skizofrenia panduan praktik klinis tata laksana kasus new

7
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS RSAL Dr. MINTOHARDJO JAKARTA 2014 – 2016 1. Skizofrenia paranoid (ICD 10 : F20.0) 2. Skizofrenia hebefrenik (ICD 10 : F20.1) 3. Skizofrenia katatonik (ICD 10 : F20.2) 4. Skizofrenia tak terinci (ICD 10 : F20.3) 5. Skizofrenia residual (ICD 10 : F20.4) 6. Skizofenia simpleks (ICD 10 : F20.5) 1. Pengertian (Definisi) Gangguan jiwa berat yang ditandai dengan gangguan penilaian realita (waham dan halusinasi) 2. Anamnesis 1. Gangguan perilaku 2. Gangguan pikiran 3. Gangguan afek dan emosi 4. Sudah lebih dari 1 bulan dan menetap 5. Hendaya dalam fungsi sosial, merawat diri dan fungsi peran (bekerja/pendidikan) 6. Tidak dijumpai gangguan kondisi medis umum dan pengaruh zat psikoaktif 3. Pemeriksaan Khusus Psikiatri 1. Penampilan : kurang merawat diri 2. Kesadaran : kompos mentis 3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor : gelisah atau berdiam diri 4. Pembicaraan : kacau 5. Sikap Terhadap Pemeriksa : cenderung tidak kooperatif 1

Upload: hanifanirham

Post on 09-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

panduan skizofrenia

TRANSCRIPT

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)TATA LAKSANA KASUS RSAL Dr. MINTOHARDJOJAKARTA2014 2016

1. Skizofrenia paranoid (ICD 10 : F20.0)2. Skizofrenia hebefrenik (ICD 10 : F20.1)3. Skizofrenia katatonik (ICD 10 : F20.2)4. Skizofrenia tak terinci (ICD 10 : F20.3)5. Skizofrenia residual (ICD 10 : F20.4)6. Skizofenia simpleks (ICD 10 : F20.5)

1. Pengertian (Definisi)Gangguan jiwa berat yang ditandai dengan gangguan penilaian realita (waham dan halusinasi)

2. Anamnesis1. Gangguan perilaku2. Gangguan pikiran3. Gangguan afek dan emosi4. Sudah lebih dari 1 bulan dan menetap5. Hendaya dalam fungsi sosial, merawat diri dan fungsi peran (bekerja/pendidikan)6. Tidak dijumpai gangguan kondisi medis umum dan pengaruh zat psikoaktif

3. Pemeriksaan Khusus Psikiatri1. Penampilan : kurang merawat diri2. Kesadaran : kompos mentis3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor : gelisah atau berdiam diri4. Pembicaraan : kacau 5. Sikap Terhadap Pemeriksa : cenderung tidak kooperatif

B. KEADAAN AFEKTIF1. Afek: Tumpul atau datar, tidak serasi, labil2. Keserasian: Tidak serasi3. Empati : Tidak dapat diempati.

C. FUNGSI INTELEKTUAL (KOGNITIF)Cenderung terganggu namun pada beberapa kasus tidak terganggu.

D. GANGGUAN PERSEPSI1. Halusinasi:dapat disertai halusinasi pendengaran2. Ilusi: dapat disertai ilusi3. Depersonalisasi:dapat disertai depersonalisasi4. Derealisasi :dapat disertai derealisasi

E. PROSES BERPIKIR1. Arus Berpikir : terganggu2. Isi Pikiran : waham, gangguan mirip waham, preokupasi dan lain lain

4. Kriteria Diagnosis1. Sesuai dengan kriteria anamnesis2. Sesuai dengan pemerikasaan psikiatri khusus

5. Diagnosis Kerjaa. Skizofrenia paranoid (ICD 10 : F20.0)b. Skizofrenia hebefrenik (ICD 10: F20.1)c. Skizofrenia katatonik (ICD 10 : F20.2)d. Skizofrenia tak terinci (ICD 10 : F20.3)e. Skizofrenia residual (ICD 10 : F20.4)f. Skizofenia simpleks (ICD 10 : F20.5)

6. Diagnosis Banding1. Gangguan Akibat Kondisi Medis Umum (ICD 10 F0.0)2. Penyalahgunaan alkohol dan zat psikoaktif (ICD 10 F55)3. Gangguan Skizoafektif (ICD 10 F23)4. Gangguan afektif berat (ICD 10 F24)5. Gangguan Waham (ICD 10 F20)

