skenario iii kelompok 13

49
Kelompok 13-B SKENARIO III

Upload: runi-arumndari

Post on 30-Jan-2016

249 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tutor

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario III Kelompok 13

Kelompok 13-B

SKENARIO III

Page 2: Skenario III Kelompok 13

DEFINISI, ETIOLOGI, DAN EPIDEMIOLOGI SKABIES

Page 3: Skenario III Kelompok 13

Definisi

Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Penyakit ini disebut juga the itch, seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal agogo, budukan atau penyakit ampera (Harahap, 2008).

Penyakit kulit akibat infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes Scabei pada manusia dan produknya dalam pada tubuh (Saripati Kulit)

Skabies (the itch, gudik, budukan, gatal agogo) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var, hominis dan produknya

Page 4: Skenario III Kelompok 13

Tungau skabies (Sarcoptes scabiei)Famili : SarcoptidaeOrdo : acariKelas : ArachnidaCiri :

tungau kecil berbentuk ovalPada stadium muda memiliki 6 kaki, sedangkan

stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki yaitu 2 pasang kaki depan yang pendek dan 2 pasang kaki di belakang

Ukuran 0,4 x 0,3 mm pada jantan / ± 350µ 0,2 x 0,15 mm pada betina / ± 200µ

ETIOLOGI

Page 5: Skenario III Kelompok 13

Epidemiologi Penyakit ini telah hampir ditemukan diseluruh negara dunia dengan angka prevalensi yang bervariasi. Di beberapa negara berkembang, prevalensinya berkisar antara 6-27% dari populasi umum dan cenderung lebih tinggi pada anak dan remaja (Sungkar, 1997). Namun penyakit ini dapat mengenai semua kalangan usia.

Di Indonesia penyakit Skabies yang hampir teratasi, ini cenderung mulai bangkit dan merebak kembali. Menurut Departemen Kesehatan RI prevaksi Skabies di Indonesia sebesar 4,60 – 12,95% dan skabies menduduki urutan ke 3 dari 12 penyakit kulit tersering (Notobroto, 2005).

Page 6: Skenario III Kelompok 13
Page 7: Skenario III Kelompok 13

CHRISTINE ANDRIANA

1161050023

Klasifikasi Skabies

Page 8: Skenario III Kelompok 13

1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated) Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan

terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.

2. Skabies pada bayi dan anak Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh

tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi lesi di muka.

Klasifikasi

Page 9: Skenario III Kelompok 13

3. Skabies yang ditularkan melalui hewan Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana

orang sering kontak/memeluk binatang kesayangan yaitu pada paha, perut, dada dan lengan.

Kelainan ini bersifat sementara (4 – 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.

Page 10: Skenario III Kelompok 13

4. Skabies Nodular Bentuk lesi berupa nodus coklat kemerahan

dan gatal.Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup,

terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila.

Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap tungau skabies.

Page 11: Skenario III Kelompok 13

5. Skabies Incognito Bentuk ini timbul pada skabies yang diobati

dengan kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi.

Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain.

Page 12: Skenario III Kelompok 13

6. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden) Penderita penyakit kronis dan orang tua yang

terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.

7. Skabies Krustosa (Norwegian Scabies) Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai

oleh lesi yang luas dengan  krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. 

Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. 

Page 13: Skenario III Kelompok 13

Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). 

Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah

Page 14: Skenario III Kelompok 13

PATOGENESIS

Page 15: Skenario III Kelompok 13

Kontak langsung(handuk , baju, tidur bersama bersalaman)

Masuk sampai stratum Papilare

Menempel pada kulit

Masuk ke epidermisBerkembang selama 4-6 minggu dalam tubuh

Page 16: Skenario III Kelompok 13

Masuk ke epidermis

dibuahiMembentuk

terowongan dilapisan epidermis

Ada yang bertahan ada yang keluar

Menetas 3-5 hari menjadi larva

Bertelur 4-5 perhari

Masuk sampai stratum korneum dan stratum granulosum

2 sampai 3 hari masuk ke stadium

nimfe

Bentuk 2 jenis betina dan jantan

Siklusnya berada di lapisan

epidermis selama 30 hari

8-12 hari menetas hingga dewasa

Memakan jaringan

Page 17: Skenario III Kelompok 13

PATOFISIOLOGI

Page 18: Skenario III Kelompok 13

Menembus kulit

Membuat terowong

an

Kanalikuli

Produce eegs and scybala

Produce secrete

Pruritus

Type IV hypersensitivity

Mediator inflamasi

Papul

Vesikel

Kebiasaan

menggaruk

Ekskoriasi

Page 19: Skenario III Kelompok 13

FRANSISKA SINURAT1161050043

FK UKI

SKENARIO 3BLOK 20 : SISTEM

INTEGUMEN

Page 20: Skenario III Kelompok 13

ANAMNESISIdentitasSacred SevenTinjauan UmumTinjauan SistemRPDRPKRKP

PEMERIKSAAN

Page 21: Skenario III Kelompok 13

PEMERIKSAAN FISIKInspeksi

Warna kulitPerubahan warna kulitEfloresensi

Jenis papula, vesikel, ekskoriasi, vesikula, kanalikulus

Lokasi sela jari tangan, pergelangan tangan, ketiak, sekitar pusat, paha bagian dalam, genitalia pria, dan bokong.

