR PUSTAKA

Bukhari, dkk. (2011). Modul Materi Penelitian Tindakan Kelas Guru TK. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.Drs, H. Isjoni, MSi, PhD. (2009).Model Pembelajaran Anak Usia Dini.Bandung:Alfabeta.Kunandar. (2009). Langkahan Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Lexy J. Moleong. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:Rosdakarya.Nurbiana Dhieni,dkk.(2008). Metode Pengembangan Bahasa.Jakarta: Unversitas Terbuka.Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.Wardhani & Wihardit. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.http://www.maswins.com/2010/02/pentingkah-pendidikan-anak-usia-dini.html. (diakses, 25 Desember 2014).http://ras-eko-blogspot.com. (diakses, 25 Desember 2014).

14