skenario 5

20
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK PBL SKENARIO 5 BLOK 2 KELOMPOK C Ketua : Aulia Au Adia NIM: 155070407111012 Sekretaris : Mochamad Zainal Adim NIM : 155070400111026 Anggota : Abram Valerian Hersanto NIM : 155070400111027 Abde Paraton Nariesetya NIM : 155070400111028 Chintya dewi novyanti NIM : 155070400111029 Agnes Sonya Anggun W.NIM : 155070400111030 Novita Ayu Prabawani NIM : 155070400111031 Dwi Elvi Setianingsih NIM : 155070400111032 Aninditha Sekarwangi NIM : 155070400111038 Tombak Hidayatullah NIM : 155070400111039 Tsarwah Az-Zahra NIM : 155070400111040 Nur Iqraini NIM : 155070407111009 Nana Mardiana Vilianti NIM : 155070407111010 Dea Yusnia Anggraeni NIM : 155070407111011 DK 1 : Senin/7 Desember 2015 DK 2 : Kamis/10 Desember 2015

Upload: zainal

Post on 11-Jul-2016

238 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKENARIO 5

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK PBLSKENARIO 5 BLOK 2

KELOMPOK C

Ketua : Aulia Au Adia NIM:

155070407111012 Sekretaris : Mochamad Zainal Adim NIM : 155070400111026 Anggota : Abram Valerian Hersanto NIM : 155070400111027

Abde Paraton Nariesetya NIM : 155070400111028Chintya dewi novyanti NIM : 155070400111029

Agnes Sonya Anggun W.NIM : 155070400111030 Novita Ayu Prabawani NIM : 155070400111031

Dwi Elvi Setianingsih NIM : 155070400111032Aninditha Sekarwangi NIM : 155070400111038Tombak Hidayatullah NIM : 155070400111039Tsarwah Az-Zahra NIM : 155070400111040Nur Iqraini NIM : 155070407111009Nana Mardiana Vilianti NIM : 155070407111010Dea Yusnia Anggraeni NIM : 155070407111011

DK 1 : Senin/7 Desember 2015DK 2 : Kamis/10 Desember 2015

FASILITATOR : drg. Ester Handayani Lodra, Sp. BM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS BRAWIJAYA

2015KATA PENGANTAR

Page 2: SKENARIO 5

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga dapat terselesaikan Laporan Diskusi Kelompok Problem-Based Learning Skenario 5 pada blok 2 ini.

Diskusi Kelompok (DK) adalah salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya. Laporan Diskusi Kelompok Problem-Based Learning ini disusun sebagai laporan hasil diskusi kelompok yang dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2015 dan 10 Desember 2015.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajianya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan lapang dada. Demikian pengantar dalam laporan kami, semoga bermanfaat dan memenuhi syarat sebagaimana yang telah ditentukan.

Malang, 14 Desember 2015

Tim Penulis

Page 3: SKENARIO 5

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR.............................................................................iDAFTAR ISI........................................................................................ ii

I. Skenario............................................................................................1II. Istilah asing/kata sulit........................................................................1III. Identifikasi masalah..........................................................................1IV. Hipotesis...........................................................................................1V. Learning issues.................................................................................2VI. Learning outcomes............................................................................2

A. Sistem sirkulasi...........................................................................2a) Definisi ...............................................................................2b) Macam dan fungsi................................................................2c) Organ-organ dalam system sirkulasi (anatomi)....................5d) Proses sirkulasi darah dan regulasi......................................9

B. Sistem respirasi..........................................................................10a) Definisi ...............................................................................10b) Macam dan fungsi................................................................10c) Organ-organ dalam sistem respirasi (anatomi)....................10d) Proses respirasi dan regulasi................................................13

C. Sistem ekskresi...........................................................................16a) Definisi ...............................................................................16b) Fungsi ...............................................................................16c) Bagian-bagian ginjal (anatomi)............................................16d) Proses pembuatan urin dan regulasi....................................17

D. Sistem limfatik............................................................................18a) Definisi ...............................................................................18b) Fungsi ...............................................................................18c) Organ-organ dalam sistem limfatik (anatomi)......................18d) Proses sistem limfatik..........................................................23

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................24

Page 4: SKENARIO 5

I. SKENARIOBlok 2 Skenario 4 : SISTEM PERTAHANAN TUBUH DAN ENERGI

(PENYEDIAAN, METABOLISME, DAN PENGGUNAANNYA

Seorang ibu memasuki usia 60 tahun masih tampak segar, bugar, dan masih energik.