Penyebaran regionalSusunan miliar sampai lentikularBentukUkuran < 1 cmBatasTepiBagian tengahPermukaan

PEMERIKSAAN

Page 22: Skenario III Kelompok 13

PEMERIKSAAN

Page 23: Skenario III Kelompok 13

PEMERIKSAAN

Page 24: Skenario III Kelompok 13

PEMERIKSAAN

Page 25: Skenario III Kelompok 13

PEMERIKSAAN

Page 26: Skenario III Kelompok 13

PEMERIKSAAN FISIK

PalpasiKelembabanSuhuTeksturTurgorPermukaan

PEMERIKSAAN

Page 27: Skenario III Kelompok 13

Ditemukannya 2 dari 4 tanda kardinalGatal terutama di malam hariDitemukan lesi kulit yang khas pada tempat

predileksiAdanya riwayat anggota keluarga atau komunitas

yang menderita kelainan yang samaMenemukan Sarcoptes scabiei

Kerokan kulitMengambil tungau dengan jarumEpidermal shave biopsyBurrow ink testSwab kulitUji tetrasiklin

PEMERIKSAAN

Page 28: Skenario III Kelompok 13

PEMERIKSAAN

Page 29: Skenario III Kelompok 13

Khoirunnisa

11-155

Diagnosa Banding

Page 30: Skenario III Kelompok 13

FOLIKULITIS CREEPTING ERUPTION

DEFINISI peradangan pada selubung akar rambut atau folikel rambut

kelainan kulit khas berupa garis lurus atau berkelok-kelok, progresif, akibat larva yang kesasar.

ETIOLOGI

• bakteri gram positif staphylococcus aureus• herpes simplex / molluscum contagiosum• candida

• ancylostoma braziliensis • ancylostoma caninum

EPIDEMIOLOGI

• mengenai semua umur• pria dan wanita memiliki angka resiko yang sama• seringtimbul pada daerah panas atau beriklim tropis.

• lebih sering dijumpai pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa• banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lembab

Page 31: Skenario III Kelompok 13

FOLIKULITIS CREEPTING ERUPTION

PENULARAN

• bercukur• geseran dari pada pakaian • keringat berlebih• trauma atau luka padakulit

Telur cacing masuk ke tubuh manusia melalui kontak kulit dengan telur yang berada di kotoran anjing atau kucing.

PATOGENESIS

port de entry dari berbagai mikroorganisme terutamastaphylococcus aureussebagai penyebab folikulitis

larva memasuki kulit melalui folikel, fissura atau menembus kulit utuh menggunakan enzim protease, tapi infeksi nya hanya terbatas pada epidermis karena tidak memiliki enzym collagenase yang dibutuhkan untuk penetrasi kebagian kulit yang lebih dalam.

GAMBARAN EFLORESENSI

• papul • pustul • eritem • terdapat rambut dan biasanya multiple serta adanya krusta di sekitardaerah inflamasi

• papul erimatosa• snakelike appearance

Page 32: Skenario III Kelompok 13

FOLIKULITIS CREEPTING ERUPTION

MANIFESTASI KLINIS

• rasa gatal seperti terbakar pada daerah rambut• badan panas, malaise dan mual• teraba infiltrat di subkutan

• rasa gatal dan panas• Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari, sehingga pasien sulit tidur.

LOKASI

• kulit kepala, dagu, ketiak dan extremitas• daerah yang ditumbuhi rambut pendek dan kasar

• tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha• bagian tubuh di mana saja yang sering berkontak dengan tempat larva berada.

DIAGNOSIS

• Sampel kulit (biopsi)pada folikel rambut tampak edematosa dengansebukan sel radang

•Biopsi kurang mempunyai arti karena larva sulit ditemukan.•Penyakit ini akan sembuh sendiri (self limited), sekitar 50% larva mati dalam 12 minggu walaupun tanpa terapi.

