skripsi 1 (bmt)

35
 PEMAHAMAN PEDAGANG KECIL DI PASAR KEBAYORAN LAMA TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH BMT AL-FATH IKMI JAKARTA SELATAN PRPOPSAL SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan Tugas Metodelogi Penelitian Sebagai tugas akhir mata kuliah Oleh Nama : Muhamad Ihsan Hadzami NIM :107084003269 Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: ahmad-gin

Post on 06-Jul-2015

1.094 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 1/35

 

PEMAHAMAN PEDAGANG KECIL DI PASAR KEBAYORAN LAMA TERHADAP

PEMBIAYAAN MUDHARABAH BMT AL-FATH IKMI

JAKARTA SELATAN

PRPOPSAL SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan Tugas Metodelogi Penelitian

Sebagai tugas akhir mata kuliah

Oleh

Nama : Muhamad Ihsan Hadzami

NIM :107084003269

Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010

Page 2: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 2/35

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin memprihatinkan dan tuntutan

masyarakat terhadap perbaikan sistem ekonomi dirasakan perlu adanya sumber-sumber 

keuangan untuk penyediaan dana guna membiayai usaha masyarakat. Kesulitan yang

dihadapi oleh para pedagang kecil dalam mengembangkan usahanya antara lain

keterbatasan modal usaha, dikarenakan sumber dana dari luar yang bisa membantu

mengatasi kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. Bank menyediakan jasa

  perkreditan untuk mengatasi masalah keterbatasan modal usaha para pedagang kecil.

Sektor perkreditan bagi bank sendiri merupakan salah satu usaha yang sangat penting

karena pendapatan bunga dari kredit sebagai komponen yang dominan dibandingkan

dengan jasa-jasa perbankan lainnya, dalam pemberian kredit kepada masyarakat pihak 

 bank akan selalu dihadapkan pada risiko yang cukup besar seperti apakah dana bantuan

kredit yang dipinjamkan tersebut akan dapat diterima kembali sesuai dengan yang telah

disepakati atau tidak. Bank meminta jaminan kepada nasabah sebagai pengaman apabila

debitur tidak mampu melunasi kreditnya. Penyediaan jaminan untuk memperoleh kredit

menjadi pembatas bagi pedagang kecil untuk bisa memanfaatkan jasa perkreditan

dikarenakan tidak semua pedagang kecil mampu menyediakan jaminan yang

dipersyaratkan oleh bank.

Page 3: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 3/35

 

Bank syariah menurut Sumitro (1996:20) adalah lembaga keuangan perbankan yang

operasional dan produknya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Karakteristik bank 

syariah dalam segi teknis mempunyai perbedaan yang mendasar dengan bank umum

diantaranya:

1.  Beban biaya yang disepakati bersama waktu akad perjanjian diwujudkan dalam

 bentuk jumlah nominal, yang penentuan besarnya dilakukan dengan kebebasan tawar-

menawar dalam batas wajar.

2.  Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu

dihindari, karena persentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu

 perjanjian telah berakhir.

3.  Bank syariah tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti di

dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek.

4.  Pengerahan dana masyrakat dalam bentuk deposito tabungan oleh penyimpan

dianggap sebagai titipan sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang

diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank yang

 beroperasi sesuai dengan prinsip syariah.

5.  Dewan pengawas syariah (DPS) bertugas untuk mengawasi operasionalisasi bank dari

sudut syariahnya.

6.  Fungsi kelembagaan bank syariah selain menjembatani antara pihak pemilik modal

dengan pihak yang membutuhkan dana juga berkewajiban menjaga dan bertanggung

  jawab atas keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu apabila dana

diambil oleh pemiliknya.

Page 4: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 4/35

 

Dalam praktek perbankan menurut Irmayanto (1998:72) bank syariah memiliki

 perbedaan dengan bank konvensional,diantaranya:

1.  Bank konvensional menaikkan tingkat suku bunga simpanan yang akan diikuti dengan

suku bunga pinjamannya.

2.  Pada bank syariah, pengurangan uang beredar akan menekan laju inflasi dan

menurunkan biaya produksi pada investasi debitur sehingga debitur akan memperoleh

tambahan keuntungan yang akan dibagihasilkan kepada bank. Tambahan keuntungan

 pada bank akan dibagihasilkan kepada nasabah penyimpan dana untuk mempercepat

kegiatan ekonomi.

Baitul Maal Wattamwil (BMT) merupakan bagian dari bank syariah atau semacam

LSM yang beroperasi seperti bank koperasi dengan pengecualian ukurannya yang kecil

dan tidak mempunyai akses ke pasar uang. Baitul Maal Wattamwil menurut Ilmi

(2002:65) terdiri dari dua istilah yaitu baitul maal dan baitut tamwil. Baitul maal adalah

lembaga keuangan umat islam yang mengelola dana umat islam yang bersifat sosial dan

sumber dana baitul mal berasal dari zakat, infaq, sodaqoh, hibah dan lain-lain sedangkan

  baitut tamwil adalah lembaga keuangan yang mengelola dana umat yang sifatnya

komersial yang sesuai dengan syariat islam. Baitul Maal Wattamwil (BMT) berfungsi

menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat sebagaimana bank atau lembaga

keuangan yang lain. Baitul Maal Wattamwil (BMT) berdiri dengan gagasan fleksibilitas

dalam menjangkau masyarakat kalangan bawah yaitu lembaga ekonomi rakyat kecil

karena kebanyakan dari mereka adalah pedagang kecil yang tidak bisa memanfaatkan

fasilitas kredit dari bank konvensional untuk mengembangkan usaha, hal ini disebabkan

  prosedur bank konvensional yang sulit serta kelemahan yang dimiliki oleh pedagang

kecil dan pengusaha kecil dalam hal manajemen, pemasaran dan jaminan yang

merupakan factor-faktor penting bagi penilaian bank.