Keadaan tersebut tidak dapat dipisahkan dari perilaku hidu sehar yang dilakukannya

seperti berolah raga teratur setiap hari dan mengkonsumsi makanan dengan gizi

seimbang, sehingga proses pengolahan nutrisi pada tubuhnya berlangsung baik dan tidak

ada keluhan pada sistem percernaan. Ibu ini memiliki juga melakukan kebiasaan sehat

dengan minum air dalam jumlah yang cukup setiap hari. Manfaat yang dapat dirasakan

ketika ibu tersebut mengikuti acara jalan sehat bagi lansia, dia tidak terlalu tampak

kelelahan meskipun cuaca panas.

II. ISTILAH ASING/KATA SULITUnfamiliar term: -Keywords : 1. Pengolahan nutrisi2. Sistem pencernaan3. Perilaku hidup sehat4. Gizi seimbang5. Tidak terlalu tampak kelelahan

III. IDENTIFIKASI MASALAH1. Mengapa pola hidup sehat berpengaruh terhadap pengolahan nutrisi?2. Apa yang dimaksud dengan gizi seimbang?3. Bagaimana mekanisme sistem pencernaan dalam pengolahan nutrisi yang

masuk ke dalam tubuh?4. Bagaimana cara berperilaku hidup sehat?5. Gangguan apa saja yang terdapat dalam sistem pencernaan?6. Apa akibatnya bila nutrisi dalam tubuh tidak tercukupi?7. Mengapa dengan minum air putih menyebabkan tidak mudah lelah walaupun

cuaca panas?8. Nutrisi apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh agar sistem pencernaan dapat

berjalan dengan baik?

IV. HIPOTESIS1. Pola hidup Sehat

a. Olahraga1). Perubahan asam piruvat2). Memacu kerja jantung

Page 5: SKENARIO 5

3). Pembakaran kalorib. Gizi Seimbang

1). Karbohidrat2). Protein3). Lemak4). Vitamin5). Mineral

c. Metabolisme

2. Sistem Pencernaana. Mekanisme

1). Mulut2). Faring3). Lambung4). Duodenum5). Jejunum dan ileum6). Colon7). Rektum

b. Gangguan

3. Sistem Regulasi Tubuh

Page 6: SKENARIO 5

V. LEARNING ISSUESMenjelaskan tentang :

1. Metabolisme : a) Definisib) Macam dan fungsic) Proses metabolisme dalam sel dan jaringan

2. Sistem Pencernaan: a) Anatomib) Histologic) Fisiologi

3. Nutrisi :a) Definisib) Macam-macam dan fungsi

4. Regulasi dan Struktur dalam Cairan Tubuh

5. Regulasi Suhu Tubuh Secara Sistemik

VI. LEARNING ISSUES1. Metabolisme

a) DefinisiProses pertukaran zat pada organisme yang meliputi proses fisika dan

kimia, pembentukan dan penguraian zat di dalam badan yang memungkinkan

berlangsungnya hidup.

b) Macam dan fungsi

Berdasarkan prosesnya metabolism dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Anabolisme/Asimilasi/Sintesis

Proses pembentukan molekul yang kompleks dengan menggunakan energy

tinggi. Yaitu menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi makromolekul

yang lebih kompleks, memerlukan energi yang disuplai dari hidrolisis ATP.

2. Katabolisme (Dissimilasi)

Page 7: SKENARIO 5

Proses penguraian zat untuk membebaskan energy kimia yang tersimpan dalam

senyawa organic tersebut. Yaitu memecah molekul kompleks menjadi molekul

yang lebih sederhana, melepaskan energi yang dibutuhkan untuk mensintesis

ATP.

KATABOLISME

1. Glikolisis

Adalah rangkaian reaksi pengubahan molekul glukosa menjadi asam

piruvat dengan menghasilkan NADH dan ATP.