Page 33: Skenario III Kelompok 13
Page 34: Skenario III Kelompok 13
Page 35: Skenario III Kelompok 13

Apen 11-180

TATALAKSANA

Page 36: Skenario III Kelompok 13

Syarat obat yang ideal ialah :

1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau2. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak

toksik3. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak

atau mewarnai pakaian 4. Mudah diperoleh dan harganya murah

Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati termasuk penderita yang hiposensitisasi

PENGOBATAN

Page 37: Skenario III Kelompok 13

1. Permetrin 5% (Elimite liini pertama)dalam bentuk krim merupakan obat pilihan untuk saat ini. Aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 2 bulan.

2. Krotamion 10%dalam krin atau losio merupakan obat pilihan, mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan antigatal; harus dijauhkan dari mata, mulut dan uretra.

FARMAKOLOGIS

Page 38: Skenario III Kelompok 13

3. Emulsi benzyl-benzoas 20-25%efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering menyebabkan iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

4. Gama Benzene Heksa Klorida- lini kedua bila yang ain gagal. Kadarnya 1% dalam krim losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi iritasi.- tidak dianjurkan pada anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.

Page 39: Skenario III Kelompok 13

5. Belerang endap (sulfur presipitatum)dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Tidak efektif terhadap stadium telur, maka penggunanya tidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangan yang lain ialah berbau dan mengotori pakaina dan kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.

6. Malation 0,5% dalam bentuk lotion digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian. Diberikan sekiranya permetrin terbukti tidak efektif

Page 40: Skenario III Kelompok 13

7. Monosulfiran (Tetmosol) Tersedia dalam bentuk lotion 25%, yang

sebelum digunakan harus ditambah 2-3 bagian dari ir dan digunakan selama 2-3 hari. Juga terdapat dalam bentuk medicated soap.

Page 41: Skenario III Kelompok 13

1. Antihistamin klasik sedatif ringan untuk mengurangi gatal, misalnya klorfeniramin maleat 0,34 mg/kg BB 3x sehari

2. Antibiotik bila ditemukan infeksi sekunder misalnya ampisilin, amoksisilin, eritromisin.

3. Kortikosteroid (diberikan 1-2 minggu) sampai lesi mereda

SISTEMIK

Page 42: Skenario III Kelompok 13

1. Mencuci bersih atau merebus dengan air panas handuk, seprei maupun baju penderita skabies (yang dipakai dalam 5 hari terakhir), kemudian menjemurnya hingga kering.

2. Menghilangkan faktor predisposisi, antara lain dengan penyuluhan mengenai higiene perorangan dan lingkungan

3. Menghindari pemakaian baju handuk, seprai secara bersama-sama.

4. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi memutuskan rantai penularan

5. Menghindari kontak langsung dengan penderita mengingat parasit mudah menular pada kulit biasa, tidak membahayakan jiwa namun sangat menggangu kehidupan sehari-hari

Non-FARMAKOLOGIS

Page 43: Skenario III Kelompok 13

Marselina

11-031

KOMPLIKASI & PROGNOSIS

Page 44: Skenario III Kelompok 13

Epidemiologi : sering ditemukan pada masa anak – anak dan dewasa muda.

Lokasi : batang tubuh, dan ekstremitas inferior.Gejala :

Nodul gatalBerwarna merah kecoklatan.

Diagnosis :Pada pemeriksaan jarang ditemukan tungau,

sehingga dikaitkan dengan reaksi hipersensitivitas tertunda (tipe 4)

1. Persisten Skabies Nodular

Page 45: Skenario III Kelompok 13

Definisi: merupakan reaksi alergi akibat adanya tungau dan setelah mengalami pengobatan jangka panjang

Gejala : Pruritus nokturnalMalaiseGangguan tidur

Lokasi : berbatas pada daerah pembentukan lesi awal

( secara regional)

2. Post Scabietic Itch

Page 46: Skenario III Kelompok 13

Definisi : peradangan kulit kronis dan residif, yang sering terjadi pada masa bayi dan anak – anak berhubungan dengan peningkatan IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga/penderita.

Lokasi : peradangan pada daerah epidermis/dermis

Gejala :Kulit kemerahanKulit kering / basah / tebalKulit berskuama

3. Eczema

Page 47: Skenario III Kelompok 13

Definisi : radang folikel rambut dan daerah sekitarnya.

Etiologi : Staphylococcus aureusGejala : nyeri, ada eritematosa, pustul,

abses.Predileksi : aksila dan bokong.

4. Furunkulosis

Terjadi akibat proses garukkan, sehingga menimbulkan infeksi sekunder.

Page 48: Skenario III Kelompok 13

Definisi : ulkus superfisial dengan krustaEtiologi : Streptococcus B hemolyticusGejala : krusta tebal berwarna kuningPredileksi : tungkai bawah yang sering

mendapat trauma

5. Ektima

Page 49: Skenario III Kelompok 13

Dengan pemakaian obat yang baik, serta menghilangkan faktor predisposisi (higiene), maka pengobatan Dubia et Bonam

Prognosis