Page 5: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 5/35

 

 

Prinsip Operasi Baitul Maal Wat Tamwil menurut Sudarsono (2005:101- 102) terdiri

dari:

1.  Prinsip bagi hasil

2.  Sistem Jual Beli

Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam pelaksanaanya BMT

mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang

atas nama BMT, kemudian bertindak sebagai penjual dan menjual barang yang

telah dibelinya tersebut bengan ditambah mark-up.

3.  Sistem non-profit

Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebijakan ini merupakan

  pembiayaan yang bersifat sosial dan non komersial, nasabah cukup

mengembalikan pokoknya saja.

4.  Akad Bersyarikat

Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan masing-masing

  pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk) dengan perjanjian

 pembagian keuntungan/kerugian yang disepakati

5.  Produk Pembiayaan

Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam diantara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam

untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu.

Bagi hasil dikenal juga dengan istilah profit sharing. Bagi hasil menurut Ridwan

(2005:120-121) yaitu distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu

  perusahaan. Penentuan tingkat bagi hasil dihitung setiap bulan atau setiap periode

tertentu sesuai dengan periode perhitungan pendapatan usaha sesuai dengan nisbah

Page 6: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 6/35

 

yang ditentukan dimuka. Nisbah merupakan proporsi pembagian bagi hasil dan

 biasanya ditentukan dengan suatu perbandingan.

Tabel 1. Tabel Pembiayaan Mudharabah pada BMT AL-FATH IKMI Jakarta Selatan

  No Tahun Jumlah Nasabah Jumlah Pembiayaan

1 2009 509 Rp. 468.000.300

2 2010 1738 Rp. 1.995.094.000

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah nasabah pembiayaan

mudharabah pada AL-FATH IKMI Jakarta Selatan mengalami peningkatan sebanyak 

4,2 kali lipat. Peningkatan pembiayaan mudharabah pada AL-FATH IKMI Jakarta

Selatan diduga karena AL-FATH IKMI Jakarta Selatan berprinsip syariah dengan

sistem bagi hasil sesuai dengan harapan nasabah. Apabila usaha nasabah merugi maka

nasabah cukup mengembalikan pokoknya saja. Metode perhitungan bagi hasil pada

waktu akad yang digunakan oleh AL-FATH IKMI Jakarta Selatan adalah profit

sharing yaitu perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba dari pengelola

dana. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan pembiayaan pada

AL-FATH IKMI Jakarta Selatan diantaranya adalah alasan keuangan, alasan

 perluasan jenis barang dan alasan perbaikan tempat usaha. Berdasarkan permasalahan

di atas, maka menarik untuk dilakukan suatu penelitian dengan judul ³Analisis

Pemahaman Pedagang Kecil Di Pasar Kebayoran Lama Terhadap Pemanfaatan

Pembiayaan Mudharabah BMT AL-FATH IKMI Jakarta Selatan´

Page 7: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 7/35

 

1.2 Permasalahan

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1.  Bagaimana pemahaman pedagang kecil di pasar Kebayoran Lama terhadap

 pemanfaatan pembiayaan mudharabah di BMT AL-FATH IKMI Jakarta Selatan?

2.  Seberapa besar pengaruh pemahaman pedagang kecil di pasar Kebayoran Lama

terhadap pemanfaatan pembiayaan mudharabah di BMT AL-FATH IKMI Jakarta

Selatan?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian ini adalah:

a.  Mengetahui Pemahaman pedagang kecil terhadap pemanfaatan pembiayaan

mudharabah BMT AL-FATH IKMI Jakarta Selatan.

 b.  Mengetahui pengaruh persepsi pedagang kecil terhadap pemanfaatan pembiayaan

mudharabah BMT AL-FATH IKMI Jakarta Selatan.

1.3.2 Kegunaan penelitian ini adalah:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai macam kegunaan diantaranya:

a.  Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan wawasan serta menambah

khasanah kepustakaan khususnya di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan

Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan.

 b.  Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi pihak 

BMT dalam rangka pembinaan kepada usaha kecil dan menengah.

Page 8: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 8/35

 

 

c.  Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang penulis

dapatkan di bangku kuliah ke dalam kondisi praktis yang ada di masyarakat.

1.4 Penilitian Terdahulu

1.  Anik Suryanti

Rahman melakukan penelitian baitul maal wa tamwil (BMT) (Studi Tentang Aspek 

Kelembagaan Di BMT ³SUMBER USAHA´

Tengaran, Semarang).

2.  Muhammad Bardaini

Rahman melakukan penelitian tentang hubungan kredit usaha baitul maal

wattamwil (BMT) dengan pendapatan usaha mikro di Kabupaten Tegal.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi yang

  bertujuan untuk memudahkan jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi

skripsi. Sistematika penulisan skripsi dibagi menjadi tiga bagian pokok.

I. Bagian Awal terdiri dari Judul Skripsi, Abstrak, Pengesahan, Motto dan Persembahan,

Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, dan Daftar Lampiran.

II. Bagian Isi, terdiri dari

Page 9: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 9/35

 

BAB I PENDAHULUAN

Diuraikan tentang Alasan Pemilihan Judul, Permasalahan, Tujuan Penelitian dan

Kegunaan, Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Diuraikan mengenai teori-yeori yang digunakan sebagai dasar pembahasan selanjutnya,

meliputi: Persepsi Pedagang Kecil, Pembiayaan Mudharabah dan Baitul Mal Wattamwil.

BAB III METODE PENELITIAN

Diuraikan tentang Populasi dan Sampel Penelitian, Variabel Penelitian, Metode

Pengumpulan Data, Analisis Data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini merupakan pelaporan hasil penelitian serta pembahasan Dari Hasil Penelitian.

BAB V PENUTUP

Diuraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. 

III. Bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran

Page 10: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 10/35

 

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pembiayaan

Pembiayaan menurut Hendry (1999:25) adalah kerjasama antara lembaga dan

nasabah dimana lembaga sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan nasabah

sebagai fungsi untuk menghasilkan usahanya. Pembiayaan menurut Undang-

Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 kemudian direvisi menjadi Undang-Undang

Perbankan No. 10 tahun 1998 dalam Wibowo (2005:35) Pasal 1 ayat 12

menyatakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk 

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil. Pasal 1 ayat 13 berbunyi prinsip syariah adalah aturan

  perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk 

menyimpan dana dan pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang

dinyatakan sesuai dengan syari¶ah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip

  bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musharakah),  prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah),   pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa

 pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang

yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain.

Dari pengertian pembiayaan diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan

adalah suatu pemberian pinjaman berdasarkan prinsip kepercayaan dan persetujuan

  pinjam-meminjam antara pemilik modal dan nasabah sebagai fungsi untuk 

Page 11: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 11/35

 

menghasilkan usahanya dimana nasabah berkewajiban mengembalikan hutangnya

sesuai dengan persetujuan yang disepakati.

Secara umum tujuan pembiayaan menurut Muhammad (2005:17-18)

dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat makro

dan tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro.

Secara makro pembiayaan bertujuan untuk:

a.  Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak dapat akses secara

ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses

ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatkan taraf ekonominya.

 b.  Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk pengembangan usaha

membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh dengan

melakukan aktivitas pembiayaan. Pihak yang surplus dana menyalurkan

kepada pihak yang minus dana, sehingga dapat tergulirkan

c.  Meningkatkan produktivitas, artinya: adanya pembiayaan memberikan

  peluang bagi masyarakat usaha mampu meningkatkan daya produksinya.

Sebab upaya produksi tidak akan jalan tanpa adanya dana.

d.  Membuka lapangan kerja baru, artinya: dengan dibukanya sektor-sektor usaha

melalui penambahan dana pembiayaan maka sektor usaha tersebut akan

menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti menambah atau membuka lapangan

kerja baru.

e.  Terjadi distribusi pendapatan, artinya: masyarakat usaha produktif mampu

melakukan aktivitas kerja berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari

hasil usahanya. Penghasilan merupakan bagian dari pendapatan masyarakat.

Jika ini terjadi maka akan terdistribusi pendapatan.

Page 12: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 12/35

 

Secara mikro pembiayaan diberikan dalam rangka untuk:

a. Upaya memaksimalkan laba, artinya: setiap usaha yang dibuka memiliki

tujuan yaitu menghasilkan laba usaha. Untuk dapat menghasilkan laba yang

maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukup.

 b. Upaya meminimalkan risiko, artinya: usaha yang dilakukan agar mampu

menghasilkan laba maksimal maka pengusaha harus mampu meminimalkan

risiko yang mungkin timbul. Risiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh

melalui tindakan pembiayaan.

c. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya: sumber daya ekonomi dapat

dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan

sumber daya manusia serta sumber daya modal. Dengan demikian pembiayaan

 pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber-sumber daya ekonomi.

d. Penyaluran kelebihan dana, artinya: dalam kaitannya masalah dana maka

mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan

 penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus) kepada pihak 

yang kekurangan (minus) dana.

Fungsi pembiayaan di dalam perekonomian atau perdagangan dan keuntungan

dalam garis besarnya menurut Muhammad (2005:17-21) adalah:

1.  Meningkatkan daya guna uang Para penabung menyimpan uangnya di bank 

dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang tersebut dalam persentase

tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan

 produktivitas.

Page 13: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 13/35

 

2.  Meningkatkan daya guna barang

Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat memindahkan barang dari

suatu tempat ke tempat yang kegunaanya kurang ke tempat yang lebih

  bermanfaat. Pemindahan barang-barang tersebut tidaklah dapat diatasi oleh

keuangan para distributor aja dan oleh karenanya mereka memerlukan bantuan

 permodalan dari bank berupa pembiayaan.

3.  Meningkatkan peredaran uang.

Melalui pembiayaan peredaran uang kartal maupun uang giral akan lebih

  berkembang karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha

sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif maupun

kuantitatif.

4.  Menimbulkan kegairahan berusaha

Setiap manusia adalah makhluk yang selalu berusaha memenuhi kebutuhanya.

Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi

  peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan

kemampuannya yang berhubungan dengan manusia lain yang mempunyai

kemampuan. Karena itulah maka pengusaha akan selalu berhubungan dengan

 bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningkatan usahanya.

5.  Stabilitas ekonomi

Dalam keadaan ekonomi kurang sehat, langkah-langkah stabilitas pada

dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk antara lain :

a. Pengendalian inflasi.

 b. Peningkatan ekspor.

c. Rehabilitasi prasarana.

d. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok.

Page 14: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 14/35

 

6.  Sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional Syarat-syarat

Pembiayaan Perbankan Bagi UMKM :

1.  Usia Minimum 17 tahun.

2.  Menyerahkan fotokopi kartu keluarga.

3.  Menyerahkan fotokopi KTP suami istri.

4.  Menyerahkan foto suami istri.

5.  Menyerahkan fotokopi surat nikah suami istri.

6.  Apabila belum menikah melampirkan fotokopi KTP orangtua dan surat

 persetujuan orangtua untuk mengambil kredit.

7.  Menyerahkan jaminan sertifikat rumah atau BPKB.

2.1.2 Mudharabah

Mudharabah menurut At-Tariqi (2004:147) adalah transaksi dimana seseorang

membayar kepada orang lain untuk dipergunakan dalam perdagangan dan

keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan bersama. Mudharabah

menurut Muhammad (2005:102) adalah kerjasama usaha antara dua pihak dimana

  pihak pertama sebagai pemilik dana (  shahibul maal) menyediakan seluruh dana

sedangkan pihak lainnya (mudharib) mengelola usaha dengan keuntungan usaha

dibagi menurut kesepakatan bersama yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan

apabila usaha rugi bukan akibat kelalaian pengelola usaha maka kerugian

ditanggung oleh pemilik dana ( shahibul maal).