Sifat – sifat glikolisis ialah:

1. Dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob

2. Dalam glikolisis terdapat kegiatan enzimatis dan AdenosineTrifosfat

(ATP) serta Adenosine Difosfat (ADP)

3. ADP dan ATP berperan dalam pemindahan fosfat dari molekul satu ke

molekul lainnya.

Glukosa sebagai substrat dalam respirasi aerob (maupun anaerob)

diperoleh dari hasil fotosintesis.diawali dengan penambahan satu fosfat oleh

ATPO terhadap glukosa, sehingga terbentuk glukosa – 6 fosfat dan ATP

menyusut menjadi ADP . peristiwa ini disebut fosfolirasi yang berlangsung

dengan bantuan enzim heksokinase dan ion Mg++ hasil akhir dari fosfolirasi

berupa fruktosa-1, 6-difosfat dan dari sinilah dimulai glikolisis.

Page 8: SKENARIO 5

3.bp.blogspot.com

2. Siklus Krebs ( Siklus Asam Sitrat)

Pada siklus krebs ini (terjadi dimatriks mitokondria) asetil KoA

diubah menjadi KoA.

Page 9: SKENARIO 5

www.faktailmiah.com

3. Sistem transport electron

Pada sistem transpor electron berlangsung pengepakan energy dari

glukosa menjadi ATP. Reaksi i=ni terjadi didalam membaran dalam mitokondria,

hydrogen dari siklus krebs yang tergabung dalam FADH2dan NADH diubah

menjadi elektorn dan proton. Pada sistem transport electron ini, oksigen adalah

akseptor electron yang terakhir , setelah menerima electron , O2 akan bereaksi

dengan H+ membentuk H2O. pada sistem ini dihasilkan 34 ATP.

Glikolisis 2 NADH2= 6 ATP 2 ATP

Reaksi antara 2 NADH2= 6 ATP

Siklus Krebs 6 NADH2= 18 ATP 2 ATP

2 FADH2= 4 ATP

34 ATP 4 ATP

Page 10: SKENARIO 5

Images.slideplayer.info

4. Respirasi Aerob dan Anaerob

Respirasi aerob adalah suatu proses pernapasan yang membutuhkan iksigen

dari udara. Ada beberapa tumbuhan yang kegiatan respirasinya menurun bila

konsentrasi oksigen di udara dibawah normal, misalnya bayam, wortel dan bebrapa

tumbuhan lainnya. Respirasi anaerob dapat pula disebut fermentasi atau respirasi

intramolekul. Tujuan fermentasi sama dengan respirasi aerob, yaitu mendapatkan

energy. Hanya saja energi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari respirasi aerob.

Perhatikan reaksi dibawah ini!

Respirasi aerob :

C6H12O6 ---- 6 CO2 + 6 H2O + 675 kal + 38 ATP

Respiasi anaerob:

C6H12O6 ------ 2 C2H5OH + 2CO2 + 21 kal + 2 ATP

Pernapasan anaerob dapat berlangsung didalam udara bebas, tetapi proses ini tidak

menggunakan O2 yang disediakan di udara. Fermentasi sering pula disebut sebagai

peragian alcohol atau alkoholisasi. Pada respirasi aerob maupun anaerob, asam

piruvat hasil proses glikolisis merupakan substrat.

Perhatikan skema dibawah ini

a. Asam piruvat dalam respirasi anaerob

Page 11: SKENARIO 5

b. Asam piruvat dalam respirasi aerob

Pembongkaran sempurna terjadi pada oksidasi asam piruvat dalam respirasi aerob.

Dari proses ini dihasilkan CO2 dan H2O serta energy yang lebih banyak , yaitu 38

ATP.

ANABOLISME

Anabolisme/Asimilasi/Sintesis, yaitu proses pembentakan molekul yang

kompleks dengan menggunakan energi tinggi.

energi cahaya 6 CO2 + 6 H2O ———————————> C6H1206 + 6 02 klorofil glukosa (energi kimia)

1. Sintesis Lemak

Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Koenzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.

a. Sintesis Lemak dari Karbohidrat : Glukosa diurai menjadi piruvat ———> gliserol. Glukosa diubah ———> gula fosfat ———> asetilKo-A ———> asam lemak. Gliserol + asam lemak ———> lemak.

b. Sintesis Lemak dari Protein: Protein ————————> Asam Amino protease

Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat ———> Asetil Ko-A.

Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat ——> gliserol ——> fosfogliseroldehid

Page 12: SKENARIO 5

Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk lemak.

Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.

2. Sintesis Protein

Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida. Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein". Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.

2. Sistem Pencernaana) Anatomib) Histologi

1. Rongga MulutDi dalam rongga mulut, makanan ditampung, dikunyah, dan dilumasi oleh liar agar lebih mudah ditelan. Karena itu daerah ini dilapisi oleh epitel squamous complex non cornifikasi dan juga melapisi permukaan dalam bibir.

2. BibirDilapisi oleh kulit yang sangat tipis yang ditutupi oleh epitel squamous complex dengan cornifikasi. Bibir berwarna merah karena pembuluh darah dekat dengan bibir.

3. LidahOrgan berotot di rongga mulut. Bagian tengah lidah terdiri atas jaringan ikat dan berkas-berkas otot rangka. Permukaan lidah dilapisi elevasi permukaan yang disebut papilla. Papila terindentasi oleh jaringan ikat dibawahnya yaitu lamina propria. Semua papilla lidah dilapisi oleh epitel squamous complex. Ada empat jenis papilla, yaitu :

Papilla Filiformis Papila terbanyak dan terkecil pada permukaan lidah dan berbentuk kerucut lancip. Papilla ini menutupi semua permukaan dorsal lidah.

Papilla Fungiformis Berukuran lebih besar, tinggi dan lebar dari papilla filliformis tetapi lebih sedikit. Berbentuk seperti jamur dan lebih banyak di anterior lidah dan terselip diantara filiformis.

Papilla sirkumvalataJauh lebih besar dari papilla lainnya dan terletak di daerah posterior lidah. Memiliki ciri khas dikelilingi oleh sulkus dalam secara sempurna.

Page 13: SKENARIO 5

Papilla foliate Berkembang baik pada hewan tertentu, tetapi rudimenter atau kurang berkembang pada manusia.

4. Kuncup kecapTerletak di papilla foliate, fungiformis, sirkumvalata, faring, palatum, dan epiglottis. Setiap kuncup kecap menempati seluruh ketebalan epitel. Di dalamnya terdapat sel neuroepitelial(kecap). Sel-selnya berkaitan erat dengan serat aferen yang kecil. Di dalam lingkup kuncup kecap juga terdapat sel sustentakuler penunjang yang memanjang. Semua sel-sel yang ada di kuncup kecap dianggap sebagai sel induk bagi sel-sel khusus kuncup kecap.

5. Agrerasi Limfoid : TonsilTonsila adalah kumpulan jaringan limfoid difus dan nodulus limfoid yang terletak di faring mulut.

Tonsilla palatineTerletak di dinding lateral orofaring dan dilapisi oleh epitel squamous complex non cornifikasi. Kapsul jaringan ikat memisahkan tonsila dari jaringan sekitar.

Tonsila faringealisStruktur tunggal yang terletak di bagian superior dan posterior faring. Dilapisi oleh epitel bertingkat semu bersilia. Terletak di permukaan dorsal sepertiga belakang lidah. Terdiri dari beberapa dan tampak sebagai tonjolan kecil yang terdiri dari massa agregasi limfoid.

Tolsila lingualisDilapisi oleh epitel squamous complex non cornifikasi. Mengalami invaginasi oleh epitel sehingga terbentuk banyak kriptus.

6. Kelenjar liur utamaAda tiga kelenjar liur utama, yaitu :

Kelenjar liur parotisKelenjar serosa besar yang digolongkan sebagai kelenjar tubuloasinar kompleks. Kelenjar parotis dikelilingi kapsul yang membagi kelenjar menjadi lobus dan lobulus. Setiap lobulus mengandung sel sekretorik, sebagian mengandung banyak sel adipose. Terdapat di depan dan bawah telinga luar.

Kelenjar liur submandibularisMerupakan kelenjar tubuloasinar kompleks. Submandibullaris adalah kelenjar campuran, mengandung asini serosa dan mukosa, dengan asini serosa yang mendominasi. Asini mukosa biasanya dikelilingi oleh satu atau lebih sel serosa. Berada di belakang sublingualis dan di dalam otot maseter.