7. Pemeriksaan Penunjang1. Tekanan darah.2. Pemeriksaan laboratorium, darah tepi lengkap, fungsi liver, profil lipid, fungsi ginjal, glukosa sewaktu (ICD 9 CM : 90.59).3. Positive and Negative Syndrome Scale (ICD 9 CM : 94.08)4. Brief Psychiatri Rating scale (ICD 9 CM : 94.08)

8. TerapiA. Fase Akut FarmakoterapiInjeksi, pilihan :1. 1. Haloperidol, dosis 5mg/injeksi, intramuskulus, dapat diulang setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari.2. 2. Olanzapine, dosis l0 mg/injeksi, intramuskulus, dapat diulang setiap dua jam, dosis maksimum 30 mg/hari.3. 3. Aripriprazol, dosis 9,75mg/injeksi (dosis maksimal 29,25mg/hari), intramuskulus, dapat diulang setiap dua jam.4. 4. Diazepam 10mg/'injeksi, intravena/intramuskulus. dosis maksimum 30rng/hari.

Obat OralDaftar Obat Antipsikotika, Dosis dan SediaannyaObat AntipsikotikaDosis Anjuran (mg/hari)Bentuk Sediaan

Antipsikotika Generasi I (APG-I)

Klorpromazin300-1000tablet (25 mg,l00 mg)

Perfenazin16-64tablet (4 mg)

Trifluoperazin15-50tablet (1 mg. 5 mg)

Haloperidol5-20tablet (0.5, 1 mg, 1.5 mg, 2 mg, 5mg) injeksi short acting (5 mg/mL), tetes (2 mg/5 mL), long acting (50 mg/mL)

Fluphenazine decanoate12.5-25long acting (25 mg/mL)

Anti psikotik Generasi II (APG-II)

Aripriprazol10-30tablet (5 mg. 10 mg, 15 mg), tetes (1 mg/mL), discmelt (10 mg, 15 mg) injeksi (9.75 mg mL)

Klozapin150-600tablet (25 mg, 100 mg)

Olanzapin10-30tablet (5 mg, 10 mg). zydis (5 mg. 10 mg). inieksi 10 mg/mL)

Quetiapin300-800tablet IR (25 mg, 100 mg, 200 mg, 300 mg), tablet XR (50 mg, 300 mg, 400 mg)

Risperidon2-8tablet (1 mg, 2 mg, 3 mg), tetes (1 mg/mL), injeksi Long Acting (25 mg, 37.5 mg, 50 mg)

Paliperidon3-9tablet (3 mg, 6 mg, 9 mg)

Zotepin75-150tablet (25 mg, 50 mg)

Pengikatan atau isolasi hanya dilakukan bila pasien berbahaya terhadap dirinya sendiri dan orang lain serta usaha restriksi lainnya tidak berhasil. Pengikatan dilakukan hanya boleh untuk sementara yaitu sekitar 2-4 jam dan digunakan untuk memulai pengobatan.

Terapi lainnya :ECT (terapi kejang listrik)

B. Fase StabilisasiMempertahankan remisi gejala atau untuk mengontrol, meminimalisasi risiko atau konsekuensi kekambuhan dan mengoptimalkan fungsi dan proses kesembuhan (recovery).Setelah diperoleh dosis optimal, dosis tersebut dipertahankan selama lebih kurang 8-10 minggu sebelum masuk ke tahap rumatan. Pada fase ini dapat juga diberikan obat antipsikotika jangka panjang (long acting injectable), setiap 2-4 minggu.

C. Fase RumatanDosis mulai diturunkan secara bertahap sampai diperoleh dosis minimal yang masih mampu mencegah kekambuhan. Bila kondisi akut, pertama kali, terapi diberikan sampai dua tahun, bila sudah berjalan kronis dengan beberapa kali kekambuhan, terapi diberikan sampai lima tahun bahkan seumur hidup.

9. Edukasi(Hospital Health Promotion)Psikoedukasi

10. PrognosisBaik atau buruk

11. Tingkat EvidensIV

12. Tingkat RekomendasiC

13. Penelaah Kritis1. dr. Rudyhard E. Hutagalung, SpKJ2. dr. Eunice P. Najoan