Page 15: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 15/35

 

Gambar 1. Mudharabah

Unsur- unsur yang terdapat dalam pembiayaan mudharabah menurut

Muhammad (2005:102-105) adalah :

1. Ijab dan Qabul

Ijab dan qabul antara kedua pihak memiliki syarat-syarat yaitu harus jelas

menunjukan maksud untuk melakukan kegiatan mudharabah dan harus

dertemu antara kedua belah pihak agar dicapai kesepakatan.

2. Adanya dua pihak (pihak penyedia dana dan pengusaha)

Para pihak disyaratkan cakap bertindak secara syar¶I artinya penyedia dana

memiliki kapasitas untuk menjadi pemodal dan pengusaha memiliki

kapasitas menjadi pengelola.

3. Adanya modal.

Adapun syarat-syarat modal adalah modal harus jelas jumlah dan jenisnya

dan diketahui oleh kedua belah pihak pada waktu dibuatnya akad

mudharabah sehingga tidak menimbulkan sengketa dalam pembagian

keuntungan karena ketidakjelasan jumlah dan modal harus berupa uang

 bukan barang.

Perjanjian

Bagi Hasil  Nasabah

Keuangan

Modal

Proyek Usaha

Pembagian

Keuntungan

Page 16: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 16/35

 

4. Adanya Usaha (al-µaml)

Jenis usaha yang diperbolehkan adalah semua jenis usaha tentu saja tidak 

hanya menguntungkan tetapi juga harus sesuai dengan  syari¶ah sehingga

merupakan usaha yang halal. Dalam usaha ini   penyedia dana tidak boleh

ikut campur dalam teknis operasional dan manajemen usaha dan tidak boleh

membatasi usaha  sedemikian rupa sehingga mengakibatkan upaya

 pemerolehan keuntungan maksimal tidak tercapai. 

5. Adanya keuntungan

Keuntungan disyaratkan bahwa keuntungan tidak boleh di hitung

 berdasarkan persentase dari jumlah modal yang diinvestasikan, melainkan

hanya keuntungannya saja setelah dipotong besarnya modal, keuntungan

untuk masing-masing pihak tidak ditentukan dalam jumlah nominal dan

nisbah pembagian keuntungan ditentukan dengan persentase.

Karakteristik transaksi mudharabah dalam Harahap (2005:72) adalah

sebagai berikut:

1. Dana Mudharabah

Dana mudharabah yang dihimpun harus dalam bentuk uang tunai dan bukan

  piutang serta dinyatakan dengan jelas jumlahnya dan harus diserahkan

kepada mudharib untuk memungkinkannya melakukan usaha.

2. Keuntungan

Pembagian keuntungan harus didasarkan sesuai dengan nisbah yang

disepakati pada awal dan dituangkan dalam akad. Apabila ditetapkan bahwa

semua keuntungan untuk satu pihak saja, atau sejumlah uang masuk untuk 

salah satu pisak saja tanpa persen pembagian maka muamalat tersebut tidak 

Page 17: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 17/35

 

sah. Nisbah keuntungan berdasarkan perjanjian yang disetujui pada awal

kontrak dan tidak ada jaminan kepada shahibul maal bahwa shahibul maal

akan memperoleh keuntungan. Dalam hal usaha yang dijalankan

mengalami kerugian dan kerugian tersebut bukan kesalahan atau kelalaian

mudharib maka kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung oleh shahibul

maal. Mudharib hanya akan menanggung kerugian dari segi waktu dan

tenaga saja.

3. Peranan Bank Islam dalam hal pencampuran harta dan benda mudharabah

dengan pihak ketiga merupakan hal penting dalam bidang operasinya.

Karena bank adalah ³badan perantara´ antara unit kelebihan dan unit

kekurangan dimana dalam perantaraan itu amat diperlukan pandangan

  bahwa hubungan langsung antara kedua unit itu amat sukar diwujudkan

tanpa perantaraan bank karena sebab-sebab tertentu antara lain kemampuan

  beberapa unit kelebihan yang tidak mencukupi untuk menampung

keperluan unit kekurangan yang memerlukan biaya berjuta-juta rupiah, tapi

melalui tabung yang dikendalikan bank maka keperluan itu dapat diatasi.

Jenis-jenis mudharabah menurut Harahap (2005:71) adalah sebagai berikut:

1. Mudharabah Muthlaqah (Investasi Tidak Terikat)

Mudharabah mutlaqah adalah pemilik dana memberikan kebebasan kepada

 pengelola dana untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan apapun

yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak terikat dengan waktu,tempat,

 jenis perusahaan dan pelanggan.

Investasi tidak terikat pada usaha perbankan syariah diaplikasikan pada

tabungan dan deposito.

Page 18: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 18/35

 

2. Mudharabah Muqayyadah (Investasi Terikat)

Mudharabah muqayyadah adalah pemilik dana membatasi atau memberi

syarat batasan kepada pengelola dana mengenai tempat, cara dan obyek 

investasi.

Kedudukan bank pada investasi terikat pada prinsipnya sebagai agen saja, dan

atas kegiatannya tersebut bank menerima imbalan berupa fee. Pola dalam

investasi terikat dapat dilakukan dengan cara:

a.  C hanelling , apabila semua resiko ditanggung oleh pemilik dana, bank 

sebagai agen tidak menanggung resiko apapun.

 b.   Executing, apabila semua risiko ditanggung oleh pemilik dana, bank 

sebagai agen juga menanggung risiko.