Kelenjar liur sublingualisMerupakan kelenjar liur terkecil. Kumpulan kelenjar-kelenjar kecil di bawah lidah.

Sel-sel pada kelenjar liur(asinus) Sel serosa : memiliki bentuk pyramid, intinya bulat atau lonjong dan menumpuk di

bagian atas sitoplasma Sel mukosa: bentuk serupa dengan serosa, sitoplasmanya terang disebut mucus.

Duktus pada kelenjar liur

Page 14: SKENARIO 5

Duktus interkalaris Duktus striata Duktus intralobularis ekskretorius Duktus interlobularis dan interlobaris7. Esophagus

Saluran lunak yang terletak di belakang trakea dan di mediastinum rongga toraks. Esophagus hanya dikelilingi oleh jaringan ikat(adventisia). Di rongga abdomen, dinding terluar dilapisi mesotelium(epitel squamous simplex). Di sebelah dalam dilapisi oleh epitel squamous complex non cornifikasi. Kelenjar mukosa esophagus terdapat di lamina propria dan submukosa untuk melumasi.

8. LambungPada permukaan luminal lambung terlihat banyak llubang kecil foveola gastric yang dibentuk oleh epitel luminal berinvaginasi ke lamina propia, jaringan ikat mukosa di bawahnya.

1. Intestinum TenueIntestibum tenue adalah saluran panjang berkelak-kelok dengan panjang

kira-kira 5-7 meter, ini adalah bagian saluran terpanjang. Intestinum tenue terbentang dari pertautan dengan gaster untuk menyatu dengan kolon (intestinum crissum). Untuk keperluan deskriptif, intestinum tenue dibagi menjadi tiga bagian; duodenum, jejunum, dan ileum. Meskipun perbedaan mikroskopisnya hanya sedikit namun ketiga segmen (bagian) tersebut dapat dibedakan.

a. Duodenum adalah segmen terpendek intestinum tenue. Vili di bagian ini tampak lebar, tinggi, dan banyak, dengan sedikit sel goblet di epitel. Kelenjar-kelenjar duodenal bercabang (Brunner) dengan sel penghasil mukus di submukosa.

b. Jejunum memperlihatkan vili yang lebih pendek, lebih sempit, dan lebih sedikit daripada duodenum. Sel goblet di epitel ini lebih banyak.

c. Ileum memperlihatkan sedikit vili yang sempit dan pendek. Selain itu, sel epitel mengandung lebih banyak sel goblet dibandingkan dengan duodenum dan jejunum. Nodulus limfoid berukuran besar dan banyak di ileum, tempat nodulus limfoid membentuk agregrasi di lamina propria dan submukosa untuk membentuk nodulus lymphoideus aggregatus submucocu (peyer’s patch).

Fungsi utama intestinum tenue adalah mencerna isi gaster dan absorpsi ke dalam kapiler darah dan lakteal limfe.

Modifikasi Permukaan Intestinum Tenue untuk Absorpsia. Plica sirculares adalah lipatan atau peninggian mukosa dengan inti

submukosa permukaan yang terpilin dan terjulur ke dalam lumen intestinum tenue. Plica sirculares paling menonjol di bagian proksimal intestinum tenue, tempat absorpsi paling sering terjadi, plica sirculares semakin mengecil ke arah ileum.

b. Villi adalah tonjolan permanen lamina propria mukosa mirip-jari yang terjulur ke dalam lumen intestinum tenue. Villi dilapisi oleh epithelium simplex columnare dan juga lebih menonjol di bagian proksimal intestinum tenue. Tinggi villi berkurang ke arah ileum. Bagian medial jaringan ikat masing-masing vilus mengandung kapiler limfe yang disebut lakteal, kapiler darah, dan berkas otot polos.

c. Microvilli adalah juluran sitoplasma yang melapisi apeks sel absorptif intestinum tenue. Microvilli tampak di bawah mikroskop cahaya berupa limbus striatus. Microvilli dilapisi oleh suatu selubung glikoprotein

Page 15: SKENARIO 5

glikokaliks, yang mengandung enzim limbus striatus misalnya laktase, peptidase, sukrose, lipase, dan enzim lain yang terpenting untuk pencernaan.