2.1.3 Metode Bagi Hasil

Bagi hasil dikenal juga dengan istilah  profit sharing dalam Ridwan (2005:120-

121) yaitu distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu

 perusahaan. Penentuan tingkat bagi hasil dihitung setiap bulan atau setiap periode

tertentu sesuai dengan periode perhitungan pendapatan usaha sesuai dengan nisbah

yang ditentukan dimuka.  Nisbah merupakan proporsi pembagian bagi hasil dan

  biasanya ditentukan dengan suatu perbandingan. Konsep bagi hasil pada bank 

syariah yang terdapat pada IBI (2003:265) adalah:

1.  Pemilik dana menginvestasikan dananya melalui lembaga keuangan bank yang

 bertindak sebagai pengelola dana.

2.  Pengelola/bank syariah mengelola dana tersebut dalam system  pool of fund ,

selanjutnya bank akan menginvestasikan dana tersebut ke dalam proyek/usaha

yang layak dan menguntungkan serta memenuhi aspek syariah.

Page 19: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 19/35

 

3.  Kedua belah pihak menandatangani akad yang berisi ruang lingkup kerjasama,

nominal, nisbah, dan jangka waktu berlakunya kesepakatan tersebut.

Mekanisme perhitungan bagi hasil dapat didasarkan pada dua cara (Wiyono

2005:57-58) yaitu:

1. Profit Sharing (bagi laba)

Perhitungan bagi hasil menurut  profit sharing  adalah perhitungan bagi hasil

yang mendasarkan pada laba dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha

dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut.

Kelebihan pada perhitungan bagi hasil menurut  profit sharing  adalah semua

 pihak yang terlibat dalam akad akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan laba

yang diperoleh atau tidak akan mendapatkan laba apabila pengelola dana

mengalami kerugian yang normal. Kelemahan dari perhitungan bagi hasil

menurut  profit sharing adalah pemilik dana tidak akan mendapatkan bagi hasil

apabila pengelola dana menderita kerugian.

2. Revenue Sharing (bagi pendapatan)

Perhitungan bagi hasil menurut revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil

yang mendasarkan pada revenue (pendapatan) dari pengelola dana, yaitu

  pendapatan usaha sebelum dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan

  pendapatan usaha tersebut. Kelebihan pada perhitungan bagi hasil menurut

revenue sharing adalah kedua belah pihak akan selalu mendapatkan bagi hasil

karena bagi hasil dihitung dari pendapatan pengelola dana. Kelemahan dari bagi

hasil menurut revenue sharing adalah pemilik dana akan memperoleh bagi hasil

walaupun pengelola dana mengalami kerugian.

Page 20: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 20/35

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil (Ridwan 2005:123-124) adalah:

1.  Faktor langsung (direct factor) yang dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil

meliputi:

a.   I nvestment rate, merupakan prosentase aktual dana yang dapat

diinvestasikan dari total dana yang terhimpun.

 b.  Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana

dari berbagai sumber yang dapat diinvestasikan.

c.   Nisbah ( profit sharing) merupakan proporsi pembagian hasil usaha.

2. Faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil meliputi :

a.  Penentuan biaya dan pendapatan.

Pemilik dana dan pengelola usaha akan melakukan  share   baik dalam

 pendapatan maupun biaya. Jika semua biaya ditanggung oleh pemilik dana

maka hal ini disebut revenue  sahring. 

 b.  Kebijakan akuntansi.

c.  Bagi hasil akan dibayarkan sesuai dengan kebijakan akuntansinya.

Perbedaan penerapan metode bunga pada bank konvensional dan metode bagi hasil

 pada bank syariah seperti pada tabel 3.

Tabel 2. Perbedaan Metode Bunga dengan Metode Bagi Hasil

Metode Bunga Metode Bagi Hasil

Penentuan bunga dibuat pada waktu akad

dengan tanpa berpedoman pada untungrugi.

Penentuan besarnya rasio bagi hasil

dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung

rugi.

Besarnya presentase berdasarkan pada  

uang (modal) yang dipinjamkan

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan

 pada  keuntungan yang diperoleh

Page 21: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 21/35

 

Pembayaran bunga tetap seperti

dijanjikan tanpa pertimbangan apakah

 proyek yang akan dijalankan oleh

untung atau rugi.

Bagi hasil bergantung pada keuntungan

 proyek yang dijalankan. bila usaha

merugi, kerugian akan ditanggung

 bersama oleh kedua belah pihak.

  pembayaran bunga tidak meningkat

sekalipun  keuntungan berlipat

  pembagian laba meningkat sesuai

dengan peningkatan   pendapatan

Eksistensi bunga diragukan. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.

Sumber: Antonio (2001:16)

2.1.4 Pemahaman

Pemahaman menurut Krehtner (2005:202-213) adalah proses interpretasi

seseorang akan lingkungannya. Pemahaman sosial meliputi empat tahap proses

informasi, yaitu:

1.  Tahap pertama adalah perhatian yang selektif dan pemahaman. Pada fase ini

terjadi proses untuk menyadari sesuatu atau orang.

2.  Tahap kedua adalah pengkodean dan penyederhanaan. Pada fase ini penerima

  pesan memberikan informasi-informasi dalam kategori kognitif. Kategori

kognitif yaitu gambaran mental atas suatu peristiwa atau objek..

3.  Tahap ketiga adalah penyimpanan. Pada fase ini penerima pesan memasukkan

informasi ke dalam ingatan jangka panjang yang tersusun dalam tiga ruangan

yaitu informasi tentang peristiwa khusus dan umum, semantik yaitu ruangan

yang menunjukkan pada pengetahuan umum tentang dunia, individu yaitu

ruangan yang berisikan tentang individu tunggal atau kelompok-kelompok 

organisasi.

4.  Tahap keempat adalah tanggapan, penilaian dan keputusan. Pada fase ini

keputusan didasarkan pada penafsiran dan perpaduan antara informasi kategori

yang disimpan dalam ingatan jangka panjang.

Page 22: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 22/35

 

2.1.5 Pedagang Kecil

Pedagang kecil atau pengecer (Swastha 2005:192) adalah sebuah lembaga

yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk 

keperluan pribadi. Pedagang dapat dibedakan atas tiga macam (Wardani 2003:18)

yaitu :

1.  Pedagang besar, yaitu seseorang yang melaksanakan transaksi secara besar-

  besaran, artinya orang tersebut membeli barang dalam partai besar dan

menjualnya kembali secara besar-besaran pula sehingga tidak melayani

  pembelian secara eceran. Termasuk dalam kelompok pedagang besar adalah

grosir dan tengkulak.

2.  Pedagang eceran, yaitu orang yang melakukan transaksi pembelian barang

secara besar-besaran dan menjualnya kembali secara eceran/kecil-kecilan.

3.  Pedagang kecil, yaitu orang yang melakukan kegiatan pembelian barang secara

eceran/kecil-kecilan.

4.  Pedagang kecil, yaitu orang yang melakukan kegiatan pembelian barang secara

kecil kecilan dan menjualnya kembali secara kecilkecilan pula.

Kriteria usaha kecil dalam Undang-undang no 9 tahun 1995 adalah :

1.  Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000 tidak termasuk tanah,

dan bangunan tempat usaha.

2.  Milik warga negara Indonesia.

3.  Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan yang

dimiliki/dikuasai/berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung.

4.  Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum.

 

Page 23: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 23/35

 

Karakteristik Usaha Kecil

Maltzman (1985), Hennesy (1984), CICA (1988) dalam Indriasari

(2001:83) mengkategorikan usaha kecil dalam primary dan secondary

characteristic.

Primary characteristic (karakteristik primer) yaitu konsentrasi kepemilikan, tidak 

adanya pemisahan tugas yang jelas, operasinya sederhana dan tidak memiliki

dokumentasi yang formal. Secondary characteristic (karakteristik sekunder) yaitu

keterbatasan pengetahuan pekerja mengenai akuntansi, otoritas manajemen terpusat

serta pengambil kebijakan tidak aktif dan efektif.

Sektor usaha kecil yang didalamnya termasuk pedagang kecil mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut :

1.  Usaha yang dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum.

2.  Operasinya tidak mempertimbangkan keunggulan yang mencolok.

3.  Usaha yang dimiliki dan dikelola oleh satu orang.

4.  Usaha tidak memiliki karyawan.

5.  Modal dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi.

6.  Wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya.

Masalah-masalah yang dihadapi oleh usaha kecil Sutojo (1994:25) dalam Wardani

(2003:19) mencakup hal-hal sebagai berikut:

1.  Umumnya usaha kecil memulai usahanya dengan bermodalkan sedikit dana

dan keterampilan yang dimiliki.

2.  Terbatasnya sumber-sumber dana yang dapat mereka manfaatkan untuk 

membantu kelancaran usahanya, diantaranya dari kredit pemasok (suplier) dan

 pinjaman bank. Itu pun dari bank yang mau melayani usaha kecil.

Page 24: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 24/35

 

3.  Kemampuan mereka untuk memperoleh pinjaman kredit dari bank relatif 

rendah. Diantara penyebab-penyababnya adalah kekurang mampuan mereka

dalam menyediakan jaminan, proposal kredit yang lemah dan lain-lain.

4.  Banyak diantara mereka yang tidak / belum mengerti dari pencatatan keuangan.

Setelah mengetahui ciri-ciri dari usaha kecil, maka hal-hal yang perlu diperhatikan

usaha kecil yang bergerak dibidang eceran atau toko :

1.  Harus tahu siapa pembeli dan jumlah pembeli.

2.  Berapa perusahaan yang berjualan bersama.

3.  Apakah letak toko mudah dicapai.

4.  Adakah keluhan pembeli tentang pelayanan, pembungkusan, harga yang lebih

mahal dari tempat lain dengan bahan yang sama.

Aspek-aspek diatas adalah bagian penting dari pemasaran yang harus bisa

dijawab dengan positif. Karena pada dasarnya, bagaimanapun kehebatan sebagai

  pedagang apabila barang tidak terjual atau lambat terjual atau pembeli tidak 

  bertambah maka cepat atau lambat usaha yang sedang dikelola akan gagal.

Beberapa penggolongan pedagang kecil antara lain :

1.  Pedagang daging dan ikan.

2.  Pedagang tekstil dan pakaian.

3.  Pedagang sayur dan rempah-rempah.

4.  Pedagang kelontong.

5.  Pedagang makanan dan minuman.

6.  Penjual jasa.

7.  Pedagang buah-buahan dan lain sebagainya

Page 25: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 25/35

 

2.1.5 Kerangka Berpikir 

Setiap pedagang baik besar maupun kecil selalu berusaha untuk dapat

mengembangkan usahanya. Salah satu kendala yang dihadapi oleh para pedagang

dalam mengembangkan usahanya antara lain keterbatasan modal usaha yang

dimiliki. Kredit atau pembiayaan merupakan salah satu jalan yang dapat diambil

oleh para pedagang dalam penambahan modal. Bank menyediakan jasa perkreditan

untuk mengatasi masalah kekurangan modal bagi para pedagang. Bank meminta

 jaminan kepada nasabah sebagai pengaman apabila debitur tidak mampu melunasi

kreditnya. Penyediaan jaminan untuk memperoleh kredit menjadi pembatas bagi

 pedagang kecil untuk bisa memanfaatkan jasa perkreditan dikarenakan tidak semua

 pedagang kecil mampu menyediakan jaminan yang dipersyaratkan oleh bank.

Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT AL-FATH IKMI Jakarta Selatan.

menyediakan jasa pembiayaan untuk mengatasi masalah kekurangan modal bagi

 pedagang kecil dengan sistem bagi hasil yaitu pembiayaan mudharabah. Beberapa

alasan para pedagang kecil mengambil pembiayaan mudharabah pada KJKS BMT

AL-FATH IKMI Jakarta Selatan. antara lain pandangan prosedur pembiayaan,

  pandangan kesesuaian bagi hasil dan pandangan sarana dan pra sarana. Untuk 

memperjelas pemahaman pedagang kecil di pasar Kebayoran lama terhadap

 pembiayaan mudharabah, dapat ditunjukkan gambar sebagai berikut :

Gambar 2Kerangka Berpikir 

Pemahaman Pedagang Kecil Pembiayaan Mudharabah

Page 26: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 26/35

 

2.2 HIPOTESIS

Hipotesis menurut Arikunto (2002:67) adalah suatu jawaban sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Jadi

hipotesis merupakan suatu kesimpulan atau jawaban sementara yang masih perlu

adanya pembuktian atas kebenaran.

Hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh pemahaman pedagang kecil

terhadap pembiayaan mudharabah BMT AL-FATH IKMI Jakarta Selatan.

Ho : = 0 Pedagang Kecil memahami pembiayaan Mudharabah.

Ha : � 0 Pedagang Kecil tidak memahami pembiayaan Mudharabah.

Page 27: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 27/35

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang kecil di pasar Kanjengan yang

mengambil pembiayaan mudharabah pada AL-FATH IKMI Jakarta Selatan tahun 2010

sebanyak 1738 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3. Populasi Pembiayaan Mudharabah Tahun 2010

  No Bulan Jumlah Nasabah Jumlah Pembiayaan

1 Januari 89 Rp. 86.550.000

2 Februari 100 Rp. 127.550.000

3 Maret 118 Rp. 112.100.000

4 April 160 Rp. 206.876.000

5 Mei 151 Rp. 176.650.000

6 Juni 169 Rp. 187.900.000

7 Juli 196 Rp. 205.950.000

8 Agustus 192 Rp. 244.150.000

9 September 201 Rp. 199.100.000

10 Oktober 168 Rp. 217.850.000

11 November 55 Rp. 74.378.000

12 Desember 139 Rp. 156.040.000

Jumlah 1738 Rp.1.995.094.000

(Sumber: Daftar Pembiayaan Pedagang Kecil thn 2010KJKS Cab.Selatan)

Page 28: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 28/35

 

3.2 Sampel Penelitian

Sampel menurut Narbucko (2005:107) adalah sebagian individu yang diselidiki dari

keseluruhan individu penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pedagang

kecil di pasar Kebayoran lama yang mengambil pembiayaan mudharabah BMT AL-

FATH IKMI Jakarta Selatan..

Pengambilan besarnya sampel menurut Arikunto (2002:109,112) tergantung dari :

1.  Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

2.  Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut

 banyak sedikitnya dana.

3.  Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Pengambilan minimum ukuran sampel dalam Umar (2003:141) dapat

digunakan rumus slovin sebagai berikut:

 

dimana:

n = ukuran sampel

 N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih

dapat ditolerir.

Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample dalam

 penelitian ini sebesar 10% karena tingkat homogenitas sample yang tinggi.

Maka ukuran sampelnya adalah :

 

 

����������������� 

Page 29: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 29/35

 

Proporsi sampel dari tiap-tiap golongan populasi dihitung seperti di bawah ini :

Tabel 4. Proporsi Sampel Dari Tiap Golongan

Bulan Jumlah Nasabah Proporsi sampel Jumlah Sampel

Januari 89 �  5

Februari 100 � 

5

Maret 118 � 

6

April 160 � 

9

Mei 151 � 

8

Juni 169

� 

9

Juli 196 � 

11

Agustus 192 � 

11

September 201 � 

11

Oktober 168 � 

9

  November 55 �

 3

Desember 139 � 

8

Jumlah 1738 95

3.3 Variabel Penelitian

Untuk mempermudah dalam memahami dan menganalisis dalam penelitian ini maka

dikemukakan terlebih dahulu tentang variabel penelitian.

Variabel penelitian menurut Arikunto (2002:96) adalah objek penelitian atau apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian. Adapun variabel penelitian ini meliputi:

Page 30: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 30/35

 

1.  Variabel Independent (X) menurut Narbucko (2005:119) yaitu variable yang secara

 bebas berpengaruh terhadap variabel lain.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah persepsi pedagang kecil di di pasar 

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dengan indikator: pandangan prosedur pelayanan,

 pandangan kesesuaian bagi hasil, pandangan sarana dan prasarana.

2.  Variabel Dependent (Y) menurut Narbucko (2005:119) yaitu variable yang nilainya

dipengaruhi oleh variabel lain.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pembiayaan mudharabah, dengan

indikator persediaan barang, pemenuhan kecukupan uang dan perbaikan perlengkapan

usaha.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka peneliti

menggunakan metode angket dan wawancara.

1.  Metode Angket (Kuesioner)

Metode angket digunakan sebagai cara untuk memperoleh data dengan memberikan

daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya kepada responden (nasabah yang

mengambil pembiayaan mudharabah di KJKS BMT AL-FATH IKMI Jakarta Selatan)

yang hasilnya berupa jawaban dari responden. Metode ini digunakan untuk 

mengungkap persepsi para pedagang mengenai pembiayan mudharabah di KJKS

BMT AL-FATH IKMI Jakarta Selatan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian

ini termasuk dalam kuesioner langsung jenis pilihan artinya bahwa kuesioner itu

diberikan langsung kepada responden yang dimintai jawaban dan dikatakan jenis

  pilihan karena kuesioner tersebut berisi pertanyaan yang disertai empat alternatif 

Page 31: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 31/35

 

  jawaban yang telah disediakan sehingga dalam menjawab terikat kepada sejumlah

kemungkinan jawaban yang sudah disediakan tersebut.

Adapun ketentuan dari empat alternatif jawaban adalah :

a.  Alternatif jawaban a diberi skor 4

 b.  Alternatif jawaban b diberi skor 3

c.  Alternatif jawaban c diberi skor 2

d.  Alternatif jawaban d diberi skor 1

2.  Wawancara

Metode wawancara merupakan teknik komunikasi langsung, kepada pedagang kecil

di pasar kebayoran lama Jakarta Selatan maupun pihak BMT AL-FATH IKMI Jakarta

Selatan, untuk memperoleh kejelasan informasi yang berhubungan dengan data

dokumentasi maupun jawaban pengisian kuesioner dari responden.