Sel-sel Intestinum Tenue

a. Sel absorptif adalah jenis sel terbanyak di epitel intestenium tenue. Sel ini adalah high columnar cell dengan limbus striatus microvilli yang jelas. Microvillus dilindungi dari zat kimiawi korosif oleh selubung glycocalyx tebal.

b. Sel goblet (exocrinocytus califormis) terselip diantara sel-sel absorptif epithelium columnar intestinum tenue. Sel ini semakin banyak ke arah ileum.

c. Sel enteroendokrin tersebar di seluruh epithel villi dan kelenjar intestinal. Sel ini mengeluarkan banyak hormon regulator untuk sistem pencernaan. Granula sekretorik sel ini terletak di dasar sel dan dekat dengan kapiler.

d. Sel tidak berdiferensiasi memperlihatkan aktivitas mitosis dan terletak di dasar kelenjar intestinal. Sel ini berfungsi sebagai sel induk dan menggantikan sel absorptif columnar, sel goblet, dan sel kelenjar intestinal yang rusak.

e. Sel peneth terletak di dasar kelenjar intestinal. Sel ini ditandai dengan adanya granula eosinofilik terpulas-gelap di sitoplasmanya. Sel ini menghasilkan enzim antibakterial lisozim untuk mengontrol flora mikroba di intestinum tenue.

f. Sel M (epitheliocytus microplicatus) adalah sel epitel yang sangat khusus yang melapisi nodulus lymphoideus aggregatus submucocus dan nodulus limfoid yang besar; bagian ini tidak ditemukan di bagian intestinum tenue lainnya. Sel M memfagositosis antigen luminal dan menyajikannya ke limfosit dan makrofag di lamina propria, yang kemudian dirancang untuk menghasilkan antibodi spesifik terhadap antigen tersebut.

Kelenjar Intestinum Tenuea. Kelenjar Intestinal (grandula intertinalis) atau kriptus Lieberkuhn terletak

di antara villi di sepanjang intestinum tenue. Kelenjar ini bermuara ke dalam lumen intestinum tenue di dasar villi. Epithel squamous simplex yang melapisi villi juga melapisi kelenjar intestinal. Di kelenjar, dijumpai sel induk, sel absorptif, sel goblet, sel peneth, dan beberapa sel enderoendokrin.

b. Kelenjar duodenal (Brunner) terutama ditemukan di submukosa bagian awal duodenum dan sangat khas untuk region intestinum tenue ini. Brunner adalah kelenjar tubuloasinar bercabang dengan sel mukosa terpulas-pucat. Duktus kelenjar duodenal menembus muskularis mukosa untuk mengeluarkan produk sekretoriknya di dasar kelenjar intestinal. Produk sekretorinya ini berupa mucus dan bikarbonat. Sekresi bikarbonat masuk ke dasar kelenjar intestinal dan melindungi duodenum dari krimus yang asam. Polipeptida urogastron dari kelenjar duodenal menghambat sekresi asam hidroklorida.

Akumulasi Limfe di Intestinum Tenue

a. Nodus Lymphoideus aggregatus submucosus (Peyer’s patch) adalah agresi nodulus limfoid permanen yang tersusun rapat. Bercak ini terutama dijumpai di dinding bagian terminal intestinum tenue, ileum. Nodulus ini menempati sebagian besar lamina propria dan submukosa

Page 16: SKENARIO 5

ileum. Di atas plak Peyer terdapat sel M khusus yang terdapat di bagian intestinum lain.

b. Sel M menunjukkan invaginasi dalam yang mengandung makrofag dan limfosit. Sel ini berkontrak dengan antigen dan menyajikannya ke limfosit dan memicu respon.

2. Intestenum CrassumIntestenum crassum terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum.

Saluran ini lebih pendek dan kurang berkelok-kelok dibandingkan dengan intestenum tenue. Intestenum tenue terdiri atas segmen awal yaitu sekum, kolon ascendens, transversum, desenden, dan sigmoid, serta rektum dan anus.