3.5 Validitas dan Reliabilitas

Data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat

  pembuktian hipotesis. Data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian yang

tergantung dari baik tidaknya instrument pengumpul data. Instrumen yang baik harus

memiliki dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

1.  Validitas

Validitas (Arikunto 200:160 adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara tepat. Suatu instrumen

yang valid atau shahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang

kurang valid mempunyai validitas yang rendah. Untuk mengetahui data yang

Page 32: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 32/35

 

diperoleh maka dilakukan uji validitas dengan rumus korelasi  product   moment 

sebagai berikut:

 

 

Keterangan :

r  xy : Koefisien korelasi.

 N : Jumlah responden.

X : Skor butir.

Y : Skor total.

Penentuan valid atau tidaknya indikator dapat ditentukan dengan

membandingkan antara r hitung dengan r yang terdapat pada tabel. Jika r hitung  lebih

  besar dari r  tabel  maka instrumen dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk 

mengambil data penelitian. Untuk memudahkan perhitungan dipergunakan alat bantu

 berupa Program SPSS Versi 17. Uji validitas dilakukan terhadap 30 sampel sebagai

tr  y out . Untuk jumlah N sebanyak 30, maka degree of freedom adalah sebesar 30 ± 2

= 28. Berdasarkan tabel, untuk df 28 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai r tabel

sebesar 0,374.

2.  Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik (Arikunto 2002:170). Reliabilitas sebagai alat ukur dimaksudkan untuk 

mengetahui sejauh mana kebenaran alat ukur tersebut sesuai atau cocok digunakan

sebagai alatukur.

 

Page 33: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 33/35

 

Keterangan :

r 11 : reliabilitas instrumen.

K : banyaknya butir pertanyaan.

ab2 : jumlah varians butir.

2 : varians total.

Berikut adalah hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini terhadap kedua variabel

 penelitian:

Tabel 5. Uji Reliabilitas

Variabel R hitung R tabel keterangan

Persepsi Pedagang Kecil 0,7990 0,202 Reliabel

Pemanfaatan Pembiayaan 0,7077 0,202 Reliabel

Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan r tabel  product moment,

apabila r hitung > r tabel maka instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk 

mengambil data penelitian. Setelah diuji dan  dianalisis, diperoleh koefisien reliabel

(r 11 ) sebesar 0,7990 untuk  variabel persepsi pedagang kecil dan 0,7077 untuk variabel

 pemanfaatan  pembiayaan mudharabah. Sedangkan nilai r tabel untuk taraf signifikansi 

5% pada N= 95 adalah sebesar 0,202. Jadi kesimpulan yang diperoleh  dari alat

 pengumpul data adalah reliabel, sehingga instrumen tersebut  dapat digunakan untuk 

mengambil data dalam penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil

  penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Metode analisis data yang digunakan

adalah:

Page 34: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 34/35

 

1.  Analisis Deskriptif Persentase

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil data dari variable bebas yaitu

 persepsi pedagang kecil di pasar Kanjengan kota Semarang beserta indikatornya dan

variabel terikat yaitu pembiayaan mudharabah beserta indikatornya.

2.  Analisis Statistik 

Penelitian ini hanya ada satu variabel bebas maka menggunakan model regresi

sederhana (Gujarati 2002:6), dengan spesifikasi model sebagai berikut :

Y = a + bX

Dimana:

Y = Pemanfaatan pembiayaan mudharabah

X = Persepsi pedagang kecil

a = Intersep kurva estimasi (konstanta)

 b = koefisien regresi mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y.

Pembuktian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan denga menggunakan Uji F, yaitu

untuk mengetahui sejauh mana variable bebas yang digunakan mampu menjelaskan

variabel terikat. Jika Fhitung > Ftabel maka menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima

hipotesis alternative (Ha), artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel

terikat.

Selain melakukan pembuktian dengan uji F, dicari koefisien determinasi (R 2 )

keseluruhan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel persepsi pedagang

kecil di pasar Kanjengan Semarang (X) terhadap pemanfaatan pembiayaan

mudharabah (Y).

Page 35: skripsi 1 (BMT)

5/8/2018 skripsi 1 (BMT) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-1-bmt 35/35

 

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, M Syafi¶i. 2001.  Bank S  yariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema

Insani.

Gozali, Ahmad.2005. Serba-Serbi Kredit S  yariah. Jakarta: PT. Elex MediaKomputindo.

Harahap, Sofyan S., Wiroso, dan Muhammad Yusuf. 2005 Akuntansi Perbankan

S  yariah. Jakarta: LPFE Usakti.

Hendry, Arrison. 1999. Perbankan S  yariah. Jakarta: Muamalat Institute.

Ilmi, Makhalul. 2002. Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan S  yariah.

Yogyakarta: UII Press.

Irmayanto, Juli. 1998.  Bank dan Lembaga Keuangan Lainn ya. Jakarta: MediaEkonomi Universitas Trisakti.

Muhammad. 2005. Manajemen Pembia yaan Bank S  yariah. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN.

 Narbuko,Cholid & H.Abu Achmadi. 2005. Metodologi Penelitian . Jakarta: BumiAksara.

Ridwan, Muhammad.2002. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (  B MT).

Yogyakarta: UII Press.

Sumiyanto, Ahmad. 2005. Problem dan Solusi Transaksi Mudharabah.

Yogyakarta: Magistra Insania Presss.

Sumitro, Warkum. 1996. Azas-Azas Perbankan I  slam dan Lembaga-Lembaga

Terkait. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Wiroso. 2005. Penghim punan Dana dan Distribusi Hasil Usaha S  yariah. Jakarta:

PT.Grasindo