Kimus masuk ke intestenum crassum dari ileum melalui katup ileosekal (istium ileale). Sisa makanan yang tidak tercerna dan tidak diabsorpsi oleh intestenum tenue didorong ke dalam intestenum crassum oleh gerak peristaltik kuat otot polos di muskularis eksterna. Residu yang memasuki intestenum crassum berada dalam bentuk setengah cair, namun saat mencapai intestenum crassum, residu ini telah menjadi feses setengah padat.

Fungsi utama intestenum crassum adalah mengabsorpsi air dan mineral (elektrolit) dari bahan makanan tidak tercerna yang diangkut dari ileum dan memadatkannya menjadi feses untuk dikeluarkan dari tubuh. Sehubungan dengan fungsi ini, epithel intestenum crassum mengandung sel absorptif kolumnar dan sel goblet penghasil mucus, yang menghasilkan mukus untuk melumasi lumen intestenum crassum agar feses mudah lewat. Tidak ada enzim pencernaan yang dihasilkan oleh intestenum crassum.

Perbedaan Histologik Antara Intestenum Tenue dan Intestenum Crassum

Intestenum tenue tidak memilik plica sirculares dari villi yang menjadi khas intestenum tenue. Kelenjar intestinal terdapat di intestenum crissum dan serupa dengan yang ada di intestenum tenue. Namun, kelenjar ini lebih panjang dan tidak memiliki sel peneth di dasarnya. Epitel intestenum tenue juga mengandung berbagai sel enteroendokrin.

Meskipun terdapat di intestenum tenue, sel goblet lebih banyak di epitel intestenum tenue. Jumlah sel goblet juga meningkat dari sekum ke arah sigmoid. Lamina propria intestenum tenue mengandung banyak nodus limfoid soliter, akumulasi limfosit, sel plasma, dan makrofag.

Berbeda dengan intestenum crissum, muskularis eksterna intestenum crissum dan sekum memperlihatkan susunan unik. Terdapat lapisan otot polos sirkulas dalam. Namun, lapisan otot longitudinal luar tersusun menjadi tiga berkas otot longitudinal yang disebut taenia coli. Kontraksi di taenica coli membentuk kantung (sakulus) di intestenum crassum yaitu haustra. Haustra ini sangat khas dari intestenum crassum yang berfungsi untuk menyerap air dalam jumlah besar.

Page 17: SKENARIO 5

c) Fisiologi

3. Nutrisi :a) Definisib) Macam-macam dan fungsi

4. Regulasi dan Struktur dalam Cairan Tubuh1. RegulasiTubuh memiliki mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan agar dalam kondisi seimbang atau tetap. Organ yang megatur keseimbangan cairan adalah:a. Kulitb. Jantung dan pembuluh darahc. Paru-parud. Gastra intestinal’

Terdapat beberapa macam proses perpindahan cairan tubuh yang terjadi di dalam tubuh, diantaranya adalah:

a. Difusib. Osmosisc. Transport aktifd. Tekanan hidrostatike. Filtrasif. Tekanan osmotic koloidg. Kompartmen intraseluler dan kompartmen interseluler2. StrukturKandungan air pada:a. Bayi : 75% - 80%b. Dewasa : 60% -70% (pria)50% - 60% (wanita)c. Otak manusia : 85%d. Tulang : 10%- 15%

60% air di tubuh terjadi dengan cara perpindahan kompartmen intraseluler

Keseimbangan ekstraseluler : cairan intravaskuler 20%, 80% cairan darah, vena, hati, kapiler

Page 18: SKENARIO 5

5. Regulasi Suhu Tubuh Secara Sistemik

VII. DAFTAR PUSTAKA1. Oputu, Arifin. 2013. Metabolisme Sel. (Online)

(https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKE

wjYuOeY7crJAhXLI44KHWtmBW4QFgglMAI&url=https%3A%2F

%2Foputu.googlecode.com%2Ffiles

%2FMetabolisme.pdf&usg=AFQjCNFzlJ7J9kbhJLjH83m1jQ86txiAgw&bvm

=bv.108538919,d.c2E) (diakses 8 Desember 2015, 06.02)

2. Ss

3. Guyton, Arthur C dan John E Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology Eleventh Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders.

4.